Strawberry Generation dan 7 Masalah Keuangan yang Dihadapi
Beberapa waktu yang lalu, viral sebuah cuitan di platform X dari seorang mahasiswa berusia 21 tahun yang konon terganggu kesehatan mentalnya karena kuliah. Dari cuitan ini, lantas mengemukalah istilah strawberry generation.
Apakah kamu sudah tahu apa arti strawberry generation ini? Atau, apakah kamu termasuk di dalamnya?
Table of Contents
Siapa Itu Strawberry Generation?
Dikutip dari situs DJKN Kemenkeu, istilah generasi strawberry pertama kali muncul di Taiwan untuk menggambarkan generasi yang lahir sekitar tahun 1990-an. Nama ini diberikan karena generasi ini dianggap berkarakter seperti buah stroberi; tampak cantik dari luar tetapi “rapuh” atau mudah “memar” alias enggak tahan banting saat menghadapi tekanan.
Istilah ini sering kali mengacu pada beberapa karakteristik berikut:
- Generasi stroberi tumbuh dalam era kemajuan teknologi, sehingga mereka sangat familier dengan perangkat digital dan internet.
- Banyak dari mereka memiliki pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya.
- Mereka cenderung memiliki harapan yang tinggi terhadap karier dan kehidupan kerja.
- Mereka lebih mengutamakan keseimbangan antara kehidupan pribadi dan pekerjaan.
- Mereka dianggap lebih sensitif terhadap kritik dan kesulitan dibandingkan generasi sebelumnya.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Penyebab Munculnya Strawberry Generation
Prof. Renald Kasali, dalam bukunya Strawberry Generation, menganalisis fenomena strawberry generation ini untuk mencegahnya menjadi seperti tren flexing atau crazy rich palsu. Ada beberapa penyebab mengapa fenomena ini muncul.
Yang pertama adalah self-diagnosis yang terlalu cepat tanpa melibatkan ahli. Generasi muda sekarang sangat cerdas, mampu menyerap informasi dari media sosial dengan cepat. Namun, informasi tersebut sering tidak tepat dan mereka mencoba mencocokkan apa yang terjadi pada diri mereka dengan apa yang mereka baca di media sosial.
Akibatnya, muncul kesimpulan bahwa mereka stres, tertekan, atau bahkan depresi, lalu merasa butuh “healing.” Padahal, istilah yang lebih tepat sering kali adalah “refreshing.”
Penyebab yang lain, masih menurut Prof. Rhenald Kasali, adalah kehidupan sekarang umumnya lebih makmur dibandingkan beberapa dekade lalu. Tumbuh dalam keluarga sejahtera adalah berkah, tetapi ada konsekuensinya. Orang tua dalam keluarga sejahtera cenderung memenuhi semua keinginan anak-anak mereka. Sering kali, mereka menggantikan waktu bersama dengan uang atau barang, padahal perhatian langsung tidak bisa digantikan. Selain itu, orang tua sekarang jarang memberikan konsekuensi atas kesalahan anak-anak mereka.
Kesalahan lain yang dilakukan orang tua adalah menetapkan ekspektasi yang tidak realistis. Anak-anak sering disebut sebagai princess, prince, atau yang paling hebat. Kenyataannya, di luar rumah, mereka akan menghadapi tantangan yang lebih besar dan menemukan orang lain yang lebih pintar.
Akibatnya, mereka lebih mudah kecewa dan tersinggung saat menghadapi kenyataan yang berbeda dari apa yang biasa mereka terima di rumah.
Masalah Keuangan yang Sering Dihadapi Strawberry Generation
Dari beberapa kebiasaan dalam hidup, akhirnya generasi strawberry juga sering menghadapi berbagai masalah keuangan. Penyebabnya juga beragam, terutama karena adanya beberapa faktor unik yang membedakan mereka dari generasi sebelumnya. Berikut adalah beberapa masalah keuangan yang umum dihadapi oleh generasi ini.
1. Gaya Hidup Konsumtif
Generasi ini cenderung lebih konsumtif dan mengutamakan gaya hidup yang lebih mewah, seperti sering makan di luar, traveling, dan membeli barang-barang elektronik terbaru. Terutama sih yang dilakukan atas nama “healing” atau “self reward”. Hal ini bisa menyebabkan pengeluaran yang lebih besar dari pemasukan.
Baca juga: 7 Jebakan Gaya Hidup Kekinian yang Bisa Bikin Jebol Dompet
2. Kurangnya Investasi dan/atau Tabungan
Banyak dari mereka yang enggak memiliki pengetahuan atau kesadaran tentang pentingnya tabungan dan investasi untuk masa depan, sehingga mereka kurang mempersiapkan dana pensiun atau investasi jangka panjang. Ya, gimana mau nabung kan, kalau gaya hidup saja masih konsumtif?
3. Ketergantungan pada Utang Konsumtif
Ya, lagi-lagi persoalan konsumtif. Mungkin ini ada hubungannya dengan kebiasaan generasi ini yang sudah menikmati lebih banyak hal enak dalam hidup, seperti yang dijelaskan oleh Prof. Rhenald Kasali.
Sejak kecil ada yang sudah tahu cara menggunakan kartu kredit, atau paylater. Bebas dipakai, karena pelunasan jadi tanggung jawab orang tua. Padahal, ke depannya, penggunaan kartu kredit dan pinjaman pribadi yang berlebihan dan enggak bijak untuk membiayai gaya hidup bisa menyebabkan masalah utang yang serius.
4. Pasar Kerja yang Kompetitif
Meskipun memiliki pendidikan tinggi, para strawberry generation ini sering menghadapi pasar kerja yang sangat kompetitif dan sulit mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan harapan gaji dan posisi. Padahal, mereka maunya ya bisa mendapatkan work-life balance. Akibatnya, banyak strawberry generation yang enggak bisa segera mandiri secara keuangan.
5. Kurangnya Tabungan Darurat
Banyak dari strawberry generation yang enggak memiliki dana darurat yang memadai, sehingga rentan terhadap kejadian tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau keadaan darurat kesehatan.
6. Kenaikan Biaya Hidup
Biaya hidup yang semakin tinggi, termasuk biaya perumahan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari. Kondisi politik, inflasi, dan banyak faktor lain ikut berperan. Konon, milenial adalah generasi yang sulit punya rumah, strawberry generation kemungkinan juga harus berjuang lebih keras untuk punya rumah di masa depan.
7. Kurangnya Edukasi Keuangan
Banyak dari mereka yang belum sadar bahwa edukasi keuangan itu penting banget. Padahal sebenarnya sumber dayanya mencukupi, karena strawberry generation itu sangat melek teknologi dann informasi. Namun, menjadikan keuangan sebagai hal yang less priority membuat mereka menunnda untuk belajar keuangan. Akibatnya banyak di antara strawberry generation yang enggak memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji Kapan Cair? Ini Cara Biar Kamu Enggak Harus Selalu Nungguin Gajian
Gaji kapan cair? Kalau pertanyaan ini muncul di benak kamu sekali dua kali saja sepanjang karier kamu, itu wajar. Tapi, kalau kamu selalu bertanya-tanya seperti itu setiap bulan, maka sepertinya ada yang salah dengan keuangan kamu.
Pasalnya, kalau itu pertanyaan muncul setiap bulan, berarti kamu hidup paycheck to paycheck. Karena, orang enggak akan bertanya-tanya seperti itu, kalau uang gajinya cukup untuk memenuhi kebutuhan hingga tiba tanggal gajian lagi.
Table of Contents
Gaji Kapan Cair? Hidup Paycheck to Paycheck Itu …
Istilah paycheck to paycheck—yang kemudian membuat pertanyaan gaji kapan cair muncul di setiap bulan—menggambarkan kondisi ketika seorang pekerja yang mengalami kesulitan memenuhi kebutuhannya hingga tiba hari ketika ia menerima gaji lagi.
Orang-orang yang hidup dengan gaji ke gaji biasanya menggunakan sebagian besar pendapatannya untuk membiayai pengeluaran sehari-hari. Kondisi ini juga mengindikasikan bahwa mereka memiliki tabungan yang terbatas atau bahkan tidak memiliki tabungan sama sekali. Akibatnya, risiko finansial akan meningkat jika terjadi pengangguran mendadak atau keadaan darurat finansial lainnya.
