Usaha Sampingan Karyawan yang Tidak Akan Mengganggu Pekerjaan Utama
Memiliki sumber pendapatan tambahan merupakan tujuan yang diimpikan oleh banyak orang, tak terkecuali para karyawan yang notabene sudah memiliki penghasilan tetap. Hal ini bisa dicapai melalui usaha sampingan karyawan.
Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan tuntutan hidup yang semakin meningkat, banyak karyawan yang mencari peluang untuk memiliki usaha sampingan. Namun, sering kali mereka ragu-ragu karena takut usaha tersebut akan mengganggu kinerja mereka dalam pekerjaan utama. Apakah kamu mengalami masalah yang sama? Wajar, kendati demikian, sebenarnya, ada sejumlah usaha sampingan yang dapat dikerjakan karyawan tanpa mengganggu pekerjaan utamanya.
Untuk memulai usaha sampingan, penting untuk memilih usaha yang sesuai dengan minat dan kemampuan, sekaligus tidak memerlukan waktu dan tenaga yang berlebihan sehingga bisa dijalankan di sela-sela waktu luang. Beberapa contoh usaha sampingan yang populer di kalangan karyawan adalah menjalankan bisnis online, menulis, atau bahkan berinvestasi.
Pada akhirnya, usaha sampingan bukan hanya tentang mencari penghasilan tambahan, tetapi juga tentang bagaimana memanfaatkan waktu dan kemampuan yang dimiliki sebaik-baiknya.
Ide Usaha Sampingan Karyawan yang Tidak Mengganggu Pekerjaan Utama

Berikut adalah beberapa ide usaha sampingan karyawan yang bisa dipertimbangkan untuk bisa memberikan penghasilan tambahan.
1. Bisnis Online
Berbagai jenis bisnis online seperti menjual produk atau layanan melalui platform e-commerce dapat dilakukan di waktu luang. Kamu bisa menjual berbagai produk, seperti pakaian, alat rumah tangga, kosmetik, atau produk lainnya yang diminati oleh konsumen.
2. Menjadi Penulis Lepas (Freelance Writer)
Kalau kamu memiliki bakat menulis, menjadi penulis lepas bisa menjadi pilihan yang baik. Kamu bisa menulis artikel, blog, atau konten lainnya untuk berbagai perusahaan atau individu. Bergabunglah dengan komunitas-komunitas penulis yang sering berbagi job, atau platform-platform freelancer yang sering menawarkan job menulis.
3. Bisnis Makanan
Kamu bisa memulai bisnis makanan seperti menjual kue atau makanan lainnya yang bisa dibuat di rumah. Kamu juga bisa membuat makanan ringan atau camilan dan menjualnya secara online, atau berdasarkan PO.

4. Menjadi Influencer atau Content Creator
Jika kamu memiliki kemampuan khusus atau pengetahuan yang bisa dibagikan, menjadi influencer atau content creator bisa menjadi pilihan usaha sampingan karyawan juga lo. Kamu bisa membuat konten yang menarik di berbagai platform media sosial seperti YouTube, Instagram, atau TikTok.
5. Investasi
Kamu bisa berinvestasi di berbagai instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana, atau properti. Meski ini memerlukan pengetahuan dan risiko, tapi investasi bisa memberikan penghasilan pasif jika dikelola dengan baik.
6. Dropshipping
Bisnis model ini tidak memerlukan stok barang, jadi cocok banget sebagai usaha sampingan karyawan dan kamu tidak perlu mengganggu pekerjaan utama. Kamu hanya perlu berkomunikasi dengan supplier dan konsumen untuk setiap kali ada pesanan masuk.
7. Menjadi Tutor Online
Jika kamu memiliki keahlian khusus seperti bahasa asing, matematika, fisika, atau lainnya, kamu bisa menjadi tutor online.
Pilihlah usaha sampingan yang sesuai dengan minat dan kemampuan. Jangan lupa untuk tetap menjaga keseimbangan antara pekerjaan utama dan usaha sampingan agar tidak mengganggu produktivitas di tempat kerja.
Trik Menjaga Keseimbangan antara Pekerjaan Utama dan Usaha Sampingan untuk Karyawan

Berikut beberapa trik untuk menjaga keseimbangan antara pekerjaan utama dan usaha sampingan karyawan yang bisa dilakukan.
Pengaturan Waktu yang Efektif
Buatlah jadwal yang rinci tentang kapan kamu bekerja pada pekerjaan utama dan kapan kamu mengurus usaha sampingan. Hindari mengerjakan usaha sampingan selama jam kerja agar tidak mengganggu produktivitas pekerjaan utama kamu sebagai karyawan.
Maksimalkan Waktu Luang
Manfaatkan waktu luang seperti saat istirahat siang atau malam hari untuk mengurus usaha sampingan kamu. Kamu juga bisa memanfaatkan hari libur untuk fokus pada usaha sampingan.
Prioritaskan tugas
Sebisa mungkin, prioritaskan tugas yang penting dan mendesak. Jika ada tugas dari pekerjaan utama yang harus diselesaikan, kerjakanlah itu terlebih dahulu sebelum melanjutkan ke usaha sampingan.
Outsource atau Delegasikan Tugas
Jika kewalahan, pertimbangan untuk outsource atau delegasikan beberapa tugas dalam usaha sampingan karyawan kamu. Misalnya, jika kamu memiliki toko online, kamu bisa mempertimbangkan menggunakan jasa pengiriman barang yang sekaligus bisa memberikan layanan pengepakan untuk meringankan beban kerjamu.
Pilih Usaha Sampingan yang Tidak Terlalu Menguras Waktu dan Tenaga
Sebisa mungkin, pilih usaha sampingan yang sesuai dengan passion kamu dan tidak memerlukan waktu dan tenaga yang banyak.
Penggunaan Teknologi
Manfaatkan teknologi untuk mempermudah usaha sampingan kamu. Misalnya, gunakan aplikasi manajemen waktu atau aplikasi penjadwalan untuk membantumu untuk mengatur waktu dan tugas.
Istirahat yang Cukup
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan mendapatkan istirahat yang cukup. Jika kamu merasa lelah atau stres, beristirahatlah dan mulailah bekerja lagi saat kamu sudah merasa lebih baik.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa sukses dalam usaha sampingan karyawan membutuhkan komitmen, disiplin, dan pengelolaan waktu yang baik. Kamu harus dapat membagi waktu antara pekerjaan utama dan usaha sampingan dengan cermat, tanpa mengorbankan kinerja di tempat kerja.
Jangan lupa untuk selalu menjaga kesehatan dan kesejahteraan kamu sendiri juga ya. Dengan perencanaan yang matang dan sikap yang positif, usaha sampingan karyawan bisa menjadi sumber pendapatan tambahan yang berkelanjutan, dan bahkan bisa membuka peluang baru yang mungkin enggak pernah kamu bayangkan sebelumnya.
Teruslah berinovasi dan mencari peluang, karena dalam dunia bisnis, kesempatan bisa datang kapan saja dan dari mana saja.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP
Sebagai mahasiswa LPDP, mengatur keuangan dengan baik adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjamin kelancaran masa studi dan meraih tujuan akademik yang diinginkan.
Iya, jadi seorang mahasiswa penerima beasiswa dan bantuan keuangan dari LPDP itu enggak mudah, gaes! Butuhkan kedisiplinan dan pengelolaan keuangan yang baik agar nggak sampai mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Apalagi yang merantau, ke luar negeri lagi.
So, dalam artikel ini akan dibahas beberapa cara yang dapat membantu mahasiswa LPDP dalam mengatur keuangan mereka dengan baik, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan dana yang diterima dan meraih sukses dalam karier akademiknya.
Apa Itu LPDP?

