Mengapa Ibu Rumah Tangga Wajib Belajar Manajemen Keuangan Pribadi?
Dalam keluarga, umumnya ibu rumah tanggalah yang mengambil peran penting dalam mengelola keuangan sehari-hari. Belajar manajemen keuangan pribadi menjadi kunci agar pengelolaan tersebut berjalan efisien dan efektif.
Tanpa keahlian ini, banyak peluang penghematan yang mungkin terlewat serta keputusan finansial yang kurang optimal.
Mempelajari dasar-dasar keuangan memungkinkan pengalokasian anggaran yang lebih bijaksana. Keahlian ini bukan cuma soal menghitung pengeluaran dan pemasukan, tetapi juga tentang merencanakan masa depan keluarga dengan lebih baik. Peran ini mendukung kelancaran keuangan keluarga, sekaligus menjamin kestabilan ekonomi dalam jangka panjang.
Table of Contents
Ibu Rumah Tangga Belajar Manajemen Keuangan Pribadi, Emang Wajib?
Ya wajib enggak wajib, tetapi ada banyak manfaat dan keuntungan kalau seorang ibu rumah tangga mau belajar manajemen keuangan pribadi. Enggak cuma buat keluarganya, tetapi juga buat diri sendiri loh.
1. Pengelolaan Anggaran Rumah Tangga
Belajar manajemen keuangan pribadi akan dapat membantu ibu rumah tangga untuk mengatur anggaran keluarga secara efektif. Dengan pengetahuan dan pemahaman yang cukup, membuat rencana dan alokasi dana untuk kebutuhan sehari-hari, pendidikan anak, kebutuhan kesehatan, dan pengeluaran lainnya menjadi lebih mudah.
Pada akhirnya nanti, setiap pengeluaran dapat dipertanggungjawabkan dan diarahkan pada prioritas keluarga. Pemborosan pun bisa dihindari, penggunaan sumber daya keuangan keluarga bisa lebih maksimal.
Baca juga: Strategi Work Life Balance untuk Para Ibu
2. Pengambilan Keputusan Keuangan yang Lebih Baik
Jika seorang ibu rumah tangga sudah belajar manajemen keuangan pribadi dan paham dengan dasar-dasarnya, maka pengambilan keputusan keuangan pun bisa dilakukan dengan lebih baik. Ibu dapat mempertimbangkan banyak hal yang bisa membuat keputusan menjadi lebih tepat sasaran.
Selain itu, nantinya, ibu pun bisa melakukan review dan mengevaluasi berbagai opsi untuk pengeluaran, menentukan strategi investasi yang sesuai, dan menyusun rencana tabungan yang efektif.
3. Mencegah Utang
Dengan belajar manajemen keuangan pribadi, seorang ibu rumah tangga dapat mengidentifikasi kapan dan bagaimana menggunakan utang secara strategis tanpa membahayakan keuangan keluarga.
Pengetahuan ini sangat penting untuk mencegah pengambilan utang yang ennggak perlu, yang bisa membebani anggaran keluarga.
Nah, kalau memang sudah utang, dengan belajar keuangan, ibu pun bisa mengelolanya dengan efektif. Ibu dapat membuat rencana pembayaran cicilan sehingga enggak mengganggu kebutuhan lainnya dan menjaga agar keuangan keluarga tetap sehat.
4. Siap Menghadapi Kondisi Darurat
Dengan belajar manajemen keuangan pribadi yang baik, ibu rumah tangga pun siap menghadapi ketidakpastian dengan menyisihkan dana darurat. Dana ini sangat vital untuk mengatasi situasi mendesak seperti masalah kesehatan atau kehilangan pendapatan tiba-tiba tanpa harus mengganggu anggaran rutin keluarga.
Selain itu, perencanaan keuangan juga termasuk mengalokasikan dana untuk pendidikan anak dan persiapan pensiun. Dengan paham keuangan, ibu bisa memastikan bahwa keluarga memiliki sumber daya yang cukup untuk tujuan jangka panjang tanpa terbebani secara finansial di masa mendatang.
5. Mandiri
Belajar manajemen keuangan pribadi akan memberi kepercayaan diri bagi ibu rumah tangga untuk mandiri. Bukan berarti enggak butuh suami, tetapi bisa lebih berdaya.
Dengan begitu, enggak cuma mengurus kebutuhan sehari-hari, ibu juga bisa secara aktif ikut berperan dalam perencanaan dan pengambilan keputusan keuangan yang lebih besar seperti investasi, tabungan jangka panjang, dan strategi pengeluaran.
Kemandirian ini dapat memperkuat posisinya dalam keluarga, memastikan bahwa keputusan keuangan mencerminkan kepentingan dan prioritas seluruh anggota keluarga.
6. Sebagai Bentuk Self Love
Adalah penting bagi ibu rumah tangga untuk belajar manajemen keuangan pribadi. Pasalnya, nantinya manfaat enggak hanya untuk keluarga tetapi juga untuk diri sendiri.
Dengan pengetahuan ini, ibu bisa menyeimbangkan kebutuhan keluarga dengan kebutuhan pribadi, memastikan bahwa keuangan pribadinya juga aman untuk kebutuhan masa depan seperti pensiun, perawatan kesehatan, dan sebagainya. Bahkan, enggak takut juga untuk punya keinginan, mimpi, cita-cita pribadi, seperti punya hobi atau pengin melanjutkan pendidikan.
Hal ini juga membantu mencegah situasi ketika ibu selalu memprioritaskan orang lain sementara kebutuhan dan keinginannya sendiri tidak terpenuhi. Manajemen keuangan yang efektif membantu ibu mengakui dan menghormati nilai penting dari pengelolaan keuangan pribadi sebagai bagian dari perawatan diri dan kemandirian.
Baca juga: Mengelola Keuangan Keluarga Tanpa Mengorbankan Kualitas Pendidikan Anak
Menutup pembahasan ini, jelas bahwa belajar manajemen keuangan pribadi bukan hanya kebutuhan, tetapi juga langkah strategis bagi ibu rumah tangga. Enggak hanya meningkatkan kualitas pengelolaan keuangan harian, tetapi dengan belajar keuangan ibu akhirnya mampu memperkuat fondasi ekonomi keluarga.
Dengan kemampuan ini, keputusan keuangan menjadi lebih berwawasan, pengeluaran lebih terkontrol, dan masa depan keuangan keluarga menjadi lebih aman.
Untuk ibu rumah tangga yang serius ingin mengasah keterampilan ini, ada kesempatan emas menanti. Bergabunglah dengan QM Financial di “Finance Mastery Boot Camp” yang akan berlangsung pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Acara ini adalah kesempatan sempurna untuk belajar dari dasar hingga lanjutan, bertemu dan berjejaring dengan para ahli keuangan.
Dengan sesi yang intensif selama dua hari, setiap peserta akan mendapatkan wawasan mendalam dan praktik langsung yang bisa langsung diterapkan. Segera amankan tempat dengan tarif Early Bird, dan jangan lewatkan kesempatan untuk berkonsultasi satu-satu tentang rencana keuangan pribadi. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK dan jadilah pengelola keuangan keluarga yang mumpuni.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kiat Mengatur Keuangan untuk Menghadapi Krisis
Siapa yang jadi parnoan mengikuti berita-berita belakangan? Kepikiran enggak, bahwa kamu perlu siap juga secara keuangan kalau nantinya benar-benar terjadi masa krisis. Kamu juga perlu tahu kiat mengatur keuangan yang sesuai kondisi.
Mulai dari berita politik yang rasanya semakin hari semakin ajaib kondisinya, sampai berita potensi gempa megathrust, belakangan semua rasanya kok jadi semakin menakutkan. Apalagi yang gempa, apakah kamu sudah siap dengan tas siaga gempa?
Nah, jangan cuma tas, kamu juga perlu siap secara keuangan, kalau nanti masuk ke masa krisis. Bukan bermaksud menakut-nakuti, tetapi kita memang perlu untuk siap untuk yang terburuk meski berharap yang terbaik.
So, kalau misalnya—amit-amit—harus masuk masa krisis, apa yang perlu disiapkan untuk keuangan? Kiat mengatur keuangan seperti apa yang perlu kamu tahu?
Table of Contents
Kiat Mengatur Keuangan di Masa Krisis
1. Sesuaikan Anggaran
Membuat anggaran ketat adalah langkah esensial dalam kiat mengatur keuangan di masa krisis. Langkah pertama adalah mencatat semua pengeluaran. Dengan catatan yang jelas, mudah untuk melihat di mana uang dihabiskan.
Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar dulu, seperti makanan, tempat tinggal, dan biaya kesehatan. Pengeluaran ini enggak bisa ditawar dan harus selalu ada dalam anggaran.
Selanjutnya, evaluasi pengeluaran yang enggak esensial. Misalnya seperti biaya hiburan, liburan, subscription, hingga belanja impulsif. Cobalah mengurangi atau bahkan mengeliminasi biaya-biaya ini. Dengan mengurangi pengeluaran enggak penting, lebih banyak uang bisa dialokasikan untuk menyimpan dalam dana darurat atau investasi jangka panjang.
Baca juga: Bangun Dana Darurat di Saat Krisis, Bisa Emang?
2. Bangun Dana Darurat
Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman jika terjadi situasi tak terduga. Di masa krisis, keberadaan dana darurat ini penting banget.
