5 Penyebab Stres di Tempat Kerja yang Harus Diwaspadai
Kadang kita memang belum bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan passion. Dream job, begitu istilahnya, yaitu pekerjaan yang bisa kita lakukan dengan hati senang. Sebenarnya hal ini enggak masalah. Banyak kok karyawan yang harus melakukannya, tapi toh mereka sukses dan mampu meraih jenjang karier yang tinggi. Tapi, yang merasa gagal dan akhirnya merasakan stres di tempat kerja tak kurang banyaknya.
Kadang kita memang tidak bisa memilih pekerjaan, bukan? Setiap orang mungkin akan memilih pekerjaan dengan tingkat stres kecil tapi digaji mahal, kalau memang boleh memilih. Tapi enggak semua punya privilege itu. Bagaimanapun, yang sering terjadi adalah demi KPR yang harus lunas lebih cepat, maka kita pun harus beqerja bagai quda, apa pun deh asal halal.
Nah, kalau kamu adalah kebetulan karyawan yang tak punya privilege untuk bisa bekerja sesuai passion, maka waspadai situasi ini karena rentan akan terjadi stres di tempat kerja. Tentu saja, hal ini kemudian membawa efek kurang baik untuk semuanya; untuk perusahaan dan untuk kita sendiri sebagai karyawan.
Agar kamu bisa terbebas dari stres di tempat kerja, maka yuk kita lihat beberapa penyebab stres yang mungkin terjadi, agar kemudian bisa diambil langkah antisipasinya.
5 Penyebab Stres di Tempat Kerja
1. Beban kerja
Setiap karyawan–dengan jabatan dan wewenang masing-masing–pasti punya beban kerja sendiri-sendiri pula, disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan, pun sudah diatur dalam perjanjian kerja. Namun, terkadang dalam praktiknya, sering terjadi beban kerja menjadi berlebih atau bertambah dari yang disepakati di awal.
Salah satu penyebab beban kerja bertambah adalah kurangnya sumber daya manusia yang dipunyai oleh perusahaan, akibatnya ada beberapa karyawan yang harus merangkap-rangkap tugasnya. Bisa dibilang, satu orang karyawan harus mengerjakan pekerjaan dua tiga orang sekaligus.
Kalau sudah begini, hampir bisa dipastikan, stres di tempat kerja akan mulai membayangi. Kapasitas setiap manusia itu terbatas. Karena itu, hal ini harus disadari oleh HR atas setiap karyawan yang bekerja di perusahaan tersebut. Dengan demikian, jika memang kekurangan SDM, HR bisa memetakan kebutuhan dan mempertimbangkan apakah perlu merekrut karyawan baru agar kinerja dan produktivitas bisa diperbaiki.
2. Konflik dengan rekan kerja
Dalam suatu perusahaan, kita akan bekerja secara tim. Artinya, kita akan bekerja bersama orang lain yang ditunjuk oleh perusahaan, yang pekerjaan dan tugasnya akan berhubungan dengan kita, baik langsung maupun tak langsung.
However, namanya juga orang, kadang ada enggak cocoknya. Ada saja yang bisa membuat konflik. Bisa berhubungan dengan sikap profesionalitas, hingga masalah pribadi. Maunya sih tetap profesional, tapi kalau sulit bekerja sama dan ini terjadi secara terus menerus ya susah juga kan?
Hal ini juga rentan mengakibatkan stres di tempat kerja. Ya gimana enggak, setiap kali harus bersinggungan dengan rekan kerja yang sulit diajak kerja sama, kita pasti sudah terbebani oleh konflik yang terjadi. Padahal sudah ada beban kerja yang harus ditanggung. Stres berlipat-lipat kan?
3. Merasa diri kurang berkembang
Ada kalanya karyawan mengalami stres di tempat kerja karena merasa dirinya kurang dihargai, kurang diapresiasi, hingga kurang bisa mengembangkan dirinya sendiri.
Biasanya sih yang terjadi adalah usulan-usulan yang tak pernah bisa diterima, kurang bisa memberikan pendapat sebebas-bebasnya, dan berbagai hambatan lainnya.
Memang kasus seperti ini biasa terjadi saat kita menjadi ikan kecil di kolam besar. Akan tetapi, kalau hal ini terus-terusan terjadi, akibatnya karyawan pasti merasa kurang bisa mengembangkan diri dan berujung stres di tempat kerja.
4. Kurang komunikasi
Kurangnya komunikasi juga bisa menjadi salah penyebab terbesar munculnya stres di tempat kerja. Misalnya saja, antara atasan dan bawahan. Instruksi-instruksi yang kurang jelas yang disampaikan oleh atasan pada bawahan bisa berefek pada terjadinya stres di tempat kerja ini.
Tak hanya dari atasan kepada bawahan, komunikasi yang kurang antara rekan kerja juga bisa menjadi masalah besar yang akhirnya membuat kinerja keseluruhan terganggu.
5. Masalah keuangan pribadi
Nah, penyebab stres di tempat kerja yang kelima ini juga sangat umum terjadi, yaitu karyawan mengalami masalah keuangan pribadi yang membuatnya jadi enggak fokus dan akhirnya produktivitas berkurang.
Salah satunya adalah ketika yang bersangkutan terlilit utang pada rentenir. Nggak hanya si karyawan yang bersangkutan saja sih yang bakalan stres, kalau sudah mulai meneror kantor maka pasti akan berdampak juga bagi yang lain.
Untuk masalah kelima ini, segeralah cari bantuan untuk mengatasinya. Langkah terpenting yang harus dilakukan untuk mengatasi stres di tempat kerja yang diakibatkan oleh masalah keuangan pribadi ini adalah dengan segera mengadakan training keuangan bagi para karyawan.
So, yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan untuk membantu karyawan terbebas dari masalah keuangan pribadi, agar bisa menunjukkan kinerja positif selama di kantor. Sila WA ke 0811 1500 688. Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Nah, itu dia 5 penyebab stres di tempat kerja yang umumnya terjadi. Ada banyak penyebab stres lain yang mungkin juga bisa menyebabkan karyawan menjadi menurun kinerjanya. Pihak HR-lah yang harus melakukan investigasi menyeluruh, dan kemudian bisa merumuskan tindakan apa saja yang perlu diambil untuk mengatasi stres di tempat kerja ini.
Gagal Meraih Promosi, Apa yang Harus Dilakukan Kemudian?
Barangkali kamu merasa layak untuk mendapatkan promosi jabatan atas kerja keras selama ini. Ternyata oh ternyata, malah teman kerja lain yang meraih promosi yang selama ini kamu incar. Terpukul? Pastinya. Kecewa? Wajar.
Kekecewaan itu bisa dipahami kok. Bayangkan, selama ini kamulah yang melakukan pekerjaan yang dihindari semua orang di kantor. Semua tugas kamu selesaikan dengan baik, bahkan sampai nggak ada lagi waktu buat sekadar kongko, nongkrong bareng sahabat-sahabat di warung kopi langganan. Weekend saja direlakan untuk bekerja, ketimbang piknik bareng keluarga lo!
Dan ternyata, gagal meraih promosi. Pastinya perasaan yang ada sekarang kayak lagi dicurangi, atau diperlakukan tak adil oleh perusahaan.
Sebenarnya situasi ini lazim saja terjadi di dunia karier. Mari kita lihat apa yang bisa kamu lakukan untuk kemudian bisa bangkit lagi meski pernah gagal meraih promosi seperti yang diharapkan.
3 Hal yang harus segera dilakukan jika gagal meraih promosi
1. Tenangkan diri
Hal pertama yang bisa dilakukan saat menerima kabar bahwa kita gagal meraih promosi yang selama ini diincar adalah menenangkan diri, dan berhenti mengasihani diri sendiri.
