Apa Bedanya Perencanaan Keuangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang?
Perencanaan keuangan penting buat memastikan uang nggak cuma cukup buat sekarang, tapi juga aman untuk masa depan. Tanpa rencana yang jelas, pengeluaran bisa berantakan dan tujuan finansial sulit tercapai.
Ada yang harus dipikirkan dalam jangka pendek, ada juga yang perlu disiapkan untuk jangka panjang. Keduanya punya peran masing-masing dan nggak bisa dipilih salah satu.
Karena itu lalu ada perencanaan keuangan jangka pendek dan jangka panjang. Lalu, apa bedanya hanya di durasi? Enggak juga.
Yuk, coba kita lihat apa beda dari kedua jenis perencanaan keuangan ini. Dengan memahaminya, harapannya keuangan kita bisa tetap sehat dan stabil di setiap tahap hidup.
Table of Contents
Bedanya Perencanaan Keuangan Jangka Pendek dan Jangka Panjang

Setiap keputusan finansial butuh strategi yang sesuai dengan tujuan dan waktunya. Perencanaan keuangan terbagi menjadi jangka pendek dan jangka panjang karena kebutuhan di tiap tahap hidup berbeda. Ada yang harus segera dipenuhi, ada juga yang butuh waktu bertahun-tahun untuk dicapai.
Supaya lebih jelas, berikut perbedaan keduanya dan bagaimana mengelolanya dengan tepat.
1. Perencanaan Keuangan Jangka Pendek
Jangan dikira, mentang-mentang waktunya enggak lama, lantas kita nggak butuh perencanaan keuangan. Tetep butuh, karena masalahnya ada pada kebutuhan yang banyak, sementara uang kita terbatas.
Durasi dan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan jangka pendek itu seperti mengatur uang untuk kebutuhan yang ada di depan mata. Biasanya, waktunya kurang dari tiga tahun dan tujuannya lebih ke hal-hal yang langsung terasa dalam kehidupan sehari-hari.
Misalnya, memastikan pengeluaran tetap terkendali sampai akhir bulan, melunasi cicilan kecil, atau mengumpulkan dana darurat supaya ada pegangan kalau tiba-tiba butuh uang mendadak. Rencana ini juga membantu menghindari stres keuangan karena keuangan lebih tertata dan nggak habis begitu saja tanpa arah.
Selain itu, rencana ini juga bisa mencakup menabung untuk sesuatu yang nggak terlalu jauh, seperti liburan, beli barang impian, atau biaya sekolah dalam waktu dekat.
Kalau nggak ada strategi yang jelas, jangan salah meskipun pendek, uang tetap bisa cepat habis sebelum tujuan tercapai. Makanya, perlu menentukan target yang spesifik, misalnya berapa jumlah yang harus disisihkan setiap bulan agar dana terkumpul sesuai rencana.

Instrumen yang Digunakan
Karena sifatnya yang cepat dan fleksibel, cara mengelolanya juga harus praktis. Memilih instrumen keuangan yang tepat jadi kunci. Dengan begitu, uang tetap bisa berkembang tanpa mengorbankan aksesibilitasnya saat benar-benar dibutuhkan.
Tabungan adalah pilihan paling aman karena bisa langsung dipakai kapan saja. Deposito cocok kalau ada dana lebih yang bisa disimpan dalam jangka waktu tertentu tanpa tergoda untuk digunakan. Sementara reksa dana pasar uang bisa jadi alternatif karena keuntungannya lebih tinggi daripada tabungan, tapi tetap likuid dan risikonya rendah.
Dengan kombinasi yang tepat, perencanaan keuangan jangka pendek bisa membantu mencapai tujuan finansial tanpa harus merasa terbebani.
Baca juga: Cara Membuat Perencanaan Keuangan Pribadi yang Efektif dan Mudah
2. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Jangan salah, cuma karena waktunya masih lama bukan berarti perencanaan keuangan bisa ditunda. Justru makin cepat direncanakan, makin ringan beban yang harus disiapkan. Soalnya, tujuan jangka panjang butuh dana besar, sementara kalau ditunda terus, bisa-bisa malah makin sulit tercapai.
Durasi dan Tujuan Keuangan
Perencanaan keuangan jangka panjang itu seperti menanam pohon. Butuh waktu, kesabaran, dan strategi yang matang supaya bisa tumbuh besar dan memberi manfaat di masa depan.
Durasi perencanaannya lebih dari tiga tahun, bahkan bisa sampai puluhan tahun tergantung tujuan yang ingin dicapai. Biasanya, rencana ini berkaitan dengan hal-hal besar dalam hidup, seperti dana pensiun, membeli rumah, biaya pendidikan anak, atau investasi yang bisa jadi sumber penghasilan pasif.
Karena tujuannya jangka panjang, prosesnya juga nggak instan, perlu disiplin dan strategi yang tepat supaya hasilnya maksimal. Menyiapkan dana pensiun, misalnya, bukan sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu singkat. Semakin dini mulai menabung atau berinvestasi, semakin ringan beban yang harus disisihkan setiap bulan.
Begitu juga dengan rencana membeli rumah atau biaya pendidikan anak, semua butuh persiapan sejak jauh-jauh hari supaya nggak kewalahan saat waktunya tiba. Tanpa perencanaan yang matang, ada risiko keuangan jadi berantakan dan impian sulit terwujud.

Instrumen yang Digunakan
Karena jangka waktunya panjang, instrumen yang digunakan juga berbeda dari perencanaan jangka pendek. Tabungan biasa kurang efektif karena nilainya bisa tergerus inflasi.
Makanya, instrumen seperti saham, obligasi, reksa dana saham, atau properti lebih cocok karena potensi keuntungannya lebih besar dalam jangka panjang. Saham bisa memberi pertumbuhan nilai yang tinggi, meskipun risikonya juga lebih besar. Obligasi lebih stabil dan cocok untuk yang ingin investasi dengan risiko lebih rendah. Sementara properti bisa jadi aset yang nilainya terus meningkat seiring waktu.
Yang terpenting dalam perencanaan keuangan jangka panjang adalah konsistensi dan kesabaran. Nilai investasi bisa naik turun, tapi yang dilihat bukan hasil dalam satu atau dua tahun, melainkan bagaimana pertumbuhannya dalam jangka panjang. Dengan strategi yang tepat, perencanaan ini bisa jadi jalan untuk mencapai kebebasan finansial dan memastikan masa depan yang lebih terjamin.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Perencanaan keuangan yang baik butuh keseimbangan antara jangka pendek dan jangka panjang. Keduanya saling melengkapi supaya keuangan tetap aman sekarang dan di masa depan. Pahami perbedaannya, tentukan prioritas, dan kelola uang dengan strategi yang tepat. Dengan begitu, setiap tujuan finansial bisa tercapai tanpa bikin stres.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengenal Danantara: Lembaga Investasi Baru yang Kelola Aset Negara
Belakangan ini, nama Danantara sering diperbincangkan. Banyak yang penasaran, ada juga yang khawatir. Wajar saja, karena lembaga ini akan mengelola aset negara dalam jumlah besar.
Namun, di tengah banyaknya informasi yang beredar, tidak semua orang benar-benar paham apa itu Danantara. Sebagian menganggap ini sebagai langkah besar untuk memperkuat ekonomi, sementara yang lain khawatir bisa membuka celah bagi kepentingan tertentu.
Daripada bingung dengan berbagai opini yang simpang siur, ada baiknya memahami dulu dasar-dasarnya. Danantara bukan sekadar nama baru, tetapi bagian dari strategi besar pemerintah dalam mengelola BUMN. Supaya lebih jelas, mari lihat bagaimana Danantara bekerja, apa tujuannya, dan bagaimana sebaiknya kita menyikapinya.
Table of Contents
Apa Itu Danantara?

