Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Memiliki penghasilan tidak melulu tentang gaji, ada aset aktif yang bisa memberikan kamu penghasilan dan menopang kehidupan kamu di kemudian hari. Barangkali kamu akan bertanya, apa saja contoh aset aktif?
Sekarang ini kamu bekerja dan mempunyai gaji, itu disebut pemasukan aktif. Tapi, apakah gaji ini bisa mencukupi kebutuhan kamu di masa yang akan datang? Apakah kamu akan terus-terusan bekerja dari pukul 8 pagi hingga 5 sore? Yakin enggak pengin menikmati hidup di masa pensiun tanpa memikirkan harus bekerja aktif?
Nah, di sinilah peran penting aset aktif. Selagi kamu masih kuat bekerja, kondisi fisik masih bugar, bangunlah aset aktif demi mendapatkan pendapatan pasif sebagai persiapan untuk masa pensiun nanti.
Aset aktif adalah aset yang dimiliki seseorang di mana bisa mendatangkan penghasilan tambahan tanpa perlu bekerja secara aktif. Ringkasnya nih, aset aktif ini akan memberikan kamu uang walaupun kamu sedang tidur.
3 Alasan Mengapa Aset Aktif Perlu Dimiliki Selagi Muda
Memberikan waktu
Pernah mendengar kalimat, waktu tidak bisa dibeli dengan uang?
Yup, kalimat ini memang benar adanya. Waktu adalah aset bagi semua orang dan jauh lebih berharga daripada uang. Uang bisa kamu habiskan dalam satu waktu dan bisa dicari dengan berbagai cara, namun waktu hanya bisa habis tapi sekali saja. Ketika waktu berlalu, maka kita tidak bisa kembali lagi.
Itulah mengapa membangun aset aktif selagi muda itu penting. Lantaran ini bisa memberikan kamu kebebasan waktu.
Akan ada satu titik, kamu tidak perlu lagi terburu-buru ke kantor, kamu memiliki kebebasan waktu melakukan hal yang ingin dilakukan sejak lama seperti traveling bersama pasangan. Dan semuanya bisa terwujud dengan memiliki contoh aset aktif.
Mengurangi kecemasan tentang masa depan
Kecemasan akan gaji yang tidak bisa mencukupi kebutuhan di masa yang akan datang itu nyata terjadi. Apakah uang kita bisa mencukupi biaya kuliah anak-anak? Apakah kebutuhan primer keluarga bisa tercukupi? Apa bisa menikmati masa senja dengan nyaman? Ini hanyalah sekelumit kecil pertanyaan tentang keuangan yang berujung kecemasan dalam diri.
Itulah mengapa kita perlu memiliki passive income dari aset aktif untuk bisa menambah nominal di tabungan dan bisa meredakan kecemasan. Jadikan kecemasan tersebut sebagai bentuk motivasi dalam membangun aset aktif.
Bisa bekerja here, there and everywhere
Ada sebagian besar orang yang bekerja di perusahaan maupun instansi tidak bisa melakukan traveling atau mengunjungi satu kota karena alasan pekerjaan. Ya, pekerjaannya tidak bisa ditinggal dalam waktu yang lama karena berpengaruh terhadap gaji. Makin banyak izin, maka makin banyak pula potongan gajinya.
Berbeda dengan orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan di mana saja. Maka mereka memiliki waktu yang fleksibel untuk melakukan berbagai hal.
Pengin bisa seperti golongan orang bekerja di mana saja? Maka bagunlah salah satu contoh aset aktif yang akan memberikanmu pekerjaan yang tidak terbatas waktu dan tempat.
Salah satu contoh aset aktif yang lagi tren beberapa tahun belakangan ini adalah menjadi vloger. Selain menjadi vloger, apa saja contoh aset aktif yang bisa kamu mulai selagi muda? Berikut ulasannya.
4 Contoh Aset Aktif untuk Dibangun Sejak Muda
Ada banyak jalan menuju Roma, begitu pula dalam membangun aset aktif. Ada beberapa contoh aset aktif yang bisa kamu jadikan rujukan untuk memperoleh pendapatan pasif.
Surat Berharga
Contoh aset aktif pertama adalah investasi surat berharga.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa investasi bisa menghasilkan pendapatan pasif. Kamu bisa memilih berbagai instrumen investasi surat berharga, mulai dari saham, surat utang negara, reksa dana, deposito dan lain sebagainya.
Tapi, perlu diingat gunakan uang dingin ya untuk memulai investasi dan pastikan memilih instrumennya disesuaikan dengan profil risiko bukan bermodalkan ikut-ikutan. Jangan lupa, tentukan dulu #TujuanLoApa, agar kamu bisa berinvestasi secara fokus karena adanya tujuan.
Bisnis
Sejak pandemi, banyak yang banting setir ke bisnis dengan memanfaatkan media sosial dan berbagai e-commerce untuk jualan. Memang sih kalau dibilang bisnis sebagai contoh aset aktif, cakupannya sangat luas. Kamu bisa kurasi bisnis apa saja sesuai dengan modal yang kamu miliki. Nah, kuncinya, kamu harus menyesuaikan jenisnya dengan tujuanmu untuk mendapatkan aset aktif. Karena tidak semua bisnis berpeluang menjadi aset aktif.
Salah satu contoh bisnis yang bisa menjadi aset aktif adalah bisnis waralaba atau franchise. Ada banyak pilihan untuk bisnis waralaba seperti produk ayam crispy, kopi kekinian, jasa pengiriman, kedai kopi, es krim, crepes dan lain sebagainya.
Tentukan model bisnis yang sustainable, artinya bisa berkelanjutan, hingga nantinya kamu tak perlu terlibat terlalu banyak lagi tetapi bisa mendapatkan dividen. Dengan begini, nantinya kamu bisa mendapatkan penghasilan pasif dari bisnis tersebut.
Properti
Penjualan properti sejak pandemi mengalami kelesuan. Banyak yang menjual properti tapi sedikit peminatnya. Apabila kamu memiliki properti daripada dijual sebaiknya disewakan atau membuat bisnis kos-kosan.
Tidak bisa dimungkiri bisnis kos-kosan ini contoh aset aktif yang everlasting lantaran dicari banyak orang dan memberikan kamu pendapatan pasif rutin setiap bulannya.
Jenis properti lain yang bisa dijadikan sebagai sumber penghasilan pasif adalah menyewakan rumah atau bangunan untuk difungsikan sebagai ruko, rukan, hingga disewakan untuk hunian. Jika kamu punya apartemen, kamu juga bisa menyewakannya sebagai hunian ataupun bergabung di jaringan penginapan seperti Air BnB.
Kekayaan Intelektual
Selain 3 contoh aset aktif di atas, ada satu lagi jenis yang sekarang juga menjanjikan penghasilan pasif yang cukup menarik. Yaitu kekayaan intelektual.
Misalnya saja, kamu bisa menulis buku, menulis lagu, mengomposisi musik, membuat desain web, hingga fotografi. Penghasilan dari kekayaan intelektual bisa didapatkan dari royalti.
Misalnya, kamu unggah foto-fotomu di situs penyedia image CC0, seperti ShutterStock, maka saat ada orang yang mengunduh fotomu, kamu akan mendapatkan royalti. Begitu juga dengan lagu, atau berbagai karya intelektual lainnya.
Nah, itu dia contoh aset aktif yang bisa dibangun sejak masih muda.
Dari 4 contoh aset aktif di atas, yang mana nih mau kamu lakukan sekarang ini? Selamat memulai, semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Mengelola Gaji ala Bunda Corla
Siapa yang belum kenal Bunda Corla? Ah, pasti sudah tahu betul nih ya. Atau mungkin selalu menonton Instagram Live-nya?
Buat yang sudah mengikuti, pasti tahu kan, bahwa Bunda Corla bekerja di sebuah waralaba resto cepat saji yang sudah mendunia di Jerman. Dan, beberapa waktu yang lalu, ia menceritakan seluk beluk pekerjaannya di restoran tersebut. Bahkan, sampai mau menyebutkan berapa gaji yang diterimanya.
Nah, ini menarik. Karena dari cerita Bunda Corla tentang gajinya ini, kita bisa belajar banyak darinya untuk mengelola keuangan dengan baik.
Bunda Corla dan Gaji sebagai Karyawan Restoran
Karyawan restoran bukan merupakan profesi yang terlalu wah. Beda dengan pengacara, dokter, arsitek, pekerja tambang minyak lepas pantai, CEO, dan sejenisnya yang identik dengan gaji yang besar. Baik di Jerman maupun di Indonesia, karyawan restoran waralaba seperti ini kurang lebih berada di “level” yang sama.
So, kita bisa anggap bahwa Bunda Corla bisa mewakili selapisan masyarakat umum yang ada di Indonesia juga.
