Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
Merencanakan keuangan untuk perawatan kesehatan keluarga perlu dilakukan secara cermat. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, kebutuhan kesehatan bisa terpenuhi tanpa membebani kondisi finansial.
Biaya rumah sakit itu besar. Apalagi jika terjadi situasi darurat yang memerlukan penanganan cepat. Biayanya plus plus. Persiapan finansial yang matang dapat menghindarkan keluarga dari risiko saat menghadapi kebutuhan medis mendesak.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan untuk Kesehatan Keluarga
Anggaran kesehatan itu enggak cuma biaya rumah sakit saja loh. Tetapi juga memelihara kesehatan rutin dan menjaga kualitas hidup secara keseluruhan.
Melakukan pemeriksaan rutin, cakupan nutrisi yang baik, hingga punya asuransi kesehatan sesuai kebutuhan bisa membantu mengontrol pengeluaran medis sehingga memperingan beban keuangan. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga meski ada kebutuhan kesehatan yang harus dipenuhi.
So, gimana cara perencanaan keuangan untuk pemeliharaan kesehatan rutin keluarga yang bagus itu? Simak yuk.
1. Buat Anggarannya
Anggarkan biaya kesehatan dengan menyisihkan persentase tetap dari penghasilan bulanan sebagai dana khusus yang hanya digunakan untuk kebutuhan kesehatan. Dana ini mencakup biaya rutin seperti pemeriksaan kesehatan (check-up), pembelian obat-obatan, konsultasi dengan dokter, dan perawatan medis lainnya.
Iya, mulai tahun 2025 konon memang ada gratis medical checkup buat yang lagi ulang tahun dari pemerintah. Tapi, sampai dengan wacana itu direalisasikan, ada baiknya punya anggaran sendiri saja dulu ya.
Mengatur anggaran ini secara konsisten membantu mengantisipasi biaya kesehatan tanpa mengganggu pos keuangan lain, sehingga stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga.
2. Miliki Asuransi Kesehatan
Ya, minimal BPJS Kesehatan deh, yang iurannya terjangkau. Cakupan layanan kesehatannya juga lumayan kok, mencakup rawat jalan, rawat inap, hingga tindakan medis tertentu.
Untuk perlindungan lebih optimal, pertimbangkan menambah asuransi kesehatan swasta yang dapat memberikan fasilitas lebih. Kayak akses ke rumah sakit rekanan yang lebih luas, fleksibilitas waktu, dan tambahan manfaat yang enggak selalu tercover oleh BPJS.
Pastikan seluruh anggota keluarga punya BPJS Kesehatan juga ya. Dengan begitu, biaya kesehatan pun enggak menjadi beban besar.
Baca juga: Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini
3. Buat Dana Darurat Khusus Kesehatan
Kalau memang perlu—misalnya ada anggota keluarga yang memang kudu mendapat ekstra perawatan—bikin dana darurat kesehatan secara khusus.
Sebagai tambahan perlindungan, kalau ada dana darurat kesehatan, keluarga kan bisa jadi enggak perlu merogoh pos keuangan lain atau berutang dalam kondisi darurat, sehingga stabilitas keuangan tetap terjaga meski menghadapi risiko kesehatan yang tiba-tiba.
4. Rutin Checkup
Lakukan check-up rutin sebagai langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan keluarga. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat membantu mendeteksi berbagai masalah kesehatan sejak dini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Kan, biayanya juga jadi lebih ringan ketimbang sudah jadi penyakit serius yang memerlukan pengobatan mahal dan berjangka panjang.
Selain itu, check-up rutin memungkinkan dokter memantau perubahan kondisi kesehatan secara menyeluruh, memberikan saran gaya hidup, serta mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul di masa mendatang. Dengan cara ini, biaya kesehatan dapat lebih terkontrol, dan kualitas hidup keluarga tetap terjaga.
5. Investasi pada Kesehatan
Investasikan pada kesehatan dengan mengalokasikan dana khusus untuk mendukung gaya hidup sehat. Perbanyak konsumsi makanan bergizi alih-alih jajan junk food melulu. Jangan kebanyakan subscription film atau musik saja, coba member gym-nya juga dimanfaatkan.
Nutrisi yang baik dan aktivitas fisik teratur enggak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga membantu mencegah berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Tahu kan, perawatan penyakit-penyakit ini tuh gede banget?
Pertimbangkan juga untuk mengikuti kelas atau pelatihan yang mendukung kesehatan mental dan fisik, seperti yoga atau meditasi, yang dapat membantu mengelola stres serta meningkatkan kesejahteraan.
Investasi dalam pola hidup sehat adalah cara perencanaan keuangan yang strategis untuk mengurangi potensi pengeluaran kesehatan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca juga: Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Nah, gimana? Baiknya sih, cara perencanaan keuangan untuk perawatan kesehatan rutin ini juga harus diatur bareng-bareng dengan kebutuhan keluarga yang lain. Dengan begitu, ketemu prioritasnya dan kamu bisa membagi anggaran dengan proporsional.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Time Value of Money
Pernah enggak sih kamu heran, dulu dengan Rp500.000 mungkin kamu bisa belanja untuk keperluan sebulan. Sekarang, jadi enggak cukup! Dulu dengan Rp100.000, kamu sudah bisa traktir teman makan di restoran franchise ayam goreng. Sekarang? Duh, uang Rp100.000 cuma buat sendiri, kadang cuma buat sekali makan, kadang bisa 3 kali makan. Nah, kamu tahu enggak, bahwa ini adalah salah satu contoh dari konsep time value of money.
Bukan inflasi? Ya, itu dia penyebab utama mengapa muncul time value of money.
So, jika diberikan pilihan antara menerima Rp1 juta sekarang atau tiga tahun mendatang, lebih baik mengambilnya sekarang. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa nilai Rp1 juta tersebut akan berkurang di masa depan. Ini juga merupakan ilustrasi dari time value of money.
Table of Contents
Apa Itu Time Value of Money?
Investopedia menjelaskan melalui salah satu artikelnya, bahwa konsep time value of money (TVM) menunjukkan bahwa uang yang dimiliki saat ini lebih berharga dibanding uang dengan jumlah yang sama di masa depan.
Konsep ini sering disebut sebagai nilai waktu uang dan menjadi dasar penting dalam keuangan. Misalnya, lebih baik menerima Rp1 juta sekarang daripada menunggu tiga tahun mendatang dengan jumlah yang sama. Karena, uang itu akan menurun nilainya tiga tahun ke depan, sementara kalau kita terima sekarang, kita bisa menginvestasikannya sehingga berkembang.
Nah, hal ini sesuai dengan penjelasan yang ada di situs Wall Street Prep. Bahwa, ada dua faktor yang berperan di sini, yaitu opportunity cost dan inflasi.
Opportunity cost berarti jika kita menerima Rp1 juta sekarang, uang itu bisa diinvestasikan dan nilainya bisa bertambah di masa depan. Namun, jika memilih untuk menerimanya di masa depan, kesempatan investasi dan pendapatan tambahan akan hilang.
Di sisi lain, ada inflasi, yang merupakan faktor yang juga memengaruhi time value of money. Dalam tiga tahun ke depan, selalu ada risiko inflasi yang membuat Rp1 juta menjadi kurang berharga dibanding sekarang.
Corporate Finance Institute mencatat bahwa inflasi melemahkan nilai uang, sehingga jumlah barang yang bisa dibeli dengan Rp1 juta akan berkurang setelah harga-harga naik.
Baca juga: Financial Planner Perlu Tahu Rumus-Rumus Praktis Keuangan, Emang Kenapa?
Mengapa Kita Mesti Paham Time Value of Money?
Memahami konsep time value of money (TVM) sangat penting untuk beberapa alasan. Berikut adalah penjelasan mengenai pentingnya memahami konsep ini.
1. Pengambilan Keputusan Investasi yang Lebih Bijak
Dengan paham konsep nilai uang ini, kita bisa dengan mudah menentukan kelayakan suatu investasi. Kita bisa memprediksi berapa nilai investasi saat ini yang akan tumbuh di masa depan. Keputusan investasi pun bisa dibuat dengan lebih bijak.
