Bagi karyawan, gaji tentu saja menjadi sumber penghasilan utama untuk kemudian bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Tak hanya terbatas pada kebutuhan penting, tetapi juga soal gaya hidup.
Iya sih, kadang kita juga butuh hiburan, atau sekadar memberikan self reward—sebuah pukpuk pada diri sendiri karena sudah bekerja dengan baik dan keras, sehingga layak untuk ditraktir segelas kopi kekinian, boba, hadiah-hadiah kecil dari marketplace, dan seterusnya.
Enggak masalah. Hanya saja, kalau ini terjadi cukup sering, dan kita melupakan tujuan yang paling penting dalam hidup, nah, lama-lama bisa bikin dompet dan tabungan berteriak minta tolong karena terkuras. Akibatnya, kerja jadi nggak nyaman. Fisik ada di kantor, pikiran ke mana-mana. Ke masalah keuangan, terutama.
Apalagi di masa pandemi seperti ini—masa ketika kita seharusnya justru lebih berhati-hati dalam pengelolaan uang, karena ketidakpastian perekonomian masih berlanjut entah sampai kapan. Jadi, mari kita lihat beberapa cara agar gaya hidup kita bisa sejalan dengan gaji, dan tidak mengorbankan rencana-rencana ke depan yang sudah kita buat, pun tidak membuat kinerja di kantor jadi runyam.
5 Cara untuk Mengelola Gaji yang Sesuai Gaya Hidup
1. Tetap positif
Sejak awal pandemi, perekonomian kita sudah terdampak sedemikian rupa. Banyak usaha dan bisnis yang harus berupaya agar survive, tak sedikit juga yang harus menyerah. Demikian juga dengan para pekerja, banyak yang harus berjuang agar bisa bertahan dengan kondisi yang ada.
Buat kita yang masih bisa mendapatkan gaji sampai sekarang tanpa terputus, tentunya hal ini menjadi rezeki tersendiri. Di saat terjadi krisis ekonomi, kita masih punya penghasilan pasti—meski mungkin ada juga yang berkurang karena kebijakan perusahaan. Tetapi, hal ini patut disyukuri.
So, mari sebagai awal, kita tetap positif terhadap gaji dan penghasilan kita, dan berusaha mengelolanya dengan sebaik mungkin dengan menyesuaikannya pula dengan gaya hidup kita. Dengan demikian, kita tetap bisa produktif dan fokus, yang akhirnya juga tetap bisa memberikan kontribusi positif juga bagi perusahaan tempat kita bekerja.
2. Atur bujet bulanan dalam 5 pos pengeluaran utama
Catat pengeluaran agar kita tahu ke mana perginya uang kita. Apakah sudah sesuai dengan bujet yang disusun atau perlu penyesuaian di sana-sini.
Punyai 5 pos pengeluaran utama, dengan proporsi yang bisa kamu sesuaikan dengan kondisimu. Di QM Financial, biasanya kami memisahkannya seperti ini:
- Cicilan utang: maksimal 30%
- Belanja rutin: 40 – 60%
- Investasi dan tabungan: minimal 10%
- Sosial: sesuaikan dengan peraturan, misalnya zakat 2.5%, persepuluhan, dan sebagainya
- Lifestyle, atau gaya hidup: maksimal 10%
Empat pos pertama merupakan pos terpenting. Namun, untuk bisa melalui masa sulit dengan baik, pastikan dua pos pertama menjadi prioritas kamu. Selanjutnya, kamu bisa menyesuaikan di pos-pos yang lain, terutama pos gaya hidup.
3. Menabung di depan, sisihkan bukan sisakan
Sebagian besar dari kita kadang memang masih khilaf untuk menabung. Yang biasa terjadi adalah untuk menabung, kita menggunakan uang sisa belanja di akhir bulan.
Kalau kamu masih melakukannya, ada baiknya sekarang mulai diubah. Pasalnya, pada dasarnya, uang belanja tidak akan pernah ada sisa. Menabung dan investasilah di depan, ketika kamu baru saja menerima gaji atau penghasilan. Gunakan fitur autodebet agar sebelum sempat berkedip, dana udah masuk ke tabungan ataupun akun investasi secara rutin. Jangan kebalik, yang berhubungan dengan gaya hidup malah jadi prioritas utama.
4. Menabung dengan tujuan
Masih ingat dengan #TujuanLoApa? Sebuah pertanyaan wajib yang harus dijawab dulu sebelum kita mulai investasi dan menabung.
Tanpa tujuan yang realistis dan jelas, kita akan mudah tergoda untuk menyabotase keuangan sendiri, hingga akhirnya berujung keuangan yang kurang sehat.
Yuk, buat daftar mimpi-mimpi, cita-cita, dan keinginan terbesarmu di masa depan. Kalau kamu menginginkan gaya hidup tertentu, itu juga bisa jadi salah satu mimpi lo. Buat tujuan finansial yang paling dekat di hati, agar kita termotivasi untuk mencapainya sekaligus juga semakin semangat dalam bekerja.
5. Hura-hura tanpa huru-hara
Berarti nggak boleh nih, punya gaya hidup kekinian, seneng-seneng dengan menggunakan gaji kita sendiri?
Ya, bukan enggak boleh sih. Boleh kok. Hura-hura, seneng-seneng, memberi self reward, dan seterusnya itu juga penting, karena ini juga ada kaitannya dengan rasa bahagia yang akhirnya juga memengaruhi kesehatan mental kita. Betul?
Tapi jangan sampai melupakan kebutuhan lain yang lebih penting—terutama yang berkaitan dengan masa depanmu.
Coba buat akun rekening khusus untuk pos hura-hura ini. Kami di QM Financial menyebutnya sebagai the magical shopping account—rekening tempat kita membiayai semua “dosa” keuangan kita. Boleh belanja atau pakai dananya secara bebas, asal ada saldonya. Kalau saldo dalam rekening ini sudah habis, maka tunggu sampai bisa di-topup lagi setelah gajian berikutnya.
Pastikan saja kita pergunakan dana ke hal yang memang kita suka, bukan hanya ikut-ikutan atau gaya-gayaan saja ya.
Nah, sampai di sini, selamat mengatur gaji kamu lagi ya. Disayang-sayang gajinya, biar gaji sayang juga sama kita. Jadi awet dan langgeng deh ke depannya.
Sebentar, ini ngomongin gaji apa pasangan hidup?
Semoga kita semua bisa survive melalui krisis ini dengan selamat!
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] Baca juga: 5 Cara Agar Gaya Hidup Sejalan dengan Gaji […]