Gaji TikTok: Apa Saja Sumber Pendapatannya?
Mengetahui sumber gaji TikTok menjadi penting seiring bertumbuhnya platform ini sebagai ladang penghasilan. Banyak konten kreator menjadikan TikTok sebagai panggung utama untuk berkreasi sekaligus menghasilkan uang. Dengan variasi konten yang ditawarkan, potensi untuk mendapatkan penghasilan menjadi lebih terbuka.
Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang dari TikTok mulai dikenal luas. Dari iklan hingga donasi, opsi yang tersedia memberikan peluang bagi konten kreator untuk meraih penghasilan. Fokus pada pembahasan mendalam mengenai setiap metode bisa memberikan gambaran yang lebih jelas tentang cara kerja sistem monetisasi di TikTok.
Table of Contents
Pengin Dapat Gaji TikTok, Beberapa Hal yang Mesti Dipahami Dulu
TikTok telah terbukti sebagai platform yang efektif untuk menghasilkan uang. Banyak kreator di platform ini berhasil meraih kekayaan berkat popularitas mereka.
Untuk kreator baru, gaji TikTok bisa bervariasi. Seiring bertambahnya pengikut, peluang untuk mendapatkan uang juga meningkat. Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghasilkan uang melalui TikTok mencakup membuat konten yang menarik dan berkolaborasi dengan merek.
Pendapatan utama dari TikTok sebagian besar sebenarnya enggak langsung berasal dari platform itu sendiri, melainkan dari aktivitas yang dilakukan di sana. TikTok belum menawarkan skema monetisasi yang stabil dan umum seperti yang ada di YouTube melalui program kemitraannya.
Dulu, TikTok pernah mengadakan Creator Fund, yang memberi insentif finansial kepada kreator dengan pengikut lebih dari 10.000. Namun, program ini sudah tidak enggak dilanjutkan lagi.
Ada juga TikTok Pulse, yang menyediakan sistem bagi hasil dari iklan. Namun, ini belum tersedia bagi kreator TikTok di Indonesia.
Jadi, bagaimana kreator TikTok bisa menghasilkan uang? Pendapatan mereka bisa datang dari berbagai sumber seperti hadiah selama siaran langsung, komisi dari program afiliasi, dan kerja sama dengan brand. Pendapatan seorang kreator bergantung pada berbagai usaha yang mereka lakukan.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
Macam-Macam Pendapatan Gaji TikTok
Berikut adalah beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan penghasilan atau gaji TikTok.
1. Gift saat Live
Salah satu cara kreator TikTok dengan 100 ribu pengikut menghasilkan uang adalah melalui hadiah selama siaran langsung. Hadiah ini adalah bentuk dukungan virtual yang diberikan oleh penonton.
Hadiah ini kemudian bisa ditukar menjadi ‘diamond’ yang dapat diuangkan dan ditransfer ke rekening bank yang terdaftar pada TikTok.
Untuk dapat melakukan siaran langsung dan menerima hadiah, seorang kreator harus berusia minimal 18 tahun dan memiliki minimal 1.000 pengikut. Fitur siaran langsung akan terbuka di antarmuka kamera TikTok setelah memenuhi kriteria ini.
Hadiah yang diberikan memiliki variasi harga dari $0.01 sampai $500, sehingga total pendapatan dari hadiah ini bergantung pada keikhlasan penonton.
Untuk meningkatkan penerimaan hadiah, kreator bisa menginformasikan penonton tentang sistem hadiah ini, yang merupakan praktik umum di kalangan kreator TikTok. Penting juga untuk mengucapkan terima kasih atas setiap hadiah yang diterima sebagai bentuk penghargaan kepada penonton yang telah memberikan dukungan.
2. Sponsored Content
Gaji TikTok juga bisa berasal dari konten bersponsor. Untuk bisa mendapatkannya, konten kreator bisa kerja sama dengan brand.
Konten bersponsor umumnya ditujukan untuk mempromosikan produk atau layanan dari brand yang terlibat. Rincian kerja sama dan pembayaran biasanya dibahas dan disepakati bersama sebelumnya.
Kesempatan kerja sama ini terbuka lebar jika informasi yang relevan disertakan dalam profil. Sebaiknya tuliskan di bio, seperti “Untuk kerja sama, hubungi via DM.” atau sejenisnya.
Dengan cara ini, kemungkinan untuk bermitra dengan brand bisa meningkat, dan brand berpeluang untuk bersedia mensponsori dalam periode yang telah disepakati.
3. Program Afiliasi untuk Kreator TikTok
Kreator juga dapat memperoleh gaji TikTok dari program afiliasi. Dalam program ini, kreator bisa berkolaborasi dengan brand untuk mempromosikan produk melalui video TikTok atau platform media sosial lain.
Komisi diperoleh dari setiap pembelian yang terjadi melalui rekomendasi kreator. Tingkat komisi bervariasi, mulai dari 5% hingga 30% per transaksi, memberikan kesempatan untuk pendapatan yang signifikan jika berhasil menarik banyak pembeli.
Memulai program afiliasi cukup sederhana. Untuk TikTok, kreator hanya memerlukan minimal 2.000 pengikut dan pendaftaran di TikTok Shop untuk bergabung.
Dalam setiap program afiliasi, prosesnya mirip. Kreator akan memilih produk yang ingin dipromosikan, kemudian menerima link afiliasi untuk setiap item tersebut. Link ini ditempatkan dalam deskripsi video agar audiens bisa mengakses dan melakukan pembelian dengan mudah. Penting untuk memilih produk yang relevan dengan minat dan kebutuhan pengikut di TikTok.
4. Donasi
Penggemar yang setia sering kali memberikan dukungan finansial kepada kreator favorit mereka sebagai bentuk penghargaan. Dukungan ini juga bisa dianggap sebagai gaji TikTok.
Jumlah uang yang diterima dari dukungan ini bisa beragam tiap bulan. Namun, tidak jarang penggemar memberikan sumbangan dalam jumlah besar. Hal ini lebih mungkin terjadi jika konten yang dibuat konsisten berkualitas tinggi dan menarik minat penonton.
Untuk dapat menerima dukungan ini, diperlukan platform yang memungkinkan penggemar memberikan donasi atau tip. Beruntung, saat ini tersedia banyak opsi platform yang dapat digunakan untuk mengumpulkan dukungan dari penggemar.
5. Pendapatan dari Merchandise
Salah satu cara mendapatkan gaji TikTok yang lain adalah melalui penjualan merchandise. Jika sudah memiliki followers banyak, cara ini dapat sangat menguntungkan.
Misalnya, menjual kaus dengan desain sendiri, yang disesuaikan dengan persona yang selama ini digunakan. Lalu, dari kaus bisa dikembangkan ke berbagai barang lainnya juga. Jika menambah variasi produk, potensi pendapatan bisa meningkat signifikan.
Namun, untuk sukses menjual merchandise, diperlukan jumlah follower yang besar karena tidak semua akan tertarik membeli produk yang ditawarkan.
Untuk maksimalisasi pendapatan dari merchandise, penting untuk merencanakan produk dengan baik. Produk bisa dipasarkan melalui marketplace online. Tautan penjualan bisa disertakan dalam deskripsi video agar mudah diakses oleh pengikut.
Baca juga: Mengelola Keuangan untuk Generasi TikTok: Dari FOMO ke JOMO (Joy of Missing Out)
Nah, kalau sudah dapat gaji TikTok, pastinya kemudian kamu harus belajar untuk mengelolanya dengan baik. Pasalnya, ya percuma saja kamu bisa mendapatkan penghasilan jutaan, kalau enggak tahu cara mengaturnya. Bisa-bisa, kamu kerja terus, tetapi uang enggak terkumpul.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Perencanaan keuangan menjadi fondasi penting bagi keluarga baru yang berusaha membangun kehidupan yang stabil dengan gaji kecil. Menghadapi tantangan ekonomi saat ini, kemampuan untuk mengelola anggaran secara efisien tidak hanya membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga dalam menyiapkan masa depan yang lebih cerah.
Dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang bijaksana, mengatur dan membuat perencanaan keuangan keluarga bukanlah tugas yang mustahil kok. Bahkan dengan keterbatasan dana.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Table of Contents
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru dengan Gaji Kecil
Yang pertama harus diingat, bahwa nominal gaji sebenarnya bukan masalah. Prinsipnya, adalah pada pembagian dengan persentase. Dengan begitu, mau berapa pun nominalnya, kamu bisa melakukan perencanaan keuangan berdasarkan prioritas dan kondisimu.
