Tip Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP
Sebagai mahasiswa LPDP, mengatur keuangan dengan baik adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjamin kelancaran masa studi dan meraih tujuan akademik yang diinginkan.
Iya, jadi seorang mahasiswa penerima beasiswa dan bantuan keuangan dari LPDP itu enggak mudah, gaes! Butuhkan kedisiplinan dan pengelolaan keuangan yang baik agar nggak sampai mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Apalagi yang merantau, ke luar negeri lagi.
So, dalam artikel ini akan dibahas beberapa cara yang dapat membantu mahasiswa LPDP dalam mengatur keuangan mereka dengan baik, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan dana yang diterima dan meraih sukses dalam karier akademiknya.
Apa Itu LPDP?
LPDP merupakan kependekan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, yang merupakan lembaga negara Indonesia yang bertanggung jawab untuk memberikan beasiswa dan pengelolaan dana pendidikan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan S2 atau S3 baik di dalam negeri maupun luar negeri.
LPDP dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia di masa depan. Selain memberikan beasiswa, LPDP juga memberikan program bantuan keuangan seperti pinjaman untuk mahasiswa yang membutuhkan untuk mendukung kegiatan akademik mereka lo!
Untuk lebih lengkap dan detailnya, kamu bisa langsung cek saja ke situs resmi LPDP ya.
Gimana, apakah ada di antara kamu yang sekarang merupakan salah satu penerima beasiswa LPDP ini? Atau, mungkin kamu adalah salah satu pengincarnya? Atau malah alumni?
Komponen Utama Keuangan Mahasiswa LPDP
Hidup di rantau sebagai mahasiswa itu memang enggak mudah. Termasuk bagi para mahasiswa LPDP. So, kamu memang perlu tahu nih, cara untuk mengatur keuangan agar bisa survive. Nah, tapi sebelumnya, coba kenali dulu komponen utama dalam keuangan mahasiswa LPDP, sehingga kamu nanti akan tahu apa yang perlu diatur prioritasnya.
Biaya Hidup
Biaya hidup adalah pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menyelesaikan program studi mereka. Biaya hidup ini terdiri dari biaya kuliah, biaya akomodasi, biaya makan, biaya transportasi, biaya kesehatan, dan biaya lain-lain seperti buku dan kegiatan sosial.
Nah, LPDP memberikan dana beasiswa bagi mahasiswa untuk membantu menutupi biaya hidup ini selama masa studi mereka.
Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan mahasiswa LPDP terdiri dari beasiswa, pinjaman, dan penghasilan tambahan.
Beasiswa dari LPDP dapat digunakan untuk menutupi biaya hidup dan keperluan akademik lainnya. Selain itu, mahasiswa LPDP juga dapat mengajukan pinjaman dari LPDP untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Mahasiswa LPDP juga dapat mencari sumber pendapatan tambahan dengan bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karir yang disediakan oleh kampus mereka.
Cara Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP
Nah, sudah tahu apa saja komponennya, sekarang saatnya mengatur keuanganmu. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur keuangan bagi mahasiswa LPDP.
1. Membuat Rencana Anggaran
Buatlah rencana anggaran bulanan yang jelas dan detail. Tulis semua pemasukan dan pengeluaran yang akan diterima dan dibutuhkan dalam satu bulan.
Prioritaskan kebutuhan yang paling penting, seperti biaya hidup dan biaya kuliah, dan sisihkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan untuk mempertimbangkan pengeluaran yang tidak terduga seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendadak.
2. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, transportasi, dan biaya kuliah sebelum mengeluarkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pemasukan dan selalu sisakan dana cadangan untuk kebutuhan mendadak.
3. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Selain beasiswa dan pinjaman dari LPDP, carilah sumber pendapatan tambahan seperti bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karier.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut agar tidak mengganggu kinerja akademik.
4. Menabung dan Mengelola Utang dengan Baik
Jika ada uang yang tersisa setelah memenuhi semua kebutuhan, sisihkan sedikit uang untuk menabung dan mengatasi kebutuhan mendatang. Jangan gunakan uang tabungan untuk kebutuhan yang kurang penting.
Jika terpaksa meminjam uang, pastikan untuk mengelola utang dengan baik dan bayar tepat waktu untuk menghindari bunga yang membengkak.
5. Manfaatkan Fasilitas dan Program yang Tersedia
Manfaatkan fasilitas dan program yang disediakan oleh LPDP dan kampus seperti perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan sosial yang tidak memerlukan biaya tambahan. Jangan terlalu banyak mengeluarkan uang untuk kegiatan sosial yang tidak perlu dan fokuslah pada tujuan akademik.
Itu dia beberapa tip mengatur keuangan untuk mahasiswa LPDP. Dengan mengikuti beberapa tip di atas, mahasiswa LPDP dapat mengatur keuangan mereka dengan baik dan memastikan penggunaan dana yang efektif dan efisien.