LPDP merupakan kependekan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, yang merupakan lembaga negara Indonesia yang bertanggung jawab untuk memberikan beasiswa dan pengelolaan dana pendidikan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan S2 atau S3 baik di dalam negeri maupun luar negeri.
LPDP dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia di masa depan. Selain memberikan beasiswa, LPDP juga memberikan program bantuan keuangan seperti pinjaman untuk mahasiswa yang membutuhkan untuk mendukung kegiatan akademik mereka lo!
Untuk lebih lengkap dan detailnya, kamu bisa langsung cek saja ke situs resmi LPDP ya.
Gimana, apakah ada di antara kamu yang sekarang merupakan salah satu penerima beasiswa LPDP ini? Atau, mungkin kamu adalah salah satu pengincarnya? Atau malah alumni?
Komponen Utama Keuangan Mahasiswa LPDP

Hidup di rantau sebagai mahasiswa itu memang enggak mudah. Termasuk bagi para mahasiswa LPDP. So, kamu memang perlu tahu nih, cara untuk mengatur keuangan agar bisa survive. Nah, tapi sebelumnya, coba kenali dulu komponen utama dalam keuangan mahasiswa LPDP, sehingga kamu nanti akan tahu apa yang perlu diatur prioritasnya.
Biaya Hidup
Biaya hidup adalah pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menyelesaikan program studi mereka. Biaya hidup ini terdiri dari biaya kuliah, biaya akomodasi, biaya makan, biaya transportasi, biaya kesehatan, dan biaya lain-lain seperti buku dan kegiatan sosial.
Nah, LPDP memberikan dana beasiswa bagi mahasiswa untuk membantu menutupi biaya hidup ini selama masa studi mereka.
Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan mahasiswa LPDP terdiri dari beasiswa, pinjaman, dan penghasilan tambahan.
Beasiswa dari LPDP dapat digunakan untuk menutupi biaya hidup dan keperluan akademik lainnya. Selain itu, mahasiswa LPDP juga dapat mengajukan pinjaman dari LPDP untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Mahasiswa LPDP juga dapat mencari sumber pendapatan tambahan dengan bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karir yang disediakan oleh kampus mereka.
Cara Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP

Nah, sudah tahu apa saja komponennya, sekarang saatnya mengatur keuanganmu. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur keuangan bagi mahasiswa LPDP.
1. Membuat Rencana Anggaran
Buatlah rencana anggaran bulanan yang jelas dan detail. Tulis semua pemasukan dan pengeluaran yang akan diterima dan dibutuhkan dalam satu bulan.
Prioritaskan kebutuhan yang paling penting, seperti biaya hidup dan biaya kuliah, dan sisihkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan untuk mempertimbangkan pengeluaran yang tidak terduga seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendadak.
2. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, transportasi, dan biaya kuliah sebelum mengeluarkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pemasukan dan selalu sisakan dana cadangan untuk kebutuhan mendadak.
3. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Selain beasiswa dan pinjaman dari LPDP, carilah sumber pendapatan tambahan seperti bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karier.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut agar tidak mengganggu kinerja akademik.
4. Menabung dan Mengelola Utang dengan Baik
Jika ada uang yang tersisa setelah memenuhi semua kebutuhan, sisihkan sedikit uang untuk menabung dan mengatasi kebutuhan mendatang. Jangan gunakan uang tabungan untuk kebutuhan yang kurang penting.
Jika terpaksa meminjam uang, pastikan untuk mengelola utang dengan baik dan bayar tepat waktu untuk menghindari bunga yang membengkak.
5. Manfaatkan Fasilitas dan Program yang Tersedia
Manfaatkan fasilitas dan program yang disediakan oleh LPDP dan kampus seperti perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan sosial yang tidak memerlukan biaya tambahan. Jangan terlalu banyak mengeluarkan uang untuk kegiatan sosial yang tidak perlu dan fokuslah pada tujuan akademik.
Itu dia beberapa tip mengatur keuangan untuk mahasiswa LPDP. Dengan mengikuti beberapa tip di atas, mahasiswa LPDP dapat mengatur keuangan mereka dengan baik dan memastikan penggunaan dana yang efektif dan efisien.
Dalam mengejar tujuan akademik dan masa depan yang lebih baik, mahasiswa LPDP harus memiliki kemampuan mengatur keuangan yang baik agar tidak mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi mahasiswa LPDP untuk belajar keuangan dengan mengikuti kelas atau seminar mengenai manajemen keuangan, agar dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik dalam mengatur keuangan mereka dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.

Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.

2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan

Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pemotongan Gaji Karyawan: Bagaimana Harus Disikapi?
Sejak awal tahun 2021, wacana pemotongan gaji ASN dan TNI/Polri untuk zakat mulai bergulir. Dikabarkan, bahwa Bapak Presiden sendiri juga mendukung penuh hal ini. Rencananya, gaji PNS dulu yang akan dipotong, selanjutnya gaji para karyawan BUMN dan swasta.
Pemotongan gaji untuk zakat ini perhitungannya adalah setara dengan 85 gram emas, kurang lebih Rp85 juta per tahun, atau Rp7 juta per bulannya. Inilah yang menjadi dasar perhitungan pemotongan gaji untuk zakat sebesar 2.5%. Ini artinya, bagi yang memiliki gaji di bawah Rp7 juta, pemotongan gaji untuk zakat ini belum berlaku. Tidak wajib.
Lalu, apakah ini juga berlaku untuk karyawan nonmuslim? Tidak, tetapi mereka yang nasrani juga punya kewajiban sepersepuluhan, menurut agama yang dianut.
Pemotongan Gaji Tak Bisa Dihindari

