Gaji Kecil tapi Benefit Banyak vs Gaji Besar tapi Minim Fasilitas: Mana yang Lebih Baik?
Sebenarnya antara gaji kecil dengan banyak benefit atau gaji besar itu enggak bisa dipilih. Masing-masing punya plus minus yang seharusnya disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Kadang ya, gaji kecil lebih baik daripada enggak sama sekali. Tapi di waktu lain, gaji besar tentu akan lebih oke, daripada gaji kecil.
Pilihan tersebut sama sekali enggak sesederhana itu. Fasilitas tambahan seperti asuransi, tunjangan makan, atau jam kerja fleksibel itu juga penting, karena bisa membuat gaji kecil terasa cukup. Di sisi lain, gaji besar memberi lebih banyak kebebasan dalam mengatur keuangan, tapi ada risiko pengeluaran yang ikut naik.
Sebelum mengambil keputusan, penting untuk memahami mana yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan gaya hidup.
Table of Contents
Pilih Mana: Gaji Kecil atau Gaji Besar?

Ya, kalau tanpa embel-embel apa pun, semua orang pasti dengan segera memilih gaji besar. Namun, kita kudu sadar, bahwa setiap pilihan punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Ada yang lebih nyaman dengan gaji tinggi meskipun tanpa tunjangan tambahan. Ada juga yang lebih memilih gaji lebih kecil tapi dengan fasilitas yang bisa menghemat banyak biaya. Ya paling syukur sih kalau gaji besar, plus beragam fasilitas. Siapa sih yang bisa menolak?
Tapi, ya semua kembali pada apa yang dianggap lebih penting, apakah angka di slip gaji atau manfaat yang bisa dinikmati setiap bulan. Untuk menentukan mana yang lebih menguntungkan, perlu melihat lebih dalam bagaimana setiap pilihan berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Mari kita lihat.

Gaji Kecil dengan Banyak Benefit
1. Keamanan Finansial Tambahan
Gaji kecil bisa terasa lebih besar jika perusahaan menanggung banyak kebutuhan. Asuransi kesehatan bisa mengurangi biaya rumah sakit yang kadang mahal. Tunjangan makan dan transportasi bisa menghemat pengeluaran harian.
Ada juga yang memberi bonus tahunan atau tunjangan lainnya yang membantu menutupi biaya hidup. Dengan semua fasilitas ini, gaji kecil bisa terasa cukup selama pengeluaran tetap terkontrol.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
2. Work-Life Balance
Perusahaan yang menawarkan banyak benefit umumnya lebih peduli dengan kesejahteraan karyawan.
Ada yang menawarkan jam kerja fleksibel untuk memberi waktu lebih bagi keluarga atau kegiatan pribadi. Cuti yang lebih panjang memungkinkan istirahat lebih baik tanpa kehilangan penghasilan. Lingkungan kerja yang nyaman juga bisa mengurangi stres dan meningkatkan produktivitas.
Jika kamu adalah tipe orang yang percaya bahwa keseimbangan hidup lebih penting daripada angka di slip gaji, pilihan ini bisa lebih menarik.
3. Pengembangan Karier
Beberapa perusahaan menyediakan pelatihan gratis, kursus online, atau subsidi pendidikan. Ini membantu meningkatkan keterampilan tanpa perlu keluar biaya sendiri.
Ada juga program mentoring atau kesempatan rotasi kerja untuk menambah pengalaman. Dengan modal ini, peluang naik jabatan atau pindah ke pekerjaan yang lebih baik bisa lebih terbuka. Jika ingin terus belajar dan berkembang, benefit ini bisa lebih berharga daripada gaji besar tanpa dukungan karier.
4. Kendala Tabungan
Gaji kecil bisa membuat sulit untuk menabung dalam jumlah besar. Meski banyak benefit membantu mengurangi pengeluaran, tetap ada kebutuhan yang harus ditanggung sendiri.
Jika ada keperluan mendadak atau ingin berinvestasi, dana yang tersedia mungkin terbatas. Gaya hidup juga harus lebih disiplin agar keuangan tetap stabil. Jika tujuan finansial butuh dana besar dalam waktu cepat, gaji kecil bisa jadi hambatan.

Gaji Besar dengan Minim Fasilitas
1. Kendali Finansial Lebih Besar
Gaji besar memberi kebebasan lebih dalam mengatur keuangan. Bisa memilih sendiri asuransi kesehatan dengan cakupan yang lebih luas sesuai kebutuhan. Biaya transportasi, makan, atau tunjangan lainnya bisa dikelola sesuai prioritas pribadi.
Jika ingin investasi atau menabung lebih banyak, penghasilan yang lebih besar memudahkan perencanaan. Namun, tanpa fasilitas tambahan dari perusahaan, semua biaya ini harus ditanggung sendiri.
2. Potensi Tabungan Lebih Tinggi
Dengan gaji besar, lebih mudah menyisihkan uang untuk tabungan atau investasi. Bisa lebih cepat mengumpulkan dana untuk membeli rumah, kendaraan, atau modal usaha.
Jika dikelola dengan baik, keuangan lebih aman dan rencana pensiun bisa tercapai lebih cepat. Gaya hidup juga bisa lebih fleksibel tanpa harus terlalu ketat mengatur pengeluaran.
Namun, jika tidak hati-hati, penghasilan besar bisa habis tanpa terasa karena meningkatnya kebutuhan atau gaya hidup, alias lifestyle inflation.
3. Status dan Mobilitas Karier
Gaji tinggi sering dikaitkan dengan posisi lebih tinggi dalam perusahaan. Biasanya tanggung jawab lebih besar, tapi peluang untuk naik jabatan juga lebih terbuka.
Pekerjaan dengan gaji besar sering memberikan pengalaman yang bisa meningkatkan nilai di pasar kerja. Jika ingin pindah ke perusahaan lain, tawaran kerja dengan bayaran lebih tinggi juga lebih mungkin didapat.
Namun, tekanan dan beban kerja bisa lebih tinggi dibanding pekerjaan dengan gaji kecil yang punya banyak fasilitas.
4. Beban Pengeluaran Lebih Besar
Tanpa fasilitas dari perusahaan, banyak kebutuhan harus dibiayai sendiri. Asuransi kesehatan bisa jadi mahal jika tidak ditanggung kantor. Biaya transportasi, makan, dan tunjangan lainnya bisa menambah pengeluaran bulanan.
Jika tidak punya perencanaan keuangan yang baik, gaji besar bisa terasa pas-pasan karena biaya hidup yang ikut naik. Penting untuk menghitung semua pengeluaran agar tetap bisa menabung dan mengelola keuangan dengan bijak.
Baca juga: 12 Pekerjaan dengan Gaji Besar di Indonesia yang Banyak Dicari
Gaji kecil dengan banyak benefit atau gaji besar tanpa fasilitas, setiap orang punya preferensi sendiri. Ada yang lebih nyaman dengan kepastian tunjangan, ada juga yang lebih suka mengatur penghasilannya sendiri.
Tidak ada jawaban mutlak mana yang lebih baik, karena setiap pilihan bergantung pada kebutuhan dan prioritas. Yang penting, pahami konsekuensinya dan sesuaikan dengan kondisi keuangan serta gaya hidup. Dengan begitu, keputusan yang diambil bisa memberikan manfaat jangka panjang tanpa penyesalan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Strategi Mengelola Pesangon PHK agar Tidak Cepat Habis
Mendapatkan pesangon PHK bisa jadi momen yang campur aduk. Di satu sisi, ada rasa lega karena punya uang cadangan. Tapi di sisi lain, ada kekhawatiran soal masa depan.
Kalau tidak dikelola dengan baik, uang pesangon PHK ini bisa cepat habis tanpa disadari. Apalagi kalau gaya hidup masih sama seperti saat masih bekerja. Makanya, penting untuk mengatur pesangon dengan strategi yang tepat agar cukup untuk kebutuhan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Table of Contents
Mengelola Pesangon PHK

