Karyawan Mengajukan Naik Gaji, Pihak Perusahaan Sebaiknya Pertimbangkan 5 Hal Ini
Sesuai dengan Undang-Undang no. 13 tahun 2003, perusahaan wajib memberikan gaji pada karyawan sesuai dengan UMR setempat, jabatan, wewenang, dan tanggung jawab masing-masing. Kebijakannya tentu berbeda, namun mempunyai dasar hukum yang sama. Salah satu hal terkait mengenai gaji dan upah karyawan ini yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan adalah kapan saatnya karyawan naik gaji.
Memang tak mudah untuk memutuskannya. Hal ini terkait banyak sekali faktor, di antaranya laba bisnis perusahaan, dan juga peluangnya di masa depan.
Bagaimanapun, adalah hak karyawan untuk meminta naik gaji. Tapi, tentunya, tidak serta merta diluluskan, bukan? Berikut ada beberapa hal yang penting untuk dipertimbangkan, jika dalam sebuah perusahaan, ada karyawan yang mengajukan proposal untuk naik gaji.
5 Hal Penting yang Menjadi Bahan Pertimbangan Jika Sekarang Sudah Waktunya Karyawan Naik Gaji
1. Kompetensi
Kompetensi karyawan biasanya menjadi bahan pertimbangan pertama jika ingin naik gaji. Tentunya, jika kompetensi dinilai kurang, kenaikan gaji dapat ditunda. Tapi jika memang kompetensi karyawan baik, didukung pula dengan etos kerja yang prima, maka tak ada alasan untuk tidak memberikan kenaikan gaji.
Kompetensi ini bisa diukur dengan target kerja yang bisa dicapai oleh karyawan yang bersangkutan selama kurun waktu tertentu, yang dievaluasi secara menyeluruh dengan sistem assessment. Perusahaan juga bisa mewawancarai rekan-rekan kerja, atasan, maupun bawahan mengenai track record masing-masing, untuk menjadi bahan pertimbangan. Tanyakan hal-hal seperti bagaimana sikap seorang karyawan, cara kerja, dan hasil kerja yang memengaruhi bagian yang lain, apakah memuaskan atau tidak, dan lain sebagainya.
Karyawan yang mempunyai kompetensi yang baik tentu berhak untuk naik gaji dibandingkan mereka yang biasa-biasa saja.
2. Standar gaji atau UMR
Sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan Pasal 90 ayat 1, UMR–atau Upah Minimum Regional–ditetapkan berdasarkan tingkat kelayakan hidup orang di suatu daerah, juga memperhitungkan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.
Maka jika ingin memberikan kenaikan gaji, perusahaan selayaknya juga memperhatikan tingkat kenaikan UMR, agar kenaikannya jangan sampai lebih rendah daripada kenaikan UMR. Jadi, misalnya, tahun ini UMR daerah tertentu naik 20%, maka kenaikan gaji karyawan juga tak boleh kurang dari 20%.
Selain UMR, perusahaan juga harus memperhatikan gaji rata-rata yang diberikan oleh perusahaan lain dalam posisi yang kurang lebih sama. Jika di beberapa perusahaan lain, gaji rata-ratanya ternyata lebih tinggi ketimbang yang diberikan saat ini, maka ada baiknya mengabulkan permohonan naik gaji karyawan.
3. Inflasi
Setiap tahun, terjadi inflasi di Indonesia rata-rata sebesar 6%. Selain itu, juga ada angka pertumbuhan ekonomi yang rata-rata terjadi pada angka 5%. Sehingga bisa disimpulkan bahwa seharusnya para karyawan bisa naik gaji setidaknya sebesar 11% setiap tahunnya, mengikuti inflasi dan pertumbuhan ekonomi tersebut.
Nah, yang perlu diingat, bahwa besarnya kenaikan gaji akibat inflasi dan pertumbuhan ekonomi ini seharusnya berlaku di semua level posisi di perusahaan mana pun.
4. Masa kerja
Masa kerja juga menjadi bahan pertimbangan dalam perhitungan kenaikan gaji karyawan. Pastinya, mereka yang belum lama bekerja (apalagi jika masih dalam masa percobaan) akan naik gaji tapi tidak sebesar mereka yang sudah loyal dan lama bekerja di perusahaan tersebut.
