5 Tanda Mandiri secara Finansial
Mandiri secara finansial artinya adalah situasi ketika seseorang sudah mampu mengurus keuangan mereka sendiri, tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang tua atau keluarga, atau yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan, hal ini adalah step pertama untuk mencapai kebebasan finansial.
Cara individu mengatur keuangannya bisa berbeda-beda. Namun bagi mereka yang sedang di usia produktif, sangat penting untuk mempelajari cara-cara mengelola keuangan pribadi. Tujuannya tidak hanya agar pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup, tetapi juga untuk menjamin kestabilan finansial di masa depan.
Walaupun masih belum ideal, tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan oleh generasi milenial dan gen Z yang semakin mengerti pentingnya mandiri secara finansial. Mereka mulai belajar menghasilkan uang, mulai berinvestasi, dan beberapa bahkan sudah yakin bahwa tujuan finansial akhirnya adalah bisa merasakan bebas finansial.
Mandiri secara finansial bukan tentang siapa yang memiliki gaji tertinggi, bisa berkeliling Indonesia, atau memiliki barang-barang mewah. Yang paling penting adalah kemampuan dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan, mari kita pelajari beberapa karakteristik orang yang sudah mandiri secara finansial.
Tanda Mandiri secara Finansial
1. Menghasilkan Pendapatan Sendiri
Poin penting dalam mandiri secara finansial adalah memiliki pendapatan, penghasilan, atau income sendiri dari pekerjaan yang dijalani. Artinya, kamu memiliki gaji atau pendapatan yang mampu membiayai semua kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari membayar tagihan hingga membiayai gaya hidupmu.
Jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya tetapi masih bergantung atau menerima bantuan finansial dari keluarga, berarti kamu belum bisa dikatakan mandiri secara finansial.
Tak perlu khawatir, proses ini memang memerlukan waktu dan setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan tetapi masih menerima bantuan, cobalah belajar lebih lanjut tentang manajemen keuangan.
Sedangkan bagi kamu yang belum memiliki pekerjaan, jangan berhenti berusaha dan jangan menyerah. Di era sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan lupa untuk terus meningkatkan keahlian dan pengetahuanmu.
2. Punya dana darurat
Dana cadangan atau dana darurat adalah jumlah uang yang disisihkan khusus untuk digunakan dalam situasi mendesak. Contohnya, jika kamu secara tiba-tiba harus berhenti bekerja, sakit, atau membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak lainnya, sementara penghasilanmu sedang tidak stabil atau tidak siap untuk menghadapi situasi yang tak terduga. Dana ini menjadi penolong dalam situasi tersebut.
Salah satu tanda mandiri secara finansial adalah kamu dapat mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk membangun dana darurat ini. Berapa sih idealnya? Tergantung pada jumlah orang yang menggantungkan hidupnya padamu, dana darurat idealnya setara dengan 3-12 kali total pengeluaran bulananmu.
Tidak perlu merasa harus langsung mencukupi 3 atau 6 kali pengeluaran sekaligus. Kamu bisa mencicil setiap bulan untuk mencapai target ideal tersebut. Konsistensi adalah kunci utamanya, dan yang penting: mulai aja dulu.
3. Mampu Membayar Cicilan dengan Tepat Waktu
Sebuah indikator lain dari mandiri secara finansial adalah kemampuanmu dalam menangani utang. Jika kamu mampu membayar semua cicilanmu, seperti KPR, kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lainnya secara tepat waktu, maka selamat, kamu termasuk dalam kategori orang yang sudah mandiri secara finansial.
Namun, jika keadaan sebaliknya yang terjadi, cobalah untuk mengevaluasi ulang semua pengeluaran bulanan atau cicilanmu. Mungkin pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu. Perlu diingat bahwa idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulananmu.
4. Bisa Menabung
Menabung adalah praktik dasar pengelolaan keuangan, yang berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh untuk digunakan di masa mendatang. Ini adalah langkah awal dalam merencanakan keuangan dan penting agar dapat mandiri secara finansial.
