Pilih Nabung sendiri atau Jaminan Hari Tua untuk Masa Pensiun Nanti?
Masa pensiun itu literally soal menyiapkan diri buat bisa hidup tanpa memikirkan gaji lagi tiap bulan. Nah, Jaminan Hari Tua banyak juga jadi salah satu pilihan, karena dianggap aman dan sudah teratur dikelola. Tapi, ada juga yang mulai pilih nabung sendiri biar lebih bebas mengatur uang sesuai kebutuhan.
Kamu tim mana? Nabung sendiri atau mengandalkan Jaminan Hari Tua?
Ya, dua-duanya sih punya sisi menarik. Jaminan Hari Tua memberi rasa tenang karena dananya pasti aman, sementara nabung mandiri memberimu kebebasan buat eksplorasi investasi yang memungkinkanmu dapat hasil lebih besar.
Gimana? Bingung? Biar enggak bingung, yuk coba pahami dulu apa yang cocok buat kondisi dan rencana masa depan kamu.
Table of Contents
Pengertian dan Mekanisme Jaminan Hari Tua (JHT)
Jaminan Hari Tua, atau JHT, adalah program dari BPJS Ketenagakerjaan yang dirancang untuk membantu pekerja mempersiapkan dana pensiun. Intinya, selama bekerja, sebagian dari gaji dialokasikan ke program ini, baik melalui iuran pribadi maupun kontribusi dari perusahaan. Uang tersebut lantas dikelola oleh BPJS untuk investasi yang hasilnya akan diberikan saat usia pensiun tiba, atau dalam kondisi tertentu seperti pemutusan hubungan kerja.
Keuntungan utama Jaminan Hari Tua ini cukup menarik. Pertama, dana yang disetor relatif aman karena diawasi oleh pemerintah. Kedua, ada bunga investasi yang bisa menambah nilai tabungan, meskipun tidak seagresif investasi lain seperti saham. Ketiga, pencairan dana cukup jelas aturannya, yakni bisa diambil penuh saat mencapai usia 56 tahun.
Namun, ada juga sisi kurang fleksibel dari JHT. Pengelolaan dana sepenuhnya di tangan BPJS, jadi tidak bisa diatur atau dialokasikan sendiri. Selain itu, pencairannya terbatas pada kondisi tertentu, sehingga kurang cocok untuk kebutuhan darurat jangka pendek. Program ini lebih kayak safe deposit box gitu, yang baru bisa dibuka di waktu yang sudah ditentukan.
Dengan kata lain, Jaminan Hari Tua adalah pilihan yang aman dan praktis, tapi kurang fleksibel dibandingkan menabung secara mandiri.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Dana Pensiun dan Karakteristiknya
Menabung Secara Mandiri untuk Masa Pensiun
Menabung secara mandiri itu seperti jadi kapten kapal untuk masa depan finansial kamu sendiri. Semua keputusan ada di tangan, dari mau parkir di tabungan biasa, tambat di deposito, atau berlayar ke investasi yang lebih menantang. Mau pilih yang aman-aman saja atau berani ambil risiko lebih tinggi, semua terserah kamu.
Keuntungannya jelas: fleksibilitas. Mau setor kapan saja, ambil kapan saja (asal enggak kalap), enggak ada yang melarang. Selain itu, kontrol sepenuhnya ada di tanganmu. Misalnya, uang bisa dialokasikan ke berbagai instrumen seperti reksa dana, saham, atau bahkan emas, kalau merasa itu lebih stabil. Diversifikasi ini membantu meminimalkan risiko kalau salah satu aset kurang perform.
Tapi, jangan lupa. Jadi kapten juga butuh tanggung jawab besar. Risiko investasi bisa saja lebih tinggi daripada JHT. Nilai aset bisa naik turun sesuai kondisi pasar, yang bisa sangat fluktuatir.
Di samping itu, ada yang paling berat: disiplin diri. Kalau enggak konsisten menyisihkan uang atau tergoda bocor halus—misalnya demi beli gadget baru—impian pensiun bahagia bisa berantakan.
Intinya, menabung mandiri itu seru dan penuh kebebasan, tapi butuh nyali, ilmu, dan komitmen. Kalau berhasil, hadiahnya ya masa pensiun yang nyaman dan sesuai rencana. Kalau gagal, ya … siap-siap harus menghadapi ‘drama’ masa tua.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum memutuskan mau pakai Jaminan Hari Tua atau mau nabung mandiri, ada beberapa hal yang perlu dipikirin matang-matang. Jangan sampai keputusan finansial malah bikin hidup pensiun nanti jadi drama sinetron. Yuk, bahas satu-satu!
1. Stabilitas Finansial dan Pendapatan Saat Ini
Kalau gaji sekarang masih gaji satu koma empat—gajian tanggal satu sudah koma di tanggal empat—alias pas-pasan buat hidup paling basic, mungkin lebih realistis kalau kamu mulai dari yang simpel seperti Jaminan Hari Tua.
Tapi, kalau keuangan lumayan stabil dan ada sisa buat diinvestasikan, enggak ada salahnya mulai eksplorasi tabungan mandiri atau investasi. Yang penting, jangan terlalu memaksakan diri—biar enggak malah makan mi instan tiap hari.
2. Toleransi Risiko dan Tujuan Pensiun
Kalau tipe yang enggak bisa tidur tiap kali pasar saham merah, JHT bisa jadi pilihan lebih nyaman. Tapi kalau punya nyali, paham strategi investasi, dan sabar menunggu hasil, menabung mandiri dengan diversifikasi aset bisa jadi opsi yang lebih menarik.
Intinya, tentukan dulu mau pensiun “nyaman” atau pensiun “sultan”, lalu sesuaikan strategi.
3. Biaya Hidup di Masa Pensiun dan Kebutuhan Jangka Panjang
Bayangkan, pensiun nanti mau ngapain? Kalau cuma mau santai di rumah, kebutuhan mungkin enggak terlalu besar. Tapi kalau ada rencana keliling dunia atau buka usaha kecil-kecilan, tentu butuh dana lebih.
Jangan lupa juga perhitungkan biaya kesehatan yang biasanya makin naik seiring bertambahnya usia. Rencanakan sesuai gaya hidup yang diinginkan.
4. Regulasi dan Perubahan Kebijakan Terkait JHT
JHT itu ada aturannya, dan yang mengatur adalah pemerintah. So, adalah wajar kalau sering ada perubahan kebijakan yang bisa memengaruhi fleksibilitas atau manfaatnya. Misalnya, aturan pencairan atau iuran. Jadi, penting untuk tetap update soal regulasi ini. Kalau merasa terlalu ribet, tabungan mandiri bisa jadi jalan keluar yang lebih bebas aturan.
Kombinasi Menabung Mandiri dan JHT
Kenapa harus milih satu kalau bisa dapat yang terbaik dari dua hal? Kombinasi menabung mandiri dan JHT itu kayak paket kombo di restoran cepat saji: ada yang aman dan pasti, tapi tetap fleksibel buat eksplorasi. Ini dia strategi dan triknya.
1. Strategi Diversifikasi: Main Aman tapi Tetap Dinamis
Gampangnya begini. JHT itu bisa dianggap jadi “asuransi” untuk masa depan, sementara menabung mandiri adalah ladang kreativitas.
Dengan JHT, uang terjamin aman dan terus bertambah meski perlahan. Di sisi lain, tabungan mandiri, seperti investasi reksa dana atau saham, bisa jadi mesin penghasil cuan yang lebih gesit. Gabungkan keduanya untuk keamanan sekaligus potensi pertumbuhan yang maksimal.
2. Pembagian Proporsi Dana: Sesuai dengan Situasi
Nggak ada rumus baku, tapi proporsi bisa disesuaikan sama kondisi finansial dan toleransi risiko. Misalnya:
- Kalau baru mulai bekerja dan gaji masih pas-pasan, mungkin alokasi ke JHT lebih besar, sekitar 70%, karena lebih aman.
- Kalau penghasilan mulai stabil, bisa geser jadi 50% JHT dan 50% ke tabungan mandiri yang lebih fleksibel.
- Kalau udah mahir mengelola investasi, coba alokasi 30% ke JHT sebagai “safety net” dan sisanya ke instrumen lain yang lebih agresif.
Simulasi Perhitungan Dana Pensiun dengan Jaminan Hari Tua dan Menabung Sendiri
Coba yuk, kita simulasi!
Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) yang dipotong dari gaji pekerja adalah 2%, sementara perusahaan menanggung 3,7% dari total gaji. Jadi, misal, gaji Rp10 juta per bulan. Maka:
JHT
- Potongan pekerja: 2% dari Rp10 juta = Rp200 ribu.
- Kontribusi perusahaan: 3,7% dari Rp10 juta = Rp370 ribu.
- Total dana JHT per bulan: Rp200 ribu + Rp370 ribu = Rp570 ribu.
Tabungan Mandiri
Anggap alokasi 20% dari gaji untuk investasi reksa dana, saham, atau deposito:
Rp10 juta x 20% = Rp2 juta.
Dana Darurat
Alokasikan 10% dari gaji untuk tabungan darurat:
Rp10 juta x 10% = Rp1 juta.
Kebutuhan Harian dan Lain-lain
Sisa gaji setelah potongan: Rp10 juta – (Rp200 ribu + Rp2 juta + Rp1 juta) = Rp6,8 juta.
Hasil Akhir
Setiap bulan, kombinasi ini memastikan:
- Rp570 ribu masuk ke JHT sebagai dana pensiun yang aman dan stabil.
- Rp2 juta diinvestasikan untuk potensi keuntungan lebih besar.
- Rp1 juta untuk dana darurat yang fleksibel dan bisa diakses kapan saja.