Uniknya, fenomena ini tak hanya berlaku bagi masyarakat lapisan bawah. Mereka yang punya gaji dua digit pun bisa saja tak terhindar dari kondisi ini. Penyebabnya beragam, misalnya seperti penurunan di industri terkait atau kesulitan dalam mendapatkan pekerjaan tetap yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Baca juga: Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Kondisi Paycheck to Paycheck yang Semakin Memprihatinkan
Dikutip dari Investopedia, pada April 2024, sekitar 65% penduduk Amerika dilaporkan hidup dari gaji ke gaji, meningkat 7% dibandingkan tahun 2023 berdasarkan polling oleh CNBC dan SurveyMonkey. Sebuah survei dari Zippia menunjukkan bahwa pada September 2022, 63% orang Amerika hidup tanpa simpanan yang memadai, termasuk 40% dari mereka yang berpenghasilan tinggi.
Lalu, bagaimana dengan kondisi di Indonesia?
Situasi serupa terjadi di Indonesia, di mana lonjakan harga pangan dan lapangan kerja yang terbatas membuat kondisi keuangan masyarakat semakin terjepit. Survei Konsumen oleh Bank Indonesia, seperti dibahas di artikel Bloomberg Technoz, menunjukkan bahwa proporsi pengeluaran untuk konsumsi masyarakat Indonesia sedikit menurun, namun proporsi untuk membayar cicilan utang justru meningkat.
Hal ini menurunkan kemampuan masyarakat untuk menabung, dengan penurunan proporsi tabungan dari pendapatan mereka. Mayoritas pendapatan masyarakat saat ini lebih banyak teralokasi untuk membayar cicilan, yang berdampak pada pengurangan kemampuan konsumsi dan menabung.
Alhasil, karena banyaknya cicilan ini, para pekerja Indonesia sering bertanya-tanya kapan gaji cair padahal masih di tengah bulan, dan akhirnya membuat mereka hidup paycheck to paycheck.
Tip biar Gak Nanya Gaji Kapan Cair Melulu Tiap Bulan
Lama-lama capek juga kan, nanya gaji kapan cair melulu setiap bulan? Iyalah, tapi masa cuma capek doang? Yuk, lakukan sesuatu biar pelan-pelan bisa lepas dari kondisi paycheck to paycheck.
1. Review Anggaran
Anggaran itu kan dibuat berdasarkan pendapatan dan kebutuhan. Kalau terjadi perubahan kondisi, seperti kenaikan harga bahan makanan, atau ada kebutuhan ekstra, maka anggaran ini bisa berubah.
Karena itu, pantauan anggaran sangat diperlukan, terutama di hari-hari awal kamu pengin lepas dari kondisi paycheck to paycheck. Cek ke mana saja uang dihabiskan. Di akhir bulan, bandingkan pengeluaran riil dengan yang direncanakan. Nantinya, kamu akan dapat menemukan bagian mana yang perlu perbaikan.
Menggunakan alat bantu seperti aplikasi keuangan dapat mempermudah proses ini, memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana uang dihabiskan setiap bulannya. Dari situ, penyesuaian anggaran dapat dilakukan untuk mengurangi pengeluaran enggak penting dan mengalokasikan lebih banyak ke tabungan atau kebutuhan yang lebih mendesak.
2. Alokasikan Tabungan di Depan
Anggaplah tabungan sebagai salah satu pos pengeluaran, yang kamu alokasikan di depan saat kamu baru saja terima gaji. Dengan demikian, enggak ada lagi nabung dari hasil sisa belanja—karena, tidak akan pernah ada sisa uang belanja. Bikin rekening terpisah untuk tabungan, yang sedikit lebih sulit diakses dibandingkan rekening sehari-hari. Dengan begitu, kamu enggak tergoda untuk menyabotasenya sendiri.
Idealnya, tabungan ini sebesar 10% dari penghasilan. Namun, kalau persentase ini masih berat, kamu bisa menguranginya sesuai kondisi. Ingat, yang penting nabung dulu. Masalah nominal kamu selalu bisa menambahnya seiring waktu.
Langkah ini enggak hanya membantu dalam membentuk kebiasaan menabung, tetapi juga secara bertahap akan membangun dana darurat yang dapat digunakan saat terjadi situasi tidak terduga.
3. Bayar Utang sampai Lunas
Kamu bisa lihat dari data di atas, bahwa utang adalah salah satu faktor penyebab terbesar mengapa kamu selalu bertanya-tanya kapan gaji cair dan akhirnya hidup paycheck to paycheck.
So, kalau punya utang, fokuskan untuk melunasinya secepat yang kamu bisa. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengurangi utang kartu kredit. Salah satunya adalah snowball method, yang memungkinkanmu membayar utang terkecil terlebih dahulu. Strategi lainnya adalah membayar utang dengan bunga terbesar lebih dulu. Alternatif lainnya adalah melakukan konsolidasi utang.
Selanjutnya, tekan utang semaksimal mungkin. Ingat 3 syarat utang sehat setiap kali kamu pengin berutang. Dengan begitu, kamu bisa mengendalikan diri dan akan bisa menabung dengan lebih baik.
Baca juga: Tiga Syarat Utang Sehat
4. Tingkatkan Income
Meningkatkan penghasilan bisa menjadi solusi efektif untuk memperbaiki kondisi keuangan. Hal ini bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti memulai usaha sampingan, meminta kenaikan gaji atau promosi, atau mencari pekerjaan dengan bayaran lebih tinggi. Pendapatan tambahan ini sangat berguna untuk mempercepat pembayaran utang atau meningkatkan jumlah tabungan.
Dengan pendapatan yang lebih besar, ruang gerak dalam mengelola keuangan juga akan lebih luas. Ini membuka peluang untuk lebih cepat bebas dari utang dan, pada akhirnya, memperkuat kestabilan finansial. Berbagai pilihan ini bisa disesuaikan dengan kondisi, kemampuan, dan kesempatan yang ada, sehingga bisa mengambil langkah yang paling sesuai untuk meningkatkan penghasilan secara efektif.
Pertanyaan gaji kapan cair sering kali menghantui pikiran, terutama saat kebutuhan mendesak menanti. Namun, dengan mengelola keuangan secara lebih bijak dan proaktif, ketergantungan pada waktu gajian bisa dikurangi.
Mulailah dengan menyusun anggaran yang realistis, mengidentifikasi pengeluaran yang tidak perlu, dan menjalankan rencana untuk menabung. Ini tidak hanya membantu dalam menghadapi keadaan darurat tanpa stres menunggu gaji, tetapi juga memungkinkan untuk meraih kestabilan finansial jangka panjang.
Dengan demikian, pertanyaan mengenai gaji kapan cair akan menjadi kurang relevan, seiring bertumbuhnya kemandirian finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Uang itu bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Setuju nggak nih? Makanya, kudu direncanakan penggunaannya, karena sumber dayanya terbatas—sementara manfaatnya tak terbatas. So, enggak heran banyak yang bingung, dan akhirnya mencari contoh financial planning pribadi yang paling efektif.
Dengan rencana keuangan yang terstruktur, siapa pun kamu pasti dapat menyiapkan dana yang cukup untuk berbagai tujuan hidup. Termasuk juga di dalamnya adalah dana untuk pensiun, biaya pernikahan, atau pendidikan anak. Perencanaan ini membantu dalam menetapkan prioritas dan mengidentifikasi langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Table of Contents
Memahami Contoh Financial Planning Pribadi
Financial planning pribadi adalah proses mengatur dan merencanakan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan finansial kita di masa depan. Proses ini melibatkan evaluasi sumber pendapatan, aset, pengeluaran, dan tabungan yang dimiliki.
Tujuan financial planning pribadi adalah untuk menciptakan strategi yang efektif dalam pengelolaan uang, sehingga dapat memastikan keamanan finansial di kemudian hari.
Memahami kondisi keuangan pribadi adalah langkah awal dalam financial planning pribadi, atau perencanaan keuangan ini. Proses ini melibatkan evaluasi pengeluaran rutin dan prioritas untuk masa depan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi.
Sebagai contoh, jika berencana membeli sepeda motor, perencanaan keuangan yang baik akan menunjukkan berapa banyak uang yang dapat dialokasikan setiap bulan untuk tujuan tersebut. Selain itu, evaluasi ini akan menentukan apakah lebih baik membeli motor secara kredit atau tunai.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah bagaimana cara membuat rencana keuangan yang baik, dan seperti apa contoh financial planning pribadi yang bagus itu. Nah, coba kita lihat yuk step by stepnya.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Liburan Sekolah
Langkah Financial Planning Pribadi yang Sesuai Kondisi Diri
1. Tujuan Lo Apa?
Menetapkan tujuan keuangan adalah langkah awal yang harus dilakukan ketika kita hendak membuat financial planning pribadi. Proses ini mengharuskan tujuan yang ditetapkan harus jelas dan realistis, mengikuti prinsip SMART: specific, measurable, achievable, relevant, dan time bound. Artinya, tujuan tersebut harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu yang jelas.
