Anak Gen Z Enggak Tertarik Jadi PNS, Emang Iya?
Di tengah banyaknya pilihan karier yang ada, semakin sedikit anak muda yang tertarik jadi PNS. Bukan tanpa alasan, karier di sektor pemerintahan kini memang acap dianggap kurang menarik oleh generasi Z, yang kreatif, serbacepat, penuh inovasi, dan yang maunya juga serba-fleksibel.
Pertanyaannya, apa yang sebenarnya memengaruhi pandangan Gen Z terhadap profesi ini?
Faktor-faktor seperti proses rekrutmen yang panjang dan kurangnya peluang untuk berkembang cepat menjadi beberapa alasan utama. Profesi yang dianggap oleh gen X dan generasi sebelumnya sebagai jaminan stabilitas ekonomi dan sosial ini, kini tampaknya mulai kehilangan daya tariknya.
Dengan perkembangan teknologi dan perubahan nilai dalam masyarakat, Gen Z mencari lebih dari sekadar keamanan dalam memilih pekerjaan.
Table of Contents
Faktor yang Membuat Gen Z Ogah Jadi PNS
Banyak alasan mengapa anak Gen Z kurang tertarik menjadi pegawai negeri sipil atau PNS ini. Beberapa alasan utamanya adalah sebagai berikut.
1. Perubahan Prioritas Karier
Prioritas karier generasi Z berbeda signifikan dari generasi sebelumnya. Salah satunya soal fleksibilitas jam kerja dan lokasi. Gen Z menyukai pekerjaan yang memungkinkan mereka untuk bekerja dari mana saja dan kapan saja. Hal ini jarang bisa ditemukan dalam struktur kerja PNS yang lebih tradisional.
Selain itu, gen Z juga lebih suka pekerjaan yang kreatif, yang memungkinkan berkembangnya pertumbuhan pribadi mereka. Keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi juga menjadi faktor krusial.
Intinya, gen Z enggak hanya mementingkan finansial belaka, tetapi mereka juga ingin dipenuhi waktunya untuk berkegiatan di luar pekerjaan. Kondisi ini sering kali sulit diwujudkan dalam pekerjaan PNS yang cenderung memiliki jam kerja tetap dan beban kerja yang dapat menguras waktu serta energi.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
2. Gen Z Enggak Suka Hal-Hal Monoton
Generasi Z menilai pentingnya lingkungan kerja yang dinamis dan penuh dengan inovasi, memungkinkan mereka untuk terus berkembang dan bereksperimen dengan ide-ide baru.
Mereka mencari pekerjaan yang enggak hanya menantang secara intelektual tetapi juga memungkinkan implementasi ide secara real-time, terutama di bidang teknologi dan kreativitas.
Sayangnya, banyak pekerjaan PNS cenderung monoton, dengan rutinitas yang tetap dan sistematis. Dalam prosesnya, hanya ada sedikit kesempatan untuk melakukan proses kreatif. Hal ini membuat pekerjaan tersebut kurang menarik bagi Gen Z yang mendambakan kebebasan berekspresi dan kesempatan untuk membuat dampak langsung melalui pekerjaan mereka.
3. Proses Rekrutmen Panjang
Proses rekrutmen untuk menjadi PNS dikenal panjang dengan kompetisi yang ketat. Kadang butuh berbulan-bulan, itu pun bisa jadi akhirnya dinyatakan tidak memenuhi syarat,
Hal ini cukup mengganggu para gen Z yang tumbuh di era digital, semua-mua serbacepar dan efisien. Lamanya waktu dan ketidakpastian dalam proses seleksi PNS bisa membuat gen Z merasa frustrasi dan cenderung mencari alternatif karier lain yang lebih sejalan dengan ekspektasi mereka terhadap kecepatan dan efisiensi.
4. Gaji dan Insentif
Jadi PNS memang sering dianggap “aman”. Peluang untuk layoff cukup rendah, gaji juga pasti tepat waktu.
Namun, hal ini tak serta merta membuat gen Z tertarik jadi PNS. Menurut mereka, gaji awal dan insentif relatif rendah, terutama jika dibandingkan dengan potensi penghasilan di sektor swasta. Industri seperti teknologi dan start-up tidak hanya menawarkan gaji yang lebih kompetitif tetapi juga beragam bentuk kompensasi lain seperti saham perusahaan, bonus kinerja, kesempatan untuk bekerja secara fleksibel atau jarak jauh, dan sebagainya.
Faktor-faktor ini menjadi sangat menarik bagi Gen Z. Pasalnya, mereka tak hanya mencari kompensasi yang layak, tetapi juga keuntungan tambahan yang dapat meningkatkan kualitas hidup dan kesempatan profesional. Dalam jangka panjang, hal ini membuat karier jadi PNS kurang menarik bagi mereka yang mengutamakan imbalan finansial dan profesionalisme yang dinamis.
5. Pengaruh Teknologi dan Media Sosial
Media sosial dan platform digital memainkan peran besar dalam membentuk perspektif karier Gen Z. Melalui platform ini, mereka terpapar pada berbagai jenis pekerjaan yang mungkin enggak pernah dipertimbangkan oleh generasi sebelumnya.
Misalnya saja, content creator. Generasi sebelumnya enggak mengenal profesi ini. Sekarang, penghasilan content creator bisa dua digit per bulannya, dan banyak menjadi karier impian. Generasi sebelumnya juga banyak yang menganggap pekerjaan freelance adalah pekerjaan yang kurang menjanjikan. Namun, sekarang banyak freelancer sukses, bahkan berpenghasilan mata uang asing.
Jadi PNS dianggap ketinggalan zaman dan kurang menarik karena lebih lokal dan kurang berinteraksi dengan teknologi terbaru. Ini mendorong Gen Z untuk mengejar jalur yang mereka anggap lebih relevan dengan dunia modern dan aspirasi mereka.
6. Dorongan untuk Berwirausaha
Dorongan untuk berwirausaha sangat kuat di kalangan Gen Z. Mereka punya keinginan kuat untuk memiliki kontrol atas masa depan mereka sendiri. Banyak dari mereka tertarik pada ide membangun sesuatu dari awal, yang memungkinkan mereka untuk menjadi pemimpin dan pengambil keputusan utama.
Hal ini pastinya akan kurang terakomodasi kalau gen Z jadi PNS, karena selalu ada struktur dalam organisasi PNS di kantor mana pun.
Bergabung dengan startup atau merintis bisnis sendiri memberi gen Z kesempatan untuk bereksperimen dan mengambil risiko, hal-hal yang mereka nilai sebagai komponen penting untuk pertumbuhan pribadi dan profesional. Ini menarik bagi Gen Z, yang sering mencari cara untuk membuat dampak langsung dan mengukir jalur unik mereka sendiri di dunia kerja.
Karena faktor-faktor ini, banyak anak muda zaman sekarang lebih memilih untuk mengeksplorasi karier dengan enggak jadi PNS.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Nah, gimana dengan kamu?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah Awal Freelancing: Panduan untuk Fresh Graduate
Sebagai generasi Z dan juga fresh graduate, barangkali kamu akan lebih tertarik untuk menjalani karier sebagai freelancer. Ada banyak hal yang memang lebih menarik dengan menjadi freelancer ketimbang melamar kerja kantoran. Fleksibilita adalah salah satunya.
Namun, memasuki dunia kerja sebagai fresh graduate membawa tantangan unik, terutama ketika memutuskan untuk mengejar karier sebagai freelancer. Banyak yang merasa terintimidasi dengan prospek bekerja secara mandiri.
Pasalnya, mengembangkan karier freelance membutuhkan lebih dari sekadar keahlian di bidang tertentu. Di sini, diperlukan juga kemampuan untuk mengelola berbagai aspek bisnis dan personal secara efektif.
So, kalau kamu kebetulan adalah seorang fresh graduate dan ingin mengejar karier impian sebagai freelancer sukses, artikel ini sudah pas buat kamu. Kita akan membahas wawasan dasar dan tip praktis untuk memulai perjalanan freelancing dengan percaya diri.
Table of Contents
Langkah Persiapan dan Tip Menjadi Freelancer untuk Fresh Graduate
1. Menentukan Scoop Kerja
Untuk memulai freelancing, idealnya, kamu harus menemukan sesuatu yang menjadi keahlianmu sekaligus yang banyak dicari. So, pemahaman tentang diri sendiri akan diperlukan.
Mulailah dengan introspeksi untuk mengenali keahlian dan minatmu. Tanya pada diri sendiri, apa yang sering kamu lakukan dengan baik? Apakah kamu sering dipuji atas keterampilan tertentu? Pikirkan proyek yang pernah kamu tangani, mungkin bersama teman-teman atau dosen, atau bisa juga pengalamanmu saat internship. Proyek mana yang paling kamu nikmati dan berhasil dengan baik?
Lihat tren pasar untuk mengetahui keahlian apa yang banyak dicari. Untuk saat ini, keahlian seperti pengembangan web, desain UI/UX, atau analisis data sering banget ada di peringkat tertinggi demand.
Memilih dan mengembangkan keahlian khusus sangat penting dalam membangun karier yang sukses sebagai freelancer, sementara masih fresh graduate. Dengan pemahaman yang baik tentang apa yang kamu tawarkan dan kepada siapa, kamu bisa lebih strategis dalam mencari dan mendapatkan proyek.
