Budgeting Ramadan: Mengelola Keuangan di Tengah Godaan Belanja dan Bukber
Ramadan sering kali identik dengan pengeluaran yang meningkat. Mengelola keuangan dengan baik jadi kunci agar tetap bisa menikmati Ramadan tanpa stres karena kantong kosong.
Ya, gimana enggak? Undangan bukber datang dari berbagai arah, promo belanja bertebaran di mana-mana, dan keinginan membeli ini-itu makin sulit ditahan. Kalau tidak hati-hati, dompet bisa terkuras sebelum bulan berakhir.
Table of Contents
Mengelola Keuangan dengan Budgeting di Bulan Puasa

Tanpa perencanaan yang jelas, godaan belanja dan bukber bisa bikin anggaran berantakan. Bukannya hemat, malah boros tanpa sadar.
Makanya, penting punya strategi mengelola keuangan yang bagus, supaya pengeluaran tetap terkontrol. Dengan sedikit trik dan disiplin, Ramadan tetap seru tanpa bikin saldo rekening menipis drastis.
Gimana caranya? Dengan budgeting dong. Yuk, disimak sampai selesai ya.
1. Tentukan Anggaran Khusus
Buat anggaran khusus untuk belanja dan bukber agar pengeluaran tetap terkendali. Misalnya, alokasikan 10-20% dari penghasilan bulan ini dan pastikan praktiknya enggak melebihi batas tersebut.
Kalau ada undangan atau kebutuhan tambahan, sesuaikan dengan dana yang masih tersedia, dan bukan mengambil dari pos lain. Gunakan aplikasi pencatatan keuangan atau sekadar catatan manual untuk melihat apakah masih dalam batas aman.
Disiplin dalam mengikuti anggaran dalam mengelola keuangan ini bisa mencegah pengeluaran berlebihan yang bisa mengganggu keuangan setelah Ramadan.
Baca juga: Buka Puasa di Rumah vs di Luar: Mana yang Lebih Hemat dan Efektif untuk Keuangan?
2. Gunakan Sistem Amplop atau E-Wallet Terpisah
Pisahkan dana untuk belanja dan bukber agar tidak bercampur dengan kebutuhan lain. Bisa pakai sistem amplop fisik untuk uang tunai atau dompet digital khusus jika lebih nyaman menggunakan e-wallet.
Dengan cara mengelola keuangan seperti ini, kamu akan lebih mudah melihat sisa anggaran dan mengontrol pengeluaran tanpa perlu menghitung ulang. Jika uang di amplop atau saldo di dompet digital sudah habis, berarti anggaran sudah harus berhenti.
Sistem ini juga mengurangi risiko tergoda memakai uang kebutuhan lain untuk hal yang enggak direncanakan.

3. Batasi Frekuensi Bukber
Undangan bukber sering datang bertubi-tubi, tapi enggak semua harus dihadiri. Prioritaskan acara yang memang penting, misalnya dengan keluarga atau teman yang dekat.
Kalau setiap undangan diterima, pengeluaran bisa membengkak tanpa disadari. Cukup pilih beberapa yang benar-benar berkesan dan sesuai anggaran. Sisanya bisa diganti dengan silaturahmi lain tanpa harus makan di luar.
Selain hemat, cara ini juga menjaga energi agar enggak terlalu sibuk ke sana-sini selama Ramadan dan malah lupa ibadahnya.
4. Pilih Tempat Bukber yang Terjangkau
Enggak semua bukber harus diadakan di restoran mahal atau kafe kekinian. Coba cari tempat yang lebih terjangkau, misalnya warung makan favorit atau bahkan berbuka dengan sistem potluck di rumah saja.
Nah, kalau bisa berbuka bersama di rumah sih, kamu bisa memasak sendiri yang jauh lebih hemat dibanding makan di luar setiap hari. Selain itu, berbuka di rumah juga lebih santai, karena nggak berebutan tempat dengan pelanggan lainnya. Kamu dan teman-teman atau keluarga bisa menikmati makanan sambil quality time. Ngobrol juga lebih santai kan?
Memilih tempat yang sesuai anggaran akan membuat Ramadan tetap menyenangkan tanpa membuat dompet jebol.
5. Manfaatkan Promo dengan Bijak
Diskon dan promo sering muncul di bulan Ramadan, tapi jangan sampai kalap belanja hanya karena tergiur harga murah. Sebelum menggunakan promo, pastikan memang benar-benar butuh barang tersebut, bukan sekadar karena ada diskon.
Bandingkan harga di beberapa tempat agar enggak tertipu trik harga naik dulu baru didiskon. Jika ada promo makan bersama atau cashback dari e-wallet, manfaatkan sesuai anggaran yang sudah ditentukan. Belanja cerdas akan adalah cara mengelola keuangan yang cerdas. Jadinya, tetap aman deh, meskipun banyak godaan di luar sana.

6. Gunakan Cash atau Debit, Hindari Kredit
Membayar dengan uang tunai atau kartu debit lebih baik untuk mengontrol dan mengelola keuangan selama Ramadan. Dengan cara ini, hanya bisa menghabiskan uang yang memang ada, bukan berutang untuk memenuhi gaya hidup.
Kartu kredit boleh saja kok digunakan jika benar-benar bisa melunasi tagihannya sebelum jatuh tempo. Tapi, kalau enggak, ya lebih baik dihindari.
Utang konsumtif, terutama untuk hal yang sebenarnya enggak mendesak, bisa memberatkan keuangan setelah Ramadan. Lebih baik sesuaikan gaya hidup dengan kemampuan supaya enggak menyesal di kemudian hari.
Mengelola keuangan selama Ramadan bukan berarti harus pelit atau menahan diri dari kesenangan. Boleh kok, kan ngerayainnya juga setahun sekali.
Baca juga: Tanggal Tua VS Tanggal Muda: Apa yang Perlu Dilakukan Supaya Semua Tanggal Jadi Baik?
Yang penting, tahu batas dan tetap berpegang pada anggaran yang sudah dibuat. Jangan sampai euforia belanja dan bukber bikin pengeluaran lepas kendali. Toh kan harusnya kamu fokus ibadah, bukan fokus bukber.
Kalau kamu bisa mengelola keuangan dengan baik, Ramadan tetap bisa dinikmati tanpa khawatir. Setelah Lebaran nanti, dompet tetap aman, hati juga tenang. Siap-siap deh untuk kurban.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bujet Ramadan untuk Anak Kos: Cara Hemat Berpuasa Tanpa Makan Mi Instan
Bulan Ramadan sering kali jadi ujian bagi anak kos dalam mengatur pengeluaran, terutama untuk makanan. Meskipun mi instan selalu jadi solusi darurat, makan itu terus-terusan bisa bikin bosan dan kurang sehat.
Bulan puasa juga membawa tantangan lain, seperti godaan untuk membeli takjil berlebihan, pengin buka puasa dengan makanan yang lebih “layak”, atau kebiasaan jajan di luar. Ya sesekali bolehlah. Tapi kalau keseringan, ya bisa jadi tanpa sadar menguras anggaran. Ditambah lagi, harga beberapa bahan makanan biasanya naik di bulan puasa, membuat pengeluaran semakin sulit dikendalikan.
Tanpa perencanaan yang baik, uang bulanan bisa habis lebih cepat dari yang seharusnya. Pastinya hal ini akan cukup berat buat anak kos. So, kudu kreatif nih mencari cara agar tetap bisa makan enak, sehat, dan hemat selama Ramadan tanpa perlu bergantung pada mi instan setiap hari.
Table of Contents
Bujet Ramadan untuk Anak Kos

Untungnya, ada banyak cara lain untuk tetap hemat tanpa mengorbankan gizi dan kenyamanan selama puasa buat anak kos. Berikut beberapa strategi yang bisa diterapkan agar kantong tetap aman dan perut tetap kenyang.
1. Buat Rencana Menu Mingguan
Merencanakan menu sahur dan berbuka bisa bantu anak kos mengontrol pengeluaran dan menghindari kebiasaan beli makanan dadakan yang lebih mahal.
Pilih bahan makanan yang tahan lama dan mudah diolah, seperti telur, tahu, tempe, dan sayuran yang bisa disimpan dalam kulkas. Misalnya, beli satu ikat bayam bisa dipakai untuk sayur bening hari ini dan tumisan besoknya.
Selain itu, menyusun menu lebih dulu juga bikin lebih gampang menyusun daftar belanja. Jadi, nggak ada lagi cerita uang habis buat hal-hal nggak perlu.
Baca juga: Buka Puasa di Rumah vs di Luar: Mana yang Lebih Hemat dan Efektif untuk Keuangan?
2. Belanja di Pasar Tradisional
Belanja di pasar tradisional bukan cuma lebih murah, tapi juga lebih seru karena bisa menawar harga. Kalau datang pagi-pagi, biasanya harga juga lebih murah dan pilihannya masih segar.
Selain itu, banyak pedagang yang menjual dalam jumlah kecil, cocok buat anak kos yang nggak punya banyak tempat penyimpanan. Kalau mau lebih hemat lagi, coba patungan belanja bareng teman sekos biar bisa beli lebih banyak dengan harga lebih miring.

