Anak Gen Z Enggak Tertarik Jadi PNS, Emang Iya?
Di tengah banyaknya pilihan karier yang ada, semakin sedikit anak muda yang tertarik jadi PNS. Bukan tanpa alasan, karier di sektor pemerintahan kini memang acap dianggap kurang menarik oleh generasi Z, yang kreatif, serbacepat, penuh inovasi, dan yang maunya juga serba-fleksibel.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya memengaruhi pandangan Gen Z terhadap profesi ini?
Faktor-faktor seperti proses rekrutmen yang panjang dan kurangnya peluang untuk berkembang cepat menjadi beberapa alasan utama. Profesi yang dianggap oleh gen X dan generasi sebelumnya sebagai jaminan stabilitas ekonomi dan sosial ini, kini tampaknya mulai kehilangan daya tariknya.
Dengan perkembangan teknologi dan perubahan nilai dalam masyarakat, Gen Z mencari lebih dari sekadar keamanan dalam memilih pekerjaan.
Table of Contents
Faktor yang Membuat Gen Z Ogah Jadi PNS
Banyak alasan mengapa anak Gen Z kurang tertarik menjadi pegawai negeri sipil atau PNS ini. Beberapa alasan utamanya adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Prioritas Karier
Prioritas karier generasi Z berbeda signifikan dari generasi sebelumnya. Salah satunya soal fleksibilitas jam kerja dan lokasi. Gen Z menyukai pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja. Hal ini jarang bisa ditemukan dalam struktur kerja PNS yang lebih tradisional.
Selain itu, gen Z juga lebih suka pekerjaan yang kreatif, yang memungkinkan berkembangnya pertumbuhan pribadi mereka. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadi faktor krusial.
Intinya, gen Z enggak hanya mementingkan finansial belaka, tetapi mereka juga ingin dipenuhi waktunya untuk berkegiatan di luar pekerjaan. Kondisi ini sering kali sulit diwujudkan dalam pekerjaan PNS yang cenderung memiliki jam kerja tetap dan beban kerja yang dapat menguras waktu serta energi.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
2. Gen Z Enggak Suka Hal-Hal Monoton
Generasi Z menilai pentingnya lingkungan kerja yang dinamis dan penuh dengan inovasi, memungkinkan mereka untuk terus berkembang dan bereksperimen dengan ide-ide baru.
Mereka mencari pekerjaan yang enggak hanya menantang secara intelektual tetapi juga memungkinkan implementasi ide secara real-time, terutama di bidang teknologi dan kreativitas.
Sayangnya, banyak pekerjaan PNS cenderung monoton, dengan rutinitas yang tetap dan sistematis. Dalam prosesnya, hanya ada sedikit kesempatan untuk melakukan proses kreatif. Hal ini membuat pekerjaan tersebut kurang menarik bagi Gen Z yang mendambakan kebebasan berekspresi dan kesempatan untuk membuat dampak langsung melalui pekerjaan mereka.
3. Proses Rekrutmen Panjang
Proses rekrutmen untuk menjadi PNS dikenal panjang dengan kompetisi yang ketat. Kadang butuh berbulan-bulan, itu pun bisa jadi akhirnya dinyatakan tidak memenuhi syarat,
Hal ini cukup mengganggu para gen Z yang tumbuh di era digital, semua-mua serbacepar dan efisien. Lamanya waktu dan ketidakpastian dalam proses seleksi PNS bisa membuat gen Z merasa frustrasi dan cenderung mencari alternatif karier lain yang lebih sejalan dengan ekspektasi mereka terhadap kecepatan dan efisiensi.
4. Gaji dan Insentif
Jadi PNS memang sering dianggap “aman”. Peluang untuk layoff cukup rendah, gaji juga pasti tepat waktu.
Namun, hal ini tak serta merta membuat gen Z tertarik jadi PNS. Menurut mereka, gaji awal dan insentif relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan potensi penghasilan di sektor swasta. Industri seperti teknologi dan start-up tidak hanya menawarkan gaji yang lebih kompetitif tetapi juga beragam bentuk kompensasi lain seperti saham perusahaan, bonus kinerja, kesempatan untuk bekerja secara fleksibel atau jarak jauh, dan sebagainya.
Faktor-faktor ini menjadi sangat menarik bagi Gen Z. Pasalnya, mereka tak hanya mencari kompensasi yang layak, tetapi juga keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesempatan profesional. Dalam jangka panjang, hal ini membuat karier jadi PNS kurang menarik bagi mereka yang mengutamakan imbalan finansial dan profesionalisme yang dinamis.
5. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial
Media sosial dan platform digital memainkan peran besar dalam membentuk perspektif karier Gen Z. Melalui platform ini, mereka terpapar pada berbagai jenis pekerjaan yang mungkin enggak pernah dipertimbangkan oleh generasi sebelumnya.
Misalnya saja, content creator. Generasi sebelumnya enggak mengenal profesi ini. Sekarang, penghasilan content creator bisa dua digit per bulannya, dan banyak menjadi karier impian. Generasi sebelumnya juga banyak yang menganggap pekerjaan freelance adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan. Namun, sekarang banyak freelancer sukses, bahkan berpenghasilan mata uang asing.
Jadi PNS dianggap ketinggalan zaman dan kurang menarik karena lebih lokal dan kurang berinteraksi dengan teknologi terbaru. Ini mendorong Gen Z untuk mengejar jalur yang mereka anggap lebih relevan dengan dunia modern dan aspirasi mereka.
6. Dorongan untuk Berwirausaha
Dorongan untuk berwirausaha sangat kuat di kalangan Gen Z. Mereka punya keinginan kuat untuk memiliki kontrol atas masa depan mereka sendiri. Banyak dari mereka tertarik pada ide membangun sesuatu dari awal, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dan pengambil keputusan utama.
Hal ini pastinya akan kurang terakomodasi kalau gen Z jadi PNS, karena selalu ada struktur dalam organisasi PNS di kantor mana pun.