Secara angka, memang gaji Bunda Corla terlihat besar. Menurut pengakuannya, ia menerima gaji kotor sebesar EUR 2.000. Jika diperhitungkan dengan kurs rupiah saat artikel ini ditulis, EUR 1 = Rp15.600. Itu artinya gaji kotor yang diterima adalah Rp31.200.000. Gaji tersebut dipotong untuk pajak, dana pensiun, dan jaminan kesehatan, sehingga gaji yang diterima bersih adalah sebesar EUR 1.600. Ini artinya 80% dari gaji kotor.
Dari EUR 1.600, EUR 400 dipakai untuk membayar rumah, sementara untuk keperluan lain-lain anggarannya EUR 600. Dengan demikian, masih ada sisa dana yang cukup banyak yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, Bunda Corla juga bisa mengirimkan sejumlah uang untuk keluarganya di Indonesia.
Dengan dana yang tersisa, Bunda Corla mengaku sangat cukup. Bisa makan enak setiap hari.
Pelajaran Mengelola Keuangan dari Bunda Corla
Jadi, apa nih yang kita pelajari?
1. Bagi sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing
Kalau mau direkap, maka pengelolaan Bunda Corla membagi anggarannya yang terdiri atas rumah : keperluan lain-lain : kebutuhan hidup dengan proporsi 25% : 37.5% : 37.5%.
Nah, kamu bisa membaginya pos pengeluaran dengan menyesuaikan kondisi kamu juga. Rekomendasi dari QM Financial adalah 4-3-2-1, yaitu 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan utang, 20% investasi, dan 10% lifestyle.
Angka ini tidak mutlak, kamu sangat bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisimu. Misalnya kamu tak punya cicilan utang, dan memilih mengalihkan 30% ke pos investasi juga boleh. Atau mau kamu pakai senang-senang di pos lifestyle juga boleh banget.
2. Pentingnya dana pensiun
Untuk dana pensiun, hak Bunda Corla sudah dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sudah ada pemotongan sekian persen dari gajinya setiap bulan. Hal ini juga berlaku di Indonesia bagi sebagian besar karyawan perusahaan.
Namun, sebagian profesi lain tidak mendapatkan hal ini karena satu dan lain hal. Misalnya saja untuk kamu yang berprofesi sebagai pekerja lepas, part timer, dan sejenisnya. So, kamu perlu membangun dana pensiunmu sendiri.
Baik kamu yang sudah difasilitasi oleh perusahaan ataupun yang harus membangun sendiri, sebaiknya hitung kebutuhan pensiun dengan cermat, agar nantinya kamu juga bisa mempersiapkannya dengan baik. Banyak orang gagal pensiun sejahtera karena ternyata mereka salah perhitungan; dikira sudah cukup, ternyata enggak. Akibatnya, ada yang harus kembali bekerja di masa pensiunnya, ada yang kemudian menjadi beban anak-anak mereka, dan sebagainya.
Kamu pastinya tak mau hal ini terjadi kan?
3. Pentingnya jaminan kesehatan
Untuk kesehatan, Bunda Corla juga sudah difasilitasi oleh kantor tempatnya bekerja. Hal ini pun berlaku di Indonesia, ketika perusahaan-perusahaan wajib mengikutsertakan karyawannya pada BPJS Kesehatan. Skema iurannya juga sama, yaitu dengan pemotongan gaji, yang nominalnya juga masih cukup terjangkau.
Cakupan perlindungan dari BPJS Kesehatan ini sudah sangat memadai, sebenarnya. Mulai dari ada jaminan melahirkan sampai beberapa penyakit kronis juga tercover. Namun, jika sekiranya masih belum memadai, bisa juga jika kamu menambah dengan asuransi kesehatan swasta lainnya.
Pastikan setiap orang yang biaya hidupnya kamu tanggung juga memiliki BPJS Kesehatan ya.
4. It’s ok untuk membantu kebutuhan keluarga
Seorang Bunda Corla saja dengan rela membantu keluarga, dengan mengirimkan sejumlah uang. Masa kamu mengeluh ketika keluarga perlu dibantu?
Sebagai orang yang murah rezekinya, sudah sepantasnya kan, kita membantu sesama? Apalagi ini keluarga. So, it’s ok banget jika kita membantu keluarga, termasuk dalam hal finansial.
Masukkan “bantuan” ini dalam anggaran, agar terkontrol dan tetap enggak berlebihan setiap bulannya. Dengan demikian, kebutuhan hidup kamu yang lain—yang juga tak kalah penting—bisa tercukupi dengan baik.
5. Bukan angkanya, tapi “cukup”
Bunda Corla sempat bilang, “Jangan lihat angkanya dulu.” –tapi Bunda menekankan bahwa dengan penghasilan sebesar itu, ia merasa cukup banget untuk memenuhi kebutuhan.
Memang kalau dilihat angka, cukup besar ya. Setara Rp31 juta lo, gaji kotornya. Tetapi ingat, bahwa taraf hidup di Jerman pastinya berbeda dengan Indonesia. Untuk membayar rumah saja, Bunda Corla harus menganggarkan EUR 400 sendiri, itu artinya Rp6 juta setiap bulannya. Kalau di Indonesia, Rp6 juta mungkin bisa dipakai untuk kontrak rumah per tahun atau per 6 bulan.
So, belajar yuk, untuk bisa merasa “cukup” dengan mengelola gaji atau penghasilan dengan baik. Itu salah satu bentuk kita mensyukuri rezeki yang sudah diberikan lo.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Pensiun Sejahtera? Bisa kok, Tapi Ada Syaratnya!
Siapa yang enggak pengin pas pensiun bisa tercukupi kebutuhannya, syukur-syukur malah bisa bantu-bantu anak cucu, traktir mereka sesekali, kasih cucu angpau di hari Lebaran, dan sebagainya? Ya, seperti itulah gambaran dari pensiun sejahtera.
Mandiri dan sejahtera. Duh, impian banget deh.
Namun, menurut survei Future of Retirement yang dilakukan oleh HSBC tahun 2019 menyatakan dengan jelas bahwa 9 dari 10 orang Indonesia ternyata tidak siap pensiun sejahtera.
Dari sumber yang sama, juga terungkap fakta bahwa 68% responden berharap untuk bisa menjalani pensiun dengan nyaman, tetapi baru 30% yang sudah mulai mempersiapkannya sejak masih produktif. Padahal, rata-rata dari responden—sebesar 83%–mengaku khawatir akan kenaikan biaya perawatan kesehatan di masa depan, dengan 77% khawatir bakal kehabisan dana saat pensiun.
Tapi kenyataannya, buat anak muda, memikirkan dana pensiun itu sangatlah tidak asyik. Tidak seasyik kalau membuat rencana liburan, beli mobil, beli gadget terbaru, dan sebagainya.
Padahal, sebenarnya, jika persiapan untuk pensiun ini dilakukan sejak dini, bahkan kalau bisa ketika kita mulai bisa memiliki penghasilan sendiri, kita tak perlu lagi khawatir lo. Bebannya akan semakin ringan, seiring waktunya yang juga lebih panjang. Jaminan tercapainya juga lebih besar, karena memang waktulah yang menjadi teman kita dalam hal mempersiapkan dana pensiun yang memadai.
Pasalnya simpel. Secara logika saja, untuk menabung tiap bulan hingga mencapai Rp1 miliar akan lebih ringan bebannya kalau kamu mengumpulkannya dalam waktu 30 tahun, ketimbang harus mengumpulkan dalam waktu 10 tahun kan? Apalagi kalau usia sekarang lagi di puncak produktivitas. Ibaratnya, banyak peluang bisa dimanfaatkan untuk semakin gaspol membangun dana pensiun.
Kalau kondisinya seperti ini sekarang, jadi pesimis nggak sih buat bisa merasakan pensiun sejahtera? Apalagi dengan kebutuhan di saat ini yang juga tak boleh diabaikan. Mana inflasi tinggi, lagi! Duh!
Tenang, tenang. Nggak usah panik.
Sebenarnya mencapai pensiun sejahtera itu bisa kok kita wujudkan. Asal …
Syarat yang Harus Dipenuhi agar Bisa Pensiun Sejahtera
Memiliki kebiasaan keuangan yang baik
Yuk, coba dicek lagi yang sekarang dilakukan. Sudah benar belum? Apakah kamu sudah membagi penghasilanmu ke dalam pos-pos sesuai kebutuhan dan prioritas? Sudahkah kamu mengalokasikan investasi untuk bangun dana pensiun seperti halnya alokasi pengeluaran penting lain? Sudah investasi di awal atau masih pakai sisa uang belanja?
