Cara Bermain Saham dengan Aman di Tengah Fluktuasi Pasar
Banyak orang belum paham cara bermain saham yang “aman” sehingga mudah sekali panik saat pasar menunjukkan gejala-gejala menurun. Seperti yang baru saja terjadi kemarin.
Pasar saham Indonesia sempat mengalami gejolak yang cukup tajam. Pada 18 Maret 2025, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok lebih dari 5% dalam satu hari perdagangan. Hal ini lantas memicu Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk menghentikan sementara perdagangan selama 30 menit, atau yang dikenal dengan istilah trading halt. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap tekanan besar di pasar saham yang terjadi sejak awal perdagangan.
Situasi ini menunjukkan betapa pentingnya memahami cara bermain saham dengan bijak, terutama di tengah fluktuasi pasar yang tidak menentu. Terus gimana dong? Adakah di antara kamu yang sempat panik dan malah menjual semua saham yang sudah kamu miliki gara-gara nilainya turun? Kalau ada, ouch.
Nah, sebenarnya sih kondisi seperti ini kerap terjadi di pasar modal. Seharusnya, kamu enggak perlu terlalu panik jika nilai saham anjlok, apalagi kalau kamu berinvestasi di sini untuk tujuan jangka panjang.
So, dalam artikel ini, kita akan membahas strategi dan langkah-langkah praktis yang dapat membantu investor menjaga portofolio mereka tetap aman dan stabil, meskipun pasar sedang bergejolak.
Table of Contents
Cara Bermain Saham Aman saat Pasar Bergejolak

Biar nggak panik saat pasar gonjang-ganjing, penting banget paham cara bermain saham yang “aman”. Kenapa harus ada tanda petik pada kata aman? Karena tidak pernah ada main saham yang 100% aman. Yang ada adalah berinvestasi saham dengan menekan risiko sebesar mungkin.
Di bawah ini ada beberapa langkah sederhana tapi efektif yang bisa bantu tetap tenang dan rasional meskipun harga saham naik-turun nggak karuan.
1. Fokus pada Saham Fundamental Kuat
Cara bermain saham itu bukan cuma soal ngulik harga naik dan turun. Yang paling penting justru fondasinya, alias kondisi perusahaannya.
Cari perusahaan yang bisnisnya jelas. Produknya dipakai banyak orang. Utangnya masih wajar. Laporan keuangannya sehat.
Biasanya, perusahaan kayak gini lebih tahan guncangan. Harga sahamnya mungkin ikut goyang saat pasar panik. Tapi secara jangka panjang, peluang balik naiknya lebih besar.
Indikator sederhananya bisa cek:
- Laba perusahaan terus tumbuh
- Utang nggak terlalu besar
- Rajin bagi dividen
- Market leader di sektornya
Jadi, jangan asal beli saham cuma karena ikut-ikutan atau katanya lagi viral. Selalu cek dulu kondisi perusahaannya.
Baca juga: Strategi Sederhana Memilih Saham yang Tepat untuk Pemula
2. Diversifikasi Portofolio
Pasar saham itu nggak bisa diprediksi. Hari ini bisa hijau, jangankan besok, nanti sore juga bisa merah. Makanya penting banget untuk nggak cuma pegang satu saham saja. Ibaratnya, jangan naruh semua telur di satu keranjang. Kalau jatuh, pecah semua.
Coba sebar ke beberapa sektor. Misalnya, ada saham sektor perbankan, ada juga sektor consumer goods, ada sektor teknologi. Jadi, kalau misalnya sektor perbankan lagi turun, setidaknya sektor lain masih bisa menutup kerugian. Ini cara paling sederhana buat melindungi dana dari risiko besar.
3. Punya Dana Darurat dan Batas Risiko
Cara bermain saham itu nggak boleh modal nekat. Apalagi kalau sampai mengambil dana kebutuhan sehari-hari atau dana darurat. Itu bahaya banget.
Pastikan dana darurat sudah aman dulu. Jadi kalau tiba-tiba butuh uang mendesak, nggak perlu jual saham rugi. Selain itu, tentukan juga batas risiko sejak awal. Misalnya:
- → Kalau rugi 10%, siap cut loss
- → Kalau untung 20%, siap take profit
Jangan nunggu, “Ah, nanti juga balik.” kalau nggak ada alasan fundamental yang mendukung. Disiplin sama rencana jauh lebih sehat daripada cuma ngarep.

4. Investasi Jangka Panjang
Fluktuasi harga itu bagian dari saham. Mau main saham, harus siap lihat grafik merah juga. Makanya, pola pikirnya jangan pengin kaya mendadak, atau untung secepat-cepatnya. Itu bukan cara bermain saham yang “aman”. Lebih aman kalau niatnya untuk jangka panjang.
Bisa mulai dengan strategi dollar-cost averaging. Beli rutin tiap bulan, nominal sama, nggak peduli harga naik atau turun. Dengan cara ini, harga rata-rata pembelian bisa lebih stabil. Rata-rata terhadap harga pasar. Cocok buat investor santai yang nggak mau stress mikirin harga harian.
5. Pantau Berita dan Analisis Pasar Secara Berkala
Pasar saham itu sangat sensitif sama berita. Isu global, perang, inflasi, krisis, semua bisa bikin harga saham bergerak liar. Jadi, mau nggak mau harus rajin update info. Minimal tahu apa yang lagi rame di pasar.
Tapi jangan asal panik juga. Bedakan mana berita penting dan mana yang cuma sensasi. Misalnya, kalau ada berita suku bunga naik, itu wajar bikin pasar lesu. Tapi kalau cuma rumor influencer saham di TikTok, ya nggak perlu langsung ikut jual.
6. Jangan Emosional
Cara bermain saham itu permainan logika. Bukan permainan emosi. Saat harga naik tinggi, jangan buru-buru serakah. Saat harga turun dalam, juga jangan langsung panik.
Emosi sering bikin orang malah salah langkah. Harusnya jual, malah tahan. Harusnya beli, malah ragu-ragu. Makanya, penting banget punya rencana sejak awal. Kalau sudah punya batas risiko, ya ikuti aja. Ingat, lebih baik rugi kecil sekarang daripada rugi besar nanti gara-gara nggak mau cut loss.

7. Gunakan Aplikasi atau Platform Tepercaya
Cara bermain saham yang “aman” itu nggak lepas dari urusan keamanan. Jadi, jangan asal daftar di platform yang nggak jelas. Pastikan sekuritas yang dipakai terdaftar dan diawasi OJK. Biasanya platform resmi punya fitur keamanan yang lengkap. Ada notifikasi transaksi, verifikasi ganda, sampai laporan berkala.
Jangan gampang tergiur sama tawaran cuan instan dari orang nggak dikenal. Kalau ada yang janjikan “cuan pasti tiap hari” atau “bisa kaya cepat”, itu patut dicurigai. Main saham itu realistis aja. Cuan memang mungkin, tapi risiko selalu ada.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Punya strategi yang jelas dalam cara bermain saham memang nggak bisa dianggap sepele. Pasar bisa berubah kapan saja, dan fluktuasi harga itu sudah bagian dari risikonya.
Tapi selama langkahnya tepat, risikonya bisa dikelola, dan peluang cuan tetap terbuka. Intinya, main saham itu bukan soal nekat atau ikut-ikutan, tapi soal sabar, disiplin, dan mau belajar terus.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Mengatur Ulang Anggaran Setelah Pengeluaran Lebaran Membengkak
Mengatur anggaran setelah Lebaran memang sering jadi tantangan tersendiri. Banyak orang baru sadar dompet mulai tipis setelah euforia bagi-bagi THR, belanja baju baru, sampai mudik ke kampung halaman.
Rasanya semua pengeluaran waktu itu seperti sah-sah saja. Baru setelah momen libur selesai, mulai kelihatan repotnya. Tagihan datang. Tabungan berkurang. Saldo rekening ikut-ikutan tiris.
Situasi kayak gini sebenarnya wajar. Namanya juga momen spesial yang enggak datang tiap bulan. Tapi tetap saja, kondisi keuangan perlu dibereskan lagi supaya enggak makin berantakan. Perlu cara yang pas biar perlahan bisa balik ke ritme normal.
Enggak perlu panik, enggak harus langsung ekstrem. Semua bisa diatur pelan-pelan, asal tahu caranya.
Table of Contents
Cara Mengatur Anggaran Setelah Lebaran