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Memahami kondisi keuangan keluarga adalah langkah pertama dan paling krusial dalam perencanaan keuangan, khususnya untuk keluarga baru yang mungkin berhadapan dengan tantangan mengatur anggaran dengan gaji kecil.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu dalam proses ini:
- Catat Semua Sumber Penghasilan. Mulailah dengan mencatat semua sumber penghasilan bulanan secara total, termasuk gaji, bonus, pendapatan sampingan, atau pendapatan pasif lainnya.
- Lacak Pengeluaran. Gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi pengelolaan keuangan untuk mencatat setiap pengeluaran. Ini termasuk tagihan tetap (seperti sewa, utilitas, asuransi) dan pengeluaran variabel (seperti makanan, transportasi, hiburan). Catat pengeluaran selama satu bulan penuh untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
- Evaluasi Arus Kas. Bandingkan total pengeluaran dengan total penghasilan. Ini akan menunjukkan apakah kamu hidup di bawah, tepat pada, atau di atas kemampuan.
Buat Daftar Prioritas
Bisa membedakan antara kebutuhan (seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dasar) dan keinginan (seperti liburan, gadget terbaru) adalah penting. Untuk mulai membuat perencanaan keuangan keluarga dengan gaji kecil, kemampuan ini akan sangat berguna.
Fokuslah pada kebutuhan terlebih dahulu. Lalu, prioritaskan lagi berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Urutkan pengeluaran berdasarkan yang paling penting dan mendesak. Misalnya, pembayaran KPR atau sewa rumah harus menjadi prioritas utama.
Selain pembayaran tagihan yang harus diprioritaskan, tabungan juga mesti dianggap sebagai kebutuhan bulanan, bukan hanya sesuatu yang kamu lakukan dengan uang sisa.
Identifikasi Pengeluaran yang Tak Perlu
Periksa catatan pengeluaran kamu dan identifikasi item yang mungkin tidak perlu atau berlebihan. Cari pola pengeluarannya, amati apakah ada kebiasaan pengeluaran yang sering terjadi, seperti makan di luar atau berbelanja impulsif.
Untuk lebih berhemat, kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi pengganti yang memungkinkanmu mengeluarkan uang lebih sedikit. Misalnya, ganti makan di luar dengan memasak di rumah, atau cari pilihan hiburan gratis atau lebih murah, ganti bahan makanan premium menjadi standar.
Membuat Anggaran yang Realistis
Membuat anggaran yang realistis adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga baru dengan gaji kecil.
Kamu bisa menggunakan rumus 4-3-2-1 untuk membuat anggaran. 40% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin, 30% untuk membayar utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi atau menabung. Namun, angka ini tidak mutlak. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi kamu.
Yang penting, pilah dan susun berdasarkan prioritasnya.
Contoh Anggaran untuk Keluarga dengan Gaji Kecil
Nah, yuk, sekarang kita pakai contoh saja biar lebih jelas.
Misalkan penghasilan bulanan bersih keluarga adalah Rp5.000.000. Dengan formula 4-3-2-1, maka anggaran bisa dibuat seperti berikut.
Rutin (40%) = Rp2.000.000
- Makanan dan kebutuhan rumah tangga = Rp1.300.000
- Transportasi = Rp400.000
- Tagihan utilitas (listrik, air, internet) = Rp300.000
Utang (30%) = Rp1.500.000 (KPR 20 tahun)
Lifestyle (20%) = Rp1.000.000
- Hobi ayah = Rp200.000
- Hobi ibu = Rp200.000
- Hiburan sekali seminggu = Rp600.000
Investasi (10%) = Rp500.000
- Reksa dana pasar uang = Rp200.000
- Reksa dana pendapatan tetap = Rp300.000
Ingat, anggaran ini adalah contoh dan harus disesuaikan berdasarkan situasi keuangan spesifik kamu. Kunci dari anggaran yang sukses adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan saat kondisi keuanganmu berubah.
Merencanakan Masa Depan
Salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan. Apalagi bagi keluarga baru.
Jangan tunggu sampai banyak uang atau kaya dulu untuk punya rencana masa depan, karena ya bakalan telat. Justru rencana masa depan dimulai begitu keluarga baru terbentuk.
Apa saja yang perlu direncanakan?
1. Asuransi
Memahami pentingnya asuransi untuk perlindungan keluarga adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan yang bertanggung jawab. Asuransi membantu mengurangi dampak finansial yang mungkin muncul akibat kejadian-kejadian tersebut, yang seringkali terjadi tanpa peringatan.
Ada beberapa jenis asuransi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap keluarga. Asuransi kesehatan adalah salah satu yang utama, menutupi biaya perawatan medis yang bisa sangat mahal. Asuransi jiwa menjadi penting terutama jika keluarga bergantung pada penghasilan dari satu anggota, menyediakan dukungan finansial jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dalam memilih polis asuransi, sangat penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik dan situasi finansial keluarga. Hal ini untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi ketidakpastian.
2. Biaya Pendidikan Anak
Merencanakan pendidikan anak merupakan bagian esensial dalam perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengestimasi biaya pendidikan di masa depan, dengan mempertimbangkan faktor inflasi.
Pasalnya, inflasi ini dapat meningkatkan biaya pendidikan secara signifikan, sehingga penting untuk memahami proyeksi biaya tersebut dalam jangka panjang.
Mulailah menabung sejak dini, meskipun dengan nominal kecil untuk keperluan ini. Tabungan akan bertumbuh seiring waktu. Penting untuk memulai secepat mungkin, karena semakin cepat kamu mulai, semakin besar akumulasi dana yang terkumpul.
3. Menyiapkan Dana Pensiun
Mulai dengan melakukan kalkulasi kebutuhan pensiun. Perkirakan jumlah uang yang akan dibutuhkan untuk memenuhi gaya hidup yang diinginkan saat pensiun. Faktor-faktor seperti biaya hidup, rencana kesehatan, dan aktivitas rekreasi harus dipertimbangkan dalam perhitungan ini.
Sisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin sesuai perhitungan yang sudah dilakukan. Pilih instrumen investasi yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dana tersebut. Manfaatkan program pensiun yang tersedia, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh kantor. Banyak dari program ini yang menawarkan manfaat tambahan yang bisa meningkatkan nilai dana pensiun kamu.
Diversifikasi sumber pensiun juga sangat penting. Jangan hanya mengandalkan satu sumber, seperti dana pensiun dari tempat kerja. Diversifikasi melalui berbagai jenis investasi akan mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pertumbuhan dana pensiunmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Harus Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi perlu dikelola saat menghadapi situasi terburuk, salah satunya kehilangan pekerjaan. Kejadian tersebut bersifat tak terduga dan bisa terjadi pada setiap orang. So, perlu diantisipasi sedini mungkin.
Memang sedih sih, kalau kejadian kehilangan pekerjaan ini menimpa kita. Namun, saat benar-benar mengalami kehilangan pekerjaan, bukan saatnya untuk berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, kamu harus bergegas melakukan evaluasi dan menyusun strategi yang sedemikian rupa untuk bertahan hidup.
Kan, enggak nyaman rasanya kalau terlalu lama merasakan banyak tekanan finansial? Itulah pentingnya menemukan solusi yang tepat untuk situasi yang tengah dihadapi tersebut.
Contohnya, seperti menyusun anggaran secara ketat, membatasi pengeluaran, atau bahkan menjual barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang cakupan perencanaan keuangan pribadi saat kehilangan pekerjaan. Ini adalah topik yang sedih dan berat untuk dibahas sih, tetapi justru harus segera dilakukan agar situasi segera membaik.
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi adalah proses mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan finansial yang terencana dan terintegrasi. Perencanaan ini juga diartikan sebagai proses evaluasi untuk menyesuaikan dan memprioritaskan keuangan ketika terjadi perubahan kondisi ekonomi.
So, kalau kamu harus kehilangan pekerjaan, itu artinya ada sebuah perubahan kondisi yang sedang terjadi dalam hidupmu. Perubahan kondisi ini wajar saja jika kemudian diikuti dengan perubahan rencana keuangan. Ada beberapa cakupan perencanaan keuangan pribadi yang harus diperhatikan, saat kamu mengubah rencana ini. Berikut beberapa di antaranya.
