Pentingnya Diversifikasi Portofolio sebagai Cara Investasi Saham Pemula
Mau investasi saham? Kamu bisa memulainya kapan saja. Tapi, ada satu hal yang penting untuk dipahami sejak awal: pentingnya diversifikasi portofolio sebagai salah satu cara investasi saham pemula yang legit.
Gimana cara melakukan diversifikasi ini? Nah, kita pernah bahas sebenarnya mengenai diversifikasi investasi, tetapi secara umum dengan beragam instrumen. Yuk, kita bahas kali ini, khusus untuk investasi saham.
Table of Contents
Apa Itu Diversifikasi Investasi sebagai Cara Investasi Saham Pemula?
Pengertian diversifikasi pada investasi saham kurang lebih ya sama dengan diversifikasi dalam investasi pada umumnya. Diversifikasi investasi itu intinya adalah enggak menempatkan semua danamu di satu tempat. Buat kamu yang baru mulai investasi saham, ini bisa jadi cara jitu buat mengurangi risiko.
Karena, kalau kamu taruh semua dana di satu saham dan saham itu tiba-tiba jatuh, kamu bisa kehilangan banyak. Namun, kalau kamu sebar investasimu di berbagai saham atau bahkan jenis investasi lain, seperti obligasi atau reksa dana, satu saham turun enggak bakal bikin kamu bangkrut.
Baca juga: Mengapa Diversifikasi Penting: Contoh Investasi dan Bagaimana Cara Menyeimbangkannya
Pentingnya Diversifikasi Investasi Saham
Nah, jadi dari pengertian di atas, bisa dipahami bahwa diversifikasi itu kayak safety net buat investasi kamu, biar lebih aman dan potensi ruginya bisa diminimalkan.
Diversifikasi portofolio sangat penting dalam cara investasi saham pemula, karena beberapa alasan utama. Berikut yang paling utama.
1. Pengurangan Risiko
Diversifikasi membantu mengurangi risiko karena tidak semua investasi akan terpengaruh oleh kejadian ekonomi atau pasar yang sama. Jika satu saham atau sektor mengalami penurunan, kehilangan tersebut bisa dikompensasi oleh kinerja yang lebih baik di saham atau sektor lain.
2. Stabilitas Return
Dengan memiliki saham dari berbagai sektor atau geografis, investor bisa lebih stabil dalam mendapatkan return. Hal ini karena fluktuasi harga saham pada satu sektor mungkin akan diseimbangkan oleh kestabilan atau kenaikan di sektor lain.
3. Manfaat dari Pertumbuhan Sektor Berbeda
Kalau sudah investasi dalam saham, kamu akan tahu bahwa beberapa sektor bisa memiliki pertumbuhan yang lebih cepat dibanding yang lain di waktu tertentu. Dengan diversifikasi, kamu memiliki kesempatan untuk mendapatkan keuntungan dari sektor-sektor yang sedang berkembang.
4. Pengalaman Belajar
Bagi investor pemula, diversifikasi memberikan peluang untuk belajar tentang berbagai sektor dan cara kerja pasar tanpa terlalu bergantung pada satu jenis investasi saja. Ini meningkatkan pengetahuan dan keterampilan investasi secara keseluruhan.
5. Adaptasi dengan Perubahan Pasar
Pasar berubah secara dinamis dan apa yang berhasil hari ini bisa jadi enggak berlaku untuk esok. Diversifikasi memungkinkan portofolio untuk lebih fleksibel dan mampu menyesuaikan dengan perubahan tren dan kondisi pasar.
Secara keseluruhan, strategi diversifikasi sangat membantu dalam meminimalisir risiko sambil tetap memberikan potensi pertumbuhan. Bagi pemula, ini adalah cara yang baik untuk memulai investasi saham dengan lebih aman.
Jenis Diversifikasi Investasi Saham yang Perlu Kamu Lakukan
Sebagai cara investasi saham pemula, kamu kudu paham bahwa diversifikasi itu kayak memilih menu makanan di buffet, ada banyak pilihan yang bisa kamu ambil untuk menghindari kebosanan atau risiko keracunan makanan yang sama. Ada dua cara utama buat diversifikasi investasi sahammu, yaitu secara vertikal dan horizontal.
1. Diversifikasi Vertikal
Dalam diversifikasi vertikal, kamu enggak cuma fokus ke satu jenis saham aja, tetapi menyebar investasimu di saham-saham yang beda karakter. Misalnya, kamu taruh dana di saham perusahaan besar yang stabil dan biasanya kasih dividen.
Di samping itu, kamu juga taruh sebagian dana di saham perusahaan baru yang mungkin lebih berisiko tetapi punya potensi untung yang potensial. Jadi, kamu bisa seimbang antara keamanan dan kesempatan mendapatkan return yang lebih baik.
2. Diversifikasi Horizontal
Diversifikasi horizontal berarti kamu memilih berbagai jenis instrumen investasi. Jadi, selain saham, mungkin kamu juga taruh duit di reksa dana atau obligasi.
Ingat kan, bahwa setiap instrumen memiliki karakternya masing-masing dari segi risiko, keuntungan, dan likuiditasnya. Dengan cara investasi saham pemula ini, kamu bisa lebih fleksibel mengatur dana yang kamu punya. Misalnya, obligasi buat dana darurat atau kebutuhan jangka menengah, sedangkan saham buat investasi jangka panjang.
Dengan mengerti dua jenis diversifikasi ini, kamu jadi bisa lebih cerdas mengatur portofolio investasimu. Kamu enggak cuma mengejar untung, tetapi juga melindungi aset dari risiko-risiko yang enggak terduga. Dengan strategi ini, investasimu jadi lebih kuat dan bisa tahan banting dalam berbagai situasi pasar.
So, sampai di sini sudah paham ya, bahwa langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah memahami betul cara kerja investasi ini. Pelajari dasar-dasar saham, cara membaca laporan keuangan, dan pahami indikator pasar.
Dengan pengetahuan cara investasi saham pemula yang mumpuni, kamu bisa lebih cermat dalam membuat keputusan investasi dan memanfaatkan strategi diversifikasi dengan efektif.
Jangan lupa, investasi yang baik adalah investasi yang informasinya lengkap dan dipertimbangkan matang-matang. Dengan begitu, kamu bisa mengoptimalkan potensi return dari setiap investasi yang kamu lakukan, dan tentu saja, menjaga portofolio kamu tetap aman dan berkembang.
Baca juga: Bagaimana Cara Menemukan Rekomendasi Saham Dividen Tinggi untuk Pendapatan Pasif
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengapa Gaji UMR Jakarta Sering Dianggap Tak Cukup untuk Memenuhi Kebutuhan?
Gaji UMR Jakarta sering dianggap tak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di “mantan” ibu kota ini, banyak pekerja merasa kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-hari meskipun sudah bekerja keras. Realitas ini memicu pertanyaan, mengapa gaji yang seharusnya cukup untuk hidup layak di Jakarta justru terasa kurang?
Kehidupan di Jakarta memang penuh tantangan, dan biaya hidup yang tinggi adalah salah satu faktornya. Dari biaya perumahan hingga kebutuhan sehari-hari, semuanya terasa mahal. Namun, ada banyak aspek lain yang turut memengaruhi kesulitan finansial para pekerja di Jakarta. Apa saja faktor-faktor yang membuat gaji UMR Jakarta seakan tak pernah cukup?
Table of Contents
Gaji UMR Jakarta Tak Cukup, Apa Sebabnya?
Berdasarkan informasi yang ada di laman BPS, gaji UMR Jakarta untuk 2024 adalah Rp5.067.381. Beberapa faktor yang membuat gaji UMR (Upah Minimum Regional) di Jakarta dianggap tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar warganya antara lain sebagai berikut.
1. Tingginya Biaya Hidup di Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota dengan biaya hidup tertinggi di Indonesia. Dikutip dari salah satu artikel di CNBC, berdasarkan Survei Biaya Hidup (SBH) terbaru yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik RI pada tahun 2022, rata-rata total biaya hidup per rumah tangga di Jakarta mencapai Rp14,88 juta. Ini adalah angka tertinggi, melebihi Bekasi, Surabaya, Depok, Makassar, dan kota-kota lainnya.