Dengan pengelolaan seperti ini, kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang tetap terencana, tanpa mengorbankan gaya hidup saat ini.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
Memilih antara menabung sendiri atau Jaminan Hari Tua sebenarnya bergantung pada kebutuhan dan tujuan keuangan. Kedua opsi punya kelebihan yang bisa saling melengkapi jika dipadukan dengan bijak. Dengan perencanaan yang matang, masa pensiun bisa menjadi waktu yang tenang dan nyaman tanpa beban finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
PPN 12%: Berkenalan dengan PPN dan Apa Pengaruhnya
PPN 12% telah menjadi topik hangat dalam beberapa waktu terakhir, terutama menjelang penerapannya pada 2025. PPN, atau Pajak Pertambahan Nilai, ini dikenakan pada barang dan jasa yang dikonsumsi di dalam negeri.
Sebagai bagian dari reformasi perpajakan, kenaikan tarif ini pastinya membawa dampak. Dampaknya bisa beragam, baik bagi konsumen maupun perekonomian secara keseluruhan.
Kenaikan tarif PPN 12% enggak hanya memengaruhi harga barang dan jasa, tetapi juga berdampak pada pola konsumsi dan daya beli masyarakat. Kamu sedikit banyak juga pasti akan merasakan efeknya nanti. Ada yang enggak setuju dengan kenaikan ini?
Well, kamu perlu tahu dan paham juga tentang PPN ini. Apalagi kalau kamu sebenarnya enggak setuju dan bertanya-tanya, kenapa sih harus ada kenaikan PPN 12%? Nah, kamu kudu paham apa dan kenapa ada PPN ini. Supaya kamu bisa tidak setuju tetapi dengan alasan yang kuat. Jauh-jauh deh enggak setuju, tapi enggak paham artinya apa.
Table of Contents
Apa Artinya PPN 12%?
Pajak Pertambahan Nilai alias PPN adalah pajak yang diberlakukan pada setiap transaksi jual beli barang atau jasa tertentu yang dikenai pajak. PPN menjadi bagian penting dalam sistem perpajakan Indonesia karena mencakup berbagai sektor ekonomi. Pajak ini diterapkan mulai dari tahap produksi hingga ketika barang tersebut sampai ke tangan kita.
PPN memang dibebankan kepada konsumen akhir, saat melakukan pembelian barang atau jasa kena pajak dalam harga yang dibayarkan. So, bisa dibilang PPN bersifat tak langsung, karena meski yang bayar pajak kita sebagai pembeli, tetapi pembayaran akan dilakukan oleh penjualnya.
Mudahnya begini. Penjual yang berstatus Pengusaha Kena Pajak (PKP) adalah pihak yang harus memungut PPN dari pembeli, menyetorkan pajak tersebut kepada negara, dan melaporkannya secara berkala. Kewajiban ini bertujuan untuk memastikan penerimaan pajak negara berjalan sesuai aturan dan jadi lebih transparan.
Nah, terus kenapa sih perlu ada pajak ini? Apa manfaatnya memang sekadar buat negara saja?
Baca juga: Pajak Natura: Pengertian, Contoh, dan Cara Menghitungnya yang Perlu Diketahui
Fungsi PPN
PPN ini memang merupakan salah satu sumber penerimaan negara. Namun, pajak ini enggak hanya buat negara saja loh. Ada juga manfaatnya untuk masyarakat.
1. Fungsi Fiskal
PPN berfungsi sebagai salah satu sumber utama pendapatan negara. Pajak ini berperan besar dalam membiayai berbagai kebutuhan nasional.
Dana yang terkumpul dari PPN digunakan untuk mendukung pembangunan infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan, menyediakan layanan kesehatan, dan kebutuhan lainnya yang menunjang kemajuan negara.
2. Fungsi Regulasi
PPN juga berfungsi sebagai alat pengendalian konsumsi masyarakat. Pemerintah bisa menetapkan tarif PPN yang berbeda untuk jenis barang atau jasa tertentu.
Langkah ini bertujuan untuk mendorong atau mengurangi konsumsi sesuai kebutuhan. Sebagai contoh, tarif PPN lebih tinggi sering dikenakan pada barang mewah. Sementara itu, barang kebutuhan pokok cenderung dikenakan tarif lebih rendah atau bahkan bebas PPN.
3. Fungsi Stabilitas
PPN membantu menjaga stabilitas perekonomian melalui pengendalian inflasi. Kebijakan tarif PPN dapat digunakan untuk menyesuaikan harga barang dan jasa agar tetap stabil. Stabilitas harga ini sangat penting untuk menjaga daya beli masyarakat dan mendukung kelangsungan ekonomi.
Naiknya PPN12%
Pemerintah Indonesia berencana menaikkan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% mulai 1 Januari 2025. Kebijakan PPN 12% ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP), yang menetapkan kenaikan tarif PPN secara bertahap: 11% pada April 2022 dan 12% pada Januari 2025.
Kenaikan tarif PPN 12% bertujuan untuk meningkatkan penerimaan negara. Dengan naiknya penerimaan negara, diharapkan berbagai program pembangunan seperti infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan bisa dibiayai dengan baik.
Langkah ini juga diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada utang luar negeri dan menyesuaikan tarif PPN Indonesia dengan standar internasional. Dikutip dari situs DJKN, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa rata-rata tarif PPN global, termasuk negara-negara anggota Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), berada di kisaran 15%.
Dampak Kenaikan PPN pada Keuangan Pribadi
Yah, kalau hal tersebut sudah menjadi kebijakan pemerintah, kita hanya bisa mematuhi. Mari berharap, agar manfaatnya bisa dikembalikan pada rakyat secara penuh. Sementara itu, kita harus mulai bersiap menghadapi efek atas naiknya PPN 12% ini. Apa saja efeknya?
1. Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Kenaikan PPN 12% akan meningkatkan harga barang dan jasa, terutama pada kebutuhan sehari-hari yang engga mendapatkan fasilitas bebas pajak. Daya beli kita bisa menurun karena pengeluaran menjadi lebih besar.
2. Inflasi yang Berpotensi Meningkat
Dengan harga barang dan jasa yang naik, inflasi juga berpotensi meningkat. Hal ini akan memengaruhi biaya hidup dan memaksa penyesuaian anggaran rumah tangga.
3. Pengurangan Tabungan atau Investasi
Pengeluaran yang lebih besar dapat mengurangi alokasi untuk tabungan dan investasi. Prioritas kebutuhan pokok cenderung meningkat dibandingkan pengeluaran untuk tujuan keuangan jangka panjang.
4. Dampak pada Kelompok Berpenghasilan Rendah
Masyarakat dengan pendapatan rendah akan lebih terdampak karena porsi pengeluaran untuk kebutuhan pokok cenderung lebih besar dibandingkan kelompok berpenghasilan tinggi.
Langkah yang Bisa Dilakukan untuk Menghadapi Dampak Naiknya PPN 12%
Sudah tahu apa saja yang bisa terjadi akibat kenaikan PPN 12%, berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan.
1. Menyusun Anggaran yang Lebih Ketat
Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan utama. Kurangi pengeluaran untuk hal-hal yang tidak mendesak atau konsumtif.
2. Mencari Alternatif Lebih Murah
Gunakan barang atau jasa dengan harga lebih terjangkau tanpa mengorbankan kualitas. Misalnya, memilih merek lokal atau mengurangi pembelian barang mewah.
3. Meningkatkan Pendapatan
Cari sumber penghasilan tambahan seperti pekerjaan sampingan, usaha kecil, atau investasi dengan risiko yang sesuai. Pendapatan tambahan dapat membantu menutupi kenaikan biaya hidup.
4. Berhemat pada Kebutuhan Sekunder
Kurangi pengeluaran untuk gaya hidup yang tidak penting, seperti hiburan mewah atau liburan mahal. Fokus pada pengeluaran yang memberi nilai lebih pada kehidupan sehari-hari.
5. Menabung dan Berinvestasi Lebih Bijak
Meskipun ada tekanan finansial, tetap sisihkan dana untuk tabungan atau investasi. Pilih instrumen investasi dengan risiko rendah, seperti emas atau reksa dana pasar uang, untuk melindungi nilai uang dari inflasi.
6. Mengikuti Informasi Kebijakan Pemerintah
Pantau kebijakan fiskal yang berlaku, termasuk subsidi atau insentif yang mungkin diberikan pemerintah untuk membantu meringankan beban masyarakat akibat kenaikan PPN.
Penerapan PPN 12% di tahun 2025 nanti pasti akan membawa dampak signifikan terhadap kehidupan sehari-hari kita. Namun, kalau memang sudah ditetapkan, ya kita mau gimana lagi selain mematuhinya?
Memahami mekanisme dan dampaknya membantu menghadapi perubahan ini dengan lebih siap. Kita memang harus bisa terus beradaptasi untuk menjaga kestabilan keuangan di tengah kondisi yang terus berkembang.
Baca juga: NIK Jadi NPWP, Ini Artinya, dan Yuk, Kelola Keuangan Agar Bisa Bayar Pajak Tepat Waktu!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tak Harus Semewah Bobby Kertanegara, Ini Cara Atur Keuangan Pawrents
Ada yang belum kenal dengan Bobby Kertanegara? Bobby Kertanegara merupakan kucing kesayangan Presiden Prabowo Subianto.
Pada tahun 2017, Bobby ditemukan di sekitar kediaman Prabowo di Jalan Kertanegara IV, Jakarta. Beliau pun lantas memutuskan untuk mengadopsi Bobby. Nama Bobby Kertanegara diambil dari lokasi tempat ditemukan tersebut.
Sejak diadopsi, Bobby sering muncul dalam berbagai kegiatan negara. Bahkan, Bobby juga kerap ikut dalam rapat dan pertemuan resmi. Kehadirannya yang menggemaskan pun mencuri banyak perhatian. Bahkan Bobby punya akun Instagram sendiri dengan ratusan ribu pengikut.
Setelah Prabowo dilantik sebagai Presiden Indonesia pada 20 Oktober 2024, Bobby pun turut dibawa ke Istana Merdeka dan menjadi salah satu penghuni istana. Kehadiran Bobby di Istana Negara menambah warna baru yang seru di Istana Presiden.