2. Bikin Portofolio
Sebagai freelancer, portofolio ibarat modal. Sebegitu mahapenting, sehingga kamu tidak boleh membuatnya dengan asal-asalan.
Tapi, kan fresh graduate belum pengalaman? Gimana bikin portofolionya?
Tenang, coba ingat-ingat lagi. Selama kuliah, kamu pernah bikin proyek atau tugas kuliah apa saja? Apakah ada yang dapat nilai bagus, atau dipuji dosen? Nah, karya-karya itu bisa kamu masukkan sebagai portofolio.
Selain itu, kamu juga bisa membuat proyek “fiktif”. Misalnya, kamu coba buat sebuah brief iklan untuk produk skincare. Kamu bikin marketing kit, mulai dari kemasan produk sampai konsep promosinya. Nah, kamu juga bisa memasukkannya ke dalam portofolio kamu.
Gunakan layout yang bersih dan profesional yang memudahkan calon klien untuk melihat dan menilai pekerjaanmu. Kamu bisa menyimpannya di Google Drive atau host lainnya. Kamu juga bisa mempostingnya di akun Instagram. Yang penting, pastikan mudah diakses sewaktu-waktu.
3. Promosikan Dirimu
Dalam dunia freelancing, pemasaran diri adalah kunci untuk mendapatkan lebih banyak peluang dan membangun reputasi profesional. Salah satu caranya adalah dengan memanfaatkan jejaring sosial yang ada.
LinkedIn, misalnya, merupakan platform yang ideal untuk menghubungkan kamu dengan profesional lain dan menunjukkan keahlianmu di dunia kerja. Sementara itu, Instagram bisa menjadi tempat yang tepat untuk membagikan karya visualmu dan menarik perhatian dengan visual yang menarik.
Selain media sosial, memiliki website pribadi juga sangat membantu. Website ini bisa dijadikan sebagai rumah digital di mana kamu menampilkan portofolio pekerjaanmu, membagikan cerita sukses, dan menyediakan informasi kontak. Website menjadi titik sentral di mana klien potensial bisa memahami lebih dalam tentang apa yang kamu tawarkan dan bagaimana mereka bisa berkolaborasi denganmu.
Tidak kalah pentingnya adalah keberadaan di platform freelancing. Situs seperti Upwork, Freelancer, atau Sribulancer memberikan kamu akses langsung ke ribuan peluang kerja yang sesuai dengan keahlianmu. Mendaftar di platform tersebut memungkinkan kamu untuk menjelajah berbagai proyek, dari yang kecil hingga proyek besar, dan memulai pembicaraan dengan klien dari seluruh dunia.
4. Pikirkan Aspek Legal dan Finansial
Mengatur aspek legal dan finansial adalah bagian penting dari menjadi freelancer yang sukses. Meski baru mulai dan masih fresh graduate, adalah penting bagi kamu untuk memahami dan mengelola perizinan sejak awal. Jadi, pastikan kamu segera punya NPWP, dan belajar tentang hak cipta dan kontrak kerja sama.
Sisi keuangan juga tidak kalah pentingnya. Sebagai freelancer, kamu perlu jeli dalam menetapkan tarif yang enggak hanya kompetitif tapi juga mencerminkan kualitas pekerjaanmu.
Segera kelola juga keuanganmu dengan baik. Ingat, salah satu tantangan terbesar menjadi freelancer adalah penghasilannya tidak pasti. Bisa jadi dalam bulan ini kamu mendapatkan penghasilan yang besar, tetapi zonk di bulan depan. Jadi, kamu harus belajar menjaga cash flow sebaik mungkin. Jangan lupa, untuk memisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadimu.
Baca juga: Cara Menentukan Tarif Freelance yang Bukan Harga Teman
5. Siap Mental dan Disiplin
Menjadi freelancer membutuhkan persiapan mental dan kemampuan manajemen waktu yang baik. Tanpa supervisi langsung dari atasan, kamu harus mampu menjaga disiplin diri untuk mengatur jadwal kerjamu sendiri dan tetap termotivasi.
Kamu harus bisa mengatur waktu, kapan mengerjakan proyek dan kapan istirahat agar enggak kelelahan.
Selain itu, networking dengan freelancer lain juga sangat penting. Bergabung dengan komunitas atau jaringan profesional bisa memberikan dukungan, memungkinkan pertukaran ide, dan membantu kamu mendapatkan wawasan baru yang berguna untuk pengembangan karier.
Networking juga bisa menjadi sumber peluang kerja baru, yang akan sangat membantu dalam mempertahankan kelangsungan bisnismu. Dengan mengelola waktu dengan bijak dan memperluas jaringan sosialmu, kamu akan bisa menjalani dunia freelancing dengan lebih efektif dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, meskipun masih fresh graduate.
Baca juga: Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Memulai perjalanan sebagai freelancer bisa menjadi salah satu keputusan paling berharga bagi fresh graduate yang mencari kebebasan dalam berkarier dan mengeksplorasi potensi diri. Dengan persiapan yang matang dan pendekatan yang terarah, langkah-langkah awal ini tidak hanya akan membangun dasar yang kuat tetapi juga membuka banyak pintu untuk kesempatan yang lebih luas di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Menentukan Tarif Freelance yang Bukan Harga Teman
“Eh, aku butuh desain nih. Bisa bikinin logo usahaku gak? Berapa tarif freelance kamu? Harga teman dong!”
Sounds familiar, ya kan?
Merintis karier sebagai freelancer memang sangat menantang. Selain harus menyiapkan keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan pasar, kamu juga harus paham bagaimana caranya menentukan tarif freelance yang pas. Kalau kemahalan, (calon) klien kabur. Kalau terlalu murah, kredibilitas juga dipertaruhkan, belum lagi kalau jadi kerja sosial.
Tarif ini memang sensitif. Ibarat gaji, perhitungannya rumit.
Table of Contents
Faktor Penentu Tarif Freelance
Memang enggak pernah ada standar berapa tarif freelance yang ada di Indonesia. Pasalnya, area kerja freelancer sendiri juga sangat luas, dan sangat subjektif, sehingga akan sulit jika harus dibuat standar. Karena itu, kamu sebagai freelancer harus tahu kualitas dirimu sendiri agar dapat menentukan tarif yang paling pas.
Bagi yang belum punya pengalaman, mengestimasi harga jual diri sendiri itu ternyata jauh lebih sulit. Berikut beberapa hal yang bisa menjadi pertimbangan saat kamu harus menentukan tarif untuk setiap pekerjaan freelance yang akan kamu lakukan.
1. Keahlian dan Pengalaman
Semakin tinggi keahlian dan pengalaman kamu, semakin tinggi tarif freelance yang bisa kamu tetapkan. Profesional yang memiliki keterampilan khusus atau punya niche spesifik biasanya dapat meminta tarif yang lebih tinggi.
Baca juga: Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
2. Biaya Hidup
Bekerja—apa pun profesinya—pastinya bertujuan agar memperoleh imbalan yang bisa dipakai untuk memenuhi kebutuhan hidup. Jadi, sesuaikan tarifmu dengan biaya hidup di lokasimu. Ini mencakup segalanya dari sewa, makanan, asuransi, hingga pengeluaran sehari-hari lainnya.
Tetapkan jumlah yang akan menjadi target kamu. Dari sini, kamu akan mendapatkan gambaran, berapa rerata tarif freelance yang ingin kamu terima.
3. Biaya Operasional
Jangan lupa untuk memasukkan biaya operasional dalam tarifmu, termasuk biaya perangkat lunak yang diperlukan, hardware, pemasaran, hingga perhitungan pajak.
4. Pasar dan Permintaan
Pahami pasar tempat kamu akan “menjual diri”. Jika banyak permintaan untuk layananmu tetapi sedikit penyedia, kamu bisa menaikkan tarif. Lakukan riset pasar untuk mengetahui tarif freelance rata-rata di industri atau niche kamu. Salah satu tempat yang bisa memberimu informasi seputar pasar ini adalah di marketplace freelancer. Biasanya di platform marketplace tersebut akan tercantum, seberapa banyak job yang ditawarkan, yang bisa dibandingkan dengan jumlah freelancer yang bidding.
Kamu juga bisa sekaligus riset fee per pekerjaan, yang biasanya juga tercantum baik sebagai paket freelance yang ditawarkan pengelola, ataupun dipasang oleh masing-masing freelancer. Situs seperti Upwork, Fastwork, atau Projects.co.id adalah beberapa platform yang bisa kamu riset.
5. Waktu dan Usaha
Hitung berapa banyak waktu yang akan dihabiskan untuk setiap proyek, termasuk persiapan, pelaksanaan, dan revisi. Pastikan tarifmu mencerminkan semua usaha ini.
Salah satu caranya adalah dengan memperhitungkan tarif berdasarkan waktu pengerjaan. Misalnya, per jam atau per hari. Namun, tarif per jam atau per hari ini sebenarnya kurang oke buat kamu yang sudah punya skill tinggi. Pasalnya, semakin tinggi skill kamu di bidang yang kamu tekuni, maka waktu untuk menyelesaikan tugas itu juga akan semakin singkat. Maka, tarif per jam mungkin justru akan merugikanmu.
Nah, pertimbangan-pertimbangan seperti ini juga perlu kamu pikirkan ketika kamu menghitung tarif freelance.
6. Jenis Layanan
Jenis layanan yang kamu tawarkan juga memengaruhi tarif. Proyek yang lebih kompleks atau memerlukan keahlian khusus biasanya memungkinkan tarif yang lebih tinggi.
