Punya resolusi keuangan di tahun 2025 tapi bingung mulai dari mana? Salah satu langkah paling penting yang bisa diambil adalah mengatur pengeluaranmu agar lebih efisien.
Bukan cuma soal mengurangi belanja, tapi juga soal memastikan uang yang keluar benar-benar sesuai kebutuhan dan tujuan. Kalau pengeluaran enggak terkontrol, mau tabungan sebesar apa pun rasanya bakal terus terkuras.
Tantangan mengelola keuangan semakin besar di tengah kondisi ekonomi yang enggak selalu stabil. Harga kebutuhan pokok bisa naik kapan saja, dan gaya hidup juga bisa memengaruhi pengeluaran tanpa disadari.
Jadi, resolusi keuangan tahun ini enggak cukup sekadar menabung lebih banyak. Yang terpenting adalah menjaga keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran dengan langkah-langkah praktis yang bisa langsung diterapkan.
Table of Contents
Atur Pengeluaran sebagai Resolusi Keuangan
Mengatur pengeluaran dengan lebih cermat adalah langkah penting dalam mewujudkan resolusi keuangan tahun 2025. Yuk, di tahun ini kita fokusnya bukan sekadar menghemat, tapi memastikan uang yang dikeluarkan benar-benar sesuai kebutuhan dan tujuan.
1. Inflasi Itu Nyata
Inflasi memang nyata, tetapi bukan suatu hal yang luar biasa. Dan, inflasi bisa banget memengaruhi pengeluaran.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Indonesia pada Desember 2024 tercatat sebesar 1,57% year-on-year (yoy) dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,80. Angka ini menunjukkan bahwa laju inflasi masih terkendali dan sesuai dengan target Bank Indonesia, yang menetapkan sasaran inflasi tahunan di kisaran 2-4%.
Meski begitu, ada beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan di tahun 2025 dan bisa memengaruhi pengeluaran harian. Yah, apalagi kita juga ada isu kenaikan PPN 12% kemarin kan?
Di sinilah pentingnya punya resolusi keuangan yang jelas dan fleksibel. Kalau memang situasi ekonomi bisa memengaruhi pengeluaran, rencana keuangan harus disesuaikan berdasarkan kondisi terkini. Sebagai langkah awal, pertimbangkan untuk mengalokasikan anggaran lebih besar pada kebutuhan pokok yang rentan naik harganya, sehingga pengeluaran tetap stabil meski inflasi meningkat.
Baca juga: Dampak Inflasi dan Deflasi: Bagaimana Keduanya Memengaruhi Kehidupan Sehari-hari
2. Evaluasi Pengeluaran Bulanan dengan Data Aktual
Mulailah dengan mencatat semua pengeluaran selama satu bulan penuh. Pisahkan dalam beberapa kategori seperti kebutuhan pokok, transportasi, hiburan, hingga langganan bulanan. Jangan lupa masukkan juga pengeluaran kecil yang sering terlewat, seperti biaya parkir, minuman kopi, atau belanja online. Pengeluaran kecil ini, jika dikumpulkan, sering kali cukup besar dan memengaruhi keseimbangan anggaran.
Langkah sederhana ini penting untuk menjaga agar resolusi keuangan tetap berjalan sesuai rencana. Setelah semua pengeluaran tercatat, bandingkan dengan data inflasi dan harga kebutuhan yang berlaku saat ini.
Jika harga bahan pokok seperti beras atau minyak goreng mengalami kenaikan, cek apakah anggaran belanja makanan masih realistis. Misalnya, jika harga beras premium naik dari Rp12.000 menjadi Rp15.530 per kilogram, alokasikan dana lebih besar untuk kebutuhan ini, atau cari alternatif seperti beras lain yang lebih terjangkau.
Selain itu, perhatikan kategori pengeluaran yang bisa dikurangi tanpa mengganggu kebutuhan dasar. Langganan streaming, biaya makan di luar, dan pembelian barang non-esensial adalah contoh yang sering kali bisa dipangkas. Cobalah mengurangi frekuensi makan di restoran atau menunda pembelian gadget baru jika enggak mendesak.