3. Manfaatkan Promo dan Diskon
Di bulan Ramadan, banyak aplikasi belanja online dan warung makan yang berlomba-lomba kasih promo. Cashback, diskon ongkir, sampai paket hemat berbuka sering muncul dan sayang kalau nggak dimanfaatkan.
Ini boleh banget dimanfaatkan. Jangan ragu cek marketplace atau aplikasi pesan makanan sebelum belanja, siapa tahu ada potongan harga buat lauk favorit. Tapi tetap bijak, jangan tergoda beli hal yang sebenarnya nggak dibutuhkan hanya karena ada diskon.
4. Masak Sendiri dengan Menu Sederhana
Masak sendiri jauh lebih hemat dibanding beli makanan jadi, dan nggak perlu ribet asal pilih menu yang simpel.
Nasi goreng bisa dibuat hanya dengan nasi sisa, telur, dan sedikit kecap. Sup sayur cuma butuh air, garam, bawang, dan bahan seadanya. Bahkan, tempe goreng dengan sambal kecap sudah cukup nikmat buat berbuka.
Dengan memasak sendiri, bisa lebih sehat dan lebih puas karena porsinya bisa disesuaikan dengan selera, dan bujet pastinya.
5. Beli dalam Jumlah Besar
Kalau punya sedikit ruang penyimpanan di kos, membeli bahan makanan dalam jumlah besar bisa lebih hemat.
Misalnya, beli beras 5 kg bisa lebih murah dibanding beli 1 kg berulang kali. Minyak goreng, gula, atau lauk kering seperti abon juga bisa disimpan lama tanpa takut basi. Kalau stok bahan sudah ada, belanja bisa lebih jarang dan pengeluaran lebih terkendali.
6. Cari Takjil Gratis di Masjid atau Acara Buka Bersama
Ramadan identik dengan takjil gratis, terutama di masjid atau acara komunitas. Biasanya, ada kurma, es buah, gorengan, sampai nasi kotak yang dibagikan sebelum magrib. Ini bisa jadi cara hemat buat anak kos berbuka tanpa perlu keluar uang.
Selain mengurangi pengeluaran, ikut buka bersama di masjid juga bisa menambah pengalaman spiritual dan memperluas pergaulan.

7. Gunakan Air Putih sebagai Minuman Utama
Saat puasa, banyak orang tergoda membeli es teh manis, es cendol, atau kopi susu untuk berbuka, padahal itu bisa bikin boros. Air putih adalah pilihan terbaik karena lebih murah dan jauh lebih sehat.
Selain itu, minuman manis berlebihan bisa bikin cepat haus lagi karena kadar gulanya tinggi. Dengan minum air putih, tubuh tetap terhidrasi tanpa perlu menguras dompet.
Baca juga: Cara Mengidentifikasi Lifestyle Inflation dalam Kehidupan Sehari-hari
Mengatur bujet Ramadan bukan cuma soal hemat, tapi juga soal pintar memilih strategi yang bikin puasa tetap nyaman. Dengan sedikit perencanaan dan trik di atas, anak kos bisa tetap menikmati Ramadan tanpa perlu khawatir soal keuangan. Semangat!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Buka Puasa di Rumah vs di Luar: Mana yang Lebih Hemat dan Efektif untuk Keuangan?
Buka puasa selalu jadi momen spesial saat Ramadan. Setelah seharian menahan lapar dan haus, rasanya ingin menikmati makanan yang enak dan mengenyangkan.
Tapi ada satu dilema yang sering muncul: lebih hemat berbuka di rumah atau di luar sih sebenarnya? Di satu sisi, berbuka di rumah bisa lebih murah dan nyaman. Di sisi lain, makan di luar sering jadi pilihan karena lebih praktis dan bisa sekalian kumpul bareng teman atau keluarga.
Kalau dipikir-pikir, berbuka di luar memang menggoda. Banyak restoran menawarkan menu spesial Ramadan yang terlihat menggiurkan. Suasananya juga lebih seru, apalagi kalau bareng banyak orang.
Tapi, di balik keseruannya, ada biaya tambahan yang mungkin enggak terasa di awal. Sementara itu, berbuka di rumah juga punya keunggulan sendiri, terutama dari segi pengeluaran yang lebih terkontrol. Jadi, mana yang sebenarnya lebih hemat dan efektif untuk keuangan?
Table of Contents
Tradisi Buka Puasa di Indonesia

Di Indonesia, buka puasa bukan sekadar kegiatan makan setelah seharian berpuasa, tapi juga momen sosial yang sudah menjadi tradisi. Ada beberapa faktor yang membuat berbuka di luar rumah semakin sering dilakukan, meskipun sebenarnya enggak selalu harus begitu.
Salah satunya adalah Ramadan dianggap sebagai waktu yang tepat untuk mempererat hubungan, baik dengan keluarga, teman, rekan kerja, hingga sirkel masing-masing. Undangan bukber pun berdatangan. Karena jumlahnya banyak, orang jadi sering berbuka di luar. Padahal sebenarnya, ya bisa-bisa saja bukber di rumah.
Selain itu, ada tekanan sosial yang membuat orang merasa perlu ikut serta dalam acara bukber, terutama jika teman-teman atau kolega mengajak. Enggak ingin ketinggalan atau takut dianggap ansos bikin orang akhirnya mengalokasikan dana lebih untuk berbuka di luar.
Nah, di sisi lain, bagi yang sibuk, berbuka di luar dianggap lebih praktis karena enggak perlu memasak atau repot bebersih setelah makan. Hal ini juga menjadi alasan bagi keluarga kecil atau anak kos yang enggak punya banyak waktu atau fasilitas untuk memasak di rumah.
Meskipun berbuka di luar memang menyenangkan dan punya manfaat sosial, terlalu sering melakukannya bisa berdampak pada keuangan.
Baca juga: Menyiapkan Bujet Bulan Puasa untuk Keluarga Muda
Buka Puasa di Rumah vs di Luar

Buka puasa bisa dilakukan di rumah atau di luar, dan masing-masing pilihan punya dampak berbeda pada keuangan. Namun, ada faktor lain yang perlu dipertimbangkan.
1. Biaya Makanan
Berbuka di rumah lebih ramah di kantong karena bahan makanan bisa disesuaikan dengan anggaran. Memasak sendiri memungkinkan penghematan yang signifikan dibandingkan membeli makanan jadi.
Selain itu, bahan yang digunakan bisa lebih terjamin kualitasnya, serta porsinya bisa diatur sesuai kebutuhan tanpa ada makanan yang terbuang. Sebaliknya, berbuka di luar sering kali membutuhkan biaya lebih besar. Meskipun mungkin banyak promo, secara jumlah kadang yang dipesan memang banyak. Orang tak puas hanya memesan satu jenis menu, tetapi beberapa sekaligus.
2. Efisiensi Waktu
Menyiapkan makanan sendiri memang membutuhkan waktu, tetapi buka puasa di rumah lebih fleksibel. Makanan bisa disiapkan lebih awal, sehingga saat azan magrib tiba, kita pun enggak perlu tergesa-gesa. Jika sudah meal prep, proses masaknya juga bisa lebih cepat dan praktis.
Sebaliknya, buka di luar bisa terasa lebih praktis karena enggak perlu memasak atau mencuci peralatan setelah makan. Namun, ada waktu yang terbuang untuk mencari tempat makan, mengantre, serta menunggu pesanan datang. Apalagi hari gini pasti banyak tempat bukber yang penuh. Tanpa reservasi terlebih dahulu, ya kudu siap-siap effort lebih.
3. Aspek Sosial dan Kenyamanan
Buka puasa di rumah menawarkan suasana yang lebih santai dan nyaman. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk berkumpul bersama keluarga tanpa gangguan dari keramaian. Hidangan bisa dinikmati dengan tenang tanpa perlu terburu-buru atau merasa terganggu oleh kebisingan sekitar.
Sementara itu, berbuka di luar lebih cocok untuk ajang silaturahmi bersama teman atau kolega yang jarang bertemu. Bahkan kadang ya sekalian saja reuni atau pertemuan bisnis dalam suasana yang lebih santai. Cuma, ya kudu siap kalau restoran penuh, pelayanan melambat, dan suasananya terlalu ramai buat ngobrol.