Salah satu contoh financial planning pribadi dan tujuan finansial yang SMART misalnya pengin beli motor Honda Beat dalam waktu tiga tahun dengan gaji Rp3.000.000 per bulan. Mengapa bisa disebut SMART? Karena sesuai dengan kemampuan finansial yang ada dan waktu yang ditetapkan realistis untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbeda kalau kamu pengin beli mobil Fortuner yang pengin lunas dalam lima tahun dengan pendapatan yang sama. Nah, tujuan finansial ini enggak realistis, mengingat harga mobil tersebut cukup tinggi, seementara pendapatan bulanan yang relatif rendah.
2. Cek Cash Flow
Memahami cash flow bulanan adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan yang efektif. Untuk bisa memeriksanya dengan baik, catat semu detail sumber pendapatan dan pengeluaran setiap bulan.
Penting untuk mencatat setiap detail, mulai dari pendapatan tetap seperti gaji hingga pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan. Pengeluaran juga harus dicatat secara lengkap, termasuk pembayaran rutin seperti cicilan utang atau kredit.
Dengan cara ini, jumlah uang yang dapat dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan dapat ditentukan dengan lebih akurat.
3. Terapkan Prinsip 40/30/20/10
Penerapan prinsip alokasi keuangan 40/30/20/10 bisa membantu dalam pengelolaan pendapatan bulanan. Menurut prinsip ini, 40% dari pendapatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memastikan pengeluaran rutin tercukupi. Kemudian, 30% dialokasikan untuk pembayaran utang, membantu menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi beban hutang secara bertahap.
Selanjutnya, 20% digunakan untuk kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup, seperti rekreasi dan hobi. Terakhir, 10% disisihkan untuk investasi, yang sangat penting untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang dan keamanan finansial di masa depan.
Mengadopsi pembagian anggaran seperti ini bukan hanya mengatur keuangan dengan lebih efisien, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada aspek kehidupan yang terlalu mendominasi keuangan hingga mengganggu pos lainnya. Misalnya, dengan membatasi pengeluaran untuk gaya hidup, dana untuk kebutuhan esensial dan utang tetap aman, begitu pula sebaliknya. Ini mengarah pada keseimbangan yang membantu mencapai stabilitas finansial.
Baca juga: Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Contoh Financial Planning Pribadi
Nah, selanjutnya, supaya lebih jelas, berikut adalah contoh financial planning pribadi untuk satu bulan yang bisa disontek oleh semua orang. Contoh financial planning pribadi berikut ini sangat sederhana ya, sehingga seharusnya sih mudah untuk dipahami.
Detail kebutuhan yang dipakai tidaklah mutlak, kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu. Juga dengan angka-angkanya. Angka-angka yang pasti adalah yang dalam persen, tetapi itu pun juga masih bisa diulik sesuai kebutuhan dan kondisi.
Bagaimana, cukup jelas kan?
Setelah ada contoh financial planning pribadi di atas, berikutnya adalah wajib melakukan pemantauan, review, dan evaluasi secara teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar perencanaan keuangan tetap relevan dengan kondisi yang berubah-ubah.
Fluktuasi pendapatan dan pengeluaran bulanan memerlukan penyesuaian dalam anggaran yang telah ditetapkan. Contohnya, kalau bulan ini proyek freelance kamu ramai, maka bisa saja angka penghasilan lebih besar. Namun, jika bulan depan, freelance paceklik, penghasilan bisa saja zonk.
Selain itu, perbedaan antara rencana dan realitas keuangan, seperti munculnya pengeluaran yang tidak direncanakan atau lebih sering, juga harus diperhatikan. Misalnya, ternyata bulan ini atap bocor, jadi kamu harus cut anggaran lifestyle. Kurangi nongkrong, biar bisa benerin atap. Untuk itu, kamu juga sebaiknya melakukan penyesuaian pada contoh financial planning pribadi ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kalau kamu ikut kelas How to Manage Your Cash Flow dari QM Financial, kamu bisa mendapatkan Worksheet Formulir Data Keuangan untuk mengecek kesehatan keuanganmu lo!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil Ya, untuk Investasi?
Memilih lebih baik beli emas gram besar atau kecil, bisa jadi membingungkan bagi banyak orang. Masing-masing pilihan memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri.
Emas besar sering kali lebih ekonomis karena biaya per gramnya lebih rendah dibandingkan dengan emas yang lebih kecil. Namun, emas kecil lebih fleksibel untuk dijual kembali karena harganya lebih terjangkau bagi pembeli yang beragam.
Sampai sekarang, investasi emas selalu menjadi topik yang ramai dibahas. Emas, sebagai salah satu instrumen investasi, banyak dianggap sebagai pilihan yang aman. Nilai emas yang cenderung meningkat setiap tahun menjadikannya pilihan investasi yang menarik. Emas juga dikenal karena likuiditasnya, yang berarti bisa dengan mudah dijual kembali.
Meskipun keuntungan yang diperoleh dari emas tidak selalu besar, menabung emas jangka panjang bisa menghasilkan keuntungan yang signifikan. Bagi pemula, memilih emas sebagai instrumen investasi mungkin menimbulkan kebingungan. Terkhusus dalam memutuskan apakah lebih baik beli emas gram besar atau kecil
Untuk membantu menjawab pertanyaan ini, penting untuk mempertimbangkan tujuan finansial dan kemampuan ekonomi sebelum membuat keputusan.
Table of Contents
Lebih Baik Beli Emas Gram Besar atau Kecil?
Jadi, pertimbangan lebih baik beli emas gram besar atau kecil tergantung pada beberapa hal. Apa saja? Mari kita lihat.
1. Tujuan Investasi
Menentukan tujuan investasi merupakan langkah awal yang penting untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Jika kebutuhannya besar, emas batangan berukuran besar akan lebih direkomendasikan. Hal ini karena nilai yang tersimpan dalam emas batangan besar akan terasa lebih signifikan dan menawarkan potensi apresiasi nilai yang lebih besar seiring waktu.
Di sisi lain, jika tujuan investasinya bersifat jangka pendek, memilih emas batangan berukuran kecil bisa lebih menguntungkan. Ukuran yang lebih kecil memungkinkan fleksibilitas lebih tinggi dalam penjualan kembali, sehingga cocok untuk tujuan yang memerlukan likuiditas lebih cepat.
Dengan menentukan tujuan lebih dulu, kita bisa mendapatkan keuntungan yang paling optimal nantinya.
Baca juga: Harga Emas Naik Nggak Kira-Kira: 5 Fakta Emas sebagai Instrumen Investasi
2. Harga
Variasi gramasi emas yang tersedia di pasaran sangat luas, mulai dari kurang dari satu gram hingga satuan kilogram. Harganya sudah pasti juga akan berbeda. Untuk memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil, faktor harga ini juga akan memengaruhi.
Emas batangan dengan gramasi yang lebih kecil memiliki harga yang lebih terjangkau, memudahkan bagi yang ingin memulai investasi emas dengan anggaran yang terbatas.
Buat kamu yang memang memiliki modal lebih besar, membeli emas batangan dengan gram yang lebih besar bisa lebih menguntungkan. Harga per gram emas biasanya lebih rendah ketika membeli dalam jumlah yang lebih besar.
Misalnya, emas satu gram dengan harga Rp1.000.000. Pada gramasi lebih besar, misalnya katakanlah 10 gram, mungkin saja akan dihargai Rp9.500.000. Untuk selisihnya ini sudah pasti tergantung kondisi pasar ya, bisa lebih besar bisa juga lebih kecil.
Intinya, ada penghematan yang bisa dilakukan dari selisih tersebut. Dengan begitu, ada keuntungan dari efisiensi biaya serta potensi keuntungan yang lebih besar dari waktu ke waktu.
3. Kemampuan
Penyesuaian antara kemampuan dan tujuan juga sangat penting ketika hendak memutuskan lebih baik beli emas gram besar atau kecil.
Memulai investasi dengan emas batangan berukuran kecil adalah pilihan yang masuk akal bagi kamu yang punya anggaran terbatas. Ingat kan, sedikit demi sedikit, bisa menjadi bukit? Yang penting, konsistensi. Meskipun dimulai dengan jumlah yang kecil, investasi yang teratur dapat tumbuh menjadi jumlah yang signifikan seiring waktu.
Begitu pula sebaliknya. Jika kamu memang punya kemampuan, membeli emas dalam gramasi besar akan lebih menguntungkan, seperti dijelaskan di poin kedua di atas.
4. Kondisi Pasar
Kondisi pasar memainkan peran penting dalam menentukan apakah lebih menguntungkan membeli emas dalam gram besar atau kecil.