Bergabung dengan startup atau merintis bisnis sendiri memberi gen Z kesempatan untuk bereksperimen dan mengambil risiko, hal-hal yang mereka nilai sebagai komponen penting untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Ini menarik bagi Gen Z, yang sering mencari cara untuk membuat dampak langsung dan mengukir jalur unik mereka sendiri di dunia kerja.
Karena faktor-faktor ini, banyak anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk mengeksplorasi karier dengan enggak jadi PNS.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Nah, gimana dengan kamu?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bagaimana Mengembangkan Karier dan Keuangan, Mulai dari Gaji Kecil
Kayaknya enggak ada orang yang mau punya gaji kecil. Tapi, sebagai pendatang baru di dunia kerja, punya gaji kecil di awal itu sebenarnya jamak saja. Nantinya, setiap orang juga berkesempatan untuk mengembangkan karier, sehingga gaji pun menyesuaikan.
Table of Contents
Seberapa Kecil sih Gaji Kecil?
Pengertian gaji yang kecil bisa berbeda-beda tergantung pada konteks geografis dan sektor ekonomi. Biasanya, gaji yang dianggap kecil adalah gaji yang berada di bawah rata-rata gaji regional atau minimal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Di Indonesia, misalnya, gaji kecil mungkin diukur berdasarkan Upah Minimum Regional (UMR) yang berbeda di setiap provinsi.
Faktor lain yang bisa memengaruhi persepsi tentang gaji yang kecil adalah tingkat kebutuhan hidup di suatu area, biaya hidup, dan jumlah tanggungan yang harus ditopang oleh penghasilan tersebut. Secara umum, jika gaji tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, dan transportasi, maka bisa dianggap kecil.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Mengembangkan Karier dengan Permulaan Gaji Kecil
Memulai karier dengan gaji kecil sering kali dianggap enggak ideal, terutama oleh anak-anak muda zaman sekarang. Namun ada beberapa aspek positif yang bisa diambil sebagai pelajaran berharga dalam mengembangkan karier, terutama bagi anak muda yang baru memulai. Apa saja?
1. Pembelajaran dan Pengalaman
Memulai dengan gaji yang lebih rendah sering kali berarti bekerja di perusahaan kecil atau startup. Di sini, kamu biasanya mendapat kesempatan untuk mengisi berbagai peran penting. Hal ini dapat mempercepat proses belajarmu dan memberikan pengalaman yang luas.
2. Kemampuan Adaptasi
Memulai karier dari posisi bawah memberi kesempatan untuk mengasah kemampuan adaptasi dan ketahanan menghadapi tantangan. Keterampilan ini sangat berharga dan bisa diterapkan di berbagai tingkat karier serta lintas industri.
3. Jaringan Profesional
Bekerja di posisi dengan gaji rendah sering kali berarti bekerja lebih dekat dengan manajemen dan tim inti. Hal ini bisa membantu membangun jaringan profesional yang kuat dan mentorship yang efektif.
4. Kesempatan untuk Membuktikan Diri
Di posisi dengan gaji rendah, kamu bisa sering mendapat kesempatan untuk mengambil inisiatif dan menunjukkan keterampilanmu. Kalau ini di-notice oleh atasan, maka pintu promosi dan kenaikan gaji akan terbuka lebih lebar.
5. Memahami Nilai Kerja
Memulai karier dengan gaji yang lebih rendah bisa membantumu menghargai nilai uang dan kerja keras dengan lebih baik. Kamu pun dapat mengembangkan pengelolaan keuangan pribadi yang baik yang akan bermanfaat sepanjang karier.
6. Kesempatan Mengejar Passion
Terkadang, posisi dengan gaji rendah terkait dengan pekerjaan di bidang yang kamu sangat minati. Ini memberikan kesempatan untuk mengejar passion sekaligus membangun karier, sesuatu yang mungkin lebih sulit diakses melalui posisi yang lebih tinggi gajinya tetapi kurang sesuai minat.
Mengawali karier dengan gaji kecil memang bukan jalur yang mudah. Namun, dengan strategi yang tepat, ke depannya hal ini bisa menjadi modal dan investasi untuk mengembangkan karier dan kepribadianmu.
Step by Step Mengembangkan Karier, dari Gaji Kecil hingga Gaji yang Diharapkan
Mengembangkan karier dari gaji yang kecil hingga mencapai gaji yang diharapkan membutuhkan strategi yang jelas dan kesabaran. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat kamu ikuti untuk mencapai tujuan tersebut.
1. Tentukan Tujuan Karier
Tentukan apa yang kamu inginkan dari karier kamu dalam jangka panjang, termasuk jenis pekerjaan dan tingkat gaji yang diinginkan. Tetapkan milestone atau tahapan yang harus dicapai untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Peroleh Keterampilan dan Pengetahuan
Ikuti kursus atau pelatihan untuk meningkatkan kualifikasi kamu dalam bidang yang kamu geluti sekarang. Jadilah seorang yang ahli dan fokus dengan spesialisasi tertentu, sehingga banyak orang yang bisa mengandalkanmu.
Enggak selalu ambil pendidikan formal juga kok. Kamu bisa memanfaatkan sumber daya online gratis atau berbayar untuk mempelajari keterampilan baru yang relevan dengan industri kamu.
3. Buktikan Kinerja Kamu
Tunjukkan dedikasi dan hasil kerja yang luar biasa untuk membuat diri kamu tidak tergantikan. Jangan takut untuk mengambil proyek tambahan atau tugas yang dapat menunjukkan kemampuan leadership dan inovasi kamu.
4. Bangun Jaringan Profesional
Bangun hubungan baik dengan kolega, atasan, dan profesional lain di industri kamu. Jika ada peluang, ikuti kegiatan-kegiatan di luar kantor tetapi di dalam industri yang ada. Kamu bisa mengikuti seminar, workshop, dan acara networking lainnya untuk memperluas jaringan dan belajar dari orang lain.
5. Minta Umpan Balik dan Evaluasi
Secara berkala minta umpan balik dari atasan atau mentor tentang kinerja kamu dan area yang bisa diperbaiki. Evaluasi kemajuan kamu secara teratur untuk memastikan bahwa kamu tetap berada di jalur yang benar menuju tujuan karier kamu.
