Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Kesalahan Umum yang Menghambat Bebas Finansial di Usia Muda
Di era modern ini, bebas finansial di usia muda itu bisa jadi sangat mungkin. Pasalnya, sudah banyak hal bisa mendukung kalau memang kita niat betul untuk bisa mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Hal pertama, tentu mindset harus sudah benar. Ndilalahnya, zaman sekarang pengetahuan itu juga mudah didapatkan. Kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih kepada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan hidup tanpa harus terus-menerus khawatir tentang masalah finansial.
Dengan bebas finansial di usia muda, seseorang dapat memiliki pilihan yang lebih leluasa dalam mengejar passion, menjalankan hobinya, atau bahkan memutuskan untuk berhenti bekerja lebih awal. Namun, mencapai bebas finansial di usia muda bukanlah hal yang mudah. Banyak hambatan dan tantangan yang harus dihadapi, terutama kesalahan-kesalahan umum yang seringk ali dilakukan tanpa disadari.
Meski demikian, menjadi muda memiliki keunggulannya sendiri: energi, waktu, dan kesempatan. Namun, tanpa arahan yang benar, semua potensi ini bisa terbuang sia-sia, terutama dalam konteks keuangan. Kesalahan di awal perjalanan keuangan bisa berdampak jangka panjang dan menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda.
Kesalahan Umum yang Bisa Menghambat Rencana Bebas Finansial di Usia Muda
1. Tidak Menetapkan Tujuan Keuangan dengan Jelas
Menetapkan tujuan finansial adalah langkah awal dan krusial jika kamu ingin bebas finansial di usia muda. Sayangnya, banyak generasi muda yang melewatkan tahap ini dan membiarkan arus kehidupan membawa mereka tanpa arah yang pasti.
Karena itu, setting up your goals menjadi hal penting pertama yang harus diperbaiki. Sebuah tujuan memberikan arah. Dengan mengetahui apa yang ingin dicapai, kamu akan memiliki panduan untuk setiap keputusan keuangan yang diambil. Tujuan yang jelas dapat memotivasimu untuk tetap konsisten dalam menjalankan rencana keuangan, bahkan di saat-saat sulit.
Selain itu, tanpa tujuan yang jelas, akan sulit bagimu untuk menentukan apakah kamu berada di jalur yang benar atau tidak. Hal ini bisa mengakibatkan pengambilan keputusan finansial yang impulsif, dan malah menyabotase rencana sendiri.
2. Menghabiskan Uang tanpa Kontrol
Sebenarnya juga enggak masalah kalau mau kasih self reward, self healing, atau apa pun namanya. Menikmati hasil kerja keras sendiri itu justru wajib hukumnya. Namun, jangan sampai melupakan bahwa hidup ke depannya masih panjang. Siapa lagi yang bisa memenuhi kebutuhan kita, kalau bukan kita sendiri ya kan?
Namun, kudu ingat. Menghabiskan uang tanpa kontrol atau tanpa adanya perencanaan dapat menimbulkan dampak negatif yang signifikan terhadap kesejahteraan finansial jangka panjang. Ini bisa berpengaruh pada rencana keuangan untuk menuju bebas finansial di usia muda.
Faktanya, pengendalian pengeluaran adalah kunci untuk mencapai kestabilan dan kebebasan finansial. Tanpa kontrol yang tepat atas uang yang dikeluarkan, kita jadi lebih mudah tergoda. Akhirnya, melencenglah dari track semula. Bahkan, paling parahnya, bisa terjerumus utang konsumtif yang tak terencana. Sebaliknya, dengan mengendalikan pengeluaran, kamu pun dapat memastikan bahwa setiap rupiah yang dikeluarkan memberikan nilai maksimal bagi kehidupanmu sekarang, hingga jauh ke depan.
3. Terjebak Utang Konsumtif Berkepanjangan
Utang konsumtif merujuk pada utang yang muncul saat kita membeli barang-barang konsumsi atau layanan yang tidak meningkatkan nilai atau menghasilkan pendapatan di masa depan.
Sumber utang konsumtif yang umumnya terjadi biasanya pada penggunaan kartu kredit, paylater, sampai pinjol. Lalu, mengapa utang konsumtif ini menjadi salah satu kesalahan yang terjadi saat kamu berproses untuk bisa bebas finansial di usia muda?
Umumnya, utang konsumtif itu memiliki tingkat bunga yang tinggi. Jika enggak segera dilunasi, bunga dapat membengkak dan meningkatkan jumlah utang secara signifikan. Di sisi lain, pembayaran bulanan untuk melunasi utang dapat membebani anggaran, mengurangi kemampuan untuk menabung atau berinvestasi. Pada akhirnya, beban utang yang terus-menerus bisa menyebabkan stres, kecemasan, dan ujung-ujungnya, gagal bebas finansial.
4. Lalai Menyiapkan Dana Darurat
Dana darurat adalah simpanan khusus yang disisihkan untuk menanggulangi situasi darurat atau keadaan tak terduga yang membutuhkan dana segera. Baik itu untuk keadaan medis, kerusakan kendaraan, kehilangan pekerjaan, atau situasi lain yang memerlukan pengeluaran besar dalam waktu singkat. Bagi generasi muda, sering kali ada kelalaian dalam mempersiapkan dana ini.
Tanpa dana darurat, bisa jadi kamu akan menghadapi kesulitan finansial saat mengalami keadaan tak terduga, hingga akhirnya memilih mengambil pinjaman dengan bunga tinggi untuk menutupi kebutuhan. Akibatnya lagi, dana yang seharusnya dialokasikan untuk investasi atau tujuan lain mungkin harus dialihkan untuk menangani kondisi darurat tersebut.
Namun, mengapa orang bisa melalaikan dana darurat? Ya, penyebabnya bisa banyak. Banyak yang merasa bahwa mereka masih muda dan memiliki banyak waktu, sehingga mengabaikan kemungkinan risiko. Ada juga kecenderungan untuk memprioritaskan gaya hidup konsumtif daripada menabung. YOLO, you only live once. Kapan lagi, bisa menikmati hidup, ya kan?
Selain itu, juga karena kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang keuangan. Makanya, enggak tahu pentingnya punya dana darurat, saat ingin mencapai bebas finansial di usia muda.
