Mengelola Keuangan Keluarga Tanpa Mengorbankan Kualitas Pendidikan Anak
Dalam perjalanan membesarkan anak, sering kali kita dihadapkan pada tantangan keuangan keluarga yang tak terelakkan. Mulai dari biaya sehari-hari hingga investasi jangka panjang untuk pendidikan anak, setiap keputusan finansial memiliki dampak yang signifikan terhadap kesejahteraan keluarga.
Di sinilah orang tua perlu menjadi smart. Smart dalam menentukan strategi pemilihan sekolah yang terbaik untuk anak, sekaligus smart untuk mengatur strategi keuangan keluarga agar siap secara finansial.
Bagaimanapun, sebagai orang tua pasti pengin anak bisa mendapatkan pendidikan terbaik. Namun, kadang realita kehidupan itu bikin nyali menjadi ciut. Pertanyaan yang kerap muncul adalah cukup enggak ya uangnya untuk bisa bikin anak dapat pendidikan terbaik?
Nah, ini yang akan kita bahas kali ini; tentang bagaimana caranya kualitas pendidikan anak tetap terjaga sambil menjaga keseimbangan anggaran keuangan keluarga.
Table of Contents
Pentingnya Pendidikan Berkualitas bagi Anak
Pendidikan berkualitas memegang peranan penting dalam perkembangan anak. Banyak orang tua menganggap, bahwa pendidikan yang berkualitas dapat menjamin masa depan anak yang lebih baik.
Ya, meskipun bukan menjadi faktor penentu kesuksesan satu-satunya bagi anak sih, karena masih banyak hal lain yang juga berperan, yang sama-sama pentingnya. Namun, yakin deh, yang baca artikel ini setuju dengan anggapan tersebut. Karena, kalau enggak setuju, pasti enggak akan baca artikel ini. Betul?
Sejumlah penelitian juga telah menunjukkan korelasi positif antara pendidikan berkualitas dan kesuksesan jangka panjang dalam karier serta kesejahteraan seseorang. Misalnya, ada sebuah jurnal dari jurnal.untirta.ac.id, yang menyatakan bahwa semakin tinggi tamatan pendidikan seseorang maka semakin tinggi pula kemampuan kerja (the working capacity) atau produktivitas orang tersebut dalam bekerja.
Selain itu, ada beberapa penelitian juga yang menyatakan bahwa pendidikan yang baik juga membantu anak-anak mengembangkan rasa percaya diri dan kemandirian. Keduanya merupakan aspek penting yang nantinya dapat mendukung anak-anak tersebut dalam menghadapi tantangan masa depan.
So, investasi dalam pendidikan, terutama di tahun-tahun awal kehidupan anak, adalah langkah krusial yang berdampak jauh melebihi ruang kelas, hingga jauh ke masa depan.
Mengidentifikasi Biaya Pendidikan
Jadi, apa yang bisa dilakukan oleh para smart parents ini untuk mempersiapkan sekolah anak sekaligus menyiapkan keuangan keluarga untuk dana pendidikan secara smart?
Yang pertama harus dipahami adalah bahwa memahami apa saja komponen dalam biaya pendidikan anak adalah langkah awal yang krusial bagi setiap orang tua dalam perencanaan keuangan keluarga. Komponen biaya pendidikan anak meliputi berbagai aspek, yang terbagi menjadi biaya langsung dan tidak langsung. Berikut adalah rinciannya.
1. Biaya Langsung
Bisa berbeda satu sama lain, tetapi umumnya adalah:
- SPP, yaitu Iuran bulanan atau tahunan untuk biaya operasional sekolah.
- Uang pangkal, yaitu biaya awal yang biasanya dibayarkan saat pendaftaran atau masuk sekolah baru.
- Biaya seragam dan perlengkapan sekolah, termasuk seragam, sepatu, tas, dan peralatan lainnya.
- Buku pelajaran dan bahan ajar, termasuk di dalamnya adalah biaya untuk buku teks, buku kerja, dan materi ajar lainnya.
- Biaya ekstrakurikuler, untuk kegiatan di luar kurikulum resmi sekolah, seperti olahraga, musik, atau klub.
2. Biaya Tidak Langsung
Di dalamnya termasuk:
- Transportasi, yaitu biaya perjalanan anak ke dan dari sekolah.
- Jajan untuk makan siang atau snack di sekolah.
- Les-les tambahan, jika diperlukan.
- Kegiatan lapangan, seperti studi tur
- Teknologi, misalnya seperti biaya untuk akses internet, perangkat elektronik, atau langganan platform pembelajaran online.
- Ujian dan sertifikasi, misalnya biaya untuk ujian nasional, ujian masuk universitas, atau sertifikasi khusus, jika ada.
Setiap keluarga mungkin mengalami variasi dalam komponen-komponen ini tergantung pada kebijakan sekolah, kebutuhan individu anak, dan pilihan ekstrakurikuler yang diikuti. Maka, penting untuk mempertimbangkan semua aspek ini dalam membuat anggaran pendidikan anak.
Di tingkat pendidikan dasar, biayanya mungkin terlihat lebih terjangkau. Namun, seiring beranjaknya anak ke jenjang yang lebih tinggi, seperti SMP, SMA, dan perguruan tinggi, biayanya cenderung meningkat secara signifikan.
Variasi biaya ini juga sangat tergantung pada jenis sekolah yang dipilih, apakah negeri atau swasta, dan tingkat fasilitas pendidikan yang disediakan. Sekolah swasta atau internasional umumnya memiliki biaya yang lebih tinggi karena menawarkan fasilitas dan program pendidikan tambahan.
Nah, makanya sebagai orang tua, penting nih untuk sadar bahwa biaya pendidikan merupakan investasi jangka panjang dan memerlukan perencanaan keuangan keluarga yang matang. Orang tua tentu ingin memastikan bahwa anak-anak bisa menikmati pendidikan berkualitas tanpa mengorbankan stabilitas keuangan keluarga.
Prinsip Dasar Pengelolaan Keuangan Keluarga
Nah, terus gimana nih cara mengatur keuangan keluarga demi tercapainya pendidikan berkualitas untuk anak? Dalam konteks mengelola keuangan keluarga dengan tujuan membangun biaya pendidikan anak, beberapa prinsip dasar yang penting adalah sebagai berikut.
1. Pembuatan Anggaran Khusus
Membuat anggaran terpisah untuk pendidikan adalah hal pertama yang penting untuk dilakukan. Di dalamnya mencakup mengalokasikan sejumlah dana dari pendapatan bulanan secara khusus untuk biaya pendidikan anak, termasuk tabungan, SPP, buku, dan kegiatan ekstrakurikuler.
2. Penghematan dan Prioritas Pengeluaran
Berhemat di pos lain, dengan mengidentifikasi dan mengurangi pengeluaran yang tidak esensial untuk meningkatkan alokasi dana pendidikan. Prioritaskan pengeluaran keluarga sehingga kebutuhan pendidikan anak tetap terpenuhi.
3. Pembentukan Dana Pendidikan
Selanjutnya, orang tua membangun dana pendidikan yang khusus, terpisah dari dana darurat atau tabungan lainnya. Ini bisa dalam bentuk tabungan pendidikan, deposito, atau instrumen investasi lain yang aman dan memberikan imbal hasil yang baik.
4. Keterbukaan Finansial dalam Keluarga
Jika anak sudah cukup usianya, melibatkan anak dalam perencanaan keuangan pendidikan mereka juga akan baik dampaknya. Dengan begitu, mereka memahami nilai uang dan pentingnya pendidikan.
5. Review dan Penyesuaian Anggaran
Secara rutin orang tua juga wajib meninjau dan menyesuaikan anggaran pendidikan, mengingat biaya pendidikan terus meningkat setiap tahunnya.
Menerapkan prinsip-prinsip ini akan membantu keluarga dalam membangun dana pendidikan yang cukup untuk anak-anak, sekaligus mengajarkan pentingnya perencanaan dan pengelolaan keuangan keluarga yang baik.
Strategi Mengalokasikan Dana untuk Pendidikan
1. Pemilihan Instrumen
Alokasi dana untuk pendidikan anak memerlukan strategi yang cermat, dengan pemilihan instrumen yang tepat.
Tabungan bisa menjadi pilihan yang aman untuk jangka pendek, memberikan akses mudah ke dana saat dibutuhkan. Sementara itu, investasi, seperti reksa dana atau obligasi, mungkin menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi untuk jangka panjang.
Jadi, orang tua bisa menyesuaikannya dengan rencana yang sudah dibuat.
2. Penentuan Persentase
Saat mengalokasikan pendapatan untuk pendidikan, penting untuk menyeimbangkan antara kebutuhan pendidikan dengan kebutuhan keuangan keluarga lainnya. Pasalnya, kebutuhan keluarga pastinya bukan hanya sekolah anak, kan?
Jadi, tentukan persentase tetap dari pendapatan yang dialokasikan untuk dana pendidikan, sambil memastikan kebutuhan dasar keluarga seperti pangan, papan, dan kesehatan tetap terpenuhi.
3. Memanfaatkan Bantuan Finansial dan Beasiswa
Bantuan keuangan dan beasiswa dapat menjadi sumber pendanaan pendidikan alternatif yang bisa dipertimbangkan. Terutama di jenjang perguruan tinggi.