Pemotongan gaji juga sempat menjadi kontroversi saat PP 25 tahun 2020 diteken. Dalam undang-undang tersebut, gaji para pekerja akan dipotong untuk tabungan Tapera, sebesar 3%. Meskipun pemotongan gaji ini tak hanya merupakan kewajiban karyawan sepenuhnya, lantaran dibagi dua dengan pemberi kerja, tetapi tetap saja terdengar protes dan nada-nada ketidaksetujuan di sana-sini.
Apalagi bagi para pekerja swasta mandiri, besaran iuran 3% akan langsung dipotong dan dibayarkan penuh oleh si pekerja tersebut sendiri. Perhitungannya kurang lebih mirip dengan perhitungan pajak, yakni mengambil total penghasilan selama setahun, dan kemudian diambil rata-rata per bulan.
Kedua jenis pemotongan gaji di atas tak sekaligus diterapkan, melainkan bertahap. Biasanya akan diberlakukan bagi ASN dulu, baru kemudian para pekerja sektor swasta menyusul.
So, pemotongan gaji ini—baik untuk zakat maupun untuk Tapera—cepat atau lambat akan diterapkan di semua sektor, sehingga tak mungkin dihindari lagi. Dan, bukan tak mungkin, akan ada pemotongan-pemotongan gaji lagi berikutnya.
Kena Pemotongan Gaji, Kita Harus Bagaimana?
Pemotongan gaji ini sudah pasti harus disikapi dengan bijak. Memang, ada dari kita yang merasa keberatan dengan berbagai alasan.
Misalnya pemotongan gaji untuk Tapera, karena mungkin yang bersangkutan tidak membutuhkan tabungan untuk beli rumah lagi, karena toh sekarang sudah punya rumah warisan yang bisa ditempati. Pemotongan sebesar 2.5% tentu nominalnya ya lumayan juga, bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Tetapi, yah, kalau sudah diatur dan diketok palu oleh pemerintah, mau tak mau kita harus mendukungnya, bukan? Lihat sisi baiknya, jika nanti bisa beli rumah lagi, bisa saja rumah tersebut disewakan hingga bisa mendatangkan passive income buat kita. Lumayan juga, buat bekal masa pensiun.
So, mesti gimana dong, sekarang? Coba lihat beberapa poin berikut ya.

1. Lakukan financial check up
Pemotongan gaji sudah pasti akan memengaruhi cash flow kamu secara keseluruhan. Nggak perlu panik, lantaran gaji terasa semakin kecil sedangkan kebutuhan sama, bahkan mungkin bertambah seiring waktu. Yuk, diatur lagi.
Lakukan financial check up secara menyeluruh lagi. Cek rasio penghasilan dan pengeluaran, juga cek rasio yang menjadi sinyal kesehatan keuangan lainnya. Seperti rasio menabung dan investasi, rasio likuiditas, dan rasio utang. Jika semuanya masih dalam rasio yang wajar, sepertinya kamu tak perlu khawatir dengan adanya pemotongan gaji ini. Kamu bahkan bisa memasukkannya juga ke pos menabung dan investasi, dan ini berarti menambah rasio menabungmu kan?
Cek secara keseluruhan lagi ya, sehingga kamu bisa mendapatkan pola keuangan yang baru.
2. Lakukan penyesuaian penganggaran
Buat penyesuaian dengan penganggarananmu. Misalnya saja, kamu seorang freelancer, dan pengahsilan rata-ratamu setiap bulannya—katakanlah—Rp10 juta. Jika dipotong 3% untuk Tapera, maka itu berarti ada potongan sebesar Rp300.000, yang harus kamu tanggung sendiri. Jika perlu, adakah pos lain yang bisa kamu sesuaikan?
Setelah financial check up yang menggambarkan kesehatan keuanganmu setelah adanya pemotongan gaji di sana-sini ini, implementasikan dalam penganggaran. Sesuaikan prioritasnya.

3. Pastikan cicilan utang, dana darurat, dan proteksi tetap aman
Pos-pos yang wajib untuk tetap diamankan adalah cicilan utang, dana darurat, dan proteksi berupa asuransi.
Pastikan ketiganya tetap aman ya. Ini penting, karena kalau sampai terganggu, masalah yang lebih besar bisa jadi harus kamu hadapi ke depannya.
4. Jajaki kemungkinan penghasilan tambahan
Memang, besar ataupun kecil pemotongan gaji, tetap saja akan memengaruhi cash flow kamu. Namun, bukan berarti enggak bisa disesuaikan. Bagaimanapun, kita harus bertahan hidup kan?
Buat kamu para karyawan—baik ASN maupun swasta—jika sekarang belum pernah menjajaki peluang tambahan penghasilan, ini bisa jadi alasan untuk mulai nih. Kamu bisa mulai dengan mencari informasi, ada demand apa di sekitarmu.
Buat kamu para pekerja mandiri—meski sekarang belum diterapkan—juga mesti bersiap tuh. Terus semangat untuk cari proyekan ya. Atau, mungkin kamu bisa menyesuaikan juga tarif jasamu?

Kesimpulan
Yes, pemotongan gaji kadang memang tak bisa dihindari. Tapi, daripada mengeluh saja, akan lebih baik jika kamu mulai menyesuaikan lagi dengan pola anggaran dan pengeluaran. Ini akan jauh lebih efektif untuk mengatasi masalahmu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah pada pengelolaan penghasilan atauupun masalah keuangan yang lain? Butuh training finansial, untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan karyawan? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Banyak dari kita yang sudah merasa puas dengan memiliki satu pintu penghasilan, apalagi jika ternyata gaji yang kita terima sudah sangat cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari-hari. Bahkan sampai “tumpah-tumpah”. Di sini kita lantas lupa, bahwa penting juga bagi kita untuk punya penghasilan kedua, alias penghasilan sampingan.
Tapi mengapa ini penting?
Mengapa Kita Harus Punya Penghasilan Kedua atau Penghasilan Sampingan?