Saat pasar sedang stabil dan harga emas cenderung stabil atau naik secara bertahap, membeli emas dalam gram besar bisa lebih ekonomis. Alasannya kurang lebih sama dengan poin dua di atas; biaya per gram yang lebih rendah saat membeli dalam jumlah besar, sehingga memberikan keuntungan lebih pada saat menjual kembali.
Namun, dalam kondisi pasar yang fluktuatif atau ketika terjadi ketidakpastian ekonomi, emas batangan kecil mungkin lebih praktis. Hal ini karena emas kecil lebih likuid dan lebih mudah dijual kembali, memberikan fleksibilitas lebih besar untuk mengambil keuntungan dari pergerakan harga jangka pendek.
Selain itu, emas kecil memungkinkan pembeli untuk secara bertahap meningkatkan investasi mereka tanpa perlu komitmen finansial yang besar sekaligus, yang bisa sangat berguna dalam situasi pasar yang tidak menentu.
Pro Tip Investasi Emas
Sudah tahu mana yang lebih baik beli emas gram besar atau kecil, berikutnya kamu harus tahu bagaimana mengoptimalkan investasi emas ini.
Investasi emas dikenal sebagai salah satu cara yang efektif untuk melawan inflasi. Nilai emas yang cenderung naik membuatnya menjadi pilihan yang menarik untuk penyimpanan nilai jangka panjang. Untuk merasakan peningkatan nilai yang signifikan, menyimpan emas dalam jangka waktu yang panjang akan lebih disarankan.
Berikut adalah grafik peningkatan harga emas 5 tahun belakangan, diambil dari situs Harga Emas.
Bisa dilihat kan, bahwa harga emas lima tahun yang lalu telah meningkat dua kali lipat hingga saat ini. Hal ini membuktikan bahwa emas merupakan investasi yang dapat diandalkan dalam meningkatkan kekayaan dalam periode yang lebih lama.
Karena itu, mau lebih baik beli emas gram besar atau kecil, dua-duanya akan lebih menguntungkan jika disimpan dalam jangka waktu panjang.
So, apakah sudah terjawab pertanyaan lebih baik beli emas gram besar atau kecil? Jawabannya lebih banyak tergantung pada tujuan finansial dan kondisi pribadi saat melakukan pembelian. Pilihan ini akan menentukan efektivitas investasi emas dalam mencapai hasil yang diinginkan.
Baca juga: Investasi Emas: 5 Hal yang Harus Dipahami Lebih Dulu
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cek Khodam Keuangan dan Karakteristik Kepribadian
Belakangan ini, media sosial dihebohkan dengan tren cek khodam yang semakin populer. Fenomena ini terutama marak di TikTok, di mana para kreator konten menyiarkan secara langsung sesi menerawang khodam milik penonton yang menyaksikan.
Rasa penasaran terhadap khodam pun meningkat di kalangan pengguna internet.
Menurut beberapa sumber, khodam dikenal dalam bahasa Arab sebagai pembantu, penjaga, atau pengawal. Keberadaan khodam sering kali dianggap sebagai entitas yang mendampingi seseorang, dan berbagai kepercayaan mengaitkannya dengan kehadiran spiritual yang melindungi pemiliknya.
Nah, gimana dengan kamu? Apakah kamu salah satu yang ikut meramaikan tren ini juga di media sosial? Lalu, apa mungkin ada khodam yang terkait keuangan?
Table of Contents
Apa Itu Khodam?
Banyak orang yang belum memahami hubungan antara manusia dan makhluk gaib sering tertarik pada konsep khodam. Dalam bahasa Arab, khodam dikenal sebagai pembantu, penjaga, atau pengawal, menunjukkan keterkaitannya yang mendalam dengan dunia spiritual.
Khodam dapat muncul dalam berbagai bentuk yang beragam, beberapa di antaranya sangat menonjol dalam kepercayaan lokal. Contoh umum dari khodam termasuk hewan spiritual seperti macan putih, naga, ular, atau buaya putih, yang sering dianggap sebagai pendamping atau pelindung yang memiliki hubungan turun-temurun.
Dalam konteks kebudayaan yang lebih luas, khodam dianggap sebagai entitas yang muncul secara alami atau melalui proses spiritual khusus. Kehadiran khodam ini tidak hanya memiliki peran sebagai pelindung tetapi juga dipercaya dapat memengaruhi pembentukan kepribadian pemiliknya.
Baca juga: 16 Tipe Kepribadian MBTI dan Kebiasaan Keuangan Masing-Masing: Kamu yang Mana?
Cek Khodam Keuangan
Semakin ke sini, semakin banyak warganet yang memelesetkan khodam ini untuk tujuan lucu-lucuan. Apalagi sekarang juga ada situs untuk melakukan cek khodam. Kita hanya perlu memasukkan nama, dan kemudian situs tersebut meng-generate khodam sesuai nama yang diinput.
Of course validitasnya diragukan. Khodam yang muncul pun kocak-kocak. Melihat dari pola khodam-khodam yang sudah ada, sepertinya ada beberapa di antaranya yang bisa dikaitkan dengan keuangan nih.
So, yang berikut ini tujuannya hanya lucu-lucuan. Tujuannya tak jauh dari mencocokkan dan mendeteksi kebiasaan-kebiasaan dan karakteristik terkait keuangan pada seseorang. Coba cek khodam keuangan kamu di sini. Siapa tahu ada nih.
Belut Kalkulator
Hobi bikin anggaran. Detail, semua dihitung, terutama uang masuk dan keluar. Setiap kali ada yang enggak sesuai anggaran, hitung lagi.
Kadal Hedon
Suka belanja impulsif sampai enggak punya tabungan.
Jin Paylater
Hobi utang paylater, sampai jutaan. Sampai lupa bayar
Kotak Amal
Jiwa sosialnya tinggi, suka banget berbagi. Termasuk suka kasih pinjam uang ke teman tapi takut nagihnya.
Just Fontaine
Fokus banget sama tujuan keuangannya. Kayaknya sekarang sudah hampir tercapai semua. Mesti bikin tujuan keuangan baru nih, biar ada motivasi kerja lagi.
Sabun Colek
Suka banget sabotase uang sendiri. Sudah dialokasikan ke mana, dipakainya ke mana.
Siluman Marketplace
Hobi checkout semua belanjaan begitu uang gaji masuk ke rekening. Kalau lagi enggak gajian, ngapain? Ya, masuk-masukin belanjaan ke keranjang aja.
Alien Kaki Gatal
Yang enggak betah di rumah. Hobi liburan ke mana saja, terutama ke tempat-tempat viral. Kalau perlu, ongkosnya ngutang.
Naga Merah Kepala Tujuh
Yang suka side hustling. Semua-mua dicoba demi mendapatkan penghasilan tambahan.
Keran Bocor
Yang enggak pernah tahu, uangnya pergi ke mana aja.
Kerupuk Udang
Yang gampang patah semangat, keluar masuk kerjaan, sampai enggak punya keuangan stabil.
Ular Mager
Yang suka nuduh orang lain punya privilege ketika mereka sukses, tapi sendirinya punya mental miskin.
Saringan Stainless Steel
Yang gajian tanggal 1, sudah koma di tanggal 4.
Ban Serep
Yang niat bikin dana darurat tapi enggak sampe-sampe. Enggak tahu juga sih, kayak enggak pernah bisa kekumpul.
Stroberi Berplester
Yang maunya healing melulu ra uwis-uwis
Sinden Cucakrawa
Yang enggak pernah absen dari berbagai konser dalam dan luar negeri.
Nah, gimana nih? Hehehe. Apakah ada yang sesuai dengan kebiasaan atau karakteristik keuangan kamu?
Sekali lagi, tujuan dari artikel cek khodam ini tak lain tak bukan untuk lucu-lucuan. Kalau cocok dan ternyata bukan kebiasaan baik, berarti yuk, diperbaiki lagi keuangannya! Masa enggak pengin punya keuangan sehat?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Hobi yang Menghasilkan: Mengubah Kegemaran Menjadi Pendapatan
Apa hobimu? Setiap orang memang seyogyanya memiliki hobi. Selain bisa menjadi pelepas penat dari rutinitas, hobi juga bisa dikaryakan agar menghasilkan. Hobi yang menghasilkan apa? Uang, tentu saja.
Pastinya, kalau punya hobi yang menghasilkan seperti ini, manfaatnya akan luar biasa, bukan?
So, buat kamu yang saat ini pengin mendapatkan penghasilan tambahan atau sampingan dan kebetulan juga punya hobi, ada beberapa langkah nih yang mesti kamu lakukan sebelum akhirnya bisa membuat kegemaranmu menjadi pendapatan. Simak sampai selesai ya.