Lebaran memang selalu seru. Tapi habis itu, banyak orang baru sadar: kok saldo tinggal segini? Kok tabungan jebol? Kok malah muncul utang baru?
Tenang. Kondisi kayak gini tuh wajar banget. Yang penting, jangan panik. Masih bisa kok disiasati. Ini cara mengatur anggaran setelah pengeluaran Lebaran kebablasan.
1. Cek Kondisi Dompet dan Rekening Secara Jujur
Langkah mengatur keuangan yang pertama ini simpel tapi kadang suka bikin nyesek: cek semua sisa uang yang ada. Lihat saldo rekening. Cek e-wallet. Hitung uang tunai di dompet. Kalau ada utang, catat juga. Termasuk cicilan kartu kredit, paylater, atau uang yang masih harus dibayar ke orang lain.
Jangan cuma mengira-ira ya. Harus jelas angkanya. Karena ini bakal jadi dasar buat mengatur keuangan kembali ke depannya. Intinya, berani jujur sama kondisi sendiri itu langkah awal buat pulih.
Baca juga: Financial Check-Up setelah Lebaran, Bonus Template Cash Flow
2. Catat Semua Pengeluaran Selama Lebaran
Ini langkah mengatur keuangan yang penting banget. Coba ingat-ingat dan tulis semua pengeluaran selama momen Lebaran kemarin.
Mulai dari:
- THR untuk keluarga
- Ongkos mudik
- Oleh-oleh dan hampers
- Jajan dan makan di luar
- Beli baju baru
- Dekorasi rumah
- Sedekah atau zakat tambahan
- Sampai yang receh kayak parkir, bensin, atau tips-tips kecil
Kenapa harus dicatat? Supaya tahu sebenarnya bocor paling besar itu di mana. Jangan-jangan bukan di THR, tapi malah di makan-makan terus selama liburan. Atau mungkin ongkos mudik ternyata gede banget.
Catatan ini juga berguna buat evaluasi nanti. Tahun depan bisa jadi bahan pelajaran.
3. Utamakan Kebutuhan Pokok Dulu, Sisanya Belakangan
Setelah tahu sisa uang dan sudah tahu ke mana aja perginya, sekarang saatnya bikin prioritas mengatur keuangan. Fokus ke pengeluaran paling penting dulu. Yang wajib-wajib saja. Biasanya ini meliputi:
- Makan sehari-hari
- Bayar listrik, air, internet
- Transportasi buat kerja
- Cicilan rumah atau kendaraan
- Biaya sekolah anak kalau ada
- Dan tagihan lain yang nggak bisa ditunda
Kalau dana tinggal mepet, hal-hal kayak nongkrong, belanja online, atau pesan makanan bisa dipending dulu. Yang penting kebutuhan pokok aman.

4. Rem Dulu Semua Pengeluaran Nggak Penting
Ini saatnya latihan ngerem gaya hidup. Bukan berarti pelit atau enggak boleh senang-senang. Tapi lebih ke sadar diri saja: uang lagi terbatas.
Biasakan masak sendiri di rumah. Bawa bekal kalau perlu. Batasi nongkrong atau hangout yang enggak perlu. Kalau biasanya weekend selalu makan di luar, coba skip dulu sebulan. Cari hiburan yang murah atau gratis. Kayak nonton YouTube, baca buku, main bareng keluarga, atau olahraga ringan di rumah.
Intinya: belajar puas dengan yang ada dulu. Sampai kondisi keuangan mulai stabil lagi.
5. Susun Ulang Pos Tabungan dan Dana Darurat
Kalau kemarin sempat ambil dana darurat atau kuras tabungan, enggak masalah. Itu memang fungsinya. Tapi sekarang waktunya memikirkan cara isi ulang lagi.
Enggak usah langsung besar. Enggak usah maksa. Sisihkan aja sedikit-sedikit. Misalnya Rp50 ribu sampai Rp100 ribu per minggu. Atau berapa pun yang realistis.
Yang penting rutin dan konsisten. Karena tabungan dan dana darurat itu kayak bumper keuangan. Kalau diisi terus, nanti bakal lega sendiri rasanya.
6. Cari Penghasilan Tambahan Kalau Memungkinkan
Kalau kondisi benar-benar seret, enggak ada salahnya cari pemasukan tambahan. Enggak perlu langsung mikir kerjaan besar. Mulai dari hal kecil aja dulu. Bisa jual barang bekas yang masih bagus. Bisa buka pre-order makanan ringan. Bisa ambil kerjaan freelance. Atau bantu orang lain yang butuh jasa tertentu.
Misalnya jago desain, tawarkan bikin poster atau feed Instagram. Jago nulis, cari project kecil-kecilan. Jago masak, coba jualan makanan online. Lumayan banget buat nutup kebutuhan sementara.

7. Evaluasi Pola Belanja Lebaran Kemarin
Terakhir, jangan lupa evaluasi. Lihat lagi pola belanja saat Lebaran kemarin. Tulis aja jujur-jujuran: mana yang memang perlu, mana yang sebenarnya nggak harus ada.
Kadang bukan soal uangnya kurang. Tapi memang cara belanjanya yang kurang terkontrol. Dari evaluasi ini, bisa banget disusun strategi buat Lebaran tahun depan. Misalnya mulai siapkan THR sejak jauh-jauh hari. Atau bikin bujet khusus hampers beberapa bulan sebelum puasa.
Makin sadar pola belanja, makin gampang juga mengatur uang ke depannya.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Mengatur anggaran setelah pengeluaran Lebaran memang butuh usaha ekstra. Tapi bukan berarti mustahil. Justru dari momen inilah biasanya orang jadi lebih peka sama pola belanja dan cara pakai uang.
Enggak apa-apa kalau kemarin sempat kebablasan. Yang penting sekarang sudah tahu apa yang harus dibenahi. Mulai pelan-pelan saja. Kuncinya konsisten, sabar, dan nggak gampang tergoda beli ini-itu lagi.
Lama-lama kondisi keuangan pasti bisa pulih dan kembali stabil seperti semula.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Check-Up setelah Lebaran, Bonus Template Cash Flow
Setelah euforia Lebaran selesai, waktunya balik ke rutinitas dan ngelirik lagi kondisi dompet. Banyak orang langsung sibuk kerja lagi, tapi lupa satu hal penting: financial check-up.
Padahal ini langkah awal biar keuangan tetap aman setelah masa pengeluaran besar-besaran. Nggak ribet kok, cukup luangin waktu sebentar buat lihat ulang alur pemasukan dan pengeluaran.
Kadang nggak sadar, sisa uang di rekening cuma tinggal angka kecil, tapi belum tahu ke mana aja perginya. Nah, sebelum pengeluaran makin nambah, mending dibereskan saja dulu urusan ini.
Tenang, prosesnya bisa kok dibikin santai dan nantinya bisa bikin hati lebih tenang juga. Yuk, siapkan kopi dulu, kita bahas bareng pelan-pelan.
Table of Contents
Langkah-Langkah Financial Check-Up Pasca Lebaran

Biar keuangan enggak makin berantakan setelah Lebaran, ada baiknya mulai duduk sebentar dan melakukan financial check-up. Nggak perlu nunggu akhir bulan atau nunggu kondisi makin kacau dulu.
Justru makin cepat dilakukan, makin gampang juga buat mengatur ulang semuanya. Dari situ, baru bisa kelihatan bagian mana yang perlu dibenahi dan mana yang masih aman.
Nah, berikut beberapa langkah yang bisa langsung dijalanin satu per satu.
1. Cek Saldo Terakhir di Semua Rekening
Langkah pertama yang paling simpel: buka aplikasi bank dan e-wallet. Cek berapa sisa uang yang ada sekarang. Jangan cuma lihat rekening utama, tapi juga e-wallet. Kadang sisa kecil di sana bisa lumayan kalau dijumlah.
Penting banget buat tahu posisi keuangan terakhir setelah Lebaran, karena biasanya pengeluaran cukup banyak. Ini jadi patokan buat mengatur langkah keuangan selanjutnya.
Baca juga: Atur Keuangan Setelah Lebaran Biar Nggak Auto Bokek Berkepanjangan
2. Rekap Pengeluaran Selama Lebaran
Coba ingat-ingat, selama Lebaran keluar uang buat apa saja. Mungkin buat bagi THR ke keponakan, beli baju baru, hampers buat keluarga, sampai ongkos mudik. Kalau sempat, catat satu-satu pengeluaran itu.
Enggak harus detail banget, tapi setidaknya ada gambaran totalnya. Bandingkan dengan anggaran yang sudah direncanakan sebelumnya, jika ada. Ini penting buat evaluasi dan persiapan tahun depan biar lebih terkontrol.
3. Hitung Sisa THR (Kalau Ada)
Kalau masih ada sisa THR yang belum kepakai, jangan langsung dibelanjakan. Lebih baik hitung dulu, lalu alokasikan untuk hal yang berguna. Misalnya buat nambah dana darurat, bayar cicilan kecil, atau disimpan buat keperluan penting.
THR itu bonus tahunan, jadi sayang banget kalau habis buat hal enggak jelas. Dengan alokasi yang tepat, sisa THR bisa jadi penyelamat keuangan di pertengahan tahun.
4. Periksa Tagihan yang Menumpuk
Setelah Lebaran, biasanya ada tagihan yang suka ketunda. Misalnya tagihan kartu kredit karena kebablasan belanja. Atau cicilan yang sempat terlewat karena sibuk mudik.
Coba lakukan financial check-up dan cek satu per satu tagihan yang harus dibayar dalam minggu ini. Prioritaskan yang jatuh tempo duluan biar enggak kena denda. Semakin cepat dibereskan, makin ringan ke depannya.