1. Tidak ada yang 100% dijamin aman
Dalam hidup, kita harus menghadapi banyak kemungkinan. Ada kemungkinan yang baik, tapi kemungkinan yang buruk juga kadang lebih banyak. Begitu juga ketika kita sedang membicarakan mengenai penghasilan.
Mari belajar dari pandemi yang menyerang kita di sepanjang tahun 2020 ini. Tidak ada yang pernah menduga kan, kalau dunia bakalan sempat lumpuh selama beberapa waktu akibat COVID-19?
Hal ini tak pelak memengaruhi perekonomian global, hingga akhirnya banyak negara terjerumus ke jurang resesi. Tak ketinggalan pula Indonesia.
Bisnis gulung tikar, perusahaan ditutup. Karyawan dirumahkan, sampai sudah diputus PHK. Ini adalah bukti bahwa sestabil apa pun penghasilan kita saat normal tetap tak akan bisa lepas dari risiko jika kondisinya seperti ini.
2. Lebih cepat mencapai tujuan keuangan
Pernahkah kamu menghitung, dengan satu penghasilan sekarang dan sudah dibantu dengan investasi, masih berapa lama lagi kamu bisa mencapai tujuan keuanganmu?
Mungkin kamu memang sudah menentukan horizon waktunya ya? Ya, itu sudah bener sih. Tapi, kalau bisa lebih cepat mencapai tujuan dengan bantuan penghasilan sampingan atau tambahan, pastinya akan lebih baik kan?
Misalnya, tujuan keuanganmu setahun ke depan adalah bebas semua utang konsumtif. Nah, akan ada baiknya, tujuan keuangan seperti ini dipercepat, supaya kamu bisa segera merasakan bebas dari beban utang. Hal ini bisa kamu capai dengan menambah penghasilan.

3. Memperluas networking
Dengan memiliki penghasilan sampingan–baik itu berupa bisnis ataupun pekerjaan lain–yang berbeda dengan pekerjaan utama akan membuka peluang networking yang lebih luas untukmu.
Berinteraksi dengan orang baru itu semacam suntikan semangat baru juga loh. Kamu pun bisa mencoba untuk keluar dari zona nyaman, dan upgrade diri sendiri agar lebih baik.
Nantinya, hal ini juga akan menjadi keuntungan tersendiri untuk karier–dan pasti akan berpengaruh juga pada penghasilanmu secara keseluruhan.
4. Menambah semangat kerja
Konon katanya, punya penghasilan sampingan di luar pekerjaan utama itu melelahkan. Bahkan bisa menambah stres.
Nah, kalau begini, ya kembali ke pertanyaan: penghasilan sampingannya berupa apa?
Untuk menghindari stres tambahan, carilah penghasilan sampingan dari sesuatu yang kamu sukai, what you’re passionate about. Mengerjakan hal yang kita sukai di sela-sela rutinitas pekerjaan utama pastinya akan menyenangkan kan ya? Bahkan bisa jadi, capek pun hilang.
Pada akhirnya, hal ini akan memengaruhi tingkat kebahagiaan kita, dan akhirnya berpengaruh juga pada semangat kerja di pekerjaan utama. Kalau semangatnya bagus, produktivitas akan mengikuti. Betul?

5. Mengembangkan minat
Kadang kita bekerja di sektor yang memang kurang kita minati. Tetapi, karena sudah jadi rezeki, ya harus ditekuni.
Tetapi bukan berarti lantas kita harus melupakan minat kita loh. Sebisa mungkin harus tetap diasah. Sayang banget kan, sudah dikasih bakat, talenta, atau minat, tapi disia-siakan.
Dengan mempunyai pekerjaan sampingan di luar pekerjaan utama yang sesuai dengan minat, bakat, dan talenta, maka kita pun bisa mengembangkan keahlian, wawasan, dan pengetahuan kita di sektor tersebut dengan lebih baik.
Banyak sekali memang alasan mengapa penting buat kita untuk punya penghasilan tambahan di luar pekerjaan utama. Kamu barangkali punya opini lain selain yang sudah disebutkan di atas? Yuk, share di kolom komen!
Secure your income dengan memiliki penghasilan tambahan yuk! Dengan demikian, kamu sudah mengamankan kondisi keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Cara Menambah Penghasilan sebagai Persiapan Menghadapi Resesi
Sudah pernah mendengar mengenai “cash is king” kan? Frasa ini biasanya terlontar ketika kita sedang membahas keuangan di masa krisis atau darurat, seperti ketika pandemi COVID-19 baru saja terjadi beberapa bulan yang lalu. Adalah penting bagi kita untuk bisa bertahan, dan biasanya uang menjadi salah satu hal yang dapat membantu. Lalu, pertanyaan penting lainnya muncul: Gimana caranya menambah penghasilan agar cash kita bertambah?
Because, yup, pandemi COVID-19 masih belum juga terselesaikan, padahal sudah berbulan-bulan berlalu. Bahkan sudah mulai ada prediksi akan datangnya resesi ekonomi. Pernyataan “cash is king” kembali mengemuka, bahwa siapkan dana darurat yang lebih ideal demi bisa bertahan melalui krisis.
Jadi, apa yang bisa kita lakukan untuk menambah penghasilan sehingga menambah pula pundi-pundi dana darurat kita? QM Financial punya beberapa tip berikut ini.
Cara Menambah Penghasilan untuk Mempersiapkan Diri Jika Resesi Benar-benar Datang

1. Pahami prioritasmu
Sebelum memikirkan cara menambah penghasilan dari luar, coba stabilkan dulu pengeluaran rutin kamu dengan memilah kebutuhan apa saja yang menjadi prioritas utama, dan mana yang bisa ditunda, atau bahkan dihilangkan dari anggaran.
Ingat lagi akan prinsip kebutuhan versus keinginan. Jadi, pilahlah dengan bijak ya.
2. Mencari pekerjaan sampingan
Ini berlaku buat kamu para karyawan korporasi, supaya enggak mengandalkan gaji dari satu sumber saja, tetapi juga menambah penghasilan dari pintu yang lain. Tentu saja, kamu harus menyesuaikan dengan kondisi pekerjaan, jangan sampai pekerjaan sampingan mengganggu pekerjaan utamamu. Tanggung jawab tetap nomor satu.
Kamu bisa mulai dari minat atau hobi, atau bisa juga dari mencari tahu kebutuhan apa yang sekarang sedang dicari oleh orang-orang di sekitarmu–tetangga atau teman-temanmu di kantor. Berdasarkan hal ini, kamu bisa mengupayakan untuk “membantu” mereka dengan bisnis kecil-kecilan.

3. Mengurangi pengeluaran tak penting
Nah, cara mendapatkan cash dengan menambah penghasilan yang ketiga ini adalah “buntut” dari poin pertama di atas.
Cek, mana saja pos pengeluaran yang tidak penting dan bukan rutin. Cobalah untuk menguranginya, supaya kamu bisa menabung lebih banyak untuk dana darurat cash kamu.
Terutama sih jika uangnya dibelikan atau dihabiskan untuk sesuatu yang enggak sehat, baik fisik maupun mental. Lebih baik kurangi deh. Sayangi dirimu sendiri, sayangi tabunganmu juga.
4. Cobain The Power Saving
Kayak gimana tuh? Nabung receh atau uang kecil setiap hari.
Salah satu caranya, menabung uang Rp5.000 – Rp20.000-an setiap pagi sebelum kamu berangkat ke kantor ataupun beraktivitas lain. Letakkan mason jar atau apa pun yang bisa menjadi wadah untuk celenganmu di dekat pintu keluar dan masuk. Kalau mau keluar, “bayar” tol dulu dengan memasukkan uang receh ke dalamnya, setiap hari. Kamu tentukan sendiri besarnya berapa.
Di akhir bulan, kamu akan surprise dengan jumlah tabungan ini. Yakin deh!
Atau, kamu juga bisa menabung semua uang kembalian dari belanja–entah belanja di warteg langganan atau belanja di Kang Sayur keliling. Sereceh apa pun, langsung masukkan ke celengan.
Ketika sudah terkumpul lumayan, setorkan ke instrumen yang paling mudah dijangkau. Reksa Dana Pasar Uang misalnya. Kan “hanya” Rp100.000 saja minimal?
Nambah deh dana daruratnya.