Ada berbagai jenis beasiswa dan bantuan keuangan yang tersedia, mulai dari yang berbasis prestasi akademik, bakat khusus, hingga yang berbasis kebutuhan finansial. Jadi, coba riset tentang program yang tersedia, termasuk persyaratan dan deadline aplikasi. Lalu, persiapkan dokumen yang dibutuhkan secara lengkap.
4. Manfaatkan Teknologi
Teknologi memainkan peran penting dalam menyediakan alternatif pendidikan berkualitas dengan biaya yang lebih terjangkau.
Sumber belajar online, seperti kursus online, aplikasi pendidikan, dan sumber daya digital lainnya, memberikan akses mudah ke materi pendidikan berkualitas tinggi. Biayanya sering kali justru lebih rendah dibandingkan dengan pendidikan tradisional.
Beberapa platform seperti Coursera dan sejenisnya menawarkan berbagai materi pembelajaran mulai dari tingkat dasar hingga lanjutan. Selain bisa memperdalam pengetahuan, hal ini juga menambah skill si anak yang nantinya akan berguna saat mereka harus berkompetisi di dunia kerja.
5. Menanamkan Nilai Hemat dan Edukasi Keuangan pada Anak
Mendidik anak tentang keuangan adalah bagian penting dari smart parenting.
So, mulai ajarkan tentang pentingnya menabung, cara mengelola uang, dan mengerti nilai dari uang yang diperoleh. Dengan demikian, anak-anak tidak hanya belajar menghargai uang, tetapi juga mengembangkan kebiasaan keuangan yang baik yang akan bermanfaat sepanjang hidup mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan keluarga dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tahun Ajaran Baru, Ada 5 Kebutuhan Ini yang Harus Disiapkan
Tahun ajaran baru sering kali dianggap sebagai momen yang penuh semangat dan harapan buat orang tua dan anak-anak. Dengan berbagai resolusi pendidikan yang telah ditetapkan, kini saatnya untuk memulai perjalanan akademis yang lebih baik.
Namun, sebelum menapaki jalan ini, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan agar anak-anak dapat menjalani proses belajar dengan lancar. Kesiapan ini tidak hanya berkaitan dengan mental, tetapi juga meliputi aspek logistik yang penting.
Dalam rangka menyambut kegembiraan dan tantangan yang akan dihadapi di tahun ajaran baru ini, penting bagi orang tua untuk menyusun daftar kebutuhan yang harus disiapkan. Mulai dari peralatan sekolah, pakaian, hingga kebutuhan ekstra lainnya sesuai kebutuhan. Semua hal tersebut memiliki peran penting dalam mendukung keberhasilan pendidikan anak.
So, kali ini, kita akan membahas lima kebutuhan utama yang harus diantisipasi dan disiapkan oleh setiap orang tua seiring dimulainya tahun ajaran baru.
5 Kebutuhan Tahun Ajaran Baru yang Mesti Disiapkan
Daftar Ulang
Saat anak-anak naik ke tingkat kelas yang lebih tinggi, maka ada sekolah yang memiliki kebijakan bagi siswa untuk melakukan daftar ulang.
Nah, biasanya di sini juga ada iuran tahunan. Ya, tergantung kebijakan sekolah masing-masing sih. Seperti di sekolah negeri, besar kemungkinan iuran awal tahun ajaran baru seperti ini tidak ada. Namun, di beberapa sekolah swasta, terdapat kebijakan yang mengharuskan pembayaran kontribusi sekolah di awal tahun ajaran baru seperti sekarang ini. Oleh karena itu, disarankan untuk memastikan apakah sekolah tempat anak belajar memiliki kebijakan semacam ini.
Sejatinya, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan oleh pemerintah, sekolah telah diberi arahan untuk tidak membebankan biaya tambahan kepada orang tua sebagai sarana pendidikan bagi anak-anak mereka. Namun, implementasi kebijakan ini mungkin lebih menantang bagi sekolah swasta.
Beberapa di antaranya masih membutuhkan kontribusi sekolah di luar SPP bulanan, dikarenakan kebutuhan mereka akan dana tambahan untuk pengembangan fasilitas dan operasional. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang diberikan oleh pemerintah biasanya hanya mencakup kebutuhan operasional dasar dalam pendidikan. Sementara itu, sekolah tersebut juga memiliki beragam kebutuhan lain yang harus dipenuhi.
SPP 2 Bulan
Sering kali, aspek ini luput dari perhitungan. Umumnya, anak-anak kembali bersekolah setelah liburan dan kenaikan kelas di pertengahan bulan Juli, yang diikuti oleh pergantian bulan ke Agustus hanya dalam waktu sekitar 2 minggu berikutnya.
Akibatnya, pembayaran SPP terasa seakan-akan dilakukan untuk dua bulan secara bersamaan; yaitu membayar untuk bulan Juli dan Agustus, karena jarak waktunya sangat singkat. Dengan demikian, dampak finansialnya cukup signifikan.
Adalah bijaksana untuk mempertimbangkan hal ini sejak dini, supaya enggak shock duluan akibat setelah membayar SPP, kok tiba-tiba tagihan berikutnya sudah datang lagi.
Buku-Buku dan Alat Tulis
Saat ini, pemerintah telah mengambil langkah positif dengan menyediakan bantuan berupa buku ajar yang telah disinkronisasi dengan kurikulum. Buku paket ini biasanya dipinjamkan pada siswa melalui perpustakaan sekolah masing-masing, dan boleh digunakan selama satu tahun penuh.
Beberapa orang tua merasa puas dengan membiarkan anak mereka menggunakan buku-buku yang telah disediakan oleh pemerintah. Namun, ada juga yang memilih untuk membeli paket buku secara mandiri bagi anak mereka. Tentu saja, ini merupakan keputusan pribadi. Alasan utama biasanya adalah untuk kenyamanan dalam belajar, karena buku yang dipinjamkan pastinya kan enggak boleh dicorat-coret. Padahal kadang, ada anak yang suka mencatat langsung di buku ajar yang dipakainya.
Jika kita melihat di salah satu platform jual beli online, satu set buku tematik dijual dengan harga kisaran Rp70.000 – Rp90.000, yang sudah mencakup tema 1 hingga 8 kalau di sekolah dasar. Sementara, ada juga buku-buku pendukung yang juga diperlukan. Masih berdasarkan observasi di platform jual beli online, harga buku pendukung ini berkisar antara Rp80.000 – Rp130.000 per buku untuk sekolah dasar, tergantung pada ketebalannya dan penerbit.
Nah, pastinya, kalau hal ini enggak dianggarkan, ya jadinya cukup berat juga di keuangan kan?
Salah satu opsi untuk menghemat adalah dengan berburu diskon dan promo, yang sering dilakukan oleh toko-toko buku, baik secara offline maupun online. Alternatif lain adalah mencari buku bekas. Kalau sempat berburu, bisa saja menemukan yang kondisinya lumayan, sementara harganya bisa jadi setengah dari harga buku baru.
Selain itu, mungkin juga akan butuh buku dan alat tulis. Ini masih sama, bisa menghemat dengan berburu diskon dan promo yang biasanya selalu ada di awal tahun ajaran baru, atau membeli secara grosiran.
Pakaian Seragam
Di awal tahun ajaran baru, orang tua mungkin perlu membeli beberapa pakaian seragam sekaligus untuk anak yang baru naik kelas. Bisa jadi karena pakaian seragam yang lama sudah enggak muat, terutama rok yang mungkin sudah terlalu pendek atau celana yang sudah terlalu tinggi.
Anak-anak zaman sekarang pertumbuhannya luar biasa kan ya? Terutama yang masih duduk di sekolah dasar, pertumbuhan fisik mereka cukup signifikan, terutama ketika mereka baru memasuki kelas satu dan sekarang mungkin sudah di kelas tiga atau empat. Tentu saja, kasihan jika anak-anak dipaksa mengenakan seragam yang sudah kekecilan. Oleh karena itu, hal ini harus dipertimbangkan dalam perencanaan keuangan di tahun ajaran baru.
Sepatu, Tas, dan Lainnya
Ada orang tua yang memiliki kebiasaan membeli sepatu baru setiap tahun untuk anak-anak mereka. Kadang terjadi, meskipun telah membeli sepatu bermerk berkualitas dengan harapan akan lebih tahan lama, tetapi ternyata di akhir tahun ajaran sepatu tersebut sering kali sudah tidak layak pakai lagi. Entah jahitannya yang terlepas, solnya lepas, dan lain sebagainya. Atau ya yang klasik: kekecilan.
Selain sepatu, mungkin juga ada item tambahan lainnya yang harus diperiksa dan disiapkan, yang mungkin bervariasi berdasarkan kebutuhan spesifik dari setiap individu. Karena itu, jangan sampai lupa untuk menambahkannya di anggaran.
So, kalau dilihat-lihat lagi, keperluan di tahun ajaran baru ini memang cukup banyak, dan sifatnya printilan. Kebanyakan orang tua selalu hanya fokus pada dana pendidikan yang akan digunakan untuk membayar uang pangkal atau iuran yang memang jumlahnya besar, sehingga yang printilan ini sering ke-skip. Padahal kalau misalnya dijumlah secara total, nominalnya juga banyak lo!