Bisa juga terjadi, seorang karyawan naik gaji setelah ia ditawari untuk bekerja di perusahaan lain, padahal ia masih menduduki posisi karyawan tertentu di perusahaan yang lama. Jika ini yang terjadi, maka proses menaikkan gaji ini disebut sebagai proses retensi. Dalam hal ini, perusahaan tak hanya bisa menawarkan untuk naik gaji, tetapi juga bisa promosi jabatan. Keputusannya pastinya tergantung kebijakan perusahaan ya.
5. Pertimbangkan alternatif bonus
Ada kemungkinan, setelah dipertimbangkan masak-masak ternyata seorang karyawan tidak memenuhi persyaratan untuk bisa naik gaji. Lalu bagaimana? Berarti gagal dong, naik gaji?
Kalau kasusnya begini, perusahaan bisa memberikan alternatif berupa bonus. Ada beberapa pertimbangan yang harus dipikirkan untuk bisa menentukan besaran bonus yang diberikan, yang juga sudah dibahas di sini.
Nah, demikian beberapa hal yang penting untuk menjadi bahan pertimbangan untuk perhitungan naik gaji bagi karyawan. Memang cukup kompleks ya? Tapi tentunya hal ini untuk kebaikan perusahaan, dan juga karyawan-karyawannya. Karena karyawan yang sejahtera menandakan perusahaan yang sehat.
Setelah kenaikan gaji diterimakan, maka tugas selanjutnya adalah mengajak para karyawan untuk mengelola keuangannya dengan benar, agar tak terjebak pada mindset “gaji naik, lifestyle naik”.
Yuk, berikan program edukasi keuangan bagi karyawan di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati dan Diketahui
Setiap karyawan berhak menerima gaji. Gaji karyawan ini bisa saja berbeda satu dengan yang lainnya, tergantung di mana ia bekerja, di bagian apa ia bekerja, lamanya bekerja, dan lain sebagainya. Banyak hal memang yang memengaruhi dasar perhitungan gaji karyawan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003,
Namun, yang pasti ada 5 komponen gaji karyawan yang biasanya tercakup setiap bulannya, yang wajib dicermati baik oleh perusahaan maupun oleh karyawan itu sendiri. Apa saja? Kita lihat yuk.
5 Komponen Gaji Karyawan yang Wajib Dicermati
1. Gaji pokok
Gaji pokok merupakan upah dasar yang diterima oleh karyawan, yang besarannya tidak boleh kurang dari 75% dari total gaji karyawan yang diterimakan. Hal ini juga diatur dalam undang-undang lo.
Gaji pokok ini biasanya ditentukan dengan mengacu pada UMR–atau upah minimum regional–dan disesuaikan pula dengan jabatan, wewenang, tanggung jawab serta jabatan karyawan tersebut. Selain itu, juga ada pertimbangan terkait kompetensi karyawan, yang bisa memengaruhi besaran gaji yang akan diterimanya.
2. Tunjangan Tetap
Tunjangan adalah tunjangan atau benefit yang diberikan pada karyawan bersama gaji yang besarannya tidak berubah, dan diberikan secara terus menerus selama karyawan tersebut bekerja di perusahaan yang sama.
Salah satu bentuk tunjangan tetap ini adalah tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang diberikan pada karyawan yang memangku jabatan tertentu dalam perusahaan. Besaran tunjangan jabatan akan tidak berubah, selama karyawan tersebut duduk di posisi yang sama. Jika ia dipromosikan ataupun harus mengalami demosi, maka tunjangan jabatan bisa bertambah, berkurang, atau bahkan hilang.
Selain itu, ada juga beberapa tunjangan yang sebenarnya tidak tetap, tapi menjadi tunjangan tetap jika diberikan secara kontinyu, tanpa memperhatikan–misalnya–kehadiran karyawan. Tunjangan transportasi misalnya. Jika tunjangan transportasi diberikan berdasarkan kehadiran karyawan, maka tunjangan tersebut adalah tunjangan tidak tetap. Tetapi jika diberikan dalam jumlah yang sama setiap bulan, tanpa memperhatikan jumlah kehadiran karyawan, maka tunjangan ini masuk ke dalam tunjangan tetap.
3. Tunjangan Tidak Tetap
Berkebalikan dengan tunjangan tetap, tunjangan tidak tetap yang juga menjadi salah satu komponen gaji karyawan ini adalah tunjangan yang diberikan pada karyawan dengan memperhitungkan elemen-elemen tertentu sehingga besarannya bisa berubah setiap bulannya. Misalnya tergantung pada kehadiran karyawan, banyaknya laba yang bisa didapatkan oleh perusahaan, dan lain sebagainya.