Misalnya, kamu adalah desainer konten Instagram. Selain menawarkan desain, kamu juga menawarkan untuk monitoring dan menjawab pesan-pesan follower. Pastinya pekerjaan tambahan ini juga harus diperhitungkan tarifnya.
7. Kompetisi
Analisis apa yang ditawarkan oleh pesaing kamu dan tarif apa yang mereka terapkan. Bisa jadi, ada fasilitas atau hal lain yang bisa kamu tawarkan, yang dapat memberikan nilai tambah jika dibandingkan dengan pesaing tersebut.
Yang harus diingat, dalam menentukan tarif, kamu tidak harus menjadi yang termurah, tetapi penting untuk tetap kompetitif.
8. Fleksibilitas dan Urgensi
Cermati proyek yang ditawarkan. Jika proyeknya sekira akan membebani lebih banyak sumber daya atau mengharuskanmu mengorbankan proyek lain atau waktu pribadi untuk memenuhi tenggat yang ketat, maka tarif kamu bisa disesuaikan.
Proyek dengan tenggat waktu yang mendesak umumnya akan menuntut kerja lembur atau menyesuaikan jadwal kerja secara signifikan. Dalam kasus seperti ini, menaikkan tarif dapat membantu menutupi biaya operasional tambahan dan risiko potensial seperti kelelahan atau gangguan terhadap alur kerja reguler.
Selain itu, ketika klien membutuhkan tingkat fleksibilitas yang tinggi, seperti kemampuan untuk menangani permintaan atau perubahan mendadak, menetapkan tarif yang lebih tinggi mencerminkan tingkat layanan premium yang kamu berikan.
Kesimpulan
Memastikan penetapan tarif freelance yang pas memang bergantung pada banyak faktor. Memiliki pengalaman dan keahlian tertentu akan memudahkan dalam menetapkan tarif yang sesuai. Seiring berkembangnya keahlian, biasanya tarif yang diminta juga bisa diusahakan untuk meningkat. Jangan lagi kasih harga teman, karena teman yang baik justru seharusnya mendukung bisnis teman yang lainnya.
Bagi yang baru memulai karier freelance, penting untuk fokus pada pembelajaran dan pengembangan keterampilan secara berkelanjutan. Mencari peluang freelance yang sesuai dengan tingkat keahlian saat ini merupakan langkah awal yang baik. Dengan begitu, kamu dapat membangun portofolio sekaligus jaringan yang kuat. Pastinya juga sambil secara bertahap meningkatkan kemampuan untuk menangani proyek yang lebih besar dan lebih kompleks.
Melalui proses ini, pengalaman yang bertambah akan membuka lebih banyak peluang untuk menetapkan tarif yang lebih tinggi berdasarkan kualitas dan kecepatan kerja yang dapat ditawarkan. So, secara bertahap, menjadi lebih mudah untuk memahami dan mengikuti dinamika pasar freelance.
Yang terakhir tetapi tak kalah penting, belajar keuangan untuk mengelola penghasilanmu sebagai freelancer sedini mungkin. Karena, lagi-lagi, penghasilan sebesar apa pun tidak akan memberikan manfaat yang optimal kalau kamu tidak dapat mengelolanya dengan bijak.
Baca juga: Freelance Bukan Untuk Semua Orang
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Baru merintis karier sebagai freelance pemula itu memang banyak sekali tantangannya. Mulai dari bagaimana cara mendapatkan klien, bagaimana mengelola klien, hingga bagaimana manajemen waktu, semua jadi satu dalam otak seorang freelancer. Apalagi soal manajemen keuangan, yang tak bisa dianggap ringan.
Satu sisi, seorang freelancer memang memiliki fleksibilitas tinggi terkait kinerjanya. Sisi lain, secara keuangan, seorang freelancer juga “sangat fleksibel”, artinya penghasilannya bisa sangat tidak tetap.
Jika salah dalam pengelolaan, bisa jadi menambah beban tekanan dan akhirnya bisa memengaruhi produktivitas si freelancer itu sendiri.
Table of Contents
Mengatur Keuangan untuk Freelancer Pemula
Jadi, jika kamu adalah seorang freelancer pemula saat ini, perlu dipahami bahwa mengelola keuangan sebagai freelancer itu memerlukan pemahaman tentang pendapatan yang sering berubah-ubah.
Enggak kayak pekerjaan tetap, penghasilan dari freelance bisa sangat beragam setiap bulannya. Faktor yang memengaruhi ada banyak, misalnya jenis proyek, jumlah pekerjaan yang didapat, dan tarif yang diberlakukan. Bisa saja dalam beberapa bulan full dan hectic, lalu bulan berikutnya paceklik.
Jadi, buat freelancer pemula, mengatur keuangan ini memang cukup menantang.
Untuk mengelola penghasilan bulanan dan membuat rencana keuangan dengan lebih baik, berikut beberapa hal yang bisa mulai dilakukan.
1. Pisahkan Keuangan dari Keuangan Pribadi
Pekerjaan freelancing juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bisnis, seperti halnya bisnis kecil yang lain. So, seperti yang selalu diajarkan oleh financial lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, pisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi, hal ini juga berlaku untuk freelance.
Tujuannya apa? Supaya lebih mudah untuk mengelola keuangan dari bisnis freelance ini, dan tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
2. Buat Catatan yang Rapi
Buat catatan keuangan yang rapi, meliputi pemasukan dan pengeluaran dari pekerjaan freelance.
Setiap kali ada invoice atau fee cair, catat dalam pemasukan bisnis. Begitu juga jika ada pengeluaran untuk keperluan pekerjaan freelance, catat dalam pengeluaran.
Misalnya, kamu butuh berlangganan foto di Shutterstock untuk keperluan konten, atau butuh tools untuk memantau pergerakan media sosial untuk mendukung pekerjaanmu sebagai freelance social media strategist. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan profesional, sehingga pengeluarannya juga harus dicatat dan nanti juga diperhitungkan.
Catatan keuangan yang detail akan membantumi sebagai freelancer pemula untuk melihat gambaran pola pemasukan dan pengeluaran.
3. Gaji Diri Sendiri
Jika kamu sudah bisa melihat pola pemasukan dan pengeluaran, maka kamu bisa menetapkan berapa banyak uang yang bisa kamu ambil sebagai gaji untuk diri sendiri sebagai freelancer pemula.
Pemasukan sebagai freelancer memang bisa saja tidak tetap, tetapi kamu bisa menerapkan sistem gaji ini sehingga nantinya penghasilan menjadi lebih tetap.
Cara lain adalah dengan menetapkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap bulannya. Dengan besarnya kebutuhan ini, kamu pun bisa menetapkan target penghasilan bulan-bulan berikutnya.
4. Diversifikasi Pekerjaan/Klien
Hindari untuk hanya bergantung pada satu jenis pekerjaan atau satu klien. Sebagai freelancer, tentunya kamu punya fleksibilitas tinggi untuk menentukan dengan siapa saja kamu bekerja. Maka, manfaatkan privilege ini dengan sebaik-baiknya. Tentu saja juga dengan tanggung jawab yang penuh dan harus profesional.
Mencari berbagai sumber pendapatan menambah stabilitas finansial dan mengurangi risiko kehilangan semua penghasilan jika salah satu sumber tiba-tiba berhenti.
5. Bangun Dana Darurat
Membangun dana darurat adalah langkah yang sangat penting bagi freelancer pemula. Dana ini akan menjadi penyelamat di masa-masa sulit, terutama selama periode pendapatan yang lebih rendah.
Pisahkan dana darurat ke dalam rekening terpisah, dan tidak boleh diutak-atik jika tidak benar-benar dalam kondisi darurat.
Sebagai freelancer dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan dana darurat yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan tetap. Namun, tak perlu khawatir, sebagai freelancer pemula, yang penting mulai bangun dulu. Mulai dari satu bulan pengeluaran, dan kemudian ditingkatkan seiring waktu. Yang penting disiplin ya.
6. Bijak Pilih Proyek
Perencanaan proyek dan negosiasi kontrak yang baik dapat menjamin aliran pekerjaan yang lebih stabil. Sebagai freelancer, akan ada baiknya—jika memungkinkan—memilih proyek yang enggak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Dengan begitu, kamu bisa mengamankan penghasilan agar lebih konsisten.
Efisiensi dalam mengatur waktu dan menyesuaikan tarif berdasarkan keahlian serta permintaan pasar juga penting untuk memaksimalkan pendapatan.
Dengan pendekatan yang terorganisir dan adaptif, mengelola penghasilan sebagai freelancer bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Memahami dan menerapkan strategi ini membantu dalam menciptakan kestabilan finansial, memungkinkan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terbebani oleh kekhawatiran keuangan.
Mempersiapkan Masa Pensiun
Duh, baru juga mulai merintis karier sebagai freelancer pemula. Kok sudah ditanya mau pensiun.
Jangan salah! Justru karena kamu masih baru mulai merintis, makanya kamu sudah harus mulai memikirkan pensiun. Pasalnya, semakin cepat kamu mulai membuat rencana pensiun, semakin ringan beban di setiap bulannya.
Perencanaan pensiun merupakan aspek kritis yang sering terabaikan oleh banyak freelancer. Padahal, sebagai freelancer, kamu pasti paham bahwa kamu tidak akan mendapatkan benefit ini dari pemberi kerja.
