Punya rumah sendiri bisa jadi adalah impian banyak orang, tapi harga properti yang terus naik bikin beli rumah bukan hal gampang. Rumah subsidi ini bisa jadi solusi karena harganya lebih murah dan cicilannya ringan.
Program ini dibuat pemerintah supaya masyarakat berpenghasilan rendah bisa punya hunian sendiri. Meski terlihat menguntungkan, ada beberapa hal yang tetap perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan membeli.
So, supaya lebih yakin, penting untuk memahami keuntungan dan kekurangannya sebelum mengambil keputusan besar ini.
Table of Contents
Plusnya Rumah Subsidi

Sebelum memutuskan membeli, penting untuk memahami apa saja keuntungan yang bisa didapat dari rumah subsidi. Selain harga yang lebih murah, ada beberapa kelebihan lain yang membuatnya menarik. Berikut beberapa poin yang perlu dipertimbangkan.
1. Lebih Terjangkau
Harga rumah subsidi lebih terjangkau dibanding rumah komersial karena mendapat dukungan pemerintah dalam bentuk subsidi. Selain harga jual yang lebih murah, program ini juga menawarkan DP ringan, sehingga enggak membebani biaya awal pembelian.
Baca juga: Membangun Rumah Impian dengan Rencana Keuangan yang Realistis
2. Cicilan Ringan
Cicilan rumah subsidi lebih ringan karena menggunakan skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan bunga tetap sekitar 5% per tahun. Skema ini membuat cicilan lebih stabil dibanding KPR non-subsidi, yang mengikuti fluktuasi suku bunga pasar.
Selain itu, tenor panjang hingga 20 tahun memberikan fleksibilitas dalam pembayaran, sehingga lebih sesuai dengan kemampuan finansial penerima manfaat.
3. Tanpa PPN
Rumah subsidi lebih hemat karena enggak ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN), berbeda dengan rumah komersial yang dikenakan pajak tambahan. Selain itu, biaya akad lebih rendah, mencakup biaya notaris dan administrasi yang lebih ringan, sehingga mengurangi beban pengeluaran awal saat membeli rumah. Hal ini membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan hunian dengan biaya dana rumah awal yang lebih terjangkau.
4. Akses Kepemilikan Lebih Mudah
Persyaratan KPR subsidi lebih fleksibel, terutama dalam batas penghasilan, sehingga masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) lebih mudah memenuhi syarat. Batas maksimal gaji Rp8 juta per bulan (Jabodetabek) dan Rp4 juta per bulan (di luar Jabodetabek) memungkinkan lebih banyak orang mendapatkan rumah dengan skema ini. Selain itu, riwayat kredit juga enggak seketat KPR komersial, sehingga proses persetujuan lebih mudah bagi pemohon yang belum memiliki rekam jejak pinjaman panjang.
5. Bisa Jadi Investasi Jangka Panjang
Meski memiliki pembatasan dalam jual-beli, rumah subsidi tetap berpotensi menjadi aset investasi jangka panjang. Jika wilayah berkembang dan infrastruktur membaik, nilai properti bisa meningkat dalam beberapa tahun. Setelah melewati masa larangan jual dalam 5 tahun pertama, rumah dapat dijual atau disewakan, memberikan peluang keuntungan bagi pemiliknya.
Minusnya Rumah Subsidi

Meski menawarkan banyak keuntungan, rumah subsidi juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan. Apa saja?
1. Lokasi Jauh dari Pusat Kota
Rumah subsidi umumnya dibangun di area pinggiran kota untuk menekan biaya pengembangan, sehingga akses ke pusat kota masih terbatas. Infrastruktur transportasi umum di beberapa lokasi mungkin belum optimal, membuat mobilitas jadi lebih sulit.
Biaya transportasi harian bisa meningkat, terutama bagi pekerja yang harus bepergian ke pusat kota setiap hari. Jika enggak ada moda transportasi yang efisien, waktu tempuh juga bisa lebih lama, berdampak pada produktivitas dan kenyamanan.
2. Fasilitas Terbatas
Beberapa perumahan subsidi masih memiliki keterbatasan infrastruktur, seperti jalan yang belum sepenuhnya beraspal, akses air bersih yang terbatas, atau jaringan listrik yang kurang stabil. Selain itu, fasilitas umum seperti taman, sekolah, pusat kesehatan, dan transportasi publik tidak selalu tersedia di dalam atau sekitar perumahan. Hal ini bisa membuat penghuni perlu menempuh jarak lebih jauh untuk mendapatkan layanan dasar, yang berpengaruh pada kenyamanan dan biaya hidup.
3. Kualitas Bangunan Standar
Rumah subsidi umumnya dibangun dengan material sederhana untuk menekan biaya produksi, sehingga kualitasnya mungkin enggak sekuat rumah komersial. Beberapa bagian seperti atap, dinding, dan lantai sering memerlukan renovasi tambahan agar lebih nyaman dan tahan lama.
Selain itu, luas rumah terbatas, biasanya 21–36 m², dengan desain minimalis yang hanya mencakup ruang utama, kamar tidur, dan kamar mandi. Bagi keluarga yang bertambah anggota, kemungkinan perlu melakukan perluasan atau modifikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan.
4. Keterbatasan dalam Jual-Beli
Rumah subsidi belum bisa dijual kembali sebelum 5 tahun, kecuali dalam kondisi tertentu seperti pindah kerja ke luar kota atau force majeure. Aturan ini membatasi fleksibilitas pemilik yang ingin menjual lebih cepat.
Setelah melewati masa larangan, rumah bisa dijual, tetapi kenaikan harga enggak selalu signifikan. Semuanya tergantung pada perkembangan infrastruktur dan permintaan di wilayah tersebut. Jika lokasi kurang berkembang, potensi keuntungan dari penjualan bisa lebih rendah dibanding properti di area strategis.

5. Pengaruh pada Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Meskipun cicilan rumah subsidi lebih ringan, tetap ada biaya tambahan yang perlu diperhitungkan. Misalmua, seperti renovasi untuk meningkatkan kenyamanan, biaya transportasi yang lebih besar jika lokasi jauh dari tempat kerja, serta perawatan rumah secara berkala.
Kalau perumahan berada di kawasan yang perkembangannya lambat, nilai properti mungkin enggak naik signifikan, sehingga potensi investasi jangka panjang menjadi lebih terbatas. So, perlu ada perencanaan keuangan yang lebih matang agar kepemilikan rumah subsidi tetap menguntungkan dan enggak membebani keuangan di masa depan.
Baca juga: Tinggal di Rumah Sendiri vs Orang Tua vs Kontrak: Pilih Mana?
Rumah subsidi bisa jadi pilihan tepat kalau ingin punya hunian dengan harga terjangkau dan cicilan ringan. Tapi, tetap ada kekurangan yang perlu dipertimbangkan, terutama soal lokasi, fasilitas, dan aturan kepemilikan.
Sebelum membeli, pastikan sudah menghitung semua biaya tambahan dan mempertimbangkan kebutuhan jangka panjang. Dengan keputusan yang matang, rumah yang dibeli bisa benar-benar jadi tempat tinggal nyaman tanpa membebani keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!