Jika merasa sangat kecewa dan emosional, cobalah untuk diam sejenak. Tak perlu banyak berkomentar dulu untuk menghindari perkataan-perkataan yang bisa menjadi bumerang bagi masa depan karier kita.
Meskipun rasanya pengin banget menyatakan bahwa perusahaan tempat kita bekerja itu melakukan kesalahan karena tak mempromosikan kita, tapi pastinya kita juga nggak ingin terlihat bak seorang trouble maker, kan? Bisa-bisa tak hanya gagal meraih promosi, karier kita pun jadi terancam karenanya.
2. Mengevaluasi diri
Setelah perasaan dan pikiran tenang, selanjutnya yang perlu kita lakukan jika gagal meraih promosi adalah mengevaluasi diri sendiri. Kita bisa mulai dengan mengajukan beberapa pertanyaan berikut untuk kita jawab sendiri:
- Apakah kita sadar bahwa ada orang lain yang juga berpeluang untuk meraih promosi, di samping diri kita sendiri?
- Seberapa pentingkah sih promosi ini bagi kita?
- Mengapa kita sangat menginginkankannya?
- Apa yang membuat kita sangat menginginkan promosi jabatan itu? Gaji naik? Atau gengsi semata? Ataukah ada alasan lain?
- Apakah kita tahu, kriteria apa saja yang diminta oleh perusahaan terkait promosi jabatan karyawan?
- Apakah kita satu-satunya karyawan yang tidak mendapatkan promosi ini?
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas akan memudahkan kita untuk mengatur langkah berikutnya dengan lebih praktis. Kita juga bisa mendiskusikan kekecewaan ini dengan rekan senior yang kita percayai, yang jauh lebih paham mengenai kebijakan dan struktur organisasi perusahaan. Mungkin akan ada pencerahan, mengenai alasan mengapa kita gagal meraih promosi.
Jika merasa sudah siap, kita bisa menemui pihak manajemen ataupun pihak HR, untuk menanyakan, apa saja kekurangan yang harus kita perbaiki supaya bisa meraih promosi jabatan di kesempatan berikutnya. Siapkan hati, karena barangkali saja kita akan harus menerima beberapa kritik dan masukan. Bakalan nggak enak pastinya, tapi harus diterima, agar kita tahu kesalahan kita di mana. Betul nggak?
3. Upgrade diri
Setelah mengevaluasi diri, dan mendapatkan jawaban, maka selanjutnya yang harus dilakukan adalah upgrade diri sendiri. Misalnya, jika sikap kita kurang baik atau kurang bisa dikendalikan, kurang komunikatif, penampilan kurang baik, atau mungkin produktivitas kita yang rendah.
Temukan akar permasalahannya, dan kemudian work on it untuk memperbaikinya.
Jangan lengah, cek juga kondisi keuangan kita, karena hal ini bisa jadi adalah salah satu “pencuri” fokus dan konsentrasi kita bekerja hingga jadi kurang produktif atau bermasalah. So, selain memperbaiki sikap profesional, ada baiknya kita juga melakukan financial checkup.
Apalagi jika saat proses mengevaluasi diri sebelumnya, kita menginginkan untuk meraih promosi karena pengin gaji naik. Keinginan ini timbul karena gaji yang memang kecil, ataukah kita yang merasa gaji tak cukup? Kalau yang jadi alasan adalah yang terakhir, hmmm … mungkin ini saatnya kita ikutan kelas finansial online QM Financial deh.
Nggak cuma diajari untuk mengatur cash flow dan hal-hal mendasar mengenai keuangan pribadi, kita juga akan belajar berinvestasi, hingga bikin PLAN sendiri lo. Tinggal pilih saja sesuai kebutuhan. Yuk, WA aja ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info update-nya ya.
Mendingan Mana, Kerja di Perusahaan Besar atau Jadi Besar di Perusahaan Kecil? Berikut 4 Pertimbangannya
Sering kali di dunia kerja, kita mendengar pepatah (atau pertanyaan ya, tepatnya?), “Which one you choose: be a little fish in a big pond or be a big fish in a little pond?” Gampangnya, jika perusahaan dianalogikan sebagai sebuah kolam dan kita sebagai ikannya (karyawan), maka mana yang lebih enak? Menjadi ikan kecil di kolam besar atau jadi ikan besar di kolam kecil? Mau kerja di perusahaan besar dengan jabatan staf saja, ataukah memiliki jabatan tinggi di perusahaan kecil?
Jika dihadapkan pada dua pilihan itu, manakah yang akan kamu pilih? Jabatan tinggi di perusahaan besar? Well, amin! Tapi, sayangnya opsi itu tidak ada pada pilihan di atas. Lagi pula, jabatan tinggi di perusahaan besar itu berarti menjadi ikan besar di kolam besar, yang harus dilalui dengan menjadi ikan kecil dulu juga kan?
Dalam hidup, kita kadang memang harus memilih, sedangkan opsi yang tersedia nggak banyak. Termasuk dalam meniti karier, akan banyak pilihan-pilihan sulit seperti lebih memilih menjadi ikan besar di kolam kecil (jabatan tinggi di perusahaan kecil) ataukah menjadi ikan kecil di kolam besar (jabatan rendah di perusahaan besar).
Yang pasti, setiap opsi memiliki tuntutan, konsekuensi dan kompensasi masing-masing. Nah, mari kita lihat melalui beberapa aspek, siapa tahu nih, saat ini ada yang lagi bingung memutuskan jalan kariernya. Ya kan?
Mau milih kerja di perusahaan besar atau di perusahaan kecil? Berikut beberapa pertimbangannya.
1. Gengsi
Mungkin saat ini, kamu kerja di perusahaan besar nan mapan. Well, the good news is, di mata khalayak ramai, gengsi dan nilai dirimu bisa ikut terangkat. Kamu bisa memperkenalkan kantormu dengan percaya diri. Kalau Lebaran, kamu akan banyak ditanyai oleh saudara dan tetangga, gimana caranya bisa masuk perusahaan sebesar itu. Bahkan mungkin ada yang lantas mau nitip anaknya untuk kerja juga di kantormu.
Tapi sayang, gengsi tinggi ini kadang tak berbanding lurus dengan gaji yang diterima. Bisa jadi, setelah tengok kanan-kiri depan-belakang atas-bawah, kamu menemukan fakta bahwa ada jabatan serupa di perusahaan lain yang lebih kecil dengan gaji yang lebih besar.
Mau nego ulang gaji? Bisa saja, tetapi peluang untuk di-ACC sepertinya juga nggak terlalu besar, apalagi jika kita sendiri sebenarnya kompetensinya biasa aja. Singkatnya, bargaining power kita lemah, yang disebabkan oleh banyak faktor.
2. Prosedur
Kerja di perusahaan besar juga berarti akan banyak bersinggungan dengan prosedur panjang, yang kadang sangat rumit. Positifnya sih, setiap kewajiban, tugas, wewenang, dan hak masing-masing karyawan itu sangat jelas. Kita–sebagai karyawan (apalagi berjabatan rendah)–tinggal mengikuti saja. Kalau prosedur aman, maka posisi kita juga aman.
Ini juga termasuk semua paket kompensasi yang diterima oleh kita yang kerja di perusahaan besar, biasanya juga sudah fixed. Hitungannya jelas, dan sudah ada dalam sistem. Susah diutak-atik.