4. Dampak pada Keuangan
Dengan buka puasa di rumah, keuangan bisa lebih terkontrol karena menu bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan anggaran. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran tetap stabil tanpa harus mengorbankan variasi makanan.
Kalau buka di luar rumah, ya gitu, godaannya lebih banyak. Menunya banyak pilihan, jadi deh lapar mata.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable
So, sebenarnya sih, mau buka puasa di rumah atau di luar punya kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kalau ingin lebih hemat dan terkontrol, berbuka di rumah jelas pilihan yang lebih aman. Tapi, sesekali buka puasa di luar juga enggak apa-apa loh, asalkan tetap bijak dalam mengatur pengeluaran.
Yang terpenting, Ramadan itu fokusnya adalah ibadah. Jangan sampai gagal fokus ya. Bulan suci ini harus tetap bisa dinikmati tanpa harus khawatir soal keuangan. Setuju?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Puasa, THR, dan Bonus Ramadan: Cara Cerdas Mengelola Uang agar Tidak Cepat Habis
Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat. Mulai dari buka puasa bersama, belanja baju baru, hingga persiapan Lebaran. Ditambah lagi, banyak orang merasa lebih bebas membelanjakan uang karena adanya THR dan bonus. Kalau enggak pintar mengelola uang, saldo bisa langsung menipis sebelum bulan berakhir. Padahal, setelah Lebaran masih ada kebutuhan rutin yang harus dipenuhi.
Agar uang enggak cepat habis, penting untuk punya strategi keuangan yang jelas. Jangan sampai THR dan bonus hanya numpang lewat tanpa manfaat. Dengan perencanaan yang baik, pengeluaran tetap terkendali dan keuangan tetap aman setelah Ramadan.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan, mulai dari membuat anggaran, menyiapkan dana darurat, hingga membatasi belanja impulsif.
Table of Contents
Ini Cara Mengelola Uang selama Ramadan dan Lebaran yang Cerdas

Bulan Ramadan sering membawa rezeki lebih. THR dan bonus mulai cair, usaha musiman ramai, atau jualan makin laris. Tapi, jangan sampai terlena. Pengeluaran juga biasanya ikut naik. Kalau tidak pintar mengelola uang, saldo bisa cepat terkuras sebelum Lebaran tiba.
Supaya keuangan tetap aman, ada beberapa cara cerdas yang bisa diterapkan selama Ramadan dan Lebaran.
1. Buat Anggaran yang Jelas
Jangan sampai uang THR dan bonus habis tanpa jejak. Mulai mengelola uang dengan memisahkan pengeluaran wajib seperti zakat, tagihan, dan kebutuhan sehari-hari.
Setelah itu, tentukan anggaran untuk keperluan Lebaran, seperti baju baru, hampers, atau biaya mudik. Jangan asal belanja hanya karena semua orang melakukannya. Pastikan semua sudah terencana agar tidak keteteran setelah Lebaran.
Kalau bisa, alokasikan sebagian dana untuk tabungan atau keperluan lain yang lebih mendesak.
Baca juga: Menyiapkan Bujet Bulan Puasa untuk Keluarga Muda
2. Prioritaskan Zakat dan Sedekah
Begitu THR dan bonus cair, sisihkan dulu untuk zakat dan sedekah sebelum memikirkan belanja lainnya. Ini bukan cuma kewajiban, tapi juga cara supaya keuangan lebih tertata.
Dengan mengelola uang dan mengalokasikan dana sejak awal, enggak ada cerita uang keburu habis untuk hal lain. Selain itu, berbagi dengan yang membutuhkan bisa bikin hati lebih tenang dan berkah.
Jadi, jangan sampai niat baik ini justru terlupakan gara-gara terlalu semangat belanja Lebaran.

3. Siapkan Dana untuk Lebaran dan Setelahnya
Jangan cuma fokus menghabiskan uang buat Lebaran, tapi pikirkan juga hidup setelahnya. Banyak yang terlalu semangat belanja sebelum Lebaran, sampai lupa kalau setelah Ramadan masih ada tagihan, kebutuhan harian, dan mungkin cicilan yang harus dibayar. Jangan sampai dompet kering begitu Lebaran selesai.
Kita harus bisa mengatur uang dengan cerdas. Sisihkan sebagian untuk keperluan setelah Lebaran, biar nggak kebingungan pas bulan berikutnya. Lebaran selesai, keuangan tetap aman!
4. Amankan Dana Darurat
Jangan sampai setelah Lebaran malah pusing karena uang habis, sementara kebutuhan masih jalan terus. Manfaatkan THR dan bonus untuk menambah dana darurat. Ini penting buat jaga-jaga kalau ada pengeluaran tak terduga setelah Ramadan.
Daripada uang habis tanpa sisa, lebih baik sisihkan sebagian buat pegangan. Jadi, kalau ada situasi darurat, nggak perlu panik cari pinjaman atau pakai kartu kredit.
5. Gunakan untuk Bayar Cicilan atau Lunasi Utang
THR dan bonus bisa jadi penyelamat buat yang masih punya cicilan atau utang kecil. Sebelum uangnya menguap buat belanja atau hal yang kurang penting, coba cek dulu apakah ada utang yang bisa langsung dilunasi. Bayar utang lebih awal bisa bikin keuangan lebih lega setelah Lebaran, jadi nggak ada beban tagihan yang masih harus dikejar.
Kalau cicilan berkurang atau lunas, uang yang biasanya dipakai buat bayar utang bisa dialokasikan ke hal lain yang lebih produktif. Lebaran tetap seru, tanpa bikin kondisi finansial makin berat!

6. Hindari Belanja Berlebihan
Ramadan itu musim diskon di mana-mana, dari baju, makanan, sampai perabotan rumah. Godaannya besar, tapi jangan sampai kalap.
Sebelum belanja, buat daftar barang yang benar-benar dibutuhkan, bukan sekadar keinginan sesaat. Jangan tergoda beli sesuatu hanya karena diskonnya besar, padahal nggak terlalu butuh. Kalau belanja online, coba tunggu beberapa jam sebelum checkout, supaya bisa mikir lagi apakah barang itu memang perlu atau cuma lapar mata.
Dengan cara ini, dompet tetap aman dan uang nggak habis sia-sia.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Pintar mengelola uang selama Ramadan dan Lebaran bikin keuangan tetap aman, nggak habis sia-sia. THR dan bonus bisa dimanfaatkan lebih baik kalau ada perencanaan yang jelas. Jangan sampai semua ludes hanya karena lapar mata atau euforia sesaat.
Setelah Lebaran, hidup tetap berjalan, dan pengeluaran masih ada. Apalagi habis Lebaran akan ada kurban juga. Dengan pengelolaan yang cerdas, bukan cuma dompet yang selamat, tapi juga bisa lebih tenang menikmati momen Ramadan tanpa khawatir keuangan berantakan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Itu Bank Emas dan Bagaimana Cara Kerjanya?
Pemerintah baru saja meresmikan layanan bank emas di Indonesia. Konsepnya mirip dengan bank biasa, tapi yang dikelola bukan uang, melainkan emas.
Dengan adanya bank emas ini, masyarakat bisa menyimpan, membeli, menjual, bahkan mengajukan pembiayaan dengan jaminan emas. Harapannya, hal ini jadi solusi praktis buat yang ingin berinvestasi emas tanpa harus menyimpannya sendiri di rumah.
Apakah kamu tertarik untuk ikut berinvestasi emas melalui layanan bank emas ini? Jika iya, ada baiknya kamu baca dulu artikel ini agar paham apa itu bank emas dan bagaimana cara kerjanya.
Table of Contents
Apa Itu Bank Emas?

