Panduan Cara Perencanaan Keuangan untuk Karyawan agar Tidak Boros
Punya penghasilan tetap tiap bulan bukan berarti bebas dari masalah keuangan. Justru sering kali, gaji rutin bikin terlena dan tanpa sadar habis sebelum waktunya. Di sinilah pentingnya memahami cara perencanaan keuangan sejak awal. Bukan buat mengekang diri, tapi supaya tahu batas dan bisa pakai uang dengan lebih bijak.
Hidup hemat bukan soal pelit atau menahan semua keinginan. Intinya ada di pengendalian dan keputusan yang sadar. Apalagi buat karyawan yang harus pintar atur pengeluaran harian, bayar cicilan, sampai tetap bisa nabung. Kalau keuangan berantakan, yang repot ya diri sendiri juga.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan Karyawan Aplikatif

Supaya nggak terus-menerus merasa gaji cuma numpang lewat, penting banget buat mulai terapkan cara perencanaan keuangan yang lebih aplikatif.
Bukan cuma teori, tapi langkah-langkah yang bisa langsung dijalani sehari-hari. Nggak perlu sistem ribet atau rumus keuangan yang bikin pusing—cukup kebiasaan kecil yang konsisten.
Berikut beberapa cara perencanaan keuangan yang bisa bantu karyawan lebih terarah dan nggak gampang boros.
1. Pahami Cash Flow Bulanan
Mulai dari langkah cara perencanaan keuangan yang paling praktis: buka aplikasi mobile banking, lalu unduh riwayat transaksi 3 bulan terakhir. Kalau belum pernah, duduklah satu jam dan fokus catat pengeluaran satu per satu. Termasuk transfer ke GoPay buat beli kopi, langganan Spotify, bayar laundry, atau isi token listrik.
Jangan cuma fokus ke pengeluaran besar, justru yang bikin bocor itu yang kecil tapi sering. Gunakan Excel atau aplikasi pencatat keuangan, tapi pastikan bisa filter kategori. Di minggu pertama, fokusnya bukan langsung hemat, tapi menyadari: uangmu paling banyak habis di mana?
Baca juga: Contoh Praktis Edukasi Literasi Keuangan untuk Karyawan di Tempat Kerja
2. Gunakan Metode Pengelolaan Uang yang Terpisah
Cara perencanaan keuangan dengan metode 4-3-2-1 itu sebenarnya sudah yang paling sederhana dan basic. Tapi, kalau metode ini juga masih terlalu abstrak untuk semua uang masuk dan keluar dari satu rekening, kamu bisa coba langsung bikin 3 rekening berbeda dengan fungsi spesifik:
- Rekening Gaji (Pasif): Jangan pakai untuk transaksi harian. Biarkan uang masuk ke sini saja.
- Rekening Harian: Buat belanja sehari-hari. Misalnya makan siang, isi bensin, beli galon, dan lain-lain. Tentukan limit per minggu atau per bulan dari rekening gaji dan top-up secukupnya.
- Rekening Nabung (Pasif): Tanpa kartu ATM. Untuk menyimpan dana darurat, tabungan liburan, atau DP rumah. Uangnya dipindah otomatis dari rekening gaji setelah gajian.
Teknis cara perencanaan keuangan yang bisa dilakukan, kamu bisa pakai fitur auto-transfer. Contoh: setiap tanggal 1, transfer Rp500 ribu ke rekening tabungan dan Rp2 juta ke rekening harian. Sisanya biarkan di rekening gaji untuk kebutuhan besar dan tidak rutin.
Gampang kan?
3. Buat Anggaran yang Nyata, Bukan Ideal
Contohnya gini. Selama ini kamu rutin pesan makan online tiga kali seminggu. Kamu merasa, pos ini terlalu boros, lalu kamu hilangkan di anggaran berikutnya. Nah, ini akan terasa berat di kamu. Yang ada, mungkin malah makin-makin deh.
Lebih realistis kalau kamu alokasikan misalnya dari Rp500 ribu per bulan menjadi Rp300 ribu khusus buat makan online untuk bulan ini. Dengan begitu, kamu tetap bisa jajan sesekali tanpa merasa bersalah, dan tetap dalam batas yang terkontrol.
Cara aplikatif lainnya: print template anggaran mingguan. Setiap kategori dikasih limit. Misal:
- Makan siang: Rp400 ribu per minggu
- Transport: Rp200 ribu per minggu
- Hiburan & langganan: Rp100 ribu per minggu
- Lain-lain: Rp100 ribu per minggu
Jangan tunggu akhir bulan untuk sadar boros. Pas sudah melebihi pos tertentu, tahan di minggu itu, jangan ambil dari pos lain.
4. Latihan Menunda Keinginan Beli
Trik cara perencanaan keuangan yang bagus: biasakan pakai “sistem keranjang tertunda”. Kalau lihat barang lucu di Tokopedia atau Shopee, jangan langsung checkout. Klik “Tambahkan ke Keranjang”, lalu diamkan 3 hari. Setelah itu, tanyakan 3 hal:
- Apakah barang ini masih kamu ingat tanpa lihat lagi?
- Apakah kamu masih butuh setelah 3 hari?
- Apakah ada barang serupa yang sudah kamu punya?
Kalau semua jawabannya nggak untuk dua pertanyaan pertama dan ya untuk pertanyaan terakhir, berarti itu cuma nafsu sesaat. Ini cara membiasakan otak membedakan impuls dan kebutuhan. Lama-lama terbiasa.
5. Sisihkan Tabungan di Awal, Bukan Akhir
Begitu gaji masuk, jangan tunggu ada sisa. Pindahkan langsung tabungan dan simpanan dalam waktu 5 menit pertama. Buat kamu yang sering pakai m-banking, langsung buka aplikasi dan transfer ke rekening lain yang nggak ada kartu ATM-nya.
Biar nggak lupa, aktifkan auto-transfer. Contoh:
- Tanggal 1: Rp1 juta otomatis pindah ke rekening tabungan.
- Tanggal 5: Rp200 ribu ke e-wallet buat dana darurat.
Simpan password rekening tabungan di tempat berbeda atau jangan login kecuali darurat. Biar nggak gatal lihat saldonya.

6. Batasi Cicilan dengan Aturan 1 Barang Produktif per Waktu
Kalau tergoda cicilan, tanya:
- Apakah barang ini bisa bantu kerja atau penghasilan?
- Bisa dipakai minimal 2 tahun?
- Kalau nggak punya ini, apakah kerjaan atau hidup terganggu?
Kalau jawabannya enggak semua, jangan cicil. Batasi diri: maksimal cuma boleh ada 1 cicilan konsumtif jalan dalam satu waktu. Cicilannya juga tidak boleh lebih dari 30% penghasilan kamu.
Jadi, kalau kamu sudah cicil motor, tahan dulu cicil iPhone versi terbarunya. Atau tunggu lunas dulu. Prioritaskan barang yang mempercepat produktivitas, bukan gaya.
7. Bangun Dana Darurat dari Uang Tambahan, Bukan Gaji Pokok
Mulai dari uang receh harian. Setiap ada uang Rp5 ribuan atau sisa jajan, langsung masukkan ke amplop atau e-wallet khusus. Jangan tunggu gaji cukup baru nabung darurat.
Kalau dapat cashback, fee freelance, atau THR, alokasikan 50% ke dana darurat. Simpan di aplikasi e-money atau rekening digital yang tanpa kartu. Ini menjaga supaya uang tetap mudah dicairkan saat darurat, tapi enggak gampang tergoda buat dipakai jajan.
8. Catat Pengeluaran Harian Tanpa Beban, Evaluasi Seminggu Sekali
Catat semua pengeluaran seperti curhat juga bisa jadi cara perencanaan keuangan yang jitu. Boleh ketik di Notes HP atau pakai Google Sheets. Jangan langsung analisis tiap hari. Simpan dulu, evaluasi nanti.
Setiap Minggu malam, buka catatan dan highlight pengeluaran yang nggak penting. Misalnya beli gorengan Rp10 ribu hampir tiap hari. Kalikan 30 hari, bisa habis Rp300 ribu. Evaluasi mingguan ini lebih efektif buat sadar kebiasaan tanpa menyalahkan diri.
9. Tentukan Satu Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Spesifik
Contoh: “Mau beli sepeda lipat seharga Rp2 juta dalam 3 bulan”. Artinya, kamu harus sisihkan Rp667 ribu per bulan. Buat visual reminder: tulis di sticky note dan tempel di dompet atau cermin. Bisa juga bikin progress bar di kertas, tiap nabung warnain.
Visual cara perencanaan keuangan kayak gini bantu otak tetap ingat tujuan, dan membuat menabung terasa seperti main game, bukan beban.