Misalnya, kita butuh dana rumah pertama nih, 5 tahun lagi. Dengan adanya time value of money ini, kita dapat menghitung kebutuhan uang kita 5 tahun lagi, ketika tiba saatnya beli rumah. Hal ini akhirnya dapat membantu kita untuk memilih investasi yang memberikan pengembalian terbaik sesuai dengan tujuan finansial.
2. Perencanaan Keuangan
Dengan paham time value of money, kita akan lebih mudah dalam merencanakan keuangan pribadi dan bisnis. Konsep ini penting untuk menghitung kebutuhan dana pensiun, pendidikan anak, dan tujuan keuangan lainnya.
Dengan bisa menghitung nilai uang, kita dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang harus diinvestasikan sekarang untuk mencapai nilai yang diinginkan di masa depan. Dengan begini, perencanaan menjadi lebih efektif dan efisien, memastikan semua tujuan keuangan dapat tercapai sesuai rencana.
3. Memahami Cara Kerja Inflasi
Dengan paham time value of money, kita pun paham cara kerja inflasi terhadap nilai uang. Konsep ini membantu memprediksi bagaimana inflasi akan mengurangi daya beli uang di masa depan.
Dengan menggunakan rumus yang sesuai, kita bisa menghitung berapa banyak nilai uang yang akan berkurang akibat inflasi. Hal ini penting jika kita hendak menyusun strategi investasi yang tepat. Tujuannya agar kita bisa memastikan bahwa uang yang diinvestasikan saat ini tetap memiliki nilai yang memadai di masa mendatang.
Selain itu, kita juga bisa menghitung secara lebih akurat mengenai keuntungan atau kerugian investasi dalam konteks inflasi. Dengan demikian, kita pun memastikan bahwa nilai kekayaan tetap terjaga meskipun terjadi perubahan dalam tingkat inflasi.
4. Membandingkan Opsi Pembiayaan
Nah, paling kerasa sih di sini, ketika kita harus menghitung rencana pembayaran untuk berbagai keperluan, misalnya pembayaran pinjaman. Dengan rumus nilai uang ini, kita bisa membuat rencana pembayaran pinjaman dengan lebih baik.
Kita juga bisa membuat perbandingan berbagai layanan keuangan dengan rumus ini. Misalnya kita bisa membandingkan potensi return investasi, target tabungan, hingga bisa juga menghitung jumlah bunga dari berbagai layanan pinjaman. Dengan begitu, kita bisa memilih mana yang paling menguntungkan.
5. Manajemen Risiko
Konsep time value of money ini sangat penting dalam manajemen risiko karena membantu menilai risiko dari keputusan keuangan. Dengan dihitung menggunakan konsep ini, bisa ditentukan potensi keuntungan dan kerugian dari berbagai opsi investasi. Ini membantu membuat keputusan yang lebih bijak dan mengurangi risiko kerugian.
Baca juga: Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Memahami konsep Time Value of Money memberikan fondasi yang kuat dalam pengambilan keputusan finansial. Dengan menguasai prinsip ini, berbagai aspek keuangan dapat diatur dengan lebih baik, mulai dari investasi hingga perencanaan masa depan. Bagi yang ingin mendalami lebih lanjut mengenai time value of money dan konsep keuangan lainnya, ada kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.
Bergabunglah dengan “Finance Mastery Boot Camp” pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam dan praktis yang akan membantu mengoptimalkan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Planner Perlu Tahu Rumus-Rumus Praktis Keuangan, Emang Kenapa?
Kamu lagi belajar jadi financial planner? Menjadi seorang financial planner itu enggak sekadar memberikan saran investasi dan menabung loh! Memahami rumus-rumus praktis keuangan adalah keharusan.
Rumus-rumus ini membantumu dalam merencanakan dan mengelola keuangan klien dengan lebih akurat. Dari perhitungan dana pensiun hingga estimasi investasi, rumus keuangan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil didasarkan pada data yang akurat dan relevan.
Selain itu, kemampuan untuk mengaplikasikan rumus-rumus ini membuatmu dapat menawarkan strategi keuangan yang lebih efektif. Ini mencakup identifikasi dan pengelolaan risiko, optimalisasi investasi, serta penyusunan anggaran yang efisien.
Nah, gimana, mau kan jadi financial planner pro yang bisa membantu klien mencapai tujuan keuangan dengan lebih percaya diri dan terstruktur?
Table of Contents
Mengapa Financial Planner Perlu Tahu Rumus Praktis Keuangan
Menjadi seorang financial planner itu keren banget! Apalagi kalau ditambah, kamu piawai memberikan pemahaman yang cukup untuk klien, bisa ngejelasin segala hal tentang keuangan yang tadinya rumit menjadi lebih mudah dipahami, dan punya beragam solusi aplikatif untuk masalah keuangan klienmu.
Nah, hal tersebut bisa dicapai, jika kamu tahu beragam cara praktis untuk ngulik catatan keuangan. Salah satunya soal rumus-rumus praktisnya.
Ada beberapa alasan mengapa financial planner perlu memahami rumus-rumus praktis keuangan.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
1. Akurasi Perencanaan Keuangan
Rumus keuangan membantu financial planner menghitung kebutuhan keuangan dengan lebih tepat. Misalnya, dalam perhitungan dana pensiun, kamu dapat menentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menjamin masa pensiun yang sejahtera.
Selain itu, rumus ini juga berguna dalam perhitungan premi asuransi yang sesuai serta penilaian nilai investasi agar klien mendapatkan hasil yang optimal. Dengan akurasi ini, perencanaan keuangan menjadi lebih terpercaya dan efisien, membantu klien mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih baik.
2. Pengelolaan Risiko
Dengan pemahaman mendalam tentang rumus-rumus keuangan, kamu dapat mengidentifikasi potensi risiko keuangan yang mungkin dihadapi klien. Kamu dapat menganalisis berbagai aspek keuangan, seperti investasi yang berisiko tinggi atau potensi kerugian dalam jangka panjang.
Berbekal informasi ini, kamu pun bisa menyusun strategi mitigasi yang tepat, seperti membuat diversifikasi portofolio dengan optimal, memilih instrumen investasi yang lebih aman, atau menyiapkan dana darurat. Hal ini membantu klien meminimalkan risiko dan melindungi aset secara lebih efektif.
3. Optimalisasi Investasi
Banyak rumus praktis keuangan dapat digunakan dalam dunia investasi. Dengan pemahaman dan penggunaan rumus praktis, financial planner dapat menghitung kebutuhan dan pertumbuhan investasi dari waktu ke waktu dengan lebih mudah. Dengan begitu, potensi keuntungan yang bisa didapatkan dalam jangka panjang dapat dilihat dan dicermati.
Dalam membuat rencana investasi, financial planner perlu bisa menentukan nilai saat ini dari investasi di masa depan, mempertimbangkan faktor inflasi, dan pengembalian yang diharapkan.
Dengan memahami dan menggunakan rumus praktis keuangan, financial planner dapat memilih investasi yang paling menguntungkan dan sesuai dengan tingkat risiko yang bisa diterima klien. Hal ini memastikan bahwa portofolio investasi klien tumbuh secara optimal.
4. Penghematan Waktu
Kemampuan menghitung menggunakan rumus-rumus keuangan membuat financial planner lebih efisien dalam melakukan analisis dan perencanaan.
Dengan alat ini, kamu dapat dengan cepat menentukan solusi terbaik untuk kebutuhan keuangan klien. Waktu yang dihemat ini memungkinkan kamu untuk lebih fokus pada aspek lain dari perencanaan keuangan, seperti memberikan saran yang lebih personal atau mengelola portofolio investasi dengan lebih baik.
Efisiensi ini juga berarti kamu dapat menangani lebih banyak klien dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.
5. Komunikasi dengan Klien
Pemahaman rumus keuangan yang praktis memungkinkan financial planner menjelaskan strategi dan keputusan keuangan dengan lebih jelas dan meyakinkan.
Pengetahuan ini membantu dalam mengomunikasikan manfaat dan risiko dari berbagai opsi, sehingga klien dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan berdasarkan kebutuhan. Dengan cara ini, kepercayaan antara planner dan klien meningkat, menciptakan hubungan kerja yang lebih solid dan produktif.