Danantara adalah lembaga investasi yang didirikan pemerintah untuk mengelola aset negara, terutama perusahaan milik negara (BUMN). Tujuannya adalah membuat aset tersebut lebih efisien, menghasilkan keuntungan, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Lembaga ini mengelola dana investasi agar aset negara bisa digunakan dengan lebih baik. Caranya adalah dengan mengalokasikan dana ke sektor-sektor penting yang dapat membantu perekonomian berkembang dalam jangka panjang.
Danantara dibentuk karena Indonesia ingin mengelola aset BUMN dengan lebih efektif dan menarik lebih banyak investasi. Hal ini sebenarnya bukan hal baru, karena konsep ini sudah diterapkan di Singapura dengan Temasek Holding-nya. Juga ada Khazanah Nasional di Malaysia. Keduanya tuh sukses mengelola aset negara dengan lebih mandiri dan efisien.
Dengan pendekatan yang sama, Danantara diharapkan bisa meningkatkan kinerja BUMN, menarik investasi, dan membantu perekonomian tumbuh lebih cepat.
Baca juga: Makan Siang Gratis dari Pemerintah dan Pengaruhnya untuk Anggaran Rumah Tangga
Cara Kerja Danantara

Danantara dibentuk untuk mengelola aset negara agar lebih produktif dan menghasilkan keuntungan. Modal awalnya berasal dari aset negara, terutama perusahaan milik negara (BUMN) yang memiliki potensi besar. Aset ini tidak dijual, tetapi dikelola agar berkembang dan memberikan nilai lebih tinggi.
Dikutip dari CNN Indonesia, Danantara akan mengelola tujuh BUMN besar di Indonesia, yaitu Bank Mandiri, Bank Rakyat Indonesia (BRI), Bank Negara Indonesia (BNI), PT Pertamina, PT PLN, PT Telkom Indonesia, dan MIND ID. Perusahaan-perusahaan ini bergerak di sektor keuangan, energi, telekomunikasi, dan industri strategis lainnya.
Danantara akan mengalokasikan dana dividen dari BUMN tersebut di atas ke sektor-sektor penting yang mendukung pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Fokus utamanya adalah investasi di energi, infrastruktur, manufaktur, dan pangan. Dengan investasi di bidang ini, diharapkan ekonomi nasional semakin kuat dan lebih banyak lapangan kerja tercipta.
Ditelusur dari berbagai sumber, Danantara ini berbeda dengan INA (Indonesia Investment Authority). INA berfungsi sebagai sovereign wealth fund yang bertugas menarik investasi dari dalam dan luar negeri, sedangkan Danantara lebih fokus pada pengelolaan aset BUMN yang sudah ada. Jika INA bekerja mencari sumber dana baru, Danantara bertugas memastikan aset negara yang dikelolanya bisa berkembang dan lebih menguntungkan.
Sebagai superholding, Danantara tidak akan ikut campur dalam operasional harian BUMN yang berada di bawahnya. Perannya hanya mengelola kepemilikan pemerintah dalam BUMN tersebut, menggantikan posisi pemerintah dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
BUMN yang menjadi anak usaha Danantara tetap beroperasi seperti biasa. Manajemennya tetap dijalankan oleh profesional yang ditunjuk oleh masing-masing perusahaan. Jika BUMN tersebut adalah perusahaan terbuka (public company), aturan yang berlaku tetap sama. Pemegang saham lain di luar pemerintah tetap dihormati, dan tata kelola perusahaan tetap berjalan sesuai regulasi.
Sebagai perusahaan publik, BUMN di bawah Danantara tetap wajib diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP). Mereka juga tetap menerbitkan laporan keuangan secara rutin dan mengikuti regulasi dari Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Bursa Efek Indonesia (BEI).
Danantara, seperti pemegang saham lainnya, akan menerima dividen dari BUMN yang dikelolanya. Sebelumnya, dividen ini masuk langsung ke APBN lewat Kas Negara. Sekarang, sebagian dana tersebut dikelola langsung oleh Danantara dan diputar untuk investasi ke berbagai sektor. Sumber dana lainnya berasal dari setoran modal pemerintah.
Sementara itu, operasional BUMN yang menjadi anak usaha Danantara tetap berjalan seperti biasa. Mereka tetap wajib menjalankan tata kelola perusahaan yang baik dan mengikuti aturan yang berlaku.
Pro dan Kontra Danantara

Seperti biasa, kalau ada kebijakan baru pemerintah, pro dan kontra selalu menyertai. Begitu juga dengan Danantara ini.
1. Peningkatan Investasi
Salah satu manfaat utama dari Danantara adalah peningkatan investasi. Dengan sistem pengelolaan yang lebih profesional, aset negara bisa lebih menarik bagi investor, baik dari dalam maupun luar negeri.
Dana yang masuk nantinya dapat digunakan untuk proyek-proyek penting seperti infrastruktur, energi, dan manufaktur, yang pada akhirnya bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi.
2. Peningkatan Efisiensi
Selain itu, Danantara diharapkan dapat meningkatkan efisiensi BUMN. Saat ini, banyak perusahaan negara yang kurang optimal dalam pengelolaannya. Dengan strategi baru, diharapkan aset yang dikelola bisa lebih menghasilkan keuntungan dan bersaing di tingkat global.
3. Transparansi
Di samping beberapa benefitnya, ada tantangan besar dari Danantara yang harus dihadapi. Salah satunya adalah transparansi dan akuntabilitas. Karena lembaga ini nantinya akan mengelola aset negara dalam jumlah besar, ada kekhawatiran bahwa dana ini bisa disalahgunakan jika tidak diawasi dengan baik.
Beberapa pihak menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat agar tidak terjadi penyimpangan atau praktik korupsi. Apalagi konon, Danantara nantinya tidak bisa diaudit oleh KPK.
Selain itu, ada juga potensi intervensi politik. Karena lembaga ini berada di bawah kendali langsung presiden, banyak yang khawatir bahwa keputusan investasi bisa lebih dipengaruhi oleh kepentingan politik daripada pertimbangan bisnis yang sehat.
Bagaimana Kita sebagai Warga Negara Harus Menyikapinya?

Danantara dibentuk dengan tujuan membuat aset negara lebih produktif dan menguntungkan. Dalam jangka panjang, jika dikelola dengan baik, lembaga ini bisa membantu ekonomi Indonesia tumbuh lebih stabil. Investasi yang dilakukan di sektor strategis seperti energi, infrastruktur, dan pangan bisa menciptakan lebih banyak lapangan kerja dan memperkuat daya saing nasional. Selain itu, pengelolaan BUMN yang lebih efisien diharapkan bisa meningkatkan keuntungan dan mengurangi beban negara.
Namun, agar Danantara benar-benar memberikan manfaat, transparansi dan pengawasan menjadi hal yang sangat penting. Masyarakat perlu ikut mengawal agar lembaga ini dikelola secara profesional dan tidak digunakan untuk kepentingan politik atau kelompok tertentu.
Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengikuti perkembangan informasi dari sumber tepercaya. Selain itu, juga memastikan bahwa kebijakan yang dibuat tetap berpihak pada kepentingan publik.
Pemerintah juga perlu membuka ruang diskusi dan melibatkan berbagai pihak, termasuk akademisi, ekonom, dan masyarakat luas, dalam pengawasan Danantara. Dengan adanya kontrol yang baik, potensi risiko seperti penyalahgunaan aset atau kurangnya transparansi bisa diminimalkan.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Pada akhirnya, Danantara bisa menjadi peluang besar bagi Indonesia jika dikelola dengan benar. Tetapi, tanpa pengawasan yang ketat, justru bisa menimbulkan masalah baru.
Karena itu, penting bagi semua pihak untuk tetap kritis dan memastikan bahwa tujuan utama Danantara benar-benar dijalankan sesuai harapan.
Bagaimana? Semoga penjelasan mengenai Danantara di atas bisa dipahami dengan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Investasi? Ini Penjelasan Pengertian dan Jenis-jenisnya
Banyak orang ingin punya uang lebih, tapi tidak cukup kalau hanya mengandalkan tabungan. Salah satu cara agar uang bisa berkembang adalah dengan investasi. Tapi, apa itu investasi?
Well, secara sederhana, investasi adalah menanamkan modal atau aset dengan harapan nilainya bertambah di masa depan. Jika dilakukan dengan cara yang tepat, investasi bisa jadi jalan untuk mencapai tujuan keuangan.
Investasi bukan cuma untuk orang kaya atau pebisnis. Siapa saja bisa mulai, asalkan cara kerja dan apa itu investasi bisa dipahami dengan baik. Yang penting, tahu tujuan dan memilih jenis investasi yang sesuai.
Supaya tidak salah langkah, kenali dulu berbagai jenis investasi sebelum mulai menanamkan modal.
Table of Contents
Apa Itu Investasi?

Apa itu investasi, pada dasarnya, adalah cara untuk menumbuhkan uang atau aset. Bukan cuma ditabung, tapi dialihkan ke sesuatu yang bisa berkembang nilainya. Bisa dalam bentuk uang, emas, properti, atau bahkan saham. Intinya, ada harapan uang yang diinvestasikan bisa bertambah seiring waktu.
Tujuan utama investasi tentu untuk mendapatkan keuntungan. Ada yang mencari keuntungan cepat, ada juga yang fokus jangka panjang. Tapi prinsip dasar apa itu investasi tetap sama: menanam modal sekarang untuk hasil di masa depan. Semakin lama dan semakin cerdas cara mengelolanya, semakin besar peluang untuk mendapatkan keuntungan lebih.
Investasi juga bisa jadi strategi untuk menjaga nilai uang. Jika hanya disimpan di rekening tanpa diolah, nilainya bisa turun karena inflasi. Dengan berinvestasi, uang enggak sekadar diam, tapi tetap bekerja dan bertumbuh. Itu sebabnya banyak orang mulai sadar pentingnya investasi sejak dini.
Meskipun terdengar sederhana, apa itu investasi butuh dipahami yang baik. Tidak semua investasi pasti menguntungkan. Ada risiko yang harus diperhitungkan. Oleh karena itu, penting untuk memahami cara kerja investasi sebelum memutuskan di mana akan menaruh modal.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Belajar Investasi
Jenis-Jenis Investasi
Sudah paham apa itu investasi kan? Nah, sementara itu cara dan bentuk investasi itu bisa bermacam-macam, tergantung pada tujuan dan strategi yang dipilih. Berikut beberapa jenis investasi yang perlu diketahui sebelum menentukan pilihan yang tepat.