Table of Contents
Cara Membuat Hobi yang Menghasilkan
1. Identifikasi Hobi
Identifikasi hobi yang memiliki potensi pasar. Ini penting ya karena kalau mau laku, ya pasti harus ada pasarnya. Di sini, kamu mesti melakukan evaluasi dan analisis untuk memahami apakah kegemaranmu dapat diterima dan dicari oleh konsumen.
Lakukan riset pasar untuk mengerti seberapa besar permintaan terhadap produk atau jasa yang berkaitan dengan hobi kamu. Misalnya, jika hobi kamu adalah fotografi, cari tahu berapa banyak orang atau perusahaan yang membutuhkan jasa fotografi untuk acara tertentu, produk, atau sebagai bagian dari layanan konten digital.
Baca juga: Mengungkap Potensi Penghasilan Sebagai Content Creator di Indonesia
2. Meningkatkan Keterampilan
Karena kamu suka, maka kamu menjadi ahli. Di situlah kelebihan menekuni hobi. Namun, ketika kamu ingin memiliki hobi yang menghasilkan, maka kualitas karyamu juga harus diupgrade sesuai pasar.
So, adalah penting bagi kamu untuk mulai meningkatkan keahlian dalam hobi tersebut. Dengan demikian, kamu akan bisa bersaing di pasar dan memberikan nilai terbaik kepada pelanggan atau klien.
Kamu bisa ikut beragam workshop atau kelas, baca buku, dan yang pasti latihan terus. Mintalah feedback dari para profesional di bidangmu atau melalui komunitas online. Feedback ini bisa sangat berharga untuk menunjukkan area yang perlu kamu tingkatkan dan memvalidasi kemajuan kamu.
Jika relevan, pertimbangkan untuk mendapatkan sertifikasi profesional. Dengan begitu, tak hanya keahlian kamu yang meningkat, tetapi juga kredibilitas kamu di mata klien atau pelanggan.
3. Bikin Portofolio
Membuat portofolio yang kuat akan menjadi modal untuk mengembangkan hobi yang menghasilkan ini. Portofolio memungkinkan calon klien atau pembeli untuk melihat langsung kualitas dan gaya pekerjaanmu.
Saring dan pilih pekerjaan yang paling mencerminkan keahlian dan gaya unik kamu. Kualitas harus diutamakan daripada kuantitas; pilihlah pekerjaan yang membuat kamu bangga dan yang paling baik menurutmu.
Tampilkan berbagai aspek dari hobi kamu. Misalnya, jika kamu fotografer, sertakan berbagai jenis fotografi seperti potret, lanskap, dan acara untuk menunjukkan kemampuan adaptasi dan keberagaman gaya kamu.
Pastikan portofolio kamu disajikan dengan cara yang profesional. Gunakan platform yang tepat, seperti website pribadi, album digital, atau platform online seperti Behance atau LinkedIn. Desain harus rapi dan mudah untuk dilihat-lihat.
Portofolio juga harus selalu diperbarui dengan karya terbaru dan terbaik yang kamu punya. Dengan begitu, kamu menunjukkan diri kalau aktif dan terus berkembang dalam bidangmu.
4. Tentukan Model Bisnis
Tentukan cara-cara potensial untuk membuat hobi yang menghasilkan uang. Masih dalam contoh fotografi, selain menjual jasa, kamu juga bisa menjual foto-foto kamu sebagai stok foto di website-website penyedia foto. Kayak iStockphoto atau Shutterstock dan sejenisnya. Kamu juga bisa mengadakan kursus dan workshop fotografi berbayar.
Tentukan harga yang kompetitif tetapi juga mencerminkan nilai dari pekerjaan kamu. Jangan pakai harga teman ya. Pertimbangkan biaya produksi, waktu, dan persaingan dalam penetapan harga ini.
Rencanakan bagaimana kamu akan memasarkan produk atau jasa. Misalnya, kamu bisa menggunakan strategi promosi di media sosial, iklan online, atau kolaborasi dengan influencer dan merek lain.
5. Atur Keuangan
Nah, karena sekarang kamu sudah menekuni hobi yang menghasilkan, maka kamu perlu juga mengelola keuangannya supaya nantinya bisa berkembang dengan baik.
Ada beberapa hal yang perlu kamu lakukan terkait pengaturan keuangan ini, di antaranya:
- Buat Catatan Keuangan: Catat semua transaksi keuangan, baik pemasukan dari penjualan produk atau jasa maupun pengeluaran seperti bahan baku, peralatan, atau biaya promosi.
- Gunakan Software Akuntansi: Pertimbangkan menggunakan software akuntansi atau aplikasi keuangan untuk memudahkan pencatatan dan monitoring keuangan. Hal ini akan dapat membantu kamu dalam mengelola anggaran dan memantau arus kas.
- Pisahkan Keuangan Pribadi dan Bisnis: Buat rekening bank terpisah untuk bisnis kamu. Ini memudahkan pelacakan penghasilan dan pengeluaran bisnis serta menjaga agar keuangan pribadi tidak tercampur dengan bisnis.
- Buat Anggaran: Tentukan anggaran bulanan untuk operasional dan biaya lainnya. Ini akan membantu kamu dalam membuat keputusan keuangan yang lebih baik dan menghindari pengeluaran yang tidak perlu.
- Evaluasi Keuangan Secara Berkala: Lakukan evaluasi bulanan atau triwulanan untuk memahami kinerja keuangan bisnis kamu. Dengan begitu, kamu bisa tahu apa saja yang sudah oke, dan mana yang perlu ditingkatkan.
Baca juga: Jadi Orang Introver Bisa Bikin Kaya! Emang Iya?
Mengubah hobi menjadi sumber penghasilan adalah proses yang membutuhkan komitmen dan kerja keras. Dengan langkah yang sistematis mulai dari mengidentifikasi potensi pasar hingga mengelola keuangan dengan baik, hobi yang menghasilkan bisa menjadi kenyataan.
Setiap langkah yang diambil bertujuan untuk memperkuat keahlian dan menampilkan pekerjaan terbaik dalam portofolio yang menarik. Dengan strategi yang tepat, transisi dari kegiatan yang menyenangkan menjadi bisnis yang menguntungkan bukan hanya impian. Terlebih, hal ini menawarkan kesempatan untuk bekerja dengan passion dan membangun karier yang memuaskan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lain yang Perlu Diketahui
Ada banyak karyawan yang resign, tetapi enggak tahu kalau ada hak karyawan resign. Nah, kamu yang lagi baca artikel ini, gimana? Apakah kamu tahu kalau ada uang pisah karyawan resign?
Memang belum semua perusahaan menerapkan hal ini. Padahal sebenarnya peraturannya juga sudah ada, yakni Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2021. Dikutip dari situs Indonesia Baik, regulasi ini berfungsi mengatur berbagai aspek ketenagakerjaan. Termasuk di dalamnya adalah perjanjian kerja, alih daya, serta norma waktu kerja dan istirahat.
Saat kamu mengundurkan diri atau ada pengakhiran hubungan kerja, sebagai karyawan, kamu berhak atas uang pisah karyawan resign serta penggantian hak tertentu. Peraturan ini memang ada untuk memastikan bahwa kamu dan karyawan lain yang berhenti bekerja, baik secara sukarela maupun enggak, tetap mendapatkan kompensasi yang adil.
Kompensasi ini dihitung berdasarkan ketentuan yang telah disepakati dalam perjanjian kerja atau kebijakan perusahaan, sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pemerintah dalam PP tersebut.
Table of Contents
Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lainnya
Nah, kalau kamu seorang karyawan, kamu wajib tahu nih. Bahwa ketika kamu memutuskan untuk mengundurkan diri dari tempat kerja, ada beberapa hak keuangan yang seharusnya kamu terima. Apa saja? Masih mengutip dari Indonesia Baik, berikut hak-hak tersebut.
1. Uang Pisah Karyawan Resign
Uang pisah karyawan resign adalah jumlah uang yang disepakati yang diberikan oleh perusahaan kepada kamu sebagai karyawan yang mengundurkan diri dari perusahaan. Besaran uang ini dapat bervariasi, tergantung pada kesepakatan dalam kontrak kerja, kesepakatan bersama, atau kebijakan internal perusahaan.
2. Uang Penggantian Hak
Selanjutnya, ada juga yang namanya uang penggantian hak. Hak di sini adalah hak mendapatkan kompensasi yang dibayarkan untuk mengganti beberapa hak lain yang belum terpenuhi. Ya misalnya kayak cuti tahunan yang belum diambil.
