Mengapa Dana Kesehatan Lebih Penting dari yang Kamu Kira
Pernah enggak kamu sakit dan dirawat di rumah sakit? Coba cek, berapa banyak biaya yang harus dikeluarkan kalau harus dirawat di rumah sakit? Banyak kan? Apalagi kalau perlu tindakan-tindakan medis tertentu, atau harus pakai ICU, atau dokter spesialis. Karena itu dana kesehatan itu enggak kecil.
Makanya enggak heran, banyak orang yang mendadak miskin ketika ada anggota keluarga—atau dirinya sendiri—harus sakit dan perlu dirawat. Ada yang harus jual rumah, jual sawah, mobil, dan aset lainnya untuk menutup biaya rumah sakit ini. Sedihnya lagi, ada yang sampai utang ke pinjol untuk bayar ongkos rumah sakit.
Yah, namanya sakit, kapan datangnya kita enggak pernah tahu. Memangnya ada orang yang mau sakit? Kita juga enggak bisa menghindarinya kan? Mencegah bisa, tapi kalau sudah datang, ya mau enggak mau, kita hanya bisa berobat.
Table of Contents
Dana Kesehatan Kenapa Harus Ada?
Namanya musibah. Kapan saja bisa tiba-tiba datang. Kalau datang, enggak pakai izin dulu. Kita hanya bisa punya pilihan untuk mempersiapkan diri sebelum musibah datang. Inilah pentingnya dana kesehatan.
Tapi kan, sudah ada asuransi kesehatan? Sudah ada BPJS Kesehatan? Apakah masih perlu punya dana kesehatan lagi?
Ya, meskipun sudah memiliki asuransi kesehatan, menyiapkan dana kesehatan khusus tetap penting. Berikut alasan-alasannya.
1. Asuransi Memiliki Cakupan Terbatas
Asuransi kesehatan itu punya batasan. Seperti batasan plafon, jenis perawatan yang di-cover, dan berbagai kebijakan lain. Nah, kalau ternyata kita butuh, terus gimana dong?
Ya, di sinilah dana kesehatan tambahan menjadi penting untuk dipakai menutup biaya-biaya yang enggak tercover oleh asuransi tersebut. Dengan begitu, kita enggak perlu ganggu tabungan, atau harus nyairin investasi, bahkan sampai utang.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Perawatan Kesehatan Rutin Keluarga
2. Mengantisipasi Pengeluaran Saat Klaim Ditolak atau Dibatasi
Ya namanya asuransi, ada peluang klaim ditolak. Atau bisa juga dibatasi, karena klaim memang ada syarat dan ketentuannya. Seperti misalnya ada kondisi pre-existing atau ketentuan lainnya.
Kalau ditolak, ya mau enggak mau, kita harus mengeluarkan biaya sendiri. Kalau dana kesehatan sudah siap, pastinya enggak bikin kita kelabakan. Enggak harus mencairkan investasi, enggak harus utang juga.
3. Menutupi Biaya Self-Payment atau Co-Payment
Kadang juga ada asuransi kesehatan tertentu yang menerapkan sistem self-payment atau co-payment, yang membuat sebagian biaya perawatan harus ditanggung sendiri oleh pemegang polis. Artinya, meskipun asuransi menanggung sebagian besar biaya, masih ada porsi pengeluaran yang perlu dibayar mandiri. Ya uang dari mana kalau bukan dari dana kesehatan kan?
So, memang kudu ada cadangan untuk menutupi pengeluaran tersebut, sehingga perawatan bisa dijalani tanpa tekanan finansial tambahan. Dengan dana tambahan ini, biaya yang tidak di-cover oleh asuransi dapat ditangani tanpa mengganggu anggaran atau tabungan lain.
4. Menghadapi Masa Tunggu Asuransi
Pada banyak produk asuransi kesehatan, terdapat masa tunggu sebelum manfaat perlindungan dapat digunakan, terutama untuk penyakit tertentu atau kondisi pre-existing yang memerlukan waktu sebelum klaim bisa diajukan. Selama masa tunggu ini, jika ada kebutuhan medis yang mendesak, biaya pengobatan harus ditanggung sendiri.
Dengan memiliki dana kesehatan khusus, kebutuhan biaya selama masa tunggu ini dapat terpenuhi. Dana tambahan ini berperan penting untuk menjamin akses ke layanan kesehatan yang dibutuhkan, bahkan sebelum manfaat asuransi mulai aktif sepenuhnya.
5. Perlindungan untuk Anggota Keluarga yang Tidak Tercover
Yah, idealnya memang semua anggota keluarga harus tercover asuransi, kayak BPJS Kesehatan. Tapi, mungkin ada kondisi tertentu yang enggak memungkinkan. Misalnya kayak orang tua belum sempa disertakan.
Dalam situasi ini, biaya perawatan ya kudu ditanggung secara mandiri. So, dana ini memberikan jaminan ekstra agar kesehatan seluruh keluarga terjaga, meskipun mereka enggak tercakup dalam perlindungan asuransi formal.
6. Mengurangi Beban Biaya Lain Saat Sakit
Ketika sakit, selain biaya medis, sering muncul pengeluaran tambahan yang tak terduga, seperti transportasi untuk berobat, biaya hidup ekstra selama pemulihan, tambahan nutrisi yang bergizi, hingga hilangnya penghasilan kalau enggak bisa kerja.
Pengeluaran-pengeluaran ini bisa membebani kondisi finansial, terutama jika berlangsung dalam jangka waktu lama. Dengan adanya dana kesehatan khusus, beban biaya tambahan ini dapat ditanggulangi tanpa harus menguras tabungan atau aset lain.
Dana ini berperan sebagai penyangga finansial yang membantu menjaga kestabilan ekonomi keluarga selama masa sakit, sehingga pemulihan dapat berlangsung dengan lebih tenang tanpa tekanan biaya tambahan.
Baca juga: Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Dana kesehatan dalam financial planning dapat dianggap sebagai “self-insure,” yaitu perlindungan mandiri untuk diri sendiri dan keluarga. Menyiapkannya secara bertahap dengan mengalokasikan sebagian investasi rutin sangat penting. Tujuan seperti dana liburan atau rumah idaman memang lebih seru, tetapi mikirin dana kesehatan juga penting, karena mampu memberikan ketenangan sekaligus menjaga stabilitas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Harus Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi perlu dikelola saat menghadapi situasi terburuk, salah satunya kehilangan pekerjaan. Kejadian tersebut bersifat tak terduga dan bisa terjadi pada setiap orang. So, perlu diantisipasi sedini mungkin.
Memang sedih sih, kalau kejadian kehilangan pekerjaan ini menimpa kita. Namun, saat benar-benar mengalami kehilangan pekerjaan, bukan saatnya untuk berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, kamu harus bergegas melakukan evaluasi dan menyusun strategi yang sedemikian rupa untuk bertahan hidup.
Kan, enggak nyaman rasanya kalau terlalu lama merasakan banyak tekanan finansial? Itulah pentingnya menemukan solusi yang tepat untuk situasi yang tengah dihadapi tersebut.
Contohnya, seperti menyusun anggaran secara ketat, membatasi pengeluaran, atau bahkan menjual barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang cakupan perencanaan keuangan pribadi saat kehilangan pekerjaan. Ini adalah topik yang sedih dan berat untuk dibahas sih, tetapi justru harus segera dilakukan agar situasi segera membaik.
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi adalah proses mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan finansial yang terencana dan terintegrasi. Perencanaan ini juga diartikan sebagai proses evaluasi untuk menyesuaikan dan memprioritaskan keuangan ketika terjadi perubahan kondisi ekonomi.
So, kalau kamu harus kehilangan pekerjaan, itu artinya ada sebuah perubahan kondisi yang sedang terjadi dalam hidupmu. Perubahan kondisi ini wajar saja jika kemudian diikuti dengan perubahan rencana keuangan. Ada beberapa cakupan perencanaan keuangan pribadi yang harus diperhatikan, saat kamu mengubah rencana ini. Berikut beberapa di antaranya.
1. Sumber Penghasilan Lain
Saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan part time atau pekerjaan sampingan yang memang menjadi keahlianmu. Pekerjaan ini sangat luas, mulai dari freelance, ojek online, jualan online, dan lain sebagainya. Temukan peluang yang memang cocok dengan minat dan keahlianmu dan pastikan agar peluang tersebut tidak mengganggu kamu dalam proses mencari pekerjaan tetap.