Kebiasaan mengeluarkan uang sehari-hari juga akan menentukan bisa tidaknya mimpi pensiun sejahtera dicapai. Kalau sekarang saja sudah sulit berhemat, di masa pensiun besar kemungkinan akan menemui kesulitan juga. Yuk, mumpung masih lama, coba jalani gaya hidup secukupnya. Pasalnya, yang mahal memang gaya hidup, biaya hidup mah bisa diatur.
Kebiasaan keuangan yang kita lakukan saat ini akan menentukan hasil yang akan kita dapatkan nantinya.
Disiplin melunasi utang
Utang merupakan salah satu hal keuangan terbesar yang harus dibereskan sebelum kamu memasuki usia pensiun.
Memangnya kalau tidak, kenapa? Ya, bayangkan saja kalau kamu masih harus membayar utang, sementara sudah pensiun—yang artinya sudah tidak produktif dan tidak ada sumber dana aktif.
Utang adalah satu beban yang harus segera dikurangi menjelang masa pensiun. So, hitung lagi posisinya sekarang, jika kamu baru mau bangun dana pensiun. Semoga sih, dengan disiplin membayar cicilan, menjelang pensiun nanti semua utang sudah lunas ya.
Memiliki proteksi yang memadai
Nah, kembali lagi ke hasil survei HSBC di atas, bahwa 83% responden mengaku khawatir akan kenaikan biaya perawatan kesehatan di masa depan. Karena itu, adalah penting bagi kamu untuk memastikan bahwa asuransi kesehatanmu terus aktif hingga masuk usia pensiun nanti. Jangan sampai terputus ya, iurannya.
Cek juga apakah kamu perlu memiliki tambahan asuransi kesehatan swasta, jika sudah punya BPJS Kesehatan. Siapa tahu, ada perlindungan tambahan yang kamu perlukan seiring waktu kan?
Namun, pastikan juga agar tetap sesuai dengan kemampuan finansialmu. Jangan sampai terbebani membayar premi, tetapi kebutuhan lain malah tak terpenuhi.
Yuk, Siapkan Jalan Menuju Pensiun Sejahtera!
Siapa pun bisa kok mewujudkan pensiun sejahtera, asalkan ketiga syarat di atas dipenuhi, siapkan selagi muda, dan buat rencana pensiun yang komprehensif dan realistis untuk mewujudkannya.
Tak hanya dari sisi karyawan, sudah sewajarnya juga bagi perusahaan untuk ikut andil dalam menyiapkan karyawan untuk siap pensiun sejahtera sejak dini. Pasalnya, ada banyak keuntungan yang bisa didapatkan, seperti bisa menghindarkan perusahaan dari beban arus kas yang berlebihann di masa depan, bisa meningkatkan nilai tambah pada perusahaan itu sendiri, dan sebagainya.
Yuk, isi survei persiapan masa pensiun sejahtera ini, dan dapatkan learning kit melalui email! Tinggal klik saja tautannya, dan isi formnya. Learning kit SIAP PENSIUN SEJAHTERA akan dikirimkan setelah survei di-submit.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Produk Asuransi yang Harus Dimiliki untuk Setiap Stage of Life
Mengelola risiko itu adalah bagian dari perencanaan keuangan lo! Kok bisa? Iya, karena rata-rata risiko yang bisa terjadi dalam hidup selalu ada kaitannya dengan keuangan. Karena itu, ada baiknya kita mengenal berbagai produk asuransi yang sesuai.
Nggak percaya?
Coba kita lihat. Misalnya sakit, maka akan muncul risiko keuangan di situ. Kita harus membayar biaya perawatan dan obat, belum lagi kalau ternyata harus opname. Jelas bakalan ada biaya rawat inap. Misalnya kena bencana alam, juga akan muncul risiko keuangan ketika rumah atau isinya ada yang rusak. Apa lagi ya? Banyak kan?
Terus, siapa yang mau mengalami kerugian besar karena munculnya risiko-risiko tersebut? Pastinya kita nggak mau kan ya, tabungan terkuras, aset habis, bahkan terjerat utang karena dipakai untuk mengatasi dampak risiko-risiko itu?
Nah, salah satu cara untuk meminimalkan efek terjadinya risiko adalah dengan memiliki produk asuransi yang sesuai dan memadai.
Namun, kita enggak harus punya semua produk asuransi kok untuk bisa meminimalkan dampak risiko yang terjadi. Faktanya, kita bisa punya asuransi sesuai tahapan hidup kita, karena saat kita menginjak stage of life yang berbeda, maka risikonya juga akan berbeda. Contoh yang paling jelas, risiko yang bisa terjadi pada lajang akan berbeda dengan dengan yang bisa terjadi pada yang sudah menikah. So, kebutuhan akan perlindungannya juga akan berbeda.
Untuk lebih jelasnya, ikuti penjabaran berikut ini.
Kebutuhan Asuransi di Setiap Tahapan Hidup
Baru bekerja dan masih lajang
Si lajang biasanya baru saja menyelesaikan pendidikan dan siap untuk bekerja untuk mendapatkan penghasilan pertama. Biasanya masih entry level, dan baru saja lepas dari tanggungan orang tua, baru first step untuk menjadi mandiri. Kisaran penghasilan mungkin masih sekitar UMR.
So, perlindungan pertama yang dibutuhkan oleh si lajang adalah produk asuransi kesehatan. Ini penting supaya kalau sakit, kita enggak harus mengambil tabungan atau mencairkan investasi hanya untuk membayar pengobatan dan perawatan.
Preminya biasanya masih cukup rendah, karena usia yang masih muda dan fisik yang masih fit membuat tertanggung ini menjadi lebih rendah risiko. Umumnya, kalau si lajang bekerja di sebuah perusahaan, maka secara otomatis akan diikutkan dalam BPJS Kesehatan. Sebenarnya ini sudah sangat cukup, mengingat coverage BPJS Kesehatan cukup luas. Namun, jika memang ada kondisi tertentu, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta.
Sudah berkeluarga
Kalau sudah menikah, maka kebutuhan perlindungannya bisa jadi berubah. Pastinya, harus memilih produk asuransi yang manfaatnya lebih luas.
Pertama, tentu saja, masih akan butuh asuransi kesehatan. Tapi, enggak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk seluruh keluarga: pasangan dan anak. Pastikan cakupan perlindungannya memadai. Paling basic memang punya BPJS Kesehatan. Tapi, jika ada kondisi lainnya, boleh saja menambah asuransi kesehatan swasta. Yang pasti, harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Produk asuransi kedua yang harus dimiliki adalah asuransi jiwa, terutama bagi si pencari nafkah. Fungsinya, jika suatu kali si pencari nafkah tidak dapat mencari penghasilan lagi, maka asuransi akan dapat memberikan uang pertanggungan pada keluarga yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena itu, di sini fokusnya bukan lagi sekadar premi murah, tetapi apakah uang pertanggungannya memadai. Namun, tentu saja tetap harus memperhatikan kemampuan finansial kita sendiri.
Selain dua produk tersebut, ada baiknya melengkapi dengan beberapa asuransi yang berfungsi melindungi aset lain, sesuai kepemilikan. Misalnya asuransi mobil, asuransi rumah jika memang rumahnya ada di lokasi yang tinggi risiko, atau mungkin butuh juga asuransi perjalanan, jika memang sangat sering harus bepergian.
Masa pensiun
Sesudah pensiun apakah itu berarti kita bisa bebas dari risiko hidup? Enggak, justru ada risiko kesehatan yang semakin meningkat. Karena itu, penting bagi para pensiunan untuk tetap melanjutkan asuransi kesehatan yang sudah dimiliki sejak masih muda.
Jangan sampai terputus iurannya ya. Ada kemungkinan harga premi akan naik, tetapi pasti tidak akan sebanyak kalau kita baru punya asuransi saat usia sudah menjelang senja.
Nah, itu dia berbagai produk asuransi yang sebaiknya kita miliki seiring kita menapaki tahapan hidup, dari mulai masih lajang dan baru bekerja, sudah menikah dan punya anak, hingga nanti saatnya pensiun.
Bagaimana? Kamu sudah masuk ke tahapan hidup yang mana? Apakah kamu sudah punya produk asuransi yang sesuai, yang bisa memberimu perlindungan yang dibutuhkan? Jika belum, masih ada waktu untuk mulai mempertimbangkannya lo. Tak pernah ada kata terlambat untuk memproteksi diri kita sendiri dari segala macam risiko hidup yang bisa terjadi.
Yang pasti, punya asuransi itu harus sesuai dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi. Jangan lupa untuk mempelajari polis asuransi dengan cermat, agar kamu tahu semua hak dan kewajibanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mau Pensiun Dini? Simak Dulu Syarat, Cara, dan Strateginya
Banyak karyawan yang bercita-cita untuk pensiun dini. Mengapa? Macam-macam sih alasannya. Salah satunya pengin agar bisa menikmati hidup selagi fisik masih prima.