Dalam mengejar tujuan akademik dan masa depan yang lebih baik, mahasiswa LPDP harus memiliki kemampuan mengatur keuangan yang baik agar tidak mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi mahasiswa LPDP untuk belajar keuangan dengan mengikuti kelas atau seminar mengenai manajemen keuangan, agar dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik dalam mengatur keuangan mereka dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Khawatir, Anak Kos, Ini Solusi kalau Mi Instan Mahal Nanti
Apa kabar, anak kos, yang makan andalannya mi instan?
Mi instan lagi jadi buah bibir, lantaran diprediksi oleh Pak Menteri Pertanian bakalan naik 3 kali lipat gara-gara impor gandum sulit. Ukraina sebagai pemasok gandum terbesar dunia sedang adu urat dengan Rusia, sehingga distribusi komoditasnya terhambat. Konon, sebenarnya ada banyak stok gandum di Ukraina, tapi sayangnya enggak bisa keluar.
Tadi sempat jalan-jalan di minimarket waralaba yang terkenal itu, harga mi instan masih sekitar Rp3.000 – Rp5.000-an per bungkus. Kalau nantinya benar-benar naik 3 kali lipat, artinya satu bungkus akan jadi Rp15.000. So, kalau beli Indomie nyemek di warmindo bakalan jadi Rp30.000-an dong ya? Duh, seharga steak.
Pastinya ya, kabar ini jadi bikin deg-degan juga. Secara mi instan memang bukan kebutuhan pokok, tapi buat sebagian orang, mi instan ibarat penyelamat terutama di tanggal-tanggal kritis. Termasuk para anak kos.
Pasalnya, jadi anak kos yang hidup di rantau itu memang jadi tantangan tersendiri. Terutama buat para first jobber. Harus pintar manajemen dirinya, terutama terkait pengelolaan keuangan. Apalagi masih merasa wajib untuk kirim uang ke kampung. Nah, kalau sudah begini, biasanya mi instan memang jadi andalan konsumsi sehari-hari.
Kebutuhan Anak Kos
Ada beberapa kebutuhan esensial yang harus dipenuhi oleh anak kos dan jadi pengeluaran rutinnya, yaitu:
- Sewa kamar kos
- Makan dan minum
- Kuota internet dan/atau pulsa
- Biaya transportasi
- Kebutuhan perawatan diri: perlengkapan mandi, skincare, dan lain-lain
- Kebutuhan hiburan atau lifestyle, seperti nongkrong, nonton film, dan sebagainya
Karena kebutuhannya yang banyak, makanya anak kos harus pintar atur keuangan agar bisa survive. Salah satunya adalah dengan membuat bujet per posnya, sehingga akan lebih mudah untuk alokasi uang yang ada. Kamu bisa mengenali kebutuhan yang diprioritaskan, dan menekan pengeluaran lain yang kurang penting.
Pengeluaran Makanan yang Penting
Salah satu pos pengeluaran paling penting adalah makanan. Sudah bukan rahasia lagi kalau anak kos sering mengandalkan mi instan sebagai salah satu jenis makanan sehari-hari. Pasalnya, selain praktis memasaknya, harganya juga murah. Sebungkus mi instan paling banter hanya perlu mengeluarkan Rp5.000. Kalau mau Samyang, baru deh harus merogoh dompet lebih dalam.
Apalagi sekarang banyak banget resep-resep mi instan yang viral di Instagram atau TikTok yang divariasikan dengan banyak bahan lain. Bikin mi instan jadi menu yang enggak ngebosenin. Bener nggak sih? Ada yang dipadu dengan seblak, ada yang ditambahin keju, sambal matah, jeruk nipis, bakso, sosis, dan sebagainya. Ada juga yang mengganti kuahnya dengan susu.
Oh, kamu tahu enggak sih, bahwa konsumsi mi dan susu dengan zat besi ternyata bisa mengurangi risiko anemia loh. Ini menurut studi American Journal of Clinical Nutrition.
Namun, mi instan sendiri dikenal mengandung natrium yang tinggi, terutama di Indonesia, yang rata-rata punya kadar di atas 600 mg per sajian. Memang menurut standar WHO, konsumsi natrium maksimal 2.400 mg dalam satu hari, tetapi kan, kita enggak cuma mengonsumsi mi instan saja. Banyak unsur makanan lain yang juga mengandung natrium. Kalau dalam sekali makan sudah lebih dari 600 mg, dari makanan lain kita harus menjaganya kurang dari itu, agar bisa memenuhi standar tak lebih dari 2.400 mg, bukan? Selain itu, mi instan juga tinggi MSG
Jika dikonsumsi lebih dari itu, bisa berisiko lebih pada penyakit darah tinggi, risiko kanker lambung, hingga mengganggu kinerja jantung.