Table of Contents
Bobby Kertanegara dan Lifestyle-nya
Salah satu yang cukup menarik perhatian adalah “gaya hidup” Bobby Kertanegara yang cukup eksklusif. Banyak netizen kagum akan perhatian yang diberikan oleh Prabowo kepada Bobby. Bahkan, banyak yang bilang, gaya hidup Bobby bahkan lebih mewah dari kebanyakan orang.
Coba kita lihat apa saja yuk, yang dipunya sama Bobby Kertanegara, yang dikutip dari berbagai sumber.
1. Stroller Mewah
Bobby sering terlihat menggunakan stroller berwarna beige dengan customized inisial BK. Konon, jenis stroller ini memang dirancang khusus untuk anabul, dan mampu menampung beban hingga seberat 30 kg. Stroller Bobby ini diperkirakan bernilai sekitar Rp6,5 juta.
2. Kasur Premium
Sebagai “majikan” yang baik, tentu Bobby Kertanegara harus merasa nyaman. Untuk kenyamanan tidurnya, Bobby punya dua kasur khusus. Salah satu terpantau senilai Rp1.260.000 dan yang lain tercatat dibanderol Rp2.500.000.
3. Mainan Eksklusif
Bobby Kertanegara juga memiliki sejumlah mainan berkualitas tinggi. Dia punya multiple colours ball seharga Rp250.000. Sempat juga diunggah Reels Bobby sedang bermain dengan boneka cry baby di Instagramnya. Kalau yang origina, boneka originalnya dibanderol seharga Rp450.000-an.
4. Kamar Pribadi di Istana
Setelah pindah ke Istana Negara, Bobby Kertanegara juga dikabarkan punya kamar khusus. Meski sepertinya Bobby masih sibuk dan belum sempat room tour, tetapi hal ini mencerminkan perhatian dan kasih sayang dari Presiden Prabowo.
Baca juga: Merawat Anabul, Ini Dia 5 Jenis Biaya yang Harus Disiapkan
Tak Harus Semewah Bobby, Ini Cara Atur Keuangan Pawrents
Banyak ahli yang bilang, bahwa memelihara anabul, terutama kucing, itu banyak manfaatnya. Enggak hanya bisa bikin kita hepi, tetapi juga ada loh manfaat untuk kesehatan fisik dan mental.
Salah satu yang disebut dalam situs Alodokter adalah interaksi dengan kucing bisa menurunkan hormon kortisol—yang dikenal sebagai hormon stres. Apalagi kalau kucing lagi mendengkur. Suaranya itu bisa bikin syaraf kita tenang, sehingga menurunkan tekanan darah. Akhirnya, kita pun bisa merasa rileks. Luar biasa kan?
Nah, tapi di saat bersamaan, biaya hidup kita juga mau enggak mau jadi lebih banyak. Ya, wajar sih, kita mau supaya “majikan” kita itu nyaman kan? Makanya, masuk akal saja kalau kita lantas memanjakan mereka. Namun, kalau enggak hati-hati dalam pengaturan keuangannya, ya hal ini bisa berimbas dompet dan tabungan yang kalang kabut.
So, kudu gimana dong ya?
1. Buat Anggaran Khusus Anabul
Agar tetap terkendali, tetapkan alokasi dana bulanan untuk kebutuhan dasar anabul. Mulai dari makanan, perawatan rutin, vaksinasi, hingga pemeriksaan kesehatan.
Perhatikan pengeluaran agar tetap terkontrol dengan mencatatnya dengan cermat. Kamu bisa pakai aplikasi atau buku catatan. Dengan anggaran ini, semua kebutuhan anabul terpenuhi tanpa mengganggu keuangan utama.
2. Pilih Makanan Berkualitas tapi Terjangkau
Cari makanan dengan nutrisi seimbang yang sesuai dengan kebutuhan anabul, tetapi tetap ramah di kantong. Bandingkan harga dan kandungan nutrisi antar merek untuk mendapatkan yang terbaik.
Kadang, beli dalam jumlah besar juga jatuhnya bisa lebih murah. Atau, kalau ada diskon, kamu juga bisa manfaatkan. Coba hitung dan pertimbangkan lagi dengan cermat ya.
3. Perawatan Mandiri di Rumah
Anabul memang sebaiknya dibawa grooming berkala, biar terawat. Tapi, enggak harus ke mana-mana, kamu juga bisa belajar grooming sendiri. Saat berkunjung ke vet untuk pemeriksaan kesehatan atau vaksin, kamu bisa “mencuri” ilmu dengan tanya-tanya cara grooming dan merawat kesehatan anabul sendiri.
Pelajari teknik dasar merawat anabul, seperti memandikan, menyikat bulu, dan memotong kuku dengan aman. Investasi pada alat perawatan seperti gunting kuku, sikat bulu, dan sampo hewan yang bagus. Dengan pakai produk berkualitas, nantinya kamu juga akan lebih hemat dalam jangka panjang dibandingkan biaya grooming profesional secara rutin.
4. Lakukan Vaksinasi dan Pemeriksaan Rutin
Pastikan anabul mendapatkan vaksinasi dan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mencegah penyakit serius yang membutuhkan biaya perawatan yang lebih tinggi. So, coba cari klinik hewan yang menawarkan paket kesehatan dengan harga terjangkau. Atau, kadang juga ada pihak-pihak tertentu yang menyelenggarakan vaksinasi gratis dalam rangka memperingati hari hewan atau sejenisnya. Dengan memanfaatkan promo atau event-event gratis seperti ini, kebutuhan medis anabul tetap terpenuhi tanpa membebani keuangan.
5. Manfaatkan Produk Alternatif
Pilih perlengkapan anabul yang fungsional tanpa harus mengandalkan merek mahal. Iya, Bobby Kertanegara punya stroller, kasur premium, hingga mainan boneka cry baby. Tapi, apakah anabulmu benar-benar memerlukannya juga? Barangkali dia malah lebih suka main dengan kardus kosong bekas paket kamu belanja online.
So, coba cari produk alternatif seperti mainan sederhana, tempat tidur DIY, atau barang buatan lokal. Barang-barang ini dapat memenuhi kebutuhan anabul dengan biaya lebih rendah. Pastikan produk aman digunakan dan sesuai dengan kebutuhan agar tetap nyaman dan bermanfaat.
6. Siapkan Dana Darurat untuk Anabul
Persiapkan dana khusus untuk menghadapi situasi yang enggak terduga, seperti penyakit mendadak atau kecelakaan, yang memerlukan perawatan medis segera. Alokasikan dana darurat ini secara rutin untuk memastikan ketersediaan saat dibutuhkan.
7. Berikan Waktu dan Kasih Sayang
Dari semua hal yang penting untuk dilakukan di atas, yang terpenting adalah memprioritaskan kebutuhan emosional anabul. Jadi, selalu luangkan waktu untuk bermain, berinteraksi, dan memberikan perhatian penuh.
Kehadiran dan kasih sayang secara langsung menciptakan ikatan yang lebih kuat, menggantikan kebutuhan akan mainan atau fasilitas mahal. Kebahagiaan anabul lebih banyak ditentukan oleh kualitas hubungan daripada materi.
Baca juga: Cara Mengidentifikasi Lifestyle Inflation dalam Kehidupan Sehari-hari
Sebagai pawrents, kita pastinya memang ingin memberikan yang terbaik untuk anabul. Tapi, merawat mereka dengan bijak itu enggak perlu sampai harus menguras dompet. Dengan perencanaan keuangan yang tepat dan perhatian yang tulus, kebahagiaan anabul tetap terjaga tanpa harus semewah Bobby Kertanegara.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jaminan Kehilangan Pekerjaan: Pengertian, Manfaat, dan Seluk Beluknya
Dengan masih maraknya badai Pemutusan Hubungan Kerja saat ini, setiap karyawan perlu update informasi lengkap mengenai Jaminan Kehilangan Pekerjaan. Program ini dikelola oleh pemerintah bersama BPJS Ketenagakerjaan loh.
Bagaimana? Apakah kamu sudah tahu kalau ada program ini? Atau, malah baru dengar sekarang?
Jaminan Kehilangan Pekerjaan ini adalah salah satu program penting dalam sistem perlindungan sosial di Indonesia. Program ini dibuat untuk membantu karyawan atau pekerja yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja agar tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup sementara mencari peluang baru.
Di tengah ketidakpastian dunia kerja, perlindungan seperti ini pastinya bisa bantu banget demi menjaga napas para korban PHK. Apalagi ada beberapa manfaat lain yang tak kalah besarnya. Karena enggak cuma berupa bantuan finansial, ada juga dukungan lain yang disediakan untuk membantu para korban PHK ini untuk bisa segera kembali bekerja.
Table of Contents
Pengertian dan Tujuan Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Jaminan Kehilangan Pekerjaan merupakan program jaminan sosial yang dibuat untuk memberikan perlindungan bagi karyawan, pekerja, atau buruh, yang mengalami pemutusan hubungan kerja, alias PHK.
Tujuannya adalah untuk membantu para korban PHK agar bisa bertahan dan tetap hidup layak. Harapannya, dengan adanya JKP, mereka tetap dapat memenuhi kebutuhan dasar hidup sambil mencari pekerjaan baru.
Program ini hanya berlaku bagi peserta BPJS Ketenagakerjaan yang memenuhi syarat tertentu. Salah satu syaratnya adalah memiliki masa kepesertaan aktif dengan iuran minimal 12 bulan dalam kurun waktu 24 bulan terakhir. Selain itu, pembayaran iuran harus dilakukan secara berturut-turut selama 6 bulan sebelum terjadinya pemutusan hubungan kerja.
Baca juga: Bangkit Setelah Menjadi Korban PHK, Ini yang Harus Kamu Lakukan
Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Mengutip penjelasan dari laman resmi Jaminan Kehilangan Pekerjaan, ada beberapa manfaat yang diberikan oleh program JKP ini. Mari kita lihat satu per satu.
1. Uang Tunai
Penerima manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan akan menerima uang tunai setiap bulan selama maksimal 6 bulan sejak terjadinya PHK. Besaran uang tunai yang diterima adalah 45% dari upah sebelumnya untuk 3 bulan pertama dan 25% untuk 3 bulan selanjutnya. Upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan adalah upah terakhir yang dilaporkan dengan batas maksimal Rp5 juta.