Karena itu, di sini, harga sewa tempat tinggal, makanan, transportasi, dan kebutuhan sehari-hari lainnya lebih mahal dibandingkan kota-kota lain. Jadi, tinggal di Jakarta membutuhkan biaya yang lebih besar untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
2. Kenaikan Harga Barang dan Jasa
Setiap tahun, inflasi membuat harga barang dan jasa semakin mahal. Ini berarti kebutuhan sehari-hari, seperti makanan, transportasi, dan lain-lain, terus naik harganya. Sayangnya, kenaikan UMR ini tidak selalu mengikuti kenaikan harga-harga ini. Jadi, meskipun gaji naik, daya beli tetap saja tidak cukup untuk menutupi semua kebutuhan yang semakin mahal.
3. Kebutuhan Transportasi
Banyak pekerja di Jakarta sebenarnya tinggal di daerah sekitar seperti Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Setiap hari, mereka harus mengeluarkan uang cukup banyak untuk biaya transportasi pulang-pergi kerja. Biaya transportasi yang tinggi ini membuat sisa uang mereka berkurang, sehingga daya beli untuk kebutuhan lain seperti makanan, sewa tempat tinggal, dan kebutuhan sehari-hari menjadi terbatas.
Baca juga: 5 Cara Menghemat Pos Pengeluaran Transportasi saat Berangkat Kerja untuk Karyawan di Jakarta
4. Kebutuhan Perumahan
Sebagai efek domino, biaya sewa rumah atau kontrakan di Jakarta juga sangat mahal. Akibatnya, banyak pekerja terpaksa mencari tempat tinggal yang jauh dari tempat kerja mereka agar bisa mendapatkan sewa yang lebih terjangkau.
Namun, tinggal jauh dari tempat kerja berarti mereka harus mengeluarkan lebih banyak uang dan waktu untuk transportasi setiap hari. Jadi, meskipun mereka bisa menghemat uang sewa, mereka tetap harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi, dan waktu mereka juga banyak terbuang di jalan.
5. Banyaknya Godaan yang Sulit Dikendalikan
Selain masalah gaji, banyaknya godaan yang sulit dikendalikan juga membuat gaji UMR di Jakarta terasa tidak cukup. Misalnya, ada banyak orang yang tergoda untuk mengambil pinjaman online dengan bunga tinggi. Mereka mungkin berpikir ini solusi cepat untuk masalah keuangan, tapi malah jadi beban tambahan yang harus dibayar tiap bulan.
Ada juga yang terlibat dalam judi online dengan harapan bisa cepat kaya, padahal penghasilan mereka masih pas-pasan. Alih-alih membantu, kebiasaan ini malah memperburuk situasi keuangan.
Godaan-godaan seperti ini, jika tidak dikelola dengan baik, bisa membuat penghasilan yang sudah terbatas jadi semakin tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6. Kurangnya Keterampilan Mengelola Keuangan
Selain tingginya biaya hidup, kebiasaan atau kurangnya keterampilan dalam mengelola keuangan juga bisa membuat gaji UMR di Jakarta terasa tidak cukup. Banyak orang mungkin belum terbiasa membuat anggaran bulanan atau memprioritaskan pengeluaran mereka.
Kadang-kadang, pengeluaran untuk hal-hal yang kurang penting bisa menguras gaji lebih cepat dari yang diperkirakan. Kurangnya pengetahuan tentang cara menabung atau investasi juga bisa membuat seseorang sulit mengatur keuangannya dengan baik, sehingga gaji yang diterima tidak cukup untuk memenuhi semua kebutuhan.
7. Kurangnya Kesempatan Mendapatkan Penghasilan Tambahan
Selain gaji UMR yang tidak cukup, kurangnya kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sampingan atau tambahan juga menjadi masalah. Banyak pekerja di Jakarta hanya mengandalkan satu sumber penghasilan, yaitu gaji UMR mereka.
Karena pekerjaan utama sudah menyita banyak waktu dan tenaga, mereka kesulitan mencari peluang untuk pekerjaan sampingan. Padahal, memiliki penghasilan tambahan bisa sangat membantu dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mahal. Dengan hanya mengandalkan satu gaji, mereka sering kali kesulitan menabung atau menghadapi pengeluaran tak terduga.
Baca juga: Punya Penghasilan Sampingan Selain Pekerjaan Utama, Mengapa Penting?
Gaji UMR Jakarta sering dianggap tak cukup untuk memenuhi kebutuhan karena berbagai faktor yang kompleks. Meski demikian, ada harapan untuk perbaikan. Dengan kebijakan yang tepat dan kesadaran akan pentingnya manajemen keuangan, tantangan ini dapat diatasi. Memahami penyebabnya adalah langkah pertama menuju solusi yang lebih baik, sehingga kehidupan di Jakarta bisa lebih sejahtera bagi para pekerjanya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
61% Orang Tua Masih Support Finansial pada Anak Dewasa, Apa Kabar Kemandirian Finansial?
Kalau kamu sudah dapat mencapai kemandirian finansial saat ini, itu bisa dianggap kamu punya privilege lo!
Enggak percaya? Nih, ada artikel dari Marketwatch yang menyebutkan, bahwa tersebut dalam sebuah survei, mayoritas orang tua membantu anak mereka yang sudah dewasa secara finansial, terutama dalam biaya perumahan.
Ya, meskipun surveinya dilakukan di Amerika, tidak menutup kemungkinan fenomena yang sama terjadi di Indonesia, ya kan?
Disebutkan, bahwa tren ini menjadi bukti bahwa biaya hidup saat ini memang sangat tinggi, dan terjadi ketimpangan kekayaan antargenerasi.
Dalam survei tersebut, didapatkan data bahwa ada sebanyak 61% orang tua membantu anak-anak mereka yang sudah dewasa secara finansial. Menurut data dari Bankrate, di antara responden berusia 23 tahun ke atas yang menerima atau masih menerima support finansial dari orang tua, 37% di antaramya mendapat bantuan untuk pembayaran sewa rumah atau tinggal dengan sewa yang dikurangi atau gratis. Selain itu, 17% menerima bantuan untuk membeli rumah pertama mereka.
Enggak cuma itu. 48% responden menyatakan menerima support finansial secara berkelanjutan untuk biaya sehari-hari seperti belanja bahan makanan dan membayar utilitas. Ada juga 21% yang mendapat bantuan dalam melunasi atau membayar utang.
Kemandirian Finansial = Privilege
So, sampai di sini setuju kan, kalau kita bilang, bahwa bisa mandiri finansial itu privilege? Selamat buat kamu yang sekarang sudah mencapai kemandirian finansial; sudah bisa memenuhi kebutuhan sendiri tanpa uluran tangan orang lain.
Menjadi mandiri secara finansial berarti memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tanpa bergantung pada orang lain, seperti keluarga atau bantuan pemerintah.
Kapan seseorang seharusnya sudah bisa mandiri secara finansial bisa bervariasi, tetapi beberapa panduan umum adalah sebagai berikut.
1. Setelah Pendidikan
Idealnya, seseorang mulai berusaha membangun kemandirian finansial setelah menyelesaikan pendidikan formal mereka, baik itu sekolah menengah atau pendidikan tinggi. Ini biasanya berkorelasi dengan memasuki pasar tenaga kerja.
2. Awal Karier
Masa-masa awal karier merupakan waktu yang baik untuk mulai membangun kemandirian finansial. Di fase ini, seseorang seharusnya sudah belajar membuat anggaran, menabung, dan berinvestasi, bahkan dengan pendapatan yang masih relatif rendah.
3. Usia 20-an hingga 30-an
Pada dekade ini, banyak orang bekerja untuk mencapai stabilitas finansial. Mencapai kemandirian di tahap ini dapat memberi seseorang keuntungan jangka panjang dalam hal akumulasi kekayaan dan keamanan finansial.
Baca juga: 5 Tanda Mandiri secara Finansial
Upaya Mencapai Kemandirian Finansial
Penting untuk mengakui bahwa setiap orang memiliki kecepatan dan kondisi keuangan yang berbeda, dan kemandirian finansial dapat tercapai pada waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, tanggung jawab keluarga, dan keberuntungan juga memainkan peran penting.
Tapi, ya pada akhirnya, setiap orang seharusnya sampai ke titik harus mandiri finansial, apa pun kondisinya. Ya masa sih, sudah usia produktif, energinya banyak, badan kuat, masih di-support finansial sama orang tua?
Untuk mencapai kemandirian finansial dan enggak lagi bergantung pada orang tua, ada beberapa langkah strategis yang bisa diikuti.
1. Buat Anggaran
Mulai dengan membuat anggaran yang detail untuk melacak pendapatan dan pengeluaran. Ini membantu dalam mengidentifikasi ke mana saja uangmu pergi dan di mana saja kamu bisa menghemat.