5. Evaluasi Dana Darurat
Kalau dana darurat sempat dipakai buat keperluan Lebaran, enggak masalah. Tapi sekarang saatnya mulai isi ulang.
Dana ini penting banget buat jaga-jaga kalau ada hal tak terduga. Idealnya, punya dana darurat yang bisa cover 3 sampai 6 bulan pengeluaran. Bisa mulai dari menyisihkan sedikit tiap minggu. Enggak harus besar, yang penting konsisten.
6. Reset Anggaran Bulanan
Setelah belanja banyak pas Lebaran, anggaran bulanan mungkin jadi berantakan. Nah, sekarang waktunya bikin ulang. Sesuaikan dengan sisa uang yang ada dan kebutuhan bulan ini. Coba lebih fokus ke pengeluaran wajib, dan tahan dulu keinginan belanja yang nggak penting. Dengan budgeting yang realistis, keuangan bisa balik stabil lagi.
7. Tinjau Target Keuangan Tahunan
Coba buka lagi catatan target keuangan yang sudah dibuat di awal tahun dan lakukan financial check-up. Misalnya rencana liburan, tabungan rumah, atau dana pendidikan. Lihat apakah masih on track atau perlu penyesuaian.
Setelah Lebaran, ada kemungkinan target jadi meleset sedikit. Tapi enggak apa-apa, yang penting disesuaikan lagi dan tetap lanjut jalan.
8. Mulai Hemat dan Atur Pola Belanja
Setelah masa euforia Lebaran, godaan belanja sering masih terbawa. Padahal ini waktu yang tepat buat kembali ke pola hemat, apalagi nanti kalau financial check-up sudah berhasil dilakukan. Mulai dari masak sendiri, kurangi jajan, dan hindari belanja online yang enggak penting.
Bukan berarti pelit, tapi belajar buat lebih selektif. Semakin cepat balik ke ritme normal, makin aman kondisi dompet.
Template Cash Flow

Setelah melakukan financial check-up, biasanya mulai kelihatan mana pengeluaran yang harus dipangkas dan berapa sisa uang yang bisa diselamatkan.
Tapi biar lebih jelas dan terarah, penting banget buat menyusun alur cash flow secara rapi. Jangan cuma mengira-ira di kepala, soalnya sering kali yang terasa aman ternyata udah bocor sana-sini. Nah, buat bantu nyusun ulang keuangan pasca Lebaran, di bawah ini ada template sederhana yang bisa langsung dipakai.
1. Pemasukan (Income)
Tuliskan semua sumber pemasukan yang masih aktif setelah Lebaran:
- Gaji Bulan Ini: Rp __________
- Sisa THR: Rp __________
- Bonus/Lain-lain: Rp __________
- Total Pemasukan: Rp __________
2. Pengeluaran Wajib
Ini pengeluaran yang nggak bisa ditunda:
- Sewa/KPR: Rp __________
- Listrik & Air: Rp __________
- Internet & Pulsa: Rp __________
- Cicilan (Motor, Mobil, Kartu Kredit): Rp __________
- Biaya Sekolah/Anak: Rp __________
- Transportasi: Rp __________
- Belanja Harian (Makan, kebutuhan rumah tangga): Rp __________
- Total Pengeluaran Wajib: Rp __________
3. Pemulihan Keuangan
Prioritas setelah Lebaran biasanya fokus ke pemulihan:
- Top Up Dana Darurat: Rp __________
- Bayar Utang/Tunggakan: Rp __________
- Simpanan/Tabungan: Rp __________
- Investasi: Rp __________
- Total Pemulihan: Rp __________
4. Pengeluaran Tambahan (Opsional)
Kalau masih ada sisa, bisa masuk sini:
- Nongkrong/Hiburan: Rp __________
- Jajan/Beli Makanan Online: Rp __________
- Belanja Baju/Skincare: Rp __________
- Dana Sosial/Arisan: Rp __________
- Total Pengeluaran Tambahan: Rp __________
5. Sisa Uang (Cash Flow Akhir)
Total Pemasukan – Total Pengeluaran (Wajib + Pemulihan + Tambahan)
= Rp __________
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Melakukan financial check-up setelah Lebaran bukan cuma soal membereskan catatan pengeluaran. Lebih dari itu, ini soal menyiapkan diri biar keuangan tetap stabil di bulan-bulan berikutnya.
Enggak harus langsung sempurna, yang penting mulai dulu dari langkah kecil. Dengan cash flow yang tertata, keputusan keuangan jadi lebih tenang dan nggak serba panik. Intinya, makin paham kondisi keuangan sendiri, makin enak juga buat mengatur rencana ke depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
10 Tip Menggunakan Pesangon PHK untuk Memulai Usaha Baru
Menghadapi PHK memang tidak mudah. Kehilangan pekerjaan bisa bikin bingung, apalagi kalau belum ada penghasilan lain. Tapi kalau punya pesangon PHK, ini bisa jadi peluang baru.
Daripada habis begitu saja, uang ini bisa dimanfaatkan untuk sesuatu yang lebih bermanfaat. Salah satunya adalah memulai usaha sendiri.
Table of Contents
Pesangon PHK untuk Modal Usaha

Memulai bisnis setelah PHK memang terasa menantang. Ada banyak hal yang perlu dipikirkan, mulai dari ide usaha sampai cara mengelola modal. Tapi dengan perencanaan yang tepat, peluang sukses tetap terbuka.
Yang penting, uang pesangon PHK dikelola dengan bijak agar tidak cepat habis. Kalau dimanfaatkan dengan strategi yang tepat, usaha baru bisa jadi jalan keluar yang menjanjikan.
Berikut beberapa langkah yang harus dilakukan untuk mengelola uang pesangon PHK yang ingin dimanfaatkan jadi modal usaha.
1. Hitung Total Pesangon PHK dengan Cermat
Sebelum mulai usaha, pastikan sudah tahu persis berapa jumlah pesangon PHK yang diterima. Cek juga apakah ada tambahan lain seperti tunjangan, uang penghargaan masa kerja, atau kompensasi lainnya.
Jangan buru-buru membelanjakan uang tanpa rencana yang jelas. Pisahkan dulu mana yang untuk kebutuhan sehari-hari dan mana yang bisa dipakai sebagai modal usaha. Buat catatan sederhana agar tahu berapa lama dana ini bisa bertahan. Jangan sampai habis sebelum usaha mulai menghasilkan.
Baca juga: Menghadapi PHK dengan Bijak: Langkah Awal Mengelola Keuangan
2. Tentukan Jenis Usaha yang Realistis
Jangan asal pilih bisnis hanya karena sedang tren. Pilih yang sesuai dengan modal, keterampilan, dan minat agar lebih mudah dijalankan.
Jika belum punya pengalaman bisnis, mulai dengan sesuatu yang sederhana dan mudah dikelola. Misalnya, usaha kuliner rumahan, reseller, atau jasa yang tidak butuh banyak modal. Perhitungkan juga kebutuhan pasar dan peluang keuntungan. Usaha yang realistis lebih mudah bertahan dan berkembang.
3. Pisahkan Dana Pribadi dan Modal Usaha
Kesalahan umum pemula adalah mencampur uang bisnis dengan keuangan pribadi. Ini bisa bikin bingung dan sulit melihat apakah bisnis benar-benar untung atau rugi.
Buat rekening khusus untuk usaha dengan pesangon PHK ini, meskipun hanya rekening biasa tanpa biaya admin. Setiap pemasukan dan pengeluaran usaha harus dicatat dengan jelas. Dengan begitu, bisa lebih mudah mengatur strategi keuangan bisnis. Jika usaha berkembang, keuangan akan lebih terkontrol sejak awal.
4. Mulai Kecil, Kembangkan Secara Bertahap
Jangan tergoda langsung menghabiskan banyak modal untuk bisnis besar. Mulai dari skala kecil dulu untuk menguji pasar.
Misalnya, jika ingin jualan makanan, coba produksi dalam jumlah terbatas dan jual ke lingkungan sekitar. Jika responsnya bagus, baru tambah skala produksi sedikit demi sedikit. Dengan cara ini, risiko kerugian bisa ditekan dan bisa lebih fleksibel beradaptasi. Jangan sampai modal habis sebelum bisnis benar-benar berjalan.