10. Jadwalkan Evaluasi Keuangan Bulanan Layaknya Jadwal Laporan Kantor
Pilih tanggal tetap. Misalnya, setiap tanggal 27 malam sebelum gajian. Anggap ini kayak rapat kecil bareng diri sendiri. Buka semua rekening, cek saldo, buka catatan pengeluaran, lalu tanya 3 hal:
- Apa yang boros bulan ini?
- Apa yang bisa ditekan bulan depan?
- Apakah tujuan keuangan kamu makin dekat?
Tulis evaluasi itu di satu halaman khusus (bisa tulis tangan). Nggak perlu panjang. Yang penting ada jejaknya. Semacam logbook perjalanan keuangan. Ini bukan cuma bikin sadar, tapi juga bisa dilihat kembali kalau semangat mulai drop.
Baca juga: 7 Soft Skill Karyawan yang Harus Selalu Ditingkatkan di Zaman Teknologi
Cara perencanaan keuangan yang tepat bisa bantu karyawan hidup lebih tenang dan nggak selalu waswas soal uang.
Gaji yang sama bisa terasa cukup kalau tahu cara atur dan cara perencanaan keuangan yang bagus, tapi bisa juga selalu kurang kalau dibiarkan tanpa rencana. Nggak harus sempurna dari awal, yang penting mulai dulu. Dari kebiasaan kecil yang konsisten, hasilnya akan terasa pelan-pelan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang!
Yuk, belajar cara perencanaan keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai cara perencanaan keuangan, tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Keuangan Pribadi: Konsep, Tujuan, dan Manfaatnya
Apa itu keuangan pribadi sering jadi pertanyaan pertama yang muncul saat mulai belajar mengatur uang sendiri. Meski kelihatannya sederhana, topik ini sebenarnya menyangkut banyak hal penting dalam kehidupan sehari-hari—bukan cuma soal hitung-hitungan, tapi juga tentang kebiasaan, prioritas, dan rencana masa depan.
Banyak orang belum sadar bahwa keputusan kecil seperti belanja harian atau bayar cicilan tepat waktu bisa berpengaruh besar ke kondisi keuangan secara keseluruhan. Padahal, memahami cara kerja keuangan pribadi bisa bantu hidup jadi lebih tenang, lebih terarah, dan jauh dari stres karena urusan uang.
Table of Contents
Apa Itu Keuangan Pribadi

Apa itu keuangan pribadi? Keuangan pribadi adalah cara mengelola uang untuk kebutuhan diri sendiri. Mulai dari mengatur gaji bulanan, bayar tagihan, belanja kebutuhan pokok, sampai nabung buat liburan atau dana pensiun. Intinya, semua keputusan soal uang yang dilakukan setiap hari, minggu, atau bulan termasuk ke dalamnya.
Contohnya begini. Setiap awal bulan, ada yang langsung membagi gajinya ke beberapa pos: bayar kos, cicilan motor, makan harian, dan sisanya masuk tabungan. Atau ada juga yang selalu menyisihkan sebagian uang buat belanja bulanan di minimarket biar lebih hemat. Nah, kebiasaan-kebiasaan itu adalah bagian dari pengelolaan keuangan pribadi.
Konsep apa itu keuangan pribadi juga mencakup perencanaan jangka panjang, misalnya bikin dana darurat, investasi, sampai menyiapkan uang pendidikan anak. Jadi bukan cuma soal “punya uang berapa”, tapi lebih ke bagaimana uang itu dipakai dan diprioritaskan.
Setiap orang bisa punya cara yang beda, karena keuangan pribadi sifatnya memang sangat individual. Jadi ya, sesuai dengan gaya hidup, penghasilan, dan tujuan masing-masing.
Baca juga: Rekomendasi Kelas Keuangan Online yang Bisa Membantu Mengelola Keuangan Lebih Baik
Tujuan dan Manfaat Keuangan Pribadi

Setelah memahami gambaran umum tentang apa itu keuangan pribadi, penting juga untuk tahu kenapa hal ini layak diperhatikan lebih serius. Supaya lebih jelas, berikut ini beberapa tujuan dan manfaat yang bisa dirasakan langsung kalau keuangan pribadi dikelola dengan baik.
1. Lebih Teratur dalam Mengelola Uang
Dengan keuangan pribadi yang tertata, pengeluaran jadi lebih terkontrol. Setiap rupiah tahu mau dipakai buat apa. Gaji juga nggak langsung habis tanpa jejak. Ada alokasi untuk kebutuhan, cicilan, sampai tabungan. Hidup jadi lebih terarah, nggak kalang kabut tiap akhir bulan.
2. Bisa Mencapai Tujuan Finansial
Mau beli motor, bayar DP rumah, atau traveling ke luar negeri—semuanya butuh perencanaan. Dengan paham apa itu keuangan pribadi dan bagaimana cara mengaturnya, tujuan finansial seperti itu jadi lebih realistis. Pelan-pelan semua bisa diwujudkan karena ada perhitungan dan komitmen yang jelas dalam menyisihkan dana.
3. Punya Perlindungan dari Kejadian Tak Terduga
Hidup penuh ketidakpastian. Bisa aja tiba-tiba harus bayar biaya rumah sakit, servis kendaraan mendadak, atau kehilangan penghasilan. Kalau keuangan pribadi sudah punya sistem cadangan seperti dana darurat, efek kejutnya nggak bakal separah kalau semuanya serba dadakan.
4. Mengurangi Stres Akibat Masalah Uang
Masalah keuangan sering bikin stres. Apalagi kalau tagihan numpuk atau utang menekan. Dengan pengelolaan pribadi yang rapi, tekanan finansial bisa jauh berkurang. Jadi nggak gampang panik, lebih tenang dalam ambil keputusan, dan bisa fokus ke hal lain yang juga penting dalam hidup.
5. Menghindari Krisis Keuangan
Salah satu tujuan memahami apa itu keuangan pribadi dan bagaimana mengaturnya adalah biar nggak panik kalau ada kejadian mendadak. Kalau keuangan sudah siap, hal-hal tak terduga bisa ditangani tanpa bikin dompet jebol.
6. Menjaga Keseimbangan antara Kebutuhan dan Keinginan
Dengan pengelolaan keuangan pribadi, bisa belajar membedakan mana yang benar-benar dibutuhkan dan mana yang cuma keinginan sesaat. Jadi nggak gampang tergoda diskon atau beli barang cuma karena FOMO. Uang jadi lebih fokus ke hal-hal yang memang penting dan sesuai prioritas.
7. Membantu Mencapai Target Finansial
Mau nikah, beli rumah, atau sekolahin anak—semuanya butuh uang dan waktu buat persiapan. Pengelolaan keuangan pribadi bantu bikin strategi biar target itu bisa dicapai tanpa harus utang berlebihan. Bisa mulai dari nyicil nabung, cari penghasilan tambahan, atau investasi kecil-kecilan.
8. Meningkatkan Kemandirian dan Rasa Aman
Ketika tahu apa itu keuangan pribadi dan paham cara mengaturnya, kamu pun nggak bergantung pada orang lain buat bertahan hidup. Hidup terasa lebih tenang karena tahu segala kebutuhan udah ter-cover, dan kalau ada apa-apa, nggak langsung kelabakan. Rasa aman ini penting banget buat kesehatan mental juga.
9. Menyiapkan Masa Depan yang Lebih Stabil
Salah satu tujuan jangka panjang dari keuangan pribadi adalah memastikan masa depan tetap nyaman. Punya tabungan pensiun, investasi, atau simpanan pendidikan bikin hidup di usia tua nggak terlalu bergantung sama orang lain. Bisa tetap mandiri dan menikmati hasil kerja keras selama ini.
Komponen Keuangan Pribadi

Setelah tahu apa itu keuangan pribadi, langkah selanjutnya adalah mengenali bagian-bagian penting yang menyusunnya. Tiap bagian punya peran masing-masing dan saling berkaitan.
1. Pemasukan (Income)
Ini sumber uang yang masuk, bisa dari gaji, bisnis, honor freelance, hingga hasil investasi. Semua pengelolaan keuangan dimulai dari sini. Semakin tahu berapa pemasukan tetap dan tambahan tiap bulan, makin mudah bikin rencana keuangan yang realistis.
2. Pengeluaran (Expenses)
Segala bentuk uang yang keluar—baik untuk kebutuhan pokok seperti makan, transportasi, bayar listrik, maupun keinginan seperti jajan, nonton bioskop, atau beli skincare. Penting untuk tahu ke mana uang pergi, supaya bisa dikontrol dan nggak lebih besar pasak daripada tiang.
3. Tabungan (Saving)
Bagian dari uang yang disisihkan buat tujuan tertentu. Bisa buat liburan, beli barang impian, atau sekadar simpanan darurat. Menabung bukan soal sisa, tapi soal prioritas. Kalau selalu nunggu “nanti kalau ada sisa”, biasanya malah nggak jadi nabung.
4. Investasi (Investment)
Investasi adalah uang yang ditanam dengan harapan berkembang, misalnya lewat saham, reksa dana, atau emas. Ini penting buat jangka panjang, karena menabung aja akan kalah sama inflasi. Investasi bantu uang bertumbuh seiring waktu.
5. Perlindungan (Proteksi)
Termasuk di sini adalah asuransi kesehatan, jiwa, atau aset. Tujuannya buat jaga-jaga kalau ada kejadian tak terduga yang bisa bikin rugi besar. Dengan proteksi, keuangan nggak langsung ambruk kalau terjadi musibah.
6. Manajemen Utang (Debt Management)
Kalau punya cicilan, penting banget tahu cara mengaturnya. Bukan cuma bayar tepat waktu, tapi juga memastikan utangnya nggak lebih besar dari kemampuan bayar. Utang bisa jadi alat bantu, asal dikendalikan dengan bijak.
Baca juga: 7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
So, memahami apa itu keuangan pribadi bukan cuma buat tahu cara atur uang, tapi juga supaya hidup jadi lebih tenang dan terarah.
Kalau sudah tahu tujuannya, manfaatnya, dan komponen dasarnya, langkah kecil yang konsisten bisa bawa perubahan besar dalam kondisi keuangan sehari-hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Rekomendasi Kelas Keuangan Online yang Bisa Membantu Mengelola Keuangan Lebih Baik
Mengelola uang dengan baik itu bukan cuma soal rajin menabung atau menghindari boros. Ada banyak aspek keuangan yang perlu dipahami supaya kondisi finansial tetap sehat dan stabil. Buat yang masih bingung harus mulai dari mana, ikut kelas keuangan bisa jadi langkah pertama yang tepat. Lewat kelas yang tepat, belajar atur uang jadi lebih mudah dan nggak terasa membosankan.
Sekarang, belajar keuangan nggak perlu ribet. Ada banyak pilihan kelas online yang bisa diikuti kapan saja tanpa harus datang ke tempat tertentu.
Table of Contents
Kelas Keuangan buat Kamu yang Pengin Bisa Kelola Finansial dengan Baik