2. Konseling
Konseling juga menjadi salah satu manfaat yang bisa diterima oleh peserta, sehingga nantinya bisa merencanakan karier dengan lebih baik. Konseling ini akan memberikan informasi dunia kerja, dengan lebih dulu peserta akan menjalani asesmen diri seputar potensi dan minat masing-masing.
Nantinya, peserta JKP akan mendapatkan informasi lengkap tentang kondisi ketenagakerjaan, kemampuan dasar, bakat, dan kepribadian. Peserta juga mendapat informasi persyaratan kerja, rekomendasi pelatihan, dan peluang kerja yang tersedia.
3. Informasi Pasar Kerja
Manfaat informasi pasar kerja ini nantinya akan mempertemukan pencari kerja dengan pemberi kerja. Istilahnya, di sini ada upaya untuk mencocokkan kompetensi peserta dengan kebutuhan perusahaan secara efektif.
Peserta juga bisa mendapatkan data terkait kebutuhan dan ketersediaan tenaga kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri. Dengan begitu, peserta bisa mendapatkan peluang kerja yang lebih luas.
Manfaatnya lainnya juga masih banyak. Profil peserta akan terdaftar di database Kementerian Ketenagakerjaan, sehingga pemberi kerja dapat menawarkan peluang kerja. Peserta juga bisa mengikuti seleksi online dengan informasi yang selalu diperbarui.
Dengan adanya informasi ini, pekerjaan yang sesuai dengan minat dan bakat dapat ditemukan dengan mudah. Selain itu, peserta bisa melamar di perusahaan yang sudah terverifikasi, sehingga lebih aman dan tepercaya. No tipu-tipu deh.
4. Pelatihan Kerja
Pelatihan kerja bertujuan meningkatkan keterampilan dan produktivitas peserta Jaminan Kehilangan Pekerjaan melalui reskilling dan upskilling. Program ini dibuat agar peserta lebih siap menghadapi kebutuhan pasar kerja dan dapat kembali bekerja dengan segera
Peserta yang mengikuti pelatihan akan dibekali keterampilan sesuai minat dan bakat, disesuaikan dengan kebutuhan dunia kerja. Pelatihan ini juga membantu membangun sikap dan etos kerja yang mendukung produktivitas.
Manfaat pelatihan diberikan kepada peserta yang telah mendapatkan rekomendasi dari petugas kerja saat sesi konseling. Proses ini memastikan pelatihan sesuai dengan kebutuhan peserta dan pasar kerja.
Keuntungannya mencakup penguasaan keahlian baru untuk bersaing di pasar kerja atau memulai usaha. Peserta juga berkesempatan mendapatkan sertifikat pelatihan dan sertifikat kompetensi dari BNSP setelah lulus uji. Sertifikat ini menjadi nilai tambah untuk meningkatkan peluang kerja.
Syarat dan Ketentuan untuk Mendapatkan Manfaat JKP
Untuk mendapatkan semua manfaat di atas, ada beberapa syarat dan ketentuan yang perlu dipenuhi. Apa saja?
1. Kepesertaan Aktif
Pekerja harus terdaftar sebagai peserta BPJS Ketenagakerjaan dan memiliki masa iur minimal 12 bulan dalam 24 bulan terakhir, serta membayar iuran selama 6 bulan berturut-turut sebelum terjadi PHK.
2. Jenis PHK yang Diterima
Manfaat Jaminan Kehilangan Pekerjaan diberikan kepada pekerja yang mengalami PHK bukan karena mengundurkan diri, pensiun, cacat total tetap, meninggal dunia, atau berakhirnya masa kontrak bagi pekerja dengan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT).
3. Pelaporan PHK
Pekerja atau perusahaan harus melaporkan kejadian PHK melalui portal SIAPkerja yang dikelola oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Pelaporan ini harus disertai bukti PHK dan dilakukan paling lambat 3 bulan sejak terjadinya PHK.
Nah, jika kamu sekarang dalam kondisi menjadi korban PHK dan ingin memanfaatkan program Jaminan Kehilangan Pekerjaan ini, kamu bisa mulai memproses klaimnya. Siapkan syarat-syaratnya dan ikuti ketentuannya ya. Semua informasi bisa kamu dapatkan lengkap melalui situs resminya.
Baca juga: Siap PHK Karyawan, 3 Bekal yang Akan Bermanfaat untuk Mereka Selain Pesangon
Hal Lain yang Bisa Dilakukan selain Ikut Jaminan Kehilangan Pekerjaan
Selain ikut program JKP di atas, kamu juga perlu mengambil langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas keuangan di tengah kondisi berkurangnya penghasilan. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan:
1. Evaluasi dan Sesuaikan Anggaran
- Tinjau ulang semua pengeluaran bulanan.
- Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makanan, tempat tinggal, dan utilitas.
- Pangkas pengeluaran yang tidak mendesak atau bersifat hiburan.
2. Manfaatkan Tabungan atau Dana Darurat
- Gunakan tabungan atau dana darurat untuk memenuhi kebutuhan sementara.
- Hindari penggunaan tabungan secara berlebihan agar tetap tersedia dalam situasi mendesak.
3. Negosiasi Kewajiban Finansial
- Hubungi pihak bank atau pemberi pinjaman untuk meminta restrukturisasi kredit, seperti penundaan pembayaran cicilan atau pengurangan bunga.
- Negosiasikan tagihan lain, seperti sewa rumah, jika memungkinkan.
4. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
- Manfaatkan keterampilan atau hobi untuk mencari penghasilan, seperti menjadi freelancer atau menjual produk secara online.
- Pertimbangkan pekerjaan sementara sambil menunggu peluang kerja yang sesuai.
5. Periksa Bantuan Sosial atau Program Pemerintah Lain
- Cari informasi tentang bantuan dari pemerintah selain JKP, seperti subsidi atau program jaring pengaman sosial lainnya.
- Pastikan memenuhi syarat untuk mendaftar program tersebut.
6. Kelola Aset dengan Bijak
- Hindari menjual aset penting kecuali sangat mendesak.
- Jika memiliki aset yang tidak produktif, pertimbangkan untuk menjualnya demi mendapatkan dana tambahan.
7. Tingkatkan Literasi Keuangan
- Pelajari cara mengelola uang dengan lebih efektif.
- Ikuti pelatihan atau baca materi terkait pengelolaan keuangan agar lebih siap menghadapi masa sulit.
8. Persiapkan Diri untuk Peluang Kerja Baru
- Perbarui CV dan portofolio.
- Manfaatkan platform pencarian kerja dan jaringan profesional untuk mencari peluang.
- Pertimbangkan pelatihan keterampilan baru untuk meningkatkan daya saing.
Langkah-langkah ini membantu korban PHK tetap bertahan secara finansial sambil mempersiapkan diri untuk kembali ke dunia kerja.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor, termasuk mengelola diri sendiri jika ada ancaman PHK? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Mengenal Jaminan Pensiun (JP) dan Jaminan Hari Tua (JHT): Apa Perbedaannya?
Kalau kamu seorang karyawan, mungkin kamu sudah tahu kalau kamu punya hak dana pensiun melalui Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan Pensiun (JP). Kamu mungkin juga sudah lihat setiap bulan ada potongan untuk keduanya. Tapi, apakah kamu sudah tahu dengan jelas, apa perbedaan di antara keduanya?
JHT dan JP sama-sama dikelola oleh BPJS Ketenagakerjaan. Setiap karyawan yang bekerja di perusahaan wajib diikutsertakan dalam program ini. Tujuan keduanya sama-sama untuk melindungi pekerja dari risiko finansial di masa depan (baca: masa pensiun).
Nah, agar semakin paham manfaatnya, kamu perlu tahu perbedaan di antara keduanya. Pasalnya, JHT dan JP ini punya tujuan, manfaat, hingga mekanisme yang berbeda. Dengan memahaminya, kamu pun bisa membuat rencana keuangan yang lebih baik dan lebih pas dengan kebutuhanmu.
Table of Contents
Beda Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun
So, untuk memahami peran masing-masing program, penting mengetahui perbedaan mendasar antara Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun. Apa saja?
1. Tujuan
Jaminan Hari Tua ada agar nantinya peserta bisa punya uang tunai ketika sudah mau pensiun, atau ketika berhenti bekerja dengan alasan lainnya. Program ini adalah tabungan wajib yang dapat membantu pekerja memenuhi kebutuhan finansial di masa tua atau ketika tidak lagi mampu bekerja.
Sementara itu, Jaminan Pensiun dirancang untuk mempertahankan derajat kehidupan yang layak bagi peserta yang kehilangan atau berkurang penghasilannya karena pensiun. Dengan adanya JP, peserta diharapkan tetap bisa punya pendapatan tetap untuk memenuhi kebutuhan rutinnya.
Baca juga: Pensiun PNS, Harus Disiapkan Sejak Kapan?
2. Manfaat
Di JHT, peserta akan menerima uang tunai yang merupakan akumulasi dari seluruh iuran yang telah dibayarkan ditambah hasil pengembangannya. Manfaat ini dapat dicairkan secara sekaligus atau sebagian, bergantung pada kondisi dan kebutuhan peserta.
Sementara itu, JP akan dicairkan setiap bulan dan dibayarkan pada peserta atau ahli warisnya. Ada beberapa kategori, yakni pensiun hari tua, pensiun cacat, pensiun janda/duda, pensiun anak, dan pensiun orang tua.
3. Ketentuan Pencairan
Manfaat Jaminan Hari Tua akan dicairkan sekaligus seluruhnya ketika peserta sudah mencapai 56 tahun, mengalami cacat total tetap, meninggal dunia, mengundurkan diri, terkena pemutusan hubungan kerja (PHK), atau meninggalkan Indonesia untuk selamanya.
