Rekomendasi Kelas Keuangan Online yang Bisa Membantu Mengelola Keuangan Lebih Baik
Mengelola uang dengan baik itu bukan cuma soal rajin menabung atau menghindari boros. Ada banyak aspek keuangan yang perlu dipahami supaya kondisi finansial tetap sehat dan stabil. Buat yang masih bingung harus mulai dari mana, ikut kelas keuangan bisa jadi langkah pertama yang tepat. Lewat kelas yang tepat, belajar atur uang jadi lebih mudah dan nggak terasa membosankan.
Sekarang, belajar keuangan nggak perlu ribet. Ada banyak pilihan kelas online yang bisa diikuti kapan saja tanpa harus datang ke tempat tertentu.
Table of Contents
Kelas Keuangan buat Kamu yang Pengin Bisa Kelola Finansial dengan Baik

Salah satu yang bisa dicoba adalah kelas keuangan dari QM Financial. Dengan metode belajar yang praktis dan mudah dipahami, kelas ini cocok buat siapa saja yang ingin memperbaiki cara mengelola keuangan tanpa pusing dengan teori yang rumit.
Memangnya, ada kelas apa saja? Ada lengkap, berjenjang lagi. Ini dia.
1. Kelas Basic Series
Kelas Basic Series dirancang khusus buat yang masih bingung soal keuangan pribadi. Cocok buat pemula yang baru mulai dan belum paham cara mengelola uang dengan baik.
Lewat kelas keuangan ini, konsep perencanaan keuangan dijelaskan secara menyeluruh berdasarkan empat pilar utama. Semua materinya dibuat simpel supaya mudah dipahami, bahkan buat yang belum pernah belajar soal finansial sama sekali.
Ada lima kelas yang bisa diikuti, masing-masing membahas aspek penting dalam pengelolaan keuangan:
- Blueprint of Your Money, yang akan memberikan gambaran besar kondisi keuangan pribadi. Dari sini, bisa mulai menyusun strategi pengelolaan uang yang lebih rapi dan terarah.
- How to Manage Your Cash Flow, untuk belajar cara mengatur pemasukan dan pengeluaran supaya uang nggak habis begitu saja.
- How to Set Your Financial Goals, untuk tahu cara menetapkan target finansial yang realistis dan strategi mencapainya tanpa merasa terbebani.
- Get to Know Your Investment Products, yang membahas berbagai jenis investasi dan bagaimana cara menyesuaikannya dengan kebutuhan serta profil risiko.
- Berkenalan dengan Investasi Saham, yang menjelaskan dasar-dasar investasi saham dengan bahasa yang gampang dimengerti.
Semua kelas ini dirancang biar nggak bikin pusing. Penjelasannya santai, tapi tetap informatif. Cocok buat yang mau mulai atur keuangan dengan lebih baik tanpa harus jadi ahli keuangan dulu.

2. Kelas Intermediate Series
Setelah paham dasar-dasar keuangan, saatnya naik level ke Kelas Intermediate Series. Kelas keuangan ini cocok buat yang sudah ikut kelas basic dan mau belajar lebih dalam. Materinya lebih detail, tapi tetap gampang dipahami. Ada juga worksheet praktis yang bikin proses belajar makin jelas dan aplikatif.
Di kelas ini, ada lima topik utama yang bakal dibahas:
- Menghitung Kebutuhan Investasi, yang mengajarkan cara menghitung kebutuhan investasi sesuai tujuan finansial.
- Memilih Reksa Dana, yang akan membahas cara memilih reksa dana yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risiko.
- Asuransi Kesehatan, mengupas bagaimana cara memilih asuransi yang benar-benar sesuai kebutuhan, supaya nggak salah pilih dan malah rugi.
- Asuransi Jiwa, menjelaskan dengan sederhana siapa yang butuh asuransi jiwa, kapan harus beli, dan bagaimana cara memilih yang terbaik.
- Bedah Polis Asuransi, yang akan bantu kamu memahami isi polis secara detail, termasuk hak dan kewajiban pemegang polis. Jadi, bisa lebih yakin dengan perlindungan yang dimiliki.
Materi di kelas ini lebih dalam dibanding level basic, tapi tetap disampaikan dengan cara santai. Cocok buat yang mau makin paham soal keuangan dan siap bikin keputusan finansial yang lebih cerdas.
Baca juga: Kelas Keuangan untuk Pemula: Dasar-Dasar yang Harus Diketahui
3. Kelas Elective Series
Setiap orang punya tujuan finansial yang berbeda. Ada yang ingin menyiapkan dana pensiun, ada yang fokus ke pendidikan anak, atau ingin punya rumah pertama. Kelas Elective Series dirancang buat yang ingin belajar keuangan lebih spesifik sesuai kebutuhan. Materinya langsung ke poin penting, jadi lebih mudah dipahami dan diterapkan.
Berikut tiga kelas keuangan yang bisa diikuti:
- Dana Pensiun, membahas cara menyiapkan dana pensiun sejak dini.
- Dana Pendidikan, ngajarin cara menghitung kebutuhan dana pendidikan, strategi menabung, dan pilihan investasi yang paling sesuai.
- Dana Rumah Pertama, membahas cara mengumpulkan dana untuk DP, memilih skema KPR yang tepat, serta tip mengelola keuangan supaya cicilan tetap aman tanpa mengorbankan kebutuhan lain.
Setiap kelas dirancang dengan pembahasan yang praktis dan langsung bisa diterapkan. Cocok buat yang ingin lebih fokus pada tujuan finansial tertentu tanpa perlu belajar semuanya sekaligus.

4. Kelas Tematik Ramadan
Selain kelas keuangan dengan kurikulum terstruktur, QM Financial juga punya kelas tematik dengan topik menarik. Kelas ini cocok buat yang ingin belajar keuangan dari sudut pandang berbeda. Khusus bulan Ramadan, ada Syariah Financial Class yang membahas keuangan sesuai prinsip syariah. Materinya praktis dan mudah dipahami, jadi nggak perlu khawatir kalau masih pemula.
Berikut empat kelas yang bisa diikuti:
- Islamic Financial Planning, untuk belajar memahami prinsip dasar syariah supaya pengelolaan keuangan tetap sesuai prinsip Islam.
- Get to Know Your Syariah Financial Products, bakal dijelaskan jenis-jenis produk finansial syariah, bisa dipilih yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Get to Know Your Syariah Investment Products, membahas berbagai pilihan investasi halal, seperti reksa dana syariah, saham syariah, dan instrumen lainnya.
- Syariah Class: Waris Islam with Cariustadz.id, dengan pembahasan yang lebih mendalam dengan panduan dari ahli. Jadi, lebih paham bagaimana mengelola warisan sesuai syariat.
Semua kelas ini dirancang supaya mudah dipahami dan bisa langsung diterapkan. Cocok buat yang ingin mengelola keuangan dengan prinsip syariah tanpa bingung harus mulai dari mana.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Belajar mengelola uang itu investasi buat masa depan. Dengan ikut kelas keuangan, banyak hal yang sebelumnya terasa rumit bisa jadi lebih jelas dan gampang dipraktikkan.
Nggak perlu lagi bingung soal budgeting, investasi, atau perencanaan keuangan jangka panjang. Tinggal pilih kelas yang sesuai kebutuhan, lalu mulai langkah kecil untuk kondisi finansial yang lebih sehat dan terarah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan Umum Saat Belajar Finance untuk Pemula yang Harus Dihindari
Belajar finance bukan cuma soal hitung-hitungan atau tahu cara investasi. Banyak pemula yang semangat di awal, tapi malah terjebak kesalahan yang bikin proses belajarnya jadi berantakan.
Ada yang langsung buru-buru investasi tanpa paham dasarnya, ada juga yang percaya mitos keuangan tanpa cek kebenarannya.
Kesalahan belajar finance seperti ini bisa bikin salah langkah, rugi, atau bahkan kapok belajar keuangan.
Table of Contents
Belajar Finance dan Kesalahan yang Sering Dilakukan

Biar enggak jatuh ke jebakan yang sama, penting buat tahu kesalahan umum belajar finance yang sering terjadi. Dengan begitu, bisa lebih siap dan punya strategi belajar yang lebih efektif.
Artikel ini bakal membahas apa aja kesalahan yang sering dilakukan pemula saat mereka mulai belajar finance. Kalau paham dari awal, belajar keuangan bisa lebih lancar dan hasilnya pun lebih maksimal.
1. Belajar Hanya dari Satu Sumber
Hanya mengandalkan satu sumber bisa bikin pemahaman jadi sempit, apalagi kalau sumbernya kurang objektif. Finance itu bidang yang luas dan terus berkembang, jadi penting untuk membandingkan berbagai perspektif. Dengan begitu, bisa lebih kritis dalam menyaring informasi dan menemukan strategi yang benar-benar cocok.
Baca juga: Belajar Ilmu Finansial: Konsep Dasar yang Harus Dipahami
2. Enggak Belajar dari Dasar Dulu
Langsung terjun ke investasi seperti saham atau kripto tanpa memahami konsep dasar keuangan saat belajar finance sering kali membuat pemahaman menjadi setengah-setengah dan berisiko tinggi.
Contohnya, sebelum mulai berinvestasi dan memikirkan untuk punya penghasilan pasif, orang harus paham konsep dasar keuangan. Karena, tanpa keuangan dasar yang sehat, enggak ada orang yang akan sukses berinvestasi.
Ligwina Hananto, Lead Trainer di QM Financial, mengembangkan “Blueprint of Your Money”. Konsep ini menekankan pentingnya memulai dengan Financial Check Up untuk menilai kesehatan keuangan, kemudian menetapkan Financial Plan dengan tujuan yang jelas, memastikan adanya Proteksi melalui asuransi, memahami Status Harta dan Utang serta akses darurat, dan akhirnya membangun Aset Aktif seperti bisnis atau investasi lainnya.
Tanpa memahami dan menerapkan langkah-langkah dasar ini, pemula mungkin akan kesulitan menentukan instrumen investasi yang tepat sesuai dengan tujuan keuangan mereka. Akhirnya, berpotensi mengambil keputusan yang kurang tepat.