5. Jual barang yang sudah enggak terpakai
Sudah tahu prinsip hidup minimalis kan? Ketika ada barang satu yang masuk ke dalam rumah, maka satu barang juga keluar dari rumah.
Coba lihat sekitarmu, adakah barang-barang yang sudah enggak terpakai setidaknya dalam setahun belakangan? Kalau ada (dan banyak), coba bikin garage sale. Kamu bisa mengadakannya secara online, supaya lebih praktis. Jangan lupa memperhitungkan proses pengirimannya ya.
Kalau kamu mau jual meja makan kan ya, berarti mesti mencari ekspedisi yang bisa melayani pengiriman barang besar?
Lumayan banget nih, untuk menambah uang cash dan dimasukkan ke tabungan atau buat topup dana darurat.
Ada banyak lagi cara menambah penghasilan demi mendapatkan cash tambahan untuk menyelamatkan tabungan dan dana darurat di masa sulit, menjelang resesi seperti sekarang. Kamu punya ide lain? Boleh lo, ditulis di kolom komen sebagai tambahan ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Jenis Aset Lancar untuk Dicek Selama Masa Pandemi
Banyak ahli memprediksi bahwa krisis ekonomi yang disebabkan oleh pandemi COVID-19 ini akan berlangsung setidaknya sampai Desember 2020. Apa kabar kamu yang harus bertahan hidup sampai Desember dengan penghasilan yang minim? Apakah kamu sudah mengecek aset lancar yang kamu miliki?
Apa sih aset lancar itu? Mengapa penting, hingga harus menjadi hal pertama yang harus kamu ketahui kondisinya dengan pasti, terkhusus di masa-masa sulit seperti ini?
Aset lancar–atau yang disebut dengan current asset–adalah jenis aset atau harta yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya dalam 1 tahun (Wikipedia). Dengan kata lain, aset lancar merupakan dana yang siap dicairkan jika sewaktu-waktu dibutuhkan.
Berhubung kita harus memperpanjang napas sampai beberapa bulan ke depan, maka penting untuk melakukan pengecekan terhadap aset lancar yang kamu miliki sebagai langkah awal.
Yuk, Cek Aset Lancarmu Berikut Ini!

1. Fresh cash
Uang yang sekarang ada di dompetmu, di bawah kasur, di dalam celengan babi, di bawah tumpukan pakaian di lemari, adalah aset lancar yang paling lancar.
Cobalah untuk membuat catatan, sampai sekarang berapa besarnya secara total? Aset ini adalah yang pertama kali bisa digunakan untuk membeli segala kebutuhan hidup sehari-hari.
2. Tabungan
Tabungan yang ada di bank biasanya disebut dengan aset setara kas. Termasuk juga dana-dana yang tersebar di berbagai dompet digital yang kamu miliki.
Yah, kan sekarang zamannya e-wallet dan e-money kan? Makanya, mesti juga dicek kondisinya untuk saat ini.
Bagaimana dengan tabungan berjangka dan deposito?
Well, sebenarnya tabungan berjangka juga cukup mudah dicairkan ya, hanya saja kamu harus siap dengan penalti yang menyertainya jika harus dicairkan sebelum waktunya.
Sedangkan, deposito ada yang berjangka waktu 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan satu tahun. Jadi, bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar kamu juga, setidaknya dananya akan bisa kamu manfaatkan dalam waktu 1 tahun ke depan.

3. Cek, wesel, dan lainnya yang belum diuangkan
Apakah kamu punya cek, wesel, ataupun dokumen yang bisa diuangkan dalam waktu dekat? Masukkan juga ke dalam catatan keuanganmu ya.
Misalnya saja, kamu mendapatkan hibah dalam bentuk cek, tapi karena satu dua alasan belum dicairkan sampai sekarang. Ini juga termasuk dana yang siap pakai, hanya saja masih tersimpan di lembaga penyimpanan dana.
4. Logam mulia
Jika kamu memiliki simpanan logam mulia atau emas–terutama yang berbentuk batangan dan bersertifikat–ini juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar.
Logam mulia termasuk mudah dijual–atau digadaikan–dan dijadikan fresh cash, yang bisa kita pakai untuk menutup kebutuhan hidup.

5. Investasi jangka pendek
Berbagai investasi jangka pendek dengan tenor waktu kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar. Misalnya seperti reksa dana pasar uang, yang nilai investasinya tidak terpengaruh oleh suku bunga.
Surat utang yang memiliki jatuh tempo beberapa bulan ke depan hingga kurang dari satu tahun juga bisa dimasukkan ke dalam jenis aset lancar yang kamu miliki. Begitu juga jika ada bunga yang dapat kamu terima hingga beberapa bulan mendatang, juga bisa menjadi salah satu sumber aset lancar.
6. Gaji yang masih akan diterima
Buat kamu yang sampai saat ini masih menerima gaji, penghasilanmu ini dalam beberapa bulan ke depan juga termasuk dalam current asset ini.
Termasuk juga di dalamnya jika kamu akan menerima Tunjangan Hari Raya, ataupun bonus-bonus yang memang sudah dijadwalkan ada.

