Sering kali di dunia kerja, kita mendengar pepatah (atau pertanyaan ya, tepatnya?), “Which one you choose: be a little fish in a big pond or be a big fish in a little pond?” Gampangnya, jika perusahaan dianalogikan sebagai sebuah kolam dan kita sebagai ikannya (karyawan), maka mana yang lebih enak? Menjadi ikan kecil di kolam besar atau jadi ikan besar di kolam kecil? Mau kerja di perusahaan besar dengan jabatan staf saja, ataukah memiliki jabatan tinggi di perusahaan kecil?
Jika dihadapkan pada dua pilihan itu, manakah yang akan kamu pilih? Jabatan tinggi di perusahaan besar? Well, amin! Tapi, sayangnya opsi itu tidak ada pada pilihan di atas. Lagi pula, jabatan tinggi di perusahaan besar itu berarti menjadi ikan besar di kolam besar, yang harus dilalui dengan menjadi ikan kecil dulu juga kan?
Dalam hidup, kita kadang memang harus memilih, sedangkan opsi yang tersedia nggak banyak. Termasuk dalam meniti karier, akan banyak pilihan-pilihan sulit seperti lebih memilih menjadi ikan besar di kolam kecil (jabatan tinggi di perusahaan kecil) ataukah menjadi ikan kecil di kolam besar (jabatan rendah di perusahaan besar).
Yang pasti, setiap opsi memiliki tuntutan, konsekuensi dan kompensasi masing-masing. Nah, mari kita lihat melalui beberapa aspek, siapa tahu nih, saat ini ada yang lagi bingung memutuskan jalan kariernya. Ya kan?
Mau milih kerja di perusahaan besar atau di perusahaan kecil? Berikut beberapa pertimbangannya.
1. Gengsi
Mungkin saat ini, kamu kerja di perusahaan besar nan mapan. Well, the good news is, di mata khalayak ramai, gengsi dan nilai dirimu bisa ikut terangkat. Kamu bisa memperkenalkan kantormu dengan percaya diri. Kalau Lebaran, kamu akan banyak ditanyai oleh saudara dan tetangga, gimana caranya bisa masuk perusahaan sebesar itu. Bahkan mungkin ada yang lantas mau nitip anaknya untuk kerja juga di kantormu.
Tapi sayang, gengsi tinggi ini kadang tak berbanding lurus dengan gaji yang diterima. Bisa jadi, setelah tengok kanan-kiri depan-belakang atas-bawah, kamu menemukan fakta bahwa ada jabatan serupa di perusahaan lain yang lebih kecil dengan gaji yang lebih besar.
Mau nego ulang gaji? Bisa saja, tetapi peluang untuk di-ACC sepertinya juga nggak terlalu besar, apalagi jika kita sendiri sebenarnya kompetensinya biasa aja. Singkatnya, bargaining power kita lemah, yang disebabkan oleh banyak faktor.
2. Prosedur
Kerja di perusahaan besar juga berarti akan banyak bersinggungan dengan prosedur panjang, yang kadang sangat rumit. Positifnya sih, setiap kewajiban, tugas, wewenang, dan hak masing-masing karyawan itu sangat jelas. Kita–sebagai karyawan (apalagi berjabatan rendah)–tinggal mengikuti saja. Kalau prosedur aman, maka posisi kita juga aman.
Ini juga termasuk semua paket kompensasi yang diterima oleh kita yang kerja di perusahaan besar, biasanya juga sudah fixed. Hitungannya jelas, dan sudah ada dalam sistem. Susah diutak-atik.
Namun, ini juga berarti, kerja di perusahaan besar itu sulit untuk melakukan perubahan sistem atau update kultur. Yah, kita semua tahu kan, kalau zaman itu berkembang. Kadang ada kemajuan dan update tertentu yang diperlukan oleh perusahaan untuk disesuaikan. Hal ini akan lebih sulit dilakukan kalau kita kerja di perusahaan besar.
Kalau kita adalah tipe karyawan yang sangat kreatif, dinamis, up-to-date, dan sangat berani ambil terobosan-terobosan baru, maka besar kemungkinan potensi kita akan kurang diakomodasi oleh perusahaan semacam ini. Apalagi kalau jabatan kita rendah.
3. Spesialis atau serabutan?
Kerja di perusahaan besar dengan ratusan atau bahkan ribuan karyawan, setiap karyawan biasanya diarahkan untuk menjadi spesialis. Itulah sebabnya, dengan kerja di perusahaan besar, kita jadi berpeluang untuk lebih terampil di satu bidang atau keahlian tertentu setelah bekerja beberapa tahun.
Sementara jika kita kerja di perusahaan kecil, kadang kita dituntut untuk menguasai segala hal (karena jumlah sumber daya manusia yang masih terbatas)–dan jadilah serabutan. Positifnya, kita bisa menguasai banyak hal–jika semangat belajar kita memang tinggi. Hanya saja, ini juga bisa bikin kita jadi kurang fokus, hingga hasil kerja juga hanya so-so saja.
4. Promosi jabatan
Kerja di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan relatif lebih mudah. Mereka yang bisa menunjukkan kinerja yang baik akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan (dan naik gaji) lebih lapang.
Sementara, kalau kita kerja di perusahaan besar, persaingan ini akan lebih berat karena banyak kandidat lain yang selain banyak, mungkin juga lebih berkompeten. Ini akan membuat kita jadi lebih sulit “terlihat”.
Dan, biasanya sih persaingan-persaingan akan diikuti dengan politik kantor. Di sini kita tak bisa menjamin bahwa semua akan berjalan mulus dan baik-baik saja. Namanya politik, we never know kan? Memang, untuk bisa menjadi ikan besar di perusahaan besar, kompetensi saja nggak cukup. Kita butuh juga kematangan berpolitik dan berstrategi.
Nah, gimana nih sampai di sini? Sudah bisa menentukan jalan karier, mau kerja di perusahaan besar atau di perusahaan kecil?
Well, yang pasti sih, mau kerja di perusahaan besar atau kecil, karyawan mana pun harus belajar mengelola keuangannya dengan baik, baik dengan gaji besar ataupun kecil. Percuma saja kan, kerja dengan gaji besar tapi kita nggak bisa mengelolanya dengan baik?
Yuk, ikut kelas-kelas finansial online dari QM Financial, yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Follow juga Instagram QM Financial, karena banyak tip-tip keuangan yang dibagikan.