Sebagai kiat mengatur keuangan di masa krisis, sisihkan sedikit dari penghasilan setiap bulan ke dalam rekening khusus mulai sekarang. Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup selama tiga hingga enam bulan. Jumlah ini akan memberikan cukup waktu untuk menemukan solusi tanpa tekanan finansial yang berarti.
3. Hindari Utang Baru yang Besar
Menghindari utang baru merupakan strategi penting dalam kiat mengatur keuangan yang sehat. Utamakan untuk enggak menambah beban dengan utang yang tidak perlu di masa krisis.
Jika terbiasa menggunakan kartu kredit, pertimbangkan untuk menggantinya dengan transaksi tunai atau debit untuk membatasi pengeluaran dan menghindari akumulasi bunga. Dengan cara ini, kamu dapat menjaga kesehatan keuangan dan mengurangi risiko stres finansial selama krisis.
4. Diversifikasi Penghasilan
Menambahkan sumber penghasilan dapat mengurangi risiko finansial jika satu sumber tiba-tiba berhenti. Mulailah dengan mengeksplorasi pekerjaan sampingan yang sesuai dengan keahlian atau minatmu.
Misalnya, jika kamu memiliki keahlian dalam desain grafis, pertimbangkan untuk menerima proyek freelance. Hobi seperti fotografi atau membuat kerajinan tangan juga bisa menjadi sumber pendapatan.
Menjajaki pekerjaan freelance dari pasar internasional adalah cara lain untuk diversifikasi penghasilan yang efektif. Bekerja dengan klien dari luar negeri enggak hanya membuka peluang untuk mendapatkan penghasilan dalam mata uang yang lebih stabil, seperti dolar AS atau euro, tetapi juga memperluas jaringan profesional.
Freelancer bisa mencari proyek melalui platform online yang menghubungkan pekerja lepas dengan klien global. Kayak Upwork, Fiver, atau sejenisnya.
Menerima pembayaran dalam mata uang asing dari klien internasional dapat membantu meningkatkan penghasilan total dan memberikan keamanan tambahan melalui diversifikasi sumber pendapatan.
5. Investasi dengan Hati-Hati
Masih ingat enggak, di masa pandemi, tiba-tiba semua orang berinvestasi saham di industri kesehatan. Sayangnya, investasi ini enggak dibarengi dengan pemahaman yang cukup. Hasilnya, cukup banyak yang malah menderita kerugian.
Masa krisis memang cenderung membuat pasar tidak stabil. Karena itu, penting untuk fokus pada investasi yang lebih aman dan terbukti stabil. Waspada segala instrumen yang tiba-tiba naik atau tiba-tiba turun.
Jika memang ingin melanjutkan investasi, akan lebih baik untuk mempertahankan atau bahkan meningkatkan alokasi di aset-aset defensif seperti obligasi berkualitas tinggi atau reksa dana yang mengikuti indeks pasar yang stabil.
Merevisi portofolio investasi untuk memastikan bahwa sebagian besar aset berada dalam investasi yang aman bisa mengurangi potensi kerugian selama ketidakpastian pasar. Ini adalah kiat mengatur keuangan untuk memastikan bahwa investasi tetap memberikan pengembalian yang stabil tanpa risiko besar.
6. Belanja Cerdas
Belanja cerdas adalah kunci untuk mengoptimalkan anggaran. Manfaatkan diskon dan promo yang ditawarkan toko bisa jadi kiat mengatur keuangan untuk mengurangi biaya belanja.
Membeli barang dalam jumlah grosir juga bisa lebih hemat, terutama untuk kebutuhan sehari-hari yang tahan lama seperti bahan makanan dasar dan produk kebersihan. Sebelum melakukan pembelian, luangkan waktu untuk membandingkan harga antar toko atau platform online. Perbandingan harga ini dapat membantu mendapatkan harga terbaik, mengurangi pengeluaran, dan memaksimalkan nilai setiap rupiah yang dihabiskan.
Baca juga: Trik Menabung Efektif di Tengah Krisis
Mempraktikkan kiat mengatur keuangan yang efektif sangat penting dalam mempersiapkan diri menghadapi ketidakpastian ekonomi. Dengan membuat anggaran ketat, membentuk dana darurat, menghindari utang baru, dan berbelanja dengan cerdas, stabilitas finansial dapat dipertahankan.
Selain itu, diversifikasi penghasilan dan investasi yang hati-hati juga memainkan peranan penting dalam mengamankan masa depan finansial. Melalui langkah-langkah ini, dapat dihadapi berbagai tantangan finansial yang mungkin muncul selama krisis dengan lebih tenang dan terkontrol.
Yah, siapa sih yang mau dengan sukarela masuk ke masa krisis? Tapi, kalau kita siap, mau tantangan kayak gimana pun pasti bisa mencari solusi dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan di Usia 20-an untuk Masa Depan yang Aman
Memasuki usia 20-an sering kali disertai dengan tantangan dan peluang baru, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Langkah-langkah perencanaan keuangan yang baik di usia ini adalah kunci untuk menjamin masa depan yang aman dan mandiri secara finansial.
Kenapa harus bikin rencana keuangan di usia 20? Karena dengan begitu, bukan hanya kamu bisa memperkuat kestabilan finansial, tetapi kamu juga lebih leluasa dalam mengambil keputusan hidup yang lebih besar.
Table of Contents
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan untuk Usia 20-an
Di tengah kesibukan dan berbagai godaan pengeluaran yang sering muncul di masa muda, penting untuk menyadari bahwa setiap pilihan finansial yang diambil dapat berdampak jangka panjang.
So, memulai dengan langkah-langkah perencanaan keuangan yang tepat akan membantu dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan datang. Ya masa sih, enggak mau punya mimpi, enggak mau punya cita-cita? Pengin liburan terus ke luar negeri, pengin lanjutkan pendidikan, pengin punya rumah, semua kan butuh modal.
Masa enggak mau bisa melakukan itu semua tanpa pusing mikirin duit?
Dengan membangun dasar yang kuat sejak dini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih terbuka dan terjangkau.
So, berikut adalah langkah-langkah perencanaan keuangan untuk kamu, si Usia 20-an yang kini sedang memulai hidup yang sebenarnya.
1. Membuat Anggaran
Bagi kamu yang berusia 20-an—dan mungkin belum berkeluarga—pembuatan anggaran bisa disesuaikan dengan prioritas dan gaya hidup yang kamu jalani. Misalnya saja, kamu bisa membagi pos sebagai berikut:
- Kebutuhan dasar: kos, makanan dan minuman, transportasi, dan utilitas
- Asuransi dan kesehatan
- Tabungan dan investasi, termasuk di dalamnya dana darurat
- Cicilan utang
- Gaya hidup, termasuk di dalamnya dana liburan, hobi, juga subscription kalau ada
- Pendidikan dan pengembangan diri, misalnya ikut kursus-kursus atau beli buku
Kalau sudah dibikin anggarannya, selanjutnya ya kudu disiplin dipatuhi ya. Karena ini tuh kunci langkah-langkah perencanaan keuangan secara efektif di usia muda. Kamu bisa pakai aplikasi keuangan supaya kebantu dalam melacak pengeluaran dan menjaga agar pengeluaran enggak melebihi pendapatan.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Menyisihkan dana darurat adalah salah satu hal penting dalam langkah-langkah perencanaan keuangan, terutama untuk kamu yang masih berada di usia 20-an. Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang dapat membantu kamu menghadapi situasi tak terduga tanpa harus mengganggu tabungan atau investasi jangka panjang.
Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Bukan angka yang saklek, kamu bisa menyesuaikannya dengan kestabilan pekerjaan dan tanggungan yang kamu miliki. Tapi, kalau kamu bekerja di sektor yang fluktuatif atau sebagai freelancer, akan lebih bijak menyisihkan dana lebih besar.
Simpan dana darurat di tempat yang aman tetapi mudah diakses. Misalnya di rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Hindari menginvestasikan dana ini di instrumen dengan risiko tinggi atau akses yang sulit.
Mulai dengan menyisihkan sejumlah kecil dari setiap pendapatanmu sampai dana darurat mencapai jumlah yang ditargetkan. Anggap saja ini sebagai kebutuhan utama, bukan pilihan, sehingga kamu bisa konsisten nabungnya.
3. Mengelola Utang
Mengelola utang secara efektif adalah aspek kunci dalam langkah-langkah perencanaan keuangan. Pada tahap ini, mengelola utang dengan bijak dapat membantu menghindari akumulasi beban keuangan di kemudian hari.
Kalau memang perlu berutang, maka pembayaran cicilannya harus masuk ke dalam perencanaan keuangan sehari-hari. Membayar cicilan bukan dengan uang “sisa” kebutuhan, tetapi harus dialokasikan secara khusus. Maksimal sebesar 30% dari penghasilan total dalam sebulan.
Secara berkala evaluasi kemajuan kamu dalam mengelola utang dan sesuaikan strategi jika diperlukan. Termasuk di dalamnya, menyesuaikan jumlah yang dialokasikan untuk pembayaran utang jika pendapatan kamu berubah.
4. Punya Tujuan Jangka Panjang
Memiliki rencana jangka panjang seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun sangat penting, terutama bagi kamu yang masih berada di usia 20-an. Di usia ini, sering kali perencanaan jangka panjang terabaikan karena fokus pada kebutuhan dan keinginan sehari-hari.
