Mengoptimalkan Manfaat dari Kelas Keuangan Online
Kamu sudah pernah ikut kelas keuangan QM Financial yang mana?
Ikut belajar keuangan di kelas online seperti di QM Financial memang bisa menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan keterampilan mengelola finansial. Nah, pertanyaannya, apa yang kemudian kamu lakukan setelah kelas selesai? Apakah sudah berhenti sampai di situ saja?
Ofkors tidak. Betul kan? Ya, seharusnya sih memang enggak berhenti hanya sampai kelas selesai. Bahkan faktanya, pembelajaran keuangan kita itu berlangsung seumur hidup loh! Jadi, jangan hanya berhenti di kelas. Lakukan beberapa hal berikut, agar manfaat kelas keuangannya lebih optimal.
Table of Contents
Mengoptimalkan Ilmu yang Didapatkan dari Kelas Keuangan

Review Materi
Setelah menyelesaikan kelas keuangan, langkah penting pertama adalah meluangkan waktu untuk secara menyeluruh untuk mereview kembali apa yang sudah didapatkan.
Enggak cuma sekadar membaca ulang catatan atau handout yang diberikan gratis, tetapi lebih kepada membenamkan diri dalam konsep dan prinsip yang telah dibahas.
So, cobalah duduk tenang, lalu buka semua materinya. Mulailah mengingat kembali topik-topik utama yang dibahas. Catatlah poin-poin penting dan konsep-konsep kunci, terutama yang paling relate dengan situasi yang sekarang kamu alami, atau yang memerlukan pemahaman lebih dalam.
Proses ini juga jadi kesempatan untuk mengidentifikasi area yang kamu mungkin belum sepenuhnya paham. Coba ditandai, agar kemudian kamu bisa mencari tahu lebih banyak dan menjawab pertanyaanmu sendiri.
Kamu juga bisa membuat ringkasan materi. Selain agar lebih mudah diingat, juga akan memudahkanmu untuk memahaminya. P
Praktik!
Apalah artinya belajar teori tanpa praktik? Bahkan, dalam hal keuangan, praktik itulah justru yang terbaik.
Setelah mempelajari berbagai konsep dan strategi di kelas keuangan, mulailah dengan mengidentifikasi aspek-aspek kehidupan finansial kamu yang paling membutuhkan perbaikan atau penyesuaian. Banyak ya?
Ya memang, tapi jangan overwhelmed dulu. Secara bertahap, aplikasikan satu konsep atau strategi pada satu waktu, sehingga kamu dapat memonitor dampaknya dengan jelas dan membuat penyesuaian bila perlu.
Sebagai contoh, jika kamu telah mempelajari tentang pentingnya anggaran, coba implementasikan dengan membuat anggaran bulanan yang detail. Buat rencana keuangan paling sederhana yang kamu bisa untuk memantau pengeluaran dan mengevaluasi efektivitasnya di akhir bulan.
Kalau mau segera fokus pada investasi, mulailah dengan investasi kecil di instrumen yang kamu pahami. Kamu bisa lanjut belajar dengan langsung praktik.

Memanfaatkan Sumber Daya Tambahan
Setelah mendapatkan ilmu di kelas keuangan, kamu juga bisa menambah lagi pengetahuanmu dari berbagai sumber daya tambahan lainnya.
Misalnya, habis ikutan kelas investasi, coba cari video QM Financial di YouTube yang menjelaskan tentang investasi. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi. Kamu bisa mencari juga podcast-nya di Spotify, atau baca-baca artikel di website ini.
Selain itu, kamu juga bisa bergabung dengan komunitas online, seperti forum keuangan atau grup media sosial. Dengan begitu, kamu bisa berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, berbagi pengalaman, dan mendapatkan saran praktis.
Evaluasi dan Penyesuaian Strategi Keuangan
Setelah kamu mencoba mengimplementasikan ilmu yang kamu dapatkan, maka lakukan evaluasi agar kamu tahu seberapa efektif strategi tersebut untuk kamu gunakan mencapai tujuan keuangan.
Misalnya, kamu cek catatan keuanganmu. Apakah sekarang sudah mulai tampak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan? Ataukah masih besar pasak daripada tiang? Jika iya, kamu perlu melihat lagi bagian mana yang salah, dan coba lakukan perubahan lagi.
Demikian juga kalau investasimu belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio atau mengubah alokasi aset. Penting juga untuk mempertimbangkan perubahan dalam kondisi keuangan terkini, seperti perubahan pendapatan, keadaan keluarga, atau kondisi pasar.

Berbagi dengan yang Lain
Setelah memperkaya diri dengan pengetahuan dari kelas keuangan, membuka pintu pengetahuan itu kepada orang lain—baik itu keluarga, teman, atau rekan kerja—bisa menjadi pengalaman yang sama berharganya.
Enggak hanya akan membantu orang lain, berbagai ilmu juga akan membuatmu semakin pintar dan terampil dalam mengelola keuangan pribadimu. Proses berbagi ini akan “memaksa” kamu untuk melihat materi dari perspektif yang berbeda, sehingga bisa saja kemudian muncul pertanyaan atau insight yang tadinya enggak kepikiran.
Selain itu, diskusi yang muncul dari berbagi pengetahuan ini dapat menginspirasi ide-ide baru dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah keuangan yang kamu hadapi. Jadi, enggak hanya bermanfaat untuk orang lain, kamu pun bisa belajar dari pengalaman dan wawasan orang lain.
Singkatnya, dengan berbagi pengetahuan, kamu enggak hanya memberi manfaat kepada orang lain tetapi juga terus mengasah dan memperluas pemahamanmu sendiri dalam dunia keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Ke-13: Asal Muasal dan Bagaimana Mengelolanya
Di bulan Juni Juli seperti ini, umumnya menjadi saat-saat ketika gaji ke-13 cair. Gaji ke-13 ini sering kali dianggap sebagai angin segar dalam kondisi finansial seseorang, terutama bagi mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Umumnya, banyak orang beranggapan bahwa gaji ke-13 hanya digunakan untuk konsumsi atau belanja. Padahal, sebenarnya tujuan pemberian benefit ini bukan untuk itu lo, awalnya. Pun, dengan pengelolaan yang tepat, penghasilan ini bisa menjadi instrumen penting untuk mencapai tujuan keuangan.
Bagaimanapun, tahukah kamu tentang sejarah dan latar belakang pemberian gaji ke-13 ini? Diperkenalkan pertama kali pada tahun 1969, benefit menjadi bentuk apresiasi pemerintah bagi abdi negara, dan sejak era Presiden Megawati, pemberian ini menjadi rutin. Namun, mendapatkan gaji tambahan ini juga menghadirkan tantangan tersendiri: bagaimana cara mengelola dan memanfaatkannya dengan baik?
Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih dalam tentang sejarah gaji ke-13 dan bagaimana cara mengelolanya dengan baik untuk mendukung rencana keuangan secara keseluruhan. Siap untuk memanfaatkannya dengan bijak? Mari kita mulai.
Asal Muasal Gaji Ke-13

Menurut informasi yang dirilis oleh Kominfo, pemberian gaji ke-13 kepada pegawai negeri sipil (PNS) pertama kali dilakukan pada tahun 1969. Pada saat itu, pemerintah bahkan memberikan gaji ke-14 sebagai pengganti hadiah Lebaran.
Namun, pemberiannya setelah itu tidak dilakukan secara rutin. Beberapa tahun absen, gaji ke-13 diberikan kembali pada tahun 1979, sekitar satu dekade setelah pemberian pertama. Kemudian, gaji ke-13 tidak diberikan lagi antara tahun 1980 sampai 1982, dengan alasan pemerintah telah melakukan peningkatan tunjangan penghasilan PNS.
Pada tahun 1983, gaji ini kembali diberikan kembali oleh pemerintah. Akan tetapi, hal ini tidak berlanjut pada tahun 1984, mengingat pemerintah telah menaikkan gaji PNS sebanyak 15 persen.
Pada akhir masa jabatan Presiden ke-5, Megawati Soekarnoputri, pemberiannya kepada PNS menjadi rutin. Dalam pidatonya menjelang peringatan HUT RI pada tahun 2003, Megawati mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan gaji ke-13 kepada PNS sebagai kompensasi atas tidak naiknya gaji abdi negara.
Sebagai realisasi dari pidato tersebut, pemerintah kemudian mengalokasikan dana sebesar Rp56,7 triliun untuk belanja pegawai dalam APBN 2004. Sejak saat itu, gaji ke-13 rutin dibagikan kepada PNS, dimulai sekitar tahun 2004.
Pemberian benefit ini kepada PNS dilanjutkan di era kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan berlanjut hingga era Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini.
Nah, tahukah kamu, atau setidaknya harus notice, bahwa pemberian gaji ini biasanya dilakukan setiap awal tahun ajaran baru. Kenapa? Karena bertujuan membantu PNS membiayai pendidikan anak-anak mereka. Iya, jadi bukan buat belanja-belanji sampai habis ya.
Komponen dari gaji ke-13 untuk PNS bervariasi. Pasal 6 PP Nomor 15 Tahun 2023 menjelaskan bahwa gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) terdiri atas gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, dan 50 persen tunjangan kinerja sesuai pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Sementara itu, komponen gaji ke-13 yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) meliputi gaji pokok, tunjangan keluarga, tunjangan pangan, tunjangan jabatan atau tunjangan umum, serta tambahan penghasilan paling banyak 50 persen yang diterima dalam satu bulan.
Instansi pemerintah daerah yang memberikan tambahan penghasilan harus memperhatikan kapasitas fiskal daerah. Selain itu, penambahan penghasilan harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan serta sesuai dengan pangkat, jabatan, peringkat jabatan, atau kelas jabatannya.
Cara Mengelola Gaji Ke-13