6. Pengambilan Keputusan yang Tepat
Rumus-rumus keuangan memberikan landasan untuk membuat keputusan yang berbasis data. Dengan dasar ini, financial planner dapat menyusun strategi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Data yang dihasilkan dari rumus ini membantu mengurangi spekulasi dan meningkatkan akurasi dalam berbagai keputusan keuangan. Hal ini enggak hanya dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik tetapi juga membangun kepercayaan klien terhadap rekomendasi yang diberikan.
Dengan kemampuan ini, financial planner dapat memberikan layanan yang lebih profesional dan efektif kepada klien mereka. Jadi, mereka bukan hanya perencana, tapi juga analis yang andal.
Baca juga: 8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Menguasai rumus-rumus praktis keuangan memberikan keuntungan signifikan bagi financial planner dalam menyusun strategi yang akurat dan efisien. Bagi yang telah memiliki sertifikasi maupun yang sedang dalam proses, ada peluang besar untuk memperdalam keterampilan ini. Ikuti “Finance Mastery Boot Camp” oleh QM Financial pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Acara ini menawarkan kesempatan belajar dari tingkat dasar hingga lanjutan dan berjejaring dengan pakar keuangan. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Money Dysmorphia: Gangguan Persepsi Keuangan yang Sering Terabaikan
Pernah dengar money dysmorphia? Sepertinya istilah ini asing ya, tetapi kalau kamu paham maksudnya, bisa jadi kemudian kamu akan merasa banyak menjumpai fenomena ini di sekitar kamu. Atau, lebih parah, kamu sendiri mengalaminya.
Money dysmorphia dapat memengaruhi banyak orang dalam cara mereka melihat dan mengelola keuangan pribadi. Gangguan ini menyebabkan distorsi dalam persepsi keamanan finansial. Orang yang mengalami “penyakit” ini bisa merasa terlalu miskin atau terlalu kaya dibandingkan dengan realita yang sebenarnya.
Dalam dunia yang semakin terobsesi dengan gambaran kekayaan dan status sosial, penting untuk memahami bagaimana money dysmorphia dapat memengaruhi pengambilan keputusan keuangan dan kesejahteraan emosional.
Memisahkan fakta dan perasaan tentang uang bisa menjadi langkah pertama untuk menghadapi dan mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.
Table of Contents
Apa Maksudnya Money Dysmorphia?
Mengutip secara bebas artikel dari The New York Times, money dysmorphia adalah kondisi psikologis pada seseorang yang membuatnya memiliki persepsi yang terdistorsi—atau berbeda—tentang situasi keuangannya sendiri.
Orang dengan money dysmorphia mungkin merasa punya lebih sedikit uang daripada kenyataannya, atau sebaliknya, merasa lebih kaya daripada kondisi finansial sebenarnya.
Kondisi ini lantas bisa menyebabkan kecemasan, perilaku pengeluaran yang tidak sehat, dan kesulitan dalam mengelola keuangan secara efektif. Gangguan ini sering terkait dengan masalah harga diri dan bisa dipengaruhi oleh tekanan sosial atau pengalaman masa lalu.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Apa yang Menyebabkan Money Dysmorphia?
Beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami money dysmorphia. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman Masa Kecil
Pengalaman keuangan di masa kecil, seperti melihat orang tua yang sering cemas atau bergumul dengan masalah keuangan, bisa memengaruhi cara seseorang memandang uang saat dewasa.
2. Tekanan Sosial
Media sosial memang menjadi “pemicu” utama money dysmorphia ini di zaman sekarang. Adanya tekanan untuk memenuhi standar kekayaan atau gaya hidup tertentu bisa membuat seseorang merasa enggak cukup berkecukupan, meskipun kenyataannya enggak begitu.
Kalau kata netijen teh, “Enggak bersyukur!”
Terus-menerus membandingkan situasi keuangan dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau stabil di media sosial seperti ini sangat bisa menimbulkan persepsi yang terdistorsi tentang keadaan finansial sendiri.
3. Masalah Kejiwaan
Gangguan kecemasan atau depresi juga bisa memengaruhi cara seseorang mempersepsikan realitas, termasuk kondisi keuangan mereka. Delulu, kalau kata gen Z.
4. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Kurangnya pemahaman tentang pengelolaan uang dan perencanaan keuangan juga bisa menimbulkan money dysmorphia ini. Orang jadi merasa enggak aman atau enggak yakin tentang kondisi keuangannya sendiri, karena mereka tak terbiasa mencatat keuangan, enggak pernah financial check up.
5. Pengalaman Traumatis Terkait Uang
Misalnya seperti pernah kehilangan pekerjaan, sempat punya utang yang besar, atau mengalami kebangkrutan. Hal-hal seperti ini bisa meninggalkan trauma yang memengaruhi cara seseorang berpikir tentang uang dan keamanan finansial.
Nah, jika kamu mengalami money dysmorphia seperti ini, memahami penyebab timbulnya ini menjadi penting. Pasalnya, dengan begitu, kamu bisa mengidentifikasi cara-cara yang tepat dalam mengatasinya. Bahkan kalau perlu, kamu bisa menacri konseling keuangan atau terapi psikologis.
Dampak dari Money Dysmorphia
Tak bisa disepelekan, dampak money dysmorphia bisa sangat negatif. Bahkan, tak cuma untuk diri sendiri, tetapi juga cukup luas, baik secara finansial maupun psikologis, dan bisa melibatkan orang lain juga. Misalnya seperti apa?
1. Perilaku Pengeluaran yang Buruk
Kecenderungan ini bisa membuat pengeluaran menjadi berlebihan karena merasa enggak pernah cukup. Atau, bisa juga terjadi penghematan ekstrem dalam belanja karena takut kehabisan uang, bahkan jika finansialnya stabil.
2. Kecemasan dan Stres
Kamu jadi punya kekhawatiran yang konstan tentang uang, baik nyata maupun hanya di bayanganmu saja. Hal ini kalau dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan stres berat dan akhirnya memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
3. Dampak pada Hubungan
Ketidakstabilan dalam cara memandang keuangan juga dapat menyebabkan konflik dengan pasangan, keluarga, atau teman. Terutama jika perilaku keuangan yang buruk berdampak pada orang lain.
4. Enggak Mau Mengelola Keuangan
Muncul akibat kurangnya edukasi keuangan, ditambah lagi dampak bahwa kamu semakin menghindari pengelolaan keuangan karena takut atau cemas. Akibatnya ya bisa diduga, akan ada potensi masalah keuangan yang lebih besar, seperti utang tidak terkontrol atau kurangnya tabungan untuk masa depan.
5. Dampak Karier
Munculnya masalah mengenai persepsi uang ini juga bisa menghalangi kamu dari menjalani karier yang sehat. Bahkan, malah bisa mendorong kamu untuk bekerja berlebihan. Keduanya ini dapat merusak kesejahteraan jangka panjang loh!
6. Masalah Kesehatan Fisik
Pada akhirnya, semua stres yang ditimbulkan akan berpengaruh juga pada masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, masalah pencernaan, atau tekanan darah tinggi.
Mengatasi money dysmorphia akan memerlukan pendekatan menyeluruh. Tetapi yang pasti, kamu memang kudu sadar dulu bahwa kamu mengalaminya.
Apa yang Harus Dilakukan agar Tak Harus Mengalami Money Dysmorphia?
Untuk menghindari atau mengelola money dysmorphia, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Edukasi Keuangan
Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan, investasi, dan perencanaan keuangan dapat membantumu merasa lebih percaya diri dan mengendalikan keuangan pribadi kamu.
So, coba ceki-ceki kelas keuangan yang QM Financial tawarkan ya. Kamu bisa memilih kelas yang paling kamu butuhkan lebih dulu sekarang, agar bisa terhindar dari money dysmorphia. Akan lebih bagus lagi jika kamu ikut kelas secara berkelanjutan, dari kelas basic hingga mencapai kelas advanced, agar pengetahuan keuanganmu bisa berkembang optimal.
2. Pengaturan Anggaran
Buat rencana keuangan, terutama buat tujuan keuangan kamu. Dengan adanya tujuan keuangan, kamu bisa lebih tahu kebutuhan uang yang kamu perlukan sehingga tak lagi delulu mengenai kondisi keuanganmu.
Membuat dan mematuhi anggaran yang realistis dapat membantumu merasa lebih terkontrol atas keuangan pribadi kamu dan mengurangi kecemasan.