1. Sumber Penghasilan Lain
Saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan part time atau pekerjaan sampingan yang memang menjadi keahlianmu. Pekerjaan ini sangat luas, mulai dari freelance, ojek online, jualan online, dan lain sebagainya. Temukan peluang yang memang cocok dengan minat dan keahlianmu dan pastikan agar peluang tersebut tidak mengganggu kamu dalam proses mencari pekerjaan tetap.
Mungkin saja kamu akan bertemu suatu perusahaan yang bersedia menawarkan pekerjaan sementara atau pekerjaan pengganti. Hal ini memungkinkan untuk bertemu orang-orang baru, mempelajari keahlian baru, hingga menemukan peluang yang lebih besar lagi.
2. Kelola Pengeluaran
Saat kehilangan pekerjaan, sudah pasti cakupan perencanaan keuangan pribadi pertama yang perlu dicek adalah pengeluaran. Tekan pengeluaran seminim mungkin. Bila perlu, cek kembali pengeluaran bulananmu untuk menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting untuk dibeli.
Jika biasanya hidupmu penuh dengan hedonisme, inilah saatnya untuk menerapkan gaya hidup frugal. Misalnya, seperti membatalkan langganan majalah, layanan streaming, atau keanggotaan gym karena tidak termasuk kebutuhan primer. Apalagi kalau kemarin-kemarin, ternyata kamu tetap saja jarang ngegym. Jadi mubazir kan?
Mulailah untuk membatasi makan di luar hingga pemakaian bahan bakar berlebihan untuk menekan laju pengeluaran. Setelah memahami kondisi keuangan dengan lebih baik, saatnya menetapkan anggaran yang realistis untuk membantu kamu survive di situasi pencarian kerja ini.
3. Dana Darurat
Dana darurat merupakan cadangan uang yang disisihkan secara khusus untuk keadaan darurat atau pengeluaran tak terduga. Nah, masalahnya, apakah kamu ketika masih punya pekerjaan kemarin sudah sempat mengumpulkan dana darurat? Kalau sudah, kamu bisa bernapas lebih lega, karena ini bisa menjadi dana cadangan selama kamu belum punya pekerjaan tetap lagi.
Namun, jangan lupa untuk mengembalikannya lagi ya, nanti kalau sudah memiliki penghasilan tetap. Agar bisa menyisihkan dana darurat yang tepat, cobalah hitung pengeluaran kamu setiap bulannya. Untuk jumlah dana darurat yang ideal, setidaknya minimal ada 3 kali pengeluaran setiap bulannya. Mengingat, kamu pasti butuh waktu untuk mencari pekerjaan baru usai kehilangan pekerjaan. Setidaknya, dana darurat harus mampu mengakomodir pengeluaran selama tiga sampai enam bulan ke depan.
4. Utang dan Kewajiban
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang berikutnya adalah utang dan kewajiban. Susunlah seluruh daftar tagihan yang mencakup uang sewa, utilitas, kredit kendaraan, utang, dan kewajiban lainnya.
Alternatif yang paling ideal saat menghadapi kehilangan pekerjaan adalah dengan tetap melakukan pembayaran full setiap bulan. Sayangnya, beberapa dari kamu yang tidak memiliki cukup tabungan mungkin akan sulit melakukan perencanaan ini. Namun, masih ada opsi untuk membayar minimum. Dengan rutin melakukan pembayaran minimum, setidaknya upaya ini dapat menjaga reputasimu di mata pemberi pinjaman atau lembaga penyedianya.
Namun, jika memang tidak bisa melakukan pembayaran minimum, cobalah untuk bernegosiasi. Misalnya, mengupayakan agar tanggal jatuh tempo mundur, meminimalkan pembayaran bulanan, menghapus atau menurunkan bunga, menunda pembayaran, dan lain-lain.
5. Asuransi
Badai PHK massal memang bisa terjadi kapan saja dan dapat menimpa perusahaan apa saja. Sebelum musibah ini menimpamu, ada baiknya jika menggunakan produk asuransi yang memberikan manfaat yang pas dengan kebutuhan.
Seperti asuransi kesehatan. Umumnya perusahaan akan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan. Nah, ketika kehilangan pekerjaan, jangan sampai lupa untuk tetap membayar iuran, agar manfaatnya tetap bisa kamu dapatkan. Ingat, biaya obat saat sakit itu lumayan menguras dompet. Kalau tanpa asuransi, bisa-bisa hal ini menambah beban keuangan kamu yang belum berpemasukan lagi.
Dengan memperhatikan cakupan perencanaan keuangan pribadi ini, maka kamu tetap bisa menjalani hidup dengan layak dan tidak perlu mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Rencana Keuangan Baru
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengatur rencana keuangan baru. Kamu juga perlu memastikan, apakah rencana-rencana lama masih relevan dengan kondisi saat ini dan di masa depan?
Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan secara produktif. Jika mempunyai keahlian khusus, lakukan pekerjaan freelance, konsultasi paruh waktu, atau memonetisasi keahlianmu dengan sumber daya online. Apalagi, saat ini, ada banyak pekerjaan digital yang bisa dikerjakan secara fleksibel di mana saja dan kapan saja.
Berapa pun sumber penghasilan tambahan tersebut, hal ini tetap akan membantu untuk menutup sejumlah pengeluaran.
Jadi, dapat diketahui bahwa cakupan perencanaan keuangan pribadi sangat penting ketika menghadapi situasi kehilangan pekerjaan. Dengan memilih perencanaan yang tepat, maka kondisi finansial bisa tetap bertahan hingga benar-benar menemukan pekerjaan baru yang menjanjikan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Cara Mengoptimalkan Pemasukan dan Pengeluaran untuk Mencapai Keseimbangan Keuangan yang Sehat
Sudah tanggal tua begini, biasanya baru deh terasa kalau pemasukan dan pengeluaran kita tidak seimbang. Cirinya gampang banget dikenali: uang di dompet tinggal beberapa lembar yang pecahan kecil, atau saldo di e-Wallet tinggal 4 digit, begitu juga dengan saldo di ATM.
Siapa nih yang relate?
Mengapa Pemasukan dan Pengeluaran Kita Tidak Seimbang?
Ada banyak alasan mengapa banyak orang mengalami pemasukan dan pengeluaran uang yang tidak seimbang, di antaranya adalah sebagai berikut.
Kurangnya pengetahuan tentang manajemen keuangan
Banyak orang tidak memiliki pengetahuan yang cukup tentang manajemen keuangan dan tidak tahu bagaimana membuat anggaran atau mengelola uang mereka dengan efektif.
Kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif
Banyak orang memiliki kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif, seperti membeli barang yang tidak diperlukan atau makan di luar terlalu sering.
Tidak adanya anggaran atau bujet
Banyak orang tidak memiliki anggaran atau bujet yang jelas untuk pengeluaran mereka sehingga mereka sering menghabiskan uang mereka tanpa memperhatikan apakah itu dalam batas yang wajar atau tidak.
Pengaruh lingkungan atau teman sebaya (atau media sosial)
Banyak orang terpengaruh oleh lingkungan atau teman sebaya mereka—dan juga media sosial—dalam membelanjakan uang. Mereka mungkin merasa perlu untuk membeli barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan hanya karena teman-teman mereka memiliki barang serupa.
Biaya hidup yang tinggi
Biaya hidup yang tinggi, seperti harga sewa rumah atau biaya pendidikan, bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pengeluaran dan pendapatannya.
Kebiasaan hidup konsumtif
Kebiasaan hidup konsumtif, di mana seseorang terus-menerus membeli barang-barang baru dan mewah, bisa menyebabkan pengeluaran yang tidak seimbang dengan pendapatan yang dimiliki.
Utang yang menumpuk
Banyak orang memiliki utang yang menumpuk, seperti kredit mobil, kredit rumah, atau kartu kredit yang belum dibayar, dengan cicilan yang terlalu besar. Utang tersebut bisa membuat seseorang kesulitan untuk menyeimbangkan pemasukan dan pengeluarannya.
Dampak yang Bisa Terjadi
Jika pemasukan dan pengeluaran tidak seimbang, maka akan timbul beberapa konsekuensi yang mungkin akan mempengaruhi keuangan kamu. Apa saja?