Kemampuan untuk menabung menunjukkan bahwa seseorang mampu mengelola uangnya dengan baik, yaitu bisa mengontrol pengeluaran dan memprioritaskan alokasi penghasilan.
5. Bisa Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat dan menjalankan rencana keuangan jangka panjang adalah bagian penting dari mandiri secara finansial. Rencana keuangan jangka panjang membantu seseorang untuk memahami tujuan keuangannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Rencana keuangan jangka panjang biasanya mencakup tujuan seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan pensiun. Memiliki dan menjalankan rencana ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya memikirkan kebutuhan dan keinginannya saat ini, tetapi juga merencanakan masa depan.
Rencana keuangan jangka panjang juga akan mencakup strategi untuk mengelola utang. Baik itu utang KPR misalnya, atau utang-utang yang lainnya. Memiliki rencana dan mampu untuk membayar utang ini adalah bagian penting dari mandiri secara finansial.
Secara keseluruhan, memiliki rencana keuangan jangka panjang adalah tanda mandiri secara finansial, karena menunjukkan bahwa seseorang telah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan mereka secara finansial, dan bukan hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan saat ini. Ini adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan finansial jangka panjang.
Mandiri secara finansial bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Butuh disiplin, perencanaan, dan keterampilan manajemen keuangan yang baik untuk bisa mewujudkannya.
Namun, bukan berarti itu tidak bisa dicapai. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, kamu bisa mandiri secara finansial, yang pada akhirnya akan memberikan rasa keamanan, kebebasan, dan kedamaian pikiran.
Setiap langkah, mulai dari menabung secara rutin, berinvestasi untuk masa depan, hingga merencanakan secara finansial, semuanya membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir itu. Selalu ingat, dalam perjalanan untuk bisa mandiri secara finansial, kunci utamanya adalah konsistensi dan kesabaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Motivasi Kerja Karyawan Ternyata Dipengaruhi 7 Faktor Ini, Apa Saja?
Di dunia kerja yang dinamis dan kompetitif, motivasi kerja karyawan adalah elemen kunci yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan. Motivasi tidak hanya memengaruhi produktivitas saja. Namun, juga memainkan peran penting dalam retensi karyawan, kepuasan kerja, dan kinerja keseluruhan tim.
Namun, motivasi kerja karyawan enggak datang begitu saja. Belum lagi apa yang memotivasi satu karyawan mungkin tidak berlaku untuk yang lain. Ada berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang dapat memengaruhi tingkat motivasi karyawan. Apa saja? Yuk, coba kita lihat satu per satu.
7 Faktor yang Memengaruhi Motivasi Kerja Karyawan
1. Gaji
Gaji adalah salah satu faktor penting yang memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Pasalnya, pada umumnya karyawan memang bekerja untuk mendapatkan gaji. Gaji memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Tanpa pendapatan yang cukup, kualitas hidup seseorang bisa menurun, sehingga karyawan cenderung termotivasi untuk bekerja lebih keras demi mendapatkan penghasilan yang memadai. Dengan penghasilan yang cukup, karyawan dapat merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik dan mencapai stabilitas finansial. Hal ini dapat mencakup tabungan, investasi, dan persiapan untuk masa depan, seperti pendidikan anak dan pensiun.
2. Atasan
Atasan atau pemimpin dalam suatu organisasi juga memainkan peran penting sebagai motivasi kerja karyawan.
Atasan yang mengakui dan menghargai kontribusi karyawan dapat memperkuat rasa pencapaian dan kepuasan kerja, sehingga motivasi kerja karyawan akan terbentuk dengan baik. Atasan yang memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan dapat membantu karyawan mengatasi hambatan dan tantangan dalam pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan memungkinkan karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
So, adalah penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa dalam perusahaan tersebut ada pemimpin yang efektif, yang peduli tentang kesejahteraan dan pengembangan karyawan.
3. Apresiasi
Apresiasi atau pengakuan adalah salah satu faktor motivasi kerja karyawan yang jugasangat penting. Apresiasi atas pekerjaan yang baik dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai, mereka akan lebih percaya diri dalam melakukan tugas dan tanggung jawab mereka.