2. Pendapatan Mandiri
Carilah sumber pendapatan yang stabil. Jika pekerjaan penuh waktu belum tersedia, pertimbangkan pekerjaan paruh waktu, freelance, atau gig economy untuk memulai menghasilkan pendapatan.
3. Hidup Hemat
Kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Prioritaskan kebutuhan atas keinginan, dan cari cara untuk menghemat biaya sehari-hari, seperti memasak di rumah daripada makan di luar.
4. Bayar Utang
Jika kamu memiliki utang, buatlah rencana pembayaran yang efektif. Utang dengan bunga tinggi harus menjadi prioritas untuk dibayar terlebih dahulu.
5. Dana Darurat
Mulailah membangun dana darurat. Idealnya, dana ini harus cukup untuk menutupi biaya hidup 3-6 bulan jika terjadi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan.
6. Investasi
Setelah memiliki tabungan yang cukup, mulailah berinvestasi. Investasi bisa membantu mengembangkan asetmu dan menyediakan sumber pendapatan pasif di masa depan.
7. Edukasi Keuangan
Tingkatkan pengetahuan tentang keuangan. Pelajari tentang pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan melalui buku, kursus, atau sumber daya online. Seperti ikut kelas-kelas keuangan QM Financial, contohnya.
8. Buat Rencana Keuangan
Tentukan tujuan finansialmu, baik jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. Setiap tujuan finansial adalah motivasi agar kamu bisa semakin mandiri secara finansial.
9. Bertanggung Jawab Finansial
Bertanggung jawab atas keuangan kamu sendiri. Ini termasuk membayar tagihan tepat waktu, menghindari utang konsumtif, dan membuat keputusan yang cerdas secara finansial.
Baca juga: Jalan Menuju Mandiri Finansial di Usia 20-an: Jangan Insecure!
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu akan semakin dekat untuk mencapai kemandirian finansial dan enggak lagi mengandalkan dukungan keuangan dari orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Properti di Kota Kecil: Potensi dan Risiko
Salah satu pilihan terpopuler untuk mendapatkan penghasilan pasif dan bisa menjadi aset aktif adalah investasi properti. Namun, tak sembarang investasi properti. Orang-orang sekarang mulai banyak yang melirik untuk berinvestasi properti di kota-kota kecil yang nyaman.
Tapi, apa sih definisi kota kecil? Ya, kalau secara awam sih, pastinya bukan di Kota Jakarta. Yang pasti lagi, harus dipastikan bahwa kota yang dipilih itu haruslah nyaman. Nyaman buat hidup, nyaman buat beraktivitas.
Table of Contents
Kota-Kota Ternyaman di Indonesia
Sudah tahu belum, ada beberapa kota “kecil” di Indonesia yang dikatakan paling nyaman lo. Dengan adanya “deklarasi” kota ternyaman ini, bukan enggak mungkin jadi mengundangmu untuk berinvestasi properti di kota tersebut bukan?
Berikut beberapa kota kecil di Indonesia yang disebut ternyaman, dikutip dari Katadata.
1. Solo
Kota Solo meraih skor tertinggi dalam penilaian kenyamanan oleh Ikatan Ahli Perencanaan pada tahun 2022, dengan skor 77. Dikenal karena infrastruktur dan tata ruang yang baik, Solo menawarkan fasilitas lengkap.
Keindahan alam dan warisan budaya, seperti Keraton Solo dan Pasar Klewer, menjadikannya destinasi menarik bagi wisatawan. Solo terkenal dengan keramahan penduduknya yang menambah kenyamanan bagi pengunjung.
2. Yogyakarta
Yogyakarta, dengan skor 75, menduduki posisi kedua sebagai kota ternyaman. Kota ini berperan sebagai pusat pendidikan dan budaya di Indonesia, sering disebut sebagai “Kota Pelajar”.
Di Yogyakarta terdapat universitas ternama seperti Universitas Gadjah Mada dan beragam seniman serta budayawan. Keraton Yogyakarta, istana kerajaan yang masih berfungsi, merupakan simbol penting budaya Jawa. Pengunjung dapat menyaksikan pertunjukan seni tradisional dan mencicipi kuliner lokal, yang mencerminkan keunikan Yogyakarta.
3. Cirebon
Cirebon, dikenal sebagai “Kota Udang”, berada di urutan ketiga dengan skor 74. Kota ini terkenal dengan sumber daya kelautan yang melimpah, seperti udang vanamei.
Cirebon juga memiliki peran penting dalam sejarah Islam di Jawa Barat, dengan tempat-tempat bersejarah seperti Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Keraton Kasepuhan. Kuliner khas seperti nasi jamblang dan tahu gejrot menambah daya tarik Cirebon, yang menawarkan suasana tenang namun dinamis.
Nah, selain ketiga kota di atas, masih ada beberapa kota kecil lain yang mendapat predikat kota ternyaman juga, di antaranya Magelang, Kediri, hingga Pangkal Pinang. Jadi, dengan data di atas, kira-kira kota mana yang membuatmu tertarik?
Baca juga: Ini Dia Contoh Aset Aktif yang Bisa Dibangun Selagi Muda
Investasi Properti di Kota Kecil (dan Ternyaman)
Investasi properti di kota kecil menawarkan sejumlah potensi dan risiko yang unik dibandingkan dengan pasar yang lebih besar. Berikut ini beberapa poin penting yang bisa dipertimbangkan.
Potensi
- Harga Lebih Terjangkau: Di kota kecil, harga properti biasanya lebih rendah dibandingkan dengan kota besar, sehingga memungkinkan investor untuk memasuki pasar dengan modal yang lebih sedikit.
- Peningkatan Nilai Jangka Panjang: Seiring berkembangnya kota, properti yang awalnya murah bisa mengalami kenaikan nilai yang signifikan.
- Permintaan Sewa: Jika kota memiliki atraksi tertentu seperti universitas atau pabrik besar, bisa terjadi permintaan tinggi untuk sewa yang stabil.
- Persaingan Lebih Rendah: Lebih sedikit investor berarti lebih sedikit persaingan, yang bisa menguntungkan saat membeli properti.
Risiko
- Pertumbuhan yang Lambat: Kota kecil mungkin mengalami pertumbuhan ekonomi yang lebih lambat, yang berarti properti Anda mungkin tidak cepat meningkat nilai atau bahkan bisa stagnan.
- Likuiditas Rendah: Mungkin lebih sulit untuk menjual properti Anda ketika Anda ingin melikuidasi investasi, karena ada lebih sedikit pembeli di pasar.
- Ketergantungan pada Industri Tertentu: Jika ekonomi kota sangat bergantung pada satu industri (seperti pertambangan atau manufaktur), penurunan di sektor tersebut bisa berdampak negatif pada nilai properti.
- Infrastruktur dan Fasilitas: Kota kecil mungkin kurang memiliki infrastruktur dan fasilitas yang memadai, yang bisa mempengaruhi daya tarik properti untuk penyewa atau pembeli potensial.
Tip untuk Investasi Properti di Kota Kecil
1. Riset Pasar
Riset pasar melibatkan pengumpulan informasi mendetail tentang kondisi ekonomi lokal, mencakup segala hal mulai dari proyek yang sedang berjalan hingga rencana pengembangan yang akan datang. Hal ini penting untuk memahami potensi pertumbuhan ekonomi di area tersebut dan membantu dalam membuat keputusan investasi yang tepat.
Informasi ini bisa diperoleh dari berbagai sumber, termasuk data pemerintah, berita lokal, dan wawancara dengan pengusaha setempat. Dengan mengetahui arah perkembangan ekonomi lokal, peluang investasi yang mungkin muncul bisa lebih mudah diidentifikasi dan dievaluasi.
2. Diversifikasi
Diversifikasi adalah strategi mengurangi risiko dengan menyebarkan investasi ke berbagai area atau jenis properti. Alih-alih menaruh semua modal di satu kota atau satu jenis properti, menyebarkan investasi dapat membantu melindungi dari fluktuasi pasar di satu lokasi atau segmen pasar.
Misalnya, jika satu area mengalami penurunan nilai properti, investasi di area lain yang mungkin sedang berkembang bisa menyeimbangkan atau mengkompensasi kerugian tersebut. Ini adalah cara cerdas untuk menjaga keseimbangan dan memaksimalkan potensi keuntungan dalam investasi properti.
Mungkin ini enggak bisa langsung kamu lakukan di awal, karena butuh modal besar. Namun, perencanaan diversifikasi sebaiknya sudah kamu miliki sejak permulaan, agar nantinya memudahkanmu untuk mengembangkan investasi ini.