Mungkin saja kamu akan bertemu suatu perusahaan yang bersedia menawarkan pekerjaan sementara atau pekerjaan pengganti. Hal ini memungkinkan untuk bertemu orang-orang baru, mempelajari keahlian baru, hingga menemukan peluang yang lebih besar lagi.
2. Kelola Pengeluaran
Saat kehilangan pekerjaan, sudah pasti cakupan perencanaan keuangan pribadi pertama yang perlu dicek adalah pengeluaran. Tekan pengeluaran seminim mungkin. Bila perlu, cek kembali pengeluaran bulananmu untuk menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting untuk dibeli.
Jika biasanya hidupmu penuh dengan hedonisme, inilah saatnya untuk menerapkan gaya hidup frugal. Misalnya, seperti membatalkan langganan majalah, layanan streaming, atau keanggotaan gym karena tidak termasuk kebutuhan primer. Apalagi kalau kemarin-kemarin, ternyata kamu tetap saja jarang ngegym. Jadi mubazir kan?
Mulailah untuk membatasi makan di luar hingga pemakaian bahan bakar berlebihan untuk menekan laju pengeluaran. Setelah memahami kondisi keuangan dengan lebih baik, saatnya menetapkan anggaran yang realistis untuk membantu kamu survive di situasi pencarian kerja ini.
3. Dana Darurat
Dana darurat merupakan cadangan uang yang disisihkan secara khusus untuk keadaan darurat atau pengeluaran tak terduga. Nah, masalahnya, apakah kamu ketika masih punya pekerjaan kemarin sudah sempat mengumpulkan dana darurat? Kalau sudah, kamu bisa bernapas lebih lega, karena ini bisa menjadi dana cadangan selama kamu belum punya pekerjaan tetap lagi.
Namun, jangan lupa untuk mengembalikannya lagi ya, nanti kalau sudah memiliki penghasilan tetap. Agar bisa menyisihkan dana darurat yang tepat, cobalah hitung pengeluaran kamu setiap bulannya. Untuk jumlah dana darurat yang ideal, setidaknya minimal ada 3 kali pengeluaran setiap bulannya. Mengingat, kamu pasti butuh waktu untuk mencari pekerjaan baru usai kehilangan pekerjaan. Setidaknya, dana darurat harus mampu mengakomodir pengeluaran selama tiga sampai enam bulan ke depan.
4. Utang dan Kewajiban
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang berikutnya adalah utang dan kewajiban. Susunlah seluruh daftar tagihan yang mencakup uang sewa, utilitas, kredit kendaraan, utang, dan kewajiban lainnya.
Alternatif yang paling ideal saat menghadapi kehilangan pekerjaan adalah dengan tetap melakukan pembayaran full setiap bulan. Sayangnya, beberapa dari kamu yang tidak memiliki cukup tabungan mungkin akan sulit melakukan perencanaan ini. Namun, masih ada opsi untuk membayar minimum. Dengan rutin melakukan pembayaran minimum, setidaknya upaya ini dapat menjaga reputasimu di mata pemberi pinjaman atau lembaga penyedianya.
Namun, jika memang tidak bisa melakukan pembayaran minimum, cobalah untuk bernegosiasi. Misalnya, mengupayakan agar tanggal jatuh tempo mundur, meminimalkan pembayaran bulanan, menghapus atau menurunkan bunga, menunda pembayaran, dan lain-lain.
5. Asuransi
Badai PHK massal memang bisa terjadi kapan saja dan dapat menimpa perusahaan apa saja. Sebelum musibah ini menimpamu, ada baiknya jika menggunakan produk asuransi yang memberikan manfaat yang pas dengan kebutuhan.
Seperti asuransi kesehatan. Umumnya perusahaan akan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan. Nah, ketika kehilangan pekerjaan, jangan sampai lupa untuk tetap membayar iuran, agar manfaatnya tetap bisa kamu dapatkan. Ingat, biaya obat saat sakit itu lumayan menguras dompet. Kalau tanpa asuransi, bisa-bisa hal ini menambah beban keuangan kamu yang belum berpemasukan lagi.
Dengan memperhatikan cakupan perencanaan keuangan pribadi ini, maka kamu tetap bisa menjalani hidup dengan layak dan tidak perlu mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Rencana Keuangan Baru
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengatur rencana keuangan baru. Kamu juga perlu memastikan, apakah rencana-rencana lama masih relevan dengan kondisi saat ini dan di masa depan?
Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan secara produktif. Jika mempunyai keahlian khusus, lakukan pekerjaan freelance, konsultasi paruh waktu, atau memonetisasi keahlianmu dengan sumber daya online. Apalagi, saat ini, ada banyak pekerjaan digital yang bisa dikerjakan secara fleksibel di mana saja dan kapan saja.
Berapa pun sumber penghasilan tambahan tersebut, hal ini tetap akan membantu untuk menutup sejumlah pengeluaran.
Jadi, dapat diketahui bahwa cakupan perencanaan keuangan pribadi sangat penting ketika menghadapi situasi kehilangan pekerjaan. Dengan memilih perencanaan yang tepat, maka kondisi finansial bisa tetap bertahan hingga benar-benar menemukan pekerjaan baru yang menjanjikan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tunjangan Melahirkan Istri Karyawan Apakah Jadi Beban Perusahaan?
Di era modern ini, banyak perusahaan yang nggak cuma fokus pada keuntungan bisnis, tapi juga peduli dengan kesejahteraan karyawannya. Salah satu bentuk kepedulian ini adalah dengan memberikan berbagai tunjangan, salah satunya adalah tunjangan melahirkan istri karyawan. Tunjangan ini menunjukkan bahwa perusahaan menghargai peran karyawan sebagai anggota keluarga dan ingin mendukung mereka dalam menjalani momen penting, seperti kelahiran anak.
Namun, kita harus realistis, bahwa belum semua perusahaan punya kebijakan yang sama soal tunjangan ini. Beberapa perusahaan mungkin da tunjangan yang cukup buat bantu meringankan biaya persalinan, sementara yang lain mungkin belum bisa membantu apa-apa.
Nah, di sinilah pentingnya buat karyawan buat tahu dan ngerti apa aja yang termasuk dalam paket tunjangan dari tempat mereka kerja, terutama yang berkaitan dengan tunjangan melahirkan.
Buat para calon ayah yang istrinya sedang hamil, informasi ini penting banget. Menjadi orang tua itu nggak gampang dan punya banyak tanggung jawab, salah satunya adalah masalah finansial. Dengan adanya tunjangan melahirkan istri karyawan, setidaknya ada bantuan yang bisa meringankan beban biaya saat menyambut kelahiran buah hati. Tentunya, ini juga jadi semacam penghargaan atau benefit buat karyawan yang sudah setia dan berkontribusi pada perusahaan.
Tapi kalau tidak?
Apa Itu Tunjangan Melahirkan?
Tunjangan melahirkan dari perusahaan adalah bentuk fasilitas atau dukungan keuangan yang diberikan oleh perusahaan kepada karyawannya yang mengalami kelahiran anak. Tunjangan ini bisa berupa uang tunai, cuti bersalin yang berbayar, atau manfaat lain yang berkaitan dengan proses melahirkan.
Kebijakan mengenai tunjangan melahirkan bervariasi dari satu perusahaan ke perusahaan lain, dan tergantung pada regulasi yang berlaku di negara tempat perusahaan tersebut beroperasi. Ya, kalau di Indonesia ya sesuai dengan undang-undang yang berlaku di Indonesia.
Berikut adalah beberapa aspek yang mungkin terkait dengan tunjangan melahirkan dari perusahaan.
Kebijakan Perusahaan
Beberapa perusahaan memiliki kebijakan khusus mengenai tunjangan melahirkan sebagai bagian dari paket manfaat karyawan. Ini dapat mencakup kompensasi keuangan, jaminan perawatan kesehatan, dan bantuan lainnya.
Regulasi Pemerintah
Di banyak negara, pemerintah mewajibkan perusahaan untuk memberikan tunjangan melahirkan kepada karyawannya. Misalnya, di Indonesia, sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003, ada disebutkan tentang peran perusahaan yang memberikan bantuan berupa tunjangan melahirkan kepada karyawan yang memenuhi persyaratan tertentu.