Namun, jika memang dibutuhkan, JHT juga bisa dicairkan sebagian. Syaratnya sudah jadi peserta minimal 10 tahun, dengan jumlah pencairan maksimal 10% untuk persiapan pensiun atau maksimal 30% untuk pembiayaan perumahan. Pengambilan sebagian ini hanya dapat dilakukan satu kali.
Sementara itu, manfaat Jaminan Pensiun dibayarkan setiap bulan ketika peserta mulai masuk usia pensiun, meninggal dunia, dan cacat total.
4. Batas Upah
Program Jaminan Hari Tua enggak ada batas atas upah sebagai dasar perhitungan iuran. Artinya, berapa pun besaran upah yang diterima pekerja, iuran JHT dihitung berdasarkan persentase tetap dari total upah tersebut. Besaran iuran JHT adalah 5,7% dari upah sebulan, dengan rincian 3,7% ditanggung oleh pemberi kerja dan 2% oleh pekerja.
Berbeda dengan JHT, program Jaminan Pensiun memiliki batas atas upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan iuran. Per Maret 2024, batas atas upah untuk JP ditetapkan sebesar Rp10.042.300 per bulan. Artinya, kalau upah pekerja melebihi angka tersebut, perhitungan iuran JP tetap didasarkan pada batas atas tersebut. Besaran iuran JP adalah 3% dari upah, dengan rincian 2% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% oleh pekerja.
5. Ketentuan Iuran
Program Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun ini juga memiliki ketentuan iuran yang berbeda, baik dalam persentase maupun pembagian tanggungannya antara pemberi kerja dan pekerja. Nah, supaya lebih jelas, berikut adalah rinciannya, beserta contoh perhitungannya.
Jaminan Hari Tua
Persentase Iuran: Total iuran JHT adalah 5,7% dari upah bulanan pekerja.
Upah yang dijadikan dasar perhitungan iuran JHT mencakup gaji pokok dan tunjangan tetap.
Pembagian Tanggungan:
- Pemberi Kerja: Menanggung 3,7% dari upah sebulan.
- Pekerja: Menanggung 2% dari upah sebulan.
Contoh Perhitungan:
Mawar memiliki upah bulanan sebesar Rp10.000.000, maka perhitungan iuran JHT-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 3,7% x Rp10.000.000 = Rp370.000
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 2% x Rp10.000.000 = Rp200.000
- Total iuran JHT per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp570.000.
Jaminan Pensiun
Persentase Iuran: Total iuran JP adalah 3% dari upah bulanan pekerja.
Untuk perhitungan iuran JP, terdapat batas atas upah yang dijadikan dasar perhitungan. Per Maret 2024, batas atas upah tersebut adalah Rp10.042.300. Artinya, jika upah pekerja melebihi angka ini, perhitungan iuran JP tetap didasarkan pada Rp10.042.300.
Pembagian Tanggungan:
- Pemberi Kerja: Menanggung 2% dari upah sebulan.
- Pekerja: Menanggung 1% dari upah sebulan.
Contoh Perhitungan:
Andi mendapatkan upah bulanan Rp8.000.000, maka perhitungan iuran JP-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 2% x Rp8.000.000 = Rp160.000
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 1% x Rp8.000.000 = Rp80.000
- Total iuran JP per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp240.000.
Sementara itu, Diana mendapatkan upah bulanan Rp15.000.000, maka perhitungan iuran JP-nya adalah sebagai berikut:
- Iuran yang Ditanggung Pemberi Kerja: 2% x Rp10.042.300 = Rp200.846
- Iuran yang Ditanggung Pekerja: 1% x Rp10.042.300 = Rp100.423
- Total iuran JP per bulan untuk pekerja tersebut adalah Rp301.269.
Nah, jelas kan?
Perlu dicatat bahwa batas atas upah untuk perhitungan iuran JP dapat berubah setiap tahun mengikuti tingkat inflasi umum tahun sebelumnya.
Baca juga: Ini 4 Dampak Terbesar Persiapan Masa Pensiun yang Mepet, Jangan Menunda!
6. Pekerja Lepas
Nah, selain yang sudah dibahas di atas, ada satu hal lagi yang perlu dipahami mengenai JHT dan JP ini.
Jaminan Hari Tua dapat dimiliki oleh pekerja lepas, karena program ini terbuka untuk peserta bukan penerima upah (BPU). Jadi, buat kamu yang berprofesi sebagai pekerja mandiri, freelancer, atau pekerja di luar hubungan kerja, bisa banget memanfaatkan JHT ini sebagai program dana pensiunmu.
Kamu bisa mendaftar secara mandiri ke BPJS Ketenagakerjaan dan membayar iuran sesuai ketentuan. Dasar perhitungan iuran didasarkan pada upah yang dilaporkan oleh peserta dengan persentase tertentu.
Berbeda dengan JHT, Jaminan Pensiun enggak tersedia untuk pekerja lepas. Program JP ini dibuat khusus untuk pekerja penerima upah dengan hubungan kerja formal dengan pemberi kerja. Iuran JP juga melibatkan kontribusi dari pemberi kerja, sehingga enggak bisa berlaku bagi pekerja yang bekerja secara mandiri.
Nah, gimana? Cukup jelas kan, penjelasannya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Membangun Rumah Impian dengan Rencana Keuangan yang Realistis
Punya—baik membeli ataupun membangun—rumah impian bisa jadi adalah salah satu tujuan keuangan terbesar dalam hidup. Prosesnya butuh rencana yang matang, agar hasilnya sesuai harapan dan tetap realistis secara finansial.
Banyak hal yang perlu dipersiapkan, mulai dari memilih lokasi hingga memastikan ada duitnya. Setiap langkah akan membawa dampaknya masing-masing. Kecil besar, akan memengaruhi hasil penampakan rumah dan kenyamanan kita saat menghuninya. Betul?
Table of Contents
Tahapan Membangun Rumah Impian
Selain membeli, kita bisa mewujudkan cita-cita punya rumah impian dengan membangunnya. Keduanya sih sama-sama berat. Apalagi dari sisi finansial.
So, perencanaan keuangan menjadi koentji penting dalam hal ini. Kalau kamu bisa membuat perencanaan yang baik, pembangunan rumah pasti dapat berjalan lancar dan menghasilkan tempat tinggal yang nyaman serta sesuai keinginan.
Nah, untuk membantumu, berikut langkah-langkah membuat perencanaan pembangunan rumah impian sekaligus keuangannya. Kamu bisa menyesuaikannya dengan situasi dan kondisimu ya.
Baca juga: Kredit Pemilikan Rumah dan 5 Fakta Plus Minus yang Mesti Diketahui
1. Pilih Lokasi dan Desain
Lokasi adalah koentji. Kalau kamu sudah punya tanah sebelumnya, langkah pertama ini bisa diskip.
Nah, buat yang masih dalam tahap mencari lokasi, langkah pertama ini sangat penting. Lokasi yang kamu pilih sebaiknya dengan mempertimbangkan kemudahan akses dan dekat dengan fasilitas umum seperti sekolah, rumah sakit, dan pusat perbelanjaan untuk mendukung kenyamanan sehari-hari. Selain itu, pastikan lingkungan sekitar aman dan sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Setelah lokasi ditentukan, langkah berikutnya adalah merancang desain rumah yang ideal. Untuk membantumu, kamu bisa berkonsultasi dengan yang lebih profesional untuk memastikan desain rumah sesuai dengan kebutuhan dan anggaran yang tersedia.
Tentukan juga rincian seperti jumlah kamar tidur, kamar mandi, ruang tamu, dapur, dan ruang lainnya yang sesuai dengan kebutuhan keluarga, sehingga rumah tidak hanya estetis tetapi juga fungsional.
2. Identifikasi Komponen Biaya
Komponen biaya ini adalah hal yang sangat penting saat membuat rencana pembangunan rumah impian. Kamu bisa mulai dengan memeriksa harga tanah di lokasi yang diinginkan. Pasalnya, faktor seperti aksesibilitas, fasilitas sekitar, dan kondisi lingkungan dapat memengaruhi nilai lahan secara signifikan.
Next, hitung biaya konstruksi. Di Indonesia, setelah melalui penelusuran, salah satu situs jasa kontraktor menyebutkan bahwa biaya ini berkisar antara Rp2 juta hingga Rp7 juta per meter persegi, tergantung pada kualitas bahan dan desain yang dipilih.
Lalu, jangan lupa memasukkan biaya perizinan, seperti pengurusan Izin Mendirikan Bangunan (IMB), yang tarifnya bervariasi di setiap daerah sesuai dengan luas bangunan dan lokasi. Selain itu, alokasikan anggaran untuk kebutuhan interior, termasuk furnitur, peralatan dapur, dan perlengkapan lainnya, yang sering kali membutuhkan biaya tambahan.
Sebagai langkah antisipasi, siapkan dana cadangan sekitar 10-20% dari total biaya untuk mengatasi pengeluaran tak terduga, seperti kenaikan harga material atau perubahan desain di tengah proses pembangunan.
3. Tentukan Sumber Dana
Setelah identifikasi komponen biaya rumah impian sudah lengkap, selanjutnya kamu perlu memikirkan dari mana sumber dana yang bisa dimanfaatkan.
Yang pertama, pastinya dari tabungan pribadi. Sumber dana ini dapat digunakan untuk menutupi sebagian atau seluruh biaya, tetapi ingat, pastikan tetap menyisakan dana darurat setelah anggaran dialokasikan agar keuangan tetap aman.
Kalau tabungan saja enggak cukup, ada alternatif pinjaman bank. Ada beberapa bank di Indonesia yang menawarkan produk kredit khusus untuk membiayai pembangunan rumah di atas tanah milik pribadi. Nama produknya Kredit Bangun Rumah, atau sejenisnya. Kamu bisa pilih produk pinjaman dengan suku bunga kompetitif. Bandingkan penawaran dari berbagai bank untuk mendapatkan cicilan yang sesuai dengan kemampuan finansial.
Sebagai gambaran, beberapa bank menawarkan kredit jenis ini dengan suku bunga tetap sekitar 5% per tahun. Kamu bisa menggabungkan sumber dana tabungan pribadi dan pinjaman, agar beban utang berkurang tetapi fleksibilitas anggaran tetap terjaga.