Jangan sampai pesangon PHK hanya numpang lewat di rekening. Harus ada rencana yang jelas supaya uangnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
So, kamu bisa memulai dari beberapa langkah sederhana seperti mulai dari menyusun anggaran, membatasi pengeluaran, sampai mencari cara untuk menambah pemasukan. Dengan langkah yang tepat, pesangon bisa jadi penyelamat keuangan selama masa transisi, bukan sekadar uang pegangan sementara.
Berikut langkah-langkah mengelola pesangon PHK agar tak cepat habis, dan bisa bermanfaat optimal.
1. Buat Prioritas Pengeluaran
Jangan langsung tergoda belanja. Ingat loh, uang pesangon PHK bukan uang kaget, bukan menang lotere ya. Hitung total pesangon, lalu pisahkan untuk kebutuhan utama seperti makan, sewa, listrik, dan cicilan. Pastikan yang wajib terpenuhi dulu sebelum memikirkan pengeluaran lain.
Setelah kebutuhan utama, sisihkan sebagian ke rekening khusus yang enggak mudah diakses agar tetap aman. Dana ini berguna untuk biaya hidup selama mencari pekerjaan baru atau menghadapi situasi tak terduga, seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, alokasikan dana yang cukup untuk bertahan setidaknya tiga hingga enam bulan ke depan.
Baca juga: Bangkit Setelah Menjadi Korban PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan
2. Gunakan Secara Bertahap
Atur penggunaannya seperti gaji bulanan, misalnya dengan membagi total pesangon untuk beberapa bulan ke depan. Buat anggaran sederhana agar pengeluaran tetap terkontrol dan dana bisa bertahan lebih lama.
Jika perlu, pisahkan uang di rekening berbeda atau gunakan fitur tabungan berjangka biar enggak mudah tergoda menggunakannya untuk hal yang kurang penting. Dengan cara ini, keuangan tetap stabil selama masa transisi sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
3. Kurangi Pengeluaran Tidak Mendesak
Saat menerima pesangon PHK, godaan untuk belanja besar bisa muncul, tapi sebaiknya tahan diri. Hindari membeli barang yang enggak benar-benar dibutuhkan, makan di tempat mahal, atau liburan mewah.
Fokus pada pengeluaran penting agar pesangon bisa bertahan lebih lama. Jika ada sesuatu yang diinginkan, tunda dulu dan pertimbangkan kembali apakah benar-benar perlu.
4. Lunasi atau Restrukturisasi Utang
Jika masih memiliki utang, cek dulu mana yang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online. Lalu, prioritaskan untuk dilunasi lebih dulu, biar nggak jadi beban keuangan.
Kalau pesangonnya nggak cukup untuk melunasi semuanya, cari opsi restrukturisasi. Kamu bisa coba negosiasi cicilan lebih ringan atau perpanjangan tenor agar pembayaran lebih terjangkau. Jangan sampai pesangon habis untuk kebutuhan lain sementara utang terus menumpuk.

5. Cari Penghasilan Tambahan
Jangan hanya mengandalkan pesangon PHK, sekarang juga kamu harus cari cara agar tetap ada pemasukan. Manfaatkan keahlian yang dimiliki, misalnya dengan mencari pekerjaan freelance, membuka jasa kecil-kecilan, atau menjual produk online.
Jika punya keterampilan menulis, desain, atau editing, coba cari proyek di platform freelance. Kalau suka memasak atau punya hobi tertentu, bisa dijadikan bisnis kecil dari rumah.
Selain menambah penghasilan, ini juga bisa jadi peluang karier baru. Yang penting, pilih pekerjaan yang fleksibel dan enggak butuh modal besar.
6. Pertimbangkan Asuransi Kesehatan
Jika sebelumnya asuransi kesehatan ditanggung oleh perusahaan, segera cari alternatif perlindungan setelah terkena PHK. Biaya medis bisa menjadi beban besar kalau enggak ada jaminan kesehatan.
Pertimbangkan untuk membeli asuransi mandiri dengan premi yang sesuai kemampuan atau manfaatkan BPJS Kesehatan sebagai opsi yang lebih terjangkau. Jangan sampai dana pesangon habis hanya karena harus membayar biaya pengobatan yang mendadak. Pilih asuransi dengan cakupan manfaat yang memadai agar tetap terlindungi tanpa membebani keuangan.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Rencana Keuangan
Mengelola pesangon PHK bukan hanya soal membuat anggaran di awal, tapi juga memastikan penggunaannya tetap sesuai rencana. Pantau pengeluaran secara berkala, catat setiap transaksi, dan evaluasi apakah dana masih cukup untuk jangka waktu yang ditargetkan.
Kalau ada pengeluaran tak terduga atau pemasukan tambahan, sesuaikan anggaran agar tetap seimbang. Jika pesangon mulai menipis lebih cepat dari perkiraan, cari cara untuk menghemat atau menambah penghasilan. Fleksibilitas dalam mengatur keuangan akan membantu menghadapi situasi tak terduga tanpa menguras dana lebih cepat dari yang seharusnya.

8. Investasikan Sebagian Dana
Last but not least—dan kalau memang memungkinkan—agar pesangon enggak habis begitu saja, alokasikan sebagian ke investasi yang aman dan mudah dicairkan.
Pilihan seperti deposito atau reksa dana pasar uang bisa menjadi opsi karena risikonya rendah dan dana tetap bisa diakses saat dibutuhkan. Hindari investasi yang terlalu berisiko atau yang mengunci dana dalam jangka panjang, terutama jika belum ada penghasilan tetap.
Mulai dengan nominal kecil, dan pahami instrumennya. Pastikan investasi sesuai dengan kebutuhan keuangan jangka pendek maupun menengah.
Baca juga: 2 Cara Menentukan Besarnya Bonus Karyawan yang Diterima dari Perusahaan
Mengelola pesangon PHK dengan bijak bisa membantu bertahan lebih lama di masa transisi. Jangan terburu-buru menghabiskannya tanpa rencana.
Setiap keputusan keuangan sekarang akan berpengaruh ke kondisi finansial ke depan. Dengan strategi yang tepat, pesangon bisa jadi penyelamat, bukan sekadar uang yang cepat habis. Yang penting, gunakan dengan cermat dan tetap disiplin agar keuangan tetap aman sampai ada sumber penghasilan baru.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis: Peluang Mengurangi Pengeluaran dan Meningkatkan Kesejahteraan
Pemeriksaan kesehatan sering dianggap sepele, padahal bisa menyelamatkan banyak orang dari penyakit serius. Masalahnya, banyak yang malas atau enggan periksa karena alasan biaya. Untungnya, bulan Februari ini akan mulai ada pemeriksaan kesehatan gratis dari pemerintah.
So, pastinya ini kudu dimanfaatkan. Bukan cuma soal kesehatan, tapi hal ini juga cara cerdas buat menghemat pengeluaran. Bener nggak sih?
Pernah nggak sih kamu tiba-tiba harus berobat karena penyakit yang sebenarnya bisa dicegah sejak awal? Biaya rumah sakit, obat, dan perawatan bisa bikin pusing.
Makanya, program ini hadir sebagai solusi. Dengan pemeriksaan rutin, masalah kesehatan bisa dideteksi lebih awal. Kalau ada risiko penyakit, bisa langsung ditangani sebelum jadi parah dan butuh biaya besar.
Table of Contents
Pemeriksaan Kesehatan Gratis Pemerintah: Kenapa Kamu Harus Ikutan

Mulai Februari 2025, pemerintah bakal memberikan fasilitas medical checkup alias pemeriksaan kesehatan gratis buat semua warga saat ulang tahun. Jadi, selain dapat ucapan dan kue, kamu bisa juga sekalian cek kesehatan. Senangnya, hal ini bisa kamu lakukan tanpa keluar uang sepeser pun.
Caranya gampang banget. Pas hari ulang tahun, cukup datang ke puskesmas atau fasilitas kesehatan yang bekerja sama dan bawa KTP. Nanti bakal dapat pemeriksaan kesehatan yang disesuaikan dengan umur.
Misalnya, balita dicek tumbuh kembangnya, remaja diperiksa kadar gula darah dan kesehatan mental, dewasa dipantau tekanan darah, kolesterol, dan obesitas, sementara lansia lebih difokuskan ke kesehatan jantung dan osteoporosis.
Program ini bukan cuma formalitas, tapi benar-benar bisa bantu deteksi penyakit sejak dini. Misalnya, kalau tekanan darah mulai naik, bisa langsung atur pola makan dan olahraga sebelum jadi hipertensi parah. Kalau kolesterol tinggi, bisa segera dikontrol sebelum memicu serangan jantung.
Jadi, nggak perlu tunggu sakit dulu baru periksa. Karena kalau sudah kena penyakit kronis, biaya pengobatan bisa bikin kantong jebol.
Selain manfaat kesehatan, program pemeriksaan kesehatan gratis dari pemerintah yang dimulai Februari 2025 juga memiliki banyak manfaat dari sisi keuangan. Berikut beberapa keuntungan utama yang bisa didapat.
1. Menghemat Biaya Pemeriksaan Kesehatan