Cuti Hamil dan Melahirkan
Selain tunjangan finansial, perusahaan juga sering menyediakan cuti hamil dan melahirkan bagi karyawan perempuan. Durasi cuti ini bisa bervariasi, dan di beberapa negara, perusahaan wajib memberikan cuti bersalin yang berbayar.
Jaminan Kesehatan
Beberapa perusahaan juga menyediakan jaminan kesehatan yang mencakup biaya persalinan. Ini bisa meliputi biaya rumah sakit, obat-obatan, dan perawatan pasca-melahirkan.
Kriteria Penerimaan
Untuk menerima tunjangan melahirkan, karyawan biasanya harus memenuhi kriteria tertentu, seperti masa kerja minimum di perusahaan, dan harus melapor terkait kelahiran anak kepada perusahaan dalam jangka waktu yang ditentukan.
Dukungan Pasca Melahirkan
Selain tunjangan finansial dan cuti bersalin, beberapa perusahaan juga menawarkan dukungan pasca melahirkan, seperti fleksibilitas jam kerja, dukungan untuk perawatan anak, dan program konseling.
Tunjangan melahirkan adalah salah satu cara perusahaan untuk mendukung karyawannya dalam momen penting kehidupan pribadi, dan juga merupakan bagian dari tanggung jawab sosial perusahaan. Dianjurkan bagi karyawan untuk memahami kebijakan perusahaan dan regulasi pemerintah mengenai tunjangan melahirkan sehingga dapat memanfaatkannya dengan maksimal.
Lalu bagaimana dengan istri karyawan? Apakah ada tunjangan melahirkan untuk istri karyawan?
Tunjangan Melahirkan Istri Karyawan: Apakah Wajib?
Di Indonesia, ada yang namanya BPJS Kesehatan. BPJS ini ibarat kartu ajaib yang bisa bantu karyawan untuk mengurangi beban biaya saat istri karyawan yang bersangkutan sedang hamil dan kemudian melahirkan.
Syaratnya? Mudah, istri harus sudah terdaftar sebagai anggota BPJS Kesehatan. Kalau sudah, berarti dia bisa dapat bantuan buat meng-cover biaya-biaya yang muncul saat nanti melahirkan.
Nah, terus gimana kalau perusahaan tempat karyawan tersebut bekerja tidak menyediakan bantuan tambahan buat biaya melahirkan selain BPJS Kesehatan?
Nah, di sini kita harus paham bahwa tunjangan dari perusahaan itu sebenernya semacam bonus. Jadi, tidak ada peraturan resmi yang mewajibkan perusahaan untuk memberikan bantuan berupa tunjangan melahirkan istri karyawan selain BPJS Kesehatan.
Tapi kalau memang sudah ada kesepakatan dari awal, misalnya ada di kontrak kerja, atau ada aturan khusus di perusahaan yang menyatakan bakal ada tunjangan melahirkan istri karyawan, ya pastinya sih, perusahaan wajib menepati janji itu. Jadi, penting bagi karyawan untuk membaca dan paham dulu apa yang tertulis di kontrak kerja. Paling mudah, ya tanyakan saja langsung ke HRD perusahaan tentang kebijakan mereka.
Intinya sih, BPJS Kesehatan sudah menjadi bantuan yang cukup. Namun, kalau dari perusahaan ada kebijakan berupa tunjangan melahirkan istri karyawan, tentu aja itu jadi nilai plus buat karyawan.
Tapi, perlu diingat bahwa tunjangan melahirkan istri karyawan ini nggak selalu pasti ada, dan kadang jumlahnya juga nggak seberapa dibandingkan dengan biaya melahirkan yang sebenarnya.
Yuk, Siapkan Dana Melahirkan Sendiri!
Sekarang, biaya melahirkan itu bisa aja melambung tinggi, apalagi kalau ada kejadian-kejadian nggak terduga, seperti harus caesar atau ada komplikasi lainnya. Ini yang bikin penting banget buat punya dana melahirkan sendiri yang udah disiapkan jauh-jauh hari. Dengan dana mandiri ini, kita bisa lebih tenang dan nggak panik kalau tiba-tiba ada biaya tambahan yang nggak ketutup sama tunjangan melahirkan istri karyawan dari perusahaan atau BPJS.
Lagi pula, ada juga kemungkinan kalau kita mau pilih rumah sakit yang nggak masuk dalam daftar BPJS, atau pengin dapat kamar yang lebih nyaman dan fasilitas lain yang mungkin nggak ditanggung oleh BPJS Kesehatan atau tunjangan perusahaan. Dengan punya dana melahirkan sendiri, kita bisa lebih fleksibel dalam membuat keputusan dan nggak harus tergantung pada bantuan dari luar.
Penting juga buat ingat, bahwa persiapan dana melahirkan ini nggak cuma buat saat di rumah sakit aja, tapi juga buat keperluan setelahnya. Seperti misalnya perawatan bayi, ASI eksklusif, imunisasi, dan lain-lain. Kalo sudah siapin dana dari awal, kita bisa lebih fokus ke keluarga tanpa harus pusing mikirin masalah keuangan.
Intinya, tunjangan melahirkan istri karyawan dari perusahaan itu beneran bantuan yang berharga, tapi kita harus ingat bahwa ini nggak bisa diandalkan 100%. Selalu lebih bijak buat siapkan ‘payung’ sendiri sebelum hujan, kan?
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Plafon Pengobatan dan Tunjangan Kesehatan Karyawan yang Harus Dipahami
Salah satu benefit yang diterima karyawan dari perusahaan tempatnya bekerja adalah adanya plafon pengobatan dan tunjangan kesehatan. Dengan benefit ini, jika si karyawan sakit atau mengalami kecelakaan sehingga butuh perawatan, maka biaya pengobatan akan ditanggung oleh perusahaan.
Tapi, apa sebenarnya plafon pengobatan dan tunjangan kesehatan itu? Apakah benefit ini ada di setiap perusahaan? Berapa plafon pengobatan yang diberikan pada karyawan, apakah ada batasnya? Bagaimana prosedurnya?
Nah, kepo ya? Kamu bertanyea-tanyea? Tenang, jawabannya akan dibahas secara lengkap berikut ini. So, simak sampai selesai ya.
Apa Itu Plafon Pengobatan?
Sudah menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk dapat memberikan jaminan dan perlindungan terhadap karyawan yang bekerja untuk kepentingannya. Salah satu bentuknya adalah fasilitas tunjangan kesehatan dengan syarat dan ketentuan tertentu.
Nah, salah satu syarat itu biasanya berupa adanya plafon pengobatan, yaitu batasan maksimum berapa perusahaan dapat mengganti berbagai macam pengobatan yang dilakukan oleh karyawan sesuai rekomendasi dokter. Dengan adanya tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan ini, maka saat karyawan membutuhkan perawatan medis, mereka tak perlu mengeluarkan dana untuk membayar tagihannya. Namun, ada batasan plafon pengobatan tertentu yang diberikan oleh perusahaan, sehingga kalau melampaui plafon ini, maka karyawan harus siap untuk membayar secara mandiri. Nombok, begitu istilahnya.
Meski demikian, biasanya tombokannya juga enggak terlalu besar. Setidaknya salah satu program peningkatan kesehatan ini akan membantu meringankan beban jika karyawan butuh perawatan. Jika kebetulan karyawan memiliki asuransi kesehatan sendiri dan juga BPJS Kesehatan, maka tunjangan kesehatan dan plafon pengobatan ini bisa digunakan sehingga bisa saja semua biaya tertutup oleh asuransi dan tunjangan.
Beberapa Jenis Tunjangan Kesehatan yang Umumnya Diberikan oleh Perusahaan
Umumnya, ada beberapa jenis tunjangan kesehatan yang diberikan sebagai benefit oleh perusahaan terhadap karyawannya.
1. Diberikan bersama gaji
Tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan tertentu diberikan bersamaan dengan gaji yang diterima oleh karyawan dalam setiap bulan. Nominalnya akan tetap, dan besarannya sudah diperhitungkan sesuai dengan perkiraan banyaknya biaya kebutuhan medis karyawan dalam satu tahun.
