Mengapa Dana Kesehatan Lebih Penting dari yang Kamu Kira
Pernah enggak kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Coba cek, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan kalau harus dirawat di rumah sakit? Banyak kan? Apalagi kalau perlu tindakan-tindakan medis tertentu, atau harus pakai ICU, atau dokter spesialis. Karena itu dana kesehatan itu enggak kecil.
Makanya enggak heran, banyak orang yang mendadak miskin ketika ada anggota keluarga—atau dirinya sendiri—harus sakit dan perlu dirawat. Ada yang harus jual rumah, jual sawah, mobil, dan aset lainnya untuk menutup biaya rumah sakit ini. Sedihnya lagi, ada yang sampai utang ke pinjol untuk bayar ongkos rumah sakit.
Yah, namanya sakit, kapan datangnya kita enggak pernah tahu. Memangnya ada orang yang mau sakit? Kita juga enggak bisa menghindarinya kan? Mencegah bisa, tapi kalau sudah datang, ya mau enggak mau, kita hanya bisa berobat.
Table of Contents
Dana Kesehatan Kenapa Harus Ada?
Namanya musibah. Kapan saja bisa tiba-tiba datang. Kalau datang, enggak pakai izin dulu. Kita hanya bisa punya pilihan untuk mempersiapkan diri sebelum musibah datang. Inilah pentingnya dana kesehatan.
Tapi kan, sudah ada asuransi kesehatan? Sudah ada BPJS Kesehatan? Apakah masih perlu punya dana kesehatan lagi?
Ya, meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan, menyiapkan dana kesehatan khusus tetap penting. Berikut alasan-alasannya.
1. Asuransi Memiliki Cakupan Terbatas
Asuransi kesehatan itu punya batasan. Seperti batasan plafon, jenis perawatan yang di-cover, dan berbagai kebijakan lain. Nah, kalau ternyata kita butuh, terus gimana dong?
Ya, di sinilah dana kesehatan tambahan menjadi penting untuk dipakai menutup biaya-biaya yang enggak tercover oleh asuransi tersebut. Dengan begitu, kita enggak perlu ganggu tabungan, atau harus nyairin investasi, bahkan sampai utang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
2. Mengantisipasi Pengeluaran Saat Klaim Ditolak atau Dibatasi
Ya namanya asuransi, ada peluang klaim ditolak. Atau bisa juga dibatasi, karena klaim memang ada syarat dan ketentuannya. Seperti misalnya ada kondisi pre-existing atau ketentuan lainnya.
Kalau ditolak, ya mau enggak mau, kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Kalau dana kesehatan sudah siap, pastinya enggak bikin kita kelabakan. Enggak harus mencairkan investasi, enggak harus utang juga.
3. Menutupi Biaya Self-Payment atau Co-Payment
Kadang juga ada asuransi kesehatan tertentu yang menerapkan sistem self-payment atau co-payment, yang membuat sebagian biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Artinya, meskipun asuransi menanggung sebagian besar biaya, masih ada porsi pengeluaran yang perlu dibayar mandiri. Ya uang dari mana kalau bukan dari dana kesehatan kan?
So, memang kudu ada cadangan untuk menutupi pengeluaran tersebut, sehingga perawatan bisa dijalani tanpa tekanan finansial tambahan. Dengan dana tambahan ini, biaya yang tidak di-cover oleh asuransi dapat ditangani tanpa mengganggu anggaran atau tabungan lain.
4. Menghadapi Masa Tunggu Asuransi
Pada banyak produk asuransi kesehatan, terdapat masa tunggu sebelum manfaat perlindungan dapat digunakan, terutama untuk penyakit tertentu atau kondisi pre-existing yang memerlukan waktu sebelum klaim bisa diajukan. Selama masa tunggu ini, jika ada kebutuhan medis yang mendesak, biaya pengobatan harus ditanggung sendiri.
Dengan memiliki dana kesehatan khusus, kebutuhan biaya selama masa tunggu ini dapat terpenuhi. Dana tambahan ini berperan penting untuk menjamin akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, bahkan sebelum manfaat asuransi mulai aktif sepenuhnya.
5. Perlindungan untuk Anggota Keluarga yang Tidak Tercover
Yah, idealnya memang semua anggota keluarga harus tercover asuransi, kayak BPJS Kesehatan. Tapi, mungkin ada kondisi tertentu yang enggak memungkinkan. Misalnya kayak orang tua belum sempa disertakan.