Namun, kamu kan enggak hidup hari ini saja. Kamu juga pengin hidup nyaman sampai tua nanti kan? Karena itu, menetapkan tujuan jangka panjang dapat memberikan arah yang jelas dan motivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak.
Jadi, miliki beberapa tujuan jangka panjang. Pisahkan rencana keuangan untuk tiap tujuan jangka panjangmu itu. Misalnya, buat rekening tabungan atau investasi terpisah untuk dana pensiun dan pembelian rumah. Dengan begitu, kamu bisa memonitor kemajuannya. Kalau ada apa-apa, kamu juga bisa langsung aware.
Kamu mau soft saving? Soft saving atau menabung tanpa struktur yang ketat boleh saja, tetapi pastikan kamu tetap punya tujuan dan target jangka panjang. Sesuaikan jumlah tabungan setiap bulan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sehari-hari tanpa mengorbankan alokasi untuk masa depan.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
5. Investasi
Jika kamu sudah menetapkan tujuan jangka panjang, langkah-langkah perencanaan keuangan selanjutnya yang sangat penting adalah membuat rencana investasi.
Alasan utama mengapa investasi sangat direkomendasikan, terutama bagi kamu yang memiliki tujuan jangka panjang, adalah adanya keuntungan dari compound interest atau bunga berbunga. Hal ini yang enggak bisa kamu dapatkan dari tabungan biasa.
Compound interest adalah bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang telah diakumulasi sebelumnya. Dalam kata lain, ini adalah “bunga atas bunga” yang kamu peroleh dari investasi. Bunga ini adalah pengembalian yang kamu dapatkan, yang tumbuh secara eksponensial seiring waktu.
Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan profil risiko kamu. Misalnya, saham atau reksa dana saham bisa cocok untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, yang masih jauh, karena potensi pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan risiko yang lebih besar. Obligasi atau reksa dana pendapatan tetap bisa lebih cocok untuk tujuan yang lebih dekat dan memerlukan stabilitas.
Baca juga: Gen Z Merapat! Ini Cara Belajar Keuangan Kekinian yang Paling Cocok buat Kamu!
Memulai langkah-langkah perencanaan keuangan di usia 20-an dengan tepat adalah investasi yang penting untuk masa depan. Dengan disiplin, kesabaran, dan konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang telah dijelaskan, jalan menuju keamanan dan kemandirian finansial akan semakin terbuka lebar.
Melalui perencanaan yang matang, masa depan finansial yang stabil bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan. Gen Z bisa berdaya, enggak hanya jadi beban hidup orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
Merencanakan masa depan finansial, terutama untuk dana pendidikan anak, membutuhkan strategi yang matang dan sesuai dengan kebutuhan. Contoh rencana investasi pribadi bisa menjadi panduan untuk mencapai tujuan ini dengan efektif.
Dengan berbagai pilihan instrumen investasi, seperti reksa dana, obligasi, dan deposito, langkah awal untuk mempersiapkan dana pendidikan bisa dilakukan dengan lebih terencana.
Penting untuk memahami bahwa setiap rencana investasi harus disesuaikan dengan profil risiko dan jangka waktu yang diinginkan. Dengan memilih instrumen yang tepat dan mengalokasikan dana secara bijaksana, tujuan finansial dapat tercapai tanpa perlu menghadapi risiko yang terlalu tinggi.
Table of Contents
Langkah-Langkah Membuat Rencana Investasi Pribadi
Berikut adalah langkah-langkah untuk membuat rencana investasi guna mencapai tujuan dana pendidikan anak.
1. Menentukan Tujuan Finansial dengan Jelas
Tentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk pendidikan anak. Misalnya, biaya kuliah di universitas yang diinginkan. Tentukan juga jangka waktu untuk mencapai tujuan ini, seperti 15 tahun ke depan.
2. Menghitung Dana yang Perlu Diinvestasikan
Hitung jumlah dana yang perlu diinvestasikan secara rutin berdasarkan target dana pendidikan dan jangka waktu yang telah ditentukan. Gunakan rumus Future Value (FV) untuk menghitung berapa besar investasi bulanan yang diperlukan untuk mencapai target dana dengan asumsi tingkat pengembalian tertentu.
3. Menilai Profil Risiko
Tentukan profil risiko yang sesuai dengan kondisi keuangan dan toleransi terhadap risiko. Profil risiko akan memengaruhi pemilihan jenis instrumen investasi. Untuk tujuan pendidikan yang biasanya berjangka menengah hingga panjang, investasi dengan risiko moderat seperti reksa dana campuran dan obligasi bisa dipertimbangkan.
4. Memilih Instrumen Investasi yang Tepat
Pilih instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan dan profil risiko. Misalnya, kombinasi reksa dana campuran, obligasi pemerintah, dan deposito. Diversifikasi ini bertujuan untuk mengurangi risiko sekaligus memaksimalkan potensi pertumbuhan dana.
5. Membuat Alokasi Dana yang Diversifikasi
Tetapkan alokasi dana untuk setiap instrumen investasi. Misalnya, 40% untuk reksa dana campuran, 30% untuk obligasi, dan 30% untuk deposito. Alokasi ini bisa disesuaikan sesuai dengan perubahan kondisi keuangan atau pasar.
6. Menyisihkan Dana Secara Berkala
Lakukan investasi secara konsisten, misalnya setiap bulan, untuk memastikan pertumbuhan dana yang stabil. Otomatiskan setoran ke dalam instrumen investasi yang telah dipilih untuk menjaga disiplin finansial.
7. Menyiapkan Dana Darurat
Sebelum mulai berinvestasi, pastikan sudah memiliki dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan biaya hidup. Dana darurat ini penting untuk melindungi keuangan dari kejadian tak terduga dan tidak memengaruhi rencana investasi.
8. Memantau dan Mengevaluasi Investasi Secara Berkala
Lakukan evaluasi terhadap kinerja investasi secara berkala, misalnya setiap 6 bulan atau setahun sekali. Jika ada instrumen yang tidak memberikan hasil sesuai harapan, pertimbangkan untuk melakukan rebalancing portofolio.
9. Menyesuaikan Rencana Investasi Sesuai Perubahan Kondisi
Sesuaikan rencana investasi jika ada perubahan dalam kondisi finansial, tujuan, atau profil risiko. Misalnya, ketika mendekati waktu kuliah, bisa mengalihkan sebagian dana dari instrumen berisiko tinggi ke instrumen yang lebih aman seperti deposito atau obligasi.
10. Menghindari Pengeluaran Dana Investasi Kecuali untuk Tujuan yang Ditetapkan
Jaga agar dana yang diinvestasikan tetap berada dalam portofolio hingga mencapai tujuan. Hindari penggunaan dana investasi untuk kebutuhan lain agar rencana keuangan tetap berjalan sesuai target.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, tujuan dana pendidikan anak dapat tercapai secara lebih terencana dan terukur.
Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Dana Pendidikan Anak
Berikut adalah contoh rencana investasi pribadi untuk tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta yang harus tercapai dalam 15 tahun ke depan. Rencana ini menggunakan berbagai instrumen investasi dengan tingkat risiko moderat.
Target: Rp200 juta dalam 15 tahun
Strategi Investasi:
1. Reksa Dana Campuran (40% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 40% dari dana investasi bulanan dialokasikan ke reksa dana campuran. Instrumen ini cocok untuk investor dengan profil risiko moderat karena menggabungkan saham dan obligasi.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 8-10%.
- Keuntungan: Diversifikasi antara saham dan obligasi memberikan potensi pertumbuhan yang lebih baik daripada hanya obligasi saja, sambil tetap mengurangi risiko dibandingkan investasi saham murni.
2. Obligasi Pemerintah (30% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 30% dari dana investasi bulanan ditempatkan di obligasi pemerintah, seperti Obligasi Negara Ritel (ORI) atau Sukuk Ritel.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 6-7%.
- Keuntungan: Risiko yang relatif rendah dengan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan deposito. Obligasi pemerintah juga aman dan memberikan pendapatan tetap.
3. Deposito Berjangka (20% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 20% dari dana investasi bulanan dimasukkan ke dalam deposito berjangka di bank.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan imbal hasil yang stabil. Cocok untuk menjaga likuiditas dana dan memberikan kepastian pengembalian.
4. Reksa Dana Pasar Uang (10% dari total investasi bulanan)
- Alokasi: 10% dari dana investasi bulanan ditempatkan di reksa dana pasar uang.
- Estimasi Imbal Hasil: Rata-rata imbal hasil tahunan sekitar 4-5%.
- Keuntungan: Risiko sangat rendah dengan likuiditas tinggi. Cocok untuk dana darurat atau kebutuhan jangka pendek.
Contoh Perhitungan Investasi Bulanan
Untuk mencapai target Rp200 juta dalam 15 tahun dengan asumsi imbal hasil rata-rata 7% per tahun dari keseluruhan portofolio:
Total Investasi Bulanan yang Dibutuhkan:
Dengan menggunakan rumus FV (Future Value), total investasi bulanan yang dibutuhkan kira-kira sekitar Rp600.000 – Rp700.000 per bulan, tergantung pada fluktuasi pasar dan kinerja masing-masing instrumen investasi.
Pro tips
- Evaluasi secara Berkala: Setiap 6 bulan atau setahun sekali, evaluasi portofolio untuk memastikan kinerja investasi sesuai dengan target yang ditetapkan.