Salah satu yang bisa dicoba adalah kelas keuangan dari QM Financial. Dengan metode belajar yang praktis dan mudah dipahami, kelas ini cocok buat siapa saja yang ingin memperbaiki cara mengelola keuangan tanpa pusing dengan teori yang rumit.
Memangnya, ada kelas apa saja? Ada lengkap, berjenjang lagi. Ini dia.
1. Kelas Basic Series
Kelas Basic Series dirancang khusus buat yang masih bingung soal keuangan pribadi. Cocok buat pemula yang baru mulai dan belum paham cara mengelola uang dengan baik.
Lewat kelas keuangan ini, konsep perencanaan keuangan dijelaskan secara menyeluruh berdasarkan empat pilar utama. Semua materinya dibuat simpel supaya mudah dipahami, bahkan buat yang belum pernah belajar soal finansial sama sekali.
Ada lima kelas yang bisa diikuti, masing-masing membahas aspek penting dalam pengelolaan keuangan:
- Blueprint of Your Money, yang akan memberikan gambaran besar kondisi keuangan pribadi. Dari sini, bisa mulai menyusun strategi pengelolaan uang yang lebih rapi dan terarah.
- How to Manage Your Cash Flow, untuk belajar cara mengatur pemasukan dan pengeluaran supaya uang nggak habis begitu saja.
- How to Set Your Financial Goals, untuk tahu cara menetapkan target finansial yang realistis dan strategi mencapainya tanpa merasa terbebani.
- Get to Know Your Investment Products, yang membahas berbagai jenis investasi dan bagaimana cara menyesuaikannya dengan kebutuhan serta profil risiko.
- Berkenalan dengan Investasi Saham, yang menjelaskan dasar-dasar investasi saham dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Semua kelas ini dirancang biar nggak bikin pusing. Penjelasannya santai, tapi tetap informatif. Cocok buat yang mau mulai atur keuangan dengan lebih baik tanpa harus jadi ahli keuangan dulu.

2. Kelas Intermediate Series
Setelah paham dasar-dasar keuangan, saatnya naik level ke Kelas Intermediate Series. Kelas keuangan ini cocok buat yang sudah ikut kelas basic dan mau belajar lebih dalam. Materinya lebih detail, tapi tetap gampang dipahami. Ada juga worksheet praktis yang bikin proses belajar makin jelas dan aplikatif.
Di kelas ini, ada lima topik utama yang bakal dibahas:
- Menghitung Kebutuhan Investasi, yang mengajarkan cara menghitung kebutuhan investasi sesuai tujuan finansial.
- Memilih Reksa Dana, yang akan membahas cara memilih reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
- Asuransi Kesehatan, mengupas bagaimana cara memilih asuransi yang benar-benar sesuai kebutuhan, supaya nggak salah pilih dan malah rugi.
- Asuransi Jiwa, menjelaskan dengan sederhana siapa yang butuh asuransi jiwa, kapan harus beli, dan bagaimana cara memilih yang terbaik.
- Bedah Polis Asuransi, yang akan bantu kamu memahami isi polis secara detail, termasuk hak dan kewajiban pemegang polis. Jadi, bisa lebih yakin dengan perlindungan yang dimiliki.
Materi di kelas ini lebih dalam dibanding level basic, tapi tetap disampaikan dengan cara santai. Cocok buat yang mau makin paham soal keuangan dan siap bikin keputusan finansial yang lebih cerdas.
Baca juga: Kelas Keuangan untuk Pemula: Dasar-Dasar yang Harus Diketahui
3. Kelas Elective Series
Setiap orang punya tujuan finansial yang berbeda. Ada yang ingin menyiapkan dana pensiun, ada yang fokus ke pendidikan anak, atau ingin punya rumah pertama. Kelas Elective Series dirancang buat yang ingin belajar keuangan lebih spesifik sesuai kebutuhan. Materinya langsung ke poin penting, jadi lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Berikut tiga kelas keuangan yang bisa diikuti:
- Dana Pensiun, membahas cara menyiapkan dana pensiun sejak dini.
- Dana Pendidikan, ngajarin cara menghitung kebutuhan dana pendidikan, strategi menabung, dan pilihan investasi yang paling sesuai.
- Dana Rumah Pertama, membahas cara mengumpulkan dana untuk DP, memilih skema KPR yang tepat, serta tip mengelola keuangan supaya cicilan tetap aman tanpa mengorbankan kebutuhan lain.
Setiap kelas dirancang dengan pembahasan yang praktis dan langsung bisa diterapkan. Cocok buat yang ingin lebih fokus pada tujuan finansial tertentu tanpa perlu belajar semuanya sekaligus.

4. Kelas Tematik Ramadan
Selain kelas keuangan dengan kurikulum terstruktur, QM Financial juga punya kelas tematik dengan topik menarik. Kelas ini cocok buat yang ingin belajar keuangan dari sudut pandang berbeda. Khusus bulan Ramadan, ada Syariah Financial Class yang membahas keuangan sesuai prinsip syariah. Materinya praktis dan mudah dipahami, jadi nggak perlu khawatir kalau masih pemula.
Berikut empat kelas yang bisa diikuti:
- Islamic Financial Planning, untuk belajar memahami prinsip dasar syariah supaya pengelolaan keuangan tetap sesuai prinsip Islam.
- Get to Know Your Syariah Financial Products, bakal dijelaskan jenis-jenis produk finansial syariah, bisa dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Get to Know Your Syariah Investment Products, membahas berbagai pilihan investasi halal, seperti reksa dana syariah, saham syariah, dan instrumen lainnya.
- Syariah Class: Waris Islam with Cariustadz.id, dengan pembahasan yang lebih mendalam dengan panduan dari ahli. Jadi, lebih paham bagaimana mengelola warisan sesuai syariat.
Semua kelas ini dirancang supaya mudah dipahami dan bisa langsung diterapkan. Cocok buat yang ingin mengelola keuangan dengan prinsip syariah tanpa bingung harus mulai dari mana.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Belajar mengelola uang itu investasi buat masa depan. Dengan ikut kelas keuangan, banyak hal yang sebelumnya terasa rumit bisa jadi lebih jelas dan gampang dipraktikkan.
Nggak perlu lagi bingung soal budgeting, investasi, atau perencanaan keuangan jangka panjang. Tinggal pilih kelas yang sesuai kebutuhan, lalu mulai langkah kecil untuk kondisi finansial yang lebih sehat dan terarah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenaikan Gaji PNS: Apa Saja Dampaknya pada Keuangan Pribadi?
Gaji PNS naik biasanya memang jadi kabar gembira. Ya, wajar. Pendapatan lebih besar berarti lebih banyak ruang untuk memenuhi kebutuhan. Bisa belanja lebih leluasa, menabung lebih banyak, atau bahkan liburan yang dulu hanya angan-angan.
Tapi, kenaikan gaji juga bisa membawa tantangan. Kalau enggak dikelola dengan baik, uang tambahan bisa cepat habis tanpa manfaat jangka panjang.
Table of Contents
Gaji PNS Naik, Apa Dampaknya?

Kenaikan gaji memang membawa banyak peluang, tapi juga bisa menimbulkan risiko keuangan jika tidak dikelola dengan bijak. Gaji PNS naik bukan sekadar soal tambahan uang di rekening, tapi juga bagaimana pengaruhnya terhadap pola pengeluaran, tabungan, hingga stabilitas keuangan jangka panjang.
Supaya manfaatnya benar-benar terasa, penting untuk memahami berbagai dampak yang bisa terjadi, untuk kemudian dicari solusinya.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
1. Peningkatan Daya Beli
Gaji PNS naik, belanja kebutuhan sehari-hari menjadi lebih fleksibel, karena artinya pemasukan jadi lebih banyak. Pengeluaran untuk barang atau jasa yang sebelumnya terasa mahal, seperti peralatan elektronik, kendaraan, atau layanan kesehatan premium, bisa lebih mudah dijangkau.
Selain itu, ada peluang untuk meningkatkan kualitas hidup dengan memilih produk berkualitas lebih baik. Banyak juga yang memilih untuk bisa menikmati pengalaman yang sebelumnya dianggap sebagai kemewahan, seperti liburan atau kuliner eksklusif.
2. Peluang Menabung dan Berinvestasi Lebih Besar
Kenaikan gaji membuka kesempatan untuk menyisihkan lebih banyak dana ke tabungan atau investasi. Juga, bisa mempercepat pencapaian tujuan keuangan seperti dana darurat, pendidikan, atau pensiun.
Dengan alokasi yang tepat, dana tambahan bisa ditempatkan pada instrumen investasi yang memberikan imbal hasil optimal, seperti deposito, reksa dana, saham, atau properti. Selain itu, diversifikasi investasi menjadi lebih memungkinkan, mengurangi risiko keuangan di masa depan.
3. Kemampuan Melunasi Utang Lebih Cepat
Dana tambahan dari gaji PNS naik juga dapat dimanfaatkan untuk mempercepat pelunasan cicilan, baik itu kredit kendaraan, KPR, atau pinjaman lainnya. Dengan membayar lebih besar dari jumlah minimal, beban bunga bisa berkurang secara signifikan, sehingga total pembayaran utang menjadi lebih ringan.
Selain itu, pelunasan lebih cepat juga meningkatkan kesehatan finansial. Penghasilan yang ada jadi bisa dipakai untuk kebutuhan lain, yang akhirnya mengurangi stres akibat kewajiban utang jangka panjang.
4. Meningkatkan Dana Darurat dan Asuransi
Dengan gaji lebih besar, alokasi untuk dana darurat bisa ditingkatkan. Artinya, perlindungan terhadap aset dan risiko sehari-hari juga meningkat.
Selain itu, tambahan penghasilan memungkinkan untuk memiliki asuransi yang lebih komprehensif, baik asuransi kesehatan, jiwa, maupun kendaraan. Dengan perlindungan yang lebih baik, risiko keuangan akibat kejadian tak terduga bisa diminimalkan, menjaga stabilitas keuangan dalam jangka panjang.