Jadi, penting untuk diingat bahwa persiapan yang matang terhadap kebutuhan anak-anak menjelang tahun ajaran baru adalah investasi dalam pendidikan mereka. Dengan memastikan bahwa mereka memiliki semua yang dibutuhkan, kita membantu menciptakan lingkungan belajar yang kondusif yang dapat meningkatkan fokus dan motivasi mereka.
Selain itu, keterlibatan aktif dan dukungan orang tua juga sangat berperan dalam menumbuhkan rasa percaya diri dan kegigihan anak dalam menghadapi tantangan akademis. Mari kita dedikasikan waktu dan sumber daya kita untuk mempersiapkan anak-anak kita dengan sebaik-baiknya, karena investasi dalam pendidikan adalah investasi untuk masa depan yang lebih cerah dan berkelanjutan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Lika-Liku Punya Pasangan Pelit Finansial: Gimana Atur Uangnya?
Punya pasangan pelit itu berkah lo! Nggak percaya?
Iya, meskipun ada tantangannya juga (dan besar), tapi punya pasangan pelit itu juga bisa jadi berkah. Salah satunya adalah pengelolaan keuangan rumah tangga pasti akan lebih efisien. Pasalnya, orang yang punya sifat pelit itu cenderung lebih sadar kalau ngeluarin uang. So, pastinya akan ngaruh juga kan ke keuangan rumah tangga. Bye, boros! Pasangan pelit itu bisa jadi lebih fokus juga pada tabungan, karena lebih suka menyimpan uang. So, bisa dibilang, tujuan finansial jangka panjang aman-lah ya?
Namun, di sisi lain, kalau pelitnya kebangetan, ya bisa jadi mengancam keberlangsungan rumah tangga.
Apa Sih Definisi Pelit Itu?
Orang yang biasanya dikatakan pelit itu adalah orang yang punya kecenderungan untuk enggan mengeluarkan uang, bahkan dalam situasi di mana pengeluaran tersebut mungkin diperlukan atau wajar saja dilakukan. Ini adalah hal yang berbeda dengan hemat ya.
Hemat adalah sikap bijaksana dalam menggunakan sumber daya atau uang dengan cara yang efisien dan efektif, menghindari pemborosan dan fokus pada kebutuhan penting. Sementara itu, pelit adalah ketidakmauan untuk menggunakan uang atau sumber daya bahkan untuk kebutuhan yang penting, bahkan sering kali mengorbankan kualitas hidup, kebahagiaan, atau hubungan dengan orang lain.
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa hemat merupakan kebiasaan keuangan yang positif, sementara pelit cenderung memiliki konotasi negatif dan bisa menimbulkan dampak yang kurang menguntungkan.
Terkadang, sikap pelit ini dapat menyebabkan permasalahan dalam hubungan, terutama jika pasangan yang lain memiliki pandangan yang berbeda mengenai pengelolaan keuangan.
Ciri-Ciri Pasangan Pelit
Pasangan pelit sering menunjukkan perilaku yang mengindikasikan keengganan mereka untuk mengeluarkan uang. Misalnya seperti menawar harga secara berlebihan, enggan membeli barang berkualitas, atau menghindari pengeluaran uang bahkan untuk kebutuhan dasar.
Sikap pelit ini dapat berdampak pada keuangan keluarga, seperti mengakibatkan ketidakseimbangan dalam kontribusi keuangan atau menghalangi pencapaian tujuan finansial bersama.
Beberapa ciri yang ditampakkan oleh orang yang punya sifat pelit adalah sebagai berikut:
- Enggan berbagi: Orang pelit sering kali enggan berbagi uang, sumber daya, atau waktu mereka dengan orang lain, bahkan dalam situasi di mana mereka memiliki cukup untuk berbagi.
- Mengutamakan harga daripada kualitas: Orang pelit cenderung memilih produk atau jasa yang lebih murah tanpa mempertimbangkan kualitas, yang pada akhirnya bisa mengakibatkan pengeluaran lebih besar karena harus mengganti atau memperbaiki barang yang tidak tahan lama.
- Menghindari pengeluaran sosial: Orang pelit mungkin menghindari situasi di mana mereka diharapkan untuk mengeluarkan uang, seperti makan malam bersama teman, hadiah ulang tahun, atau sumbangan amal.
- Selalu mencari tawar-menawar atau potongan harga: Orang pelit sering kali sangat terobsesi dengan mendapatkan penawaran terbaik dan diskon, terkadang menghabiskan banyak waktu dan usaha untuk menghemat sejumlah kecil uang.
- Menghitung-hitung pengeluaran kecil: Orang pelit mungkin terlalu fokus pada pengeluaran kecil dan sering menghitung-hitung uang yang dikeluarkan, bahkan untuk biaya yang relatif tidak signifikan.
Yah, tapi kalau sudah cinta, ya pelit ini hanya sekadar bumbu saja, sebenarnya. Bisa kok diatasi, asalkan tahu strategi yang tepat.
Strategi Menghadapi Pasangan Pelit
Ketika hidup bersama pasangan pelit, beberapa lika-liku yang mungkin dihadapi meliputi ketegangan dalam pengambilan keputusan keuangan, hambatan dalam mencapai tujuan finansial bersama, dan pengaruh negatif terhadap kualitas hidup dan kebahagiaan. Misalnya, pasangan yang pelit mungkin enggan mengeluarkan uang untuk liburan atau perbaikan rumah yang diperlukan. Ya, kalau hanya sesekali, ya enggak apa. Tapi kalau sudah jadi pasangan, wah, ya harus diatasi supaya nggak muncul konflik lanjutan yang membahayakan hubungan.
Coba lakukan beberapa hal berikut ini.
1. Komunikasi yang efektif tentang keuangan
Jujur dan terbuka tentang perasaan kita terkait perilaku pasangan pelit itu sangat penting. Beri tahu mereka bagaimana sikap mereka bisa memengaruhi hubungan dan keuangan keluarga, serta apa yang kita harapkan dari mereka.
Setelah menyampaikan perasaan, cobalah mencari solusi yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Diskusikan cara-cara untuk mencapai keseimbangan dalam pengeluaran dan menemukan kompromi yang adil.
2. Mengatur anggaran keluarga
Buat daftar prioritas keuangan bersama, seperti dana darurat, dana pendidikan anak, atau perbaikan rumah. Dengan tujuan yang jelas, akan lebih mudah bagi pasangan pelit untuk memahami pentingnya pengeluaran tersebut.
Setelah menetapkan prioritas, buat anggaran bulanan yang mencakup semua kebutuhan keluarga. Pastikan anggaran ini realistis dan mencerminkan keuntungan dan kebutuhan kedua belah pihak, serta menyediakan ruang untuk fleksibilitas.
3. Mempelajari manajemen keuangan bersama
Pelajari lebih lanjut tentang pengelolaan keuangan dengan mengikuti kursus, seminar, atau kelas keuangan dalam bentuk apa pun bersama pasangan. Pengetahuan yang didapat dapat membantu kamu dan pasangan membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana.
Sudah pernah daftar di kelas FCOS QM Financial belum? Ada banyak topik yang dibahas lo!
Hidup bersama pasangan pelit finansial memang memiliki lika-liku tersendiri. Namun, dengan komunikasi yang efektif, perencanaan yang bijaksana, dan saling pengertian, pasangan dapat mengatasi permasalahan yang muncul dan mengoptimalkan manfaat hidup bersama pasangan pelit untuk mencapai kebahagiaan dan keberhasilan keuangan keluarga.
Jangan lupa untuk mencari titik temu, bekerja sama, dan terus belajar bersama agar dapat menciptakan hubungan yang harmonis dan sejahtera dalam menghadapi tantangan keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Sampai Nggak Mampu Membayar Biaya Persalinan, Ini yang Harus Kamu Lakukan!
Ada yang melahirkan, tapi karena punya tujuan keuangan lain yang juga sama besarnya, ternyata jadi tak mampu membayar biaya persalinan. Untung banyak orang baik, maka masalah pun dibantu.
Bersyukurlah, kalau kamu mengalaminya. Memang, orang baik itu masih banyak. Tapi ya masa iya, kita harus selalu mengharapkan uluran tangan orang lain untuk kebutuhan kita pribadi? Apalagi soal biaya persalinan, yang semestinya bukan termasuk biaya yang muncul mendadak. Ada waktu 9 bulan kan, untuk bersiap?
Faktor Penyebab Mengapa Orang Tak Siap dengan Biaya Persalinan
Namun faktanya, fenomena banyak orang yang tidak siap secara finansial menyambut kehadiran anak seperti ini adalah masalah yang umum terjadi, terutama di negara-negara berkembang. Apa yang menyebabkan ketidaksiapan ini?
Enggak punya asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan
Jika seseorang tidak memiliki asuransi kesehatan yang mengcover biaya persalinan, maka ia akan bertanggung jawab atas biaya persalinan yang seharusnya ditanggung oleh asuransi. Padahal, biaya persalinan bisa tinggi jika ada kondisi-kondisi kesehatan tertentu.
Penghasilan yang rendah
Orang yang memiliki penghasilan yang rendah mungkin kesulitan membayar biaya persalinan yang mahal. Biaya persalinan bisa saja menyedot sebagian besar penghasilan, jika tidak dipersiapkan sebelumnya, sehingga dapat menjadi beban keuangan yang berat bagi keluarga yang berpenghasilan rendah.