Nah, sekarang kan sudah tahu asal muasal ada gaji ke-13. Sudah tahu juga tujuannya, ya kan? Jadi, alangkah baiknya digunakan sesuai tujuan pemberiannya.
Namun, tentu hal ini tidak membatasi penggunaannya. Yang penting, kuncinya adalah pada pengelolaannya atau alokasinya. Ya, kalau PNS-nya sudah berkeluarga dan punya anak. Yang masih single, kan banyak juga?
So, berikut beberapa tips untuk mengelola gaji ke-13 secara efektif agar tak habis begitu saja tanpa bekas.
Perencanaan dan Anggaran
Sebelum menerima gaji ke-13, buatlah rencana penggunaan yang jelas. Sesuaikan dengan kebutuhan yang kamu miliki. Kalau memang sudah berkeluarga, ada baiknya dipertimbangkan untuk digunakan seperti seharusnya: biaya pendidikan anak. Selain itu, kamu juga bisa memanfaatkannya untuk kebutuhan lain.
Bayar Utang
Jika memiliki utang atau kredit, gunakan sebagian dari gaji ke-13 untuk melunasi atau mengurangi beban tersebut. Mengurangi jumlah utang akan membantu mengurangi stres finansial dan membuka ruang untuk tabungan atau investasi di masa depan.
Tabungan dan Investasi
Jika tidak memiliki utang yang perlu dibayar, pertimbangkan untuk menyimpan atau berinvestasi. Bisa dalam bentuk deposito, reksa dana, saham, atau obligasi. Sesuaikan dengan tujuan keuangan dan juga profi risikomu ya.
Dana Darurat
Idealnya, setiap keluarga harus memiliki dana darurat yang setara dengan biaya hidup setidaknya 3-6 bulan. Jika belum mencapai jumlah ini, gunakan sebagian gaji ke-13 untuk menambah dana darurat.
Pendidikan Anak
Gaji ke-13 bisa digunakan untuk membiayai pendidikan anak, seperti membayar uang sekolah, membeli buku, atau membayar biaya les tambahan. Ya, intinya berbagai kebutuhan tahun ajaran baru deh.

Pengeluaran Tahunan
Gaji ke-13 termasuk ke dalam jenis penghasilan tahunan. Dengan demikian, bisa juga dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pengeluaran tahunan. Kayak apa misalnya? Ya, seperti untuk bayar premi asuransi, untuk kurban, pajak, dan sebagainya.
Lalu, kapan senang-senangnya? Tentu saja, gaji ke-13 boleh-boleh saja kalau ingin kamu gunakan untuk memberi self reward. Setelah memenuhi semua kebutuhan dan kewajiban finansial, justru jangan lupa untuk memanjakan diri sendiri atau keluarga. Kamu telah bekerja keras sepanjang tahun dan layak untuk menikmati hasil kerjamu. Ya kan?
Pada akhirnya, bagaimana kamu mengelola gaji ke-13 tergantung pada kebutuhan dan prioritas finansial kamu sendiri juga. Yang terpenting adalah melakukan perencanaan dan anggaran secara hati-hati untuk memastikan bahwa kamu menggunakan uang tersebut sebaik-baiknya.
Gaji ke-13 bukan hanya sekedar bonus atau tambahan belanja, melainkan peluang untuk memperbaiki kondisi keuangan. Oleh karena itu, pengelolaan yang bijaksana sangat penting.
Untuk lebih memahami bagaimana cara mengelola gaji ke-13 dan pendapatan secara umum dengan lebih baik, QM Financial menyediakan pelatihan keuangan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jadilah bagian dari perubahan positif dalam kehidupan keuangan di kantormu dengan QM Financial dan lihat bagaimana pengetahuan keuangan yang tepat dapat membawamu ke kebebasan finansial.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi Hotline QM Financial ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Aplikasi Perencanaan Keuangan yang Bisa Bantu Kamu Atur Uang
Dalam era digital saat ini, mengelola keuangan pribadi tidak harus menjadi tugas yang membingungkan dan melelahkan. Seiring dengan berkembangnya teknologi, bermunculanlah berbagai aplikasi perencanaan keuangan yang dapat membantu kita mengatur uang dengan cerdas dan efisien. Dari pengaturan anggaran hingga pelacakan pengeluaran, aplikasi ini hadir dengan berbagai fitur yang membuat perencanaan keuangan menjadi lebih mudah dan dapat diakses langsung dari genggaman tangan kita.
Namun, dengan begitu banyak pilihan di luar sana, mungkin sulit untuk menentukan aplikasi mana yang paling sesuai dengan kebutuhan. Pasalnya, setiap aplikasi memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Pun, masing-masing ada fitur yang mungkin atau tidak relevan dengan situasi keuangan kita.
So, penting untuk mengetahui apa yang ditawarkan oleh masing-masing aplikasi agar kemudian kita dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih alat yang akan membantu kita atur keuangan.
Dalam artikel ini, kita akan melihat 5 aplikasi perencanaan keuangan teratas yang dapat menjadi asisten virtual kamu dalam mengelola uang. Simak yuk!
Aplikasi Perencanaan Keuangan untuk Bantu Atur Keuangan
Berikut adalah beberapa aplikasi perencanaan keuangan yang populer dan telah mendapat ulasan baik hingga data tahun 2021, yang telah terbukti berguna dalam membantu pengguna mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif.

1. Mint
Mint adalah salah satu aplikasi perencanaan keuangan yang paling populer dan telah eksis selama beberapa tahun. Dikembangkan oleh Intuit, perusahaan yang juga berada di balik QuickBooks dan TurboTax, Mint menyediakan beragam fitur yang membantu pengguna mengelola keuangan mereka dengan lebih efisien.
Salah satu keunggulan utama Mint adalah kemampuannya untuk menggabungkan berbagai akun keuangan dalam satu platform. So, di aplikasi ini kamu dapat menghubungkan akun bank, kartu kredit, pinjaman, dan investasi, sehingga kamu dapat melihat gambaran keseluruhan keuanganmu dalam satu tampilan.
Perlu dicatat bahwa Mint adalah aplikasi gratis. Pengembangnya mendapatkan penghasilan melalui rekomendasi produk keuangan. Jadi, akan ada waktu ketika kamu disodori berbagai rekomendasi produk. Tentunya, harus kamu sesuaikan dengan kebutuhan dan rencana keuanganmu.
2. You Need a Budget (YNAB)
You Need a Budget (YNAB) adalah aplikasi perencanaan keuangan yang dirancang khusus untuk membantu pengguna mengelola anggaran dengan lebih efektif. Berbeda dengan beberapa aplikasi keuangan lainnya yang lebih berfokus pada melacak pengeluaran dan investasi, YNAB ini fokus pada penganggaran. Ibaratnya, aplikasi ini mengarahkan penggunanya untuk selalu memiliki rencana bagi setiap sen uang yang dihasilkannya.
Uniknya lagi, YNAB ini dikembangkan dengan prinsip 4% rule. Ingat kan, tentang 4% rule? Boleh baca lagi artikelnya kalau lupa atau keskip ya. So, aplikasi perencanaan keuangan ini akan memandumu untuk bisa membangun net worth sesuai 4% rule tersebut.

