Pilih Nabung sendiri atau Jaminan Hari Tua untuk Masa Pensiun Nanti?
Masa pensiun itu literally soal menyiapkan diri buat bisa hidup tanpa memikirkan gaji lagi tiap bulan. Nah, Jaminan Hari Tua banyak juga jadi salah satu pilihan, karena dianggap aman dan sudah teratur dikelola. Tapi, ada juga yang mulai pilih nabung sendiri biar lebih bebas mengatur uang sesuai kebutuhan.
Kamu tim mana? Nabung sendiri atau mengandalkan Jaminan Hari Tua?
Ya, dua-duanya sih punya sisi menarik. Jaminan Hari Tua memberi rasa tenang karena dananya pasti aman, sementara nabung mandiri memberimu kebebasan buat eksplorasi investasi yang memungkinkanmu dapat hasil lebih besar.
Gimana? Bingung? Biar enggak bingung, yuk coba pahami dulu apa yang cocok buat kondisi dan rencana masa depan kamu.
Table of Contents
Pengertian dan Mekanisme Jaminan Hari Tua (JHT)
Jaminan Hari Tua, atau JHT, adalah program dari BPJS Ketenagakerjaan yang dirancang untuk membantu pekerja mempersiapkan dana pensiun. Intinya, selama bekerja, sebagian dari gaji dialokasikan ke program ini, baik melalui iuran pribadi maupun kontribusi dari perusahaan. Uang tersebut lantas dikelola oleh BPJS untuk investasi yang hasilnya akan diberikan saat usia pensiun tiba, atau dalam kondisi tertentu seperti pemutusan hubungan kerja.
Keuntungan utama Jaminan Hari Tua ini cukup menarik. Pertama, dana yang disetor relatif aman karena diawasi oleh pemerintah. Kedua, ada bunga investasi yang bisa menambah nilai tabungan, meskipun tidak seagresif investasi lain seperti saham. Ketiga, pencairan dana cukup jelas aturannya, yakni bisa diambil penuh saat mencapai usia 56 tahun.
Namun, ada juga sisi kurang fleksibel dari JHT. Pengelolaan dana sepenuhnya di tangan BPJS, jadi tidak bisa diatur atau dialokasikan sendiri. Selain itu, pencairannya terbatas pada kondisi tertentu, sehingga kurang cocok untuk kebutuhan darurat jangka pendek. Program ini lebih kayak safe deposit box gitu, yang baru bisa dibuka di waktu yang sudah ditentukan.
Dengan kata lain, Jaminan Hari Tua adalah pilihan yang aman dan praktis, tapi kurang fleksibel dibandingkan menabung secara mandiri.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Dana Pensiun dan Karakteristiknya
Menabung Secara Mandiri untuk Masa Pensiun
Menabung secara mandiri itu seperti jadi kapten kapal untuk masa depan finansial kamu sendiri. Semua keputusan ada di tangan, dari mau parkir di tabungan biasa, tambat di deposito, atau berlayar ke investasi yang lebih menantang. Mau pilih yang aman-aman saja atau berani ambil risiko lebih tinggi, semua terserah kamu.
Keuntungannya jelas: fleksibilitas. Mau setor kapan saja, ambil kapan saja (asal enggak kalap), enggak ada yang melarang. Selain itu, kontrol sepenuhnya ada di tanganmu. Misalnya, uang bisa dialokasikan ke berbagai instrumen seperti reksa dana, saham, atau bahkan emas, kalau merasa itu lebih stabil. Diversifikasi ini membantu meminimalkan risiko kalau salah satu aset kurang perform.
Tapi, jangan lupa. Jadi kapten juga butuh tanggung jawab besar. Risiko investasi bisa saja lebih tinggi daripada JHT. Nilai aset bisa naik turun sesuai kondisi pasar, yang bisa sangat fluktuatir.
Di samping itu, ada yang paling berat: disiplin diri. Kalau enggak konsisten menyisihkan uang atau tergoda bocor halus—misalnya demi beli gadget baru—impian pensiun bahagia bisa berantakan.
Intinya, menabung mandiri itu seru dan penuh kebebasan, tapi butuh nyali, ilmu, dan komitmen. Kalau berhasil, hadiahnya ya masa pensiun yang nyaman dan sesuai rencana. Kalau gagal, ya … siap-siap harus menghadapi ‘drama’ masa tua.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum memutuskan mau pakai Jaminan Hari Tua atau mau nabung mandiri, ada beberapa hal yang perlu dipikirin matang-matang. Jangan sampai keputusan finansial malah bikin hidup pensiun nanti jadi drama sinetron. Yuk, bahas satu-satu!
1. Stabilitas Finansial dan Pendapatan Saat Ini
Kalau gaji sekarang masih gaji satu koma empat—gajian tanggal satu sudah koma di tanggal empat—alias pas-pasan buat hidup paling basic, mungkin lebih realistis kalau kamu mulai dari yang simpel seperti Jaminan Hari Tua.
Tapi, kalau keuangan lumayan stabil dan ada sisa buat diinvestasikan, enggak ada salahnya mulai eksplorasi tabungan mandiri atau investasi. Yang penting, jangan terlalu memaksakan diri—biar enggak malah makan mi instan tiap hari.
2. Toleransi Risiko dan Tujuan Pensiun
Kalau tipe yang enggak bisa tidur tiap kali pasar saham merah, JHT bisa jadi pilihan lebih nyaman. Tapi kalau punya nyali, paham strategi investasi, dan sabar menunggu hasil, menabung mandiri dengan diversifikasi aset bisa jadi opsi yang lebih menarik.
Intinya, tentukan dulu mau pensiun “nyaman” atau pensiun “sultan”, lalu sesuaikan strategi.
3. Biaya Hidup di Masa Pensiun dan Kebutuhan Jangka Panjang
Bayangkan, pensiun nanti mau ngapain? Kalau cuma mau santai di rumah, kebutuhan mungkin enggak terlalu besar. Tapi kalau ada rencana keliling dunia atau buka usaha kecil-kecilan, tentu butuh dana lebih.
Jangan lupa juga perhitungkan biaya kesehatan yang biasanya makin naik seiring bertambahnya usia. Rencanakan sesuai gaya hidup yang diinginkan.
4. Regulasi dan Perubahan Kebijakan Terkait JHT
JHT itu ada aturannya, dan yang mengatur adalah pemerintah. So, adalah wajar kalau sering ada perubahan kebijakan yang bisa memengaruhi fleksibilitas atau manfaatnya. Misalnya, aturan pencairan atau iuran. Jadi, penting untuk tetap update soal regulasi ini. Kalau merasa terlalu ribet, tabungan mandiri bisa jadi jalan keluar yang lebih bebas aturan.
Kombinasi Menabung Mandiri dan JHT
Kenapa harus milih satu kalau bisa dapat yang terbaik dari dua hal? Kombinasi menabung mandiri dan JHT itu kayak paket kombo di restoran cepat saji: ada yang aman dan pasti, tapi tetap fleksibel buat eksplorasi. Ini dia strategi dan triknya.
1. Strategi Diversifikasi: Main Aman tapi Tetap Dinamis
Gampangnya begini. JHT itu bisa dianggap jadi “asuransi” untuk masa depan, sementara menabung mandiri adalah ladang kreativitas.
Dengan JHT, uang terjamin aman dan terus bertambah meski perlahan. Di sisi lain, tabungan mandiri, seperti investasi reksa dana atau saham, bisa jadi mesin penghasil cuan yang lebih gesit. Gabungkan keduanya untuk keamanan sekaligus potensi pertumbuhan yang maksimal.
2. Pembagian Proporsi Dana: Sesuai dengan Situasi
Nggak ada rumus baku, tapi proporsi bisa disesuaikan sama kondisi finansial dan toleransi risiko. Misalnya:
- Kalau baru mulai bekerja dan gaji masih pas-pasan, mungkin alokasi ke JHT lebih besar, sekitar 70%, karena lebih aman.
- Kalau penghasilan mulai stabil, bisa geser jadi 50% JHT dan 50% ke tabungan mandiri yang lebih fleksibel.
- Kalau udah mahir mengelola investasi, coba alokasi 30% ke JHT sebagai “safety net” dan sisanya ke instrumen lain yang lebih agresif.
Simulasi Perhitungan Dana Pensiun dengan Jaminan Hari Tua dan Menabung Sendiri
Coba yuk, kita simulasi!
Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) yang dipotong dari gaji pekerja adalah 2%, sementara perusahaan menanggung 3,7% dari total gaji. Jadi, misal, gaji Rp10 juta per bulan. Maka:
JHT
- Potongan pekerja: 2% dari Rp10 juta = Rp200 ribu.
- Kontribusi perusahaan: 3,7% dari Rp10 juta = Rp370 ribu.
- Total dana JHT per bulan: Rp200 ribu + Rp370 ribu = Rp570 ribu.
Tabungan Mandiri
Anggap alokasi 20% dari gaji untuk investasi reksa dana, saham, atau deposito:
Rp10 juta x 20% = Rp2 juta.
Dana Darurat
Alokasikan 10% dari gaji untuk tabungan darurat:
Rp10 juta x 10% = Rp1 juta.
Kebutuhan Harian dan Lain-lain
Sisa gaji setelah potongan: Rp10 juta – (Rp200 ribu + Rp2 juta + Rp1 juta) = Rp6,8 juta.
Hasil Akhir
Setiap bulan, kombinasi ini memastikan:
- Rp570 ribu masuk ke JHT sebagai dana pensiun yang aman dan stabil.
- Rp2 juta diinvestasikan untuk potensi keuntungan lebih besar.
- Rp1 juta untuk dana darurat yang fleksibel dan bisa diakses kapan saja.