6. Negosiasi atau Cari Peluang Baru
Jika kamu telah menunjukkan kinerja yang bagus dan merasa sudah mengembangkan karier dengan baik, kamu bisa mempertimbangkan untuk negosiasi gaji atau manfaat lain dengan atasan kamu.
Jika pertumbuhan di perusahaan saat ini tampak terbatas, pertimbangkan untuk mencari peluang baru yang mungkin menawarkan kamu kesempatan untuk mengembangkan karier dan gaji yang lebih baik.
7. Siapkan Rencana Keuangan
Yang tak kalah penting dari semuanya, kelola keuangan kamu dengan bijak, dan simpan untuk masa depan. Pertimbangkan untuk menginvestasikan waktu dan uang kamu dalam pelatihan atau pendidikan yang dapat mempercepat kemajuan karier kamu. Investasi leher ke atas, itulah dia.
Baca juga: Investasi Leher ke Atas: Apa Maksudnya, dan Bagaimana Caranya?
Mengikuti langkah-langkah ini secara sistematis akan membantu kamu secara bertahap meningkatkan gaji dan mengembangkan karier sesuai dengan yang telah kamu targetkan. Ingat, kemajuan karier sering kali memerlukan kombinasi dari kinerja yang kuat, peluang yang tepat, dan timing yang baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Awal Freelancing: Panduan untuk Fresh Graduate
Sebagai generasi Z dan juga fresh graduate, barangkali kamu akan lebih tertarik untuk menjalani karier sebagai freelancer. Ada banyak hal yang memang lebih menarik dengan menjadi freelancer ketimbang melamar kerja kantoran. Fleksibilita adalah salah satunya.
Namun, memasuki dunia kerja sebagai fresh graduate membawa tantangan unik, terutama ketika memutuskan untuk mengejar karier sebagai freelancer. Banyak yang merasa terintimidasi dengan prospek bekerja secara mandiri.
Pasalnya, mengembangkan karier freelance membutuhkan lebih dari sekadar keahlian di bidang tertentu. Di sini, diperlukan juga kemampuan untuk mengelola berbagai aspek bisnis dan personal secara efektif.
So, kalau kamu kebetulan adalah seorang fresh graduate dan ingin mengejar karier impian sebagai freelancer sukses, artikel ini sudah pas buat kamu. Kita akan membahas wawasan dasar dan tip praktis untuk memulai perjalanan freelancing dengan percaya diri.
Table of Contents
Langkah Persiapan dan Tip Menjadi Freelancer untuk Fresh Graduate
1. Menentukan Scoop Kerja
Untuk memulai freelancing, idealnya, kamu harus menemukan sesuatu yang menjadi keahlianmu sekaligus yang banyak dicari. So, pemahaman tentang diri sendiri akan diperlukan.
Mulailah dengan introspeksi untuk mengenali keahlian dan minatmu. Tanya pada diri sendiri, apa yang sering kamu lakukan dengan baik? Apakah kamu sering dipuji atas keterampilan tertentu? Pikirkan proyek yang pernah kamu tangani, mungkin bersama teman-teman atau dosen, atau bisa juga pengalamanmu saat internship. Proyek mana yang paling kamu nikmati dan berhasil dengan baik?
Lihat tren pasar untuk mengetahui keahlian apa yang banyak dicari. Untuk saat ini, keahlian seperti pengembangan web, desain UI/UX, atau analisis data sering banget ada di peringkat tertinggi demand.
Memilih dan mengembangkan keahlian khusus sangat penting dalam membangun karier yang sukses sebagai freelancer, sementara masih fresh graduate. Dengan pemahaman yang baik tentang apa yang kamu tawarkan dan kepada siapa, kamu bisa lebih strategis dalam mencari dan mendapatkan proyek.
2. Bikin Portofolio
Sebagai freelancer, portofolio ibarat modal. Sebegitu mahapenting, sehingga kamu tidak boleh membuatnya dengan asal-asalan.
Tapi, kan fresh graduate belum pengalaman? Gimana bikin portofolionya?
Tenang, coba ingat-ingat lagi. Selama kuliah, kamu pernah bikin proyek atau tugas kuliah apa saja? Apakah ada yang dapat nilai bagus, atau dipuji dosen? Nah, karya-karya itu bisa kamu masukkan sebagai portofolio.
Selain itu, kamu juga bisa membuat proyek “fiktif”. Misalnya, kamu coba buat sebuah brief iklan untuk produk skincare. Kamu bikin marketing kit, mulai dari kemasan produk sampai konsep promosinya. Nah, kamu juga bisa memasukkannya ke dalam portofolio kamu.
Gunakan layout yang bersih dan profesional yang memudahkan calon klien untuk melihat dan menilai pekerjaanmu. Kamu bisa menyimpannya di Google Drive atau host lainnya. Kamu juga bisa mempostingnya di akun Instagram. Yang penting, pastikan mudah diakses sewaktu-waktu.
3. Promosikan Dirimu
Dalam dunia freelancing, pemasaran diri adalah kunci untuk mendapatkan lebih banyak peluang dan membangun reputasi profesional. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan jejaring sosial yang ada.
LinkedIn, misalnya, merupakan platform yang ideal untuk menghubungkan kamu dengan profesional lain dan menunjukkan keahlianmu di dunia kerja. Sementara itu, Instagram bisa menjadi tempat yang tepat untuk membagikan karya visualmu dan menarik perhatian dengan visual yang menarik.
Selain media sosial, memiliki website pribadi juga sangat membantu. Website ini bisa dijadikan sebagai rumah digital di mana kamu menampilkan portofolio pekerjaanmu, membagikan cerita sukses, dan menyediakan informasi kontak. Website menjadi titik sentral di mana klien potensial bisa memahami lebih dalam tentang apa yang kamu tawarkan dan bagaimana mereka bisa berkolaborasi denganmu.
Tidak kalah pentingnya adalah keberadaan di platform freelancing. Situs seperti Upwork, Freelancer, atau Sribulancer memberikan kamu akses langsung ke ribuan peluang kerja yang sesuai dengan keahlianmu. Mendaftar di platform tersebut memungkinkan kamu untuk menjelajah berbagai proyek, dari yang kecil hingga proyek besar, dan memulai pembicaraan dengan klien dari seluruh dunia.