Masalah keuangan
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran dapat menyebabkan masalah keuangan yang serius, seperti utang yang menumpuk, kehilangan aset, dan bahkan kebangkrutan.
Stres dan tekanan mental
Masalah keuangan dapat menyebabkan stres dan tekanan mental, karena kamu lantas mungkin merasa cemas, khawatir, atau bahkan depresi karena situasi keuangan yang sulit.
Kesulitan dalam mencapai tujuan keuangan jangka panjang
Jika kamu tidak dapat mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan sulit bagimu untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang, seperti membeli rumah, pensiun dengan nyaman, atau membiayai pendidikan anak-anak.
Hilangnya kesempatan investasi
Ketidakseimbangan pemasukan dan pengeluaran juga dapat mengakibatkan hilangnya kesempatan investasi yang baik, karena kamu mungkin tidak memiliki uang yang cukup untuk berinvestasi atau tidak memiliki dana darurat yang cukup.
Hilangnya kepercayaan diri
Jika kamu enggak mampu mengelola keuangan dengan baik, maka mungkin akan merasa rendah diri dan kehilangan kepercayaan diri dalam kehidupan sehari-hari.
So, sampai di sini apakah kamu sepakat, bahwa sangat penting untuk mencapai keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran ini?
Kamu perlu banget untuk memastikan bahwa pengeluaranmu enggak melebihi pemasukan dan memiliki anggaran yang jelas untuk membantumu mengelola uang dengan lebih efektif. Dengan cara ini, kamu dapat menghindari masalah keuangan dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang dengan lebih mudah.
Cara Menyeimbangkan Pemasukan dan Pengeluaran
Untuk mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran agar mencapai keseimbangan keuangan yang sehat, kamu bisa mencoba langkah-langkah berikut.
Buatlah anggaran atau bujet yang realistis
Buatlah daftar pendapatan dan pengeluaran bulanan yang detail dan realistis. Buatlah prioritas pada pengeluaran yang penting dan usahakan untuk membatasi pengeluaran pada hal-hal yang tidak terlalu penting.
Pelajari kebiasaan pengeluaran
Perhatikan pengeluaranmu dalam sebulan dan identifikasi kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif dan menguras kantong, seperti makan di luar, belanja tidak perlu, atau kegiatan lain yang tidak penting.
Kemudian, coba untuk mengurangi pengeluaran tersebut atau bahkan menghilangkan kebiasaan pengeluaran yang kurang efektif tersebut.
Lakukan pembayaran utang
Jika ada utang yang perlu dibayar, usahakan untuk membayar secepat mungkin dan hindari pembayaran dengan kartu kredit atau pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Simpan uang secara teratur
Coba untuk menyisihkan sebagian dari pendapatanmu setiap bulan untuk disimpan dalam rekening tabungan. Kamu bisa memulai dengan menyisihkan sekitar 10% dari pendapatan bulanan sebagai tabungan.
Dengan cara ini, kamu akan terbiasa untuk mengalokasikan sebagian dari pendapatan untuk masa depan dan juga sebagai dana darurat jika terjadi sesuatu yang tidak terduga.
Cari sumber penghasilan tambahan
Cari peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan, seperti bekerja paruh waktu atau mengambil pekerjaan sampingan yang sesuai dengan waktu luangmu. Ini bisa membantu menyeimbangkan pemasukan dan pengeluaran bulanan sehingga dapat mengurangi tekanan finansial.
Hindari utang baru
Jangan menambah hutang baru kecuali jika itu benar-benar diperlukan. Ingatlah bahwa utang akan memberikan beban finansial yang lebih besar dan mempengaruhi keseimbangan keuanganmu.
Review dan evaluasi keuangan secara berkala
Review keuanganmu setiap bulan dan evaluasi apakah anggaran yang sudah dibuat berhasil dicapai atau tidak. Jika tidak, coba cari tahu apa yang salah dan cari solusinya.
Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, kamu dapat mengoptimalkan pemasukan dan pengeluaran untuk mencapai keseimbangan keuangan yang sehat. Selalu ingatlah untuk memprioritaskan pengeluaran yang penting dan menghindari pengeluaran yang kurang efektif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami 3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi agar Terhindar dari Konflik dengan Otoritas Pajak
Masalah pajak seakan menjadi momok belakangan ini ya kan? Tapi, kalau dipikir-pikir, masalah pajak yang sering terjadi itu juga cuma 3: salah hitung, nggak paham aturan pajak, dan nggak melaporkan sumber penghasilan.
Masalah pajak yang sering terjadi dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi wajib pajak, baik dalam bentuk sanksi dan denda, maupun dampak yang lebih besar terhadap reputasi. Seiring dengan kompleksitas aturan pajak yang semakin tinggi dan tuntutan pemerintah untuk memenuhi target penerimaan pajak, kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak tak sengaja dilakukan hingga menjadi masalah pajak yang semakin sering terjadi.
So, memang penting bagi kita, sebagai wajib pajak, untuk memahami kesalahan-kesalahan apa saja yang dapat dihindari dan cara mengatasinya. So, kali ini kita akan membahas tentang cara menghindari masalah pajak yang sering terjadi tersebut, dan memahami kesalahan yang dapat dihindari.
Dengan memahami masalah pajak yang sering terjadi dan cara mengatasinya, maka kita dapat memastikan bahwa kita bisa memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak. Ngeri banget lo, soalnya!
So yuk, kita belajar keuangan tentang pajak untuk artikel kali ini.
3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi
Kesalahan Penghitungan Pajak
Kesalahan dalam menghitung pajak adalah masalah yang sering terjadi di antara wajib pajak. Beberapa masalah pajak yang sering terjadi dalam penghitungan pajak ini terjadi meliputi:
Kesalahan dalam mengklasifikasikan sumber penghasilan
Salah mengklasifikasikan sumber penghasilan dapat mengakibatkan masalah pajak yang sering terjadi, yakni kesalahan dalam perhitungan jumlah pajak yang harus dibayar.
Sebagai contoh, jika penghasilan dari pekerjaan lepas dikenakan pajak lebih tinggi dibandingkan penghasilan dari pekerjaan tetap, tetapi wajib pajak mengklasifikasikan penghasilan lepas sebagai penghasilan tetap, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan jadi salah.
Mengabaikan potongan pajak yang seharusnya
Pajak memiliki berbagai potongan pajak yang dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Beberapa potongan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi potongan pajak atas biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan sumbangan amal.
Jika wajib pajak tidak menggunakan potongan pajak ini, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan menjadi lebih tinggi dari seharusnya.
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar dapat mengakibatkan wajib pajak membayar pajak lebih atau kurang dari seharusnya. Misalnya, salah menghitung tarif pajak atau salah menghitung pengurangan pajak dapat menghasilkan jumlah pajak yang tidak akurat.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi seperti ini, kamu harus memahami dengan benar aturan pajak dan tarif pajak yang berlaku. Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa penghasilanmu dilaporkan dengan benar, termasuk penggunaan potongan pajak yang seharusnya.
Periksa kembali pengajuan pajakmu sebelum mengirimkannya ke otoritas pajak. Hal ini akan membantumu memastikan bahwa penghitungan pajak yang sudah kamu lakukan adalah benar dan bahwa semua informasi yang diperlukan telah dilampirkan.
Ketidaktahuan akan Aturan Pajak
Ketidaktahuan aturan pajak juga menjadi masalah pajak yang sering terjadi. Beberapa aturan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi:
Aturan pajak bagi pekerja lepas
Pekerja lepas atau freelancer sering kali tidak memahami aturan pajak yang berlaku bagi mereka. Sebagai contoh, mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka harus membayar pajak sendiri dan tidak ada yang memotong pajak mereka, nggak kayak karyawan perusahaan yang biasanya punya divisi accounting atau finance yang bisa membantu.
Akibatnya, mereka sering kali tidak membayar pajak secara tepat waktu atau membayar pajak kurang dari seharusnya.
Pajak atas keuntungan investasi
Wajib pajak sering kali tidak menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari investasi seperti saham, obligasi, atau properti harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka sering kali tidak melaporkan keuntungan ini dengan benar atau tidak membayar pajak yang seharusnya.
Pajak atas hibah dan warisan
Wajib pajak juga kadang tidak menyadari bahwa hibah dan warisan di atas batas tertentu harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka seringkali tidak membayar pajak yang seharusnya dan dapat terkena sanksi dari otoritas pajak.