5. Pengin Serbainstan
Siapa sih yang enggak akan tergiur kalau ada iming-iming, “cepat kaya”, atau “keuntungan cepat”?
Dalam era digital saat ini, ketika banyak hal dapat diakses dan diperoleh dengan cepat, budaya ‘instan’ telah mendominasi berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam hal keuangan. Mereka yang tumbuh di tengah kemudahan teknologi, sering kali menginginkan segalanya serba cepat, termasuk kesuksesan finansial.
Dengan adanya aplikasi perbankan, investasi, dan e-commerce, segalanya tampak hanya sejauh satu klik. Ini bisa memengaruhi persepsi tentang bagaimana cara mendapatkan uang dan kekayaan. Apalagi dengan adanya media sosial, ya kan? Melihat teman-teman sebaya atau influencer yang menunjukkan kemewahan dan kesuksesan bisa menciptakan rasa ingin cepat sukses tanpa melihat proses yang mereka lalui.
Tanpa disadari, mentalitas ini dapat menghambat pencapaian bebas finansial di usia muda yang sebenarnya.
Tanpa pengetahuan yang cukup, keinginan untuk mendapatkan keuntungan besar dalam waktu singkat bisa mendorong kita untuk melakukan banyak hal secara impulsif, tanpa pertimbangan yang matang. Akhirnya, ya sudah banyak contohnya kan? Banyak orang terjebak investasi bodong. Banyak pula yang tertipu sehingga merugi hingga nominal fantastis.
Padahal, dalam pencapaian kebebasan finansial, proses seperti menabung, berinvestasi, dan belajar adalah hal yang esensial. Keinginan serbainstan bisa membuat kita mengabaikan proses ini.
Bebas finansial di usia muda bukanlah mimpi yang tidak mungkin diwujudkan. Namun, untuk mewujudkannya, kita perlu kesadaran, pengetahuan yang cukup, dan kedisiplinan.
Kesalahan-kesalahan yang kerap kita lakukan, kita mesti sadar akan hal ini. Namun, hal itu sudah jadi langkah pertama untuk bisa menghadapi hambatan-hambatan yang ada. Setiap orang memiliki potensi dan peluang untuk mencapai kebebasan finansial, asalkan mereka mau belajar, beradaptasi, dan tumbuh di tengah-tengah tantangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
Financial independence dan financial freedom merupakan dua konsep yang menjadi aspirasi bagi banyak orang di era modern ini.
Keduanya enggak hanya menyiratkan kemampuan untuk memenuhi kebutuhan finansial tanpa ketergantungan pada orang lain, tetapi juga menawarkan peluang untuk menjalani hidup dengan lebih sedikit kekhawatiran tentang uang.
Ide ini tampak menarik, tetapi bagaimana caranya mencapai kedua tingkatan kebebasan finansial ini? Bagaimana kita bisa merencanakan, menjalankan, dan mengawasi keuangan kita sehingga dapat membawa kita ke arah kemandirian dan kebebasan finansial yang diidam-idamkan?
So, dalam artikel kali ini, kita akan membahas langkah-langkah strategis yang dapat membantu kamu menuju financial independence dan financial freedom. Dari memahami arus kas, membuat anggaran yang efektif, hingga mengeksekusi strategi investasi yang tepat, panduan ini akan memberi kamu alat yang diperlukan untuk merencanakan masa depan keuanganmu dengan percaya diri.
Bersama-sama, kita akan mengeksplorasi rute paling efisien menuju tujuan keuangan yang bisa mengubah hidup.
Apa sih Beda Financial Independence dan Financial Freedom?
Istilah financial independence dan financial freedom memang tampaknya saling berkaitan dan kadang-kadang digunakan secara bergantian. Kadang disinonimkan, malahan. Padahal, sebenarnya ada perbedaan mendasar di antara keduanya.
Memahami nuansa di antara kedua konsep ini adalah langkah krusial, karena masing-masing memiliki implikasi dan target yang berbeda dalam manajemen keuangan. So, coba mari selami dulu beda antara financial independence dan financial freedom ini, serta bagaimana pemahaman yang tepat tentang keduanya dapat membantumu dalam menentukan tujuan keuanganmu.
Financial Independence
Financial Independence ditandai dengan beberapa karakteristik khusus. Seseorang yang telah mencapai kemandirian finansial biasanya sudah memiliki sumber penghasilan sendiri. Meskipun mungkin masih memiliki beberapa utang, umumnya mereka tidak menemui kesulitan untuk melunasinya.
Hal ini menunjukkan kematangan dalam mengelola keuangan, sehingga mereka mampu membuat keputusan finansial dengan kebebasan dan sesuai dengan keinginannya sendiri.
Namun, kondisi kemandirian finansial ini masih mengharuskan seseorang untuk bekerja secara aktif guna mendapatkan imbalan yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selain itu, mereka sudah memiliki investasi yang cukup dan telah mulai mengonversi instrumen-instrumen investasinya menjadi aset aktif yang menghasilkan.
Financial Freedom
Financial freedom merupakan suatu kondisi ketika seseorang telah mencapai tingkatan keuangan yang memungkinkannya mendapatkan penghasilan tanpa harus terus-menerus bekerja secara aktif.
Orang-orang yang telah meraih kebebasan finansial ini biasanya sudah bebas dari beban utang. Keadaan ini memberikan mereka keleluasaan untuk memiliki waktu yang lebih banyak, yang dapat digunakan untuk mengejar hobi atau menghabiskan waktu berkualitas bersama keluarga. Kebebasan finansial juga berarti kemampuan untuk membuat keputusan finansial, tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk keluarga dekat, dengan mudah dan tanpa hambatan.
Di balik semua ini, keberhasilan mereka sering kali didukung oleh kepemilikan instrumen investasi yang kini berfungsi sebagai pemberi penghasilan pasif, sehingga mereka tetap mendapatkan pendapatan meskipun tidak bekerja secara aktif.
Langkah Mencapai Financial Independence dan Financial Freedom
So, mau mencapai financial independence dan kemudian merasakan financial freedom? Pastinya dong! Masa enggak?
Mungkin tampak sangat jauh dari jangkauan, tetapi keduanya bukan hal yang mustahil untuk dicapai. Apalagi kalau kamu masih berusia muda, berprospek cerah dalam karier, dan mau berdisiplin. Financial independence dan financial freedom pasti bisa kamu capai. Simak langkah-langkahnya berikut.