Pemeriksaan kesehatan lengkap di rumah sakit atau laboratorium swasta bisa menghabiskan ratusan ribu hingga jutaan rupiah. Biaya ini sering jadi alasan banyak orang menunda medical check-up, padahal kesehatan harus selalu dipantau. Dengan adanya program ini, tes kesehatan bisa dilakukan tanpa biaya, sehingga tidak perlu mengeluarkan uang untuk medical check-up rutin.
Ketika seseorang jatuh sakit, keluarganya juga ikut menanggung biaya pengobatan dan perawatan. Dengan pemeriksaan kesehatan gratis yang membantu deteksi dini, risiko penyakit berat bisa dikurangi, sehingga keluarga tidak harus mengeluarkan biaya besar untuk perawatan dan obat-obatan di kemudian hari.
Selain hemat, pemeriksaan kesehatan gratis ini juga memastikan setiap orang punya akses ke layanan kesehatan yang layak. Banyak penyakit serius bisa dicegah kalau terdeteksi sejak awal. Jadi, daripada menunggu sakit dan keluar biaya besar untuk pengobatan, lebih baik manfaatkan kesempatan ini untuk tetap sehat tanpa harus khawatir soal biaya.
Baca juga: Mengapa Dana Kesehatan Lebih Penting dari yang Kamu Kira
2. Mencegah Pengeluaran Besar untuk Pengobatan
Deteksi dini penyakit membantu mencegah kondisi menjadi lebih serius. Banyak penyakit berkembang tanpa gejala di awal, sehingga sering kali baru disadari saat sudah parah.
Misalnya, jika kadar gula darah atau tekanan darah mulai naik, langkah pencegahan bisa segera dilakukan. Perubahan pola makan, olahraga, atau pengobatan ringan bisa cukup untuk mengendalikan kondisi sebelum menjadi lebih buruk.
Tanpa pemeriksaan rutin, penyakit seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung bisa tak terdeteksi hingga mencapai tahap kronis. Jika sudah parah, biayanya bukan cuma untuk obat, tapi juga bisa mencakup rawat inap, tindakan medis mahal, hingga perawatan jangka panjang.
Dengan deteksi lebih awal, risiko ini bisa ditekan, dan pengeluaran besar untuk pengobatan bisa dihindari.

3. Mengurangi Risiko Kehilangan Penghasilan
Orang yang sering sakit atau terkena penyakit kronis berisiko kehilangan pendapatan karena enggak bisa bekerja secara optimal. Jika kondisi terus memburuk, bukan hanya produktivitas yang terganggu, tapi juga bisa berujung pada kehilangan pekerjaan atau kesulitan mencari nafkah.
Hal ini tentu berdampak besar, terutama bagi pekerja harian atau yang enggak punya asuransi kesehatan yang memadai.
Dengan pemeriksaan rutin, kesehatan lebih terjaga, sehingga produktivitas tetap stabil dan risiko kehilangan pendapatan bisa dikurangi. Tubuh yang sehat membuat seseorang bisa bekerja dengan maksimal, tanpa harus sering izin sakit atau mengeluarkan uang untuk pengobatan yang sebenarnya bisa dicegah sejak awal.
Jadi, menjaga kesehatan bukan hanya soal fisik, tapi juga investasi untuk kestabilan finansial jangka panjang.
Dengan adanya program pemeriksaan kesehatan gratis ini, masyarakat bisa menjaga kesehatan tanpa harus khawatir soal biaya pemeriksaan. Program ini adalah investasi jangka panjang untuk kesehatan dan kestabilan finansial.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Medical checkup atau pemeriksaan kesehatan gratis bukan sekadar program biasa. Ini kesempatan buat tahu kondisi tubuh tanpa harus mikirin biaya. Dengan deteksi dini, penyakit bisa dicegah sebelum jadi lebih serius. Pengeluaran medis juga bisa ditekan, jadi nggak perlu khawatir keluar uang banyak buat berobat.
Jangan sampai malas atau menunda-nunda. Program ini sudah ada, tinggal dimanfaatkan. Sehat itu investasi jangka panjang, bukan cuma buat diri sendiri tapi juga buat masa depan. Lebih baik periksa sekarang daripada menyesal nanti.
Medical checkup sudah. Terus, financial checkup-nya kapan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Dana Kesehatan Lebih Penting dari yang Kamu Kira
Pernah enggak kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Coba cek, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan kalau harus dirawat di rumah sakit? Banyak kan? Apalagi kalau perlu tindakan-tindakan medis tertentu, atau harus pakai ICU, atau dokter spesialis. Karena itu dana kesehatan itu enggak kecil.
Makanya enggak heran, banyak orang yang mendadak miskin ketika ada anggota keluarga—atau dirinya sendiri—harus sakit dan perlu dirawat. Ada yang harus jual rumah, jual sawah, mobil, dan aset lainnya untuk menutup biaya rumah sakit ini. Sedihnya lagi, ada yang sampai utang ke pinjol untuk bayar ongkos rumah sakit.
Yah, namanya sakit, kapan datangnya kita enggak pernah tahu. Memangnya ada orang yang mau sakit? Kita juga enggak bisa menghindarinya kan? Mencegah bisa, tapi kalau sudah datang, ya mau enggak mau, kita hanya bisa berobat.
Table of Contents
Dana Kesehatan Kenapa Harus Ada?

Namanya musibah. Kapan saja bisa tiba-tiba datang. Kalau datang, enggak pakai izin dulu. Kita hanya bisa punya pilihan untuk mempersiapkan diri sebelum musibah datang. Inilah pentingnya dana kesehatan.
Tapi kan, sudah ada asuransi kesehatan? Sudah ada BPJS Kesehatan? Apakah masih perlu punya dana kesehatan lagi?
Ya, meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan, menyiapkan dana kesehatan khusus tetap penting. Berikut alasan-alasannya.
1. Asuransi Memiliki Cakupan Terbatas
Asuransi kesehatan itu punya batasan. Seperti batasan plafon, jenis perawatan yang di-cover, dan berbagai kebijakan lain. Nah, kalau ternyata kita butuh, terus gimana dong?
Ya, di sinilah dana kesehatan tambahan menjadi penting untuk dipakai menutup biaya-biaya yang enggak tercover oleh asuransi tersebut. Dengan begitu, kita enggak perlu ganggu tabungan, atau harus nyairin investasi, bahkan sampai utang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
2. Mengantisipasi Pengeluaran Saat Klaim Ditolak atau Dibatasi
Ya namanya asuransi, ada peluang klaim ditolak. Atau bisa juga dibatasi, karena klaim memang ada syarat dan ketentuannya. Seperti misalnya ada kondisi pre-existing atau ketentuan lainnya.
Kalau ditolak, ya mau enggak mau, kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Kalau dana kesehatan sudah siap, pastinya enggak bikin kita kelabakan. Enggak harus mencairkan investasi, enggak harus utang juga.