Yang termasuk dalam tunjangan tidak tetap misalnya tunjangan transportasi dan tunjangan makan, yang dihitung berdasarkan presensi atau kehadiran karyawan di tempat kerja.
4. Uang Lembur
Selain adanya tambahan tunjangan tetap dan tidak tetap, ada uang lembur yang juga merupakan faktor penambah pada gaji karyawan.
Uang lembur adalah upah tambahan yang diberikan sebagai imbalan kerja yang dilakukan di luar jam kerja resmi. Uang lembur ini bisa diberikan setiap kali usai lembur, atau bisa juga ditambahkan ke dalam gaji karyawan yang diterima setiap bulan. Jumlah uang lembur yang diterima juga bisa berbeda-beda, tergantung jam lembur dan besaran yang disepakati.
5. Potongan
Selain beberapa faktor penambah, yang terdiri atas tunjangan-tunjangan dan uang lembur seperti yang dijelaskan di atas, ada pula faktor pengurang pada gaji karyawan.
Faktor pengurang ini biasanya adalah potongan pajak penghasilan atau PPh, iuran BPJS–baik BPJS Kesehatan maupun BPJS Jaminan Hari Tua atau Jaminan Pensiun–, juga jika karyawan mempunyai cicilan utang pada perusahaan, misalnya cicilan KPR, utang kepemilikan kendaraan, hingga kasbon.
Selain yang sudah disebutkan di atas, kadang ada pula potongan gaji karyawan yang menjadi sanksi disiplin, lantaran karyawan yang bersangkutan melanggar peraturan perusahaan. Tentu besarannya tergantung pada kebijakan masing-masing perusahaan, dan juga ditentukan oleh besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan.
Selain kelima komponen di atas, ada pula bonus yang bisa menjadi faktor penambah gaji karyawan yang diterimakan. Misalnya seperti Tunjangan Hari Raya–atau THR, bonus insentif, bonus tahunan, hingga share profit. Kesemuanya besarannya berbeda-beda, tergantung kondisi dan kebijakan perusahaan masing-masing.
Nah, bagaimana? Sudah dicek slip gaji masing-masing? Apakah kelima (plus satu) komponen gaji karyawan di atas sudah termasuk di dalamnya?
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Beberapa Fakta Mengenai Kesenjangan Upah Karyawan Berdasarkan Gender yang Harus Diketahui
Kesenjangan atau ketidaksetaraan gender memang masih terjadi di mana-mana, sampai sekarang. Tak perlu jauh-jauh, ternyata kita juga bisa melihat ada juga masalah kesenjangan ini dalam sistem pemberian upah karyawan yang tak hanya terjadi di Indonesia saja, tapi juga di seluruh dunia.
Kondisi Kesenjangan Upah Karyawan di Belahan Dunia Lain
Mari kita lihat kondisi kesenjangan upah karyawan yang terjadi di negara adidaya, Amerika Serikat. Ternyata, menurut survei terbaru, sejumlah besar pemilik bisnis pria tidak percaya bahwa perempuan layak mendapatkan upah yang sama dengan rekan-rekan mereka yang berjenis kelamin pria.
TSheets by Quickbook, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang employee scheduling and time tracking, melakukan survei terhadap 1.067 pemilik bisnis di seluruh Amerika untuk menentukan pandangan mereka tentang kesetaraan penerimaan upah.
Berdasarkan hasil survei yang dikumpulkan, hanya 60% saja dari seluruh pemilik bisnis laki-laki yang disurvei percaya, bahwa perempuan harus selalu menerima upah yang sama di tempat kerja, 24% lainnya mengatakan karyawan berjenis pria dan wanita tidak harus selalu menerima upah yang sama, sedangkan 16%-nya berkata bahwa mereka cenderung untuk skeptis terhadap permasalahan kesenjangan upah karyawan ini.
Sayangnya, itu tidak menjadi jauh lebih baik ketika para lady boss diikutsertakan dalam survei yang sama. Hanya 66% pemilik bisnis pada umumnya percaya perempuan harus selalu menerima upah yang sama di tempat kerja, sementara 20%-nya tidak percaya perempuan harus selalu menerima upah yang sama, dan 14% sisanya cenderung skeptis.
Bagaimana dengan Pihak Para Karyawan Sendiri?
Fakta lain ternyata juga berbicara, bahwa para karyawan sangat aware akan masalah perbedaan upah ini. Mereka tampaknya menyadari betul adanya praktik pembedaan upah karyawan yang diterima di tempat kerja.