Karena sudah menjadi tunai dan diberikan setiap bulan, maka perusahaan tidak akan menanggung lagi biaya perawatan kesehatan kalau kemudian karyawan sakit ke depannya. Istilahnya, uang tunjangan ini harus dikelola sendiri oleh karyawan. Mau dipakai berobat ya boleh banget, karena memang itu tujuannya, kalaupun digunakan untuk keperluan lain perusahaan juga tak masalah tetapi ke depan sudah tak ada kewajiban lagi bagi perusahaan untuk menanggung biaya pengobatan.
2. Fasilitas pengobatan ditanggung perusahaan
Jenis tunjangan kesehatan dengan plafon pengobatan berikutnya ini tidak diberikan langsung atau dalam bentuk tunai bagi karyawan, tetapi biasanya perusahaan sudah memiliki rekanan atau bekerja sama dengan rumah sakit ataupun tenaga medis dan kesehatan khusus.
Karyawan yang membutuhkan perawatan medis menemui dokter atau datang ke rumah sakit rekanan ini, dan pembiayaan akan menjadi tanggungan perusahaan.
3. Sistem reimbursement
Ada juga tunjangan kesehatan yang memungkinkan karyawan untuk mengajukan penggantian biaya pengobatan yang dilakukan oleh karyawan saat mereka dan keluarganya mengalami sakit.
Nah, kalau untuk jenis tunjangan ini, maka karyawan harus siap dengan dana pengobatan terlebih dulu, baru kemudian mengajukan penggantian terhadap perusahaan. Umumnya besaran yang akan diganti juga mengikuti kebijakan yang sudah ditentukan oleh perusahaan. Ada yang mengganti penuh, ada juga yang menerapkan plafon pengobatan.
4. Bekerja sama dengan perusahaan asuransi
Selain bekerja sama dengan rumah sakit, klinik, ataupun tenaga medis, banyak juga perusahaan yang menjalin kerja sama dengan perusahaan asuransi untuk bisa memberikan benefit tunjangan kesehatan ini.
Untuk jenis tunjangan kesehatan yang keempat ini, perusahaan akan membayar premi dan kemudian bisa diklain ketika karyawan membutuhkan perawatan medis. Tentu saja, syarat dan ketentuan juga berlaku, terutama soal penyakit yang dicover maupun kelas perawatan.
Manfaatkan Benefit Tunjangan Kesehatan Plafon Pengobatan dengan Optimal
Berbicara mengenai benefit tunjangan kesehatan ini memang ada banyak bentuknya. Karena itu, ada baiknya, karyawan diberi penjelasan secara lengkap dan menyeluruh oleh divisi HR atau pihak mana pun dalam perusahaan yang berwewenang mengaturnya. Paparkan dengan jelas, bentuk benefit apa yang dimiliki oleh perusahaan dan bagaimana prosedurnya.
Justru, hal ini seharusnya diuraikan sebelum karyawan menandatangani kontrak atau surat perjanjian ataupun kesepakatan kerja di awal. Dengan begini, karyawan bisa tahu apa saja hak mereka sebagai karyawan, di samping kewajiban yang harus mereka lakukan.
Nah, pemberian dan pengelolaan benefit bagi karyawan ini juga bisa dipelajari dalam training keuangan dengan mengundang QM Financial lo! Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Indra Bekti Sakit, Ini Pentingnya Punya Asuransi Kesehatan yang Sesuai Kebutuhan Sejak Dini
Minggu lalu, dikabarkan Indra Bekti mengalami sakit mendadak dan harus dilarikan ke rumah sakit. Karena kondisinya yang tak baik, Indra Bekti pun harus dioperasi. Untuk itu, pasti butuh biaya yang sangat besar.
Mungkin sebagian besar dari kita lantas berpikir, seorang selebriti seperti Indra Bekti pasti sudah memiliki perlindungan yang memadai. Asuransi lengkap, memadai, dana darurat juga tersedia. Namun ternyata, konon, biaya perawatan Indra Bekti sudah ratusan juta pada hari pertamanya. Setelah tindakan operasi, beredar kabar bahwa biaya perawatannya di rumah sakit sudah mencapai miliaran.
Kemudian terdengar kabar pula bahwa ada penggalangan dana untuk biaya kesehatan Indra Bekti yang diidekan oleh rekan sesama artis, dan kemudian dieksekusi oleh istri Indra Bekti, Aldila Jelita. Namun di sini kemudian muncul pertanyaan dari netizen mahakritis, kok menggalang dana? Asuransinya apa kabar? Masa nggak punya BPJS Kesehatan?
Ternyata—dijawab oleh salah satu anggota keluarga—bahwa sakitnya Indra Bekti tergolong sakit kritis. Karena kondisi darurat, pihak keluarga juga memasukkan Indra Bekti ke rumah sakit, tanpa mengecek dulu apakah rumah sakit tersebut bekerja sama dengan asuransi ataupun BPJS Kesehatan atau tidak. Sementara, Indra Bekti baru memiliki asuransi untuk critical illness 6 bulan lamanya, padahal ada masa tunggu asuransi ini yang selama 1 tahun.
Karena berbagai kondisi yang ada, asuransi kesehatan Indra Bekti tidak dapat digunakan alias ditolak.
Pelajaran Berharga dari Sakitnya Indra Bekti
Kondisi sakit itu tak akan bisa dihindari. Bisa sih dicegah, tetapi risiko untuk sakit akan selalu ada sepanjang kita masih hidup. Inilah pentingnya kita memiliki asuransi kesehatan.
BPJS Kesehatan adalah salah satu produk asuransi kesehatan standar yang wajib dimiliki. Enggak hanya oleh kamu saja, tetapi juga seluruh anggota keluargamu—terutama mereka yang menjadi tanggunganmu. Pastikan faskes yang kamu pilih sesuai dengan kondisi dan kebutuhan ya.
Sementara, bagi yang memiliki risiko kesehatan lebih tinggi—bisa jadi karena pekerjaan, riwayat, atau genetika, dan kondisi lainnya—bisa dipertimbangkan juga untuk menambah asuransi kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan. Inilah yang terpenting dari pemilihan produk asuransi. Banyak orang asal melihat harga premi murah untuk perlindungan. Padahal seharusnya kebutuhanlah yang seharusnya menjadi bahan pertimbangan utama untuk membeli polis asuransi kesehatan. Hingga akhirnya, asuransi tidak dapat dimanfaatkan secara optimal. Mau klaim, eh … ditolak.
Proses klaim asuransi kesehatan adalah sebuah proses ketika kita mengajukan penggantian biaya atas risiko kesehatan yang terjadi terhadap tertanggung. Dalam proses ini, ada 2 hal yang bisa terjadi: klaim disetujui dan pihak perusahaan asuransi akan menanggung biaya pengobatan, yang kedua klaim ditolak karena berbagai alasan.
Memang ada banyak alasan mengapa klaim asuransi ditolak. Salah satunya karena kita mendapatkan perawatan di rumah sakit yang tidak berekanan dengan asuransi yang kita miliki.
Agar lebih jelas, mari kita lihat satu per satu alasan mengapa klaim asuransi ditolak.
1. Tidak termasuk dalam perlindungan asuransi
Setiap produk asuransi memiliki manfaat masing-masing. Semua itu bisa kamu temukan dalam polis asuransi. Misalnya, ada asuransi kesehatan yang hanya meng-cover rawat inap saja. Saat kamu mengajukan klaim untuk perawatan jalan, maka tentu saja klaim kamu akan ditolak.
So, adalah penting bagi kamu untuk memahami manfaat apa saja yang diberikan oleh asuransi kesehatan yang hendak kamu beli, dan adalah penting juga untuk tahu kebutuhanmu sendiri. Kesesuaian antara manfaat dan kebutuhan ini menjadi kunci agar fungsi perlindungan dari asuransi bisa optimal.
2. Syarat tidak lengkap atau tidak terpenuhi
Alasan mengapa klaim asuransi ditolak adalah syarat yang kurang lengkap. Perlu kamu ketahui ya, bahwa setiap perusahaan asuransi memiliki syarat tertentu untuk bisa menyetujui klaim yang diajukan. Jika ada yang tidak lengkap, maka klaim bisa jadi ditolak.
Dalam kasus yang dialami oleh Indra Bekti, klaim asuransi diajukan 6 bulan setelah Indra Bekti menjadi nasabah asuransi kesehatannya. Padahal, ada syarat masa tunggu 1 tahun untuk jenis asuransi critical illness seperti yang dimiliki oleh Indra Bekti. Ini juga termasuk dalam syarat yang tidak terpenuhi, sehingga klaim asuransi pun ditolak.