5. Prioritaskan Kebutuhan Utama Usaha
Jangan asal belanja peralatan atau stok dalam jumlah besar. Fokus pada kebutuhan paling mendesak agar bisnis bisa mulai jalan.
Misalnya, jika ingin usaha kue, cukup beli oven dan bahan baku seperlunya dulu, tidak perlu langsung sewa tempat atau beli alat mahal. Pengeluaran yang tidak terlalu penting bisa ditunda sampai usaha mulai stabil. Dengan cara ini, modal bisa lebih tahan lama dan tidak cepat habis.
6. Cari Model Bisnis dengan Perputaran Cepat
Pilih usaha yang bisa langsung menghasilkan pemasukan. Bisnis dengan perputaran cepat lebih aman, apalagi jika modal terbatas.
Contohnya, jualan makanan harian, jasa cuci motor, atau bisnis online dengan sistem pre-order. Dengan perputaran cepat, modal bisa segera kembali dan bisa langsung diputar lagi. Jangan memilih bisnis yang butuh waktu lama untuk balik modal jika kondisi keuangan masih terbatas.
7. Manfaatkan Teknologi dan Media Sosial
Promosi online bisa menghemat biaya pemasaran. Gunakan media sosial untuk memperkenalkan bisnis ke lebih banyak orang. Buat konten menarik seperti foto produk, testimoni pelanggan, atau video singkat agar lebih menarik.
Jangan ragu memanfaatkan marketplace dan grup jual beli untuk menjangkau pelanggan lebih luas. Pemasaran yang efektif bisa membantu bisnis cepat dikenal tanpa harus keluar biaya besar.
8. Siapkan Dana Darurat dari Sebagian Pesangon
Jangan habiskan seluruh uang pesangon PHK untuk modal usaha. Sisihkan sebagian untuk biaya hidup selama beberapa bulan ke depan. Ingat, bisnis baru butuh waktu untuk mulai menghasilkan keuntungan.
Jika tidak punya dana cadangan, bisa jadi malah stres dan usaha tidak fokus. Simpan dana darurat minimal untuk tiga hingga enam bulan agar lebih tenang menjalankan bisnis.
9. Belajar dan Riset Sebelum Eksekusi
Jangan buru-buru langsung eksekusi tanpa memahami bisnis yang dipilih. Cari tahu dulu tentang target pasar, strategi pemasaran, dan persaingan di bidang tersebut. Bisa belajar dari buku, kursus online, atau pengalaman orang lain yang sudah sukses.
Jika memungkinkan, coba magang atau bekerja dulu di bidang yang sama untuk memahami seluk-beluknya. Dengan persiapan yang matang, risiko kegagalan bisa lebih kecil.

10. Evaluasi dan Adaptasi Secara Berkala
Jangan hanya menjalankan bisnis tanpa mengevaluasi hasilnya. Lihat mana strategi yang berhasil dan mana yang kurang efektif. Jika produk kurang laku, coba perbaiki kualitas atau ubah strategi pemasaran.
Jika harga kurang kompetitif, cari cara agar tetap untung tanpa menaikkan harga terlalu tinggi. Bisnis yang fleksibel dan cepat beradaptasi lebih mudah bertahan dalam persaingan. Jangan takut mencoba hal baru jika diperlukan.
Baca juga: Karyawan Swasta: Pengertian, Keuntungan, dan Tip Menjadi yang Terbaik
Mengelola pesangon PHK dengan bijak bisa membuka peluang baru. Daripada cepat habis tanpa arah, lebih baik digunakan untuk sesuatu yang bisa berkembang.
Memulai usaha memang butuh keberanian, tapi dengan perencanaan yang matang, peluang sukses tetap ada. Yang penting, jalani dengan sabar dan terus belajar. Dengan langkah yang tepat, pesangon bisa jadi awal perjalanan baru yang lebih menjanjikan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Puasa, THR, dan Bonus Ramadan: Cara Cerdas Mengelola Uang agar Tidak Cepat Habis
Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat. Mulai dari buka puasa bersama, belanja baju baru, hingga persiapan Lebaran. Ditambah lagi, banyak orang merasa lebih bebas membelanjakan uang karena adanya THR dan bonus. Kalau enggak pintar mengelola uang, saldo bisa langsung menipis sebelum bulan berakhir. Padahal, setelah Lebaran masih ada kebutuhan rutin yang harus dipenuhi.
Agar uang enggak cepat habis, penting untuk punya strategi keuangan yang jelas. Jangan sampai THR dan bonus hanya numpang lewat tanpa manfaat. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran tetap terkendali dan keuangan tetap aman setelah Ramadan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari membuat anggaran, menyiapkan dana darurat, hingga membatasi belanja impulsif.
Table of Contents
Ini Cara Mengelola Uang selama Ramadan dan Lebaran yang Cerdas

Bulan Ramadan sering membawa rezeki lebih. THR dan bonus mulai cair, usaha musiman ramai, atau jualan makin laris. Tapi, jangan sampai terlena. Pengeluaran juga biasanya ikut naik. Kalau tidak pintar mengelola uang, saldo bisa cepat terkuras sebelum Lebaran tiba.
Supaya keuangan tetap aman, ada beberapa cara cerdas yang bisa diterapkan selama Ramadan dan Lebaran.
1. Buat Anggaran yang Jelas
Jangan sampai uang THR dan bonus habis tanpa jejak. Mulai mengelola uang dengan memisahkan pengeluaran wajib seperti zakat, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari.
Setelah itu, tentukan anggaran untuk keperluan Lebaran, seperti baju baru, hampers, atau biaya mudik. Jangan asal belanja hanya karena semua orang melakukannya. Pastikan semua sudah terencana agar tidak keteteran setelah Lebaran.
Kalau bisa, alokasikan sebagian dana untuk tabungan atau keperluan lain yang lebih mendesak.
Baca juga: Menyiapkan Bujet Bulan Puasa untuk Keluarga Muda
2. Prioritaskan Zakat dan Sedekah
Begitu THR dan bonus cair, sisihkan dulu untuk zakat dan sedekah sebelum memikirkan belanja lainnya. Ini bukan cuma kewajiban, tapi juga cara supaya keuangan lebih tertata.
Dengan mengelola uang dan mengalokasikan dana sejak awal, enggak ada cerita uang keburu habis untuk hal lain. Selain itu, berbagi dengan yang membutuhkan bisa bikin hati lebih tenang dan berkah.
Jadi, jangan sampai niat baik ini justru terlupakan gara-gara terlalu semangat belanja Lebaran.

3. Siapkan Dana untuk Lebaran dan Setelahnya
Jangan cuma fokus menghabiskan uang buat Lebaran, tapi pikirkan juga hidup setelahnya. Banyak yang terlalu semangat belanja sebelum Lebaran, sampai lupa kalau setelah Ramadan masih ada tagihan, kebutuhan harian, dan mungkin cicilan yang harus dibayar. Jangan sampai dompet kering begitu Lebaran selesai.
Kita harus bisa mengatur uang dengan cerdas. Sisihkan sebagian untuk keperluan setelah Lebaran, biar nggak kebingungan pas bulan berikutnya. Lebaran selesai, keuangan tetap aman!
4. Amankan Dana Darurat
Jangan sampai setelah Lebaran malah pusing karena uang habis, sementara kebutuhan masih jalan terus. Manfaatkan THR dan bonus untuk menambah dana darurat. Ini penting buat jaga-jaga kalau ada pengeluaran tak terduga setelah Ramadan.
Daripada uang habis tanpa sisa, lebih baik sisihkan sebagian buat pegangan. Jadi, kalau ada situasi darurat, nggak perlu panik cari pinjaman atau pakai kartu kredit.
5. Gunakan untuk Bayar Cicilan atau Lunasi Utang
THR dan bonus bisa jadi penyelamat buat yang masih punya cicilan atau utang kecil. Sebelum uangnya menguap buat belanja atau hal yang kurang penting, coba cek dulu apakah ada utang yang bisa langsung dilunasi. Bayar utang lebih awal bisa bikin keuangan lebih lega setelah Lebaran, jadi nggak ada beban tagihan yang masih harus dikejar.
Kalau cicilan berkurang atau lunas, uang yang biasanya dipakai buat bayar utang bisa dialokasikan ke hal lain yang lebih produktif. Lebaran tetap seru, tanpa bikin kondisi finansial makin berat!