1. Berdasarkan Bentuk
Investasi bisa dibedakan berdasarkan bentuknya. Ada yang berupa aset nyata, ada juga yang berbasis keuangan. Keduanya punya cara kerja yang berbeda, tapi tujuannya tetap sama: menumbuhkan nilai aset.
Mari bahas investasi riil dulu. Apa itu investasi riil? Jenis ini berbentuk aset fisik yang bisa dilihat dan disentuh. Contohnya properti dan emas. Nilai aset ini biasanya naik seiring waktu, apalagi jika lokasinya strategis atau permintaannya tinggi. Misalnya, harga tanah di kota besar cenderung terus naik. Emas juga sering dianggap sebagai aset aman saat kondisi ekonomi kurang stabil.
Lalu ada investasi finansial. Berbeda dengan investasi riil, jenis ini melibatkan instrumen keuangan seperti saham atau obligasi. Bentuknya enggak bisa disentuh, tapi tetap memiliki nilai yang bisa berkembang. Saham, misalnya, memberi peluang keuntungan dari kenaikan harga dan pembagian dividen. Obligasi menawarkan imbal hasil tetap dalam jangka waktu tertentu.
Baik investasi riil maupun finansial punya kelebihan masing-masing. Investasi riil cenderung lebih stabil, tapi butuh modal besar dan tidak mudah dicairkan. Sementara investasi finansial lebih fleksibel, tapi risikonya juga lebih fluktuatif. Memilih yang mana tergantung pada tujuan dan kenyamanan dalam berinvestasi.
2. Jangka Waktu
Investasi juga bisa dibedakan berdasarkan jangka waktunya. Ada yang berlangsung singkat, ada juga yang butuh waktu lama. Pemilihan jenisnya tergantung pada tujuan dan seberapa cepat ingin mendapatkan hasil.
Yang pertama, investasi jangka pendek. Apa itu investasi jangka pendek?
Jenis ini biasanya berlangsung kurang dari satu tahun. Contohnya deposito dan trading saham. Deposito memberikan bunga tetap dalam periode tertentu, jadi cocok untuk yang ingin keuntungan stabil tanpa risiko besar. Sementara trading saham lebih dinamis, karena mengandalkan naik turunnya harga saham dalam waktu singkat. Jika harga naik, keuntungan bisa langsung dicairkan. Tapi kalau turun, bisa rugi juga. Investasi jangka pendek sering dipilih oleh mereka yang aktif mengawasi pasar dan siap mengambil keputusan cepat.
Sebaliknya, investasi jangka panjang membutuhkan waktu lebih lama. Biasanya berlangsung beberapa tahun hingga puluhan tahun.
Contohnya investasi properti dan saham untuk dividen. Properti sering dipilih karena nilainya cenderung naik seiring waktu. Selain itu, bisa memberikan penghasilan tambahan jika disewakan. Saham dividen juga menarik, karena pemiliknya bisa mendapatkan pembagian keuntungan secara rutin dari perusahaan. Jenis investasi ini cocok bagi yang ingin menyiapkan dana pensiun atau tujuan keuangan jangka panjang lainnya.
Setiap jenis investasi punya karakteristik berbeda. Investasi jangka pendek lebih cepat menghasilkan, tapi risikonya bisa lebih tinggi. Sementara investasi jangka panjang butuh kesabaran, tapi hasilnya bisa lebih stabil dan menguntungkan dalam jangka waktu yang panjang. Pilihannya tergantung pada kebutuhan dan seberapa besar kesiapan menghadapi risiko.

3. Berdasarkan Tingkat Risiko
Investasi bisa dibedakan berdasarkan tingkat risikonya. Ada yang lebih aman dengan keuntungan stabil, ada juga yang bisa menghasilkan keuntungan besar tapi berisiko tinggi. Pemilihan jenisnya tergantung pada seberapa besar kesiapan menghadapi kemungkinan untung dan rugi.
Yang pertama, investasi rendah risiko. Jenis ini lebih aman karena nilai asetnya cenderung stabil. Contohnya deposito, obligasi pemerintah, dan emas. Deposito memberikan bunga tetap dalam jangka waktu tertentu, jadi cocok buat yang enggak mau ambil risiko besar.
Obligasi pemerintah juga termasuk pilihan aman karena dijamin negara, meskipun keuntungannya juga enggak terlalu tinggi. Emas juga sering dipilih karena nilainya cenderung naik dalam jangka panjang dan bisa menjadi penyelamat saat ekonomi tidak stabil.
Di sisi lain, ada investasi tinggi risiko. Jenis ini bisa memberikan keuntungan besar, tapi peluang ruginya juga tinggi. Contohnya saham, kripto, dan bisnis startup.
Saham bisa naik drastis dalam waktu singkat, tapi juga bisa turun tajam jika pasar enggak mendukung. Kripto lebih ekstrem lagi, harganya bisa melonjak dalam sehari, tapi bisa jatuh dalam hitungan jam. Sementara itu, bisnis startup menjanjikan keuntungan besar jika sukses, tapi banyak juga yang gagal di tengah jalan.
Memilih investasi berdasarkan risiko harus disesuaikan dengan profil masing-masing. Jika lebih nyaman dengan keuntungan stabil dan minim risiko, investasi rendah risiko lebih cocok. Tapi jika siap dengan kemungkinan untung besar sekaligus potensi rugi, investasi tinggi risiko bisa jadi pilihan. Yang terpenting, selalu pahami cara kerja investasinya sebelum menaruh modal.
Baca juga: Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Sekarang sudah lebih paham apa itu investasi dan jenis-jenisnya. Setiap pilihan punya kelebihan dan risiko masing-masing. Yang penting, sesuaikan dengan tujuan dan kemampuan finansial. Jangan terburu-buru, pelajari dulu sebelum menaruh modal. Dengan strategi yang tepat, investasi bisa jadi cara cerdas untuk menumbuhkan aset dan mencapai kestabilan keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaji UMR vs Biaya Hidup: Bagaimana Menyiasati Kesenjangan Finansial?
Hidup zaman sekarang betul-betul berat ya? Apalagi kalau kamu adalah kelas menengah bawah, yang terima penghasilan batas gaji UMR.
Contohnya di Jakarta saja. Hidup dengan gaji UMR itu bener-bener kayak uji nyali. Bayangkan, Upah Minimum Provinsi (UMP) Jakarta tahun 2025 ditetapkan sebesar Rp5.396.760 per bulan. Sementara itu, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), rata-rata biaya hidup di Jakarta mencapai Rp14,88 juta per bulan. Artinya, ada kesenjangan yang cukup besar antara pendapatan dan pengeluaran.
Kesenjangan ini membuat banyak pekerja merasa kewalahan mengatur keuangan. Mungkin juga termasuk kamu.
Table of Contents
Gaji UMR dan Biaya Hidup: Gimana Caranya Menyeimbangkannya?

Dengan biaya hidup yang hampir tiga kali lipat dari gaji UMR, penting bagi kita untuk mencari strategi efektif agar tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tanpa terjerat utang. Artikel ini akan membahas berbagai cara kreatif dan praktis untuk menyiasati kesenjangan finansial tersebut.
1. Cari Tempat Tinggal Alternatif yang Lebih Hemat
Kalau sewa kos atau kontrakan terlalu mahal, coba opsi lain demi gaji UMR cukup. Misalnya, cari kost bareng teman supaya bisa patungan biaya sewa. Bisa juga cari kos dengan sistem sewa tahunan yang biasanya lebih murah dibanding bayar bulanan. Kalau memungkinkan, cari tempat tinggal di pinggiran kota yang lebih murah dan gunakan transportasi umum untuk ke kantor.
Baca juga: Kenapa Gaji di Indonesia Kecil? 5 Faktor yang Memengaruhinya
2. Manfaatkan Fasilitas Gratis atau Murah
Banyak fasilitas umum yang bisa dimanfaatkan buat menghemat pengeluaran. Misalnya, cari tempat olahraga gratis seperti lapangan atau taman kota daripada bayar gym mahal. Kalau butuh internet buat kerja atau belajar, manfaatkan WiFi gratis di perpustakaan, co-working space, atau tempat lain yang menyediakan akses internet tanpa biaya tambahan.
3. Gunakan Barang Preloved untuk Kebutuhan Sekunder
Daripada beli barang baru, cek dulu apakah ada versi preloved yang lebih murah tapi masih layak pakai. Banyak orang menjual barang seperti elektronik, baju, atau furniture dengan harga miring di marketplace. Selain lebih hemat, ini juga bisa jadi cara buat mengurangi pengeluaran tanpa mengorbankan kebutuhan.
Salah satu cara yang bisa dicoba adalah thrifting, terutama untuk kebutuhan fashion. Selain baju, sepatu, tas, atau aksesori juga banyak tersedia dalam kondisi bagus. Kalau pintar memilih, bisa dapat barang branded dengan harga miring.