7. Penghasilan tambahan lain
Jika kamu mempunyai sumber penghasilan lainnya selain gaji, dan akan kamu terima dalam tempo yang sesingkat-singkatnya, maka ini juga termasuk aset lancar.
Misalnya saja, kamu punya indekos, dan akan segera menerima setoran uang sewa kamar bulan depan (abaikan kemungkinan penunggakan anak kos yang nakal), maka ini juga termasuk dalam aset lancar yang kamu miliki.
Nah, sudah jelas ya apa yang dimaksud dengan aset lancar? Pada prinsipnya adalah semua dana (atau calon dana) yang kamu miliki saat ini hingga setidaknya dalam waktu satu tahun ke depan, yang dengan mudah kamu gunakan untuk memenuhi kebutuhanmu.
Siap untuk melakukan pengecekan aset lancar sekarang? Semoga kamu bisa bertahan sampai masa pandemi ini berakhir ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Cara Efektif Melunasi Utang
Yang namanya manusia itu memang seharusnya punya banyak mau dan mimpi. Tapi sayangnya, kekuatan kita terbatas. Termasuk urusan keuangan. Karena keterbatasan itulah, kadang kita perlu untuk mengambil utang. Tapi, sayangnya, banyak orang yang berutang tanpa punya rencana untuk melunasi utang hingga tuntas.
Inilah yang kemudian menjadi masalah besar. Padahal jelas, berani berutang, ya harus berani bayar–mengembalikan pinjaman uangnya. Namanya juga pinjam, ya harus dikembalikan. Lepas dari apa pun tujuan kita berutang.
Kadang, baru kerasa kalau utang bertumpuk, hingga membuahkan bunga berbunga. Makin lama, makin menjerat, seakan kita enggak pernah terlepas seumur hidup.
Well, turut berduka cita deh. Tapi, sebenarnya, dengan (sedikit) usaha yang serius, siapa pun bisa kok melunasi utang hingga akhirnya terbebas sama sekali. Hidup tanpa utang itu ringan banget rasanya, gaes!
7 Langkah Melunasi Utang Secara Efektif

1. Susun daftar utang dan tentukan prioritas pembayaran
Lakukan financial check up, prioritaskan pada membuat daftar utang yang sekarang harus ditanggung. Tulis semuanya ya, agar kita tahu posisinya seperti apa sebenar-benarnya. Tulis juga berapa bunga yang harus dibayarkan, sekaligus tanggal jatuh temponya.
Dari daftar ini, kita lantas bisa menentukan prioritas untuk melunasi utang. Kamu bisa mulai membereskan mulai dari utang dengan bunga yang paling besar, atau bisa juga mulai dari membereskan utang dari nominal yang paling kecil.
Atau, mungkin kamu punya pertimbangan lain? Enggak masalah, tentukan prioritasmu dan jadikan ini sebagai deadline.
2. Cek tabungan
Kamu punya dana darurat dalam bentuk apa? Tabungan? Reksa dana pasar uang? Atau aset lainnya?
Apakah kamu punya saldo di beberapa e-wallet? Atau mungkin, kamu sudah booking tiket untuk liburan ke luar negeri untuk bulan depan, atau 3 bulan lagi?
Kumpulkan semua uang yang masih kamu punya. Mungkin enggak kalau semua dicairkan dulu, untuk melunasi utang? Tabungan dan reksa dana pastinya enggak masalah untuk dicairkan. Uang di e-wallet juga boleh dipakai dulu.
Untuk booking tiket, kamu bisa lo membatalkannya dan meminta refund. Meski kamu akan rugi beberapa rupiah, tapi uangnya juga bisa kamu pakai untuk melunasi utang. Liburan bisa di-reschedule kan?
3. Jual aset
Selain tabungan dan “tabungan” seperti di atas, coba cek juga, kamu punya aset apa?
Punya kamar kosong di rumah? Coba deh disewakan. Ada mobil dan kebanyakan nganggur? Coba juga disewakan.
Atau, kamu punya beberapa perhiasan emas? Bisa digadai, atau dijual, untuk bisa mendapatkan fresh cash. Bahkan kamu, para penimbun buku, kamu juga bisa jual koleksi bukumu yang enggak dibaca lagi, demi mendapatkan uang tambahan.
Pertimbangkan peluang ini terhadap segala sesuatu yang kita punya saat ini. Enggak apa nggak punya barang-barang dulu, yang penting utang lunas. Barang bisa didapatkan lagi, nanti setelah keuanganmu sehat.

4. Cari penghasilan tambahan
Selain pekerjaan utamamu sekarang, apakah kamu punya keahlian lain atau mungkin punya minat ataupun hobi yang mungkin bisa di-“karya”-kan?
Misalnya saja, jadi guru les privat anak-anak sekolah, atau guru les musik jika kamu punya hobi memainkan alat musik tertentu. Kamu juga bisa menjual craft-craft hasil karyamu sendiri melalui marketplace atau media sosial.
Pokoknya, cari sesuatu yang bisa kamu kerjakan dan menghasilkan uang tambahan demi melunasi utang lebih cepat.
5. Negosiasi dengan pihak peminjam
Jika utangmu adalah utang kartu kredit, kamu bisa lo mengajukan permohonan kepada pihak bank penerbit kartu kreditmu untuk menghentikan perhitungan pertambahan bunga. Tentunya, kamu harus punya argumen yang tepat ya.
Kamu juga bisa, misalnya, memindahkan kredit ke pihak lain yang menawarkan bunga lebih rendah.
Intinya, bernegosiasilah dengan pihak peminjam untuk melunasi utang. Pastikan kamu mempersiapkan argumen yang kuat.
6. Sesuaikan gaya hidup, ubah mindset
Ini terutama harus kamu lakukan jika utangmu adalah utang konsumtif–utang untuk mendapatkan barang-barang yang tak akan memberimu nilai tambah, barang-barang yang akan mengalami penurunan nilai nominal. Seperti misalnya, gadget atau laptop, jam tangan bermerek, dan sebagainya.
Sesuaikan gaya hidupmu, agar tak melebihi batas wajar. Ingat, pengeluaranmu untuk lifestyle “hanya” 20% dari penghasilan. Jangan sampai lebih, apalagi pakai utang.
Ubah mindset, bahwa mendapatkan pinjaman uang tidak sama dengan mendapatkan pemasukan. Pinjaman uang harus dikembalikan, entah kamu sanggup melunasi utang atau enggak.