Dalam situasi ini, biaya perawatan ya kudu ditanggung secara mandiri. So, dana ini memberikan jaminan ekstra agar kesehatan seluruh keluarga terjaga, meskipun mereka enggak tercakup dalam perlindungan asuransi formal.
6. Mengurangi Beban Biaya Lain Saat Sakit
Ketika sakit, selain biaya medis, sering muncul pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti transportasi untuk berobat, biaya hidup ekstra selama pemulihan, tambahan nutrisi yang bergizi, hingga hilangnya penghasilan kalau enggak bisa kerja.
Pengeluaran-pengeluaran ini bisa membebani kondisi finansial, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Dengan adanya dana kesehatan khusus, beban biaya tambahan ini dapat ditanggulangi tanpa harus menguras tabungan atau aset lain.
Dana ini berperan sebagai penyangga finansial yang membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga selama masa sakit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan lebih tenang tanpa tekanan biaya tambahan.
Baca juga: Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Dana kesehatan dalam financial planning dapat dianggap sebagai “self-insure,” yaitu perlindungan mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Menyiapkannya secara bertahap dengan mengalokasikan sebagian investasi rutin sangat penting. Tujuan seperti dana liburan atau rumah idaman memang lebih seru, tetapi mikirin dana kesehatan juga penting, karena mampu memberikan ketenangan sekaligus menjaga stabilitas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
6 Situasi Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
Uang merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan modern yang memiliki peran kompleks dan sering kali ambigu dalam kehidupan kita sehari-hari. Fenomena ini menciptakan apa yang sering disebut sebagai love-hate relationship atau hubungan cinta-benci dengan uang. Fenomena ini bisa kita rasakan ketika kita mendapatkan emosi positif dan negatif yang intens terhadap uang secara bersamaan.
Di satu sisi, uang bisa menjadi sumber kebahagiaan, keamanan, dan kebebasan, memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan, mewujudkan impian, dan menikmati kehidupan. Di sisi lain, uang juga bisa menjadi sumber stres, kecemasan, dan konflik, baik internal maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Table of Contents
Pengaruh Love-Hate Relationship dengan Uang
Love-hate relationship ini bukan sekadar fenomena psikologis yang semata. Bahkan, hal ini bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan finansial kita.
Cara kita merasakan dan berinteraksi dengan uang dapat memengaruhi keputusan finansial yang kita buat, dari pengelolaan pengeluaran sehari-hari hingga strategi investasi jangka panjang. Misalnya, ada di antara kamu yang merasa bahagia banget ketika belanja, di saat yang sama mungkin kamu juga sulit menabung untuk tujuan finansial jangka panjang. Sementara itu, ada orang yang terlalu fokus berhemat, hingga enggak punya kesempatan untuk menikmati hidup.
Memahami dinamika hubungan kita dengan uang adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan lebih bijak. Dengan menyadari emosi dan pola pikir yang mendasari perilaku finansial kita, kita bisa mengambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan antara mengejar kebahagiaan jangka pendek dan keamanan jangka panjang.
Pada akhirnya nanti, dengan kebijakan pengelolaan keuangan yan baik, kita pun mampu membuat keputusan finansial yang lebih sehat, mengurangi stres yang berkaitan dengan uang, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
6 Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
So, setidaknya ada enam situasi love-hate relationship dengan uang yang umum terjadi. Menariknya, kita sering kali enggak menyadarinya. Seperti apa saja?
1. Happy saat Belanja, Menyesal Setelahnya
Bagi banyak orang, berbelanja merupakan aktivitas yang lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan. Banyak yang bilang, belanja itu bikin bahagia, bahkan terapi.
Konon, saat kita membeli sesuatu yang sangat diinginkan, ada ledakan endorfin—hormon kebahagiaan—yang membuat kita feel better. Mood menjadi lebih baik, sehingga pembelian impulsif semakin menjadi.
Namun, enggak jarang kesenangan belanja ini segera digantikan oleh perasaan bersalah atau menyesal setelah belanja. Apalagi ketika kita mengevaluasi pembelian dan dampaknya terhadap keuangan, kita jadi sadar bahwa pengeluaran tersebut sebenarnya enggak perlu atau berlebihan. Situasi ini menjadi semakin rumit ketika melibatkan aktivitas utang untuk belanja. Love-hate relationship-nya semakin menjadi deh.