Survei yang sama juga menyurvei 16.679 orang dewasa dan menemukan bahwa 43% karyawan pria dan 44% karyawan wanita telah menyadari bahwa mereka bekerja di suatu perusahaan yang mempraktikkan pembedaan upah karyawan berdasarkan gender.
Either merasa berlebih atau kekurangan, sebanyak 43% karyawan pria dan 47% karyawan wanita mengatakan bahwa mereka menerima perbedaan upah karena jenis kelamin mereka. Beberapa pemilik bahkan juga mengakui, bahwa faktor gender menjadi faktor penentu besaran upah yang mereka bayarkan kepada karyawan. Sekitar sepertiga dari semua pemilik bisnis itu mengaku dengan sengaja membayar gaji rendah berdasarkan gender.
Fakta yang lebih menyakitkan datang dari data survei yang berisi mengenai kondisi ibu bekerja. Menurut data dari National Women’s Law Center di Amerika, ibu yang bekerja berpenghasilan lebih rendah dari rata-rata karyawan perempuan dengan besar perbedaan diperkirakan sebanyak $18.000 per tahun.
Sebuah studi di Prancis 2017 juga menemukan fakta, bahwa ada kecenderungan pengurangan upah karyawan perempuan sebesar 3% untuk setiap anak yang dilahirkan dibandingkan dengan kolega mereka yang tidak memiliki anak.
Bagaimana dengan Kondisi Kesenjangan Upah Karyawan di Indonesia?
Kondisi kesenjangan upah karyawan perempuan di Indonesia juga tak terlalu berbeda.
Seperti yang sudah dilansir oleh situs tirto.id, dengan berdasar data dari Global Gender Gap Report, ada fakta bahwa tercatat dalam tahun 2017, estimasi penghasilan yang diperoleh pekerja laki-laki di Indonesia adalah sebesar $15.536, sedangkan perempuan hanya menerima total $7.632 saja dalam setahun.
Namun, yang perlu diperhatikan dalam hal ini, bahwa perbedaan upah karyawan yang diterima tersebut tak murni disebabkan oleh perbedaan jenis kelamin begitu saja. Ada beberapa faktor lain yang ikut memengaruhi mengapa upah karyawan perempuan jauh lebih rendah daripada upah karyawan laki-laki.
Beberapa Penyebab Terjadinya Perbedaan Upah Karyawan Perempuan dan Laki-laki di Indonesia
1. Perempuan lebih banyak bekerja di industri berupah rendah
Fakta membuktikan bahwa industri-industri yang dipilih oleh perempuan adalah sektor industri yang memberikan upah karyawan rendah, dibandingkan misalnya laki-laki yang menguasai sektor teknologi yang bisa memberikan upah tinggi.
Data terbaru menyebutkan bahwa tenaga kerja laki-laki menguasai 13 sektor pekerjaan, sementara tenaga kerja perempuan mendominasi empat sektor lainnya. Tiga sektor yang paling dikuasai oleh para pekerja laki-laki adalah sektor konstruksi (97,8%), transportasi dan pergudangan (95,4%), dan pertambangan dan penggalian (91,7%).
Sedangkan pekerja perempuan paling banyak bekerja di sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial (66,8%), jasa pendidikan (60,7%), penyediaan akomodasi dan makan minum (55,7%), dan jasa lainnya (53,6%).
2. Komitmen terhadap keluarga
World Values Survey and Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) juga mengungkapkan fakta, bahwa di wilayah-wilayah tertentu, ada kecenderungan budaya yang menganggap bahwa selayaknya perempuan selalu berada dekat dengan keluarga, sehingga hal ini juga ikut memengaruhi terbatasnya perempuan untuk mengembangkan potensi diri dan berefek juga pada pendapatannya.
Selain itu, perempuan juga cenderung untuk memilih bekerja paruh waktu alih-alih purnawaktu, karena komitmen untuk merawat keluarga ini, baik untuk merawat anak maupun merawat orang tuanya. Hal ini semakin memperkuat fakta, bahwa banyak di antara kita yang terjebak dalam fase sandwich generation.
Lalu, Apa yang Bisa Dilakukan untuk Menyikapi Fakta Perbedaan Upah Karyawan Ini?
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Tambah jenjang pendidikan. Umumnya tingkat pendidikan seseorang memang memengaruhi jumlah upah karyawan yang diterima. Jadi, untuk mendapatkan kenaikan upah, maka raihlah pendidikan tinggi. Sembari kerja, kita dapat kuliah lagi, untuk mendapatkan promosi jabatan sehingga juga akan mendapatkan upah yang lebih baik.