3. PocketGuard
PocketGuard adalah aplikasi perencanaan keuangan yang dirancang untuk membantu pengguna mengelola anggaran dan melacak pengeluaran dengan cara yang sederhana dan intuitif. Aplikasi ini sangat cocok untuk mereka yang ingin mendapatkan gambaran yang jelas tentang berapa banyak uang yang dapat mereka belanjakan setelah memenuhi semua kewajiban keuangan.
Salah satu fitur unik dari PocketGuard adalah “In My Pocket”, yang memberi tahu pengguna berapa banyak uang yang dimiliki untuk dibelanjakan setelah memperhitungkan pengeluaran tetap seperti tagihan dan tabungan. Hal ini tentunya akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kondisi riil keuanganmu, sehingga kalau kamu butuh apa-apa kamu bisa langsung menggunakannya secara bebas tanpa mengorbankan pos rutin.
4. Goodbudget
Goodbudget adalah aplikasi perencanaan keuangan yang menggunakan prinsip amplop untuk anggaran. Ini berarti bahwa pengguna dapat mengalokasikan sejumlah uang untuk kategori pengeluaran tertentu, mirip dengan menempatkan uang dalam amplop fisik untuk keperluan tertentu. Goodbudget adalah solusi bagi mereka yang ingin mengadopsi pendekatan disiplin dan terencana dalam pengelolaan keuangan.
Goodbudget memungkinkan pengguna untuk membuat “amplop” virtual untuk berbagai kategori pengeluaran, seperti bahan makanan, hiburan, atau tabungan. Ini membantu dalam memastikan kalau kamu enggak menghabiskan lebih dari yang kamu rencanakan untuk kategori tertentu dan mendorong kebiasaan anggaran yang bertanggung jawab.
Goodbudget adalah pilihan yang solid untuk individu atau keluarga yang mencari pendekatan yang terstruktur untuk anggaran berbasis amplop dan ingin lebih terlibat secara aktif dalam pengelolaan keuangan mereka.

5. Toshl Finance
Toshl Finance adalah aplikasi perencanaan keuangan yang dirancang untuk membuat pengelolaan uangmu menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Aplikasi ini menawarkan berbagai fitur yang membantu pengguna melacak pengeluaran, mengatur anggaran, dan mendapatkan gambaran umum tentang keuangan mereka.
Kamu dapat mengekspor data keuanganmu dalam berbagai format, yang berguna jika kamu ingin menganalisisnya lebih lanjut atau menyimpannya untuk catatan. Aplikasi ini juga sinkronisasi di berbagai perangkat, sehingga kamu dapat mengakses data keuanganmu di mana saja.
Dalam perjalanan menuju kesejahteraan finansial, memilih alat yang tepat untuk mendampingimu adalah langkah krusial. Mohon kebijakannya, ulasan tersebut di atas sekadar untuk berbagi wawasan dan pengetahuan, dan bukan merupakan rekomendasi. Silakan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-masing, dan bertanggung jawab atas pilihan masing-masing juga ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tahun Ajaran Baru, Ada 5 Kebutuhan Ini yang Harus Disiapkan
Tahun ajaran baru sering kali dianggap sebagai momen yang penuh semangat dan harapan buat orang tua dan anak-anak. Dengan berbagai resolusi pendidikan yang telah ditetapkan, kini saatnya untuk memulai perjalanan akademis yang lebih baik.
Namun, sebelum menapaki jalan ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar anak-anak dapat menjalani proses belajar dengan lancar. Kesiapan ini tidak hanya berkaitan dengan mental, tetapi juga meliputi aspek logistik yang penting.
Dalam rangka menyambut kegembiraan dan tantangan yang akan dihadapi di tahun ajaran baru ini, penting bagi orang tua untuk menyusun daftar kebutuhan yang harus disiapkan. Mulai dari peralatan sekolah, pakaian, hingga kebutuhan ekstra lainnya sesuai kebutuhan. Semua hal tersebut memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak.
So, kali ini, kita akan membahas lima kebutuhan utama yang harus diantisipasi dan disiapkan oleh setiap orang tua seiring dimulainya tahun ajaran baru.
5 Kebutuhan Tahun Ajaran Baru yang Mesti Disiapkan

Daftar Ulang
Saat anak-anak naik ke tingkat kelas yang lebih tinggi, maka ada sekolah yang memiliki kebijakan bagi siswa untuk melakukan daftar ulang.
Nah, biasanya di sini juga ada iuran tahunan. Ya, tergantung kebijakan sekolah masing-masing sih. Seperti di sekolah negeri, besar kemungkinan iuran awal tahun ajaran baru seperti ini tidak ada. Namun, di beberapa sekolah swasta, terdapat kebijakan yang mengharuskan pembayaran kontribusi sekolah di awal tahun ajaran baru seperti sekarang ini. Oleh karena itu, disarankan untuk memastikan apakah sekolah tempat anak belajar memiliki kebijakan semacam ini.
Sejatinya, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, sekolah telah diberi arahan untuk tidak membebankan biaya tambahan kepada orang tua sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak mereka. Namun, implementasi kebijakan ini mungkin lebih menantang bagi sekolah swasta.
Beberapa di antaranya masih membutuhkan kontribusi sekolah di luar SPP bulanan, dikarenakan kebutuhan mereka akan dana tambahan untuk pengembangan fasilitas dan operasional. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah biasanya hanya mencakup kebutuhan operasional dasar dalam pendidikan. Sementara itu, sekolah tersebut juga memiliki beragam kebutuhan lain yang harus dipenuhi.
SPP 2 Bulan
Sering kali, aspek ini luput dari perhitungan. Umumnya, anak-anak kembali bersekolah setelah liburan dan kenaikan kelas di pertengahan bulan Juli, yang diikuti oleh pergantian bulan ke Agustus hanya dalam waktu sekitar 2 minggu berikutnya.
Akibatnya, pembayaran SPP terasa seakan-akan dilakukan untuk dua bulan secara bersamaan; yaitu membayar untuk bulan Juli dan Agustus, karena jarak waktunya sangat singkat. Dengan demikian, dampak finansialnya cukup signifikan.
Adalah bijaksana untuk mempertimbangkan hal ini sejak dini, supaya enggak shock duluan akibat setelah membayar SPP, kok tiba-tiba tagihan berikutnya sudah datang lagi.

Buku-Buku dan Alat Tulis
Saat ini, pemerintah telah mengambil langkah positif dengan menyediakan bantuan berupa buku ajar yang telah disinkronisasi dengan kurikulum. Buku paket ini biasanya dipinjamkan pada siswa melalui perpustakaan sekolah masing-masing, dan boleh digunakan selama satu tahun penuh.
Beberapa orang tua merasa puas dengan membiarkan anak mereka menggunakan buku-buku yang telah disediakan oleh pemerintah. Namun, ada juga yang memilih untuk membeli paket buku secara mandiri bagi anak mereka. Tentu saja, ini merupakan keputusan pribadi. Alasan utama biasanya adalah untuk kenyamanan dalam belajar, karena buku yang dipinjamkan pastinya kan enggak boleh dicorat-coret. Padahal kadang, ada anak yang suka mencatat langsung di buku ajar yang dipakainya.
Jika kita melihat di salah satu platform jual beli online, satu set buku tematik dijual dengan harga kisaran Rp70.000 – Rp90.000, yang sudah mencakup tema 1 hingga 8 kalau di sekolah dasar. Sementara, ada juga buku-buku pendukung yang juga diperlukan. Masih berdasarkan observasi di platform jual beli online, harga buku pendukung ini berkisar antara Rp80.000 – Rp130.000 per buku untuk sekolah dasar, tergantung pada ketebalannya dan penerbit.
Nah, pastinya, kalau hal ini enggak dianggarkan, ya jadinya cukup berat juga di keuangan kan?
Salah satu opsi untuk menghemat adalah dengan berburu diskon dan promo, yang sering dilakukan oleh toko-toko buku, baik secara offline maupun online. Alternatif lain adalah mencari buku bekas. Kalau sempat berburu, bisa saja menemukan yang kondisinya lumayan, sementara harganya bisa jadi setengah dari harga buku baru.
Selain itu, mungkin juga akan butuh buku dan alat tulis. Ini masih sama, bisa menghemat dengan berburu diskon dan promo yang biasanya selalu ada di awal tahun ajaran baru, atau membeli secara grosiran.
Pakaian Seragam
Di awal tahun ajaran baru, orang tua mungkin perlu membeli beberapa pakaian seragam sekaligus untuk anak yang baru naik kelas. Bisa jadi karena pakaian seragam yang lama sudah enggak muat, terutama rok yang mungkin sudah terlalu pendek atau celana yang sudah terlalu tinggi.
Anak-anak zaman sekarang pertumbuhannya luar biasa kan ya? Terutama yang masih duduk di sekolah dasar, pertumbuhan fisik mereka cukup signifikan, terutama ketika mereka baru memasuki kelas satu dan sekarang mungkin sudah di kelas tiga atau empat. Tentu saja, kasihan jika anak-anak dipaksa mengenakan seragam yang sudah kekecilan. Oleh karena itu, hal ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan di tahun ajaran baru.