- Penyesuaian: Jika ada perubahan signifikan dalam kondisi pasar atau keuangan, pertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi investasi.
- Pertimbangkan Inflasi: Imbal hasil dan target dana pendidikan harus mempertimbangkan inflasi yang bisa mempengaruhi biaya pendidikan di masa depan.
Dengan strategi diversifikasi ini, tujuan dana pendidikan anak sebesar Rp200 juta dalam 15 tahun diharapkan dapat tercapai dengan risiko yang moderat dan pengelolaan yang lebih aman.
Of course, yang di atas adalah contoh rencana investasi pribadi, yang dilakukan sebagai studi kasus saja. Kamu bisa mengganti angka, instrumen, dan detail lainnya sesuai kondisi dan kemampuan kamu. Diharapkan juga kamu selalu ingat, bahwa asumsi selalu salah.
Bagaimana, tertarik untuk mempelajari cara membuat rencana keuangan seperti ini lebih lanjut? Tak hanya berhenti di contoh rencana investasi pribadi untuk dana pendidikan, tetapi juga untuk dana pensiun, dana rumah pertama, dan lain sebagainya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Kapan Cair? Ini Cara Biar Kamu Enggak Harus Selalu Nungguin Gajian
Gaji kapan cair? Kalau pertanyaan ini muncul di benak kamu sekali dua kali saja sepanjang karier kamu, itu wajar. Tapi, kalau kamu selalu bertanya-tanya seperti itu setiap bulan, maka sepertinya ada yang salah dengan keuangan kamu.
Pasalnya, kalau itu pertanyaan muncul setiap bulan, berarti kamu hidup paycheck to paycheck. Karena, orang enggak akan bertanya-tanya seperti itu, kalau uang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga tiba tanggal gajian lagi.
Table of Contents
Gaji Kapan Cair? Hidup Paycheck to Paycheck Itu …
Istilah paycheck to paycheck—yang kemudian membuat pertanyaan gaji kapan cair muncul di setiap bulan—menggambarkan kondisi ketika seorang pekerja yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhannya hingga tiba hari ketika ia menerima gaji lagi.
Orang-orang yang hidup dengan gaji ke gaji biasanya menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk membiayai pengeluaran sehari-hari. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa mereka memiliki tabungan yang terbatas atau bahkan tidak memiliki tabungan sama sekali. Akibatnya, risiko finansial akan meningkat jika terjadi pengangguran mendadak atau keadaan darurat finansial lainnya.
Uniknya, fenomena ini tak hanya berlaku bagi masyarakat lapisan bawah. Mereka yang punya gaji dua digit pun bisa saja tak terhindar dari kondisi ini. Penyebabnya beragam, misalnya seperti penurunan di industri terkait atau kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tetap yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Kondisi Paycheck to Paycheck yang Semakin Memprihatinkan
Dikutip dari Investopedia, pada April 2024, sekitar 65% penduduk Amerika dilaporkan hidup dari gaji ke gaji, meningkat 7% dibandingkan tahun 2023 berdasarkan polling oleh CNBC dan SurveyMonkey. Sebuah survei dari Zippia menunjukkan bahwa pada September 2022, 63% orang Amerika hidup tanpa simpanan yang memadai, termasuk 40% dari mereka yang berpenghasilan tinggi.
Lalu, bagaimana dengan kondisi di Indonesia?
Situasi serupa terjadi di Indonesia, di mana lonjakan harga pangan dan lapangan kerja yang terbatas membuat kondisi keuangan masyarakat semakin terjepit. Survei Konsumen oleh Bank Indonesia, seperti dibahas di artikel Bloomberg Technoz, menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran untuk konsumsi masyarakat Indonesia sedikit menurun, namun proporsi untuk membayar cicilan utang justru meningkat.
Hal ini menurunkan kemampuan masyarakat untuk menabung, dengan penurunan proporsi tabungan dari pendapatan mereka. Mayoritas pendapatan masyarakat saat ini lebih banyak teralokasi untuk membayar cicilan, yang berdampak pada pengurangan kemampuan konsumsi dan menabung.
Alhasil, karena banyaknya cicilan ini, para pekerja Indonesia sering bertanya-tanya kapan gaji cair padahal masih di tengah bulan, dan akhirnya membuat mereka hidup paycheck to paycheck.
Tip biar Gak Nanya Gaji Kapan Cair Melulu Tiap Bulan
Lama-lama capek juga kan, nanya gaji kapan cair melulu setiap bulan? Iyalah, tapi masa cuma capek doang? Yuk, lakukan sesuatu biar pelan-pelan bisa lepas dari kondisi paycheck to paycheck.
1. Review Anggaran
Anggaran itu kan dibuat berdasarkan pendapatan dan kebutuhan. Kalau terjadi perubahan kondisi, seperti kenaikan harga bahan makanan, atau ada kebutuhan ekstra, maka anggaran ini bisa berubah.
Karena itu, pantauan anggaran sangat diperlukan, terutama di hari-hari awal kamu pengin lepas dari kondisi paycheck to paycheck. Cek ke mana saja uang dihabiskan. Di akhir bulan, bandingkan pengeluaran riil dengan yang direncanakan. Nantinya, kamu akan dapat menemukan bagian mana yang perlu perbaikan.
Menggunakan alat bantu seperti aplikasi keuangan dapat mempermudah proses ini, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana uang dihabiskan setiap bulannya. Dari situ, penyesuaian anggaran dapat dilakukan untuk mengurangi pengeluaran enggak penting dan mengalokasikan lebih banyak ke tabungan atau kebutuhan yang lebih mendesak.
2. Alokasikan Tabungan di Depan
Anggaplah tabungan sebagai salah satu pos pengeluaran, yang kamu alokasikan di depan saat kamu baru saja terima gaji. Dengan demikian, enggak ada lagi nabung dari hasil sisa belanja—karena, tidak akan pernah ada sisa uang belanja. Bikin rekening terpisah untuk tabungan, yang sedikit lebih sulit diakses dibandingkan rekening sehari-hari. Dengan begitu, kamu enggak tergoda untuk menyabotasenya sendiri.
Idealnya, tabungan ini sebesar 10% dari penghasilan. Namun, kalau persentase ini masih berat, kamu bisa menguranginya sesuai kondisi. Ingat, yang penting nabung dulu. Masalah nominal kamu selalu bisa menambahnya seiring waktu.
Langkah ini enggak hanya membantu dalam membentuk kebiasaan menabung, tetapi juga secara bertahap akan membangun dana darurat yang dapat digunakan saat terjadi situasi tidak terduga.
3. Bayar Utang sampai Lunas
Kamu bisa lihat dari data di atas, bahwa utang adalah salah satu faktor penyebab terbesar mengapa kamu selalu bertanya-tanya kapan gaji cair dan akhirnya hidup paycheck to paycheck.
So, kalau punya utang, fokuskan untuk melunasinya secepat yang kamu bisa. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi utang kartu kredit. Salah satunya adalah snowball method, yang memungkinkanmu membayar utang terkecil terlebih dahulu. Strategi lainnya adalah membayar utang dengan bunga terbesar lebih dulu. Alternatif lainnya adalah melakukan konsolidasi utang.
Selanjutnya, tekan utang semaksimal mungkin. Ingat 3 syarat utang sehat setiap kali kamu pengin berutang. Dengan begitu, kamu bisa mengendalikan diri dan akan bisa menabung dengan lebih baik.
Baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat
4. Tingkatkan Income
Meningkatkan penghasilan bisa menjadi solusi efektif untuk memperbaiki kondisi keuangan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti memulai usaha sampingan, meminta kenaikan gaji atau promosi, atau mencari pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Pendapatan tambahan ini sangat berguna untuk mempercepat pembayaran utang atau meningkatkan jumlah tabungan.
Dengan pendapatan yang lebih besar, ruang gerak dalam mengelola keuangan juga akan lebih luas. Ini membuka peluang untuk lebih cepat bebas dari utang dan, pada akhirnya, memperkuat kestabilan finansial. Berbagai pilihan ini bisa disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kesempatan yang ada, sehingga bisa mengambil langkah yang paling sesuai untuk meningkatkan penghasilan secara efektif.
Pertanyaan gaji kapan cair sering kali menghantui pikiran, terutama saat kebutuhan mendesak menanti. Namun, dengan mengelola keuangan secara lebih bijak dan proaktif, ketergantungan pada waktu gajian bisa dikurangi.
Mulailah dengan menyusun anggaran yang realistis, mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu, dan menjalankan rencana untuk menabung. Ini tidak hanya membantu dalam menghadapi keadaan darurat tanpa stres menunggu gaji, tetapi juga memungkinkan untuk meraih kestabilan finansial jangka panjang.
Dengan demikian, pertanyaan mengenai gaji kapan cair akan menjadi kurang relevan, seiring bertumbuhnya kemandirian finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lain yang Perlu Diketahui
Ada banyak karyawan yang resign, tetapi enggak tahu kalau ada hak karyawan resign. Nah, kamu yang lagi baca artikel ini, gimana? Apakah kamu tahu kalau ada uang pisah karyawan resign?
Memang belum semua perusahaan menerapkan hal ini. Padahal sebenarnya peraturannya juga sudah ada, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021. Dikutip dari situs Indonesia Baik, regulasi ini berfungsi mengatur berbagai aspek ketenagakerjaan. Termasuk di dalamnya adalah perjanjian kerja, alih daya, serta norma waktu kerja dan istirahat.