- Memilih sektor kerja dengan upah yang baik. Misalnya saja, jangan takut untuk terjun ke sektor-sektor yang didominasi oleh karyawan laki-laki, seperti teknologi atau konstruksi.
- Berani negosiasi gaji atau upah. Ketahui standar gaji pada posisi yang sama di beberapa perusahaan lain, dan bandingkan. Jika ada peluang, negokan gaji dengan pihak perusahaan, setidaknya harus sesuai dengan keterampilan dan pengalaman yang kita punya.
- Berani bekerja full time, dan kelola waktu dengan baik, agar bisa menyeimbangkan pekerjaan dan keluarga.
- Bekali diri dengan berbagai ilmu literasi keuangan, agar selain bekerja, para karyawan perempuan ini juga bisa berinvestasi, mengelola utang dan arus kas, serta memiliki proteksi.
Tentunya besar harapan kita agar ke depannya, kesenjangan upah karyawan–terlebih yang disebabkan oleh perbedaan gender–ini bisa teratasi dengan baik.
Yuk, undang tim QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.
Ini Dia 5 Bentuk Kompensasi Non Finansial yang Dapat Diterima oleh Karyawan Perusahaan
Pada dasarnya, setiap orang akan bekerja untuk mendapatkan imbalan, baik finansial maupun dalam bentuk kompensasi non finansial atas usaha yang telah mereka lakukan demi mencapai target bisnis perusahaan.
Imbalan ini bisa berupa gaji–yang memang merupakan imbalan yang wajib diberikan oleh perusahaan–dan insentif–yang lebih menjadi bentuk apresiasi perusahaan atas kinerja baik karyawan, dan diberikan untuk menambah motivasi karyawan perusahaan agar bekerja lebih baik lagi. Juga ada tunjangan–seperti tunjangan kesehatan dan tunjangan lain–serta berbagai fasilitas yang disediakan oleh perusahaan.
Selain 4 jenis kompensasi di atas–yang termasuk dalam kompensasi finansial–ada juga yang berupa kompensasi non finansial.
Ya, kompensasi atau benefit yang diterima ini memang tak melulu berupa uang. Ada banyak hal sebenarnya bisa didapatkan oleh karyawan sebagai kompensasi non finansial ini. Apa saja? Yuk, kita lihat satu per satu.
5 Kompensasi Non Finansial yang Bisa Didapatkan oleh Karyawan Perusahaan
1. Promosi jabatan
Salah satu motivasi agar seorang karyawan perusahaan terpacu untuk menunjukkan kinerja yang meningkat kualitasnya dari hari ke hari adalah kesempatan untuk maju. Kemajuan inilah yang disebut sebagai promosi jabatan, yang memungkinkan seorang karyawan untuk pindah dari jabatan satu ke jabatan lain dengan status dan tanggung jawab yang lebih tinggi, dan, tentu saja, gaji lebih besar.
Tak semua karyawan bisa mendapatkan promosi jabatan ini. Ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar seorang karyawan pantas mendapatkan promosi jabatan. Di antaranya ia terbukti terampil, mampu memberikan solusi atas masalah-masalah yang timbul, selalu menunjukkan kinerja yang profesional, dan helpful terhadap rekan kerja yang lain.
2. Training untuk meningkatkan skill
Training juga bisa menjadi salah satu bentuk kompensasi non finansial yang oke untuk menambah motivasi karyawan perusahaan agar bekerja lebih baik lagi.
Selain menambah skill si karyawan itu sendiri, training juga bermanfaat untuk meningkatkan kualitas operasional organisasi perusahaan juga. Sehingga tak hanya karyawan yang diuntungkan dengan adanya training ini, tapi banyak pula manfaat yang bisa diambil oleh pihak perusahaan.
Training ini ada bermacam-macam jenis dan tergantung pula pada tujuannya. Seperti training keuangan pribadi, misalnya. Selain meningkatkan keterampilan karyawan untuk mengelola gaji dan keuangan pribadi mereka, training keuangan juga akan memberi manfaat baik bagi perusahaan karena besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja.
Selain training keuangan, juga bisa diadakan self management training, training teknologi informasi, hingga pelatihan bahasa.
3. Liburan
Liburan atau outing merupakan salah satu bentuk kompensasi non finansial yang juga efektif untuk meningkatkan kinerja karyawan.
Bagi karyawan, liburan bisa membuat semangat kerja yang menurun kembali bagus–setelah sebelumnya mereka stres karena beban kerja yang berat–pikiran jadi lebih jernih, dan tubuh menjadi lebih bugar.