3. Meditasi dan Mindfulness
Belajar praktik-praktik meditas dan mindfulness. Kamu bisa mencarinya di YouTube, ada banyak video yang bisa kamu praktikkan sebagai pemula.
Praktik ini bisa mengurangi stres dan membantumu menjaga perspektif yang lebih seimbang tentang keuangan dan kekayaan.
4. Menghindari Perbandingan Sosial
Kurangi deh waktu di media sosial. Kalau di Instagram, kamu bisa mengatur berapa jam dalam sehari yang boleh kamu habiskan untuk scroll.
Cobalah untuk fokus pada tujuan pribadi daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi perasaan enggak pernah cukup tersebut.
5. Mengakui dan Mengelola Emosi
Mengenali bagaimana emosi memengaruhi keputusan keuangan dan belajar cara mengelola emosi tersebut bisa mengurangi pengambilan keputusan keuangan yang didorong oleh kecemasan atau ketakutan.
Untuk bisa melakukannya, kamu bisa menemukan orang yang tepat untuk diajak ngobrol. Berbicara tentang kekhawatiran keuangan dengan keluarga atau teman dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan perspektif baru yang bisa jadi lebih objektif untukmu.
Baca juga: Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Memahami money dysmorphia dan dampaknya memberikan kesempatan untuk mengubah cara pengelolaan keuangan dengan lebih sehat. Dengan pendekatan yang tepat, gangguan ini bisa ditangani, membuka jalan menuju kesehatan finansial dan emosional yang lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan di Usia 20-an untuk Masa Depan yang Aman
Memasuki usia 20-an sering kali disertai dengan tantangan dan peluang baru, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Langkah-langkah perencanaan keuangan yang baik di usia ini adalah kunci untuk menjamin masa depan yang aman dan mandiri secara finansial.
Kenapa harus bikin rencana keuangan di usia 20? Karena dengan begitu, bukan hanya kamu bisa memperkuat kestabilan finansial, tetapi kamu juga lebih leluasa dalam mengambil keputusan hidup yang lebih besar.
Table of Contents
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan untuk Usia 20-an
Di tengah kesibukan dan berbagai godaan pengeluaran yang sering muncul di masa muda, penting untuk menyadari bahwa setiap pilihan finansial yang diambil dapat berdampak jangka panjang.
So, memulai dengan langkah-langkah perencanaan keuangan yang tepat akan membantu dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan datang. Ya masa sih, enggak mau punya mimpi, enggak mau punya cita-cita? Pengin liburan terus ke luar negeri, pengin lanjutkan pendidikan, pengin punya rumah, semua kan butuh modal.
Masa enggak mau bisa melakukan itu semua tanpa pusing mikirin duit?
Dengan membangun dasar yang kuat sejak dini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih terbuka dan terjangkau.
So, berikut adalah langkah-langkah perencanaan keuangan untuk kamu, si Usia 20-an yang kini sedang memulai hidup yang sebenarnya.
1. Membuat Anggaran
Bagi kamu yang berusia 20-an—dan mungkin belum berkeluarga—pembuatan anggaran bisa disesuaikan dengan prioritas dan gaya hidup yang kamu jalani. Misalnya saja, kamu bisa membagi pos sebagai berikut:
- Kebutuhan dasar: kos, makanan dan minuman, transportasi, dan utilitas
- Asuransi dan kesehatan
- Tabungan dan investasi, termasuk di dalamnya dana darurat
- Cicilan utang
- Gaya hidup, termasuk di dalamnya dana liburan, hobi, juga subscription kalau ada
- Pendidikan dan pengembangan diri, misalnya ikut kursus-kursus atau beli buku
Kalau sudah dibikin anggarannya, selanjutnya ya kudu disiplin dipatuhi ya. Karena ini tuh kunci langkah-langkah perencanaan keuangan secara efektif di usia muda. Kamu bisa pakai aplikasi keuangan supaya kebantu dalam melacak pengeluaran dan menjaga agar pengeluaran enggak melebihi pendapatan.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Menyisihkan dana darurat adalah salah satu hal penting dalam langkah-langkah perencanaan keuangan, terutama untuk kamu yang masih berada di usia 20-an. Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang dapat membantu kamu menghadapi situasi tak terduga tanpa harus mengganggu tabungan atau investasi jangka panjang.
Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Bukan angka yang saklek, kamu bisa menyesuaikannya dengan kestabilan pekerjaan dan tanggungan yang kamu miliki. Tapi, kalau kamu bekerja di sektor yang fluktuatif atau sebagai freelancer, akan lebih bijak menyisihkan dana lebih besar.
Simpan dana darurat di tempat yang aman tetapi mudah diakses. Misalnya di rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Hindari menginvestasikan dana ini di instrumen dengan risiko tinggi atau akses yang sulit.
Mulai dengan menyisihkan sejumlah kecil dari setiap pendapatanmu sampai dana darurat mencapai jumlah yang ditargetkan. Anggap saja ini sebagai kebutuhan utama, bukan pilihan, sehingga kamu bisa konsisten nabungnya.
3. Mengelola Utang
Mengelola utang secara efektif adalah aspek kunci dalam langkah-langkah perencanaan keuangan. Pada tahap ini, mengelola utang dengan bijak dapat membantu menghindari akumulasi beban keuangan di kemudian hari.
Kalau memang perlu berutang, maka pembayaran cicilannya harus masuk ke dalam perencanaan keuangan sehari-hari. Membayar cicilan bukan dengan uang “sisa” kebutuhan, tetapi harus dialokasikan secara khusus. Maksimal sebesar 30% dari penghasilan total dalam sebulan.
Secara berkala evaluasi kemajuan kamu dalam mengelola utang dan sesuaikan strategi jika diperlukan. Termasuk di dalamnya, menyesuaikan jumlah yang dialokasikan untuk pembayaran utang jika pendapatan kamu berubah.
4. Punya Tujuan Jangka Panjang
Memiliki rencana jangka panjang seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun sangat penting, terutama bagi kamu yang masih berada di usia 20-an. Di usia ini, sering kali perencanaan jangka panjang terabaikan karena fokus pada kebutuhan dan keinginan sehari-hari.
Namun, kamu kan enggak hidup hari ini saja. Kamu juga pengin hidup nyaman sampai tua nanti kan? Karena itu, menetapkan tujuan jangka panjang dapat memberikan arah yang jelas dan motivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak.
Jadi, miliki beberapa tujuan jangka panjang. Pisahkan rencana keuangan untuk tiap tujuan jangka panjangmu itu. Misalnya, buat rekening tabungan atau investasi terpisah untuk dana pensiun dan pembelian rumah. Dengan begitu, kamu bisa memonitor kemajuannya. Kalau ada apa-apa, kamu juga bisa langsung aware.
Kamu mau soft saving? Soft saving atau menabung tanpa struktur yang ketat boleh saja, tetapi pastikan kamu tetap punya tujuan dan target jangka panjang. Sesuaikan jumlah tabungan setiap bulan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sehari-hari tanpa mengorbankan alokasi untuk masa depan.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
5. Investasi
Jika kamu sudah menetapkan tujuan jangka panjang, langkah-langkah perencanaan keuangan selanjutnya yang sangat penting adalah membuat rencana investasi.
Alasan utama mengapa investasi sangat direkomendasikan, terutama bagi kamu yang memiliki tujuan jangka panjang, adalah adanya keuntungan dari compound interest atau bunga berbunga. Hal ini yang enggak bisa kamu dapatkan dari tabungan biasa.
Compound interest adalah bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang telah diakumulasi sebelumnya. Dalam kata lain, ini adalah “bunga atas bunga” yang kamu peroleh dari investasi. Bunga ini adalah pengembalian yang kamu dapatkan, yang tumbuh secara eksponensial seiring waktu.
Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan profil risiko kamu. Misalnya, saham atau reksa dana saham bisa cocok untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, yang masih jauh, karena potensi pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan risiko yang lebih besar. Obligasi atau reksa dana pendapatan tetap bisa lebih cocok untuk tujuan yang lebih dekat dan memerlukan stabilitas.
Baca juga: Gen Z Merapat! Ini Cara Belajar Keuangan Kekinian yang Paling Cocok buat Kamu!
