Mengatur uang dalam keluarga kadang terasa rumit, apalagi kalau kebutuhan terus bertambah. Supaya penghasilan gak habis begitu saja, penting untuk mulai paham tentang perencanaan keuangan. Dengan perencanaan keuangan yang tepat, setiap rupiah yang masuk bisa digunakan dengan lebih bijak dan terarah.
Sering kali, masalah keuangan muncul bukan karena penghasilan kurang, tapi karena tidak ada rencana yang jelas. Padahal, dengan langkah sederhana, keuangan keluarga bisa tetap aman, kebutuhan terpenuhi, dan impian jangka panjang pun bisa tercapai.
Table of Contents
Pengertian Perencanaan Keuangan Keluarga

Perencanaan keuangan keluarga itu sebenarnya adalah cara untuk memastikan uang yang dimiliki keluarga digunakan sebaik mungkin. Tujuannya bukan cuma biar cukup untuk hidup sehari-hari, tapi juga biar bisa mencapai impian dan menghadapi masa depan dengan lebih siap.
Jadi, ini bukan soal hitung-hitungan angka saja, tapi soal bagaimana mengelola uang dengan bijak, supaya tidak ada yang merasa kekurangan. Lalu, pada akhirnya, semua kebutuhan bisa terpenuhi dengan tenang.
Proses ini dimulai dari mengatur pemasukan dan pengeluaran. Pemasukan adalah semua uang yang masuk, bisa dari gaji bulanan, usaha, atau sumber lain. Pengeluaran adalah semua uang yang keluar, mulai dari kebutuhan rumah tangga, transportasi, pendidikan anak, sampai cicilan. Kalau gak diatur, bisa saja pengeluaran lebih besar dari pemasukan, dan itu yang sering bikin keuangan jadi kacau.
Selain itu, perencanaan keuangan keluarga ini juga mencakup bagaimana mengelola pemasukan, supaya gak langsung habis begitu saja. Pemasukan ini perlu dipecah jadi beberapa bagian, misalnya untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, dan investasi. Tabungan penting supaya ada cadangan uang untuk hal-hal yang direncanakan, misalnya beli barang besar, atau untuk dana pendidikan anak.
Lalu ada juga investasi, yang bisa membantu uang berkembang. Investasi itu banyak bentuknya, bisa dalam bentuk reksa dana, saham, emas, atau properti. Ini penting, apalagi untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun.
Gak kalah penting adalah utang. Kadang, utang memang perlu, misalnya untuk beli rumah atau kendaraan. Tapi utang harus dikelola dengan baik. Jangan sampai bunga utang membebani keuangan keluarga.
Terakhir, ada dana darurat. Ini seperti ‘penyelamat’ kalau ada hal tak terduga, seperti sakit, kecelakaan, atau kehilangan pekerjaan. Dengan dana darurat, keluarga gak perlu panik atau terpaksa berutang untuk kebutuhan mendesak.
Kalau semua itu diatur dengan baik, keuangan keluarga jadi lebih stabil. Gak mudah goyah kalau ada masalah. Setiap anggota keluarga juga lebih tenang, karena tahu keuangannya aman. Hidup pun jadi lebih nyaman, tanpa stres karena urusan uang. Jadi, perencanaan ini bukan hanya soal uang, tapi soal menciptakan rasa aman dan nyaman dalam keluarga.
Baca juga: Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Cara Menyusun Perencanaan Keuangan Keluarga