2. Merasa Aman saat Menabung, sekaligus Merasa Tak Bebas Menikmati Hidup
Menabung itu adalah salah satu aktivitas keuangan yang penting, karena terkait dengan keamanan dan kesehatan keuangan kita sendiri. Punya tabungan yang cukup artinya kita siap menghadapi berbagai situasi, baik saat ini, masa mendatang, bahkan ketika ada ketidakpastian.
Biasanya, ketika melihat saldo rekening bertambah, kita juga merasa semakin aman. Perasaan ini diperkuat oleh prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik yang sering diajarkan kepada kita: pentingnya memiliki dana darurat, pentingnya persiapan untuk masa pensiun, dan kebutuhan untuk menjadi bebas finansial.
Namun, untuk bisa menabung, kadang kita memang perlu “mengorbankan” beberapa hal. Misalnya, mengurangi nongkrong dengan teman-teman, mengurangi belanja, mengurangi self-reward, dan sebagainya.
Karena banyak membatasi diri, akhirnya kita pun merasa terkekang oleh “aturan” yang kita buat sendiri. Banyak hal yang enggak bisa kita lakukan. Of course, hal ini akan berdampak pada kesehatan mental kita.
3. Senang Punya Penghasilan Besar, tetapi Tekanan Meningkat
Siapa sih yang enggak pengin punya gaji besar? Rasanya pasti puas, dan yang pasti merasa energi yang dikeluarkan jadi tak sia-sia. Betul?
Gaji besar sering dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras dan pencapaian. Namun enggak cuma berhenti di situ. Gaji besar juga (akhirnya) membuka peluang untuk dapat meningkatkan gaya hidup, investasi, dan pengalaman yang mungkin sebelumnya enggak terjangkau.
Penghasilan yang lebih tinggi juga memberikan rasa aman yang lebih besar. Kita bisa jadi menabung lebih banyak, menekan peluang berutang, dan bisa memenuhi beragam kebutuhan dengan lebih baik.
Tapi gaji besar juga umumnya datang dengan pressure pekerjaan yang lebih tinggi. Tanggung jawabnya lebih besar, bahkan kadang menuntut lebih banyak energi dan waktu. Kadang, semakin tinggi jabatan, semakin besar gaji, waktu untuk kebersamaan dengan orang-orang tercinta juga semakin berkurang.
4. Senang Bisa Berinvestasi, tetapi sekaligus Takut Rugi
Semakin banyak kita belajar keuangan, semakin kenal dengan beragam produk yang bisa dimanfaatkan, mendorong kita untuk bisa berinvestasi lebih banyak lagi.
Bagi banyak orang, berinvestasi melambangkan peralihan dari sekadar menyimpan uang menjadi aktif mengembangkannya. Sebuah proses yang “berisiko”, bukan?
Apalagi semua orang juga tahu, bahwa kondisi pasar bisa sangat berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Bahkan investasi yang paling direncanakan sekalipun bisa berakhir dengan kerugian, karena berbagai sebab. Ditambah lagi, enggak semua penyebab itu bisa kita kontrol atau kelola risikonya.
5. Antusias saat Mengajukan Pinjaman Uang, tetapi Bingung ketika Harus Mengembalikan
Hingga muncullah fenomena yang berutang justru lebih galak daripada yang menagih utang.
Mengambil utang memang enggak dilarang. Untuk kondisi-kondisi tertentu, berutang bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang mungkin enggak dapat kita capai dengan dana yang tersedia saat ini. Misalnya seperti membeli rumah, atau bahkan memulai bisnis.
Pada saat pengajuan pinjaman disetujui, kita pun merasa lega dan antusias. Rasanya, kita telah diberi kesempatan untuk bergerak maju dengan rencana atau keinginan kita, dan masa depan tampak lebih cerah karena kemungkinan-kemungkinan baru yang terbuka.
Namun, kegembiraan ini cepat berubah menjadi tekanan ketika tiba saatnya untuk memenuhi kewajiban pembayaran. Ketegangan dan kecemasan muncul saat kita dihadapkan dengan realitas cicilan bulanan yang harus dibayar setiap bulannya.