Saat kamu mengundurkan diri atau ada pengakhiran hubungan kerja, sebagai karyawan, kamu berhak atas uang pisah karyawan resign serta penggantian hak tertentu. Peraturan ini memang ada untuk memastikan bahwa kamu dan karyawan lain yang berhenti bekerja, baik secara sukarela maupun enggak, tetap mendapatkan kompensasi yang adil.
Kompensasi ini dihitung berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian kerja atau kebijakan perusahaan, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam PP tersebut.
Table of Contents
Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lainnya
Nah, kalau kamu seorang karyawan, kamu wajib tahu nih. Bahwa ketika kamu memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja, ada beberapa hak keuangan yang seharusnya kamu terima. Apa saja? Masih mengutip dari Indonesia Baik, berikut hak-hak tersebut.
1. Uang Pisah Karyawan Resign
Uang pisah karyawan resign adalah jumlah uang yang disepakati yang diberikan oleh perusahaan kepada kamu sebagai karyawan yang mengundurkan diri dari perusahaan. Besaran uang ini dapat bervariasi, tergantung pada kesepakatan dalam kontrak kerja, kesepakatan bersama, atau kebijakan internal perusahaan.
2. Uang Penggantian Hak
Selanjutnya, ada juga yang namanya uang penggantian hak. Hak di sini adalah hak mendapatkan kompensasi yang dibayarkan untuk mengganti beberapa hak lain yang belum terpenuhi. Ya misalnya kayak cuti tahunan yang belum diambil.
Perhitungan uang penggantian cuti umumnya menggunakan formula 1/25 dari jumlah gaji pokok ditambah dengan tunjangan tetap, dikalikan dengan sisa cuti yang belum diambil. Tapi ya, balik lagi, sesuai kesepakatan dan kebijakan perusahaan ya.
Selain itu, uang penggantian hak ini juga meliputi biaya transportasi kalau misalnya kamu—dan keluarga kalau ada—harus pulang ke tempat asal atau pindah ke tempat baru.
Selain yang dijelaskan di atas, terkadang ada pula hak-hak lain yang didefinisikan dalam kontrak kerja yang juga harus dikompensasikan. Semua memang balik lagi ke kesepakatan kerja dan kebijakan perusahaan.
3. Mendapatkan Surat Keterangan Kerja
Selain berhak atas kompensasi finansial, karyawan yang resign juga berhak mendapatkan surat keterangan kerja atau paklaring. Surat ini penting sebagai bukti resmi bahwa karyawan yang bersangkutan memang telah bekerja pada perusahaan tersebut selama periode tertentu. Surat ini penting, karena berguna untuk keperluan mencari pekerjaan baru atau untuk kepentingan administratif lainnya.
Baca juga: Mau Resign dari Kantor, Pertimbangkan 4 Benefit Ini!
Setelah Menerima Hak Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lainnya
Nah, gimana? Apakah kamu menerima semua hak di atas ketika kamu resign dari tempat kerjamu sekarang? Ada baiknya, kamu cari tahu dulu sih, apakah perusahaan tempat kamu bekerja memang memiliki kebijakan seperti ini. Intinya, tanyakan dulu sebelum menuntut hak kamu.
Nah, kalau memang ada dan hak uang pisah karyawan resign serta hak-hak finansial lainnya sudah kamu terima, kamu lantas dapat mengambil beberapa langkah penting untuk transisi ke tahap berikutnya dalam karier kamu.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan diri menyambut karier baru.
1. Cek Dokumen
Langkah pertama adalah memastikan semua dokumen terkait pekerjaan, seperti surat keterangan kerja atau paklaring, sudah diterima. Dokumen ini sangat penting untuk membuktikan pengalaman kerja saat melamar pekerjaan baru.
Simpan dan jadikan satu semua dokumen di tempat khusus yang aman. Hal ini penting, agar nantinya kalau diperlukan, kamu bisa menemukannya kembali dengan mudah. Perbanyak kalau memang perlu, sebagai dokumentasi.
2. Update Resume atau CV
Langkah selanjutnya adalah mengupdate resume atau CV. Memasukkan detail pekerjaan terakhir, keterampilan yang diperoleh, dan pencapaian spesifik selama masa kerja di perusahaan yang baru saja kamu tinggalkan. Hal ini akan membantu dalam mencari peluang kerja baru, dengan harapan mendapatkan yang lebih baik tentunya.
3. Upgrade Diri
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri dalam program pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keahlian atau mempelajari keahlian baru. Dengan begitu, kamu punya peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih baik atau beralih ke bidang yang berbeda.
Baca juga: 9 Hak Finansial yang Diberikan Berdasarkan Kontrak Kerja Karyawan
4. Atur Keuangan
Mengatur keuangan pribadi ini nih yang paling penting. Terutama kalau kamu resign sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
Proses mencari pekerjaan baru itu enggak bisa dipastikan. Bisa saja memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Menyusun anggaran dan mengevaluasi pengeluaran akan membantu dalam menjaga kestabilan finansial selama periode transisi. Semoga dana darurat kamu juga sudah siap ya.
5. Networking
Akhirnya, memanfaatkan jaringan profesional yang ada atau berpartisipasi dalam kegiatan networking dapat membuka lebih banyak peluang. Berinteraksi dengan kolega dari industri yang sama atau menghadiri acara profesional dapat memberi kamu informasi lebih banyak tentang lowongan kerja yang barangkali enggak diiklankan secara luas.
So, kesimpulannya memahami hak-hak finansial setelah mengundurkan diri, termasuk mendapatkan uang pisah karyawan resign, adalah langkah penting untuk memastikan transisi karier yang mulus.
Penting juga untuk mengelola kompensasi ini dengan bijak sambil mengeksplorasi peluang berikutnya. Dengan pengetahuan yang tepat tentang hak-hak ini, mempersiapkan masa depan setelah resign dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan efektif. Hal ini akan memungkinkanmu untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang datang dengan penuh percaya diri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Pertama dalam Belajar Finansial untuk Pemula
Belajar finansial untuk pemula itu bisa jadi tampak “mengerikan”. Ya gimana enggak ngeri? Pas proses belajar itu, kita jadi tahu semua dosa keuangan kita. Semua borok jadi kelihatan, semua penyakit ketahuan.
Tapi ya, itu memang salah satu prosesnya sih. Kalau memang niat dan mau lanjut, belajar finansial untuk pemula itu sangat mengasyikkan. Apalagi kalau akhirnya kita berhasil membuat keuangan kita sehat, terus akhirnya bisa mewujudkan mimpi, memenuhi cita-cita … wah, rasanya semua kerja keras terbayar.
Betul?
So, meski ngeri-ngeri sedap, ayo, mulai belajar finansial sekarang juga. Enggak usah nunggu duit ada dulu baru mau belajar finansial. Karena siapa tahu, duitnya enggak ada karena kamu enggak mau mulai belajar juga. Mindsetnya coba deh dibenerin.
Table of Contents
Tahap Belajar Finansial untuk Pemula
Belajar tentang keuangan pribadi bisa sangat berguna, terutama untuk pemula yang ingin mengatur keuangan dengan lebih baik.
Berikut adalah beberapa panduan dasar belajar finansial untuk pemula yang bisa kamu ikuti.
1. Financial Check Up
Garis start belajar finansial untuk pemula terbaik adalah dengan mengetahui terlebih dulu kondisi keuanganmu saat ini. So, mulailah mencatat semua pendapatan dan pengeluaranmu setiap bulan. Setelah itu, telusuri apa saja dan bagian mana saja yang sekiranya belum optimal, mungkin terlalu boros atau terlalu sedikit alokasinya. Misalnya, kamu terlalu boros untuk jajan, sementara nabung cuma bisa seratus ribu saja per bulan—itu juga masih disabotase sendiri.
Di QM Financial, kami menyebutnya sebagai financial check up. Seperti halnya medical check up, kamu akan bisa tahu di sebelah mana penyakit dan dosa-dosa keuanganmu dengan financial check up ini.
Baca juga: Financial Check Up dan 5 Alasan Mengapa Penting untuk Dilakukan
2. Belajar tentang Utang
Langkah kedua, karena ini cukup krusial dan sebelum melangkah ke hal-hal lain, kamu perlu belajar dulu tentang konsep utang. Pasalnya, banyak orang punya persepsi yang kurang tepat tentang utang. Ada yang anti banget dengan utang (tapi ngeluh gini-gini aja terus), sementara yang lain hobi banget utang sampai berefek ke semua aspek hidup—sampai susah buat ini itu.
Utang tidak dilarang. Utang juga bukan hal jahat. Utang hanya perlu dikelola dengan baik sehingga memberikan manfaat yang baik juga buat kita.
Supaya kamu bisa memanfaatkannya dengan baik, belajar apa saja syarat utang sehat dan cara membuat rencana keuangan yang baik agar utang bisa terkelola dengan baik.
3. Belajar tentang Dana Darurat
Dana darurat adalah salah satu pos terpenting dalam rencana keuangan. Sebelum ke mana-mana, pemahaman tentang dana darurat sebaiknya sudah kamu miliki dulu. Apa fungsi dan manfaatnya, berapa jumlah idealnya, hingga pengelolaannya.
Dana ini akan sangat berguna dalam situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan, hingga kalau ada bagian-bagian rumah yang rusak.