Tanpa skema pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja, freelancer harus proaktif dalam mengamankan masa depan finansialnya sendiri. Memulai perencanaan pensiun sejak dini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk hari tua, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran untuk masa depan.
Ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh freelancer untuk mempersiapkan pensiun. Kamu bisa memanfaatkan opsi program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dengan mendaftarkan diri secara mandiri. Lalu, ada juga opsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan, biasanya diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. Selain itu, kamu juga bisa membangun rencana pensiun secara mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, reksa dana hingga properti.
Kenal karakteristik masing-masing, dan manfaatkan dengan bijak.
Setelah itu, tentukan berapa banyak kamu akan berinvestasi untuk dana pensiun. Idealnya, kamu menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan untuk berinvestasi. Dalam 10-20 % tersebut, alokasikan sebagian untuk dana pensiun, yang juga sama pentingnya dengan tujuan keuangan lainnya.
Memulai perencanaan pensiun sejak dini memberikan waktu yang lebih banyak untuk pertumbuhan investasi, mengurangi tekanan finansial di kemudian hari. Dengan pendekatan yang disiplin dan strategis terhadap perencanaan pensiun, freelancer pemula nantinya dapat menikmati masa tua dengan keamanan dan kenyamanan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pendapatan Aktif: Mengenal Jenis-Jenisnya dan Bagaimana Memanfaatkannya
Jika kamu memiliki pekerjaan tetap dan mendapatkan gaji darinya, maka kamu telah memperoleh pendapatan aktif atau active income. Pendapatan aktif adalah pendapatan yang diperoleh dari proses bekerja demi uang. Pendapatan ini mencakup pemasukan dalam bentuk upah, gaji, komisi, penghasilan sampingan, dan lain-lain.
Jika membuat anggaran bulanan, maka active income juga datang pada periode yang telah ditetapkan, sehingga lebih memudahkan kamu untuk membuat perencanaan keuangan. Namun, penghasilan aktif yang teratur ternyata juga menyimpan tantangannya tersendiri.
Misalnya, mungkin saja pendapatan tersebut tidak cukup untuk menutupi biaya hidup atau bahkan terlalu sedikit untuk memenuhi gaya hidup. Oleh karena itu, penting sekali memahami jenis-jenis penghasilan aktif, seberapa penting penghasilan tersebut, dan cara memaksimalkan jumlahnya.
Definisi Pendapatan Aktif
Pendapatan aktif adalah gaji yang diperoleh dari tugas atau layanan yang dilakukan sesuai kesepakatan dengan klien atau atasan. Jika kamu bekerja untuk seseorang, instansi, atau perusahaan, maka kamu telah mendapatkan penghasilan aktif.
Bahkan, bekerja untuk diri sendiri alias wiraswasta juga bisa disebut mendapatkan penghasilan aktif. Penerimaan penghasilan ini juga termasuk pekerjaan full time, part fime, freelance, atau kontrak. Ini adalah jenis pendapatan yang paling umum, bahkan kadang jadi satu-satunya, bagi sebagian besar orang.
Jenis-jenis Pendapatan Aktif
Cara paling umum untuk mendapatkan pendapatan aktif adalah melalui pekerjaan. Entah dibayar per jam, per minggu, atau per tahun, bahkan dibayar per projects, itu tetap disebut dengan penghasilan aktif.
Beberapa jenis penghasilan aktif di antaranya sebagai berikut.
1. Karyawan
Menjadi karyawan berarti menjadi individu atau kelompok yang menjalankan usaha yang dibangun oleh orang lain. Jika kamu bekerja sebagai karyawan, maka kamu juga berperan dalam menambah omzet dengan cara menjual produk atau jasa milik orang lain tersebut.
Sebagai imbalannya, kamu mendapatkan gaji dan berbagai benefit lain, yang bisa kamu terima sesuai kesepakatan dan sifat kerjanya. Biasanya gaji ini diterimakan secara teratur, meski periodenya sesuai dengan kesepakatan.
2. Wirausaha
Wirausaha berasal dari kata “wira” yang berarti pahlawan atau berani dan “usaha” yang berarti kegiatan atau bisnis.
Dalam konteks bisnis dan ekonomi, “wirausaha” mengacu pada seseorang yang memulai, mengelola, dan mengembangkan usaha atau bisnis, yang kemudian mengambil laba dari usahanya.
Wirausaha atau entrepreneur memiliki karakteristik khusus seperti inisiatif, kreativitas, inovasi, kemampuan untuk mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang, serta berani menghadapi risiko dalam menjalankan usahanya.
Seorang wirausahawan biasanya dikenal sebagai individu yang menciptakan ide-ide bisnis baru, memanfaatkan peluang pasar, dan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi. Pendapatan aktif yang diterimanya bisa berupa dividen, gaji, atau pembagian hasil dari bisnis usahanya.
3. Freelancer
Freelancer atau pekerja lepas merupakan orang yang menekuni suatu jenis penyediaan jasa untuk memperoleh imbalan uang sesuai tarif yang telah disepakati. Beberapa jenis pekerjaan lepas yaitu desainer grafis, programmer, copywriter, konsultan hukum, dan masih banyak lagi.
4. Gig Worker
Gig worker juga termasuk salah satu peluang memperoleh active income. Istilah ini mengacu pada sistem di pasar bebas, yang mana industri pada gig economy bersandar pada sistem kontrak jangka pendek.
Setelah kontraknya selesai, maka gig worker akan berpindah ke tugas lainnya. Perlu diingat bahwa gig worker tidak sebebas freelancer karena yang mempertemukan klien dengan pekerja adalah pihak ketiga. Contoh yang paling dekat dengan kita adalah pengemudi ojek online, e-commerce, dan lainnya.
Mengapa Perlu Memiliki Pendapatan Aktif?
Ada banyak alasan mengapa kamu perlu memiliki penghasilan aktif. Beberapa alasan tersebut bisa disimak di bawah ini.
1. Memenuhi Kebutuhan Dasar
Penghasilan aktif memungkinkan kamu untuk memenuhi berbagai kebutuhan dasar. Sebut saja tempat tinggal, makanan, pakaian, dan lain-lain. Ini termasuk jenis pekerjaan utama yang paling diandalkan selain pendapatan pasif.
2. Membayar Utang
Penghasilan aktif juga berguna untuk melunasi utang. Nah, kamu yang pernah ambil kredit atau cicilan pasti mengalami, ketika pengajuan, akan selalu ada pertanyaan mengenai pekerjaan utamamu. Betul?
Karena memang, penghasilan dari pekerjaan inilah yang nantinya akan diandalkan untuk membayar utang.
3. Menabung dan Berinvestasi
Dengan memiliki pendapatan aktif, kamu berkesempatan untuk menabung dan berinvestasi. Hal ini tentu saja berguna untuk memperoleh kekayaan jangka panjang. Tabungan dan nilai investasi yang memadai bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup, bahkan hingga di masa pensiun.
Strategi Memaksimalkan Pendapatan Aktif
Untuk memaksimalkan pendapatan aktif dan mencapai tujuan keuangan jangka panjang, kamu dapat menerapkan beberapa strategi berikut.
1. Meningkatkan Pendidikan dan Keterampilan
Jika ingin mendapatkan active income yang lebih maksimal, maka alternatif yang bisa dilakukan adalah investasikan waktu dan materi untuk meningkatkan pendidikan dan keterampilan.
Kamu bisa memperoleh pendidikan dan pelatihan tambahan yang relevan dengan usaha atau karier yang tengah kamu jalankan agar memperoleh peluang penghasilan yang lebih besar.
2. Investasi
Bekerja yang tidak diimbangi dengan investasi akan memperoleh keuntungan yang kurang maksimal. Oleh karena itu, penting sekali mempelajari dunia investasi untuk memperoleh keuntungan jangka panjang. Contoh investasi yaitu melalui properti, saham, obligasi, dan yang lainnya.
3. Buat Anggaran
Pastikan untuk membuat rencana keuangan yang bijak agar bisa menyisihkan tabungan. Alokasikan uang untuk tujuan jangka panjang, seperti pendidikan anak, pensiun dini, atau pembelian properti.
4. Pastikan Work-Life Balance
Memaksimalkan pendapatan memang penting, tetapi jangan lupa untuk membahagiakan diri sendiri. Pekerjaan dan kehidupan pribadi yang seimbang akan memberikan kenikmatan hidup, sehingga tidak mudah stres. Buat rekening khusus, supaya kamu bisa hura-hura tanpa huru-hara.
Pendapatan aktif adalah penghasilan yang berperan penting untuk membangun kehidupan ekonomi yang lebih baik. Dengan melakukan pekerjaan utama secara efektif, maka tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang dapat terpenuhi sesuai target yang telah ditetapkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Selain Jadi Karyawan Kantoran, Ini Dia 3 Jenis Profesi dengan Potensi Karier Cemerlang
Profesi sebagai karyawan kantoran mungkin masih menjadi jalan karier yang dipilih oleh banyak orang saat ini. Meskipun ada keuntungan memiliki pekerjaan tetap seperti stabilitas dan kepastian, tetapi tidak dapat dimungkiri bahwa ada banyak profesi lain yang menawarkan peluang yang sama baiknya, jika tidak lebih baik, dan sering kali memberikan kepuasan yang lebih dalam pekerjaan.