Pengakuan atas usaha dan kontribusi karyawan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Karyawan yang merasa dihargai cenderung merasa lebih bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian, tumbuhlah loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Apresiasi atas kerja keras dan pencapaian karyawan dapat berfungsi sebagai motivator yang kuat. Hal ini mendorong karyawan untuk terus melakukan yang terbaik dan berusaha mencapai tujuan yang lebih tinggi.
4. Rekan Kerja
Rekan kerja juga memainkan peran penting dalam lingkungan kerja dan dapat menjadi salah satu sumber motivasi kerja karyawan.
Salah satunya sebagai jaringan dukungan sosial di tempat kerja. Mereka bisa menjadi seseorang untuk berbicara, berbagi pengalaman, dan kadang-kadang memberikan bantuan dalam tugas. Dukungan sosial ini bisa sangat penting dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Rekan kerja yang dapat bekerja sama dengan baik memungkinkan penyelesaian tugas yang lebih mudah sekaligus lebih menyenangkan. Kerja sama ini bisa menjadi motivasi untuk karyawan karena mereka merasa menjadi bagian dari tim yang berhasil.
5. Budaya Kerja
Budaya kerja ini merujuk pada nilai-nilai yang membentuk cara kerja dalam perusahaan dan bagaimana anggotanya berinteraksi satu sama lain dan dengan pihak luar. Budaya yang positif dan kuat dapat menjadi salah satu faktor motivasi kerja karyawan.
Salah satunya adalah budaya kerja yang mempromosikan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan. Karyawan yang merasa bahwa mereka memiliki suara dalam organisasi cenderung lebih termotivasi.
Karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam membangun dan memelihara budaya kerja yang positif, karena ini secara langsung dapat memengaruhi tingkat kepuasan kerja, retensi, dan motivasi kerja karyawan.
6. Peluang
Banyak karyawan memiliki aspirasi karier dan tujuan jangka panjang. Jika mereka melihat peluang untuk maju dalam karier mereka, maka karyawan pun akan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan memberikan kontribusi yang berarti.
Peluang untuk peningkatan gaji atau bonus lainnya juga merupakan motivasi kerja karyawan yang kuat. Karyawan yang melihat adanya peluang untuk peningkatan finansial cenderung lebih termotivasi untuk mencapai target dan bekerja dengan efisien.
Sementara itu, juga bagi banyak karyawan, peluang untuk tumbuh tidak hanya berarti kemajuan finansial atau karier saja, tetapi juga kepuasan pribadi. Mengembangkan keterampilan baru, mengambil tanggung jawab baru, atau berkontribusi pada proyek yang penting dapat memberikan kepuasan pribadi yang mendalam.
7. Kondisi Keuangan Pribadi
Kondisi keuangan pribadi umumnya juga menjadi faktor penting dalam motivasi kerja karyawan.
Sebut saja seperti adanya kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, pakaian, dan perawatan kesehatan, yang untuk mendapatkannya seseorang akan perlu uang. Karyawan yang memiliki kebutuhan finansial mendasar akan termotivasi untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain kebutuhan dasar, banyak orang juga termotivasi oleh keinginan untuk mencapai tingkat kenyamanan dan gaya hidup tertentu. Nah, yang ada di sini termasuk memiliki rumah yang lebih baik, mobil, liburan, atau hobi yang memerlukan pengeluaran lebih banyak.
Karyawan juga termotivasi oleh keinginan untuk mencapai keamanan finansial. Hal ini bisa berarti memiliki tabungan yang cukup, investasi, atau asuransi yang memastikan bahwa mereka dan keluarga mereka akan baik-baik saja dalam situasi darurat atau setelah pensiun.
Memiliki keuangan yang sehat dapat memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat pilihan yang lebih luas dalam hidup, seperti memilih pekerjaan yang mereka sukai, memulai bisnis sendiri, atau bahkan memilih untuk bekerja paruh waktu.