Nah, jadi, jika benar harga mi instan nanti naik, barangkali ini bisa jadi alasan buat kamu untuk mengurangi konsumsi makanan sejuta umat ini. Kamu bisa menggantinya dengan makanan lain, yang tak kalah enak, lebih sehat, dan sama terjangkaunya sehingga lebih sehat juga untuk dompet.
1. Telur
Telur juga sama terjangkaunya dengan mi instan, pun mudah dimasak. Mau divariasikan seperti apa pun, juga bisa. Dan, sudah pasti, enak serta sehat.
Telur satu kilonya saat artikel ini ditulis kurang lebih Rp30.000. So, satu butirnya mungkin Rp2.000. Kamu bisa memasaknya sesuai keinginan, lalu bisa dipadankan dengan nasi sebagai lauk, atau roti sebagai sandwich.
2. Sarden
Sarden juga bisa jadi pilihan pengganti mi instan yang sehat. Harga sarden kaleng kecil berkisar di Rp7.500. Kamu bisa memvariasikannya juga dengan bahan makanan lain, misalnya telur, atau ditumis tambah sayuran. Atau tinggal dipanasi saja kalau malas memasak. Biasanya, untuk anak kos yang sendirian, sarden bisa dipakai buat dua kali makan.
3. Bihun
Sekarang juga ada pilihan bihun instan yang bisa dibeli seperti halnya mi instan. Kalau mi instan terbuat dari tepung gandum, bihun instan biasanya dibuat dari tepung beras. Kisaran harganya kurang lebih sama dengan mi instan, sekitar Rp3.000-an.
Bihun instan juga mudah banget diolah, pun enak divariasikan dengan bahan makanan lain juga. Mau rebus, ada. Mau goreng, juga ada.
4. Tempe dan tahu
Tempe dan tahu juga bisa jadi opsi pengganti mi instan, yang sama murahnya, gampang dimasak, dan lebih sehat. Kamu bisa membuat berbagai masakan praktis dengan menggunakan tempe dan tahu. Setidaknya, digoreng saja plus ditambah sambal, itu sudah enak banget jadi lauk.
Kalau memasak mi instan saja diruwetin—ditambah sambal, ditambah susu, pakai diberi topping keju—bikin tempe goreng pasti juga enggak ruwet, kan?
5. Oatmeal
Oatmeal ini tak hanya oke buat pengganti mi instan. Buat pengganti nasi pun oke, karena lebih tinggi serat sehingga mengenyangkan—dan tentu saja, sehat.
Buat anak kos yang harus pintar menghemat, oatmeal juga bisa jadi pilihan yang baik, karena satu bungkus kecil oatmeal 35 mg, harganya juga sangat terjangkau. Kamu bisa memvariasikannya dengan berbagai buah, seperti pisang, apel, dan sebagainya, supaya tambah sehat. Pilihlah buah-buahan lokal yang lagi musim, supaya bisa menekan harga konsumsinya.
Nah, gimana? Semoga kamu enggak bingung lagi ya, memilih makanan nanti kalau mi instan jadi naik. Pasalnya, masih banyak kok pilihan makanan lain yang lebih sehat dan sama terjangkaunya. Semoga juga sih, tidak perlu naik terlalu tinggi, sehingga tetap terjangkau terutama oleh anak kos. Ibaratnya, semoga enggak perlu sampai makan mi instan seharga steak.
Yang pasti sih, yuk, perkuat lagi keuanganmu dengan belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Pasalnya, hanya dengan belajar keuangan lebih baik, kamu enggak perlu khawatir lagi soal kondisi dan harga ini itu yang berubah. Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hemat Mudik Lebaran 2022 di Saat Keuangan Masih Krisis
Tahun ini, akhirnya, kita diperbolehkan untuk mudik Lebaran secara resmi, setelah dua tahun berturut-turut berada dalam masa pandemi. Keputusan pemerintah ini sudah pasti disambut dengan gegap gempita, betul?
Prediksinya, tahun ini bakal ada 85 juta warga Indonesia yang akan bermobilitas mudik Lebaran ke kampung halaman, dengan menggunakan berbagai moda transportasi mulai dari transportasi umum hingga pribadi. Menurut prediksi KAI, 10% dari 85 juta orang itu bakalan mudik menggunakan kereta api, dengan sekitar 7.66 juta di antaranya keluar dari Jabodetabek.
Sedangkan dari Kementerian Perhubungan diperoleh keterangan, bahwa akan ada 40 juta pemudik yang akan menggunakan moda transportasi darat, 1.4 juta menggunakan transportasi laut, dan 9 juta pemudik akan menggunakan pesawat.
Sementara menurut Polri, puncak arus mudik Lebaran akan diprediksi terjadi pada 29 dan 30 April 2022, dengan arus balik pada puncaknya di 7 dan 8 Mei 2022.