Sedangkan bagi perusahaan, liburan ini juga membawa manfaat besar, seperti bisa memberikan wawasan dan pandangan baru pada karyawan, menghasilkan retensi karyawan, juga bisa menarik kandidat-kandidat terbaik untuk bekerja di perusahaan tersebut.
4. Rekan dan atasan yang kooperatif
Tak hanya berupa uang dan barang, dari sisi manusianya sendiri juga bisa menjadi salah satu kompensasi non finansial yang menguntungkan bagi karyawan dan perusahaan lo.
Misalnya seperti hubungan antar rekan kerja yang terjalin baik, komunikasi yang lancar baik dengan rekan, atasan, maupun bawahan, sering hangout bareng, juga menjadi salah satu hal yang bisa membuat karyawan perusahaan menjadi betah.
Jalinan pertemanan yang baik akan memudahkan karyawan untuk bekerja sama demi meraih target besar perusahaan yang sudah ditetapkan.
5. Lingkungan kerja yang baik
Lingkungan kerja yang baik pastinya akan membuat para karyawan perusahaan bisa fokus dan semangat dalam bekerja, sehingga output yang dihasilkan pun lebih berkualitas dengan waktu kerja yang lebih efektif.
Seperti apa sih lingkungan kerja yang baik? Pastinya harus sehat ya. Debu dan ruangan yang pengap pastinya tidak akan baik bagi karyawan. Apalagi kalau ditambah sanitasi yang buruk. Bisa-bisa karyawan malah semakin sering mengambil sick days, alias izin sakit.
Adanya program kesehatan karyawan juga bisa menjadi salah satu bentuk kompensasi non finansial lo, selain mengikutkan karyawan dalam program asuransi kesehatan BPJS Kesehatan.
Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana yang lengkap sesuai kebutuhan juga akan membuat karyawan semakin lancar dalam menyelesaikan tugasnya.
Demikian 5 bentuk kompensasi non finansial yang dapat diterima oleh karyawan perusahaan. Apakah perusahaan Anda sudah memberikan kelima bentuk kompensasi non finansial tersebut pada karyawan Anda?
Jika belum, masih bisa tuh direncanakan mulai dari sekarang bersama QM Financial. Untuk detail lebih lanjut, bisa menghubungi ini ya, dan mari berdiskusi mengenai kebutuhan training keuangan karyawan.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bingung Mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pribadi? Financial Check Up Saja!
Apakah kamu mengalami kebingungan untuk mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pribadi?
Bulan Maret memang selalu menjadi bulan yang riuh bagi saya karena ada kewajiban sebagai warga negara yang harus dilakukan secara sadar dan mandiri yaitu melaporkan pajak penghasilan. Dulu, pelaporan SPT Pribadi dilakukan secara manual dengan mengisi formulir dan melaporkannya ke KPP terdekat. Walau kini sudah lebih praktis, bukan berarti menjadi lebih mudah untuk mengisi SPT Pribadi lho!
Usia 30-40 Tahun dan 5 Hal Finansial yang Harus Diperhatikan
Data Angkatan Kerja Agustus 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, ada sekitar 31 juta lebih orang yang bekerja dengan rentang usia 30-40 tahun. Ini artinya, situasi angkatan kerja di Indonesia adalah kelompok usia produktif dan sekaligus berada pada jenjang kelompok pekerja utama.
Dengan demikian, angkatan kerja ini sangatlah potensial menjadi mesin penggerak produksi barang dan jasa sekaligus dalam tahapan mengumpulkan materi dalam kehidupannya.
5 Hal Finansial yang Perlu Diperhatikan oleh Kamu dengan Usia 30-40 Tahun
Meningkatkan Kapasitas
Kamu hampir berumur 40 tahun? Itu artinya kamu telah 15 tahun lebih bekerja dan sama artinya juga kamu sudah menjadi piawai dalam pekerjaanmu.
Meskipun kamu telah piawai dalam pekerjaan, tidak ada salahnya kamu tetap meningkatkan kapasitas diri, terutama kalau kamu mempertimbangkan pilihan karier lain. Meningkatkan kapasitas diri bisa dimulai dengan kembali mengambil pendidikan melalui bangku kuliah S2/S3, mengikuti kursus bahasa asing atau komunikasi, membaca buku berkualitas, atau ikut terjun ke dalam suatu komunitas sosial.