Namun, ini juga berarti, kerja di perusahaan besar itu sulit untuk melakukan perubahan sistem atau update kultur. Yah, kita semua tahu kan, kalau zaman itu berkembang. Kadang ada kemajuan dan update tertentu yang diperlukan oleh perusahaan untuk disesuaikan. Hal ini akan lebih sulit dilakukan kalau kita kerja di perusahaan besar.
Kalau kita adalah tipe karyawan yang sangat kreatif, dinamis, up-to-date, dan sangat berani ambil terobosan-terobosan baru, maka besar kemungkinan potensi kita akan kurang diakomodasi oleh perusahaan semacam ini. Apalagi kalau jabatan kita rendah.
3. Spesialis atau serabutan?
Kerja di perusahaan besar dengan ratusan atau bahkan ribuan karyawan, setiap karyawan biasanya diarahkan untuk menjadi spesialis. Itulah sebabnya, dengan kerja di perusahaan besar, kita jadi berpeluang untuk lebih terampil di satu bidang atau keahlian tertentu setelah bekerja beberapa tahun.
Sementara jika kita kerja di perusahaan kecil, kadang kita dituntut untuk menguasai segala hal (karena jumlah sumber daya manusia yang masih terbatas)–dan jadilah serabutan. Positifnya, kita bisa menguasai banyak hal–jika semangat belajar kita memang tinggi. Hanya saja, ini juga bisa bikin kita jadi kurang fokus, hingga hasil kerja juga hanya so-so saja.
4. Promosi jabatan
Kerja di perusahaan kecil, persaingan untuk mendapatkan promosi atau naik jabatan relatif lebih mudah. Mereka yang bisa menunjukkan kinerja yang baik akan mudah terlihat, sehingga jalan untuk dipromosikan (dan naik gaji) lebih lapang.
Sementara, kalau kita kerja di perusahaan besar, persaingan ini akan lebih berat karena banyak kandidat lain yang selain banyak, mungkin juga lebih berkompeten. Ini akan membuat kita jadi lebih sulit “terlihat”.
Dan, biasanya sih persaingan-persaingan akan diikuti dengan politik kantor. Di sini kita tak bisa menjamin bahwa semua akan berjalan mulus dan baik-baik saja. Namanya politik, we never know kan? Memang, untuk bisa menjadi ikan besar di perusahaan besar, kompetensi saja nggak cukup. Kita butuh juga kematangan berpolitik dan berstrategi.
Nah, gimana nih sampai di sini? Sudah bisa menentukan jalan karier, mau kerja di perusahaan besar atau di perusahaan kecil?
Well, yang pasti sih, mau kerja di perusahaan besar atau kecil, karyawan mana pun harus belajar mengelola keuangannya dengan baik, baik dengan gaji besar ataupun kecil. Percuma saja kan, kerja dengan gaji besar tapi kita nggak bisa mengelolanya dengan baik?
Yuk, ikut kelas-kelas finansial online dari QM Financial, yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan. Follow juga Instagram QM Financial, karena banyak tip-tip keuangan yang dibagikan.
Wahai Pekerja Remote, Perhatikan 5 Hal Tentang Manajemen Keuangan Ini Supaya Nggak Bobol Dompet Sebelum Invoice Cair Lagi
Setelah mempersiapkan diri untuk kerja remote, mungkin sekarang kita benar-benar berniat untuk mengganti status karyawan kantoran tetap kita menjadi seorang pekerja remote.
Jangan hanya senang karena ini berarti kesempatan untuk santai-santai tapi digaji besar saja. Sebagai pekerja remote, kita akan banyak sekali menghadapi tantangan ke depannya. Beberapa tantangan terbesar bagi seorang pekerja remote adalah soal manajemen diri dan manajemen keuangan pribadi.
Manajemen diri, ini soal mendisiplinkan diri sendiri serta tentang sampai seberapa besarkah tanggung jawab kita terhadap pekerjaan. Tidak berhadapan langsung dengan bos, tidak adanya HR yang mengawasi ketat, plus tanpa tandem dengan rekan-rekan kerja yang lain secara real, bisa membuat para pekerja remote lengah. Akibatnya, ya boro-boro bisa sukses, menyelesaikan tugas aja susah.
Manajemen keuangan, yah, ini sih jelas. Untuk pekerja remote yang menerima gaji tetap, hal ini tak menjadi masalah yang terlalu besar. Trik manajemen keuangannya kurang lebih ya sama dengan karyawan tetap yang lain. Namun, sebagian pekerja remote tidak diupah secara tetap per bulannya melainkan berdasarkan hasil kerja mereka. Alhasil, kadang ya dapat uang banyak, kadang hanya sedikit. Pemasukan jadi nggak teratur, tapi pengeluarannya rutin–ada terus. Bagaimana caranya survive sampai invoice berikutnya cair, meski upah bulan ini minim? Nah, ini PR banget nih.
Memang tak seperti karyawan tetap, upah para pekerja remote kadang berbanding lurus dengan hasil kerja yang diselesaikan. Kerjaan banyak, ya dapat upah banyak. Kerjaan sedikit, ya minim pula dapatnya.
Karena itu, coba lakukan beberapa hal berikut terkait manajemen diri dan manajemen keuangan untuk pekerja remote yang ingin selalu bisa produktif biar pundi-pundinya terisi terus.
5 Hal tentang Manajemen Keuangan untuk Pekerja Remote
1. Perhatikan kontrak kerja
Hal yang rumit–yang muncul belakangan–biasanya berawal dari kontrak kerja. Entah itu kontrak kerja yang memang harus selalu rumit, ataukah kita (para pekerja) ini yang selalu gagal paham?
Banyak dari pekerja–tak hanya pekerja remote–yang kadang skip saja membaca kontrak kerja, padahal ada banyak poin penting di dalamnya yang harus dipahami. Misalnya, berapa upah yang jelas dibawa pulang? Kapan upah diberikan? Ada sanksi apa saja kalau melanggar peraturan? Apa wewenang dan tugas kita? Bagaimana dengan berbagai tunjangan yang seharusnya diberikan oleh perusahaan? Apa saja fasilitas yang bisa kita terima? Kapan kita boleh cuti? Apakah akan bekerja 24/7? Dan sebagainya.
Ini penting untuk diketahui di awal, agar kita dapat menyusun agenda sehari-hari dan menentukan target harian pribadi.
So, semua harus jelas di awal, jadi bacalah kontrak kerja dengan saksama. Tanyakan segera pada pihak perusahaan jika ada hal-hal yang kurang jelas atau kurang paham.
2. Buat rekening terpisah
Buat rekening terpisah untuk menerima upah sebagai pekerja remote. Hal ini penting agar kita jadi tahu pemasukan kita setiap bulannya, tanpa tercampur dengan yang lain. Apalagi jika kita adalah pekerja remote untuk beberapa perusahaan sekaligus.
Ingat, pemasukan boleh saja nggak sama setiap bulan, tetapi pengeluaran harus dibuat rutin.
Dengan mempunyai rekening terpisah, kita jadi tahu rata-rata pendapatan kita per bulannya berapa, sehingga bisa membandingkannya dengan pengeluaran rutin kita. Dengan mengetahui rata-rata pendapatan yang sudah dibandingkan dengan pengeluaran, maka kita bisa mengambil “gaji” yang rutin setiap bulan juga, berdasarkan perhitungan rata-rata tersebut.
Dengan demikian, kita pun bisa mengendalikan keuangan kita. Nggak jajan melulu saat upahnya lagi lancar, terus puasa saat paceklik.
3. Jangan kebanyakan kerja di kafe
Enggak tahu kenapa, selalu saja ada yang menganggap bahwa pekerja remote itu kerjanya enak, karena nggak harus di kantor. Bisa di kafe atau di mal, sambil ngopi-ngopi ganteng dan cantik.