Memulai langkah-langkah perencanaan keuangan di usia 20-an dengan tepat adalah investasi yang penting untuk masa depan. Dengan disiplin, kesabaran, dan konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang telah dijelaskan, jalan menuju keamanan dan kemandirian finansial akan semakin terbuka lebar.
Melalui perencanaan yang matang, masa depan finansial yang stabil bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan. Gen Z bisa berdaya, enggak hanya jadi beban hidup orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pelatihan Keuangan Berkelanjutan Penting untuk Dukungan Karier Jangka Panjang: Alasan dan Panduan
Dalam dunia kerja yang penuh persaingan dan terus berubah, memahami cara mengelola keuangan dengan baik menjadi kunci sukses jangka panjang. Pastinya, kamu mau dong punya karier yang panjang dan stabil? Secara enggak langsung, hal ini bisa dicapai dengan kamu mengikuti pelatihan keuangan, alias financial training.
Financial training enggak hanya berguna untuk mencapai stabilitas pribadi, tetapi juga memperkuat kemampuan profesional dalam menghadapi berbagai tantangan finansial di tempat kerja.
Pelatihan keuangan berkelanjutan membantu mempersiapkan karyawan di semua tingkat karier untuk membuat keputusan yang bijaksana dan responsif terhadap perubahan kondisi. Dengan pengetahuan keuangan yang solid, kamu dan karyawan lainnya dapat mengelola sumber daya secara efektif dan memaksimalkan pertumbuhan karier. Hal ini akan dapat membantumu memastikan keberlanjutan keuangan di masa depan.
Table of Contents
Apa Maksud Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Apa sih maksud pelatihan keuangan berkelanjutan ini?
Konsep pelatihan keuangan berkelanjutan berarti kamu terus belajar tentang keuangan sejak memulai karier hingga menjelang pensiun. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kamu mendapatkan pemahaman keuangan yang mendalam dan relevan di setiap fase karier dan kehidupanmu.
Seiring berjalannya waktu, dari mulai pekerjaan pertama, berkembang menjadi pekerja yang lebih berpengalaman, hingga mempersiapkan pensiun, kebutuhan finansialmu akan berubah. Dengan mengikuti pelatihan keuangan yang disesuaikan dengan setiap fase ini, kamu akan lebih siap untuk membuat keputusan keuangan yang cerdas sesuai dengan kebutuhanmu saat itu.
Apa Pentingnya Pelatihan Keuangan Berkelanjutan?
Jadi, sangatlah penting untuk terus mengasah pengetahuan keuanganmu sepanjang karier. Mengapa? Ada beberapa alasan besar.
1. Keputusan Finansial yang Lebih Baik
Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu akan terus memperbarui pengetahuanmu tentang cara mengelola keuangan pribadi dan bisnis. Hal ini akan dapat membantu kamu membuat keputusan yang cerdas di setiap tahapan karier.
2. Siap Menghadapi Perubahan Apa pun
Karier bisa sangat dinamis, dengan banyak perubahan dalam tanggung jawab dan penghasilan. Pelatihan keuangan membantumu mengelola perubahan ini dengan lebih efektif, misalnya saat kamu dapat promosi dan naik gaji. Dengan berbekal pengetahuan keuangan yang baik, lifestylemu pun enggak akan ikut naik.
3. Pengelolaan Risiko yang Lebih Baik
Belajar keuangan akan membantu kamu mengenali risiko dan peluang. Dengan pelatihan keuangan yang berkelanjutan, kamu bisa lebih siap menghadapi kondisi pasar yang berubah dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk menghindari kerugian finansial.
4. Peningkatan Value Pribadi
Memiliki keahlian keuangan yang kuat menjadikan kamu aset berharga bagi perusahaan. Hal ini bisa meningkatkan peluangmu untuk promosi dan mendapatkan tanggung jawab yang lebih besar.
5. Pensiun yang Nyaman
Dengan pengetahuan keuangan yang mumpuni, kamu bisa merencanakan pensiun dengan lebih baik, memastikan bahwa kamu memiliki dana yang cukup untuk menikmati masa pensiun tanpa kekhawatiran finansial. Kamu juga enggak menjadikan anak-anakmu sebagai sandwich generation.
6. Kebebasan Finansial
Pelatihan keuangan memberikan alat dan pengetahuan untuk mencapai kebebasanfinansial. Hal ini penting tidak hanya untuk keamanan pribadi, tapi juga untuk memberikan kebebasan dalam membuat pilihan karier tanpa terlalu dipengaruhi oleh kebutuhan finansial.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
Panduan Pelatihan Keuangan Berkelanjutan untuk Karier Jangka Panjang
So, sudah tahu kan, apa pentingnya pelatihan keuangan yang berkelanjutan ini?
Pelatihan seperti ini penting untuk membantu seseorang mengelola keuangan pribadi dan profesional secara efektif sepanjang hidup. Nah, kalau kamu tertarik untuk ikut pelatihan keuangan di kantor, atau misalnya kamu adalah HR yang ingin memberikan pelatihan keuangan untuk karyawan, berikut ada panduan paling simpel untuk struktur pelatihan keuangan berkelanjutan dalam konteks tersebut.
1. Pelatihan Dasar Keuangan Pribadi
- Tujuan: Mengajarkan dasar-dasar manajemen keuangan seperti budgeting, pengelolaan utang, merumuskan tujuan keuangan, dan dasar-dasar investasi.
- Target: Pekerja muda atau mereka yang baru memulai karier.
- Metode: Workshop, kursus online, dan private 1 on 1
2. Perencanaan Keuangan Menengah
- Tujuan: Pengenalan ke perencanaan keuangan jangka menengah, termasuk asuransi, instrumen investasi, pendidikan keuangan untuk anak, dan persiapan dana darurat.
- Target: Individu di pertengahan karier atau yang telah memiliki keluarga.
- Metode: Seminar, private 1 on 1, dan simulasi dengan worksheet.
3. Pengelolaan Aset dan Investasi Lanjutan
- Tujuan: Mendalami strategi investasi, pengelolaan portofolio, dan perencanaan pajak.
- Target: Individu yang telah mapan dalam karier dan mulai memikirkan diversifikasi investasi dan pengelolaan aset yang lebih kompleks.
- Metode: Webinar, simulasi dengan berbagai tools, dan aplikasi.
4. Persiapan Pensiun
- Tujuan: Memfokuskan pada persiapan pensiun, mengelola risiko investasi menjelang pensiun, dan memastikan kecukupan dana pensiun.
- Target: Pekerja senior yang mendekati masa pensiun, tetapi juga harus sudah mulai diedukasikan sejak awal karyawan bekerja.
- Metode: Workshop pensiun, private 1 on 1, dan simulasi skenario keuangan.
5. Edukasi Keuangan Berkelanjutan
- Tujuan: Menjaga kesadaran dan pemahaman tentang perubahan pasar, alat keuangan baru, dan strategi pensiun terkini.
- Target: Semua kelompok usia, fokus pada pembelajaran seumur hidup.
- Metode: Newsletter bulanan, evaluasi, dan membentuk komunitas belajar.
6. Mentorship dan Jaringan Dukungan
- Tujuan: Membangun jaringan dukungan melalui mentoring dan komunitas untuk membantu pengelolaan keuangan di semua tahap kehidupan.
- Target: Individu di semua tahap karier.
- Metode: Private 1 on 1 dan forum diskusi.
Baca juga: Ini 5 Keunggulan Training Keuangan Karyawan bersama QM Financial
Dengan mengikuti pelatihan keuangan berkelanjutan, kamu dan setiap karyawan yang bekerja di semua bidang dapat mengasah kemampuan untuk membuat keputusan finansial yang tepat dan efektif.
Pengetahuan ini esensial banget, enggak hanya untuk kemajuan pribadi tetapi juga untuk kontribusi yang lebih besar dalam keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, pelatihan keuangan merupakan investasi penting yang mendukung pengembangan karier jangka panjang, menawarkan keuntungan yang melampaui peningkatan keahlian finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Cara perencanaan keuangan sangat berbeda antara Generasi X, Milenial, dan Generasi Z. Setiap generasi tumbuh dalam lingkungan ekonomi dan teknologi yang berbeda, sehingga memengaruhi cara mereka mengelola dan merencanakan keuangan.