Mudik Lebaran 2022 di Tengah Naiknya Harga Barang Kebutuhan Pokok
Nah, masalahnya, saat ini kita mudik di tengah paceklik—ketika harga-harga kebutuhan pokok meningkat karena berbagai sebab. Serbamahal ya, Bund? Harga minyak goreng melangit, kedelai impor mahal, daging sapi apalagi. Duh, bakalan bisa makan rendang enggak nih, lebaran kali ini? Terus, jangan lupa, harga BBM juga naik ya! Ini yang ngefek banget nih.
Jadinya, gimana ya? Penginnya pasti bisa mudik Lebaran, tapi juga enggak boncos.
1. Siapkan Sejak Dini
Akan ada baiknya, jika kamu sudah menyiapkan dana mudik Lebaran ini sejak jauh-jauh hari. Dengan demikian, kamu bisa menabung dulu dengan menyisihkan dari gaji atau membuat alokasi khusus dari Tunjangan Hari Raya yang sudah diperoleh. Buat anggarannya, agar kita tahu seberapa besar kebutuhan dananya.
Lebaran kan akan selalu kita alami setiap tahun, sehingga seharusnya memang menjadi salah satu pos rutin tahunan, yang skemanya bisa kita rencanakan. Ini persis seperti pos pengeluran untuk kurban. So, seharusnya kita memang memiliki pos khusus untuk pengeluaran tahunan ini. Misalnya, bisa menabung Rp200 ribu per bulan. Lumayan kan, nanti akan terkumpul kurang lebih Rp2.4 juta? Tinggal ditambah kekurangannya dengan THR, misalnya, jika masih belum cukup untuk ongkos mudik Lebaran.
Dengan cara ini, THR kamu juga bisa sebagian ditabung, tidak dihabiskan semuanya untuk mudik.
2. Buat Anggaran
Kalau memang sudah punya kepastian bisa mudik Lebaran, segera saja pesan tiket moda transportasi yang hendak kamu gunakan jauh-jauh hari sebelumnya. Memesan tiket setidaknya 30 hari sebelumnya bisa cukup membantu dalam penghematan, apalagi kalau ada program-program promo. Jangan lupa bakalan ada tuslah, yang akan membuat pos transportasi ini menjadi besar.
Biasanya, kalau mudik, pos transportasi dan makan adalah yang paling besar. Disusul dengan pos oleh-oleh dan angpau. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan ini, dan buat anggarannya. Dari anggaran ini, kamu akan mendapatkan gambaran, pos mana yang bisa dihemat atau dipangkas.
3. Tak Berlebihan
Ada baiknya, kamu tak berlebihan membelanjakan uang selama mudik Lebaran di kampung halaman. Misalnya, kalau mau ajak keluarga besar makan bareng di luar, kamu bisa pilih tempat yang sederhana. Banyak kan, tempat makan sederhana tetapi dengan menu yang tak kalah lezat?
Begitu juga jika ingin berekreasi. Kamu bisa memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga di lokasi yang lebih hemat, misalnya ke tempat-tempat yang murah meriah. Bawa bekal sendiri dari rumah juga bisa jadi cara berhemat loh.
4. Cermati Pos Oleh-Oleh
Oleh-oleh ini juga biasanya cukup besar kebutuhannya. Satu, oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, dan dua, oleh-oleh dari kampung halaman untuk siapa saja yang ada di kota domisili.
So, kamu perlu juga membuat anggarannya secara khusus. Sebaiknya sih, tak perlu berlebihan. Pasalnya, kita kadang sering jadi impulsif belanja untuk keluarga besar, karena saking senengnya bisa berkumpul lagi tahun ini. Begitu juga, ketika balik ke kota domisili, juga heboh banget belanja oleh-oleh buat orang sekantor.
Tanpa kontrol, keuangan bisa boncos di pos oleh-oleh ini. Ingat ya, bahwa kita juga masih butuh hidup nanti setelah mudik Lebaran. Jangan sampai sudah balik dari kampung halaman, kita malah tekor atau banyak utang gara-gara belanja tanpa kendali.
5. Batasi Angpau
Lebaran biasanya juga identik dengan salam tempel, alias angpau. Yang sudah bekerja akan memberi angpau untuk keluarga yang masih kecil dan belum masuk usia produktif. Nggak salah kok. Tapi, tanpa bujet, bisa jadi pos pengeluaran ini akan berpeluang membuat keuanganmu jadi boncos juga.
Karena lagi krisis, kamu boleh saja membatasi anggaran untuk angpau ini. Prioritaskan pada keluarga paling dekat. Nominalnya juga bisa dikurangi. Jika ingin lebih hemat, kamu bisa mengganti uang angpau dengan berbagai pernak-pernik atau hampers yang bisa dinikmati secara beramai-ramai.
Intinya, sesuaikan dengan kemampuan. Kalau memang sedang mengalami kesulitan keuangan, tak ada salahnya memangkas anggaran di sana-sini, termasuk angpau.