Selain inisiatif pribadi, ada juga lo, pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan, seperti fenomena yang terjadi pada awal pandemi untuk mengurangi beban perusahaan. Sedih sih ya, dengernya. Tapi, ya, kadang itu memang enggak bisa dihindari.
Ya, kalau bisa sih, setelah pensiun—terlepas dari inisiatif sendiri, ataupun karena menerima penawaran pensiun dari perusahaan—yang diharapkan adalah kerja lebih ringan tapi penghasilan sama atau bahkan lebih besar. Syukur-syukur cukup mengandalkan passive income dan hidup bersenang-senang.
Terlalu utopis? Ah, enggak juga sih. Pada dasarnya, semua kembali ke … persiapan. Betul, seberapa siap kamu dengan rencana pensiun?
Pensiun Dini Itu Apa?
Pensiun dini adalah permohonan pemberhentian atas permintaan sendiri sebelum memasuki masa pensiun. Umumnya, masa pensiun karyawan itu kurang lebih di usia 55 – 58 tahun. Nah, kalau mau, ya sebelum masa usia pensiun normal itu, kita berhenti bekerja.
Faktanya, pensiun dini bisa kok kita lakukan di usia yang sangat muda. Asal siap. Siap apa? Ya, siap dengan biaya hidup yang terus ada, tetapi tidak ada penghasilan aktif.
Perusahaan juga dapat memberikan penawaran pensiun dini. Tahu nggak siih, penawaran oleh perusahaan yang banyak dilakukan selama pandemi ini banyak juga lo yang disambut oleh karyawan karena iming-iming pesangon yang menggiurkan.
Yes, memanfaatkan kesempatan seperti itu enggak ada salahnya kok, tapi lebih baik jika dipersiapkan jauh sebelumnya. Pesangon yang besar tersebut bisa habis dalam sekejap jika belum memiliki gambaran apa yang akan dilakukan setelah pensiun.
Alasan seseorang mengajukan pensiun dini beragam, antara lain ingin punya usaha sendiri, alasan kesehatan, keluarga, bahkan ingin berpetualang keliling dunia. So, harus dipikirkan alasan kuatnya, karena di balik uang pesangon, ada hari-hari kosong tanpa rutinitas bekerja di kantor.
Dengan persiapan yang baik, masa transisi antara bekerja di kantor dan kegiatan setelah pensiun dikabulkan, diharapkan berjalan lancar.
Syarat Pensiun Dini
Sebenarnya, karyawan bisa merencanakan pensiun kapan pun diinginkan.
Belakangan banyak ajakan untuk pensiun sedini mungkin agar orang lebih bisa menikmati hidup atau memiliki kendali penuh terhadap hidupnya. Kamu mungkin bisa menemukan banyak tip yang beredar tentang pensiun dini sebelum usia 40 tahun. Semuanya tampak begitu mudah, tetapi nyatanya ya … nggak juga.
Syarat Pensiun Dini PNS
Ini ada aturannya lo, yaitu dalam UU ASN pasal 91. Namun, mungkin ada sedikit perbedaan mengikuti aturan masing-masing instansi. PNS bisa mengajukan pensiun dini berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014.
Jika pensiun atas permintaan sendiri, maka usia minimal pemohon adalah 45 tahun dengan masa kerja minimal 20 tahun. Jika alasannya perampingan organisasi, maka usia minimal pemohon adalah 50 tahun dengan masa kerja minimal 10 tahun. Pesangon diperoleh melalui program Jaminan Sosial Nasional (JSN).
Syarat Pensiun Dini Karyawan Swasta
Syarat pengajuan pensiun dini karyawan swasta berbeda-beda di setiap perusahaan, namun harus tetap sejalan dengan UU Cipta Kerja Pasal 81 Angka 56.
Ada 3 jenis pesangon yang ditetapkan, yaitu Uang Pesangon (UP), Uang Penghargaan Masa Kerja (UPMK) dan Uang Penggantian Hak (UPH). Karena berbeda-beda itulah, pemohon harus lebih teliti mempelajari perjanjian kerjanya dengan perusahaan sebelum mengajukan pensiun.
Cara Mengajukan Pensiun Dini
Pengajuan pensiun dini PNS sudah diatur dalam UU ASN. Meski terlihat lebih panjang, tapi alurnya kurang lebih sama untuk semua instansi, yaitu mengajukan berkas melalui biro kepegawaian untuk diteliti dan dimintakan penerbitan Keputusan PPK (Pejabat Pembina Kepegawaian). Keputusan PPK tersebut akan diteruskan ke BKN pusat dan regional untuk mendapatkan persetujuan teknis penerbitan SK Pensiun oleh PPK.
Untuk karyawan swasta, alur pengajuan pensiun dini mungkin lebih pendek dan penyelesaiannya lebih cepat. Namun, terbuka banyak peluang untuk negosiasi dengan tetap berpatokan pada peraturan masing-masing perusahaan dan UU Cipta Kerja.
Strategi Sukses Pensiun Dini
Kamu bisa sukses menikmati hidup dan pensiun sejahtera kapan saja, asal memiliki perencanaan yang matang. Faktanya, kesempatan langka seperti penawaran pensiun dengan pesangon besar dari perusahaan tak selamanya berakhir bahagia.
Ada beberapa strategi yang harus diperhitungkan sebelumnya.
1. Menghitung biaya hidup
Biaya hidup ini tidak hanya untuk keluarga sendiri tapi juga semua pihak yang selama ini berkaitan.
Misalnya termasuk dalam sandwich generation, maka kamu juga mesti menghitung biaya hidup orang tua juga. Setelah pensiun dini, mereka harus memastikan diri sendiri untuk memiliki pemasukan. Pemasukan tersebut bisa berasal dari usaha sendiri, usaha kerja sama atau hasil investasi.
Jika bermaksud menggunakan pesangon untuk modal usaha, maka kamu mesti cermat memperhitungkannya. Ingat, usaha yang baru dimulai setelah pensiun dini berisiko ketidakstabilan pemasukan di awal usaha. Ini bisa jadi masalah kalau kamu enggak siap. Karena itu, dana darurat harus ada untuk menutup biaya hidup sampai pemasukan baru tersebut stabil.
2. Mempersiapkan dana pensiun
Dana pensiun bisa didapat dari perusahaan, Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK), BPJS Ketenagakerjaan, dan/atau dipersiapkan secara mandiri.
Dana pensiun dari perusahaan, DPLK, atau BPJS Ketenagakerjaan ini diambil dari gaji karyawan sehingga merupakan hak karyawan. Selain dari gaji karyawan, ada perusahaan yang memberi tambahan.
Jika sudah punya target usia pensiun dini, kemungkinan jumlah dana pensiun yang akan didapat bisa dihitung. Jika ingin mempercepat atau ingin keuangan lebih terjamin setelah pensiun, bisa menambah dengan berbagai instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan.
3. Menghitung utang, piutang, dan aset
Jika sudah memiliki rencana pensiun, mulailah membangun aset aktif dan mengurangi utang.
Masa transisi akan lebih baik jika tidak dibebani dengan rutinitas mencicil utang di saat gaji tak lagi rutin. Aset aktif sebanyak-banyaknya dapat digunakan untuk investasi yang hasilnya menggantikan pemasukan rutin dan modal usaha.
Pisahkan pula sebagian untuk dana darurat. Sedangkan piutang bisa ditambahkan sebagai cadangan karena menagih utang ke pihak lain itu tak selalu mudah. Pasalnya, kadang kita memang kalah galak ketimbang yang berutang. Sad.
4. Menghitung target jangka panjang keluarga
Yang termasuk target jangka panjang keluarga adalah pendidikan anak, kepemilikan tempat tinggal, pengembangan usaha, dan sebagainya.
Dengan adanya target tersebut, maka perencanaan pensiun dini harus memasukkan pula perencanaan pendapatan di luar untuk biaya hidup agar ada yang bisa ditabung atau diinvestasikan jangka panjang.
5. Membuat daftar kegiatan
Tubuh dan pikiran perlu rutinitas agar otot-otot sehat dan tidak mudah pikun. Rutinitas harus dipertahankan meski bentuknya berbeda agar tidak bermalasan ketika memiliki usaha sendiri.
Meski berhasil hidup dari passive income sekalipun, memiliki hobi atau bergabung dengan komunitas akan membuat tubuh bugar karena terus bergerak. Memiliki aktivitas sosial juga membuat pikiran positif dan menjaga empati.