1. Pahami Cash Flow dan Buat Anggaran
Mulailah dengan mendokumentasikan semua sumber pendapatan dan pengeluaranmu. Dengan memahami cash flow, kamu bisa menentukan seberapa banyak yang bisa dihemat dan dialokasikan untuk investasi. Prioritaskan kebutuhan daripada keinginan, dan buatlah anggaran bulanan yang realistis.
2. Kurangi Beban Utang
Sebelum merencanakan investasi, fokuskan energimu untuk melunasi utang, terutama yang memiliki bunga tinggi. Tentukan strategi pelunasan utang, seperti metode bola salju atau bola lavanya, untuk membantumu tetap pada jalur.
3. Bangun Dana Darurat
Sebelum kamu berinvestasi dengan agresif, pastikan kamu memiliki dana darurat yang mencukupi setidaknya untuk biaya hidup 3-6 bulan. Ini akan memberi kamu ketenangan pikiran dan perlindungan dari keadaan darurat finansial.
Dana darurat juga akan semakin besar seiring semakin banyaknya tanggunganmu. Jadi, perhitungkan dengan cermat ya.
4. Mulailah Berinvestasi dengan Bijak
Setelah kamu memiliki dana darurat dan mengurangi beban utang, fokuskan pada investasi. Pelajari dasar-dasar investasi dan pilih instrumen yang sesuai dengan tujuan dan toleransi risikomu.
Lakukan juga diversifikasi investasi untuk mengurangi risiko.
5. Selalu Upgrade dengan Berbagai Pengetahuan Finansial
Dunia keuangan dan investasi terus berkembang. Luangkan waktu untuk belajar, membaca-baca buku atau artikel, atau ikuti akun-akun yang banyak membahas tentang keuangan pribadi dan investasi untuk memastikan kamu selalu update informasi terbaru.
Sudah follow Instagram dan TikTok QM Financial belum? Sudah subscribe di channel YouTube ataupun podcast-nya belum? Jangan sampai enggak ya.
6. Hidup Hemat dan Bijak
Membuat keputusan konsumsi yang bijak, seperti menghindari pembelian impulsif dan hidup di bawah kemampuanmu, akan membantumu mempertahankan dan meningkatkan kekayaanmu seiring waktu.
7. Evaluasi dan Sesuaikan Strategimu
Setiap beberapa bulan atau setahun sekali, evaluasi kemajuanmu. Periksa apakah kamu tetap pada jalur untuk mencapai tujuanmu mencapai financial independence dan financial freedom. Pastikan untuk membuat penyesuaian jika diperlukan.
Dalam perjalanan mencapai financial independence dan financial freedom, setiap langkah yang kamu ambil adalah refleksi dari komitmen, disiplin, dan visi masa depanmu.
Meskipun tantangan dan hambatan mungkin akan muncul, memiliki rencana yang jelas dan ketekunan akan memastikan kamu tetap di jalur yang tepat. Ingatlah, kebebasan finansial bukan hanya tentang memiliki banyak uang, tetapi lebih pada kemampuan untuk menjalani hidup sesuai dengan nilai dan impianmu. Oleh karena itu, tetapkan tujuanmu, lakukan yang terbaik, dan percayalah bahwa upayamu hari ini akan membentuk masa depan yang lebih cerah dan bebas finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menyelesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Dikutip dari Katadata, jumlah total utang pinjol penduduk DKI Jakarta yang masih harus dilunasi atau outstanding, mengalami peningkatan dari Rp10,35 triliun pada bulan April menjadi Rp10,5 triliun pada bulan Mei.
Demikian pula dengan kredit macet, di mana persentase kredit macet dari utang pinjol penduduk DKI Jakarta meningkat dari 2,94% atau sekitar Rp304 miliar pada bulan April menjadi 3,23% atau sekitar Rp339 miliar. Meskipun demikian, dikatakan bahwa tingkat kredit macet utang pinnjol penduduk DKI Jakarta masih berada dalam level yang aman, yaitu di bawah batas atas yang ditetapkan oleh OJK, yaitu 5%.
Tip Selesaikan Utang Pinjol dengan Cepat
Jadi, gimana? Apakah kamu termasuk dari mereka yang punya kredit macet utang pinjol di atas? Yuk, segera dilunasi. Ingat kan, hukumnya? Bahwa berani utang, ya berani bayar. Lagi pula, dengan bebas dari beban utang, itu artinya kamu sudah selangkah lebih dekat menuju bebas finansial lo.
Berikut adalah beberapa tip untuk membantumu menyelesaikan utang pinjol secepat mungkin.
1. Evaluasi Utang
Pertama-tama, buatlah daftar semua utangmu. Dalam daftar ini, tuliskan jumlah utang, tingkat bunga, dan tanggal jatuh tempo. Ini memberikan gambaran yang jelas tentang berapa total utang kamu sebenarnya, siapa pemberi pinjaman, dan berapa bunga yang dibebankan ke kamu.
2. Buat Rencana Pembayaran
Setelah memiliki daftar lengkap utang, langkah selanjutnya adalah menentukan utang mana yang harus dibayar terlebih dahulu. Ada dua metode umum untuk melakukan ini:
- Metode snowball, yang menyarankan untuk membayar utang dengan saldo terkecil terlebih dahulu, sambil tetap membayar minimum pada utang lainnya. Setelah utang terkecil lunas, maju ke utang berikutnya. Proses ini diulang sampai semua utang lunas. Metode ini dapat memberikan kepuasan psikologis karena memungkinkanmu untuk melihat kemajuan lebih cepat.
- Metode avalanche, yang memungkinkanmu untuk membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Meskipun mungkin memerlukan waktu lebih lama untuk melihat kemajuan, pada akhirnya kamu akan membayar lebih sedikit bunga dan mungkin melunasi utang lebih cepat.
3. Kurangi Pengeluaran
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara bisa menjadi cara yang efektif untuk melunasi utang lebih cepat.
Coba cek di catatan keuangan, pos apa saja yang bisa dikurangi atau dihemat. Misalnya pos makan di luar, tunda dulu liburan, bikin kopi di kantor saja, kurangi subscription, dan sebagainya. Fokuslah pada pelunasan utang pinjol agar bisa beres dengan segera.