5. Lifestyle Inflation
Nah, empat poin di atas itu adalah dampak positif yang bisa didapatkan dari gaji PNS naik. Ada dampak positif, ya pastinya ada juga dampak negatif.
Salah satunya adalah kenaikan gaji sering kali mendorong peningkatan gaya hidup tanpa disadari. Kayak jadi lebih sering makan di restoran, membeli gadget terbaru, atau berlangganan layanan premium.
Pengeluaran yang awalnya dianggap enggak perlu bisa menjadi kebiasaan baru. Hal ini pun membuat kenaikan pendapatan terasa cepat habis.
Kalau enggak terkendali, lifestyle inflation kayak gini dapat menghambat pencapaian tujuan keuangan jangka panjang loh. Pasalnya, pengeluaran bertambah seiring dengan pendapatan tanpa meningkatkan kesejahteraan finansial secara nyata.
Baca juga: Cara Mengidentifikasi Lifestyle Inflation dalam Kehidupan Sehari-hari
6. Pajak Penghasilan Lebih Tinggi
Kenaikan gaji juga dapat membuat pendapatan masuk ke lapisan pajak jadi lebih tinggi. Potongan ina-inu juga bisa jadi lebih banyak, karena umumnya berdasarkan persentase gaji.
Nah, ini kalau luput diperhitungkan, ya bisa mengganggu alokasi anggaran. Untuk mengoptimalkan penghasilan, pemanfaatan insentif pajak seperti investasi yang mendapat keringanan pajak atau iuran dana pensiun bisa menjadi strategi untuk mengurangi beban pajak secara legal.
7. Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Yang sudah umum terjadi, kalau gaji PNS naik dalam skala besar biasanya juga mendorong peningkatan daya beli secara kolektif, yang berpotensi memicu inflasi. Harga barang-barang kebutuhan pada kompak ikut naik.
Jika kenaikan harga lebih cepat daripada pertumbuhan pendapatan, daya beli riil bisa tergerus, mengurangi manfaat dari kenaikan gaji itu sendiri. Oleh karena itu, pengelolaan anggaran yang bijak tetap diperlukan untuk menjaga keseimbangan finansial.

8. Potensi Perencanaan Keuangan yang Kurang Matang
Kenaikan gaji tanpa perencanaan yang baik bisa menyebabkan pengeluaran enggak terkontrol, membuat tambahan penghasilan cepat habis tanpa dampak finansial yang berarti. Tanpa alokasi yang jelas untuk tabungan, investasi, atau pelunasan utang, pendapatan ekstra cenderung digunakan untuk konsumsi impulsif.
Agar manfaat jangka panjang terasa, penting untuk menyusun strategi keuangan yang seimbang. Misalnya ya mesti ketat menetapkan anggaran, menambah aset produktif, dan menghindari pengeluaran yang hanya memuaskan keinginan sesaat.
Gaji PNS naik bisa jadi kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraan finansial. Tapi tanpa pengelolaan yang baik, tambahan penghasilan bisa habis begitu saja tanpa manfaat jangka panjang.
Penting untuk tetap bijak dalam mengatur keuangan, menabung, berinvestasi, dan menghindari pengeluaran impulsif. Dengan perencanaan yang tepat, kenaikan gaji bisa benar-benar membawa perubahan positif, bukan sekadar angka lebih besar di slip gaji.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Cara Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi yang Efektif dan Mudah
Mengatur uang sering kali terasa rumit, apalagi jika baru memulai. Padahal, memahami cara perencanaan keuangan yang sederhana bisa membuat hidup lebih teratur dan tujuan finansial lebih mudah tercapai.
Kunci utamanya adalah memulai cara perencanaan keuangan dengan langkah kecil yang sesuai dengan kondisi masing-masing, tanpa perlu merasa terbebani.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan Pribadi untuk Pemula

Kadang memulai sesuatu itu bikin nyali ciut. Bener nggak sih? Begitu juga kalau kamu belum tahu cara perencanaan keuangan yang bener. Tarsok tarsok yang terus kamu lakukan itu kemungkinan besar adalah manifestasi dari “takut”-nya kamu untuk mulai duduk dan mikirin duit. Betul? Pasti yang kepikiran adalah, takutnya malah gak cukup nih duitnya kalau pake direncanain.
Well, itu adalah mindset dari orang yang belum tahu, bahwa cara perencanaan keuangan pribadi itu bisa dilakukan dari hal paling kecil dan sederhana.
Yuk, nggak usah tarsok-tarsok. Mulai saja sekarang, dan pakai panduan ini deh.
1. Tentukan Tujuan Keuangan
Mulai dengan memilih 1-3 tujuan keuangan yang ingin dicapai dalam waktu dekat, sekitar 1-12 bulan. Tujuan ini sebaiknya realistis dan sesuai dengan kondisi keuangan saat ini. Enggak usah yang muluk-muluk dulu deh. Misalnya kamu pengin menabung Rp1 juta untuk dana darurat dalam 3 bulan. Atau, bisa juga kamu pengin mengumpulkan dana Rp500.000 untuk liburan kecil di akhir bulan depan.
Yang pasti, dalam tujuan keuangan itu ada “judul”, nominal, dan waktunya.
Contoh, jika ingin menabung Rp1 juta dalam 3 bulan, berarti perlu menyisihkan sekitar Rp334.000 setiap bulan atau Rp11.200 setiap hari. Nah, rasanya pasti enggak berat kan? Dan, terjangkau banget buat segera dimulai.
Baca juga: Pengertian Perencanaan Keuangan dan Mengapa Penting untuk Masa Depan
2. Identifikasi Pemasukan dan Pengeluaran
Sudah punya tujuan keuangan, sekarang mulai mencatat semua pemasukan yang diterima setiap bulan. Pemasukan ini bisa dari gaji utama, bonus, penghasilan tambahan seperti freelance, atau mungkin pemberian dari keluarga. Buat catatan sederhana yang memudahkan untuk melihat total uang masuk.
Setelah itu, lanjutkan dengan membuat daftar pengeluaran rutin. Mulailah dari pengeluaran yang sudah pasti setiap bulan, seperti:
- Sewa atau cicilan tempat tinggal.
- Tagihan listrik, air, atau internet.
- Transportasi, baik untuk bensin, transportasi umum, atau aplikasi ojek online.
- Belanja kebutuhan sehari-hari, seperti makan atau bahan pokok.
- Pengeluaran hiburan, seperti nonton, langganan streaming, atau nongkrong.
Pisahkan pengeluaran ini menjadi dua kategori:
- Pengeluaran Wajib: Biaya yang enggak bisa dihindari atau harus diprioritaskan, misalnya sewa rumah, transportasi untuk kerja, dan makan sehari-hari.
- Pengeluaran Tidak Wajib: Pengeluaran yang sifatnya opsional, seperti belanja pakaian baru, nongkrong, atau memesan makanan mahal secara online.
Dengan cara perencanaan keuangan seperti ini, akan lebih mudah melihat mana yang bisa diatur ulang atau dikurangi jika diperlukan. Tujuannya adalah memastikan semua uang yang masuk dan keluar terlihat jelas, sehingga kamu bisa membuat anggaran dan rencana keuangan yang realistis, berdasarkan kondisimu sendiri.