Dengan pengelolaan seperti ini, kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang tetap terencana, tanpa mengorbankan gaya hidup saat ini.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
Memilih antara menabung sendiri atau Jaminan Hari Tua sebenarnya bergantung pada kebutuhan dan tujuan keuangan. Kedua opsi punya kelebihan yang bisa saling melengkapi jika dipadukan dengan bijak. Dengan perencanaan yang matang, masa pensiun bisa menjadi waktu yang tenang dan nyaman tanpa beban finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Mengenal Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Hari Tua (JHT): Apa Perbedaannya?
Kalau kamu seorang karyawan, mungkin kamu sudah tahu kalau kamu punya hak dana pensiun melalui Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP). Kamu mungkin juga sudah lihat setiap bulan ada potongan untuk keduanya. Tapi, apakah kamu sudah tahu dengan jelas, apa perbedaan di antara keduanya?
JHT dan JP sama-sama dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Setiap karyawan yang bekerja di perusahaan wajib diikutsertakan dalam program ini. Tujuan keduanya sama-sama untuk melindungi pekerja dari risiko finansial di masa depan (baca: masa pensiun).
Nah, agar semakin paham manfaatnya, kamu perlu tahu perbedaan di antara keduanya. Pasalnya, JHT dan JP ini punya tujuan, manfaat, hingga mekanisme yang berbeda. Dengan memahaminya, kamu pun bisa membuat rencana keuangan yang lebih baik dan lebih pas dengan kebutuhanmu.
Table of Contents
Beda Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun
So, untuk memahami peran masing-masing program, penting mengetahui perbedaan mendasar antara Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Apa saja?
1. Tujuan
Jaminan Hari Tua ada agar nantinya peserta bisa punya uang tunai ketika sudah mau pensiun, atau ketika berhenti bekerja dengan alasan lainnya. Program ini adalah tabungan wajib yang dapat membantu pekerja memenuhi kebutuhan finansial di masa tua atau ketika tidak lagi mampu bekerja.
Sementara itu, Jaminan Pensiun dirancang untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta yang kehilangan atau berkurang penghasilannya karena pensiun. Dengan adanya JP, peserta diharapkan tetap bisa punya pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan rutinnya.
Baca juga: Pensiun PNS, Harus Disiapkan Sejak Kapan?
2. Manfaat
Di JHT, peserta akan menerima uang tunai yang merupakan akumulasi dari seluruh iuran yang telah dibayarkan ditambah hasil pengembangannya. Manfaat ini dapat dicairkan secara sekaligus atau sebagian, bergantung pada kondisi dan kebutuhan peserta.
Sementara itu, JP akan dicairkan setiap bulan dan dibayarkan pada peserta atau ahli warisnya. Ada beberapa kategori, yakni pensiun hari tua, pensiun cacat, pensiun janda/duda, pensiun anak, dan pensiun orang tua.
3. Ketentuan Pencairan
Manfaat Jaminan Hari Tua akan dicairkan sekaligus seluruhnya ketika peserta sudah mencapai 56 tahun, mengalami cacat total tetap, meninggal dunia, mengundurkan diri, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau meninggalkan Indonesia untuk selamanya.
Namun, jika memang dibutuhkan, JHT juga bisa dicairkan sebagian. Syaratnya sudah jadi peserta minimal 10 tahun, dengan jumlah pencairan maksimal 10% untuk persiapan pensiun atau maksimal 30% untuk pembiayaan perumahan. Pengambilan sebagian ini hanya dapat dilakukan satu kali.
Sementara itu, manfaat Jaminan Pensiun dibayarkan setiap bulan ketika peserta mulai masuk usia pensiun, meninggal dunia, dan cacat total.
4. Batas Upah
Program Jaminan Hari Tua enggak ada batas atas upah sebagai dasar perhitungan iuran. Artinya, berapa pun besaran upah yang diterima pekerja, iuran JHT dihitung berdasarkan persentase tetap dari total upah tersebut. Besaran iuran JHT adalah 5,7% dari upah sebulan, dengan rincian 3,7% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% oleh pekerja.
Berbeda dengan JHT, program Jaminan Pensiun memiliki batas atas upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran. Per Maret 2024, batas atas upah untuk JP ditetapkan sebesar Rp10.042.300 per bulan. Artinya, kalau upah pekerja melebihi angka tersebut, perhitungan iuran JP tetap didasarkan pada batas atas tersebut. Besaran iuran JP adalah 3% dari upah, dengan rincian 2% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% oleh pekerja.
5. Ketentuan Iuran
Program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun ini juga memiliki ketentuan iuran yang berbeda, baik dalam persentase maupun pembagian tanggungannya antara pemberi kerja dan pekerja. Nah, supaya lebih jelas, berikut adalah rinciannya, beserta contoh perhitungannya.
Jaminan Hari Tua
Persentase Iuran: Total iuran JHT adalah 5,7% dari upah bulanan pekerja.
Upah yang dijadikan dasar perhitungan iuran JHT mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap.
Pembagian Tanggungan:
- Pemberi Kerja: Menanggung 3,7% dari upah sebulan.
- Pekerja: Menanggung 2% dari upah sebulan.
Contoh Perhitungan:
Mawar memiliki upah bulanan sebesar Rp10.000.000, maka perhitungan iuran JHT-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 3,7% x Rp10.000.000 = Rp370.000
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000
- Total iuran JHT per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp570.000.
Jaminan Pensiun
Persentase Iuran: Total iuran JP adalah 3% dari upah bulanan pekerja.
Untuk perhitungan iuran JP, terdapat batas atas upah yang dijadikan dasar perhitungan. Per Maret 2024, batas atas upah tersebut adalah Rp10.042.300. Artinya, jika upah pekerja melebihi angka ini, perhitungan iuran JP tetap didasarkan pada Rp10.042.300.
Pembagian Tanggungan:
- Pemberi Kerja: Menanggung 2% dari upah sebulan.
- Pekerja: Menanggung 1% dari upah sebulan.
Contoh Perhitungan:
Andi mendapatkan upah bulanan Rp8.000.000, maka perhitungan iuran JP-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 2% x Rp8.000.000 = Rp160.000
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 1% x Rp8.000.000 = Rp80.000
- Total iuran JP per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp240.000.
Sementara itu, Diana mendapatkan upah bulanan Rp15.000.000, maka perhitungan iuran JP-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 2% x Rp10.042.300 = Rp200.846
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 1% x Rp10.042.300 = Rp100.423
- Total iuran JP per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp301.269.
Nah, jelas kan?
Perlu dicatat bahwa batas atas upah untuk perhitungan iuran JP dapat berubah setiap tahun mengikuti tingkat inflasi umum tahun sebelumnya.
Baca juga: Ini 4 Dampak Terbesar Persiapan Masa Pensiun yang Mepet, Jangan Menunda!
6. Pekerja Lepas
Nah, selain yang sudah dibahas di atas, ada satu hal lagi yang perlu dipahami mengenai JHT dan JP ini.
Jaminan Hari Tua dapat dimiliki oleh pekerja lepas, karena program ini terbuka untuk peserta bukan penerima upah (BPU). Jadi, buat kamu yang berprofesi sebagai pekerja mandiri, freelancer, atau pekerja di luar hubungan kerja, bisa banget memanfaatkan JHT ini sebagai program dana pensiunmu.
Kamu bisa mendaftar secara mandiri ke BPJS Ketenagakerjaan dan membayar iuran sesuai ketentuan. Dasar perhitungan iuran didasarkan pada upah yang dilaporkan oleh peserta dengan persentase tertentu.
Berbeda dengan JHT, Jaminan Pensiun enggak tersedia untuk pekerja lepas. Program JP ini dibuat khusus untuk pekerja penerima upah dengan hubungan kerja formal dengan pemberi kerja. Iuran JP juga melibatkan kontribusi dari pemberi kerja, sehingga enggak bisa berlaku bagi pekerja yang bekerja secara mandiri.
Nah, gimana? Cukup jelas kan, penjelasannya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Bahas Dana Pensiun bareng Pasangan
Kita dan pasangan kita pastinya pengin menua bersama. Masalahnya, mau menua bersama seperti apa? Pasti maunya sih menua dengan nyaman, aman, sehat, dan sejahtera. Ya kan? Karena itu, obrolan soal dana pensiun kudu dilakukan.
Mempersiapkan dana pensiun adalah langkah penting untuk menjamin masa depan yang nyaman. Perencanaan ini menjadi lebih efektif jika dilakukan bersama pasangan, karena melibatkan tanggung jawab bersama dalam mengatur keuangan rumah tangga.
Namun, membahas topik ini memang cukup sensitif. Enggak semenyenangkan bahas liburan juga. Perbedaan pandangan sedikit saja, atau perbedaan prioritas finansial satu saja, bisa menjadi pemicu konflik.
So, butuh pendekatan yang tepat, agar jalannya diskusi bisa lancar dan mengakomodasi semua keinginan serta pension dreams yang diinginkan.
Table of Contents
Bahas Dana Pensiun dengan Pasangan
Ya, mau tak mau memang tak bisa dihindari sih. Membahas keuangan sama pasangan itu ibaratnya memang jadi bagian dari kehidupan berumah tangga, sejak pertama kali ijab qobul diucapkan. Kompromi selalu diperlukan, baik membahas masalah yang sekarang ada ataupun ketika membahas masa depan.
Biar sama-sama enak, ada sedikit trik yang bisa diterapkan untuk bisa bahas dana pensiun bareng pasangan. Apa saja?
1. Waktu yang Tepat
Timing yang tepat akan dapat menjadi titik awal obrolan yang lancar. Jadi, pilih waktu dengan saksama, saat suasana hati tenang dan tidak terganggu oleh pekerjaan atau aktivitas lain. Contohnya kayak setelah makan malam atau di akhir pekan. Pastikan tempatnya juga nyaman, bebas gangguan, dan mendukung suasana diskusi yang rileks. Hindari membahas topik ini saat sedang lelah, stres, atau terburu-buru.