Karena itu, ada baiknya kamu mempelajari, memahami, dan mencermati polis asuransi yang ada, terutama pada syarat-syaratnya. Termasuk di dalamnya adalah apa saja syarat dokumen yang harus disediakan, dan juga syarat lain seperti soal masa tunggu ini.
3. Data tidak sesuai
Ada juga kemungkinan ketika data tertanggung ternyata tidak sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. Misalnya saja, seseorang mengajukan klaim asuransi. Namun, kemudian diketahui bahwa yang bersangkutan memiliki kondisi tertentu yang tidak pernah terdata saat polis ditandatangani. Hal ini akan dapat menghambat proses pengajuan klaim, bahkan bisa jadi klaim ditolak.
4. Melebihi batas waktu
Klaim asuransi bisa diajukan dalam tenggat tertentu, dan tenggat ini biasanya ada di dalam polis. Jika melebihi tenggat ini, maka klaim apa pun yang diajukan akan ditolak.
Miliki Asuransi Kesehatan Sejak Masih Sehat
Belajar dari apa yang dialami oleh Indra Bekti, kita jadi tahu betapa pentingnya untuk memiliki asuransi saat kita masih sehat. Pilihlah produk asuransi kesehatan yang paling sesuai.
Faktanya, itulah kesalahan paling umum terjadi. Banyak orang baru sadar akan pentingnya asuransi saat risiko sudah terjadi. Kalau saat risiko terjadi dan kita baru punya asuransi, maka saat itu sebenarnya sudah terlambat.
Ada banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan jika kita bisa memiliki asuransi saat masih muda atau berbadan sehat. Salah satu keuntungan terbesarnya adalah harga premi akan relatif lebih ringan. Mengapa preminya lebih murah? Karena kita dianggap tidak berisiko tinggi, sehingga pihak asuransi tidak harus menanggung biaya risiko yang terlalu besar.
Jika pun nanti kita terkena penyakit-penyakit yang kronis, masa tunggu yang biasanya diterapkan juga mungkin sudah lewat. Kita bisa mendapatkan perlindungan yang optimal.
Nah, jadi, apakah kamu sudah memiliki asuransi kesehatan yang sesuai kebutuhan sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Mengelola Gaji ala Bunda Corla
Siapa yang belum kenal Bunda Corla? Ah, pasti sudah tahu betul nih ya. Atau mungkin selalu menonton Instagram Live-nya?
Buat yang sudah mengikuti, pasti tahu kan, bahwa Bunda Corla bekerja di sebuah waralaba resto cepat saji yang sudah mendunia di Jerman. Dan, beberapa waktu yang lalu, ia menceritakan seluk beluk pekerjaannya di restoran tersebut. Bahkan, sampai mau menyebutkan berapa gaji yang diterimanya.
Nah, ini menarik. Karena dari cerita Bunda Corla tentang gajinya ini, kita bisa belajar banyak darinya untuk mengelola keuangan dengan baik.
Bunda Corla dan Gaji sebagai Karyawan Restoran
Karyawan restoran bukan merupakan profesi yang terlalu wah. Beda dengan pengacara, dokter, arsitek, pekerja tambang minyak lepas pantai, CEO, dan sejenisnya yang identik dengan gaji yang besar. Baik di Jerman maupun di Indonesia, karyawan restoran waralaba seperti ini kurang lebih berada di “level” yang sama.
So, kita bisa anggap bahwa Bunda Corla bisa mewakili selapisan masyarakat umum yang ada di Indonesia juga.
Secara angka, memang gaji Bunda Corla terlihat besar. Menurut pengakuannya, ia menerima gaji kotor sebesar EUR 2.000. Jika diperhitungkan dengan kurs rupiah saat artikel ini ditulis, EUR 1 = Rp15.600. Itu artinya gaji kotor yang diterima adalah Rp31.200.000. Gaji tersebut dipotong untuk pajak, dana pensiun, dan jaminan kesehatan, sehingga gaji yang diterima bersih adalah sebesar EUR 1.600. Ini artinya 80% dari gaji kotor.
Dari EUR 1.600, EUR 400 dipakai untuk membayar rumah, sementara untuk keperluan lain-lain anggarannya EUR 600. Dengan demikian, masih ada sisa dana yang cukup banyak yang dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan, Bunda Corla juga bisa mengirimkan sejumlah uang untuk keluarganya di Indonesia.
Dengan dana yang tersisa, Bunda Corla mengaku sangat cukup. Bisa makan enak setiap hari.
Pelajaran Mengelola Keuangan dari Bunda Corla
Jadi, apa nih yang kita pelajari?
1. Bagi sesuai kebutuhan dan kondisi masing-masing
Kalau mau direkap, maka pengelolaan Bunda Corla membagi anggarannya yang terdiri atas rumah : keperluan lain-lain : kebutuhan hidup dengan proporsi 25% : 37.5% : 37.5%.
Nah, kamu bisa membaginya pos pengeluaran dengan menyesuaikan kondisi kamu juga. Rekomendasi dari QM Financial adalah 4-3-2-1, yaitu 40% untuk kebutuhan sehari-hari, 30% untuk cicilan utang, 20% investasi, dan 10% lifestyle.
Angka ini tidak mutlak, kamu sangat bisa menyesuaikan sendiri dengan kondisimu. Misalnya kamu tak punya cicilan utang, dan memilih mengalihkan 30% ke pos investasi juga boleh. Atau mau kamu pakai senang-senang di pos lifestyle juga boleh banget.
2. Pentingnya dana pensiun
Untuk dana pensiun, hak Bunda Corla sudah dipenuhi oleh perusahaan tempatnya bekerja. Sudah ada pemotongan sekian persen dari gajinya setiap bulan. Hal ini juga berlaku di Indonesia bagi sebagian besar karyawan perusahaan.
Namun, sebagian profesi lain tidak mendapatkan hal ini karena satu dan lain hal. Misalnya saja untuk kamu yang berprofesi sebagai pekerja lepas, part timer, dan sejenisnya. So, kamu perlu membangun dana pensiunmu sendiri.
Baik kamu yang sudah difasilitasi oleh perusahaan ataupun yang harus membangun sendiri, sebaiknya hitung kebutuhan pensiun dengan cermat, agar nantinya kamu juga bisa mempersiapkannya dengan baik. Banyak orang gagal pensiun sejahtera karena ternyata mereka salah perhitungan; dikira sudah cukup, ternyata enggak. Akibatnya, ada yang harus kembali bekerja di masa pensiunnya, ada yang kemudian menjadi beban anak-anak mereka, dan sebagainya.
Kamu pastinya tak mau hal ini terjadi kan?
3. Pentingnya jaminan kesehatan
Untuk kesehatan, Bunda Corla juga sudah difasilitasi oleh kantor tempatnya bekerja. Hal ini pun berlaku di Indonesia, ketika perusahaan-perusahaan wajib mengikutsertakan karyawannya pada BPJS Kesehatan. Skema iurannya juga sama, yaitu dengan pemotongan gaji, yang nominalnya juga masih cukup terjangkau.
Cakupan perlindungan dari BPJS Kesehatan ini sudah sangat memadai, sebenarnya. Mulai dari ada jaminan melahirkan sampai beberapa penyakit kronis juga tercover. Namun, jika sekiranya masih belum memadai, bisa juga jika kamu menambah dengan asuransi kesehatan swasta lainnya.
Pastikan setiap orang yang biaya hidupnya kamu tanggung juga memiliki BPJS Kesehatan ya.
4. It’s ok untuk membantu kebutuhan keluarga
Seorang Bunda Corla saja dengan rela membantu keluarga, dengan mengirimkan sejumlah uang. Masa kamu mengeluh ketika keluarga perlu dibantu?
Sebagai orang yang murah rezekinya, sudah sepantasnya kan, kita membantu sesama? Apalagi ini keluarga. So, it’s ok banget jika kita membantu keluarga, termasuk dalam hal finansial.
Masukkan “bantuan” ini dalam anggaran, agar terkontrol dan tetap enggak berlebihan setiap bulannya. Dengan demikian, kebutuhan hidup kamu yang lain—yang juga tak kalah penting—bisa tercukupi dengan baik.