3. Pengin Serbacepat
Banyak yang pengin cepat kaya tanpa sadar kalau belajar finance itu butuh waktu, proses, dan strategi yang matang. Langsung lompat ke investasi tanpa paham prinsip dasar seperti manajemen risiko, diversifikasi, dan perencanaan keuangan justru bikin langkah jadi ngawur. Akibatnya, bukannya untung, malah gampang terjebak investasi bodong atau keputusan finansial yang gegabah.
Serbacepat dalam keuangan sering berujung pada ekspektasi yang nggak realistis dan keputusan emosional. Misalnya, buru-buru beli aset karena FOMO tanpa riset, atau ikutan tren investasi tanpa tahu apakah itu cocok buat kondisi keuangan sendiri. Lebih baik pelan tapi paham, bangun fondasi yang kuat, dan ambil keputusan dengan kepala dingin supaya hasilnya benar-benar menguntungkan di jangka panjang.
4. Enggak Cek dan Ricek
Banyak yang langsung percaya info dari media sosial atau grup investasi tanpa cek dulu sumbernya, padahal belum tentu benar. Mitos seperti “utang itu selalu buruk” atau “saham selalu untung” bisa bikin keputusan jadi salah arah. Bahkan, ada yang terjebak skema investasi bodong karena tergiur janji profit tinggi tanpa risiko.
Di era digital, informasi menyebar cepat, tapi enggak semuanya valid atau relevan buat kondisi keuangan pribadi. Sebelum mengikuti saran finansial, pastikan informasinya datang dari sumber tepercaya dan bisa dibuktikan. Selalu luangkan waktu buat riset sendiri agar keputusan keuangan lebih matang dan terhindar dari jebakan.
5. Melupakan Aspek Psikologis
Banyak yang fokus belajar finance dari sisi angka, strategi, dan analisis, tapi lupa kalau emosi dan pola pikir juga berperan besar dalam keputusan keuangan.
Bias kognitif bisa bikin seseorang merasa terlalu percaya diri atau takut mengambil risiko, padahal situasinya belum tentu sesuai. FOMO sering membuat orang terburu-buru membeli aset karena takut ketinggalan tren, tanpa riset yang cukup.
Emotional spending juga jadi jebakan. Biasanya terjadi karena keputusan belanja diambil berdasarkan perasaan, bukan kebutuhan. Misalnya, belanja impulsif setelah stres atau ikut-ikutan gaya hidup teman tanpa mempertimbangkan kondisi keuangan sendiri.
Memahami aspek psikologi ini penting agar bisa mengelola keuangan dengan lebih rasional dan disiplin, bukan sekadar mengikuti emosi sesaat.

6. Enggak Konsisten
Finance bukan ilmu yang cukup dipelajari sekali lalu selesai, karena dunia keuangan selalu berubah dan berkembang. Banyak pemula yang awalnya antusias, baca buku, ikut webinar, atau belajar investasi, tapi setelah beberapa waktu, semangatnya menurun dan akhirnya berhenti. Akibatnya, pemahaman mereka stagnan, padahal tanpa update ilmu, strategi yang dulu efektif bisa jadi sudah enggak relevan lagi.
Misalnya, investasi yang dulu menguntungkan bisa berubah karena kondisi pasar atau regulasi baru, dan tanpa terus belajar, sulit untuk beradaptasi. Selain itu, mindset keuangan juga perlu diperbarui seiring dengan perubahan kondisi pribadi, seperti naik gaji, menikah, atau merencanakan pensiun.
Konsistensi dalam belajar dan mengikuti perkembangan finansial membuat keputusan keuangan lebih matang dan sesuai dengan situasi terkini.
Baca juga: 7 Pertanyaan tentang Pengelolaan Keuangan Karyawan yang Paling Sering Muncul dalam Training
Belajar finance bukan soal cepat paham atau langsung cuan, tapi tentang membangun pemahaman yang kuat dan kebiasaan yang benar. Kesalahan itu wajar, asal bisa dijadikan pelajaran buat langkah berikutnya.
Yang penting, jangan malas buat terus belajar, cari sumber yang kredibel, dan sesuaikan dengan kondisi keuangan sendiri. Dengan pendekatan yang tepat, perjalanan belajar finance untuk memahami keuangan bisa lebih lancar dan keputusan yang diambil pun lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Praktis Edukasi Literasi Keuangan untuk Karyawan di Tempat Kerja
Literasi keuangan itu penting, tapi masih banyak orang yang kesulitan mengatur uang dengan baik. Gaji sering kali habis sebelum akhir bulan, utang menumpuk, atau tabungan tidak kunjung bertambah. Untuk membantu mengatasi masalah ini, perusahaan bisa menyediakan berbagai program edukasi. Ada banyak contoh edukasi literasi keuangan yang bisa diterapkan di tempat kerja agar karyawan lebih paham cara mengelola keuangan mereka.
Table of Contents
6 Contoh Edukasi Literasi Keuangan yang Bisa Disontek

Edukasi ini enggak harus rumit atau membosankan. Justru, kalau dibuat praktis dan mudah dipahami, karyawan lebih tertarik untuk belajar keuangan secara lebih jauh.
Ya, seperti itu juga yang biasa QM Financial lakukan melalui QM Training. Edukasinya bisa lewat workshop, konsultasi keuangan, hingga games interaktif yang seru.
Semakin banyak pengetahuan yang karyawan dapat, semakin baik pula kebiasaan finansial yang bisa dibangun. Pada akhirnya, ini bukan cuma menguntungkan karyawan, tapi juga perusahaan.
So, jika pengin meningkatkan skill keuangan karyawan, berikut beberapa contoh edukasi literasi keuangan yang bisa disontek.
1. Workshop Manajemen Keuangan Pribadi
Mengatur uang dengan benar itu penting, tapi tidak semua orang tahu caranya. Banyak yang baru sadar setelah gaji habis entah ke mana. Karena itu, workshop manajemen keuangan bisa jadi contoh edukasi literasi keuangan yang solutif untuk karyawan.
Perusahaan bisa mengadakan sesi pelatihan rutin. Topiknya bisa mulai dari cara menyusun anggaran, membagi gaji dengan bijak, sampai merencanakan keuangan jangka panjang. Dengan pelatihan ini, karyawan jadi lebih paham cara mengelola uang mereka.
Kalau pelatihan ini diadakan secara rutin, karyawan bisa terus belajar dan memperbaiki cara mereka mengelola uang. Dampaknya enggak hanya ke keuangan pribadi, tapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan dan produktivitas kerja.
Baca juga: Panduan Belajar Manajemen Keuangan Pribadi untuk Pemula
2. Sesi Private dengan Trainer Keuangan
Salah satu contoh edukasi literasi keuangan yang lebih interaktif adalah menyediakan layanan sesi private curhat keuangan dengan ahli keuangan seperti para QM trainers. Sesi ini akan sangat berguna bagi karyawan yang ingin merencanakan keuangan dengan lebih serius.
Dengan sesi private bersama ahli keuangan, seperti para QM trainers, karyawan pun bisa tahu strategi yang paling tepat sesuai dengan kondisi keuangan masing-masing. Karena dalam setiap sesi biasanya solusi yang didiskusikan akan disesuaikan dengan masalah yang dihadapi atau kebutuhan karyawan.
Jika diterapkan dengan baik, karyawan bisa lebih tenang secara finansial dan lebih fokus saat bekerja.
3. Program Tabungan dan Investasi Karyawan
Menabung dan investasi sering dianggap rumit. Banyak yang ingin mulai, tapi bingung harus ke mana. Untuk itu, perusahaan bisa membantu dengan menyediakan program tabungan dan investasi otomatis.
Salah satu caranya adalah lewat potongan gaji. Jadi, setiap bulan, sebagian gaji langsung masuk ke tabungan khusus atau misalnya ke program dana pensiun yang sudah ditunjuk. Dengan cara ini, karyawan enggak perlu repot menyisihkan uang sendiri. Simpanan pun bisa bertambah tanpa terasa.
Agar lebih efektif, perusahaan juga perlu memberi edukasi soal investasi. Karyawan harus paham manfaat dan risikonya, supaya bisa memilih instrumen yang paling cocok. Jangan sampai hanya ikut-ikutan tanpa tahu cara kerjanya.