3. Menutupi Biaya Self-Payment atau Co-Payment
Kadang juga ada asuransi kesehatan tertentu yang menerapkan sistem self-payment atau co-payment, yang membuat sebagian biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Artinya, meskipun asuransi menanggung sebagian besar biaya, masih ada porsi pengeluaran yang perlu dibayar mandiri. Ya uang dari mana kalau bukan dari dana kesehatan kan?
So, memang kudu ada cadangan untuk menutupi pengeluaran tersebut, sehingga perawatan bisa dijalani tanpa tekanan finansial tambahan. Dengan dana tambahan ini, biaya yang tidak di-cover oleh asuransi dapat ditangani tanpa mengganggu anggaran atau tabungan lain.
4. Menghadapi Masa Tunggu Asuransi
Pada banyak produk asuransi kesehatan, terdapat masa tunggu sebelum manfaat perlindungan dapat digunakan, terutama untuk penyakit tertentu atau kondisi pre-existing yang memerlukan waktu sebelum klaim bisa diajukan. Selama masa tunggu ini, jika ada kebutuhan medis yang mendesak, biaya pengobatan harus ditanggung sendiri.
Dengan memiliki dana kesehatan khusus, kebutuhan biaya selama masa tunggu ini dapat terpenuhi. Dana tambahan ini berperan penting untuk menjamin akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, bahkan sebelum manfaat asuransi mulai aktif sepenuhnya.
5. Perlindungan untuk Anggota Keluarga yang Tidak Tercover
Yah, idealnya memang semua anggota keluarga harus tercover asuransi, kayak BPJS Kesehatan. Tapi, mungkin ada kondisi tertentu yang enggak memungkinkan. Misalnya kayak orang tua belum sempa disertakan.
Dalam situasi ini, biaya perawatan ya kudu ditanggung secara mandiri. So, dana ini memberikan jaminan ekstra agar kesehatan seluruh keluarga terjaga, meskipun mereka enggak tercakup dalam perlindungan asuransi formal.

6. Mengurangi Beban Biaya Lain Saat Sakit
Ketika sakit, selain biaya medis, sering muncul pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti transportasi untuk berobat, biaya hidup ekstra selama pemulihan, tambahan nutrisi yang bergizi, hingga hilangnya penghasilan kalau enggak bisa kerja.
Pengeluaran-pengeluaran ini bisa membebani kondisi finansial, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Dengan adanya dana kesehatan khusus, beban biaya tambahan ini dapat ditanggulangi tanpa harus menguras tabungan atau aset lain.
Dana ini berperan sebagai penyangga finansial yang membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga selama masa sakit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan lebih tenang tanpa tekanan biaya tambahan.
Baca juga: Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Dana kesehatan dalam financial planning dapat dianggap sebagai “self-insure,” yaitu perlindungan mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Menyiapkannya secara bertahap dengan mengalokasikan sebagian investasi rutin sangat penting. Tujuan seperti dana liburan atau rumah idaman memang lebih seru, tetapi mikirin dana kesehatan juga penting, karena mampu memberikan ketenangan sekaligus menjaga stabilitas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
Merencanakan keuangan untuk perawatan kesehatan keluarga perlu dilakukan secara cermat. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, kebutuhan kesehatan bisa terpenuhi tanpa membebani kondisi finansial.
Biaya rumah sakit itu besar. Apalagi jika terjadi situasi darurat yang memerlukan penanganan cepat. Biayanya plus plus. Persiapan finansial yang matang dapat menghindarkan keluarga dari risiko saat menghadapi kebutuhan medis mendesak.
Table of Contents
Cara Perencanaan Keuangan untuk Kesehatan Keluarga

Anggaran kesehatan itu enggak cuma biaya rumah sakit saja loh. Tetapi juga memelihara kesehatan rutin dan menjaga kualitas hidup secara keseluruhan.
Melakukan pemeriksaan rutin, cakupan nutrisi yang baik, hingga punya asuransi kesehatan sesuai kebutuhan bisa membantu mengontrol pengeluaran medis sehingga memperingan beban keuangan. Dengan cara perencanaan keuangan yang tepat, stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga meski ada kebutuhan kesehatan yang harus dipenuhi.
So, gimana cara perencanaan keuangan untuk pemeliharaan kesehatan rutin keluarga yang bagus itu? Simak yuk.
1. Buat Anggarannya
Anggarkan biaya kesehatan dengan menyisihkan persentase tetap dari penghasilan bulanan sebagai dana khusus yang hanya digunakan untuk kebutuhan kesehatan. Dana ini mencakup biaya rutin seperti pemeriksaan kesehatan (check-up), pembelian obat-obatan, konsultasi dengan dokter, dan perawatan medis lainnya.
Iya, mulai tahun 2025 konon memang ada gratis medical checkup buat yang lagi ulang tahun dari pemerintah. Tapi, sampai dengan wacana itu direalisasikan, ada baiknya punya anggaran sendiri saja dulu ya.
Mengatur anggaran ini secara konsisten membantu mengantisipasi biaya kesehatan tanpa mengganggu pos keuangan lain, sehingga stabilitas keuangan keluarga tetap terjaga.
2. Miliki Asuransi Kesehatan
Ya, minimal BPJS Kesehatan deh, yang iurannya terjangkau. Cakupan layanan kesehatannya juga lumayan kok, mencakup rawat jalan, rawat inap, hingga tindakan medis tertentu.
Untuk perlindungan lebih optimal, pertimbangkan menambah asuransi kesehatan swasta yang dapat memberikan fasilitas lebih. Kayak akses ke rumah sakit rekanan yang lebih luas, fleksibilitas waktu, dan tambahan manfaat yang enggak selalu tercover oleh BPJS.
Pastikan seluruh anggota keluarga punya BPJS Kesehatan juga ya. Dengan begitu, biaya kesehatan pun enggak menjadi beban besar.
Baca juga: Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini

3. Buat Dana Darurat Khusus Kesehatan
Kalau memang perlu—misalnya ada anggota keluarga yang memang kudu mendapat ekstra perawatan—bikin dana darurat kesehatan secara khusus.
Sebagai tambahan perlindungan, kalau ada dana darurat kesehatan, keluarga kan bisa jadi enggak perlu merogoh pos keuangan lain atau berutang dalam kondisi darurat, sehingga stabilitas keuangan tetap terjaga meski menghadapi risiko kesehatan yang tiba-tiba.
4. Rutin Checkup
Lakukan check-up rutin sebagai langkah pencegahan untuk menjaga kesehatan keluarga. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat membantu mendeteksi berbagai masalah kesehatan sejak dini. Dengan begitu, penanganan dapat dilakukan lebih cepat dan efektif. Kan, biayanya juga jadi lebih ringan ketimbang sudah jadi penyakit serius yang memerlukan pengobatan mahal dan berjangka panjang.
Selain itu, check-up rutin memungkinkan dokter memantau perubahan kondisi kesehatan secara menyeluruh, memberikan saran gaya hidup, serta mengidentifikasi risiko yang mungkin timbul di masa mendatang. Dengan cara ini, biaya kesehatan dapat lebih terkontrol, dan kualitas hidup keluarga tetap terjaga.

5. Investasi pada Kesehatan
Investasikan pada kesehatan dengan mengalokasikan dana khusus untuk mendukung gaya hidup sehat. Perbanyak konsumsi makanan bergizi alih-alih jajan junk food melulu. Jangan kebanyakan subscription film atau musik saja, coba member gym-nya juga dimanfaatkan.
Nutrisi yang baik dan aktivitas fisik teratur enggak hanya meningkatkan daya tahan tubuh, tetapi juga membantu mencegah berbagai penyakit kronis, seperti diabetes, hipertensi, dan penyakit jantung. Tahu kan, perawatan penyakit-penyakit ini tuh gede banget?
Pertimbangkan juga untuk mengikuti kelas atau pelatihan yang mendukung kesehatan mental dan fisik, seperti yoga atau meditasi, yang dapat membantu mengelola stres serta meningkatkan kesejahteraan.
Investasi dalam pola hidup sehat adalah cara perencanaan keuangan yang strategis untuk mengurangi potensi pengeluaran kesehatan di masa depan sekaligus meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Baca juga: Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Nah, gimana? Baiknya sih, cara perencanaan keuangan untuk perawatan kesehatan rutin ini juga harus diatur bareng-bareng dengan kebutuhan keluarga yang lain. Dengan begitu, ketemu prioritasnya dan kamu bisa membagi anggaran dengan proporsional.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Keuangan Adalah Maut kalau Kamu Melakukan 7 Hal Ini!
Ipar yang tidak bisa jaga sikap, bisa jadi ipar adalah maut. Nah, ternyata hal yang sama juga terjadi pada keuangan. Kalau keuangan enggak dikelola dengan benar, bisa jadi keuangan adalah maut juga. Apalagi kalau melibatkan kebiasaan-kebiasaan buruk—yang sebenarnya kamu tahu kalau itu enggak bagus buat kesehatan keuangan—tetapi ya tetep saja dilakukan.
Kayak apa saja tuh?
Table of Contents
Keuangan Adalah Maut, kalau 7 Hal Ini Kamu Lakukan Terus!