5. Bukan angkanya, tapi “cukup”
Bunda Corla sempat bilang, “Jangan lihat angkanya dulu.” –tapi Bunda menekankan bahwa dengan penghasilan sebesar itu, ia merasa cukup banget untuk memenuhi kebutuhan.
Memang kalau dilihat angka, cukup besar ya. Setara Rp31 juta lo, gaji kotornya. Tetapi ingat, bahwa taraf hidup di Jerman pastinya berbeda dengan Indonesia. Untuk membayar rumah saja, Bunda Corla harus menganggarkan EUR 400 sendiri, itu artinya Rp6 juta setiap bulannya. Kalau di Indonesia, Rp6 juta mungkin bisa dipakai untuk kontrak rumah per tahun atau per 6 bulan.
So, belajar yuk, untuk bisa merasa “cukup” dengan mengelola gaji atau penghasilan dengan baik. Itu salah satu bentuk kita mensyukuri rezeki yang sudah diberikan lo.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Biaya Kesehatan Diprediksi Naik 14%! Harus Gimana nih?
Perusahaan asuransi di Asia akan mengalami peningkatan inflasi pada biaya kesehatan sebesar 14% yang disponsori oleh perusahaan, demikian laporan dari Mercer Marsh Benefit.
Angka tersebut hampir 5 kali lipat dari prediksi kenaikan inflasi umum tahun 2022. Sementara di tahun 2020, peningkatan biaya kesehatan ini mencapai 3.5%, dan 10% di tahun 2021.
Menurut laporan yang sama, ada 5 negara di benua Asia yang mengalami tingkat tren medis yang tinggi, dibandingkan rata-rata regional di tahun 2021.
Negara-negara tersebut adalah:
- India 14%
- Tiongkok 12%
- Indonesia 10%
- Vietnam 10%
- Filipina 9%
Di tahun 2021 pula, terjadi peningkatan klaim medis sebesar 81% untuk keseluruhan perusahaan asuransi Asia. Ironisnya, 53% perusahaan asuransi melaporkan adanya penurunan jumlah klaim medis dibandingkan sebelum pandemi. Nah loh.
Masih dalam laporan yang sama terungkap, bahwa biaya perawatan penyakit tidak menularlah yang membuat adanya peningkatan biaya kesehatan ini. Hal ini juga diperburuk akibat tertundanya perawatan kesehatan, misalnya penyakitnya terlambat didiagnosis sehingga malah membengkakkan biaya perawatan pada akhirnya.
So, intinya adalah seberapa sadar sih kita akan pentingnya kesehatan; mau cek kesehatan agar tidak sampai terlambat mengetahui adanya penyakit sehingga tidak membengkakkan biaya kesehatan kita?
Padahal, penyakit tidak menular ini merupakan penyebab nomor satu kematian secara global loh. Faktanya lagi, menurut laporan The Center of Disease Control and Prevention, 62% dari kematian itu terjadi di kawasan Asia Tenggara.
Biaya Kesehatan Naik, Kita Harus Apa?
Ya, mau enggak mau harus menyesuaikan. Ya masa kemudian kita mau enggak berobat kalau sakit? Atau, pulang saat belum sembuh, hanya karena tagihan membengkak?
Bagaimanapun hidup akan lebih baik dijalani dalam kondisi sehat. Betul? Jadi, harus gimana ya, menyiasati biaya kesehatan yang naik ini?
Pastikan punya BPJS Kesehatan dan disiplin iuran
Salah satu cara untuk melindungi risiko keuangan yang timbul dari mahalnya biaya kesehatan adalah dengan menjadi peserta asuransi kesehatan.
Di Indonesia, ada BPJS Kesehatan, sebuah asuransi yang dikelola oleh pemerintah yang cakupan perlindungannya cukup luas. Bahkan sampai mencakup juga perawatan gigi, mata, dan mental loh. So, setidaknya kamu wajib punya BPJS Kesehatan ini. Kalau kamu berstatus karyawan, seharusnya BPJS Kesehatan ini secara otomatis akan kamu dapatkan sebagai benefit dari kantor. Iuran preminya juga sangat terjangkau, yang memang disesuaikan dengan penghasilanmu.
Namun harus ingat ya, bahwa enggak cuma dirimu sendiri yang harus terlindungi oleh asuransi kesehatan, tetapi juga seluruh keluargamu dan juga siapa pun yang biaya hidupnya kamu tanggung. Jika mereka tidak tertanggung dalam BPJS Kesehatan yang diberikan sebagai benefit perusahaan, maka daftarkanlah sebagai peserta mandiri.
Jangan lupa untuk disiplin iuran, agar kamu bisa mendapatkan manfaatnya. Sering terjadi orang malas atau lalai membayar premi, dan ketika dibutuhkan baru deh … bingung.
Jika perlu, tambah asuransi kesehatan swasta
BPJS Kesehatan memang cukup memadai, apalagi jika memang kamu tak terlalu punya riwayat penyakit yang butuh penanganan khusus. Namun, jika kamu memang perlu bentuk perlindungan kesehatan lain yang tidak tercover oleh BPJS Kesehatan, pertimbangkan untuk membeli polis asuransi kesehatan swasta sebagai tambahan proteksi.
Salah satu “kelemahan” BPJS Kesehatan adalah prosedur berjenjangnya yang cukup panjang. Jika kamu pengin lebih praktis, pelayanan lebih cepat, fleksibilitas, dan kenyamanan yang lebih, maka asuransi kesehatan swasta mungkin bisa jadi pilihan.
Pilihlan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuanmu. Pastikan manfaatnya memang benar-benar kamu butuhkan.
Bangun dana darurat
Selain memiliki asuransi kesehatan yang memadai, naiknya biaya kesehatan juga perlu disiasati dengan kuatnya dana darurat.
Ingat kan, apa fungsi dana darurat? Yes, dana darurat akan sangat membantu jika kita dalam kondisi darurat yang perlu solusi segera. Misalnya, ternyata kamu harus membayar dulu tagihan biaya kesehatan untuk kemudian baru diklaim ke asuransi, maka dana darurat bisa dipakai dulu sebagai talangan.
Yuk, cek kondisi dana daruratmu, apakah sekarang sudah cukup ideal atau belum?
Jaga kesehatan, jangan sampai sakit
Ya, paling mudah memang kita harus menjaga kesehatan kita agar tidak sampai sakit. So, pastikan kamu mengonsumsi cukup makanan bergizi, berserat tinggi, dan kurangi gorengan, makanan berpengawet ataupun zat tambahan lainnya.
Kalau memang perlu minum vitamin tambahan, ya kamu bisa mempertimbangkan untuk menambah suplemen. Namun, vitamin dan mineral yang terbaik tetap yang ada dalam buah-buahan dan sayur.
Jangan lupa berolah raga dan terus bergerak. Agar peredaran darah lancar, metabolisme tubuh juga baik. Sekali waktu, ada baiknya kamu melakukan medical checkup, agar jika ada penyakit yang “menyelinap”, kamu bisa tahu lebih awal. Ingat, kalau terlambat terdiagnosis, bisa jadi biaya kesehatan akan membengkak untuk perawatan dan pengobatannya.
Jangan ketinggalan juga istirahat dan bahagia. Karena bahagia adalah obat yang terbaik.
Review rencana keuangan
Jangan lupa untuk melakukan review terhadap rencana keuanganmu secara keseluruhan. Apakah produk-produk keuangan—termasuk asuransi kesehatan—yang kamu miliki saat ini sudah sesuai dengan kebutuhanmu, atau perlu diulik lagi.
Nah, semoga kita semua selalu sehat ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dana Darurat atau Asuransi: Mana yang Lebih Penting dan Harus Didahulukan?
Kamu pasti tahu pentingnya punya jaring penyelamat keuangan: dana darurat dan asuransi. Tapi, lebih baik punya asuransi dulu atau dana darurat dulu ya?
Yes, mungkin kamu ada yang masih dibuat bingung dengan kedua pilihan tersebut. Dua-duanya sih penting untuk mengantisipasi krisis finansial yang bisa datang kapan dan kepada siapa saja. Maka setiap orang harus memiliki persiapan terkait hal ini.
Sebelum kamu memprioritaskan salah satu, ada baiknya QM Financial ingatkan lagi, tentang apa yang dimaksud dengan dana darurat dan asuransi, apa manfaat memiliki keduanya, dan apa yang membedakan keduanya.
