Masa pensiun itu literally soal menyiapkan diri buat bisa hidup tanpa memikirkan gaji lagi tiap bulan. Nah, Jaminan Hari Tua banyak juga jadi salah satu pilihan, karena dianggap aman dan sudah teratur dikelola. Tapi, ada juga yang mulai pilih nabung sendiri biar lebih bebas mengatur uang sesuai kebutuhan.
Kamu tim mana? Nabung sendiri atau mengandalkan Jaminan Hari Tua?
Ya, dua-duanya sih punya sisi menarik. Jaminan Hari Tua memberi rasa tenang karena dananya pasti aman, sementara nabung mandiri memberimu kebebasan buat eksplorasi investasi yang memungkinkanmu dapat hasil lebih besar.
Gimana? Bingung? Biar enggak bingung, yuk coba pahami dulu apa yang cocok buat kondisi dan rencana masa depan kamu.
Table of Contents
Pengertian dan Mekanisme Jaminan Hari Tua (JHT)
Jaminan Hari Tua, atau JHT, adalah program dari BPJS Ketenagakerjaan yang dirancang untuk membantu pekerja mempersiapkan dana pensiun. Intinya, selama bekerja, sebagian dari gaji dialokasikan ke program ini, baik melalui iuran pribadi maupun kontribusi dari perusahaan. Uang tersebut lantas dikelola oleh BPJS untuk investasi yang hasilnya akan diberikan saat usia pensiun tiba, atau dalam kondisi tertentu seperti pemutusan hubungan kerja.
Keuntungan utama Jaminan Hari Tua ini cukup menarik. Pertama, dana yang disetor relatif aman karena diawasi oleh pemerintah. Kedua, ada bunga investasi yang bisa menambah nilai tabungan, meskipun tidak seagresif investasi lain seperti saham. Ketiga, pencairan dana cukup jelas aturannya, yakni bisa diambil penuh saat mencapai usia 56 tahun.
Namun, ada juga sisi kurang fleksibel dari JHT. Pengelolaan dana sepenuhnya di tangan BPJS, jadi tidak bisa diatur atau dialokasikan sendiri. Selain itu, pencairannya terbatas pada kondisi tertentu, sehingga kurang cocok untuk kebutuhan darurat jangka pendek. Program ini lebih kayak safe deposit box gitu, yang baru bisa dibuka di waktu yang sudah ditentukan.
Dengan kata lain, Jaminan Hari Tua adalah pilihan yang aman dan praktis, tapi kurang fleksibel dibandingkan menabung secara mandiri.
Baca juga: Mengenal 4 Jenis Dana Pensiun dan Karakteristiknya
Menabung Secara Mandiri untuk Masa Pensiun
Menabung secara mandiri itu seperti jadi kapten kapal untuk masa depan finansial kamu sendiri. Semua keputusan ada di tangan, dari mau parkir di tabungan biasa, tambat di deposito, atau berlayar ke investasi yang lebih menantang. Mau pilih yang aman-aman saja atau berani ambil risiko lebih tinggi, semua terserah kamu.
Keuntungannya jelas: fleksibilitas. Mau setor kapan saja, ambil kapan saja (asal enggak kalap), enggak ada yang melarang. Selain itu, kontrol sepenuhnya ada di tanganmu. Misalnya, uang bisa dialokasikan ke berbagai instrumen seperti reksa dana, saham, atau bahkan emas, kalau merasa itu lebih stabil. Diversifikasi ini membantu meminimalkan risiko kalau salah satu aset kurang perform.
Tapi, jangan lupa. Jadi kapten juga butuh tanggung jawab besar. Risiko investasi bisa saja lebih tinggi daripada JHT. Nilai aset bisa naik turun sesuai kondisi pasar, yang bisa sangat fluktuatir.
Di samping itu, ada yang paling berat: disiplin diri. Kalau enggak konsisten menyisihkan uang atau tergoda bocor halus—misalnya demi beli gadget baru—impian pensiun bahagia bisa berantakan.
Intinya, menabung mandiri itu seru dan penuh kebebasan, tapi butuh nyali, ilmu, dan komitmen. Kalau berhasil, hadiahnya ya masa pensiun yang nyaman dan sesuai rencana. Kalau gagal, ya … siap-siap harus menghadapi ‘drama’ masa tua.
Faktor yang Perlu Dipertimbangkan
Sebelum memutuskan mau pakai Jaminan Hari Tua atau mau nabung mandiri, ada beberapa hal yang perlu dipikirin matang-matang. Jangan sampai keputusan finansial malah bikin hidup pensiun nanti jadi drama sinetron. Yuk, bahas satu-satu!
1. Stabilitas Finansial dan Pendapatan Saat Ini
Kalau gaji sekarang masih gaji satu koma empat—gajian tanggal satu sudah koma di tanggal empat—alias pas-pasan buat hidup paling basic, mungkin lebih realistis kalau kamu mulai dari yang simpel seperti Jaminan Hari Tua.
Tapi, kalau keuangan lumayan stabil dan ada sisa buat diinvestasikan, enggak ada salahnya mulai eksplorasi tabungan mandiri atau investasi. Yang penting, jangan terlalu memaksakan diri—biar enggak malah makan mi instan tiap hari.