Perhitungan uang penggantian cuti umumnya menggunakan formula 1/25 dari jumlah gaji pokok ditambah dengan tunjangan tetap, dikalikan dengan sisa cuti yang belum diambil. Tapi ya, balik lagi, sesuai kesepakatan dan kebijakan perusahaan ya.
Selain itu, uang penggantian hak ini juga meliputi biaya transportasi kalau misalnya kamu—dan keluarga kalau ada—harus pulang ke tempat asal atau pindah ke tempat baru.
Selain yang dijelaskan di atas, terkadang ada pula hak-hak lain yang didefinisikan dalam kontrak kerja yang juga harus dikompensasikan. Semua memang balik lagi ke kesepakatan kerja dan kebijakan perusahaan.
3. Mendapatkan Surat Keterangan Kerja
Selain berhak atas kompensasi finansial, karyawan yang resign juga berhak mendapatkan surat keterangan kerja atau paklaring. Surat ini penting sebagai bukti resmi bahwa karyawan yang bersangkutan memang telah bekerja pada perusahaan tersebut selama periode tertentu. Surat ini penting, karena berguna untuk keperluan mencari pekerjaan baru atau untuk kepentingan administratif lainnya.
Baca juga: Mau Resign dari Kantor, Pertimbangkan 4 Benefit Ini!
Setelah Menerima Hak Uang Pisah Karyawan Resign dan Hak Lainnya
Nah, gimana? Apakah kamu menerima semua hak di atas ketika kamu resign dari tempat kerjamu sekarang? Ada baiknya, kamu cari tahu dulu sih, apakah perusahaan tempat kamu bekerja memang memiliki kebijakan seperti ini. Intinya, tanyakan dulu sebelum menuntut hak kamu.
Nah, kalau memang ada dan hak uang pisah karyawan resign serta hak-hak finansial lainnya sudah kamu terima, kamu lantas dapat mengambil beberapa langkah penting untuk transisi ke tahap berikutnya dalam karier kamu.
Berikut adalah beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mempersiapkan diri menyambut karier baru.
1. Cek Dokumen
Langkah pertama adalah memastikan semua dokumen terkait pekerjaan, seperti surat keterangan kerja atau paklaring, sudah diterima. Dokumen ini sangat penting untuk membuktikan pengalaman kerja saat melamar pekerjaan baru.
Simpan dan jadikan satu semua dokumen di tempat khusus yang aman. Hal ini penting, agar nantinya kalau diperlukan, kamu bisa menemukannya kembali dengan mudah. Perbanyak kalau memang perlu, sebagai dokumentasi.
2. Update Resume atau CV
Langkah selanjutnya adalah mengupdate resume atau CV. Memasukkan detail pekerjaan terakhir, keterampilan yang diperoleh, dan pencapaian spesifik selama masa kerja di perusahaan yang baru saja kamu tinggalkan. Hal ini akan membantu dalam mencari peluang kerja baru, dengan harapan mendapatkan yang lebih baik tentunya.
3. Upgrade Diri
Selain itu, kamu juga bisa mempertimbangkan untuk mendaftarkan diri dalam program pelatihan atau kursus untuk meningkatkan keahlian atau mempelajari keahlian baru. Dengan begitu, kamu punya peluang untuk mendapatkan posisi yang lebih baik atau beralih ke bidang yang berbeda.
Baca juga: 9 Hak Finansial yang Diberikan Berdasarkan Kontrak Kerja Karyawan
4. Atur Keuangan
Mengatur keuangan pribadi ini nih yang paling penting. Terutama kalau kamu resign sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
Proses mencari pekerjaan baru itu enggak bisa dipastikan. Bisa saja memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan. Menyusun anggaran dan mengevaluasi pengeluaran akan membantu dalam menjaga kestabilan finansial selama periode transisi. Semoga dana darurat kamu juga sudah siap ya.
5. Networking
Akhirnya, memanfaatkan jaringan profesional yang ada atau berpartisipasi dalam kegiatan networking dapat membuka lebih banyak peluang. Berinteraksi dengan kolega dari industri yang sama atau menghadiri acara profesional dapat memberi kamu informasi lebih banyak tentang lowongan kerja yang barangkali enggak diiklankan secara luas.
So, kesimpulannya memahami hak-hak finansial setelah mengundurkan diri, termasuk mendapatkan uang pisah karyawan resign, adalah langkah penting untuk memastikan transisi karier yang mulus.
Penting juga untuk mengelola kompensasi ini dengan bijak sambil mengeksplorasi peluang berikutnya. Dengan pengetahuan yang tepat tentang hak-hak ini, mempersiapkan masa depan setelah resign dapat dilakukan dengan lebih terstruktur dan efektif. Hal ini akan memungkinkanmu untuk memanfaatkan setiap kesempatan yang datang dengan penuh percaya diri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Menjadi contoh well literate secara finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih kepada bagaimana mengelola, memperbanyak, dan menjaga kestabilan keuangan dengan cerdas. Keahlian ini mencakup berbagai aspek, mulai dari pengelolaan pengeluaran sehari-hari hingga perencanaan investasi jangka panjang.
Memahami ciri-ciri dasar dari pengelolaan keuangan yang baik dapat memberikan manfaat enggak hanya untuk stabilitas ekonomi pribadi. Lebih dari itu, juga sebagai inspirasi bagi orang lain dalam membangun kebiasaan finansial yang sehat.
Nah, artikel ini akan menjelajahi lima karakteristik utama yang dimiliki oleh orang-orang yang dapat dijadikan panutan dalam literasi finansial. Siapa tahu bisa menginspirasimu untuk bisa ikut well literate.
Table of Contents
Ciri-Ciri dan Contoh Well Literate secara Finansial
1. Punya Pengelolaan Keuangan yang Baik
Salah satu ciri orang yang well literate secara finansial adalah memiliki pengelolaan keuangan yang baik. Mereka mampu membuat anggaran yang realistis berdasarkan pendapatan dan pengeluaran mereka.
Contoh well literate di sini misalnya mampu membagi penghasilan ke dalam beberapa pos penting sesuai prioritasnya. Mulai dari biaya hidup sehari-hari, cicilan, biaya pendidikan, hiburan, dan lainnya.
Orang-orang yang punya literasi keuangan yang bagus juga secara rutin meninjau dan menyesuaikan anggaran tersebut untuk memastikan tetap relevan dengan situasi keuangan mereka. Tak hanya piawai membuat anggaran, mereka juga punya kendali atas pengeluaran. Mereka senantiasa melacak ke mana uang mereka pergi.
Mereka juga mengalokasikan sebagian dari pendapatan mereka ke dalam tabungan dan investasi secara konsisten, tidak hanya menyisihkan sisa uang setelah pengeluaran. Mereka juga menerapkan strategi seperti ‘pay yourself first’ untuk memastikan tabungan selalu menjadi prioritas.
Baca juga: Literasi Finansial: Pengertian, Aspek, dan 3 Cara untuk Meningkatkannya
2. Siap akan Segala Kondisi
Contoh well literate secara finansial yang lain adalah orang tersebut siap menghadapi segala kondisi. Tandanya mereka umumnya punya dana darurat yang dapat menutupi biaya hidup setidaknya selama 3-6 bulan.
Kalau ada situasi tidak terduga seperti kehilangan pekerjaan, masalah kesehatan, atau perbaikan rumah mendadak, mereka bisa mengatasi kesulitannya tanpa harus mengganggu kestabilan finansial jangka panjang.
Enggak heran kan, kalau mereka yang punya literasi keuangan yang baik ini cenderung enggak stres dengan uang. Mereka umumnya menikmati kehidupan yang lebih stabil.
3. Mampu Mengambil Keputusan Keuangan secara Bijak
Contoh well literate secara finansial yang lain adalah mampu mengambil keputusan keuangan yang bijak. Orang-orang dengan literasi keuangan yang baik akan mengambil keputusan berdasarkan data dan analisis yang solid, bukan hanya berdasarkan perasaan atau tekanan dari luar.
Mereka akan meluangkan waktu untuk riset dan memahami berbagai pilihan yang tersedia sebelum membuat keputusan. Misalnya, dalam memilih asuransi, mereka akan membandingkan polis dari beberapa perusahaan untuk menemukan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan keuangan mereka.
Sama halnya saat investasi, mereka enggak hanya tergiur dengan iming-iming keuntungan tinggi, tetapi juga mempertimbangkan risiko, jangka waktu, dan bagaimana investasi itu akan memengaruhi tujuan finansial jangka panjang mereka.
Intinya, mereka akan cari tahu beragam produk keuangan dulu, baru kemudian memilih yang paling sesuai untuk mereka.