Apa itu Dana Darurat?
Ketika membuat rancangan keuangan, dana darurat menjadi fondasi penting berupa tabungan untuk menyelamatkan kamu saat terjadi keadaan tidak terduga. Bisa jadi keadaan tersebut membutuhkan biaya yang besar.
Dana darurat atau emergency fund memiliki dua fungsi utama, yaitu sebagai dana cadangan, atau cash reserve. Contoh misalnya ketika terjadi hilangnya sumber pendapatan secara mendadak. Kedua, untuk keperluan pengeluaran tak terduga, atau unexpected expenses, seperti kalau jatuh sakit, terjadi kebakaran, kecelakaan, renovasi rumah, dan sebagainya.
Dana darurat baiknya disimpan di tempat yang aman, mudah diakses, dan mudah pencairannya. Kamu dapat menyimpan dana darurat di tabungan, deposito, atau reksa dana pasar uang.
Apa Itu Asuransi?
Asuransi merupakan pemindahan risiko keuangan yang terjadi pada seseorang kepada pihak asuransi.
Misalnya pada asuransi kesehatan. Ketika kamu sakit dan membutuhkan pengobatan, maka di situ terjadi risiko finansial. Kamu harus izin kerja, dan juga menanggung ongkos rumah sakit. Di sinilah terjadi pengambilalihan risiko finansial oleh perusahaan asuransi.
Agar kamu bisa mendapatkan manfaat asuransi, maka ada premi yang wajib dibayar secara berkala. Bisa per bulan ataupun per tahun.
Berbeda dengan dana darurat, asuransi memiliki jenis sesuai manfaatnya, yaitu asuransi jiwa, kesehatan, kendaraan, properti, dan masih banyak jenis asuransi lainnya. Apabila terjadi risiko terhadap aset—termasuk di sini adalah diri kita sendiri, maka biaya finansial tersebut akan ditutup oleh asuransi.
Untuk itu, perlu bagi kita untuk membaca dan mempelajari polis yang ingin dibeli secara teliti.
Nah, berarti dua-duanya penting dong?
Lalu, kalau misalnya ternyata keuangan belum memungkinkan, dan harus memilih, yang mana dulu nih yang harus dimiliki?
Dana Darurat vs Asuransi
Ada dua perbedaan signifikan antara dana darurat dan asuransi, yaitu soal likuiditas dan biaya pertanggungan yang didapat.
1. Likuiditas
Dana darurat bisa disimpan dalam bentuk tabungan ataupun aset yang lain. Ciri utama dari dana darurat adalah dananya bisa kapan saja ditarik (likuid) sesuai dengan kebutuhan mendesak kita.
Sedangkan, asuransi punya premi yang dibayarkan ke pihak perusahaan, dan manfaatnya bisa didapatkan saat terjadi risiko. Dengan demikian, sifatnya tidak likuid. Pun manfaat asuransi bisa diberikan sesuai dengan jenis perlindungan yang di-cover. Asuransi kesehatan yang harus dipakai untuk tujuan kesehatan, bukan untuk renovasi rumah. Demikian pula sebaliknya.
Karenanya, kalau dari segi manfaat, dana darurat bisa dipakai untuk tujuan yang lebih umum, tidak hanya satu risiko yang spesifik saja bila dibandingkan dengan asuransi.
2. Biaya pertanggungan yang didapat
Walaupun dana darurat menang secara likuiditas, tetapi biaya pertanggungan yang didapat bisa jadi lebih banyak asuransi.
Misalnya kamu, single happy berusia 25 tahun, sekarang membeli premi sebuah asuransi kesehatan dengan harga Rp28.500 per bulan. Bila pada umur 50 tahun, kamu mengalami risiko serangan jantung, stroke, atau penyakit lain yang ter-cover, maka bisa jadi kamu akan mendapatkan biaya pertanggungan sampai Rp100 juta. Uang pertanggungan ini bisa kamu dapatkan hanya dengan membayar premi selama 25 tahun, yang totalnya bahkan tidak sampai Rp20 juta.
Dengan dana darurat yang disimpan di tabungan biasa, rasanya hampir mustahil kita bisa mendapatkan dana Rp100 juta dengan nabung Rp28.500 setiap bulannya, ya kan? Harus lebih banyak yang ditabung.
Lalu, Mana yang Lebih Penting?
Well, kalau ditanya mana yang lebih penting sih, dana darurat dan asuransi sama-sama penting untuk dimiliki.
Tetapi, namanya juga kondisi, bisa saja akhirnya kamu terpaksa harus memilih. So, ini akan tergantung pada kesanggupan dana yang kamu miliki saat ini.
Dengan melihat dari beberapa risiko yang dapat terjadi, jika kamu hanya memiliki asuransi tanpa dana darurat, maka bisa jadi akan cukup berat. Terdapat beberapa alasan mengapa kamu tetap harus menyiapkan dana darurat, di samping asuransi.
Bisa jadi, tak semua jenis pelayanan kesehatan bisa ditanggung oleh asuransi. BPJS Kesehatan bisa jadi merupakan salah satu asuransi kesehatan dengan coverage perlindungan terlengkap, itu pun tetap saja ada satu dua titik kelemahannya. Kondisi seperti ini, mau tidak mau, akan memaksamu menggunakan dana lain selain asuransi tersebut.
Risiko lainnya, biasanya asuransi juga punya plafon klaim. Jika jatahnya habis di tengah jalan, sedangkan kamu masih butuh, maka tak bisa lain kamu harus merogoh kocek sendiri. Atau perusahaan asuransi yang dipilih ternyata tidak memiliki hubungan kerja sama dengan rumah sakit atau fasilitas kesehatan yang dibutuhkan.
Jika situasinya seperti ini, kita bisa lihat bahwa dana darurat haruslah lebih dulu diprioritaskan. Namun, kamu tak perlu menunggu sampai jumlahnya ideal. Tentukan dulu target pertama. Ketika jumlah sudah mencapai target pertama, kamu bisa cover dengan asuransi. Lalu, lanjutkan dengan target berikutnya. Bertahap, hingga semua terpenuhi secara ideal.
Belajar atur keuangan dengan modul Udemy yuk! Ada lo, yang bahas khusus soal membangun dana darurat untuk singles: Journey for Singles.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Kamu sudah punya askes dari BPJS Kesehatan dari kantor tempat kamu bekerja? Bagus! Itu sebenarnya sudah cukup sebagai proteksi terhadap risiko keuangan akibat kesehatan yang menurun. Tetapi, kalau ternyata setelah dipertimbangkan dan dianalisis, kamu butuh asuransi kesehatan tambahan, lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik, yang pas dengan kebutuhanmu ini?
Apa Manfaat Asuransi Kesehatan?
Kamu pasti sudah tahu betul, apa pentingnya asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang akan memberikan penggantian biaya perawatan kesehatan kalau kita—sebagai pemegang polis—mengalalami sakit atau kecelakaan dan harus menjalani perawatan. Besarnya penggantian tentu harus sesuai dengan kebijakan yang biasanya sudah disepakati dan ada dalam polis asuransi.
Nah, faktanya, kadang ada begitu informasi yang kita terima seputar asuransi kesehatan ini, yang justru membuat kita bingung. Masing-masing pasti mengklaim diri sendiri sebagai asuransi kesehatan terbaik. Lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik itu?
Nggak perlu bingung, kita bahas cara memilih asuransi kesehatan terbaik dalam artikel ini ya. Yuk, ikuti sampai selesai.
Beberapa Kriteria yang Bisa Mendefinisikan Asuransi Kesehatan Terbaik
Fokus rawat inap
Ada beberapa fasilitas dan jenis yang ditawarkan, yang akhirnya membuat kita bingung memilih asuransi kesehatan terbaik.
Akan lebih baik, jika kita memilih yang memiliki fasilitas klaim rawat inap, karena kalau kita sakit, biaya rumah sakitlah yang porsinya paling besar.
Nah, kalau ternyata kamu punya dana lebih, bolehlah menambah dengan asuransi untuk rawat jalan.
Berjaringan luas
Ada beberapa sistem klaim asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui, di antaranya cashless dan reimbursement. Dua-duanya sama saja sebenarnya, sama-sama sangat membantu. Tetapi, sistem klaim secara cashless itu lebih mudah.