4. Pikirkan Aspek Legal dan Finansial
Mengatur aspek legal dan finansial adalah bagian penting dari menjadi freelancer yang sukses. Meski baru mulai dan masih fresh graduate, adalah penting bagi kamu untuk memahami dan mengelola perizinan sejak awal. Jadi, pastikan kamu segera punya NPWP, dan belajar tentang hak cipta dan kontrak kerja sama.
Sisi keuangan juga tidak kalah pentingnya. Sebagai freelancer, kamu perlu jeli dalam menetapkan tarif yang enggak hanya kompetitif tapi juga mencerminkan kualitas pekerjaanmu.
Segera kelola juga keuanganmu dengan baik. Ingat, salah satu tantangan terbesar menjadi freelancer adalah penghasilannya tidak pasti. Bisa jadi dalam bulan ini kamu mendapatkan penghasilan yang besar, tetapi zonk di bulan depan. Jadi, kamu harus belajar menjaga cash flow sebaik mungkin. Jangan lupa, untuk memisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadimu.
Baca juga: Cara Menentukan Tarif Freelance yang Bukan Harga Teman
5. Siap Mental dan Disiplin
Menjadi freelancer membutuhkan persiapan mental dan kemampuan manajemen waktu yang baik. Tanpa supervisi langsung dari atasan, kamu harus mampu menjaga disiplin diri untuk mengatur jadwal kerjamu sendiri dan tetap termotivasi.
Kamu harus bisa mengatur waktu, kapan mengerjakan proyek dan kapan istirahat agar enggak kelelahan.
Selain itu, networking dengan freelancer lain juga sangat penting. Bergabung dengan komunitas atau jaringan profesional bisa memberikan dukungan, memungkinkan pertukaran ide, dan membantu kamu mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk pengembangan karier.
Networking juga bisa menjadi sumber peluang kerja baru, yang akan sangat membantu dalam mempertahankan kelangsungan bisnismu. Dengan mengelola waktu dengan bijak dan memperluas jaringan sosialmu, kamu akan bisa menjalani dunia freelancing dengan lebih efektif dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, meskipun masih fresh graduate.
Baca juga: Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Memulai perjalanan sebagai freelancer bisa menjadi salah satu keputusan paling berharga bagi fresh graduate yang mencari kebebasan dalam berkarier dan mengeksplorasi potensi diri. Dengan persiapan yang matang dan pendekatan yang terarah, langkah-langkah awal ini tidak hanya akan membangun dasar yang kuat tetapi juga membuka banyak pintu untuk kesempatan yang lebih luas di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Retensi Karyawan dan Mengapa Hal Ini Sangat Penting?
Retensi karyawan adalah salah satu aspek krusial dalam manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada upaya untuk mempertahankan karyawan berbakat agar tetap bekerja di perusahaan dalam jangka waktu yang panjang.
Dalam dunia bisnis yang kompetitif saat ini, menjaga karyawan agar tetap loyal dan termotivasi enggak hanya membantu perusahaan mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan. Namun, juga memastikan bahwa perusahaan dapat terus beroperasi dengan efisiensi tinggi dan produktivitas yang optimal.
Ketika karyawan merasa dihargai dan mendapatkan kepuasan dalam pekerjaan mereka, mereka cenderung lebih produktif dan berkomitmen pada tujuan perusahaan.
Nah, makanya, retensi karyawan ini akan selalu dianggap penting bagi HR. Agar dapat mengelola sumber daya manusia ini dengan baik, setiap orang dalam perusahaan wajib paham, setidaknya tahu, mengenai retensi karyawan ini.
Table of Contents
Retensi Karyawan Adalah Hal Penting bagi Perusahaan
Retensi karyawan adalah upaya yang dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan karyawan agar tetap bekerja di perusahaan tersebut dalam jangka waktu yang panjang.
Cakupannya bisa mulai dari strategi sampai praktik, yang tujuannya satu: meningkatkan kepuasan dan keterlibatan karyawan. Hasil dari upaya ini adalah karyawan betah karena mereka merasa dihargai, dan tidak akan mencari pekerjaan di tempat lain lagi.
Beberapa elemen kunci retensi karyawan adalah sebagai berikut:
- Kompensasi dan benefit
- Lingkungan kerja
- Pengembangan karier
- Work-life balance
- Penghargaan dan pengakuan
Baca juga: Menggali Hubungan antara Retensi Karyawan dan Kesejahteraan Finansial
Pentingnya Retensi Karyawan
Setelah memahami konsep dasar retensi karyawan, penting untuk mengeksplorasi lebih dalam alasan mengapa retensi karyawan sangat krusial bagi kesuksesan jangka panjang sebuah perusahaan.
Berikut adalah beberapa poin penting yang menjelaskan mengapa perusahaan perlu fokus pada retensi karyawan.
1. Mengurangi Biaya Rekrutmen dan Pelatihan
Mempekerjakan dan melatih karyawan baru memerlukan biaya yang besar. Dengan mempertahankan karyawan yang ada, perusahaan dapat menghemat biaya ini.
2. Meningkatkan Produktivitas
Karyawan yang bertahan lebih lama cenderung lebih produktif karena mereka memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih dalam mengenai pekerjaan yang mereka lakukan dan perusahaan tempat mereka bekerja.
3. Memperkuat Budaya Perusahaan
Karyawan yang bertahan lama akan dapat membantu membangun dan memperkuat budaya perusahaan yang positif dan stabil.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Karyawan yang berpengalaman akan mampu memberikan layanan yang lebih baik kepada pelanggan, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pelanggan.
Dengan menerapkan strategi retensi yang efektif, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif bagi karyawan, meningkatkan kinerja organisasi secara keseluruhan, dan mencapai tujuan bisnis yang lebih baik.
Mengelola Retensi Karyawan dari Sisi Keuangan
Nah, karena QM Financial selalu ngomongin soal keuangan, maka bahas pengelolaan retensi karyawan juga dari sisi keuangan ya.