4. Waspada terhadap Penipuan
Orang yang bisa menjadi contoh well literate dalam hal keuangan biasanya sangat waspada terhadap potensi risiko penipuan dalam aktivitas keuangan sehari-hari. Mereka umumnya berhati-hati dengan tawaran atau skema yang tampak terlalu baik untuk menjadi kenyataan atau yang tidak realistis.
Umumnya, mereka enggak mudah percaya begitu saja dengan informasi yang diterima dan selalu melakukan verifikasi terhadap sumber dan keabsahan informasi tersebut. Misalnya saja mereka ditawari produk keuangan yang baru, mereka akan segera melakukan pengecekan latar belakang perusahaan atau orang yang menawarkan produk tersebut.
Mereka juga akan terus menerus mengupdate wawasan. So, segala macam modus penipuan mereka juga tahu, pun cara-cara untuk menghindarinya. Mereka juga mengaktifkan fitur keamanan pada rekening bank dan akun online, seperti notifikasi transaksi, autentikasi dua faktor, dan pengaturan privasi yang ketat. Mereka juga akan melindungi data pribadi dengan baik.
5. Sadar akan Hak dan Kewajiban Finansial
Kesadaran hak dan kewajiban finansial adalah pemahaman yang menyeluruh mengenai apa yang boleh dan harus dilakukan dalam berbagai situasi keuangan. Contoh well literate dalam konteks ini adalah orang-orang yang secara teliti membaca serta memahami berbagai jenis kontrak. Kontrak apa pun deh, mulai dari kontrak kerja, kontrak bisnis, perjanjian pinjaman, dan sebagainya.
Mereka setuju jika memang sudah benar-benar paham, dan mereka paham betul apa yang ditandatangani.
Umumnya mereka juga sadar akan hak mereka sebagai konsumen, seperti hak untuk mengajukan keluhan jika produk atau layanan keuangan enggak memenuhi standar yang disepakati. Mereka juga akan bertanggung jawab atas kewajiban finansial mereka. Misalnya seperti membayar cicilan pinjaman tepat waktu dan mengelola kartu kredit dengan bijak untuk menghindari utang yang berlebihan. Mereka juga taat pajak, karena tahu tujuan pajak itu untuk apa.
Baca juga: 3 Level Literasi Keuangan yang Harus Kamu Tahu
Memahami ciri-ciri orang yang bisa jadi contoh well literate secara finansial bisa bikin kita lebih pintar mengatur keuangan. Semoga semua bisa terinspirasi dari sikap-sikap tersebut untuk mengelola keuangan dengan lebih baik. Karena, hal ini enggak cuma bagus untuk keuangan pribadi, tetapi juga bisa jadi contoh yang baik buat orang lain.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjaga Kesehatan Keuangan Generasi Z
Menjaga kesehatan keuangan menjadi aspek krusial bagi generasi Z yang mulai memasuki dunia kerja dan kehidupan mandiri saat ini.
Kesehatan keuangan ini enggak hanya soal punya cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari saja lo. Namun, juga tentang bagaimana mengelola pengeluaran, menabung, dan merencanakan masa depan dengan bijak.
Apalagi nih, tantangan finansial di era digital semakin kompleks dengan adanya berbagai pilihan investasi, peluang penghasilan tambahan, dan godaan konsumsi yang terus meningkat.
Table of Contents
Pentingnya Menjaga Kesehatan Keuangan bagi Gen Z
Generasi Z dikenal sebagai generasi yang melek teknologi dan memiliki akses mudah ke beragam informasi. Dengan banyaknya tantangan yang ada, tak banyak gen Z yang bisa menjaga kesehatan keuangannya dengan baik. Padahal, hal ini penting banget.
Berikut adalah alasan mengapa menjaga keuangan yang sehat itu sangat penting bagi gen Z.
1. Kemampuan Menghadapi Ketidakpastian
Kesehatan keuangan memungkinkan generasi Z untuk lebih siap menghadapi situasi tak terduga. Karena situasi seperti ini bisa terjadi pada setiap orang. Misalnya saja seperti kehilangan pekerjaan, krisis ekonomi, atau keadaan darurat kesehatan tanpa harus terjerat utang.
2. Mandiri Secara Finansial
Dengan mengelola keuangan dengan baik, generasi Z dapat mencapai kemandirian finansial lebih cepat. Bisa segera enggak bergantung pada orang tua atau pihak lain.
Baca juga: 61% Orang Tua Masih Support Finansial pada Anak Dewasa, Apa Kabar Kemandirian Finansial?
3. Masa Depan yang Lebih Baik
Kesehatan keuangan yang baik membuka jalan untuk investasi di masa depan, seperti membeli rumah, memulai bisnis, atau menyiapkan dana pendidikan bagi anak-anak.
4. Kesehatan Mental
Nah, ini nih. Memang cocok buat gen Z yang sedikit-sedikit bahas soal kesehatan mental. Tahukah kamu, bahwa masalah keuangan sering kali menjadi sumber stres. So, kalau kalau kamu pengin punya kesehatan mental yang baik, maka mulailah dengan membangun keuangan yang sehat.
Dijamin deh, langkah menyehatkan mental berikutnya akan lebih mudah.
5. Mencapai Tujuan Keuangan
Dengan keuangan yang sehat, gen Z di mana pun, dengan profesi apa pun, penghasilan berapa pun, akan dimungkinkan untuk lebih mudah mencapai tujuan finansial masing-masing. Mulai dari tujuan finansial jangka pendek, menengah, hingga panjang. Bahkan FIRE.
6. Pembentukan Kebiasaan Baik
Dengan mulai menjaga kesehatan keuangan sejak dini, generasi Z dapat membentuk kebiasaan finansial yang baik yang akan bermanfaat dalam jangka panjang. Bahkan sepanjang hidup.
7. Menghindari Jeratan Utang
Pengelolaan keuangan yang baik membantu generasi Z untuk menghindari utang berlebihan dan masalah kredit yang dapat membatasi peluang finansial di masa depan. Enggak ada lagi ditolak kerja karena BI Checking skornya tinggi.
Menjaga kesehatan keuangan adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan banyak manfaat, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang, bagi Generasi Z.
Syarat Keuangan Sehat bagi Gen Z
Nah, terus kalau memang keuangan yang sehat itu penting, lantas apa saja syaratnya? Kondisi seperti apa yang bisa disebut sebagai keuangan yang sehat untuk gen Z?
Berikut adalah beberapa syarat yang harus dipenuhi jika ingin memiliki kesehatan keuangan yang baik untuk gen Z:
- Pendapatan Stabil: Memiliki sumber pendapatan yang tetap dan memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mencapai tujuan finansial jangka panjang.
- Anggaran yang Terencana: Menyusun dan mematuhi anggaran bulanan yang mencakup semua pengeluaran dan pendapatan. Hal ini akan dapat membantu mengontrol pengeluaran dan mengidentifikasi area di mana penghematan bisa dilakukan.
- Tabungan yang Cukup: Menyisihkan sebagian pendapatan secara rutin untuk ditabung. Idealnya, memiliki dana darurat yang setara dengan 3-6 bulan pengeluaran bulanan.
- Manajemen Utang yang Baik: Mengelola utang dengan bijak. Ini berarti membayar utang tepat waktu, menghindari utang konsumtif yang tidak perlu, dan memastikan total utang tidak melebihi kemampuan untuk membayar.
- Investasi yang Tepat: Menginvestasikan sebagian dari pendapatan untuk mendapatkan keuntungan di masa depan. Ini bisa berupa investasi di pasar saham, reksa dana, properti, atau instrumen investasi lainnya yang sesuai dengan profil risiko.
- Asuransi yang Memadai: Memiliki asuransi yang sesuai untuk melindungi dari risiko finansial yang tidak terduga, seperti asuransi kesehatan, asuransi jiwa, dan asuransi lainnya yang relevan.
- Pensiun yang Terencana: Menyiapkan dana pensiun sejak dini untuk memastikan kenyamanan finansial di masa tua. Ini bisa melalui program pensiun perusahaan, tabungan pensiun, atau investasi lainnya yang ditujukan untuk masa pensiun.
- Pengelolaan Pengeluaran yang Bijak: Membuat keputusan pengeluaran yang bijak dengan membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Menghindari pembelian impulsif dan memastikan pengeluaran sejalan dengan anggaran.
- Catatan Keuangan yang Rapi: Memiliki catatan keuangan yang rapi dan teratur untuk memantau arus kas, pengeluaran, utang, dan investasi. Ini membantu dalam membuat keputusan finansial yang lebih baik.