4. Buat Rencana Keuangan yang Realistis
Jika kebutuhan dana sudah tersolusikan, kamu bisa mulai menyusun rincian anggaran yang mencakup daftar pengeluaran untuk membangun rumah impian kamu. Susun berdasarkan prioritas, seperti pembelian tanah, material bangunan, dan upah tenaga kerja.
Selama proses pembangunan, catat pengeluaran secara real-time. Kamu bisa mencatatnya secara konvensional dengan buku akuntansi, atau bisa juga menggunakan aplikasi. Dengan mencatatnya, kamu bisa memastikan semua pengeluaran sesuai rencana.
Jika terjadi perubahan signifikan pada harga material atau biaya konstruksi, sesuaikan anggaran agar tetap relevan dan mampu mengakomodasi kebutuhan tanpa mengganggu kestabilan keuangan.
Baca juga: Karyawan Gaji UMR Pengin Beli Rumah? Kenapa Enggak?
Membangun rumah impian membutuhkan perencanaan keuangan yang matang agar langkah jadi lebih terarah. Dengan rencana yang realistis, hasilnya pasti enggak akan bohong; bisa memenuhi kebutuhan akan tempat berlindung yang baik, sekaligus tetap dalam batas kemampuan finansial.
Semua usaha yang direncanakan dengan baik akan menghasilkan tempat tinggal yang nyaman dan sesuai harapan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Sumber Pinjaman Dana Lunak yang Bisa Dipertimbangkan agar Jauh dari Pinjol
Kadang kita memang butuh sih pinjaman dana. Entah untuk keperluan pribadi–apa pun itu–sampai keperluan bisnis, kayak modal usaha. Namun, dengan perkembangan sekarang ini, kita juga wajib waspada. Seenggaknya kita harus memastikan, bahwa sumber pinjaman kita itu aman. Jauh-jauh deh dari pinjol, yang risikonya tinggi.
In fact, ada beberapa pilihan pinjaman dana yang cukup lunak loh, yang mungkin kamu belum tahu. Pilihan ini bisa jadi alternatif agar kamu tak terlibat dengan pinjol. Proses dan syaratnya juga relatif sama mudahnya. Terutama, bunganya lebih manusiawi. Cara kerjanya juga lebih transparan, bahkan ada loh yang dikelola sesuai syariah agama.
Memahami alternatif sumber pinjaman dana ini bisa membantumu untuk menemukan solusi terbaik, tanpa harus terbebani oleh bunga mencekik dan tenor yang enggak jelas dari pinjol.
Table of Contents
Alternatif Sumber Pinjaman Dana selain Pinjol
Berikut adalah beberapa alternatif sumber pinjaman dana selain pinjol yang bisa dipertimbangkan jika membutuhkan.
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Dikutip dari situs resmi KUR, Kredit Usaha Rakyat ini adalah program dari pemerintah Indonesia. Program ini memang ditujukan untuk membantu pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keuntungannya adalah bunganya rendah, karena disubsidi oleh pemerintah.
Penyalur KUR ini ada banyak, meliputi berbagai lembaga keuangan dan bank milik pemerintah dan swasta. Misalnya saja BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, dan masih banyak lagi. Ada beberapa jenis KUR yang bisa dipilih sesuai besaran nominal yang dipinjam. Misalnya saja ada jenis KUR Super Mikro, yang akan meminjamkan dana maksimal sampai Rp10 juta. Juga ada KUR Khusus yang memberikan bantuan pinjaman dana untuk industri kreatif.
Untuk bisa mendapatkan kredit ini, tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah debitur harus punya usaha yang produktif dan layak dibiayai. Di samping itu, juga ada beragam persyaratan dokumen. Ya, ini syarat-syarat yang wajar sih. Kalau tertarik, bisa menghubungi lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR ini.
Baca juga: Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
2. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam ini merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan kerakyatan. Umumnya layanannya terdiri atas simpanan dan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu. Bunganya lebih ringan dibandingkan lembaga keuangan lainnya. Untuk bisa memanfaatkan layanan KSP, kita harus menjadi anggota dulu. Selain bisa dimanfaatkan untuk modal usaha, pinjamannya juga bisa dimanfaatkan oleh individu.
Proses pinjaman dana di KSP umumnya juga cepat, sepanjang sudah jadi anggota. Ya, pastinya kan kita sudah tahu ya, bahwa cara kerja koperasi itu asasnya kekeluargaan dan kepercayaan antaranggota. Meski begitu, ya tetap wajib disiplin membayar cicilan.
Selain layanan pinjaman dana, juga ada pembagian sisa hasil usaha di koperasi. Pada akhir periode pembukuan, setiap anggota bisa mendapatkan keuntungan koperasi sesuai partisipasi masing-masing. Kadang, hasilnya ya lumayan loh.
Namun, belakangan kita juga kerap mendengar adanya penipuan berkedok KSP ini. Karena itu, perlu banget ada kehati-hatian dan kewaspadaan. Terutama, cek legalitas koperasi. Kalau perlu, cek Nomor Induk Koperasi (NIK) melalui website resmi Kemenkop UKM atau aplikasi khusus seperti SIDAKOP agar kita yakin bahwa koperasinya memang legit.
3. Badan Perkreditan Rakyat
Badan Perkreditan Rakyat ini berbeda dengan bank komersial biasanya. BPR lebih fokus untuk pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, dan masyarakat di pelosok-pelosok yang tak terjangkau bank komersial.
Proses pinjaman dana di BPR simpel banget, suku bunganya juga kompetitif. Kalau dilihat dari layanannya, sebenarnya enggak kurang dari bank komersial. BPR juga melayani simpanan giro, transaksi valas, sampai asuransi. Lumayan kan?
4. Pinjaman Syariah
Pinjaman syariah juga bisa dipertimbangkan untuk menjadi solusi pembiayaan. Prinsip-prinsipnya yang sesuai dengan syariah Islam menjamin proses pinjaman dana yang berlangsung tidak mengandung riba. Sistemnya juga menerapkan sistem bagi hasil atau akad lain yang halal.
Terdapat beberapa lembaga keuangan fintech di Indonesia yang menyediakan layanan pembiayaan syariah ini. Prosesnya juga cepat dan mudah. Selain itu, banyak juga yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
5. Crowdfunding
Crowdfunding merupakan aktivitas penggalangan dana secara massal di internet. Di beberapa kasus, metode ini terbukti cukup efektif untuk bisa mendapatkan dana tanpa perlu pusing mikirin bunga, karena sifatnya donasi. Bahkan di Indonesia, sudah banyak proyek sosial sukses dengan pendanaan crowdfunding ini.
Karena sifatnya yang sukarela, maka penting untuk menggunakan dana yang terkumpul melalui crowdfunding secara bertanggung jawab. Orang berdonasi biasanya berpartisipasi karena mereka yakin apa yang kita lakukan tujuannya baik. Menyalahgunakannya akan merusak kepercayaan mereka dan reputasi kita.
Ada aturan OJK juga mengenai metode ini, yakni di POJK Nomor 37/POJK.04/2018, yang diperbarui di POJK Nomor 16/POJK.04/2021.
Salah satu contoh platform crowdfunding yang cukup populer di Indonesia adalah Kitabisa. Ada juga Kolase, sebuah platform yang memungkinkan penggemar memberikan support terhadap musisi idola masing-masing.
6. Keluarga
Meminjam uang ke keluarga atau saudara juga bisa menjadi alternatif cukup aman untuk mendapatkan dana, agar jauh dari pinjol. Tapi, meski ke keluarga atau saudara, kamu wajib untuk disiplin dan transparan.
Diskusikan secara terbuka terkait perjanjian utang ini, mulai dari besaran bunga jika ada, besaran cicilan, termin pembayaran, dan kapan batas pelunasan. Kalau perlu, tulis semuanya dalam surat perjanjian yang sah di mata hukum. Jika memungkinkan, hadirkan saksi pihak ketiga agar semakin valid.
Jika nantinya ada kendala pembayaran, segera komunikasikan dengan jujur dan cari win win solution-nya. Mulai dari memperpanjang tenor atau memperingan bunga. Anggaplah pinjaman dana dari keluarga ini selayaknya utang formal, seriusnya sama dengan utang ke bank atau lembaga lainnya.
Baca juga: Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Nah, beragam pilihan pendanaan di atas bisa dipertimbangkan jika memang butuh dana untuk beragam keperluan. Dengan pinjaman dana yang lunak, kebutuhan bisa dipenuhi tanpa menambah beban keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Efek Keuangan Pribadi yang Bisa Terjadi di Era Pemerintahan Indonesia yang Baru
Pemerintah Indonesia memasuki era baru dengan sejumlah rencana kebijakan yang dapat memengaruhi kondisi ekonomi. Perubahan ini mencakup berbagai sektor, dari pajak hingga subsidi, yang akan berdampak pada kehidupan sehari-hari masyarakat.
Setiap kebijakan baru dalam sebuah negara memang berpotensi membawa peluang dan tantangan bagi kondisi keseharian kita sebagai warga negara. Termasuk keuangan pribadi. Hal ini sebenarnya enggak hanya terjadi di Indonesia, tetapi di negara mana pun. Termasuk juga di Amerika Serikat, yang baru saja selesai melakukan pemilu. Warga negaranya juga sedang harap-harap cemas menghadapi perubahan yang bisa terjadi sewaktu-waktu.
So, penting untuk memahami bagaimana perubahan ini bisa memengaruhi pengeluaran, pendapatan, dan cara mengelola uang di masa depan. Meskipun yah, kita hanya rakyat jelata, bukan yang duduk di pembuat ataupun penetap kebijakan.
Table of Contents
Beberapa Janji Kebijakan Ekonomi Pemerintah Indonesia yang Baru dan Pengaruhnya terhadap Keuangan Pribadi
Jangan kecil hati karena kita rakyat jelata. Justru kita adalah rakyat, ekonomi negara itu bisa kena efek kalau kita kenapa-napa. Jadi, mari kita coba lihat, apa saja kebijakan pemerintah Indonesia yang baru terkait ekonomi dan pengaruhnya terhadap kondisi keuangan pribadi kita. Sekali-kali belajar dengan menyinggung ekonomi makro yuk.
