Memilih saham bisa terasa rumit bagi pemula. Banyak istilah teknis, angka-angka di laporan keuangan, dan fluktuasi harga yang bikin bingung.
Tapi sebenarnya, semua orang bisa kok mulai investasi saham tanpa harus jadi ahli keuangan. Kuncinya adalah memahami dasar-dasarnya dan memilih saham dengan strategi yang tepat.
Table of Contents
Strategi Memilih Saham untuk Pemula

Investasi saham bukan soal tebak-tebakan atau ikut-ikutan tren. Ada cara sederhana yang bisa membantu menentukan pilihan tanpa harus pusing.
Dengan pendekatan yang tepat, risiko bisa dikendalikan dan peluang cuan jadi lebih besar. Yang penting, pahami dulu cara kerja pasar sebelum mulai menaruh modal.
Jadi, gimana caranya? Apakah memang rumit? Sebenarnya memilih saham bisa kok dibikin sederhana. Kita bisa belajar sambil jalan. So, lakukan beberapa hal ini untuk memulai.
1. Pilih Saham dari Perusahaan dengan Fundamental Kuat
Cari perusahaan yang keuangannya sehat. Lihat apakah pendapatannya stabil atau terus meningkat setiap tahun.
Perusahaan dengan utang yang terkendali lebih aman untuk jangka panjang. Cek juga apakah perusahaan rutin mencetak laba dan punya manajemen yang baik. Semua informasi ini bisa ditemukan di laporan keuangan yang dirilis secara berkala.
Baca juga: Strategi Cara Main Saham Pemula agar Cepat Paham dan Berhasil
2. Perhatikan Sektor yang Dipahami
Sebaiknya memilih saham industri yang familier denganmu agar lebih mudah memahami bisnisnya. Misalnya, kamu pasti punya rekening bank kan? Kalau kamu sering menggunakan layanannya, saham bank bisa jadi pilihan. Atau, mungkin kamu suka belanja online, coba cek perusahaan yang ada di sektor e-commerce.
Dengan memahami cara kerja bisnisnya, kamu akan lebih gampang menilai apakah prospeknya bagus atau tidak. Jangan hanya ikut-ikutan tren tanpa tahu seluk-beluk perusahaannya.
3. Periksa Kinerja Historis Saham
Lihat pergerakan harga saham dalam beberapa tahun terakhir. Saham yang stabil dan cenderung naik lebih menarik dibanding yang fluktuatif tanpa arah.
Perhatikan juga bagaimana saham itu bertahan saat pasar sedang turun. Jika harganya langsung jatuh drastis dan sulit naik lagi, mungkin risikonya terlalu tinggi. Sebaliknya, saham yang bisa pulih setelah krisis menunjukkan daya tahan yang lebih baik.
4. Pilih Saham Blue Chip
Blue chip adalah saham dari perusahaan besar dan mapan. Contohnya perusahaan perbankan, telekomunikasi, atau konsumsi yang sudah dikenal luas. Saham jenis ini biasanya lebih stabil dan tahan banting saat ekonomi sedang lesu.
Yah, pertumbuhannya mungkin tidak secepat saham kecil, tapi lebih aman untuk investor saham pemula kayak kamu yang baru mulai. Apalagi kalau perusahaan blue chip ini adalah perusahaan yang sering membagikan dividen. Lumayan banget, saham ini bisa dipilih karena jadi ada potensi penghasilan tambahan selain dari kepemilikan sahamnya.