Kenyataannya, ngopi di kafe itu butuh setidaknya Rp50.000 setiap siang. Iya, siang aja, karena juga nggak bakalan seharian di kafe untuk kerja. Itu kan harga secangkir kopi aja. Kalaupun bakalan lama di situ, enggak bakalan cukup juga cuma jajan lima puluh ribu. Pasti nambah, kan pengin sambil ngemil juga kan? Kalau perlu, makan siang sekalian di situ deh.
Sekarang, satu siang minimal Rp50.000, lalu kita bekerja 5 hari kerja. Seminggu kerja di kafe sudah minimal Rp250.000. Sebulan? Sekali lagi, itu baru satu siang. Apa kabar pagi dan malemnya? Memang nggak makan sama sekali? Terus transportnya ke kafe? Endebre, endebre.
Tekor, gan!
So, hilangkan kesan ini di kepala dulu deh. Kerja secara remote itu nggak harus di kafe, di mal, di food court. Jangan malah terfokus pada image kerja di kafe, malah melupakan esensi sebenarnya dari kerja remote.
4. Perhatikan tenggat
Untuk pekerja remote di sektor tertentu, kadang mengerjakan tugas dan menyelesaikannya sebelum deadline akan jauh lebih menguntungkan. Mengapa? Karena semakin banyak pekerjaan diselesaikan, semakin banyak pula upahnya.
Namun, bagi yang diupah tidak berdasarkan hasil kerja, tenggat tetap penting. Bisa saja pekerjaan kita ditunggu oleh rekan lain (yang mungkin lokasi kerjanya juga berbeda) untuk menyelesaikan pekerjaan mereka. Tanpa output dari kita, mereka nggak bisa kerja. Nah, di sini pentingnya rasa tanggung jawab terhadap tenggat dan tugas.
5. Tetap menabung dan investasi
Yep, ini penting. Sudah punya rekening terpisah, sudah punya “gaji” tetap, lalu jangan lupa untuk sisihkan di awal demi tabungan dan investasi.
Ini juga tergantung kebijakan masing-masing perusahaan sih, jadi silakan dicek juga dalam kontrak kerja. Apakah pekerja remote diikutkan dalam program dana pensiun yang dibuat oleh perusahaan? Jika tidak, maka kita harus membuat sendiri. Bisa ikut program Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua BPJS Ketenagakerjaan secara mandiri, atau mungkin mau ikut program dana pensiun yang lain. Pertimbangkan dan kemudian putuskan sesuai kenyamanan dan tujuan keuangan kita.
Tambah juga dengan investasi, bisa reksa dana ataupun saham. Ikuti kelas-kelas finansial online di QM Financial agar dapat merencanakan masa depan yang lebih terjamin. Banyak banget pilihan kelasnya, bisa dipilih sesuai kebutuhan.
Memang sekilas, pekerja remote itu kerjanya enak. Nggak diawasin, yang penting beres. Bisa kerja di mana aja, yang penting nyaman. Tapi hal-hal mengenakkan bisa bikin kita kepayang kalau enggak punya manajemen diri yang baik.
Selamat bekerja!
5 Hal Pentingnya Mengelola Manajemen Keuangan yang Baik dalam Perusahaan
Bisa dibilang, bahwa kesehatan sebuah perusahaan itu sebagian besar ditentukan oleh sehat atau tidaknya manajemen keuangan di dalamnya. Apalagi di zaman sekarang, persaingan bisnis makin ketat, sehingga tak hanya harus bisa meningkatkan kualitas produk untuk dapat memenangkan hati pelanggan. Tetapi, juga didukung oleh usaha untuk mengelola manajemen keuangan perusahaan yang optimal.
Manajemen keuangan perusahaan ini meliputi berbagai kegiatan keuangan, mulai dari perencanaan, penganggaran, pengelolaan, pemeriksaan, pengendalian, pencarian, pelaporan, dan penyimpanan dana yang dimiliki oleh perusahaan.
Manajemen keuangan perusahaan itu utamanya meliputi 3 macam aktivitas:
- Penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada berbagai aktiva.
- Perolehan dana, yaitu aktivitas tentang bagaimana mendapatkan sumber dana, baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.
- Aktivitas pengelolaan, yaitu pengalokasian dan pengelolaan dana dalam bentuk aktiva seefisien mungkin, setelah dana diperoleh.
Seorang manajer keuangan dalam suatu perusahaan bertugas mengelola keuangan dalam segala unsur dan segi. Rumit tentu saja, lantaran keuangan merupakan salah satu fungsi penting dalam mencapai tujuan perusahaan.
Lalu, mengapa perusahaan harus dapat mengelola manajemen keuangan dengan baik? Karena manajemen keuangan punya fungsi penting dalam beberapa hal berikut ini.
1. Perhitungan aset
Manajemen keuangan yang dikelola dengan baik akan memberikan data dan informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan mengenai aset-aset yang dipunyai dan aset mana saja yang akan dibutuhkan.
Dengan mengelola manajemen keuangan yang baik, perusahaan dapat melihat aset mana yang bisa menghasilkan return yang baik bagi perusahaan saat membelinya. Antara dana yang dikeluarkan dan return yang diharapkan akan bisa diprediksi keseimbangannya, sehingga pada akhirnya nanti aset ini tidak akan merugikan perusahaan, namun justru berkembang baik sehingga bisnis perusahaan pun tumbuh dengan baik pula.
Jika manajemen keuangan sudah dikelola secara efektif, perusahaan bahkan tidak perlu meminjam ataupun menambah modal untuk membeli aset baru.
2. Arus kas yang baik
Perusahaan yang sehat adalah perusahaan yang mempunyai arus kas yang baik. Arus kas yang baik dihasilkan dari usaha perusahaan untuk mengelola manajemen keuangan dengan baik pula.
Dengan arus kas yang baik, segala kegiatan keuangan dalam operasional sehari-hari akan lancar pula; mulai dari membayar sewa gedung, membayar alat-alat komunikasi, pembayaran vendor, semua akan lancar terjadwal, sesuai dengan anggaran.
Arus kas yang baik juga dapat menjamin keseimbangan antara jadwal piutang dan jatah jatuh tempo dana yang terutang.
3. Untuk menstabilkan harga produk
Jangan salah. Manajemen keuangan perusahaan yang baik juga akan menjamin harga produk akan stabil.
Dengan mengelola manajemen keuangan secara efisien, perusahaan dapat mencoba melakukan berbagai cara untuk menekan ongkos operasional sehari-hari hingga seefektif mungkin, seperti pengendalian pemakaian listrik dan telepon. Atau, lebih memilih membeli bahan baku dalam jumlah banyak untuk mendapatkan potongan harga yang lumayan, dengan pembayaran terjadwal. Atau juga, membayar upah pekerja secara borongan alih-alih membayar secara harian.
Dengan efisiensi operasional sehari-hari ini, perusahaan dapat menekan biaya produksi sehingga harga produk pun bisa lebih stabil dan cenderung lebih terkendali, terutama di saat-saat harga-harga di pasaran naik. Kalau harga produk kompetitif, pastinya penjualan pun akan baik pula, bukan?
4. Perencanaan pajak yang baik
Jika perusahaan mengelola manajemen keuangan dengan baik, maka perencanaan pajak pun akan bisa dilakukan dengan baik pula.
Perencanaan pajak ini penting ya, demi membuat estimasi perpajakan yang harus dibayarkan setiap periodenya. Dengan manajemen keuangan yang baik, perusahaan akan dapat membayar pajak tepat waktu, sehingga denda pajak yang diberlakukan jika terlambat membayar pun bisa dihindari.