6. Hindari Belanja Berlebihan
Ramadan itu musim diskon di mana-mana, dari baju, makanan, sampai perabotan rumah. Godaannya besar, tapi jangan sampai kalap.
Sebelum belanja, buat daftar barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar keinginan sesaat. Jangan tergoda beli sesuatu hanya karena diskonnya besar, padahal nggak terlalu butuh. Kalau belanja online, coba tunggu beberapa jam sebelum checkout, supaya bisa mikir lagi apakah barang itu memang perlu atau cuma lapar mata.
Dengan cara ini, dompet tetap aman dan uang nggak habis sia-sia.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Pintar mengelola uang selama Ramadan dan Lebaran bikin keuangan tetap aman, nggak habis sia-sia. THR dan bonus bisa dimanfaatkan lebih baik kalau ada perencanaan yang jelas. Jangan sampai semua ludes hanya karena lapar mata atau euforia sesaat.
Setelah Lebaran, hidup tetap berjalan, dan pengeluaran masih ada. Apalagi habis Lebaran akan ada kurban juga. Dengan pengelolaan yang cerdas, bukan cuma dompet yang selamat, tapi juga bisa lebih tenang menikmati momen Ramadan tanpa khawatir keuangan berantakan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Bedanya Perencanaan Keuangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan penting buat memastikan uang nggak cuma cukup buat sekarang, tapi juga aman untuk masa depan. Tanpa rencana yang jelas, pengeluaran bisa berantakan dan tujuan finansial sulit tercapai.
Ada yang harus dipikirkan dalam jangka pendek, ada juga yang perlu disiapkan untuk jangka panjang. Keduanya punya peran masing-masing dan nggak bisa dipilih salah satu.
Karena itu lalu ada perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Lalu, apa bedanya hanya di durasi? Enggak juga.
Yuk, coba kita lihat apa beda dari kedua jenis perencanaan keuangan ini. Dengan memahaminya, harapannya keuangan kita bisa tetap sehat dan stabil di setiap tahap hidup.
Table of Contents
Bedanya Perencanaan Keuangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Setiap keputusan finansial butuh strategi yang sesuai dengan tujuan dan waktunya. Perencanaan keuangan terbagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang karena kebutuhan di tiap tahap hidup berbeda. Ada yang harus segera dipenuhi, ada juga yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dicapai.
Supaya lebih jelas, berikut perbedaan keduanya dan bagaimana mengelolanya dengan tepat.
1. Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
Jangan dikira, mentang-mentang waktunya enggak lama, lantas kita nggak butuh perencanaan keuangan. Tetep butuh, karena masalahnya ada pada kebutuhan yang banyak, sementara uang kita terbatas.
Durasi dan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan jangka pendek itu seperti mengatur uang untuk kebutuhan yang ada di depan mata. Biasanya, waktunya kurang dari tiga tahun dan tujuannya lebih ke hal-hal yang langsung terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, memastikan pengeluaran tetap terkendali sampai akhir bulan, melunasi cicilan kecil, atau mengumpulkan dana darurat supaya ada pegangan kalau tiba-tiba butuh uang mendadak. Rencana ini juga membantu menghindari stres keuangan karena keuangan lebih tertata dan nggak habis begitu saja tanpa arah.
Selain itu, rencana ini juga bisa mencakup menabung untuk sesuatu yang nggak terlalu jauh, seperti liburan, beli barang impian, atau biaya sekolah dalam waktu dekat.
Kalau nggak ada strategi yang jelas, jangan salah meskipun pendek, uang tetap bisa cepat habis sebelum tujuan tercapai. Makanya, perlu menentukan target yang spesifik, misalnya berapa jumlah yang harus disisihkan setiap bulan agar dana terkumpul sesuai rencana.

Instrumen yang Digunakan
Karena sifatnya yang cepat dan fleksibel, cara mengelolanya juga harus praktis. Memilih instrumen keuangan yang tepat jadi kunci. Dengan begitu, uang tetap bisa berkembang tanpa mengorbankan aksesibilitasnya saat benar-benar dibutuhkan.
Tabungan adalah pilihan paling aman karena bisa langsung dipakai kapan saja. Deposito cocok kalau ada dana lebih yang bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu tanpa tergoda untuk digunakan. Sementara reksa dana pasar uang bisa jadi alternatif karena keuntungannya lebih tinggi daripada tabungan, tapi tetap likuid dan risikonya rendah.
Dengan kombinasi yang tepat, perencanaan keuangan jangka pendek bisa membantu mencapai tujuan finansial tanpa harus merasa terbebani.
Baca juga: Cara Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi yang Efektif dan Mudah
2. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Jangan salah, cuma karena waktunya masih lama bukan berarti perencanaan keuangan bisa ditunda. Justru makin cepat direncanakan, makin ringan beban yang harus disiapkan. Soalnya, tujuan jangka panjang butuh dana besar, sementara kalau ditunda terus, bisa-bisa malah makin sulit tercapai.
Durasi dan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan jangka panjang itu seperti menanam pohon. Butuh waktu, kesabaran, dan strategi yang matang supaya bisa tumbuh besar dan memberi manfaat di masa depan.
Durasi perencanaannya lebih dari tiga tahun, bahkan bisa sampai puluhan tahun tergantung tujuan yang ingin dicapai. Biasanya, rencana ini berkaitan dengan hal-hal besar dalam hidup, seperti dana pensiun, membeli rumah, biaya pendidikan anak, atau investasi yang bisa jadi sumber penghasilan pasif.
Karena tujuannya jangka panjang, prosesnya juga nggak instan, perlu disiplin dan strategi yang tepat supaya hasilnya maksimal. Menyiapkan dana pensiun, misalnya, bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Semakin dini mulai menabung atau berinvestasi, semakin ringan beban yang harus disisihkan setiap bulan.
Begitu juga dengan rencana membeli rumah atau biaya pendidikan anak, semua butuh persiapan sejak jauh-jauh hari supaya nggak kewalahan saat waktunya tiba. Tanpa perencanaan yang matang, ada risiko keuangan jadi berantakan dan impian sulit terwujud.

Instrumen yang Digunakan
Karena jangka waktunya panjang, instrumen yang digunakan juga berbeda dari perencanaan jangka pendek. Tabungan biasa kurang efektif karena nilainya bisa tergerus inflasi.
Makanya, instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana saham, atau properti lebih cocok karena potensi keuntungannya lebih besar dalam jangka panjang. Saham bisa memberi pertumbuhan nilai yang tinggi, meskipun risikonya juga lebih besar. Obligasi lebih stabil dan cocok untuk yang ingin investasi dengan risiko lebih rendah. Sementara properti bisa jadi aset yang nilainya terus meningkat seiring waktu.
Yang terpenting dalam perencanaan keuangan jangka panjang adalah konsistensi dan kesabaran. Nilai investasi bisa naik turun, tapi yang dilihat bukan hasil dalam satu atau dua tahun, melainkan bagaimana pertumbuhannya dalam jangka panjang. Dengan strategi yang tepat, perencanaan ini bisa jadi jalan untuk mencapai kebebasan finansial dan memastikan masa depan yang lebih terjamin.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Perencanaan keuangan yang baik butuh keseimbangan antara jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya saling melengkapi supaya keuangan tetap aman sekarang dan di masa depan. Pahami perbedaannya, tentukan prioritas, dan kelola uang dengan strategi yang tepat. Dengan begitu, setiap tujuan finansial bisa tercapai tanpa bikin stres.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Ilmu Finansial: Konsep Dasar yang Harus Dipahami
Belajar ilmu finansial itu penting buat siapa saja, bukan cuma orang yang kerja di bidang keuangan. Dengan paham dasar-dasarnya, mengatur uang jadi lebih gampang dan nggak asal keluar tanpa rencana.
Banyak orang punya penghasilan cukup, tapi tetap merasa uangnya cepat habis. Ini biasanya karena belum paham cara mengelola pemasukan, pengeluaran, tabungan, dan investasi dengan baik.
Table of Contents
Belajar Ilmu Finansial: Mulai dari Dasar!

Kalau uang dikelola dengan benar, hidup jadi lebih tenang dan tujuan finansial lebih mudah tercapai. Mulai dari bikin anggaran, nabung buat dana darurat, sampai investasi, semuanya butuh pemahaman dasar.
Belajar ilmu finansial itu enggak perlu rumit, cukup tahu konsep sederhana yang bisa diterapkan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan tetap sehat, bebas dari utang berlebihan, dan punya cadangan buat masa depan.
Lalu apa saja konsep dasar yang perlu dipelajari dulu, agar belajar ilmu finansial yang dilakukan berada di jalur yang benar? Ini dia.
1. Pendapatan dan Pengeluaran
Pendapatan bisa berasal dari gaji, usaha, investasi, atau sumber lainnya. Pengelolaan yang baik melibatkan pemisahan antara kebutuhan pokok, keinginan, tabungan, serta investasi.
Prioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi sebelum mengalokasikan dana untuk hiburan atau gaya hidup. Menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran mencegah defisit keuangan serta membantu mencapai kestabilan finansial jangka panjang. Inilah dasar belajar ilmu finansial yang paling basic.
Baca juga: Panduan Belajar Manajemen Keuangan Pribadi untuk Pemula
2. Anggaran (Budgeting)
Anggaran membantu mengontrol keuangan dengan menetapkan batas pengeluaran berdasarkan prioritas. Metode seperti 4-3-2-1—40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi—dapat dipelajari dulu saat belajar ilmu finansial. Kalau kamu paham aturan ini, kamu akan lebih mudah untuk menjaga keseimbangan keuangan.
Evaluasi anggaran secara rutin memastikan kesesuaian dengan kondisi finansial serta memungkinkan penyesuaian jika ada perubahan pendapatan atau kebutuhan. Perencanaan yang disiplin mencegah utang berlebihan dan membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
3. Tabungan dan Dana Darurat
Menabung membangun kestabilan finansial. Sementara itu, dana darurat melindungi dari risiko tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 bulan pengeluaran pokok dan disimpan di instrumen yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau deposito. Konsistensi dalam menabung, meskipun dalam jumlah kecil, membantu membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Kebiasaan ini mesti dipelajari dulu saat belajar ilmu finansial, karena bisa memberikan keamanan dalam menghadapi situasi sulit tanpa harus berutang.