3. Membangun Relasi Lokal
Membangun relasi lokal adalah tentang menciptakan koneksi yang kuat dengan komunitas dan pejabat setempat. Dengan menjalin hubungan yang baik, bisa didapatkan informasi yang lebih mendalam dan dukungan yang kuat dalam berbagai aspek, terutama saat menghadapi tantangan atau membutuhkan bantuan dengan regulasi.
Interaksi yang sering dan positif dengan masyarakat lokal serta pejabat pemerintah enggak hanya membuka pintu untuk peluang baru tetapi juga mempermudah dalam menentukan arah perkembangan seanjutnya. Selain itu, relasi yang baik ini dapat meningkatkan reputasi dan kepercayaan, yang sangat penting dalam dunia investasi properti.
4. Manajemen Properti
Manajemen properti merupakan pilihan cerdas bagi mereka yang ingin meminimalkan kesulitan dalam mengelola properti, terutama jika lokasi properti jauh dari tempat tinggal. Dengan menggunakan jasa manajemen properti lokal, berbagai aspek seperti penyewaan, perawatan, dan isu hukum dapat ditangani oleh ahlinya.
Tim manajemen properti akan memastikan bahwa semua kegiatan terkait properti berjalan lancar, dari memilih penyewa yang tepat hingga menangani pemeliharaan rutin dan masalah mendesak. Ini enggak hanya menghemat waktu tetapi juga memastikan bahwa properti dijaga dengan baik, memaksimalkan potensi penghasilan dan menjaga nilai investasi tetap tinggi.
Dengan pendekatan yang hati-hati dan strategi yang tepat, investasi properti di kota kecil bisa menjadi peluang yang menguntungkan dengan risiko yang dapat dikelola.
Baca juga: 6 Instrumen Investasi yang Harus Diketahui oleh Investor Pemula Sebelum Mulai Menanam Dana
Gimana? Tertarik ingin investasi properti di kota kecil, terutama untuk membangun penghasilan pasif?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini 4 Dampak Terbesar Persiapan Masa Pensiun yang Mepet, Jangan Menunda!
Masa pensiun harus direncanakan dengan cermat jauh sebelum hari pensiun tiba. Ironisnya, banyak perusahaan baru memulai persiapan program pensiun hanya satu tahun sebelum karyawan pensiun. Padahal, ada banyak hal yang perlu disiapkan, sehingga masa satu tahun saja tidak cukup untuk karyawan mempersiapkan segala aspek kehidupan pasca-kerja secara menyeluruh.
Masa pensiun bisa jadi momen untuk menikmati waktu luang tanpa beban pikiran tentang keuangan. Namun, perencanaan yang mepet membuat banyak orang merasa tidak siap menghadapi perubahan besar dalam hidup mereka.
Memulai lebih awal memungkinkan pengumpulan dana yang lebih besar dan waktu yang lebih panjang untuk mempersiapkan transisi karier atau pengembangan keahlian baru.
Saat masa pensiun yang dipersiapkan dengan matang, maka akan membawa ketenangan dan keamanan finansial. Hal ini sangat penting mengingat jangka waktu persiapan yang singkat sering kali tidak cukup untuk mengatasi semua tantangan yang mungkin timbul.
Dengan memulai persiapan dari sekarang, risiko kekurangan dana atau kehilangan kesempatan untuk mengembangkan potensi diri di masa pensiun dapat diminimalkan.
Table of Contents
Dampak yang Bisa Terjadi jika Persiapan Masa Pensiun Kurang Matang
1. Kekurangan Dana Pensiun
Kalau persiapan pensiun tak dimulai secara dini dan dilakukan dengan serius, maka bisa jadi merepotkan nantinya. Salah satunya, dana pensiun bisa jadi kurang.
Hal ini logis. Kalau dari awal sudah tak menyetor dengan nominal yang cukup, ya pasti akhirnya dana yang terkumpul juga enggak bakal cukup buat hari tua. Hal ini bisa bikin susah banget untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ketika sudah tak bekerja lagi.
Selain itu, jika kita sampai telat menyiapkan dana pensiun, kita juga kehilangan kesempatan buat mendapatkan keuntungan dari bunga majemuk yang bisa membantu banget dalam pengembangan aset untuk dana pensiun. Akibatnya, dana pensiun yang terkumpul bisa jadi lebih dikit.
Gara-gara kurangnya dana pensiun, ada juga kemungkinan karyawan yang sudah seharusnya pensiun harus tetap kerja, atau malah mencari kerjaan sampingan lagi untuk menutup kekurangan tersebut. Tapi, mencari kerja di usia lanjut itu enggak hanya susah, tapi juga bisa bikin capek banget, baik fisik maupun mental. Makanya, penting banget buat menyiapkan pensiun dari dini supaya karyawan enggak mengalami stres di hari tua.
2. Produktivitas Menurun
Kalau perusahaan tak segera memberikan persiapan rencana pensiun, hal ini bisa bikin karyawan khawatir banget soal masa depan finansial mereka saat pensiun nanti. Kekhawatiran ini bukan cuma masalah pribadi saja, tetapi bisa langsung memengaruhi kerjaan mereka di kantor.
Ketidakpastian tentang uang di masa depan bisa bikin stres dan gelisah terus-terusan. Kalau stres sudah melanda, karyawan bisa jadi susah fokus dan konsentrasi saat bekerja. Alhasil, kualitas pekerjaannya bisa menurun dan jadi lebih sering melakukan kesalahan. Hal ini enggak hanya bikin hasil kerja mereka jadi kurang bagus, tetapi juga bisa lebih banyak blunder.
Kesalahan yang sering terjadi dan menurunnya kualitas pekerjaan ini bisa merugikan perusahaan dan bikin reputasinya jadi buruk dalam jangka panjang. Karena itu, penting banget buat perusahaan untuk menangani masalah ini dengan baik, merencanakan dan melaksanakan persiapan pensiun yang tepat waktu dan efektif untuk karyawan, biar mereka bisa lebih tenang dan tetap produktif dalam bekerja.
3. Kesulitan Alih Profesi
Di dunia kerja yang cepat berubah ini, skill bisa cepat banget ketinggalan zaman. Karyawan yang sudah bertahun-tahun bekerja di satu bidang, pada akhirnya skill-nya akan enggak cocok lagi dengan yang dibutuhkan pasar kerja kemudian.
Jika enggak dipersiapkan dengan baik, karyawan pun akan sulit survive untuk alih profesi saat memasuki masa pensiun. Jika perusahaan tempat karyawa bekerja enggak memberi kesempatan buat belajar atau mengembangkan skill baru dalam masa persiapan masa pensiun, karyawan akan stuck.
Apalagi, pastinya di masa pensiun, pasti karyawan pengin ganti ke pekerjaan yang lebih santai atau lebih memuaskan secara pribadi. Tapi, kalau kondisi keuangan enggak stabil, mereka bisa jadi terbatas pilihannya buat explore karier baru yang mungkin saja gajinya lebih kecil.
4. Kesulitan Penggantian Posisi
Saat banyak karyawan memilih menunda pensiun karena tak siap, bakalan sulit juga bagi perusahaan untuk mengganti posisi dan memberikan kesempatan ke karyawan baru. Ketidakpastian tentang kapan karyawan bakal pensiun bakalan mempersulit perusahaan untuk merencanakan regenerasi. Padahal regenerasi adalah penting, apalagi jika perusahaan berniat untuk tetap menjalankan bisnis dalam jangka panjang.
Ditambah lagi, dengan karyawan yang sudah senior tetapi memilih untuk terus bekerja, kesempatan buat promosi atau pengembangan buat karyawan yang lebih muda bisa jadi terbatas. Hal ini bisa bikin karyawan muda atau yang punya potensi besar jadi frustrasi karena kariernya jadi stagnan.
Karyawan yang kerja terus meskipun sudah seharusnya pensiun juga bikin komposisi tenaga kerja jadi lebih tua. Ini bisa berpengaruh ke dinamika tim, cara komunikasi, sampai energi kerja timnya.
Baca juga: Mau Pensiun Sejahtera? Bisa kok, Tapi Ada Syaratnya!
Memulai persiapan jauh-jauh hari sebelum masa pensiun sebenarnya tiba bukan hanya pilihan, tetapi keharusan.