Masa depan kerja tidak lagi berarti menjadi bagian dari mesin korporasi yang besar. Sebaliknya, kita bergerak menuju masyarakat yang lebih berorientasi pada keterampilan. Di sini, kemampuan untuk beradaptasi dan inovasi menjadi lebih penting daripada keamanan pekerjaan jangka panjang. Dalam dunia ini, profesi alternatif bisa menjadi pilihan karier yang menarik dan berpotensi besar.
Pilihan profesi ini bisa sangat beragam, mulai dari berkecimpung dalam dunia seni, menjadi wirausaha, hingga merambah bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semua profesi ini membutuhkan dedikasi, keterampilan, dan passion. Umumnya, memang menawarkan pengembangan diri yang besar, di samping—tentu saja—penghasilan yang sebanding.
Dalam artikel ini, kita akan melihat beberapa profesi yang berpotensi bagus ini selains ebagai karyawan kantoran. Pun akan dibahas mengenai apa yang diperlukan untuk bisa sukses, agar ada gambaran tentang berbagai pilihan karier yang ada di luar pekerjaan menjadi karyawan kantoran.
Profesi dengan Potensi Perkembangan Karier yang Bagus, selain Karyawan Kantoran
1. Pengusaha/wirausaha
Menjadi wirausaha atau pengusaha adalah salah satu pilihan karier yang bisa dikatakan sangat menantang. Mengapa? Karena, menjalankan bisnis milik sendiri itu butuh keberanian, keterampilan, dan dedikasi yang besar. Namun, penghasilannya juga bisa jauh melampaui gaji tetap karyawan kantoran.
Pertama, menjadi wirausaha berarti memiliki kebebasan dan fleksibilitas yang tidak tersedia dalam pekerjaan kantoran. Kita bebas menentukan jadwal kerja sendiri, dan menjual produk yang dibutuhkan orang sekaligus kita suka.
Kedua, wirausaha juga memberikan kesempatan untuk meraih potensi penghasilan yang tidak terbatas. Berbeda dengan karyawan kantoran, yang penghasilannya dibatasi oleh gaji dan bonus. Penghasilan sebagai wirausaha berbanding lurus dengan kesuksesan bisnis yang dikelola. Semua tergantung pada diri kita sendiri, sebagai pemilik dan manajer bisnis.
Ketiga, dengan menjadi pengusaha, kita punya kesempatan untuk mengejar passion kita. Kita bisa membangun bisnis di sekitar apa yang kita cintai dan apa yang kita yakini.
Namun, menjadi wirausaha juga ada tantangannya. Ada risiko kegagalan, dan kita juga mungkin perlu bekerja keras selama beberapa tahun sebelum bisnis mulai menghasilkan keuntungan. Kita juga perlu siap untuk mengatasi berbagai masalah yang mungkin muncul, mulai dari masalah keuangan hingga manajemen sumber daya manusia.
Tapi, bukankah akan selalu ada masalah dan tantangan di setiap hal dalam hidup?
2. Pekerja mandiri/freelancer
Menjadi freelancer atau pekerja mandiri adalah salah satu pilihan karier yang menawarkan kebebasan dan fleksibilitas. Mau menentukan jam kerja sendiri, memilih proyek atau klien yang hendak dikerjakan, dan mau bekerja dari mana saja, semua tergantung pada diri kita sendiri.
Freelancing adalah tentang menjual keterampilan dan jasa langsung kepada klien atau perusahaan, tanpa perantara. Kamu bisa bekerja dalam berbagai bidang, termasuk penulisan, desain, pengembangan web, pemasaran digital, konsultasi, fotografi, dan banyak lagi. Di era digital ini, permintaan untuk pekerjaan freelance semakin meningkat, karena perusahaan mencari cara yang lebih fleksibel dan biaya efektif untuk mendapatkan pekerjaan yang dilakukan.
Dengan menjadi freelancer, ada kesempatan untuk membangun portofolio yang kuat, dan kemampuan untuk menetapkan tarif. Bagi banyak orang, kebebasan dan otonomi ini adalah salah satu aspek paling menarik dari pekerjaan freelance, yang tidak bisa didapatkan dari menjadi karyawan kantoran.
Dan, tentu saja, ada tantangan tersendiri jika ingin menjadi freelancer. Stabilitas pendapatan bisa menjadi masalah pertama, karena pekerjaan mungkin datang dan pergi. Kita juga harus mengurus semua aspek bisnis kita sendiri, termasuk pencarian klien, penagihan, dan administrasi. Beban pajak juga bisa menjadi tantangan, karena harus mengurus semua kewajiban pajak sendiri. Juga asuransi kesehatan, tabungan pensiun, KPR, dan sebagainya; semua harus disiapkan sendiri.
3. Pekerja kreatif
Menjadi pekerja kreatif adalah karier yang memberi peluang lebih banyak ruang untuk berekspresi, mengejar passion, dan memberi banyak nilai tambah melalui karya yang kita buat.
Pekerjaan kreatif mencakup banyak sekali bidang lo! Mulai dari seni visual, musik, penulisan, desain, fotografi, film, dan banyak lagi. Pekerja kreatif sering kali bekerja sebagai freelancer atau wiraswasta, tetapi juga dapat bekerja di studio, agensi, atau organisasi.
Salah satu aspek yang paling menarik dari pekerjaan kreatif adalah kebebasan untuk menciptakan dan mengeksplorasi ide-ide kita sendiri. Kita memiliki kendali atas apa yang kita buat, dan kita dapat mengekspresikan diri dan visi melalui karya kita. Hal ini bisa menjadi sangat memuaskan secara pribadi, dan bisa memberi kita kesempatan untuk bisa mencapai lebih banyak tujuan.
Pekerjaan kreatif juga bisa sangat bervariasi dan menantang. Setiap proyek atau tugas baru memerlukan solusi kreatif, dan kita pun jadi harus terus-menerus belajar dan berkembang untuk tetap relevan dan kompetitif. Ini bisa membuat pekerjaan ini tetap menarik dan menantang. Tinggal kita sendiri saja sih, bisa cukup lincar beradaptasi dengan banyak hal baru atau enggak.
Nah, itu juga yang jadi tantangan tersendiri sebagai pekerja kreatif, yang akan lebih banyak dihadapi dibandingkan menjadi karyawan kantoran biasa. Belum lagi soal penghasilan yang enggak stabil. Selain itu, pekerjaan kreatif sering kali memerlukan lebih banyak waktu dan energi, dan bisa menuntut kerja keras secara fisik dan mental.
So, mau jadi karyawan kantoran atau profesi alternatif seperti yang disebutkan di atas? Semua kembali pada tujuan dan kebutuhan masing-masing. Masalah penghasilan, tentunya bisa diatur, apalagi kalau kamu punya keterampilan pengelolaan keuangan yang baik. Dengan rencana keuangan yang komprehensif, meskipun penghasilan tak stabil, kamu tetap bisa punya asuransi kesehatan, asuransi jiwa, bahkan sampai dana pensiun yang memadai.
Kalau yang karyawan kantoran bisa panggil QM Financial untuk financial training, kamu bisa ikut kelas-kelas FCOS sesuai kebutuhanmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami 3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi agar Terhindar dari Konflik dengan Otoritas Pajak
Masalah pajak seakan menjadi momok belakangan ini ya kan? Tapi, kalau dipikir-pikir, masalah pajak yang sering terjadi itu juga cuma 3: salah hitung, nggak paham aturan pajak, dan nggak melaporkan sumber penghasilan.
Masalah pajak yang sering terjadi dapat menimbulkan konsekuensi yang merugikan bagi wajib pajak, baik dalam bentuk sanksi dan denda, maupun dampak yang lebih besar terhadap reputasi. Seiring dengan kompleksitas aturan pajak yang semakin tinggi dan tuntutan pemerintah untuk memenuhi target penerimaan pajak, kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak tak sengaja dilakukan hingga menjadi masalah pajak yang semakin sering terjadi.
So, memang penting bagi kita, sebagai wajib pajak, untuk memahami kesalahan-kesalahan apa saja yang dapat dihindari dan cara mengatasinya. So, kali ini kita akan membahas tentang cara menghindari masalah pajak yang sering terjadi tersebut, dan memahami kesalahan yang dapat dihindari.
Dengan memahami masalah pajak yang sering terjadi dan cara mengatasinya, maka kita dapat memastikan bahwa kita bisa memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak. Ngeri banget lo, soalnya!
So yuk, kita belajar keuangan tentang pajak untuk artikel kali ini.
3 Masalah Pajak yang Sering Terjadi
Kesalahan Penghitungan Pajak
Kesalahan dalam menghitung pajak adalah masalah yang sering terjadi di antara wajib pajak. Beberapa masalah pajak yang sering terjadi dalam penghitungan pajak ini terjadi meliputi:
Kesalahan dalam mengklasifikasikan sumber penghasilan
Salah mengklasifikasikan sumber penghasilan dapat mengakibatkan masalah pajak yang sering terjadi, yakni kesalahan dalam perhitungan jumlah pajak yang harus dibayar.
Sebagai contoh, jika penghasilan dari pekerjaan lepas dikenakan pajak lebih tinggi dibandingkan penghasilan dari pekerjaan tetap, tetapi wajib pajak mengklasifikasikan penghasilan lepas sebagai penghasilan tetap, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan jadi salah.