Dikutip dari situs Presiden RI, pada tanggal 26 Februari 2025, Presiden Prabowo Subianto meresmikan layanan bank emas pertama di Indonesia, yang dikenal sebagai bullion bank. Inisiatif ini bertujuan untuk memperkuat sektor komoditas nasional dengan menjaga cadangan emas tetap berada di dalam negeri.
Indonesia merupakan salah satu produsen emas terbesar di dunia dengan produksi mencapai 160 ton per tahun. Sebelumnya Indonesia lebih banyak menyimpan cadangan emasnya di luar negeri. Nah, dengan adanya bullion bank ini, harapannya emas yang diproduksi dapat diolah dan disimpan di dalam negeri, sehingga menghemat devisa dan meningkatkan cadangan emas nasional.
Ada dua institusi yang telah mendapatkan lisensi untuk beroperasi sebagai bullion bank. Mereka adalah Pegadaian (anak perusahaan Bank Rakyat Indonesia) dan Bank Syariah Indonesia (BSI). Kedua lembaga ini menawarkan layanan seperti simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, dan penitipan emas. Dengan modal inti minimal Rp14 triliun, lembaga keuangan tersebut dapat memenuhi syarat sebagai bullion bank sesuai dengan peraturan di Indonesia.
Diharapkan, keberadaan bullion bank ini dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) hingga Rp245 triliun, menciptakan 1,8 juta lapangan kerja baru, dan memperkuat stabilitas moneter Indonesia.
Selain itu, masyarakat kini memiliki akses lebih mudah untuk berinvestasi dalam emas melalui layanan yang disediakan oleh bullion bank tersebut.
Baca juga: Apa Itu Gramasi Emas? Simak Penjelasannya Sebelum Berinvestasi
Cara Kerja Bank Emas

Lalu, gimana cara kerja bank emas? Nah, ini nih yang bikin penasaran.
Apakah sistemnya seperti tabungan biasa? Apakah emas yang disimpan bisa diambil dalam bentuk fisik? Layanan apa saja yang tersedia?
Yes, semua pertanyaan ini penting untuk dipahami sebelum mulai menggunakan bank emas. Memang belum semua dijelaskan secara gamblang sih. Tapi, mari kita bahas satu per satu.
1. Simpanan Emas
Salah satu jenis layanan yang ditawarkan oleh bank emas adalah tabungan atau simpanan emas yang praktis dan mudah diakses. Dengan layanan ini, siapa pun bisa menyimpan emas layaknya menabung uang di bank.
Untuk memulai, nasabah harus membuka rekening tabungan emas. Prosesnya bisa dilakukan secara online melalui aplikasi atau langsung di kantor cabang bullion bank yang sudah ditunjuk. Setelah mendaftar, ada tahap verifikasi data untuk memastikan keamanan transaksi.
Setelah rekening aktif, nasabah perlu melakukan setoran awal. Jumlahnya menyesuaikan harga emas saat itu. Setoran ini akan langsung dikonversi ke satuan gram emas dalam saldo rekening.
Setelah memiliki saldo emas, nasabah bebas melakukan transaksi. Bisa menambah saldo dengan membeli emas lagi, menjual sebagian jika butuh dana, atau mencetak emas dalam bentuk fisik. Semuanya bisa dilakukan dengan mudah sesuai kebutuhan.
Simpanan emas di bullion bank memberikan fleksibilitas dan keamanan dalam berinvestasi emas. Nasabah tidak perlu repot menyimpan emas sendiri di rumah karena bisa dikelola dengan aman oleh bank.
2. Pembiayaan Emas
Bullion bank tidak hanya menyediakan layanan tabungan emas, tapi juga pembiayaan emas. Layanan ini cocok buat yang butuh dana cepat tanpa harus menjual emas yang dimiliki. Prosesnya mirip dengan pinjaman, tapi emas dijadikan jaminan.
Langkah pertama, nasabah mengajukan pembiayaan. Caranya gampang, cukup datang ke kantor bullion bank atau mengajukan secara online jika tersedia. Emas yang dimiliki akan digunakan sebagai jaminan.
Setelah pengajuan diterima, bank akan menilai nilai emas tersebut. Penilaian ini penting karena menentukan berapa besar dana yang bisa dipinjam. Semakin tinggi nilai emas, semakin besar pula jumlah pembiayaan yang bisa diperoleh.
Jika semua sudah disetujui, dana akan langsung cair sesuai perjanjian. Nasabah bisa menggunakannya untuk berbagai keperluan tanpa harus menjual emasnya. Saat masa pinjaman selesai, emas bisa ditebus kembali setelah pembayaran lunas.
3. Perdagangan Emas
Bank emas juga menawarkan layanan jual beli emas. Dengan layanan ini, siapa pun bisa membeli atau menjual emas dengan harga yang mengikuti pasar. Prosesnya praktis dan aman, tanpa harus repot mencari pembeli atau penjual sendiri.
Semua transaksi bisa dilakukan melalui platform resmi bullion bank. Nasabah bisa membeli emas kapan saja saat harga dirasa menguntungkan. Begitu juga sebaliknya, emas yang sudah dimiliki bisa dijual dengan mudah saat butuh dana atau ingin mengambil keuntungan.
Keunggulan lainnya, semua transaksi bisa dilakukan secara digital. Cukup pakai aplikasi resmi bullion bank, tanpa perlu datang ke kantor cabang. Ini memudahkan siapa saja yang ingin berinvestasi emas tanpa ribet.

4. Penitipan Emas
Bullion bank juga menyediakan layanan penitipan emas. Layanan ini cocok untuk yang punya emas fisik tapi tidak ingin repot menyimpannya sendiri. Dengan menitipkan emas di bullion bank, risiko kehilangan atau pencurian bisa dihindari.
Nasabah cukup membawa emas fisik ke bullion bank dan menitipkannya di sana. Bank akan menyimpannya dengan standar keamanan tinggi. Emas tetap menjadi milik nasabah dan bisa diambil kapan saja sesuai ketentuan.
Nah, logikanya, di sini akan ada biaya penitipan—selayaknya safe deposit box. Hanya saja, belum ada keterangan lebih lanjut secara resmi. Well, kita tunggu saja ya.
Baca juga: Mending Investasi Gramasi Emas Kecil atau Besar ya? Ini Pertimbangannya!
Bank emas bisa jadi pilihan menarik buat yang ingin investasi emas dengan cara lebih praktis dan aman. Dengan berbagai layanan seperti tabungan, jual beli, pembiayaan, dan penitipan, emas bisa dikelola tanpa harus repot menyimpannya sendiri.
Gimana, tertarik? Sebelum mulai, pastikan kamu sudah paham cara kerjanya agar bisa memanfaatkannya dengan maksimal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Mengelola Pesangon PHK agar Tidak Cepat Habis
Mendapatkan pesangon PHK bisa jadi momen yang campur aduk. Di satu sisi, ada rasa lega karena punya uang cadangan. Tapi di sisi lain, ada kekhawatiran soal masa depan.
Kalau tidak dikelola dengan baik, uang pesangon PHK ini bisa cepat habis tanpa disadari. Apalagi kalau gaya hidup masih sama seperti saat masih bekerja. Makanya, penting untuk mengatur pesangon dengan strategi yang tepat agar cukup untuk kebutuhan dalam jangka waktu yang lebih lama.
Table of Contents
Mengelola Pesangon PHK