Faktor-faktor seperti akses ke teknologi, pengalaman masa lalu, dan nilai-nilai yang dianut turut membentuk pendekatan masing-masing generasi terhadap keuangan pribadi.
Perbedaan ini mencerminkan bagaimana setiap generasi memprioritaskan tujuan finansial mereka. Meskipun semua generasi bertujuan mencapai stabilitas keuangan, metode dan alat yang digunakan untuk mencapainya bisa sangat berbeda.
Memahami karakteristik unik dari setiap generasi dapat membantu mengidentifikasi pola dan strategi yang paling efektif dalam perencanaan keuangan mereka.
So, coba yuk, kita lihat.
Table of Contents
Karakteristik Kebiasaan Keuangan Generasi X, Milenial, dan Generasi Z
Berikut adalah beberapa karakteristik generasi X, milenial, dan generasi Z terkait kebiasaan keuangan masing-masing yang cukup khas.
1. Karakteristik Generasi X (lahir sekitar 1965-1980)
- Generasi X cenderung lebih konservatif dalam mengelola uang, lebih memilih untuk menabung dan memiliki tabungan pensiun yang aman.
- Mereka lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan tradisional seperti saham, obligasi, dan properti.
- Generasi X juga cenderung berhati-hati dalam mengambil utang. Kalaupun ada utang, paling banter adalah KPR. Mereka umumnya mengelola utang secara bertanggung jawab.
- Generasi ini lebih memperhatikan asuransi kesehatan dan jiwa sebagai bagian dari perencanaan keuangan.
2. Karakteristik Generasi Milenial (lahir sekitar 1981-1996)
- Milenial sangat nyaman menggunakan teknologi finansial (fintech) seperti aplikasi mobile banking, e-wallet, dan platform investasi online.
- Mereka cenderung menghabiskan lebih banyak untuk pengalaman, seperti traveling dan gaya hidup, dibandingkan menghabiskan uang untuk barang fisik.
- Milenial umumnya juga lebih terbuka untuk berinvestasi dalam bentuk aset alternatif seperti cryptocurrency dan crowdfunding.
- Banyak milenial memiliki utang konsumtif yang cukup signifikan, dan hal ini memengaruhi cara mereka mengelola keuangan.
3. Karakteristik Generasi Z (lahir sekitar 1997-2012)
- Generasi Z tumbuh dengan teknologi digital dan sangat nyaman menggunakan aplikasi finansial dan layanan online untuk mengelola keuangan.
- Mereka lebih tertarik pada kewirausahaan dan sering mencari peluang untuk menciptakan bisnis atau sumber pendapatan sampingan.
- Generasi ini cenderung lebih memperhatikan investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan (SRI – Socially Responsible Investing).
- Generasi Z menunjukkan minat yang tinggi dalam pendidikan keuangan dan mencari informasi secara online untuk belajar tentang investasi dan pengelolaan uang.
So, setiap generasi memang memiliki pendekatan yang berbeda dalam manajemen keuangan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi, di antaranya adalah kondisi ekonomi, teknologi, dan nilai-nilai sosial yang berkembang pada masa mereka.
Baca juga: Mengelola Keuangan untuk Generasi TikTok: Dari FOMO ke JOMO (Joy of Missing Out)
Cara Perencanaan Keuangan yang Sesuai untuk Masing-Masing Generasi
Lalu, gimana cara perencanaan keuangan yang sesuai dengan karakter-karakter tersebut? Pastinya, juga enggak sama kan?
Berikut adalah beberapa cara perencanaan keuangan yang dapat disesuaikan dengan ciri khas dan karakteristik Generasi X, Milenial, dan Generasi Z:
1. Generasi X
- Diversifikasi Investasi: Investasikan di berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan properti untuk mengurangi risiko.
- Rencana Pensiun yang Kuat: Tingkatkan kontribusi ke dalam akun pensiun seperti BPJS Ketenagakerjaan, DPLK, hingga investasi dana pensiun mandiri, untuk memastikan kesejahteraan di masa pensiun.
- Asuransi: Pastikan memiliki asuransi kesehatan, jiwa, dan asuransi aset untuk melindungi diri dan keluarga.
- Perencanaan Warisan: Buat rencana warisan yang jelas termasuk surat wasiat dan trust untuk memastikan distribusi aset sesuai keinginan.
- Mengelola Utang: Kurangi utang dan hindari mengambil utang baru kecuali sangat diperlukan. Fokus pada pelunasan hutang yang ada.
2. Milenial
- Penggunaan Teknologi: Manfaatkan aplikasi keuangan untuk budgeting, pelacakan pengeluaran, dan investasi otomatis seperti aplikasi robo-advisor.
- Investasi yang Agresif: Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian besar portofolio ke saham atau investasi berisiko tinggi lainnya karena masih memiliki waktu untuk pemulihan jika terjadi penurunan.
- Mengatasi Utang Konsumtif: Buat rencana pembayaran utang yang efisien, tekan utang baru kalau masih ada tanggungan, dan belajar lebih banyak mengenai utang produktif.
- Pentingnya Asuransi: Jangan lupakan pentingnya asuransi kesehatan dan jiwa untuk melindungi diri dari risiko tak terduga.
- Menabung untuk Tujuan Jangka Pendek dan Panjang: Sisihkan dana untuk tujuan jangka pendek seperti liburan, dan tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun.
3. Generasi Z
- Mulai Menabung Sejak Dini: Mulailah menabung dan berinvestasi sedini mungkin untuk memanfaatkan kekuatan bunga majemuk.
- Pendidikan Finansial: Manfaatkan sumber daya online untuk meningkatkan pengetahuan tentang investasi, perencanaan keuangan, dan manajemen uang.
- Kewirausahaan: Jika tertarik pada kewirausahaan, buat rencana bisnis yang solid dan pertimbangkan sumber pendanaan seperti crowdfunding atau modal ventura.
- Investasi yang Bertanggung Jawab: Pertimbangkan investasi dalam saham atau reksa dana yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan lingkungan.
- Fleksibilitas dan Mobilitas: Buat perencanaan keuangan yang memungkinkan fleksibilitas, seperti memiliki dana darurat yang cukup untuk mendukung gaya hidup fleksibel dan mobilitas kerja.
Tip Umum untuk Semua Generasi
Selain yang sudah dibahas di atas, ada beberapa tip umum yang juga kudu diperhatikan sebagai cara perencanaan keuangan yang lebih sehat, dan berlaku untuk semua generasi.
- Dana Darurat: Simpan dana darurat yang mencukupi setidaknya 3-6 bulan pengeluaran untuk mengatasi situasi tak terduga.
- Tujuan Keuangan yang Jelas: Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang serta buat rencana untuk mencapainya.
- Pengelolaan Anggaran: Buat anggaran bulanan untuk melacak pengeluaran dan memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
- Belajar Keuangan: Terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia keuangan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
- Perencanaan keuangan yang baik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing individu dalam generasi tersebut.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Gen Z yang Pengin Mencapai Stabilitas Finansial
Memahami perbedaan cara perencanaan keuangan antara Generasi X, Milenial, dan Generasi Z memberikan wawasan berharga tentang bagaimana setiap generasi menghadapi tantangan finansial mereka. Meskipun pendekatan mereka mungkin berbeda, tujuan utama tetap sama: mencapai stabilitas dan kesejahteraan finansial. Dengan mengenali karakteristik unik masing-masing generasi, perencanaan keuangan dapat disesuaikan agar lebih efektif dan relevan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Liburan Sekolah
Sudah di penghujung tahun ajaran, ada satu momen yang dinantikan semua orang. Yes, liburan sekolah! Gimana, sudah ada rencana mau liburan ke mana? Nah, gimana dengan keuangannya? Apa masih perlu contoh perencanaan keuangan jangka pendek untuk liburan sekolah?
Semua orang memang perlu liburan. Karena itu, enggak ada salahnya menjadikannya sebagai salah satu tujuan keuangan.
Kalau di QM Financial, kita mengenal ada setidaknya tiga perencanaan keuangan, yakni jangka pendek, menengah, dan panjang. Perencanaan keuangan jangka pendek adalah perencanaan keuangan untuk tujuan di bawah satu tahun.
Ya, seperti liburan kayak gini.