5. Analisis Rasio Keuangan
Gunakan rasio keuangan dalam memilih saham untuk menilai kesehatan perusahaan.
Beberapa rasio yang patut diperhatikan adalah:
- P/E ratio: untuk menunjukkan apakah harga sahamnya mahal atau murah dibanding laba perusahaan
- ROE: untuk mengukur seberapa baik perusahaan menghasilkan keuntungan dari modalnya.
- Debt to Equity (D/E): untuk melihat seberapa besar utang perusahaan dibanding modal sendiri.
Rasio yang sehat menunjukkan perusahaan punya keuangan yang kuat dan dikelola dengan baik.
6. Hindari Saham Gorengan
Nah, kalau kamu tertarik untuk memilih saham yang tiba-tiba viral tanpa alasan jelas, kamu patut dan wajib banget waspada. Inilah yang namanya saham gorengan.
Saham gorengan biasanya punya harga yang naik turun ekstrem dalam waktu singkat. Kenaikannya sering kali bukan karena kinerja perusahaan, tapi karena ada pihak yang sengaja mengerek harga.
Investor pemula sebaiknya menjauhi saham seperti ini karena risikonya sangat tinggi. Harga bisa anjlok kapan saja tanpa alasan yang jelas. Ciri-cirinya, saham ini umumnya enggak punya fundamental yang kuat dan volume perdagangannya tiba-tiba melonjak tanpa alasan.
7. Perhatikan Dividen
Dividen adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan ke pemegang saham. Saham yang rutin membayar dividen menunjukkan perusahaan punya arus kas yang stabil. Dividen juga bisa jadi sumber pendapatan pasif bagi investor.
So, kamu bisa memilih saham dari perusahaan yang memiliki kebijakan dividen yang jelas dan konsisten. Jangan hanya melihat besar kecilnya dividen, tapi juga pastikan perusahaan tetap tumbuh.
8. Gunakan Metode Dollar Cost Averaging (DCA)
DCA adalah strategi investasi dengan membeli saham secara rutin dalam jumlah yang sama. Misalnya, beli saham setiap bulan tanpa peduli harga sedang naik atau turun. Cara ini membantu mengurangi risiko karena harga rata-rata pembelian lebih stabil.
Dengan metode ini, kamu enggak perlu takut ketinggalan momentum karena investasi dilakukan secara bertahap. Cocok untuk pemula yang belum punya banyak pengalaman membaca pergerakan pasar.
9. Ikuti Berita dan Sentimen Pasar
Investasi saham memang seyogyanya dilakukan untuk tujuan keuangan jangka panjang. Seharusnya, naik turunnya harga enggak akan banyak memengaruhi sepanjang kamu memilih saham dengan metode yang benar.
Tapi, naik turunnya harga ini juga tetap jangan diabaikan sama sekali. Harga saham bisa naik turun karena banyak faktor eksternal. Kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi global, atau isu tertentu bisa memengaruhi pasar. Misalnya, kenaikan suku bunga bisa membuat saham perbankan lebih menarik. Sebaliknya, ketegangan geopolitik bisa membuat pasar saham lebih volatile.
Meski untuk investasi jangka panjang, kamu tetap wajib selalu update informasi agar bisa mengambil keputusan dengan lebih baik. Pasalnya, bisa saja kamu harus mengubah strategi investasi jangka panjang karena ada perubahan kondisi. Jangan sampai kamu mengambil keputusan karena panik doang.

10. Gunakan Aplikasi atau Platform yang Andal
Pilih aplikasi investasi yang mudah digunakan dan punya fitur analisis yang lengkap. Pastikan aplikasi itu sudah terdaftar di OJK agar lebih aman.
Beberapa aplikasi juga menyediakan berita pasar dan fitur simulasi trading. Ini bisa membantu memahami cara kerja investasi sebelum benar-benar terjun ke pasar. Jangan asal pilih platform hanya karena sedang populer, cek dulu keamanannya.
Baca juga: Tanya Jawab tentang Pasar Modal #2: Ketika Krisis Pasar Datang
Memilih saham itu enggak harus ribet, asal tahu langkah-langkah dasarnya. Dengan memahami cara kerjanya dengan benar, investasi bisa lebih aman.
Jangan buru-buru pengin cuan dalam waktu singkat. Yang penting, mulai dengan strategi yang sederhana dan konsisten. Semakin sering belajar dan mencoba, semakin terasah kemampuan dalam berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!