3. Buat Anggaran Sederhana
Gunakan format yang mudah diingat dan fleksibel agar enggak terasa membebani. Salah satu cara perencanaan keuangan yang sederhana adalah membagi pemasukan ke dalam beberapa kategori utama, misalnya:
- 40% untuk kebutuhan pokok: Termasuk sewa, makan, transportasi, tagihan listrik, dan pengeluaran rutin lain yang wajib.
- 30% untuk cicilan utang: Jika ada kewajiban seperti cicilan KPR, kendaraan, atau pinjaman lainnya.
- 20% untuk gaya hidup (lifestyle): Hiburan, nongkrong, belanja, atau keperluan lainnya yang sifatnya opsional.
- 10% untuk tabungan atau investasi: Dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan, seperti dana darurat atau investasi ringan.
Jika proporsi ini tidak sesuai dengan kondisi keuangan, jangan ragu untuk menyesuaikannya. Contohnya, jika cicilan lebih kecil, alokasikan lebih banyak ke kebutuhan pokok atau tabungan. Fleksibilitas adalah kunci agar anggaran tetap bisa dijalankan tanpa tekanan.
4. Pisahkan Rekening Berdasarkan Fungsi
Cara perencanaan keuangan agar lebih teratur dan tujuan lebih mudah tercapai, pisahkan uang ke dalam beberapa rekening dengan fungsi yang berbeda. Cara ini membantu menghindari pencampuran dana dan mencegah kebiasaan “kebobolan” anggaran. Berikut pembagiannya.
Rekening Utama
Gunakan rekening ini untuk semua pemasukan dan pengeluaran rutin, seperti belanja kebutuhan harian, pembayaran tagihan, atau cicilan. Pastikan rekening ini adalah yang paling sering diakses untuk keperluan sehari-hari.
Rekening Kedua untuk Tabungan atau Dana Darurat
Pisahkan uang untuk menabung atau menyimpan dana darurat di rekening yang jarang diakses. Pilih rekening tanpa kartu ATM atau fasilitas e-banking untuk mengurangi risiko tergoda mengambil uangnya. Idealnya, ini adalah rekening yang dikhususkan untuk tujuan jangka pendek hingga menengah, seperti dana darurat atau tabungan liburan.
Rekening Tambahan untuk Investasi (Opsional)
Jika sudah mulai berinvestasi, buat rekening khusus yang terhubung ke platform investasi seperti reksa dana, saham, atau instrumen lainnya. Rekening ini membantu memisahkan dana investasi dari tabungan atau kebutuhan harian, sehingga lebih mudah mengelola portofolio investasi.
Dengan memisahkan rekening, alur keuangan jadi lebih jelas. Saat menerima pemasukan, langsung alokasikan uang ke rekening sesuai fungsinya. Contohnya, 40% ke rekening utama, 10-20% ke rekening tabungan, dan sisanya ke rekening investasi (jika ada).
Jika merasa terlalu banyak rekening, mulai dulu dari dua: satu untuk kebutuhan harian dan satu untuk tabungan. Setelah nyaman dengan sistem ini, tambahkan rekening tambahan sesuai kebutuhan. Cara perencanaan keuangan ini lebih sederhana, membuatnya terasa lebih rapi dan terkontrol.

5. Review
Luangkan waktu 10-15 menit setiap bulan untuk mengecek catatan keuangan dan memastikan pemasukan serta pengeluaran sesuai rencana. Catat pengeluaran tak terduga agar bisa diantisipasi di kemudian hari.
Evaluasi progres menuju tujuan keuangan, seperti mengecek apakah target tabungan mingguan atau bulanan sudah tercapai. Jika belum, cari tahu penyebabnya, seperti alokasi anggaran yang kurang realistis atau pengeluaran berlebih di kategori tertentu.
Sesuaikan anggaran jika diperlukan, misalnya dengan mengurangi alokasi hiburan dan menambah tabungan. Fleksibilitas ini membantu rencana tetap relevan dengan kondisi keuangan yang dinamis.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Memahami cara perencanaan keuangan memang butuh waktu, tapi langkah kecil yang konsisten bisa membawa perubahan besar. Dengan rencana yang sederhana dan terarah, keuangan jadi lebih teratur, dan tujuan finansial lebih mudah dicapai. Tidak ada kata terlambat untuk mulai mengelola uang dengan lebih bijak.
Yang penting adalah terus mencoba, menyesuaikan, dan menjaga komitmen. Pada akhirnya, kebiasaan baik ini akan memberikan manfaat jangka panjang yang terasa nyata.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resolusi Keuangan 2025: Mengatur Pengeluaran Lebih Efisien
Punya resolusi keuangan di tahun 2025 tapi bingung mulai dari mana? Salah satu langkah paling penting yang bisa diambil adalah mengatur pengeluaranmu agar lebih efisien.
Bukan cuma soal mengurangi belanja, tapi juga soal memastikan uang yang keluar benar-benar sesuai kebutuhan dan tujuan. Kalau pengeluaran enggak terkontrol, mau tabungan sebesar apa pun rasanya bakal terus terkuras.
Tantangan mengelola keuangan semakin besar di tengah kondisi ekonomi yang enggak selalu stabil. Harga kebutuhan pokok bisa naik kapan saja, dan gaya hidup juga bisa memengaruhi pengeluaran tanpa disadari.
Jadi, resolusi keuangan tahun ini enggak cukup sekadar menabung lebih banyak. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dengan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.
Table of Contents
Atur Pengeluaran sebagai Resolusi Keuangan
Mengatur pengeluaran dengan lebih cermat adalah langkah penting dalam mewujudkan resolusi keuangan tahun 2025. Yuk, di tahun ini kita fokusnya bukan sekadar menghemat, tapi memastikan uang yang dikeluarkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tujuan.

1. Inflasi Itu Nyata
Inflasi memang nyata, tetapi bukan suatu hal yang luar biasa. Dan, inflasi bisa banget memengaruhi pengeluaran.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% year-on-year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,80. Angka ini menunjukkan bahwa laju inflasi masih terkendali dan sesuai dengan target Bank Indonesia, yang menetapkan sasaran inflasi tahunan di kisaran 2-4%.
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan di tahun 2025 dan bisa memengaruhi pengeluaran harian. Yah, apalagi kita juga ada isu kenaikan PPN 12% kemarin kan?
Di sinilah pentingnya punya resolusi keuangan yang jelas dan fleksibel. Kalau memang situasi ekonomi bisa memengaruhi pengeluaran, rencana keuangan harus disesuaikan berdasarkan kondisi terkini. Sebagai langkah awal, pertimbangkan untuk mengalokasikan anggaran lebih besar pada kebutuhan pokok yang rentan naik harganya, sehingga pengeluaran tetap stabil meski inflasi meningkat.
Baca juga: Dampak Inflasi dan Deflasi: Bagaimana Keduanya Memengaruhi Kehidupan Sehari-hari
2. Evaluasi Pengeluaran Bulanan dengan Data Aktual
Mulailah dengan mencatat semua pengeluaran selama satu bulan penuh. Pisahkan dalam beberapa kategori seperti kebutuhan pokok, transportasi, hiburan, hingga langganan bulanan. Jangan lupa masukkan juga pengeluaran kecil yang sering terlewat, seperti biaya parkir, minuman kopi, atau belanja online. Pengeluaran kecil ini, jika dikumpulkan, sering kali cukup besar dan memengaruhi keseimbangan anggaran.
Langkah sederhana ini penting untuk menjaga agar resolusi keuangan tetap berjalan sesuai rencana. Setelah semua pengeluaran tercatat, bandingkan dengan data inflasi dan harga kebutuhan yang berlaku saat ini.
Jika harga bahan pokok seperti beras atau minyak goreng mengalami kenaikan, cek apakah anggaran belanja makanan masih realistis. Misalnya, jika harga beras premium naik dari Rp12.000 menjadi Rp15.530 per kilogram, alokasikan dana lebih besar untuk kebutuhan ini, atau cari alternatif seperti beras lain yang lebih terjangkau.
Selain itu, perhatikan kategori pengeluaran yang bisa dikurangi tanpa mengganggu kebutuhan dasar. Langganan streaming, biaya makan di luar, dan pembelian barang non-esensial adalah contoh yang sering kali bisa dipangkas. Cobalah mengurangi frekuensi makan di restoran atau menunda pembelian gadget baru jika enggak mendesak.

3. Amankan Dana Darurat
Dana darurat itu bukan sekadar “nanti aja deh” atau “kalau ada lebih baru disiapkan”. Faktanya, dana darurat adalah fondasi keuangan yang paling penting untuk menghadapi situasi tak terduga. Coba bayangkan kalau tiba-tiba ada kondisi darurat, seperti kendaraan rusak, kebutuhan medis mendesak, atau bahkan risiko kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat, risiko utang akan lebih besar.
Idealnya, dana darurat yang aman setara dengan 3-6 bulan kebutuhan pokok, termasuk biaya makan, transportasi, tagihan listrik, air, hingga sewa tempat tinggal. Misalnya, jika kebutuhan bulanan mencapai Rp5 juta, berarti dana darurat minimal yang disiapkan adalah Rp15 juta hingga Rp30 juta. Bagi yang sudah punya tanggungan seperti keluarga atau cicilan, usahakan dana darurat lebih besar, sekitar 9-12 bulan pengeluaran.
Senagai resolusi keuangan 2025, mulai kumpulkan dana darurat secara perlahan. Sisihkan 10-20% dari pemasukan bulanan secara konsisten. Simpan di rekening yang mudah diakses, hindari menyatukan dana ini dengan rekening belanja sehari-hari agar enggak tergoda untuk dipakai. Pilih instrumen keuangan yang aman dan likuid, seperti tabungan bank atau deposito.
4. Tetapkan Target Keuangan yang Realistis
Perencanaan keuangan itu dinamis. Kalau kondisi berubah, ya, tujuan keuangan juga boleh ikut disesuaikan. Misalnya, kalau tahun lalu targetnya beli gadget baru atau liburan ke luar kota, tahun ini mungkin fokusnya pindah ke menabung lebih banyak atau melunasi utang. Yang penting, target keuangan harus tetap spesifik, terukur, dan realistis, supaya nggak cuma jadi wacana.
Buat target yang jelas dan jangan terlalu muluk sebagai resolusi keuangan. Misalnya, kalau merasa menabung 20% masih berat, mulailah dari 10%, lalu tingkatkan sedikit demi sedikit. Kuncinya adalah konsistensi.
Kalau kondisi ekonomi berubah, target keuangan juga harus dievaluasi. Misalnya, kalau ada kenaikan harga barang atau pengeluaran tak terduga, revisi anggaran supaya target masih bisa tercapai tanpa bikin stres. Jangan terlalu kaku—yang penting, tujuan keuangan tetap relevan dengan situasi yang sedang dihadapi.