Nah, semoga sedikit tip hemat mudik Lebaran di atas bisa sedikit membantumu meringankan beban ya. Kebahagiaan menyambut Idulfitri dan berkumpul dengan keluarga tidak seharusnya “terganggu” oleh masalah keuangan yang enggak perlu. Karena itu, kamu perlu mempersiapkannya dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Harga Kebutuhan Pokok Meroket, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Siapa nih yang kerasa, uang Rp1 juta kemarin bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan termasuk beli gas LPG nonsubsidi, beli token listrik, dan beli BBM. Sekarang? Ya, begitulah. Harga kebutuhan pokok memang lagi meroket.
Penyebab naiknya harga kebutuhan pokok ini beragam. Mulai dari kelangkaan bahan baku, sampai dipicu oleh pecahnya perang antara Rusia dan Ukraina. Yang paling akhir, pemerintah telah menaikkan harga LPG nonsubsidi, karena di luar sana harga gas sudah begitu tinggi. Sebelumnya, harga kedelai yang tinggi jadi penyebab naiknya harga tempe, tahu, dan berbagai produk olahannya. Belum lagi soal minyak goreng. Padahal barang-barang itu kita butuhkan setiap hari kan? Termasuk juga dengan gula pasir, telur ayam, daging sapi, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya yang diperkirakan akan merangkak naik juga.
Coba yuk, kita rangkum, harga kebutuhan pokok mana saja yang naik belakangan ini? Supaya selanjutnya kita bisa membuat beberapa alternatif solusi, terutama biar dompet nggak boncos tetapi dapur tetap ngebul.
Harga Kebutuhan Pokok yang Mengalami Kenaikan
1. LPG
LPG nonsubsidi baru saja dinaikkan oleh pemerintah. Terakhir, saat artikel ini ditulis, harga yang berlaku saat ini Rp15.500 per kg. Ukuran terkecil tabung gas nonsubsidi adalah 5 kg. Dengan demikian, sekarang harganya adalah sekitar Rp77.500. Untuk tabung 12 kg menjadi Rp186.000—yang bisa jadi lebih mahal kalau kita membeli tidak secara langsung ke distributor besarnya.
Harga kebutuhan pokok satu ini tak pelak menimbulkan polemik. Masyarakat lantas memburu gas kemasan 3 kg yang sebenarnya diperuntukkan bagi masyarakat miskin. Kelangkaan pun mulai terlihat.
2. Bahan bakar minyak (BBM)
Harga kebutuhan pokok satu ini juga mengalami kenaikan, lagi-lagi untuk jenis nonsubsidi, mulai 12 Februari 2022. Jenis BBM yang mengalami kenaikan harga adalah Pertamax Turbo jadi Rp13.500, Pertamax Dex menjadi Rp13.200, dan Dexlite jadi Rp12.150.
Kenaikan harga kebutuhan pokok ini konon terjadi mengikuti perkembangan yang terjadi di industri minyak dan gas belakangan ini. Saat artikel ini ditulis, harga minyak ICP per Januari 2022 mencapai USD 85 USD per barel. Ini artinya ada kenaikan sebesar 17% dari harga Desember 2021.
Meski demikian, ada penyesuaian harga untuk Pertalite, yang sebelumnya Rp7.650 menjadi Rp6.450 per liter, setara dengan Premium yang merupakan BBM subsidi.
3. Bahan makanan
Kenaikan harga kebutuhan pokok paling terasa ada pada bahan makanan, mulai dari kedelai, minyak goreng, cabai, hingga daging sapi.
Berikut tangkapan layar mengenai harga kebutuhan pokok dari situs hargapangan.id yang terpantau secara nasional.
So, pastinya, beban jadi lebih berat, ya? Mari gandengan, karena ini dialami oleh semua orang saat ini. Terus, bagaimana cara mengatasinya? Of course, dengan mengelola arus kas kita dengan lebih baik.
Atasi Kenaikan Harga Kebutuhan Pokok dengan Pengelolaan Keuangan yang Baik
Berikut beberapa tip sederhana mengelola keuangan untuk atasi efek kenaikan harga kebutuhan pokok agar kondisi keuangan tetap baik.
1. Financial check up
Lakukan financial check up terkait kenaikan harga kebutuhan pokok sekarang ini. Kira-kira bagian mana saja yang paling memengaruhi arus kas keuanganmu? Apakah di pos makan? Atau, pos transportasi?
Identifikasi bagian mana dari keuanganmu yang paling berat saat ini, kemudian telusuri juga, bagian mana yang bisa dihemat.
Ibaratnya, kamu mencari bagian yang timpang, dan kemudian melakukan rebalancing agar seimbang kembali. So, catatan keuangan akan memegang peranan penting di sini.
2. Buat anggaran baru
Jika memang sangat terdampak oleh kenaikan harga kebutuhan pokok dewasa ini, maka selanjutnya kamu perlu membuat anggaran baru yang sesuai dengan kondisi.