Menghemat pengeluaran dan membuat perubahan gaya hidup sementara mungkin tidak mudah, tetapi itu bisa sangat membantu dalam proses melunasi utang. Setelah kamu melunasi utang, kamu bisa saja kembali ke beberapa kebiasaan lamamu itu. Atau, malahan kamu kemudian merasakan bahwa gaya hidup yang lebih hemat ini justru lebih nyaman, jadi bisa diteruskan saja.
4. Tingkatkan Pendapatan
Mencari pekerjaan sampingan bisa menjadi solusi yang baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Ini bisa berupa pekerjaan paruh waktu di malam hari atau akhir pekan.
Contoh pekerjaan sampingan bisa berupa pelayan di restoran, petugas kebersihan, atau kasir di toko. Kamu juga bisa mencari pekerjaan sampingan yang berkaitan dengan hobi atau keterampilan yang kamu miliki, seperti menjadi instruktur fitness, mengajar musik, atau menjadi pemandu tur.
Jika kamu memiliki keterampilan yang bisa digunakan dalam proyek freelance, ini bisa menjadi cara bagus untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Misalnya, jika kamu memiliki keterampilan dalam desain grafis, penulisan, pemasaran digital, pengembangan web, atau terjemahan, kamu bisa mencari proyek freelance di situs web seperti Upwork atau Freelancer.
Menghasilkan pendapatan tambahan memerlukan waktu dan usaha, tetapi ini bisa sangat membantu dalam membayar utang. Ingatlah untuk memfokuskan uang tambahan ini untuk membayar utang, bukan malah buat belanja-belanji barang yang enggak penting lagi.
5. Negosiasi Suku Bunga
Sebelum menghubungi pemberi pinjaman, pastikan kamu memiliki argumen yang kuat untuk mengapa mereka harus menurunkan suku bunga utang pinjol yang kamu miliki. Hal ini bisa mencakup catatan pembayaran yang on-time, peningkatan skor kredit, atau penurunan pendapatan yang membuatmu sulit untuk membayar utang.
Hubungi pemberi pinjaman dan minta untuk bernegosiasi soal suku bunga. Dalam beberapa kasus, mereka mungkin bersedia menurunkan suku bunga jika kamu bisa membuktikan keseriusan untuk melunasi utang.
6. Konsolidasi Utang
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk menggabungkan semua utang ke dalam satu pinjaman dengan suku bunga lebih rendah. Ini dapat membantu mengurangi biaya bunga dan membuat pembayaran lebih teratur dan terencana.
7. Jangan Tambah Utang
Jangan menambah utang baru selama kamu masih dalam proses melunasi utang pinjaman online. Hindari godaan pinjaman baru dan fokus pada membayar utang yang ada terlebih dahulu.
8. Tetap Konsisten dan Disiplin
Yes, pembayaran utang yang konsisten dan disiplin adalah kunci dalam proses melunasi utang. Berikut adalah beberapa cara untuk memastikan kamu dapat selalu membayar tepat waktu dan mengikuti rencana pembayaran yang sudah dibuat.
- Bikin reminder di HP. Dengan begitu banyak tanggung jawab dan jadwal yang sibuk, bisa mudah untuk lupa tanggal jatuh tempo pembayaran. Bikin alarm, reminder, atau apa pun di HP, untuk membantumu mengingat kapan harus melakukan pembayaran.
- Transfer otomatis. Dengan cara ini, pembayaran akan ditarik secara otomatis dari rekeningmu setiap bulan, sehingga kamu enggak perlu khawatir lupa atau terlambat membayar.
- Pembayaran utang harus menjadi bagian dari anggaran bulananmu. Dengan begitu, kamu bisa mengalokasikan penghasilan sesuai dengan kebutuhan cicilan utang pinjol.
- Atur prioritas dengan membayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu. Dengan cara ini, kamu dapat mengurangi jumlah total bunga yang harus dibayar.
Demikian cara menyelesaikan utang pinjol dengan cepat. Iya, dengan membayar pinjaman, bukan dengan joki pinjol.
Ingat ya, konsistensi adalah kunci dalam proses melunasi utang pinjol. Dengan membayar tepat waktu dan mengikuti rencana yang sudah dibuat, kamu pasti bisa melunasi utang pinjol lebih cepat dan bebas dari beban keuangan.
Proses di atas mungkin menantang, tetapi ingatlah bahwa hasil akhirnya adalah kebebasan dari utang pinjol. Dengan usaha dan strategi yang tepat, kamu bisa mengatasi tantangan ini dan membangun masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Tanda Mandiri secara Finansial
Mandiri secara finansial artinya adalah situasi ketika seseorang sudah mampu mengurus keuangan mereka sendiri, tidak lagi membutuhkan bantuan dari orang tua atau keluarga, atau yang lain, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Bisa dikatakan, hal ini adalah step pertama untuk mencapai kebebasan finansial.
Cara individu mengatur keuangannya bisa berbeda-beda. Namun bagi mereka yang sedang di usia produktif, sangat penting untuk mempelajari cara-cara mengelola keuangan pribadi. Tujuannya tidak hanya agar pendapatan bulanan cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup dan gaya hidup, tetapi juga untuk menjamin kestabilan finansial di masa depan.
Walaupun masih belum ideal, tingkat literasi keuangan di Indonesia telah meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini ditunjukkan oleh generasi milenial dan gen Z yang semakin mengerti pentingnya mandiri secara finansial. Mereka mulai belajar menghasilkan uang, mulai berinvestasi, dan beberapa bahkan sudah yakin bahwa tujuan finansial akhirnya adalah bisa merasakan bebas finansial.
Mandiri secara finansial bukan tentang siapa yang memiliki gaji tertinggi, bisa berkeliling Indonesia, atau memiliki barang-barang mewah. Yang paling penting adalah kemampuan dalam mengatur keuangan. Oleh karena itu, untuk mengetahui apa yang perlu dilakukan, mari kita pelajari beberapa karakteristik orang yang sudah mandiri secara finansial.
Tanda Mandiri secara Finansial
1. Menghasilkan Pendapatan Sendiri
Poin penting dalam mandiri secara finansial adalah memiliki pendapatan, penghasilan, atau income sendiri dari pekerjaan yang dijalani. Artinya, kamu memiliki gaji atau pendapatan yang mampu membiayai semua kebutuhan hidup sehari-hari, mulai dari membayar tagihan hingga membiayai gaya hidupmu.