7. Hindari gali lubang tutup lubang
Apa pun iming-imingnya, jangan langsung tergoda untuk berutang–apalagi jika utangnya konsumtif. Juga jangan sampai terpikirkan untuk menggali lubang demi menutup lubang yang lain.
Percayalah, sekali menggali lubang untuk menutup lubang, lubang yang kita buat justru semakin besar.
Nah, semoga dengan 7 langkah melunasi utang di atas bisa membantumu untuk terbebas dari jeratan utang ya.
Semangat, kamu pasti bisa!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Alasan Mengapa Ibu Bekerja Perlu Punya Me Time di Antara Waktu Sibuknya
Para ibu di zaman sekarang juga dituntut agar berperan dalam pencapaian tujuan keuangan keluarga. Makanya semakin banyak ibu, selain menjadi ibu rumah tangga, juga menjadi seorang ibu bekerja. Semakin sibuk bekerja, pastilah akan semakin sulit untuk sekadar punya waktu untuk memikirkan diri sendiri. Me time itu seperti sebuah kemewahan, atau oase di padang gurun. Langka.
Hari-hari sudah dipenuhi dengan kesibukan mengejar target kantor, dan juga tugas-tugas rumah tangga. Belum lagi kalau si ibu bekerja sudah terlanjur terjebak menjadi sandwich generation.
Pantas saja, menurut penelitian, tingkat stres seorang ibu bekerja itu lebih tinggi 40% daripada orang kebanyakan. Pukpuk buat semua ibu bekerja.
Hal ini akan semakin parah jika sang ibu bekerja kurang punya kemampuan mengatur keuangan pribadi. Akibatnya, karena merasa penghasilan selalu tak cukup, si ibu semakin keras bekerja untuk penghasilan tambahan, yang kemudian makin berefek buruk bagi kesehatannya. Jadi semacam lingkaran setan yang tak berkesudahan.
Kondisi stres ini akhirnya akan memengaruhi performa kerja di kantor, pun kondisi ibu bekerja saat di rumah. Bisa jadi produktivitas kerja menurun, dan uring-uringan sepanjang hari.
Padahal sebenarnya, untuk mengatasi kondisi stres ibu bekerja ini cukup sederhana. Yaitu luangkan waktu sedikit setiap hari untuk sekadar me time. Menyediakan waktu untuk memikirkan diri sendiri.
Berikut beberapa alasan mengapa ibu bekerja perlu punya me time
1. Me time bikin happy
Yang jelas, punya me time–yang kemudian diisi dengan melakukan kegiatan yang disukai–akan membuat kita feel content. Happy-o-meter kita akan full, terpenuhi. Kegiatan sekecil apa pun yang dilakukan, asal membuat kita senang, akan memengaruhi happy-o-meter ini.
Perasaan bahagia itu sepertinya sepele, seperti kata pepatah, “Bahagia itu sederhana”. Tapi bisa menjadi barang mewah kalau kita tak pernah menciptakannya.
Jadi, jika tak ada waktu, maka buatlah waktu untuk bahagia.
2. Kesempatan untuk merawat diri sendiri
Seorang ibu bekerja sudah menggunakan banyak waktunya untuk mengurusi banyak orang; anak, suami, orang tua, sampai atasan di kantor.
Saat me time-lah, seorang ibu bekerja bisa mengurus diri sendiri. Karena itu, di antara waktu mengurus orang lain, buatlah waktu untuk mengurus diri sendiri. Cintailah dirimu sendiri dengan merawatnya, Bu.
3. Meningkatkan produktivitas kerja
Saat seorang ibu bekerja sudah merasa content dan merasa dicintai (yang diawali dengan dicintai oleh diri sendiri), maka ia pun akan bisa menjaga produktivitasnya bekerja di kantor.
4. Memberi motivasi untuk lebih cepat menyelesaikan pekerjaan
Me time juga bisa menjadi semacam “reward” yang diberikan pada diri sendiri, saat kita berhasil mencapai suatu target. Entah itu target kerjaan kantor ataupun pekerjaan rumah tangga.
Jika sudah ada rencana mau me time di sela-sela waktu sibuk, pasti hal ini akan memotivasi kita untuk segera menyelesaikan pekerjaan dengan baik, dengan lebih cepat, agar waktu me time-nya bisa segera didapatkan.
5. Kesempatan untuk mengembangkan diri
Kalau punya hobi, maka ibu bekerja bisa menekuni hobi ini sebagai me time. Dengan demikian, ia bisa mengembangkan dirinya untuk hal-hal yang memang menjadi passion-nya.
Saat seseorang diberi kesempatan untuk melakukan hal yang disukai, maka ia biasanya akan terpacu untuk mencari tahu lebih banyak, dan belajar lagi agar lebih baik.
Mengetahui diri sendiri berkembang, juga bisa memicu perasaan “content” pada ibu bekerja, sehingga memotivasinya untuk melakukan segala hal lebih baik, termasuk saat bekerja di kantor.
Beberapa cara melakukan me time bagi ibu bekerja
Me time itu tak perlu harus heboh sendiri, apalagi pakai mengeluarkan banyak uang kok. Hal-hal kecil yang bahkan tak perlu mengeluarkan uang juga bisa dijadikan acara me time.
1. Meditasi
Meditasi terbukti dapat mengembalikan fokus kita dalam hidup, dan mengurangi stres. Kita bisa melakukan yoga, misalnya. Atau meditasi dengan mudra.
Banyak tutorial di Youtube yang bisa menunjukkan bagaimana kita mulai meditasi, kalau memang belum pernah mencoba.
2. Mempelajari hal baru
Mempelajari hal baru di saat me time juga bisa jadi selingan yang menyenangkan. Misalnya saja, belajar bahasa Korea. Atas nama belajar bahasa baru ini, kita jadi bisa memperbanyak nonton film atau drama Korea deh. Hiburan dapat, pun bisa belajar bahasa.
Sesuatu yang baru–yang berbeda dari rutinitas–akan membuat kita jadi bersemangat, dan ketika sudah waktunya kembali pada rutinitas, perasaan kita sudah happy lagi.
3. Menekuni hobi
Sepertinya sih semua orang punya hobi, atau kegiatan yang disukai. Coba ingat-ingat lagi, mungkin dulu punya hobi yang sekarang sudah tak bisa dilakukan lagi karena sibuk.
Kenapa nggak mencoba untuk menekuninya lagi?
4. Organizing
Membereskan meja kerja di kantor, ataupun di rumah (bagi ibu yang bekerja dari rumah), bisa juga menjadi me time yang bagus lo.
Mungkin banyak yang belum sadar, bahwa produktivitas kerja kita tergantung pada kerapian meja kerja. Jadi, coba atur kembali meja kerja, agar lebih rapi. Buang barang-barang yang sudah tak terpakai, susun file-file dalam file holder yang rapi, kalau perlu tempelkan label-label agar mudah dicari. Kelompokkan barang-barang sesuai fungsi, lalu susun di rak jika ada. Termasuk juga membersihkan laci.
Coba rasakan, ketika meja kerja sudah kembali bersih dan rapi. Pasti merasa happy.
5. Merumuskan kembali tujuan keuangan
Saat selesai merumuskan kembali tujuan keuangan ini rasanya seperti saat kita selesai merapikan meja kerja. Masa depan jadi lebih jelas. Begitu pun dengan tujuan ibu bekerja, jadi lebih jelas dan me-refresh kembali tujuannya bekerja untuk apa. Motivasi baru akan timbul, sehingga akan memacu bekerja lebih baik lagi.