Pajak tanpa denda, pastinya juga akan lebih ringan bagi keuangan perusahaan.
5. Menjamin kesejahteraan karyawan
Selain berpengaruh pada proses operasional produksi, manajemen keuangan perusahaan yang baik akan menjamin kesejahteraan karyawan.
Tak hanya gaji yang besarnya sesuai dan tepat dibayarkan pada waktunya, tetapi perusahaan yang dapat mengelola keuangan perusahaan yang baik juga akan memberikan berbagai benefit untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan. Mulai dari penyediaan asuransi kesehatan dan keselamatan kerja, bisa juga memberikan fasilitas kredit tanpa bunga untuk perumahan bagi karyawan, hingga adanya car ownership program.
Sepertinya mustahil kan, perusahaan dapat memberikan semua itu untuk karyawan jika tidak bisa mengelola manajemen keuangan dengan baik?
Agar bisa mengelola manajemen keuangan perusahaan yang lebih baik, Anda bisa hubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, yaitu program pelatihan interaktif untuk karyawan di perusahaan. Anda dapat menyusun program bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial Anda.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Promosi Karyawan dan 7 Hal yang Menjadi Pertimbangan Perusahaan
Di artikel yang lalu, kita sudah membahas mengenai promosi jabatan dari sisi karyawan. Nah, berlanjut nih kali ini, kita masih akan bahas mengenai promosi karyawan, tapi dari sisi perusahaan–yang umumnya diwakili oleh divisi HR.
Jadi, apa saja yang biasanya menjadi pertimbangan pihak perusahaan untuk memutuskan apakah sekarang saatnya memberikan promosi karyawan? Mari kita lihat satu per satu.
7 Hal yang umumnya menjadi bahan pertimbangan perusahaan untuk memberikan promosi karyawan
1. Loyalitas
Seorang karyawan yang mempunyai loyalitas tinggi terhadap perusahaan, pastilah ia akan bertahan dalam kontribusinya untuk tugasnya dalam waktu yang lama. Semakin lama ia berkecimpung di bidang yang sama, di perusahaan yang sama, maka logikanya ia akan mencapai level keahlian tertentu.
Promosi karyawan yang diberikan pada karyawan yang loyal akan memberikan kesempatan regenerasi karyawan. Yang loyal dan ahli mendapatkan posisi jabatan lebih tinggi, sedangkan ada tenaga kerja baru yang akan menggantikannya di posisi sebelumnya.
Regenerasi berarti ada penyegaran baru, dan bisa jadi bisa mengubah konsep bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik.
2. Motivasi
Inisiatif akan sangat diperlukan dalam team work. Kalau ada salah seorang atau beberapa karyawan yang kurang inisiatif, sudah pasti laju pekerjaan akan terhambat.
Agar selalu punya inisiatif, seorang karyawan harus mampu melakukan self-motivation. Kalau ia tidak bisa memotivasi diri sendiri untuk meningkatkan kinerja, wah … sudah pasti stuck deh. Satu orang karyawan stuck, yang lain akan kena juga imbasnya.
Karena itu self-motivation itu penting, agar karyawan mau berusaha untuk lebih baik lagi.
3. Solutif
Seseorang yang akan diserahi tanggung jawab dan wewenang lebih tinggi sudah pasti akan menghadapi permasalahan yang juga lebih kompleks dan rumit. Jika ia tidak punya kemampuan untuk mencari solusi yang terbaik untuk setiap masalah yang muncul, maka itu berarti ia tidak kompeten diserahi tanggung jawab yang lebih besar.
Tak hanya mampu menyelesaikan masalah, sikap solutif berarti juga harus kreatif, dan terbuka terhadap masukan dari orang lain.
4. Tingkat pendidikan
Ada perusahaan yang mensyaratkan tingkat pendidikan tertentu untuk bisa memberikan promosi karyawan ke jenjang karier yang lebih tinggi. Ini ada kaitannya dengan tingkat kompetensi karyawan itu sendiri juga. Harapannya–sudah pasti–dengan tingkat pendidikan lebih tinggi, maka karyawan tersebut diharapkan punya pemikiran yang lebih baik.
Dengan pemikiran yang lebih baik, sudah pasti ia akan mampu diserahi tanggung jawab dan wewenang yang lebih tinggi.
5. Komitmen secara profesional
Komitmen secara profesional ada kaitannya loyalitas karyawan, seperti yang sudah disebutkan di poin pertama di atas.
Jika seorang karyawan dianggap kurang menunjukkan komitmen secara profesional–sering bolos kerja, tidak membereskan pekerjaan sesuai target, ataupun melakukan tindakan indisipliner lainnya–pasti tidak akan dianggap layak untuk mendapatkan promosi jabatan.
Sudah bisa dibayangkan, nantinya saat ia mendapatkan tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar, ia juga nggak akan perform, kan? Jadi, wajar rasanya, jika perusahaan berpikir berkali-kali untuk memberikan promosi karyawan padanya.
6. Komunikasi yang baik
Tak hanya dibutuhkan keahlian tertentu untuk bisa mendapatkan promosi karyawan, keterampilan berkomunikasi juga menjadi salah satu hal pertimbangan penting bagi perusahaan.
Dan, nggak bisa dimungkiri ya, kalau soft skill yang berupa keterampilan berkomunikasi yang baik ini tidak dimiliki oleh semua orang. Kadang pun, satu orang bisa berkomunikasi dengan baik dengan si A, tapi tidak demikian halnya ketika ia harus berkolaborasi dengan si B.
Tak hanya mampu berkomunikasi dengan baik dengan sesama rekan kerjanya yang lain, seorang karyawan yang layak mendapatkan promosi adalah mereka yang juga bisa berkomunikasi dengan baik dengan pihak di luar perusahaan–terutama jika si karyawan tersebut nanti akan menangani pelanggan secara langsung, misalnya seperti di bagian marketing. Wah, kemampuan komunikasi menjadi pertimbangan utama deh.
7. Manajemen yang baik
Pastinya, kemampuan manajemen menjadi yang terpenting dari semua pertimbangan perusahaan untuk bisa memberikan promosi karyawan.
Tak hanya mampu mengelola kinerja dalam divisinya sendiri, seorang karyawan yang hendak dipromosikan juga harus punya manajemen diri pribadi yang baik. Karena jika tidak, hal ini akan berimbas pada kinerjanya secara profesional di kantor.
Apa contoh manajemen diri yang baik ini? Misalnya saja, kemampuan si karyawan untuk mengelola keuangan pribadinya. Kesehatan keuangan pribadi karyawan berkaitan erat dengan performa profesionalnya lo!
Itu dia 7 pertimbangan yang biasanya mendasari keputusan perusahaan untuk memberikan promosi karyawan.
Terkait dengan poin nomor 7, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk membantu karyawan Anda meningkatkan kemampuan manajemen pribadinya. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Mutasi Karyawan: 5 Pertimbangan untuk Memutuskannya
Memetakan keahlian dan keterampilan karyawan dengan kebutuhan setiap bagian dari organisasi dalam perusahaan adalah tugas dari Human Resources. Karena itu, mutasi karyawan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi perusahaan, dan dilakukan oleh HR demi bisa mencapai komposisi karyawan terbaik.
Apa Arti Mutasi Karyawan?
Mutasi pada dasarnya merujuk pada arti pemindahan, dalam hal ini adalah pemindahan tenaga kerja dari satu bagian ke bagian yang lain. Tapi, sebenarnya mutasi karyawan tidak hanya sekadar memindah tempat bekerja saja, tetapi juga ada pengalihan tugas, transfer dan job rotation karyawan.