Mengabaikan potongan pajak yang seharusnya
Pajak memiliki berbagai potongan pajak yang dapat mengurangi jumlah pajak yang harus dibayar oleh wajib pajak. Beberapa potongan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi potongan pajak atas biaya pendidikan, biaya kesehatan, dan sumbangan amal.
Jika wajib pajak tidak menggunakan potongan pajak ini, maka jumlah pajak yang harus dibayar akan menjadi lebih tinggi dari seharusnya.
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar
Salah menghitung jumlah pajak yang harus dibayar dapat mengakibatkan wajib pajak membayar pajak lebih atau kurang dari seharusnya. Misalnya, salah menghitung tarif pajak atau salah menghitung pengurangan pajak dapat menghasilkan jumlah pajak yang tidak akurat.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi seperti ini, kamu harus memahami dengan benar aturan pajak dan tarif pajak yang berlaku. Selain itu, kamu juga harus memastikan bahwa penghasilanmu dilaporkan dengan benar, termasuk penggunaan potongan pajak yang seharusnya.
Periksa kembali pengajuan pajakmu sebelum mengirimkannya ke otoritas pajak. Hal ini akan membantumu memastikan bahwa penghitungan pajak yang sudah kamu lakukan adalah benar dan bahwa semua informasi yang diperlukan telah dilampirkan.
Ketidaktahuan akan Aturan Pajak
Ketidaktahuan aturan pajak juga menjadi masalah pajak yang sering terjadi. Beberapa aturan pajak yang sering dilupakan oleh wajib pajak meliputi:
Aturan pajak bagi pekerja lepas
Pekerja lepas atau freelancer sering kali tidak memahami aturan pajak yang berlaku bagi mereka. Sebagai contoh, mereka mungkin tidak menyadari bahwa mereka harus membayar pajak sendiri dan tidak ada yang memotong pajak mereka, nggak kayak karyawan perusahaan yang biasanya punya divisi accounting atau finance yang bisa membantu.
Akibatnya, mereka sering kali tidak membayar pajak secara tepat waktu atau membayar pajak kurang dari seharusnya.
Pajak atas keuntungan investasi
Wajib pajak sering kali tidak menyadari bahwa keuntungan yang diperoleh dari investasi seperti saham, obligasi, atau properti harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka sering kali tidak melaporkan keuntungan ini dengan benar atau tidak membayar pajak yang seharusnya.
Pajak atas hibah dan warisan
Wajib pajak juga kadang tidak menyadari bahwa hibah dan warisan di atas batas tertentu harus dikenakan pajak. Akibatnya, mereka seringkali tidak membayar pajak yang seharusnya dan dapat terkena sanksi dari otoritas pajak.
Untuk menghindari ketidaktahuan aturan pajak ini, kamu harus mempelajari aturan pajak yang berlaku, dan memastikan bahwa kamu memahami dengan benar aturan-aturan tersebut.
Jika memang perlu, kamu bisa juga mencari bantuan dari konsultan pajak yang terlatih dan berpengalaman untuk memastikan bahwa kamu memenuhi semua kewajiban pajak dengan benar dan tepat waktu.
Selain itu, kamu pun harus selalu memeriksa peraturan pajak baru dan perubahan yang terjadi untuk memastikan bahwa kamu enggak kehilangan informasi penting kalau ada update.
Tidak melaporkan penghasilan
Tidak melaporkan sumber penghasilan adalah masalah serius dalam perpajakan yang dapat menyebabkan konsekuensi yang signifikan bagi wajib pajak. Beberapa contoh sumber penghasilan yang sering kali tidak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak misalnya:
Penghasilan dari pekerjaan lepas
Pekerja lepas atau freelancer, atau bisa juga mereka yang punya side hustle, sering kali nggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh.
Ini dapat terjadi karena mereka nggak menyadari bahwa penghasilan jenis ini harus dilaporkan, atau ya bisa juga karena mereka berusaha menghindari pajak. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari pekerjaan lepas dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari investasi
Penghasilan dari investasi seperti saham, obligasi, dan properti juga sering kali nggak dilaporkan dengan benar oleh wajib pajak.
Hal ini dapat terjadi karena wajib pajak tidak menyadari bahwa penghasilan ini harus dilaporkan atau karena mereka menganggap bahwa pajak atas penghasilan dari investasi enggak signifikan. Namun, tidak melaporkan penghasilan dari investasi dapat mengakibatkan wajib pajak dikenakan sanksi dan denda oleh otoritas pajak.
Penghasilan dari bisnis
Wajib pajak yang memiliki bisnis juga banyak yang enggak melaporkan semua penghasilan yang diperoleh. Ya penyebabnya kurang lebih seperti penghasilan dari pekerjaan lepas di atas sih, yaitu merasa bahwa penghasilan ini belum seberapa sehingga enggak perlu dilaporkan.
Untuk menghindari masalah pajak yang sering terjadi ini, kamu harus memastikan bahwa kamu melaporkan semua sumber penghasilan yang kamu peroleh, termasuk penghasilan dari pekerjaan lepas, investasi, dan bisnis. Perlu kamu tahu, bahwa penghasilan yang dilaporkan dalam SPT Tahunan itu adalah keseluruhan hal yang membuatmu menerima penghasilan dalam satu tahun. So, kalau kamu adalah seorang employee by day freelancer by night, ya kamu harus menjumlahkan keseluruhan penghasilan yang kamu terima dari menjadi karyawan dan pekerja lepas tersebut.
Dengan menghindari kesalahan dalam penghitungan pajak dan pelaporan pajak, kamu dapat menghindari sanksi dan denda dari otoritas pajak dan menjaga kepatuhan perpajakanmu. Semoga artikel ini memberikan informasi yang bermanfaat dan membantumu dalam menghindari masalah pajak yang sering terjadi ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengatur Keuangan untuk Kamu yang Berpendapatan Tidak Tetap
Ingat dengan drama Korea Hometown Cha Cha Cha? Di situ ada kisah Du Sik, si pekerja serabutan yang menawan. Pekerjaannya serabutan. Apa saja dikerjakannnya, secara fleksibel, tak terikat kontrak. Karena itu, pastinya pendapatan Du Sik juga tak menentu. Tapi, bisa-bisa saja dipakai buat biaya hidup. Du Sik pasti sudah belajar mengatur keuangan dengan baik, karena dia kan dulunya … Ups, spoiler.
Yes, enggak cuma ada pekerja atau karyawan yang ngantor teratur, karier berjenjang jelas, punya bos, punya coworkers, pergi pagi pulang malam, dan dengan gaji yang rutin ada setiap bulan, ternyata masih ada pekerja seperti Du Sik. Mereka memilih bekerja tanpa ikatan. Pekerja lepas, begitu sebutannya. Freelancer, begitu istilah kerennya.
Biasanya orang-orang yang memilih jalur profesi sebagai freelancer mempertimbangkan soal fleksibilitas waktu dan tempat untuk bekerja. WFA, begitu katanya. Work from anywhere. Bisa dikerjakan kapan saja, di mana saja, dengan cara apa saja, asalkan bisa setor sesuai target yang sudah disepakati dengan klien masing-masing
However, fleksibilitas waktu dan tempat ini ada trade off-nya. Yaitu penghasilan yang “fleksibel” juga. Fleksibel artinya di sini enggak tetap. Enggak kayak orang-orang yang kerja kantoran, mereka secara rutin menerima gaji Rp5 juta, Rp20 juta, Rp250 juta, … Rp1 miliar. Pekerja lepas tidak seperti itu. Penghasilan pekerja lepas tidak tentu; bulan ini dapat Rp30 juta, bulan depan Rp3 juta. Bulan depannya lagi Rp10 juta, bulan berikutnya zonk karena nggak ada klien yang jatuh tempo pembayaran.
Sebenarnya, hal ini adalah hal yang lumrah terjadi di dunia kreatif. Tapi, kadang ya bikin kaget juga, terutama buat para pemula. Tenang, yang harus dilakukan sekarang adalah mencari tahu cara belajar mengatur keuangan dengan baik.
Belajar Mengatur Keuangan untuk yang Berpendapatan Tidak Tetap
Belajar mengatur keuangan sebenarnya tak terbatas bagi orang-orang tertentu. Namun, belajar keuangan itu penting terlebih bagi mereka yang sekarang dalam usia produktif, sudah bisa memiliki penghasilan, maka belajar mengatur keuangan hukumnya wajib.
Namun ya harus diakui, bahwa belajar mengatur keuangan itu bukanlah hal yang mudah. Apalagi kalau pendapatan kita enggak tetap. Seperti yang dimiliki oleh para pekerja lepas alias freelance. Tapi sebenarnya, yang punya pendapatan tidak tetap itu enggak hanya pekerja lepas saja lo! Ada profesi lain yang juga berpendapatan tidak tetap dan harus belajar mengatur keuangan dengan baik. Biasanya ini dialami oleh profesi yang upahnya dihitung berdasarkan hasil yang disetorkan.
Lalu, bagaimana cara belajar mengatur keuangan yang baik untuk pendapatan yang tidak tetap ini? Yuk, ikuti langkah-langkah berikut.
Buat anggaran yang tetap
Pendapatan boleh saja tidak tetap, tetapi anggaran keuangan bisa dibuat tetap. Lha, caranya terus gimana untuk membuat anggaran ini? Kan pendapatan enggak tetap?