Kondisi kesehatan yang kompleks
Persalinan yang melibatkan komplikasi kesehatan dapat memerlukan perawatan yang lebih intensif dan mahal. Ini dapat menjadi beban keuangan yang besar bagi keluarga yang tidak memiliki asuransi atau tidak memiliki cukup dana untuk membayar biaya perawatan medis yang kompleks.
Kurangnya pengetahuan tentang persiapan keuangan
Beberapa orang mungkin tidak memahami betapa pentingnya persiapan keuangan sebelum persalinan. Kurangnya pengetahuan ini dapat menyebabkan mereka tidak memiliki cukup uang untuk membayar biaya persalinan.
Ketahui Komponen Biaya Persalinan
Agar dapat bersiap dengan baik, kamu perlu tahu komponen apa saja yang menjadi bagian dari biaya persalinan. Hal ini tergantung pada fasilitas kesehatan yang dipilih dan jenis persalinan yang dilakukan.
Berikut adalah beberapa komponen biaya persalinan yang umum dan bisa menjadi gambaran.
Biaya kamar dan perawatan
Biaya ini termasuk biaya ruang perawatan di rumah sakit atau klinik, biaya dokter, biaya perawat, biaya penggunaan fasilitas dan peralatan medis.
Biaya operasi caesar (sectio caesarea)
Jika persalinan harus dijalani melalui operasi caesar, maka pasti ada biaya tambahan yang dikenakan, termasuk biaya pembedahan, biaya anestesi, biaya perawatan pasca operasi dan biaya obat-obatan.
Tes laboratorium
Tes laboratorium seperti pemeriksaan darah, urine, dan pemeriksaan radiologi mungkin diperlukan selama persalinan. Biaya tes laboratorium ini juga harus ditanggung keluarga ibu yang hendak melahirkan.
Biaya obat-obatan
Biaya obat-obatan yang diberikan selama persalinan termasuk biaya anestesi dan obat-obatan lain yang mungkin dibutuhkan untuk membantu memperlancar persalinan atau mengurangi rasa sakit.
Biaya rawat inap
Biaya rawat inap di rumah sakit atau klinik, termasuk biaya makanan dan minuman.
Biaya tindakan medis tambahan
Biaya tambahan mungkin timbul jika persalinan mengalami komplikasi atau memerlukan tindakan medis tambahan seperti transfusi darah, tindakan bedah darurat atau perawatan bayi prematur.
Nah, banyak kan? Tapi, perlu diingat, bahwa biaya persalinan dapat bervariasi tergantung pada lokasi, jenis persalinan, kondisi kesehatan, serta kebijakan dari masing-masing fasilitas kesehatan. Oleh karena itu, pastikan kamu memahami dengan baik semua komponen biaya persalinan yang akan dikenakan dan mengeceknya sebelum memutuskan untuk memilih fasilitas kesehatan.
Jangan Sampai Khawatir Nggak Bisa Bayar Persalinan!
Sudah sakit bukan kepalang, eh … masih stres mikirin uang buat biaya persalinan. Sungguh bukan kondisi yang ideal buat si ibu yang harus melahirkan.
Jangan sampai deh enggak bisa membayar biaya persalinan. So, ayo bersiap! Ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi beban biaya tersebut.
Beli asuransi kesehatan
Seenggaknya BPJS Kesehatan harus punya. Dan, lakukan ini secepatnya. Tak hanya sebelum persalinan, tapi ketika kamu mulai bisa mandiri dan punya penghasilan. Saat menikah, pastikan pasangan juga punya BPJS Kesehatan.
Asuransi kesehatan pemerintah BPJS Kesehatan menyediakan jaminan kesehatan untuk persalinan bagi peserta dan anggota keluarga terdaftar mereka. Jaminan kesehatan ini mencakup biaya persalinan normal, baik melalui persalinan normal di rumah sakit atau melalui persalinan normal yang dilakukan di rumah oleh bidan terlatih yang memiliki izin praktik. Ya tentu saja ada syarat dan ketentuan berlaku. Tapi BPJS Kesehatan sudah sangat memadai lo!
Baru setelah punya BPJS Kesehatan, dan dinilai masih belum memadai karena berbagai kondisi, boleh deh ditambah asuransi lain.
Bijak memilih rumah sakit dan dokter atau bidan
Sesuaikan dengan kondisi kesehatanmu, sejak mulai hamil, cari tahu biaya persalinan di beberapa rumah sakit dan dokter atau bidan. Pilih yang memiliki biaya yang memungkinkan untuk dijangkau.
Pastikan juga klinik bersalin atau rumah sakitnya berpartner dengan asuransi kesehatan yang kamu miliki. Setidaknya, menerima pasien BPJS Kesehatan.
Nabung!
Kalau sudah mulai promil, maka ya harus mulai bersiap juga dari segi finansial. Hitung kebutuhanmu, lalu tentukan jangka waktunya. Mulailah membuat rencana keuangan yang komprehensif, untuk tujuan keuangan biaya persalinan ini.
Yuk, Siapkan Finansialnya Dulu sebelum Menyambut si Buah Hati!
Mempersiapkan keuangan untuk kehadiran bayi baru di rumah adalah hal yang penting untuk dilakukan.
Berikut beberapa kiat untuk mengatur keuangan dalam menghadapi kehadiran bayi baru di rumah.
Buat rencana anggaran
Buat rencana anggaran yang jelas dan rinci untuk memperhitungkan semua biaya yang terkait dengan kehadiran bayi baru di rumah. Prioritaskan belanjaan yang diperlukan, seperti popok, susu, dan makanan bayi, sebelum membeli kebutuhan lainnya yang tidak terlalu penting.
Berhematlah sebisa mungkin
Pertimbangkan untuk membeli barang bekas seperti pakaian dan peralatan bayi, karena harganya lebih terjangkau dibandingkan membeli barang baru. Gunakan program diskon atau promo yang ditawarkan oleh toko-toko, supermarket, atau aplikasi belanja online untuk membeli kebutuhan bayi.
Dana darurat
Pastikan dana darurat kamu sudah aman. Enggak harus sekian bulan penghasilan, targetkan satu bulan saja dulu, mulai sejak promil. Yang penting memang mulai dulu.
Pasalnya, nanti saat sudah berjalan, kamu harus siap mengantisipasi biaya tak terduga yang mungkin timbul, seperti biaya kesehatan atau perbaikan rumah tangga.
Evaluasi kembali kebijakan asuransi
Periksa kembali kebijakan asuransi kesehatan dan asuransi jiwa. Cek apakah biaya persalinan termasuk dalam coverage asuransi yang kamu miliki? Apakah pencari nafkah sudah punya asuransi jiwa?
Hal ini penting untuk memastikan bahwa kebijakan tersebut sudah mencakup kebutuhan tambahan anggota keluarga ini, dan memberikan perlindungan yang memadai bagi keluarga.
Hindari utang yang tidak perlu
Hindari membeli barang yang tidak diperlukan hingga harus utang yang tidak perlu. Bayi baru sendiri membutuhkan banyak perhatian dan waktu, sehingga meminimalkan utang dan pengeluaran yang tidak perlu dapat membantu mengurangi stres keuangan, sehingga kamu pun dapat mengoptimalkan waktu yang tersedia untuk merawat bayi.
Buat perencanaan jangka panjang
Buat perencanaan jangka panjang untuk mengatur keuangan keluarga dan menentukan prioritas keuangan yang akan membantu keluarga mencapai tujuan keuangan jangka panjang. Misalnya, menyisihkan sejumlah uang untuk dana pendidikan anak atau untuk pensiun kelak.
Menjadi orang tua adalah tanggung jawab besar, namun dengan perencanaan keuangan yang baik dan bijaksana, kehadiran bayi baru di rumah dapat menjadi pengalaman yang menyenangkan dan penuh kebahagiaan.
Siapkan biaya persalinan dengan baik. Tapi, tak hanya berhenti di situ, kamu juga perlu melanjutkan membuat rencana keuangan hingga jauh ke depan, demi mendorong anak-anak menjadi terbaik dari diri mereka kelak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP
Sebagai mahasiswa LPDP, mengatur keuangan dengan baik adalah suatu hal yang sangat penting untuk menjamin kelancaran masa studi dan meraih tujuan akademik yang diinginkan.
Iya, jadi seorang mahasiswa penerima beasiswa dan bantuan keuangan dari LPDP itu enggak mudah, gaes! Butuhkan kedisiplinan dan pengelolaan keuangan yang baik agar nggak sampai mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Apalagi yang merantau, ke luar negeri lagi.
So, dalam artikel ini akan dibahas beberapa cara yang dapat membantu mahasiswa LPDP dalam mengatur keuangan mereka dengan baik, sehingga dapat memaksimalkan penggunaan dana yang diterima dan meraih sukses dalam karier akademiknya.
Apa Itu LPDP?
LPDP merupakan kependekan dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, yang merupakan lembaga negara Indonesia yang bertanggung jawab untuk memberikan beasiswa dan pengelolaan dana pendidikan bagi mahasiswa Indonesia yang ingin melanjutkan pendidikan S2 atau S3 baik di dalam negeri maupun luar negeri.