Bisa jadi, kamu harus mengurangi pos lain agar dapat mengurangi beban pos belanja rutin, karena enggak mungkin kalau kita harus menunda beli gas, misalnya.
Intinya, kurangi beban pengeluaran yang kurang penting dan susun lagi prioritas. Tentu saja, kebutuhan sehari-hari harus diutamakan.
3. Amankan dana darurat
Pastikan dana darurat kamu dalam kondisi aman dan terkendali. Cek lagi berapa jumlahnya, dan apakah sudah ideal atau belum. Jika belum ideal, tak apa. Kamu bisa kok menabung lagi dengan mencoba mengulik anggaran.
Dana darurat adalah dana yang akan menjadi cadangan dana jika kondisi memburuk. Tentu kita enggak mengharapkan hal buruk terjadi, tetapi akan baik adanya kalau kita siap. Dana darurat akan dapat membantu keuangan jika nanti karena satu dan lain hal, kita butuh uang tambahan, sehingga kita terhindar dari utang. Bayangkan jika kondisi sulit, dan kita harus berutang untuk biaya hidup. Makin berat kan bebannya? Di sinilah dana darurat berperan.
4. Tidak menambah utang dulu
Utang yang sudah kita ambil harus diselesaikan dulu. Iya, meski harga kebutuhan pokok naik. Ini kan kewajiban, jadi harus diprioritaskan. Jika tidak, justru bebanmu akan semakin bertambah dengan adanya denda.
So, akan lebih baik jika kamu tidak menambah beban dulu sementara kondisi belum stabil. Ingat, kamu masih punya banyak kebutuhan penting lainnya. Jika tergoda utang, coba kembali lagi ke memilah antara kebutuhan dan keinginan, serta timbang kembali kemampuanmu dalam membayar cicilan. Apakah masih mampu, mengingat pengeluaran pokok sedang membengkak?
5. Masih ada dana? Investasi!
Tentunya kita bersyukur jika sudah melakukan financial check up, menyesuaikan anggaran, dan tak menambah utang, ternyata dana masih ada tersisa. Alokasikan sisanya ke berbagai instrumen investasi yang kamu pilih.
Tentu saja, ini di luar investasi rutin yang seharusnya sudah kamu lakukan di awal bulan.
Nah, bagaimana? Semoga dengan beberapa langkah di atas, beban karena kenaikan harga kebutuhan pokok tidak semakin berat kamu rasakan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
Sebagian dari kamu mungkin saat ini sudah mulai menerapkan work from office, alias sudah kembali ke kantor untuk bekerja, dengan tetap menjalankan protokol kesehatan sesuai dengan anjuran pemerintah. Yep, rutinitas sudah balik, tapi sayangnya, gaji belum kembali seperti sebelum pandemi. So, sepertinya butuh cara tepat untuk mengelola gaji agar bisa survive nih.
Mengapa begitu?
Ya, karena sebagian dari perusahaan masih belum bisa membiarkanmu untuk lembur, atau melakukan perjalanan dinas, dan lain sebagainya, yang biasanya “membuahkan” tambahan gaji, insentif, bonus, dan lain-lain pada slip gajimu. Dengan demikian, sebagian dari karyawan sekarang masih harus puas dengan menerima gaji pokok dan beberapa tunjangan wajib saja, seperti tunjangan makan dan transportasi.
Padahal, rutinitas sudah kembali, yang berarti kebutuhan hidup juga jalan terus seperti sebelumnya, meski harus diadakan penyesuaian di sana-sini.
Jadi, gimana dong?
5 Hal untuk Mengelola Gaji yang Belum Pulih di Masa New Normal
1. Dahulukan kebutuhan dasar
Kebutuhan dasar adalah kebutuhan yang secara rutin kamu pakai, yang kamu gunakan untuk hidup, yang tidak bisa disubstitusi oleh barang lain. Mulai dari makanan, kebutuhan rumah tangga, transportasi, pulsa, listrik, air, dan sebagainya.
Enggak, langganan streaming film dan musik nggak termasuk kebutuhan dasar, karena tanpa langganan pun sebenarnya hidupmu baik-baik saja. Enggak, jajan kopi dan boba sebenarnya juga nggak termasuk kebutuhan dasar. Tetapi, beli air minum dalam galon bisa jadi kebutuhan dasar. Makanan termasuk kebutuhan dasar, tetapi pesan makanan online setiap hari yang masih ditambah ongkos kirim, itu bukan termasuk kebutuhan dasar. Beras, dan stok bahan makanan yang bisa kamu masak sendiri dan dijadikan lauk adalah kebutuhan dasar.
Nah, sudah terasa bedanya ya.
It’s ok sih kalau misalnya kamu mau tetap langganan streaming, jajan, pesan makanan online. Tapi kalau memang gaji kamu tidak mencukup, hal-hal ini bisa diatur lagi. Turunkan standar, dan coba cari cara agar pengeluaran bisa dikurangi.