4. Inflasi dan Daya Beli
Inflasi menyebabkan harga barang dan jasa naik, sehingga daya beli uang menurun seiring waktu. Jika pendapatan enggak bertambah sebanding dengan inflasi, standar hidup bisa terdampak.
Karena itu, penting untuk belajar ilmu finansial utamanya tentang investasi pada aset yang tumbuh lebih cepat dari inflasi, seperti saham atau properti. Belajar juga untuk memahami instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil di atas laju inflasi.
Memahami inflasi membantu dalam merencanakan keuangan agar tetap bernilai dalam jangka panjang.
5. Utang dan Kredit
Utang dapat menjadi alat keuangan yang bermanfaat jika dikelola dengan baik, tetapi bisa menjadi beban jika tidak terkendali. Jadi, hal ini juga penting banget dipahami saat belajar ilmu finansial.
Sebelum berutang, pertimbangkan suku bunga, jangka waktu, serta rasio utang terhadap pendapatan agar enggak melebihi 30% dari total penghasilan. Prioritaskan utang produktif seperti kredit usaha atau KPR, dibanding utang konsumtif yang enggak menambah nilai aset. Belajar apa saja syarat utang sehat.
Melunasi utang tepat waktu serta menjaga riwayat kredit yang baik membantu meningkatkan kesehatan finansial dan akses ke pinjaman dengan bunga lebih rendah di masa depan.
6. Investasi
Of course, kamu juga harus belajar investasi. Investasi bertujuan meningkatkan nilai aset dan melindungi kekayaan dari inflasi. Pilihan investasi meliputi saham yang berpotensi memberikan keuntungan tinggi tetapi berisiko, obligasi yang lebih stabil dengan imbal hasil tetap, reksa dana yang menawarkan diversifikasi dengan manajemen profesional, serta properti yang bisa memberikan pendapatan pasif.
Pemilihan investasi harus disesuaikan dengan tujuan keuangan, toleransi risiko, serta jangka waktu yang diinginkan. Diversifikasi aset membantu meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang keuntungan dalam jangka panjang.
7. Asuransi
Asuransi berfungsi sebagai perlindungan finansial terhadap risiko tak terduga seperti kecelakaan, penyakit, atau kerusakan aset. Asuransi kesehatan membantu menutup biaya medis, asuransi jiwa memberikan manfaat finansial bagi keluarga jika tertanggung meninggal dunia, sementara asuransi aset seperti kendaraan dan properti melindungi dari kerugian akibat bencana atau kecelakaan.
Salah satu hal yang harus mulai dipahami saat belajar ilmu finansial adalah memilih polis yang tepat. Kamu perlu tahu bagaimana memilih asuransi dengan cakupan yang sesuai kebutuhan serta premi yang terjangkau itu. Tujuannya supaya kamu bisa memastikan perlindungan optimal tanpa membebani keuangan.

8. Pensiun dan Perencanaan Masa Depan
Perencanaan pensiun memastikan kestabilan keuangan di usia lanjut tanpa bergantung pada orang lain, dan memutus rantai generasi sandwich.
Kamu bisa belajar mulai dengan memahami cara kerja berbagai instrumennya. Instrumen seperti saham, obligasi, atau properti dapat digunakan untuk membangun aset yang terus berkembang.
Memulai lebih awal memungkinkan dana pensiun berkembang melalui efek bunga majemuk, sehingga beban finansial di masa tua lebih ringan. Evaluasi berkala diperlukan untuk menyesuaikan strategi dengan perubahan kondisi keuangan dan kebutuhan hidup.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Belajar ilmu finansial bukan cuma soal punya banyak uang, tapi juga cara mengelolanya dengan bijak.
Dengan paham konsep dasar seperti budgeting, tabungan, investasi, dan asuransi, keuangan jadi lebih terarah. Nggak perlu langsung mahir, yang penting mulai dari hal kecil dan konsisten. Kalau dikelola dengan baik, keuangan tetap aman, masa depan lebih terjamin, dan hidup jadi lebih tenang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenaikan Gaji PNS: Apa Saja Dampaknya pada Keuangan Pribadi?
Gaji PNS naik biasanya memang jadi kabar gembira. Ya, wajar. Pendapatan lebih besar berarti lebih banyak ruang untuk memenuhi kebutuhan. Bisa belanja lebih leluasa, menabung lebih banyak, atau bahkan liburan yang dulu hanya angan-angan.
Tapi, kenaikan gaji juga bisa membawa tantangan. Kalau enggak dikelola dengan baik, uang tambahan bisa cepat habis tanpa manfaat jangka panjang.
Table of Contents
Gaji PNS Naik, Apa Dampaknya?

Kenaikan gaji memang membawa banyak peluang, tapi juga bisa menimbulkan risiko keuangan jika tidak dikelola dengan bijak. Gaji PNS naik bukan sekadar soal tambahan uang di rekening, tapi juga bagaimana pengaruhnya terhadap pola pengeluaran, tabungan, hingga stabilitas keuangan jangka panjang.
Supaya manfaatnya benar-benar terasa, penting untuk memahami berbagai dampak yang bisa terjadi, untuk kemudian dicari solusinya.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
1. Peningkatan Daya Beli
Gaji PNS naik, belanja kebutuhan sehari-hari menjadi lebih fleksibel, karena artinya pemasukan jadi lebih banyak. Pengeluaran untuk barang atau jasa yang sebelumnya terasa mahal, seperti peralatan elektronik, kendaraan, atau layanan kesehatan premium, bisa lebih mudah dijangkau.
Selain itu, ada peluang untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memilih produk berkualitas lebih baik. Banyak juga yang memilih untuk bisa menikmati pengalaman yang sebelumnya dianggap sebagai kemewahan, seperti liburan atau kuliner eksklusif.
2. Peluang Menabung dan Berinvestasi Lebih Besar
Kenaikan gaji membuka kesempatan untuk menyisihkan lebih banyak dana ke tabungan atau investasi. Juga, bisa mempercepat pencapaian tujuan keuangan seperti dana darurat, pendidikan, atau pensiun.
Dengan alokasi yang tepat, dana tambahan bisa ditempatkan pada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil optimal, seperti deposito, reksa dana, saham, atau properti. Selain itu, diversifikasi investasi menjadi lebih memungkinkan, mengurangi risiko keuangan di masa depan.
3. Kemampuan Melunasi Utang Lebih Cepat
Dana tambahan dari gaji PNS naik juga dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pelunasan cicilan, baik itu kredit kendaraan, KPR, atau pinjaman lainnya. Dengan membayar lebih besar dari jumlah minimal, beban bunga bisa berkurang secara signifikan, sehingga total pembayaran utang menjadi lebih ringan.
Selain itu, pelunasan lebih cepat juga meningkatkan kesehatan finansial. Penghasilan yang ada jadi bisa dipakai untuk kebutuhan lain, yang akhirnya mengurangi stres akibat kewajiban utang jangka panjang.
4. Meningkatkan Dana Darurat dan Asuransi
Dengan gaji lebih besar, alokasi untuk dana darurat bisa ditingkatkan. Artinya, perlindungan terhadap aset dan risiko sehari-hari juga meningkat.
Selain itu, tambahan penghasilan memungkinkan untuk memiliki asuransi yang lebih komprehensif, baik asuransi kesehatan, jiwa, maupun kendaraan. Dengan perlindungan yang lebih baik, risiko keuangan akibat kejadian tak terduga bisa diminimalkan, menjaga stabilitas keuangan dalam jangka panjang.