Semua hal ini membutuhkan anggaran biaya, maka tetapkan berapa yang mampu kamu bayarkan untuk meningkatkan kapasitas diri yang menunjang karier, mumpung di usia 30-40 tahun ini kondisi masih memungkinkan.
baca juga: Lanjut Pasca Sarjana? Why Not?
Menjaga Cicilan
Meningkatnya karier diiringi dengan meningkatnya penghasilan tidak jarang juga diikuti oleh meningkatnya pengeluaran, terutama cicilan utang. Sebenarnya ini wajar saja terjadi pada kamu yang berada di usia 30-40 tahun.
Ketika karier menanjak, kamu ingin memiliki mobil yang nyaman dan rumah yang cukup besar untuk seluruh anggota keluarga. Namun perlu diingat bahwa kamu perlu menjaga keseluruhan jumlah cicilan utang maksimal sebesar 30% dari penghasilanmu per bulan. Ini termasuk cicilan KPR/KPA, cicilan kendaraan bermotor dan cicilan gadget.
baca juga: Membangun Kebiasaan Keuangan Yang Baik
Rumah Pertama
Kalau kamu sudah bekerja hampir lebih dari 15 tahun, sudah saatnya kamu memiliki sejumlah uang yang diperuntukkan membeli rumah pertamamu!
Jangan sampai terlena dengan gaya hidup atau bahkan karena memanjakan anak sehingga kamu tidak mampu membeli rumah masa depanmu!
baca juga: Enggak Punya Rumah Karena Memanjakan Anak
Dana Pendidikan Anak dan Dana Pensiun
Kamu yang berada di usia 30-40 tahun seharusnya telah menjadi orang tua. Tentunya setuju bahwa pendidikan adalah hal yang penting bagi anak. Dengan pendidikan yang, kamu mengharapkan anakmu dapat hidup lebih sejahtera dan sukses. Tapi di sisi lain, biaya pendidikan di Indonesia kian hari kian mahal maka kamu perlu mempersiapkan Dana Pendidikan Anak sesegera mungkin.
Selain Dana Pendidikan Anak yang nilainya besar, sama halnya dengan Dana Pensiun. Bagi kamu yang berumur dalam rentang usia 30-40 tahun harus sudah mempersiapkan Dana Pensiun agar tersedia uang yang cukup untuk bekal pensiun di hari tua sehingga tidak menyusahkan anak dan cucu.
baca juga: Jalan Panjang Menyiapkan Dana Pendidikan Anak dan #FinClic Dana Pensiun
Menjaga Lifestyle
Apakah kamu merasa tidak bisa menabung padahal penghasilan sudah semakin naik? Mungkin itu karena pos pengeluaran untuk lifestyle terlalu tinggi dari yang seharusnya.
Berapa pun besarnya penghasilanmu, jagalah pos lifestyle pada angka maksimal 20% setiap bulannya. Dengan demikian, masih ada sisa penghasilan yang dapat ditabung atau diinvestasikan untuk tujuan keuangan yang ingin dicapai.
baca juga: #FinClic Anggaran Lifestyle yang Bocor Ambyar
Semoga dengan memperhatikan 5 hal di atas, kamu yang berumur dalam rentang usia 30-40 tahun bisa memiliki keuangan yang kuat!
Terus bekali diri dengan belajar keuangan secara mandiri. Kini kamu bisa belajar finansial dari mana saja melalui Financial Clinic Online Series (FCOS) dengan aplikasi zoom. QM Financial menyediakan beragam topik finansial yang bisa kamu pilih. Untuk pilihan kelas dan jadwal lengkapya, kunjungi event.qmfinancial.com!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
-Honey Josep-
#FinClic Pause Button
Apakah kamu pernah tahu mengenai “pause button”?Menurut kamus bahasa, pause button adalah kegiatan yang berhenti sementara sehingga yang mengalaminya seperti diberhentikan kehidupannya sementara.Tahun 2002, Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial baru lulus kuliah – bekerja – menikah lalu memiliki anak. Mungkin ini sebagian besar siklus yang dialami perempuan Indonesia. Saat itu Wina, sapaan akrabnya merasa stres karena merasa hidupnya berjalan di tempat.
Hidup Nyaman Saat Pensiun? Yuk Rencanakan!