Pensiun dini memang tidak mudah. Tapi dengan perencanaan yang detail, masa transisi akan bisa dilalui dengan baik. Gimana, jadi mau pensiun sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Rencana Pensiun: 5 Langkah Menyiapkannya Agar Bisa Optimal
Penyusunan rencana pensiun merupakan proses multistep yang bisa disusun dalam waktu sekali duduk. Di dalamnya, akan ada banyak hal yang harus dipertimbangkan dan diperhitungkan, apalagi kalau memang kamu menginginkan untuk dapat pensiun dengan nyaman, aman, dan sejahtera. Prosesnya mungkin bahkan bisa dibilang menjemukan, nggak seseksi kalau kita lagi bikin rencana liburan. Tapi, bagaimanapun, ya teteup harus dibuat.
Perencanaan dana pensiun dimulai dengan proses menentukan tujuan keuangan secara realistis, dan berapa lama jangka waktunya hingga saat itu tiba. Kemudian, setelah itu, kamu juga harus menentukan instrumen seperti apa yang paling cocok untuk mengembangkan sekaligus sebagai tempat penyimpanan dana pensiun tersebut.
So, adakah di antara kamu yang masih ragu-ragu untuk membuat rencana pensiun? Masih saja bingung, program pensiun seperti apa yang cocok untukmu? Belum tahu mesti gimana hidupmu di masa pensiun nanti? Masih mau, “Diatur ntar ajalah, kalau sudah deket.”?
Wah, tahu nggak sih kamu, kalau kamu masih tarsok-tarsok—bentar besok bentar besok—alias menunda-nunda membuat rencana pensiun, bisa jadi kamu terancam gagal pensiun loh di hari tua nanti. Artinya, bisa jadi kamu berpeluang untuk terus bekerja sampai tua, bahkan menciptakan sandwich generation baru pada anak-anakmu di masa depan.
Duh, masa tega sih, menjadi beban hidup anak?
Yuk, makanya buat rencana pensiun! Sebenarnya cukup sederhana kok, hanya saja memang akan lebih baik jika mulai dari sekarang.
Langkah Membuat Rencana Pensiun
1. Tentukan jangka waktu
Membuat rencana pensiun adalah soal menentukan pengin hidup seperti apa kelak.
Usia kamu sekarang dan usia saat kamu mulai pengin pensiun akan menentukan banget dalam membuat rencana pensiun yang efektif. Semakin panjang waktunya, maka semakin tinggi tingkat risiko portofolio investasi yang bisa kamu lakukan. Artinya, nilai akhir investasi juga berpeluang besar semakin tinggi.
Kalau kamu saat ini masih di usia 20-an, maka itu artinya kemungkinan kamu akan pensiun dalam waktu 30 tahun lagi, lebih bahkan. Dengan demikian, instrumen berisiko tinggi akan lebih cocok, misalnya saham. Memang akan ada risiko volatilitas, tetapi dengan strategi analisis yang tepat, kamu bisa menemukan saham-saham yang akan bertumbuh dengan baik dalam jangka waktu panjang.
2. Perhitungkan inflasi
Inflasi adalah musuh utama kita dalam perencanaan keuangan. Kamu perlu imbal yang lebih besar daripada inflasi jika ingin mempertahankan daya beli kamu saat sudah masuk usia pensiun.
Para pakar keuangan sering menyebut inflasi sebagai anti-growth compound, karena dapat menggerogoti nilai uang kita. Tingkat inflasi yang kecil, misalnya 3%, dapat menggerus nilai tabungan sebesar 50% dalam waktu 24 tahun.
See? Memang hanya berkurang 3% sih setiap tahun. Tapi dikali 24 tahun, uangmu akan berkurang nilainya sebesar 50% loh!
Jadi, jangan pernah abaikan tingkat inflasi saat mulai membuat rencana pensiun.
3. Tentukan kebutuhan
Memproyeksikan kebutuhan hidup secara realistis akan membantu kamu menentukan seberapa besar portofolio yang harus disiapkan. Dari banyak sumber disebutkan, bahwa untuk pensiun sejahtera, seseorang setidaknya harus memiliki dana 70 – 80% dari penghasilan terakhirnya sebelum mulai masuk masa pensiun. So, apakah ini realistis?
Bisa iya, bisa tidak. Praktiknya, banyak hal yang bisa terjadi. Banyak pensiunan yang justru berbelanja melebihi kebutuhannya di awal-awal masa pensiun. Mengapa? Karena masih banyak yang sulit untuk meninggalkan kebiasaan lama. Dan, karena menganggur, mereka pun jadi merasa kebutuhannya bertambah. Belum lagi anggaran kesehatan yang bisa juga membengkak seiring usia.
4. Kenali berbagai karakteristik produk
Secara umum, semakin mendekati usia pensiun, maka portofolio sebaiknya semakin fokus pada aset yang mampu mendatangkan penghasilan secara pasif dan pelestarian modal. So, ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Fokus pada instrumen obligasi yang memang tak setinggi saham return-nya, tetapi menjanjikan kupon yang relatif lebih teratur dan tidak terlalu fluktuatif.
- Jika ingin terus memanfaatkan saham, maka fokus pada pilihan saham-saham dividend aristocrate, yaitu saham-saham yang secara historis memberikan dividen secara teratur dan bertumbuh dari tahun ke tahun.
- Jika modal memang sudah memadai, diversifikasikan instrumen ke properti. Dari usaha penyewaannya, kamu akan bisa mendapatkan tambahan penghasilan lagi.
Dengan demikian, kamu perlu memiliki target yang jelas mengenai berbagai instrumen yang akan dapat diandalkan sebagai sumber pemasukan saat sudah tak produktif lagi. Jadi, yang sekarang harus kamu lakukan adalah mengenali berbagai macam produk beserta karakteristiknya, agar nantinya kamu tak salah dalam mengambil keputusan investasi.
Jika kamu merasa tak mampu untuk membangun dana pensiun secara mandiri, ada berbagai program yang menawarkan manfaat pensiun yang menguntungkan, seperti Dana Pensiun Lembaga Keuangan. Silakan dicari dan dipelajari lebih dalam cara kerjanya ya. Siapa tahu bisa cocok.
5. Perkuat jaring pengaman
As you know, di masa pensiun, bisa jadi pengeluaran kesehatan akan menjadi salah satu pos pengeluaran yang paling prioritas. Karena itu, siapkanlah asuransi kesehatan sejak sekarang. Minimal, kamu wajib punya BPJS Kesehatan dan upayakan agar selalu aktif. Buat anggaran untuk iurannya ya, bahkan hingga kamu tak lagi bekerja nanti. Jika masih mampu, kamu juga bisa menambah asuransi penyakit kritis jika dibutuhkan.
Selain itu, selalu prioritaskan untuk punya dana darurat sesuai nominal ideal. Bangunlah dana daruratmu mulai sekarang, atau kembalikan dana darurat yang sempat kamu pakai.
Asuransi dan dana darurat merupakan fondasi penting dalam rencana keuangan, termasuk juga rencana pensiun.
Nah, itu dia 5 langkah mempersiapkan rencana pensiun yang bisa kamu lakukan sejak sekarang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dana Pensiun: Pengertian, Fungsi, Persiapan, dan Cara Mengumpulkan Secara Efektif
Dana pensiun yang dipersiapkan dengan baik akan menjamin masa pensiun dapat kita lalui dengan tenang. Memang sudah seharusnya, di hari tua nanti, kita tidak membebani anak dan cucu. Tetap mandiri dan berdaya, bahkan kalau bisa sesekali mentraktir atau memberi mereka hadiah.
Yes, dana pensiun adalah koentji pensiun sejahtera. Nyaman tidaknya pensiun kita akan tergantung pada seluruh aset yang harus dipersiapkan untuk memenuhi semua kebutuhan setelah pensiun. Berikut ini hal-hal penting yang perlu diperhatikan untuk mempersiapkan dana pensiun mulai dari persiapan hingga cara mengumpulkannya.
Apa itu Dana Pensiun?
Dana pensiun merupakan dana yang telah disimpan seseorang selama masa produktifnya dan akan dipakai untuk memenuhi kebutuhannya saat nanti di hari tua. Jadi, banyak yang menyebutnya tabungan hari tua.
Mengumpulkan dana pensiun bisa dilakukan secara mandiri perseorangan, atau melalui lembaga keuangan maupun pemberi kerja. Masing-masing memiliki syarat dan ketentuan yang berbeda, tergantung jenisnya. Untuk kantor pemerintahan, ada BPJS Ketenagakerjaan yang memiliki program pensiun Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Sedangkan untuk swasta, perusahaan juga diwajibkan untuk mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan, atau program pensiun lain yang sudah ada. Secara khusus, pihak perusahaan akan memberikan subsidi dan juga ada pemotongan otomatis sesuai ketentuan untuk iurannya. Nantinya iuran ini akan dikembalikan lagi pada karyawan yang sudah pensiun sebagai dana untuk hari tua.