Beban ini menjadi lebih berat jika kondisi finansial kita mengalami perubahan yang enggak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, pengurangan pendapatan, atau keadaan darurat finansial lainnya. Apa yang awalnya tampak sebagai langkah maju dalam mencapai tujuan bisa menjadi beban yang menekan. Enggak hanya pada keuangan kita tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan mental.
6. Rasa Aman Punya Asuransi, Frustrasi dengan Premi dan Klaim
Asuransi merupakan instrumen keuangan yang dirancang untuk memberikan perlindungan. Baik itu asuransi kesehatan, kendaraan, properti, atau jenis asuransi lainnya.
Tujuan semua asuransi itu sama, yakni untuk mengurangi beban finansial yang dapat timbul akibat kejadian tak terduga. Kepemilikan atas polis asuransi menawarkan ketenangan pikiran, mengetahui bahwa dalam situasi darurat, kita enggak akan dibiarkan menghadapi kesulitan finansial sendirian.
Kepastian ini sangat penting, memberikan rasa aman yang memungkinkan kita untuk lebih bebas menikmati kehidupan sehari-hari tanpa khawatir akan risiko finansial dari kemungkinan bencana.
Namun, pengalaman memiliki asuransi juga enggak selalu bebas dari frustrasi. Salah satunya adalah besarnya premi yang harus dibayarkan secara berkala.
Premi asuransi, terutama untuk polis dengan cakupan luas atau jumlah pertanggungan tinggi, bisa menjadi beban finansial yang cukup signifikan. Bagi sebagian orang, rasanya kayak “buang-buang uang” saja, apalagi kalau ternyata enggak ada klaim.
Frustrasi ini juga sering muncul saat proses klaim, yang bisa terasa rumit dan melelahkan. Ada banyak persyaratan dokumen yang harus disiapkan, prosedur klaimnya sendiri juga membingungkan, sudah begitu, klaimnya ditolak.
Begitulah, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui love-hate relationship dengan uang yang cukup rumit.
Dari situasi ketika kita merasa bahagia karena bisa membeli sesuatu yang diinginkan hingga perasaan stres karena tekanan finansial, love-hate relationship dengan uang adalah bagian alami dari kehidupan modern.
So, penting bagi kita untuk memahami dinamika ini agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan yang lebih sehat dalam hubungan kita dengan uang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini
Minggu lalu, dikabarkan Indra Bekti mengalami sakit mendadak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena kondisinya yang tak baik, Indra Bekti pun harus dioperasi. Untuk itu, pasti butuh biaya yang sangat besar.
Mungkin sebagian besar dari kita lantas berpikir, seorang selebriti seperti Indra Bekti pasti sudah memiliki perlindungan yang memadai. Asuransi lengkap, memadai, dana darurat juga tersedia. Namun ternyata, konon, biaya perawatan Indra Bekti sudah ratusan juta pada hari pertamanya. Setelah tindakan operasi, beredar kabar bahwa biaya perawatannya di rumah sakit sudah mencapai miliaran.
Kemudian terdengar kabar pula bahwa ada penggalangan dana untuk biaya kesehatan Indra Bekti yang diidekan oleh rekan sesama artis, dan kemudian dieksekusi oleh istri Indra Bekti, Aldila Jelita. Namun di sini kemudian muncul pertanyaan dari netizen mahakritis, kok menggalang dana? Asuransinya apa kabar? Masa nggak punya BPJS Kesehatan?
Ternyata—dijawab oleh salah satu anggota keluarga—bahwa sakitnya Indra Bekti tergolong sakit kritis. Karena kondisi darurat, pihak keluarga juga memasukkan Indra Bekti ke rumah sakit, tanpa mengecek dulu apakah rumah sakit tersebut bekerja sama dengan asuransi ataupun BPJS Kesehatan atau tidak. Sementara, Indra Bekti baru memiliki asuransi untuk critical illness 6 bulan lamanya, padahal ada masa tunggu asuransi ini yang selama 1 tahun.
Karena berbagai kondisi yang ada, asuransi kesehatan Indra Bekti tidak dapat digunakan alias ditolak.
Pelajaran Berharga dari Sakitnya Indra Bekti
Kondisi sakit itu tak akan bisa dihindari. Bisa sih dicegah, tetapi risiko untuk sakit akan selalu ada sepanjang kita masih hidup. Inilah pentingnya kita memiliki asuransi kesehatan.