Baca juga: 10 Masalah Keuangan untuk Kamu Bahas Bersama Pasangan!
2. Mulai dengan Santai
Mulailah dengan obrolan santai tentang impian masa depan, terutama ketika menjalani masa pensiun nanti. Misalnya, bahas mau tinggal di mana, aktivitas apa yang ingin dilakukan, atau gaya hidup seperti apa yang dibayangkan, dan sebagainya.
Gunakan pendekatan positif agar pembicaraan terasa nyaman dan enggak menimbulkan tekanan. Hindari langsung masuk ke topik angka atau keuangan.
3. Diskusikan berdasarkan Data
Biar semakin realistis, diskusinya pakai data. Jadi, siapkan data-data relevan yang bisa jadi bahan diskusi. Misalnya seperti estimasi biaya hidup di masa pensiun, inflasi, dan perkiraan kebutuhan dana berdasarkan gaya hidup yang diinginkan.
Gunakan alat seperti kalkulator pensiun atau referensi dari sumber tepercaya untuk membantu menghitung jumlah yang dibutuhkan, sehingga pembicaraan lebih terarah dan berbasis fakta.
Kalau kamu ikutan kelas Dana Pensiun QM Financial sih, ada tuh toolsnya di Excel yang akan diberikan gratis. Mau? Cek jadwalnya kalau gitu ya.
4. Tentukan Tujuan Bersama
Bahas secara spesifik target yang ingin dicapai, seperti berapa besar tabungan pensiun yang dibutuhkan atau kapan waktu ideal untuk pensiun. Tentukan target dana pensiun yang realistis berdasarkan kebutuhan dan situasi keuangan saat ini.
Diskusikan prioritas utama, goals-nya mau apa saat pensiun nanti? Misalnya, pengin memastikan keamanan finansial atau mendukung kebutuhan keluarga di masa depan. Dengan adanya goals ini, rencana yang dibuat akan lebih terfokus dan selaras.
5. Bikin Rencananya
Identifikasi bersama semua sumber dana yang tersedia, seperti tabungan, investasi, atau program pensiun yang diikuti, entah itu BPJS Ketenagakerjaan atau mungkin DPPK atau DPLK.
Evaluasi apakah sumber-sumber tersebut sudah memadai atau perlu ditingkatkan untuk mendukung kebutuhan di masa pensiun. Bahas pula peluang menambah pendapatan, seperti melalui bisnis atau investasi tambahan, agar rencana lebih kokoh.
Bikin rencana konkret, seperti alokasi anggaran, jenis investasi, atau menambah kontribusi ke dana pensiun.
6. Hindari Nada Menghakimi
Nah, ini yang paling penting sepertinya. Jaga komunikasi tetap positif dengan menghargai setiap pandangan atau kebiasaan finansial yang berbeda.
Alihkan fokus dari mencari kesalahan menuju mencari solusi bersama yang dapat diterima kedua pihak. Gunakan bahasa yang membangun dan hindari nada menyalahkan untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Contoh nada yang sebaiknya dihindari, misalnya:
- “Kamu kan dulu boros, makanya kita jadi begini.”
- “Kok tabungan pensiunmu segitu aja sih? Harusnya lebih!”
- “Aku udah bilang dari dulu, kamu nggak pernah dengar.”
Nada seperti ini cenderung menyalahkan, menimbulkan rasa bersalah, atau memperburuk suasana diskusi.
Sebaiknya gunakan nada misalnya:
- “Bagaimana kalau kita evaluasi pengeluaran supaya tabungan pensiun lebih cepat bertambah?”
- “Kalau menurutmu, apa cara terbaik untuk mengoptimalkan investasi pensiun kita?”
- “Kita sama-sama punya tujuan yang sama. Mungkin kita bisa cari cara untuk mencapainya lebih efektif.”
Nah, nada-nada tersebut lebih enak didengar, menyiratkan bahwa si penanya lebih terbuka untuk kerja sama dan kompromi, sehingga mendorong solusi bersama tanpa menyinggung perasaan pasangan.
7. Evaluasi
Tetapkan waktu secara rutin, misalnya setiap enam bulan atau setahun sekali, untuk mengevaluasi perkembangan rencana dana pensiun. Tinjau apakah target sudah mendekati, strategi berjalan efektif, atau perlu penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi keuangan atau prioritas. Pembahasan berkala membantu menjaga komitmen dan memastikan tujuan tetap relevan.
Baca juga: Dana Pensiun: Pengertian, Fungsi, Persiapan, dan Cara Mengumpulkan Secara Efektif
Membahas dana pensiun dengan pasangan membutuhkan komunikasi yang terbuka dan kerja sama yang baik. Dengan pendekatan yang tepat, diskusi ini bisa menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih terencana dan tenang.
Nah, sekarang PR pertama adalah membuat waktu yang tepat untuk mulai diskusi. Paling enak, kapan nih?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pensiun PNS, Harus Disiapkan Sejak Kapan?
Pensiun PNS harus disiapkan sejak kapan sebaiknya? Banyak orang mengira, pensiun itu cukuplah disiapkan setahun sebelum hari H mulai pensiun.
Faktanya, kalau merujuk dari Peraturan Badan Kepegawaian Negara Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2019, masa persiapan pensiun ini berlangsung maksimal satu tahun sebelum PNS diberhentikan dengan hormat. Selama periode ini, PNS dibebaskan dari jabatannya.
Ada beberapa dinas yang memutasi pegawai mendekati home base. Tujuannya ya untuk mempersiapkan masa pensiun ini. Supaya pegawai atau karyawan yang bersangkutan dapat beradaptasi dulu sebelum kemudian memasuki masa pensiunnya.
Table of Contents
Siap Pensiun PNS? Kenapa Harus?
Yah, apa yang tercantum dalam peraturan tersebut tidaklah salah. Masa persiapan pensiun diberikan setidaknya satu tahun sebelumnya.
Pertanyaannya, apakah satu tahun itu cukup?
Saat memasuki masa pensiun, rutinitas sebagai PNS berubah. Seorang PNS harus beradaptasi dengan pola hidup baru. Yang biasanya pagi sudah buru-buru pergi kerja, saat masa pensiun tiba-tiba sudah tak perlu bergegas-gegas berangkat lagi. Yang biasanya seharian sibuk, ternyata di masa pensiun banyak waktu luang.
Mau mulai bisnis, bisnis apa yang bisa langsung bisa diandalkan dalam waktu satu tahun? Kadang kalau belajar bisnis kan juga perlu ada banyak kali trial and error, kadang juga lama balik modalnya. Lalu, satu lagi: apa cukup mengandalkan pencairan Jaminan Pensiun?
Nah, loh. Pertanyaannya banyak banget kan? Karena itu, pensiunan PNS rasanya harus mulai mempersiapkan diri sedini mungkin.
Mempersiapkan pensiun PNS sejak dini sangat penting untuk memastikan kestabilan keuangan di masa depan. Dengan memulai perencanaan pensiun lebih awal, ada cukup waktu untuk menabung dan berinvestasi, sehingga akumulasi dana pensiun lebih besar.
Selain itu, persiapan yang matang memungkinkan untuk merencanakan kebutuhan kesehatan dan tempat tinggal yang nyaman, serta menyusun anggaran pengeluaran yang realistis. Dengan demikian, masa pensiun bisa dinikmati tanpa kekhawatiran finansial.
Siapkan Hal-Hal Berikut Sejak Dini untuk Pensiun PNS
Memasuki masa pensiun adalah fase penting dalam hidup, terutama bagi seorang PNS yang telah mengabdi selama bertahun-tahun. Pensiun PNS membutuhkan persiapan yang matang dan dilakukan sejak dini agar masa pensiun dapat dinikmati dengan tenang dan tanpa kekhawatiran finansial. Berikut ini adalah beberapa hal penting yang perlu dipersiapkan untuk memastikan masa pensiun PNS berjalan dengan lancar dan nyaman.
1. Dana Pensiun
Dana pensiun perlu dipersiapkan sejak dini untuk memastikan kestabilan keuangan di masa mendatang. PNS memang punya Jaminan Pensiun, tetapi konon, yang bisa kita terima maksimal adalah 70% dari gaji pokok terakhir sebelum pensiun. Nah, apakah cukup?
Langkah pertama adalah hitung kebutuhan selama menjalani hidup di masa pensiun. Kemudian, buat rencana keuangan termasuk menyisihkan dana secara rutin setiap bulan. Pertimbangkan Jaminan Pensiun yang sudah ada. Pikirkan apakah perlu tambahan berbagai jenis investasi seperti deposito, saham, atau reksa dana, untuk bantu mengembangkan dana pensiun ini.
Deposito menawarkan keamanan dengan bunga tetap, sementara saham bisa memberikan imbal hasil tinggi, namun dengan risiko yang lebih besar. Reksa dana adalah pilihan yang menarik bagi yang menginginkan diversifikasi investasi dengan risiko yang lebih terukur.
Memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko sangat penting agar dana pensiun bisa berkembang optimal dan memberikan hasil yang diharapkan. Dengan strategi yang tepat, masa pensiun bisa dijalani dengan tenang dan nyaman.
Baca juga: Ini Dia 5 Produk Investasi yang Cocok untuk PNS
2. Tempat Tinggal
Mau tinggal di mana setelah tiba masa pensiun PNS? Ada yang memang pulang kampung, tapi ada juga yang mempertimbangkan untuk tetap tinggal di daerah dinas yang bukan kampung kelahiran. Ya mungkin karena sudah dianggap rumah.
Di mana pun enggak menjadi masalah, yang penting harus bisa memastikan memiliki tempat tinggal yang nyaman dan sudah dilunasi sebelum memasuki masa pensiun. Pelunasan rumah sebelum pensiun berarti tidak ada lagi beban cicilan yang harus dipikirkan saat pendapatan bulanan berkurang.