5. Lifestyle Inflation
Nah, empat poin di atas itu adalah dampak positif yang bisa didapatkan dari gaji PNS naik. Ada dampak positif, ya pastinya ada juga dampak negatif.
Salah satunya adalah kenaikan gaji sering kali mendorong peningkatan gaya hidup tanpa disadari. Kayak jadi lebih sering makan di restoran, membeli gadget terbaru, atau berlangganan layanan premium.
Pengeluaran yang awalnya dianggap enggak perlu bisa menjadi kebiasaan baru. Hal ini pun membuat kenaikan pendapatan terasa cepat habis.
Kalau enggak terkendali, lifestyle inflation kayak gini dapat menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang loh. Pasalnya, pengeluaran bertambah seiring dengan pendapatan tanpa meningkatkan kesejahteraan finansial secara nyata.
Baca juga: Cara Mengidentifikasi Lifestyle Inflation dalam Kehidupan Sehari-hari
6. Pajak Penghasilan Lebih Tinggi
Kenaikan gaji juga dapat membuat pendapatan masuk ke lapisan pajak jadi lebih tinggi. Potongan ina-inu juga bisa jadi lebih banyak, karena umumnya berdasarkan persentase gaji.
Nah, ini kalau luput diperhitungkan, ya bisa mengganggu alokasi anggaran. Untuk mengoptimalkan penghasilan, pemanfaatan insentif pajak seperti investasi yang mendapat keringanan pajak atau iuran dana pensiun bisa menjadi strategi untuk mengurangi beban pajak secara legal.
7. Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Yang sudah umum terjadi, kalau gaji PNS naik dalam skala besar biasanya juga mendorong peningkatan daya beli secara kolektif, yang berpotensi memicu inflasi. Harga barang-barang kebutuhan pada kompak ikut naik.
Jika kenaikan harga lebih cepat daripada pertumbuhan pendapatan, daya beli riil bisa tergerus, mengurangi manfaat dari kenaikan gaji itu sendiri. Oleh karena itu, pengelolaan anggaran yang bijak tetap diperlukan untuk menjaga keseimbangan finansial.

8. Potensi Perencanaan Keuangan yang Kurang Matang
Kenaikan gaji tanpa perencanaan yang baik bisa menyebabkan pengeluaran enggak terkontrol, membuat tambahan penghasilan cepat habis tanpa dampak finansial yang berarti. Tanpa alokasi yang jelas untuk tabungan, investasi, atau pelunasan utang, pendapatan ekstra cenderung digunakan untuk konsumsi impulsif.
Agar manfaat jangka panjang terasa, penting untuk menyusun strategi keuangan yang seimbang. Misalnya ya mesti ketat menetapkan anggaran, menambah aset produktif, dan menghindari pengeluaran yang hanya memuaskan keinginan sesaat.
Gaji PNS naik bisa jadi kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial. Tapi tanpa pengelolaan yang baik, tambahan penghasilan bisa habis begitu saja tanpa manfaat jangka panjang.
Penting untuk tetap bijak dalam mengatur keuangan, menabung, berinvestasi, dan menghindari pengeluaran impulsif. Dengan perencanaan yang tepat, kenaikan gaji bisa benar-benar membawa perubahan positif, bukan sekadar angka lebih besar di slip gaji.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi yang Efektif dan Mudah
Mengatur uang sering kali terasa rumit, apalagi jika baru memulai. Padahal, memahami cara perencanaan keuangan yang sederhana bisa membuat hidup lebih teratur dan tujuan finansial lebih mudah tercapai.
Kunci utamanya adalah memulai cara perencanaan keuangan dengan langkah kecil yang sesuai dengan kondisi masing-masing, tanpa perlu merasa terbebani.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan Pribadi untuk Pemula

Kadang memulai sesuatu itu bikin nyali ciut. Bener nggak sih? Begitu juga kalau kamu belum tahu cara perencanaan keuangan yang bener. Tarsok tarsok yang terus kamu lakukan itu kemungkinan besar adalah manifestasi dari “takut”-nya kamu untuk mulai duduk dan mikirin duit. Betul? Pasti yang kepikiran adalah, takutnya malah gak cukup nih duitnya kalau pake direncanain.
Well, itu adalah mindset dari orang yang belum tahu, bahwa cara perencanaan keuangan pribadi itu bisa dilakukan dari hal paling kecil dan sederhana.
Yuk, nggak usah tarsok-tarsok. Mulai saja sekarang, dan pakai panduan ini deh.
1. Tentukan Tujuan Keuangan
Mulai dengan memilih 1-3 tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam waktu dekat, sekitar 1-12 bulan. Tujuan ini sebaiknya realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan saat ini. Enggak usah yang muluk-muluk dulu deh. Misalnya kamu pengin menabung Rp1 juta untuk dana darurat dalam 3 bulan. Atau, bisa juga kamu pengin mengumpulkan dana Rp500.000 untuk liburan kecil di akhir bulan depan.
Yang pasti, dalam tujuan keuangan itu ada “judul”, nominal, dan waktunya.
Contoh, jika ingin menabung Rp1 juta dalam 3 bulan, berarti perlu menyisihkan sekitar Rp334.000 setiap bulan atau Rp11.200 setiap hari. Nah, rasanya pasti enggak berat kan? Dan, terjangkau banget buat segera dimulai.
Baca juga: Pengertian Perencanaan Keuangan dan Mengapa Penting untuk Masa Depan
2. Identifikasi Pemasukan dan Pengeluaran
Sudah punya tujuan keuangan, sekarang mulai mencatat semua pemasukan yang diterima setiap bulan. Pemasukan ini bisa dari gaji utama, bonus, penghasilan tambahan seperti freelance, atau mungkin pemberian dari keluarga. Buat catatan sederhana yang memudahkan untuk melihat total uang masuk.
Setelah itu, lanjutkan dengan membuat daftar pengeluaran rutin. Mulailah dari pengeluaran yang sudah pasti setiap bulan, seperti:
- Sewa atau cicilan tempat tinggal.
- Tagihan listrik, air, atau internet.
- Transportasi, baik untuk bensin, transportasi umum, atau aplikasi ojek online.
- Belanja kebutuhan sehari-hari, seperti makan atau bahan pokok.
- Pengeluaran hiburan, seperti nonton, langganan streaming, atau nongkrong.
Pisahkan pengeluaran ini menjadi dua kategori:
- Pengeluaran Wajib: Biaya yang enggak bisa dihindari atau harus diprioritaskan, misalnya sewa rumah, transportasi untuk kerja, dan makan sehari-hari.
- Pengeluaran Tidak Wajib: Pengeluaran yang sifatnya opsional, seperti belanja pakaian baru, nongkrong, atau memesan makanan mahal secara online.
Dengan cara perencanaan keuangan seperti ini, akan lebih mudah melihat mana yang bisa diatur ulang atau dikurangi jika diperlukan. Tujuannya adalah memastikan semua uang yang masuk dan keluar terlihat jelas, sehingga kamu bisa membuat anggaran dan rencana keuangan yang realistis, berdasarkan kondisimu sendiri.

3. Buat Anggaran Sederhana
Gunakan format yang mudah diingat dan fleksibel agar enggak terasa membebani. Salah satu cara perencanaan keuangan yang sederhana adalah membagi pemasukan ke dalam beberapa kategori utama, misalnya:
- 40% untuk kebutuhan pokok: Termasuk sewa, makan, transportasi, tagihan listrik, dan pengeluaran rutin lain yang wajib.
- 30% untuk cicilan utang: Jika ada kewajiban seperti cicilan KPR, kendaraan, atau pinjaman lainnya.
- 20% untuk gaya hidup (lifestyle): Hiburan, nongkrong, belanja, atau keperluan lainnya yang sifatnya opsional.
- 10% untuk tabungan atau investasi: Dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan, seperti dana darurat atau investasi ringan.
Jika proporsi ini tidak sesuai dengan kondisi keuangan, jangan ragu untuk menyesuaikannya. Contohnya, jika cicilan lebih kecil, alokasikan lebih banyak ke kebutuhan pokok atau tabungan. Fleksibilitas adalah kunci agar anggaran tetap bisa dijalankan tanpa tekanan.
4. Pisahkan Rekening Berdasarkan Fungsi
Cara perencanaan keuangan agar lebih teratur dan tujuan lebih mudah tercapai, pisahkan uang ke dalam beberapa rekening dengan fungsi yang berbeda. Cara ini membantu menghindari pencampuran dana dan mencegah kebiasaan “kebobolan” anggaran. Berikut pembagiannya.
Rekening Utama
Gunakan rekening ini untuk semua pemasukan dan pengeluaran rutin, seperti belanja kebutuhan harian, pembayaran tagihan, atau cicilan. Pastikan rekening ini adalah yang paling sering diakses untuk keperluan sehari-hari.
Rekening Kedua untuk Tabungan atau Dana Darurat
Pisahkan uang untuk menabung atau menyimpan dana darurat di rekening yang jarang diakses. Pilih rekening tanpa kartu ATM atau fasilitas e-banking untuk mengurangi risiko tergoda mengambil uangnya. Idealnya, ini adalah rekening yang dikhususkan untuk tujuan jangka pendek hingga menengah, seperti dana darurat atau tabungan liburan.
Rekening Tambahan untuk Investasi (Opsional)
Jika sudah mulai berinvestasi, buat rekening khusus yang terhubung ke platform investasi seperti reksa dana, saham, atau instrumen lainnya. Rekening ini membantu memisahkan dana investasi dari tabungan atau kebutuhan harian, sehingga lebih mudah mengelola portofolio investasi.
Dengan memisahkan rekening, alur keuangan jadi lebih jelas. Saat menerima pemasukan, langsung alokasikan uang ke rekening sesuai fungsinya. Contohnya, 40% ke rekening utama, 10-20% ke rekening tabungan, dan sisanya ke rekening investasi (jika ada).
Jika merasa terlalu banyak rekening, mulai dulu dari dua: satu untuk kebutuhan harian dan satu untuk tabungan. Setelah nyaman dengan sistem ini, tambahkan rekening tambahan sesuai kebutuhan. Cara perencanaan keuangan ini lebih sederhana, membuatnya terasa lebih rapi dan terkontrol.