Jangan sampai pesangon PHK hanya numpang lewat di rekening. Harus ada rencana yang jelas supaya uangnya bisa dimanfaatkan sebaik mungkin.
So, kamu bisa memulai dari beberapa langkah sederhana seperti mulai dari menyusun anggaran, membatasi pengeluaran, sampai mencari cara untuk menambah pemasukan. Dengan langkah yang tepat, pesangon bisa jadi penyelamat keuangan selama masa transisi, bukan sekadar uang pegangan sementara.
Berikut langkah-langkah mengelola pesangon PHK agar tak cepat habis, dan bisa bermanfaat optimal.
1. Buat Prioritas Pengeluaran
Jangan langsung tergoda belanja. Ingat loh, uang pesangon PHK bukan uang kaget, bukan menang lotere ya. Hitung total pesangon, lalu pisahkan untuk kebutuhan utama seperti makan, sewa, listrik, dan cicilan. Pastikan yang wajib terpenuhi dulu sebelum memikirkan pengeluaran lain.
Setelah kebutuhan utama, sisihkan sebagian ke rekening khusus yang enggak mudah diakses agar tetap aman. Dana ini berguna untuk biaya hidup selama mencari pekerjaan baru atau menghadapi situasi tak terduga, seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendesak lainnya. Idealnya, alokasikan dana yang cukup untuk bertahan setidaknya tiga hingga enam bulan ke depan.
Baca juga: Bangkit Setelah Menjadi Korban PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan
2. Gunakan Secara Bertahap
Atur penggunaannya seperti gaji bulanan, misalnya dengan membagi total pesangon untuk beberapa bulan ke depan. Buat anggaran sederhana agar pengeluaran tetap terkontrol dan dana bisa bertahan lebih lama.
Jika perlu, pisahkan uang di rekening berbeda atau gunakan fitur tabungan berjangka biar enggak mudah tergoda menggunakannya untuk hal yang kurang penting. Dengan cara ini, keuangan tetap stabil selama masa transisi sebelum mendapatkan pekerjaan baru.
3. Kurangi Pengeluaran Tidak Mendesak
Saat menerima pesangon PHK, godaan untuk belanja besar bisa muncul, tapi sebaiknya tahan diri. Hindari membeli barang yang enggak benar-benar dibutuhkan, makan di tempat mahal, atau liburan mewah.
Fokus pada pengeluaran penting agar pesangon bisa bertahan lebih lama. Jika ada sesuatu yang diinginkan, tunda dulu dan pertimbangkan kembali apakah benar-benar perlu.
4. Lunasi atau Restrukturisasi Utang
Jika masih memiliki utang, cek dulu mana yang berbunga tinggi, seperti kartu kredit atau pinjaman online. Lalu, prioritaskan untuk dilunasi lebih dulu, biar nggak jadi beban keuangan.
Kalau pesangonnya nggak cukup untuk melunasi semuanya, cari opsi restrukturisasi. Kamu bisa coba negosiasi cicilan lebih ringan atau perpanjangan tenor agar pembayaran lebih terjangkau. Jangan sampai pesangon habis untuk kebutuhan lain sementara utang terus menumpuk.

5. Cari Penghasilan Tambahan
Jangan hanya mengandalkan pesangon PHK, sekarang juga kamu harus cari cara agar tetap ada pemasukan. Manfaatkan keahlian yang dimiliki, misalnya dengan mencari pekerjaan freelance, membuka jasa kecil-kecilan, atau menjual produk online.
Jika punya keterampilan menulis, desain, atau editing, coba cari proyek di platform freelance. Kalau suka memasak atau punya hobi tertentu, bisa dijadikan bisnis kecil dari rumah.
Selain menambah penghasilan, ini juga bisa jadi peluang karier baru. Yang penting, pilih pekerjaan yang fleksibel dan enggak butuh modal besar.
6. Pertimbangkan Asuransi Kesehatan
Jika sebelumnya asuransi kesehatan ditanggung oleh perusahaan, segera cari alternatif perlindungan setelah terkena PHK. Biaya medis bisa menjadi beban besar kalau enggak ada jaminan kesehatan.
Pertimbangkan untuk membeli asuransi mandiri dengan premi yang sesuai kemampuan atau manfaatkan BPJS Kesehatan sebagai opsi yang lebih terjangkau. Jangan sampai dana pesangon habis hanya karena harus membayar biaya pengobatan yang mendadak. Pilih asuransi dengan cakupan manfaat yang memadai agar tetap terlindungi tanpa membebani keuangan.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Rencana Keuangan
Mengelola pesangon PHK bukan hanya soal membuat anggaran di awal, tapi juga memastikan penggunaannya tetap sesuai rencana. Pantau pengeluaran secara berkala, catat setiap transaksi, dan evaluasi apakah dana masih cukup untuk jangka waktu yang ditargetkan.
Kalau ada pengeluaran tak terduga atau pemasukan tambahan, sesuaikan anggaran agar tetap seimbang. Jika pesangon mulai menipis lebih cepat dari perkiraan, cari cara untuk menghemat atau menambah penghasilan. Fleksibilitas dalam mengatur keuangan akan membantu menghadapi situasi tak terduga tanpa menguras dana lebih cepat dari yang seharusnya.

8. Investasikan Sebagian Dana
Last but not least—dan kalau memang memungkinkan—agar pesangon enggak habis begitu saja, alokasikan sebagian ke investasi yang aman dan mudah dicairkan.
Pilihan seperti deposito atau reksa dana pasar uang bisa menjadi opsi karena risikonya rendah dan dana tetap bisa diakses saat dibutuhkan. Hindari investasi yang terlalu berisiko atau yang mengunci dana dalam jangka panjang, terutama jika belum ada penghasilan tetap.
Mulai dengan nominal kecil, dan pahami instrumennya. Pastikan investasi sesuai dengan kebutuhan keuangan jangka pendek maupun menengah.
Baca juga: 2 Cara Menentukan Besarnya Bonus Karyawan yang Diterima dari Perusahaan
Mengelola pesangon PHK dengan bijak bisa membantu bertahan lebih lama di masa transisi. Jangan terburu-buru menghabiskannya tanpa rencana.
Setiap keputusan keuangan sekarang akan berpengaruh ke kondisi finansial ke depan. Dengan strategi yang tepat, pesangon bisa jadi penyelamat, bukan sekadar uang yang cepat habis. Yang penting, gunakan dengan cermat dan tetap disiplin agar keuangan tetap aman sampai ada sumber penghasilan baru.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Kesalahan Umum Saat Belajar Finance untuk Pemula yang Harus Dihindari
Belajar finance bukan cuma soal hitung-hitungan atau tahu cara investasi. Banyak pemula yang semangat di awal, tapi malah terjebak kesalahan yang bikin proses belajarnya jadi berantakan.
Ada yang langsung buru-buru investasi tanpa paham dasarnya, ada juga yang percaya mitos keuangan tanpa cek kebenarannya.
Kesalahan belajar finance seperti ini bisa bikin salah langkah, rugi, atau bahkan kapok belajar keuangan.
Table of Contents
Belajar Finance dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Biar enggak jatuh ke jebakan yang sama, penting buat tahu kesalahan umum belajar finance yang sering terjadi. Dengan begitu, bisa lebih siap dan punya strategi belajar yang lebih efektif.
Artikel ini bakal membahas apa aja kesalahan yang sering dilakukan pemula saat mereka mulai belajar finance. Kalau paham dari awal, belajar keuangan bisa lebih lancar dan hasilnya pun lebih maksimal.
1. Belajar Hanya dari Satu Sumber
Hanya mengandalkan satu sumber bisa bikin pemahaman jadi sempit, apalagi kalau sumbernya kurang objektif. Finance itu bidang yang luas dan terus berkembang, jadi penting untuk membandingkan berbagai perspektif. Dengan begitu, bisa lebih kritis dalam menyaring informasi dan menemukan strategi yang benar-benar cocok.
Baca juga: Belajar Ilmu Finansial: Konsep Dasar yang Harus Dipahami
2. Enggak Belajar dari Dasar Dulu
Langsung terjun ke investasi seperti saham atau kripto tanpa memahami konsep dasar keuangan saat belajar finance sering kali membuat pemahaman menjadi setengah-setengah dan berisiko tinggi.
Contohnya, sebelum mulai berinvestasi dan memikirkan untuk punya penghasilan pasif, orang harus paham konsep dasar keuangan. Karena, tanpa keuangan dasar yang sehat, enggak ada orang yang akan sukses berinvestasi.
Ligwina Hananto, Lead Trainer di QM Financial, mengembangkan “Blueprint of Your Money”. Konsep ini menekankan pentingnya memulai dengan Financial Check Up untuk menilai kesehatan keuangan, kemudian menetapkan Financial Plan dengan tujuan yang jelas, memastikan adanya Proteksi melalui asuransi, memahami Status Harta dan Utang serta akses darurat, dan akhirnya membangun Aset Aktif seperti bisnis atau investasi lainnya.
Tanpa memahami dan menerapkan langkah-langkah dasar ini, pemula mungkin akan kesulitan menentukan instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan mereka. Akhirnya, berpotensi mengambil keputusan yang kurang tepat.