Selain itu, tempat tinggal yang nyaman mencakup lingkungan yang aman dan fasilitas yang memadai untuk mendukung kehidupan sehari-hari. Pastikan juga rumah dalam kondisi baik dan terawat, sehingga tidak perlu mengeluarkan biaya besar untuk perbaikan di masa depan. Dengan tempat tinggal yang aman dan nyaman, masa pensiun dapat dinikmati dengan tenang dan damai.
3. Kesehatan
Menjaga kesehatan sangat penting untuk menikmati masa pensiun yang berkualitas. Mulailah dengan rutin berolahraga, seperti berjalan kaki, bersepeda, atau berenang, agar tubuh tetap bugar dan energik. Pastikan juga untuk mengonsumsi nutrisi sesuai kebutuhan. Jangan berlebihan ataupun kurang.
Selain itu, lakukan pemeriksaan kesehatan berkala untuk memantau kondisi tubuh dan mendeteksi dini potensi masalah kesehatan. Penting juga untuk melanjutkan asuransi kesehatan yang sudah dimiliki. BPJS Kesehatan juga sudah cukup kok coverage-nya, kalau memang kondisi kesehatan baik. Namun, tak menutup kemungkinan mempertimbangkan tambahan asuransi kesehatan lain kalau memang membutuhkan.
Jangan lupa untuk menghitung kemampuan ya. Asuransi kesehatan memberikan ketenangan pikiran dan memastikan bahwa semua kebutuhan medis dapat dipenuhi tanpa menguras tabungan. Jadi jangan sampai juga, asuransi kesehatan malah memberatkan kondisi keuangan.
4. Kegiatan Pascapensiun
Kegiatan pascapensiun sangat penting untuk menjaga pikiran dan tubuh tetap aktif. Mulailah dengan merencanakan aktivitas yang dapat mengisi waktu luang dengan cara yang bermanfaat dan menyenangkan. Mengembangkan hobi baru atau melanjutkan yang sudah ada bisa menjadi pilihan, seperti berkebun, melukis, atau bermain musik.
Selain itu, terlibat dalam kegiatan volunteering bisa menjadi cara yang baik untuk tetap aktif secara sosial dan memberikan kontribusi kepada komunitas. Bagi yang memiliki semangat wirausaha, memulai usaha kecil bisa menjadi alternatif yang menarik. Usaha seperti membuka kedai kopi, toko online, atau usaha rumahan lainnya tidak hanya memberi aktivitas, tetapi juga bisa menambah penghasilan.
Nah, tapi untuk semua aktivitas tersebut enggak bisa sukses secara instan ya. Butuh waktu dan usaha yang cukup panjang untuk bisa mendapatkan hobi yang pas—kecuali kalau memang sebelumnya sudah punya hobi terpendam. Juga soal wirausaha, akan butuh waktu untuk membangunnya.
Baca juga: 5 Tujuan Keuangan yang Wajib Dimiliki oleh ASN/PNS
So, persiapan pensiun PNS sejak dini itu memang sepenting itu.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Menyiapkan karyawan untuk masa pensiun sejahtera?
Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Bagaimana Menentukan Usia Pensiun Ideal: 7 Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Memilih waktu yang tepat untuk pensiun itu salah satu keputusan penting dalam hidup. Butuh pertimbangan matang untuk melakukannya.
Berbagai faktor memengaruhi usia pensiun, mulai dari kondisi kesehatan hingga situasi keuangan. Masing-masing faktor ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang kapan sebaiknya mulai menikmati hari-hari tanpa beban kerja.
Menentukan usia pensiun ideal itu enggak semata-mata tentang mencapai batas usia tertentu. Karena usia buat pensiun toh sebenarnya relatif saja buat masing-masing orang. Karena, tergantung banget dengan profesi dan pekerjaannya.
Alih-alih, ini tentang memahami kapan kehidupan pribadi dan profesional berada di titik yang memungkinkan transisi mulus ke fase berikutnya.
Dengan mempertimbangkan aspek-aspek seperti kebijakan pensiun perusahaan, tanggung jawab keluarga, dan rencana pasca-pensiun, setiap orang dapat membuat pilihan yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya.
Table of Contents
7 Faktor yang Berpengaruh Besar terhadap Penentuan Usia Pensiun
Nah, apa saja yang biasanya memengaruhi keputusan untuk usia pensiun? Ada beberapa nih.
1. Kesehatan
Kesehatan ini jadi faktor terpenting yang harus dipertimbangkan dalam menentukan usia pensiun yang ideal. Kondisi kesehatan yang baik memungkinkan seseorang untuk terus bekerja lebih lama, memanfaatkan keahlian dan pengalaman yang telah dimiliki. Sebaliknya, masalah kesehatan yang serius mungkin memaksa seseorang untuk pensiun lebih awal dari yang direncanakan.
So, yuk, jaga kesehatan melalui diet yang seimbang, olahraga teratur, dan pemeriksaan kesehatan rutin. Dengan demikian, kamu pun dapat memiliki lebih banyak pilihan mengenai kapan kamu ingin pensiun.
Baca juga: Ini 4 Dampak Terbesar Persiapan Masa Pensiun yang Mepet, Jangan Menunda!
2. Kondisi Keuangan
Keadaan keuangan adalah faktor penting dalam menentukan usia pensiun yang ideal. Kenapa begitu?
Ya, kalau dana pensiunmu cukup, kamu bisa saja memutuskan hari ini pengin pensiun dan berhenti bekerja. Memiliki keuangan yang solid memungkinkan transisi yang lebih mulus ke masa pensiun, mengurangi ketergantungan pada pekerjaan sebagai sumber pendapatan utama.
So, perencanaan keuangan yang baik dan manajemen aset yang bijaksana dari awal karier itu penting. Karena dengan begitu, kamu punya pilihan pensiun yang lebih fleksibel dan enggak dipaksakan oleh kebutuhan finansial. Jangankan 10 tahun lagi, hari ini juga bisa kalau kamu mau.
3. Kebijakan Pensiun
Kebijakan pensiun yang ditetapkan oleh perusahaan dan negara juga memengaruhi keputusan kapan bisa pensiun.
Di Indonesia, ada BPJS Ketenagakerjaan yang menawarkan manfaat pensiun yang menjamin penghasilan tetap setelah masa kerja. Manfaat ini bisa berupa dana pensiun yang didasarkan pada lama kerja dan besaran gaji yang telah diterima. Batas usia pensiun di BPJS Ketenagakerjaan ditetapkan pada
Ada perusahaan yang punya kebijakan pensiun sendiri. Mereka menawarkan manfaat tambahan selain BPJS Ketenagakerjaan, misalnya seperti bonus pensiun atau skema pensiun swasta yang lebih menguntungkan.
Kebijakan-kebijakan ini enggak hanya dapat memberikan jaminan keuangan setelah pensiun untuk karyawannya, tetapi juga memberikan kepastian mengenai usia pensiun yang ideal berdasarkan kriteria tertentu yang harus dipenuhi.
4. Kebutuhan dan Tanggung Jawab Pribadi
Kewajiban keluarga, misalnya ada yang sakit dan butuh perawatan yang lebih intensif, bisa membuat kamu mempercepat pensiun, karena harus fokus merawat. Atau, sebaliknya, malahan menunda usia pensiun, karena butuh dana lebih banyak.
Sebaliknya, jika tanggung jawab keluarga berkurang—misalnya, anak-anak sudah mandiri—maka kamu pun bisa memilih untuk pensiun lebih awal. Selain itu, kebutuhan pribadi seperti keinginan untuk melakukan perjalanan, mengejar hobi, atau mengurangi stres juga bisa menjadi faktor penting yang memengaruhi keputusan untuk pensiun.
Memahami dan menyeimbangkan kebutuhan dan tanggung jawab ini dapat membantumu menentukan usia pensiun yang paling sesuai, memastikan bahwa diri kamu sendiri dapat menikmati masa pensiun dengan lebih puas.
5. Jenis Pekerjaan
Pekerjaan yang membutuhkan tenaga fisik berat, seperti di bidang konstruksi atau pertanian, cenderung lebih sulit untuk dilanjutkan hingga usia lanjut, karena risiko cedera atau penurunan stamina. So, kalau kamu bergelut di profesi ini bisa jadi kamu mesti mempertimbangkan pensiun lebih awal untuk menghindari risiko kesehatan.
Di sisi lain, orang lain yang memiliki pekerjaan yang kurang menuntut fisik atau yang sangat menikmati pekerjaannya akan cenderung memilih untuk bekerja lebih lama.
Kepuasan kerja yang tinggi acap kali membuat pensiun bukan sebagai kebutuhan. Banyak orang yang bekerja sesuai dengan minat dan passion ini ingin terus berkontribusi secara profesional lebih lama.
Memahami bagaimana pekerjaan memengaruhi kesejahteraan fisik dan kepuasan secara psikologis dapat membantu untuk membuat keputusan pensiun yang tepat waktu dan memuaskan.
6. Rencana Pasca Pensiun
Rencana pasca-pensiun juga memainkan peran penting dalam menentukan kapan seseorang memilih untuk pensiun. Memiliki kegiatan yang terstruktur dan bermakna setelah pensiun, seperti terlibat dalam kegiatan sukarela, mengejar hobi lama atau baru, atau bahkan bekerja paruh waktu, bisa memberikan insentif untuk memulai masa pensiun lebih awal.
Kegiatan ini enggak hanya memberikan kesenangan dan kepuasan, tetapi juga membantu menjaga kesehatan mental dan fisik, mengurangi risiko depresi yang sering terjadi setelah pensiun.
Di sisi lain, kurangnya rencana yang solid bisa bikin kita jadi merasa ragu untuk pensiun. Kita bisa merasa khawatir akan nganggur, dan kehilangan interaksi sosial yang biasa diperoleh dari pekerjaan.