Artinya, dana pensiun adalah tabungan yang telah dikumpulkan saat usia masih produktif bekerja. Sehingga, seluruh uang yang sudah terkumpul bisa digunakan jika sudah tidak produktif lagi atau pensiun di hari tuanya.
Fungsi Dana Pensiun
Umumnya fungsi dana pensiun adalah untuk memberikan jaminan di hari tua atau tidak produktif lagi untuk bekerja. Dana pensiun yang didapat tergantung dari besaran iuran, masa kerja, dan juga hasil pengembangan dana pada usia produktif. Dana pensiun ini juga dapat diwariskan pada anggota keluarga jika orang yang bersangkutan meninggal dunia. Hal ini membuat rasa aman jika sewaktu-waktu meninggalkan keluarga yang dicintai berpulang.
Manfaat dari dana pensiun ini bisa digunakan sebagai penyambung hidup di masa tua, dan juga sebagai modal usaha di masa pensiun.
Seberapa Penting Dana Pensiun?
Dana pensiun sejatinya adalah tabungan yang dapat dimanfaatkan agar nanti saat kita sudah masuk usia pensiun, kita dapat mandiri secara finansial.
Tidak ada yang mengetahui apa yang akan terjadi nanti di hari tua, tapi setidaknya masalah dan kesulitan keuangan bisa diminimalkan, dengan adanya dana pensiun. Saat tua nanti, anak-anak sudah berkeluarga dan memiliki fokus kebutuhan yang berbeda-beda. Rasanya tidak tega jika tua nanti masih harus menambah pikiran anak-anak di masa tua. Sebab, saat tua nanti ada beberapa resiko yang kemungkinan akan dihadapi, yaitu:
Kesehatan Perlu Diperhatikan Lebih
Semakin tua, biasanya semakin rentan terserang penyakit karena daya tahan tubuh yang semakin lemah seiring berjalannya waktu. Atas dasar inilah saat lansia, kondisi kesehatan lansia harus lebih diperhatikan.
Belum lagi jika sudah lansia, bukan hanya penyakit ringan yang menyerang kondisi tubuh, penyakit kritis sangat rentan menyerang lansia.
Rentan Jadi Orang Telantar
Lansia yang disebut telantar adalah seseorang yang sudah berusia di atas 60 tahun, dan tidak bisa memenuhi kebutuhan dasarnya secara mandiri.
Hal ini terdapat banyak faktor penyebabnya, misalnya seperti faktor ekonomi maupun latar belakang keluarga. Maka, dana pensiun akan mencegah terjadinya hal ini. Tentu saja setiap orang tidak ingin hidup telantar. Pastinya, kamu juga ingin menikmati hidup dengan baik bukan, setelah masa kerja usai?
Angka Harapan Hidup Tinggi, Kebutuhan Hidup Ikut Meningkat
Usia memang menjadi rahasia ilahi, tidak ada yang tahu kapan masing-masing dari kita akan berpulang. Tapi risiko ini dialami oleh setiap orang.
Berdasarkan data BPS, usia harapan hidup di Indonesia umumnya mencapai 71,5 tahun. Maka, jika saat ini usia masih 30 tahun, artinta ada waktu kurang lebih 41 tahun lagi untuk mempersiapkan diri dan membekali keluarga yang akan ditinggalkan.
Lantas, bagaimana jika usia melampaui batas rata-rata usia harapan hidup? Yap, artinya kebutuhan di masa tua akan meningkat. Belum lagi jika dipanggil Tuhan di usia produktif. Bagaimana nanti nasib keluarga yang ditinggalkan? Siapa yang akan memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga yang ditinggalkan?
Sebab itu, risiko-risiko yang berpotensi dialami di masa tua dapat menjadi latar belakang betapa pentingnya dana pensiun saat ini. Apakah sudah cukup ketersediaan dana pensiun di masa depan nanti?
Cara Mempersiapkan dan Mengumpulkan Dana Pensiun
Dana pensiun penting untuk dipersiapkan melalui perencanaan keuangan yang komprehensif. Bagaimana cara mempersiapkannya?
Hitung Estimasi Kebutuhan Hidup di Masa Pensiun
Mencari tahu kebutuhan di masa pensiun merupakan langkah penting yang tidak boleh dilewatkan. Mengapa? Karena dengan mengetahui kebutuhan apa saja artinya kamu dapat menghitung berapa jumlah pengeluaran yang dibutuhkan nantinya.
Setelah itu, hitunglah berapa biaya yang dibutuhkan untuk kebutuhan hidup mulai dari biaya makan, listrik, air, perawatan rumah, transportasi, tanggungan, dan yang lainnya. Kamu juga bisa menghitung berapa biaya pengeluaran yang akan digunakan untuk rekreasi atau hiburan.
Untuk menghitungnya, kamu bisa menggunakan patokan kebutuhan dan pengeluaranmu saat ini, yang kemudian kamu proyeksikan dengan rumus Future Value. Jangan lupa untuk memperhitungkan inflasi juga ya. Selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Kenyamanan di hari tua tidak bisa didapatkan begitu saja. Kamu harus memperhitungkan kemungkinan terburuk yang mungkin terjadi jika sumber pendapatan telah hilang di usia produktif.
Kalau masih bingung, kamu bisa bergabung untuk belajar menghitung kebutuhan dana pensiun di kelas FCOS QM Financial. Karena tak setiap bulan ada, maka coba untuk pantengin terus website pendaftarannya. Link-nya ada di bawah ya.
Tentukan Target Pensiun
Saat ini sudah banyak yang memutuskan untuk pensiun di usia muda, tapi agar dapat melanjutkan hidup dengan nyaman tentu perlu strategi keuangan khusus.
Contohnya Ayyubi berusia 30 tahun dan memiliki cita-cita ingin pensiun di usia 55 tahun. Artinya Ayyubi punya rentang waktu 25 tahun untuk mengumpulkan dana pensiun dan berinvestasi.
Anggap saja jika berinvestasi menyisihkan uang sebesar Rp5,9 juta per bulannya di investasi yang memiliki imbal hasil sebesar 15% per tahun, maka dalam rentang 25 tahun tabungan pensiun yang berhasil dikumpulkan Ayyubi sebesar Rp 5 miliar. Nah, tinggal dicek saja dengan kebutuhan yang sudah dihitung, sesuai enggak? Kalau terlalu besar, maka harus ada yang dihemat.
Demikian uraian informasi penting mengenai dana pensiun. Semoga dapat membantu kamu menikmati masa tua dengan tenang dan tentram ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kriteria Sejahtera Saat Pensiun adalah Mencapai 5 Hal ini
Pensiun adalah satu hal yang sering kali terlintas waktu kita sedang mumet bekerja. Rasanya waktu dan energi sudah banyak terkuras hingga ingin segera berhenti untuk kemudian menikmati hidup. Tapi, setelah melihat kondisi keuangan, lagi-lagi kita meringis dibuatnya.
Memang, keputusan untuk pensiun adalah bukan persoalan yang mudah ya. Apalagi untuk kamu yang juga punya tanggungan untuk menghidupi keluarga. Semua harus diperhitungkan matang-matang mulai dari anggaran, sumber pemasukan, hingga tujuan apa yang ingin kamu lakukan saat pensiun nanti.
Lalu, kapan waktu ideal untuk pensiun?
Dalam UU No. 20/2021 tentang Cipta Kerja, waktu untuk pensiun adalah menjadi keputusan pribadi masing-masing, pun di berbagai undang-undang maupun peraturan tidak ada yang mengatur detail tentang usia pensiun.
Hanya saja, yang diatur adalah hak atas manfaat pensiun, disebutkan dalam Permenaker No.02/1995 bahwa usia pensiun adalah 55 tahun bagi mereka yang berstatus PNS. Jika pekerjaan tetap diperoleh saat mencapai usia 55, maka maksimal pensiun pada 60 tahun. Namun, ketentuan usia pensiun ini kembali lagi pada hak pekerja dan disesuaikan dengan kebijakan internal dari pemberi kerja, terutama bagi karyawan swasta.
Lagi pula, yang penting dari pensiun adalah bukan tentang waktu saja, melainkan keadaan atau kondisi kamu setelah tidak bekerja. Siap enggak kamu menjalaninya? Kehidupan seperti apa yang kamu inginkan nantinya?
Hal yang Harus Dipersiapkan Saat Pensiun Adalah …
Ada baiknya sebelum saat merencanakan pensiun, kamu sudah mempersiapkan hal-hal berikut ini yang dapat menunjang kehidupan di masa setelah selesai bekerja. Supaya apa? Agar kamu dapat menikmati masa pensiun dengan tenang tanpa kekhawatiran.