1. Pertumbuhan Ekonomi 8%
Dikutip dari situs Kemenkeu, pemerintah Indonesia yang baru menetapkan target pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 8%. Untuk mencapainya, sudah pasti diperlukan sinergi antara pemerintah, pengusaha, dan masyarakat. Untuk itu, dibutuhkan investasi besar senilai Rp1.900-2.000 triliun, lebih tinggi dibanding target Rp1.650 triliun pada 2024.
Buat rakyat jelata, ini bisa berarti beberapa hal:
Harga Barang dan Jasa
Jika fokus pada swasembada pangan dan energi berhasil, harga kebutuhan pokok seperti beras atau bahan bakar bisa lebih stabil, bahkan turun. Tapi jika ada hambatan, seperti gagal panen atau kenaikan harga bahan baku, biaya hidup bisa naik.
Peluang Kerja Baru
Dengan target investasi hingga Rp2.000 triliun, banyak proyek besar seperti pembangunan pabrik, jalan, atau teknologi baru yang membutuhkan tenaga kerja. Ini bisa membuka lebih banyak lapangan kerja, baik di kota maupun desa.
Peluang Usaha Kecil
Ketika investasi besar masuk, usaha kecil seperti katering, transportasi lokal, atau pemasok bahan mentah juga ikut diuntungkan. Peluang usaha ini bisa dimanfaatkan untuk menambah penghasilan.
Utang dan Pajak
Kalau pemerintah fokus menarik investasi besar, ada kemungkinan subsidi dikurangi atau pajak dinaikkan, seperti rencana PPN 12% di 2025. Ini bisa membuat biaya hidup naik sedikit, terutama untuk barang dan jasa yang sering digunakan.
Suku Bunga dan Pinjaman
Untuk mendukung investasi dan pertumbuhan ekonomi, suku bunga mungkin akan dijaga tetap rendah agar pinjaman lebih terjangkau. Ini menguntungkan untuk cicilan rumah, mobil, atau modal usaha.
Lalu, apa pengaruhnya untuk keuangan pribadi kita? Bisa jadi:
- Dengan kemungkinan harga naik atau turun, perlu menyesuaikan anggaran untuk memastikan kebutuhan pokok tetap terpenuhi.
- Sektor pangan dan energi mungkin jadi investasi menarik. Belajar tentang reksa dana, saham, atau usaha kecil bisa jadi langkah awal.
- Siapkan dana darurat, untuk berjaga-jaga jika ada kenaikan harga atau pengeluaran mendadak.
- Cari pekerjaan atau usaha yang sesuai dengan kebutuhan proyek-proyek besar di sekitar.
Dengan rencana ini, hasilnya bisa positif atau menantang tergantung eksekusinya, sehingga perlu fleksibilitas dalam mengelola keuangan.
Baca juga: Orang Indonesia Masih Suka Makan Tabungan: Apa Maksudnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya
2. Pajak Properti Dihapus
Rencana pemerintah Indonesia untuk menghapus pajak properti, seperti PPN (11%) dan BPHTB (5%), bertujuan supaya masyarakat dapat membeli rumah dengan lebih mudah. Bahkan, ada wacana penghapusan uang muka (DP) untuk rumah. Ini artinya:
Harga Rumah Jadi Lebih Terjangkau
Tanpa pajak properti, harga rumah bisa turun hingga 16%. Misalnya, rumah yang sebelumnya Rp500 juta akan lebih murah sekitar Rp80 juta. Ini membuat rumah lebih terjangkau bagi masyarakat yang sebelumnya kesulitan.
Lebih Mudah Punya Rumah
Jika DP juga dihapus, masyarakat bisa membeli rumah tanpa harus menyiapkan uang besar di awal. Hal ini membantu terutama bagi keluarga muda atau pekerja dengan penghasilan pas-pasan.
Peningkatan Akses Properti
Kebijakan ini bisa membuka peluang lebih besar bagi masyarakat kecil untuk memiliki tempat tinggal sendiri, bukan hanya menyewa.
Lebih Banyak Pilihan Tempat Tinggal
Beli rumah jadi lebih realistis karena biaya awal yang biasanya berat, karena ada pajak dan DP, jadi enggak lagi menjadi kendala. Hal ini memungkinkan masyarakat umum bisa memiliki rumah.
Kemudahan Kredit Rumah
Dengan DP dihapus, masyarakat bisa langsung mencicil rumah. Namun, penting untuk menghitung cicilan bulanan agar engga membebani anggaran juga.
Kesempatan Investasi Properti
Rumah enggak hanya untuk tempat tinggal tetapi juga bisa menjadi aset investasi. Harga properti cenderung naik seiring waktu, sehingga ini adalah kesempatan untuk menambah kekayaan dalam jangka panjang.
Risiko Utang
Tanpa DP, banyak orang bisa jadi akan tergoda membeli rumah di luar kemampuan. Ini bisa menimbulkan beban utang besar jika penghasilan tidak cukup untuk membayar cicilan.
Jadi gimana nih, ada keuntungan dan juga ada kerugiannya. Ya, enggak apa. Ayo kita atur saja dengan cara ini:
- Pilih rumah sesuai kemampuan, jangan tergoda membeli rumah mewah hanya karena pajak dan DP dihapus.
- Siapkan dana cadangan untuk cicilan agar tetap aman jika penghasilan terganggu.
- Pertimbangkan rumah sebagai investasi jangka panjang, terutama di lokasi yang berkembang.
Jika kebijakan pemerintah Indonesia ini benar diterapkan, dampaknya sangat positif bagi masyarakat berpenghasilan rendah, asalkan pengelolaan cicilan dilakukan dengan bijak.
Baca juga: Orang Indonesia Sulit Nabung, Cuma Bisa 3% dari Gaji, Kok Bisa?
Perubahan yang dilakukan pemerintah Indonesia bisa jadi membawa dampak nyata pada kehidupan sehari-hari. Mari kita dukung saja, dan siap untuk segala kemungkinan. Yah, bagaimanapun, kita hidup bareng di negeri ini kan? Sebagai rakyat, ya sudah jadi kewajiban kita untuk mendukung apa pun program pemerintah, dan mengkritisinya jika memang tidak memihak pada rakyat.
So, boleh saja protes dan kritis. Tetapi, kita juga perlu menyesuaikan strategi keuangan pribadi kita seperlunya, agar kemudian kita bisa beradaptasi terus dengan perubahan yang akan selalu ada.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membangun Kepercayaan Diri untuk Mulai Investasi
Siapa yang masih saja maju mundur cantik untuk mulai investasi? Yah, memang sih. Memulai investasi sering terasa menakutkan, terutama bagi yang belum pernah mencobanya. Kepercayaan diri menjadi faktor penting untuk mengambil langkah pertama tanpa ragu.
Namun, dengan memahami langkah awal yang tepat, rasa percaya diri dapat dibangun secara bertahap.
Table of Contents
Membangun Kepercayaan Diri untuk Mulai Investasi
Investasi bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang kesiapan mental dan pemahaman.
Dan ternyata, kepercayaan diri itu penting dalam langkah awal berinvestasi. Tanpa rasa pede, rasanya ragu-ragu terus mau mulai dari mana. Betul?
Membangun rasa percaya diri dalam investasi membutuhkan proses yang terarah. Pemahaman yang baik dan pengalaman bertahap akan membantu mengurangi keraguan dan meningkatkan keyakinan dalam mengambil keputusan finansial. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi.
1. Pahami Dasar-Dasar Investasi
Memahami dasar-dasar investasi adalah langkah awal yang penting untuk menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan. Rasa percaya diri akan muncul, ketika kita tahu apa yang kita lakukan.
So, belajar dulu dasar-dasar investasi, agar kita tahu apa yang kita lakukan. Pelajari konsep risiko agar dapat menilai potensi kerugian yang mungkin terjadi dan menyesuaikannya dengan profil risiko pribadi. Pahami juga imbal hasil untuk mengetahui potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap instrumen investasi.
Selain itu, kenali jenis-jenis investasi, termasuk perbedaan karakteristik, keuntungan, dan kelemahannya. Dengan begitu, kita dapat memilih instrumen yang paling sesuai dengan tujuan dan kebutuhan keuangan. Dengan pemahaman yang baik, proses investasi akan terasa lebih terarah, yang kemudian akan membuat kita jadi lebih percaya diri.
Baca juga: Cara Mulai Berinvestasi dengan Pendapatan Terbatas untuk Ibu Muda
2. Mulai dengan Nominal Kecil
Memulai dengan nominal kecil adalah strategi yang bijak untuk membangun kepercayaan diri di awal investasi. Dengan mulai dari nominal kecil, kita akan meminimalkan tekanan. Setidaknya, risikonya jadi ditekan, menjadi lebih kecil.
Dengan nominal kecil, maka ada peluang untuk belajar secara bertahap. Kita bisa belajar dulu tentang cara kerja pasar, pola pergerakan harga, dan mekanisme setiap instrumen investasi.
Investasi kecil juga memberi kita ruang untuk mencoba berbagai jenis aset dulu. Kayak, mau mulai coba reksa dana dulu, atau boleh juga mau emas dulu. Kita ulik, apakah sesuai dengan tujuan investasi kita, apakah nantinya perkembangannya bisa diharapkan, dan sebagainya.
Dengan tahu apa yang kita lakukan, dan enggak takut risikonya, kita pun jadi pede untuk melanjutkannya.
3. Gunakan Platform yang Andal
Penggunaan platform investasi yang bisa diandalkan juga bisa memacu kita untuk lebih pede. Karena dengan platform yang bisa diandalkan ini, kita bisa jadi lebih yakin bahwa dana investasi kita aman.
So, pilih platform yang memang sudah resmi dan diawasi oleh. Dengan begitu, ada jaminan bahwa aktivitas investasi dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kita pun terlindungi dari potensi penipuan.