Untuk apa? Ya, seperti yang sudah disebutkan di bagian pembuka artikel ini; untuk mencapai komposisi sumber daya manusia yang seimbang dalam sebuah struktur organisasi perusahaan.
Pastinya sudah pada tahu dong, kalau individu itu punya keunggulan dan kelemahan masing-masing ya? Begitu juga dalam struktur organisasi perusahaan, yang terdiri atas banyak kepala yang mengurus bagian dan tugasnya masing-masing. Saat kompetensi individu dan tugas tidak sinkron, maka bisa dipastikan akan ada ketimpangan pemenuhan tugas dan targetnya. Bukan hanya diri sendiri yang akan merasakan efek ketimpangan ini, tapi bisa seluruh bagian dari perusahaan kena.
Salah satu seorang staf HR yang pernah diinterview mengaku, ini memang merupakan salah satu tugas dan wewenang divisi HR yang terberat; lama prosesnya, penuh trial and error, dan berisiko besar.
Ya, memang benar sih, karena namanya manusia. Enggak bisa dipastikan.
Lalu, biasanya, apa saja yang menjadi pertimbangan divisi HR dalam melakukan mutasi karyawan? Mari kita lihat.
5 Pertimbangan untuk Mutasi Karyawan
1. Melengkapi formasi
Adakalanya karyawan di sebuah perusahaan mundur dari pekerjaan, mungkin resign, pensiun, karyawan lamanya dipromosikan, atau bahkan di-PHK. Hal ini bisa menyebabkan adanya satu kekosongan dalam satu bagian di struktur organisasi.
Dengan banyak pertimbangan, maka kemudian diputuskan untuk memindahtugaskan salah satu karyawan ke bagian yang kosong tersebut, untuk melengkapi formasi yang ditinggalkan.
Sepertinya, mutasi karyawan yang seperti ini yang paling lazim terjadi ya?
2. Penyesuaian terhadap keahlian karyawan
Kadangkala pula saat seorang karyawan baru saja diterima kerja dan masuk kantor untuk pertama kalinya, ia masih ditempatkan bagian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, padahal keahlian si karyawan baru tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh divisi lain sehingga bisa berkontribusi lebih optimal.
Kalau kondisinya begini, bisa saja si karyawan baru tersebut setelah beberapa lama bekerja lantas mengalami mutasi karyawan, dan dipindahtugaskan ke divisi lain di mana ia bisa memanfaatkan keahlian dan keterampilannya dengan lebih baik.
Lalu, bagaimana dengan posisi yang ditinggalkannya? Bisa saja digantikan oleh karyawan yang dimutasi juga, atau mungkin melakukan rekruitmen karyawan baru.
3. Penyegaran organisasi
Biasanya pertimbangan penyegaran organisasi ini dilakukan oleh perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang di berbagai kota. Adalah lazim terjadi, misalnya, kepala kantor cabang A dipindahtugaskan ke kantor cabang B, kepala kantor cabang B dimutasi ke kantor cabang C, dan seterusnya.
Dengan adanya rotasi seperti ini, diharapkan akan ada penyegaran dalam kinerja di kantor cabang tersebut, sehingga bisa meningkatkan target perusahaan dengan lebih baik.
4. Promosi
Promosi jabatan merupakan salah satu hal yang dinanti-nantikan oleh mayoritas karyawan yang bekerja di perusahaan apa pun, sepertinya ya? Promosi jabatan bisa berarti sebuah reward terhadap kerja keras dan loyalitas karyawan yang bisa diberikan oleh perusahaan.
Namun, adakalanya promosi jabatan juga disertai dengan mutasi. Misalnya, perusahaan membuka kantor cabang baru di lain kota. Salah satu karyawan yang sebelumnya berstatus staf biasa lantas dipromosikan untuk mengisi posisi manajer di kantor cabang baru tersebut, maka ia akan dipindahtugaskan di kota lain.
Mutasi karyawan ini juga kerap terjadi ya? Meski kadang membawa konsekuensi harus pindah kota, tapi kebanyakan dengan senang hati dimutasikan dengan alasan promosi jabatan ini. Biasanya juga diikuti dengan kenaikan gaji. Hasek!
5. Bentuk punishment
Selain karena dipromosikan, mutasi karyawan juga bisa terjadi sebagai bentuk sanksi atau punishment terhadap karyawan. Biasanya penyebabnya adalah karyawan melakukan tindakan indisipliner, atau tidak bisa mencapai target kerja tertentu, ataupun penyebab lain yang dianggap bisa merugikan perusahaan.
Mutasi karyawan jenis ini biasa disebut dengan istilah demosi. Sang karyawan “diturunkan” statusnya atau jabatannya. Misalnya, sebelumnya adalah manajer pemasaran, lantas menjadi admin. Ouch. Cukup jauh juga ya? :)
Tentu saja, perusahaan sudah mempertimbangkan banyak hal untuk menjalankan mutasi karyawan ini ya, sehingga mau tidak mau, karyawan harus mematuhinya.
Nah, itu dia beberapa pertimbangan perusahaan untuk melakukan mutasi karyawan. Apa pun pertimbangannya, yang pasti tujuannya satu: agar bisa mencapai tujuan baik bersama-sama.
Akan lebih efektif lagi, jika setelah melakukan mutasi karyawan, perusahaan juga menyelenggarakan training-training yang sesuai untuk karyawannya, demi bisa meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka supaya lebih baik lagi. Salah satunya dengan mengadakan training keuangan dan HR.
Yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Tip Merencanakan Outing Kantor So Everyone Is Happy!
So, setelah membaca manfaat dan beberapa ide outing kantor di artikel-artikel sebelumnya, sekarang jadi kepikiran untuk ajak karyawan-karyawan di perusahaan Anda untuk liburan juga?
Kalau iya, coba ikuti beberapa tip mempersiapkan outing kantor berikut ini, agar tepat sasaran, bermanfaat, and make sure everyone is happy.
5 Tip Mempersiapkan Outing Kantor yang Seru Abis!
1. Ketahui kebutuhan karyawan
Yang pertama harus diketahui adalah apa sih yang dibutuhkan oleh karyawan? Mau outing kantor sekadar jalan-jalan aja untuk refreshing? Atau jalan-jalan sembari memperkuat bonding satu sama lain? Atau mau jalan-jalan untuk mencari inspirasi dan referensi?
Untuk itu, mungkin pihak perusahaan bisa mengadakan dialog dengan para karyawan untuk mendapatkan masukan dan mendengarkan pendapat mereka. Bisa langsung saja ajak diskusi, atau bagi angket, polling, atau kuesioner. Prinsipnya, gali informasi.
Memang akan sulit sih untuk bisa memenuhi keinginan setiap karyawan. Pasti deh beda-beda. Ini nggak masalah sih sebenarnya. Pihak perusahaan bisa mengambil saja opini paling populer atau opsi yang paling banyak dipilih.
2. Tentukan agenda
Selanjutnya, tentukan agenda; mau berangkat kapan–bisa disesuaikan dengan workload di kantor–naik apa, dan kalau menginap, siapkan juga akomodasi dengan saksama.
Makanannya jangan lupa untuk juga diperhatikan. Karena perut kenyang itu jaminan kebahagiaan semua orang. Kalaupun diajak senang-senang, tapi makanannya tak memuaskan, pasti ada yang terasa kurang. #heyitrhymes!
Jika ada karyawan yang mau mengajukan diri menjadi relawan untuk mengoordinasi acara outing kantor ini, tentunya akan sangat baik. Kalaupun enggak, perusahaan bisa memanfaatkan jasa mereka yang profesional dan biasa mengelola event-event outing kantor. Banyak kok, di luar sana.