Program Masa Persiapan Pensiun atau yang sering disebut dengan MPP diperlukan oleh setiap tenaga kerja baik itu aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN maupun karyawan swasta. Karena ada beberapa hal yang kerap terjadi kepada para tenaga kerja menjelang masa pensiun seperti masalah mental, ekonomi maupun sosial. Permasalahan tersebut muncul karena kebanyakan dari mereka yang belum memiliki rencana apa yang akan dilakukan pada saat pensiun. Namun tidak semua tenaga kerja memilki permasalahan menjelang masa pensiunnya.
baca juga: Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Dalam faktanya, tingkat kesadaran tenaga kerja di Indonesia untuk mempersiapkan masa pensiunnya masih terbilang rendah. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan jaminan dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan atau instansi tempat mereka bekerja sebagai sumber pendapatan di masa pensiunnya kelak.
baca juga: Cukupkah dengan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan?
Padahal harus kita akui bahwa besaran dana pensiun tersebut mungkin tidak akan cukup untuk menjamin kehidupannya di masa pensiun kelak. Kondisi inilah yang mendorong PT. TASPEN (persero) untuk mengadakan Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Januari lalu yang berlokasi di Sentul International Convention Center dan dibuka oleh Presiden RI Bapak H Ir. Joko Widodo.
Program ini diselenggarakan selama 1 (satu) hari dan dihadiri oleh 4.000 orang ASN yang akan memasuki usia pensiun. Dalam program ini, ada beberapa pembicara yang hadir untuk memberikan edukasi seputar masa persiapan pensiun, salah satunya adalah lead trainer dari QM Financial Ligwina Hananto.
Ligwina Hananto menyampaikan bahwa untuk bisa hidup nyaman di masa pensiun nanti, maka kita harus mempersiapkannya sedini mungkin. Berikut poin-poin penting dari program persiapan pensiun untuk Anda yang berusia di bawah 30 tahun, antara lain:
- Wujudkan good money habit agar kondisi keuanganmu tetap sehat.
- Atur cashflow dan kebiasaan pengeluaran lifestyle.
- Punya rumah pertama.
- Punya tujuan finansial penting seperti dana darurat, dana pendidikan dan dana pensiun.
- Pelajari jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
baca juga: 5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Namun tidak perlu khawatir juga, jika Anda belum menyiapkan rencana keuangan padahal sudah memasuki usia pensiun. Berikut Poin-poin penting dari program pensiun khusus usia 50 tahun ke atas ini, antara lain:
- Pastikan utang Anda LUNAS saat masuk periode pensiun.
- Sesuaikan cashflow biaya hidup saat masuk periode pensiun.
- Periksa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan di masa pensiun.
- Periksa daftar aset mana yang dapat dioptimalkan sebagai sumber penghasilan di masa pensiun
- Pelajari kembali jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
Baca juga: Kapan perusahaan harus membuat program persiapan pensiun?
Tidak hanya berhenti di situ, para peserta juga mendapat arahan khusus untuk bisa mengelola keuangan pribadinya agar bisa berkembang menjadi sumber penghasilan di masa pensiunnya, tentunya dengan mengembangkan usaha/bisnis.
baca juga: Blueprint of Your Money
Dengan diselenggrakannya Program Wirausaha ASN dan Pensiunan ini, maka harapan kedepannya adalah para calon pensiunan ASN ini dapat hidup lebih baik dari segi mental, sosial dan perekonomian.
-Nita Kurniawati
#FinClic Properti VS Traveling
Hidup kita sekarang banyak ditentukan oleh apa yang terjadi di media sosial (medsos) sehingga media sosial turut berperan dalam penentuan pilihan. Ada yang terpengaruh dengan skincare dari akun medsos yang diikuti dan bahkan terpengaruh dengan liburan pada destinasi tertentu misalnya Flores, Jepang dan Korea.
Membangun Kebiasaan Keuangan Yang Baik
Kamu pasti masih ingat #BiasaJadiBaik, sebuah gerakan bersama untuk memulai kebiasaan keuangan yang baik.
Saya akhirnya membaca buku “The Power of Habit” yang ditulis oleh Charles Duhigg. Menurutnya, kebiasaan merupakan suatu aksi yang rutin dilakukan sehingga tanpa disadari dilakukan secara otomatis (pola) oleh seseorang.
Kebiasaan baik tidak hanya dilakukan untuk aktivitas sehari-hari tapi penting juga untuk dilakukan dalam hal keuangan. Dengan membangun kebiasaan keuangan yang baik, niscaya kamu akan dapat mempertahankan kemampuan hidup di masa pensiun dan dengan keuangan yang kuat kamu akan mampu menolong lebih banyak lagi orang dekat (keluarga/saudara) yang membutuhkan.
Hari gajian semakin mendekat, mari gunakan 5 pos pengeluaran untuk belajar membangun kebiasaan keuangan yang baik.