4. Maksimalkan Program Cashback dan Reward
Gunakan aplikasi yang memberikan cashback atau poin dari transaksi sehari-hari. Misalnya, pakai e-wallet atau kartu debit yang menawarkan diskon atau promo di tempat makan dan transportasi. Tapi ingat, jangan asal pilih aplikasi, cari yang benar-benar sering digunakan supaya keuntungan dari cashback dan reward terasa lebih maksimal.
5. Cari Pekerjaan dengan Fasilitas Tambahan
Beberapa perusahaan menawarkan fasilitas yang bisa mengurangi biaya hidup, seperti makan siang gratis, uang transport, atau tempat tinggal. So, kalau sedang mencari kerja baru, mungkin penawarannya gaji UMR, tapi coba benefit ini ditanyakan. Kalau memang ada, ya boleh dipertimbangkan, supaya gaji bisa lebih maksimal kamu terima.
6. Bekerja Remote atau Hybrid untuk Hemat Ongkos
Kalau pekerjaan memungkinkan, coba negosiasi untuk bisa kerja remote atau hybrid. Dengan bekerja dari rumah beberapa hari dalam seminggu, ongkos transportasi dan makan siang di luar bisa ditekan dan nggak membebani gaji UMR yang kamu terima. Kalau pekerjaan utama nggak bisa remote, coba cari kerja sampingan yang bisa dikerjakan online tanpa harus keluar rumah.
7. Manfaatkan Subsidi dan Program Pemerintah
Banyak orang nggak sadar kalau ada program bantuan yang bisa dimanfaatkan demi bisa membiayai hidup dengan gaji UMR. Program ini bisa dimanfaatkan agar pengeluaran lebih ringan dan kebutuhan dasar tetap terpenuhi.
Salah satunya adalah bantuan pangan 10 kg beras per bulan yang diberikan hingga Februari 2025. Bantuan ini ditujukan untuk 16 juta keluarga penerima manfaat (KPM) yang terdaftar di data Badan Pusat Statistik (BPS). Dengan ini, kebutuhan pokok seperti beras bisa lebih terjamin tanpa harus mengeluarkan uang tambahan.
Ada juga diskon tarif listrik 50% bagi pelanggan dengan daya terpasang hingga 2.200 VA. Diskon ini berlaku selama Januari dan Februari 2025 dan bisa dinikmati oleh sekitar 80 juta pelanggan PLN.
Bagi keluarga pra-sejahtera, Program Keluarga Harapan (PKH) tetap berjalan di 2025. Bantuan ini diberikan kepada ibu hamil, anak sekolah, dan lansia dalam beberapa tahap sepanjang tahun. Penyaluran dilakukan melalui PT Pos Indonesia dan Bank Himbara.
Selain itu, ada Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) senilai Rp200.000 per bulan. Dana ini bisa digunakan untuk membeli sembako di e-warung yang bekerja sama dengan pemerintah. Program ini menargetkan 18,8 juta keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia.
Di bidang kesehatan, Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk Penerima Bantuan Iuran (PBI) tetap berlaku. Masyarakat yang terdaftar bisa mendapatkan layanan kesehatan gratis di fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan BPJS Kesehatan. Dengan kartu ini, biaya berobat bisa lebih ringan.
Manfaatkan program ini dengan mengecek apakah sudah terdaftar sebagai penerima bantuan. Informasi lengkap bisa diperoleh melalui website resmi pemerintah atau kantor kelurahan setempat.

8. Ubah Gaya Hidup Jadi Lebih Minimalis
Daripada terus berusaha mengejar gaya hidup yang mahal, coba ubah mindset. Mulai kurangi keinginan buat beli barang-barang yang nggak perlu. Fokus ke kualitas hidup, bukan sekadar gengsi. Dengan pola pikir ini, pengeluaran bisa lebih terkontrol tanpa harus merasa kekurangan.
Baca juga: Gaji TikTok: Apa Saja Sumber Pendapatannya?
Gaji UMR mungkin terasa pas-pasan, tapi bukan berarti nggak bisa dikelola dengan baik. Dengan strategi yang tepat, kondisi keuangan bisa lebih stabil. Selain itu, edukasi diri tentang keuangan tetap jadi kunci utama. Semakin paham cara mengatur uang, semakin mudah menyesuaikan diri dengan biaya hidup yang terus naik.
Jangan ragu untuk belajar lebih dalam soal finansial. Banyak kelas keuangan yang bisa membantu memahami cara mengelola gaji, menabung, membuat rencana keuangan atau bahkan berinvestasi. Salah satunya adalah QM Academy, yang menawarkan berbagai kelas sesuai kebutuhan. Pilih kelas yang paling relevan dan mulai bangun kebiasaan finansial yang lebih sehat. Dengan ilmu yang cukup, mengatur keuangan dengan gaji UMR bisa jadi lebih ringan dan terarah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Teman Pinjam Uang Tapi Tidak Mengembalikan? Ini Cara Menghadapinya
Teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan? Situasi ini memang bikin serba salah. Apalagi kalau sudah temenan lama, ya kan?
Mau menagih, takut hubungan jadi canggung. Dibiarkan, kok ya malah jadi beban pikiran. Apalagi kalau awalnya hanya ingin membantu, tapi akhirnya malah merasa dirugikan. Hvft.
Menghadapi kondisi seperti ini, kamu akan butuh cara yang tepat. Salah langkah bisa merusak pertemanan atau malah membuat uang yang dipinjam tak kembali selamanya. Ada beberapa pendekatan yang bisa dicoba, dari mengingatkan dengan sopan hingga mencari solusi lain jika pembayaran terus tertunda.
Mau coba, simak terus sampai selesai ya.
Table of Contents
Trik Menghadapi Teman Pinjam Uang tapi Tidak Dikembalikan

Menghadapi teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan memang butuh strategi. Enggak bisa asal menagih, karena bisa merusak hubungan. Tapi juga enggak bisa dibiarkan, karena bisa jadi kebiasaan.
Ada beberapa trik yang bisa dilakukan agar pinjaman tetap dikembalikan tanpa menimbulkan konflik. Kamu bisa coba kalau kebetulan sedang menghadapi masalah ini.
1. Ingatkan Secara Sopan
Gunakan nada netral dan enggak menekan, misalnya, “Maaf, mau menanyakan soal pinjaman kemarin. Kapan kira-kira bisa dikembalikan?” atau “Aku paham mungkin sedang sibuk, tapi apakah kamu sudah ada rencana untuk melunasi pinjaman yang kemarin itu?”.
Sampaikan secara pribadi dan pilih waktu yang tepat agar enggak membuat teman merasa tertekan. Jika memang orangnya bertanggung jawab, ditanya baik-baik pasti terus merasa tak enak.
Baca juga: Pacar Pinjam Uang, Yay or Nay?
2. Gunakan Pendekatan Personal
Jika teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan, coba temui langsung dan ajak berbicara dengan tenang agar komunikasi lebih jelas. Hindari menegur di depan orang lain, di grup, atau media sosial, karena bisa membuat teman merasa malu dan justru menghindar.
Percakapan langsung juga memberi kesempatan untuk memahami kondisinya dan mencari solusi bersama. Siapa tahu, juga bisa langsung clear mendapatkan kepastian.
3. Berikan Batas Waktu
Jika teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan dan terus menunda, tetapkan batas waktu yang jelas agar ada kepastian. Misalnya, tanyakan, “Apakah bisa dikembalikan sebelum akhir bulan?”. Atau bisa juga, “Aku membutuhkan uangnya di tanggal 15. Bisa kamu mengembalikannya tanggal 14?”
Jadi, kamu harus memberikan tenggat, tapi tanpa nada mengancam. Sampaikan dengan tegas tetapi tetap sopan, agar enggak terkesan memaksa tetap tetap menunjukkan keseriusan.

4. Tawarkan Solusi Bertahap
Jika teman mengalami kesulitan, tanyakan apakah memungkinkan untuk mengembalikan secara mencicil. Misalnya, “Kalau belum bisa langsung lunas, mungkin bisa dicicil sedikit dulu?”. Pendekatan ini bisa meringankan beban sekaligus memastikan ada progres dalam pelunasan.
5. Gunakan Orang Ketiga
Jika sulit membicarakannya langsung, mintalah bantuan teman yang lebih dekat dengannya untuk menyampaikan pesan secara halus. Pilih orang yang bisa dipercaya dan memiliki hubungan baik dengan kedua pihak agar komunikasi berjalan lancar.
Pastikan cara penyampaiannya tetap sopan dan enggak terkesan menekan, sehingga teman yang pinjam uang tapi tidak dikembalikan ini enggak merasa tersudut atau menjauh.
6. Jadikan Pelajaran
Jika teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan, jadikan sebagai pengalaman berharga untuk lebih berhati-hati di masa depan. Evaluasi kembali kebiasaan dalam meminjamkan uang, terutama tanpa jaminan atau kesepakatan yang jelas.
Pertimbangkan untuk hanya membantu dalam jumlah yang enggak membebani keuangan pribadi atau menetapkan aturan yang lebih tegas sebelum memberikan pinjaman di lain waktu.