Tenang. Ada caranya, yaitu dengan berpatokan pada pengeluaran. Buatlah catatan pengeluaran yang cukup mendetail setiap hari yang kemudian direkap setiap bulan. Dengan demikian, kamu bisa melihat rata-rata pengeluaranmu setiap bulannya.
Ingat, karena pendapatan yang tidak tetap, maka setiap pengeluaran kan harus dilakukan dengan cermat. Pisahkan mana yang merupakan kebutuhan, dari keinginan. Buat pengeluaran seminimal mungkin, atau seefisien mungkin. Ini penting, karena pengeluaran tersebut akan dihitung menjadi pengeluaran rata-rata. Jangan sampai nih, pengeluaran rata-ratanya justru besar banget dan tidak efisien, karena ke depannya pasti akan menyulitkanmu.
Jika pada rekapnya kamu sudah bisa menemukan rata-rata pengeluaran, maka jadikanlah ini sebagai patokan untuk membuat anggaran di bulan berikutnya. Dengan begini juga, kamu bisa tahu berapa minimal pendapatan yang harus kita dapatkan setiap bulan agar tetap survive.
Dana darurat adalah wajib
Kalau pekerja kantoran, adanya gaji yang teratur dan rutin setiap bulan akan memudahkan mereka untuk mengatur keuangan. Namun, buat pekerja yang berpendapatan tidak tetap, bisa jadi harus ekstra dalam belajar mengatur keuangan. So, dana darurat adalah wajib.
Yes, dana darurat adalah tujuan keuangan utama dan pertama yang harus dimiliki dulu kalau kamu berpendapatan tidak tetap. Dan, jumlah idealnya bisa jadi lebih besar daripada para pekerja kantoran, karena pendapatanmu yang naik turun setiap bulan. Dengan demikian, kalau—semoga tidak—penghasilan sempat terhenti, kamu bisa menggunakannya dulu untuk menyambung napas.
Kalau sempat ada lebihnya pada penghasilan di bulan tertentu, jangan anggap sebagai uang nganggur. Anggaplah itu menjadi peluangmu untuk mengumpulkan dana darurat lebih cepat atau lebih besar. Buat kamu yang masih single, milikilah dana daruratt 4 – 6 kali penghasilan rata-ratamu setiap bulan. Kumpulkan per tahap, agar terasa lebih ringan.
Lengkapi asuransi
Kalau pekerja kantoran, biasanya mereka secara otomatis mendapatkan jaminan kesehatan. Minimal secara otomatis diikutkan di BPJS Kesehatan. Buat pekerja dengan pendapatan tidak tetap, asuransi kesehatan harus diupayakan sendiri. Kamu bisa mengambil BPJS Kesehatan secara mandiri.
Perlu tambahan asuransi kesehatan swasta enggak? Nah, itu kembali lagi pada kemampuanmu. Prinsipnya, jangan sampai justru menambah beban keuangan. Jadi, sesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan.
Bagaimana dengan asuransi jiwa? Jika kamu adalah tulang punggung keluarga, asuransi jiwa is a must. Tetapi teteup ya, harus disesuaikan dengan kemampuan dan kebutuhan. Seenggaknya ya, premi dan uang pertanggungan minimal ya enggak apa-apa deh, daripada enggak ada sama sekali.
Jangan lupa juga untuk memberikan asuransi kesehatan bagi anggota keluarga atau siapa pun yang menjadi tanggunganmu, agar beban finansialmu juga lebih ringan.
Belanja bijak
Karena berpendapatan tidak tetap, kamu bisa mulai belajar mengatur keuangan dengan mulai bijak dalam berbelanja. Pastikan semua barang yang kamu beli adalah memang yang menjadi kebutuhan.
Namun, bukan berarti lantas kamu enggak boleh memberi reward pada diri sendiri. Boleh banget dong, kan kamu sudah bekerja keras sedemikian rupa untuk mencukupi kebutuhan. Tapi buat pos khusus untuk keperluan ini, dan tentukan alokasinya. Kamu boleh menghabiskan pos ini untuk semua kebutuhan reward, dan kalau habis, tunggu sampai jatahnya di-topup lagi.
Jangan belanja di luar kemampuan. Terutama, hindari utang konsumtif.
Semangat mencari proyekan!
Bekerja secara lepas harus rajin memperluas peluang sendiri untuk mendapatkan proyekan. Setiap proyekan akan menawarkan peluang yang berbeda. Pertimbangkan dengan baik, proyek mana yang akan dikerjakan, tidak hanya berarti nominal saja.
Seperti halnya Du Sik yang punya banyak keterampilan, kamu juga perlu upgrade diri secara periodik. Tambah pengetahuan, tambah skill, sehingga memperluas peluang untuk menjadi pekerja lepas yang “mahal”. Selain itu, jangan berhenti untuk networking, karena ini juga bisa mendatangkan peluang lainnya.
Memang, belajar mengatur keuangan bagi pekerja yang berpendapatan tidak tetap ini enggak semata-mata mengatur cash flow. Tetapi, juga berkaitan dengan banyak hal.
Semangat ya! Meski berpendapatan tidak tetap, kamu pasti bisa mengaturnya dengan baik, sehingga nantinya juga berpeluang untuk mencapai semua tujuan keuanganmu—termasuk pensiun sejahtera.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek Paling Cocok untuk yang Berpenghasilan Tak Tetap atau Tak Terlalu Besar
Ingin coba investasi, tapi masih takut untuk ambil jangka waktu panjang? Mungkin karena memang kondisi yang berbeda, atau karena memang investasi jangka panjang itu selalu merupakan instrumen risiko tinggi. Tenang, berbagai instrumen investasi jangka pendek juga bisa jadi pilihan tepat untukmu kok; bisa memberimu keuntungan juga asalkan kamu mengenali cara kerjanya.
Ada banyak jenis instrumen investasi jangka pendek yang bisa digunakan bagi investor pemula. Jenis investasi untuk waktu yang singkat ini juga mudah dipenuhi dengan gaji karyawan maupun penghasilan freelancer yang tidak terlalu besar. Selain itu, investasi ini juga relatif sangat minim risiko kerugian dan mudah dipelajari, dibandingkan dengan jenis investasi jangka panjang.
Namun, meski bisa dibilang rendah risiko, kamu harus memahami setiap jenis investasi jangka pendek dan tip jitu supaya kamu mendapatkan keuntungan maksimal. Yuk, simak lebih lanjut terkait investasi jenis ini.
Apa itu Investasi Jangka Pendek?
Investasi ini dilakukan untuk membantu kita mencapai tujuan jangka pendek, biasanya di bawah 5 tahun. Karena horizon waktunya yang singkat, maka kamu sebaiknya memang menghindari instrumen berisiko tinggi.
Pasalnya, instrumen risiko tinggi biasanya cukup sensitif terhadap kondisi pasar. Hal ini akan menimbulkan risiko pasar terhadap dana investasimu. Sedangkan, kamu butuh dana yang akan digunakan maksimal 5 tahun lagi. Jangan sampai, saat kamu butuh, nilainya justru sedang anjlok.
Saham, misalnya. Tak ada yang bisa menjamin ke mana arah pergerakannya jika kurang dari 5 tahun. Namun, saham secara historis akan bertumbuh dalam jangka waktu panjang.
Karena risiko dari investasi jangka pendek tidak bisa terlalu besar, maka imbalnya pun akan sepadan juga.
Jadi, investasi jangka pendek adalah jenis investasi yang memungkinkan investor menanamkan sejumlah dana untuk dikelola dalam waktu singkat demi mendapatkan keuntungan yang mudah dicairkan.
Umumnya, investor menggunakan investasi ini untuk pengalaman berinvestasi atau berbagai tujuan jangka pendek, misalnya liburan, ganti laptop, ganti handphone versi terbaru, dan sebagainya.
Lalu, instrumen apa saja yang cocok dimanfaatkan sebagai investasi jangka pendek, terutama bagi karyawan atau freelancer dengan penghasilan tak terlalu besar? Ini dia.
5 Instrumen Investasi Jangka Pendek yang Bisa Dimanfaatkan Freelancer atau Karyawan yang Berpenghasilan Tak Terlalu Besar
Investasi jangka pendek punya banyak instrumen atau jenis yang bisa kamu pilih sesuai dengan tujuan investasi kamu.
1. Reksa Dana
Reksa dana merupakan wadah yang memungkinkan dana atau modal investor dikelola oleh manajer investasi untuk memperoleh keuntungan. Investor nantinya membeli sejumlah unit reksa dana, yang kemudian dialokasikan ke berbagai produk pasar uang, obligasi, atau saham.
Jenis reksa dana yang cocok untuk investasi jangka pendek adalah reksa dana pasar uang, atau bisa juga reksa dana pendapatan tetap. Keduanya memiliki sifat likuid dan praktis, dengan alokasi portofolio instrumen dengan periode kurang lebih satu tahun dengan tingkat risiko yang rendah.
2. Deposito
Deposito ini merupakan salah satu produk investasi jangka pendek dari perbankan yang dapat membantu nasabah menyimpan dana untuk jangka waktu tertentu sesuai ketentuan. Instrumen ini bisa dicairkan berdasarkan dengan waktu sudah disepakati sebelumnya oleh nasabah dan pihak bank.