4. Belajar Investasi
Investasi adalah hal berikutnya yang bisa kamu pelajari dalam proses belajar finansial untuk pemula. Jangan lagi investasi secara ugal-ugalan, hanya berbekal kata orang. Investasi harus dilakukan dengan pemahaman yang cukup; mulai dari mengerti risikonya sampai tahu karakter instrumennya. Dengan demikian, kamu bisa memanfaatkannya seoptimal mungkin untuk mencapai tujuan finansial.
5. Belajar Asuransi
Selain dana darurat, ada alokasi lain yang juga sama pentingnya dan punya fungsi perlindungan. Yes, asuransi.
Faktanya, banyak orang yang maunya belajar finansial untuk pemula, tapi lupa belajar asuransi. Banyak pula yang beranggapan, asuransi itu penipuan.
Padahal, yang bersangkutan hanya belum paham cara kerja asuransi. Sayang banget, anti terhadap asuransi tetapi hanya karena kurang pengetahuan, terus jadi enggak terlindungi. Tanpa asuransi, orang bisa terjebak kesulitan keuangan, lebih fatal lagi terjerat utang.
6. Perencanaan Pensiun
Sudah belajar investasi, meskipun mungkin masih jauh, memikirkan tentang pensiun itu penting. Pertimbangkan untuk berinvestasi dalam produk pensiun atau memanfaatkan program pensiun yang ditawarkan oleh pekerjaanmu.
7. Financial Diet
Cobalah untuk mengikuti diet keuangan selama satu bulan. Misalnya, batasi pengeluaran untuk kategori tertentu seperti makanan, hiburan, atau belanja, dan catat hasilnya.
Hal ini membantu memahami kebiasaan pengeluaran pribadi dan memotivasi untuk membuat anggaran yang lebih efektif. Apalagi kalau kamu memang menemukan “penyakit” atau “dosa” saat financial check up. Di financial diet inilah, kamu bisa memperbaikinya.
Baca juga: Diet Finansial, Ini Dia 4 Persamaannya dengan Diet Kesehatand
8. Membuat Catatan Keuangan
Buat catatan keuangan harian atau mingguan. Catat semua transaksi yang kamu lakukan, termasuk keputusan investasi atau tabungan. Review catatan ini secara berkala untuk melihat pola dan area yang mungkin memerlukan perbaikan.
9. Ikut Kelas Finansial
Untuk membantu memperlancar proses belajar finansial untuk pemula, akan lebih lengkap kalau kamu ikutan kelas finansial. Ada banyak penyedia kelas finansial, baik offline maupun online. Tapi, yang paling tepercaya pastinya QM Financial.
Di FCOS QM Financial, ada beragam kelas finansial yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Kurikulumnya berjenjang, sehingga kamu bisa ikut sesuai dengan tingkat literasi keuanganmu. Yang pertama wajib diambil adalah Blueprint of Your Money.
Dari yang paling basic, kamu bisa belajar seiring dengan perkembangan belajar finansialmu, hingga akhirnya mencapai Advanced. Untuk bisa update kamu bisa mengunjungi website kelas finansial QM Financial atau follow akun media sosial kami.
Belajar finansial untuk pemula enggak harus selalu serius, tegang, dan membosankan. Belajar finansial bisa kok dibikin santai, fun, dan menyenangkan. Itu kalau kamu belajar bareng QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Keuangan Adalah Maut kalau Kamu Melakukan 7 Hal Ini!
Ipar yang tidak bisa jaga sikap, bisa jadi ipar adalah maut. Nah, ternyata hal yang sama juga terjadi pada keuangan. Kalau keuangan enggak dikelola dengan benar, bisa jadi keuangan adalah maut juga. Apalagi kalau melibatkan kebiasaan-kebiasaan buruk—yang sebenarnya kamu tahu kalau itu enggak bagus buat kesehatan keuangan—tetapi ya tetep saja dilakukan.
Kayak apa saja tuh?
Table of Contents
Keuangan Adalah Maut, kalau 7 Hal Ini Kamu Lakukan Terus!
1. Hobi Utang tanpa Berhitung
Enggak bosan-bosannya nih mengingatkan kamu, bahwa utang tidak dilarang, tetapi harus diatur supaya enggak membebani keuangan.
Kadang utang memang diperlukan, apalagi kalau utangnya dipakai sebagai “alat pengungkit”. Artinya, kamu harus yakin bahwa di balik utang, ada aset yang bisa diandalkan. Artinya (lagi) utang bukan untuk konsumtif, tetapi untuk tujuan produktif. Dengan berutang, kamu bisa menambah aset.
Selain harus memastikan produktif, kamu juga harus berhitung. Hitung apa? Hitung gimana bayarnya dong. Namanya utang ya harus dibayar, enggak ada cara lain lagi. Jadi, ketika baru mau niat berutang, kamu sudah harus berhitung, mau bayar pakai apa.
Dengan begitu, terhindar dari keuangan adalah maut.
Baca juga: Butuh Dana Cepat, Begini Cara Mengumpulkannya Tanpa Berutang
2. Hobi Belanja di Luar Anggaran
Belanja itu ya penting. Belanja buat kebutuhan dapur dan kebutuhan hidup lainnya. Yang harus dilakukan adalah belanja dengan bijak. Salah satunya adalah dengan membuat anggarannya lebih dulu. Kenapa? Supaya terkontrol dan semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik.
Keuangan adalah maut kalau sampai terlalu banyak dan sering belanja di luar anggaran. Lapar mata dan impulsif. Belanja sesuai kebutuhan tidak akan mubazir, karena hasil belanja pasti akan terpakai untuk kebutuhan. Tapi, belanja impulsif bisa jadi mubazir, karena semua cuma keinginan belaka. Pasti ada banyak barang yang akhirnya enggak terpakai, karena memang tidak dibutuhkan.
Kalau keseringan, wah, keuangan pasti ambyar.
3. Punya Gaya Hidup Sultan, padahal Gaji UMR
Punya gaji UMR biasanya orang mengeluh karena tidak cukup untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Namun, enggak jarang “enggak cukupnya” gaji UMR itu karena gaya hidupnya yang kayak sultan.
Enggak mau menghakimi, tapi seharusnya memang kudu berhitung. Apa yang masuk seharusnya seimbang dengan apa yang keluar. Manusia itu memang banyak mau, tetapi enggak semua bisa dipenuhi. Karena itu ada prioritas. Supaya enggak kejadian keuangan adalah maut, ya harus diseimbangkan.
4. Enggak Punya Dana Darurat
Ada banyak orang yang masih belum punya dana darurat. Bahkan, konon lebih dari 60% anak muda di Indonesia enggak punya dana darurat. Kok bisa? Ya, banyak penyebabnya. Salah satunya terlalu terpapar media sosial, katanya.
Wah, apa jadinya kalau seseorang enggak punya dana darurat? Salah satu akibatnya yang cukup fatal ya terjerat pada utang. Lebih parah lagi, utangnya ke rentenir atau pinjol ilegal. Sudah pasti keuangan adalah maut kalau seperti ini.
So, punyailah dana darurat. Kalau perlu, jadikan sebagai tujuan keuangan. Idealnya mulai dari tiga kali pengeluaran bulanan. Tentu harus lebih besar kalau punya banyak tanggungan. Dengan adanya dana darurat, kamu bisa tenang menjalani hidup kalaupun ada kendala ini dan itu.
5. Enggak Punya Asuransi
Banyak orang meremehkan asuransi, karena katanya, enggak ada gunanya. Iuran terus, tapi enggak terpakai, dan uang enggak bisa kembali.
Padahal ya mindsetnya yang keliru. Asuransi tidak terpakai artinya semua berjalan dengan baik. Seharusnya hal ini bikin kita bersyukur, bukan malah menyalahkan asuransi. Nanti, kalau ada apa-apa, klaim ditolak juga asuransi yang disalahkan. Padahal memang si pemegang polis yang enggak paham.
Fungsi asuransi kurang lebih sama dengan dana darurat; membuat jaring pengaman keuangan untuk hidup kita. Hidup itu selalu dipenuhi risiko. Tinggal bagaimana kita mengelola risiko tersebut, supaya kalaupun jatuh ya enggak sakit-sakit banget.
Jadi, supaya enggak kejadian keuangan adalah maut—enggak punya asuransi jadi kudu bayar biaya perawatan rumah sakit yang besar, misalnya—milikilah asuransi. Minimal yang paling dasar: asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk si pencari nafkah keluarga.
6. Investasi FOMO
Dulu zamannya pandemi, investasi menjadi bahan perbincangan di mana-mana. Semua orang pengin dapat cuan dari investasi, karena terdorong oleh kesulitan ekonomi yang dialami saat harus menjaga jarak. Saat itu, banyak orang FOMO. Namun, akhirnya harus gigit jari karena banyak investasi bodong.
Investasi memang bukan sesuatu yang seharusnya diviralkan. Investasi seharusnya diedukasikan, karena seseorang tidak akan bisa sukses berinvestasi tanpa pemahaman yang baik. Investasi FOMO bisa jadi salah satu bentuk keuangan adalah maut. Pasalnya, bukan mendapatkan hasil yang baik, malah jadi kerugian yang didapat.
7. Main Judol
Judi online seperti halnya judi pada umumnya, akan membuat keuangan adalah maut. Sepertinya sih ini enggak perlu dijelaskan lagi kan?