Awalilah me time ini dengan melakukan financial checkup. Buka-buka lagi buku tabungan, coba hitung lagi berapa utang KPR yang masih tersisa. Dana pensiun sudah berapa? Bagaimana dengan dana pendidikan anak? Kurang berapa?
Kalau ada yang sudah mulai dekat tercapai salah satu tujuannya, pasti ada rasa termotivasi menyelusup. Kembangkan rasa ini menjadi rasa excited untuk kembali berusaha lebih baik.
Yuk, usulkan pada pihak perusahaan tempat Anda bekerja untuk memberikan training keuangan bagi karyawan. Dengan bertambahnya keterampilan mengelola keuangan, tingkat stres ibu bekerja pun juga bisa ditekan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Karyawan Punya Bisnis Sampingan, Rumuskan Kebijakan Perusahaan Berpedoman pada 5 Hal Ini!
Dalam artikel yang ditayangkan beberapa waktu yang lalu, sudah dibahas alasan-alasan baik mengapa perusahaan sebaiknya memberikan izin pada karyawan untuk mempunyai pekerjaan ataupun bisnis sampingan.
Memang topik ini masih saja menjadi perdebatan hingga saat ini antara pihak perusahaan dan karyawan sendiri. Bagi karyawan, mempunyai pekerjaan ataupun bisnis sampingan adalah salah satu cara untuk menambah penghasilan demi mencapai tujuan keuangan lebih cepat tanpa meminta kenaikan gaji.
Sementara, dari pihak perusahaan, mungkin sudah mempertimbangkan berbagai alasan baik mengapa karyawan diizinkan untuk melakukan pekerjaan ataupun bisnis sampingan, namun kadang masih ada hal-hal lain yang dikhawatirkan.
Untuk hal ini, perusahaan sebenarnya bisa mengambil jalan tengah; memberikan izin pada karyawan untuk melakukan pekerjaan ataupun bisnis sampingan, namun perlu juga untuk punya beberapa aturan dan kebijakan perusahaan secara tertulis, agar karyawan pun jadi tahu dan paham batasan-batasannya.
Beberapa hal berikut ini mungkin bisa menjadi bahan pertimbangan untuk merumuskan kebijakan perusahaan terkait pekerjaan atau bisnis sampingan yang ingin dilakukan oleh karyawan.
5 Hal yang Bisa Dipertimbangkan untuk Merumuskan Kebijakan Perusahaan Terkait Pekerjaan atau Bisnis Sampingan Karyawan
1. Izin dari atasan langsung
Yang paling utama harus diperhatikan adalah orang-orang yang pekerjaannya berhubungan langsung dengan si karyawan. Dalam hal ini adalah atasan langsung, partner setim, dan mungkin jika ada, bawahan langsung.
Memang tak perlu meminta izin pada semua orang untuk bisa melakukan pekerjaan ataupun bisnis sampingan, tapi setidaknya si karyawan harus mendapatkan izin dari atasannya langsung, yang tahu persis job description yang dilakukannya sehari-hari.
Atasan langsung dapat menganalisis, apakah akan ada peluang pekerjaan utama bisa terganggu, dan selanjutnya bisa mendiskusikannya dengan pihak HR ataupun manajemen.
2. Conflict of interest
Kebijakan perusahaan yang dibuat juga harus mempertimbangkan peluang terjadinya conflict of interest jika karyawan melakukan pekerjaan ataupun bisnis sampingan.
Hal ini bisa dilakukan dengan mengamati dan menganalisis bidang yang digeluti. Misalnya saja, perusahaan bergerak di bidang bisnis online fashion. Maka karyawan sebaiknya tidak diperbolehkan untuk menggeluti niche bisnis yang sama. Kalau sama-sama bergelut di bisnis online fashion–apalagi kalau karyawan menjual produk-produk kompetitor yang didapatnya dari channel yang berbeda–tentunya tak akan baik bagi branding perusahaan.
Bahkan, ada nih kejadian. Dengan alasan untuk mendapatkan penghasilan tambahan, seorang karyawan menjadi reseller produk perusahaan home decor tempatnya bekerja. Awalnya, kerja sama ini berjalan baik. Namun, pada akhirnya, karyawan tersebut lebih mementingkan order usaha pribadinya ketimbang order yang datang ke perusahaan.
Hal ini sebaiknya juga harus lebih diperhatikan dan dipertimbangkan oleh pihak perusahaan.
3. Tidak boleh mengganggu kinerja
Bagaimanapun, pekerjaan utama tetap harus menjadi prioritas. Namanya juga pekerjaan tambahan, jadi pekerjaan tersebut seharusnya dilakukan jika target pekerjaan utama sudah selesai dikerjakan secara tuntas.
Hal ini pastinya tergantung pada karyawan itu sendiri, bagaimana ia mengelola waktu, tenaga, dan pikirannya. Karyawan harus bisa menentukan prioritas sehingga tetap bisa mencapai target yang sudah ditetapkan sembari menjalankan pekerjaan ataupun bisnis sampingan.
Dari pihak perusahaan sendiri bisa melakukan monitoring mengenai hal ini. Jika semangat kerja karyawan tampak menurun, maka harus segera dicari tahu apa penyebabnya. Dengan demikian, bisa segera pula dicari solusinya untuk kebaikan bersama.
4. Diharapkan untuk menjaga kesehatan
Melakukan dua atau lebih pekerjaan secara bersamaan pasti bukan hal yang mudah. Pikiran, tenaga, dan waktu akan terbagi. Kalau stres karena kurang mampu mengelola diri, maka bisa saja jadi jatuh sakit.
Pastinya hal ini tak diharapkan oleh pihak perusahaan. Mungkin memang perusahaan sudah memberikan berbagai benefit kesehatan, tetapi tentunya bukan untuk tujuan seperti ini.
Karena itu, perusahaan boleh mengingatkan karyawan yang ingin melakukan pekerjaan atau bisnis sampingan untuk senantiasa menjaga kesehatan mereka. Ada baiknya jika pihak HR perusahaan mendiskusikan hal ini secara khusus dengan karyawan agar sama-sama sepaham.
5. Tetap jaga kerahasiaan perusahaan
Selain peluang terjadinya conflict of interest, hal lain yang biasanya menjadi kekhawatiran terbesar perusahaan adalah bocornya resep perusahaan pada pihak lain yang mungkin berhubungan secara personal dengan karyawan.
Memang bisa dimaklumi sih, mengapa kekhawatiran seperti ini muncul, dan peluangnya memang ada. Karena itu, ada baiknya dibuat kebijakan perusahaan berupa aturan tertulis terkait rahasia-rahasia perusahaan ini dan ditandatangani di atas meterai oleh karyawan.
Selain 5 hal di atas, ada baiknya juga bagi perusahaan untuk memberikan training keuangan bagi karyawan. Dengan meningkatkan kemampuan pengelolaan keuangan yang baik, dan karyawan jago mengelola gaji, mereka pun jadi merasa tak perlu mempunyai penghasilan tambahan bukan?
Hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan. Pihak perusahaan dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansialnya.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.