BPJS Kesehatan adalah salah satu produk asuransi kesehatan standar yang wajib dimiliki. Enggak hanya oleh kamu saja, tetapi juga seluruh anggota keluargamu—terutama mereka yang menjadi tanggunganmu. Pastikan faskes yang kamu pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ya.
Sementara, bagi yang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi—bisa jadi karena pekerjaan, riwayat, atau genetika, dan kondisi lainnya—bisa dipertimbangkan juga untuk menambah asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Inilah yang terpenting dari pemilihan produk asuransi. Banyak orang asal melihat harga premi murah untuk perlindungan. Padahal seharusnya kebutuhanlah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan utama untuk membeli polis asuransi kesehatan. Hingga akhirnya, asuransi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Mau klaim, eh … ditolak.
Proses klaim asuransi kesehatan adalah sebuah proses ketika kita mengajukan penggantian biaya atas risiko kesehatan yang terjadi terhadap tertanggung. Dalam proses ini, ada 2 hal yang bisa terjadi: klaim disetujui dan pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya pengobatan, yang kedua klaim ditolak karena berbagai alasan.
Memang ada banyak alasan mengapa klaim asuransi ditolak. Salah satunya karena kita mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tidak berekanan dengan asuransi yang kita miliki.
Agar lebih jelas, mari kita lihat satu per satu alasan mengapa klaim asuransi ditolak.
1. Tidak termasuk dalam perlindungan asuransi
Setiap produk asuransi memiliki manfaat masing-masing. Semua itu bisa kamu temukan dalam polis asuransi. Misalnya, ada asuransi kesehatan yang hanya meng-cover rawat inap saja. Saat kamu mengajukan klaim untuk perawatan jalan, maka tentu saja klaim kamu akan ditolak.
So, adalah penting bagi kamu untuk memahami manfaat apa saja yang diberikan oleh asuransi kesehatan yang hendak kamu beli, dan adalah penting juga untuk tahu kebutuhanmu sendiri. Kesesuaian antara manfaat dan kebutuhan ini menjadi kunci agar fungsi perlindungan dari asuransi bisa optimal.
2. Syarat tidak lengkap atau tidak terpenuhi
Alasan mengapa klaim asuransi ditolak adalah syarat yang kurang lengkap. Perlu kamu ketahui ya, bahwa setiap perusahaan asuransi memiliki syarat tertentu untuk bisa menyetujui klaim yang diajukan. Jika ada yang tidak lengkap, maka klaim bisa jadi ditolak.
Dalam kasus yang dialami oleh Indra Bekti, klaim asuransi diajukan 6 bulan setelah Indra Bekti menjadi nasabah asuransi kesehatannya. Padahal, ada syarat masa tunggu 1 tahun untuk jenis asuransi critical illness seperti yang dimiliki oleh Indra Bekti. Ini juga termasuk dalam syarat yang tidak terpenuhi, sehingga klaim asuransi pun ditolak.
Karena itu, ada baiknya kamu mempelajari, memahami, dan mencermati polis asuransi yang ada, terutama pada syarat-syaratnya. Termasuk di dalamnya adalah apa saja syarat dokumen yang harus disediakan, dan juga syarat lain seperti soal masa tunggu ini.
3. Data tidak sesuai
Ada juga kemungkinan ketika data tertanggung ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Misalnya saja, seseorang mengajukan klaim asuransi. Namun, kemudian diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu yang tidak pernah terdata saat polis ditandatangani. Hal ini akan dapat menghambat proses pengajuan klaim, bahkan bisa jadi klaim ditolak.
4. Melebihi batas waktu
Klaim asuransi bisa diajukan dalam tenggat tertentu, dan tenggat ini biasanya ada di dalam polis. Jika melebihi tenggat ini, maka klaim apa pun yang diajukan akan ditolak.
Miliki Asuransi Kesehatan Sejak Masih Sehat
Belajar dari apa yang dialami oleh Indra Bekti, kita jadi tahu betapa pentingnya untuk memiliki asuransi saat kita masih sehat. Pilihlah produk asuransi kesehatan yang paling sesuai.
Faktanya, itulah kesalahan paling umum terjadi. Banyak orang baru sadar akan pentingnya asuransi saat risiko sudah terjadi. Kalau saat risiko terjadi dan kita baru punya asuransi, maka saat itu sebenarnya sudah terlambat.
Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita bisa memiliki asuransi saat masih muda atau berbadan sehat. Salah satu keuntungan terbesarnya adalah harga premi akan relatif lebih ringan. Mengapa preminya lebih murah? Karena kita dianggap tidak berisiko tinggi, sehingga pihak asuransi tidak harus menanggung biaya risiko yang terlalu besar.
Jika pun nanti kita terkena penyakit-penyakit yang kronis, masa tunggu yang biasanya diterapkan juga mungkin sudah lewat. Kita bisa mendapatkan perlindungan yang optimal.
Nah, jadi, apakah kamu sudah memiliki asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Klaim Asuransi: Ini Tahapan yang Wajib Diketahui
Asuransi penting untuk dimiliki demi menjaga kita agar terlindung dari berbagai risiko hidup yang bisa terjadi. Tapi, sebelum benar-benar membeli polis asuransi, ada baiknya kamu ketahui dulu cara kerja dan cara klaim asuransi.
Hal ini penting, karena jangan sampai kamu membeli sesuatu tanpa paham cara kerjanya, sehingga nantinya malah manfaat baiknya tidak bisa kamu dapatkan dengan optimal.
So, kita akan membahas mengenai asuransi ini dalam 2 artikel berseri ya. Yang pertama kita bahas adalah cara klaim asuransi, dan yang berikutnya adalah cara kerja asuransi.
Pengertian Klaim Asuransi
Klaim asuransi adalah permohonan resmi dari nasabah perusahaan asuransi berdasarkan kontrak perjanjian yang sudah disepakati bersama antara nasabah (yang tertanggung) dengan pihak perusahaan asuransi (pihak yang menanggung), untuk melakukan pembayaran sesuai kesepakatan.
Misalnya begini. Seseorang mengalami kecelakaan, hingga meninggal dunia. Dia memiliki asuransi jiwa yang sudah ditentukan berapa besar santunan yang akan diterima jika risiko terjadi dan dia meninggal. Ahli warisnya kemudian mengajukan klaim, dengan memenuhi sederetan syarat administratif. Jika syarat sudah dipenuhi dan disetujui, maka pihak perusahaan asuransi akan membayar sejumlah uang pertanggungan sesuai kesepakatan.
Asuransi ada banyak jenis. Selain asuransi jiwa seperti yang dijelaskan di atas, ada juga asuransi kesehatan dan asuransi umum lainnya, dengan cara klaim asuransi dan prosedur yang hampir sama.
Cara Klaim Asuransi
Sebenarnya, setiap jenis asuransi dan perusahaan asuransi ada aturan dan kebijakannya masing-masing. Namun, secara prinsip, cara klaim asuransi ini hampir sama kok. Tinggal kamu mencermati lagi, supaya lebih detail dan syaratnya tidak ada yang terlupakan.
Cara Klaim Asuransi Kesehatan
Asuransi kesehatan sendiri sebenarnya ada beberapa jenis, yang biasanya dibedakan dari manfaat yang diberikan. Berikut cara klaim asuransi kesehatan yang bisa kamu lakukan:
- Pastikan kamu membayar premi asuransi kesehatan sehingga polisnya aktif.
- Pastikan penyakitnya termasuk dalam daftar penyakit yang mendapatkan perlindungan dan tidak termasuk pengecualian. Hal ini bisa kamu cek di polis asuransi kesehatan yang kamu miliki.
- Hubungi agen asuransi untuk mengabarkan bahwa kamu dirawat. Sebutkan rumah sakitnya, dan agen asuransi yang baik akan membantumu menguruskan asuransinya.
- Kalau perusahaan asuransi bekerja sama dengan rumah sakitnya, maka prosesnya akan lebih mudah. Kamu bisa fokus untuk sembuh, sementara masalah biaya rumah sakit akan diselesaikan oleh perusahaan asuransi dengan rumah sakit sesuai kesepakatan.
- Sementara, kalau tidak ada kerja sama antara perusahaan asuransi dan rumah sakit, maka kamu harus menyiapkan dana yang cukup, untuk menalangi dan melakukan reimbursement kemudian. Tanyakan prosedurnya pada agen asuransi hingga detail.
- Jangan tunda proses klaim asuransi karena rata-rata perusahaan asuransi memiliki batas waktu maksimal klaim setelah kejadian.