Mengelola retensi karyawan dari sisi keuangan bisa dengan melakukan beberapa strategi yang dibuat untuk tujuan agar karyawan merasa dihargai dan termotivasi, sekaligus menjaga keseimbangan anggaran perusahaan.
Berikut adalah beberapa cara untuk mengelola retensi karyawan dari sisi keuangan.
1. Memberikan Kompensasi yang Kompetitif
Lakukan peninjauan gaji secara berkala untuk memastikan bahwa gaji yang ditawarkan kompetitif dibandingkan dengan pasar. Dengan begitu, karyawan bisa dicegah dari perasaan undervalued hingga mereka “terpaksa” mencari peluang di tempat lain.
Lalu soal bonus dan insentif nih, akan sangat baik kalau dibuat rencananya juga. Berikan bonus berdasarkan kinerja individu dan tim. Sementara insentif bisa berupa bonus tahunan, bonus proyek, atau insentif penjualan.
2. Menyediakan Benefit Tambahan
Salah satu benefit yang “wajib” diberikan pada karyawan terkait retensi adalah asuransi kesehatan. Umumnya, perusahaan akan secara otomatis mengikutsertakan karyawannya di BPJS Kesehatan, karena ini adalah hal wajib yang diatur oleh pemerintah.
Nah, di samping itu, jika memang perlu, cek kembali apakah BPJS Kesehatan sudah cukup? Tawarkan paket asuransi kesehatan yang komprehensif untuk karyawan dan keluarga mereka. Dengan upaya ini, perusahaan enggak cuma dianggap perhatian terhadap kesejahteraan karyawan tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli pada kesehatan mereka. Bahkan sampai keluarganya juga.
Benefit kedua yang wajib juga diberikan adalah program jaminan pensiun. Ada Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan sebagai salah satu opsi. Perusahaan juga bisa menambahkan program lain, misalnya DPLK atau DPPK.
Berikan juga cuti berbayar yang cukup sesuai hak karyawan yang sudah diatur dan disepakati, termasuk cuti tahunan, cuti sakit, dan cuti khusus seperti cuti melahirkan atau cuti ayah.
3. Fleksibilitas dan Work-Life Balance
Jika memungkinkan, implementasikan jadwal kerja yang fleksibel, termasuk opsi untuk bekerja dari rumah. Fleksibilitas ini dapat meningkatkan kepuasan karyawan tanpa biaya tambahan yang signifikan loh!
Jika memang memungkinkan lagi, adopsi kebijakan remote working untuk mengurangi kebutuhan ruang kantor dan biaya operasional lainnya, sambil memberikan karyawan lebih banyak kebebasan. Seperti QM Financial, yang enggak punya kantor fisik. Sesekali perlu juga sih meeting sambil meetup, yang biasanya malah lebih seru.
4. Pemberian Pelatihan atau Kelas
Sediakan anggaran untuk pelatihan dan pengembangan keterampilan. Utamanya kelas keuangan. Kenapa?
Memberikan kelas keuangan dapat memiliki dampak signifikan terhadap retensi karyawan. Kelas keuangan yang baik enggak akan hanya membantu karyawan dalam mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif, tetapi juga menunjukkan bahwa perusahaan peduli terhadap kesejahteraan mereka secara menyeluruh.
Ketika karyawan merasa bahwa perusahaan mereka memberikan dukungan dalam aspek kehidupan yang penting seperti keuangan pribadi, mereka cenderung merasa lebih dihargai.
Selain itu, karyawan yang memiliki keterampilan manajemen keuangan yang baik cenderung mengalami stres yang lebih rendah terkait masalah keuangan. Stres yang berkurang ini bisa meningkatkan produktivitas dan fokus mereka di tempat kerja.
Dengan memberikan kelas keuangan, perusahaan membantu karyawan mengembangkan keterampilan yang berguna seumur hidup. Pada gilirannya nanti, hal ini dapat meningkatkan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
So, bisa dikatakan bahwa kelas keuangan ini adalah investasi yang cerdas dalam pengembangan karyawan. Pasalnya, enggak hanya meningkatkan kesejahteraan saja, tetapi juga mendukung tujuan retensi perusahaan.
5. Pengelolaan Anggaran yang Efisien
Prioritaskan pengeluaran perusahaan pada area yang memberikan dampak terbesar terhadap retensi, seperti pelatihan, kesehatan, dan kesejahteraan karyawan. Lakukan analisis biaya-benefit secara berkala untuk memastikan bahwa investasi dalam retensi karyawan memberikan hasil yang diinginkan.
Baca juga: Mengapa Kepuasan Kerja Menjadi Faktor Penting dalam Meningkatkan Retensi Karyawan?
So sampai di sini, kita jadi paham ya. Bahwa memahami dan mengelola retensi karyawan adalah langkah esensial untuk mencapai keberhasilan jangka panjang bagi setiap perusahaan.
Melalui berbagai strategi seperti memberikan kompensasi yang kompetitif, menyediakan benefit tambahan, mendukung pengembangan karier, serta menawarkan kelas keuangan, perusahaan dapat menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung kesejahteraan karyawan.
Dengan demikian, perusahaan tidak hanya mampu mengurangi biaya yang terkait dengan turnover karyawan, tetapi juga meningkatkan produktivitas, memperkuat budaya perusahaan, dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
Pada akhirnya, investasi dalam retensi karyawan adalah investasi dalam masa depan perusahaan itu sendiri, yang memastikan kelangsungan dan kesuksesan dalam menghadapi tantangan bisnis yang terus berkembang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Apa Itu Career Cushioning, Tren Kerja Terbaru Muncul selama Badai PHK?
Sudahkah kamu mendengar istilah career cushioning? Belakangan ini, istilah career cushioning menjadi tren baru di dunia kerja, lho. Terlebih badai PHK sempat menerpa beberapa karyawan di berbagai sektor pekerjaan.
Konon, tren ini adalah jalan pintas yang dipilih oleh mayoritas individu untuk bertahan hidup saat menghadapi ancaman PHK massal. Lantas, apa sih sebenarnya career cushioning? Simak ulasannya dalam artikel ini hingga usai, ya!
Apa itu Career Cushioning?