Untuk menghindari ketidaktahuan aturan pajak ini, kamu harus mempelajari aturan pajak yang berlaku, dan memastikan bahwa kamu memahami dengan benar aturan-aturan tersebut.
Jika memang perlu, kamu bisa juga mencari bantuan dari konsultan pajak yang terlatih dan berpengalaman untuk memastikan bahwa kamu memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan tepat waktu.
Selain itu, kamu pun harus selalu memeriksa peraturan pajak baru dan perubahan yang terjadi untuk memastikan bahwa kamu enggak kehilangan informasi penting kalau ada update.
Tidak melaporkan penghasilan
Tidak melaporkan sumber penghasilan adalah masalah serius dalam perpajakan yang dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan bagi wajib pajak. Beberapa contoh sumber penghasilan yang sering kali tidak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak misalnya:
Penghasilan dari pekerjaan lepas
Pekerja lepas atau freelancer, atau bisa juga mereka yang punya side hustle, sering kali nggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh.
Ini dapat terjadi karena mereka nggak menyadari bahwa penghasilan jenis ini harus dilaporkan, atau ya bisa juga karena mereka berusaha menghindari pajak. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari pekerjaan lepas dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari investasi
Penghasilan dari investasi seperti saham, obligasi, dan properti juga sering kali nggak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak.
Hal ini dapat terjadi karena wajib pajak tidak menyadari bahwa penghasilan ini harus dilaporkan atau karena mereka menganggap bahwa pajak atas penghasilan dari investasi enggak signifikan. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari investasi dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari bisnis
Wajib pajak yang memiliki bisnis juga banyak yang enggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh. Ya penyebabnya kurang lebih seperti penghasilan dari pekerjaan lepas di atas sih, yaitu merasa bahwa penghasilan ini belum seberapa sehingga enggak perlu dilaporkan.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi ini, kamu harus memastikan bahwa kamu melaporkan semua sumber penghasilan yang kamu peroleh, termasuk penghasilan dari pekerjaan lepas, investasi, dan bisnis. Perlu kamu tahu, bahwa penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan itu adalah keseluruhan hal yang membuatmu menerima penghasilan dalam satu tahun. So, kalau kamu adalah seorang employee by day freelancer by night, ya kamu harus menjumlahkan keseluruhan penghasilan yang kamu terima dari menjadi karyawan dan pekerja lepas tersebut.
Dengan menghindari kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak, kamu dapat menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak dan menjaga kepatuhan perpajakanmu. Semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat dan membantumu dalam menghindari masalah pajak yang sering terjadi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Sumber Pemasukan Uang yang Bisa Dimiliki oleh Setiap Orang
Kebanyakan dari kita hanya memiliki penghasilan dari kerja kantoran, atau kalau enggak dari berdagang. Padahal ada banyak juga sumber pemasukan uang lain yang juga bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan lo.
Tapi kan, penghasilan yang sekarang sudah cukup. Gaji tinggi. Masa masih perlu sumber pmasukan uang yang lain?
Yah, syukurlah kalau memang sudah cukup. Syukurlah juga kalau gaji sudah besar. Nikmati dan kelola, supaya bisa dimanfaaatkan sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan. Namun, apakah kamu juga tahu, bahwa penghasilan pun berisiko, yang pada akhirnya juga akan berimbas pada pencapaian tujuan keuangan kita?
Ibaratnya, kita mau pergi ke suatu tempat. Jalan yang dipilih ternyata macet, atau tertimbun tanah longsor, atau ada berbagai aral lainnya. Kalau kita tidak tahu alternatif jalan yang lain, bisa jadi kita akan stuck di tempat tersebut. Masa iya, mau menunggu? Iya kalau bisa diatasi dengan cepat, kalau enggak? Bisa-bisa kita enggak pernah bisa sampai ke tujuan.
Nah, begitu juga dengan penghasilan. Boleh saja kita punya satu penghasilan yang jadi andalan saat ini. Namun, untuk mengamankan dan menjamin kita bisa mencapai tujuan finansial, ada baiknya kita juga punya alternatif sumber pemasukan uang yang lain.
Apa saja?
5 Sumber Pemasukan Uang yang Sebaiknya Dimiliki
1. Menjadi karyawan
Sumber pemasukan uang dengan menjadi karyawan adalah dari gaji atau upah, merupakan imbalan terhadap tenaga, pikiran, dan waktu yang sudah kita berikan selama kita bekerja.
Rata-rata gaji akan diberikan secara teratur, misalnya pada tanggal tertentu atau hari tertentu, sesuai kesepakatan kerja. Jumlahnya juga relatif tetap, sesuai juga dengan kesepakatan. Dengan bekerja menjadi karyawan, umumnya orang akan menghabiskan waktu antara pukul 08.00 atau 09.00 hingga sore atau sampai malam. Bahkan, tak jarang harus lembur, dengan jam kerja yang panjang.
Besaran gaji itu relatif, tergantung pada jabatan, besarnya tanggung jawab, risiko kerja, domisili kerja, sampai jumlah kehadiran. Semakin besar gaji, umumnya juga tanggung jawab, risiko kerja, jumlah kehadiran, dan jabatan juga akan semakin besar.
2. Menjual jasa keahlian
Jika kamu memiliki keahlian khusus, yang enggak semua orang punya dan dibutuhkan, kamu bisa banget menjadikannya sebagai sumber pemasukan uang. Jual keahlianmu, bantu klien untuk menyelesaikan masalahnya, dan kamu bisa mendapatkan honor kemudian.
Misalnya saja seperti membuatkan desain website, menulis copy untuk iklan, membuat logo untuk bisnis, membantu klien merencanakan event atau mungkin pesta-pesta pribadi seperti pesta pernikahan, pesta ulang tahun perkawinan, dan sebagainya. Sampai kamu juga bisa menjual keahlianmu untuk menyanyi, bermain musik, melukis, dan sebagainya.
Ada 2 hal yang akan memengaruhi besaran pemasukan uang dari jenis profesi ini, yaitu seberapa baik atau tinggi keahlianmu, dan seberapa banyak kamu bisa menyelesaikan pekerjaan dalam satu waktunya. Misalnya setiap bulan kamu bisa menyanyi berapa kali, atau bisa membuat desain web seberapa kali, dan juga seberapa baik hasil kerjamu itu.
Tak seperti menjadi karyawan, menjual keahlian sendiri itu lebih fleksibel waktunya. Ya, style pekerja lepas nan mandiri. Namun, jangan lupa, penghasilan juga fleksibel, dalam arti enggak teratur dan tetap seperti halnya gaji.
Soal jenjang karier ya kurang lebih sama saja dengan menjadi karyawan. Bisa butuh bertahun-tahun merintis, tetapi bisa juga cepat, tetapi semua tergantung pada dirimu sendiri.
3. Penjual barang
Menjual barang-barang juga bisa menjadi salah satu sumber pemasukan uang alternatif yang lumayan lo! Apalagi jika kamu bisa menyesuaikan kebutuhan orang dengan suplainya. Dengan demikian, masalah pasar tidak akan terlalu jadi masalah.
Mulailah dari hal-hal yang kecil. Misalnya, di kantor banyak teman kerja yang enggak ada waktu untuk membuat bekal, sehingga mereka hanya bisa mengandalkan pesan makanan online. Kamu bisa membantu mereka membuat bekal sehingga bagi mereka lebih murah dan mudah, kamu pun bisa mendapatkan tambahan penghasilan. Tinggal didata saja, untuk besok, siapa saja yang mau pesan bekal makan siang. Kamu bisa mempersiapkannya mulai sore atau malam hari, dan memasak pagi-pagi, sekaligus membuat bekal untukmu sendiri.
Contoh lagi, kamu sering jalan-jalan ke luar negeri atau dalam negeri juga bisa. Lalu buka jastip. Misalnya, jastip skincare sementara kamu jalan-jalan ke Korea. Lumayan kan? Atau kamu bisa menawarkan baju koko atau kaftan menjelang Idulfitri. Atau beli camilan grosiran, lalu kamu kemas kembali dalam ukuran kecil, dan jual eceran dengan titip di kantin kantor.
Banyak cara dan barang bisa dijual, tinggal atur saja dengan kreativitasmu.
4. Investasi
Investasi bisa berarti beberapa cara pemasukan uang.