So, merencanakan kegiatan pasca-pensiun yang memenuhi dan memberi tujuan dapat sangat memengaruhi kapan dan bagaimana kita memutuskan untuk mengakhiri karier profesional.
7. Kondisi Ekonomi
Ini bisa dibilang beragam faktor eksternal sih. Secara pribadi, kestabilan keuangan—seperti besarnya tabungan, utang, dan investasi—dapat menentukan kesiapan untuk pensiun.
Di sisi lain, faktor ekonomi makro seperti kondisi pasar tenaga kerja, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi global juga berperan. Misalnya, dalam kondisi ekonomi yang buruk, dengan tingkat pengangguran yang tinggi atau pasar saham yang tidak stabil, bisa saja kita jadi memilih untuk terus bekerja lebih lama untuk memastikan keamanan finansial yang lebih baik.
Sebaliknya, dalam ekonomi yang kuat dengan pasar tenaga kerja yang stabil, pensiun dini bisa jadi tampak lebih menarik dan terjangkau. Oleh karena itu, memantau dan menyesuaikan rencana pensiun berdasarkan kondisi ekonomi pribadi dan luas sangat penting untuk memastikan transisi yang aman dan nyaman ke masa pensiun.
Baca juga: 6+ Investasi Terbaik untuk Meningkatkan Uang Pensiun
Memilih usia pensiun yang ideal memerlukan pertimbangan dari berbagai faktor yang telah dijelaskan. Dengan pemahaman yang mendalam tentang aspek-aspek ini, memutuskan kapan harus pensiun menjadi lebih mudah dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing. Proses ini memastikan bahwa pensiun tidak hanya tepat waktu, tetapi juga memberikan kepuasan maksimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Baru merintis karier sebagai freelance pemula itu memang banyak sekali tantangannya. Mulai dari bagaimana cara mendapatkan klien, bagaimana mengelola klien, hingga bagaimana manajemen waktu, semua jadi satu dalam otak seorang freelancer. Apalagi soal manajemen keuangan, yang tak bisa dianggap ringan.
Satu sisi, seorang freelancer memang memiliki fleksibilitas tinggi terkait kinerjanya. Sisi lain, secara keuangan, seorang freelancer juga “sangat fleksibel”, artinya penghasilannya bisa sangat tidak tetap.
Jika salah dalam pengelolaan, bisa jadi menambah beban tekanan dan akhirnya bisa memengaruhi produktivitas si freelancer itu sendiri.
Table of Contents
Mengatur Keuangan untuk Freelancer Pemula
Jadi, jika kamu adalah seorang freelancer pemula saat ini, perlu dipahami bahwa mengelola keuangan sebagai freelancer itu memerlukan pemahaman tentang pendapatan yang sering berubah-ubah.
Enggak kayak pekerjaan tetap, penghasilan dari freelance bisa sangat beragam setiap bulannya. Faktor yang memengaruhi ada banyak, misalnya jenis proyek, jumlah pekerjaan yang didapat, dan tarif yang diberlakukan. Bisa saja dalam beberapa bulan full dan hectic, lalu bulan berikutnya paceklik.
Jadi, buat freelancer pemula, mengatur keuangan ini memang cukup menantang.
Untuk mengelola penghasilan bulanan dan membuat rencana keuangan dengan lebih baik, berikut beberapa hal yang bisa mulai dilakukan.
1. Pisahkan Keuangan dari Keuangan Pribadi
Pekerjaan freelancing juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bisnis, seperti halnya bisnis kecil yang lain. So, seperti yang selalu diajarkan oleh financial lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, pisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi, hal ini juga berlaku untuk freelance.
Tujuannya apa? Supaya lebih mudah untuk mengelola keuangan dari bisnis freelance ini, dan tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
2. Buat Catatan yang Rapi
Buat catatan keuangan yang rapi, meliputi pemasukan dan pengeluaran dari pekerjaan freelance.
Setiap kali ada invoice atau fee cair, catat dalam pemasukan bisnis. Begitu juga jika ada pengeluaran untuk keperluan pekerjaan freelance, catat dalam pengeluaran.
Misalnya, kamu butuh berlangganan foto di Shutterstock untuk keperluan konten, atau butuh tools untuk memantau pergerakan media sosial untuk mendukung pekerjaanmu sebagai freelance social media strategist. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan profesional, sehingga pengeluarannya juga harus dicatat dan nanti juga diperhitungkan.
Catatan keuangan yang detail akan membantumi sebagai freelancer pemula untuk melihat gambaran pola pemasukan dan pengeluaran.
3. Gaji Diri Sendiri
Jika kamu sudah bisa melihat pola pemasukan dan pengeluaran, maka kamu bisa menetapkan berapa banyak uang yang bisa kamu ambil sebagai gaji untuk diri sendiri sebagai freelancer pemula.
Pemasukan sebagai freelancer memang bisa saja tidak tetap, tetapi kamu bisa menerapkan sistem gaji ini sehingga nantinya penghasilan menjadi lebih tetap.
Cara lain adalah dengan menetapkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap bulannya. Dengan besarnya kebutuhan ini, kamu pun bisa menetapkan target penghasilan bulan-bulan berikutnya.
4. Diversifikasi Pekerjaan/Klien
Hindari untuk hanya bergantung pada satu jenis pekerjaan atau satu klien. Sebagai freelancer, tentunya kamu punya fleksibilitas tinggi untuk menentukan dengan siapa saja kamu bekerja. Maka, manfaatkan privilege ini dengan sebaik-baiknya. Tentu saja juga dengan tanggung jawab yang penuh dan harus profesional.
Mencari berbagai sumber pendapatan menambah stabilitas finansial dan mengurangi risiko kehilangan semua penghasilan jika salah satu sumber tiba-tiba berhenti.
5. Bangun Dana Darurat
Membangun dana darurat adalah langkah yang sangat penting bagi freelancer pemula. Dana ini akan menjadi penyelamat di masa-masa sulit, terutama selama periode pendapatan yang lebih rendah.
Pisahkan dana darurat ke dalam rekening terpisah, dan tidak boleh diutak-atik jika tidak benar-benar dalam kondisi darurat.
Sebagai freelancer dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan dana darurat yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan tetap. Namun, tak perlu khawatir, sebagai freelancer pemula, yang penting mulai bangun dulu. Mulai dari satu bulan pengeluaran, dan kemudian ditingkatkan seiring waktu. Yang penting disiplin ya.
6. Bijak Pilih Proyek
Perencanaan proyek dan negosiasi kontrak yang baik dapat menjamin aliran pekerjaan yang lebih stabil. Sebagai freelancer, akan ada baiknya—jika memungkinkan—memilih proyek yang enggak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Dengan begitu, kamu bisa mengamankan penghasilan agar lebih konsisten.
Efisiensi dalam mengatur waktu dan menyesuaikan tarif berdasarkan keahlian serta permintaan pasar juga penting untuk memaksimalkan pendapatan.
Dengan pendekatan yang terorganisir dan adaptif, mengelola penghasilan sebagai freelancer bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Memahami dan menerapkan strategi ini membantu dalam menciptakan kestabilan finansial, memungkinkan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terbebani oleh kekhawatiran keuangan.
Mempersiapkan Masa Pensiun
Duh, baru juga mulai merintis karier sebagai freelancer pemula. Kok sudah ditanya mau pensiun.
Jangan salah! Justru karena kamu masih baru mulai merintis, makanya kamu sudah harus mulai memikirkan pensiun. Pasalnya, semakin cepat kamu mulai membuat rencana pensiun, semakin ringan beban di setiap bulannya.
Perencanaan pensiun merupakan aspek kritis yang sering terabaikan oleh banyak freelancer. Padahal, sebagai freelancer, kamu pasti paham bahwa kamu tidak akan mendapatkan benefit ini dari pemberi kerja.
Tanpa skema pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja, freelancer harus proaktif dalam mengamankan masa depan finansialnya sendiri. Memulai perencanaan pensiun sejak dini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk hari tua, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran untuk masa depan.
Ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh freelancer untuk mempersiapkan pensiun. Kamu bisa memanfaatkan opsi program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dengan mendaftarkan diri secara mandiri. Lalu, ada juga opsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan, biasanya diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. Selain itu, kamu juga bisa membangun rencana pensiun secara mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, reksa dana hingga properti.
Kenal karakteristik masing-masing, dan manfaatkan dengan bijak.
Setelah itu, tentukan berapa banyak kamu akan berinvestasi untuk dana pensiun. Idealnya, kamu menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan untuk berinvestasi. Dalam 10-20 % tersebut, alokasikan sebagian untuk dana pensiun, yang juga sama pentingnya dengan tujuan keuangan lainnya.
Memulai perencanaan pensiun sejak dini memberikan waktu yang lebih banyak untuk pertumbuhan investasi, mengurangi tekanan finansial di kemudian hari. Dengan pendekatan yang disiplin dan strategis terhadap perencanaan pensiun, freelancer pemula nantinya dapat menikmati masa tua dengan keamanan dan kenyamanan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal 4 Jenis Dana Pensiun dan Karakteristiknya
Jenis dana pensiun yang tersedia bagi perorangan dan karyawan saat ini beragam, masing-masing dengan karakteristik unik yang memenuhi kebutuhan pensiun yang berbeda.
Dari dana pensiun manfaat pasti yang menawarkan keamanan melalui manfaat tetap, hingga dana pensiun iuran pasti yang memberikan fleksibilitas dalam kontribusi, pilihan ini mencerminkan berbagai strategi keuangan dan perencanaan pensiun.
Table of Contents
Apa Itu Dana Pensiun
Dana pensiun adalah sebuah program keuangan yang dirancang untuk menyediakan pendapatan kepada seseorang setelah mereka pensiun. Ini merupakan bentuk dari persiapan keuangan jangka panjang yang memungkinkan seseorang atau karyawan untuk mengumpulkan dan menabung sejumlah uang selama masa kerja mereka, yang kemudian dapat digunakan setelah mereka tidak lagi aktif bekerja.