2. Toleransi Risiko dan Tujuan Pensiun
Kalau tipe yang enggak bisa tidur tiap kali pasar saham merah, JHT bisa jadi pilihan lebih nyaman. Tapi kalau punya nyali, paham strategi investasi, dan sabar menunggu hasil, menabung mandiri dengan diversifikasi aset bisa jadi opsi yang lebih menarik.
Intinya, tentukan dulu mau pensiun “nyaman” atau pensiun “sultan”, lalu sesuaikan strategi.
3. Biaya Hidup di Masa Pensiun dan Kebutuhan Jangka Panjang
Bayangkan, pensiun nanti mau ngapain? Kalau cuma mau santai di rumah, kebutuhan mungkin enggak terlalu besar. Tapi kalau ada rencana keliling dunia atau buka usaha kecil-kecilan, tentu butuh dana lebih.
Jangan lupa juga perhitungkan biaya kesehatan yang biasanya makin naik seiring bertambahnya usia. Rencanakan sesuai gaya hidup yang diinginkan.
4. Regulasi dan Perubahan Kebijakan Terkait JHT
JHT itu ada aturannya, dan yang mengatur adalah pemerintah. So, adalah wajar kalau sering ada perubahan kebijakan yang bisa memengaruhi fleksibilitas atau manfaatnya. Misalnya, aturan pencairan atau iuran. Jadi, penting untuk tetap update soal regulasi ini. Kalau merasa terlalu ribet, tabungan mandiri bisa jadi jalan keluar yang lebih bebas aturan.
Kombinasi Menabung Mandiri dan JHT
Kenapa harus milih satu kalau bisa dapat yang terbaik dari dua hal? Kombinasi menabung mandiri dan JHT itu kayak paket kombo di restoran cepat saji: ada yang aman dan pasti, tapi tetap fleksibel buat eksplorasi. Ini dia strategi dan triknya.
1. Strategi Diversifikasi: Main Aman tapi Tetap Dinamis
Gampangnya begini. JHT itu bisa dianggap jadi “asuransi” untuk masa depan, sementara menabung mandiri adalah ladang kreativitas.
Dengan JHT, uang terjamin aman dan terus bertambah meski perlahan. Di sisi lain, tabungan mandiri, seperti investasi reksa dana atau saham, bisa jadi mesin penghasil cuan yang lebih gesit. Gabungkan keduanya untuk keamanan sekaligus potensi pertumbuhan yang maksimal.
2. Pembagian Proporsi Dana: Sesuai dengan Situasi
Nggak ada rumus baku, tapi proporsi bisa disesuaikan sama kondisi finansial dan toleransi risiko. Misalnya:
- Kalau baru mulai bekerja dan gaji masih pas-pasan, mungkin alokasi ke JHT lebih besar, sekitar 70%, karena lebih aman.
- Kalau penghasilan mulai stabil, bisa geser jadi 50% JHT dan 50% ke tabungan mandiri yang lebih fleksibel.
- Kalau udah mahir mengelola investasi, coba alokasi 30% ke JHT sebagai “safety net” dan sisanya ke instrumen lain yang lebih agresif.
Simulasi Perhitungan Dana Pensiun dengan Jaminan Hari Tua dan Menabung Sendiri
Coba yuk, kita simulasi!
Iuran Jaminan Hari Tua (JHT) yang dipotong dari gaji pekerja adalah 2%, sementara perusahaan menanggung 3,7% dari total gaji. Jadi, misal, gaji Rp10 juta per bulan. Maka:
JHT
- Potongan pekerja: 2% dari Rp10 juta = Rp200 ribu.
- Kontribusi perusahaan: 3,7% dari Rp10 juta = Rp370 ribu.
- Total dana JHT per bulan: Rp200 ribu + Rp370 ribu = Rp570 ribu.
Tabungan Mandiri
Anggap alokasi 20% dari gaji untuk investasi reksa dana, saham, atau deposito:
Rp10 juta x 20% = Rp2 juta.
Dana Darurat
Alokasikan 10% dari gaji untuk tabungan darurat:
Rp10 juta x 10% = Rp1 juta.
Kebutuhan Harian dan Lain-lain
Sisa gaji setelah potongan: Rp10 juta – (Rp200 ribu + Rp2 juta + Rp1 juta) = Rp6,8 juta.
Hasil Akhir
Setiap bulan, kombinasi ini memastikan:
- Rp570 ribu masuk ke JHT sebagai dana pensiun yang aman dan stabil.
- Rp2 juta diinvestasikan untuk potensi keuntungan lebih besar.
- Rp1 juta untuk dana darurat yang fleksibel dan bisa diakses kapan saja.
Dengan pengelolaan seperti ini, kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang tetap terencana, tanpa mengorbankan gaya hidup saat ini.
Baca juga: Fungsi Dana Pensiun: Mengapa Masa Depan Finansial Kita Bergantung Padanya?
Memilih antara menabung sendiri atau Jaminan Hari Tua sebenarnya bergantung pada kebutuhan dan tujuan keuangan. Kedua opsi punya kelebihan yang bisa saling melengkapi jika dipadukan dengan bijak. Dengan perencanaan yang matang, masa pensiun bisa menjadi waktu yang tenang dan nyaman tanpa beban finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!