Kondisi keuangan pribadi sepertinya memang menjadi salah satu motivasi terkuat bagi karyawan untuk bisa bekerja dengan baik. Dengan memahami hal ini, maka penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan menyediakan pelatihan finansial sebagai bagian dari inisiatif pengembangan karyawan.
Financial training tidak hanya akan memberdayakan karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif lo. Namun, juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan dan apresiasi terhadap perusahaan.
Selanjutnya, karyawan yang memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan cenderung lebih fokus, produktif, dan kurang stres, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, investasi dalam pelatihan finansial untuk karyawan adalah langkah strategis yang menguntungkan, yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan, pada gilirannya, meningkatkan motivasi dan retensi karyawan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Sudah pernah dengar financial intelligence, kan? Atau, kecerdasan finansial. Kalau sudah beberapa waktu suka mantengin QM Financial, pasti enggak asing deh dengan istilah ini.
Kecerdasan finansial adalah keterampilan seseorang untuk bisa memahami pentingnya pengelolaan dan perencanaan keuangan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dengan baik dan mewujudkan impiannya.
Tolok ukur dari baiknya kecerdasan finansial ini bisa beragam, mulai dari kemampuan menabung yang tinggi, memiliki aset yang bertumbuh, hingga kemampuannya untuk mendapatkan penghasilan, terutama penghasilan pasif. Kalau mau dilihat dari hasil akhirnya, maka seseorang yang memiliki kecerdasan finansial yang baik, maka ia pun akan mandiri finansial, dan semakin dapat memenuhi kebutuhan hidup sekaligus gaya hidup tanpa kesulitan. Bahkan, ia bisa melakukannya tanpa harus menukarkan energi dan waktunya dengan bekerja secara fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan finansialnya, semakin dekat pula ia ke level financial freedom.
Kecerdasan Finansial = Bakat?
Enggak, kecerdasan finansial bukan termasuk bakat. Kecerdasan finansial dapat dipelajari, dilatih, disempurnakan, dan diupdate secara terus menerus. Siapa pun bisa berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan finansialnya.
Dan, jangan salah. Sebenarnya kecerdasan finansial ini bukan berfokus pada uang, kekayaan, aset, harta, dan sebagainya. Justru kecerdasarn finansial adalah mindset; pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Pasalnya, bukan uang yang membuat kita jadi orang sukses, tetapi pada mindset yang benar. Bukan sekadar banyak uang, tetapi apakah kita berhasil mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan harapan; atau, apakah kita berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Finansial
Sayangnya, finansial memang tak pernah masuk ke dalam kurikulum sekolah. Padahal kita tahu, bahwa literasi finansial merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh kita yang ingin punya hidup yang semakin berkualitas ke depannya.
Memang ada sih sekolah keuangan. Tapi di sekolah tersebut, kita akan belajar akuntansi, dan targetnya agar bisa bekerja di perusahaan. Bukan pengelolaan keuangan pribadi untuk meningkatkan kecerdasan finansial. Karena itulah, QM Financial berkomitmen untuk mengelola ceruk yang belum tersentuh ini.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan tingkat kecerdasan finansial kita, meskipun tidak pernah ada sekolah formal untuk itu.
Belajar dari pengalaman
Ya, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Siapa pun pasti setuju dengan ungkapan ini, bukan?
Memang banyak yang membuktikan, mereka bisa meningkatkan kecerdasan finansial masing-masing dengan memiliki pengalaman ini dan itu. Misalnya, mereka pernah merasakan kehilangan pekerjaan, sehingga kemudian mereka sadar pentingnya untuk punya tabungan yang bisa digunakan di masa darurat. Mereka merasakan terlilit utang, sehingga kemudian mereka berusaha untuk bijak dalam berutang. Ada yang coba-coba untuk berinvestasi, dan kemudian senang sekali ketika hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Ada yang belajar dari pengalaman pribadi, ada pula yang belajar dari pengalaman orang lain.
Pengalaman tidak selamanya manis, tetapi pasti banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Jangan dianggap tak butuh biaya, karena justru dari pengalaman, learning cost-nya bisa sangat mahal. Ibaratnya, orang harus rugi ratusan juta dulu, sebelum menyadari bahwa cara yang dilakukannya salah. Untuk memperbaikinya, tak jarang mereka harus kembali ke titik nol, dan melakukannya dari awal lagi.