Konsep dana pensiun berfokus pada akumulasi dan pengelolaan dana selama periode waktu tertentu. Uang tersebut biasanya diinvestasikan dalam berbagai instrumen keuangan untuk menghasilkan pertumbuhan nilai atas waktu.
Saat seseorang memasuki masa pensiun, mereka dapat mulai menerima pembayaran secara berkala dari dana yang telah terkumpul ini, untuk memberikan dukungan keuangan selama masa pensiun mereka.
Secara umum, dana pensiun adalah salah satu komponen penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, memberikan jaminan pendapatan setelah seseorang selesai dengan masa kerjanya.
Ada beberapa jenis dana pensiun yang dikenal di Indonesia.
Jenis Dana Pensiun Berdasarkan Program
Dana Pensiun Manfaat Pasti
Dana pensiun manfaat pasti adalah jenis dana pensiun di mana manfaatnya diterima oleh peserta setelah pensiun sudah ditentukan atau pasti.
Beberapa karakteristik dana pensiun manfaat pasti di antaranya:
- Biasanya, manfaat yang diterima dihitung berdasarkan rumus yang telah ditetapkan, yang biasanya tergantung pada beberapa kriteria, seperti gaji terakhir dan jumlah tahun bekerja.
- Pengelolaan dana dalam skema ini dilakukan oleh pemberi kerja atau entitas yang ditunjuk. Mereka bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dana yang cukup tersedia untuk membayar manfaat pensiun yang dijanjikan.
- Risiko terkait dengan kinerja investasi dana pensiun biasanya ditanggung oleh pemberi kerja atau pengelola dana. Artinya, jika investasi dana tidak berkinerja baik, pemberi kerja akan perlu menyuntikkan dana tambahan untuk memenuhi kewajiban pensiun.
- Karena manfaatnya yang pasti, jenis dana pensiun ini sering dianggap memberikan keamanan finansial yang lebih baik bagi peserta. Namun, buat pemberi kerja, bisa jadi lebih mahal dan berisiko, terutama dalam kondisi pasar yang tidak stabil.
Dana Pensiun Iuran Pasti
Dana pensiun iuran pasti adalah jenis dana pensiun dengan jumlah iuran yang dibayarkan oleh peserta atau pemberi kerja telah ditetapkan secara pasti.
Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari dana pensiun iuran pasti:
- Jumlah iuran yang dibayarkan ke dalam dana pensiun ditetapkan terlebih dahulu. Iuran ini bisa berupa persentase tetap dari gaji peserta, atau jumlah nominal yang tetap.
- Manfaat yang diterima oleh peserta saat pensiun tergantung pada akumulasi iuran yang telah dibayarkan dan hasil dari investasi dana tersebut. Tak ada jaminan tentang berapa banyak uang yang akan diterima saat pensiun.
- Dana dari iuran tersebut diinvestasikan, dan hasil investasi akan menentukan nilai akhir dana pensiun. Peserta atau pemberi kerja memiliki pilihan dalam hal cara investasi dana tersebut dikelola.
- Risiko kinerja investasi umumnya ditanggung oleh peserta. Jika investasi dana tidak berkinerja baik, nilai pensiun yang akan diterima peserta bisa lebih rendah.
- Skema ini memberikan lebih banyak fleksibilitas kepada peserta dalam hal pilihan investasi dan tingkat iuran.
Jenis Dana Pensiun Berdasarkan Penyelenggara
Dana Pensiun Pemberi Kerja
Dana pensiun pemberi kerja adalah program pensiun yang disediakan dan dikelola oleh pemberi kerja untuk karyawannya.
Tujuan utama dari dana pensiun ini adalah untuk membantu karyawan mengumpulkan tabungan untuk masa pensiun mereka. Berikut adalah beberapa aspek penting dari dana pensiun pemberi kerja:
- Program ini disusun oleh pemberi kerja yang memberikan kontribusi ke dalam dana pensiun atas nama karyawan mereka, selain karyawan juga diminta untuk berkontribusi juga dari sebagian gaji yang diterima.
- Dana pensiun pemberi kerja bisa berupa skema manfaat pasti atau iuran pasti.
- Jenis dana pensiun ini memberikan pendapatan pasca-pensiun kepada karyawan, yang dapat membantu mereka menjaga standar hidup mereka setelah berhenti bekerja.
- Dana pensiun ini diatur oleh undang-undang pemerintah untuk memastikan keamanan dan keadilan dalam pengelolaan dan pembayaran manfaat.
- Ada insentif pajak yang terkait dengan kontribusi dan akumulasi dana dalam rencana pensiun ini.
- Dana tersebut biasanya diinvestasikan oleh pemberi kerja atau oleh manajer dana yang ditunjuk, dengan tujuan untuk menghasilkan pertumbuhan nilai atas waktu.
Dana Pensiun Pemberi Kerja merupakan bagian penting dari paket kompensasi karyawan dan merupakan alat yang efektif untuk retensi karyawan serta merupakan cara bagi pemberi kerja untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap kesejahteraan jangka panjang karyawan mereka.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana pensiun lembaga keuangan adalah sebuah skema pensiun yang dikelola oleh lembaga keuangan, seperti bank atau perusahaan asuransi, untuk menyediakan manfaat pensiun bagi karyawan suatu perusahaan atau perseorangan.
Jenis dana pensiun ini merupakan salah satu bentuk penyediaan dana pensiun di luar skema pensiun pemberi kerja langsung. Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari DPLK:
- DPLK dikelola oleh lembaga keuangan yang memiliki lisensi dan pengalaman dalam mengelola dana investasi. Mereka bertanggung jawab atas pengumpulan, pengelolaan, dan penyaluran dana pensiun.
- Kontribusi ke DPLK dapat berasal dari pemberi kerja, karyawan, atau keduanya. Besaran dan frekuensi kontribusi bisa disesuaikan menurut kesepakatan atau kebijakan yang berlaku.
- DPLK biasanya mengoperasikan skema pensiun berbasis iuran pasti, di mana manfaat pensiun yang diterima oleh peserta bergantung pada total iuran yang dibayarkan dan hasil investasi dari dana tersebut.
- Peserta diberikan pilihan dalam hal bagaimana dana mereka diinvestasikan, dengan opsi yang bervariasi dalam tingkat risiko dan potensi pengembalian.
- DPLK memberikan keuntungan dalam bentuk portabilitas, artinya jika seorang karyawan berpindah dari satu perusahaan ke perusahaan lain, mereka bisa melanjutkan kontribusi ke dana pensiun yang sama tanpa kehilangan manfaat yang telah terakumulasi.
- Seperti produk keuangan lainnya, DPLK diatur oleh otoritas keuangan untuk memastikan bahwa mereka beroperasi dengan cara yang adil dan transparan.
- Ketika peserta mencapai usia pensiun, mereka dapat menarik dana tersebut sebagai pendapatan pensiun, baik sebagai pembayaran lumpsum atau sebagai anuitas berkala.
DPLK menawarkan fleksibilitas dan pilihan bagi individu dan perusahaan dalam merencanakan dan menyediakan untuk kebutuhan pensiun, dengan manfaat tambahan dari keahlian dan pengelolaan profesional oleh lembaga keuangan.
Memilih Dana Pensiun yang Paling Sesuai
Jenis dana pensiun yang dipilih memegang peranan penting dalam menentukan keamanan dan kenyamanan finansial saat pensiun.
Memahami karakteristik dari empat jenis utama, termasuk dana pensiun manfaat pasti, dana pensiun iuran pasti, dana pensiun pemberi kerja, dan dana pensiun lembaga keuangan, membantu dalam membuat keputusan yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keuangan masing-masing.
Untuk mendapatkan wawasan lebih mendalam dan panduan dalam memilih skema pensiun yang tepat, yuk, ikuti kelas online yang diselenggarakan oleh QM Financial! Di kelas ini, ada trainer berpengalaman siap memberikan bimbingan, mulai dari menghitung kebutuhan pensiun hingga memilih produk keuangan yang cocok.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Tiba
Kondisi finansial perlu direncanakan saat usia pensiun karyawan swasta akan dicapai. Agar bisa mendapatkan masa pensiun yang aman, nyaman, dan menyenangkan, penting sekali untuk membangun fondasi finansial yang matang.
Seperti halnya tujuan hidup, kita semua memiliki tujuan finansial masing-masing. #TujuanLoApa, gitu kan ya? Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, mulai dari buat liburan, buat beli gadget baru, sampai yang jangka panjang seperti beli rumah, pendidikan anak, dan sebagainya. Salah satu tujuan yang paling utama adalah menabung untuk masa pensiun.
Jika dana pensiun pegawai pemerintah umumnya sudah terjamin sebagai pendapatan pascapensiun, lain halnya dengan karyawan swasta. Memang sih, perusahaan pada umumnya sudah mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan, tetapi masih banyak juga yang belum memadai.
Lalu, bagaimana cara merencanakan keuangan yang bijak, persiapan mental untuk transisi ke masa pensiun, dan merencanakan masa pensiun yang sukses secara emosional, saat usia pensiun karyawan swasta sudah tercapai? Temukan jawabannya di artikel ini.
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Dicapai
Berikut adalah langkah-langkah merencanakan keuangan dengan bijak saat usia pensiun karyawan swasta sudah di depan mata.
1. Menentukan Aset Aktif
Langkah pertama yang dilakukan oleh karyawan swasta dalam perencanaan pensiun adalah menghitung aset aktif kamu. Aset aktif itu sendiri merupakan instrumen investasi yang perlu dimiliki pada usia pensiun untuk menghasilkan pendapatan tetap.