Itu saja inti dari mengelola gaji yang belum pulih di masa new normal.
2. Prioritaskan utang
Untuk bisa mengelola gaji dengan lebih baik lagi di masa new normal, coba cek yuk, sampai dengan hari ini, posisi utangmu ada di mana? Masih kurang berapa banyak dan berapa lama?
Selain kebutuhan dasar, cicilan utang harus menjadi top priority dalam usaha kamu mengelola gaji yang belum normal di masa yang sudah “dinormalkan” ini.
Kalau memang perlu, kamu bisa meminta keringanan cicilan pada pihak pemberi pinjaman. Coba cek artikel yang sudah ditautkan ya. Memang sih, aturan stimulus pemerintah ini ditujukan bagi pekerja informal dan harian. Tetapi enggak ada salahnya kamu ajukan, meski kamu adalah karyawan suatu perusahaan, karena pada dasarnya setiap institusi keuangan memiliki kebijakan masing-masing.
Coba dulu boleh, siapa tahu lolos dan bisa membantu keuanganmu kan?
3. Cek dana darurat
Dana darurat akan menjadi jaring pengaman pertamamu untuk bisa survive di masa new normal, sementara gaji belum normal seperti sebelumnya.
Coba cek lagi ya, sebelum kamu benar-benar menggunakan tabungan untuk hidup ataupun mencairkan instrumen yang memang kamu gunakan sebagai dana darurat, seperti reksa dana pasar uang ataupun emas. Kamu harus tetap memperhitungkan setiap detailnya agar penggunaan dana darurat dapat seefektif mungkin.
Jangan lupa untuk mengembalikan dana darurat, begitu krisis ini berlalu.
4. Asuransi kesehatan harus tetap jalan
Yes, seharusnya sih iuran asuransi kesehatan–terutama BPJS Kesehatan dengan subsidi dari kantor–tetap jalan. Coba kamu cek ke bagian HR di kantormu ya. Pastikan iuran tetap dibayarkan, karena asuransi kesehatan seperti halnya kebutuhan dasar, sangat penting untuk tetap diprioritaskan dalam kondisi krisis sekalipun.
Jika kamu terpaksa harus dirumahkan atau terkena PHK, maka segera urus BPJS Kesehatan mandiri, agar iuranmu bisa tetap diteruskan.
5. Investasi jika mampu
Kalau di masa normal sebelumnya, investasi dan/atau menabung bisa kamu lakukan di awal setelah kamu menerima gaji. Tetapi, dalam kondisi krisis–meski kamu tidak disarankan untuk berhenti menabung dan/atau investasi–tetapi kamu bisa menurunkan prioritasnya setelah kebutuhan dasar dan cicilan utang aman.
Investasi di masa sulit mungkin memang akan sulit dilakukan oleh sebagian orang–termasuk mereka yang berstatus karyawan. Ya, kalau memang belum bisa memulai investasi, ya enggak apa. Yang penting, kamu bisa mengelola gaji yang belum pulih ini dengan baik, agar bisa survive sampai semua normal kembali.
Bagaimana? Apakah langkah-langkah mengelola gaji di atas dirasa sulit untukmu? Semoga enggak ya.
Kalau memang kamu merasa kesulitan mengelola gaji di masa new normal, coba usulkan diadakan training keuangan di perusahaan tempat kamu bekerja.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Cara Mendapatkan Penghasilan Tambahan Selama Pandemi
Yes, jelas segala macam PSBB, #dirumahaja, work from home, dan pelarangan mudik selama masa pandemi virus corona ini hidup kita jadi kena dampak. Gelombang ancaman PHK, kehilangan pekerjaan, tertundanya proyek, dan seterusnya menjadi masalah hidup kebanyakan orang dewasa ini. Tidak bisa tidak, kita harus segera mencari penghasilan tambahan.
Karena, siapa yang tahu kondisi krisis ini akan berakhir? Siapa yang bisa memastikan, kapan kondisi ini bisa kembali normal lagi seperti sebelumnya?
Nggak ada.
Karena itu, ayo, segera berpikir demi napas yang lebih panjang. Pemerintah memang akan memberikan bantuan–tapi kita harus sadar, bahwa bantuan pemerintah itu juga terbatas. Jadi, buat yang masih bisa usaha sendiri, berikut beberapa ide untuk mencari penghasilan tambahan selama masa pandemi virus corona.
5 Cara Mencari Penghasilan Tambahan Selama Pandemi Virus Corona
1. Dropshipper dan agen distributor
Beberapa hari belakangan, saya banyak melihat iklan-iklan berseliweran di linimasa Instagram, yang menawarkan untuk menjadi agen distributor, reseller, ataupun dropshipper produk tertentu.