1. Hobi Utang tanpa Berhitung
Enggak bosan-bosannya nih mengingatkan kamu, bahwa utang tidak dilarang, tetapi harus diatur supaya enggak membebani keuangan.
Kadang utang memang diperlukan, apalagi kalau utangnya dipakai sebagai “alat pengungkit”. Artinya, kamu harus yakin bahwa di balik utang, ada aset yang bisa diandalkan. Artinya (lagi) utang bukan untuk konsumtif, tetapi untuk tujuan produktif. Dengan berutang, kamu bisa menambah aset.
Selain harus memastikan produktif, kamu juga harus berhitung. Hitung apa? Hitung gimana bayarnya dong. Namanya utang ya harus dibayar, enggak ada cara lain lagi. Jadi, ketika baru mau niat berutang, kamu sudah harus berhitung, mau bayar pakai apa.
Dengan begitu, terhindar dari keuangan adalah maut.
Baca juga: Butuh Dana Cepat, Begini Cara Mengumpulkannya Tanpa Berutang
2. Hobi Belanja di Luar Anggaran
Belanja itu ya penting. Belanja buat kebutuhan dapur dan kebutuhan hidup lainnya. Yang harus dilakukan adalah belanja dengan bijak. Salah satunya adalah dengan membuat anggarannya lebih dulu. Kenapa? Supaya terkontrol dan semua kebutuhan bisa dipenuhi dengan baik.
Keuangan adalah maut kalau sampai terlalu banyak dan sering belanja di luar anggaran. Lapar mata dan impulsif. Belanja sesuai kebutuhan tidak akan mubazir, karena hasil belanja pasti akan terpakai untuk kebutuhan. Tapi, belanja impulsif bisa jadi mubazir, karena semua cuma keinginan belaka. Pasti ada banyak barang yang akhirnya enggak terpakai, karena memang tidak dibutuhkan.
Kalau keseringan, wah, keuangan pasti ambyar.
3. Punya Gaya Hidup Sultan, padahal Gaji UMR
Punya gaji UMR biasanya orang mengeluh karena tidak cukup untuk dipakai memenuhi kebutuhan. Namun, enggak jarang “enggak cukupnya” gaji UMR itu karena gaya hidupnya yang kayak sultan.
Enggak mau menghakimi, tapi seharusnya memang kudu berhitung. Apa yang masuk seharusnya seimbang dengan apa yang keluar. Manusia itu memang banyak mau, tetapi enggak semua bisa dipenuhi. Karena itu ada prioritas. Supaya enggak kejadian keuangan adalah maut, ya harus diseimbangkan.

4. Enggak Punya Dana Darurat
Ada banyak orang yang masih belum punya dana darurat. Bahkan, konon lebih dari 60% anak muda di Indonesia enggak punya dana darurat. Kok bisa? Ya, banyak penyebabnya. Salah satunya terlalu terpapar media sosial, katanya.
Wah, apa jadinya kalau seseorang enggak punya dana darurat? Salah satu akibatnya yang cukup fatal ya terjerat pada utang. Lebih parah lagi, utangnya ke rentenir atau pinjol ilegal. Sudah pasti keuangan adalah maut kalau seperti ini.
So, punyailah dana darurat. Kalau perlu, jadikan sebagai tujuan keuangan. Idealnya mulai dari tiga kali pengeluaran bulanan. Tentu harus lebih besar kalau punya banyak tanggungan. Dengan adanya dana darurat, kamu bisa tenang menjalani hidup kalaupun ada kendala ini dan itu.
5. Enggak Punya Asuransi
Banyak orang meremehkan asuransi, karena katanya, enggak ada gunanya. Iuran terus, tapi enggak terpakai, dan uang enggak bisa kembali.
Padahal ya mindsetnya yang keliru. Asuransi tidak terpakai artinya semua berjalan dengan baik. Seharusnya hal ini bikin kita bersyukur, bukan malah menyalahkan asuransi. Nanti, kalau ada apa-apa, klaim ditolak juga asuransi yang disalahkan. Padahal memang si pemegang polis yang enggak paham.
Fungsi asuransi kurang lebih sama dengan dana darurat; membuat jaring pengaman keuangan untuk hidup kita. Hidup itu selalu dipenuhi risiko. Tinggal bagaimana kita mengelola risiko tersebut, supaya kalaupun jatuh ya enggak sakit-sakit banget.
Jadi, supaya enggak kejadian keuangan adalah maut—enggak punya asuransi jadi kudu bayar biaya perawatan rumah sakit yang besar, misalnya—milikilah asuransi. Minimal yang paling dasar: asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk si pencari nafkah keluarga.
6. Investasi FOMO
Dulu zamannya pandemi, investasi menjadi bahan perbincangan di mana-mana. Semua orang pengin dapat cuan dari investasi, karena terdorong oleh kesulitan ekonomi yang dialami saat harus menjaga jarak. Saat itu, banyak orang FOMO. Namun, akhirnya harus gigit jari karena banyak investasi bodong.
Investasi memang bukan sesuatu yang seharusnya diviralkan. Investasi seharusnya diedukasikan, karena seseorang tidak akan bisa sukses berinvestasi tanpa pemahaman yang baik. Investasi FOMO bisa jadi salah satu bentuk keuangan adalah maut. Pasalnya, bukan mendapatkan hasil yang baik, malah jadi kerugian yang didapat.

7. Main Judol
Judi online seperti halnya judi pada umumnya, akan membuat keuangan adalah maut. Sepertinya sih ini enggak perlu dijelaskan lagi kan?
Baca juga: Judi Online: Mengapa Orang Masih Saja Terjebak?
Nah, gimana nih? Apakah ada di antara kebiasaan di atas yang masih kamu lakukan? Semoga enggak ada ya, supaya enggak ada keuangan adalah maut di kehidupan kamu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Asuransi Jiwa untuk Anak? Memangnya Perlu?
Asuransi jiwa untuk anak? Emang perlu ya?
Topik ini mengemuka seiring ramainya kasus seorang selebriti yang harus kehilangan anaknya karena tenggelam beberapa waktu belakangan. Ada dugaan, bahwa uang pertanggungan asuransi menjadi motif kematian sang buah hati.
Sedih banget sih, baca beritanya. Tanpa bermaksud menyalahkan siapa pun, kehilangan anak pastilah berat sekali. Apalagi kemudian ada dugaan kriminal. Duh, beban seberat apa yang harus ditanggung?
Namun, di tengah rasa prihatin, tiba-tiba kok ya ada saja hal ini itu yang muncul yang menimbulkan pertanyaan lebih jauh. Seperti kali ini, muncul rumor keterkaitan dengan asuransi jiwa.
So, muncullah pertanyaan lanjutan: Apakah anak memang perlu memiliki jenis asuransi ini?
Table of Contents
Tiga Hal yang Membuat Asuransi Jiwa Penting untuk Seseorang