Sepatu, Tas, dan Lainnya
Ada orang tua yang memiliki kebiasaan membeli sepatu baru setiap tahun untuk anak-anak mereka. Kadang terjadi, meskipun telah membeli sepatu bermerk berkualitas dengan harapan akan lebih tahan lama, tetapi ternyata di akhir tahun ajaran sepatu tersebut sering kali sudah tidak layak pakai lagi. Entah jahitannya yang terlepas, solnya lepas, dan lain sebagainya. Atau ya yang klasik: kekecilan.
Selain sepatu, mungkin juga ada item tambahan lainnya yang harus diperiksa dan disiapkan, yang mungkin bervariasi berdasarkan kebutuhan spesifik dari setiap individu. Karena itu, jangan sampai lupa untuk menambahkannya di anggaran.
So, kalau dilihat-lihat lagi, keperluan di tahun ajaran baru ini memang cukup banyak, dan sifatnya printilan. Kebanyakan orang tua selalu hanya fokus pada dana pendidikan yang akan digunakan untuk membayar uang pangkal atau iuran yang memang jumlahnya besar, sehingga yang printilan ini sering ke-skip. Padahal kalau misalnya dijumlah secara total, nominalnya juga banyak lo!
Jadi, penting untuk diingat bahwa persiapan yang matang terhadap kebutuhan anak-anak menjelang tahun ajaran baru adalah investasi dalam pendidikan mereka. Dengan memastikan bahwa mereka memiliki semua yang dibutuhkan, kita membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang dapat meningkatkan fokus dan motivasi mereka.
Selain itu, keterlibatan aktif dan dukungan orang tua juga sangat berperan dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan kegigihan anak dalam menghadapi tantangan akademis. Mari kita dedikasikan waktu dan sumber daya kita untuk mempersiapkan anak-anak kita dengan sebaik-baiknya, karena investasi dalam pendidikan adalah investasi untuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
4 Pelajaran Keuangan di Hari Buruh Internasional
Hari Buruh Internasional, juga dikenal sebagai Hari Buruh atau May Day, dirayakan setiap tahun pada tanggal 1 Mei. Apakah kamu sudah tahu bagaimana sejarah hingga harus ada peringatan Hari Buruh ini?
Sejarah perayaan ini bermula dari gerakan buruh di akhir abad ke-19, terutama di Amerika Serikat dan Eropa. Pada masa itu, buruh di berbagai negara menuntut hak-hak mereka, seperti upah yang lebih baik, jam kerja yang lebih pendek, dan kondisi kerja yang lebih aman.
Pada tahun 1886, ribuan buruh di Amerika Serikat melakukan aksi mogok massal pada tanggal 1 Mei untuk menuntut hari kerja 8 jam. Salah satu insiden yang paling terkenal dan berdampak luas adalah insiden Haymarket yang terjadi pada tanggal 4 Mei 1886 di Chicago, yang menelan banyak korban.
Sebagai respons terhadap insiden Haymarket, pada tahun 1889, Kongres Internasional Kedua yang diadakan oleh Internasional Sosialis memutuskan untuk menjadikan tanggal 1 Mei sebagai hari solidaritas buruh internasional. Sejak itu, Hari Buruh Internasional telah dirayakan di seluruh dunia sebagai peringatan perjuangan buruh dan pencapaian hak-hak mereka.
Pelajaran Keuangan Hari Buruh Internasional

Hari Buruh Internasional, yang dirayakan setiap tanggal 1 Mei, merupakan peringatan penting bagi pekerja di seluruh dunia untuk menghargai kontribusi mereka terhadap ekonomi dan kemajuan sosial. Pada hari ini, karyawan bisa memanfaatkan kesempatan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang keuangan pribadi dan hak keuangan yang seharusnya mereka terima dari perusahaan tempat mereka bekerja.
Berikut beberapa pelajaran keuangan yang berkaitan dengan Hari Buruh:
1. Memahami hak-hak keuangan
Memahami hak-hak keuangan karyawan merupakan langkah penting dalam mengelola keuangan pribadi dan memastikan kesejahteraan finansial jangka panjang yang patut mulai dipelajari di momen Hari Buruh Internasional ini. Berikut adalah beberapa aspek penting dari hak keuangan karyawan yang perlu dipahami secara lebih detail:
- Gaji atau upah: Pastikan sebagai karyawan, kamu tahu gaji atau upah yang diterima sesuai dengan perjanjian. Periksa struktur gaji yang diterima termasuk komponen dasar, tunjangan, dan potongan.
- Tunjangan: Pelajari berbagai jenis tunjangan yang mungkin diterima, seperti tunjangan makan, transportasi, perumahan, atau kesehatan. Periksa apakah tunjangan tersebut diwajibkan oleh hukum atau merupakan kebijakan perusahaan.
- Cuti dan hari libur: Pahami hak terkait cuti tahunan, cuti sakit, cuti melahirkan, dan hari libur. Pastikan kamu mengetahui proses pengajuan cuti dan batasan yang mungkin ada.
- Bonus dan insentif: Cari tahu apakah kamu berhak atas bonus atau insentif berdasarkan kinerja, keuntungan perusahaan, atau pencapaian target. Ketahui juga kapan dan bagaimana bonus atau insentif tersebut dibayarkan.
- Jaminan sosial: Pahami tentang program jaminan sosial yang berlaku, seperti pensiun, asuransi dan program kesehatan, dan jaminan kecelakaan kerja. Pastikan kamu terdaftar dalam program ini dan mengetahui manfaat yang ditawarkan.
- Pesangon: Jika terjadi pemutusan hubungan kerja, pastikan kamu paham betul hak-hak sebagai pekerja untuk menerima pesangon sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum atau perjanjian kerja.
- Overtime atau lembur: Pahami hak kamu terkait kompensasi untuk jam kerja lembur, termasuk tingkat upah lembur yang ditetapkan atau disepakati dan prosedur pengajuan klaim lembur.
- Kesempatan pelatihan dan pengembangan: Cari tahu tentang kesempatan pelatihan dan pengembangan yang ditawarkan oleh perusahaan, serta apakah ada dana atau subsidi yang tersedia untuk meningkatkan keterampilan dan karier kamu. Termasuk, apakah ada pelatihan keuangan atau financial training di kantormu?
Memahami hak-hak keuangan di Hari Buruh Internasional akan membantumu memastikan bahwa kamu menerima kompensasi yang adil dan layak serta memungkinkanmu untuk mengelola keuangan pribadi dengan lebih baik. Jangan ragu untuk mengajukan pertanyaan atau mencari bantuan dari HRD perusahaan, rekan kerja, atau ahli hukum ketenagakerjaan jika kamu merasa hak-hak keuangan tersebut tidak terpenuhi.

2. Penyusunan anggaran berdasarkan gaji
Setelah paham dengan hak-hak keuangan yang seharusnya diterima dari perusahaan, enggak seharusnya berhenti di situ saja. Di momen Hari Buruh Internasional ini, sebagai karyawan, belajar menyusun anggaran pribadi berdasarkan gaji dan tunjangan yang diterima, untuk mencapai tujuan keuangan.
Tahapannya meliputi mengenali kebutuhan dan pengeluaran, membuat anggaran, membuat prioritas, hingga membangun dana darurat.
3. Perencanaan pensiun
Karyawan harus mulai merencanakan pensiun sejak dini, setidaknya bisa menghitung kebutuhan pensiun seperti apa dan kemudian membuat rencana agar kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan baik.
Hal ini juga termasuk memahami opsi dana pensiun yang ditawarkan oleh perusahaan atau pemerintah. Dengan memahami kebutuhan, karyawan juga akan bisa memperkirakan dana pensiun apakah cukup dengan opsi dari perusahaan, ataukah harus menambah instrumen secara mandiri.
4. Pengelolaan utang
Sudah bukan rahasia lagi, bahwa karyawan sering kali terlibat masalah utang. Lebih parah lagi, terlibat utang pada rentenir yang mencekik.
Utang memang tak dilarang. Bahkan jika dikelola dengan baik, utang dapat menjadi leverage untuk karyawan bisa meningkatkan kesejahteraan hidup. Karena itu, adalah penting di momen Hari Buruh Internasional ini untuk menjadi garis start bagi karyawan untuk sadar pentingnya pengelolaan utang yang baik, dan memahami manfaat sebenarnya dari utang.