Periode waktu deposito baik itu penyetoran maupun penarikan dapat dilakukan pada 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 12 bulan, hingga 2 tahun. Soal keamanan, deposito merupakan salah satu instrumen yang terjamin karena diawasi oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Meski demikian, tetap saja ada sedikit risiko yang juga harus dipahami, karena simpanan yang dijamin hanya sampai Rp2 miliar. Suku bunga dari deposito sendiri relatif lebih tinggi daripada tabungan biasa.
3. Obligasi Negara
Obligasi negara, atau surat utang negara, merupakan salah satu produk investasi jangka pendek yang dikeluarkan pemerintah dengan waktu jatuh tempo biasanya hingga 3 tahun.
Bagi investor pemula, instrumen ini sangat diminati, selain karena tingkat risiko yang relatif sangat rendah dan terjamin pemerintah, suku bunganya pun biasanya juga lebih tinggi daripada bunga deposito Bank Indonesia.
4. P2P Lending
Fintech Peer to Peer (P2) Lending menjadi salah satu wadah pengembangan dana yang cukup populer belakangan. Fintech ini akan mempertemukan kamu sebagai pemodal dengan pihak yang membutuhkan modal untuk keperluan usaha seperti UMKM.
Selain keuntungan yang bisa kamu dapatkan, kamu juga bisa ikut berkontribusi memajukan UMKM lokal lho. Bunga yang ditawarkan pun cukup besar daripada instrumen lainnya. Biasanya ada di kisaran 10-18% per tahun.
Nah, kalau kamu memang tertarik untuk memanfaatkan P2P Lending sebagai instrumen investasi jangka pendek, maka yang paling utama harus diperhatikan adalah memastikan platformnya sudah legal dan terdaftar di OJK. Jangan sampai kamu terjebak P2P Lending abal-abal. So, cek ke website OJK ya, untuk bisa melihat platform mana saja yang sudah terdaftar.
5. Saham
Di jenis investasi jangka pendek maupun panjang, saham jadi produk investasi yang sangat populer dan diminati investor. Saham sendiri merupakan surat berharga yang menjadi bukti kepemilikan suatu aset di perusahaan.
Meski lebih dikenal di lingkup investasi jangka panjang, saham juga menyediakan peluang untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka waktu pendek. Hanya saja, strateginya memang berbeda, yaitu dengan sistem trading.
Karena strateginya berbeda dan juga kamu harus berhadapan dengan risiko yang juga relatif tinggi, untuk trading, kamu perlu belajar lebih mendalam lagi. Pasalnya, bagian terpenting dalam menggunakan trading saham ini, kamu memang perlu keahlian dan strategi teknikal yang mumpuni agar bisa mendapatkan keuntungan.
Untuk ahli dalam trading harus paham apa saja? Nah, setidaknya kamu harus tahu mekanisme trading, termasuk analisis perkembangan saham perusahaan, dan belajar membaca berbagai chart yang bisa membantumu untuk menentukan waktu tepat membeli dan menjual saham tersebut demu keuntungan optimal.
Nah, kira-kira kamu ambil instrumen investasi jangka pendek yang mana? Perhatikan setiap instrumen dengan baik, sesuaikan dengan kemampuan keuangan kamu dan jangan lupa untuk diversifikasi investasi agar minim risiko.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Financial Dialogue 04: Ketika Freelancer dan Pemilik Bisnis Harus Beradaptasi Selama Pandemi
Pandemi telah mengubah semua aspek hidup kita–siapa pun kita, apa pun pekerjaan kita, memaksa kita untuk segera melakukan adaptasi utamanya di sisi finansial. Banyak orang harus rela berkurang penghasilannya, karena efisiensi di perusahaan tempat mereka bekerja. Lalu apa kabar para freelancer di masa pandemi seperti ini? Ini dia yang menjadi inti dari diskusi dalam Financial Dialogue 4: Adaptasi Finansial di Masa Pandemi.
Menghadirkan para pelaku bisnis dan freelancer yang terdampak langsung oleh pandemi, namun pada dasarnya obrolan bisa sangat related untuk setiap jenis profesi yang dijalankan oleh semua orang.
Kita simak yuk, apa saja poin penting yang didiskusikan oleh Nyonya Rumah, Moderator, dan tentunya para Panelis yang luar biasa.
Financial Dialogue vol. 04: Setiap Orang Harus Siap Beradaptasi di Masa Pandemi
Dibuka oleh Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial selaku Nyonya Rumah dalam Financial Dialogue vol. 03, ini yang menggarisbawahi fenomena bahwa selama pandemi, ternyata banyak orang terbukti belum dapat melindungi pemasukan masing-masing. Tip dan trik untuk bisa survive di masa pandemi memang seputar membangun dana darurat dan menyesuaikan budgeting–yang memang sama sekali tidak salah, tetapi ternyata enggak hanya itu saja. Terkadang kita lupa untuk menjaga penghasilan kita lantaran terlalu sibuk menyiapkan berbagai dana untuk tujuan keuangan kita.
Karena itu, buat yang sekarang masih bisa, segera amankan pintu penghasilan. Ada banyak cara untuk melakukannya, salah satunya dengan side hustling. Meski demikian, kita juga harus bijak, jangan sampai side hustling ikut memengaruhi produktivitas kinerja kita pada mata pencaharian utama.
Panelis 1: Hanifa Ambadar
Sebagai salah satu pelaku bisnis di beauty product industry, Hanifa merasakan bahwa dampak yang dirasakan akibat pandemi sangat bervariasi. Ada yang memang terdampak secara dahsyat, tetapi ternyata ada yang merasakan dampak ini hanya kecil saja. Hal ini disebabkan oleh sangat bervariasinya produk dan jasa yang ada dalam beauty industry itu sendiri.
Untuk Female Daily Network sendiri, Hanifa melakukan beberapa pivoting agar tetap survive melalui pandemi ini. Salah satunya adalah konversi event-event ke ranah online.
Hanifa juga menemukan fakta, bahwa ternyata selama pandemi berlangsung dan orang-orang bekerja dari rumah (WFH) ternyata masalah kulit tetap saja ada, hanya berganti bentuk. Misalnya, karena hanya di rumah, orang jadi lebih malas untuk skincare-an. Akibatnya muncul deh masalah kulit. Hal ini bisa jadi sebuah permintaan pasar baru terbentuk kembali, dan bisa dimanfaatkan oleh para pelaku bisnis beauty products.
Menurut Hanifa, kunci bisnis menghadapi pandemi yang terpenting adalah having a value and being transparent. Di saat memiliki value dalam berbisnis, kamu akan tahu bagaimana caranya pivoting dengan tetap membawa value bisnis. Being transparent penting agar karyawan memiliki sense of urgency dan mengelola ekspektasi masing-masing.
Panelis 2: Jenny Jusuf
Sejak memutuskan untuk menjadi seorang freelancer, sebenarnya Jenny Jusuf sudah siap akan kondisi ups and downs-nya. Memang demikianlah kondisi seorang pekerja lepas dengan penghasilan yang tidak tetap. Kadang sebulan ada, kadang sebulan nggak ada. Kadang banyak pemasukan bisa didapat, kadang juga “cuma” recehan.
So, menurut Jenny, pandemi kali ini hanya seperti ujian besar dari situasi-situasi yang sudah sering dihadapi oleh freelancer sebelumnya. Tentu saja tetap harus ada penyesuaian agar tetap punya daya survive panjang.
Jenny sendiri sekarang memanfaatkan waktu untuk memperbanyak ilmu self development, karena menurutnya adalah penting bagi kita untuk menjaga kesehatan mental dan fisik selama pandemi berlangsung. Ia sendiri mempergunakan kemampuannya untuk menulis dan storytelling, sementara industri film sedang lumpuh, untuk membuat konten-konten media sosial.
Panelis 3: Moh. Arif Rahman
Arif mengelola bisnis travelingnya, Whatravel Indonesia, dengan omzet miliaran rupiah sebelum pandemi. Begitu COVID-19 menyebar, Arif harus pivoting agar bisnis tetap survive dan berjalan, meski harus menyesuaikan segala sesuatunya.
Arif memiliki ide bisnis yang sangat unik sementara ia tidak bisa lagi membuka open trip ke luar negeri, yaitu menyelenggarakan webinar-webinar dan virtual-virtual tour yang ternyata diminati oleh banyak orang.
Menurut Arif, business is about trial and error. Kita sudah tahu apa kebutuhan konsumen, tetapi kadang terlalu takut untuk mencoba. Jangan takut untuk berinovasi dan beradaptasi karena pasti ada jalan untuk yang mau berusaha.
Siap, Mas Arif!
Luar biasa banget insight yang bisa didapatkan dalam Financial Dialogue vol. 04 ini.
Salah satunya, ternyata kita enggak sendirian saja loh yang terimbas oleh kondisi pandemi ini. Ternyata ada loh yang kena imbas begitu besar, tetapi karena ia mau berusaha dan mau mengenali kebutuhan orang lain, malah menjadi ide bisnis segar yang belum banyak dirambah oleh pesaing.
Bikin semangat kembali menyala, dan mendorong diri sendiri untuk bisa kreatif juga kan?
Terima kasih pada panelis yang luar biasa, nyonya rumah yang ramah, moderator yang cerdas, dan tentunya kamu, Teman Dialog yang sudah bergabung di Financial Dialogue Vol. 04.
Sampai ketemu di Financial Dialogue Vol. 05, 28 November 2020 dengan tema yang berbeda! Follow akun Instagram QM Financial agar kamu tak ketinggalan update-nya ya!