Saat pertanyaan ini dilontarkan pada Mba Emiralda, salah satu financial trainer QM Financial, beliau menjawab, bahwa ada setidaknya tiga hal yang membuat asuransi jiwa itu penting dimiliki oleh seseorang.
1. Asuransi Jiwa untuk yang Punya Penghasilan
Asuransi jiwa menjadi hal yang wajib dimiliki oleh mereka yang memiliki penghasilan, karena konsep utama dari asuransi jiwa itu sendiri adalah proteksi terhadap penghasilan. Tujuannya kalau (amit-amit) ada suatu hal yang tak diinginkan terjadi pada tertanggung sehingga tak bisa lagi mendapatkan penghasilan, maka akan keluar Uang Pertanggungan yang bisa dipakai untuk menggantikan biaya hidup.
Contoh yang paling jelas adalah asuransi jiwa wajib dimiliki oleh seorang ayah yang memiliki peran sebagai tulang punggung utama keluarga. Namun, tak hanya terbatas pada ayah, ibu yang berprofesi dan memiliki tanggung jawab finansial terhadap keluarga juga perlu mempertimbangkan asuransi jiwa.
Asuransi ini akan memberikan jaminan keuangan bagi keluarga, terutama dalam situasi tak terduga yang mungkin memengaruhi kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Dengan demikian, asuransi jiwa tidak hanya memberikan ketenangan pikiran tetapi juga dukungan finansial yang kuat bagi keluarga.
2. Asuransi Jiwa untuk yang Punya Tanggungan
Memiliki asuransi jiwa menjadi sangat penting bagi orang yang bertanggung jawab atas keuangan keluarga atau kerabat. Ambil contoh seperti di atas, untuk seorang ayah yang mengurus kebutuhan sehari-hari keluarga intinya.
Hal ini juga sama pentingnya bagi kamu yang lajang dan punya peran membantu membiayai kehidupan orang tua, saudara kandung, keponakan, dan anggota keluarga lainnya.
Kewajiban ini tidak hanya terbatas pada kebutuhan sehari-hari saja, tetapi juga mencakup tanggungan utang yang tidak terlindungi oleh asuransi kredit.
Asuransi jiwa menawarkan sebuah solusi keuangan yang membantu mengurangi beban finansial ini, memberikan perlindungan dan keamanan bagi keluarga dan kerabat dalam menghadapi masa-masa sulit yang mungkin terjadi secara tiba-tiba.
3. Asuransi Jiwa untuk yang Punya Nilai Ekonomis
Orang yang tidak memiliki penghasilan tetap juga bisa memiliki peran penting dari segi ekonomi dalam keluarga. Sebagai contoh, seperti yang dipaparkan oleh Mba Emiralda, ibu rumah tangga yang tidak mendapat gaji tetap. Tugas dan kontribusinya sangat berarti.
Jika suatu hari ia tidak bisa melakukan perannya, keluarga mungkin perlu mengeluarkan biaya tambahan untuk jasa asisten rumah tangga, sopir, dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa meskipun tidak berpenghasilan, ia memberikan nilai ekonomis yang signifikan.
Memang, gagasan tentang nilai ekonomis seseorang tanpa penghasilan mungkin terdengar tidak umum. Namun, hal ini menegaskan pentingnya memiliki asuransi jiwa. Asuransi ini bisa menjadi jaring pengaman finansial yang penting untuk situasi tak terduga, menjaga kelangsungan hidup ekonomi keluarga.
Nah, jika anak tidak masuk tiga-tiganya di atas, maka sebenarnya anak tidak perlu dibuatkan asuransi jiwa.
Lalu, asuransi apa yang diperlukan anak?
Asuransi yang Diperlukan Anak

Asuransi yang diperlukan anak—bahkan juga termasuk bayi—hanya satu saja, yaitu asuransi kesehatan.
Setiap anak memerlukan perlindungan asuransi kesehatan, termasuk bayi yang baru lahir.
Perlindungan ini sangat penting untuk menjamin mereka mendapatkan perawatan kesehatan yang memadai sejak dini. Asuransi kesehatan membantu keluarga mengatasi biaya medis yang mungkin timbul akibat penyakit atau kecelakaan.
Dengan memiliki asuransi kesehatan, keluarga dapat lebih tenang dalam menghadapi situasi darurat medis tanpa harus khawatir tentang kemampuan finansial mereka. Ini merupakan langkah preventif yang membantu menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak, memastikan mereka memiliki akses ke layanan kesehatan yang berkualitas kapan pun diperlukan.
Asuransi kesehatan yang wajib dimiliki tidak harus asuransi kesehatan swasta berpremi mahal. Minimal BPJS Kesehatan sudah sangat memadai untuk menjadi proteksi.
Kesimpulannya Apa nih?

Jadi, sampai di sini, kita bisa berkesimpulan, bahwa asuransi jiwa untuk anak mungkin tidak menjadi kebutuhan utama, mengingat anak-anak biasanya tidak masuk dalam kategori yang memiliki penghasilan, tanggungan, atau nilai ekonomis secara langsung.
Sebaliknya, asuransi kesehatan menjadi prioritas utama yang harus dimiliki oleh setiap anak, termasuk bayi. Asuransi ini berperan penting dalam menjamin ketersediaan perawatan medis yang diperlukan, sehingga membantu keluarga menghadapi situasi darurat kesehatan tanpa beban finansial yang berat.
Oleh karena itu, langkah awal yang bijak adalah memastikan setiap anggota keluarga, terutama anak-anak, terlindungi dengan asuransi kesehatan yang memadai. Ini adalah investasi dalam kesehatan dan masa depan mereka, memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan terbaik untuk tumbuh sehat dan kuat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Mitos tentang Belajar Finansial untuk Pemula
Memulai belajar finansial untuk pemula memang bisa terasa menakutkan. Banyak orang beranggapan bahwa memahami dunia keuangan membutuhkan bakat khusus atau akses eksklusif ke informasi tertentu.
Mitos ini, sayangnya, mendorong banyak orang menjauh dari upaya meningkatkan literasi keuangannya. Padahal, dengan pemahaman yang benar, setiap langkah kecil dalam mempelajari dasar-dasar keuangan dapat berdampak besar pada kestabilan dan kemakmuran finansial di masa depan.
So, mari kita bahas beberapa mitos yang sering menghalangi dan menghambat orang dalam memulai perjalanan finansialnya. Ya, barangkali termasuk kamu juga. Tujuannya jelas, untuk menghilangkan intimidasi tentang belajar finansial untuk pemula, dan menunjukkan bahwa belajar tentang keuangan adalah akses terbuka untuk semua. Seperti tagline-nya QM Financial, belajar finansial bareng semua.
Table of Contents
Mitos seputar Belajar Finansial untuk Pemula yang Perlu Diempaskan

So, kalau kamu masih percaya dengan mitos-mitos tentang belajar finansial ini, maka sekarang saatnya kamu empaskan saja.
1. Butuh Uang Banyak untuk Mulai Investasi
Belajar finansial untuk pemula sering kali terhambat oleh anggapan bahwa memulai investasi memerlukan banyak uang.
Nyatanya, perkembangan teknologi dan munculnya berbagai platform investasi telah mengubah pandangan ini. Sekarang, dengan hanya sejumlah uang yang relatif kecil, siapa pun bisa memulai. Bahkan dari Rp10.000 saja loh.
Berbagai instrumen investasi dirancang khusus untuk memudahkan pemula. Misalnya, ada reksa dana yang memungkinkan investasi dengan modal awal yang sangat terjangkau. Dengan begitu, terbuka pintu bagi lebih banyak orang untuk tumbuh finansial tanpa harus menunggu sampai punya banyak uang.
2. “Apanya yang Diatur? Duitnya Aja Nggak Ada!”
Banyak orang enggan belajar finansial untuk pemula, dan malah bilang, “Apanya yang diatur? Duitnya aja nggak ada.”
Padahal, ya justru ketika masih sedikit, uang harus mulai diatur. Jangan-jangan, duitnya enggak ada karena memang enggak pernah diatur? Jadi enggak tahu, ke mana saja uangnya pergi.
Pengetahuan finansial adalah kebutuhan yang berlaku universal, enggak peduli seberapa tebal dompet seseorang. Semua orang berhak dan perlu mengerti cara mengelola keuangan dengan baik, bahkan (atau apalagi) jika saat ini merasa tidak memiliki cukup uang.
Literasi keuangan adalah alat penting dalam membangun fondasi ekonomi yang kuat, terlepas dari jumlah uang yang dimiliki saat memulai.