7. Pertimbangkan Jalur Hukum
Jika jumlah pinjaman cukup besar dan ada bukti tertulis seperti perjanjian, chat, atau transfer bank, jalur hukum bisa menjadi opsi terakhir.
Mulailah dengan mengingatkan kembali secara formal, misalnya melalui surat peringatan. Jika tetap enggak ada itikad baik untuk mengembalikan, konsultasikan dengan pihak berwenang atau jasa hukum untuk mengetahui langkah yang bisa diambil. Namun, pertimbangkan dampaknya terhadap hubungan pertemanan dan pastikan langkah ini benar-benar diperlukan.
Baca juga: Pinjam Dulu Seratus! – Cara Benar Menolak Teman Meminjam Uang
Teman pinjam uang tapi tidak dikembalikan memang bikin dilema. Mau menagih terus, takut hubungan jadi renggang. Tapi kalau dibiarkan, bisa jadi tidak ada tanggung jawab. Ditambah lagi, kadang lebih galak yang ngutang ketimbang yang ngasih utang.
Yang penting, hadapi dengan tenang dan cari cara terbaik agar uang kembali tanpa merusak pertemanan. Kejadian ini juga bisa jadi pelajaran supaya lebih selektif dalam meminjamkan uang di lain waktu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pacar Pinjam Uang, Yay or Nay?
Pacar pinjam uang, situasi yang bikin dilema. Di satu sisi, ingin membantu. Di sisi lain, ada kekhawatiran soal pengembalian.
Apalagi kalau jumlahnya besar atau sering terjadi. Bisa jadi tanda masalah finansial atau hubungan yang kurang sehat.
Pertanyaannya, bijakkah memberikan pinjaman dalam hubungan? Atau justru lebih baik menolak sejak awal?
Table of Contents
Pacar Pinjam Uang: Pertimbangkan Ini!

Keuangan itu hal sensitif, apalagi dalam pacaran. Salah langkah, bisa berujung konflik atau perasaan tidak enak. Jangankan masih pacaran, sudah menikah dan punya anak saja, hal kayak gini bisa mengganggu hubungan banget loh.
Memang, memberi pinjaman bisa jadi bentuk kepedulian. Tapi tanpa kejelasan, risikonya besar. Sebelum memutuskan ketika pacar pinjam uang, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan. Biar hubungan tetap sehat tanpa ada beban finansial yang mengganggu.
1. Tujuan Pinjaman
Saat pacar pinjam uang, sebelum memberi pinjaman, penting untuk memastikan apakah uang tersebut benar-benar dibutuhkan untuk keadaan darurat. Misalnya, seperti biaya medis atau kebutuhan mendesak lainnya. Atau, jangan-jangan hanya sekadar keinginan konsumtif, seperti belanja atau hiburan.
Jika alasan meminjam lebih ke arah gaya hidup, sebaiknya pertimbangkan ulang. Pikirkan apakah ada solusi lain, seperti mencari pinjaman dari keluarga, teman, atau lembaga keuangan yang lebih bertanggung jawab, sehingga enggak membebani hubungan.
Baca juga: Waspadai 8 Red Flag Keuangan pada Pacar Ini
2. Kemampuan Finansial Sendiri
Sebelum meminjamkan uang, pastikan kondisi keuangan tetap stabil dan kebutuhan pribadi tetap terpenuhi. Jangan sampai niat membantu pacar pinjam uang justru membuat kesulitan sendiri. Kayak harus mengorbankan tabungan, dana darurat, atau pengeluaran penting lainnya.
Jika pinjaman berisiko mengganggu keseimbangan keuangan, lebih baik mempertimbangkan alternatif lain atau menetapkan batas jumlah yang masih aman.
3. Nominal dan Kemampuan Mengembalikan
Pertimbangkan apakah jumlah yang dipinjam masih dalam batas wajar atau terlalu besar hingga berisiko membebani keuangan. Jika nominalnya signifikan, pastikan ada kejelasan mengenai cara dan waktu pengembalian.
Selain itu, periksa apakah pacar memiliki sumber penghasilan yang stabil untuk mengembalikan pinjaman. Jika tidak ada kepastian mengenai pengembalian, risiko kehilangan uang atau konflik dalam hubungan bisa semakin besar.
4. Komitmen dan Kejelasan Pengembalian
Kalau mau bantu pacar pinjam uang, penting untuk memastikan ada kesepakatan yang jelas mengenai kapan dan bagaimana uang akan dikembalikan. Apakah akan dikembalikan dalam satu kali bayar atau dicicil dalam jangka waktu tertentu?
Jika nominalnya cukup besar, mungkin bisa saja membuat perjanjian tertulis. Ya, ini memang bisa jadi akan memicu diskusi panas di awal sih, tapi ini bisa banget untuk menghindari kesalahpahaman di kemudian hari. Kejelasan sejak awal dapat membantu menjaga hubungan tetap sehat tanpa ada perasaan terpaksa atau dirugikan.

5. Riwayat Keuangan Pacar
Perhatikan juga apakah pacar memiliki kebiasaan sering berutang? Ke siapa saja, termasuk ke keluarga atau teman-temannya.
Lalu cek, apakah pinjaman yang dilakukan sebelumnya sering menumpuk, atau apakah dikembalikan tepat waktu. Kalau misalnya sering “lupa” sama utang, ada kemungkinan tanggung jawab finansialnya memang enggak begitu baik. Sebaliknya, jika pacar disiplin dalam mengelola keuangan dan selalu menepati janji dalam urusan uang, risikonya mungkin lebih kecil.
Memahami pola keuangan ini dapat membantu mempertimbangkan saat pacar pinjam uang. Apakah memberi pinjaman adalah keputusan yang bijak atau justru berpotensi menimbulkan masalah.
6. Dampak terhadap Hubungan
Meminjamkan uang dalam hubungan romantis itu enggak cuma soal keuangan, tetapi juga bisa memengaruhi kepercayaan dan kenyamanan dalam berpasangan.
Jadi, pertimbangkan apakah siap menghadapi kemungkinan uang enggak balik. Kalau itu terjadi, pertimbangkan lagi, apakah itu akan menimbulkan kekecewaan?
Misalnya, kalau ada masalah dalam proses pengembalian, apakah hubungan masih bisa berjalan baik, atau justru akan menimbulkan konflik berkepanjangan?
Kejelasan batasan sejak awal dapat membantu mencegah perasaan tertekan atau menimbulkan ketegangan yang merusak hubungan.
7. Tanda-tanda yang Harus Diwaspadai
Berhati-hatilah kalau pacar menunjukkan sikap memaksa atau menggunakan alasan emosional untuk membuat merasa bersalah agar memberikan pinjaman. Manipulasi seperti ini bisa menjadi tanda ketergantungan finansial yang tidak sehat.
Selain itu, jika setelah menerima uang pacar mulai menghindari pembicaraan soal pengembalian atau terus menunda dengan berbagai alasan, ini juga bisa menjadi sinyal bahaya. Kurangnya transparansi mengenai tujuan pinjaman, seperti alasan yang berubah-ubah atau enggak masuk akal, juga perlu diwaspadai. Bisa saja ini indikasi ada kebiasaan finansial yang kurang baik.

8. Alternatif Bantuan
Memberikan bantuan enggak selalu harus dalam bentuk uang. Kalau misalnya pacar pinjam uang karena mengalami kesulitan finansial, kamu masih bisa mempertimbangkan cara lainnya. Misalnya seperti membantu mencarikan pekerjaan tambahan, memberi saran pengelolaan keuangan, atau mencari solusi lainnya yang sesuai.
Tapi, kalau kamu tetap pengin membantu dengan uang, pastikan jumlahnya enggak mengganggu kestabilan keuangan sendiri dan enggak menciptakan ketergantungan. Memberi bantuan dengan batas yang jelas dapat menjaga keseimbangan antara kepedulian dan tanggung jawab pribadi.
Baca juga: Pinjam Dulu Seratus! – Cara Benar Menolak Teman Meminjam Uang
Pacar pinjam uang, keputusan ada di tanganmu sendiri. Mau membantu atau menolak, yang penting ada batasan jelas.
Jangan sampai niat baik justru jadi beban. Hubungan yang sehat bukan soal uang, tapi tentang kepercayaan dan tanggung jawab. Jadi, pikirkan baik-baik sebelum mengambil keputusan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Praktis Edukasi Literasi Keuangan untuk Karyawan di Tempat Kerja
Literasi keuangan itu penting, tapi masih banyak orang yang kesulitan mengatur uang dengan baik. Gaji sering kali habis sebelum akhir bulan, utang menumpuk, atau tabungan tidak kunjung bertambah. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perusahaan bisa menyediakan berbagai program edukasi. Ada banyak contoh edukasi literasi keuangan yang bisa diterapkan di tempat kerja agar karyawan lebih paham cara mengelola keuangan mereka.
Table of Contents
6 Contoh Edukasi Literasi Keuangan yang Bisa Disontek