Supaya perencanaan keuangan bisa berjalan lancar, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan secara bertahap. Setiap keluarga punya kondisi yang berbeda, jadi rencana ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing.
Yang penting, perencanaan keuangan harus dibuat sejelas mungkin, supaya semua pengeluaran terkontrol dan tujuan keuangan bisa dicapai tanpa hambatan.
1. Hitung Total Pemasukan
Langkah perencanaan keuangan keluarga yang pertama, cari tahu dulu berapa total uang yang masuk ke keluarga setiap bulan. Hitung gaji tetap dari pekerjaan utama. Kalau ada usaha sampingan, tambahkan juga penghasilannya.
Misalnya, ada yang jualan online atau punya penghasilan dari sewa kos. Jangan lupa, kalau ada bonus atau komisi, bisa dicatat juga, tapi anggap sebagai tambahan, bukan penghasilan tetap.
Dengan tahu total pemasukan, lebih mudah untuk atur pengeluaran tanpa melebihi batas.
2. Buat Daftar Kebutuhan
Setelah tahu berapa uang yang masuk, sekarang waktunya bikin daftar kebutuhan. Bedakan mana yang wajib dan mana yang hanya pelengkap.
Kebutuhan wajib contohnya belanja bulanan, bayar listrik, air, pulsa, cicilan, sekolah anak, transportasi, dan asuransi. Kebutuhan pelengkap bisa kayak langganan streaming, makan di luar, atau beli baju baru.
Daftar ini penting supaya gak kebablasan belanja hal-hal yang gak mendesak.
3. Tentukan Tujuan Keuangan
Coba pikirkan, keluarga ini mau capai apa saja secara finansial? Tujuan jangka pendek biasanya yang ingin dicapai dalam 1-3 tahun, misalnya beli motor, renovasi rumah, atau dana liburan. Jangka panjang lebih dari itu, kayak dana pendidikan anak sampai kuliah, beli rumah, atau pensiun nyaman.
Kalau sudah tahu tujuannya, lebih gampang atur strategi nabungnya. Jadi, uang gak habis begitu saja tanpa arah.
4. Susun Anggaran Bulanan
Ini bagian inti dari perencanaan keuangan keluarga. Mulai alokasikan uang sesuai kebutuhan yang tadi sudah dicatat.
Bisa pakai metode 4 3 2 1. Artinya, 40% dari penghasilan buat kebutuhan pokok, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk lifestyle, 10% untuk investasi.
Kalau pengeluaran pokok lebih besar, sesuaikan porsinya, tapi jangan sampai tabungan hilang. Penting banget untuk disiplin sama anggaran ini supaya keuangan tetap sehat.

5. Sediakan Dana Darurat
Dana darurat ini ibarat payung saat hujan. Gak dipakai tiap hari, tapi penting banget saat butuh. Idealnya, punya simpanan setara 3-6 kali pengeluaran bulanan.
Misalnya, kalau pengeluaran per bulan Rp5 juta, dana darurat sebaiknya minimal Rp15 juta. Dana ini cuma dipakai kalau ada situasi darurat, seperti sakit, kehilangan kerja, atau hal tak terduga lainnya.
Simpan di rekening terpisah biar gak kepakai buat keperluan biasa.
6. Kelola Utang dengan Bijak
Utang gak selalu buruk, asal terkontrol. Pastikan cicilan utang, termasuk KPR, kredit motor, atau kartu kredit, gak lebih dari 30% dari total pemasukan.
Kalau bisa, lunasi utang berbunga tinggi dulu, seperti kartu kredit. Jangan sampai menambah utang baru sebelum utang lama lunas. Hindari utang konsumtif, misalnya utang buat beli barang yang sebenarnya gak terlalu dibutuhkan. Utang produktif, seperti untuk modal usaha, masih bisa dipertimbangkan asal terukur.
7. Review dan Evaluasi Rutin
Keuangan itu dinamis, bisa berubah kapan saja. Makanya, cek dan evaluasi anggaran setiap bulan. Lihat, apakah ada pengeluaran yang bisa ditekan? Apakah pemasukan bertambah? Atau mungkin ada kebutuhan baru?
Misalnya, kalau ada kenaikan gaji, bisa tingkatkan tabungan. Kalau pengeluaran membengkak, cari tahu penyebabnya dan atur ulang anggaran. Evaluasi rutin ini penting biar tetap di jalur dan gak sampai tekor di tengah jalan.
Baca juga: Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Dengan perencanaan keuangan keluarga yang rapi, hidup terasa lebih tenang karena semua kebutuhan bisa diatur dengan jelas. Jadi, gak perlu bingung lagi soal ke mana perginya uang setiap bulan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!