Berkurangnya pendapatan ini juga terjadi pada beberapa bisnis besar, sehingga mereka pun sepertinya juga harus menambah squad penjualannya dengan membuka rekrutmen.
Beberapa produk yang saya lihat iklannya adalah frozen food, bahan dan olahan kopi, T-Shirt, buku, dan lain sebagainya.
Menjadi reseller dan dropshipper ini bisa menjadi alternatif untuk mencari penghasilan tambahan yang pas untuk sekarang. Kita enggak perlu modal terlalu banyak, apalagi untuk dropshipper. Tinggal mencarikan pelanggan saja, dan ketika dapat, kita menginfokan pada penjual besarnya untuk mengirimkan barang kepada pembeli. Kita pun menerima keuntungan dari komisi atau selisih harga jual.
2. Freelancer jasa
Mulai dari menjadi virtual assistant, graphic designer, videografer, admin media sosial, olah data, sampai penulis konten, bisa juga menjadi pilihanmu untuk mencari penghasilan tambahan.
Kamu bisa memulainya dengan bergabung di beberapa marketplace freelancer, baik lokal maupun yang internasional. Pastinya, kalau bergabung dengan marketplace freelancer internasional kamu harus siap dengan perbedaan bahasa dan juga persaingan yang lebih besar ya.
Tapi, enggak masalah sih, jika kamu memang memiliki keahlian yang memang banyak dibutuhkan.
Atau, kamu juga bisa mencoba untuk menjadi tutor pelajaran secara online demi mendapatkan penghasilan tambahan. Menurut pengamatan, banyak kelas online ditawarkan dan laris diikuti lo, selama masa #dirumah aja ini. Mulai dari kelas soft skill, misalnya seperti kelas keuangan, kelas desain, kelas bahasa, sampai kelas-kelas yang melibatkan fisik, seperti kelas yoga. Tawarkan jasamu pada mereka yang butuh.
3. Jual kebutuhan pokok
Orang butuh kebutuhan pokok, dan selama masa pandemi virus corona ini, banyak orang memilih untuk berbelanja kebutuhan pokok secara online. Ini juga bisa menjadi peluang bagi kamu untuk mendapatkan penghasilan tambahan.
Carilah supplier kebutuhan pokok yang menyediakan harga grosir, dan kemudian bisa kamu jual kembali secara eceran. Buka saluran pemesanan, misalnya melalui WhatsApp atau Line. Tawarkan daganganmu melalui grup-grup WhatsApp, minta teman-temanmu untuk share ke teman-teman mereka.
Jangan lupa untuk menyediakan layanan antar juga ya. Ini justru yang paling penting.
4. Katering atau jasa meal prep
Meski sedang musim pandemi, tapi kita tetap butuh makan, dan enggak semua orang punya waktu (atau kemauan) untuk memasak sendiri makanan mereka. Hal ini memberi kamu peluang untuk membuka bisnis katering perorangan, apalagi jika kamu memang jago memasak.
Susun menu yang terjangkau, yang berbeda setiap harinya. Pastikan menunya menu sehat, karena orang-orang semakin sadar akan pentingnya kesehatan belakangan ini.
Atau, kamu juga bisa mencoba berbisnis jasa meal prep. Saya sendiri akhirnya punya langganan jasa meal prep ini lo. Langganan saya itu menyediakan beberapa paket meal prep yang isinya bahan-bahan masakan yang tinggal masak saja. Mulai dari pecel, sayur sup, sayur asem, berbagai oseng dan tumisan, sampai ayam dan ikan lele yang siap goreng, lengkap dengan bahan untuk sambalnya.
Bahan dan bumbu dikemas menjadi satu, dalam wadah kotak plastik cantik yang bisa dipakai lagi. Simpan di lemari es, lalu masak satu per satu sesuai keinginan. Praktis banget lo, buat yang nggak terlalu suka ribet masak. Satu paketnya bisa untuk 3-4 porsi.
Kalau jasa meal prep ini sih sepertinya enggak butuh skill memasak yang terlalu advanced. Kamu tinggal ikuti saja resep-resep yang ada.
Tertarik? Jangan lupa untuk menyediakan jasa layanan antar juga ya.
5. Ubah hobi menjadi bisnis
Coba cari, apa hobimu ada yang bisa diubah menjadi bisnis yang menguntungkan di masa pandemi virus corona ini?
Misalnya saja, kamu hobi fotografi. Coba deh, jual stok fotomu melalui situs-situs penyedia stok foto. Misalnya seperti iStockPhoto, Getty Images, dan lain sebagainya.
Kamu jago bikin aplikasi mobile? Kamu bisa ngedesain games-games ringan yang bisa bikin orang asyik dan terhibur.
Yep! Meski kondisi sulit, tetapi bukan waktunya untuk menyerah begitu saja. Yuk, segera cari cara agar bisa mendapatkan penghasilan tambahan. Kamu pasti bisa, karena kamu kan makhluk yang kreatif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.