- Formulir klaim yang diisi segera dikirimkan sesuai prosedur. Paling mudah kalau perusahaan asuransinya sudah memiliki aplikasi smartphone yang memadai. Tapi kalau belum, kamu bisa mengirimkannya ke kantor.
- Perusahaan asuransi akan membutuhkan waktu untuk mengecek berkas dan administrasi yang kamu ajukan.
- Jika dokumen sudah lengkap, dan klaim disetujui, perusahaan asuransi akan membayarkan biaya perawatan kesehatan sesuai kesepakatan.
Cara Klaim Asuransi Jiwa
Cara klaim asuransi jiwa berprosedur mirip dengan cara klaim asuransi kesehatan. Tahap-tahapnya meliputi:
- Ahli waris menghubungi pihak perusahaann asuransi, dan melaporkan bahwa tertanggung meninggal dunia, dengan menyerahkan dokumen pendukung yang diminta.
- Perusahaan asuransi akan mempelajari klaim yang diajukan. Salah satu prosedurnya adalah melakukan interview dengan ahli waris mengenai kronologi meninggalnya tertanggung.
- Isi formulir klaim asuransi yang diminta. Beberapa perusahaan punya prosedur cara klaim asuransi secara online, tapi ada juga yang meminta secara offline.
- Perusahaan akan mengecek dokumen dan melakukan verifikasi. Jika disetujui, maka pihak perusahaan akan menghubungi ahli waris untuk memberikan santunan.
Cara Klaim Asuransi Kendaraan
Kendaraan yang bisa diasuransikan misalnya motor, mobil, atau kendaraan besar lain misalnya seperti bus atau truk yang digunakan untuk bisnis.
Untuk mobil, ada 2 jenis asuransi yang bisa dipilih, yaitu asuransi total loss only dan all risk. Masing-masing memiliki manfaat yang berbeda, dan uang pertanggungan yang berbeda pua.
Berikut cara klaim asuransi kendaraan yang pada umumnya:
- Laporkan kejadian yang membuatmu mengalami kerugian dan melibatkan kendaraan yang diasuransikan.
- Siapkan dokumen pelengkap, misalnya seperti SIM, STNK, dan surat keterangan kepolisian jika diperlukan.
- Isi formulir klaim yang disediakan, baik secara offline maupunn online.
- Pihak asuransi akan melakukan pengecekan terhadap dokumen, kendaraan, dan hal-hal lain yang berhubungan.
- Jika pengajuan klaim disetujui, maka mobil atau kendaraan akan diambil oleh bengkel rekanan perusahaan asuransi untuk diperbaiki.
Cara Klaim Asuransi Properti
Mengurus klaim asuransi properti juga tak seribet yang dibayangkan. Sama seperti klaim-klaim asuransi lainnya. Tahapannya meliputi:
- Ajukan sebelum tenggat, cek di polis berapa lama batas waktu pelaporan klaim karena akan berbeda sesuai jenis perlindungan dan kebijakan perusahaan.
- Kumpulkan dokumen dan data peristiwa yang menyebabkan kamu mengalami kerugian, yang dapat mendukung klaim.
- Isi formulir yang disediakan dengan selengkap-lengkapnya, beserta data pendukung seperti rincian barang yang rusak dan nota pembelian, foto kerusakan, kronologi, laporan teknis dari pihak yang ditunjuk untuk memperbaiki kerusakan, atau proposal perkiraan dana penggantian, dan sebagainya.
- Dalam cara klaim asuransi properti, perusahaan akan meminta bantuan seorang Loss Adjuster, untuk membantu proses verifikasi.
- Segera kirimkan semua dokumen dan persyaratan yang diminta, dan menunggu hasil verifikasi dari pihak perusahaan.
- Jika klaim kamu disetujui, maka pihak perusahaan akan menghubungimu.
Cara Klaim Asuransi Perjalanan
Cara klaim asuransi perjalanan juga memiliki kebijakan sendiri di setiap perusahaan. Namun, secara umum meliputi:
- Login ke aplikasi asuransi. Sekarang juga banyak aplikasi travel agent yang langsung menyediakan produk asuransi ya. So, silakan login di mana pun kamu membeli asuransi perjalanan sebelumnya.
- Pilih menu klaim, dan isi formulir yang sudah disediakan.
- Siapkan bukti-bukti yang mendukung, seperti dokumen perjalanan dan foto-foto atas kerugian yang dialami
- Kirim klaim setelah semuanya lengkap.