LPDP dibentuk dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia melalui pemberian beasiswa bagi mereka yang berprestasi dan memiliki potensi untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia di masa depan. Selain memberikan beasiswa, LPDP juga memberikan program bantuan keuangan seperti pinjaman untuk mahasiswa yang membutuhkan untuk mendukung kegiatan akademik mereka lo!
Untuk lebih lengkap dan detailnya, kamu bisa langsung cek saja ke situs resmi LPDP ya.
Gimana, apakah ada di antara kamu yang sekarang merupakan salah satu penerima beasiswa LPDP ini? Atau, mungkin kamu adalah salah satu pengincarnya? Atau malah alumni?
Komponen Utama Keuangan Mahasiswa LPDP
Hidup di rantau sebagai mahasiswa itu memang enggak mudah. Termasuk bagi para mahasiswa LPDP. So, kamu memang perlu tahu nih, cara untuk mengatur keuangan agar bisa survive. Nah, tapi sebelumnya, coba kenali dulu komponen utama dalam keuangan mahasiswa LPDP, sehingga kamu nanti akan tahu apa yang perlu diatur prioritasnya.
Biaya Hidup
Biaya hidup adalah pengeluaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa dalam menyelesaikan program studi mereka. Biaya hidup ini terdiri dari biaya kuliah, biaya akomodasi, biaya makan, biaya transportasi, biaya kesehatan, dan biaya lain-lain seperti buku dan kegiatan sosial.
Nah, LPDP memberikan dana beasiswa bagi mahasiswa untuk membantu menutupi biaya hidup ini selama masa studi mereka.
Sumber Pendapatan
Sumber pendapatan mahasiswa LPDP terdiri dari beasiswa, pinjaman, dan penghasilan tambahan.
Beasiswa dari LPDP dapat digunakan untuk menutupi biaya hidup dan keperluan akademik lainnya. Selain itu, mahasiswa LPDP juga dapat mengajukan pinjaman dari LPDP untuk memenuhi kebutuhan keuangan mereka. Mahasiswa LPDP juga dapat mencari sumber pendapatan tambahan dengan bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karir yang disediakan oleh kampus mereka.
Cara Mengatur Keuangan Mahasiswa LPDP
Nah, sudah tahu apa saja komponennya, sekarang saatnya mengatur keuanganmu. Berikut adalah beberapa cara untuk mengatur keuangan bagi mahasiswa LPDP.
1. Membuat Rencana Anggaran
Buatlah rencana anggaran bulanan yang jelas dan detail. Tulis semua pemasukan dan pengeluaran yang akan diterima dan dibutuhkan dalam satu bulan.
Prioritaskan kebutuhan yang paling penting, seperti biaya hidup dan biaya kuliah, dan sisihkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan untuk mempertimbangkan pengeluaran yang tidak terduga seperti biaya kesehatan atau kebutuhan mendadak.
2. Prioritaskan Kebutuhan Pokok
Prioritaskan kebutuhan pokok seperti makan, tempat tinggal, transportasi, dan biaya kuliah sebelum mengeluarkan uang untuk keperluan yang kurang penting. Pastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pemasukan dan selalu sisakan dana cadangan untuk kebutuhan mendadak.
3. Cari Sumber Penghasilan Tambahan
Selain beasiswa dan pinjaman dari LPDP, carilah sumber pendapatan tambahan seperti bekerja paruh waktu, magang, atau mengikuti program pengembangan karier.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan tersebut agar tidak mengganggu kinerja akademik.
4. Menabung dan Mengelola Utang dengan Baik
Jika ada uang yang tersisa setelah memenuhi semua kebutuhan, sisihkan sedikit uang untuk menabung dan mengatasi kebutuhan mendatang. Jangan gunakan uang tabungan untuk kebutuhan yang kurang penting.
Jika terpaksa meminjam uang, pastikan untuk mengelola utang dengan baik dan bayar tepat waktu untuk menghindari bunga yang membengkak.
5. Manfaatkan Fasilitas dan Program yang Tersedia
Manfaatkan fasilitas dan program yang disediakan oleh LPDP dan kampus seperti perpustakaan, laboratorium, dan kegiatan sosial yang tidak memerlukan biaya tambahan. Jangan terlalu banyak mengeluarkan uang untuk kegiatan sosial yang tidak perlu dan fokuslah pada tujuan akademik.
Itu dia beberapa tip mengatur keuangan untuk mahasiswa LPDP. Dengan mengikuti beberapa tip di atas, mahasiswa LPDP dapat mengatur keuangan mereka dengan baik dan memastikan penggunaan dana yang efektif dan efisien.
Dalam mengejar tujuan akademik dan masa depan yang lebih baik, mahasiswa LPDP harus memiliki kemampuan mengatur keuangan yang baik agar tidak mengalami kesulitan keuangan selama menjalani studi. Oleh karena itu, sangat disarankan bagi mahasiswa LPDP untuk belajar keuangan dengan mengikuti kelas atau seminar mengenai manajemen keuangan, agar dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan yang lebih baik dalam mengatur keuangan mereka dengan baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Siapkan Dana Pendidikan Anak Sekarang Juga
Setiap orang pastinya pengin yang terbaik bagi anaknya. Harapannya pasti tak jauh dari semoga bisa jadi orang sukses, berhasil mewujudkan impian di masa depan, jadi orang yang berguna buat dirinya sendiri, agama, negara, dan masyarakat. Iya kan? Karena itu, penyiapan dana pendidikan anak hingga meraih jenjang setinggi-tingginya menjadi hal penting.
Padahal, besarnya dana pendidikan anak ini enggak main-main. Apalagi di zaman sekarang, wah, makin melambung! Pastinya orang tua mengandalkan pendapatannya untuk bisa menabung demi pendidikan anak, ya kan? Sayangnya, kadang terasa bahwa kenaikan biaya pendidikan tak terkejar oleh pertumbuhan pendapatan.
Lalu bagaimana?
Di sinilah pentingnya perencanaan dana pendidikan anak.
Pentingnya Perencanaan Dana Pendidikan Anak
Memangnya dana pendidikan anak ini penting banget ya, untuk direncanakan dari sekarang? Nah, ini nih, yang akan kita bahas.
Seperti yang dilansir dari situs Detik Finance, bahwa survei HSBC yang dilakukan pada tahun 2015 menunjukkan, bahwa 9 dari 10 orang tua sadar betul akan arti pentingnya pendidikan anak. Namun, sebanyak 66%-nya mengakui, bahwa mereka telah terlambat dalam memulai perencanaan pendidikan anak-anak mereka.
Sebagian mengakui bahwa mereka memilih menunda membuat rencana pendidikan, karena merasa anaknya masih terlalu kecil. Baru juga bisa berjalan, masa sudah harus memikirkan kuliah? Kan, masih banyak hal lain yang lebih urgent? Begitu pikir mereka.
Nah, di sinilah kesalahan pertama terjadi.
Enggak terasa, waktu cepat berlalu. Anak-anak dari mulai berjalan, masuk playgroup, masuk TK, SD, SMP, dan SMA tiba-tiba sudah terlewati semua. Tahu-tahu saja, mereka sudah harus masuk kuliah.
Persiapan yang pendek akan membuat orang tua harus menyisihkan dana yang lebih besar. Padahal ya, kebutuhan lain juga semakin membengkak seiring waktu, karena berbagai sebab. Kalau akhirnya orang tua terlalu berat bebannya, hingga enggak berhasil membangun dana pendidikan anak yang sesuai, maka anaklah yang akan mendapatkan konsekuensinya. Impiannya bisa jadi harus tertunda, atau bahkan harus dilupakan.
Mengsedih!
Jadi, kudu disiapin sekarang ini ya?
Ya, jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap, siapkan dana pendidikan anak sejak dini, agar nantinya bebanmu akan lebih ringan, dan peluang untuk bisa memenuhi kebutuhannya jadi lebih besar.
Lalu, apa yang harus dilakukan?
Ketahui Kebutuhan Pendidikan Anak
Hal pertama yang harus dilakukan untuk membangun dana pendidikan anak yang memadai adalah menghitung kebutuhannya. Untuk itu, kamu perlu tahu komponen apa saja yang akan memengaruhi besaran dana pendidikan anak yang perlu disiapkan.
Biaya pendidikan anak terdiri atas beberapa komponen:
- Biaya awal, yang dibayarkan satu kali saja, misalnya seperti uang formulir atau uang pendaftaran, uang tes seleksi, uang pangkal, dan sebagainya, sesuai kebijakan sekolah.
- Biaya tahunan, yang dibayarkan setiap tahun, seperti uang kegiatan, uang seragam dan buku, biaya daftar ulang, uang praktikum, dan sebagainya.
- Biaya bulanan, yang dibayarkan setiap bulan, seperti SPP, uang ekstrakurikuler, dan sebagainya.
Nah, untuk menentukan biaya-biaya di atas, pastinya orang tua harus menentukan dulu sekolahnya. Lalu dari mana bisa mendapatkan informasi terkait biaya di sekolah tertentu?
Tenang, ada nih Database Biaya Pendidikan Anak by QM Financial, yang menampilkan berbagai komponen biaya pendidikan mulai dari TK sampai kuliah! Dengan menggunakan data riil, maka kamu pun bisa menghitung secara realistis juga kebutuhan dananya.