Belajar dari orang lain
Ada orang lain yang lebih ahli daripada kita, dalam bidang apa saja. Termasuk keuangan atau finansial. Mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak. Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial dari mereka.
Dengan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, membuat peluang untuk kita melakukan banyak kesalahan seperti halnya ketika learning by doing akan dapat ditekan. Kita enggak perlu trial and error terlalu banyak, karena ada yang memberi panduan ataupun petunjuk bagaimana melakukannya dengan benar.
Seperti kalau kamu ikut kelas-kelas finansial online yang diadakan oleh QM Financial, atau ikut #QMTraining. Bersama trainers QM Financial yang berpengalaman, kamu bisa tahu banyak ilmu mengelola keuangan yang benar. Selanjutnya, kamu tinggal praktikkan saja di kehidupan sehari-hari.
Meski memang bisa menekan kesalahan yang berpotensi terjadi, belajar keuangan dari orang lain juga harus dilakukan tidak dengan sembarangan. Pasalnya, yang namanya personal finance sudah pasti akan personal sifatnya. Apa yang bisa dilakukan dengan baik oleh orang lain, belum tentu cocok untuk kamu lakukan dan memberikan efek yang sama. Semua ini bisa terjadi karena kondisi dan kemampuan keuangan individu yang berbeda.
Karena itu, meski kita bisa belajar dari orang lain, kita juga perlu kecerdasan dari diri sendiri dulu; harus bisa memilah, mana yang cocok dan mana yang tidak. Mana yang baik efeknya untuk kita, dan mana yang tidak.
Belajar dari buku, video, ataupun sumber yang bisa didapatkan dari mana saja
Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial kita dengan belajar mandiri dari artikel, buku, video, dan berbagai sumber lain yang sekarang bisa didapatkan dengan mudah. Thank to technology!
Kamu bisa menambah ilmu keuangan dari membaca-baca artikel website ataupun konten-konten media sosial. Kamu juga bisa menonton berbagai video yang sekarang banyak ditemukan, pun mendengarkan audio dalam bentuk podcast secara gratis bak siaran radio. Topiknya beragam, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
However, belajar meningkatkan kecerdasan finansial melalui buku, video, dan sumber-sumber sejenis ini akan butuh disiplin dan konsistensi yang besar. Tanpa komitmen, belajar mandiri akan hanya sekadar lewat saja ilmunya. Belum lagi kalau tulisan atau kontennya terlalu rumit. Jadi malas kan ya, buat membaca, mendengar, atau menontonnya?
Nah, semua memang kembali ke diri sendiri, pada akhirnya kan? Seberapa kita berniat untuk belajar keuangan lebih banyak, dan seberapa besar kita mampu berkomitmen untuk meningkatkan kecerdasan finansial kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Rencana Keuangan, Mengapa Kita Perlu Memilikinya? Ini 5 Alasannya!
Mengapa kita perlu membuat dan mempunya rencana keuangan? Iya, apa pentingnya rencana keuangan?
Sebagian dari orang yang tak punya rencana keuangan berdalih, bahwa rencana hanya akan membatasi ruang gerak kita. Yang lain lagi berpendapat, ah, rencana itu selalu berubah. So, why should we make a plan in the first place?
Mungkin bener sih, rencana akan selalu berubah, tapi tidak untuk keuangan. Justru rencana ada agar tidak terlalu banyak perubahan, dan kita bisa fokus pada tujuan, if it comes to financial. Coba simak yang berikut ini yuk.
Alasan Mengapa Kita Perlu Memiliki Rencana Keuangan
1. Banyak kebutuhan
Kebutuhan kita itu banyak. Setuju kan? Dan selalu, kebutuhan itu selalu lebih besar ketimbang sumber daya yang ada. Sudah dari sononya diatur seperti itu, kayaknya sih.