Kalau tujuan outing-nya adalah lebih ke learning new things, have new experiences, atau untuk mempererat bonding, barangkali pihak perusahaan juga akan perlu untuk menyiapkan acara apa saja yang akan diadakan selama outing kantor tersebut. Apakah perlu ada games yang seru, workshop dan training, atau mungkin perlu ada acara kompetisi olahraga kecil-kecilan?
Buat rencana matang–termasuk itinerary–selama outing kantor berlangsung sedetail mungkin.
3. Set your budget
And of course, set your budget! Sudah punya rencana matang, sudah pula membayangkan acara yang seru saat outing kantor, tapi ternyata bujet tak memungkinkan, pastinya nggak lucu deh.
Beberapa perusahaan sudah mempunyai anggaran khusus untuk bisa mengajak karyawannya untuk outing kantor. Beberapa ada yang mengambil dari laba bersih bisnis yang dijalankan. Semuanya tentu kembali ke kebijakan masing-masing.
Asalkan ingat, jangan sampai mengganggu cashflow utama ya. Bahaya kalau sampai ini terjadi.
4. Siapkan kejutan
Everyone loves surprises! Kejutan akan terasa semakin menyenangkan jika diberikan di saat-saat yang juga membahagiakan.
Beberapa perusahaan tidak mengumumkan adanya outing kantor ke seluruh karyawan. Hanya beberapa saja yang berkepentingan yang tahu. Sehingga agenda outing pun menjadi agenda yang ditunggu-tunggu dengan penasaran. Bakalan ke mana ya tahun ini? Atau acaranya apa ya outing besok?
Di perusahaan lain, mungkin sudah menyiapkan acara outing kantor dengan gegap gempita. Karyawan sudah pada tahu juga mau diajak ke mana. Tapi akan lebih seru jika menyisipkan kejutan untuk karyawan di sana-sini juga. Misalnya, pada kesempatan outing tersebut, umumkan juga siapa karyawan dengan performa terbaik, atau rookie worker of the year. Tentu saja, harus ada hadiahnya.
Atau yang simpel aja deh, adakan doorprize. Pasti acaranya tambah seru!
5. Have fun!
Yang terakhir, jangan lupa untuk have fun! Karena ya, inti dari semua agenda outing kantor adalah bersenang-senang, apalagi kalau diadakan di luar kantor. Kesempatan banget untuk refreshing, lebih saling mengenal satu sama lain, dan tentu saja, untuk menstimulasi kreativitas dan mencari inspirasi baru.
Semuanya harus dilakukan dengan fun!
So, ajak karyawan untuk having fun. Misalnya, kasih peraturan nggak boleh ngomongin kerjaan selama outing kantor berlangsung. Ha! Pasti menyenangkan. Atau, hanya boleh pegang hape satu jam saja dalam sehari. Selebihnya harus benar-benar hadir dalam acara.
Buatlah acara outing kantor ini menjadi tak terlupakan. Apalagi kalau ada training-training juga dalam agendanya. Kemas acaranya secara fun, agar lebih tepat sasaran. Sehingga saat para karyawan kembali ke kantor, mereka tak hanya merasa refreshed tapi juga punya value yang baru dalam diri mereka.
Anda tertarik untuk menyelenggarakan training keuangan pada karyawan sebagai salah satu agenda outing kantor? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Company Trip? 6 Perusahaan Ini ajak Karyawan Liburan Bareng dan Sukses Bikin Iri
Di artikel yang lalu, kita sudah bahas apa manfaat liburan karyawan bareng–baik bagi perusahaan maupun bagi karyawannya sendiri. Terus, kira-kira ke mana ya, tujuan company trip bareng yang asyik?
Well, tentunya hal ini tergantung pada kemampuan perusahaan, dan preferensi para karyawan sendiri juga. Nggak mungkin juga dipaksa untuk bikin agenda liburan keluar negeri, sedangkan perusahaan masih belum mampu. So, semua memang harus didiskusikan dan disepakati bersama.
However, barangkali ada yang masih bingung, mau liburan bareng ke mana? Butuh ide mengenai lokasi company trip? Berikut ini ada beberapa tujuan wisata dan aktivitas liburan karyawan yang diadakan oleh beberapa perusahaan. Mungkin bisa jadi ide cemerlang.
6 Perusahaan yang mengajak seluruh karyawannya melakukan company trip mewah
1. Evolve MMA
Perusahaan berbasis di Singapura ini pernah membawa 100 karyawannya untuk berlibur bareng ke sebuah resor bintang 5 di Kepulauan Maldives.
CEO-nya, Chatri Sityodtong, dengan rela mengeluarkan dana sebesar USD500,000 untuk acara company trip ini.
Dan ternyata, perjalanan ke Maldives ini bukan agenda company trip pertama Evolve MMA lo! Secara berturut-turut selama 5 tahun sebelumnya, agenda company trip setiap akhir tahun sudah menjadi tradisi di perusahaan tersebut. Para karyawannya sudah diajak jalan-jalan ke Bali, Krabi, Kao Lak, hingga Bintan.
2.NEXT Academy
NEXT Academy, sebuah akademi yang mendedikasikan diri untuk melatih para pengusaha dengan keterampilan-keterampilan teknis seputar coding dan digital marketing, mengajak seluruh karyawannya untuk melakukan company trip ke Kepulauan Langkawi.
Tak hanya bersenang-senang di kepulauan yang indah yang termasuk wilayah Malaysia itu, sang founder Josh Teng bahkan menyewa sebuah yacht yang besar untuk seluruh karyawannya.
Foto di atas diunggah sendiri oleh Josh Teng seiring dengan komen darinya, “This was an entertaining way to have the team enjoy some relaxation while also improving on our relationship as an overall team.”
Wah, luar biasa banget.
3. Nexstream Sdn Bhd
Yacht? Ah, itu mungkin masih kapal yang kecil. Bagaimana dengan cruise, alias kapal pesiar mewah? Apakah ada perusahaan yang mau menyewa kapal pesiar begini untuk company trip?
Ternyata ada. Nexstream Sdn Bhd, sebuah perusahaan pengembang aplikasi mobile dan cloud technology yang berbasis di Malaysia, pernah menyewa Costa Victoria, sebuah kapal pesiar mewah dengan rute Penang dan Malaka, sebagai tempat menghabiskan agenda company trip bersama karyawannya.
Kapal pesiar mewah ini dipenuhi dengan fasilitas-fasilitas setara hotel bintang 5, di antaranya kolam renang, fine dining restaurant, casino, hingga theatre hall yang menampilkan pertunjukan-pertunjukan reguler nan menawan.
4. Toplash Malaysia
Apakah hanya perusahaan besar yang bergerak di sektor teknologi saja yang bisa membawa karyawannya untuk melakukan company trip mewah? Enggak juga.
Toplash, sebuah salon kecantikan khusus wanita dengan spesialisasi pada perawatan bulu mata di Malaysia, ini pernah mengajak seluruh karyawannya untuk keliling di Kepulauan Pattaya di Thailand untuk berlibur.
Di kepulauan itu, tak hanya menikmati berbagai pertunjukan kabaret yang terkenal, mereka pun menyempatkan diri untuk snorkeling dan menyelam untuk menikmati panorama keindahan bawah lautnya.
Konon, salon ini memang sudah mempunyai agenda company trip tahunan secara rutin, dan setiap kali tujuannya berbeda-beda lo. Ckckck. Beneran bikin iri ya?