Edukasi ini enggak harus rumit atau membosankan. Justru, kalau dibuat praktis dan mudah dipahami, karyawan lebih tertarik untuk belajar keuangan secara lebih jauh.
Ya, seperti itu juga yang biasa QM Financial lakukan melalui QM Training. Edukasinya bisa lewat workshop, konsultasi keuangan, hingga games interaktif yang seru.
Semakin banyak pengetahuan yang karyawan dapat, semakin baik pula kebiasaan finansial yang bisa dibangun. Pada akhirnya, ini bukan cuma menguntungkan karyawan, tapi juga perusahaan.
So, jika pengin meningkatkan skill keuangan karyawan, berikut beberapa contoh edukasi literasi keuangan yang bisa disontek.
1. Workshop Manajemen Keuangan Pribadi
Mengatur uang dengan benar itu penting, tapi tidak semua orang tahu caranya. Banyak yang baru sadar setelah gaji habis entah ke mana. Karena itu, workshop manajemen keuangan bisa jadi contoh edukasi literasi keuangan yang solutif untuk karyawan.
Perusahaan bisa mengadakan sesi pelatihan rutin. Topiknya bisa mulai dari cara menyusun anggaran, membagi gaji dengan bijak, sampai merencanakan keuangan jangka panjang. Dengan pelatihan ini, karyawan jadi lebih paham cara mengelola uang mereka.
Kalau pelatihan ini diadakan secara rutin, karyawan bisa terus belajar dan memperbaiki cara mereka mengelola uang. Dampaknya enggak hanya ke keuangan pribadi, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja.
Baca juga: Panduan Belajar Manajemen Keuangan Pribadi untuk Pemula
2. Sesi Private dengan Trainer Keuangan
Salah satu contoh edukasi literasi keuangan yang lebih interaktif adalah menyediakan layanan sesi private curhat keuangan dengan ahli keuangan seperti para QM trainers. Sesi ini akan sangat berguna bagi karyawan yang ingin merencanakan keuangan dengan lebih serius.
Dengan sesi private bersama ahli keuangan, seperti para QM trainers, karyawan pun bisa tahu strategi yang paling tepat sesuai dengan kondisi keuangan masing-masing. Karena dalam setiap sesi biasanya solusi yang didiskusikan akan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi atau kebutuhan karyawan.
Jika diterapkan dengan baik, karyawan bisa lebih tenang secara finansial dan lebih fokus saat bekerja.
3. Program Tabungan dan Investasi Karyawan
Menabung dan investasi sering dianggap rumit. Banyak yang ingin mulai, tapi bingung harus ke mana. Untuk itu, perusahaan bisa membantu dengan menyediakan program tabungan dan investasi otomatis.
Salah satu caranya adalah lewat potongan gaji. Jadi, setiap bulan, sebagian gaji langsung masuk ke tabungan khusus atau misalnya ke program dana pensiun yang sudah ditunjuk. Dengan cara ini, karyawan enggak perlu repot menyisihkan uang sendiri. Simpanan pun bisa bertambah tanpa terasa.
Agar lebih efektif, perusahaan juga perlu memberi edukasi soal investasi. Karyawan harus paham manfaat dan risikonya, supaya bisa memilih instrumen yang paling cocok. Jangan sampai hanya ikut-ikutan tanpa tahu cara kerjanya.

4. Game atau Tantangan Keuangan
Belajar keuangan itu nggak harus membosankan lo! Bersama QM Training, agenda belajar keuangan bisa seseru main games.
Nah, tinggal perusahaan nih bisa meneruskan keseruan ini. Misalnya, salah satu contoh edukasi literasi keuangan seru yang bisa dicoba adalah “No Spend Week”. Tantangannya sederhana: selama seminggu, karyawan hanya boleh mengeluarkan uang untuk kebutuhan utama, seperti makan dan transportasi. Belanja impulsif, jajan kopi mahal, atau belanja online harus ditahan. Tantangan ini bikin karyawan lebih sadar ke mana uang mereka mengalir.
Contoh edukasi literasi keuangan lainnya adalah dengan mengadakan “Tantangan Menabung 30 Hari”. Setiap hari, peserta harus menyisihkan sejumlah uang ke dalam tabungan. Nominalnya bisa bertambah sedikit demi sedikit, misalnya mulai dari Rp5.000 hingga Rp150.000 di hari terakhir. Dengan cara ini, menabung jadi terasa seperti permainan, bukan beban.
Supaya lebih menarik, perusahaan bisa memberikan hadiah kecil untuk pemenang. Enggak perlu yang mahal, cukup sesuatu yang membuat peserta termotivasi. Yang penting, lewat tantangan ini, karyawan jadi lebih paham bagaimana mengatur uang dengan lebih bijak.
5. Papan Informasi atau Newsletter Keuangan
Enggak semua orang punya waktu untuk belajar soal keuangan. Kadang, saking sibuknya, mereka bahkan enggak sadar kalau ada tips sederhana yang bisa membantu mengatur uang lebih baik. Salah satu contoh edukasi literasi keuangan yang cocok untuk masalah ini adalah penyediaan papan informasi atau newsletter keuangan.
Buletin ini bisa dibagikan setiap bulan. Isinya bisa berupa tip-tip keuangan praktis, berita ekonomi terbaru, atau panduan sederhana tentang investasi dan tabungan. Dengan format yang ringan, karyawan bisa membaca dan menerapkannya tanpa merasa terbebani.
Selain itu, bisa juga dibuat grup internal di platform komunikasi kantor. Grup ini bisa jadi tempat berbagi pengalaman dan diskusi soal pengelolaan uang. Kalau ada karyawan yang berhasil menabung atau melunasi utang dengan strategi tertentu, kisah mereka bisa dibagikan untuk menginspirasi yang lain.
Informasi yang mudah diakses seperti ini bisa membantu karyawan lebih sadar tentang kondisi keuangan mereka. Dengan begitu, mereka bisa mulai mengambil langkah kecil untuk mengelola uang dengan lebih bijak.

6. Program Edukasi untuk Menghindari Utang Konsumtif
Utang bisa jadi alat yang berguna, tapi kalau tidak dikelola dengan baik, bisa jadi beban. Banyak orang terjebak dalam utang konsumtif karena kurang paham cara mengaturnya. Belanja pakai kartu kredit terasa ringan, tapi tagihannya bisa bikin pusing. Untuk mengatasi ini, perusahaan bisa menerapkan salah satu contoh edukasi literasi keuangan tentang cara mengelola utang dengan bijak.
Seminar tentang bahaya utang konsumtif bisa jadi langkah awal. Karyawan perlu tahu perbedaan antara utang produktif dan konsumtif. Kalau utang dipakai untuk sesuatu yang menghasilkan, seperti modal usaha atau pendidikan, itu masih masuk akal. Tapi kalau hanya untuk gaya hidup, lama-lama bisa jadi masalah.
Selain itu, penting juga memahami cara kerja pinjol. Diharapkan, dengan memahaminya, jadi banyak karyawan yang tahu bahwa pinjol bukan solusi untuk masalah keuangan yang muncul.
Program ini juga bisa membahas cara melunasi utang secara efisien. Dengan edukasi yang tepat, karyawan bisa lebih cerdas dalam mengatur keuangan dan terhindar dari jebakan utang.
Baca juga: 2 Cara Menentukan Besarnya Bonus Karyawan yang Diterima dari Perusahaan
Menerapkan contoh edukasi literasi keuangan di tempat kerja bisa memberikan manfaat besar bagi karyawan dan perusahaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, karyawan bisa mengatur gaji dengan lebih bijak, menghindari utang konsumtif, dan mempersiapkan masa depan yang lebih aman.
Program edukasi ini harus dibuat mudah, dan jangan sampai membosankan. Harus praktis dan relevan. Jika diterapkan dengan konsisten, bukan hanya kesejahteraan karyawan yang meningkat, tapi juga produktivitas dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Valentine Hemat tapi Berkesan: Cara Rayakan Tanpa Bikin Dompet Jebol
Hari Valentine identik dengan makan malam romantis, bunga, dan hadiah spesial. Tapi, nggak harus selalu mahal untuk bikin momen ini berkesan. Dengan sedikit kreativitas, perayaan tetap bisa romantis tanpa bikin kantong kering.
Yang penting bukan soal mewah atau tidaknya, tapi bagaimana menciptakan momen berkualitas bersama pasangan.
Table of Contents
Rayakan Hari Valentine Tanpa Boros

Merayakan Hari Valentine dengan cara sederhana justru bisa lebih intim dan personal. Banyak alternatif seru yang nggak kalah romantis tanpa harus keluar banyak uang. Dari dinner di rumah sampai jalan-jalan santai, semua bisa tetap spesial asal dirancang dengan niat.
Sekali lagi, yang penting adalah kebersamaan, bukan harga dari perayaannya.
1. Dinner Romantis di Rumah
Buat makan malam spesial tanpa harus keluar banyak uang. Pilih menu favorit pasangan atau coba resep baru yang bisa dimasak bareng untuk menambah keseruan.
Gunakan dekorasi sederhana seperti lilin, bunga, atau lampu temaram untuk menciptakan suasana intim. Putar playlist romantis atau lagu kenangan berdua agar makin berkesan.
Jika ingin sentuhan ekstra, siapkan hidangan dengan plating ala restoran dan sajikan dengan minuman favorit. Makan malam sederhana di rumah bisa terasa lebih hangat dan personal dibanding makan di luar.
Baca juga: Keuangan dan Cinta: Memanfaatkan Hari Valentine untuk Mulai Ngobrol Finansial
2. Surprise dengan Hadiah Simpel tapi Bermakna
Hadiah mahal bukan jaminan kebahagiaan, yang penting adalah makna di baliknya. Buat sesuatu yang personal untuk Hari Valentine spesial, seperti surat tulisan tangan yang berisi ungkapan perasaan jujur, playlist lagu yang menggambarkan perjalanan hubungan, atau video kompilasi momen berdua yang bisa dikenang selamanya.
Jika ingin sesuatu yang lebih unik, bisa membuat kupon spesial berisi janji-janji kecil seperti sarapan buatan sendiri atau pijatan gratis Hadiah sederhana tapi penuh perhatian justru lebih berkesan dibanding sesuatu yang hanya mahal.