- Kebiasaan Menabung dan Berinvestasi: Membentuk kebiasaan menabung dan berinvestasi sejak dini untuk mencapai tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Gen Z yang Pengin Mencapai Stabilitas Finansial
Dengan memenuhi syarat-syarat di atas, sebagai gen Z, kamu pasti bisa mencapai dan mempertahankan kesehatan keuangan dengan baik. Selain itu, kamu juga akan siap menghadapi berbagai tantangan finansial ke depannya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Usaha Sampingan untuk Karyawan dengan Waktu Terbatas
Menjalankan usaha sampingan untuk karyawan dengan waktu terbatas bisa menjadi tantangan tersendiri. Namun, ada banyak pilihan usaha yang dapat dilakukan tanpa mengganggu pekerjaan utama.
Dengan memilih usaha yang tepat, karyawan bisa mendapatkan penghasilan tambahan dan memanfaatkan waktu luang dengan produktif.
Table of Contents
Pentingnya Punya Usaha Sampingan untuk Karyawan
Tapi, kenapa sih punya usaha sampingan untuk karyawan itu penting? Padahal, hanya punya waktu yang terbatas. Beberapa hal berikut ini menjadi alasan utamanya.
1. Pendapatan Tambahan
Usaha sampingan bisa memberikan tambahan pendapatan yang berguna untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, menabung, atau investasi. Hal ini juga sangat membantu terutama jika gaji utama dirasa kurang mencukupi.
2. Keamanan Finansial
Memiliki lebih dari satu sumber pendapatan bisa memberikan keamanan finansial yang lebih baik. Artinya, di sini kamu sedang mendiversifikasi penghasilanmu, sehingga risiko keuangan menjadi lebih ringan. Hal ini akan kerasa banget terutama dalam situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau ada pengeluaran mendadak.
3. Pengembangan Keterampilan
Usaha sampingan untuk karyawan itu bisa membantu mengembangkan keterampilan baru yang mungkin enggak didapatkan di pekerjaan utama. So, hal ini ya bisa saja menjadi nilai tambah buat karier masing-masing.
4. Kreativitas dan Kepuasan Pribadi
Ya kadang kita memang bekerja di bidang atau industri yang bukan passion. Adanya usaha sampingan untuk karyawan ini bisa menjadi media penyaluran kreativitas atau passion yang tertunda. Hasilnya enggak melulu materi lo, tetapi lebih ke kepuasan pribadi dan mengurangi stres.
5. Jaringan dan Peluang
Usaha sampingan untuk karyawan bisa membuka peluang untuk membangun jaringan profesional baru. Hal ini bisa bermanfaat untuk karier di masa depan atau membuka jalan untuk peluang bisnis lainnya.
6. Persiapan Pensiun
Memulai usaha sampingan bisa menjadi langkah awal untuk mempersiapkan masa pensiun. Ketika sudah enggak bekerja lagi, usaha sampingan ini bisa menjadi dana pensiun, bahkan sumber pendapatan utama.
Dengan manajemen waktu yang baik dan memilih usaha yang sesuai dengan minat serta kemampuan, karyawan bisa menjalankan usaha sampingan tanpa mengorbankan pekerjaan utamanya.
Baca juga: Karyawan Mempunyai Penghasilan Tambahan? Inilah 5 Alasan Mengapa Sebaiknya Diperbolehkan
7 Usaha Sampingan untuk Karyawan
Berikut adalah tujuh usaha sampingan untuk karyawan yang bisa dikerjakan, meski dengan waktu terbatas.
1. Jasa Penulisan atau Penerjemahan
Menawarkan jasa penulisan artikel, blog, atau konten lainnya secara freelance bisa menjadi pilihan usaha sampingan untuk karyawan yang fleksibel dan menguntungkan. Kegiatan ini bisa kamu lakukan dari rumah dan disesuaikan dengan waktu luang yang dimiliki.
Selain itu, kalau kamu punya kemampuan dalam bahasa asing, menyediakan layanan penerjemahan juga bisa menjadi alternatif yang menjanjikan. Keduanya bisa dikerjakan sesuai dengan waktu yang tersedia, tanpa mengganggu pekerjaan utama. Keterampilan menulis dan bahasa asing yang baik bisa menjadi modal utama dalam menjalankan usaha ini.
2. Dropshipping
Dropshipping adalah model bisnis yang memungkinkan penjualan produk tanpa perlu menyimpan stok barang. Dalam bisnis ini, kamu hanya perlu memasarkan produk dari supplier kepada calon pembeli. Ketika ada pesanan yang masuk, supplier yang akan langsung mengirimkan produk tersebut ke pelanggan. Dengan demikian, kamu enggak perlu khawatir tentang penyimpanan atau pengelolaan inventaris.
Bisnis dropshipping dapat dijalankan sepenuhnya secara online, sehingga sangat fleksibel dari sisi jam kerja. Usaha ini ideal bagi kamu yang memiliki waktu terbatas tetapi ingin menjalankan usaha sampingan yang efisien dan minim risiko. Platform e-commerce dan media sosial bisa dimanfaatkan untuk mempromosikan produk kepada target pasar yang lebih luas.
3. Jasa Desain Grafis
Jasa desain grafis bisa menjadi usaha sampingan untuk karyawan yang menjanjikan. Menawarkan jasa pembuatan logo, brosur, atau desain media sosial bisa menarik banyak klien dari berbagai sektor bisnis.
Memanfaatkan platform freelance seperti Upwork, Fiverr, atau 99designs dapat membantu dalam mencari klien potensial. Selain itu, kamu juga bisa menggunakan media sosial dan portofolio online untuk memamerkan karya dan menarik lebih banyak pelanggan.
Setiap proyek desain bisa dikerjakan sesuai dengan jadwal yang dimiliki. Selain itu, terus mengasah keterampilan desain dan mengikuti tren terbaru dalam desain grafis bisa meningkatkan daya tarik dan nilai jasa yang ditawarkan.
4. Menjadi YouTuber atau Podcaster
Menjadi YouTuber atau Podcaster bisa menjadi usaha sampingan untuk karyawan yang menguntungkan. Buat konten video atau audio sesuai minat dan keahlian di waktu luang.
Penghasilan dapat diperoleh dari iklan atau sponsor. Kunci sukses adalah konsistensi, interaksi dengan audiens, dan peningkatan kualitas konten. Dengan internet yang semakin mudah diakses, usaha bisa menjadi pilihan fleksibel dan kreatif.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
5. Affiliate Marketing
Affiliate marketing adalah model bisnis yang memungkinkanmu untuk memperoleh komisi dari setiap penjualan produk yang berhasil direferensikan. Program afiliasi ini memungkinkan promosi produk melalui berbagai platform seperti blog, media sosial, atau kanal YouTube. Saat seseorang membeli produk melalui link afiliasi yang dibagikan, komisi akan diterima dari penjualan tersebut.
Affiliate marketing ini memang lagi ngehits sekarang. Kebanyakan jualan dari ecommerce yang memang sudah besar.
Waktunya fleksibel dan bisa dilakukan kapan saja, membuatnya cocok sebagai usaha sampingan. Enggak perlu modal besar juga, hanya keterampilan dalam membuat konten yang menarik dan kemampuan memasarkan produk dengan baik. Dengan strategi yang tepat, affiliate marketing bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang signifikan.
6. Jualan Online di Marketplace
Jualan online di marketplace seperti Tokopedia, Shopee, dan sejenisnya adalah cara yang efektif untuk memulai usaha sampingan untuk karyawan. Menjual produk tertentu, baik yang dibuat sendiri atau didapatkan dari supplier, juga bisa menjadi pilihan.
Proses jual beli di marketplace sangat fleksibel, memungkinkan transaksi dilakukan kapan saja sesuai dengan waktu luang. Platform ini menyediakan berbagai fitur yang memudahkan pengelolaan toko online, mulai dari upload produk, pengaturan harga, hingga manajemen pesanan. Selain itu, dukungan logistik yang sudah terintegrasi mempermudah pengiriman barang kepada pembeli.
7. Jasa Fotografi
Jasa fotografi juga bisa jadi pilihan. Menawarkan jasa pemotretan untuk berbagai acara seperti prewedding, ulang tahun, atau foto produk bisa menjadi sumber penghasilan tambahan yang menjanjikan. Selain itu, kamu juga bisa menjual foto-foto hasil hunting di berbagai penyedia foto dengan royalti. Sebut saja seperti di Shutterstock, iStockphoto, dan sejenisnya.
Keterampilan fotografi yang baik dan peralatan yang memadai memungkinkan menghasilkan foto berkualitas tinggi yang diminati banyak orang.
Nah, cukup banyak ide usaha sampingan untuk karyawan yang bisa dilakukan. Semoga ide-ide ini dapat membantu kamu menemukan usaha sampingan yang sesuai dengan kebutuhan dan waktu yang kamu miliki ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!