Mengatur anggaran setelah Lebaran memang sering jadi tantangan tersendiri. Banyak orang baru sadar dompet mulai tipis setelah euforia bagi-bagi THR, belanja baju baru, sampai mudik ke kampung halaman.
Rasanya semua pengeluaran waktu itu seperti sah-sah saja. Baru setelah momen libur selesai, mulai kelihatan repotnya. Tagihan datang. Tabungan berkurang. Saldo rekening ikut-ikutan tiris.
Situasi kayak gini sebenarnya wajar. Namanya juga momen spesial yang enggak datang tiap bulan. Tapi tetap saja, kondisi keuangan perlu dibereskan lagi supaya enggak makin berantakan. Perlu cara yang pas biar perlahan bisa balik ke ritme normal.
Enggak perlu panik, enggak harus langsung ekstrem. Semua bisa diatur pelan-pelan, asal tahu caranya.
Table of Contents
Cara Mengatur Anggaran Setelah Lebaran

Lebaran memang selalu seru. Tapi habis itu, banyak orang baru sadar: kok saldo tinggal segini? Kok tabungan jebol? Kok malah muncul utang baru?
Tenang. Kondisi kayak gini tuh wajar banget. Yang penting, jangan panik. Masih bisa kok disiasati. Ini cara mengatur anggaran setelah pengeluaran Lebaran kebablasan.
1. Cek Kondisi Dompet dan Rekening Secara Jujur
Langkah mengatur keuangan yang pertama ini simpel tapi kadang suka bikin nyesek: cek semua sisa uang yang ada. Lihat saldo rekening. Cek e-wallet. Hitung uang tunai di dompet. Kalau ada utang, catat juga. Termasuk cicilan kartu kredit, paylater, atau uang yang masih harus dibayar ke orang lain.
Jangan cuma mengira-ira ya. Harus jelas angkanya. Karena ini bakal jadi dasar buat mengatur keuangan kembali ke depannya. Intinya, berani jujur sama kondisi sendiri itu langkah awal buat pulih.
Baca juga: Financial Check-Up setelah Lebaran, Bonus Template Cash Flow
2. Catat Semua Pengeluaran Selama Lebaran
Ini langkah mengatur keuangan yang penting banget. Coba ingat-ingat dan tulis semua pengeluaran selama momen Lebaran kemarin.
Mulai dari:
- THR untuk keluarga
- Ongkos mudik
- Oleh-oleh dan hampers
- Jajan dan makan di luar
- Beli baju baru
- Dekorasi rumah
- Sedekah atau zakat tambahan
- Sampai yang receh kayak parkir, bensin, atau tips-tips kecil
Kenapa harus dicatat? Supaya tahu sebenarnya bocor paling besar itu di mana. Jangan-jangan bukan di THR, tapi malah di makan-makan terus selama liburan. Atau mungkin ongkos mudik ternyata gede banget.
Catatan ini juga berguna buat evaluasi nanti. Tahun depan bisa jadi bahan pelajaran.
3. Utamakan Kebutuhan Pokok Dulu, Sisanya Belakangan
Setelah tahu sisa uang dan sudah tahu ke mana aja perginya, sekarang saatnya bikin prioritas mengatur keuangan. Fokus ke pengeluaran paling penting dulu. Yang wajib-wajib saja. Biasanya ini meliputi:
- Makan sehari-hari
- Bayar listrik, air, internet
- Transportasi buat kerja
- Cicilan rumah atau kendaraan
- Biaya sekolah anak kalau ada
- Dan tagihan lain yang nggak bisa ditunda
Kalau dana tinggal mepet, hal-hal kayak nongkrong, belanja online, atau pesan makanan bisa dipending dulu. Yang penting kebutuhan pokok aman.

4. Rem Dulu Semua Pengeluaran Nggak Penting
Ini saatnya latihan ngerem gaya hidup. Bukan berarti pelit atau enggak boleh senang-senang. Tapi lebih ke sadar diri saja: uang lagi terbatas.
Biasakan masak sendiri di rumah. Bawa bekal kalau perlu. Batasi nongkrong atau hangout yang enggak perlu. Kalau biasanya weekend selalu makan di luar, coba skip dulu sebulan. Cari hiburan yang murah atau gratis. Kayak nonton YouTube, baca buku, main bareng keluarga, atau olahraga ringan di rumah.
Intinya: belajar puas dengan yang ada dulu. Sampai kondisi keuangan mulai stabil lagi.
5. Susun Ulang Pos Tabungan dan Dana Darurat
Kalau kemarin sempat ambil dana darurat atau kuras tabungan, enggak masalah. Itu memang fungsinya. Tapi sekarang waktunya memikirkan cara isi ulang lagi.
Enggak usah langsung besar. Enggak usah maksa. Sisihkan aja sedikit-sedikit. Misalnya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per minggu. Atau berapa pun yang realistis.
Yang penting rutin dan konsisten. Karena tabungan dan dana darurat itu kayak bumper keuangan. Kalau diisi terus, nanti bakal lega sendiri rasanya.
6. Cari Penghasilan Tambahan Kalau Memungkinkan
Kalau kondisi benar-benar seret, enggak ada salahnya cari pemasukan tambahan. Enggak perlu langsung mikir kerjaan besar. Mulai dari hal kecil aja dulu. Bisa jual barang bekas yang masih bagus. Bisa buka pre-order makanan ringan. Bisa ambil kerjaan freelance. Atau bantu orang lain yang butuh jasa tertentu.
Misalnya jago desain, tawarkan bikin poster atau feed Instagram. Jago nulis, cari project kecil-kecilan. Jago masak, coba jualan makanan online. Lumayan banget buat nutup kebutuhan sementara.

7. Evaluasi Pola Belanja Lebaran Kemarin
Terakhir, jangan lupa evaluasi. Lihat lagi pola belanja saat Lebaran kemarin. Tulis aja jujur-jujuran: mana yang memang perlu, mana yang sebenarnya nggak harus ada.
Kadang bukan soal uangnya kurang. Tapi memang cara belanjanya yang kurang terkontrol. Dari evaluasi ini, bisa banget disusun strategi buat Lebaran tahun depan. Misalnya mulai siapkan THR sejak jauh-jauh hari. Atau bikin bujet khusus hampers beberapa bulan sebelum puasa.
Makin sadar pola belanja, makin gampang juga mengatur uang ke depannya.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Mengatur anggaran setelah pengeluaran Lebaran memang butuh usaha ekstra. Tapi bukan berarti mustahil. Justru dari momen inilah biasanya orang jadi lebih peka sama pola belanja dan cara pakai uang.
Enggak apa-apa kalau kemarin sempat kebablasan. Yang penting sekarang sudah tahu apa yang harus dibenahi. Mulai pelan-pelan saja. Kuncinya konsisten, sabar, dan nggak gampang tergoda beli ini-itu lagi.
Lama-lama kondisi keuangan pasti bisa pulih dan kembali stabil seperti semula.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!