3. Staycation Hemat
Ubah suasana tanpa harus pergi jauh dengan staycation di hotel atau penginapan budget-friendly. Cari promo menarik di aplikasi perjalanan untuk mendapatkan harga terbaik. Biasanya di momen-momen spesial kayak Hari Valentine, ada promo dan diskon di mana-mana.
Jika ingin lebih hemat, cukup ubah kamar sendiri jadi tempat yang lebih nyaman dan romantis. Gunakan lampu temaram, lilin aromaterapi, atau sprei bersih agar terasa seperti kamar hotel. Tambahkan sarapan spesial di tempat tidur atau movie night dengan camilan favorit.
4. Jalan-Jalan dan Quality Time Tanpa Biaya Mahal
Habiskan waktu bersama tanpa harus merogoh kocek dalam. Piknik di taman dengan bekal sederhana bisa jadi pilihan romantis dan santai untuk rayakan Hari Valentine.
Jika suka petualangan, naik motor ke tempat dengan pemandangan indah seperti pantai, bukit, atau danau bisa menambah kesan spesial. Bahkan, sekadar jalan sore di sekitar rumah sambil ngobrol tentang hal-hal ringan atau mengenang momen bersama juga bisa mempererat hubungan.
5. Main Games atau Movie Night Bareng
Buat Hari Valentine lebih santai dengan nonton film favorit sambil ngemil camilan kesukaan. Pilih genre yang disukai bersama, entah itu film romantis, komedi, atau sesuatu yang punya kenangan khusus.
Jika ingin lebih interaktif, main board game atau video game bisa jadi cara seru untuk menikmati waktu bersama. Tambahkan sedikit tantangan, seperti hadiah kecil bagi yang menang, agar makin menarik. Suasana santai, tawa bersama, dan momen kebersamaan jauh lebih berharga daripada sekadar makan di luar. Betul?

6. Tulis Surat Cinta atau Buat Kartu Handmade
Ungkapkan perasaan dengan cara yang lebih personal melalui surat cinta atau kartu buatan sendiri. Tulis hal-hal yang jarang diucapkan langsung, seperti apresiasi, kenangan manis, atau harapan untuk masa depan bersama.
Gunakan kertas dan desain sederhana, atau tambahkan sentuhan kreatif seperti ilustrasi kecil, foto, atau hiasan tangan. Jika ingin lebih unik, buat surat dalam bentuk puzzle atau pesan tersembunyi yang bisa dibaca perlahan. Kata-kata yang tulus sering kali lebih berkesan dibanding hadiah mahal.
Baca juga: 5 Tempat Pernikahan Paling Mewah dan Unik di Dunia
Merayakan Hari Valentine nggak harus selalu mahal. Yang terpenting adalah kebersamaan dan usaha untuk membuat momen spesial. Dengan cara sederhana tapi penuh makna, perayaan tetap bisa berkesan tanpa bikin dompet jebol.
Yang penting bukan seberapa besar biaya yang dikeluarkan, tapi bagaimana menikmati waktu bersama dengan tulus.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kenapa Gaji di Indonesia Kecil? 5 Faktor yang Memengaruhinya
Kenapa gaji di Indonesia kecil? Pertanyaan ini sering muncul akhir-akhir ini. Terutama ketika netizen yang budiman sedang membandingkan kondisi negara ini dengan negara lain.
Yah, memang tak bisa dimungkiri. Banyak pekerja merasa upah yang diterima enggak sebanding dengan biaya hidup yang terus naik. Padahal, faktor yang memengaruhi besaran gaji tidak hanya soal kebijakan perusahaan. Ada berbagai aspek yang ikut menentukan, mulai dari kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah, hingga daya saing tenaga kerja.
Table of Contents
Kenapa Gaji di Indonesia Kecil? Mungkin Ini Penyebabnya!

Gaji yang rendah bukan sekadar masalah personal karyawannya, tapi bisa jadi juga gambaran dari sistem yang lebih besar. Setuju enggak?
Banyak faktor yang menjadi alasan kenapa gaji di Indnesia kecil, apalagi jika dibandingkan negara lain. Mulai dari produktivitas tenaga kerja, tingkat pendidikan, hingga kekuatan serikat pekerja. Semua ini berperan dalam menentukan seberapa besar penghasilan yang bisa didapat.
Berikut lima faktor utama yang memengaruhi besaran gaji di Indonesia, dirangkum dari berbagai sumber.
1. Produktivitas Rendah
Produktivitas tenaga kerja di Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara maju.
Data dari Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) yang dimuat di Databoks menunjukkan bahwa pada tahun 2022, produktivitas tenaga kerja Indonesia hanya mencapai US$13,1 per jam. Hal ini menempatkan Indonesia di peringkat ke-107 dari 185 negara.
Sebagai perbandingan, Luksemburg memiliki produktivitas sebesar US$128,1 per jam, Irlandia US$122,2 per jam, dan Singapura US$73,7 per jam. Jauh bats kan?
Salah satu faktor yang memengaruhi rendahnya produktivitas ini salah satunya adalah masih dominannya penggunaan tenaga manusia dalam berbagai sektor pekerjaan. Kita belum meng adopsi teknologi secara optimal.
Enggak bisa menolak kan, fakta bahwa penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja? Namun, di Indonesia, penerapan teknologi dalam proses kerja masih terbatas, yang berdampak pada efisiensi dan output yang dihasilkan. Inilah mengapa gaji di Indonesia kecil.
Baca juga: Bagaimana Mengembangkan Karier dan Keuangan, Mulai dari Gaji Kecil

2. Tingkat Pendidikan dan Keahlian
Tingkat pendidikan dan keahlian tenaga kerja di Indonesia berperan penting dalam menentukan daya tawar terhadap upah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada Februari 2024, mayoritas pekerja di Indonesia adalah lulusan SD ke bawah, dengan proporsi mencapai 36,54% dari total pekerja nasional.
Dominasi pekerja berpendidikan rendah ini berdampak pada rendahnya keterampilan khusus di pasar tenaga kerja. Akibatnya, daya tawar mereka terhadap upah menjadi lebih rendah dibandingkan dengan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi. Alhasil, hal ini juga jadi alasan kenapa gaji di Indonesia kecil.
Penelitian yang dipublikasikan oleh Universitas Katolik Parahyangan menunjukkan bahwa pendidikan berpengaruh positif terhadap rata-rata upah di Indonesia Timur. Artinya, semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, semakin besar kemungkinan mereka mendapatkan upah yang lebih tinggi.
3. Biaya Hidup Rendah
Biaya hidup di Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan banyak negara lain, yang berdampak pada penyesuaian standar gaji sesuai dengan daya beli masyarakat. Ini juga menjadi alasan kenapa gaji di Indonesia kecil.
Menurut data dari Numbeo, per Maret 2023, Indonesia memiliki indeks biaya hidup sebesar 31,2, menjadikannya negara dengan biaya hidup termurah di Asia Tenggara. Sebagai perbandingan, Singapura memiliki indeks biaya hidup tertinggi di kawasan tersebut, yaitu 85,9.
Perbedaan ini terlihat jelas ketika membandingkan biaya hidup di Jakarta dengan kota-kota besar lainnya. Estimasi rata-rata biaya hidup di Jakarta sekitar Rp15 juta per bulan, sementara di New York mencapai Rp51,5 juta per bulan, dan di Singapura sekitar Rp45 juta per bulan.
Penetapan upah minimum di Indonesia mempertimbangkan Kebutuhan Hidup Layak (KHL), yang disesuaikan dengan biaya hidup di masing-masing daerah. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2015 tentang Pengupahan, yang menyatakan bahwa upah minimum ditetapkan berdasarkan KHL dengan memperhatikan produktivitas dan pertumbuhan ekonomi.