Jadi, bisa disimpulkan bahwa hubungan antara Hari Buruh Internasional dan pelajaran keuangan bagi karyawan terletak pada kesadaran akan pentingnya keuangan pribadi dan hak-hak keuangan dalam meningkatkan kualitas hidup dan keberlanjutan karier mereka. Dengan memahami dan mengelola keuangan mereka dengan baik, karyawan akan lebih siap menghadapi masa depan yang lebih baik secara finansial.
Yuk, sejahtera bersama!
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi Hotline QM Financial ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Persiapan Liburan Akhir Tahun, Ini Dia Hal Keuangan yang Harus Dilakukan
Nggak terasa sudah November! Artinya, sebentar lagi Desember, yang artinya lagi, siap-siap liburan akhir tahun!
Jadi gimana, kapan kita ke mana?
Liburan itu dibilang penting ya penting, dibilang nggak penting … siapa itu yang berani bilang nggak penting? Liburan itu healing, setidaknya kita bisa menikmati jeda di tengah-tengah kesibukan yang bikin stres setiap harinya. Di situlah titik pentingnya.
Bahkan banyak yang ngeles, “Biaya psikiater lebih mahal daripada biaya liburan, bestie!”
Benar atau enggak, silakan dibuktikan sendiri-sendiri ya.
Yang pasti, boleh saja kalau kamu memprioritaskan liburan akhir tahun saat ini. Wajar kok, dan kamu pasti layak banget buat liburan setelah bekerja keras sepanjang tahun. Tapi, yuk, dipersiapkan, biar enggak kejadian, pulang dari liburan, tabungan terkuras bahkan sampai terlilit utang. Habis liburan bukannya fresh, malah makin stres!
So, kan masih ada waktu 1 bulan nih, hingga menjelang akhir tahun. Jadi cocok banget nih, kalau mau mulai siap-siap liburan akhir tahun sekarang.

Langkah Mempersiapkan Keuangan untuk Liburan Akhir Tahun
Tentukan anggaran
Anggaran dan cash flow adalah koentji, agar setelah liburan nanti kita tak sampai kehabisan tabungan sampai terlilit utang.
Buat rencana perjalanan, atau itinerary, sedetail mungkin. Dari itinerary ini, kamu kemudian bisa membuat anggaran yang dibutuhkan untuk liburan akhir tahun. So, semakin detail itinerary-nya, maka semakin mudah pula kamu menyusun anggaran. Semakin detail anggarannya, semakin mantap pula kamu mempersiapkannya.
Anggaran ini terdiri dari estimasi biaya penginapan, transportasi, makan, minum, camilan, oleh-oleh, tiket-tiket wahana, dan sebagainya. Lakukan survei untuk mendapatkan estimasi serealistis mungkin.
Jangan lupa dana cadangan
Dalam anggaran, jangan lupa anggarkan juga dana cadangan, alias dana darurat.
Dana ini penting, karena sudah biasa banget dalam liburan, pengeluaran akan membengkak. Berapa besar dana cadangannya? Ya, kamu bisa memperkirakannya dengan situasi dan kondisimu. Bisa jadi 10% dari anggaran total sudah cukup.
Simpan di rekening terpisah
Jika sudah punya anggaran dan juga sudah punya dananya, maka segera pisahkan ke akun atau rekening terpisah, agar tak terpakai untuk kebutuhan yang lainnya.
Produk keuangan zaman sekarang banyak sekali, dan dilengkapi fitur yang oke banget buat bantu kamu menyiapkan dana liburan akhir tahun. Misalnya seperti aplikasi bank digital, yang menyediakan fitur kantong-kantong terpisah untuk berbagai kebutuhan. Nah, ini bisa kamu manfaatkan untuk memisahkan dana khusus liburan yang sesuai anggaran.
Atau, kamu bisa juga membuka reksa dana pasar uang, karena tujuan keuanganmu kan tinggal sebulan lagi. Jadi, pastikan kamu menggunakan produk yang risikonya paling minimal.
Jika kamu bermaksud untuk menabung lagi, sisihkanlah dana setiap bulan ke rekening khusus liburan ini sesuai dengan rencana anggaran.
Bagaimana jika kurang?

Ulik pengeluaran yang kurang penting
Untuk sekarang, prioritas jangka pendekmu adalah liburan akhir tahun. Karena itu, bolehlah kamu taruh sebagai prioritas paling atas. Mungkin kamu sebelumnya suka jajan-jajan cantik, nongkrong-nongkrong ganteng di coffee shop, nah, sekarang bisa kamu kurangi dulu demi terkumpulnya dana liburan sesuai anggaran.
Berhemat receh-receh bisa menambah jumlah yang signifikan juga lo! Jadi, jangan ragu untuk berhemat di sana-sini ya.
Cari program promo
Sebenarnya, jika perjalanan kamu direncanakan dari jauh-jauh hari, maka bisa saja kamu mendapatkan tiket yang lebih murah. Tetapi kalau memang baru sempat dipersiapkan sekarang, kamu masih bisa kok mencari berbagai program promo.
Beberapa pihak memang sering menawarkan program promosi yang bertepatan dengan liburan. Misalnya seperti aplikasi atau platform traveling, maskapai, hingga hotel. So, coba deh mulai berburu sedari sekarang. Siapa tahu, kamu bisa mendapatkan tiket, hotel, atau paket wisata murah.

Jangan Lupa Catat Pengeluaran Selama Liburan!
Nah, yang paling penting juga nih, sepenting mempersiapkan keuangan untuk liburan akhir tahun: catat pengeluaran yang dilakukan selama liburan.
Dengan demikian, setelah pulang dari liburan, kamu bisa melakukan evaluasi terhadap realisasi anggaran kamu: apakah sudah sesuai dengan rencana ataukah boncos alias tak terkendali? Jika ternyata yang terakhir yang terjadi, pada kesempatan berikutnya kamu bisa perbaiki lagi.
Yang pasti, dengan mencatat setiap pengeluaran, sebenarnya kamu sudah melakukan pengendalian. Karena kalau melihat pengeluaran terlalu kenceng, kamu pun bisa langsung mengerem dengan melakukan penyesuaian sana-sini.
So, gimana? Sudah enggak sabar kan, bersiap untuk berlibur lagi? Jangan lupa jaga kesehatan juga ya, supaya kamu bisa jalan-jalan dalam kondisi fit!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Mengelola Gaji ala Bunda Corla
Siapa yang belum kenal Bunda Corla? Ah, pasti sudah tahu betul nih ya. Atau mungkin selalu menonton Instagram Live-nya?
Buat yang sudah mengikuti, pasti tahu kan, bahwa Bunda Corla bekerja di sebuah waralaba resto cepat saji yang sudah mendunia di Jerman. Dan, beberapa waktu yang lalu, ia menceritakan seluk beluk pekerjaannya di restoran tersebut. Bahkan, sampai mau menyebutkan berapa gaji yang diterimanya.
Nah, ini menarik. Karena dari cerita Bunda Corla tentang gajinya ini, kita bisa belajar banyak darinya untuk mengelola keuangan dengan baik.

Bunda Corla dan Gaji sebagai Karyawan Restoran
Karyawan restoran bukan merupakan profesi yang terlalu wah. Beda dengan pengacara, dokter, arsitek, pekerja tambang minyak lepas pantai, CEO, dan sejenisnya yang identik dengan gaji yang besar. Baik di Jerman maupun di Indonesia, karyawan restoran waralaba seperti ini kurang lebih berada di “level” yang sama.
So, kita bisa anggap bahwa Bunda Corla bisa mewakili selapisan masyarakat umum yang ada di Indonesia juga.
Secara angka, memang gaji Bunda Corla terlihat besar. Menurut pengakuannya, ia menerima gaji kotor sebesar EUR 2.000. Jika diperhitungkan dengan kurs rupiah saat artikel ini ditulis, EUR 1 = Rp15.600. Itu artinya gaji kotor yang diterima adalah Rp31.200.000. Gaji tersebut dipotong untuk pajak, dana pensiun, dan jaminan kesehatan, sehingga gaji yang diterima bersih adalah sebesar EUR 1.600. Ini artinya 80% dari gaji kotor.
Dari EUR 1.600, EUR 400 dipakai untuk membayar rumah, sementara untuk keperluan lain-lain anggarannya EUR 600. Dengan demikian, masih ada sisa dana yang cukup banyak yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, Bunda Corla juga bisa mengirimkan sejumlah uang untuk keluarganya di Indonesia.
Dengan dana yang tersisa, Bunda Corla mengaku sangat cukup. Bisa makan enak setiap hari.