Melansir beberapa sumber, career cushioning didefinisikan sebagai tindakan yang diambil oleh seseorang untuk bertahan agar dari ancaman turbulensi ekonomi dan pasar kerja. Faktanya, pekerjaan selalu datang dan pergi. Namun, kamu memerlukan pekerjaan agar tetap bisa menghidupi diri sendiri.
Tren career cushioning ini muncul tak lain akibat kekhawatiran seseorang akan nasib pekerjaan mereka. Kondisi ekonomi yang tidak stabil membuat para pekerja gundah. Oleh karena itu, tak heran jika mereka membutuhkan bantalan karier, atau yang kemudian disebut dengan career cushioning.
Pada career cushioning ini, para pekerja dapat menyusun plan B, plan C dan plan lainnya sebagai antisipasi ketika mereka menghadapi kondisi di luar kendali, seperti PHK yang mengakibatkan mereka kehilangan pekerjaan.
Lantas, kapan kamu perlu mempersiapkan dan memulai career cushioning?
Mempersiapkan Career Cushioning Sedini Mungkin
Saat kamu khawatir dengan keberlangsungan pekerjaan yang sedang digeluti, maka saat itulah kamu perlu melakukan career cushioning. Meskipun kamu sangat menyukai pekerjaanmu yang sekarang, memiliki bantalan karier adalah salah satu cara untuk memprioritaskan diri dan pekerjaan yang kerap kali menjadi kebutuhan.
Seorang mitra di recruiting firm Odgers Berndtson Tech Practice, Diane Gilley, mengatakan bahwa kamu mungkin masih menyukai pekerjaanmu saat ini, namun kamu juga perlu memikirkan hal terpenting bagi diri dan passionmu. Di mana dalam hal tersebut, koneksi dan pengalamanmu akan sangat bermanfaat dalam career cushioning.
Take a note, bantalan karier akan terasa penting ketika kamu mulai merasakan ancaman PHK di lingkungan kerjamu saat ini. Saat itulah kamu perlu mempersiapkan diri untuk menghadapi ancaman tersebut.
Tip Jitu Memulai Career Cushioning yang dapat Kamu Coba
Apakah kamu saat ini sedang berada di situasi yang mendorong untuk mulai mencoba career cushioning? Jika iya, bagaimana langkah tepat untuk memulainya?
Berikut adalah beberapa tip yang dapat kamu coba sebelum memulai career cushioning.
1. Asah Ketrampilan
Terlepas saat ini kamu bekerja atau tidak, mengasah keterampilan perlu kamu lakukan untuk mengeksplorasi kesempatan kerja di masa yang akan datang. Kamu bisa memulai dengan mendalami apa yang bisa kamu “jual” kepada recruiter. Catat semua keterampilan yang kamu miliki, baik soft skills maupun hard skills, sehingga recruiter mengetahui apa saja potensimu.
Mengasah keterampilan menjadi langkah kunci yang dapat kamu siapkan sebelum terjun ke dunia kerja maupun menjajal career cushioning. Pasalnya 40 persen perusahaan di platform pencari kerja, umumnya melihat ketrampilan dari job seeker yang melamar di perusahaan tersebut.
2. Upgrade CV, Profil LinkedIn, dan Portofolio
Langkah berikutnya yang perlu kamu coba saat memulai career cushioning adalah meng-upgrade profile LinkedIn atau media sosial, resume atau CV, dan portofolio.
Selain memperbarui detail teknis, pastikan kamu menambahkan keterampilan yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Keterampilan tersebut dapat berasal dari personal skills assessment yang telah diikuti.
Kamu juga perlu memikirkan jenis pekerjaan yang potensial untuk dijadikan bantalan karier, ya. Meskipun ini sedikit tricky untuk bertanya terkait side job saat kamu masih menjadi pekerja tetap, cobalah untuk mencari referensi di job portal atau situs pencari kerja lainnya.
3. Bangun Relasi
Relasi atau networking memiliki peran yang krusial dalam dunia kerja. Tidak banyak orang yang suka membangun relasi, padahal relasi akan membantumu menemukan peluang emas, khususnya di dunia kerja.
Membangun relasi ini gampang-gampang susah, lho. Kamu membutuhkan waktu untuk membangun dan memeliharanya. Hindari datang ke relasi hanya pas butuhnya aja, ya!
Kamu akan mendapatkan rekomendasi, dukungan, peluang pekerjaan, hingga ide dan wawasan baru untuk mengembangkan karir atau bisnis, ketika kamu dapat memelihara hubungan baik dengan relasi.
Nah, dengan demikian, masihkah kamu masih meragukan kekuatan dari relasi?
4. Do it on your own time
Lakukan pekerjaan yang kamu jadikan bantalan karier di luar jam kerja. Pastikan bahwa side job yang sedang kamu kerjakan untuk mempersiapkan diri dari ancaman PHK ini tidak mengganggu pekerjaan utamamu, ya. Meskipun kamu sedang mempersiapkan career cushioning, jangan sampai kamu kehilangan etika.
So, lakukan hal-hal seperti mengupgrade CV, membangun relasi, atau mencari peluang kerja di luar jam kerjamu di kantor!
5. Kelola pemasukan dengan baik
Karena istilahnya sekarang kamu sedang membangun jaring pengaman terkait kariermu, maka siapkanlah juga jaring pengaman keuangan yang memadai. Akan percuma jika kamu sudah melakukan career cushioning, tetapi kamu tetap tidak mengelola keuangan dengan baik. Pada akhirnya, masalah keuangan akan datang, apalagi kalau sudah sampai (amit-amit) terkena PHK.
Jadi jika memang perlu, lakukan financial check up lagi dan kemudian lakukan budgeting lagi sesuai dengan kondisi terkini. Intinya, kamu perlu memilah lagi, mana kebutuhan yang esensial dan mana yang sekadar keinginan—yang bisa ditunda atau dikurangi.
So, gimana? Apakah kamu sekarang sudah merasa perlu untuk career cushioning? Semoga sih enggak perlu ya? Artinya, pekerjaanmu saat ini aman-aman saja, semua baik-baik saja.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ingin Mendapatkan Promosi Jabatan? 5 Hal Berikut Harus Dijadikan Kebiasaan
Kita sudah sempat membahas sedikit pada artikel mengenai mutasi karyawan kemarin, bahwa salah satu bentuk mutasi yang bisa dilakukan oleh perusahaan adalah memberikan promosi jabatan.