4. Game atau Tantangan Keuangan
Belajar keuangan itu nggak harus membosankan lo! Bersama QM Training, agenda belajar keuangan bisa seseru main games.
Nah, tinggal perusahaan nih bisa meneruskan keseruan ini. Misalnya, salah satu contoh edukasi literasi keuangan seru yang bisa dicoba adalah “No Spend Week”. Tantangannya sederhana: selama seminggu, karyawan hanya boleh mengeluarkan uang untuk kebutuhan utama, seperti makan dan transportasi. Belanja impulsif, jajan kopi mahal, atau belanja online harus ditahan. Tantangan ini bikin karyawan lebih sadar ke mana uang mereka mengalir.
Contoh edukasi literasi keuangan lainnya adalah dengan mengadakan “Tantangan Menabung 30 Hari”. Setiap hari, peserta harus menyisihkan sejumlah uang ke dalam tabungan. Nominalnya bisa bertambah sedikit demi sedikit, misalnya mulai dari Rp5.000 hingga Rp150.000 di hari terakhir. Dengan cara ini, menabung jadi terasa seperti permainan, bukan beban.
Supaya lebih menarik, perusahaan bisa memberikan hadiah kecil untuk pemenang. Enggak perlu yang mahal, cukup sesuatu yang membuat peserta termotivasi. Yang penting, lewat tantangan ini, karyawan jadi lebih paham bagaimana mengatur uang dengan lebih bijak.
5. Papan Informasi atau Newsletter Keuangan
Enggak semua orang punya waktu untuk belajar soal keuangan. Kadang, saking sibuknya, mereka bahkan enggak sadar kalau ada tips sederhana yang bisa membantu mengatur uang lebih baik. Salah satu contoh edukasi literasi keuangan yang cocok untuk masalah ini adalah penyediaan papan informasi atau newsletter keuangan.
Buletin ini bisa dibagikan setiap bulan. Isinya bisa berupa tip-tip keuangan praktis, berita ekonomi terbaru, atau panduan sederhana tentang investasi dan tabungan. Dengan format yang ringan, karyawan bisa membaca dan menerapkannya tanpa merasa terbebani.
Selain itu, bisa juga dibuat grup internal di platform komunikasi kantor. Grup ini bisa jadi tempat berbagi pengalaman dan diskusi soal pengelolaan uang. Kalau ada karyawan yang berhasil menabung atau melunasi utang dengan strategi tertentu, kisah mereka bisa dibagikan untuk menginspirasi yang lain.
Informasi yang mudah diakses seperti ini bisa membantu karyawan lebih sadar tentang kondisi keuangan mereka. Dengan begitu, mereka bisa mulai mengambil langkah kecil untuk mengelola uang dengan lebih bijak.

6. Program Edukasi untuk Menghindari Utang Konsumtif
Utang bisa jadi alat yang berguna, tapi kalau tidak dikelola dengan baik, bisa jadi beban. Banyak orang terjebak dalam utang konsumtif karena kurang paham cara mengaturnya. Belanja pakai kartu kredit terasa ringan, tapi tagihannya bisa bikin pusing. Untuk mengatasi ini, perusahaan bisa menerapkan salah satu contoh edukasi literasi keuangan tentang cara mengelola utang dengan bijak.
Seminar tentang bahaya utang konsumtif bisa jadi langkah awal. Karyawan perlu tahu perbedaan antara utang produktif dan konsumtif. Kalau utang dipakai untuk sesuatu yang menghasilkan, seperti modal usaha atau pendidikan, itu masih masuk akal. Tapi kalau hanya untuk gaya hidup, lama-lama bisa jadi masalah.
Selain itu, penting juga memahami cara kerja pinjol. Diharapkan, dengan memahaminya, jadi banyak karyawan yang tahu bahwa pinjol bukan solusi untuk masalah keuangan yang muncul.
Program ini juga bisa membahas cara melunasi utang secara efisien. Dengan edukasi yang tepat, karyawan bisa lebih cerdas dalam mengatur keuangan dan terhindar dari jebakan utang.
Baca juga: 2 Cara Menentukan Besarnya Bonus Karyawan yang Diterima dari Perusahaan
Menerapkan contoh edukasi literasi keuangan di tempat kerja bisa memberikan manfaat besar bagi karyawan dan perusahaan. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang keuangan, karyawan bisa mengatur gaji dengan lebih bijak, menghindari utang konsumtif, dan mempersiapkan masa depan yang lebih aman.
Program edukasi ini harus dibuat mudah, dan jangan sampai membosankan. Harus praktis dan relevan. Jika diterapkan dengan konsisten, bukan hanya kesejahteraan karyawan yang meningkat, tapi juga produktivitas dan loyalitas mereka terhadap perusahaan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Aset Non Finansial: Pengertian dan Contoh yang Perlu Diketahui
Aset non finansial adalah jenis aset yang nggak berbentuk uang atau investasi di pasar keuangan, tapi tetap punya nilai ekonomi.
Banyak orang fokus pada tabungan dan saham, padahal ada jenis aset lain yang juga bisa berperan besar dalam kondisi finansial. Jika dikelola dengan baik, aset ini bisa membantu menambah penghasilan atau mengurangi pengeluaran dalam jangka panjang.
Table of Contents
Apa Itu Aset Non Finansial?

Aset non finansial adalah aset yang bukan berupa uang atau investasi di pasar keuangan, tapi tetap punya nilai ekonomi. Jenis aset ini bisa berkontribusi pada kestabilan finansial, meski enggak selalu bisa diuangkan dengan cepat.
Keuntungan utama dari aset non finansial adalah manfaat jangka panjang yang bisa dirasakan. Ada yang membantu meningkatkan pendapatan, ada juga yang bikin pengeluaran lebih hemat. Semuanya tergantung cara memanfaatkannya.
Karena tidak selalu likuid, aset ini perlu dikelola dengan strategi yang tepat. Kalau dimanfaatkan dengan baik, bisa jadi pondasi kuat untuk kestabilan ekonomi dan pertumbuhan kekayaan yang lebih aman.
Baca juga: 8 Aset yang Bekerja untuk Kita dan Bisa Mendatangkan Penghasilan
Contoh Aset Non Finansial
Dalam pengelolaan keuangan pribadi, aset non finansial adalah banyak hal yang punya nilai ekonomi. Nah, kayak apa tuh contohnya? Ini nih contohnya.

1. Properti
Salah satu aset non finansial adalah properti. Ini aset yang paling umum. Rumah, tanah, atau bangunan lain punya nilai yang cenderung naik seiring waktu. Bisa digunakan sendiri untuk tempat tinggal atau disewakan untuk menghasilkan pemasukan pasif.
Memiliki properti juga bisa jadi bentuk investasi jangka panjang. Meski enggak bisa langsung diuangkan dalam hitungan hari, nilainya bisa bertambah seiring perkembangan lingkungan sekitar. Jika lokasinya strategis, harga jual atau sewanya bisa meningkat drastis.
Tapi perlu diingat, punya properti juga butuh perawatan. Pajak, biaya renovasi, dan pemeliharaan harus diperhitungkan. Kalau enggak dikelola dengan baik, bisa jadi beban finansial. Makanya, sebelum membeli, pastikan properti yang dipilih sesuai dengan tujuan dan kemampuan finansial.
2. Kendaraan
Kendaraan bukan cuma alat transportasi, tapi juga bisa jadi aset yang punya nilai ekonomi. Mobil atau motor bisa dipakai untuk keperluan pribadi, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk menghasilkan uang. Aset non finansial adalah salah satu bentuk investasi jangka panjang yang bisa memberi manfaat lebih jika dikelola dengan baik.
Banyak orang menyewakan kendaraannya untuk ojek online, rental, atau jasa antar barang. Dengan cara ini, kendaraan yang awalnya hanya jadi pengeluaran bisa berubah jadi sumber pemasukan. Apalagi kalau pemakaian dan perawatannya dilakukan dengan baik, nilai jualnya tetap bisa terjaga.
Tapi punya kendaraan juga ada biayanya. Pajak tahunan, servis rutin, dan biaya bahan bakar harus diperhitungkan. Jadi, sebelum membeli kendaraan, penting untuk mempertimbangkan apakah benar-benar dibutuhkan sehingga bisa jadi aset, atau justru akan menambah pengeluaran tanpa manfaat yang jelas.
3. Perhiasan dan Barang Koleksi
Perhiasan dan barang koleksi bukan cuma benda mewah, tapi juga bisa jadi aset non finansial yang berharga. Emas, berlian, atau barang koleksi tertentu punya nilai yang cenderung naik seiring waktu. Banyak orang menjadikannya sebagai investasi jangka panjang.
Emas, misalnya, sering dianggap sebagai aset aman karena harganya stabil dan jarang mengalami penurunan drastis. Selain itu, mudah dijual kapan saja kalau butuh dana darurat. Barang koleksi seperti jam tangan mewah, lukisan, atau action figure edisi terbatas juga bisa jadi investasi menguntungkan kalau diminati pasar.
Tapi, mengoleksi barang berharga juga butuh perhitungan. Penyimpanan yang aman dan perawatan yang baik penting untuk menjaga nilainya.
4. Pendidikan dan Keterampilan
Pendidikan dan keterampilan adalah aset non finansial yang nggak kelihatan bentuknya, tapi punya dampak besar. Ilmu yang dimiliki bisa membuka peluang kerja lebih luas. Keterampilan yang dikuasai bisa jadi modal untuk mendapatkan penghasilan lebih baik.
Orang yang terus belajar biasanya lebih siap menghadapi perubahan. Misalnya, di dunia kerja, banyak profesi yang berkembang karena teknologi. Mereka yang punya skill baru lebih mudah beradaptasi dan nggak ketinggalan zaman.
Selain untuk karier, keterampilan juga bisa jadi pintu masuk ke dunia bisnis. Banyak orang sukses membangun usaha dari keahlian yang mereka miliki. Misalnya, jago desain bisa buka jasa freelance, atau pintar masak bisa mulai usaha kuliner.
Tapi, punya pendidikan tinggi atau banyak keterampilan aja nggak cukup. Harus tetap diasah dan dimanfaatkan dengan baik. Kalau nggak dipakai, lama-lama bisa terlupakan dan akhirnya nggak memberikan manfaat maksimal.