Proses klaim asuransi biasanya tergantung pada kebijakan perusahaan masing-masing. Ada yang rata-rata 14 hari kerja setelah formulir dikirimkan, ada yang lebih cepat pun ada juga yang lebih lama.
Nah, itu dia cara klaim asuransi yang pada umumnya mirip, tetapi ada baiknya kamu cek lagi lebih mendetail mengenai produknya di perusahaan asuransi yang bersangkutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Istilah dalam Polis Asuransi yang Sebaiknya Kamu Pahami
QM Financial tahu, bahwa rasanya agak sulit bagi orang awam untuk bisa memahami bahasa yang dipakai dalam polis asuransi.
Polis asuransi, seperti juga surat perjanjian kontrak lainnya, menggunakan bahasa hukum yang memang sedikit rumit dipahami. Iya, kami paham. Karena itu, dalam artikel ini, QM Financial akan sedikit membuka tabir *tsah* rahasia definisi istilah-istilah yang sering digunakan dalam polis asuransi.
Tidak semua sih, karena memang banyak sekali. Sebagian dulu, yang bakalan sering ditemukan dan banyak disebutkan dalam kelas finansial online yang mungkin kamu ikuti di QM Financial.
Ini dia beberapa istilah dalam polis asuransi yang harus kamu pahami artinya lebih dulu sebelum melangkah lebih jauh.
Premi
Yaitu nominal dana yang dibayarkan sesuai kesepakatan antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi.
Klaim
Bentuk tuntutan dari pihak pemegang polis asuransi atau tertanggung untuk mendapatkan hak perlindungan terhadap kerugian finansial sesuai kesepakatan dalam polis dan prosedur yang sudah ditentukan.
Klaim Tertunda
Klaim yang tertunda untuk dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis karena berbagai sebab.
Masa Tenggang
Batas jatuh tempo pembayaran pemegang polis untuk membayar premi sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan asuransi.
Uang Pertanggungan
Sejumlah dana yang dibayarkan oleh pihak perusahaan asuransi berdasarkan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung karena telah mengalami risiko keuangan sesuai kesepakatan perlindungan.
Payor
Pemegang polis yang berkewajiban membayar premi asuransi.
Ilustrasi
Perhitungan proyeksi manfaat asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi melalui agennya kepada (calon) pemegang polis.
Secondary Benefits
Manfaat lain yang bisa didapatkan oleh pemegang polis di luar manfaat pokok asuransi yang ditawarkan
Rider
Manfaat tambahan yang bisa kamu beli untuk melengkapi manfaat utama dari asuransi yang ditawarkan. Rider tidak dapat dibeli secara tersendiri.
Klausul
Pasal-pasal yang ada dalam polis yang mengikat pemegang polis dan pihak perusahaan asuransi.
Biaya Akuisisi
Biaya yang muncul saat penerbitan polis asuransi.
Biaya Top-Up
Biaya yang muncul saat pemegang polis melakukan pembayaran premi berkala dan premi tunggal.
Batas Potong
Biaya yang harus ditanggung oleh pihak pemegang polis, yang muncul akibat kekurangan biaya yang telah dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pihak rumah sakit.
Cuti Premi
Kondisi ketika nasabah ingin berhenti membayar premi untuk sementara karena berbagai sebab.
Contestable Period
Waktu yang dimiliki oleh pihak penanggung untuk membatalkan polis.
Free-Look Period
Periode 14 hari yang dapat dimanfaatkan oleh (calon) pemegang polis untuk membatalkan kerja sama karena tidak setuju dengan ketentuan yang ada dalam polis asuransi yang ditawarkan.
Grace Period
Masa tenggang yang diberlakukan pada pemegang polis setelah jatuh tempo pembayaran tiba. Jika tidak ada pembayaran lebih lanjut dan sudah melewati batas waktu ini, maka polis asuransi pun hangus.
Lapse
Premi yang sudah melampaui masa tenggang dan tidak ada pembayaran lebih lanjut hingga masa efektifnya pun berhenti.
Nah, itu dia beberapa istilah yang akan sering muncul dalam diskusi, polis, maupun kelas asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Setelah ini, semoga kamu enggak bingung lagi dan nyambung ya.
Mau tahu lebih banyak tentang asuransi? Yuk, ikuti kelasnya di QM Financial! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.