Baca juga: Judi Online: Mengapa Orang Masih Saja Terjebak?
Nah, gimana nih? Apakah ada di antara kebiasaan di atas yang masih kamu lakukan? Semoga enggak ada ya, supaya enggak ada keuangan adalah maut di kehidupan kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Investasi untuk Bapak Muda demi Membangun Masa Depan Keluarga
Mumpung masih berstatus sebagai bapak muda, enggak salahnya untuk mulai merencanakan berinvestasi. Bukan berarti, masih muda, masih banyak waktu, jadi enggak perlu buru-buru. Justru, mumpung masih banyak waktu, maka investasi bisa lebih leluasa.
Namun, untuk mulai berinvestasi itu perlu pemahaman yang cukup. Istilahnya ya, belajar dulu. Tapi, hal ini bisa dilakukan sambil praktik.
Buat para bapak muda, coba yuk, mencoba menyelami apa yang perlu diperhatikan dan apa yang perlu dicermati agar bisa berinvestasi dengan tepat demi membangun masa depan keluarga.
Table of Contents
Kondisi Spesifik Bapak Muda Zaman Now
Personal finance is very personal. Setiap kondisi keluarga berbeda-beda, sehingga strategi investasi yang diperlukan juga akan berbeda, karena kebutuhan juga enggak sama.
Ada beberapa kondisi spesifik bapak muda yang bisa sangat memengaruhi keputusan keuangan, termasuk dalam menentukan strategi investasi yang tepat.
1. Gaji UMR
Rata-rata bapak muda masih dalam proses merintis karier impian. Karena itu, gaji bisa jadi juga belum besar-besar amat. Bahkan bisa jadi beberapa di antaranya masih menerima gaji UMR yang pas-pasan.
Hal ini pastinya akan memengaruhi penentuan strategi investasi yang tepat, karena besaran penghasilan juga akan memengaruhi besaran alokasi investasi yang bisa dilakukan.
Baca juga: Pemilik Gaji UMR, Ini Cara Efektif untuk Menabung
2. Cash Flow Belum Sehat
Beberapa orang di antara bapak muda bisa jadi juga masih belum punya cash flow yang sehat dan lancar. Bahkan mungkin beberapa di antaranya masih besar pasak daripada tiang.
Kalau seperti ini, jangankan berinvestasi, memenuhi kebutuhan pribadi mungkin juga masih kesulitan. Karena itu, perlu stretegi keuangan yang pas untuk kondisi ini, sebelum akhirnya berinvestasi.
Selain itu, jangan lupa juga, bahwa ada beberapa di antaranya yang sandwich generation. Pastinya hal ini juga perlu dikondisikan dulu sebelum akhirnya berinvestasi.
3. Pertumbuhan Keluarga yang Signifikan
Karena masih keluarga muda, biasanya pertumbuhan keluarga akan sangat cepat. Mulai dari menikah berarti ada satu tanggungan istri, lalu punya anak, tambah satu tanggungan lagi. Belum lagi kalau anaknya enggak hanya satu. Karena itu, harus punya strategi yang fleksibel dan adaptif.
Tujuan Keuangan untuk Dimiliki Bapak Muda
Sebelum berinvestasi adalah penting untuk menentukan tujuan dulu. Tujuan lo apa? Gitu kan?
So, dengan mengacu beberapa hal yang berpengaruh terhadap kebutuhan dan strategi investasi seperti di atas, maka ada beberapa tujuan keuangan yang sebaiknya mulai direncanakan oleh para bapak muda. Beberapa yang terpenting adalah sebagai berikut.
1. Dana Darurat
Memiliki dana darurat adalah salah satu tujuan keuangan paling krusial, terutama bagi bapak muda yang memiliki tanggung jawab keluarga. Dana darurat ini berfungsi sebagai benteng pertahanan finansial yang dapat menjamin kestabilan ekonomi keluarga saat menghadapi situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, pengeluaran medis mendadak, atau perbaikan besar pada rumah.
Dengan memahami pentingnya dan cara pengelolaan dana darurat, bapak muda dapat lebih siap menghadapi ketidakpastian finansial di masa depan dan memberikan keamanan lebih bagi keluarga mereka.
2. Dana Rumah Pertama
Memiliki rumah sendiri merupakan salah satu tujuan keuangan yang besar dan penting, terutama bagi bapak muda yang ingin memberikan kestabilan dan kenyamanan bagi keluarganya. rumah pertama, yang tidak hanya sebagai tempat tinggal tetapi juga sebagai investasi jangka panjang yang berharga bagi keluarga mereka.
Menabung untuk membeli rumah pertama memerlukan perencanaan yang matang dan strategi keuangan yang efektif.
3. Dana Pendidikan
Mempersiapkan dana pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan, terutama bagi bapak muda yang memiliki anak atau berencana memiliki anak. Pendidikan adalah investasi jangka panjang dalam masa depan anak, dan mengingat biaya pendidikan yang cenderung meningkat setiap tahun, penting untuk memulai perencanaan sejak dini.
Dengan perencanaan yang matang, bapak muda dapat memastikan kecukupan dana untuk mendukung pendidikan anak-anak mereka, yang merupakan salah satu investasi terbaik yang dapat Anda berikan untuk masa depan mereka.
4. Dana Pensiun
Menyiapkan dana pensiun merupakan salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan jangka panjang, terutama bagi bapak muda. Memulai persiapan pensiun dari usia muda memberikan keuntungan yang lebih besar karena memiliki waktu lebih lama untuk menabung dan berinvestasi, memanfaatkan bunga berbunga, dan mengurangi tekanan keuangan di masa mendatang.
Dengan merencanakan dan memulai investasi untuk pensiun dari usia muda, bapak muda dapat memastikan masa depan yang lebih tenang dan stabil secara finansial, memungkinkan mereka menikmati masa pensiun dengan nyaman dan mandiri.
Strategi Investasi yang Tepat untuk Bapak-Bapak Muda
Sudah punya tujuan investasi atau tujuan keuangan, maka sekarang waktunya untuk mulai membuat strategi investasi yang sesuai.
1. Sesuaikan dengan Kebutuhan
Strategi investasi yang efektif memang harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, yang berarti mempertimbangkan faktor-faktor seperti tujuan keuangan, jangka waktu investasi, toleransi risiko, dan kondisi keuangan. Setiap orang memiliki situasi unik, sehingga pendekatan yang tepat untuk satu orang mungkin tidak sesuai untuk orang lain.
Dengan pendekatan yang disesuaikan secara individu, strategi investasi tidak hanya akan lebih efektif dalam mencapai tujuan keuangan, tetapi juga meminimalkan stres dan kekhawatiran yang mungkin muncul dari ketidaksesuaian strategi dengan kebutuhan dan kondisi pribadi.
2. Hitung dengan Cermat
Menghitung dengan cermat membantu dalam menentukan seberapa banyak dana yang dapat dialokasikan untuk investasi tanpa mengganggu kebutuhan keuangan sehari-hari. Hal ini krusial untuk menjaga keseimbangan antara mencapai tujuan investasi dan memenuhi tanggung jawab finansial keluarga.
Karena ya apalah artinya berinvestasi, kalau cash flow belum sehat, kebutuhan sehari-hari belum tercukup dengan baik. Betul?
Dengan menghitung dengan cermat, bapak-bapak muda dapat memaksimalkan pengembalian investasi dengan memilih instrumen yang paling sesuai dengan tujuan dan kondisi finansial masing-masing. Selain itu, hal ini juga bisa membantu menetapkan tujuan investasi yang realistis sesuai dengan kemampuan finansial. Hal ini mencakup mengestimasi biaya masa depan dan potensi pengembalian investasi.
3. Berkenalan dengan Berbagai Instrumen
Berbagai jenis investasi memiliki risiko dan imbal hasil yang berbeda. Beberapa pilihan yang populer meliputi:
- Saham: Berpotensi memberikan imbal hasil tinggi, tetapi dengan risiko yang lebih besar.
- Obligasi: Lebih stabil dibanding saham dan cocok untuk tujuan jangka menengah hingga panjang.
- Reksa Dana: Cocok untuk pemula karena dikelola oleh manajer investasi profesional.
- Properti: Investasi jangka panjang yang relatif stabil, cocok untuk tujuan keluarga.
- Deposito: Risiko rendah, cocok untuk menyimpan dana darurat atau tujuan jangka pendek.
Nah, mau pakai yang mana? Pastinya kembali lagi ke kebutuhan dan tujuan masing-masing
4. Diversifikasi
Diversifikasi merupakan strategi penting dalam investasi yang bertujuan untuk mengurangi risiko dengan cara menyebarkan investasi ke berbagai jenis instrumen yang berbeda. Konsep ini berlandaskan pada pepatah lama yang mengatakan, “Jangan menaruh semua telur dalam satu keranjang.”
Dengan membagi dana investasi ke dalam beberapa sektor atau jenis aset, seperti saham, obligasi, dan properti, para bapak muda dapat mengurangi risiko kerugian signifikan yang mungkin terjadi jika satu aset tiba-tiba mengalami penurunan nilai.
Misalnya, jika pasar saham sedang turun, kerugian tersebut mungkin dapat diimbangi oleh kinerja yang lebih stabil dari obligasi atau reksa dana.