3. Terlalu Rumit untuk Dipelajari
Belajar finansial untuk pemula kerap kali dianggap sebagai hal yang terlalu rumit. Namun, kenyataannya berbeda.
Banyak sumber daya yang tersedia, baik online maupun offline, yang menyajikan materi keuangan dengan cara yang mudah dimengerti. Dari buku-buku yang ditulis untuk pemula hingga kursus online yang interaktif, semuanya dirancang untuk memecahkan konsep-konsep keuangan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dicerna.
Di QM Financial, kamu bisa mengakses banyak sekali format belajar finansial. Mulai dari artikel-artikel yang ada di website ini, video-video di kanal YouTube, podcast di Spotify, sampai e-book juga ada loh!
Untuk memulai, cukup fokus pada dasar-dasar keuangan seperti pengelolaan anggaran, pentingnya menabung, dan dasar-dasar investasi. Akan lebih baik lagi, jika kamu mulai dengan belajar Blueprint of Your Money.
Dengan mengambil langkah kecil, belajar finansial enggak lagi terasa sebagai beban, melainkan sebagai perjalanan menarik menuju kemandirian dan kebebasan finansial. Tip praktis seperti mengatur pengeluaran harian atau menentukan tujuan keuangan jangka pendek dapat menjadi titik awal yang baik untuk membangun kebiasaan finansial yang sehat.
4. Saham Itu Judi
Banyak orang yang menganggap bahwa pasar saham sama dengan judi. Persepsi ini enggak tepat, apalagi kalau kemudian membuatmu terhambat dalam belajar finansial untuk pemula.
Ada perbedaan mendasar antara berinvestasi di pasar saham dan berjudi. Investasi dilakukan berdasarkan pada penelitian, analisis, dan strategi jangka panjang yang bertujuan untuk pertumbuhan modal di masa depan. Sebaliknya, judi bergantung pada keberuntungan dan peluang instan tanpa dasar analisis yang kuat.
Untuk bisa berinvestasi di pasar saham, kita harus paham tentang nilai perusahaan, kondisi ekonomi, dan faktor lain yang memengaruhi harga saham. So, harus dilakukan riset dengan saksama dan punya strategi investasi jangka panjang.
Berinvestasi di pasar saham bisa menjadi sarana efektif untuk membangun kekayaan. Hal yang sangat berbeda dengan judi.

5. Masih Muda Enggak Butuh Asuransi
Kan, masih sehat! Gitu katanya.
Padahal, memiliki asuransi sejak dini justru merupakan langkah strategis dalam belajar finansial untuk pemula. Dengan memiliki asuransi sesuai kebutuhan, risiko keuangan bisa dikelola dan melindungi dirimu dari kejadian tak terduga yang bisa mengganggu stabilitas finansial.
Asuransi kesehatan adalah asuransi yang wajib dimiliki terlebih dulu. Baru kemudian, jika kamu merupakan orang yang menjadi andalan banyak jiwa untuk bergantung hidup, kamu akan butuh asuransi jiwa.
Memiliki asuransi sejak usia muda bukanlah pemborosan, melainkan investasi dalam merencanakan masa depan yang lebih aman dan stabil. Asuransi itu penting sebagai bagian dari strategi keuangan yang komprehensif, bukan sekadar opsi tambahan.
Mematahkan mitos seputar belajar finansial untuk pemula membutuhkan pengertian yang benar tentang keuangan.
Dengan mengatasi kesalahpahaman ini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih jelas dan terjangkau. Mulai dari investasi dengan modal kecil hingga pentingnya asuransi bagi semua usia, langkah-langkah praktis ini membuka pintu untuk siapa saja yang ingin memperkuat dasar keuangannya.
Meluangkan waktu untuk belajar dan menerapkan prinsip-prinsip finansial yang sehat adalah investasi terbaik untuk masa depan. Bukan cuma tentang uang, tetapi juga tentang menciptakan kehidupan yang lebih aman dan berkualitas.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Program Hamil dengan Bijak: Tip Menyimpan Uang untuk Calon Ibu
Memulai program hamil adalah langkah besar bagi setiap pasangan yang sudah siap. Proses ini bisa dibilang penuh dengan harapan dan seharusnya penuh juga dengan perencanaan.
Bukan hanya tentang kesehatan fisik dan mental, tetapi juga persiapan finansial yang matang. Karena itu, memahami dan mengelola biaya yang terkait enggak cuma akan membantu mengurangi stres, tetapi juga memastikan proses program hamil bisa berjalan dengan lancar. Dan, menyenangkan tentu saja.
So, menyisihkan uang demi masa depan, terutama untuk anak, adalah keputusan yang bijak. Dengan strategi yang tepat, pasangan suami istri yang siap promil akan dapat menghadapi tantangan—terutama dari sisi finansial, dengan lebih baik.
Untuk itu, tahu apa saja komponen biaya program hamil akan sangat penting.
Table of Contents
Komponen dalam Biaya Program Hamil

Komponen biaya dalam program hamil cukup beragam dan bisa meliputi berbagai aspek. Sebut saja mulai dari persiapan sebelum kehamilan, biaya selama kehamilan, hingga persalinan dan setelahnya.
Iya, memang sepanjang itu.
Ya, kalau mau dirincikan, kurang lebih seperti ini.
1. Persiapan Pra-Kehamilan
Terdiri atas:
- Biaya konsultasi dengan dokter kandungan atau spesialis fertilitas untuk memastikan kesehatan optimal sebelum hamil.
- Tes Kesehatan, termasuk tes darah, tes penyakit menular seksual, dan pemeriksaan kesehatan lain yang diperlukan sebelum hamil.
- Vitamin dan suplemen, misalnya seperti asam folat, yang penting untuk mencegah cacat lahir.
2. Biaya Selama Kehamilan
Terdiri atas:
- Biaya kunjungan dokter rutin untuk pemeriksaan kehamilan, termasuk biaya ultrasound jika dirujuk.
- Tes Medis, termasuk skrining genetik, tes toleransi glukosa, dan pemeriksaan lain sesuai rekomendasi dokter.
- Kelas persiapan kelahiran jika diperlukan, misalnya kelas lamaze atau prenatal yoga.
- Biaya tambahan untuk memastikan nutrisi yang cukup selama kehamilan, termasuk makanan sehat dan suplemen tambahan.
3. Biaya Persalinan
Terdiri atas:
- Biaya rumah sakit atau klinik, di dalamnya ada biaya kamar, tindakan medis, obat-obatan, dan layanan lain saat persalinan.
- Biaya dokter dan bidan, termasuk jasa dokter kandungan, dokter anak, dan bidan. Kalau misalnya ternyata harus SC, ada juga dokter anestesi, dan tenaga medis lainnya.
4. Pasca Persalinan
Terdiri atas:
- Perawatan pasca persalinan, misalnya harus kontrol dokter, atau konsultasi laktasi jika diperlukan.
- Perawatan bayi, seperti adanya biaya untuk vaksinasi awal, pemeriksaan kesehatan bayi, dan perlengkapan bayi awal.
5. Pengeluaran Tak Terduga
Biaya ini memang tak selalu dikeluarkan, tetapi akan baik sekali jika kamu siapkan, misalnya jika ada komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Juga jika bayi ada kondisi khusus, maka akan ada perawatan neonatal intensif.
Menyiapkan Anggaran Program Hamil

Nah, ternyata banyak. Iya, lalu apakah sekarang jadi memikirkan untuk alternatif childfree? Ya, semua kembali ke masing-masing pasangan sih.
Yang pasti, punya anak adalah anugerah. Jika memang diniatkan untuk program hamil dan memiliki keturunan, ya ayo maju terus, dan siapkan finansialnya.
1. Evaluasi Keuangan Saat Ini
Mulailah dengan mengevaluasi situasi keuanganmu saat ini. So, coba cek pendapatan bulanan, pengeluaran, utang, dan tabungan, baik milikmu dan pasangan. Memahami posisi keuangan kamu saat ini akan memberikan dasar yang baik untuk perencanaan ke depan.
2. Estimasi Biaya Kehamilan dan Persalinan
Lakukan riset atau konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan estimasi biaya kehamilan dan persalinan. Termasuk di dalamnya biaya dokter, ultrasound, tes medis, dan persalinan itu sendiri.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan juga biaya pasca persalinan, seperti perawatan bayi dan kebutuhan lainnya.
3. Buat Anggaran Terpisah untuk Kehamilan
Buat anggaran khusus untuk semua biaya yang terkait dengan kehamilan. Pisahkan dari anggaran rutin kamu selama ini, untuk memudahkan pengelolaan dan pemantauan pengeluaran. Kalau perlu, buat rekening terpisah agar lebih mudah memonitornya.
4. Atur Pengeluaran
Tentukan apa yang benar-benar penting dan apa yang bisa ditunda atau dihilangkan. Fokus pada kebutuhan dasar terkait kehamilan dan kesehatan ibu, serta bayi yang akan lahir.
Cari cara untuk menghemat, seperti memilih paket kehamilan dari rumah sakit yang terjangkau, membeli perlengkapan bayi bekas yang masih berkualitas, atau mengikuti kelas persiapan kelahiran online yang mungkin saja lebih murah.