5. Relasi
Jaringan dan relasi itu aset non finansial yang sering diremehkan, padahal bisa membuka banyak peluang. Punya koneksi yang tepat bisa membantu dalam karier dan bisnis.
Di dunia kerja, relasi bisa mempercepat perkembangan karier. Misalnya, punya kenalan di industri yang sama bisa memberi kesempatan kerja baru atau proyek menarik. Banyak orang sukses bukan hanya karena skill, tapi juga karena mereka kenal orang yang tepat di waktu yang tepat.
Di dunia bisnis, jaringan bisa jadi jalan pintas buat berkembang. Klien, mentor, atau komunitas bisnis bisa memberi insight yang bermanfaat, bahkan peluang kerja sama yang menguntungkan. Kadang, satu rekomendasi dari orang yang tepat bisa membuka pintu rezeki yang lebih besar.
Tapi, membangun jaringan itu bukan sekadar kenal banyak orang. Harus ada hubungan yang dijaga. Jangan cuma datang kalau butuh, tapi juga tunjukkan kalau bisa memberi nilai balik. Relasi yang baik itu seperti investasi jangka panjang, makin dijaga, makin besar manfaatnya.
Baca juga: Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Aset non finansial adalah bagian penting dalam pengelolaan keuangan yang sering disepelekan. Kalau dimanfaatkan dengan baik, aset ini bisa membantu menambah pemasukan dan menjaga kestabilan finansial. Yang terpenting, pahami potensinya dan kelola dengan strategi yang tepat agar manfaatnya bisa dirasakan dalam jangka panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Ilmu Finansial: Konsep Dasar yang Harus Dipahami
Belajar ilmu finansial itu penting buat siapa saja, bukan cuma orang yang kerja di bidang keuangan. Dengan paham dasar-dasarnya, mengatur uang jadi lebih gampang dan nggak asal keluar tanpa rencana.
Banyak orang punya penghasilan cukup, tapi tetap merasa uangnya cepat habis. Ini biasanya karena belum paham cara mengelola pemasukan, pengeluaran, tabungan, dan investasi dengan baik.
Table of Contents
Belajar Ilmu Finansial: Mulai dari Dasar!

Kalau uang dikelola dengan benar, hidup jadi lebih tenang dan tujuan finansial lebih mudah tercapai. Mulai dari bikin anggaran, nabung buat dana darurat, sampai investasi, semuanya butuh pemahaman dasar.
Belajar ilmu finansial itu enggak perlu rumit, cukup tahu konsep sederhana yang bisa diterapkan sehari-hari. Dengan begitu, keuangan tetap sehat, bebas dari utang berlebihan, dan punya cadangan buat masa depan.
Lalu apa saja konsep dasar yang perlu dipelajari dulu, agar belajar ilmu finansial yang dilakukan berada di jalur yang benar? Ini dia.
1. Pendapatan dan Pengeluaran
Pendapatan bisa berasal dari gaji, usaha, investasi, atau sumber lainnya. Pengelolaan yang baik melibatkan pemisahan antara kebutuhan pokok, keinginan, tabungan, serta investasi.
Prioritaskan kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi sebelum mengalokasikan dana untuk hiburan atau gaya hidup. Menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran mencegah defisit keuangan serta membantu mencapai kestabilan finansial jangka panjang. Inilah dasar belajar ilmu finansial yang paling basic.
Baca juga: Panduan Belajar Manajemen Keuangan Pribadi untuk Pemula
2. Anggaran (Budgeting)
Anggaran membantu mengontrol keuangan dengan menetapkan batas pengeluaran berdasarkan prioritas. Metode seperti 4-3-2-1—40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi—dapat dipelajari dulu saat belajar ilmu finansial. Kalau kamu paham aturan ini, kamu akan lebih mudah untuk menjaga keseimbangan keuangan.
Evaluasi anggaran secara rutin memastikan kesesuaian dengan kondisi finansial serta memungkinkan penyesuaian jika ada perubahan pendapatan atau kebutuhan. Perencanaan yang disiplin mencegah utang berlebihan dan membantu mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
3. Tabungan dan Dana Darurat
Menabung membangun kestabilan finansial. Sementara itu, dana darurat melindungi dari risiko tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau biaya medis mendadak.
Idealnya, dana darurat mencakup 3–6 bulan pengeluaran pokok dan disimpan di instrumen yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau deposito. Konsistensi dalam menabung, meskipun dalam jumlah kecil, membantu membentuk kebiasaan finansial yang sehat. Kebiasaan ini mesti dipelajari dulu saat belajar ilmu finansial, karena bisa memberikan keamanan dalam menghadapi situasi sulit tanpa harus berutang.

4. Inflasi dan Daya Beli
Inflasi menyebabkan harga barang dan jasa naik, sehingga daya beli uang menurun seiring waktu. Jika pendapatan enggak bertambah sebanding dengan inflasi, standar hidup bisa terdampak.
Karena itu, penting untuk belajar ilmu finansial utamanya tentang investasi pada aset yang tumbuh lebih cepat dari inflasi, seperti saham atau properti. Belajar juga untuk memahami instrumen keuangan yang memberikan imbal hasil di atas laju inflasi.
Memahami inflasi membantu dalam merencanakan keuangan agar tetap bernilai dalam jangka panjang.
5. Utang dan Kredit
Utang dapat menjadi alat keuangan yang bermanfaat jika dikelola dengan baik, tetapi bisa menjadi beban jika tidak terkendali. Jadi, hal ini juga penting banget dipahami saat belajar ilmu finansial.
Sebelum berutang, pertimbangkan suku bunga, jangka waktu, serta rasio utang terhadap pendapatan agar enggak melebihi 30% dari total penghasilan. Prioritaskan utang produktif seperti kredit usaha atau KPR, dibanding utang konsumtif yang enggak menambah nilai aset. Belajar apa saja syarat utang sehat.
Melunasi utang tepat waktu serta menjaga riwayat kredit yang baik membantu meningkatkan kesehatan finansial dan akses ke pinjaman dengan bunga lebih rendah di masa depan.
6. Investasi
Of course, kamu juga harus belajar investasi. Investasi bertujuan meningkatkan nilai aset dan melindungi kekayaan dari inflasi. Pilihan investasi meliputi saham yang berpotensi memberikan keuntungan tinggi tetapi berisiko, obligasi yang lebih stabil dengan imbal hasil tetap, reksa dana yang menawarkan diversifikasi dengan manajemen profesional, serta properti yang bisa memberikan pendapatan pasif.
Pemilihan investasi harus disesuaikan dengan tujuan keuangan, toleransi risiko, serta jangka waktu yang diinginkan. Diversifikasi aset membantu meminimalkan risiko dan meningkatkan peluang keuntungan dalam jangka panjang.
7. Asuransi
Asuransi berfungsi sebagai perlindungan finansial terhadap risiko tak terduga seperti kecelakaan, penyakit, atau kerusakan aset. Asuransi kesehatan membantu menutup biaya medis, asuransi jiwa memberikan manfaat finansial bagi keluarga jika tertanggung meninggal dunia, sementara asuransi aset seperti kendaraan dan properti melindungi dari kerugian akibat bencana atau kecelakaan.
Salah satu hal yang harus mulai dipahami saat belajar ilmu finansial adalah memilih polis yang tepat. Kamu perlu tahu bagaimana memilih asuransi dengan cakupan yang sesuai kebutuhan serta premi yang terjangkau itu. Tujuannya supaya kamu bisa memastikan perlindungan optimal tanpa membebani keuangan.