Dana Pensiun
Buatlah rekening untuk menyimpan tabungan dana pensiun. Umumnya, kamu bisa mengikuti program dana pensiun dari tempat kamu bekerja.
Sesuai Kamus Besar Bahasa Indonesia, Dana pensiun adalah dana yang keuangannya diperoleh dari iuran tetap para peserta ditambah penghasilan perusahaan yang disisihkan dan para peserta berhak memperoleh bagian keuntungan itu setelah pensiun.
Sementara mungkin kantormu sudah memiliki program pensiun yang tersistemasi dengan baik, kamu juga bisa mempersiapkannya secara mandiri. Dana ini bisa diperoleh dari penyisihan 10% dari pendapatan bulanan kamu, atau berapa pun sesuai kondisimu dan juga setelah kamu melakukan analisis keuangan, tentunya.
Berapa yang harus dipersiapkan? Semua tergantung pada gaya hidup seseorang. Ini nantinya akan memengaruhi besarnya pengeluaran rutin, yang kemudian akan jadi faktor penghitung kebutuhan selama masa pensiun.
Jadi, berapa? Sudah berhitung belum? Kalau sudah ikut kelas Dana Pensiun QM Financial sih, pasti sudah ketemu angkanya.
Selesaikan Utang
Salah satu hal yang mestinya bereskan sebelum pensiun adalah kewajiban membayar utang. Ini berlaku baik untuk utang jangka pendek maupun panjang.
Ingat, di masa pensiun, asumsinya kamu sudah tak berpenghasilan aktif loh. Gaji pensiunan biasanya ya diambil dari dana pensiun yang sudah ada. Besarannya pastilah enggak sama dengan besarnya gaji sebelum kamu pensiun. Konon, malahan, kamu setidaknya “hanya” menerima 30%-nya saja kalau hanya mengandalkan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan.
Ouch! Jauh banget nggak tuh?
Buat Perencanaan Keuangan
So, sebaiknya, jangan tunda lagi. Sekaranglah saatnya mulai membuat rencana keuangan untuk pensiun agar kamu semakin terdorong untuk mencapai tujuan.
Apa tujuan kamu setelah pensiun? Liburan, melakukan kegiatan baru? Tentunya untuk memulai hal baru kamu harus punya finansial yang mumpuni untuk bisa meraihnya. Rencanakan tujuan setelah pensiun, agar kamu bisa memperkirakan dan mempersiapkan berapa biaya yang harus kamu punya.
Kriteria Sejahtera di Masa Pensiun Adalah Saat Mencapai 5 Hal Ini
Merdeka Finansial
Pensiun adalah waktunya kamu menikmati hasil kerja kerasmu. Merdeka secara finansial jadi kriteria terpenting untuk bisa mendapatkan masa pensiun yang sejahtera. Artinya dalam hal keuangan kamu sudah siap dan tidak bergantung pada orang lain untuk memenuhi kebutuhan hidupmu. Tidak juga pada anak-anakmu.
Hal ini—pertama-tama—berarti kamu terbebas dari utang, aset yang cukup, dan gaya hidup yang sesuai.
Dapat Melakukan Hobi atau Kegiatan Baru dengan Leluasa
Pensiun adalah masa ketika kamu bisa memulai kembali kehidupanmu, setelah bertahun-tahun bekerja keras, dan menata kembali apa yang ingin kamu lakukan di dunia. Misalnya kamu ingin ikut kegiatan volunteer atau kegiatan sosial yang bermanfaat bagi banyak orang.
Atau kamu pernah punya cita-cita jadi penulis? Kamu bisa memulainya dengan membuat blog atau naskah cerita untuk kemudian diterbitkan. Carilah kegiatan baru yang dapat menghibur, menambah kualitas diri, dan jadi pengalaman baru kamu.
Tinggal di Tempat yang Diinginkan
Kamu mungkin memiliki keinginan untuk menghabiskan masa pensiun di tempat yang nyaman. Mau tetap di kota? Atau melipir ke desa? Atau pengin punya beach house? Atau rumah dengan lahan yang luas untuk berkebun dan menanam pohon buah?
Apa pun yang kamu inginkan, adalah target yang harus kamu capai sebelum masa pensiun tiba. So, pilihan lokasi saat membeli rumah itu sangat penting. Sesuaikan dengan rencana keuangan yang sudah kamu buat ya.
Punya Pendapatan Pasif
Meski sudah menyiapkan dana pensiun, kadang ini juga nggak cukup untuk memenuhi kebutuhan darurat. Sejahtera menjalani pensiun adalah ketika kamu memiliki bekal yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya dengan memiliki pendapatan pasif, alias passive income.
Pendapatan pasif bisa diperoleh dari investasi saham, sewa properti, atau memiliki usaha yang memungkinkan kamu dapat menikmati hasil tanpa harus bekerja mengeluarkan waktu dan tenaga.
Meraih Impian yang Lama Terpendam
Pernahkah kamu berangan-angan untuk berkeliling dunia? Atau sesederhana ingin pergi ke taman hiburan Disneyland di Jepang? Ya, meski terlihat sederhana, kadang impian tersebut susah diraih saat masih produktif bekerja.
Pensiun adalah saatnya untuk kamu meraih impian yang sempat kamu pendam lama. Persiapkan biaya akomodasi dalam perencanaan keuangan pensiun.
Namun, jangan lengah dan gunakan masa produktif kamu saat ini untuk bekerja dan menggali potensi diri. Sejahtera saat pensiun adalah impian semua orang, tapi hal itu tidak bisa kita capai jika saat ini masih menyia-nyiakan waktu yang ada.
Yuk, persiapkan dengan sebaik-baiknya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pensiunan Punya 3 Pos Pengeluaran Esensial Ini – Apa Saja Ya?
Pernah kepikiran enggak, saat kita sudah menjadi pensiunan nanti, akan seperti apakah hidup kita? Bakalan butuh apa saja ya? Sama enggak dengan kebutuhan kita di masa sekarang?
Yah, ini memang sering terjadi ya. Banyak dari kita yang enggak—atau masih belum—kebayang nantinya akan seperti apa ketika kita sudah jadi pensiunan.
Pengeluaran akan berkurang?
Iya sih, mungkin akan berkurang, enggak sebanyak sekarang. Secara, dana pendidikan anak sudah enggak perlu. Pos cicilan KPR dan utang-utang sudah lunas (AMIN!). So? Ya, tinggal kebutuhan esensial saja kayaknya.
Benarkah demikian?
Coba kita halu sebentar yuk. Bayangkan, kehidupan kita saat pensiun nanti. Kira-kira bakalan butuh apa saja buat melanjutkan hidup? Bisa jadi akan berbeda satu sama lain, tetapi bisa jadi juga ada yang sama, karena sifatnya yang esensial. Mungkin seperti yang berikut ini.
Pos Pengeluaran Esensial Pensiunan
1. Kesehatan
Dari semua kebutuhan yang ada di masa pensiunan, pos pengeluaran untuk kesehatan akan menjadi salah satu prioritas utama. Bahkan mungkin, perlu untuk dipisahkan dari pos kebutuhan rutin, karena memang akan sangat penting.
Penyebabnya ya apalagi kalau bukan karena faktor usia, yang menyebabkan terjadinya penurunan fungsional organ tubuh kita. Sudah biasa pensiunan itu lebih mudah sakit, lebih mudah lelah, dan seterusnya. Nggak perlu merasa muda terus, kalau sudah begini. Harus menerima kondisi kalau memang sudah tidak seenergik dulu lagi.
Karena itu, punya asuransi kesehatan itu penting. Plus, juga punya pos kesehatan sendiri, lantaran mungkin akan ada saatnya, asuransi tidak dapat membantu.
Bisa jadi juga kita akan butuh perawat khusus saat sudah jadi pensiunan. Caregiver yang bisa membantu kita menjalani kegiatan sehari-hari. Nah, ini juga akan butuh anggaran khusus lagi.
Jadi harus gimana dong? Ya, pastikan kamu sudah punya asuransi kesehatan yang memadai sedari sekarang, ketika usiamu masih muda dan sehat. Preminya akan lebih murah. Kalau memang dibutuhkan, kamu juga bisa menambah asuransi kesehatan swasta, tak hanya mengandalkan BPJS Kesehatan.
Jangan lupa untuk selalu menjalani pola hidup sehat ya. Itu investasi terbesar buat nanti kalau sudah pensiunan loh!
2. Makanan
Makan nasi plus ayam krispi di tahun 1987 adalah Rp2.200, sudah termasuk 2 potong ayam, kentang goreng, dan minuman bersoda. Sekarang? Sekitar Rp30.000-an.