Yang pertama, kamu menanam modal pada sebuah bisnis, yang akan dijalankan atau dikelola oleh siapa pun. Dengan begitu, peran kamu adalah sebagai pemodal, yang nantinya akan menerima pembagian keuntungan dari laba bisnis yang diperoleh.
Atau, kamu bisa memanfaatkan berbagai instrumen investasi yang menawarkan keuntungan yang bisa dilakukan secara online. Ada banyak banget, kamu bisa memilih mulai dari reksa dana, saham, surat utang atau obligasi, hingga mengembangkan dana di fintech lending.
Untuk saham, kamu bisa mendapatkan keuntungan dari dividen ataupun capital gain. Dari obligasi, kamu bisa mendapatkan pemasukan uang dari kupon yang diberikan sesuai perjanjian atau ketentuan. Dari fintech lending, pemasukan uang juga datang dari bunga pinjaman modal yang diberikan. Sementara reksa dana menawarkan keuntungan yang beragam, tergantung jenis reksa dananya, mulai dari capital gain, kupon, hingga dividen juga.
5. Royalti
Alternatif sumber pemasukan uang yang berikutnya juga bisa kamu dapatkan adalah dari royalti.
Royalti adalah sejumlah uang yang dibayarkan sebagai hak dari penciptaan kekayaan intelektual. Di sini, royalti bisa saja datang dari kamu menulis buku dan kemudian diterbitkan. Atau mungkin kamu membuat jingle, dan kemudian kamu jual ke pihak-pihak yang membutuhkan. Atau, bisa juga misalnya kamu membuat desain template untuk website atau untuk keperluan yang lain, atau foto-foto, yang kemudian kamu jual melalui pihak penyedia layanan stock desain atau foto. Ketika ada orang yang mengunduh desain atau fotomu, maka kamu akan mendapatkan royalti yang besarnya sesuai dengan ketentuan.
Pemasukan uang dari royalti ini benar-benar suatu penghasilan pasif. Kamu hanya harus bekerja sekali saja, tetapi penghasilan akan bisa didapatkan selama karyamu diperjualbelikan, tanpa kamu harus menciptakan atau mengerjakan sesuatu lagi.
Nah, gimana nih? Apakah kamu sudah memanfaatkan kelima sumber pemasukan uang di atas? Atau baru ada beberapa saja?
Enggak ada salahnya lo, kamu memiliki beberapa stream income sekaligus. Pasalnya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, bahwa kita harus mencari alternatif jalan yang lain juga demi mengamankan langkah kita menuju tujuan finansial yang hendak dicapai. Tinggal belajar keuangan lebih mendalam lagi, agar rencana keuangan kamu lebih matang dan komprehensif.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Sih Beda Gaji dan Income?
Kadang kita sering mendengar, ada orang yang menyebut gaji karyawan, ada pula yang menyebut income. Apakah gaji dan income ini hal yang sama, ataukah berbeda ya?
Gaji dan income, atau yang kalau dialihbahasakan menjadi penghasilan, ini sekilas terlihat sama, tapi sebenarnya ada perbedaan dari keduanya yang perlu dipahami. Secara umum gaji lebih sesuai diberikan untuk seorang karyawan perusahaan atau pemerintah yang nominalnya pasti setiap bulan atau per tahunnya. Sedangkan penghasilan lebih sesuai diberikan kepada pelaku bisnis yang pendapatannya tidak bisa dihitung secara pasti setiap harinya atau bulannya.
Simak lebih jelasnya uraian berikut ini.
Perbedaan Gaji dan Income
Jika digali lebih dalam, perbedaan antara keduanya bisa dilihat dari sisi pengertian, sumber, dan cara perhitungannya.
Apa Itu Gaji?
Gaji biasanya berkaitan dengan keuangan dari hasil kerja aktif atau jasa yang jangka waktunya berperiode. Maksudnya, seperti gaji karyawan yang merupakan jumlah uang yang diterima perusahaan dari hasil menukarkan pikiran, tenaga, dan waktu kita untuk bekerja demi kepentingan perusahaan itu sendiri, yang kita terima secara teratur dalam periode tertentu. Misalnya, per bulan, per minggu, bahkan ada yang perhitungannya per tahun. Nah, perusahaan membayar gaji karyawan dari hasil penjualan produk pada pelanggan.
Gaji karyawan biasanya diperhitungkan berdasarkan standar UMR, yang kemudian ditambah dengan berbagai hal lain. Misalnya seperti tunjangan kinerja, transportasi, uang makan, uang kehadiran, dan sebagainya. Dengan demikian, gaji karyawan itu bisa dibilang terdiri atas gaji pokok—yang jumlahnya tetap—dan benefit lain, yang besarannya bisa berubah tergantung kebijakan perusahaan.
Apa Itu Income?
Nah, berbeda dengan gaji, income itu berkesan lebih luas maknanya.
Gaji bisa jadi termasuk penghasilan. Sementara, ada juga sumber penghasilan yang lain, misalnya hasil dari berbisnis, hasil investasi, hasil menyewakan properti, dan sebagainya.
So, kalau ditanya, berapa penghasilanmu? Maka, kamu boleh saja menjawab, penghasilanmu sekian juta rupiah, termasuk di dalamnya gaji, hasil investasi, hasil side hustle, dan berbagai jenis pemasukan lain yang kamu miliki.
Nah, terasa kan perbedaan gaji dan income, sampai di sini?
Sama-sama merupakan pemasukan, baik gaji karyawan maupun income dari berbagai sumber ini harus dikelola dengan baik. Pasalnya, kalau enggak, ya bisa membuat kondisi keuangan kita jadi tak sehat. Indikasinya, kamu punya gaji berapa pun, penghasilan sebesar apa pun, pada akhirnya ya tetap mengalami kesulitan keuangan.
Lalu, bagaimana cara mengelola keuangan dari gaji karyawan dan income ini? Yuk, simak tip-tip berikut ini.
Cara Mengelola Gaji Karyawan dan Income
1. Atur Skala Prioritas
Skala prioritas harus diatur dalam pengelolaan gaji karyawan dan income yang kamu punya, demi menghindari uang yang habis tanpa jejak sebelum gajian lagi. Pun berguna untuk menghindari perilaku konsumtif setelah mendapatkan gaji atau penghasilan. Kamu bisa mulai dengan membuat daftar kebutuhan yang harus dipenuhi, ditunda, dan mana yang tidak diperlukan.
Skala prioritas ini juga membantu keuangan lebih tertata dan cukup efektif untuk menahan keinginan konsumtif dan boros.
2. Menentukan Jumlah Anggaran
Menentukan jumlah anggaran adalah langkah berikutnya setelah kamu mengatur skala prioritas. Hal ini memudahkan kamu dalam membagi jumlah uang sesuai dengan bujet yang ada. Misalnya kamu membuat pembagian Rp2 juta untuk kebutuhan pokok, Rp1 juta untuk cicilan, dan Rp500 ribu untuk kebutuhan sekunder.
Jika sudah ditentukan, kamu harus tegas dan disiplin pada diri sendiri untuk tidak melebihi anggaran yang telah ditentukan tiap posnya. Hindari menyabotase anggaran yang sudah kamu buat sendiri, karena akibatnya bisa mengganggu kebutuhan yang lain.
3. Bijak berutang
Utang yang diputuskan tanpa perhitungan yang matang tak jarang menjadi perusak cash flow keuangan. Misalnya, utang kartu kredit yang sebenarnya bisa bermanfaat jika digunakan dengan tepat. Namun, jika yang terjadi sebaliknya, kartu kredit malah digunakan untuk hedon atas nama YOLO, wah, bisa-bisa utang menumpuk dan bergulung-gulung pada akhirnya.
Hati-hati dalam memutuskan untuk berutang. Ingat kan, ada 3 syarat utang sehat. Penuhilah syarat-syarat tersebut, agar nantinya keuangan enggak jadi bermasalah.
4. Tekan latte factor
Tahu kan, apa itu latte factor? Yes, pengeluaran-pengeluaran kecil yang kalau diakumulasikan jumlahnya jadi sangat besar.
Beberapa contoh latte factor ini misalnya kebiasaan jajan kopi di coffee shop putri duyung setiap hari. Kebiasaan pesan makanan online berulang kali dalam satu hari, dan sebagainya.