Menginvestasikan waktu dan upaya sekarang dalam merencanakan keuangan, mengasah keahlian, dan mempersiapkan transisi profesional akan membayar dividen besar di hari-hari pensiun. Setiap langkah yang diambil hari ini merupakan fondasi untuk masa pensiun yang stabil dan memuaskan. Selalu ingat, persiapan yang lebih baik adalah kunci menuju masa pensiun yang lebih cerah dan tenang.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor, ternasuk menyiapkan karyawan agar bisa pensiun sejahtera? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Tip dan Trik Snack Sehat dan Hemat untuk Anak saat Liburan
Menyediakan snack sehat buat anak-anak pasti jadi keinginan orang tua mana pun. Apalagi sudah masuk musim liburan begini nih. Anak-anak lebih banyak di rumah, biasanya ya boros deh persediaan camilannya.
Enggak cuma kudu masak buat makan sehari tiga kali, masih harus menyediakan camilan juga di antara makan besar. Karena, yah, namanya anak-anak … Mereka dalam masa pertumbuhan! Apalagi dalam kondisi liburan, mereka menganggur, energi berlebih, camilan pasti maunya juga banyak.
Lalu gimana?
Dengan kebutuhan untuk menjaga kesehatan tanpa menghabiskan banyak uang, mencari alternatif camilan yang baik bagi tubuh dan dompet adalah sebuah keharusan.
Menemukan keseimbangan antara nutrisi dan pengeluaran bisa terasa seperti tugas yang cukup berat, ya kan, Bun? Namun, dengan strategi yang tepat dan sedikit kreativitas, menyediakan snack sehat yang bergizi dan ekonomis tidak hanya mungkin, tetapi juga bisa menjadi kegiatan yang menyenangkan.
Table of Contents
Snack Sehat dan Hemat, Ini Triknya
1. Beli dalam Jumlah Besar
Kalau kau mau jaga kantong tetap aman sambil tetap memberikan snack sehat buat anak-anak, salah satu caranya adalah dengan membeli bahan-bahannya dalam jumlah yang banyak sekaligus.
Ketika belanja buah, sayur, atau bahan lainnya dalam jumlah besar, biasanya akan ada harga khusus. Tapi, pastikan bahan dikelola dan disimpan dengan benar ya, supaya tak hanya bisa menjaga higienisnya tetapi juga tahan lama.
Baca juga: Liburan Hemat untuk Keluarga Muda: Menikmati Waktu Berkualitas Tanpa Menguras Dompet
2. Gunakan Produk Lokal dan Musiman
Belanja produk lokal yang lagi musim bisa jadi satu trik yang jitu untuk bisa menyediakan snack sehat dan hemat. Buah dan sayur yang tumbuh sesuai musimnya biasanya lebih murah, soalnya enggak perlu biaya tambahan buat pengangkutan jauh atau penanganan khusus.
Belum lagi, produk musiman itu rasanya lebih enak dan penuh nutrisi karena dipanen pada waktu yang tepat. Pasar lokal bisa jadi spot belanja favorit karena selain mendukung petani lokal, kamu juga bisa mendapatkan harga yang lebih bersahabat.
Jadi, selain kamu dapat snack sehat, kamu juga membantu ekonomi komunitas di sekitarmu deh.
3. Bikin Snack Sendiri
Nah, kalau kamu pengin lebih hemat lagi sambil tetap menyediakan snack sehat buat si kecil, kenapa enggak coba buat snack sendiri di rumah? Daripada beli snack kemasan dan sering kali mengandung pengawet, lebih baik mengolah bahan-bahan segar yang dipilih sendiri.
Orang tua bisa mulai dengan hal-hal sederhana seperti memotong buah-buahan segar untuk dijadikan salad buah atau membuat yogurt buah sendiri di rumah. Atau, coba juga bikin oat bars yang gampang dibuat dan praktis untuk camilan cepat. Ada juga pilihan seperti kue kering atau puding.
Jangan lupa, ajak anak untuk ikut serta dalam pembuatannya. So, selain lebih sehat, kegiatan ini juga bisa jadi cara asyik untuk menghabiskan waktu bersama anak-anak di dapur dan menikmati masa libur bersama mereka.
4. Manfaatkan Sisa Makanan
Kadang-kadang, ada sisa makanan yang kita bingung mau diapakan. Nah, bisa tuh masa liburan ini jadi momen belajar untuk mengolah makanan dengan lebih baik lagi. Misalnya, sisa nasi, kita bisa keringkan dengan oven, terus taburin garam halus. Jadi deh makanan khas Solo, intip.
Atau, masih ada sisa-sisa sayuran. Bisa tuh disulap jadi muffin sayur buat sarapan. Atau, diolah jadi smoothie yang sehat.
Dengan begitu, enggak cuma hemat dan praktis, tetapi sekaligus kamu menerapkan zero waste. Juga, bikin menu harianmu lebih variatif dan penuh nutrisi. Jadi, mulai sekarang, ubah mindset dengan melihat sisa makanan sebagai bahan dasar kreasi kuliner selanjutnya.
5. Meal Plan
Mau tahu rahasia jitu biar belanja makanan enggak bikin kantong jebol? Jawabannya adalah meal plan! Cobain deh, sebelum mulai minggu baru, luangkan waktu sebentar untuk merencanakan apa saja makanan dan snack sehat yang bisa disajikan untuk seminggu ke depan. Dengan cara ini, jadi bisa lebih teratur dalam membeli bahan-bahan yang benar-benar diperlukan.
Enggak cuma itu saja. Dengan membuat meal plan, kamu juga bisa menghindari godaan untuk belanja impulsif saat sudah berada di toko. Kalau sudah punya rencana jelas, kamu bisa fokus membeli apa yang memang dibutuhkan.
Selain menghemat uang, cara ini juga membantu mengurangi limbah makanan juga. Jadi, yuk mulai terapkan kebiasaan baik ini biar belanja lebih hemat.
Baca juga: Tip Hemat Pengeluaran untuk Makan tetapi Tetap Terpenuhi Kebutuhan Gizinya
6. Belajar tentang Nutrisi
Mengajarkan anak-anak tentang pentingnya makan sehat itu bisa dimulai dari kegiatan sehari-hari, seperti saat kita membuat snack bersama di dapur.
Jadi, enggak perlu ragu mengajak si kecil ikut serta dalam proses pembuatan snack sehat yang akan mereka makan. Anak-anak biasanya juga akan lebih semangat makan, kalau mereka ikut dilibatkan saat membuatnya.
Cara seperti ini juga bisa membuat anak-anak lebih menghargai makanan yang disediakan dan membangun kebiasaan makan sehat dari kecil. Selain itu, kegiatan ini juga bisa jadi momen kebersamaan yang asyik antara orang tua dan anak-anak. Jadi, selain snacknya yang bergizi, momen kebersamaannya pun jadi tambah berharga.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Belajar Manajemen Keuangan pada Generasi X, Millenial, dan Gen Z
Beda generasi, beda karakter, ya wajar kalau beda cara belajar manajemen keuangan yang dilakukan. Jangankan keuangan, cara berpikir saja berbeda. Makanya, generasi X enggak akan cocok kalau belajar dengan cara generasi Z, and vice versa.
Karena itu, mengenali karakteristik masing-masing itu penting. Harapannya, dengan tahu mengenai karakteristik ini, kamu bisa menyesuaikannya dengan kecenderungan tersebut, sehingga hasilnya bisa lebih baik dan efektif.
Table of Contents
Cara Belajar Manajemen Keuangan yang Cocok untuk Setiap Generasi
So, kali ini kita akan bahas mengenai kecenderungan cara belajar manajemen keuangan yang cocok dilakukan oleh masing-masing generasi. Coba cek, relate enggak nih denganmu?
1. Generasi X (lahir antara 1965-1980)
Kursus dan Pelatihan
Generasi X cenderung lebih menyukai aktivitas belajar keuangan ala old school, yang memungkinkan mereka untuk bertatap muka langsung dengan trainer. Apalagi kalau ada peserta lainnya juga. Dengan begitu, mereka lebih efektif dalam menyerap materi, dan suka mendapatkan insight dari teman-teman “senasib” yang turut hadir.
Mereka juga cenderung suka dengan validasi. Jadi, kalau ada semacam sertifikat, mereka akan suka sekali. Karena dengan demikian, kredibilitas mereka bisa dianggap valid.
Buku dan Materi Cetak
Generasi X umumnya juga suka membaca, terutama secara konvensional. Seperti buku, majalah, koran, dan sejenisnya. Mereka cenderung lebih percaya pada informasi yang disajikan dalam format ini karena dianggap ulasannya lebih indepth dan tepercaya.
Membaca buku-buku yang ditulis oleh pakar keuangan, seperti “The Intelligent Investor” oleh Benjamin Graham atau “Rich Dad Poor Dad” oleh Robert Kiyosaki, atau “100 Langkah untuk Tidak Miskin” oleh Ligwina Hananto menjadi salah satu metode yang diandalkan.