Untuk bisa mengaksesnya, kamu hanya perlu ikut mengisi survei data Dana Pendidikan Anak ini, yang nantinya juga akan semakin memperkaya database Biaya Pendidikan Anak by QM Financial sehingga akan lebih banyak data biaya sekolah terkumpul yang bisa kita manfaatkan bersama-sama.
Setelah kamu mengisi survei tersebut, maka akan ada email berisi link untuk dapat mengakses Database Biaya Pendidikan Anak by QM Financial. Gratis! Data ini bisa kamu gunakan untuk membuat rencana dana pendidikan untuk mengantarkan anak-anak meraih jenjang pendidikan setinggi-tingginya hingga mewujudkan mimpinya.
Setelah Menghitung Kebutuhan, Apa yang Harus Dilakukan?
Nah, setelah kebutuhan dananya sudah dapat diketahui secara realistis, berikutnya kamu harus menentukan instrumen yang ingin kamu manfaatkan.
Ada banyak instrumen yang bisa dipilih, mulai dari reksa dana, obligasi, saham, dan sebagainya, yang pastinya harus disesuaikan dengan profil risiko, kebutuhan, serta kemampuanmu.
Tenang, yang ini juga ada kok bantuannya kalau kamu masih bingung, yaitu dengan bergabung ke kelas Dana Pendidikan Anak, yang merupakan salah satu pilihan Elective Class FCOS. Cek jadwalnya, dan segera daftar supaya enggak kehabisan tempat ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Reksa Dana dan 5 Tujuan Finansial yang Bisa Dicapai
Investasi reksa dana memang bisa untuk memenuhi tujuan finansial ya? Jawabannya, sangat bisa! Sayangnya masih ada aja orang yang skeptis karena takut malah rugi atau bingung cara melakukannya.
Sebentar, sebelum masuk ke ranah investasi, kamu sudah punya tujuan finansial belum? Selamat untuk kamu yang sudah punya target. Nah, bagi yang belum, yuk segera buat, apa sih target finansial yang mau kamu capai? Apalagi buat tahun ini, ya kan? Tahun yang bikin harap-harap cemas banget deh.
Tujuan finansial ini punya peran yang penting supaya kondisi keuangan kamu lebih aman di masa mendatang. Dengan tujuan finansial, kamu juga bisa menggapai angan-angan yang sering kamu impikan.
Misalnya, liburan ke Cappadocia, Turki? Nah, siapa tahu ketemu Lydia sama Mas Aris kan di sana? Rencana ini bisa kamu capai dengan mulai menabung dengan menyisihkan sedikit demi sedikit dari pendapatan kamu. Nah, biar tabungan kamu lebih terasa ‘bergerak’, kamu bisa melakukan investasi reksa dana.
Kenapa Harus Investasi Reksa Dana?
Investasi reksa dana adalah sebuah wadah yang mengelola dana atau modal yang dikumpulkan dari masyarakat pemodal untuk diinvestasikan ke portofolio efek oleh manajer investasi.
Nantinya, modal investasi akan dikonversikan ke berbagai jenis seperti pasar uang, obligasi, maupun saham. Nah, investasi reksa dana ini sangat dianjurkan dan cocok untuk investor pemula, kenapa? Berikut alasannya.
Investasi yang mudah
Sudah banyak aplikasi investasi reksa dana yang terpercaya dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan. Kamu bisa dengan mudah mengunduhnya, melakukan registrasi, kemudian melakukan transaksi modal awal.
Tenang, kini beberapa aplikasi dilengkapi dengan fitur robo advisor yang bisa membantu kamu memilih jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko kamu.
Diatur dengan baik
Semua jenis reksa dana diatur oleh Manajer Investasi (MI) yang merupakan pihak profesional dan mengikuti aturan BEI. Dengan begitu, modal investor lebih aman dan terlindungi.
Diversifikasi
Keuntungan paling menonjol dari investasi reksa dana adalah diversifikasi aset. Pasalnya, di sini, modal disebar ke aset yang berbeda sehingga dapat memisahkan hambatan di beberapa sektor.
Bersifat likuid
Kamu bisa mencairkan dana atau menjual reksa dana dengan mudah setelah mencapai target dan kebutuhan finansial kamu. Setelah likuidasi, dana akan tersimpan otomatis ke rekening bank dalam jangka waktu yang ditentukan.
Selain empat keunggulan tersebut, masih ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan setelah memulai melakukan investasi reksa dana. Lebih cepat kamu memulai, lebih cepat kamu mencapai tujuan finansial kamu.
5 Tujuan Finansial yang Dapat Diraih dengan Reksa Dana
Kalau kamu sudah punya tujuan finansial sekaligus perencanaannya, kamu bisa menjadikan investasi reksa dana ini sebagai jalan alternatif untuk meraihnya. Tunggu apa lagi, yuk simak beberapa tujuan yang bisa kamu raih dengan reksa dana!
Dana Darurat
Sebenarnya, apa sih fungsi dana darurat? Masih banyak yang menyepelekan alokasi dana untuk hal ini. Padahal ini sangat penting untuk mengurangi kerugian di situasi darurat.
Tak semua rencana bisa berjalan sesuai dengan apa yang kita inginkan. Namanya juga hidup, kadang di atas kadang di bawah. Misalnya waktu awal pandemi masuk ke Indonesia. Hampir semua sektor kelimpungan dan nggak sedikit orang kena PHK.
Di situlah peran dana darurat bekerja, ketika kamu mendapat musibah setidaknya kamu masih memiliki pegangan untuk kebutuhan hidup beberapa bulan ke depan.
Dana darurat juga bisa kamu gunakan untuk biaya ketika kamu atau keluarga jatuh sakit dan tidak memiliki asuransi maupun BPJS atau perbaikan laptop yang tiba-tiba rusak padahal kamu butuh untuk bekerja.
Terus, berapa jumlah ideal yang harus disiapkan untuk dana darurat? Sebetulnya soal jumlah balik lagi ke pengeluaran harian selama kurang lebih 3-6 bulan.
Kamu bisa memenuhi target jumlah dana darurat dengan berinvestasi pada reksa dana pasar uang. Hasil keuntungan bisa mencapai 6-8% per tahun. Terlebih reksa dana pasar uang ini relatif lebih stabil dan rendah risiko. Untuk pencairan dana pun hanya perlu waktu 1-2 hari saja.
Dana Pensiun
Setiap orang pastinya ingin memiliki masa pensiun yang tenang dan sudah mencapai kebebasan finansial. Kalau begitu, untuk mengumpulkan dana pensiun, investasi adalah pilihan yang tepat.
Umumnya, untuk bisa hidup nyaman, setidaknya ketika pensiun kamu punya pegangan 70% dari pendapatan terakhir sebelum pensiun. Contoh gaji terakhir kamu Rp7 juta, nah, setidaknya kamu perlu menyiapkan Rp 4,5-5 juta untuk kebutuhan hidup bulanan di masa pensiun nanti. Itu kalau kamu mau hidup sejahtera.
Kamu bisa mengalikan jumlah tersebut dengan target berapa tahun lagi kamu akan pensiun. Setelah mendapat totalnya, kamu bisa mulai investasi reksa dana campuran atau reksa dana saham yang hasil keuntungannya bisa lebih besar untuk jangka waktu panjang.
DP Rumah Pertama
Rumah biasanya jadi salah satu tujuan finansial yang banyak diincar. KPR bisa jadi jalan aman untuk kamu meraih impian punya rumah secara mandiri. Namun, tidak sedikit DP untuk KPR yang harus kita siapkan.
Standar DP-nya berada di kisaran minimal 15-20%. Tapi, ada juga beberapa bank yang kini menawarkan DP 0%. Kamu bisa memilih sesuai kemampuan, tetapi ingat, bahwa jika kamu memilih DP 0%, maka perhitungan cicilan juga akan lebih besar. Carilah yang sekiranya paling aman untuk keuanganmu.
Nah, dengan jumlah yang nggak sedikit, mau tidak mau, maka rencanamu perlu dibantu dengan investasi reksa dana saham, yang imbal hasilnya sepadan.
Biaya Pendidikan Anak
Biaya untuk pendidikan bisa jadi tanggung jawab besar bagi para orang tua. Terlebih melihat inflasi untuk sekolah dasar hingga menengah yang terus mengalami kenaikan hingga 12% per tahun. Sedangkan, kuliah kenaikannya mencapai 10%. Ada yang sampai 20%? Ada juga.
Selain itu, tak hanya uang pangkal dan biaya pendidikan per semester atau per bulan yang harus diperhitungkan, tetapi juga ada biaya lainnya loh. Misalnya, anak harus kos, sudah pasti akan ada biaya hidup selama waktu tersebut. Belum lagi seperti buku-buku, les, dan keperluan penunjang sekolah yang lain.
Karena itu, penting bagi orang tua mana pun mempersiapkan dana pendidikan untuk semua jenjang hingga meraih sarjana. Semakin awal kamu berinvestasi, semakin banyak keuntungan yang bisa diraih. Sesuaikan dengan target nominal dan juga jangka waktunya, kamu bisa memilih reksa dana campuran ataupun reksa dana saham, yang menawarkan keuntungan relatif lebih tinggi tetapi juga dengan risiko yang lebih tinggi pula. Pahami risiko yang bisa terjadi, sehingga kamu pun bisa mengantisipasinya dengan baik.