Jika kamu sudah memiliki penghasilan tetap setiap bulannya tetapi masih bergantung atau menerima bantuan finansial dari keluarga, berarti kamu belum bisa dikatakan mandiri secara finansial.
Tak perlu khawatir, proses ini memang memerlukan waktu dan setiap orang memiliki waktu mereka sendiri. Bagi kamu yang sudah memiliki penghasilan tetapi masih menerima bantuan, cobalah belajar lebih lanjut tentang manajemen keuangan.
Sedangkan bagi kamu yang belum memiliki pekerjaan, jangan berhenti berusaha dan jangan menyerah. Di era sekarang ini, ada banyak peluang yang bisa kamu manfaatkan untuk mendapatkan pekerjaan. Jangan lupa untuk terus meningkatkan keahlian dan pengetahuanmu.
2. Punya dana darurat
Dana cadangan atau dana darurat adalah jumlah uang yang disisihkan khusus untuk digunakan dalam situasi mendesak. Contohnya, jika kamu secara tiba-tiba harus berhenti bekerja, sakit, atau membutuhkan uang untuk kebutuhan mendesak lainnya, sementara penghasilanmu sedang tidak stabil atau tidak siap untuk menghadapi situasi yang tak terduga. Dana ini menjadi penolong dalam situasi tersebut.
Salah satu tanda mandiri secara finansial adalah kamu dapat mengalokasikan sejumlah uang setiap bulan untuk membangun dana darurat ini. Berapa sih idealnya? Tergantung pada jumlah orang yang menggantungkan hidupnya padamu, dana darurat idealnya setara dengan 3-12 kali total pengeluaran bulananmu.
Tidak perlu merasa harus langsung mencukupi 3 atau 6 kali pengeluaran sekaligus. Kamu bisa mencicil setiap bulan untuk mencapai target ideal tersebut. Konsistensi adalah kunci utamanya, dan yang penting: mulai aja dulu.
3. Mampu Membayar Cicilan dengan Tepat Waktu
Sebuah indikator lain dari mandiri secara finansial adalah kemampuanmu dalam menangani utang. Jika kamu mampu membayar semua cicilanmu, seperti KPR, kartu kredit, cicilan kendaraan, dan lainnya secara tepat waktu, maka selamat, kamu termasuk dalam kategori orang yang sudah mandiri secara finansial.
Namun, jika keadaan sebaliknya yang terjadi, cobalah untuk mengevaluasi ulang semua pengeluaran bulanan atau cicilanmu. Mungkin pengeluaranmu lebih besar daripada pendapatanmu. Perlu diingat bahwa idealnya, cicilan tidak boleh lebih dari 30% dari total pendapatan bulananmu.
4. Bisa Menabung
Menabung adalah praktik dasar pengelolaan keuangan, yang berarti menyisihkan sebagian dari pendapatan yang diperoleh untuk digunakan di masa mendatang. Ini adalah langkah awal dalam merencanakan keuangan dan penting agar dapat mandiri secara finansial.
Kemampuan untuk menabung menunjukkan bahwa seseorang mampu mengelola uangnya dengan baik, yaitu bisa mengontrol pengeluaran dan memprioritaskan alokasi penghasilan.
5. Bisa Membuat Rencana Keuangan Jangka Panjang
Membuat dan menjalankan rencana keuangan jangka panjang adalah bagian penting dari mandiri secara finansial. Rencana keuangan jangka panjang membantu seseorang untuk memahami tujuan keuangannya dan bagaimana mencapai tujuan tersebut.
Rencana keuangan jangka panjang biasanya mencakup tujuan seperti membeli rumah, pendidikan anak, dan pensiun. Memiliki dan menjalankan rencana ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya memikirkan kebutuhan dan keinginannya saat ini, tetapi juga merencanakan masa depan.
Rencana keuangan jangka panjang juga akan mencakup strategi untuk mengelola utang. Baik itu utang KPR misalnya, atau utang-utang yang lainnya. Memiliki rencana dan mampu untuk membayar utang ini adalah bagian penting dari mandiri secara finansial.
Secara keseluruhan, memiliki rencana keuangan jangka panjang adalah tanda mandiri secara finansial, karena menunjukkan bahwa seseorang telah mempertimbangkan dan merencanakan masa depan mereka secara finansial, dan bukan hanya fokus pada kebutuhan dan keinginan saat ini. Ini adalah kunci untuk mencapai kesejahteraan dan keamanan finansial jangka panjang.
Mandiri secara finansial bukanlah tujuan yang dapat dicapai dalam semalam. Butuh disiplin, perencanaan, dan keterampilan manajemen keuangan yang baik untuk bisa mewujudkannya.
Namun, bukan berarti itu tidak bisa dicapai. Dengan langkah-langkah yang tepat dan komitmen yang kuat, kamu bisa mandiri secara finansial, yang pada akhirnya akan memberikan rasa keamanan, kebebasan, dan kedamaian pikiran.
Setiap langkah, mulai dari menabung secara rutin, berinvestasi untuk masa depan, hingga merencanakan secara finansial, semuanya membawa kita lebih dekat ke tujuan akhir itu. Selalu ingat, dalam perjalanan untuk bisa mandiri secara finansial, kunci utamanya adalah konsistensi dan kesabaran.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
F.I.R.E: 7 Miskonsepsi Kebebasan Finansial yang Perlu Diluruskan
Yuk, ngomongin FIRE! Mumpung lagi hype nih. FIRE bukan yang berarti kebakaran, tetapi Financial Independence, Retire Early. Sebuah jargon untuk sebuah tujuan termulia dalam hidup: mencapai kebebasan finansial.
Gerakan FIRE ini pertama kali didesuskan oleh 2 orang guru finansial, yakni Joseph R. Dominguez dan Vicki Robin dalam buku mereka yang berjudul Your Money or Your Life. Menarik untuk dibahas, karena gerakan ini banyak diusung oleh generasi yang saat ini sedang produktif-produktifnya. Memberi gambaran, bahwa pensiun sejahtera itu mungkin dilakukan. Bahwa siapa pun bisa mendapatkan hidup sesuai keinginan masing-masing, asalkan mau untuk bekerja keras mempersiapkannya.
Oh, harus kerja keras ya?