Promosi jabatan bisa menjadi salah satu bentuk reward dari perusahaan terhadap karyawan yang sudah berprestasi dan dinilai mampu untuk berkontribusi lebih banyak dalam pencapaian target dan goals yang sudah ditetapkan. Selain merupakan bentuk apresiasi dan penyerahan tanggung jawab serta tantangan yang lebih besar, promosi jabatan juga kerap diiringi dengan kenaikan gaji.
Nah, yang terakhir ini sih sepertinya yang terutama menjadi penyebab mengapa banyak karyawan memimpikan untuk mendapatkan promosi jabatan dalam perjalanan jenjang karier mereka.
Namun, pastinya nih, nggak setiap orang bisa mendapatkan kesempatan untuk diberi promosi jabatan oleh pihak manajemen perusahaan tempat mereka bekerja ya? Ada banyak hal yang harus dilakukan dan dibuktikan, agar seseorang dianggap layak untuk mendapatkan promosi.
So, jika Anda adalah seorang karyawan dan pengin banget mendapatkan promosi jabatan, coba jadikan 5 hal berikut ini sebagai kebiasaan Anda selama Anda bekerja di kantor
5 Kebiasaan yang harus dilakukan jika ingin mendapatkan promosi jabatan
1. Be a leader
Be a leader dan being bossy adalah dua hal yang berbeda. Untuk bisa mendapatkan promosi jabatan di perusahaan tempat kita bekerja, kita pastinya harus bisa memimpin dengan bijak. Being a leader means kita bisa memotivasi semua orang untuk maju dan berkembang bersama, bisa membangun kepercayaan, bisa berkomunikasi dengan baik, dan percaya diri.
So, tunjukkan kemampuan memimpin yang optimal, meskipun belum berada di jajaran manajerial. Semakin sering kita bisa menunjukkan kemampuan kita untuk memimpin, maka pihak perusahaan akan bisa semakin yakin bahwa kita bisa diberi tanggung jawab yang lebih dari sekarang.
2. Be a team player
Seorang team player cenderung untuk lebih cepat mendapatkan promosi jabatan, alih-alih mereka yang fokus pada diri sendiri.
So, mari jadikan kebiasaan menjadi team player yang baik; memberikan bantuan tanpa diminta jika memungkinkan, tanggap dan responsif, dan pastinya, bertanggung jawab terhadap tim.
3. Mau terus belajar
Kemauan untuk terus belajar ini tidak dipunyai oleh semua orang lo! Semangat belajar biasanya sih akan turun seiring usia kita bertambah.
Tapi hal ini tidak berlaku bagi mereka yang memang career-oriented dan ingin meraih promosi jabatan yang diimpikan. Apalagi di zaman sekarang, saat teknologi berkejaran dengan waktu. Kalau kita malas update wawasan, wah, bhay aja deh! Bakalan stuck di tempat, digantikan oleh mereka yang bisa menyesuaikan diri dengan cepat terhadap perkembangan teknologi. Bukan nggak mungkin, para millenials nanti akan selalu menjadi staf para generasi Z atau malah generasi A.
Duh!
4. Goal oriented
Setting and achieving goals menjadi salah satu cara terampuh untuk menunjukkan kemampuan kita demi mendapatkan promosi jabatan. Setting goals akan menunjukkan bahwa kita punya komitmen untuk mencapai tujuan bersama. Sedangkan, achieving goals–pastinya–akan menunjukkan kapabilitas kita sebagai karyawan.
Bekerja dengan goals akan membuat hasil kerja kita menjadi lebih terukur, yang kemudian bisa kita gunakan sebagai bukti bahwa kita siap untuk menerima promosi jabatan.
So, jadikan ini sebagai kebiasaan untuk setiap tugas dan proyek yang didapatkan. Efektifkan waktu kerja, agar tak terbuang percuma.
5. Konsisten
Kebiasaan yang kelima ini justru menjadi hal terpenting yang harus dilakukan jika ingin mendapatkan promosi jabatan, yaitu konsistensi.
Ya, gimana bisa dipromosikan, kalau kita semangat kerja hanya di satu proyek atau tugas yang kita sukai saja, sedangkan yang kurang kita sukai sama sekali nggak disentuh?
Jangan salah, kasus seperti ini sering kali terjadi lo. Akibatnya, tak hanya kita yang dianggap kurang kompeten, kita juga akhirnya “merepotkan” rekan kerja yang lain, yang harus menyelesaikan tugas tersebut. Seluruh anggota tim jadi kelabakan kan?
So, konsisten di sini berarti kita harus menunjukkan kualitas kinerja yang sama bagusnya setiap saat. Tugas berat pastinya ya? Tapi, demi mendapatkan promosi jabatan, kita pasti bisa mengusahakannya.
Saat kelima hal di atas telah dikembangkan menjadi kebiasaan kita setiap kali mengerjakan tugas di kantor, maka siap-siap saja deh menerima surat keputusan untuk promosi jabatan.
Tapi ingat, kita tidak hanya selesai sampai di sini saja lo. Bakalan masih panjang jalan yang mesti ditempuh demi jenjang karier yang baik. Jangan lupa, untuk juga mengembangkan soft skill yang bisa mendukung kinerja kita di kantor. Misalnya saja, lengkapi diri dengan berbagai kursus atau training yang bisa membuat wawasan dan pengetahuan bertambah.
Untuk training keuangan, Anda bisa mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Usia Produktif Perempuan Itu Pendek – Benarkah? 5 Hal Ini Bisa Menjawabnya
Entah bisa disebut sebagai tradisi ataukah mindset, tapi kecenderungan ini banyak terjadi di Indonesia. Perempuan akan berhenti berkarier begitu mereka menikah atau melahirkan, sehingga bisa dibilang, usia produktif perempuan hanya sebatas itu saja. Pendek.