5. Tingkatkan Literasi Keuangan
Pernah enggak sih, merasa pengelolaan keuangan masih berantakan meskipun sudah coba hemat sana-sini? Kalau iya, mungkin saatnya naik level dengan meningkatkan literasi keuangan sebagai resolusi keuangan.
Literasi keuangan bukan cuma soal tahu cara menabung atau investasi, tapi juga bagaimana mengelola uang sesuai prioritas hidup dan tujuan keuangan.
Untungnya, sekarang makin banyak sumber edukasi yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari konten gratis di media sosial, artikel keuangan, sampai kelas online dari institusi terpercaya. Salah satu yang layak dicoba adalah QM Academy. Dari mulai kelas basic seperti Blueprint of Your Money sampai ke kelas tingkat lanjut seperti Review Polis Asuransi hingga Dana Pendidikan Anak. Semua kelas ini cocok banget buat yang ingin merapikan keuangan tanpa bingung mulai dari mana.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Menjalankan resolusi keuangan di tahun 2025 butuh langkah yang praktis dan realistis. Mengatur pengeluaran dengan lebih efisien adalah salah satu cara menjaga keuangan tetap sehat di tengah perubahan kondisi ekonomi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
Merencanakan keuangan untuk perawatan kesehatan keluarga perlu dilakukan secara cermat. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, kebutuhan kesehatan bisa terpenuhi tanpa membebani kondisi finansial.
Biaya rumah sakit itu besar. Apalagi jika terjadi situasi darurat yang memerlukan penanganan cepat. Biayanya plus plus. Persiapan finansial yang matang dapat menghindarkan keluarga dari risiko saat menghadapi kebutuhan medis mendesak.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan untuk Kesehatan Keluarga

Anggaran kesehatan itu enggak cuma biaya rumah sakit saja loh. Tetapi juga memelihara kesehatan rutin dan menjaga kualitas hidup secara keseluruhan.
Melakukan pemeriksaan rutin, cakupan nutrisi yang baik, hingga punya asuransi kesehatan sesuai kebutuhan bisa membantu mengontrol pengeluaran medis sehingga memperingan beban keuangan. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga meski ada kebutuhan kesehatan yang harus dipenuhi.
So, gimana cara perencanaan keuangan untuk pemeliharaan kesehatan rutin keluarga yang bagus itu? Simak yuk.
1. Buat Anggarannya
Anggarkan biaya kesehatan dengan menyisihkan persentase tetap dari penghasilan bulanan sebagai dana khusus yang hanya digunakan untuk kebutuhan kesehatan. Dana ini mencakup biaya rutin seperti pemeriksaan kesehatan (check-up), pembelian obat-obatan, konsultasi dengan dokter, dan perawatan medis lainnya.
Iya, mulai tahun 2025 konon memang ada gratis medical checkup buat yang lagi ulang tahun dari pemerintah. Tapi, sampai dengan wacana itu direalisasikan, ada baiknya punya anggaran sendiri saja dulu ya.
Mengatur anggaran ini secara konsisten membantu mengantisipasi biaya kesehatan tanpa mengganggu pos keuangan lain, sehingga stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga.
2. Miliki Asuransi Kesehatan
Ya, minimal BPJS Kesehatan deh, yang iurannya terjangkau. Cakupan layanan kesehatannya juga lumayan kok, mencakup rawat jalan, rawat inap, hingga tindakan medis tertentu.
Untuk perlindungan lebih optimal, pertimbangkan menambah asuransi kesehatan swasta yang dapat memberikan fasilitas lebih. Kayak akses ke rumah sakit rekanan yang lebih luas, fleksibilitas waktu, dan tambahan manfaat yang enggak selalu tercover oleh BPJS.
Pastikan seluruh anggota keluarga punya BPJS Kesehatan juga ya. Dengan begitu, biaya kesehatan pun enggak menjadi beban besar.
Baca juga: Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini

3. Buat Dana Darurat Khusus Kesehatan
Kalau memang perlu—misalnya ada anggota keluarga yang memang kudu mendapat ekstra perawatan—bikin dana darurat kesehatan secara khusus.
Sebagai tambahan perlindungan, kalau ada dana darurat kesehatan, keluarga kan bisa jadi enggak perlu merogoh pos keuangan lain atau berutang dalam kondisi darurat, sehingga stabilitas keuangan tetap terjaga meski menghadapi risiko kesehatan yang tiba-tiba.
4. Rutin Checkup
Lakukan check-up rutin sebagai langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan keluarga. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat membantu mendeteksi berbagai masalah kesehatan sejak dini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Kan, biayanya juga jadi lebih ringan ketimbang sudah jadi penyakit serius yang memerlukan pengobatan mahal dan berjangka panjang.
Selain itu, check-up rutin memungkinkan dokter memantau perubahan kondisi kesehatan secara menyeluruh, memberikan saran gaya hidup, serta mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul di masa mendatang. Dengan cara ini, biaya kesehatan dapat lebih terkontrol, dan kualitas hidup keluarga tetap terjaga.

5. Investasi pada Kesehatan
Investasikan pada kesehatan dengan mengalokasikan dana khusus untuk mendukung gaya hidup sehat. Perbanyak konsumsi makanan bergizi alih-alih jajan junk food melulu. Jangan kebanyakan subscription film atau musik saja, coba member gym-nya juga dimanfaatkan.
Nutrisi yang baik dan aktivitas fisik teratur enggak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga membantu mencegah berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Tahu kan, perawatan penyakit-penyakit ini tuh gede banget?
Pertimbangkan juga untuk mengikuti kelas atau pelatihan yang mendukung kesehatan mental dan fisik, seperti yoga atau meditasi, yang dapat membantu mengelola stres serta meningkatkan kesejahteraan.
Investasi dalam pola hidup sehat adalah cara perencanaan keuangan yang strategis untuk mengurangi potensi pengeluaran kesehatan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca juga: Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Nah, gimana? Baiknya sih, cara perencanaan keuangan untuk perawatan kesehatan rutin ini juga harus diatur bareng-bareng dengan kebutuhan keluarga yang lain. Dengan begitu, ketemu prioritasnya dan kamu bisa membagi anggaran dengan proporsional.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Time Value of Money
Pernah enggak sih kamu heran, dulu dengan Rp500.000 mungkin kamu bisa belanja untuk keperluan sebulan. Sekarang, jadi enggak cukup! Dulu dengan Rp100.000, kamu sudah bisa traktir teman makan di restoran franchise ayam goreng. Sekarang? Duh, uang Rp100.000 cuma buat sendiri, kadang cuma buat sekali makan, kadang bisa 3 kali makan. Nah, kamu tahu enggak, bahwa ini adalah salah satu contoh dari konsep time value of money.
Bukan inflasi? Ya, itu dia penyebab utama mengapa muncul time value of money.
So, jika diberikan pilihan antara menerima Rp1 juta sekarang atau tiga tahun mendatang, lebih baik mengambilnya sekarang. Hal ini disebabkan oleh kekhawatiran bahwa nilai Rp1 juta tersebut akan berkurang di masa depan. Ini juga merupakan ilustrasi dari time value of money.
Table of Contents
Apa Itu Time Value of Money?

Investopedia menjelaskan melalui salah satu artikelnya, bahwa konsep time value of money (TVM) menunjukkan bahwa uang yang dimiliki saat ini lebih berharga dibanding uang dengan jumlah yang sama di masa depan.
Konsep ini sering disebut sebagai nilai waktu uang dan menjadi dasar penting dalam keuangan. Misalnya, lebih baik menerima Rp1 juta sekarang daripada menunggu tiga tahun mendatang dengan jumlah yang sama. Karena, uang itu akan menurun nilainya tiga tahun ke depan, sementara kalau kita terima sekarang, kita bisa menginvestasikannya sehingga berkembang.
Nah, hal ini sesuai dengan penjelasan yang ada di situs Wall Street Prep. Bahwa, ada dua faktor yang berperan di sini, yaitu opportunity cost dan inflasi.
Opportunity cost berarti jika kita menerima Rp1 juta sekarang, uang itu bisa diinvestasikan dan nilainya bisa bertambah di masa depan. Namun, jika memilih untuk menerimanya di masa depan, kesempatan investasi dan pendapatan tambahan akan hilang.
Di sisi lain, ada inflasi, yang merupakan faktor yang juga memengaruhi time value of money. Dalam tiga tahun ke depan, selalu ada risiko inflasi yang membuat Rp1 juta menjadi kurang berharga dibanding sekarang.
Corporate Finance Institute mencatat bahwa inflasi melemahkan nilai uang, sehingga jumlah barang yang bisa dibeli dengan Rp1 juta akan berkurang setelah harga-harga naik.
Baca juga: Financial Planner Perlu Tahu Rumus-Rumus Praktis Keuangan, Emang Kenapa?
Mengapa Kita Mesti Paham Time Value of Money?