Dengan demikian, diversifikasi membantu menjaga keseimbangan antara risiko dan pengembalian dalam portofolio investasi, membuat strategi investasi lebih tangguh dalam menghadapi pasar yang tidak bisa diprediksi.
Baca juga: Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
5. Pantau dan Review
Memantau investasi secara berkala dan melakukan review terhadap performanya adalah langkah krusial dalam mengelola portofolio investasi. Proses ini memungkinkan bapak muda untuk mengukur sejauh mana keberhasilan strategi investasi yang diterapkan dan menilai apakah investasi tersebut masih selaras dengan tujuan keuangan.
Demikianlah, strategi investasi yang efektif membantu bapak muda membangun masa depan keluarga yang lebih aman dan sejahtera. Dengan memperhatikan perencanaan yang matang dan responsif terhadap perubahan keuangan, kesuksesan finansial dalam jangka panjang dapat tercapai.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Konten: Cara Bijak Berinvestasi untuk Konten Kreator
Konten kreator sering menghadapi tantangan untuk mengembangkan kreativitas sekaligus memastikan bahwa investasi dalam membuat konten dapat memberikan hasil yang optimal.
Di dunia digital yang terus berkembang, penting bagi para kreator untuk mengelola sumber daya dengan cerdas, termasuk waktu, uang, dan tenaga. Hal ini membantu dalam menciptakan konten yang tidak hanya berkualitas tetapi juga mampu menarik perhatian dan minat penonton yang luas.
Konten kreator membutuhkan strategi yang efektif untuk mengelola investasi mereka dalam konten. Dengan memahami cara yang tepat dalam mengalokasikan anggaran dan sumber daya lainnya, para kreator dapat meningkatkan visibilitas serta nilai jual konten yang diproduksi.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat, memiliki rencana yang terstruktur dan jelas adalah koentji utama untuk sukses di dunia kreatif digital.
Table of Contents
Investasi Konten untuk Konten Kreator: Apa Maksudnya?
Dalam konteks artikel tersebut, “investasi konten” merujuk pada alokasi sumber daya, baik itu waktu, uang, atau tenaga, yang dilakukan oleh kreator digital untuk menciptakan, meningkatkan, dan mendistribusikan kontennya.
Investasi ini enggak hanya tentang biaya langsung seperti peralatan atau perangkat lunak, tetapi juga meliputi upaya yang diperlukan untuk merencanakan, memproduksi, dan mempromosikan konten tersebut agar mencapai audiens yang lebih luas dan menciptakan dampak yang lebih besar.
So, aspek investasi ini penting. Harapannya, dengan berinvestasi yang baik, seorang konten kreator akan dapat memaksimalkan hasilnya juga. Investasi ini bisa mencakup beberapa aspek seperti beberapa hal berikut ini.
1. Investasi dalam Teknologi dan Peralatan
Ini berarti mengeluarkan uang untuk membeli atau menyewa alat-alat dan program komputer yang dibutuhkan untuk membuat konten yang bagus dan menarik.
Misalnya, kamu mungkin perlu kamera yang baik untuk membuat video, atau software pengeditan untuk menyusun dan memperbaiki video atau gambar agar tampak lebih profesional. Untuk memastikan hasil terbaik, pastinya software yang digunakan lebih baik yang original kan, bukan bajakan. Software original pastinya juga tidak murah.
2. Belajar dan Mengasah Keahlian
Proses ini adalah tentang menghabiskan waktu dan uang untuk mengikuti kursus atau pelatihan yang bisa membantumu menjadi lebih pintar dalam membuat konten.
Misalnya, mengambil kelas fotografi untuk memperbaiki cara kamu mengambil gambar, atau kursus penulisan untuk belajar membuat tulisan yang lebih menarik. Ini penting agar konten yang kamu buat bisa lebih baik dan lebih disukai oleh banyak orang. Dengan begitu, value-nya juga akan meningkat.
3. Membuat dan Mengatur Konten
Proses ini adalah proses kreatif, ketika kamu harus mencari ide, menulis, merekam, mengedit, dan menyajikan konten yang menarik.
Proses ini bisa dimulai dari sesuatu yang sederhana seperti memikirkan topik yang menarik, kemudian menulis skrip atau outline, merekam video atau mengambil foto, mengeditnya agar terlihat lebih bagus dan profesional, dan terakhir memastikan konten itu siap untuk dilihat banyak orang.
Di sini ada investasi waktu, yang enggak murah. Semua ini dilakukan agar orang-orang yang melihat kontenmu merasa terhibur, educated, merasa mendapatkan manfaat, dan kemudian ingin melihat lebih banyak lagi konten dari kamu.
4. Strategi Pemasaran dan Distribusi
Yep, seorang konten kreator juga butuh berinvestasi untuk marketing lo. Jangan salah. Misalnya melalui iklan. Pasang iklan, supaya kontennya menjangkau lebih banyak orang.
Kamu bisa menggunakan beberapa cara, seperti SEO (Search Engine Optimization) yang membantu kontenmu mudah ditemukan di internet lewat mesin pencari seperti Google. Kamu juga bisa menggunakan iklan yang kamu bayar untuk muncul di media sosial atau website lain, sehingga lebih banyak orang yang melihat karyamu.
Selain itu, bekerja sama dengan kreator lain atau merek yang sudah dikenal bisa membantu memperluas jangkauanmu. Semua ini dilakukan agar lebih banyak orang tahu tentang kontenmu, menonton atau membacanya, dan akhirnya menjadi penggemar atau pelangganmu.
5. Evaluasi dan Analitik
Untuk proses ini, kamu perlu menggunakan alat-alat khusus untuk melihat bagaimana kinerja kontenmu dan siapa saja yang menonton atau membaca kontenmu. Dengan alat ini, kamu bisa mengetahui video atau artikel mana yang banyak disukai, jam berapa orang paling banyak menonton, dan dari mana saja audiensmu.
Informasi ini sangat berguna untuk membuat rencana ke depan, seperti memutuskan topik apa yang akan dibahas selanjutnya atau kapan waktu terbaik untuk memposting konten baru. Alat analitik membantu kamu memahami apa yang disukai dan tidak disukai audiens, sehingga kamu bisa terus meningkatkan kualitas dan relevansi kontenmu.
Alat ini sebenarnya sudah banyak tersedia secara gratis. Kalau di media sosial, biasanya sudah build-in dalam aplikasinya. Namun, untuk hasil yang lebih maksimal, enggak ada salahnya juga kalau kamu berinvestasi pada alat yang lebih canggih tetapi berbayar. Karena itu, perhitungkan dengan saksama.
Nah, semua investasi ini perlu dilakukan oleh konten kreator agar kemudian menghasilkan ROI (Return on Investment) dalam bentuk peningkatan pengikut, keterlibatan, konversi, dan akhirnya, pendapatan.
Baca juga: Content Creator Terima Endorsement, Wajib Bayar Pajak
Cara Pengelolaan Keuangan untuk Konten Kreator
Agar dapat berinvestasi pada semua hal di atas demi bisa menghasilkan konten yang berkualitas, konten kreator pastinya kudu punya keterampilan pengelolaan keuangan yang baik.
1. Buat Anggaran
Catat semua sumber pendapatanmu, termasuk sponsor, iklan, dan penjualan produk. Buat juga daftar semua pengeluaran tetap dan variabel terkait produksi konten. Gunakan anggaran ini untuk mengidentifikasi area di mana kamu bisa menghemat biaya dan meningkatkan pendapatan.
2. Pisahkan Rekening Bank Pribadi dan Bisnis
Agar kamu dapat melacak pengeluaran dan pendapatan dengan lebih akurat, ada baiknya kamu membuka rekening bank khusus untuk kegiatan bisnismu sebagai kreator konten. Menggunakan rekening terpisah juga memudahkan saat mengevaluasi apakah bisnismu sudah menguntungkan atau belum, juga termasuk memudahkan saat harus melapor pajak.
3. Tetapkan Dana Darurat
Sisihkan sebagian pendapatanmu ke dalam dana darurat. Idealnya, dana darurat ini harus cukup untuk menutupi biaya hidup dan bisnismu selama beberapa bulan jika pendapatan tiba-tiba berhenti.
Dana darurat ini penting untuk menghadapi ketidakpastian, seperti penurunan mendadak dalam pendapatan atau kebutuhan mendesak lainnya. Apalagi sebagai konten kreator, pastinya penghasilanmu bisa berfluktuasi dari bulan ke bulan.
4. Diversifikasi Sumber Pendapatan
Hindari hanya bergantung pada satu sumber pendapatan. Diversifikasi dengan mencari peluang lain seperti penjualan merchandise, kursus online, atau menulis buku. Mempelajari dan mengimplementasikan strategi afiliasi dan partnership juga bisa meningkatkan pendapatanmu.
Konten kreator yang ingin berhasil dalam jangka panjang perlu memikirkan investasi mereka sebagai bagian dari strategi karier yang lebih besar.
Memilih alat yang tepat, belajar keterampilan baru, dan menggunakan strategi pemasaran yang efektif adalah langkah penting untuk memastikan bahwa setiap rupiah yang diinvestasikan memberikan pengembalian yang maksimal. Dengan pendekatan yang bijak dan terencana, kreator dapat terus menghasilkan konten yang menarik dan mendapatkan penghasilan yang stabil dari usaha kreatif mereka.
Baca juga: Financial Dialogue 08: Content Creator Juga Harus Bisa Hidup Sejahtera
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!