Anggaran Liburan
Siapa yang tidak ingin menggunakan sebagian hasil kerja kerasnya untuk berlibur? Setelah bekerja beberapa tahun, setiap orang pantas untuk mendapat waktu liburan yang layak.
Atau kamu punya mimpi lain yang ingin dituju? Apa pun itu, buat rencana keuangan secara spesifik. Detailkan tujuan, jumlah dana yang dibutuhkan, dan kapan kamu akan merealisasikannya. Setelah membuat rencana, lakukan survei agar target lebih tepat.
Untuk mencapainya, kamu bisa menggunakan reksa dana pasar uang dengan perhitungan yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana kamu. Yang pasti kamu perlu merencanakan sedetail mungkin agar tujuan finansial kamu bisa tercapai.
Nah, sekarang kamu tak perlu khawatir lagi untuk menggunakan investasi reksa dana sebagai jalan alternatif mewujudkan tujuan finansial kamu. Yuk mulai tetapkan target dan rajin menabung dengan reksa dana. Selamat mencoba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaya Hidup Childfree Dipilih karena Dana Pendidikan Anak yang Tinggi?
Dunia maya heboh dengan gaya hidup childfree yang dipopulerkan oleh salah satu influencer. Jadi topik hangat deh di mana-mana, dan tentu saja, diwarnai dengan pro dan kontra.
Bagaimana dengan kamu? Kamu termasuk tim pro atau tim kontra? Atau, bodo amat, asal nggak ngerugiin orang lain?
Yah, yang namanya gaya hidup memang jadi hak setiap orang buat memilih mana yang akan dijalani, betul? Dan, memang, asalkan tidak membuat rugi pihak lain, juga sehat untuk diri sendiri, ya kenapa enggak dijalankan?
Alasan Seseorang Memilih Childfree
Childfree adalah keputusan untuk tidak punya anak oleh pasangan yang sudah menikah. Keputusan seperti ini sebenarnya bukan hal baru. Bahkan, sudah lama banyak yang memang memutuskan untuk tidak punya anak setelah menikah, meskipun ini menjadi unpopular opinion di Indonesia yang budaya nenek moyangnya masih kental. Cuma ya, tadinya—entah karena alasan privacy, atau juga karena peran media sosial—nggak seheboh ini.
Sebenarnya keputusan untuk childfree atau pilihan yang lainnya, itu menjadi privilege masing-masing pasangan. Tapi apa yang mendasari sepasang suami istri memutuskan untuk childfree alias tak punya anak? Ada beberapa alasan sih:
- Masalah kesehatan, karena mungkin salah satu pasangan kesehatannya rentan jika punya anak
- Tak siap mental menjadi orang tua, karena yah, memang berat banget tuh tuntutan untuk menjadi orang tua.
- Ingin fokus pada karier
- Masalah finansial
Nah, yang menarik tentu saja alasan terakhir. Of course, QM Financial akan membahasnya dari sisi finansial, karena QM Financial bukan konsultan pernikahan, apalagi tempat praktik dokter kandungan.
Biaya-Biaya Punya Anak
Kita sudah mafhum, bahwa biaya untuk punya anak itu tidaklah murah. Mulai dari saat ibu hamil, sampai nanti ketika anak selesai kuliah, selama itu pula semua hal yang terjadi pada anak menjadi tanggung jawab orang tua.
Ada beberapa biaya yang kemudian muncul, begitu kita memutuskan untuk punya anak.
1. Biaya kehamilan, persalinan, dan pascapersalinan
Dari mulai program hamil, selama masa kehamilan, hingga menjelang persalinan, orang tua harus siap dengan berbagai biaya, mulai dari biaya kontrol dokter, vitamin-vitamin, asupan gizi yang baik, dan sebagainya. Biaya kontrol dokter bisa saja gratis, kalau kontrolnya ke puskesmas. Tapi biaya lain, tetaplah ada.
Tiba saatnya bersalin, kalau bisa melahirkan secara alami sudah pasti akan terjangkau. Tapi, kalau ada masalah kesehatan, ya mesti siap operasi. Ini belum termasuk ongkos rumah sakitnya.
Pascapersalinan, ibu dan bayi juga akan butuh perawatan ekstra. Belum lagi kalau butuh jasa babysitter, daycare, atau ART juga kan?
2. Biaya kebutuhan dasar anak
Mulai dari pangan, sandang, papan, hingga kenyamanan, sudah pasti harus dipenuhi oleh orang tua yang baik.
Di sini termasuk juga kebutuhan hiburan untuk anak, yang ternyata tak dikategorikan ke biaya kebutuhan pokok, tapi justru banyak juga bujetnya. Ajak anak-anak main, jajan, mainan, ini itu, … yang nominalnya kadang kecil, tapi karena cukup sering ya, jadinya lumayan juga. Dengan childfree, pasangan sudah pasti hanya perlu fokus pada kebutuhan berdua saja.
3. Biaya pendidikan
Nah, ini nih, yang sepertinya paling banyak dinilai menjadi yang terbesar dari semua biaya yang muncul begitu punya anak. Kita juga nggak bisa memungkiri kok, kalau biaya pendidikan di Indonesia kian mahal dari tahun ke tahun. Dan maklum banget, jika ada yang memutuskan childfree untuk menghindari biaya di sisi ini.
Menurut data Badan Pusat Statistik, rata-rata inflasi yang timbul dari sektor pendidikan periode 2009 – 2019 mencapat 3.75%. Tapi pada praktiknya, kita bisa melakukan survei sendiri, dan biaya pendidikan itu naik antara 10-20% setiap tahunnya.
Kenapa biaya pendidikan bisa begitu mahal? Nah, ini sudah pernah kita bahas pada artikel sebelumnya. Boleh diintip ya.
Sebenarnya, untuk biaya pendidikan, ini bisa loh kita siapkan lebih dulu, sehingga tak memberatkan ketika sudah waktunya untuk menyekolahkan anak, dan tak harus membuat keputusan untuk childfree. Kapan mulai bisa dipersiapkan? Sesegera mungkin. Kalau bisa, bahkan, sejak ibu mulai hamil.
Bisa kok, bisa, asalkan disiplin dan rencana keuangannya sudah komprehensif. Bahkan, kita juga bisa merencanakan dana pendidikan anak, sekaligus membuat rencana untuk tujuan finansial lain, seperti punya rumah hingga dana pensiun.
Gimana ya, caranya membuat rencana dana pendidikan anak yang baik? Apa saja pilihan cara menyisihkan uang? Lalu, bagaimana triknya supaya selain dana pendidikan anak terpenuhi, kebutuhan hidup yang lain juga tercukupi, sementara penghasilan orang tua pasti bukannya tak terbatas juga.
Nah, gabung saja yuk, di kelas Dana Pendidikan di Financial Clinic Online Series QM Financial. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
Memiliki gaji besar ataupun kecil, setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang sudah direncanakan setiap bulan. Ada yang bersifat kebutuhan tetap dan ada pula tambahan. Dan, tak jarang karena kebutuhan ini itu, jadi kerap menunda untuk melakukan investasi. Sayangnya, perilaku tersebut berefek ke risiko keuangan yang harus dihadapi.
Dalam strategi perencanaan keuangan, investasi merupakan hal yang sangat penting, agar ke depannya Anda bisa memiliki sejumlah dana yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan ataupun keinginan.
Memutuskan untuk melakukan investasi adalah pilihan terbaik. Karena sejatinya, investasi merupakan suatu proses untuk menunda keinginan kita hari ini agar bisa digunakan di kemudian hari.
Mengapa perlu berinvestasi? Inflasi adalah hal yang pasti. Jadi, di masa depan sudah pasti akan ada kenaikan harga, di sinilah fungsi investasi di mana diharapkan bisa memberikan kenaikan pada nilai aset dan juga penghasilan di masa yang akan datang.
Risiko dalam berinvestasi itu pun sudah pasti ada. Semakin tinggi imbal hasil, maka makin tinggi pula risikonya. Namun, setinggi apa pun risiko investasi, akan lebih besar risiko keuangan yang bisa terjadi karena menunda investasi.
Lalu, risiko keuangan apa saja yang bisa terjadi ketika kita menunda investasi? Yuk, disimak penjelasannya.
Menunda Investasi? Inilah 3 Risiko Keuangan yang Harus Dihadapi
Tidak ada dana pendidikan untuk anak-anak
Memutuskan untuk berkeluarga, kita harus berpikir jauh ke depan. Dana pendidikan anak mulai dari jenjang TK hingga perguruan tinggi adalah salah satu tujuan keuangan yang nominalnya bisa bikin kepala cenat-cenut kalau tak disiapkan dengan baik.
Setiap tahun, biaya pendidikan akan ada kenaikan. Walaupun memilih sekolah negeri yang bebas biaya masuk, bukan berarti tidak ada biaya lainnya. Intinya kita harus memiliki sejumlah dana untuk pendidikan anak di tiap jenjang. Jumlah anak juga akan memengaruhi berapa banyak dana yang harus disiapkan lho.
Menabung apa saja cukup? Sayangnya tidak. So, untuk memenuhi kebutuhan dana pendidikan, investasi adalah keharusan.