Selain itu, mengikuti perkembangan melalui publikasi profesional dan majalah seperti Forbes, The Economist, atau Wall Street Journal membantu generasi X tetap up-to-date dengan tren dan perubahan di dunia keuangan.
Mentorship dan Konsultasi
Generasi X juga lebih cocok dengan cara belajar manajemen keuangan dengan bimbingan langsung dari mentor atau konsultan keuangan yang berpengalaman. Mereka merasa bahwa nasihat langsung dari seorang ahli yang telah berpengalaman di bidangnya itu reliable dan lebih aplikatif.
Baca juga: Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
2. Generasi Milenial (lahir antara 1981-1996)
E-Learning dan Kursus Online
Generasi milenial cenderung memilih platform e-learning seperti Udemy dan sejenisnya. Pasalnya, cara belajar manajemen keuangan seperti ini memungkinkan fleksibilitas waktu dan tempat yang lebih luas. Kursus seperti ini juga memungkinkan generasi milenial untuk memilih topik yang ingin dipelajari sesuai kebutuhan.
So, sudah tahu kan, kalau QM Financial juga menyediakan banyak video e-learning dengan beragam topik di Udemy?
Aplikasi dan Software Keuangan
Generasi milenial juga cenderung lebih suka menggunakan aplikasi keuangan seperti Spendee atau Money Lover, juga aplikasi investasi mulai dari Bibit, Stockbit, dan sejenisnya untuk mengelola keuangan mereka. Aplikasi ini membantu mereka melacak pengeluaran, merencanakan anggaran, dan menginvestasikan uang dengan mudah melalui perangkat mobile.
Simulasi dan Permainan Keuangan
Milenial juga seneng banget sama hal-hal yang fun. So, simulasi dan permainan keuangan dapat menjadi cara belajar manajemen keuangan yang efektif bagi mereka.
Aplikasi seperti “Monopoly” versi digital atau permainan investasi simulasi memberikan pengalaman praktis dalam mengelola keuangan dan mengambil keputusan keuangan. Hal ini membantu milenial memahami konsep keuangan dalam konteks yang menyenangkan dan interaktif.
Komunitas Online dan Media Sosial
Bergabung dengan komunitas online di platform seperti Reddit (misalnya subreddits r/personalfinance atau r/investing) memungkinkan milenial untuk berbagi pengalaman, mendapatkan saran, dan belajar dari orang lain yang memiliki minat yang sama dalam manajemen keuangan. Diskusi dalam komunitas ini sering kali memberikan wawasan praktis dan solusi nyata untuk berbagai masalah keuangan.
Milenial juga banyak influencer dan pakar keuangan di platform seperti YouTube, Instagram, hingga TikTok. Dengan begitu, ada banyak tips, strategi, dan update terbaru yang bisa didapatkan. Video tutorial, postingan blog, dan podcast adalah beberapa format konten yang populer dan sering diakses.
So, sudah pada follow Instagram, TikTok, YouTube, dan Podcast QM Financial juga kan?
3. Generasi Z (lahir setelah 1996)
Microlearning dan Konten Interaktif
Generasi Z punya attention span yang paling sempit di antara ketiga generasi. So, mereka lebih suka pembelajaran dalam format yang cepat dan mudah dicerna, seperti video pendek, infografis, dan modul interaktif.
Video pendek memungkinkan mereka untuk mempelajari konsep-konsep penting dalam waktu singkat, sementara infografis membantu menyajikan data dan informasi dengan visual yang menarik dan mudah dipahami. Modul interaktif yang mencakup kuis dan tugas praktis juga meningkatkan keterlibatan dan pemahaman mereka.
Karena itu, platform seperti TikTok dan Instagram sangat populer bagi generasi Z. Jika milenial masih suka melihat foto dan suka membaca konten, generasi Z memang lebih tertarik ke gambar bergerak. Karena itu, konten-konten dalam bentuk video dengan durasi pendek sangat menarik bagi mereka.
Mereka bisa belajar tentang manajemen keuangan, investasi, dan pengelolaan uang secara efektif melalui konten yang kreatif dan menghibur.
Gamifikasi
Generasi Z sering menggunakan aplikasi yang menggabungkan elemen permainan untuk mempelajari konsep keuangan. Aplikasi seperti Habitica, yang mengubah tugas harian menjadi tantangan yang gamified, membantu mereka dalam mengelola keuangan sambil mencapai tujuan pribadi lainnya. Elemen seperti poin, level, dan penghargaan dalam aplikasi ini membuat pembelajaran lebih menarik dan memotivasi.
Media Digital dan Podcast
Mirip seperti milenial, generasi Z juga suka mengikuti podcast keuangan untuk belajar sambil beraktivitas, seperti saat berolahraga, berkendara, atau bersantai. Beberapa podcast populer di kalangan generasi Z termasuk “The Dave Ramsey Show” dan “Millennial Money”. Nah, perlu juga sih ditambah dengan podcast QM Financial, yang pasti akan lebih relate daripada podcast luar.
Baca juga: 5 Mitos tentang Belajar Finansial untuk Pemula
Cara belajar manajemen keuangan yang disesuaikan dengan karakteristik generasi masing-masing sangat penting untuk memastikan efektivitas dan kenyamanan dalam mempelajari manajemen keuangan.
Bagi generasi X, interaksi langsung dan metode tradisional tetap menjadi pilihan utama. Sementara itu, milenial dan generasi Z lebih cenderung memanfaatkan teknologi dan pendekatan modern seperti e-learning, aplikasi keuangan, dan konten digital.
Dengan memahami preferensi ini, setiap orang dimungkinkan untuk dapat menciptakan strategi cara belajar manajemen keuangan yang lebih tepat guna dan relevan. Hal ini akan dapat membantu setiap generasi mencapai tujuan keuangan masing-masing dengan lebih baik dan lebih percaya diri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Waspada, Ini 6 Modus Penipuan Terbaru yang Sudah Makan Banyak Korban
Modus penipuan semakin hari semakin beragam dan canggih. Dalam beberapa bulan terakhir, banyak korban yang terjebak dalam skenario penipuan yang dirancang untuk mencuri data pribadi dan uang dari rekening bank.
Para penipu menggunakan berbagai cara dan modus penipuan untuk menarik perhatian calon korban, mulai dari kiriman pesan WhatsApp dengan lampiran file yang tampak resmi. Penting untuk selalu waspada dan tidak sembarangan membuka atau mengunduh file dari sumber yang tidak dikenal.
Semua modus ini memiliki tujuan yang sama, yaitu mencuri data dan uang dari korban. Berhati-hatilah dan selalu periksa kebenaran setiap pesan yang diterima.
Table of Contents
Modus Penipuan Terbaru yang Makan Banyak Korban
Taktik yang digunakan oleh penipu terus berkembang, dengan memanfaatkan celah keamanan dan kelengahan pengguna. Banyak yang terjebak oleh modus penipuan ini karena tampilan pesan yang meyakinkan dan penggunaan nama-nama instansi resmi.
Berikut beberapa di antaranya yang cukup ramai wira-wiri dishare di media sosial. Semoga kamu tidak menjadi salah satu korbannya.
1. Kiriman Paket
Modus penipuan ini dilakukan dengan mengirimkan lampiran file apk yang bertuliskan “Lihat Foto Paket” kepada calon korban oleh penipu yang mengaku sebagai kurir ekspedisi. Ini memang erat kaitannya dengan gaya hidup kekinian yang sedang berkembang; ketika orang lebih suka belanja online daripada datang langsung ke toko.
Penipu meminta korban untuk mengunduh dan membuka file tersebut. Ketika file diunduh, korban akan kehilangan uang yang tersimpan di rekening banknya. Selain itu, data pribadi korban, termasuk data keuangan, akan dicuri oleh pelaku penipuan.
Baca juga: Ramai Penipuan Nasabah Prioritas, Ini yang Harus Dilakukan Agar Terhindar
2. Undangan Nikah
Penipu mengirimkan file apk yang mirip dengan undangan pernikahan kepada pengguna WhatsApp. File tersebut berjudul “Surat Undangan Pernikahan Digital” atau sejenisnya.
Penipu mendesak korban untuk membuka file tersebut. Sama seperti modus penipuan sebelumnya, korban yang mengunduh dan membuka file tersebut akan kehilangan data penting dan uang.