So, apa yang bisa kita lakukan? Ya mengatur sumber daya yang ada agar bisa mencukupi semua kebutuhan yang ada. Maunya kan, semua terpenuhi, ya kan? Dengan rencanalah kita bisa melakukannya.
Dengan rencana keuangan yang komprehensif, penghasilan berapa pun jadi bisa-bisa aja tuh dipakai untuk memenuhi semua kebutuhan. Bahkan sampai jauh ke depan.
2. Jalan untuk mencapai tujuan
Ibaratnya, kita membuat itinerary sebelum traveling. Kita jadi membuat alur perjalanan, mau lewat mana saja, atau lebih baik lewat mana yang paling mudah dan cepat. Kita juga bisa memprediksi, sekiranya ada halangan atau masalah di tengah jalan. Mau ke Bandung, kita tahu kalau rute A bakalan banyak ketemu macet, maka kita mencari alternatif jalur yang lain yang lebih lancar.
Demikian pula fungsi rencana keuangan. Selain bisa menentukan arah untuk mencapai tujuan, kita juga bisa memproyeksikan masalah yang mungkin terjadi dan bersiap dengan solusi yang paling pas.
3. Memberi rasa aman
Adanya rencana keuangan yang komprehensif akan memberikan kita rasa aman, terutama jika kita terpaksa harus menghadapi kondisi yang tak pasti.
Seperti sekarang ini, misalnya, ketika pandemi terjadi. Semua orang perlu beradaptasi agar bisa survive. Tetapi, mereka yang sudah memiliki rencana keuangan yang komprehensif pasti akan lebih tenang menghadapi krisis. Kenapa lebih tenang? Ya, karena dana darurat pasti aman, budgeting juga sudah biasa, pun sudah punya beberapa aset aktif, yang bisa jadi jaring pengaman sampai krisis berlalu. Harus hidup lebih hemat dan bijak lagi? Nggak masalah, karena sudah terbiasa mengelola keuangannya dengan baik.
Rencana berubah? Ya, enggak masalah. Memang harus disesuaikan dengan kondisi kan? Kondisi berubah, kebiasaan berubah, rutinitas berubah, kan hal yang biasa. Rencana juga disesuaikan, supaya survive bersama.
4. Salah satu jurus mengelola utang
Kadang kita memang perlu meminjam dana, terutama untuk tujuan-tujuan besar. Nggak ada yang salah dengan hal tersebut.
Namun, utang akan dapat jadi bumerang kalau kita mengambilnya tanpa membuat rencana keuangan yang matang terlebih dahulu, terutama terkait pembayarannya kembali. Yah, namanya utang, ya harus dibayar. Pinjam, ya harus dikembalikan. Tapi tanpa punya rencana, rasanya bakalan sulit banget untuk bisa mengelola utang dengan baik.
5. Tentu saja, untuk masa depan!
Of course ini alasan yang paling besar. Kita harus punya rencana untuk masa depan!
Pastinya, kamu punya mimpi-mimpi, cita-cita, harapan untuk hidup lebih baik di masa depan; menikah, berkeluarga, punya rumah sendiri, keliling dunia, menjalani masa pensiun sejahtera, bisa jadi beberapa mimpi dan cita-citamu.
Kamu boleh saja bermimpi apa pun, menargetkan apa pun untuk hidupmu di masa depan. Tapi, tanpa di-backup dengan rencana keuangan yang komprehensif, rasanya kok ya agak mustahil untuk diwujudkan semua. Mengapa? Balik lagi ke poin pertama di atas: karena kita akan selalu punya banyak kebutuhan. Tanpa rencana, boro-boro bisa meraih mimpi di masa depan, buat jalani hari ke hari saja mungkin akan kesulitan.
Nah, masih ragu untuk membuat rencana keuangan kamu sendiri? Enggak sulit kok, malahan sederhana dan pasti bisa kamu lakukan, karena yang tahu apa yang kamu inginkan adalah dirimu sendiri. Sehingga membuat rencana keuangan untuk diri sendiri itu seharusnya akan lebih mudah.
Yuk, belajar membuat rencana keuangan kamu sendiri! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.