8. Pensiun dan Perencanaan Masa Depan
Perencanaan pensiun memastikan kestabilan keuangan di usia lanjut tanpa bergantung pada orang lain, dan memutus rantai generasi sandwich.
Kamu bisa belajar mulai dengan memahami cara kerja berbagai instrumennya. Instrumen seperti saham, obligasi, atau properti dapat digunakan untuk membangun aset yang terus berkembang.
Memulai lebih awal memungkinkan dana pensiun berkembang melalui efek bunga majemuk, sehingga beban finansial di masa tua lebih ringan. Evaluasi berkala diperlukan untuk menyesuaikan strategi dengan perubahan kondisi keuangan dan kebutuhan hidup.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Belajar ilmu finansial bukan cuma soal punya banyak uang, tapi juga cara mengelolanya dengan bijak.
Dengan paham konsep dasar seperti budgeting, tabungan, investasi, dan asuransi, keuangan jadi lebih terarah. Nggak perlu langsung mahir, yang penting mulai dari hal kecil dan konsisten. Kalau dikelola dengan baik, keuangan tetap aman, masa depan lebih terjamin, dan hidup jadi lebih tenang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Manfaat Mengikuti Training Keuangan Online untuk Meningkatkan Literasi Finansial
Punya keuangan yang teratur itu penting, tapi nggak semua orang tahu cara memulainya. Di sinilah training keuangan bisa jadi solusi.
Dengan ikut kelas training keuangan seperti ini, siapa pun bisa belajar cara mengelola uang, mulai dari bikin anggaran sampai investasi. Training ini membantu mengubah kebiasaan keuangan jadi lebih terarah dan sesuai tujuan hidup.
Table of Contents
Manfaat Training Keuangan Online seperti QM Academy

QM Financial punya QM Academy, yang berisi beragam topik keuangan yang biasa dihadapi sehari-hari. Training keuangan seperti ini cocok buat yang ingin memahami konsep finansial tanpa harus ribet.
Banyak kelas online di QM Academy yang dirancang untuk pemula, jadi materinya lebih santai dan nggak bikin pusing. Selain fleksibel, pelatihan ini juga memberi banyak manfaat praktis yang langsung bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
1. Memahami Dasar Keuangan dengan Cara yang Sederhana
Training keuangan online seperti QM Academy membantu peserta memahami dasar-dasar keuangan dengan cara yang sederhana dan mudah dimengerti. Konsep seperti anggaran, tabungan, dan investasi dijelaskan secara praktis, jadi nggak terasa terlalu berat atau rumit. Peserta yang sebelumnya bingung mengatur pengeluaran bisa belajar langkah-langkahnya dengan jelas.
Setelah mengikuti pelatihan, peserta biasanya jadi lebih percaya diri dalam mengelola uang. Mereka tahu cara membagi penghasilan, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, menabung, dan berinvestasi. Pengetahuan ini bikin pengelolaan keuangan terasa lebih terarah dan sesuai tujuan.
Baca juga: Kelas Keuangan untuk Pemula: Dasar-Dasar yang Harus Diketahui
2. Bisa Membuat Keputusan yang Lebih Bijak
Training keuangan online seperti QM Academy dapat membantu peserta membuat keputusan finansial yang lebih bijak. Seperti misalnya dalam hal investasi. Materi yang diajarkan biasanya mencakup cara memahami risiko investasi dan memilih instrumen keuangan yang sesuai. Peserta jadi tahu mana yang cocok untuk tujuan jangka pendek atau jangka panjang.
Selain itu, pelatihan ini juga mengajarkan cara menghadapi situasi keuangan yang tak terduga. Misalnya, bagaimana membangun dan memanfaatkan dana darurat—meskipun tadinya terasa sulit dijangkau—sampai menyesuaikan anggaran saat penghasilan berkurang.
Dengan pemahaman ini, peserta lebih siap membuat keputusan yang strategis dan nggak mudah panik saat kondisi berubah. Hasilnya, stabilitas keuangan jadi lebih mungkin tercapai dan rasa tenang dalam menghadapi masa depan pun meningkat.

3. Kesadaran Finansial yang Lebih Baik
Training keuangan online bikin peserta lebih sadar betapa pentingnya literasi finansial dalam kehidupan sehari-hari. Banyak orang mungkin belum paham kalau pengelolaan uang yang baik bisa jadi kunci untuk mencapai berbagai tujuan besar dalam hidup. Misalnya, membeli rumah impian, memulai bisnis sendiri, atau menyiapkan dana pensiun yang cukup.
Pelatihan ini juga membantu peserta memahami bahwa keuangan yang teratur bukan cuma soal angka di rekening. Lebih dari itu, ini soal kestabilan hidup dan rasa tenang menghadapi masa depan.
Dengan ilmu yang didapat, peserta bisa merancang strategi keuangan yang jelas. Mereka jadi lebih paham cara menetapkan prioritas dan memanfaatkan uang dengan bijak untuk hal-hal yang benar-benar penting. Kesadaran ini jadi langkah awal untuk mewujudkan kehidupan finansial yang lebih stabil dan terarah.
4. Bisa Praktik Langsung
Training keuangan online seperti di QM Academy isinya nggak cuma berisi teori lo, tapi juga praktik langsung. Ada beragam simulasi keuangan yang bisa langsung dicoba peserta. Contohnya, peserta diajarkan cara menghitung anggaran bulanan untuk cek cash flow, juga ada worksheet untuk bikin rencana investasi sederhana sesuai tujuan. Seru nggak tuh?
Metode simulasi ini bikin belajar jadi lebih seru dan terasa manfaatnya. Peserta nggak cuma mendengar penjelasan, tapi juga bisa melihat sendiri bagaimana konsep keuangan itu diterapkan.
Dengan mencoba langsung, materi yang diajarkan jadi lebih mudah dipahami dan diingat. Selain itu, peserta bisa langsung tahu apa yang harus diperbaiki atau disesuaikan dalam pengelolaan keuangan mereka sehari-hari. Hasilnya, pembelajaran jadi terasa nyata dan langsung relevan dengan kebutuhan.

5. Bisa Langsung Belajar sama Trainer Berpengalaman
Salah satu nilai plus dari training keuangan online adalah kesempatan belajar langsung dari trainer yang berpengalaman. Para trainer di QM Academy punya banyak ilmu praktis di bidang keuangan yang sudah menghadapi berbagai situasi nyata. Jadi, enggak sekadar teori doang.
Peserta jadi lebih mudah memahami konsep finansial karena dijelaskan dengan contoh nyata yang relevan. Misalnya, cara mengatasi kebiasaan boros atau strategi memulai investasi kecil-kecilan. Pendekatan ini bikin materi terasa lebih mendalam dan realistis. Peserta nggak cuma tahu apa yang harus dilakukan, tapi juga paham kenapa itu penting dan bagaimana melakukannya secara efektif. Ini membantu membangun kepercayaan diri dalam mengelola keuangan di kehidupan sehari-hari.
Baca juga: Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Training keuangan adalah langkah sederhana untuk mulai memahami dan mengelola uang dengan lebih baik. Dengan banyaknya manfaat yang ditawarkan, mulai dari fleksibilitas, materi yang praktis, hingga jaringan profesional, pelatihan ini cocok untuk siapa saja.
So, yuk, belajar sekarang dan tingkatkan literasi finansial demi masa depan yang lebih stabil di QM Academy.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengertian Investasi dan Bedanya dengan Menabung
Banyak yang masih bingung memilih antara investasi atau menabung. Padahal, pengertian investasi dan menabung itu saja berbeda. Keduanya juga punya manfaat dan risiko yang berbeda.
Memahami perbedaan ini penting supaya keputusan keuangan lebih tepat, sesuai kebutuhan, dan nggak salah langkah.
Pengertian investasi adalah menempatkan sejumlah uang atau aset dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa depan. Konsep ini berbeda dengan menabung yang fokus pada menyimpan uang agar aman dan mudah diakses, yang penggunaannya bisa untuk masa depan juga. Investasi punya tujuan untuk mengembangkan uang, meskipun ada risiko yang harus diperhitungkan.
Nah, bingung sampai di sini? Ayo, kita lihat lebih jauh.
Table of Contents
Pengertian Investasi

Dalam dunia keuangan, memahami pengertian investasi sangat penting sebelum mengambil keputusan. Pada dasarnya, pengertian investasi adalah aktivitas menempatkan sejumlah dana atau aset dengan harapan memperoleh keuntungan di masa depan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), investasi berarti penanaman uang atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Secara umum, investasi dapat berupa aset finansial (seperti saham, obligasi, dan reksa dana) atau aset riil (seperti properti dan emas).
Dalam literatur ekonomi, Bodie, Kane, dan Marcus (2021) dalam buku Investments menjelaskan bahwa pengertian investasi adalah pengalokasian sumber daya saat ini untuk mendapatkan manfaat di masa depan. Aktivitas ini melibatkan risiko dan pengembalian yang saling berhubungan, di mana investor harus mempertimbangkan tingkat risiko yang bersedia mereka ambil.
Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), pengertian investasi adalah komitmen penanaman dana dengan tujuan memperoleh keuntungan di masa depan dalam periode tertentu. Jenis investasi terbagi menjadi dua, yaitu investasi jangka pendek dan jangka panjang, tergantung pada tujuan dan profil risiko investor.
Baca juga: 7 Mitos investasi yang Masih Banyak Orang Percaya
Perbedaan Investasi dan Menabung