Memahami konsep time value of money (TVM) sangat penting untuk beberapa alasan. Berikut adalah penjelasan mengenai pentingnya memahami konsep ini.
1. Pengambilan Keputusan Investasi yang Lebih Bijak
Dengan paham konsep nilai uang ini, kita bisa dengan mudah menentukan kelayakan suatu investasi. Kita bisa memprediksi berapa nilai investasi saat ini yang akan tumbuh di masa depan. Keputusan investasi pun bisa dibuat dengan lebih bijak.
Misalnya, kita butuh dana rumah pertama nih, 5 tahun lagi. Dengan adanya time value of money ini, kita dapat menghitung kebutuhan uang kita 5 tahun lagi, ketika tiba saatnya beli rumah. Hal ini akhirnya dapat membantu kita untuk memilih investasi yang memberikan pengembalian terbaik sesuai dengan tujuan finansial.
2. Perencanaan Keuangan
Dengan paham time value of money, kita akan lebih mudah dalam merencanakan keuangan pribadi dan bisnis. Konsep ini penting untuk menghitung kebutuhan dana pensiun, pendidikan anak, dan tujuan keuangan lainnya.
Dengan bisa menghitung nilai uang, kita dapat memperkirakan berapa jumlah uang yang harus diinvestasikan sekarang untuk mencapai nilai yang diinginkan di masa depan. Dengan begini, perencanaan menjadi lebih efektif dan efisien, memastikan semua tujuan keuangan dapat tercapai sesuai rencana.
3. Memahami Cara Kerja Inflasi
Dengan paham time value of money, kita pun paham cara kerja inflasi terhadap nilai uang. Konsep ini membantu memprediksi bagaimana inflasi akan mengurangi daya beli uang di masa depan.
Dengan menggunakan rumus yang sesuai, kita bisa menghitung berapa banyak nilai uang yang akan berkurang akibat inflasi. Hal ini penting jika kita hendak menyusun strategi investasi yang tepat. Tujuannya agar kita bisa memastikan bahwa uang yang diinvestasikan saat ini tetap memiliki nilai yang memadai di masa mendatang.
Selain itu, kita juga bisa menghitung secara lebih akurat mengenai keuntungan atau kerugian investasi dalam konteks inflasi. Dengan demikian, kita pun memastikan bahwa nilai kekayaan tetap terjaga meskipun terjadi perubahan dalam tingkat inflasi.
4. Membandingkan Opsi Pembiayaan
Nah, paling kerasa sih di sini, ketika kita harus menghitung rencana pembayaran untuk berbagai keperluan, misalnya pembayaran pinjaman. Dengan rumus nilai uang ini, kita bisa membuat rencana pembayaran pinjaman dengan lebih baik.
Kita juga bisa membuat perbandingan berbagai layanan keuangan dengan rumus ini. Misalnya kita bisa membandingkan potensi return investasi, target tabungan, hingga bisa juga menghitung jumlah bunga dari berbagai layanan pinjaman. Dengan begitu, kita bisa memilih mana yang paling menguntungkan.

5. Manajemen Risiko
Konsep time value of money ini sangat penting dalam manajemen risiko karena membantu menilai risiko dari keputusan keuangan. Dengan dihitung menggunakan konsep ini, bisa ditentukan potensi keuntungan dan kerugian dari berbagai opsi investasi. Ini membantu membuat keputusan yang lebih bijak dan mengurangi risiko kerugian.
Baca juga: Kenali 6 Jenis Risiko Investasi yang Harus Dikelola untuk Hasil Optimal
Memahami konsep Time Value of Money memberikan fondasi yang kuat dalam pengambilan keputusan finansial. Dengan menguasai prinsip ini, berbagai aspek keuangan dapat diatur dengan lebih baik, mulai dari investasi hingga perencanaan masa depan. Bagi yang ingin mendalami lebih lanjut mengenai time value of money dan konsep keuangan lainnya, ada kesempatan emas yang tidak boleh dilewatkan.
Bergabunglah dengan “Finance Mastery Boot Camp” pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK untuk memperoleh pengetahuan lebih dalam dan praktis yang akan membantu mengoptimalkan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Planner Perlu Tahu Rumus-Rumus Praktis Keuangan, Emang Kenapa?
Kamu lagi belajar jadi financial planner? Menjadi seorang financial planner itu enggak sekadar memberikan saran investasi dan menabung loh! Memahami rumus-rumus praktis keuangan adalah keharusan.
Rumus-rumus ini membantumu dalam merencanakan dan mengelola keuangan klien dengan lebih akurat. Dari perhitungan dana pensiun hingga estimasi investasi, rumus keuangan memastikan bahwa setiap keputusan yang diambil didasarkan pada data yang akurat dan relevan.
Selain itu, kemampuan untuk mengaplikasikan rumus-rumus ini membuatmu dapat menawarkan strategi keuangan yang lebih efektif. Ini mencakup identifikasi dan pengelolaan risiko, optimalisasi investasi, serta penyusunan anggaran yang efisien.
Nah, gimana, mau kan jadi financial planner pro yang bisa membantu klien mencapai tujuan keuangan dengan lebih percaya diri dan terstruktur?
Table of Contents
Mengapa Financial Planner Perlu Tahu Rumus Praktis Keuangan

Menjadi seorang financial planner itu keren banget! Apalagi kalau ditambah, kamu piawai memberikan pemahaman yang cukup untuk klien, bisa ngejelasin segala hal tentang keuangan yang tadinya rumit menjadi lebih mudah dipahami, dan punya beragam solusi aplikatif untuk masalah keuangan klienmu.
Nah, hal tersebut bisa dicapai, jika kamu tahu beragam cara praktis untuk ngulik catatan keuangan. Salah satunya soal rumus-rumus praktisnya.
Ada beberapa alasan mengapa financial planner perlu memahami rumus-rumus praktis keuangan.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
1. Akurasi Perencanaan Keuangan
Rumus keuangan membantu financial planner menghitung kebutuhan keuangan dengan lebih tepat. Misalnya, dalam perhitungan dana pensiun, kamu dapat menentukan jumlah dana yang dibutuhkan untuk menjamin masa pensiun yang sejahtera.
Selain itu, rumus ini juga berguna dalam perhitungan premi asuransi yang sesuai serta penilaian nilai investasi agar klien mendapatkan hasil yang optimal. Dengan akurasi ini, perencanaan keuangan menjadi lebih terpercaya dan efisien, membantu klien mencapai tujuan keuangan mereka dengan lebih baik.
2. Pengelolaan Risiko
Dengan pemahaman mendalam tentang rumus-rumus keuangan, kamu dapat mengidentifikasi potensi risiko keuangan yang mungkin dihadapi klien. Kamu dapat menganalisis berbagai aspek keuangan, seperti investasi yang berisiko tinggi atau potensi kerugian dalam jangka panjang.
Berbekal informasi ini, kamu pun bisa menyusun strategi mitigasi yang tepat, seperti membuat diversifikasi portofolio dengan optimal, memilih instrumen investasi yang lebih aman, atau menyiapkan dana darurat. Hal ini membantu klien meminimalkan risiko dan melindungi aset secara lebih efektif.

3. Optimalisasi Investasi
Banyak rumus praktis keuangan dapat digunakan dalam dunia investasi. Dengan pemahaman dan penggunaan rumus praktis, financial planner dapat menghitung kebutuhan dan pertumbuhan investasi dari waktu ke waktu dengan lebih mudah. Dengan begitu, potensi keuntungan yang bisa didapatkan dalam jangka panjang dapat dilihat dan dicermati.
Dalam membuat rencana investasi, financial planner perlu bisa menentukan nilai saat ini dari investasi di masa depan, mempertimbangkan faktor inflasi, dan pengembalian yang diharapkan.
Dengan memahami dan menggunakan rumus praktis keuangan, financial planner dapat memilih investasi yang paling menguntungkan dan sesuai dengan tingkat risiko yang bisa diterima klien. Hal ini memastikan bahwa portofolio investasi klien tumbuh secara optimal.
4. Penghematan Waktu
Kemampuan menghitung menggunakan rumus-rumus keuangan membuat financial planner lebih efisien dalam melakukan analisis dan perencanaan.
Dengan alat ini, kamu dapat dengan cepat menentukan solusi terbaik untuk kebutuhan keuangan klien. Waktu yang dihemat ini memungkinkan kamu untuk lebih fokus pada aspek lain dari perencanaan keuangan, seperti memberikan saran yang lebih personal atau mengelola portofolio investasi dengan lebih baik.
Efisiensi ini juga berarti kamu dapat menangani lebih banyak klien dalam waktu yang lebih singkat, meningkatkan produktivitas secara keseluruhan.

5. Komunikasi dengan Klien
Pemahaman rumus keuangan yang praktis memungkinkan financial planner menjelaskan strategi dan keputusan keuangan dengan lebih jelas dan meyakinkan.
Pengetahuan ini membantu dalam mengomunikasikan manfaat dan risiko dari berbagai opsi, sehingga klien dapat membuat keputusan yang lebih bijak dan berdasarkan kebutuhan. Dengan cara ini, kepercayaan antara planner dan klien meningkat, menciptakan hubungan kerja yang lebih solid dan produktif.
6. Pengambilan Keputusan yang Tepat
Rumus-rumus keuangan memberikan landasan untuk membuat keputusan yang berbasis data. Dengan dasar ini, financial planner dapat menyusun strategi yang lebih efektif dan tepat sasaran.
Data yang dihasilkan dari rumus ini membantu mengurangi spekulasi dan meningkatkan akurasi dalam berbagai keputusan keuangan. Hal ini enggak hanya dapat menghasilkan keputusan yang lebih baik tetapi juga membangun kepercayaan klien terhadap rekomendasi yang diberikan.
Dengan kemampuan ini, financial planner dapat memberikan layanan yang lebih profesional dan efektif kepada klien mereka. Jadi, mereka bukan hanya perencana, tapi juga analis yang andal.
Baca juga: 8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Menguasai rumus-rumus praktis keuangan memberikan keuntungan signifikan bagi financial planner dalam menyusun strategi yang akurat dan efisien. Bagi yang telah memiliki sertifikasi maupun yang sedang dalam proses, ada peluang besar untuk memperdalam keterampilan ini. Ikuti “Finance Mastery Boot Camp” oleh QM Financial pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Acara ini menawarkan kesempatan belajar dari tingkat dasar hingga lanjutan dan berjejaring dengan pakar keuangan. Daftarkan diri sekarang di bit.ly/QMFASTRACK.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Money Dysmorphia: Gangguan Persepsi Keuangan yang Sering Terabaikan
Pernah dengar money dysmorphia? Sepertinya istilah ini asing ya, tetapi kalau kamu paham maksudnya, bisa jadi kemudian kamu akan merasa banyak menjumpai fenomena ini di sekitar kamu. Atau, lebih parah, kamu sendiri mengalaminya.
Money dysmorphia dapat memengaruhi banyak orang dalam cara mereka melihat dan mengelola keuangan pribadi. Gangguan ini menyebabkan distorsi dalam persepsi keamanan finansial. Orang yang mengalami “penyakit” ini bisa merasa terlalu miskin atau terlalu kaya dibandingkan dengan realita yang sebenarnya.
Dalam dunia yang semakin terobsesi dengan gambaran kekayaan dan status sosial, penting untuk memahami bagaimana money dysmorphia dapat memengaruhi pengambilan keputusan keuangan dan kesejahteraan emosional.
Memisahkan fakta dan perasaan tentang uang bisa menjadi langkah pertama untuk menghadapi dan mengelola kondisi ini dengan lebih efektif.
Table of Contents
Apa Maksudnya Money Dysmorphia?