Pelajaran Mengelola Keuangan dari Bunda Corla
Jadi, apa nih yang kita pelajari?
1. Bagi sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing
Kalau mau direkap, maka pengelolaan Bunda Corla membagi anggarannya yang terdiri atas rumah : keperluan lain-lain : kebutuhan hidup dengan proporsi 25% : 37.5% : 37.5%.
Nah, kamu bisa membaginya pos pengeluaran dengan menyesuaikan kondisi kamu juga. Rekomendasi dari QM Financial adalah 4-3-2-1, yaitu 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan utang, 20% investasi, dan 10% lifestyle.
Angka ini tidak mutlak, kamu sangat bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisimu. Misalnya kamu tak punya cicilan utang, dan memilih mengalihkan 30% ke pos investasi juga boleh. Atau mau kamu pakai senang-senang di pos lifestyle juga boleh banget.
2. Pentingnya dana pensiun
Untuk dana pensiun, hak Bunda Corla sudah dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sudah ada pemotongan sekian persen dari gajinya setiap bulan. Hal ini juga berlaku di Indonesia bagi sebagian besar karyawan perusahaan.
Namun, sebagian profesi lain tidak mendapatkan hal ini karena satu dan lain hal. Misalnya saja untuk kamu yang berprofesi sebagai pekerja lepas, part timer, dan sejenisnya. So, kamu perlu membangun dana pensiunmu sendiri.
Baik kamu yang sudah difasilitasi oleh perusahaan ataupun yang harus membangun sendiri, sebaiknya hitung kebutuhan pensiun dengan cermat, agar nantinya kamu juga bisa mempersiapkannya dengan baik. Banyak orang gagal pensiun sejahtera karena ternyata mereka salah perhitungan; dikira sudah cukup, ternyata enggak. Akibatnya, ada yang harus kembali bekerja di masa pensiunnya, ada yang kemudian menjadi beban anak-anak mereka, dan sebagainya.
Kamu pastinya tak mau hal ini terjadi kan?

3. Pentingnya jaminan kesehatan
Untuk kesehatan, Bunda Corla juga sudah difasilitasi oleh kantor tempatnya bekerja. Hal ini pun berlaku di Indonesia, ketika perusahaan-perusahaan wajib mengikutsertakan karyawannya pada BPJS Kesehatan. Skema iurannya juga sama, yaitu dengan pemotongan gaji, yang nominalnya juga masih cukup terjangkau.
Cakupan perlindungan dari BPJS Kesehatan ini sudah sangat memadai, sebenarnya. Mulai dari ada jaminan melahirkan sampai beberapa penyakit kronis juga tercover. Namun, jika sekiranya masih belum memadai, bisa juga jika kamu menambah dengan asuransi kesehatan swasta lainnya.
Pastikan setiap orang yang biaya hidupnya kamu tanggung juga memiliki BPJS Kesehatan ya.
4. It’s ok untuk membantu kebutuhan keluarga
Seorang Bunda Corla saja dengan rela membantu keluarga, dengan mengirimkan sejumlah uang. Masa kamu mengeluh ketika keluarga perlu dibantu?
Sebagai orang yang murah rezekinya, sudah sepantasnya kan, kita membantu sesama? Apalagi ini keluarga. So, it’s ok banget jika kita membantu keluarga, termasuk dalam hal finansial.
Masukkan “bantuan” ini dalam anggaran, agar terkontrol dan tetap enggak berlebihan setiap bulannya. Dengan demikian, kebutuhan hidup kamu yang lain—yang juga tak kalah penting—bisa tercukupi dengan baik.
5. Bukan angkanya, tapi “cukup”
Bunda Corla sempat bilang, “Jangan lihat angkanya dulu.” –tapi Bunda menekankan bahwa dengan penghasilan sebesar itu, ia merasa cukup banget untuk memenuhi kebutuhan.
Memang kalau dilihat angka, cukup besar ya. Setara Rp31 juta lo, gaji kotornya. Tetapi ingat, bahwa taraf hidup di Jerman pastinya berbeda dengan Indonesia. Untuk membayar rumah saja, Bunda Corla harus menganggarkan EUR 400 sendiri, itu artinya Rp6 juta setiap bulannya. Kalau di Indonesia, Rp6 juta mungkin bisa dipakai untuk kontrak rumah per tahun atau per 6 bulan.
So, belajar yuk, untuk bisa merasa “cukup” dengan mengelola gaji atau penghasilan dengan baik. Itu salah satu bentuk kita mensyukuri rezeki yang sudah diberikan lo.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hemat Mudik Lebaran 2022 di Saat Keuangan Masih Krisis
Tahun ini, akhirnya, kita diperbolehkan untuk mudik Lebaran secara resmi, setelah dua tahun berturut-turut berada dalam masa pandemi. Keputusan pemerintah ini sudah pasti disambut dengan gegap gempita, betul?
Prediksinya, tahun ini bakal ada 85 juta warga Indonesia yang akan bermobilitas mudik Lebaran ke kampung halaman, dengan menggunakan berbagai moda transportasi mulai dari transportasi umum hingga pribadi. Menurut prediksi KAI, 10% dari 85 juta orang itu bakalan mudik menggunakan kereta api, dengan sekitar 7.66 juta di antaranya keluar dari Jabodetabek.
Sedangkan dari Kementerian Perhubungan diperoleh keterangan, bahwa akan ada 40 juta pemudik yang akan menggunakan moda transportasi darat, 1.4 juta menggunakan transportasi laut, dan 9 juta pemudik akan menggunakan pesawat.
Sementara menurut Polri, puncak arus mudik Lebaran akan diprediksi terjadi pada 29 dan 30 April 2022, dengan arus balik pada puncaknya di 7 dan 8 Mei 2022.

Mudik Lebaran 2022 di Tengah Naiknya Harga Barang Kebutuhan Pokok
Nah, masalahnya, saat ini kita mudik di tengah paceklik—ketika harga-harga kebutuhan pokok meningkat karena berbagai sebab. Serbamahal ya, Bund? Harga minyak goreng melangit, kedelai impor mahal, daging sapi apalagi. Duh, bakalan bisa makan rendang enggak nih, lebaran kali ini? Terus, jangan lupa, harga BBM juga naik ya! Ini yang ngefek banget nih.
Jadinya, gimana ya? Penginnya pasti bisa mudik Lebaran, tapi juga enggak boncos.
1. Siapkan Sejak Dini
Akan ada baiknya, jika kamu sudah menyiapkan dana mudik Lebaran ini sejak jauh-jauh hari. Dengan demikian, kamu bisa menabung dulu dengan menyisihkan dari gaji atau membuat alokasi khusus dari Tunjangan Hari Raya yang sudah diperoleh. Buat anggarannya, agar kita tahu seberapa besar kebutuhan dananya.
Lebaran kan akan selalu kita alami setiap tahun, sehingga seharusnya memang menjadi salah satu pos rutin tahunan, yang skemanya bisa kita rencanakan. Ini persis seperti pos pengeluran untuk kurban. So, seharusnya kita memang memiliki pos khusus untuk pengeluaran tahunan ini. Misalnya, bisa menabung Rp200 ribu per bulan. Lumayan kan, nanti akan terkumpul kurang lebih Rp2.4 juta? Tinggal ditambah kekurangannya dengan THR, misalnya, jika masih belum cukup untuk ongkos mudik Lebaran.
Dengan cara ini, THR kamu juga bisa sebagian ditabung, tidak dihabiskan semuanya untuk mudik.
2. Buat Anggaran
Kalau memang sudah punya kepastian bisa mudik Lebaran, segera saja pesan tiket moda transportasi yang hendak kamu gunakan jauh-jauh hari sebelumnya. Memesan tiket setidaknya 30 hari sebelumnya bisa cukup membantu dalam penghematan, apalagi kalau ada program-program promo. Jangan lupa bakalan ada tuslah, yang akan membuat pos transportasi ini menjadi besar.
Biasanya, kalau mudik, pos transportasi dan makan adalah yang paling besar. Disusul dengan pos oleh-oleh dan angpau. Kenalilah kebutuhan-kebutuhan ini, dan buat anggarannya. Dari anggaran ini, kamu akan mendapatkan gambaran, pos mana yang bisa dihemat atau dipangkas.