3. Pengin Serbacepat
Banyak yang pengin cepat kaya tanpa sadar kalau belajar finance itu butuh waktu, proses, dan strategi yang matang. Langsung lompat ke investasi tanpa paham prinsip dasar seperti manajemen risiko, diversifikasi, dan perencanaan keuangan justru bikin langkah jadi ngawur. Akibatnya, bukannya untung, malah gampang terjebak investasi bodong atau keputusan finansial yang gegabah.
Serbacepat dalam keuangan sering berujung pada ekspektasi yang nggak realistis dan keputusan emosional. Misalnya, buru-buru beli aset karena FOMO tanpa riset, atau ikutan tren investasi tanpa tahu apakah itu cocok buat kondisi keuangan sendiri. Lebih baik pelan tapi paham, bangun fondasi yang kuat, dan ambil keputusan dengan kepala dingin supaya hasilnya benar-benar menguntungkan di jangka panjang.
4. Enggak Cek dan Ricek
Banyak yang langsung percaya info dari media sosial atau grup investasi tanpa cek dulu sumbernya, padahal belum tentu benar. Mitos seperti “utang itu selalu buruk” atau “saham selalu untung” bisa bikin keputusan jadi salah arah. Bahkan, ada yang terjebak skema investasi bodong karena tergiur janji profit tinggi tanpa risiko.
Di era digital, informasi menyebar cepat, tapi enggak semuanya valid atau relevan buat kondisi keuangan pribadi. Sebelum mengikuti saran finansial, pastikan informasinya datang dari sumber tepercaya dan bisa dibuktikan. Selalu luangkan waktu buat riset sendiri agar keputusan keuangan lebih matang dan terhindar dari jebakan.
5. Melupakan Aspek Psikologis
Banyak yang fokus belajar finance dari sisi angka, strategi, dan analisis, tapi lupa kalau emosi dan pola pikir juga berperan besar dalam keputusan keuangan.
Bias kognitif bisa bikin seseorang merasa terlalu percaya diri atau takut mengambil risiko, padahal situasinya belum tentu sesuai. FOMO sering membuat orang terburu-buru membeli aset karena takut ketinggalan tren, tanpa riset yang cukup.
Emotional spending juga jadi jebakan. Biasanya terjadi karena keputusan belanja diambil berdasarkan perasaan, bukan kebutuhan. Misalnya, belanja impulsif setelah stres atau ikut-ikutan gaya hidup teman tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan sendiri.
Memahami aspek psikologi ini penting agar bisa mengelola keuangan dengan lebih rasional dan disiplin, bukan sekadar mengikuti emosi sesaat.

6. Enggak Konsisten
Finance bukan ilmu yang cukup dipelajari sekali lalu selesai, karena dunia keuangan selalu berubah dan berkembang. Banyak pemula yang awalnya antusias, baca buku, ikut webinar, atau belajar investasi, tapi setelah beberapa waktu, semangatnya menurun dan akhirnya berhenti. Akibatnya, pemahaman mereka stagnan, padahal tanpa update ilmu, strategi yang dulu efektif bisa jadi sudah enggak relevan lagi.
Misalnya, investasi yang dulu menguntungkan bisa berubah karena kondisi pasar atau regulasi baru, dan tanpa terus belajar, sulit untuk beradaptasi. Selain itu, mindset keuangan juga perlu diperbarui seiring dengan perubahan kondisi pribadi, seperti naik gaji, menikah, atau merencanakan pensiun.
Konsistensi dalam belajar dan mengikuti perkembangan finansial membuat keputusan keuangan lebih matang dan sesuai dengan situasi terkini.
Baca juga: 7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Belajar finance bukan soal cepat paham atau langsung cuan, tapi tentang membangun pemahaman yang kuat dan kebiasaan yang benar. Kesalahan itu wajar, asal bisa dijadikan pelajaran buat langkah berikutnya.
Yang penting, jangan malas buat terus belajar, cari sumber yang kredibel, dan sesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri. Dengan pendekatan yang tepat, perjalanan belajar finance untuk memahami keuangan bisa lebih lancar dan keputusan yang diambil pun lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Memilih Training Keuangan Online yang Tepat untuk Karyawan
Mengikuti training keuangan bisa membantu karyawan mengelola gaji dengan lebih bijak. Banyak orang masih kesulitan mengatur pengeluaran, menabung, atau memahami investasi. Dengan pelatihan yang tepat, karyawan bisa belajar cara mengelola keuangan pribadi, menghindari utang yang tidak perlu, dan merencanakan masa depan lebih baik.
Apalagi sekarang banyak pelatihan keuangan online yang fleksibel dan bisa diikuti kapan saja. Tapi, memilih yang paling cocok tidak boleh asal.
Table of Contents
Memilih Training Keuangan Online untuk Karyawan

Tidak semua training keuangan menawarkan materi yang benar-benar bermanfaat. Ada yang terlalu teoritis, ada juga yang kurang interaktif. Kalau tidak hati-hati, ya bisa saja akhirnya hanya membuang waktu dan uang tanpa hasil yang jelas.
Makanya, penting untuk tahu cara memilih pelatihan yang sesuai kebutuhan. Dengan begitu, materi yang didapatkan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan karier.
Lalu bagaimana caranya memilih training keuangan online yang paling pas sesuai dengan kebutuhan karyawan? Tak perlu bingung, ikuti saja beberapa langkah berikut.
1. Identifikasi Kebutuhan Karyawan
Tentukan apakah training difokuskan pada literasi keuangan dasar, investasi, perencanaan pensiun, atau manajemen keuangan perusahaan. Kebutuhan ini bisa berbeda tergantung pada tingkat jabatan dan peran dalam perusahaan.
Misalnya, karyawan baru mungkin lebih membutuhkan pelatihan tentang pengelolaan gaji, sementara bagi mereka yang sudah cukup senior, bisa lebih diuntungkan dengan materi terkait persiapan pensiun.
Baca juga: Contoh Praktis Edukasi Literasi Keuangan untuk Karyawan di Tempat Kerja
2. Evaluasi Kredibilitas Penyelenggara
Pilih penyedia training keuangan yang memiliki reputasi baik. Seperti QM Training yang punya barisan trainers berpengalaman dan sudah melatih banyak karyawan dari berbagai industri. Kredibilitas ini penting agar materi yang diberikan akurat, sesuai standar industri, dan bisa langsung diterapkan dalam kehidupan atau pekerjaan karyawan.
Selain itu, pastikan penyelenggara memiliki metode pembelajaran yang jelas dan pendekatan yang efektif, supaya peserta benar-benar paham dan bisa mengaplikasikan ilmunya dengan mudah.
3. Cek Kurikulum dan Metode Pembelajaran
Pastikan materi mencakup topik yang relevan dan disampaikan dengan metode interaktif seperti video, diskusi, atau studi kasus.
Pelatihan yang hanya berisi teori tanpa contoh praktik bisa sulit dipahami dan kurang menarik bagi peserta. Selain itu, adanya kuis atau simulasi dapat membantu karyawan memahami konsep dengan lebih baik dan meningkatkan keterlibatan mereka selama pelatihan.

4. Sesuaikan dengan Tingkat Pemahaman Karyawan
Jika karyawan masih awam dalam keuangan, pilih training yang menggunakan bahasa sederhana dan contoh praktis. Sebaliknya, jika peserta sudah memiliki pengetahuan dasar, materi yang lebih mendalam seperti strategi investasi atau perencanaan pajak bisa lebih relevan.
Kesalahan dalam menyesuaikan tingkat kesulitan bisa membuat peserta merasa kewalahan atau justru bosan jika materi terlalu mudah.
5. Fleksibilitas Waktu dan Aksesibilitas
Pastikan program bisa diakses kapan saja dan kompatibel dengan perangkat yang digunakan oleh karyawan. Training keuangan online yang bisa diikuti secara fleksibel akan lebih efektif karena karyawan bisa belajar sesuai jadwal kerja mereka.
Selain itu, pertimbangkan apakah materi bisa diunduh atau diakses ulang agar peserta bisa meninjau kembali informasi yang telah dipelajari.
6. Lihat Ulasan dan Testimoni
Periksa pengalaman peserta sebelumnya untuk memastikan kualitas materi dan efektivitas penyampaian. Ulasan dari peserta lain bisa memberikan gambaran apakah training benar-benar bermanfaat atau justru hanya sekadar teori.
Jika memungkinkan, tanyakan langsung kepada kolega atau komunitas profesional mengenai pengalaman mereka dalam mengikuti training keuangan yang sama.
7. Pertimbangkan Biaya dan Manfaat
Bandingkan harga dengan manfaat yang ditawarkan. Jangan hanya fokus pada harga murah, tetapi pertimbangkan juga kualitas materi dan instruktur. Beberapa training keuangan berbayar mungkin lebih sepadan dengan hasilnya, karena memberikan akses ke komunitas eksklusif atau sesi mentoring tambahan.