Mengutip secara bebas artikel dari The New York Times, money dysmorphia adalah kondisi psikologis pada seseorang yang membuatnya memiliki persepsi yang terdistorsi—atau berbeda—tentang situasi keuangannya sendiri.
Orang dengan money dysmorphia mungkin merasa punya lebih sedikit uang daripada kenyataannya, atau sebaliknya, merasa lebih kaya daripada kondisi finansial sebenarnya.
Kondisi ini lantas bisa menyebabkan kecemasan, perilaku pengeluaran yang tidak sehat, dan kesulitan dalam mengelola keuangan secara efektif. Gangguan ini sering terkait dengan masalah harga diri dan bisa dipengaruhi oleh tekanan sosial atau pengalaman masa lalu.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Apa yang Menyebabkan Money Dysmorphia?

Beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami money dysmorphia. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Pengalaman Masa Kecil
Pengalaman keuangan di masa kecil, seperti melihat orang tua yang sering cemas atau bergumul dengan masalah keuangan, bisa memengaruhi cara seseorang memandang uang saat dewasa.
2. Tekanan Sosial
Media sosial memang menjadi “pemicu” utama money dysmorphia ini di zaman sekarang. Adanya tekanan untuk memenuhi standar kekayaan atau gaya hidup tertentu bisa membuat seseorang merasa enggak cukup berkecukupan, meskipun kenyataannya enggak begitu.
Kalau kata netijen teh, “Enggak bersyukur!”
Terus-menerus membandingkan situasi keuangan dengan orang lain yang tampak lebih sukses atau stabil di media sosial seperti ini sangat bisa menimbulkan persepsi yang terdistorsi tentang keadaan finansial sendiri.
3. Masalah Kejiwaan
Gangguan kecemasan atau depresi juga bisa memengaruhi cara seseorang mempersepsikan realitas, termasuk kondisi keuangan mereka. Delulu, kalau kata gen Z.
4. Kurangnya Pendidikan Keuangan
Kurangnya pemahaman tentang pengelolaan uang dan perencanaan keuangan juga bisa menimbulkan money dysmorphia ini. Orang jadi merasa enggak aman atau enggak yakin tentang kondisi keuangannya sendiri, karena mereka tak terbiasa mencatat keuangan, enggak pernah financial check up.
5. Pengalaman Traumatis Terkait Uang
Misalnya seperti pernah kehilangan pekerjaan, sempat punya utang yang besar, atau mengalami kebangkrutan. Hal-hal seperti ini bisa meninggalkan trauma yang memengaruhi cara seseorang berpikir tentang uang dan keamanan finansial.
Nah, jika kamu mengalami money dysmorphia seperti ini, memahami penyebab timbulnya ini menjadi penting. Pasalnya, dengan begitu, kamu bisa mengidentifikasi cara-cara yang tepat dalam mengatasinya. Bahkan kalau perlu, kamu bisa menacri konseling keuangan atau terapi psikologis.
Dampak dari Money Dysmorphia
Tak bisa disepelekan, dampak money dysmorphia bisa sangat negatif. Bahkan, tak cuma untuk diri sendiri, tetapi juga cukup luas, baik secara finansial maupun psikologis, dan bisa melibatkan orang lain juga. Misalnya seperti apa?
1. Perilaku Pengeluaran yang Buruk
Kecenderungan ini bisa membuat pengeluaran menjadi berlebihan karena merasa enggak pernah cukup. Atau, bisa juga terjadi penghematan ekstrem dalam belanja karena takut kehabisan uang, bahkan jika finansialnya stabil.
2. Kecemasan dan Stres
Kamu jadi punya kekhawatiran yang konstan tentang uang, baik nyata maupun hanya di bayanganmu saja. Hal ini kalau dibiarkan berlarut-larut dapat menyebabkan stres berat dan akhirnya memengaruhi kesehatan mental secara keseluruhan.
3. Dampak pada Hubungan
Ketidakstabilan dalam cara memandang keuangan juga dapat menyebabkan konflik dengan pasangan, keluarga, atau teman. Terutama jika perilaku keuangan yang buruk berdampak pada orang lain.
4. Enggak Mau Mengelola Keuangan
Muncul akibat kurangnya edukasi keuangan, ditambah lagi dampak bahwa kamu semakin menghindari pengelolaan keuangan karena takut atau cemas. Akibatnya ya bisa diduga, akan ada potensi masalah keuangan yang lebih besar, seperti utang tidak terkontrol atau kurangnya tabungan untuk masa depan.
5. Dampak Karier
Munculnya masalah mengenai persepsi uang ini juga bisa menghalangi kamu dari menjalani karier yang sehat. Bahkan, malah bisa mendorong kamu untuk bekerja berlebihan. Keduanya ini dapat merusak kesejahteraan jangka panjang loh!
6. Masalah Kesehatan Fisik
Pada akhirnya, semua stres yang ditimbulkan akan berpengaruh juga pada masalah kesehatan fisik, seperti sakit kepala, masalah pencernaan, atau tekanan darah tinggi.
Mengatasi money dysmorphia akan memerlukan pendekatan menyeluruh. Tetapi yang pasti, kamu memang kudu sadar dulu bahwa kamu mengalaminya.
Apa yang Harus Dilakukan agar Tak Harus Mengalami Money Dysmorphia?

Untuk menghindari atau mengelola money dysmorphia, ada beberapa langkah yang bisa diambil. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Edukasi Keuangan
Meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan, investasi, dan perencanaan keuangan dapat membantumu merasa lebih percaya diri dan mengendalikan keuangan pribadi kamu.
So, coba ceki-ceki kelas keuangan yang QM Financial tawarkan ya. Kamu bisa memilih kelas yang paling kamu butuhkan lebih dulu sekarang, agar bisa terhindar dari money dysmorphia. Akan lebih bagus lagi jika kamu ikut kelas secara berkelanjutan, dari kelas basic hingga mencapai kelas advanced, agar pengetahuan keuanganmu bisa berkembang optimal.
2. Pengaturan Anggaran
Buat rencana keuangan, terutama buat tujuan keuangan kamu. Dengan adanya tujuan keuangan, kamu bisa lebih tahu kebutuhan uang yang kamu perlukan sehingga tak lagi delulu mengenai kondisi keuanganmu.
Membuat dan mematuhi anggaran yang realistis dapat membantumu merasa lebih terkontrol atas keuangan pribadi kamu dan mengurangi kecemasan.
3. Meditasi dan Mindfulness
Belajar praktik-praktik meditas dan mindfulness. Kamu bisa mencarinya di YouTube, ada banyak video yang bisa kamu praktikkan sebagai pemula.
Praktik ini bisa mengurangi stres dan membantumu menjaga perspektif yang lebih seimbang tentang keuangan dan kekayaan.
4. Menghindari Perbandingan Sosial
Kurangi deh waktu di media sosial. Kalau di Instagram, kamu bisa mengatur berapa jam dalam sehari yang boleh kamu habiskan untuk scroll.
Cobalah untuk fokus pada tujuan pribadi daripada membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Dengan begitu, kamu dapat mengurangi perasaan enggak pernah cukup tersebut.
5. Mengakui dan Mengelola Emosi
Mengenali bagaimana emosi memengaruhi keputusan keuangan dan belajar cara mengelola emosi tersebut bisa mengurangi pengambilan keputusan keuangan yang didorong oleh kecemasan atau ketakutan.
Untuk bisa melakukannya, kamu bisa menemukan orang yang tepat untuk diajak ngobrol. Berbicara tentang kekhawatiran keuangan dengan keluarga atau teman dapat membantu mengurangi beban emosional dan memberikan perspektif baru yang bisa jadi lebih objektif untukmu.
Baca juga: Sudah Saatnya Kita Perhatikan Kesehatan Mental, Fisik, dan Finansial secara Seimbang
Memahami money dysmorphia dan dampaknya memberikan kesempatan untuk mengubah cara pengelolaan keuangan dengan lebih sehat. Dengan pendekatan yang tepat, gangguan ini bisa ditangani, membuka jalan menuju kesehatan finansial dan emosional yang lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!