Penghasilan dari aset aktif ini akan digunakan untuk menutupi biaya rumah tangga, pengobatan, perjalanan, gaya hidup, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut perlu disesuaikan dengan inflasi, pajak, dan harus mampu memenuhi harapan hidup kamu dan pasangan.
2. Pengeluaran Tak Terduga
Perencanaan pengeluaran tak terduga adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, seperti kondisi darurat medis yang mungkin akan lebih sering dialami saat memasuki usia pensiun.
Pengeluaran tak terduga lainnya yang patut dipersiapkan mencakup biaya untuk kondangan, melayat, hingga menjenguk orang melahirkan. Yah, katakanlah, biaya untuk bersosialisasi. Tampaknya memang sepele, tetapi pengeluaran kecil seperti ini juga akan menjadi besar ketika diakumulasikan. Jika tanpa adanya rencana, bisa jadi bocor halus deh.
Hal ini tentunya bergantung pada berbagai faktor situasional yang perlu disesuaikan dengan pendapatan tahunan dan usia saat berencana untuk pensiun.
3. Pahami Ritme Waktu Berinvestasi
Usia kamu saat ini dan usia pensiun yang ditargetkan adalah landasan yang perlu dipahami untuk menetapkan strategi pensiun yang efektif. Semakin lama waktu dari hari ini sampai masa pensiun, maka semakin tinggi tingkat risiko yang bisa ditahan oleh portofolio kamu.
Jika masih muda atau berusia lebih dari 30 tahun, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada aset yang lebih agresif, misalnya seperti saham. Tentu saja akan ada volatilitas, tetapi secara historis, saham cukup unggul dibandingkan sekuritas lain.
Persiapan Transisi ke Masa Pensiun untuk Mental yang Bahagia dan Finansial Sejahtera
Usia pensiun karyawan swasta adalah transisi kehidupan yang tidak hanya menuntut kesiapan finansial, tetapi juga kesiapan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam menentukan tingkat return yang diharapkan atas investasi yang selama ini dilakukan.
Beberapa aspek penting lainnya yang perlu dipersiapkan saat mengalami transisi ke masa pensiun di antaranya sebagai berikut.
1. Mengalkulasi Dampak Inflasi
Pastikan untuk mengalkulasi dampak inflasi terhadap pengeluaran selama masa pensiun. Hal ini penting, karena harga barang dan jasa akan naik seiring berjalannya waktu, sehingga berpotensi memengaruhi daya beli kamu di masa depan.
2. Mempertimbangkan Harapan Hidup
Mempertimbangkan harapan hidup selama masa pensiun juga penting, karena masa hidup yang lebih panjang membutuhkan dana investasi di masa pensiun yang lebih besar untuk menopang kebutuhan finansial. Hal ini berlaku untuk merancang anggaran pascapensiun yang lebih akurat, seperti perawatan kesehatan, menekuni hobi, dan aktivitas rekreasi.
3. Melakukan Perjalanan
Banyak orang memimpikan untuk melakukan perjalanan ketika pensiun karena dianggap menjadi petualangan seru dan mengasyikkan. Namun, yang perlu diingat adalah perjalanan panjang akan menguras tabungan pensiun dengan lebih cepat. Lagi pula ingat, kondisi tubuh saat pensiun bisa jadi berbeda loh! Kira-kira bakalan kuat enggak nih, kalau melakukan perjalanan yang terlalu jauh dan panjang?
Di satu sisi, opsi untuk pindah ke tempat yang memiliki biaya hidup lebih rendah juga menarik. Hal ini akan memungkinkan kamu untuk menghemat tabungan sembari menikmati standar hidup yang tinggi. Kamu bisa mempertimbangan opsi ini dengan matang.
4. Komunikasi dengan Partner Hidup
Komunikasi yang lancar adalah kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Ketika sudah pensiun, maka akan ada lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama partner hidup alias pasangan.
Oleh karena itu, libatkan ia dalam setiap diskusi untuk membahas rencana keuangan. Hal ini mencakup cara mencapai kondisi finansial yang mapan, cara menghabiskan waktu baru, tabungan pendidikan anak, dan lain sebagainya.
5. Menjelajahi Minat
Adakah mimpi-mimpi yang belum kamu wujudkan semasa hidup? Tidak ada salahnya mengidentifikasi sesuatu yang membuat kamu lebih bahagia dalam menjalani hari-hari. Hal ini memungkinkan kamu untuk mengetahui cara menginvestasikan waktu selama masa pensiun.
Perlu diingat bahwa usia pensiun karyawan swasta bukan sekadar waktu luang, tetapi transisi yang menuntut adanya kesiapan finansial, kesadaran menjaga kesehatan, dan pengembangan tujuan baru. Selain itu, kemampuan beradaptasi juga penting karena ada kalanya kehidupan dapat menyimpang dari rencana, sehingga membutuhkan penyesuaian dengan pikiran terbuka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jaminan Hari Tua: Pengertian, Manfaat, dan Tip Pengelolaannya
Jaminan Hari Tua (JHT) adalah salah satu bentuk perlindungan sosial yang disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan di Indonesia. Jaminan Hari Tua dapat dipergunakan apabila karyawan telah berusia 56 tahun atau lebih, yakni pada saat mereka memasuki masa pensiun.
Program ini pada dasarnya bertindak sebagai ‘tabungan paksa’ yang memastikan bahwa tenaga kerja memiliki dana yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka setelah pensiun. Pasalnya, memang, program ini dirancang dengan tujuan memberikan rasa aman dan perlindungan kepada tenaga kerja yang telah mengabdikan sebagian besar waktunya untuk bekerja. Tidak hanya pada saat pensiun, Jaminan Hari Tua juga dapat digunakan dalam situasi tertentu lainnya, seperti saat karyawan meninggal dunia atau mengalami cacat total tetap.
Namun, banyak pekerja tidak sepenuhnya memahami apa itu Jaminan Hari Tua, manfaat apa yang dapat diperoleh, dan tip pengelolaannya. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut mengenai pengertian dan manfaat Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan, serta tip pengelolaan tabungan pensiun.
Apa Itu Jaminan Hari Tua?
BPJS Ketenagakerjaan (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan) adalah lembaga pemerintah di Indonesia yang menyediakan program perlindungan sosial bagi tenaga kerja. Salah satu programnya adalah Jaminan Hari Tua (JHT).
Program Jaminan Hari Tua (JHT) dirancang untuk memberikan perlindungan kepada peserta dalam memenuhi kebutuhan hidup atau penghidupan yang layak pada saat pensiun. Ini pada dasarnya adalah program tabungan yang mana peserta dan/atau pemberi kerja membayar premi yang kemudian akan diterima kembali oleh peserta ketika mencapai usia pensiun, meninggal dunia, atau dalam kondisi tertentu lainnya.
Manfaat Jaminan Hari Tua diberikan sekaligus atau secara bertahap kepada peserta yang:
- Mencapai usia 56 tahun (usia pensiun).
- Meninggal dunia (manfaat diberikan kepada ahli waris).
- Mengalami cacat total tetap.
- Pindah ke luar negeri secara permanen.
Jumlah manfaat yang diterima oleh peserta ditentukan berdasarkan total iuran yang telah dibayarkan, termasuk hasil pengembangan dari iuran tersebut.
Apa Bedanya dengan Jaminan Pensiun?
Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun adalah dua program berbeda yang disediakan oleh BPJS Ketenagakerjaan di Indonesia. Keduanya memberikan perlindungan finansial di masa pensiun, namun cara pemberian dan struktur iurannya berbeda.
Jaminan Hari Tua (JHT)
Program ini adalah program tabungan yang mewajibkan peserta dan/atau pemberi kerja membayar iuran setiap bulannya selama periode kerja peserta. Manfaat ini diberikan sekaligus atau bisa juga secara bertahap ketika peserta mencapai usia 56 tahun (usia pensiun), meninggal, cacat total, atau pindah ke luar negeri secara permanen. Manfaat yang diterima adalah total akumulasi dari iuran yang dibayarkan ditambah hasil pengembangan dari iuran tersebut.
Jaminan Pensiun
Jaminan Pensiun adalah program asuransi yang memberikan manfaat berupa uang pensiun bulanan kepada peserta yang telah mencapai usia 58 tahun. Manfaat ini diberikan setiap bulan sampai peserta meninggal dunia.
Jika peserta meninggal, manfaat pensiun akan diteruskan kepada ahli waris (pasangan sah dan/atau anak) sampai mereka mencapai usia tertentu. Jumlah uang pensiun yang diterima ditentukan berdasarkan jumlah iuran yang telah dibayarkan dan masa kerja peserta.
Dengan kata lain, JHT lebih seperti tabungan untuk hari tua yang manfaatnya diberikan sekaligus atau secara bertahap, sementara Jaminan Pensiun adalah program asuransi yang memberikan manfaat berupa uang pensiun bulanan selama sisa hidup peserta.
Manfaat Jaminan Hari Tua
Program Jaminan Hari Tua (JHT) dari BPJS Ketenagakerjaan memberikan sejumlah manfaat kepada pesertanya, antara lain:
Pensiun
Peserta yang telah mencapai usia 56 tahun berhak menerima manfaat JHT. Manfaat ini diberikan sekaligus atau dapat juga diberikan secara bertahap, tergantung kebijakan yang berlaku.
Kematian
Jika peserta meninggal dunia, manfaat JHT akan diberikan kepada ahli waris.
Cacat Total Tetap
Jika peserta mengalami cacat total tetap sehingga tidak mampu bekerja, peserta berhak mendapatkan manfaat JHT.
Pindah Ke Luar Negeri
Jika peserta memutuskan untuk pindah ke luar negeri secara permanen, peserta berhak menerima manfaat JHT.
Manfaat yang diberikan adalah berdasarkan akumulasi iuran yang telah dibayarkan oleh peserta (dan/atau pemberi kerja) ditambah dengan hasil pengembangan dari iuran tersebut. Dengan program JHT ini, peserta memiliki jaminan finansial untuk masa pensiun atau dalam keadaan tertentu lainnya, yang dapat membantu memenuhi kebutuhan hidup mereka.