Tidak ada dana pensiun
Memikirkan dana pensiun itu sungguh tak menarik. Apalagi, kalau kita masih muda, baru semangat-semangatnya kerja. Masa sudah mau mikirin gimana nanti kalau pensiun?
Kalau memang ini yang kamu pikirkan sebagai karyawan, well, sekaranglah saatnya kamu mengubah persepsi. Dana pensiun harus dimiliki oleh siapa pun, baik pekerja lepas, profesional, pemilik bisnis, apalagi karyawan, demi kehidupan yang (tetap) baik di masa tua nanti.
Setiap instansi memiliki batas waktu pensiun yang berbeda-beda. Coba deh dipikirkan, jika tidak memiliki dana pensiun, bagaimana hidup kita kelak? Mengharapkan uang pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan, apakah cukup?
Jika hanya mengharapkan dana pensiun dari kantor ini sudah jelas tidak akan mencukupi. Indonesia memiliki rata-rata tingkat inflasi 3% per tahun, ini artinya kita berpotensi mengalami penurunan standar hidup di kemudian hari apabila tidak ada dana pensiun.
Agar terhindar dari risiko keuangan di masa “istirahat” kelak, maka persiapkan semuanya sejak sekarang. Mulailah berinvestasi untuk dana pensiun. Kelak dengan dana pensiun, kita bisa hidup di manapun sesuai keinginan dengan pasangan, mau jalan-jalan keliling dunia pun tak masalah toh ada dana yang sudah disiapkan.
Menciptakan sandiwch generation yang baru
Menjadi orang tua tugasnya melindungi anak dan juga harus bisa mandiri secara finansial walaupun udah di usia senja. Ada sebuah kekhawatiran jika kelak saat pensiun nanti harus bergantung pada bantuan anak. Bukankah ini seharusnya menjadi tugas kita, untuk memutuskan rantai sandwich generation ini?
Berikan hidup terbaik pada anak-anak dan sebisa mungkin jangan membebankan hidup kita juga pada mereka. Wariskan aset, jangan wariskan risiko keuangan. Ada sebuah kehangatan saat kita bisa hidup mandiri kelak dan tidak bergantung pada anak.
Memiliki investasi, kita bisa mencukupi bekal di hari tua dan menghindarkan diri dari berbagai risiko keuangan, salah satunya berutang.
Dalam hidup, kita mestinya punya strategi agar bisa survive dan menikmati hidup seutuhnya. Risiko keuangan di atas sangat membahayakan hidup kita apabila tidak diatasi sejak sekarang. Mulailah berinvestasi berapa pun dana ada. Ada banyak instrumen investasi yang bisa dipilih, sesuaikan dengan kemampuan, tujuan keuangan, dan profil risiko yang dimiliki.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Apa sih yang Menyebabkan Tingginya Biaya Sekolah? Bisa Jadi 5 Ini Alasannya!
Tahun ajaran baru segera tiba. Dana pendidikan anak, apa kabar, Bun? Semoga sudah disiapkan dengan baik. Enggak harus sekaligus langsung aman, toh pendidikan anak kan juga jangka waktunya panjang. Asal dipersiapkan dengan baik, kita enggak akan shock-shock amat melihat kenaikan biaya sekolah ini setiap tahun.
Yah, begitulah kenyataannya. Mau angka inflasi besar atau kecil, kenaikan biaya sekolah rerata mencapai 10 – 20% setiap tahunnya. Mau pandemi atau enggak, anak-anak belajar dari rumah atau sudah tatap muka di sekolah, biaya sekolah ya tetap harus dibayar penuh. Ini berlaku terutama di sekolah-sekolah swasta.
Meskipun kita menyekolahkan anak di sekolah negeri, juga tetap ada beberapa hal yang harus disiapkan juga kan? Bukan berarti biaya sekolah jadi Rp0.
Meskipun di UU Nomor 20 Tahun 2003 disebutkan, bahwa anak berusia 7 hingga 15 tahun berhak mendapatkan pindidikan dasar dengan biaya yang ditanggung pemerintah, tapi ya kenyataan berkata lain. Masih saja ada berbagai ongkos lain yang menjadi beban orang tua.
Di tingkat yang lebih tinggi, lebih dahsyat lagi kenaikannya. Untuk bisa masuk perguruan tinggi negeri, sekarang juga butuh biaya jutaan.
Tentu saja, ini berdampak pada keluarga-keluarga kelas menengah ke bawah, yang rasanya semakin sulit saja menjangkau kebutuhan pendidikan yang berkualitas.
Apa sih sebenarnya yang menyebabkan biaya sekolah tinggi, dan terus meningkat setiap tahunnya? Berikut beberapa penyebabnya, yang ditelusuri dari berbagai sumber.
Penyebab Biaya Sekolah yang Begitu Tinggi
1. Supply vs demand
Ya, ini sebenarnya “hukum” common di dunia ekonomi, ketika permintaan semakin banyak sementara supply produk sedikit, maka otomatis akan memengaruhi harga produk tersebut. Ini juga berlaku di dunia pendidikan.
Semakin banyak dari kita yang sadar, bahwa kita menginginkan yang terbaik untuk anak-anak kita. Terutama soal pendidikan. Penginnya ya bisa sekolah di sekolah dengan kualitas terbaik, sementara yang benar-benar bisa menyediakan kualitas seperti yang diminta masih terbatas.
Akibatnya, sekolah-sekolah berfasilitas lengkap pun jadi rebutan, dan ini membuat biaya sekolah menjadi meningkat.
2. Investasi pada guru
Guru, sebagai tenaga pendidik dan orang yang “dibebani” untuk mendidik anak-anak kita sudah pasti harus memiliki kompetensi yang baik.
Bagi sekolah negeri, guru-guru bisa difasilitasi oleh negara. Sedangkan, untuk sekolah-sekolah swasta, beban untuk investasi kompetensi guru mau tidak mau harus ditanggung oleh orang tua bersama-sama.
Investasi pada guru ini tidak mungkin hanya sedikit. Belum lagi juga ada beban akreditasi sekolah yang akan menentukan kualitas sekolah itu sendiri. Biayanya setiap tahun juga pasti meningkat, seiring dengan inflasi yang terjadi.
3. Semakin tingginya pula biaya operasional sekolah
Kita juga tak bisa menutup mata akan semakin meningkatnya hal-hal lain yang dibutuhkan untuk men-support kualitas pendidikan itu sendiri.
Pemeliharaan gedung, pemeliharaan alat-alat peraga pendidikan, belum lagi utilitas-utilitas yang diperlukan juga butuh biaya yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Bagi sekolah-sekolah swadana, hal ini pasti juga akan jadi beban siapa lagi kalau bukan beban orang tua siswa yang bersekolah di sekolah tersebut? Akibatnya, sudah pasti biaya sekolah akan disesuaikan dong ya?
4. Bertambahnya tuntutan diadakannya berbagai fasilitas
Sekolah-sekolah zaman sekarang dituntut untuk punya beragam fasilitas dan aktivitas yang diharapkan mampu menstimulasi tumbuh kembang anak-anak. Semakin lengkap fasilitas, semakin banyak aktivitas yang ditawarkan, sudah pasti akan memengaruhi biaya sekolah anak-anak juga.
Dan, orang tua mana sih yang bisa menolak kalau sudah anak-anak yang tertarik pengin sekolah di sekolah tertentu karena ada berbagai fasilitas dan aktivitas yang disukainya ada di sekolah tersebut?
Ada salah satu orang tua yang sempat curhat, anaknya keukeuh memilih SMP tertentu, hanya karena kelasnya moving class.
Aktivitas yang lain memang standar, tetapi metode belajarnya moving class. Meski sudah cukup aware bahwa mungkin dalam beberapa bulan ke depan, pasti belum bisa sekolah offline secara penuh sehingga bisa “menikmati” metode moving class-nya, tapi ya kalau anaknya sudah suka banget, mau gimana lagi? Dan, sudah bisa ditebak, meski aktivitas dan fasilitas sama memadainya dengan sekolah lain, tetapi karena metodenya moving class jadilah memengaruhi biaya sekolah juga.
5. Peer pressure
Peer pressure merupakan tekanan sosial yang biasanya datang dari lingkaran teman-teman. Banyak yang bilang, ini adalah problematika remaja. Tetapi, sesungguhnya, meski kita sudah menjadi orang tua, kita juga kadang tak lolos dari masalah peer pressure ini.
Adanya peer pressure ini juga menjadi salah satu sebab yang memengaruhi orang tua untuk berlomba-lomba menyekolahkan anak-anaknya di sekolah-sekolah terbaik.
Dan … kembali lagi ke poin satu di atas deh; ketika demand melebihi supply, jadilah harga naik.
Selain 5 sebab di atas, pasti juga ada banyak hal lain yang juga menjadi penyebab biaya sekolah yang tinggi, dan terus merangkak naik dari tahun ke tahun—yang kalau mau dibahas, mungkin bisa nggak habis-habis.
So, daripada “menyalahkan” berbagai hal—apalagi yang di luar kendali kita—di luar yang menyebabkan biaya sekolah terus meninggi, akan lebih baik jika kita menyiapkan diri terkait dana pendidikan.
As a start, kamu bisa mulai dengan ikut kelas Dana Pendidikan dari QM Financial dulu. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.