Yes, inflasi itu nyata, dan yang paling terasa kenaikannya adalah pada pos makanan. Dalam waktu 30 tahun, kenaikan ayam krispi adalah sebesar seribu persen lebih.
Nah, kalau kita sekarang berusia 25 tahun, dan pengin pensiun di usia 55 tahun, maka seperti itulah asumsi kenaikan harga makanannya.
So, pengeluaran uang untuk pos pangan bisa jadi akan sangat besar saat kita menjadi pensiunan nanti. Jadi, cobalah untuk hidup hemat sedari sekarang, dan coba ulik jenis makanannya. Enggak semua mahal kok.
Saat jadi pensiunan nanti, kan kita juga harus mengurangi makan ayam krispi, dan lebih memperbanyak makanan sehat. Bisa jadi harganya akan lebih murah, apalagi kalau hasil kebun sendiri. Betul?
3. Tempat tinggal
Kalau sudah punya rumah sendiri, sudah pasti akan baik. Tetapi, biaya perawatannya bisa jadi juga butuh untuk dialokasikan tersendiri.
Nah, kalau ternyata pilihannya adalah tinggal di senior living residence, alias rumah jompo? Ya, akan beda lagi. Pastinya akan butuh lebih banyak. Namun, bisa jadi sudah termasuk biaya makan dan kesehatan juga. So, memang akan sangat tergantung pilihan kita sendiri.
Solusinya gimana? Ya, lagi-lagi ke persiapan. Kalau mau tinggal di rumah sendiri, di mana? Kalau mau tinggal di rumah jompo, berapa biayanya? Siapkan semuanya.
Nah, ketiga kebutuhan di masa pensiunan di atas adalah kebutuhan yang esensial. Itu belum termasuk untuk biaya sosial, membiayai hobi, dan sebagainya, jika ada. Maunya kan gitu, meski pensiunan ya tetap bisa happy-happy. Syukur-syukur ya tetep bisa jalan-jalan, ya kan?
Jadi, perencanaan dana pensiun itu penting. Biaya hidup pensiunan itu juga enggak sedikit loh. Apalagi kalau kita maunya enggak terlalu jauh dari gaya hidup yang dijalani saat masih berada di usia produktif. Pastinya ya akan butuh perhitungan secara lebih cermat.
Nah, gimana? Sudah sampai mana persiapanmu untuk menjadi pensiunan sejahtera?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Bisnis Setelah Pensiun untuk Hasilkan Mesin Uang
Salah satu hal krusial yang harus dipikirkan oleh para karyawan yang saat ini berada di usia produktif adalah rencana hidup setelah pensiun nanti.
Mengapa kita harus punya rencana hidup saat pensiun? Karena masa pensiun itu lama loh! Bayangkan kalau kita menjalaninya tanpa aktivitas, selama 20 – 25 tahun, bahkan 30 tahun?
Di samping itu, alangkah baiknya kan, kalau di masa pensiun kita mandiri? Bisa memenuhi kebutuhan sendiri? Of course mungkin sebagian dari kita sudah punya dana pensiun, tapi apa kamu yakin bakalan bisa memenuhi semua kebutuhan?
Kalau yakin, ya enggak masalah. Tetapi, ada bagusnya juga kalau kita punya sesuatu yang bisa menghasilkan, meski kita tidak dalam masa produktif lagi.
Nah, salah satu hal yang bisa memberikan penghasilan di masa pensiun kita adalah bisnis. Terus, bisnis apa saja yang cocok untuk dijalankan oleh kita yang sudah tidak produktif lagi? Ya pastinya, enggak bisa sembarang bisnis sih.
Berikut 7 ide bisnis setelah pensiun yang bisa jadi pertimbangan atau opsi
1. Kos-kosan
Bisnis kos-kosan merupakan salah satu usaha yang paling sering dijalani oleh para pensiunan. Pemasukannya relatif cukup teratur, sehingga biasanya dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Meski tak mungkin juga sih cuma rebahan terus, dan langsung terima fulus. Akan perlu usaha ekstra, mulai ketika penyiapannya yang butuh modal tak sedikit, pemeliharaan, perawatan, dan sebagainya, yang juga akan butuh biaya.
Tetapi, jika memang situasi dan kondisi lingkungan tempat kamu tinggal memungkinkan—misalnya dekat kampus, atau dekat perkantoran—bisnis ini bisa banget berkembang jadi sukses.
2. Franchise
Bisnis lain yang juga cocok dijalani oleh pensiunan adalah usaha waralaba, atau franchise. Macam-macam sih; ada kuliner, mulai dari camilan, makanan berat, sampai warung kopi; juga bisa jasa laundry, lembaga pendidikan, minimarket, dan sebagainya.
Dengan skema waralaba, kamu sih tinggal jalanin aja; nggak usah pusing dengan konsep bisnis maupun marketingnya. Karena itu, penting untuk memilih waralaba yang sudah dikenal luas.
Tugasmu adalah mencari lokasi yang strategis dan menyediakan tempat, lalu membeli haknya. Untuk modal sangat variatif. Ada yang cukup besar seperti minimarket, ada juga yang modal minim, misalnya counter-counter makanan dan minuman ringan.
Misalnya lokasi rumah sekarang sudah berada di pinggir jalan yang ramai, itu sudah bisa jadi salah satu modal besar loh.
3. Laundry
Zaman sekarang orang mau praktisnya saja, termasuk soal mencuci baju. Kamu bisa mencoba membangun bisnis laundry ini di rumah saja. Bisa model yang baju diserahkan dan dicucikan, atau bisa juga yang model kekinian; para pelanggan mencuci sendiri baju mereka dengan menggunakan mesin-mesin cuci yang disediakan.
Mulailah dari beberapa mesin cuci dan mesin pengering dulu, dan bisa dikembangkan lagi nantinya. Yang penting, kualitas cucian harus benar-benar dijaga.
4. Bahan makanan organik
Banyak orang semakin menggemari kegiatan berkebun dan beternak ketika pandemi mulai. Mengapa tak dilanjutkan saja menjadi bisnis yang menjanjikan?
Hobi berkebun dan beternak, dikombinasikan dengan kesadaran masyarakat yang meningkat akan pentingnya hidup sehat, bisa menjadi salah satu trigger bagimu untuk memulai bisnis bahan makanan organik, hasil kebun dan ternak sendiri.
Pastikan kamu bekerja sama dengan aplikasi atau marketplace, supaya jualanmu makin laku ya.
5. Ikan hias
Tak ketinggalan dari bisnis bahan makanan organik, kamu barangkali sekarang juga jadi ahli beternak ikan.
Banyak jenis ikan bisa dibudidayakan, tetapi sekarang yang lagi ngehits dan juga tak butuh tempat yang terlalu luas untuk pengembangannya adalah budidaya ikan cupang. Ikan cupang yang berukuran besar dengan ekor yang cantik bisa berharga puluhan juta loh! Tentu saja, modalnya juga akan besar, berbanding lurus dengan hasilnya nanti.
6. Rental kendaraan
Sudah pensiun, jadi enggak ke mana-mana lagi, sementara ada kendaraan—motor atau mobil—di rumah yang menganggur?
Well, daripada cuma rusak karena dianggurin, mending direntalkan saja. Bisnis rental itu pangsanya luas, dan hampir tak terbatas. Kamu bisa menyewakannya sebagai transportasi untuk keperluan apa saja, mulai dari pribadi, wisata, hingga bisa juga disewakan untuk jadi taksi atau ojek online. Tinggal bagi hasil saja dengan driver-nya, ya kan?
7. Warung sembako
Bisnis warung sembako enggak ada matinya. Di mana pun lokasinya, asal berada di tengah permukiman, pasti akan laku. Cocok banget buat bisnis setelah pensiun.
Menjalankan bisnis ini waktunya bisa fleksibel, sehingga cocok dijalankan di masa pensiun nanti. Sebagai bala bantuan, rekrut saja satu orang karyawan serabutan, yang bisa membantu untuk mengangkut dan mengantar barang.
Carilah supplier besarnya langsung, agar kamu bisa mendapatkan harga grosir untuk setiap produknya. Dengan begitu, kamu bisa menjualnya dengan harga yang relatif murah juga. Tak perlu terlalu banyak ambil untung, yang penting ramai pembeli. Betul?
Nah, itu dia 7 ide bisnis yang bisa dijalankan setelah pensiun. Gimana? Kamu tertarik bisnis yang mana nih?
Apa pun bisnisnya, sekarang yang penting masa persiapannya. Karena apa pun juga bisnisnya, persiapan adalah kunci. Tanpa persiapan yang baik, rencana apa pun bisa jadi gagal.
Jadi, sudah merencanakan apa saja nih sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!