Kalau kita sakit dan harus opname, maka kita nggak perlu nalangin atau membayar dulu. Pihak asuransi yang akan langsung membayarkannya.
Namun, untuk bisa cashless ini, kamu harus memastikan dulu bahwa asuransi kamu bekerja sama dengan rumah sakit yang bersangkutan. Kalau tidak ada kerja sama, meski asuransi menyediakan sistem cashless, ya tetap saja kamu harus membayar dulu, reimburse kemudian.
Karena itu, pastikan kamu memilih asuransi kesehatan yang memiliki jaringan kerja sama dengan rumah sakit yang luas.
Pilih yang murni
Ada beberapa layanan asuransi yang menyatukan produknya dengan produk investasi. Biasanya, asuransi kesehatan akan menjadi rider. Nah, produk jenis seperti ini kurang disarankan.
Mengapa? Karena biasanya porsi untuk asuransi kesehatan menjadi lebih kecil, karena premi akan dibagi ke dalam 3 alokasi. Yang terbesar adalah untuk asuransi jiwa—sebagai produk utama—lalu kedua ke investasi, dan baru ke asuransi kesehatan.
Memang tampaknya praktis, karena dalam satu produk ada 3 layanan yang bisa kita dapatkan. Tetapi, tak semua yang all in one itu manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. Ada kalanya, kalau kita dapatkan sendiri-sendiri secara terpisah, manfaatnya bisa maksimal.
Perhatikan limit
Pihak asuransi akan memberlakukan plafon untuk klaim kesehatan. Ada 2 jenis plafon atau limit, yaitu limit gabungan semua perawatan dan limit per perawatan.
Pilihlah sesuai kebutuhanmu. Tetapi, kalau misalnya kamu tak memiliki penyakit dengan perawatan tertentu, lebih baik kamu memilih asuransi kesehatan dengan limit gabungan semua perawatan. Manfaatnya, kamu tidak akan dibatasi biaya per perawatannya, sehingga kamu bisa berobat terus selama limit belum habis.
Terdapat limit atau plafond yang membatasi jumlah maksimum klaim biaya kesehatan. Umumnya, asuransi menerapkan dua jenis limit, pertama adalah limit gabungan semua perawatan dan kedua adalah limit per perawatan.
Premi yang sesuai kemampuan
Besar premi akan ditentukan oleh limit. Jika kamu menginginkan plafon atau limit yang tinggi, sudah pasti premi akan menyesuaikan.
So, akan lebih baik jika kamu menyesuaikannya juga dengan kemampuan. Jangan sampai premi asuransi malah membuat keuangan kita tekor.
Nah, bagaimana? Apakah sedikit ulasan mengenai tip memilih asuransi kesehatan terbaik di atas sudah cukup jelas?
Kalau belum, mungkin akan baik adanya jika kamu bergabung dengan kelas finansial online QM Financial dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini kelas asuransi kesehatan. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Membeli Polis Asuransi Kesehatan, Orang Banyak Melakukan 5 Kesalahan Ini
Membeli polis asuransi kesehatan memang bisa dibilang agak sedikit tricky. Bukan rumit sih, tapi butuh kejelian dan pengetahuan yang cukup, terutama untuk bisa memahami manfaat yang ditawarkan dan kemudian menyesuaikannya dengan kebutuhan yang kita miliki.
Karenanya, tak jarang orang melakukan kesalahan dalam membeli polis asuransi kesehatan ini, yang akibatnya manfaat pun tak bisa dirasakan secara optimal. Rasanya sayang banget kan, sudah punya asuransi kesehatan, tapi malah nggak bisa dipakai “hanya” karena kesalahan kecil saja.
Salah satunya, membeli polis asuransi kesehatan ketika sudah sakit dan berada di rumah sakit untuk rawat inap. Iya, ini hal yang sangat sering terjadi loh, terutama untuk BPJS Kesehatan. Malas urus, lalu ketika sudah dirawat inap, baru deh mengajukan kepesertaan. Pada umumnya, perusahaan asuransi akan menolak pengajuan kita jika diajukan ketika sudah dalam kondisi sakit. Bagaimanapun, mereka harus mengelola risiko, dan menerima kepesertaan seseorang yang sudah dalam kondisi sakit akan meningkatkan risiko kerugian bagi mereka.
Nah, hal-hal seperti ini wajib kita pahami. Coba kita lihat juga yuk, kesalahan lainnya yang biasanya terjadi ketika membeli polis asuransi kesehatan ini.
5 Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Membeli Polis Asuransi Kesehatan
1. Asal memilih premi murah
Asal memilih premi yang murah juga menjadi kesalahan umum saat membeli polis asuransi kesehatan.
Premi murah bisa jadi tidak memberikan manfaat yang optimal, karena mungkin tidak sesuai dengan kebutuhan asuransi yang kita miliki. Tetapi juga enggak salah total juga sih, karena memang siapa tahu kebutuhan kita akan asuransi tidak banyak. Misalnya, kalau kita jarang sakit. Tapi yah, siapa yang bisa menjamin kan?
Intinya, kebutuhan harus menjadi bahan pertimbangan utama saat membeli polis asuransi. Premi mahal atau murah, apakah sudah sesuai dengan kebutuhan kita?
2. Berbohong tentang kondisi kesehatan
Tidak menceritakan kondisi kesehatan kita secara jujur pada saat proses pengajuan kepesertaan asuransi kesehatan akan membawa kesulitan di kemudian hari. Jadi, hindarilah kesalahan ini jika kamu hendak membeli polis asuransi.
Kalau sampai nantinya perusahaan asuransi menemukan ketidaksesuaian antara keterangan kita dengan pemeriksaan kesehatan kita, mereka bakalan menolak pengajuan klaim kita. Akibatnya, manfaat asuransi kesehatan pun jadi tidak bisa kita dapatkan.
3. Beli asuransi yang tak sesuai kebutuhan
Nah, ini dia, balik lagi ke poin pertama. Kadang memang kita sendiri kurang paham mengenai cara kerja asuransi ini, sehingga saat membeli polis asuransi, kita pun enggak paham juga akan produk terkait.
Bisa jadi, karena pas beli polis asuransi tersebut, kita didasari oleh perasaan nggak enak. Iya, soalnya agennya teman sendiri. Nah loh!
Ini sering banget terjadi lo. Ya, seharusnya sih, justru karena teman sendiri, kita harus ‘memanfaatkan’-nya untuk bisa memberikan bantuan agar kebutuhan kita terlayani dengan baik. Jangan karena enggak enakan saja, tetapi bekerja samalah agar masing-masing mendapatkan manfaat. Betul?
4. Malas baca polis
Polis asuransi memang menggunakan bahasa hukum, yang kadang kurang bisa dipahami dengan baik oleh orang awam. Nggak heran jadi malas membacanya.
Kesalahan ini pun banyak terjadi di tengah masyarakat kita. Namun, membaca polis asuransi sebelum benar-benar memutuskan untuk membelinya ini penting banget. Tanpa membacanya, bisa jadi kita enggak tahu apakah manfaatnya sesuai dengan kebutuhan, bagaimana cara pengajuan klaimnya, kondisi apa yang harus diperhatikan untuk memanfaatkannya, dan sebagainya.
Kalau memang kurang bisa memahami polis asuransi kesehatan yang disodorkan, tanyakanlah pada agen asuransinya. Mintalah penjelasan hingga detail dan selengkap mungkin.
Intinya, jangan membeli produk–termasuk polis asuransi–kalau kita tak benar-benar paham akan produk tersebut.
5. Lupa bayar premi
Sudah menjadi peserta asuransi kesehatan, eh, karena merasa nggak pernah sakit terus abai akan iuran premi yang menjadi kewajiban kita.
Yah, jangan gitu juga dong. Premi adalah kewajiban, yang di kemudian hari bisa kita manfaatkan sebagai uang pertanggungan. Premi yang tidak dibayarkan tepat waktu akan mengakibatkan keanggotaan kita dalam asuransi jadi terhenti.
Nanti, kalau ternyata butuh, baru bingung lagi deh.
Apakah kamu juga melakukan kelima kesalahan saat membeli polis asuransi seperti di atas? Semoga enggak ya.
Yuk, belajar seluk beluk asuransi kesehatan bareng QM Financial! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.