3. Surat Tilang
Pengguna WhatsApp menerima file apk yang berpura-pura sebagai surat tilang elektronik. File tersebut biasanya berjudul “Surat Tilang.apk” atau nama serupa. Ketika korban mengunduh dan membuka file tersebut, data pribadi dan keuangan mereka akan dicuri.
4. Mengatasnamakan Provider
Modus penipuan ini mencatut nama aplikasi provider layanan tertentu. Korban akan menerima file apk dan diminta untuk mengunduhnya. File tersebut meminta izin akses pada sejumlah aplikasi, termasuk foto, video, SMS, dan akses akun layanan perbankan digital atau fintech. Jika korban mengizinkan akses, data pribadi mereka akan dicuri.
5. Bank
Penipu mengirimkan pesan yang seolah-olah datang dari bank, berisi pengumuman terkait perubahan tarif transaksi dan transfer yang tidak masuk akal. Korban diminta untuk mengisi formulir dalam sebuah link yang disediakan. Link tersebut digunakan untuk mencuri data sensitif milik korban.
6. Surat Pajak
Penipu mengatasnamakan Direktorat Jenderal Pajak dan mengirimkan file apk yang berjudul “Surat Pajak.apk” atau sejenisnya. Penipu menarasikan bahwa korban memiliki tunggakan pajak yang harus segera diselesaikan. Ketika korban mengunduh dan membuka file tersebut, data pribadi dan keuangan mereka akan dicuri.
Baca juga: Agar Tak Terjerat Pinjol dan Penipuan Toko Online seperti Ratusan Mahasiswa IPB
Yah, kalau dilihat-lihat, para penipu ini memanfaatkan peluang pergeseran gaya hidup masyarakat sekarang yang cenderung lebih suka apa-apa dilakukan online. Coba lihat, mulai dari peluang karena orang lebih suka belanja online, orang lebih suka menyebarkan undangan menikah lewat WhatsApp juga karena praktis, begitu juga dengan surat tilang yang sekarang juga bentuknya elektronik.
Memang, setiap hal itu selalu ada sisi positif dan negatifnya, ya kan?
Untuk menghindari modus penipuan seperti ini, pengguna WhatsApp perlu berhati-hati dan tidak sembarangan mengunduh file dari sumber yang tidak dikenal. Pastikan untuk selalu memverifikasi keaslian pesan yang diterima, terutama jika ada permintaan untuk mengunduh file atau mengisi data pribadi.
Jika memang ragu, tanyakan saja dulu pada yang bersangkutan. Hati-hati juga, karena sekarang sudah banyak nomor WhatsApp yang diretas. Seolah-olah pengirimnya adalah orang yang kita kenal, padahal bukan, yang kemudian mengirimkan file .apk tersebut pada kita. Ya karena kita merasa kenal, akhirnya didownload dan bisa kena kan?
Jadi, semakin ke sini memang harus semakin waspada. Semoga kamu tidak menjadi salah satu korbannya ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Perbedaan Cara Perencanaan Keuangan Generasi X, Millenials, dan Gen Z
Cara perencanaan keuangan sangat berbeda antara Generasi X, Milenial, dan Generasi Z. Setiap generasi tumbuh dalam lingkungan ekonomi dan teknologi yang berbeda, sehingga memengaruhi cara mereka mengelola dan merencanakan keuangan.
Faktor-faktor seperti akses ke teknologi, pengalaman masa lalu, dan nilai-nilai yang dianut turut membentuk pendekatan masing-masing generasi terhadap keuangan pribadi.
Perbedaan ini mencerminkan bagaimana setiap generasi memprioritaskan tujuan finansial mereka. Meskipun semua generasi bertujuan mencapai stabilitas keuangan, metode dan alat yang digunakan untuk mencapainya bisa sangat berbeda.
Memahami karakteristik unik dari setiap generasi dapat membantu mengidentifikasi pola dan strategi yang paling efektif dalam perencanaan keuangan mereka.
So, coba yuk, kita lihat.
Table of Contents
Karakteristik Kebiasaan Keuangan Generasi X, Milenial, dan Generasi Z
Berikut adalah beberapa karakteristik generasi X, milenial, dan generasi Z terkait kebiasaan keuangan masing-masing yang cukup khas.
1. Karakteristik Generasi X (lahir sekitar 1965-1980)
- Generasi X cenderung lebih konservatif dalam mengelola uang, lebih memilih untuk menabung dan memiliki tabungan pensiun yang aman.
- Mereka lebih percaya diri untuk berinvestasi dalam instrumen keuangan tradisional seperti saham, obligasi, dan properti.
- Generasi X juga cenderung berhati-hati dalam mengambil utang. Kalaupun ada utang, paling banter adalah KPR. Mereka umumnya mengelola utang secara bertanggung jawab.
- Generasi ini lebih memperhatikan asuransi kesehatan dan jiwa sebagai bagian dari perencanaan keuangan.
2. Karakteristik Generasi Milenial (lahir sekitar 1981-1996)
- Milenial sangat nyaman menggunakan teknologi finansial (fintech) seperti aplikasi mobile banking, e-wallet, dan platform investasi online.
- Mereka cenderung menghabiskan lebih banyak untuk pengalaman, seperti traveling dan gaya hidup, dibandingkan menghabiskan uang untuk barang fisik.
- Milenial umumnya juga lebih terbuka untuk berinvestasi dalam bentuk aset alternatif seperti cryptocurrency dan crowdfunding.
- Banyak milenial memiliki utang konsumtif yang cukup signifikan, dan hal ini memengaruhi cara mereka mengelola keuangan.
3. Karakteristik Generasi Z (lahir sekitar 1997-2012)
- Generasi Z tumbuh dengan teknologi digital dan sangat nyaman menggunakan aplikasi finansial dan layanan online untuk mengelola keuangan.
- Mereka lebih tertarik pada kewirausahaan dan sering mencari peluang untuk menciptakan bisnis atau sumber pendapatan sampingan.
- Generasi ini cenderung lebih memperhatikan investasi yang bertanggung jawab secara sosial dan lingkungan (SRI – Socially Responsible Investing).
- Generasi Z menunjukkan minat yang tinggi dalam pendidikan keuangan dan mencari informasi secara online untuk belajar tentang investasi dan pengelolaan uang.
So, setiap generasi memang memiliki pendekatan yang berbeda dalam manajemen keuangan. Ada beberapa faktor yang memengaruhi, di antaranya adalah kondisi ekonomi, teknologi, dan nilai-nilai sosial yang berkembang pada masa mereka.
Baca juga: Mengelola Keuangan untuk Generasi TikTok: Dari FOMO ke JOMO (Joy of Missing Out)
Cara Perencanaan Keuangan yang Sesuai untuk Masing-Masing Generasi
Lalu, gimana cara perencanaan keuangan yang sesuai dengan karakter-karakter tersebut? Pastinya, juga enggak sama kan?
Berikut adalah beberapa cara perencanaan keuangan yang dapat disesuaikan dengan ciri khas dan karakteristik Generasi X, Milenial, dan Generasi Z:
1. Generasi X
- Diversifikasi Investasi: Investasikan di berbagai instrumen keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan properti untuk mengurangi risiko.
- Rencana Pensiun yang Kuat: Tingkatkan kontribusi ke dalam akun pensiun seperti BPJS Ketenagakerjaan, DPLK, hingga investasi dana pensiun mandiri, untuk memastikan kesejahteraan di masa pensiun.
- Asuransi: Pastikan memiliki asuransi kesehatan, jiwa, dan asuransi aset untuk melindungi diri dan keluarga.
- Perencanaan Warisan: Buat rencana warisan yang jelas termasuk surat wasiat dan trust untuk memastikan distribusi aset sesuai keinginan.
- Mengelola Utang: Kurangi utang dan hindari mengambil utang baru kecuali sangat diperlukan. Fokus pada pelunasan hutang yang ada.
2. Milenial
- Penggunaan Teknologi: Manfaatkan aplikasi keuangan untuk budgeting, pelacakan pengeluaran, dan investasi otomatis seperti aplikasi robo-advisor.
- Investasi yang Agresif: Pertimbangkan untuk mengalokasikan sebagian besar portofolio ke saham atau investasi berisiko tinggi lainnya karena masih memiliki waktu untuk pemulihan jika terjadi penurunan.
- Mengatasi Utang Konsumtif: Buat rencana pembayaran utang yang efisien, tekan utang baru kalau masih ada tanggungan, dan belajar lebih banyak mengenai utang produktif.
- Pentingnya Asuransi: Jangan lupakan pentingnya asuransi kesehatan dan jiwa untuk melindungi diri dari risiko tak terduga.