8. Dukungan Pasca-Pelatihan
Cek apakah ada sesi konsultasi atau materi tambahan yang bisa diakses setelah pelatihan selesai. Dukungan setelah training bisa berupa akses ke forum diskusi, webinar lanjutan, atau kesempatan untuk bertanya langsung kepada instruktur.
Hal ini penting agar karyawan bisa terus mengembangkan pemahaman mereka dan menerapkan materi yang telah dipelajari dalam kehidupan sehari-hari atau pekerjaan mereka.
Baca juga: 7 Soft Skill Karyawan yang Harus Selalu Ditingkatkan di Zaman Teknologi
Memilih training keuangan yang tepat memang butuh pertimbangan, tapi hasilnya sepadan. Dengan pelatihan yang sesuai, karyawan bisa lebih paham cara mengatur uang, menghindari kesalahan finansial, dan merencanakan masa depan dengan lebih baik. Nggak perlu cari jauh-jauh, karena QM Training menyediakan training keuangan yang dibutuhkan.
QM Training punya tailored curriculum yang disusun berjenjang sesuai kebutuhan karyawan. Metodenya experiential learning, menggabungkan presentasi, permainan, dan aktivitas supaya lebih mudah dipahami. Ditambah fun delivery, penyampaiannya seru dan interaktif, jadi nggak bikin bosan. Dengan pendekatan ini, materi bisa langsung diterapkan, dan karyawan lebih siap menghadapi tantangan finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
12 Pekerjaan dengan Gaji Besar di Indonesia yang Banyak Dicari
Memilih karier bukan cuma soal passion, tapi juga soal peluang dan kesejahteraan. Banyak orang mencari pekerjaan yang gaji besar agar bisa hidup lebih nyaman dan punya finansial yang stabil.
Ya, wajar saja kan? Lalu apa yang terlintas? Apakah pekerjaan gaji besar itu selalu dokter atau pilot? Well, enggak juga. Ada banyak profesi lain yang gajinya menggiurkan dan sedang banyak dicari di Indonesia.
Table of Contents
Pekerjaan yang Gaji Besar di Indonesia: Apakah Ada yang Jadi Karier Impianmu?

Beberapa di antara pekerjaan yang gaji besar di Indonesia ini bahkan bisa dimulai tanpa harus menempuh pendidikan bertahun-tahun. Ada yang butuh keahlian khusus, ada juga yang bergantung pada pengalaman dan strategi. Dari dunia teknologi sampai manajemen, semua punya peluang besar kalau ditekuni dengan serius.
Berikut daftar pekerjaan yang gaji besar di Indonesia, dan bisa jadi pilihan karier menjanjikan.
1. Chief Executive Officer (CEO)
Sebagai otak utama di balik jalannya perusahaan, CEO memiliki tanggung jawab besar dalam menentukan arah bisnis dan memastikan target tercapai. Pengambilan keputusan strategis, evaluasi kinerja eksekutif, serta pengelolaan hubungan dengan investor dan mitra bisnis menjadi bagian dari pekerjaannya. Selain itu, CEO juga berperan dalam menciptakan visi jangka panjang yang memastikan keberlanjutan dan pertumbuhan perusahaan. Tak heran ini menjadi salah satu pekerjaan yang gaji besar di Indonesia.
Gaji: Rp130 juta – Rp250 juta per bulan (terutama di perusahaan besar atau startup unicorn).
Baca juga: Kenapa Gaji di Indonesia Kecil? 5 Faktor yang Memengaruhinya
2. Manajer Perbankan
Profesi ini memiliki jenjang yang bervariasi, mulai dari manajer cabang hingga manajer regional yang mengawasi banyak unit. Tugasnya meliputi pengelolaan operasional, analisis strategi keuangan, serta memastikan standar layanan tetap optimal. Selain itu, mereka harus menjaga hubungan baik dengan nasabah utama dan mencari peluang bisnis baru guna meningkatkan profitabilitas bank.
Gaji: Rp25 juta – Rp40 juta per bulan (manajer cabang) | Rp80 juta – Rp150 juta per bulan (manajer regional).
3. Ahli Pertambangan dan Perminyakan
Bekerja di sektor tambang dan minyak sudah bukan rahasia lagi kalau merupakan salah satu pekerjaan yang gaji besar di Indonesia. Job desc-nya bukan hanya melulu menggali sumber daya, tetapi juga memastikan eksplorasi dilakukan dengan aman dan efisien. Tugas mereka mencakup analisis geologi, pengelolaan proses ekstraksi, serta pengawasan agar operasional sesuai dengan regulasi lingkungan. Posisi ini menuntut keahlian tinggi karena berhubungan dengan sumber daya bernilai besar.
Gaji: Rp13 juta – Rp15 juta per bulan.
4. Manajer Keuangan
Sebagai penjaga stabilitas keuangan perusahaan, manajer keuangan juga merupakan salah satu pekerjaan yang gaji besar di Indonesia.
Manajer keuangan bertanggung jawab atas penyusunan anggaran, pengawasan arus kas, serta pengelolaan investasi. Selain itu, mereka juga mengidentifikasi potensi risiko keuangan dan memastikan semua kebijakan finansial sesuai regulasi yang berlaku. Keputusan yang diambil di posisi ini berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan perusahaan.
Gaji: Rp10 juta – Rp80 juta per bulan (tergantung kompleksitas perusahaan).
5. Manajer Konstruksi
Membangun gedung, jalan, atau proyek infrastruktur lainnya memerlukan perencanaan matang, dan di sinilah peran manajer konstruksi. Mereka bertanggung jawab atas anggaran proyek, jadwal pelaksanaan, serta koordinasi dengan kontraktor dan subkontraktor. Selain memastikan kualitas dan keselamatan kerja, mereka juga harus mengantisipasi kendala yang bisa memperlambat penyelesaian proyek.
Gaji: Rp80 juta – Rp250 juta per bulan (dengan pengalaman lebih dari 10 tahun).
6. Manajer Pemasaran
Meningkatkan penjualan dan popularitas merek adalah tujuan utama manajer pemasaran. Tugasnya meliputi riset tren pasar, pengembangan strategi branding, serta perancangan kampanye pemasaran yang efektif. Selain itu, mereka harus mampu membaca pola konsumen dan berkolaborasi dengan tim kreatif untuk menghasilkan promosi yang menarik.
Gaji: Rp40 juta – Rp150 juta per bulan.

7. Digital Marketing Strategist
Nah, dengan perkembangan sekarang, profesi ini juga termasuk dalam pekerjaan yang gaji besar lo. Di era digital, pemasaran berbasis data menjadi kunci utama, dan posisi ini sangat dibutuhkan.
Tugas digital marketing strategist mencakup pengelolaan SEO, kampanye iklan online, serta strategi media sosial untuk meningkatkan engagement. Dengan perkembangan teknologi, digital marketing strategist harus terus memperbarui keahlian agar tetap kompetitif.
Gaji: Rp8 juta – Rp100 juta per bulan (tergantung pengalaman dan skala perusahaan).
8. Content Manager
Mengarahkan strategi konten agar tetap menarik dan relevan adalah tugas utama content manager. Mereka bekerja sama dengan tim kreatif untuk menghasilkan tulisan, video, dan materi visual yang mendukung branding perusahaan. Selain itu, analisis performa konten juga menjadi bagian penting agar strategi pemasaran terus berkembang.
Gaji: Rp8 juta – Rp30 juta per bulan.
9. Senior Software Engineer
Profesi ini sangat krusial di industri teknologi. Mereka bertanggung jawab atas pengembangan perangkat lunak tingkat tinggi. Tugasnya meliputi coding, debugging, dan perancangan sistem agar lebih efisien serta scalable. Selain itu, mereka juga membimbing tim junior dan memastikan integrasi teknologi berjalan mulus.
Gaji: Rp20 juta – Rp80 juta per bulan.
10. Full Stack Developer
Keahlian dalam pengembangan front-end dan back-end membuat profesi ini semakin diminati dan menjadi salah satu pekerjaan yang gaji besar. Mereka harus mampu membangun aplikasi dari nol, mengelola basis data, serta memastikan user experience tetap optimal. Kemampuan adaptasi dengan framework terbaru menjadi nilai tambah untuk tetap relevan di industri ini.
Gaji: Rp8 juta – Rp15 juta per bulan (junior) | Hingga Rp200 juta per bulan (senior berpengalaman luas).
11. Cyber Security Engineer
Keamanan data menjadi prioritas utama di era digital, dan cyber security engineer memiliki peran krusial dalam melindungi sistem dari serangan siber. Mereka mengembangkan protokol keamanan, melakukan uji penetrasi, serta memantau jaringan untuk mencegah kebocoran data. Profesi ini semakin banyak dicari, terutama oleh perusahaan yang bergerak di sektor teknologi dan finansial.
Gaji: Rp10 juta – Rp2 miliar per bulan (tergantung proyek, terutama di level internasional).