Lah, kan memang gitu cara mainnya untuk segala sesuatu yang ingin dicapai dalam hidup?
So, mari kita bahas dalam artikel kita kali ini.
Apa Itu Kebebasan Finansial?
Kebebasan finansial, atau istilah asingnya financial freedom, adalah kondisi ketika kamu punya cukup uang untuk menjalani hidup seperti yang dimaui atau diinginkan. Dan—ini bagian terbaiknya—untuk menjalani hidup seperti itu, kamu enggak perlu kerja secara aktif setiap hari lagi.
Hah? Berarti sama sekali nggak kerja sama sekali? Nganggur dong!
Ya, enggak gitu juga. Bukan berarti kalau mencapai kebebasan finansial lantas nganggur, enggak boleh ngapa-ngapain juga. Boleh, malahan ya harus tetap aktif. Kamu enggak boleh bermalas-malasan, teteup. Dan memang, itulah miskonsepsi yang sering muncul berkaitan dengan kebebasan finansial.
Banyak yang mengira bebas finansial berarti enggak ngapa-ngapain. Padahal itu salah kaprah, dan ada beberapa hal lain yang juga salah kaprah mengenai kebebasan finansial ini.
Konsep Kebebasan Finansial yang Salah Kaprah
Bebas finansial ditentukan oleh nasib
Jadi, kalau nasibnya sudah misqueen, ya sudah misqueen saja teros!
Wah, enggak kayak gitu juga sih. Faktanya, financial freedom is about mindset. Saat kita memang mindset-nya hanya berhenti di satu titik, maka ya satu titik itu saja yang hanya bisa diraih. Lebih jauh lagi, titik itu menjadi comfort zone kita—yang membuat kita enggan untuk membuka pikiran dan kemudian berusaha.
Sudah banyak yang “terjebak” di miskonsepsi ini lo. Mirisnya, mereka malah seakan “bangga” dengan nasib yang dibilang kurang beruntung itu. Padahal, kesempatan terbuka lebar di depan. Sayang banget kesempatan itu tidak bisa dilihat, hanya karena tertutup oleh mindset.
Intinya, kita sendiri yang menentukan nasib. Sembari minta petunjuk pada “Yang Menciptakan Nasib” pastinya.
Bebas finansial artinya nggak usah kerja
Ya, boleh dong kalau mau kerja. Malahan, saat mencapai kebebasan finansial, maka kamu akan mendapatkan peluang untuk mengerjakan apa pun yang kamu mau.
Buat sebagian orang ini artinya adalah kesempatan untuk mengejar passion, dan nggak perlu pusing jika ternyata passionnya enggak terlalu menghasilkan (atau malah lebih banyak menyedot) uang. Misalnya lebih banyak bekerja untuk sosial, menulis buku, traveling, dan sebagainya.
Ini enggak sama dengan ‘nggak usah kerja’ lo ya. Kita tetap beraktivitas, tetapi sudah tak menjadikan uang sebagai motivasi utama ketika kita sudah mencapai kebebasan finansial.
Harus menyisihkan 50% penghasilan setiap bulan
Banyak yang bilang, kalau untuk bisa mencapai kebebasan finansial, kamu harus menyisihkan 50% dari gaji atau penghasilan setiap bulan.
Ini konsep yang kurang tepat lo. Faktanya, besaran dana yang harus disisihkan agar bisa mencapai bebas finansial itu tergantung sejak kapan kamu mulai mempersiapkannya. Jika kamu memulainya sedini mungkin, bisa jadi kamu enggak perlu harus menyisihkan 50% dari penghasilanmu. Mungkin 30% cukup, atau malah 10% pun bisa. Pasalnya, hal ini juga tergantung pada gaya hidupmu. Semakin tinggi gaya hidup, semakin besar target keuangan yang harus dicapai untuk bisa bebas finansial. Semakin jauh persiapannya, semakin kecil pula beban per bulannya.
Persiapan paling ideal dimulai di usia 40 tahun
Nggak harus! Seperti yang dijelaskan pada poin sebelumnya, semakin cepat kamu mulai, semakin ringan bebanmu, semakin pasti kamu bisa meraih kebebasan finansial yang diinginkan.
Emas dan deposito adalah instrumen terbaik
Ya, boleh saja kalau memilih emas dan deposito, tetapi produk lainnya juga banyak yang bisa menjadi pilihan lo! Seperti kata Mba Ligwina Hananto, jangan setia pada produk, kita harus setia pada tujuan!
Jadi, ayo, belajar berbagai instrumen investasi yang bisa mendukung impianmu untuk FIRE; meraih kebebasan finansial secepatnya.
Kebebasan finansial hanya milik mereka yang sudah lansia
Nah, ini nih yang salah banget nih. Enggak gitu juga lo! Kalau memang mampu, kamu juga bisa menargetkan untuk bebas finansial di usia muda. Usia 40-an, 50-an, adalah usia-usia yang paling baik untuk bisa bebas finansial. Karena kamu sudah mapan, sudah cukup pengalaman, pun sudah bijak menghadapi masalah yang mungkin muncul.
Sementara kamu bisa mempersiapkan tujuan ini sejak usia 20-an. Dan itu mungkin banget dilakukan, karena sudah ada yang sukses juga.
Bebas finansial = kaya, banyak uang
Bebas finansial enggak harus berarti banyak uang atau kaya raya. Malahan, apa sih sebenarnya arti kaya raya itu?
Pada prinsipnya, bebas finansial adalah kamu bisa mencukupi kebutuhan hidup tanpa harus bekerja secara aktif. Artinya, jika kamu punya aset aktif yang bisa memberimu penghasilan pasif setiap bulan yang cukup, artinya kamu sudah bebas finansial. Enggak perlu muluk-muluk, bebas finansial artinya punya jet pribadi, pulau pribadi, dan sebagainya—meskipun kalau punya ya, enggak ada salahnya juga. Tapi intinya pada bisa memenuhi kebutuhan hidup dengan pas. Pas butuh traveling ada uangnya. Pas pengin nraktir keluarga besar, ada uangnya. Pas pengin beli smartphone keluaran terbaru, ada uangnya.
Ya, semoga kamu paham sampai di sini. Karena “cukup” dan “kaya raya” itu memang berbeda konsep. Sementara kebebasan finansial enggak berarti harus kaya.