Boleh saja kok, punya latte factor. Tapi anggarkan, dan jangan sampai mengeluarkan uang lebih daripada anggarannya. Kamu bisa atur jadwal yang tepat, misalnya sebulan dua kali nongkrong di kafe, atau seminggu sekali saja jajan kopi putri duyungnya, selebihnya bawa kopi sendiri dari rumah. Di hari Senin saja, kamu pesan makanan online-nya. Setelahnya, kamu lebih baik membawa bekal dari rumah, selain hemat bonusnya juga sehat.
5. Sisihkan untuk masa depan
Menabung setiap bulannya sangat bermanfaat di kemudian hari. So, sebaiknya sisihkan sebagian gaji karyawan dan income di awal untuk investasi dan tabungan.
Saat ini sudah banyak bank yang menyediakan tabungan yang dengan transfer otomatis alias autodebet jika kamu merasa repot menyisihkan uang. Hal ini akan membuat kamu lebih disiplin dalam menabung dan berinvestasi setiap bulannya.
Pastikan pilih bank yang bisa melayani kebutuhanmu ini.
Nah, itu dia perbedaan mendasar mengenai gaji dan income. Bagaimana, apakah kamu setuju dengan perbedaan tersebut? Ataukah, kamu punya definisi yang lain?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini Dia Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Mudah Dilakukan
Masih bingung bagaimana contoh perencanaan keuangan pribadi yang benar itu? Seperti apa?
Yes, perencanaan keuangan pribadi itu penting. In fact, setiap orang seharusnya punya perencanaan keuangan masing-masing. Pasalnya, dengan adanya perencanaan keuangan, kita jadi lebih mudah juga untuk merencanakan tujuan hidup kita. Mimpi-mimpi dan cita-cita juga mungkin banget diwujudkan dengan adanya perencanaan keuangan ini. Pokoknya, apa yang kayaknya enggak terjangkau, ternyata bisa direalisasikan dengan rencana keuangan.
Tool terbaik banget deh, buat kamu yang pengin hidup meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu.
Bingung gimana bikinnya? Jangan. Dalam artikel kali ini, kita akan belajar bersama mengenai cara membuat sekaligus melihat contoh perencanaan keuangan pribadi yang paling sederhana.
Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi yang Paling Sederhana
Untuk bisa membuat perencanaan keuangan pribadi, ada beberapa komponen dan langkah yang perlu diperhatikan.
1. Tujuan keuangan
Tujuan keuangan harus ditentukan pertama kali, karena inilah nanti yang akan menjadi target rencana keuanganmu. Seperti yang biasa QM Financial tanyakan di setiap kesempatan, #TujuanLoApa?
So, mari kita lihat penerapannya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi.
Misalnya, sebut saja Mawar, seorang karyawan yang baru bekerja 1 tahun lamanya, mempunyai beberapa tujuan keuangan di antaranya: biaya menikah, beli rumah, dan beli mobil. Mawar berencana untuk menikah 3 tahun lagi, beli rumah 5 tahun lagi dengan KPR—yang berarti ia harus menyiapkan DP rumah, dan beli mobil secara cash 6 tahun lagi.
Setelah melakukan survei, dan diperhitungkan dengan Future Value dari inflasi rata-rata, maka Mawar pun membuat contoh perencanaan keuangan pribadi berikut ini untuk ke-3 tujuan keuangannya.
Tujuan keuangan | Target nominal (Rp) | Jangka waktu | Tabungan per bulan (Rp) |
Biaya menikah | 100.000.000 | 3 tahun (36 bulan) | 2.778.000 |
DP rumah (target harga Rp500 juta) | 75.000.000 (15% harga rumah) | 5 tahun (60 bulan) | 1.250.000 |
Beli mobil | 200.000.000 | 6 tahun (72 bulan) | 2.778.000 |
4.028.000 |
Nah, kamu bisa mengganti tujuan dan angka sesuai keinginanmu ya.
2. Pemasukan
Mari kita selanjutnya cek pemasukan. Dengan begini, kita tahu seberapa sebenarnya kemampuan finansial kita, dan kemudian kalau memang kurang, kita harus melakukan apa.
Masih dengan contoh Mawar saja.
Mawar—sebagai karyawan entry level—mendapatkan gaji sebesar Rp5.5 juta. Sementara, selain bekerja di kantornya pada jam kerja, Mawar juga bekerja sambilan sebagai tutor les privat untuk anak-anak usia SD di malam hari dan weekend. Penghasilan sampingannya ini tidak tentu, tergantung berapa anak yang diajar. Jika dirata-rata, Mawar bisa mengumpulkan penghasilan sebesar Rp 1.750.000 per bulan.
Dengan demikian, komposisi pemasukan Mawar dalam contoh perencanaan keuangan pribadi miliknya adalah seperti berikut ini.
Sumber penghasilan | Nominal (Rp) |
Gaji tetap | 5.000.000 |
Penghasilan tambahan (rata-rata) | 1.750.000 |
Total | 6.750.000 |
Buat rencana
Dari tujuan yang sudah ditentukan dan melihat sumber penghasilan, Mawar lantas memutuskan untuk menggunakan gaji tetapnya sebagai sumber dana tujuan keuangannya, dan menggunakan sisa dari gaji tetap tersebut ditambah dengan penghasilan tambahan untuk kebutuhan hidup sehari-hari.
Untuk kebutuhan rutin = (5.000.000 – 4.028.000) + 1.750.000
= 972.000 + 1.750.000
= 2.722.000
Untuk saat ini, kebetulan Mawar masih tinggal di rumah orang tua, belum ada utang apa pun, dan bukan merupakan sandwich generation. Untuk mengatur cash flow, Mawar membagi pos pengeluarannya menjadi 60% kebutuhan rutin (makan, minum, pulsa, transportasi, skincare, dan lain sebagainya), 20% lifestyle (jajan, beli buku, dan sebagainya), dan 10% tabungan dana darurat.
Dengan demikian, skema anggaran dalam contoh perencanaan keuangan pribadi Mawar adalah sebagai berikut.
Rutin | Rp1.633.200 |
Lifestyle | Rp544.400 |
Dana darurat | Rp272.200 |
Di sini, kamu juga bisa mengubah komponennya sesuai kebutuhanmu ya.
Jika ternyata besar pasak daripada tiang, maka kamu bisa mengatasinya dengan:
- Mengatur dan menekan lagi pengeluaranmu, berhemat, dan menyusun prioritas lagi
- Menurunkan target tujuan keuangan. Misalnya dalam contoh perencanaan keuangan pribadi ini, biaya menikah mungkin tidak harus Rp100 juta. Bikin private party saja, undangan diundang secara virtual. Dan berbagai opsi lain.
- Menambah penghasilan
Lengkapi Contoh Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Investasi
Dalam membuat rencana keuangan, kita perlu mengusahakan agar tujuan bisa tercapai lebih cepat. Ya pastinya juga dengan memperhitungkan kemampuan ya.
Semakin cepat tercapai, maka kita bisa semakin berkurang bebannya. Kamu bisa lihat kan, bahwa tujuan keuangan Mawar saat ini baru sampai ke beli mobil. Belum mempersiapkan dana pendidikan anak, belum juga dana pensiun. Nah, masih banyak PR deh. So, semakin cepat tercapai, maka lebih cepat pula kita bisa membuat rencana keuangan lagi untuk tujuan yang lainnya.
Misalnya, untuk beli mobil 6 tahun lagi, Mawar memanfaatkan instrumen investasi yang cocok untuk jangka menengah. Untuk instrumen dengan imbal sebesar 8% seperti reksa dana pendapatan tetap, maka dalam 6 tahun, Mawar berpeluang mendapatkan total Rp261.832.971. Ini cukup banget kan, untuk membeli mobil dengan target Rp200 juta seperti yang direncanakan?
Sementara, jika Mawar “hanya” mengandalkan tabungan biasa sebesar Rp2.778.000 per bulan, setelah 6 tahun—jika bisa disiplin dan konsisten, Mawar akan mendapatkan Rp200.016.000. Wah, ini nanti belum termasuk biaya administrasi ini itu, atau jika ia juga pengin memodifikasi mobil barunya, ya bisa-bisa harus merogoh tabungan lagi.