12. Manajer Sumber Daya Manusia (HRD)
Suksesnya sebuah perusahaan bergantung pada sumber daya manusianya, dan manajer HRD bertanggung jawab dalam merekrut serta mengembangkan talenta terbaik. Selain mengelola kebijakan karyawan, mereka juga menciptakan strategi pelatihan dan evaluasi kinerja untuk meningkatkan produktivitas. Kemampuan dalam menangani dinamika tim dan membangun lingkungan kerja yang sehat menjadi kunci sukses di posisi ini.
Gaji: Rp15 juta – Rp100 juta per bulan.
Baca juga: Kalkulasi Gaji YouTuber Pemula: Memulai Karier di YouTube dengan Benar
Memilih pekerjaan yang gaji besar tentu menggiurkan, tapi penting juga mempertimbangkan minat dan kemampuan. Setiap profesi punya tantangan dan tuntutan yang berbeda, jadi pastikan sesuai dengan keahlian dan tujuan jangka panjang. Dengan kerja keras dan strategi yang tepat, peluang sukses di bidang apa pun tetap terbuka lebar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Kerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan dan Keuntungannya bagi Karyawan
Punya tabungan pensiun itu penting, apalagi kalau ingin hidup nyaman di masa tua. Salah satu cara menyiapkannya adalah lewat Dana Pensiun Lembaga Keuangan.
Program ini membantu mengelola dana pensiun dengan sistem yang lebih rapi dan investasi yang dikelola profesional. Karyawan bisa ikut serta dengan menyisihkan sebagian penghasilan, baik secara mandiri maupun lewat perusahaan tempat bekerja.
Selain membantu mengumpulkan dana untuk pensiun, program ini juga punya banyak keuntungan lainna. Seperti fleksibilitas setoran, potongan pajak, juga pencairan yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.
Semakin dini bergabung, semakin besar juga manfaat yang bisa dirasakan di masa depan. Pahami cara kerjanya dan manfaatnya agar bisa memanfaatkan Dana Pensiun Lembaga Keuangan dengan maksimal.
Table of Contents
Cara Kerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan

Dana Pensiun Lembaga Keuangan merupakan solusi buat kita yang pengin mempersiapkan masa pensiun dengan lebih terencana. Program ini memungkinkan kita untuk menyisihkan dana secara berkala, yang kemudian dikelola oleh lembaga keuangan guna memperoleh hasil investasi optimal.
Mekanismenya cukup fleksibel, pilihan pencairannya juga ada. Intinya, ada manfaat jangka panjang yang bisa didapatkan oleh pesertanya.
Nah, kalau tertarik, coba pahami dulu cara kerja Dana Pensiun Lembaga Keuangan ini yuk.
1. Pendaftaran dan Kontribusi
Peserta mendaftar ke DPLK melalui bank atau perusahaan asuransi yang menyediakan layanan ini. Kontribusi dana bisa berasal dari kita sendiri, pemberi kerja atau kantor tempat kita bekerja, atau kombinasi keduanya dengan persentase. Setoran bisa dilakukan secara berkala atau sekaligus.
2. Pengelolaan Dana
Dana yang dikumpulkan diinvestasikan ke berbagai instrumen keuangan seperti deposito, obligasi, atau saham sesuai dengan kebijakan investasi yang dipilih peserta. Pengelolaan ini bertujuan untuk meningkatkan nilai dana agar memberikan hasil optimal saat pensiun.
3. Akumulasi dan Pertumbuhan Dana
Dana yang diinvestasikan akan bertambah seiring waktu melalui hasil investasi. Besarnya pertumbuhan bergantung pada jumlah kontribusi, jangka waktu investasi, serta kinerja instrumen yang dipilih.
4. Pencairan Dana Pensiun
Saat mencapai usia pensiun atau kondisi tertentu seperti cacat tetap, peserta bisa mencairkan dana sesuai aturan yang berlaku. Pencairan bisa dilakukan secara sekaligus atau dalam bentuk anuitas, alias pembayaran berkala.
5. Manfaat Tambahan
Beberapa DPLK menawarkan manfaat tambahan seperti perlindungan asuransi jiwa atau fleksibilitas dalam penarikan dana jika ada kebutuhan mendesak, sesuai kebijakan yang berlaku.
Dana Pensiun Lembaga Keuangan ini cocok bagi pekerja mandiri atau karyawan yang ingin memiliki tabungan pensiun tambahan di luar program Jaminan Pensiun BPJS Ketenagakerjaan. Lalu, kalau ikut, apa keuntungannya?
Baca juga: Panduan Memilih Dana Pensiun Lembaga Keuangan yang Tepat untuk Karyawan
Keuntungan Dana Pensiun Lembaga Keuangan bagi Karyawan

Dana Pensiun Lembaga Keuangan memberikan berbagai manfaat bagi karyawan yang ingin merencanakan masa pensiun dengan lebih aman dan terstruktur. Program ini enggak hanya bisa bantu kita menyiapkan dana untuk hari tua, tetapi juga menawarkan keuntungan tambahan yang dapat mendukung stabilitas finansial di masa depan.
Berikut adalah beberapa keuntungan Dana Pensiun Lembaga Keuangan bagi karyawan.
1. Persiapan Keuangan di Hari Tua
Memberikan jaminan keuangan setelah pensiun, sehingga tetap memiliki penghasilan meskipun sudah tidak bekerja. Dengan perencanaan yang baik, dana pensiun dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa bergantung pada orang lain.
2. Investasi yang Dikelola Secara Profesional
Dana dikelola oleh bank atau perusahaan asuransi dengan strategi investasi yang sesuai, sehingga dapat berkembang dengan optimal. Pengelolaan ini dilakukan secara transparan dan diawasi oleh regulator untuk memastikan keamanan dana peserta.
3. Kontribusi dari Perusahaan
Jika didaftarkan oleh perusahaan, sebagian iuran bisa ditanggung oleh pemberi kerja, sehingga beban karyawan lebih ringan. Hal ini membantu meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan biaya yang lebih efisien.
4. Fleksibilitas dalam Setoran
Karyawan bisa menyesuaikan jumlah iuran sesuai kemampuan finansial dan bisa meningkatkan setoran untuk hasil yang lebih besar di masa depan. Fleksibilitas ini memungkinkan peserta menyesuaikan rencana pensiun dengan kondisi keuangan yang berubah.
5. Keuntungan Pajak
Iuran DPLK dapat mengurangi penghasilan kena pajak, sehingga membantu mengoptimalkan perencanaan pajak pribadi. Insentif pajak ini membuat program DPLK lebih menguntungkan dibandingkan menabung secara konvensional.

6. Pilihan Pencairan yang Fleksibel
Bisa dicairkan dalam bentuk lump sum (sekali bayar) atau anuitas (pembayaran berkala), sesuai kebutuhan setelah pensiun. Peserta dapat memilih metode pencairan yang paling sesuai dengan gaya hidup dan kebutuhan finansialnya.
7. Manfaat Tambahan
Beberapa DPLK menawarkan manfaat seperti perlindungan asuransi jiwa atau akses ke fasilitas kesehatan tertentu. Manfaat ini memberikan perlindungan ekstra bagi peserta dan keluarganya dalam menghadapi risiko yang tak terduga.
Baca juga: Mengenal Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Hari Tua (JHT): Apa Perbedaannya?
Dana Pensiun Lembaga Keuangan bisa jadi pilihan cerdas buat menyiapkan masa pensiun yang lebih tenang. Dengan sistem yang fleksibel dan pengelolaan profesional, dana yang dikumpulkan bisa berkembang lebih maksimal.
Ingat ya, semakin cepat mulai, semakin besar manfaat yang bisa didapat. Jangan tunda terlalu lama, persiapkan dari sekarang supaya masa tua tetap nyaman tanpa khawatir soal keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!