Table of Contents
Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek untuk Liburan Sekolah
Nah, buat kamu yang pas tahun ajaran baru nanti pengin ajak keluarga liburan, coba deh bikin perencanaannya. Ya, barangkali kalau sekarang sudah terlalu pendek sih, karena kurang dari sebulan liburannya. Tapi, bisa kok kamu terapkan untuk dana liburan berikutnya, kalau memang sekarang belum bisa bikin.
Sekarang coba kita bikin yuk, simulasi contoh perencanaan keuangan jangka pendek dengan tujuan keuangan untuk liburan sekolah.
Seperti yang selalu diwanti-wanti oleh financial trainer dari QM Financial, bahwa tujuan keuangan yang baik adalah tujuan yang mempunyai judul, nominal, dan waktu.
So, kita tentukan saja, misalnya kita butuh Rp10.000.000 untuk liburan, masih ada waktu 6 bulan untuk menyisihkan uang. Katakanlah juga, kita memiliki penghasilan tetap sekarang Rp8.000.000, dan sudah “habis” untuk pengeluaran rutin sebesar Rp6.000.000. Dengan demikian, ada “sisa” Rp2.000.000 untuk hal-hal lain, termasuk untuk menabung demi bisa liburan sekolah.
Tujuan: Mengumpulkan dana sebesar Rp 10.000.000 untuk liburan sekolah selama 6 bulan.
Durasi: 6 bulan
Langkah-langkah:
1. Analisis Keuangan Saat Ini
Total Pendapatan Bulanan: Rp8.000.000
Total Pengeluaran Bulanan: Rp6.000.000
Sisa Pendapatan Bulanan: Rp2.000.000
Target Tabungan: Rp10.000.000
Waktu yang Tersedia: 6 bulan
Sehingga target kita menabung adalah = Rp10.000.000 / 6 = Rp1.666.667
2. Strategi Menabung
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan:
- Menyisihkan sebagian dari sisa pendapatan bulanan: Rp 1.666.667. Boleh banget kalau mau dibulatkan jadi Rp1.700.000
- Menambah pemasukan dengan pekerjaan tambahan atau menjual barang yang tidak terpakai, jika merasa tak sanggup menabung sejumlah nominal di atas.
- Mengurangi pengeluaran tidak penting, misalnya hiburan, makan di luar, dan lain-lain. Alokasi uang dialihkan ke tabungan liburan sekolah.
3. Langkah Pengelolaan Keuangan
Untuk memperlancar rencana keuangan ini, ada beberapa hal yang bisa lakukan juga. Di antaranya:
- Buat rekening tabungan khusus untuk liburan agar dana tidak tercampur dengan pengeluaran lainnya.
- Automatisasi tabungan dengan fitur autodebet di bank, langsung setelah gaji masuk.
- Catat setiap pengeluaran untuk memantau anggaran dan memastikan tidak ada pemborosan.
4. Monitoring dan Evaluasi
Nah, ini penting dan jangan diskip, karena di sini kamu bisa tahu, apakah rencanamu berjalan sesuai harapan atau enggak. Untuk membantu memperlancar prosesnya, kamu bisa menentukan jadwal evaluasinya. Misalnya begini.
- Bulan ke-1 hingga ke-3: Evaluasi pengeluaran dan tabungan, dan menyesuaikan anggaran jika ada kekurangan atau kelebihan.
- Bulan ke-4 hingga ke-6: Pastikan target tabungan tercapai setiap bulan, lakukan penyesuaian jika diperlukan untuk mencapai target akhir.
Nah, angka-angka dalam contoh perencanaan keuangan jangka pendek di atas bisa kamu ganti sesuai kondisi kamu. Penghasilan, target, sampai durasi bisa kamu sesuaikan.
Misalnya nih, enggak usah liburan jauh-jauh deh, staycation saja di salah satu hotel di Jakarta, biar nabungnya enggak ngos-ngosan banget dan durasinya bisa pendek. Bujet semalemnya Rp2.000.000, karena pilih yang agak mewah biar fasilitasnya lengkap. Nah, bisa tuh kamu jadikan target nominal.
Atau, pengin liburan ke Jepang sekalian, tapi tahun ajaran baru depan. Jadi masih ada waktu satu tahun buat bikin rencananya.
Intinya semua bisa disesuaikan dengan kebutuhan, yang masing-masing orang tidak sama.
Semoga contoh perencanaan keuangan jangka pendek untuk liburan sekolah di atas bisa bantu ya. Sila disontek dan disesuaikan dengan kebutuhan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Peran Penting Kelas Keuangan dalam Merencanakan Masa Depan
Hadirnya beragam kelas keuangan pastinya dapat membantu banyak orang untuk mendapatkan keterampilan keuangan yang sesuai dengan kebutuhan. Tak hanya untuk memenuhi kebutuhan saat ini, tetapi bahkan hingga masa depan.
Apakah ada di antara kamu yang masih ragu ikutan kelas keuangan? Apa yang membuat kamu ragu?
Table of Contents
Manfaat Kelas Keuangan dalam Perencanaan Jangka Pendek
Yes, kelas keuangan itu bisa bantu kamu mengembangkan keterampilan pengelolaan keuangan pribadi. Salah satunya untuk berbagai tujuan jangka pendek.
Dua aspek penting dari perencanaan jangka pendek yang bisa kamu pelajari dalam kelas ini adalah peningkatan kemampuan dalam membuat anggaran—alias budgeting—dan mengelola cash flow sehari-hari.
1. Pemahaman tentang Anggaran
Di kelas keuangan, kamu bisa belajar cara membuat anggaran yang realistis, dan sesuai dengan pendapatan serta kebutuhan sehari-hari. Tercakup juga di dalamnya adalah pemahaman tentang perbedaan antara kebutuhan dan keinginan, serta cara alokasi dana untuk masing-masing kategori pengeluaran secara efektif.
2. Pelacakan Pengeluaran
Kamu juga bisa belajar teknik untuk melacak pengeluaran, yang merupakan langkah penting dalam mengelola cash flow. Dengan begitu, kamu dapat mengidentifikasi area di mana kamu mungkin menghabiskan lebih dari yang direncanakan dan menyesuaikan kebiasaan belanja kamu.
3. Mengelola Cash Flow
Selanjutnya, kamu bisa belajar strategi untuk memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan, bagaimana cara menjaga cash flow agar tetap positif. Hal ini penting banget karena bisa membuatmu terhindari dari utang yang tak perlu, dan akhirnya bisa membantumu mencapai stabilitas finansial.
4. Menetapkan Tujuan secara Cerdas
Kamu bisa belajar pentingnya menetapkan tujuan keuangan yang spesifik, terukur, realistis, dan tertarget. Dengan begitu, berbagai tujuan finansial jangka pendek—seperti membangun dana darurat atau merencanakan liburan—bisa diwujudkan tanpa beban yang berarti.
5. Berpikir Jangka Panjang
Meskipun belajar membuat rencana keuangan jangka pendek, tetapi dengan ikut kelas keuangan, kamu bisa sekaligus berpikir jangka panjang. Gampangannya, kamu bisa memenuhi kebutuhan jangka pendek, tanpa mengorbankan masa depan.
Kelas keuangan enggak hanya akan memberikan pengetahuan untuk mengelola keuangan sehari-hari dengan lebih baik, tetapi juga memberikan alat dan kepercayaan diri sehingga kamu bisa membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Dengan mengikuti kelas keuangan, kamu dapat meningkatkan kesejahteraan finansial dan membangun fondasi yang kuat untuk masa depan finansial yang stabil.
Peranan Kelas Keuangan dalam Perencanaan Jangka Panjang
Tak hanya jangka pendek, kelas keuangan juga dapat memberikan pengetahuan dan alat yang diperlukan untuk merencanakan masa depan finansialmu dengan lebih baik. Dalam kelas ini, kamu akan diajak untuk fokus pada investasi, rencana pensiun, hingga asuransi.
1. Belajar Investasi
Kamu bisa belajar beragam jenis produk keuangan, utamanya investasi, yang tersedia, termasuk saham, obligasi, reksa dana, properti, dan lainnya.
Dengan memahami karakteristik dan risiko masing-masing jenis investasi, kamu dapat membuat keputusan yang lebih tepat sesuai dengan tujuan dan toleransi risiko yang kamu miliki.