4. Minimnya Serikat Pekerja yang Kuat
Minimnya serikat pekerja yang kuat di Indonesia berkontribusi pada rendahnya daya tawar pekerja dalam negosiasi upah. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada tahun 2021, hanya 12,04% pekerja yang tergabung dalam serikat pekerja, menurun dari 12,46% pada tahun 2019.
Jumlah pekerja yang bergabung dalam serikat pekerja tercatat sebanyak 4.208.338 orang. Angka ini menunjukkan bahwa mayoritas pekerja di Indonesia enggak tergabung dalam serikat pekerja. makanya mereka memiliki keterbatasan dalam melakukan negosiasi upah dan kondisi kerja.
Selain itu, penurunan jumlah serikat pekerja di Indonesia juga menjadi perhatian. Dalam kurun waktu 2005–2023, jumlah serikat pekerja menurun drastis dari 1,8 juta menjadi hanya 165.000 serikat pekerja.
Serikat pekerja memiliki peran penting dalam mewakili anggotanya dalam perundingan dengan pengusaha terkait upah dan kondisi kerja. Namun, dengan rendahnya tingkat partisipasi pekerja dalam serikat, kemampuan untuk melakukan perundingan kolektif menjadi terbatas.
Baca juga: Kenapa Gaji Kecil sementara Orang Lain Bisa Bergaji Besar?
Kenapa gaji di Indonesia kecil? Jawabannya enggak sesederhana satu faktor saja. Banyak hal yang memengaruhi, mulai dari produktivitas kerja, pendidikan, hingga kebijakan upah. Selama faktor-faktor ini belum mengalami perubahan signifikan, gaji yang diterima pekerja kemungkinan besar akan tetap rendah. Namun, kondisi ini tidak berarti tanpa solusi. Ada cara untuk bertahan dan tetap berkembang di tengah keterbatasan.
Salah satu cara yang bisa membantu adalah belajar mengelola keuangan dengan lebih baik. Dengan gaji yang terbatas, strategi finansial yang tepat bisa membuat perbedaan besar.
Karena itu, penting bagi karyawan untuk memahami cara mengatur pemasukan dan pengeluaran agar lebih stabil. Sebuah kelas keuangan bisa menjadi solusi untuk membekali pekerja dengan keterampilan finansial yang lebih baik. Dengan begitu, tantangan gaji kecil bisa dihadapi dengan lebih siap.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Beli Rumah Subsidi: Keuntungan dan Kekurangan yang Harus Dipertimbangkan
Punya rumah sendiri bisa jadi adalah impian banyak orang, tapi harga properti yang terus naik bikin beli rumah bukan hal gampang. Rumah subsidi ini bisa jadi solusi karena harganya lebih murah dan cicilannya ringan.
Program ini dibuat pemerintah supaya masyarakat berpenghasilan rendah bisa punya hunian sendiri. Meski terlihat menguntungkan, ada beberapa hal yang tetap perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan membeli.
So, supaya lebih yakin, penting untuk memahami keuntungan dan kekurangannya sebelum mengambil keputusan besar ini.
Table of Contents
Plusnya Rumah Subsidi

Sebelum memutuskan membeli, penting untuk memahami apa saja keuntungan yang bisa didapat dari rumah subsidi. Selain harga yang lebih murah, ada beberapa kelebihan lain yang membuatnya menarik. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan.
1. Lebih Terjangkau
Harga rumah subsidi lebih terjangkau dibanding rumah komersial karena mendapat dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi. Selain harga jual yang lebih murah, program ini juga menawarkan DP ringan, sehingga enggak membebani biaya awal pembelian.
Baca juga: Membangun Rumah Impian dengan Rencana Keuangan yang Realistis
2. Cicilan Ringan
Cicilan rumah subsidi lebih ringan karena menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan bunga tetap sekitar 5% per tahun. Skema ini membuat cicilan lebih stabil dibanding KPR non-subsidi, yang mengikuti fluktuasi suku bunga pasar.
Selain itu, tenor panjang hingga 20 tahun memberikan fleksibilitas dalam pembayaran, sehingga lebih sesuai dengan kemampuan finansial penerima manfaat.
3. Tanpa PPN
Rumah subsidi lebih hemat karena enggak ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN), berbeda dengan rumah komersial yang dikenakan pajak tambahan. Selain itu, biaya akad lebih rendah, mencakup biaya notaris dan administrasi yang lebih ringan, sehingga mengurangi beban pengeluaran awal saat membeli rumah. Hal ini membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan hunian dengan biaya dana rumah awal yang lebih terjangkau.
4. Akses Kepemilikan Lebih Mudah
Persyaratan KPR subsidi lebih fleksibel, terutama dalam batas penghasilan, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih mudah memenuhi syarat. Batas maksimal gaji Rp8 juta per bulan (Jabodetabek) dan Rp4 juta per bulan (di luar Jabodetabek) memungkinkan lebih banyak orang mendapatkan rumah dengan skema ini. Selain itu, riwayat kredit juga enggak seketat KPR komersial, sehingga proses persetujuan lebih mudah bagi pemohon yang belum memiliki rekam jejak pinjaman panjang.
5. Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang
Meski memiliki pembatasan dalam jual-beli, rumah subsidi tetap berpotensi menjadi aset investasi jangka panjang. Jika wilayah berkembang dan infrastruktur membaik, nilai properti bisa meningkat dalam beberapa tahun. Setelah melewati masa larangan jual dalam 5 tahun pertama, rumah dapat dijual atau disewakan, memberikan peluang keuntungan bagi pemiliknya.
Minusnya Rumah Subsidi

Meski menawarkan banyak keuntungan, rumah subsidi juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Apa saja?
1. Lokasi Jauh dari Pusat Kota
Rumah subsidi umumnya dibangun di area pinggiran kota untuk menekan biaya pengembangan, sehingga akses ke pusat kota masih terbatas. Infrastruktur transportasi umum di beberapa lokasi mungkin belum optimal, membuat mobilitas jadi lebih sulit.
Biaya transportasi harian bisa meningkat, terutama bagi pekerja yang harus bepergian ke pusat kota setiap hari. Jika enggak ada moda transportasi yang efisien, waktu tempuh juga bisa lebih lama, berdampak pada produktivitas dan kenyamanan.
2. Fasilitas Terbatas
Beberapa perumahan subsidi masih memiliki keterbatasan infrastruktur, seperti jalan yang belum sepenuhnya beraspal, akses air bersih yang terbatas, atau jaringan listrik yang kurang stabil. Selain itu, fasilitas umum seperti taman, sekolah, pusat kesehatan, dan transportasi publik tidak selalu tersedia di dalam atau sekitar perumahan. Hal ini bisa membuat penghuni perlu menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkan layanan dasar, yang berpengaruh pada kenyamanan dan biaya hidup.
3. Kualitas Bangunan Standar
Rumah subsidi umumnya dibangun dengan material sederhana untuk menekan biaya produksi, sehingga kualitasnya mungkin enggak sekuat rumah komersial. Beberapa bagian seperti atap, dinding, dan lantai sering memerlukan renovasi tambahan agar lebih nyaman dan tahan lama.
Selain itu, luas rumah terbatas, biasanya 21–36 m², dengan desain minimalis yang hanya mencakup ruang utama, kamar tidur, dan kamar mandi. Bagi keluarga yang bertambah anggota, kemungkinan perlu melakukan perluasan atau modifikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan.
4. Keterbatasan dalam Jual-Beli
Rumah subsidi belum bisa dijual kembali sebelum 5 tahun, kecuali dalam kondisi tertentu seperti pindah kerja ke luar kota atau force majeure. Aturan ini membatasi fleksibilitas pemilik yang ingin menjual lebih cepat.
Setelah melewati masa larangan, rumah bisa dijual, tetapi kenaikan harga enggak selalu signifikan. Semuanya tergantung pada perkembangan infrastruktur dan permintaan di wilayah tersebut. Jika lokasi kurang berkembang, potensi keuntungan dari penjualan bisa lebih rendah dibanding properti di area strategis.

5. Pengaruh pada Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Meskipun cicilan rumah subsidi lebih ringan, tetap ada biaya tambahan yang perlu diperhitungkan. Misalmua, seperti renovasi untuk meningkatkan kenyamanan, biaya transportasi yang lebih besar jika lokasi jauh dari tempat kerja, serta perawatan rumah secara berkala.
Kalau perumahan berada di kawasan yang perkembangannya lambat, nilai properti mungkin enggak naik signifikan, sehingga potensi investasi jangka panjang menjadi lebih terbatas. So, perlu ada perencanaan keuangan yang lebih matang agar kepemilikan rumah subsidi tetap menguntungkan dan enggak membebani keuangan di masa depan.
Baca juga: Tinggal di Rumah Sendiri vs Orang Tua vs Kontrak: Pilih Mana?
Rumah subsidi bisa jadi pilihan tepat kalau ingin punya hunian dengan harga terjangkau dan cicilan ringan. Tapi, tetap ada kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama soal lokasi, fasilitas, dan aturan kepemilikan.
Sebelum membeli, pastikan sudah menghitung semua biaya tambahan dan mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang. Dengan keputusan yang matang, rumah yang dibeli bisa benar-benar jadi tempat tinggal nyaman tanpa membebani keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!