5. Siapkan Dana Darurat
Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti komplikasi kehamilan atau kebutuhan medis tak terduga. Dana darurat ini harus terpisah dari tabungan kehamilan.
6. Manfaatkan Asuransi Kesehatan
Nah, kalau memang sudah punya asuransi kesehatan yang mencakup biaya kehamilan dan persalinan, ya tak perlu ragu untuk memanfaatkannya. Cek polis asuransi kesehatan kamu, dan pastikan biaya ini tercover.
Kalau kamu punya BPJS Kesehatan—dan kondisi kesehatanmu baik—enggak ada salahnya kok dipakai. Kalau bisa di-cover, bisa menghemat banyak biaya lo!
7. Mulai Menabung Sejak Dini
Semakin cepat kamu mulai menabung untuk program hamil, semakin baik. Dengan begitu, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan keuangan dan mengurangi beban finansial.
Ingat, bahwa biaya tidak berhenti setelah bayi lahir. Pertimbangkan juga biaya jangka panjang seperti perawatan anak, pendidikan, dan asuransi kesehatan untuk anggota keluarga baru.
Nah, gimana? Setelah melakukan cek finansial, pastinya sudah siap sekarang untuk melanjutkan program hamil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Semua Orang akan Jadi Sandwich Generation pada Waktunya: Apa yang Harus Disiapkan?
Apa? Setiap orang akan jadi sandwich generation pada waktunya? Kok serem?
Nah, itu dia yang masih belum banyak disadari oleh setiap orang yang punya orang tua. Isu menjadi sandwich generation ini sebenarnya dimiliki oleh setiap orang—bukan privilege kelompok tertentu saja. Jadi tenang, karena kamu banyak temannya.
Table of Contents
Sandwich Generation = Problematika Sejuta Umat
Sudah nonton video YouTube QM Financial yang ini?
Dalam video tersebut, lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, menyebutkan bahwa setiap orang akan menjadi sandwich generation pada waktunya.
Hal ini enggak salah, atau sekadar menakut-nakuti loh. Ini adalah fakta yang terjadi pada setiap orang yang masih punya orang tua. Akar masalahnya simpel: Ketika orang tua kita bertambah usia, ya masa mau dibiarkan hidup sendiri? Usia 80-an tahun ke atas, umumnya orang akan membutuhkan bantuan untuk melakukan aktivitas tertentu. Jadi, kayak balik lagi ke balita.
Budaya kita yang selalu gercep untuk saling membantu tidak akan “mengizinkan” seorang anak mengabaikan orang tuanya, di masa tua mereka. Ya, ini sih norma yang umum ya. Ada juga beberapa kasus yang di luar norma ini, yang harus dikaji kasus per kasus, tidak bisa digeneralisasi.
Nah, untuk membantu orang tua kita hidup itu, ya tentu ada biaya. Mau kita sendiri yang urus, atau memercayakan mereka pada orang yang lebih profesional atau ahli, pastinya biaya itu tetap ada.
Di sinilah berlaku bahwa setiap orang akan menjadi sandwich generation pada waktunya.
Strategi Perencanaan Keuangan yang Bisa Diterapkan oleh Semua Sandwich Generation

So, kamu akan butuh strategi perencanaan keuangan, yang bisa diterapkan oleh semua jenis sandwich generation.
Dalam konteks generasi sandwich, perencanaan keuangan dan investasi menjadi landasan penting. Di dalamnya ada pengaturan sumber daya finansial secara bijaksana untuk menjawab kebutuhan jangka panjang. Jadi, apa yang perlu dilakukan?
1. Membuat Anggaran Efektif
Membuat anggaran yang efektif sangat penting, terutama untuk kamu para generasi sandwich.
Jadi kenali kebutuhanmu, termasuk kebutuhan untuk merawat orang tua. Masukkan kebutuhan untuk orang tua ini di dalam anggaran. Buatkan persentase tersendiri sehingga kamu akan lebih mudah mengalokasikannya, dan tidak mengganggu kebutuhan lain yang sama pentingnya.
Anggaran ini harus mencakup enggak hanya untuk pengeluaran sehari-hari tapi juga untuk kebutuhan di masa depan. Jadi jangan lupa untuk mengalokasikannya, pada tabungan atau investasi.
Dengan mengelola keuangan secara bijak, bisa membantu meringankan beban finansial dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi kejutan atau kebutuhan mendadak di masa yang akan datang.
2. Berikan Perlindungan Asuransi Kesehatan untuk Orang Tua
Asuransi kesehatan itu penting, terutama untuk memberikan perlindungan finansial kalau ada yang sakit.
Kalau orang tua belum punya asuransi kesehatan, pastikan kamu membelikannya untuk mereka. BPJS Kesehatan bisa menjadi opsi terbaik. Dengan adanya asuransi kesehatan, perlindungan terhadap risiko biaya kesehatan tak terduga pun terjamin. Apalagi untuk orang tua, biasanya sudah mulai ada masalah kesehatan di sana sini.

3. Buat Rencana Pensiun untuk Diri Sendiri
Perencanaan pensiun bertujuan untuk memastikan stabilitas finansial di masa tua. Ingat, bahwa setiap orang akan menjadi generasi sandwich pada waktunya. Sehingga kita pun harus siap nantinya kalau sudah mulai menua, maka anak-anak kita bisa jadi juga akan menjadi generasi roti isi penerus.
Minimalkan menjadi beban hidup mereka. Seenggaknya, kalau mereka mau berbaik hati dan membalas budi, finansial tidak akan jadi masalah karena kita punya dana pensiun yang memadai.
4. Berkomunikasi dengan Anggota Keluarga Lain
Jika ada anggota keluarga lainnya yang bisa diajak berkomunikasi, bangun diskusi yang sehat dengan mereka. Dengan demikian, semua anggota keluarga dapat berbagi pikiran demi membantu orang tua bersama-sama.
Dengan begitu, beban bisa dibagi dan enggak menumpuk di salah satu anggota keluarga saja. Untungnya sih, umumnya masyarakat kita masih banyak yang percaya dengan kekuatan gotong royong. So, dalam hal mengurus orang tua, semangat ini seharusnya mudah ditemukan.
5. Kelola Stres dan Tekanan Emosional
Mengelola stres dan tekanan emosional saat berada di generasi sandwich memang tidak mudah, tetapi sangat penting untuk kesehatan mental.
Langkah awalnya adalah mengakui bahwa merasa tertekan itu normal dan mencari cara untuk mengatasinya. Kamu bisa mengambil waktu untuk diri sendiri, melakukan aktivitas yang kamu sukai, atau berolahraga untuk mengurangi stres.
Dalam mengelola stres dan tekanan emosional, teknik seperti meditasi, olahraga teratur, dan hobi yang menenangkan dapat sangat membantu.
Sekilas hal ini memang tampak tidak ada hubungannya dengan upaya sandwich generation untuk memenuhi kebutuhannya dan keluarga secara finansial. Tapi jangan salah. Kalau aspek ini terganggu, bukan enggak mungkin, kebutuhan finansial akan terpengaruh.

6. Edukasi untuk Anak-Anak
Pendidikan dan komunikasi memegang peran kunci dalam membentuk dasar keluarga yang kuat.
Mengajarkan anak-anak tentang tanggung jawab dan empati sejak dini membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang pentingnya saling membantu dan memahami perasaan orang lain. Terutama dalam konteks keluarga.
Memang kita harus berupaya supaya tidak menjadikan mereka sebagai generasi sandwich selanjutnya. Namun, memberikan rasa tanggung jawab dan “memiliki” terhadap keluarga, pastinya akan membentuk pribadi mereka secara lebih baik.
Nah, sandwich generation, semoga kamu semua semakin kuat dan berdaya ya, sehingga tak hanya mampu memenuhi kebutuhan sendiri. Kamu juga bisa memenuhi kebutuhan keluargamu dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!