2. Membuat Rencana Pensiun yang Realistis dan Efektif
Di kelas keuangan, kamu bisa belajar cara menghitung dana yang dibutuhkan untuk pensiun, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti inflasi, perkiraan biaya hidup, dan jangka waktu pensiun. Kamu bisa menentukan, berapa banyak seharusnya kamu menyisihkan pendapatan untuk diinvestasikan setiap bulan atau setiap tahun, untuk mencapai target pensiunmu ini.
Termasuk juga di dalamnya, kamu bisa berkenalan dengan beragam instrumen yang bisa membantumu membangun dana pensiun dengan memadai. Kamu bisa berkenalan dengan BPJS Ketenagakerjaan, Dana Pensiun Lembaga Keuangan, juga belajar cara membangun dana pensiun secara mandiri. Kamu akan belajar cara mengintegrasikan sumber-sumber tersebut dalam rencana pensiunmu.
3. Belajar Pentingnya Asuransi
Di kelas keuangan, kamu tak hanya belajar bagaimana menghasilkan dan mengeluarkan uang saja, tetapi juga bagaimana caranya melindungi uang dan asetmu.
Asuransi diajarkan sebagai alat penting untuk melindungi aset dan pendapatan dari risiko tidak terduga. Ada berbagai jenis asuransi, termasuk asuransi jiwa dan kesehatan yang penting untuk dipahami dulu. Bahkan kamu bisa juga belajar bagaimana memilih polis yang tepat sesuai dengan kebutuhan.
Nah, gimana? Sudah yakin belum, bahwa kelas keuangan itu penting karena dapat membantumu mempersiapkan diri untuk menghadapi masa depan dengan perencanaan finansial yang matang dan terstruktur.
Melalui edukasi tentang budgeting, cash flow, investasi, rencana pensiun, hingga asuransi, kamu pun dapat membangun fondasi yang kuat untuk beragam tujuan jangka pendek sekaligus memastikan keamanan finansial jangka panjang kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Semua Orang akan Jadi Sandwich Generation pada Waktunya: Apa yang Harus Disiapkan?
Apa? Setiap orang akan jadi sandwich generation pada waktunya? Kok serem?
Nah, itu dia yang masih belum banyak disadari oleh setiap orang yang punya orang tua. Isu menjadi sandwich generation ini sebenarnya dimiliki oleh setiap orang—bukan privilege kelompok tertentu saja. Jadi tenang, karena kamu banyak temannya.
Table of Contents
Sandwich Generation = Problematika Sejuta Umat
Sudah nonton video YouTube QM Financial yang ini?
Dalam video tersebut, lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, menyebutkan bahwa setiap orang akan menjadi sandwich generation pada waktunya.
Hal ini enggak salah, atau sekadar menakut-nakuti loh. Ini adalah fakta yang terjadi pada setiap orang yang masih punya orang tua. Akar masalahnya simpel: Ketika orang tua kita bertambah usia, ya masa mau dibiarkan hidup sendiri? Usia 80-an tahun ke atas, umumnya orang akan membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas tertentu. Jadi, kayak balik lagi ke balita.
Budaya kita yang selalu gercep untuk saling membantu tidak akan “mengizinkan” seorang anak mengabaikan orang tuanya, di masa tua mereka. Ya, ini sih norma yang umum ya. Ada juga beberapa kasus yang di luar norma ini, yang harus dikaji kasus per kasus, tidak bisa digeneralisasi.
Nah, untuk membantu orang tua kita hidup itu, ya tentu ada biaya. Mau kita sendiri yang urus, atau memercayakan mereka pada orang yang lebih profesional atau ahli, pastinya biaya itu tetap ada.
Di sinilah berlaku bahwa setiap orang akan menjadi sandwich generation pada waktunya.
Strategi Perencanaan Keuangan yang Bisa Diterapkan oleh Semua Sandwich Generation
So, kamu akan butuh strategi perencanaan keuangan, yang bisa diterapkan oleh semua jenis sandwich generation.
Dalam konteks generasi sandwich, perencanaan keuangan dan investasi menjadi landasan penting. Di dalamnya ada pengaturan sumber daya finansial secara bijaksana untuk menjawab kebutuhan jangka panjang. Jadi, apa yang perlu dilakukan?
1. Membuat Anggaran Efektif
Membuat anggaran yang efektif sangat penting, terutama untuk kamu para generasi sandwich.
Jadi kenali kebutuhanmu, termasuk kebutuhan untuk merawat orang tua. Masukkan kebutuhan untuk orang tua ini di dalam anggaran. Buatkan persentase tersendiri sehingga kamu akan lebih mudah mengalokasikannya, dan tidak mengganggu kebutuhan lain yang sama pentingnya.
Anggaran ini harus mencakup enggak hanya untuk pengeluaran sehari-hari tapi juga untuk kebutuhan di masa depan. Jadi jangan lupa untuk mengalokasikannya, pada tabungan atau investasi.
Dengan mengelola keuangan secara bijak, bisa membantu meringankan beban finansial dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi kejutan atau kebutuhan mendadak di masa yang akan datang.
2. Berikan Perlindungan Asuransi Kesehatan untuk Orang Tua
Asuransi kesehatan itu penting, terutama untuk memberikan perlindungan finansial kalau ada yang sakit.
Kalau orang tua belum punya asuransi kesehatan, pastikan kamu membelikannya untuk mereka. BPJS Kesehatan bisa menjadi opsi terbaik. Dengan adanya asuransi kesehatan, perlindungan terhadap risiko biaya kesehatan tak terduga pun terjamin. Apalagi untuk orang tua, biasanya sudah mulai ada masalah kesehatan di sana sini.
3. Buat Rencana Pensiun untuk Diri Sendiri
Perencanaan pensiun bertujuan untuk memastikan stabilitas finansial di masa tua. Ingat, bahwa setiap orang akan menjadi generasi sandwich pada waktunya. Sehingga kita pun harus siap nantinya kalau sudah mulai menua, maka anak-anak kita bisa jadi juga akan menjadi generasi roti isi penerus.
Minimalkan menjadi beban hidup mereka. Seenggaknya, kalau mereka mau berbaik hati dan membalas budi, finansial tidak akan jadi masalah karena kita punya dana pensiun yang memadai.
4. Berkomunikasi dengan Anggota Keluarga Lain
Jika ada anggota keluarga lainnya yang bisa diajak berkomunikasi, bangun diskusi yang sehat dengan mereka. Dengan demikian, semua anggota keluarga dapat berbagi pikiran demi membantu orang tua bersama-sama.
Dengan begitu, beban bisa dibagi dan enggak menumpuk di salah satu anggota keluarga saja. Untungnya sih, umumnya masyarakat kita masih banyak yang percaya dengan kekuatan gotong royong. So, dalam hal mengurus orang tua, semangat ini seharusnya mudah ditemukan.
5. Kelola Stres dan Tekanan Emosional
Mengelola stres dan tekanan emosional saat berada di generasi sandwich memang tidak mudah, tetapi sangat penting untuk kesehatan mental.
Langkah awalnya adalah mengakui bahwa merasa tertekan itu normal dan mencari cara untuk mengatasinya. Kamu bisa mengambil waktu untuk diri sendiri, melakukan aktivitas yang kamu sukai, atau berolahraga untuk mengurangi stres.
Dalam mengelola stres dan tekanan emosional, teknik seperti meditasi, olahraga teratur, dan hobi yang menenangkan dapat sangat membantu.
Sekilas hal ini memang tampak tidak ada hubungannya dengan upaya sandwich generation untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga secara finansial. Tapi jangan salah. Kalau aspek ini terganggu, bukan enggak mungkin, kebutuhan finansial akan terpengaruh.
6. Edukasi untuk Anak-Anak
Pendidikan dan komunikasi memegang peran kunci dalam membentuk dasar keluarga yang kuat.
Mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab dan empati sejak dini membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang pentingnya saling membantu dan memahami perasaan orang lain. Terutama dalam konteks keluarga.
Memang kita harus berupaya supaya tidak menjadikan mereka sebagai generasi sandwich selanjutnya. Namun, memberikan rasa tanggung jawab dan “memiliki” terhadap keluarga, pastinya akan membentuk pribadi mereka secara lebih baik.
Nah, sandwich generation, semoga kamu semua semakin kuat dan berdaya ya, sehingga tak hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan keluargamu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!