Pastikan juga bahwa kamu mudah menggunakan platformnya. User friendly, istilahnya. Kamu juga dimudahkan dalam membuka akun, kamu bisa mengakses berbagai tools-nya, juga ada beragam tip-tip dan edukasi yang penting buat pemula. Pilih platform yang menawarkan berbagai jenis instrumen investasi, jadi lebih fleksibel.
Untuk tahu semua ini, kamu bisa cek dulu review pengguna-pengguna lainnya, sehingga kepercayaan diri kamu bisa bertambah.
4. Belajar dari Sumber Tepercaya
Mempelajari investasi dari sumber tepercaya adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi. So, kamu bisa mulai dengan ikutan kelas-kelas online QM Financial. Sebelum ke investasi, di sini ada banyak kelas mulai dari yang paling basic, yang perlu kamu ambil dulu. Kamu bisa mulai ambil dari kelas Blueprint of Your Money.
Selain itu, membaca buku-buku tentang investasi. Pastikan penulisnya memang kredibel ya. Tonton juga video-video QM Financial di channel YouTube, atau dengar podcast di Spotify.
Hindari deh investasi karena ikut-ikutan saja, apalagi mengikuti nasihat dari sumber yang enggak jelas atau enggak terverifikasi. Dengan belajar secara konsisten dari sumber tepercaya, pemahaman akan investasi akan semakin kuat, meningkatkan rasa percaya diri dalam mengelola keuangan.
5. Evaluasi dan Belajar dari Kesalahan
Evaluasi kesalahan dalam investasi adalah langkah penting untuk berkembang menjadi investor yang lebih bijaksana. Setiap keputusan yang kurang tepat, seperti memilih aset yang terlalu berisiko atau mengikuti tren tanpa analisis yang bener, seharusnya dijadikan pelajaran yang berharga.
So, lakukan evaluasi secara rutin untuk memahami apa yang menyebabkan kesalahan tersebut, baik dari sisi perencanaan, strategi, atau emosi saat mengambil keputusan.
Gunakan pengalaman tersebut untuk memperbaiki keputusan di masa depan. Misalnya, jika kesalahan terjadi karena kurangnya riset, alokasikan waktu lebih banyak untuk belajar dulu. Kalau kesalahan berasal dari faktor emosional, seperti ketakutan saat pasar menurun, fokuslah pada pengelolaan emosi dan patuhi strategi investasi jangka panjang.
Catat setiap pembelajarannya, sehingga memudahkanmu untuk melacaknya kembali jika diperlukan. Dengan refleksi dan perbaikan yang terus-menerus, kemampuan mengambil keputusan yang tepat akan meningkat, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan yang sama di masa mendatang. Evaluasi yang baik enggak cuma dapat memperbaiki hasil investasi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri sebagai investor.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Belajar Investasi
Membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi membutuhkan waktu dan konsistensi. Dengan langkah yang tepat, rasa yakin akan tumbuh seiring bertambahnya pengalaman dan pemahaman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Kesehatan Mental dalam Mengelola Keuangan Pribadi Karyawan
Siapa nih yang masih belum percaya bahwa kesehatan mental itu ada hubungannya dengan pengelolaan keuangan pribadi?
Kesehatan mental itu punya peran penting dalam segala aspek hidup, termasuk dalam hal keuangan. Bisa dikatakan begini. Jika ada masalah keuangan, kesehatan mental bisa terpengaruh. Kesehatan mental terpengaruh, akhirnya membuat kita enggak bisa membuat keputusan keuangan yang baik.
Akibatnya, muncullah masalah keuangan yang lebih besar lagi. Begitu terus ra uwis uwis.
Table of Contents
Hubungan Antara Kesehatan Mental dan Pengelolaan Keuangan Pribadi Karyawan
Apalagi bagi karyawan, kesehatan mental jelas memiliki pengaruh langsung terhadap keuangan pribadinya. Tekanan pekerjaan acap menjadi penyebab kondisi kesehatan mental karyawan menurun. Akhirnya bisa memengaruhi performa, yang jadinya ngefek juga ke keuangan pribadinya.
So, seimbang secara mental itu jadi kunci. Karena bagaimanapun, tekanan pekerjaan itu akan selalu ada. Sebagai karyawan, kita “hanya” bisa membuatnya seimbang.
Nah, ayo kita lihat, sejauh mana hubungan antara kesehatan mental dapat memengaruhi pengelolaan keuanganmu, yang kemudian bisa ngefek ke stabilitas hidup secara keseluruhan.
1. Kemampuan Mengambil Keputusan
Enggak ada orang yang bisa mengambil keputusan dengan bijak kalau kondisi mentalnya buruk. So, kesehatan mental yang baik akan membuatmu bisa berpikir jernih. Kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi, dan membuat keputusan finansial berdasarkan analisis yang logis.
Kondisi mental yang stabil juga membantu mengurangi pengaruh emosi negatif, seperti kecemasan atau ketakutan, yang dapat menyebabkan keputusan tergesa-gesa atau tidak rasional. Dengan mental yang sehat, fokus terhadap tujuan keuangan jangka pendek maupun jangka panjang menjadi lebih terarah. Dengan begitu, alokasi dana untuk kebutuhan, tabungan, dan investasi dapat dilakukan dengan strategi yang tepat.
Baca juga: Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Tiba
2. Pengendalian Pengeluaran
Kondisi mental yang stabil memungkinkanmu lebih bijak dalam membedakan antara kebutuhan dan keinginan, sehingga pengeluaran dapat dikelola secara lebih terarah. Kesehatan mental yang baik juga bisa membantumu mengurangi dorongan untuk belanja impulsif yang biasanya kamu lakukan karena pelarian dari stres atau emosi negatif.
Dengan kestabilan emosi, prioritas pengeluaran bisa lebih jelas. Uang yang kamu punya bisa digunakan untuk hal-hal yang benar-benar penting.
3. Perencanaan Keuangan Jangka Panjang
Yang ini seharusnya gampang dijelaskan. Kalau kamu punya kondisi mental yang buruk, mana mungkin bisa mikirin masa depan?
Dengan kesehatan mental yang baik, akan mudah bagi untuk disiplin dan konsisten dalam menjalankan rencana keuangan jangka panjang. Kamu bisa menetapkan tujuan keuangan secara realistis. Kamu bisa pengin punya rumah, pengin punya pendidikan tinggi, juga pengin anakmu sekolah di sekolah terbaik, bahkan kamu bisa membayangkan pension dreams kamu seperti apa.
Kamu juga siap menghadapi tantangan keuangan, seperti misalnya kalau ternyata investasimu belum sesuai harapan pertumbuhannya, atau tiba-tiba ada pengeluaran tak terduga. Kamu tetap bisa manage, tanpa kehilangan fokus pada tujuan hidup terbesarmu.
4. Produktivitas Kerja
Kesehatan mental yang baik juga akan bisa membuatmu fokus pas kerja. Kamu bisa efisien dan kreatif.
Lingkungan mental yang positif mengurangi risiko kelelahan, stres, atau kehilangan motivasi, sehingga kinerja tetap optimal meskipun menghadapi tekanan pekerjaan. Dengan produktivitas yang tinggi, peluang untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi juga jadi lebih bagus.
Selain itu, mental yang sehat juga membuatmu mampu membangun hubungan kerja yang baik, dengan rekan kerja, dengan atasan, dan semua yang ada di kantor.
5. Manajemen Stres
Kesehatan mental yang baik memberikan kemampuan untuk mengelola stres secara lebih efektif. Termasuk ketika ada tekanan muncul. Misalnya seperti utang, pengeluaran mendadak, atau tiba-tiba mengalami penurunan atau kehilangan penghasilan.
Dengan mental yang sehat, kamu dapat menghadapi masalah keuangan tanpa merasa kewalahan. Kamu pun dapat mencari solusi dengan tenang dan logis.
6. Mencegah Kesalahan Keuangan
Dengan kesehatan mental yang terjaga, kamu bisa menekan risiko melakukan kesalahan finansial yang bisa berdampak jangka panjang. Kamu bisa mengelola kewajiban finansial dengan baik. Kayak enggak pernah lupa bayar cicilan, enggak utang sembarangan, dan tahu betul apa syarat utang sehat.
Dengan menjaga kesehatan mental, risiko kesalahan seperti salah hitung anggaran atau memilih utang berbunga tinggi dapat diminimalkan, sehingga stabilitas finansial lebih terjamin.
7. Dukungan Lingkungan Kerja
Nah, dari sisi perusahaan juga sama. Perusahaan yang peduli terhadap kesehatan mental karyawan akan dapat menciptakan lingkungan kerja yang mendukung produktivitas dan kesejahteraan karyawannya.
Dukungan ini dapat berupa program kesehatan mental, fleksibilitas kerja, akses ke konseling, atau pelatihan pengelolaan stres. Lingkungan kerja yang sehat membantu karyawan tetap fokus, mengurangi risiko kelelahan, dan meningkatkan kepuasan kerja. Dengan begitu, produktivitas meningkat. Penghasilan yang stabil akibat produktivitas meningkat pada akhirnya juga akan membuat karyawan semakin bagus kinerjanya.
Perusahaan yang menyediakan fasilitas untuk membantu karyawan mengelola tekanan pekerjaan secara efektif turut mendorong stabilitas finansial. Karyawan dapat lebih optimal dalam merencanakan dan mengelola keuangan. Dukungan semacam ini juga menciptakan loyalitas dan rasa aman, yang berkontribusi pada keseimbangan mental dan finansial jangka panjang.
Baca juga: Tak Hanya Butuh Seminar Keuangan, Karyawan Juga Butuh 7 Hal Ini
So, gimana? Setuju kan, bahwa menjaga kesehatan mental adalah langkah penting untuk mencapai keseimbangan dalam hidup dan keuangan. Dengan kondisi mental yang terjaga, pengelolaan keuangan menjadi lebih terarah, efektif, dan mendukung kestabilan finansial jangka panjang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!