5. OTS CK Centre
Untuk meningkatkan performa kerja para agen finansialnya, OTS CK Centre, sebuah perusahaan yang menaungi puluhan agen asuransi jiwa berbasis di Malaysia ini, memberikan liburan insentif atau company trip setiap tahunnya keluar negeri. Tak jarang, bahkan sampai jauh ke Eropa, seperti Jerman dan Swiss.
6. WDA Wonderwall
WDA Wonderwall adalah sebuah perusahaan yang bergerak di industri desain dan arsitektur berbasis di Malaysia. Atas nama study tour trip, seluruh anggota tim di perusahaan ini dibawa ke Sydney, demi bisa menambah pengetahuan tentang struktur-struktur bangunan berteknologi maju di salah satu kota terbesar di Australia tersebut.
Namanya memang study tour, mereka juga punya “tugas” untuk mengamati dan belajar. Tapi tetap saja, semua ongkos dan pengeluaran selama berada di Sydney ditanggung oleh perusahaan. Jadi, pada akhirnya, company trip satu ini tetap saja merupakan complementary perusahaan terhadap para karyawannya.
Bagaimana? Sudah iri belum?
Satu hal sih yang pasti, semua perusahaan itu tidak begitu saja bisa merencanakan company trip yang begitu mewah bagi karyawannya. Sebelumnya mereka tentu sudah harus paham dulu, mengenai konsep karyawan adalah aset perusahaan yang harus dikembangkan secara optimal.
Selanjutnya, perusahaan sendiri harus punya keuangan yang sehat, pun karyawannya juga memiliki etos kinerja yang baik. Yuk, berikan training-training yang diperlukan oleh karyawan untuk menunjang performa kerjanya. Salah satunya dengan training keuangan.
Anda tertarik untuk menyelenggarakan training keuangan pada karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
5 Alasan Liburan Karyawan Itu Penting dan Berefek Baik untuk Perusahaan
Kurang piknik! Begitu biasanya kita akan dibilang, kalau sehari-hari suntuk, bad mood, nggak fokus, dan nggak bisa meningkatkan performa kerja. Bahkan ada penelitian juga tentang liburan karyawan ini yang dimuat di Journal of Applied Psychology tahun 2010. Di penelitian tersebut disebutkan bahwa karyawan yang nggak pernah liburan akan rentan diserang kelelahan emosional hingga menurunkan produktivitas kerja.
Makanya, liburan itu penting. Tapi, kan enggak semua karyawan mampu merencanakan liburan, lagi pula banyak yang memang punya prioritas dan tujuan keuangan lain yang masih harus dicapai? Nah, di sinilah perusahaan perlu peka terhadap kebutuhan dengan mengadakan liburan karyawan, atau yang disebut outing.
Tak hanya untuk bikin happy karyawan, liburan karyawan yang diadakan bareng-bareng sekantor ini juga punya banyak manfaat lainnya, yang akhirnya akan berefek pada keseluruhan aktivitas bisnis perusahaan lo.
Memang, apa saja sih manfaatnya? Mari kita lihat.
5 Manfaat Perusahaan Mengadakan Liburan Karyawan Bareng
1. Menstimulasi kreativitas dan skill problem solving
Sebanyak 1500 CEO 33 jenis industri di 60 negara menginginkan tenaga kerja kreatif yang punya skill problem solving yang tinggi. Ini menurut survei IBM. Dan dengan mengadakan liburan karyawan bareng, atau outing, karyawan akan punya peluang untuk mengembangkan kreativitasnya di luar sana.
Apalagi jika acara tersebut dikoordinasikan dan direncanakan oleh para karyawan sendiri. Merekalah yang menentukan pergi ke mana, dengan transportasi apa, dan seterusnya. Problematika yang berbeda dengan yang harus dihadapi sehari-hari akan memantik para karyawan untuk berpikir cepat mencari solusi terbaik.
Cara untuk melatih otak yang baik, bukan?
2. Meningkatkan moral dan motivasi pekerja
Adanya fasilitas liburan karyawan bareng yang ikut tercantum dalam budaya perusahaan serta perjanjian kerja akan memicu motivasi kerja yang akan berefek pula pada produktivitas karyawan.
Saat agenda liburan semakin dekat, apalagi jika sudah tahu hotel sudah dibooking, transportasi sudah beres, tinggal berangkat saja, karyawan pasti merasa excited. Masalah-masalah kecil yang terjadi pada pekerjaan mereka sehari-hari jadi terasa mudah untuk dipecahkan, karena ada semangat yang menyala-nyala.
Liburan karyawan bareng semacam menjadi bentuk reward akan hasil kerja yang baik, dan suatu bentuk harapan yang tak terucap dari perusahaan, agar karyawan bisa meningkatkan performa ke depannya.
Hal ini akan membuat moral para karyawan meningkat naik, yang akan membawa dampak baik pula bagi perusahaan.
3. Meningkatkan staff retention
Apa itu staff retention rate?
Menurut situs businessdictionary.com, employee retention artinya adalah:
An effort by a business to maintain a working environment which supports current staff in remaining with the company.
Kalau diterjemahkan secara bebas, berarti adalah usaha para pemilik bisnis dan pihak manajemen suatu perusahaan untuk mempertahankan tenaga kerjanya yang dianggap berkontribusi baik dalam perkembangan bisnis perusahaan tersebut.
Staff retention ini berhubungan langsung dengan tingkat loyalitas karyawan. Dengan adanya benefit-benefit tertentu, karyawan terbaik tentulah tidak tergoda untuk resign dan pindah kerja begitu saja.
Dengan adanya agenda liburan karyawan, berarti perusahaan telah memperhatikan kesejahteraan karyawan dengan baik. Ini tentunya bisa menjadi semacam jaminan, bahwa bisnis perusahaan pun berjalan dengan baik dan sehat.
4. Kesempatan untuk lebih mengenal satu sama lain
Agenda liburan karyawan bareng juga bisa menjadi peluang bagi karyawan untuk lebih saling mengenal satu sama lain. Bisa jadi, yang sehari-harinya enggak kelihatan, jadi keluar semua saat liburan bareng–baik yang positif dan negatifnya juga.
Well, jangan salah. Meski karakter negatif akhirnya juga diketahui, tapi hal ini akan baik juga dampaknya bagi kerja sama tim. Karena sudah mengerti kekurangan dan keunggulan masing-masing, pastinya akan lebih mudah untuk berkonsolidasi demi kebaikan dan pencapaian target bersama, bukan?
5. Kesempatan untuk mempelajari hal baru
Liburan karyawan bareng juga membuka kesempatan para karyawan untuk bisa mempelajari hal baru lo! Ada sebuah perusahaan yang bergerak di industri konstruksi yang CEO-nya secara bergiliran mengajak para stafnya untuk ikut jalan-jalan bersamanya ke luar negeri. Tak hanya untuk liburan, CEO tersebut juga mengajak stafnya untuk melihat dan mempelajari gedung-gedung yang ada.
Pastinya hal ini efektif banget ya, untuk me-refresh ide dan menstimulasi kreativitas stafnya begitu mereka kembali ke kantor?
Tak harus selalu ajak staf untuk jalan-jalan ke luar negeri sih kalau untuk belajar hal baru. Perusahaan juga bisa mengagendakan outing di villa kecil di luar kota, yang tak terlalu jauh. Lalu undang pemateri dari luar perusahaan untuk mengisi acara untuk memberikan tambahan edukasi bagi karyawan. Tak harus yang bersifat teknis kan edukasinya, bahkan kalau bisa sih topiknya yang agak di luar area namun bisa mendukung produktivitas kerja. Misalnya saja self improvement atau juga training keuangan.
Anda tertarik untuk menyelenggarakan training keuangan pada karyawan sebagai salah satu agenda outing kantor? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.