Nah, itulah miskonsepsi mengenai FIRE alias kebebasan finansial yang perlu diluruskan. See? Ternyata enggak terlalu di awang-awang kan, untuk bisa bebas finansial itu? Siapa pun bisa kok mewujudkannya, asalkan mau bekerja keras untuk mempersiapkannya sejak dini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jalan Menuju Mandiri Finansial di Usia 20-an: Jangan Insecure!
Apa yang kamu pikirkan saat mendengar kata mandiri finansial? Faktanya, masih banyak yang menganggap bahwa mandiri finansial itu sama dengan bebas finansial, hanya bersinonim saja. Padahal, keduanya punya perbedaan yang cukup signifikan loh.
Seseorang bisa dikatakan mencapai mandiri finansial ketika ia sudah dapat memenuhi kebutuhan sendiri, tanpa bantuan orang lain. Ia bekerja, dan juga dapat membayar utangnya dengan baik dan lancar. Ia juga sudah mulai membangun aset aktif, yang kelak dapat mendatangkan penghasilan pasif.
Sedangkan jika ia sudah mencapai bebas finansial, itu artinya ia dapat memenuhi kebutuhan—dan juga gaya hidupnya—tanpa kesulitan dengan passive income, tanpa perlu bekerja secara aktif. Bisa jadi sih, ia masih bekerja tetapi uang bukan lagi menjadi motivasi utamanya.
Nah, sampai di sini, sudah jelas ya, perbedaan antara kemandirian finansial dan kebebasan finansial.
So, kalau ada yang bilang, bahwa seseorang sebaiknya sudah mencapai mandiri finansial di usia 20-an, jangan langsung merasa insecure ya. Karena, sewajarnya, usia 20-an kita semua sudah produktif bekerja dan mendapat penghasilan sendiri. Jika memang belum, maka bisa jadi kondisinya memang ada yang lain daripada yang lain.
Lalu, bagaimana caranya agar dapat mewujudkan mandiri finansial di usia 20-an, dan kemudian bisa menargetkan diri untuk segera bebas finansial? Lakukan beberapa hal sederhana berikut.
Cara Mandiri Finansial di Usia 20-an
1. Stabilkan penghasilan
Prinsip utama dalam pengelolaan keuangan adalah menjaga agar cash flow selalu positif. Artinya, penghasilan kamu seharusnya lebih besar daripada pengeluaran. Jika yang terjadi sebaliknya, maka itu artinya kamu mengalami besar pasak daripada tiang. Hal ini adalah red flag banget dalam pengelolaan keuangan pribadi.Karena itu, inilah yang seharusnya menjadi target pertamamu untuk menjadi jalan menuju mandiri finansial.
Kunci pertama untuk memastikan cash flow positif ada pada penghasilan, dan keseimbangannya dengan pengeluaran. Either kamu bisa meningkatkan penghasilan, atau menghemat pengeluaran. Keduanya bisa dilakukan secara simultan dan konsisten.
2. Tentukan pos investasi dan tabungan
Pos investasi dan tabungan adalah salah satu pos pengeluaran yang akan memegang kunci rahasia mandiri finansial hingga jangka panjang, bahkan sampai pensiun kelak. Idealnya, pos ini minimal sebesar 10% dari penghasilan rutin kamu setiap bulan. Lebih besar, pastinya akan lebih bagus. Namun, ini bisa tercapai jika cash flow kamu sudah positif.
Buat beberapa rekening khusus untuk membantumu. Misalnya rekening khusus belanja kebutuhan rutin, rekening khusus dana darurat, dan kemudian rekening-rekening tabungan serta investasi sesuai tujuan dan kebutuhan.
Mulailah investasi sejak awal, agar lebih mudah bagi kamu untuk menentukan strategi investasinya sehingga tujuan keuangan juga lekas tercapai.
3. Bangun jaring pengaman keuangan
Mandiri finansial artinya juga kamu bisa mengatasi segala kondisi darurat yang bisa terjadi. Misalnya ketika tiba-tiba tertimpa musibah, kehilangan pekerjaan, hingga ketika harus berbagi dan menolong orang lain.
So, dana darurat adalah tujuan keuangan pertama yang harus kamu capai lebih dulu. Jika saat ini kamu berusia 20-an tahun, maka bisa jadi kamu single. Untuk seorang lajang, tanpa tanggungan—bukan sandwich generation—dana darurat ideal adalah 4 kali pengeluaran bulanan. Kalau ada tanggungan, sudah pasti juga harus diperhitungkan. Yuk, baca penjelasan mengenai dana darurat ini supaya kamu lebih paham.
Dana darurat ini ibaratnya harga mati. Jangan sampai deh tiba-tiba kamu mengalami hal tak terduga, butuh biaya besar, lalu harus mencairkan investasi. Bisa jadi tujuan keuanganmu terancam terganggu.
Selain dana darurat, jaring pengaman keuangan lain yang perlu kamu siapkan untuk bisa mandiri finansial adalah asuransi. Terutama asuransi kesehatan dan asuransi jiwa untuk kamu yang menanggung biaya hidup keluarga. Asuransi kesehatan sudah pasti untuk melindungi dari risiko kesehatan. Nggak hanya kamu sendiri yang harus punya, setiap orang yang hidupnya kamu tanggung juga wajib punya. BPJS Kesehatan biasanya juga sudah cukup kok. Sedangkan asuransi jiwa akan dapat melindungi dari risiko keuangan jika si pencari nafkah utama keluarga mendadak tidak bisa lagi mencari penghasilan.
4. Kelola utang dengan sebaik-baiknya
Bijak berutang ya. Waspadalah akan segala bentuk penawaran “nikmati sekarang, bayar nanti”, karena kalau kamu tidak bijak, hal ini bisa menjebakmu. Utang tidak dilarang, tetapi tanpa pengelolaan yang bijak, utang bisa menghambatmu untuk segera mandiri finansial.
Jaga supaya rasio utang tidak lebih dari 30% dari penghasilan rutin. Segera lunasi utang-utang konsumtif, seperti utang kartu kredit, jika ada rezeki lebih. Hidup tanpa utang itu memerdekakan loh!