Nah, namun harus ingat ya, bahwa setiap investasi akan datang bersama risiko. Untuk instrumen jangka menengah seperti reksa dana pendapatan tetap, risikonya memang tak setinggi saham, tetapi lebih tinggi daripada deposito, tabungan berjangka, ataupun jenis instrumen jangka pendek lainnya. Tetapi, untuk memastikan tujuan keuangan tercapai dengan baik, kita memang perlu menyesuaikannya. So, risiko harus dikelola dengan baik.
Demikian contoh perencanaan keuangan pribadi paling sederhana yang bisa kamu lihat. Boleh lo, kalau mau disontek. Sesuaikan jenis kebutuhannya dan juga besarnya nominal dengan kondisi masing-masing.
Mau belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Neraca Keuangan, yuk! Kamu Bisa Mulai dari Sini!
Belajar bikin neraca keuangan itu memang enggak terdengar seksi sih. Enggak sehype belajar bahasa Korea, atau belajar kripto. Ya kan? Tapi, belajar neraca keuangan ini justru jadi dasar dalam pengelolaan keuangan loh. Jadi, sebaiknya sih enggak disepelekan.
Kadang yang dipahami adalah belajar neraca keuangan itu cuma dibutuhkan oleh mereka yang pengin jadi pengusaha. Nah, ini pemikiran yang keliru loh. Pasalnya, nggak cuma pengusaha yang butuh, semua orang seharusnya belajar neraca keuangan dulu, sebelum beranjak ke hal-hal keuangan yang lain. Kamu yang punya banyak cita-cita dan mimpi, bisa tuh mulai merencanakan untuk mewujudkannya dengan langkah awal belajar neraca keuangan.
Apa Itu Neraca Keuangan?
Neraca keuangan memang merupakan istilah akuntansi, sehingga buat yang awam, dengar saja ibaratnya bisa auto pusing.
Padahal ya biasa saja. Dalam neraca keuangan memang ada laporan keuangan yang merincikan kekayaan yang kita miliki. Di situ ada catatan pengeluaran dan penghasilan, ada catatan utang juga, pun ada catatan aset yang sudah kita punya. Untuk keperluan pribadi, neraca keuangan tidak sekompleks jika digunakan untuk keperluan perusahaan. Jadi, jangan dulu pusing dengan istilah yang ada.
Meskipun bukan pengusaha, belajar keuangan itu sangat penting dilakukan, terutama soal mencatat arus kas. Pasalnya, dengan catatan keuangan yang baik, pengelolaan keuangan pun akan lebih mudah bahkan sampai jangka panjang. Untuk melakukannya, kamu bisa menggunakan software atau aplikasi keuangan, atau bisa juga secara manual.
Beberapa bagian yang perlu diperhatikan dalam belajar neraca keuangan:
- Sumber penghasilan dan jumlahnya, tak hanya penghasilan aktif tetapi juga penghasilan pasif, jika ada. Jangan lupa juga untuk mencatat penghasilan tahunan.
- Pos-pos pengeluaran bulanan, biasanya terdiri atas belanja rutin, cicilan utang, investasi, sosial, dan lifestyle. Kamu bisa menambahkan sesuai kondisi.
- Pos pengeluaran tahunan, yang harus dialokasikan dengan teliti karena biasanya nominalnya besar
- Posisi utang, baik utang produktif maupun konsumtif
- Kepemilikan aset, baik yang bergerak atau tidak bergerak, yang produktif maupun konsumtif
- Hal-hal lain yang berkaitan dengan rencana keuangan pribadi
Pentingnya Belajar Neraca Keuangan
Apa manfaatnya belajar neraca keuangan?
Well, di atas sudah sedikit disinggung, bahwa belajar neraca keuangan bisa jadi langkah dasar bagi kamu untuk mengelola keuangan dengan lebih baik lagi. Kamu mau belajar investasi, belajar saham, belajar kripto, belajar membangun aset, semuanya enggak akan dapat berhasil dengan baik kalau dasar pengelolaan keuangan kamu belum kuat. Dan, dasar pengelolaan keuangan ada pada belajar neraca keuangan.
Selain itu, dengan belajar neraca keuangan, kamu juga belajar untuk membuat standar keuangan sehat untuk dirimu sendiri. Nantinya, kamu bisa melakukan review dan evaluasi untuk memastikan bahwa kebutuhanmu sampai jauh ke depan bisa terpenuhi dengan baik.
Belajar Neraca Keuangan, Mulailah dari Sini!
Mau belajar neraca keuangan? Kamu bisa mulai dengan langkah-langkah berikut ini.
1. Kumpulkan catatan keuangan
Kumpulkan catatan pengeluaran dan juga penghasilan yang bisa dipakai untuk mengisi neraca, mulai dari nota-nota, faktur, dan sebagainya. Kalau kamu biasa cashless, ini malah lebih baik, karena biasanya semua pengeluaran dan pemasukan justru sudah tercatat dengan rapi pada aplikasi yang kamu gunakan. Mau lebih rapi? Tinggal disalin ke dalam catatan.
2. Siapkan neraca
Kamu bisa membuatnya dalam Excel, dengan aplikasi keuangan yang bisa diunduh langsung ke smartphone, atau bisa juga dengan buku catatan manual. Pilih sesuai preferensi, dan yang paling nyaman untukmu.
Neraca terdiri atas pada umumnya terdiri atas 3 bagian, yaitu penghasilan, pengeluaran, dan aset. Nah, tinggal per bagian bisa kamu bagi lagi sesuai kondisi. Misalnya, penghasilan ada penghasilan aktif yaitu gaji dari kantor, ada juga penghasilan pasif misalnya hasil menyewakan properti. Ada juga penghasilan sampingan, jika ada. Pengeluaran bisa dibagi per pos, atau buat yang lebi sederhana: belanja dan kewajiban. Bisa juga dibagi per periode, misalnya pengeluaran bulanan dan tahunan. Sementara aset, bisa dibagi lagi misalnya aset produktif, misalnya kos-kosan atau mobil yang disewakan, termasuk jika kamu punya sejumlah investasi, dan aset konsumtif, misalnya kendaraan yang dipakai sendiri, emas perhiasan, handphone, laptop, dan sebagainya.
3. Isi nilainya
Untuk langkah selanjutnya, isi nilai masing-masing bagian. Per bagian tentu butuh kecermatan.
Biasanya yang agak membingungkan adalah di bagian aset. Sedikit pro tips, isilah nilai aset properti dengan harga jualnya, yaitu harga jika properti tersebut kamu jual. Misalnya, kamu membeli rumah secara KPR. Ketika KPR lunas nanti, nilai rumah tersebut adalah harga beli ditambah bunga KPRnya. Harga jual adalah harga beli ditambah KPR yang masih diperhitungkan dengan keuntungan. Jika lokasi rumah cukup strategis, bisa jadi nilainya akan sangat lebih tinggi daripada saat beli.
Lakukan hal yang sama dengan aset lain yang bernilai ekonomis lebih besar daripada harga beli. Misalnya seperti surat-surat berharga, ataupun emas.
4. Buat track record utang
Utang adalah kewajiban yang enggak boleh dilalaikan. Buatlah track record uang, yang meliputi jumlah pinjaman, jatuh tempo, dan besarnya cicilan. Dengan begini, kamu bisa mengevaluasinya, dan dapat mengantisipasi hal-hal yang mungkin menghambat.
Belajar neraca keuangan juga akan membuatmu lebih bijak ketika mempertimbangkan untuk berutang.
5. Buat track record tujuan keuangan
Belajar neraca keuangan juga dapat membantumu untuk membuat rencana untuk mencapai berbagai tujuan keuangan. Sebut saja seperti membeli rumah pertama, menyekolahkan anak setinggi mungkin, hingga mewujudkan masa pensiun yang sejahtera dan mandiri.
Buat track record masing-masing tujuan keuangan, sehingga kamu bisa tahu bagaimana perkembangannya. Hal ini nantinya juga akan memudahkanmu untuk melakukan review secara berkala, sehingga memastikan bahwa tujuan bisa tercapai dengan paripurna.
Nah, itu dia beberapa hal yang bisa didapatkan dari belajar neraca keuangan dan juga bagaimana memulainya.
Tertarik untuk belajar neraca keuangan lebih jauh lagi?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Cara Agar Gaya Hidup Sejalan dengan Gaji
Mari kita lihat beberapa cara agar gaya hidup kita bisa sejalan dengan gaji, tanpa mengorbankan rencana ke depan, pun tidak membuat kinerja di kantor jadi runyam.