Memahami perbedaan investasi dan menabung penting agar pengelolaan keuangan lebih efektif. Meski sama-sama bertujuan menyimpan uang, kedua hal ini memiliki konsep dan manfaat yang berbeda.
Pengertian investasi sudah dijelaskan di atas. Sementara menabung lebih fokus pada menyimpan uang agar tetap aman dan mudah diakses saat dibutuhkan. Agar tidak salah strategi, penting untuk mengetahui perbedaan utama dari keduanya, mulai dari tujuan, risiko, hingga jangka waktu.
1. Tujuan Utama
Fokus utama dari investasi adalah membuat uang yang dimiliki bertumbuh. Caranya dengan menempatkan dana di berbagai instrumen seperti saham, emas, atau reksa dana. Tujuannya bukan sekadar menyimpan, tapi menghasilkan keuntungan di masa depan.
Makanya, investasi cocok untuk rencana jangka panjang, seperti membeli rumah, menyiapkan dana pensiun, atau membiayai pendidikan anak. Namun, investasi datang dengan risiko yang perlu diperhitungkan.
Sementara itu, menabung lebih berorientasi pada keamanan dana. Tujuannya adalah menyimpan uang supaya tetap aman dan bisa diambil kapan saja saat dibutuhkan. Biasanya, uang tabungan dipakai untuk kebutuhan mendesak, seperti dana darurat atau belanja harian.
Menabung cocok buat keperluan jangka pendek karena likuiditasnya tinggi, tapi jangan harap nilai uang bertambah secara signifikan karena bunga tabungan umumnya rendah.
2. Risiko
Kalau soal risiko, investasi jauh lebih tinggi karena nilainya bisa naik-turun tergantung kondisi pasar. Misalnya, harga saham bisa melambung atau malah anjlok, tergantung situasi ekonomi. Tapi justru karena risiko ini, potensi untungnya juga lebih besar.
Risiko menabung hampir nggak ada. Uang yang disimpan di bank aman dan nilai pokoknya nggak akan berubah, kecuali mungkin tergerus biaya administrasi atau inflasi. Atau, mungkin banknya bangkrut. Tapi, ini kasus yang langka, apalagi kalau kamu menabung di bank pelat merah. Danamu dijamin sama LPS sampai dengan Rp2 miliar. Menabung cocok buat yang cari rasa aman tanpa mau ambil risiko besar.
3. Potensi Keuntungan
Potensi keuntungan investasi itu jauh lebih besar dibanding menabung. Keuntungan bisa didapat dari bunga, dividen, atau kenaikan nilai aset yang kamu miliki. Misalnya harga saham yang naik atau properti yang nilainya bertambah seiring waktu. Tapi tentu aja, semakin besar potensi untung, semakin besar juga risikonya.
Sebaliknya, keuntungan dari menabung cenderung kecil dan stabil. Biasanya berupa bunga tabungan yang ditawarkan bank atau bonus tertentu seperti hadiah promo.
4. Likuiditas
Likuiditas investasi itu nggak selalu sama. Ada yang gampang dicairkan, ada juga yang butuh waktu. Misalnya, saham bisa dijual kapan saja selama pasar buka, jadi termasuk likuid. Tapi kalau investasinya berupa properti, ya siap-siap nunggu lama karena butuh waktu untuk jual rumah atau tanah. Jadi, sebelum investasi, penting buat cek seberapa cepat aset bisa jadi uang tunai kalau dibutuhkan.
Nah, kalau menabung, urusan likuiditas nggak perlu dipikir panjang. Uang di tabungan bisa diambil kapan aja, baik lewat ATM, mobile banking, atau datang langsung ke bank. Jadi, buat keperluan darurat atau kebutuhan mendadak, menabung jelas lebih praktis karena dananya selalu siap pakai.
5. Jangka Waktu
Mayoritas investasi didesain untuk jangka panjang. Misalnya, beli saham atau properti biasanya baru terasa hasilnya setelah beberapa tahun. Tapi, ada juga investasi jangka pendek, seperti reksa dana pasar uang yang bisa dicairkan dalam hitungan hari. Emas juga begitu, bisa dengan cepat dicairkan apalagi kalau gramasi kecil
Jadi, tergantung kebutuhan, investasi bisa disesuaikan dengan rencana keuangan, apakah buat tujuan jangka pendek atau yang lebih panjang seperti dana pensiun.
Menabung lebih cocok untuk jangka pendek. Uang yang disimpan di tabungan biasanya dipakai untuk kebutuhan sehari-hari atau dana darurat. Karena gampang diakses kapan aja, menabung pas buat kebutuhan yang sifatnya mendadak, seperti bayar tagihan, servis kendaraan, atau belanja bulanan.
6. Inflasi
Investasi bisa bantu melindungi uang dari inflasi, terutama kalau memilih instrumen yang tepat seperti saham, emas, atau properti. Misalnya, kalau harga barang terus naik, nilai investasi juga punya potensi ikut naik. Dengan begitu, daya beli tetap terjaga. Makanya, investasi sering dianggap sebagai cara buat “menang” lawan inflasi, meskipun tetap ada risiko.
Menabung di bank cenderung kalah sama inflasi. Bunga tabungan biasanya kecil, bahkan sering lebih rendah dari kenaikan harga barang. Akibatnya, walaupun nominal uang di tabungan nggak berkurang, daya belinya menurun.
Contohnya, uang sejuta sekarang mungkin cukup buat belanja bulanan, tapi beberapa tahun ke depan, jumlah yang sama mungkin cuma cukup buat setengahnya.

7. Keterlibatan Aktif
Investasi butuh perhatian lebih. Nggak cukup cuma taruh uang dan ditinggal, karena kondisi pasar bisa berubah kapan aja. Jadi, perlu pemantauan rutin dan analisis, terutama kalau investasinya di saham atau aset lain yang nilainya naik-turun.
Misalnya, cek perkembangan perusahaan, kondisi ekonomi, atau tren pasar. Makin sering dipantau, makin besar peluang buat dapat hasil optimal. Tapi tenang, ada juga investasi yang nggak butuh perhatian setiap hari, seperti reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi.
Sementara itu, menabung jauh lebih santai. Uang tinggal disimpan di bank dan nggak perlu pusing mikirin naik-turun nilai atau perubahan pasar. Mau diambil kapan aja, bisa langsung lewat ATM atau bank. Cocok buat yang pengin simpan uang tanpa ribet atau khawatir dengan risiko.
Baca juga: Aset Finansial: Pengertian, Contoh, dan Perbedaannya dengan Aset Riil yang Perlu Diketahui
Memahami pengertian investasi dan perbedaannya dengan menabung bisa bantu mengatur keuangan dengan lebih bijak.
Keduanya punya tujuan yang berbeda, jadi penting untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan rencana finansial. Mau simpan uang untuk jangka pendek atau bertujuan melipatgandakan aset di masa depan, pastikan pilihan yang diambil sesuai dengan kondisi dan tujuan keuangan masing-masing.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyiapkan Dana Pendidikan Anak di Tengah Kenaikan Biaya Tahun 2025
Biaya sekolah nggak pernah turun. Betul? Tiap tahun, angka yang harus dibayar selalu naik, bikin banyak orang tua pusing tujuh keliling. Makanya, menyiapkan dana pendidikan sejak dini jadi hal yang wajib, apalagi di tengah tren kenaikan biaya yang nggak bisa dihindari kayak di tahun 2025 ini.
Kalau nggak dipersiapkan dari sekarang, besar kemungkinan keuangan keluarga bisa keteteran saat waktunya tiba.
Tantangan utamanya adalah menjaga kestabilan keuangan sambil tetap menabung buat masa depan anak. Tapi jangan khawatir, ada banyak cara yang bisa dilakukan biar dana pendidikan tetap aman tanpa harus bikin stres.
Kuncinya, mulai dari langkah kecil dan disiplin dalam mengatur keuangan. Dengan perencanaan yang matang, kebutuhan pendidikan anak bisa tercapai tanpa mengorbankan kebutuhan penting lainnya.
Table of Contents
Siapkan Dana Pendidikan, Meski Lagi-Lagi Naik di Tahun 2025

Yes, biaya pendidikan akan terus naik tiap tahun. Banyak orang tua mulai khawatir, tapi sebenarnya ada cara untuk tetap menyiapkan dana pendidikan tanpa stres berlebihan.
Yuk, bahas langkah-langkah yang bisa diambil untuk mempersiapkan masa depan pendidikan anak dengan lebih tenang. Mumpung masih di awal tahun kan?
1. Hitung dan Pantau Kenaikan Biaya Pendidikan
Menghitung estimasi dana pendidikan itu penting dilakukan pertama kali, supaya kita tahu targetnya dan enggak asal menabung. Jadi, hitung dulu ya.
Ingat, jangan cuma fokus ke uang pangkal atau SPP, tapi pikirkan juga biaya lain kayak buku, seragam, alat tulis, sampai kegiatan ekskul atau study tour yang pasti muncul tiap tahun. Semua itu bakal jadi pengeluaran rutin yang enggak bisa diabaikan.
Selain itu, pantau terus kenaikan biayanya. Jarang banget biaya sekolah itu tetap, biasanya tiap tahun naik sekitar 10-15%, tergantung kebijakan sekolah. Jadi, penting banget tahu tren kenaikan biar enggak kaget pas waktunya bayar.
Info ini juga bakal bantu kamu menghitung berapa dana yang perlu disisihkan tiap bulan dan bikin perencanaan jadi lebih matang.
Baca juga: Contoh Rencana Investasi Pribadi untuk Tujuan Finansial Dana Pendidikan Anak
2. Sesuaikan Kemampuan
Pilih sekolah yang sesuai dengan kemampuan finansial. Hindari memaksakan diri untuk memasukkan anak ke sekolah yang biayanya bikin keuangan megap-megap.
Ingat, pendidikan itu maraton, bukan sprint. Jangan sampai baru awal udah kehabisan napas gara-gara memaksakan diri. Yang penting adalah kualitas pendidikannya, bukan sekadar nama besar sekolah.
Lebih baik cari sekolah yang biayanya masuk akal, tapi punya kurikulum bagus dan lingkungan yang mendukung anak berkembang. Lagi pula, anak bakal lebih nyaman kalau orang tua juga enggak stres memikirkan SPP-nya setiap bulan.
3. Pilih Instrumen
Manfaatkan tabungan atau investasi yang punya potensi berkembang untuk dana pendidikan ini, biar uang enggak cuma mengendap. Pilih produk yang memang cocok buat kebutuhan jangka panjang.
Misalnya, kalau butuh dana dalam beberapa tahun ke depan, bisa pilih instrumen yang lebih stabil. Tapi kalau waktu persiapannya masih panjang, pilih investasi yang hasilnya lebih maksimal, walaupun risikonya agak tinggi. Intinya, sesuaikan sama target dan kemampuan, biar tabungan pendidikan enggak cuma aman, tetapi juga tumbuh.