5. Beli rumah, bangun aset
Bisa jadi, kamu memang masih tinggal dengan orang tua karena satu dan banyak pertimbangan. Tetapi, sebaiknya jangan keenakan. Ada baiknya, kamu juga ikut menanggung penyelenggaraan rumah tangga keluarga, sekaligus belajar bertanggung jawab. Akan lebih baik lagi jika kamu juga sudah bercita-cita untuk beli rumah sendiri—meskipun nanti tidak ditempati, rumah bisa jadi aset untuk mendatangkan passive income.
Nah, kan, sebenarnya sederhana saja untuk bisa mandiri finansial ini. Namun, kalau kamu tidak bisa konsisten dan disiplin ya hasilnya tetap akan kurang maksimal. Faktanya, menjadi mandiri finansial ini adalah satu stage atau tahapan untuk menuju bebas finansial atau financial freedom. Ya, siapa yang enggak pengin sih bisa merasakan financial freedom? Saat kamu memenuhi kebutuhan dan gaya hidup tanpa perlu khawatir soal keuangan yang cukup.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pensiun Sejahtera di Usia 50 Tahun? Bisa Dong!
Dengan memastikan hal-hal ini telah dipenuhi dengan baik, maka goals untuk bisa pensiun sejahtera di usia 50 tahun bukan jadi impian semata lagi.
7 Tahap Kebebasan Finansial yang Akan Kamu Lalui
Setiap orang pasti ingin merasakan kebebasan finansial. Tahukah kamu, bahwa ada 7 tahap bebas finansial?
Punya Rumah di Usia 20-an: Memangnya Harus?
Ada yang sekarang berusia 20-an? Apakah kamu berencana untuk punya rumah di usia 20-an seperti sekarang?
Ah, mimpi! Orang baru mulai dapat kerjaan, juga. Mana bisa?
Bisa dong. Punya rumah di usia mudah itu nggak mustahil untuk diwujudkan kok! Justru, ketika kamu sudah membangun aset pribadi kamu sejak usia muda, waktu akan jadi teman terbaikmu. Banyak keuntungan yang bisa kamu dapatkan, jika kamu sudah punya planning untuk punya rumah selagi muda. Karena kemudaan adalah privilege.
Nggak percaya? Coba simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Alasan Mengapa Kamu Perlu Punya Rumah di Usia 20-an
1. Waktu adalah teman terbaik
Seperti yang sudah disebutkan di atas, waktu akan jadi teman terbaik buat kamu yang sudah berniat untuk membangun aset pribadi sejak masih muda. Waktu memang bisa jadi musuh, tetapi bisa juga jadi teman. Tinggal kita sendiri kan, yang memilih?
Maksudnya begini. Misalnya saja, kamu memilih untuk membeli rumah secara kredit dengan KPR. Kamu bisa memilih atau menentukan tenor yang lebih panjang untuk cicilannya. Hal ini berarti beban cicilan setiap bulannya akan lebih ringan.
Jika kamu mengajukan KPR di usiamu yang masih muda, pihak bank juga akan lebih besar kemungkinannya untuk menyetujuinya, karena masalah waktu ini.
2. Hidup mandiri lebih cepat
Punya rumah adalah simbol kemandirian dan kemapanan yang hqq. Begitulah yang berlaku di Indonesia. Rasanya belum berhak menyandang status ‘mapan’, kalau belum punya rumah sendiri.
Dengan kamu hidup mandiri lebih cepat, pastinya kamu juga akan punya banyak waktu untuk mengejar mimpi dan cita-citamu supaya kualitas hidup juga menjadi lebih baik dengan segera.
Kamu bisa merasakan kesuksesan di usiamu yang masih muda. Bahkan mungkin, bisa pensiun dini dan bebas finansial lebih cepat juga.
3. Masih produktif, sehingga cicilan pasti aman
Misalnya saja, kamu mengajukan KPR ke sebuah bank. Faktor usia akan menjadi salah satu pertimbangan yang menentukan bagi mereka.
Dengan usiamu yang masih muda, maka masa produktifmu tentunya akan masih panjang. Dengan demikian, cicilan KPR akan lebih aman baik bagi pihak pemberi kredit (yaitu bank) dan juga bagi kamu sendiri.
Jika misalnya, kamu baru mengajukan KPR di usiamu yang ke-45, dengan asumsi pensiun di usia 50-an, maka hanya ada waktu 5 tahun saja untukmu melunasi KPR, yang berarti cicilannya setiap bulan akan berat banget. Jika tenormu lebih panjang, pastinya bank akan harus menanggung risiko yang lebih tinggi karena saat kamu sudah masuk masa pensiun, cicilanmu belum beres.
4. Beli sekarang, sebelum Senin harga naik
Kamu tahu kan, bahwa harga properti itu naik dari tahun ke tahun. Naiknya seiring dengan inflasi yang berjalan, bahkan kadang lebih besar dari inflasi. Harga rumah incaran yang sekarang Rp500 juta, 5 tahun lagi bisa berkali-kali lipat. Apalagi jika lokasinya memang strategis dan berkembang.
Kalau kamu menunda niat untuk beli rumah hingga nanti-nanti, menunggu sampai uang tabungan cukup, maka kamu bagai mengejar bayang yang tak pasti. Tsah.
Jadi, rencanakanlah beli rumah sekarang, karena “setiap Senin harganya naik”.
5. Lebih enteng jodoh
Sudah bukan rahasia lagi, kalau kamu sudah punya “bekal” rumah, maka calon pasanganmu akan langsung percaya bahwa kamu serius menjalani hubungan kalian.
Ya, siapa yang enggak yakin, kalau di usia 20-an saja kamu sudah punya rumah, berarti ke depannya semua hal akan autoaman saja, tampaknya. Ya kan?
Jadi, siapa nih yang sekarang masih jomlo? Coba deh, punya rumah. Siapa tahu tahun depan udah bisa menikah. #eh
Namun, semuanya tentu harus disesuaikan dengan kemampuanmu. Jangan dipaksakan. Karena itu, perencanaan sejak dini adalah cara terbaik untuk meraih mimpi satu ini.
Jadi, bagaimana sebenarnya kondisi pasar properti saat ini? Apa saja yang perlu dipersiapkan sebelum membeli properti? Apa bedanya saat properti kita tinggali atau sewakan? Dan bagaimana caranya memiliki properti di usia muda?
Mari diskusikan semuanya di Financial Dialogue dari perspektif finansial, investor, dan pasar properti.
, karena tempat terbatas.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.