- Menabung untuk Tujuan Jangka Pendek dan Panjang: Sisihkan dana untuk tujuan jangka pendek seperti liburan, dan tujuan jangka panjang seperti membeli rumah atau pensiun.
3. Generasi Z
- Mulai Menabung Sejak Dini: Mulailah menabung dan berinvestasi sedini mungkin untuk memanfaatkan kekuatan bunga majemuk.
- Pendidikan Finansial: Manfaatkan sumber daya online untuk meningkatkan pengetahuan tentang investasi, perencanaan keuangan, dan manajemen uang.
- Kewirausahaan: Jika tertarik pada kewirausahaan, buat rencana bisnis yang solid dan pertimbangkan sumber pendanaan seperti crowdfunding atau modal ventura.
- Investasi yang Bertanggung Jawab: Pertimbangkan investasi dalam saham atau reksa dana yang berfokus pada tanggung jawab sosial dan lingkungan.
- Fleksibilitas dan Mobilitas: Buat perencanaan keuangan yang memungkinkan fleksibilitas, seperti memiliki dana darurat yang cukup untuk mendukung gaya hidup fleksibel dan mobilitas kerja.
Tip Umum untuk Semua Generasi
Selain yang sudah dibahas di atas, ada beberapa tip umum yang juga kudu diperhatikan sebagai cara perencanaan keuangan yang lebih sehat, dan berlaku untuk semua generasi.
- Dana Darurat: Simpan dana darurat yang mencukupi setidaknya 3-6 bulan pengeluaran untuk mengatasi situasi tak terduga.
- Tujuan Keuangan yang Jelas: Tentukan tujuan keuangan jangka pendek, menengah, dan panjang serta buat rencana untuk mencapainya.
- Pengelolaan Anggaran: Buat anggaran bulanan untuk melacak pengeluaran dan memastikan bahwa pengeluaran tidak melebihi pendapatan.
- Belajar Keuangan: Terus belajar dan mengikuti perkembangan terbaru dalam dunia keuangan untuk membuat keputusan yang lebih baik.
- Perencanaan keuangan yang baik harus disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi pribadi masing-masing individu dalam generasi tersebut.
Baca juga: Cara Perencanaan Keuangan untuk Gen Z yang Pengin Mencapai Stabilitas Finansial
Memahami perbedaan cara perencanaan keuangan antara Generasi X, Milenial, dan Generasi Z memberikan wawasan berharga tentang bagaimana setiap generasi menghadapi tantangan finansial mereka. Meskipun pendekatan mereka mungkin berbeda, tujuan utama tetap sama: mencapai stabilitas dan kesejahteraan finansial. Dengan mengenali karakteristik unik masing-masing generasi, perencanaan keuangan dapat disesuaikan agar lebih efektif dan relevan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kuliner Murah Meriah: Cara Menikmati Makan-Makan Tanpa Merusak Anggaran
Menikmati sajian kuliner spesial di restoran bisa menjadi kegiatan refreshing yang penting dilakukan sekali-sekali, termasuk bagi keluarga muda. But of course, kalau memang bujet mepet, ya kudu pinter-pinter memilih kuliner murah.
Mencoba menu baru di restoran yang baru buka atau mengikuti tren gaya hidup dapat menjadi aktivitas yang menyenangkan. Namun, jika makan di restoran dilakukan hampir setiap pekan atau bahkan setiap hari, ya akhirnya bisa ngefek juga buat kondisi keuangan.
Memang, makan di luar rumah, seperti di restoran, memerlukan biaya lebih besar dibandingkan memasak sendiri di rumah. Soalnya, restoran kan enggak cuma menjual makanan, tetapi juga menjual suasana dan pengalaman. So, wajar kalau pengunjung restoran harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk menikmati hal tersebut.
Ada cara agar bisa menikmati pengalaman makan di restoran tanpa merusak cash flow. Kuncinya adalah pengelolaan anggaran keuangan pribadi dan pinter memilih kuliner murah.
Dalam perspektif personal finance, makan di restoran spesial termasuk kategori pengeluaran untuk gaya hidup. Oleh karena itu, alokasi anggarannya perlu diatur dengan baik agar tidak menjadi tindakan pemborosan.
Table of Contents
Cara Tetap Bisa Makan di Luar, Tanpa Merusak Anggaran dengan Kuliner Murah
Menikmati hasil kerja keras dengan berbagai cara sesekali adalah hak setiap orang. Termasuk buat kamu dan juga keluarga kamu. Kamu berhak banget ajak keluarga untuk makan di luar sesekali. Ya masa mau senang-senang sendiri?
Nah, agar kegiatan rekreatif tidak merusak keuangan, pertama-tama perlu memastikan alokasi anggaran yang tepat.
Misalnya, dengan penghasilan total Rp10 juta per bulan dan cicilan Rp3 juta per bulan, sisa penghasilan adalah Rp7 juta. Sisa ini harus dibagi untuk kebutuhan sehari-hari dan menabung untuk masa depan.
Dengan kondisi ini, mengalokasikan Rp2 juta untuk kegiatan rekreatif seperti makan di restoran menjadi kurang proporsional. Idealnya, alokasi bujet untuk kegiatan hiburan tidak lebih dari 10% dari penghasilan total atau sekitar Rp700 ribu. Hal ini memastikan kebutuhan primer dan sekunder terpenuhi dengan baik.
Nah, kalau sudah punya alokasinya, sekarang waktunya cari kuliner murah tapi enggak murahan, yang suasananya asyik, nyaman, dan pastinya makanannya enak.
Baca juga: 5 Langkah Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
Berikut beberapa tip jitu yang bisa kamu lakukan untuk bisa menikmati kuliner murah.
1. Gunakan Aplikasi atau Website Kuliner
Salah satu aplikasi yang bisa kamu manfaatkan adalah Google Maps. Biasanya, ada tuh daftar menu yang bisa kamu telusuri dulu di Google Maps sebelum datang ke restorannya. Coba cari yang kira-kira masuk ke bujet dulu.
Kamu juga bisa memanfaatkan situs aggregator kuliner. Misalnya seperti pergikuliner.com. Situs-situs semacam ini bisa membantu menemukan restoran dengan harga terjangkau atau pusat kuliner murah. Banyak aplikasi juga menyediakan ulasan dari pengunjung, sehingga bisa memilih tempat yang murah dan enak.
2. Cari Promo dan Diskon
Manfaatkan promo dan diskon yang sering ditawarkan oleh aplikasi pemesanan makanan atau restoran. Banyak tempat makan yang memberikan diskon khusus pada hari-hari tertentu atau untuk pelanggan baru, atau bahkan ketika sedang ulang tahun. Ada juga restoran yang bikin promo tematik setiap bulan. Biasanya sih, promonya bisa ditemukan di meja makannya, misalnya paket bundling.
3. Kunjungi Pasar atau Food Court
Pasar tradisional atau food court sering kali menawarkan berbagai pilihan makanan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan restoran. Jangan salah, kualitas dan rasa makanan di tempat-tempat ini enggak kalah lo, dengan restoran mahal.
4. Manfaatkan Media Sosial
Ikuti akun-akun kuliner di media sosial yang sering membagikan rekomendasi kuliner murah dan enak. Biasanya mereka juga memberikan informasi mengenai promo atau diskon yang sedang berlangsung.
5. Bertanya pada Warga Lokal
Jika sedang berada di daerah yang tidak familier, atau misalnya pergi ke tempat wisata, sebaiknya hindari untuk makan di lokasi wisata tersebut. Pasalnya, biasanya sih harganya akan lebih mahal. Begitu juga kalau menginap di hotel, lebih baik mencari warung lokal yang ada di sekitarnya.
Bertanya pada warga lokal bisa menjadi cara efektif untuk menemukan kuliner murah. Warga lokal biasanya mengetahui tempat-tempat makan yang enak dan ramah di kantong.
6. Coba Street Food
Street food atau makanan kaki lima sering kali menawarkan makanan yang lezat dengan harga yang sangat terjangkau. Banyak tempat di mana street food menjadi andalan dan memiliki cita rasa yang autentik.
Kuliner murah bukan berarti mengorbankan kualitas atau rasa. Dengan mengikuti langkah-langkah sederhana seperti yang disebutkan di atas, menikmati makan-makan bisa tetap menyenangkan tanpa harus merusak anggaran.
Menemukan makanan enak dan ramah di kantong memungkinkan untuk menikmati berbagai kuliner tanpa khawatir dengan kondisi keuangan. Selalu ada cara cerdas untuk menikmati makanan lezat tanpa perlu membayar mahal.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!