4. Mulai Sekarang
Mulai dari sekarang, karena kalau nggak, waktu bakalan jalan terus dan biaya pendidikan makin naik. Kalau baru mulai pas anak udah mau sekolah, pasti berasa berat banget.
Jadi, enggak usah memikirkan besar atau kecilnya tabungan di awal. Yang penting mulai dulu. Bikin pos khusus buat pendidikan, pisahkan dari tabungan lain biar enggak tercampur dengan kebutuhan sehari-hari. Anggap saja kayak bayar cicilan tiap bulan—rutin, tanpa mikir ulang.
5. Cari Beasiswa atau Subsidi Pendidikan
Jangan ragu buat cari info soal beasiswa atau bantuan semacam subsidi. Banyak banget sekolah atau lembaga yang sebenarnya punya program ini, tetapi sering enggak terekspos.
So, coba deh rajin-rajin cek website sekolah, komunitas pendidikan, atau bahkan tanya langsung ke pihak sekolah. Kadang, potongan biayanya lumayan banget buat meringankan beban. Yang penting, siapkan semua persyaratannya dari awal dengan baik, biar enggak ribet pas mau daftar. Jangan tunggu mepet, karena biasanya kuotanya kan terbatas.

6. Ajarkan Keuangan pada Anak
Ajarkan anak soal keuangan sedari kecil, biar mereka paham kalau uang itu enggak datang begitu aja. Enggak perlu ribet, mulai dari hal sederhana. Bisa sambil beri contoh nyata. Misalnya, ajak mereka lihat buku tabungan atau jelaskan kenapa orang tua kerja keras tiap hari. Anak bakal lebih paham kalau mereka lihat sendiri prosesnya.
Setelah paham konsep, jelaskan juga kalau biaya sekolah itu bukan cuma sekadar bayar SPP, tapi ada banyak kebutuhan lain yang harus disiapkan.
Jadi, mereka nggak cuma tahu soal “minta uang”, tapi juga belajar menghargai usaha yang dibutuhkan buat memenuhi kebutuhan mereka. Kalau anak udah punya pola pikir kayak gini, mereka bakal lebih bertanggung jawab dalam mengelola uang di masa depan.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Menyiapkan dana pendidikan memang butuh usaha dan perencanaan. Naik lagi tahun ini? Ya, kan sudah biasa. Enggak perlu panik. Mulai saja dari langkah kecil yang sesuai kemampuan, lalu tingkatkan pelan-pelan. Yang penting, konsisten dan enggak mudah tergoda pakai tabungan buat keperluan lain.
Dengan cara ini, masa depan pendidikan anak bakal lebih terjamin tanpa bikin keuangan keluarga berantakan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mencapai Keseimbangan Antara Menabung dan Gaya Hidup di Tahun 2025
Mengatur keuangan di tengah tren gaya hidup yang terus berubah itu memang bisa jadi tantangan tersendiri. Banyak orang pengin bisa menikmati hidup, tapi juga sekaligus pengin ngirit. Sayangnya, keinginan untuk mengikuti tren bisa jadi bablas. Jadi lupa deh menabung.
Ya, sebenarnya sih bukan berarti kudu pelit atau hidup serba terbatas. Hanya saja harus paham, bahwa seimbang adalah koentji.
Kita bisa memenuhi kebutuhan dan tetap menikmati hidup. Jadi, jangan sampai lupa sisihkan dana untuk tabungan dan investasi. Dengan langkah yang tepat, gaya hidup tetep bisa kok jalan tanpa mengorbankan stabilitas keuangan.
Table of Contents
Seimbangkan Menabung dengan Gaya Hidup
Menyeimbangkan kebutuhan finansial dengan gaya hidup sehari-hari itu butuh strategi yang tepat. Biar keuangan tetap sehat, penting untuk tahu kapan harus menahan diri dan kapan bisa menikmati hasil kerja keras.
Menabung memang wajib, tapi menikmati hidup juga penting supaya hidup enggak berat-berat amat. Berikut beberapa cara praktis buat menjaga keseimbangan itu tanpa harus merasa serba terbatas.

1. Gunakan Aturan 40/30/20/10 yang Fleksibel
Mengatur keuangan itu enggak harus ribet. Pakai saja aturan 40/30/20/10 ala QM Financial yang sederhana dan gampang diterapkan. Anggaran ini membantu memastikan kebutuhan terpenuhi, utang terkendali, gaya hidup tetap jalan, dan tabungan masa depan aman.
Pertama, alokasikan 40% dari penghasilan untuk kebutuhan utama. Ini termasuk bayar tagihan bulanan, belanja harian, transportasi, atau biaya lain yang wajib dikeluarkan. Intinya, uang ini dipakai buat kebutuhan dasar biar hidup tetap nyaman.
Kemudian, sisihkan 30% untuk cicilan utang. Kalau punya cicilan KPR, kredit kendaraan, atau kartu kredit, pastikan Enggak lebih dari batas ini. Kalau cicilan terlalu besar, coba kurangi pengeluaran lain supaya utang nggak membebani keuangan.
Selanjutnya, gunakan 20% untuk kebutuhan gaya hidup. Ini bagian buat senang-senang—nongkrong di kafe, nonton film, atau traveling. Tapi ingat, jangan sampai over budget ya. Sesuaikan dengan anggaran supaya nggak mengganggu kebutuhan lain.
Terakhir, sisihkan 10% untuk investasi. Investasi ini penting buat masa depan. Bisa mulai dari yang sederhana seperti emas, reksa dana, atau saham. Nggak harus besar, yang penting konsisten.
Kalau dapat bonus atau pemasukan tambahan, utamakan buat nambah tabungan atau dana darurat. Jangan buru-buru dipakai buat belanja. Dengan cara ini, keuangan lebih stabil dan tetap bisa menikmati hidup tanpa khawatir masa depan.
Baca juga: Budgeting Adalah Koentji: 3 Cara Melakukannya dengan Mudah
2. Prioritaskan Pengeluaran Berdasarkan Nilai
Nggak semua pengeluaran punya dampak yang sama. Fokuskan uang ke hal yang benar-benar bermanfaat atau bikin bahagia lebih lama. Misalnya, investasi kesehatan, kursus skill baru, atau pengalaman seperti traveling, biasanya lebih berkesan dibanding beli barang yang jarang dipakai.
Coba evaluasi pengeluaran rutin. Kalau ada yang nggak terlalu penting atau jarang digunakan mending dikurangi. Pengeluaran yang punya nilai jangka panjang bakal bikin hidup lebih nyaman tanpa perlu merasa boros. Jadi, pilih-pilih pengeluaran yang memang worth it ya.
3. Tetapkan Tujuan Keuangan yang Realistis
Punya tujuan keuangan itu penting, tapi ingat, kudu sesuai kemampuan. Mulai dengan target menabung jangka pendek seperti dana darurat atau liburan, lalu lanjut ke target jangka panjang seperti beli rumah atau pensiun.
Sesuaikan target dengan pendapatan. Jangan memaksakan menabung besar kalau penghasilan pas-pasan. Yang penting konsisten, meskipun jumlahnya kecil. Lebih baik nabung sedikit tapi rutin daripada besar sekali lalu berhenti di tengah jalan.
Ingat, keuangan sehat itu soal proses, bukan paksaan.
4. Cari Hiburan yang Low-Cost
Seru-seruan nggak selalu harus mahal. Banyak hiburan low-cost yang tetap bikin happy tanpa bikin kantong bolong.
Coba ikut acara komunitas gratis seperti festival atau pameran lokal. Atau, kalau butuh refreshing, staycation di dalam kota juga oke—lebih hemat tapi tetap bisa recharge energi.
Bahkan hal simpel seperti masak sendiri di rumah bisa jadi aktivitas seru, apalagi kalau bareng keluarga atau teman. Yang penting, cari hiburan yang bikin senang tanpa bikin keuangan kacau.