3. Tak Berlebihan
Ada baiknya, kamu tak berlebihan membelanjakan uang selama mudik Lebaran di kampung halaman. Misalnya, kalau mau ajak keluarga besar makan bareng di luar, kamu bisa pilih tempat yang sederhana. Banyak kan, tempat makan sederhana tetapi dengan menu yang tak kalah lezat?
Begitu juga jika ingin berekreasi. Kamu bisa memanfaatkan waktu berkumpul bersama keluarga di lokasi yang lebih hemat, misalnya ke tempat-tempat yang murah meriah. Bawa bekal sendiri dari rumah juga bisa jadi cara berhemat loh.
4. Cermati Pos Oleh-Oleh
Oleh-oleh ini juga biasanya cukup besar kebutuhannya. Satu, oleh-oleh untuk keluarga di kampung halaman, dan dua, oleh-oleh dari kampung halaman untuk siapa saja yang ada di kota domisili.
So, kamu perlu juga membuat anggarannya secara khusus. Sebaiknya sih, tak perlu berlebihan. Pasalnya, kita kadang sering jadi impulsif belanja untuk keluarga besar, karena saking senengnya bisa berkumpul lagi tahun ini. Begitu juga, ketika balik ke kota domisili, juga heboh banget belanja oleh-oleh buat orang sekantor.
Tanpa kontrol, keuangan bisa boncos di pos oleh-oleh ini. Ingat ya, bahwa kita juga masih butuh hidup nanti setelah mudik Lebaran. Jangan sampai sudah balik dari kampung halaman, kita malah tekor atau banyak utang gara-gara belanja tanpa kendali.

5. Batasi Angpau
Lebaran biasanya juga identik dengan salam tempel, alias angpau. Yang sudah bekerja akan memberi angpau untuk keluarga yang masih kecil dan belum masuk usia produktif. Nggak salah kok. Tapi, tanpa bujet, bisa jadi pos pengeluaran ini akan berpeluang membuat keuanganmu jadi boncos juga.
Karena lagi krisis, kamu boleh saja membatasi anggaran untuk angpau ini. Prioritaskan pada keluarga paling dekat. Nominalnya juga bisa dikurangi. Jika ingin lebih hemat, kamu bisa mengganti uang angpau dengan berbagai pernak-pernik atau hampers yang bisa dinikmati secara beramai-ramai.
Intinya, sesuaikan dengan kemampuan. Kalau memang sedang mengalami kesulitan keuangan, tak ada salahnya memangkas anggaran di sana-sini, termasuk angpau.
Nah, semoga sedikit tip hemat mudik Lebaran di atas bisa sedikit membantumu meringankan beban ya. Kebahagiaan menyambut Idulfitri dan berkumpul dengan keluarga tidak seharusnya “terganggu” oleh masalah keuangan yang enggak perlu. Karena itu, kamu perlu mempersiapkannya dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
3 Cara Membuat Anggaran Bulanan Agar Agenda Pacaran Lancar
Pas banget masuk bulan Februari, yang konon adalah bulan tatih tayang. Eciye! Mari kita ngobrol soal cicintaan, tentu saja dari sudut finansial. Salah satunya tentang anggaran bulanan buat pacaran.
Nah loh. Ini kadang masih debatable juga sih. Banyak yang bilang, demi yang tersayang, apa sih yang enggak? Tapi, kalau sudah mulai tekor bin boncos, ya pasti akhirnya sambat juga.
Membuat anggaran agenda pacaran nggak bisa cuma ditujukan ke satu orang. Misalnya ke pihak laki-laki doang, dengan alasan si laki-lakilah yang harusnya bertanggung jawab atas biaya yang dikeluarkan selama pacaran. Perlu diingat, ini masih dalam tahap pacaran yang sewaktu-waktu bisa putus dan belum menjadi suami istri. Ingat soal split bill saat ngedate tempo hari kan?
Yes, jadi buatlah anggaran dengan bijak. Lebih khusus lagi, biar enggak boncos dan tekor, buatlah anggaran bulanan khusus buat pacaran.
Artikel ini dibuat untuk orang yang sedang pacaran atau mempunyai rencana kedepan untuk melanjutkan ke jenjang yang lebih serius.

Pacaran: Biayanya Tanggung Jawab Siapa?
Berpacaran adalah menjalin hubungan kasih sayang antara laki-laki dan perempuan, yang tanpa (atau belum) ikatan pernikahan. Laki-laki dan perempuan dapat melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius, asalkan memiliki kecocokan tujuan hidup yang sama dan prinsip hidup yang sama juga.
Dalam perjalanannya, orang yang berpacaran tidak selalu mulus. Pasti ada saja rintangan yang harus dilalui. Mulai dari keluarga, pertemanan, kesetiaan, dan lain sebagainya. Karena QM Financial adalah your financial learning partner, maka sudah pasti akan melihat dari kacamata finansial, bukan yang lain. Tapi, kita memang tak bisa menutup mata, bahwa keuangan adalah masalah yang sering ditemukan oleh orang yang berpacaran. Apa masalahnya?
Banyak ternyata. Salah satunya soal anggaran untuk agenda pacaran. Ada yang bilang, jadi tanggung jawab si cowoknya. Ada yang bilang, ya bareng-barenglah!
Yang bagus yang mana? Ya, enggak ada yang lebih bagus, tetapi tepatnya, bagaimana kesepakatannya? Memang semua kembali ke masing-masing pribadi. Kalau misalnya si pihak cowok tak keberatan menanggung semua beban biaya anggaran pacaran, ya enggak masalah kan? Begitu juga kalau mau ditanggung bareng, asal kedua pihak sepakat.
Lalu, akhirnya ujungnya satu: gimana atur duitnya biar enggak boncos?

Apa Saja yang Harus Diperhatikan dalam Mengatur Anggaran Bulanan Buat Agenda Pacaran?
Membuat anggaran bulanan bisa jadi solusi terbaiknya. Biar keuangan terkendali, cita-cita dan tujuan jangka panjang juga tetap terjamin. Pacaran itu “hanya” satu tahap dalam hidup, selebihnya kita punya banyak kebutuhan yang harus dipenuhi juga. Ke depan, jalannya juga masih panjang banget.
Cinta boleh, tapi jangan sampai mengorbankan diri sendiri, apalagi masa depan. Setuju?
1. Buat Dana Khusus
Menyisihkan dana dalam anggaran bulanan adalah wajib hukumnya, apabila ingin menciptakan keuangan yang sehat saat dalam fase pacaran.
Misalnya, gunakan alokasi dana untuk ngedate 10% dari gaji. Anggaplah ini sebagai pos lifestyle kamu, bareng si dia. Taruhlah, pergi kencan sebulan 4 kali, maka bagilah dana tersebut untuk 4 kali pertemuan selama sebulan.
Kalau anggaran bulanan untuk kencan ini habis, ya cari cara supaya tetap bisa pacaran tapi lebih murah atau tanpa mengeluarkan uang. Bisa? Bisa kok. Ada banyak cara, asalkan kamu kreatif.
2. Bicarakan Dana yang Ada
Untuk hal ini memang agak sensitif, tetapi bisa melatihmu dan si dia untuk realistis. Toh, ini kamu lakukan untuk menghindari biaya atau pengeluaran yang berlebih.
Obrolkan dengan si dia untuk lebih realistis dalam membelanjakan uang. Kalau perlu, ajak dia membuat anggaran bulanan itu bareng-bareng. Ini juga bisa jadi “latihan” ngobrol soal keuangan untuk nanti ketika kalian sudah menikah.
Jika dia merasa keberatan, ajak bicara dengan baik-baik. Berikan alternatif solusi yang sesuai. Misalnya, cari tempat nongkrong, cafe, dan tempat liburan yang sesuai dengan bujet yang ada. Kalau dia serius, pastinya sih enggak akan keberatan.
3. Patungan
Karena pacaran di sini melibatkan dua orang, pilihan untuk patungan ini juga bisa jadi alternatif yang oke. Atau, bisa juga dengan alternatif membayar secara bergantian, misalnya seperti bayar makan, nonton bioskop, ngopi, nonton konser, dan lain sebagainya.
Bukan zamannya lagi untuk membebankan semuanya pada satu pihak saja. Ini adalah mengatur keuangan yang sehat, dan kebiasaan yang baik, yang bisa jadi akan kamu bawa hingga tingkat yang lebih serius nanti.