Tip Mengelola Tabungan Pensiun
Mengelola tabungan pensiun dengan baik adalah kunci untuk memastikan masa pensiun yang nyaman dan bebas finansial. Dengan adanya Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan, berikut beberapa tip mengelola tabungan atau dana pensiun yang bisa dipertimbangkan.
1. Pahami Program Pensiun
Pertama-tama, penting untuk memahami cara kerja JHT dan Jaminan Pensiun. Berapa iuran yang harus dibayar, kapan dan berapa banyak manfaat yang bisa diterima, apa saja syarat dan ketentuan yang berlaku, dan seterusnya. Dengan memahami program ini, kamu dapat merencanakan keuangan dengan lebih baik dan memanfaatkannya dengan maksimal.
2. Bayar Iuran Tepat Waktu
Pastikan untuk membayar iuran JHT dan Jaminan Pensiun tepat waktu setiap bulannya. Keterlambatan pembayaran bisa berpengaruh terhadap jumlah manfaat yang diterima nantinya.
3. Diversifikasi Dana Pensiun
JHT dan Jaminan Pensiun hanyalah dua dari banyak cara untuk mempersiapkan pensiun. Kamu juga bisa menambahkan investasi lain seperti deposito, reksa dana, saham, properti, dan lainnya ke dalam portofolio pensiun ini. Diversifikasi akan membantu mengurangi risiko dan meningkatkan potensi penghasilan.
4. Membuat Rencana Pengeluaran Pensiun
Buatlah rencana bagaimana akan menggunakan uang pensiun ini nantinya. Apakah akan digunakan sekaligus untuk memenuhi kebutuhan besar (misalnya membeli rumah) atau disimpan dan digunakan secara bertahap untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
5. Memulai Dini
Semakin awal kamu memulai menabung dan berinvestasi untuk pensiun, semakin baik. Dengan begini, waktu akan lebih banyak dimiliki untuk mengakumulasi uang dan memanfaatkan bunga majemuk.
6. Mempertimbangkan Inflasi
Pastikan untuk mempertimbangkan inflasi ketika merencanakan pensiun. Uang yang cukup untuk hidup hari ini mungkin tidak cukup 20 atau 30 tahun ke depan.
Dalam perjalanan hidup yang tak bisa diprediksi, memiliki jaminan finansial di masa pensiun adalah hal yang sangat penting. Program Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan dapat menjadi pilihan tepat untuk mempersiapkan hari tua dengan baik.
Selain memberikan rasa aman dan nyaman, program ini juga membantu pekerja menjaga kualitas hidup mereka meski sudah tidak lagi produktif dalam bekerja. Meski begitu, pilihan finansial yang baik juga berarti memahami sepenuhnya apa yang kita pilih, termasuk mengenali setiap detail dan aturan dalam program tersebut.
Dengan demikian, kita bisa memastikan bahwa setiap langkah yang diambil telah dihitung dengan baik dan akan membawa ke manfaat yang maksimal di masa mendatang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Juga ada kelas khusus untuk membahas dana pensiun, dan bagaimana memilih instrumen yang tepat untuk keperluan tersebut. Kelas ini pasti akan sangat bermanfaat untukmu yang ingin mempersiapkan masa pensiun dengan lebih baik dan lebih dini.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Berapa Banyak Uang yang Harus Disimpan untuk Membiayai Pensiun dengan Semakin Tingginya Life Expectancy at Birth?
Life expectancy at birth atau angka harapan hidup saat kelahiran adalah salah satu faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan pensiun. Semakin tinggi life expectancy at birth, semakin lama seseorang diharapkan hidup dan semakin besar kemungkinan mereka akan hidup lebih lama setelah pensiun.
Lamanya kita hidup dalam masa pensiun akan menentukan besarnya dana pensiun yang harus kita bangun saat berada di masa produktif. So, akan perlu perencanaan keuangan yang matang untuk memastikan kecukupan dana pensiun saat memasuki masa pensiun.
Dalam artikel ini, kita akan membahas cara menghitung kebutuhan dana pensiun berdasarkan life expectancy at birth dan faktor-faktor penting lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam rencana keuangan pensiun.
Apa Itu Life Expectancy at Birth?
Life expectancy at birth adalah perkiraan rata-rata berapa lama seseorang diharapkan hidup pada saat kelahirannya, dalam suatu populasi atau negara tertentu. Ya, dalam hal ini Indonesia.
Angka ini dihitung dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti tingkat kematian di berbagai kelompok usia, kesehatan, dan faktor-faktor lingkungan lainnya.
Life expectancy at birth adalah salah satu indikator yang paling umum digunakan untuk mengukur kualitas hidup dan kesehatan suatu populasi. Semakin tinggi life expectancy at birth, semakin tinggi juga angka harapan hidup dan kualitas hidupnya.
Lalu, apa hubungannya dengan dana pensiun?
Hubungan Life Expectancy at Birth dengan Perencanaan Dana Pensiun
Terdapat hubungan antara life expectancy at birth dan perencanaan dana pensiun.
Seperti yang sudah sedikit disinggung di atas, bahwa semakin tinggi life expectancy at birth, semakin lama seseorang diharapkan hidup, dan semakin besar kemungkinan mereka akan hidup lebih lama setelah pensiun. Oleh karena itu, perencanaan dana pensiun perlu mempertimbangkan angka harapan hidup, sehingga seseorang dapat menentukan berapa banyak uang yang harus disimpan untuk membiayai kebutuhan hidup mereka selama pensiun.
Dalam perencanaan pensiun, kita biasanya menghitung berapa banyak uang yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup setelah pensiun dengan menghitung pengeluaran rutin. Misalnya seperti biaya makanan, perawatan kesehatan, dan biaya tempat tinggal, dan memperkirakan berapa lama mereka akan hidup setelah pensiun.
Jika life expectancy at birth semakin meningkat, maka seseorang perlu menghitung berapa lama mereka kemungkinan akan hidup setelah pensiun dan memperhitungkan jumlah uang yang cukup untuk mengatasi biaya hidup tersebut.
Dengan demikian, life expectancy at birth menjadi faktor penting dalam perencanaan dana pensiun, dan memperhatikan perkiraan harapan hidup di masa depan menjadi penting untuk memastikan kecukupan dana pensiun pada saat kita memasuki masa pensiun kita nanti.
Menghitung Kebutuhan Pensiun
Untuk menghitung kebutuhan pensiun berdasarkan life expectancy at birth, kamu perlu melakukan beberapa langkah berikut ini.
Hitung angka harapan hidup berdasarkan life expectancy at birth
Kamu dapat menggunakan data angka harapan hidup yang tersedia di situs web resmi Badan Pusat Statistik (BPS). Untuk data terbaru, yakni tahun 2021, angka harapan hidup tertinggi ada di masyarakat Provinsi DI Yogyakarta, berjenis kelamin perempuan, yaitu 76.89 tahun. Kamu juga bisa mengecek life expectancy at birth ini di banyak situs resmi perusahaan asuransi terkemuka.
Hitung berapa lama kita berencana untuk hidup setelah pensiun
Jika kamu pensiun pada usia 60 tahun dan berencana untuk hidup hingga usia 80 tahun, maka artinya kamu harus menyiapkan dana pensiun untuk membiayai kebutuhan hidup selama 20 tahun.
Hitung berapa biaya hidup kamu selama pensiun
Hal ini termasuk biaya makanan, perawatan kesehatan, biaya transportasi, dan kebutuhan hidup lainnya. Kamu dapat menggunakan anggaran yang sudah kamu buat atau menghitung biaya hidup rata-rata di daerah tempat tinggal kamu.
Hitung inflasi
Inflasi berarti naiknya harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Jika inflasi diperkirakan sebesar 3% per tahun, maka dana pensiun kamu harus cukup untuk menutupi inflasi selama 20 tahun masa pensiun tadi.
Untuk mendapatkan data inflasi, kamu bisa mengeceknya di situs resmi Bank Indonesia atau bisa juga di situs resmi BPS.
Gunakan kalkulator pensiun untuk menghitung kebutuhan dana pensiun
Kamu dapat menggunakan kalkulator pensiun online yang tersedia di berbagai situs web. Atau kamu bisa bergabung dengan kelas Dana Pensiun dari QM Financial yang lengkap membahas dana pensiun from A – Z, sampai dengan mengenal berbagai instrumen investasi yang bisa dimanfaatkan.
Dalam perhitungan ini, kamu perlu mempertimbangkan angka harapan hidup, biaya hidup, inflasi, dan jangka waktu pensiun.
Dalam menghitung kebutuhan pensiun berdasarkan life expectancy at birth, penting untuk memperhatikan faktor-faktor yang dapat memengaruhi kebutuhan dana pensiun kamu, seperti gaya hidup, kondisi kesehatan, dan perubahan situasi keuangan di masa depan.
Dengan melakukan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat memastikan kecukupan dana pensiunmu sehingga nantinya dapat hidup dengan tenang dan nyaman setelah memasuki masa pensiun.
Life expectancy at birth memainkan peran penting dalam perencanaan keuangan pensiun, dan perlu dipertimbangkan dengan matang untuk memastikan kecukupan dana pensiun saat memasuki masa pensiun. Dengan memahami angka harapan hidupmu dan melakukan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat memastikan kecukupan dana pensiun dan mempersiapkan masa pensiun yang mandiri dan sejahtera.
Namun, perlu diingat juga bahwa situasi keuangan dan kesehatan dapat berubah seiring waktu, sehingga perlu melakukan evaluasi berkala dan penyesuaian jika diperlukan. Dengan perencanaan keuangan yang baik, kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang dan memenuhi kebutuhan hidup selama bertahun-tahun yang akan datang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!