Sebagian perempuan mampu kembali bekerja lagi setelah anak-anaknya bisa ditinggal, sebagian lagi memilih berusaha membangun bisnis sendiri, atau bekerja dari rumah. Namun, banyak pula yang memang total berhenti bekerja dan memilih fokus mengurus keluarganya.
Meski hal tersebut bisa kita lihat di sekeliling, namun pola pandang yang melihat bahwa perempuan tidak bisa menjanjikan karier yang panjang jika sudah berkeluarga ini perlu digali dan dievaluasi lebih jauh.
Apakah memang semua perempuan begitu? Atau bisa saja hal ini terlihat lantaran kita hidup di tengah orang sekitar yang kebetulan tidak menaruh minat tinggi pada karier dan tak peduli pada passion, sehingga punya usia produktif yang relatif pendek.
Jadi, jika kita adalah seorang perempuan dan berstatus karyawan serta kini sedang meniti karier puncak namun sebentar lagi menikah atau melahirkan, sebelum memutuskan resign (dan mungkin memilih bekerja dari rumah), ada baiknya mempertimbangkan beberapa hal berikut.
Sebelum memutuskan untuk mengakhiri usia produktif kita lantaran menikah atau melahirkan, lakukan 5 hal berikut dulu
1. Cari role model
Kumpulkan data sebanyak-banyaknya, mengenai berapa banyak perempuan yang “survive” untuk mempertahankan karier di bidang yang sedang digeluti saat ini. Akan lebih bagus, mereka yang menggeluti bidang yang sama dengan kita, dengan posisi jabatan yang sama pula.
Terutama perempuan-perempuan yang bisa mencetak karya-karya luar biasa, terlepas dari segala macam rintangan dan kesulitan yang mereka temui di sepanjang usia produktif mereka.
Mereka yang survive, mereka yang bisa mencetak prestasi mengagumkan, mereka yang terus berdedikasi dalam karyanya dalam kondisi up and down kehidupan, adalah bukti bahwa perempuan juga bisa punya passion tinggi di bidang yang ditekuninya. Dengan demikian, mereka bisa tetap tegar dan kreatif, serta selalu bisa menemukan solusi atas segala permasalahan yang mungkin menghambatnya dalam meniti karier.
Bukalah wawasan kita dengan banyak-banyak berdiskusi dan melakukan konsultasi dengan mereka, para senior tersebut.
2. Jangan berhenti saat berada di fase pause button
Ya, kondisi saat kita berhenti bekerja dan kemudian fokus memilih mengurus keluarga ini sering disebut dengan pause button. Dan, kita tak sendirian kok, bahkan Ligwina Hananto–lead trainer QM Financial–pun juga pernah melewati fase ini.
Perempuan-perempuan yang ditantang usia produktif pendek dan harus menghadapi dilema seperti ini harus benar-benar mengevaluasi diri sendiri dan juga situasi yang melingkupinya.
Coba lihat dan pikirkan, adakah bidang lain yang sesuai dengan minat dan passion? Jika ada, buatlah perencanaan dengan saksama jika memang terpaksa harus menjalani fase pause button ini. Sebisa mungkin, jangan biarkan usia produktif kita memendek begitu saja dengan sia-sia. Berhenti bekerja oke saja, tapi jangan berhenti mengasah diri sendiri.
Antara lain, apakah dari penghasilan saat ini, kita bisa menabung untuk kuliah lagi atau mengambil kursus sesuai minat dan passion?
3. Mencari alternatif penghasilan lain
Memang saat kita berada dalam pause button, keseharian kita mungkin akan melulu seputar mengurus anak dan suami. Namun, sebenarnya bisa lebih dari itu, jika memang kita mau berusaha.
Selagi tidak berstatus karyawan, sebaiknya pertimbangkan kemungkinan adanya sumber finansial lain agar kita tetap bisa mempunyai penghasilan sendiri.
Mengapa harus mempunyai penghasilan sendiri? Supaya keluarga kita tak hanya bergantung pada satu pemberi nafkah saja. Bahkan kalau perlu, kita harus belajar investasi, agar meski dalam fase pause button, kita akan tetap bisa berperan dalam pencapaian tujuan keuangan keluarga.
4. Tanyakan pada diri sendiri, “Benarkah ini passion saya?”
Ada juga orang yang memilih resign dan berhenti bekerja dengan alasan pekerjaan yang digeluti sekarang bukanlah passion mereka. Jika kita punya pemikiran seperti ini, sebelum akhirnya benar-benar resign, coba tanyakan dulu pada diri sendiri, apakah benar karena tak sesuai passion ataukah sekadar bosan karena merasa monoton?
Kita harus bisa membedakan mana saja yang kurang tantangan dengan sekadar punya sikap yang kurang tekun dan tangguh. Bedakan pula mana yang berorientasi pada solusi, dan manakah yang berorientasi pada halangan tanpa mau memikirkan solusi.
Pertimbangan-pertimbangan tersebut bisa memengaruhi keputusan kita pada akhirnya. Jangan biarkan emosi sesaat yang memutuskan, alih-alih pikiran yang jernihlah yang seharusnya dilibatkan.
5. Rencanakan strategi
Setelah melalui beberapa pertimbangan yang sudah dipikirkan matang-matang, mungkin kita memutuskan untuk tetap bekerja. Apa pun bidang kerjanya, kita juga perlu mempertimbangkan, dengan kondisi telah berkeluarga nanti, kita akan tetap membutuhkan penyesuaian dan strategi bila ingin survive dan terus berkarya sambil menjaga keharmonisan keluarga.
Bukan perkara mudah, memang.
Jangan berhenti bereksplorasi sampai kita lebih paham mengenai passion dan bisa meniti karier secara lebih matang.
Pada akhirnya, kita harus ingat, if you believe that you can do it, you will.
Jika tak ingin terjebak pada mindset bahwa usia produktif perempuan itu pendek, maka jangan pernah mensugesti diri dengan kalimat ini. Lingkungan bisa saja menjadi pengaruh, tapi semua tetap kembali pada diri sendiri.
Percayalah, saat semakin banyak masalah dan rintangan yang harus dicari solusi, maka saat itu pulalah kita semakin kreatif dan produktif.
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru yang sesuai kebutuhan.