Pacaran Hemat Sesuai Bujet Anggaran Bulanan
Setelah semuanya disepakati bersama, saatnya menentukan agenda pacaran hemat. Ada beberapa cara menghemat bujet yang bisa dipilih:
- Mencari informasi promo restoran atau cafe. Contohnya promo buy one get one, promo diskon pembayaran via Gopay, promo ulang tahun, promo makan gratis, dan lain sebagainya.
- Bisa juga dengan cara makan di rumah dahulu sebelum berencana bepergian, agar ketika nonton tidak merasa lapar, atau supaya nggak perlu beli makan.
- Kencan di rumah; masak bareng, lalu nonton Netflix

Contoh Anggaran Bulanan untuk Pacaran
Berikut ilustrasi yang bisa kamu sontek, sesuaikan dengan kebutuhanmu ya.
Misalnya, penghasilanmu per bulan adalah Rp6.000.000. Alokasi anggaran bulanan untuk pacaran 10%, berarti sebesar Rp600.000. Artinya (lagi) bujet mingguanmu adalah Rp150.000. Bisa nggak bikin acara pacaran berdua dengan Rp150.000? Bisa, seharusnya.
Waktu | Acara | Pengeluaran | Total |
Minggu 1 | Nonton film weekday Makan di pinggir jalan | Rp60.000 Rp70.000 | Rp130.000 |
Minggu 2 | Jalan-jalan ke Kota Tua Makan di warung sederhana | Rp55.000 Rp80.000 | Rp135.000 |
Minggu 3 | Di rumah aja, nonton Netflix akun sharing maraton sehari Beli camilan, dan bahan makanan buat masak makan siang sendiri | Rp5.000 Rp120.000 | Rp125.000 |
Minggu 4 | Jajan gelato | Rp100.000 | Rp100.000 |
Total, kamu butuh Rp490.000 untuk anggaran bulanan acara kencan, sisanya bisa untuk transportasi. Perhitungan di atas bisa dilakukan oleh salah satu pihak. Jika—taruhlah—masing-masing pihak punya Rp600.000, itu juga sudah jadi tambahan anggaran bulanan yang lumayan banget kan?
Yang penting, bisa jalan berdua dan semakin mendekatkan diri satu sama lain.
Bagaimana? Semoga mudah dipahami, dan bisa dipraktikkan ya, contoh anggaran bulanan untuk agenda pacaran di atas? Sesuaikan saja dengan kondisimu, dan kamu tak perlu memaksakan diri jika memang tak mampu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Atur Pengeluaran Sosial, Agar Tetap Bisa Membantu Sesama di Masa Pandemi
Di masa pandemi begini, kita sekaligus bisa belajar untuk lebih berempati pada orang lain. Bukankah kita hidup tak sendirian? Dan, pada dasarnya, manusia itu adalah makhluk sosial yang adaptif. Jadi meski diri sendiri juga susah, kadang kita masih saja berusaha membantu sesama kita. Ya, makanya ada yang namanya pengeluaran sosial.
Karena itu juga, dalam usaha kita mengatur ulang alokasi arus kas, pengeluaran sosial merupakan salah satu pos yang justru tidak boleh dihilangkan di masa-masa seperti ini. Yuk, tetap saling membantu satu sama lain, agar bebannya bisa ditanggung bersama-sama.
Kalau kata Mbak Ligwina Hananto di salah satu sesi talkshow-nya sih begini, “Yuk, kita bikin memori yang baik selama masa pandemi ini, supaya ketika nanti kita bisa melewatinya, kita hanya ingat yang seru-seru aja.” Salah satunya adalah dengan tetap membantu sesama.
Tapi kita sendiri aja lagi susah. Gaji enggak full dibayarkan, THR terancam dihapuskan, tunjangan juga dikurangi. Gimana dong bisa membantu sesama, sedangkan diri kita sendiri sedang dalam masa sulit? Tenang, ada beberapa hal kecil yang bisa kita lakukan untuk mengatur pengeluaran sosial ini, supaya meski dalam masa sulit, kita tetap bisa menebar kebaikan dengan membantu sesama.
5 Cara Mengatur Pengeluaran Sosial Agar Tetap Bisa Membantu Sesama di Masa Sulit

1. Nominal kecil tak masalah
Iya, untuk pengeluaran sosial ini, nominal kecil enggak masalah kok. Kadang kita memang dianugerahi rasa gengsi, “Ih, nyumbang kok cuma sedikit sih. Kurang berguna dong.”
Nope, di masa sulit seperti ini, kamu berdonasi berapa ribu perak saja merupakan berkah buat orang lain yang membutuhkan. So, gajimu tak dibayarkan penuh? Tak masalah. Kamu menyumbang Rp20.000 untuk dibelikan satu nasi bungkus, dan kamu bagi dengan bapak tukang angkut sampah di kompleks rumah kamu juga berarti sudah membantu sesama kok.
Lebih baik mulailah dengan nominal kecil, semampu kamu, daripada gengsi dan kemudian enggak jadi ikut berdonasi.
2. Masukkan dalam anggaran, dan pangkas yang enggak perlu
Jangan lupa untuk memasukkannya dalam anggaran barumu. Kalau mau kamu buat persentase tentu akan lebih baik.
Mungkin sebelumnya kamu pernah diberi saran bahwa pengeluaran sosial sebaiknya dianggarkan 2.5% dari penghasilanmu setiap bulannya, tetapi faktanya, pengeluaran sosial ini bisa mencapai 10% sendiri, apalagi jika kamu memang punya banyak aktivitas.
Nah, saat menyusun ulang anggaran, cek lagi bagian mana yang bisa dihemat dan dipangkas. Uangnya bisa dialihkan untuk kebutuhan hidup maupun pos pengeluaran sosial ini.
Ingat, nominal kecil enggak masalah. Jadi, mungkin kamu enggak perlu menentukan persentasenya, tapi langsung saja tentukan nominalnya.

3. Cari cara termudah
Cari cara termudah untuk membantu sesama, tanpa memberatkan arus kasmu.
Misalnya saja, dengan cara beli makanan untukmu sendiri sekaligus buat orang lain, kayak yang di atas tadi. Atau, kamu juga bisa memesan makanan lewat aplikasi online, melebihkan jumlahnya, dan kamu bagi dengan si driver.
Intinya cari cara termudah, tak membuatmu repot sehingga tak membuatmu enggan untuk membantu.
4. Mulai dari orang terdekat
Kamu juga bisa mulai dari orang-orang terdekat. Seperti saran Mbak Ligwina Hananto nih.
Mungkin ada di antara teman-temanmu yang bisnisnya sedang sepi–atau justru sedang mencoba berbisnis–di tengah masa pandemi ini. Kamu, sebagai teman yang baik, bisa membantunya dengan membeli satu produk yang dijualnya.
Saya sendiri juga sudah mencoba langkah ini. Ada yang menawarkan makanan beku, sayuran organik, lauk pauk, dan sebagainya. Ketimbang saya bingung belanja di luar, mending saya beli dulu dari teman-teman. Mereka juga mau antar kok ke rumah. Baru kekurangannya, saya cari di luar sana.
Dengan begini, kebutuhan terpenuhi, sekaligus membantu teman-teman supaya bisnisnya lancar. Pengeluaran sosial kita jadi sekaligus pos kebutuhan hidup kan?

5. Tak melulu berupa uang
Betul, kita tak harus membantu sesama dalam bentuk uang juga kok. Kamu bisa mulai dengan menawarkan diri untuk membelanjakan kebutuhan di supermarket untuk lansia-lansia yang tinggal di sekitar rumahmu. Atau, kamu juga bisa membagi sedikit bahan-bahan makanan pada tetanggamu, jika mereka ada yang kekurangan.
Di suatu kampung di Jawa Barat, bahkan ada seorang pasien positif COVID-19 yang sedang mengisolasi diri di rumah, dan mendapatkan banyak bantuan berupa sembako dari tetangga-tetangga sebelah rumahnya. Kita juga bisa ambil bagian di sini dengan ikut menyumbangkan sebagian sembako yang kita miliki, agar mereka bisa sukses isolasi dirinya dan akhirnya sembuh.
Memang ada banyak cara untuk bisa membantu sesama. Kalau memang kita punya niat baik, pasti deh ada saja jalannya. Dan enggak usah takut kalau pengeluaran sosial ini membuat kita jadi kekurangan. Percayalah, semakin banyak kita berbagi, hal baik juga akan berbalik pada kita nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.