5. Review
Luangkan waktu 10-15 menit setiap bulan untuk mengecek catatan keuangan dan memastikan pemasukan serta pengeluaran sesuai rencana. Catat pengeluaran tak terduga agar bisa diantisipasi di kemudian hari.
Evaluasi progres menuju tujuan keuangan, seperti mengecek apakah target tabungan mingguan atau bulanan sudah tercapai. Jika belum, cari tahu penyebabnya, seperti alokasi anggaran yang kurang realistis atau pengeluaran berlebih di kategori tertentu.
Sesuaikan anggaran jika diperlukan, misalnya dengan mengurangi alokasi hiburan dan menambah tabungan. Fleksibilitas ini membantu rencana tetap relevan dengan kondisi keuangan yang dinamis.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Memahami cara perencanaan keuangan memang butuh waktu, tapi langkah kecil yang konsisten bisa membawa perubahan besar. Dengan rencana yang sederhana dan terarah, keuangan jadi lebih teratur, dan tujuan finansial lebih mudah dicapai. Tidak ada kata terlambat untuk mulai mengelola uang dengan lebih bijak.
Yang penting adalah terus mencoba, menyesuaikan, dan menjaga komitmen. Pada akhirnya, kebiasaan baik ini akan memberikan manfaat jangka panjang yang terasa nyata.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengertian Perencanaan Keuangan dan Mengapa Penting untuk Masa Depan
Perencanaan keuangan itu penting, tapi sering dianggap rumit dan bikin pusing. Padahal, kalau dipahami dengan cara yang sederhana, semua orang bisa mulai mengatur keuangannya dengan lebih baik. Pengertian perencanaan keuangan sendiri adalah proses mengelola uang secara terarah untuk mencapai tujuan finansial. Intinya, supaya tahu uang yang masuk dan keluar dipakai buat apa saja dan bisa memenuhi kebutuhan masa depan.
Banyak orang berpikir perencanaan keuangan hanya soal menabung dan investasi. Padahal, jauh lebih dari itu. Perencanaan keuangan membantu mengatur hidup biar nggak keteteran saat ada kebutuhan mendadak. Mau beli rumah, bayar pendidikan anak, atau sekadar nyiapin dana darurat — semua itu butuh rencana yang jelas. Tanpa perencanaan, keuangan bisa berantakan dan bikin masa depan nggak pasti.
Table of Contents
Pengertian Perencanaan Keuangan

Pengertian perencanaan keuangan adalah proses mengelola keuangan secara sistematis untuk mencapai tujuan finansial tertentu. Menurut Financial Planning Standards Board Indonesia (FPSB Indonesia), pengertian perencanaan keuangan melibatkan pengaturan keuangan individu atau keluarga secara terencana dan menyeluruh agar tujuan hidup, seperti kebutuhan jangka pendek, menengah, dan panjang, dapat tercapai.
Sementara itu, Otoritas Jasa Keuangan atau OJK menjelaskan bahwa pengertian perencanaan keuangan mencakup langkah-langkah dalam membantu seseorang mengelola pemasukan, pengeluaran, aset, serta kewajiban finansial agar lebih terarah dalam memenuhi kebutuhan hidup dan mengelola risiko keuangan.
Perencanaan keuangan itu nggak cuma soal bikin anggaran bulanan. Lebih dari itu, ada banyak hal yang perlu diatur, seperti utang, investasi, asuransi, sampai dana darurat. Semua ini penting supaya kondisi keuangan tetap stabil dan nggak mudah goyah saat ada kebutuhan mendesak.
Memahami pengertian perencanaan keuangan akan bikin kamu lebih sadar gimana cara mengatur uang dengan baik. Dari kebutuhan jangka pendek kayak bayar tagihan, sampai jangka panjang seperti dana pensiun. Tanpa rencana, keuangan bisa berantakan, dan tujuan finansial jadi susah tercapai.
Dengan tahu cara membuat rencana keuangan ini, hidup lebih tenang karena keuangan tetap aman di situasi apa pun. Intinya, kamu tetap bisa tidur nyenyak, meski kamu banyak mau dan sumber dayamu juga bisa dibilang terbatas.
Baca juga: Mengapa Pembuatan Perencanaan Keuangan Harus Realistis? Ini Alasannya
Apa Pentingnya Perencanaan Keuangan untuk Masa Depan?

Setelah memahami pengertian perencanaan keuangan, penting untuk menyadari bahwa perencanaan yang matang sangat dibutuhkan agar kondisi finansial tetap stabil di masa depan.
Seperti sudah disinggung di atas, perencanaan keuangan bukan sekadar mencatat pemasukan dan pengeluaran, tetapi juga mempersiapkan berbagai langkah strategis untuk menghadapi kebutuhan jangka panjang dan risiko yang mungkin terjadi.
Berikut beberapa alasan mengapa memahami dan menerapkan perencanaan keuangan menjadi langkah penting dalam mencapai keamanan finansial di masa depan.
1. Mengelola Pemasukan dan Pengeluaran Secara Efektif
Perencanaan keuangan membantu mengontrol arus kas dengan memastikan pemasukan digunakan untuk kebutuhan penting, menabung, dan investasi, sehingga enggak ada pemborosan.
2. Mempersiapkan Dana Darurat
Dengan perencanaan yang baik, dana darurat dapat disiapkan untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti risiko kehilangan pekerjaan atau kebutuhan medis mendesak.
3. Mengurangi Risiko Utang Berlebih
Perencanaan keuangan yang matang mengurangi risiko terjebak dalam utang yang enggak terkendali karena setiap pengeluaran sudah diperhitungkan sesuai dengan kemampuan finansial.
4. Mewujudkan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan akan membantumu mencapai berbagai tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang, seperti membeli rumah, membayar pendidikan, atau mempersiapkan dana pensiun.
5. Melindungi Diri dari Risiko Finansial
Melalui asuransi dan alokasi dana yang tepat, perencanaan keuangan dapat mengantisipasi risiko keuangan akibat kecelakaan, sakit, atau kerugian usaha.

6. Meningkatkan Kesejahteraan Finansial
Perencanaan yang baik memungkinkanmu untuk hidup sesuai kemampuan tanpa harus terus-menerus khawatir akan kondisi keuangan.
7. Mengoptimalkan Investasi
Dengan perencanaan yang jelas, investasi dapat disesuaikan dengan profil risiko dan kebutuhan, sehingga hasilnya lebih maksimal untuk mendukung masa depan finansial yang stabil.
8. Menyiapkan Dana Pensiun
Perencanaan keuangan memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk masa pensiun agar tetap bisa menjalani hidup dengan nyaman tanpa bergantung pada orang lain.
9. Menghadapi Inflasi dan Perubahan Ekonomi
Perencanaan keuangan yang baik mampu mengantisipasi dampak inflasi dan perubahan kondisi ekonomi, sehingga daya beli tetap terjaga di masa depan.
10. Mengurangi Stres Finansial
Memiliki perencanaan keuangan mengurangi kecemasan tentang masa depan karena segala kebutuhan sudah diperhitungkan dan diantisipasi sejak dini.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Memahami pengertian perencanaan keuangan bukan cuma teori, tapi langkah penting buat menghadapi masa depan yang penuh ketidakpastian.
Dengan rencana yang jelas, keuangan bisa lebih terkontrol dan tujuan hidup lebih mudah tercapai. Nggak perlu langsung sempurna, yang penting mulai dulu dari hal kecil, seperti mencatat pengeluaran atau menyiapkan dana darurat.
Jangan tunggu sampai masalah datang baru sibuk atur keuangan. Perencanaan yang baik bikin hidup lebih tenang karena semuanya sudah dipikirkan dari awal. Masa depan yang stabil nggak datang dengan sendirinya, tapi dibangun lewat kebiasaan mengelola keuangan yang bijak.
Jadi, yuk mulai bikin rencana keuangan sekarang biar nggak nyesel di kemudian hari!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!