5. Gunakan Sistem Amplop Digital
Biar keuangan lebih terkontrol, coba pakai sistem amplop digital. Caranya, pisahkan rekening untuk tabungan, kebutuhan sehari-hari, dan gaya hidup. Jadi, nggak bakal kecampur dan lebih mudah mengatur pengeluaran.
Sekarang banyak e-wallet atau fitur tabungan otomatis di bank yang bisa bantu bikin amplop digital ini. Setiap bulan, alokasikan uang ke “amplop” sesuai kebutuhan. Hasilnya? Keuangan jadi rapi dan nggak gampang kebobolan buat hal-hal nggak penting.
6. Pilih Hobi yang Produktif
Punya hobi itu penting, tapi bakal lebih bermanfaat kalau bisa sekalian ngasih nilai tambah. Misalnya, ikut kelas online gratis buat nambah skill atau bersepeda yang bikin badan sehat.
Kalau bisa, pilih hobi yang juga menghasilkan pendapatan tambahan, seperti fotografi, desain, atau jualan online. Jadi, selain buat refreshing, hobi juga bisa bantu keuangan lebih stabil.
7. Manfaatkan Promo dan Diskon dengan Bijak
Promo dan diskon itu menguntungkan kalau dipakai dengan cara yang tepat. Gunakan untuk kebutuhan rutin, seperti belanja bulanan, pulsa, atau perawatan kendaraan.
Tapi, jangan kalap hanya karena lihat harga miring. Kalau barangnya nggak benar-benar dibutuhkan, itu tetap pemborosan. Jadi, sebelum checkout, tanya dulu ke diri sendiri, “Butuh atau cuma tergoda aja nih?”
8. Sisihkan Dana Gaya Hidup dengan Kesadaran
Gaya hidup itu penting, tapi harus ada batasnya. Buat anggaran khusus setiap bulan untuk nongkrong, hiburan, atau belanja. Kalau udah dekat limit, tahan dulu pengeluaran dan tunda ke bulan depan. Biar nggak kalap, tetap enjoy, tapi keuangan juga nggak berantakan. Intinya: mindful!

9. Batasi Lifestyle Inflation
Pendapatan naik? Jangan buru-buru upgrade gaya hidup. Hindari langsung beli barang mahal atau sering nongkrong di tempat fancy hanya karena merasa punya uang lebih.
Lebih baik, prioritaskan tambahan penghasilan untuk tabungan dan investasi. Dengan begitu, kondisi keuangan makin kuat, dan nggak kebingungan kalau ada kebutuhan mendadak di masa depan. Nikmati kenaikan pendapatan dengan bijak, bukan sekadar untuk gaya-gayaan.
Baca juga: Tanggal Tua VS Tanggal Muda: Apa yang Perlu Dilakukan Supaya Semua Tanggal Jadi Baik?
Seimbang antara menabung dan menjaga gaya hidup itu bisa kok diusahakan. Bukan hal yang mustahil. Kuncinya ada di cara mengatur prioritas dan membuat keputusan finansial dengan lebih sadar.
Nikmati hidup secukupnya, tapi jangan lupa amankan masa depan. Dengan langkah yang tepat, keuangan tetap stabil tanpa harus mengorbankan kebahagiaan sehari-hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Membangun Kepercayaan Diri untuk Mulai Investasi
Siapa yang masih saja maju mundur cantik untuk mulai investasi? Yah, memang sih. Memulai investasi sering terasa menakutkan, terutama bagi yang belum pernah mencobanya. Kepercayaan diri menjadi faktor penting untuk mengambil langkah pertama tanpa ragu.
Namun, dengan memahami langkah awal yang tepat, rasa percaya diri dapat dibangun secara bertahap.
Table of Contents
Membangun Kepercayaan Diri untuk Mulai Investasi

Investasi bukan hanya soal keuntungan, tetapi juga tentang kesiapan mental dan pemahaman.
Dan ternyata, kepercayaan diri itu penting dalam langkah awal berinvestasi. Tanpa rasa pede, rasanya ragu-ragu terus mau mulai dari mana. Betul?
Membangun rasa percaya diri dalam investasi membutuhkan proses yang terarah. Pemahaman yang baik dan pengalaman bertahap akan membantu mengurangi keraguan dan meningkatkan keyakinan dalam mengambil keputusan finansial. Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi.
1. Pahami Dasar-Dasar Investasi
Memahami dasar-dasar investasi adalah langkah awal yang penting untuk menghindari kesalahan dalam mengambil keputusan. Rasa percaya diri akan muncul, ketika kita tahu apa yang kita lakukan.
So, belajar dulu dasar-dasar investasi, agar kita tahu apa yang kita lakukan. Pelajari konsep risiko agar dapat menilai potensi kerugian yang mungkin terjadi dan menyesuaikannya dengan profil risiko pribadi. Pahami juga imbal hasil untuk mengetahui potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari setiap instrumen investasi.
Selain itu, kenali jenis-jenis investasi, termasuk perbedaan karakteristik, keuntungan, dan kelemahannya. Dengan begitu, kita dapat memilih instrumen yang paling sesuai dengan tujuan dan kebutuhan keuangan. Dengan pemahaman yang baik, proses investasi akan terasa lebih terarah, yang kemudian akan membuat kita jadi lebih percaya diri.
Baca juga: Cara Mulai Berinvestasi dengan Pendapatan Terbatas untuk Ibu Muda
2. Mulai dengan Nominal Kecil
Memulai dengan nominal kecil adalah strategi yang bijak untuk membangun kepercayaan diri di awal investasi. Dengan mulai dari nominal kecil, kita akan meminimalkan tekanan. Setidaknya, risikonya jadi ditekan, menjadi lebih kecil.
Dengan nominal kecil, maka ada peluang untuk belajar secara bertahap. Kita bisa belajar dulu tentang cara kerja pasar, pola pergerakan harga, dan mekanisme setiap instrumen investasi.
Investasi kecil juga memberi kita ruang untuk mencoba berbagai jenis aset dulu. Kayak, mau mulai coba reksa dana dulu, atau boleh juga mau emas dulu. Kita ulik, apakah sesuai dengan tujuan investasi kita, apakah nantinya perkembangannya bisa diharapkan, dan sebagainya.
Dengan tahu apa yang kita lakukan, dan enggak takut risikonya, kita pun jadi pede untuk melanjutkannya.

3. Gunakan Platform yang Andal
Penggunaan platform investasi yang bisa diandalkan juga bisa memacu kita untuk lebih pede. Karena dengan platform yang bisa diandalkan ini, kita bisa jadi lebih yakin bahwa dana investasi kita aman.
So, pilih platform yang memang sudah resmi dan diawasi oleh. Dengan begitu, ada jaminan bahwa aktivitas investasi dilakukan sesuai dengan regulasi yang berlaku. Kita pun terlindungi dari potensi penipuan.
Pastikan juga bahwa kamu mudah menggunakan platformnya. User friendly, istilahnya. Kamu juga dimudahkan dalam membuka akun, kamu bisa mengakses berbagai tools-nya, juga ada beragam tip-tip dan edukasi yang penting buat pemula. Pilih platform yang menawarkan berbagai jenis instrumen investasi, jadi lebih fleksibel.
Untuk tahu semua ini, kamu bisa cek dulu review pengguna-pengguna lainnya, sehingga kepercayaan diri kamu bisa bertambah.
4. Belajar dari Sumber Tepercaya
Mempelajari investasi dari sumber tepercaya adalah kunci untuk membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi. So, kamu bisa mulai dengan ikutan kelas-kelas online QM Financial. Sebelum ke investasi, di sini ada banyak kelas mulai dari yang paling basic, yang perlu kamu ambil dulu. Kamu bisa mulai ambil dari kelas Blueprint of Your Money.
Selain itu, membaca buku-buku tentang investasi. Pastikan penulisnya memang kredibel ya. Tonton juga video-video QM Financial di channel YouTube, atau dengar podcast di Spotify.
Hindari deh investasi karena ikut-ikutan saja, apalagi mengikuti nasihat dari sumber yang enggak jelas atau enggak terverifikasi. Dengan belajar secara konsisten dari sumber tepercaya, pemahaman akan investasi akan semakin kuat, meningkatkan rasa percaya diri dalam mengelola keuangan.

5. Evaluasi dan Belajar dari Kesalahan
Evaluasi kesalahan dalam investasi adalah langkah penting untuk berkembang menjadi investor yang lebih bijaksana. Setiap keputusan yang kurang tepat, seperti memilih aset yang terlalu berisiko atau mengikuti tren tanpa analisis yang bener, seharusnya dijadikan pelajaran yang berharga.
So, lakukan evaluasi secara rutin untuk memahami apa yang menyebabkan kesalahan tersebut, baik dari sisi perencanaan, strategi, atau emosi saat mengambil keputusan.
Gunakan pengalaman tersebut untuk memperbaiki keputusan di masa depan. Misalnya, jika kesalahan terjadi karena kurangnya riset, alokasikan waktu lebih banyak untuk belajar dulu. Kalau kesalahan berasal dari faktor emosional, seperti ketakutan saat pasar menurun, fokuslah pada pengelolaan emosi dan patuhi strategi investasi jangka panjang.
Catat setiap pembelajarannya, sehingga memudahkanmu untuk melacaknya kembali jika diperlukan. Dengan refleksi dan perbaikan yang terus-menerus, kemampuan mengambil keputusan yang tepat akan meningkat, sehingga mengurangi kemungkinan kesalahan yang sama di masa mendatang. Evaluasi yang baik enggak cuma dapat memperbaiki hasil investasi, tetapi juga meningkatkan kepercayaan diri sebagai investor.
Baca juga: 5 Kesalahan Umum yang Harus Dihindari Saat Belajar Investasi
Membangun kepercayaan diri untuk mulai investasi membutuhkan waktu dan konsistensi. Dengan langkah yang tepat, rasa yakin akan tumbuh seiring bertambahnya pengalaman dan pemahaman.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!