3. Amankan Dana Darurat
Dana darurat itu bukan sekadar “nanti aja deh” atau “kalau ada lebih baru disiapkan”. Faktanya, dana darurat adalah fondasi keuangan yang paling penting untuk menghadapi situasi tak terduga. Coba bayangkan kalau tiba-tiba ada kondisi darurat, seperti kendaraan rusak, kebutuhan medis mendesak, atau bahkan risiko kehilangan pekerjaan. Tanpa dana darurat, risiko utang akan lebih besar.
Idealnya, dana darurat yang aman setara dengan 3-6 bulan kebutuhan pokok, termasuk biaya makan, transportasi, tagihan listrik, air, hingga sewa tempat tinggal. Misalnya, jika kebutuhan bulanan mencapai Rp5 juta, berarti dana darurat minimal yang disiapkan adalah Rp15 juta hingga Rp30 juta. Bagi yang sudah punya tanggungan seperti keluarga atau cicilan, usahakan dana darurat lebih besar, sekitar 9-12 bulan pengeluaran.
Senagai resolusi keuangan 2025, mulai kumpulkan dana darurat secara perlahan. Sisihkan 10-20% dari pemasukan bulanan secara konsisten. Simpan di rekening yang mudah diakses, hindari menyatukan dana ini dengan rekening belanja sehari-hari agar enggak tergoda untuk dipakai. Pilih instrumen keuangan yang aman dan likuid, seperti tabungan bank atau deposito.
4. Tetapkan Target Keuangan yang Realistis
Perencanaan keuangan itu dinamis. Kalau kondisi berubah, ya, tujuan keuangan juga boleh ikut disesuaikan. Misalnya, kalau tahun lalu targetnya beli gadget baru atau liburan ke luar kota, tahun ini mungkin fokusnya pindah ke menabung lebih banyak atau melunasi utang. Yang penting, target keuangan harus tetap spesifik, terukur, dan realistis, supaya nggak cuma jadi wacana.
Buat target yang jelas dan jangan terlalu muluk sebagai resolusi keuangan. Misalnya, kalau merasa menabung 20% masih berat, mulailah dari 10%, lalu tingkatkan sedikit demi sedikit. Kuncinya adalah konsistensi.
Kalau kondisi ekonomi berubah, target keuangan juga harus dievaluasi. Misalnya, kalau ada kenaikan harga barang atau pengeluaran tak terduga, revisi anggaran supaya target masih bisa tercapai tanpa bikin stres. Jangan terlalu kaku—yang penting, tujuan keuangan tetap relevan dengan situasi yang sedang dihadapi.
5. Tingkatkan Literasi Keuangan
Pernah enggak sih, merasa pengelolaan keuangan masih berantakan meskipun sudah coba hemat sana-sini? Kalau iya, mungkin saatnya naik level dengan meningkatkan literasi keuangan sebagai resolusi keuangan.
Literasi keuangan bukan cuma soal tahu cara menabung atau investasi, tapi juga bagaimana mengelola uang sesuai prioritas hidup dan tujuan keuangan.
Untungnya, sekarang makin banyak sumber edukasi yang bisa dimanfaatkan. Mulai dari konten gratis di media sosial, artikel keuangan, sampai kelas online dari institusi terpercaya. Salah satu yang layak dicoba adalah QM Academy. Dari mulai kelas basic seperti Blueprint of Your Money sampai ke kelas tingkat lanjut seperti Review Polis Asuransi hingga Dana Pendidikan Anak. Semua kelas ini cocok banget buat yang ingin merapikan keuangan tanpa bingung mulai dari mana.
Baca juga: 5 Ciri Orang yang Bisa Jadi Contoh Well Literate secara Finansial
Menjalankan resolusi keuangan di tahun 2025 butuh langkah yang praktis dan realistis. Mengatur pengeluaran dengan lebih efisien adalah salah satu cara menjaga keuangan tetap sehat di tengah perubahan kondisi ekonomi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!