Salah satu hal paling tricky dalam rumah tangga adalah ketika kita harus mengatur uang belanja bulanan.
Ya, gimana ya? Namanya kebutuhan keluarga, itu sudah pasti banyak banget, tapi sayangnya, dana enggak sebanyak itu. Jadi, mau enggak mau, harus dicukupkan. Apalagi kalau masih keluarga muda. Karena itu, penting bagi setiap pasangan suami istri untuk pintar mengelola keuangan keluarga.
Tantangan Para Ibu dalam Keluarga Muda
Kondisi yang paling umum terjadi adalah belum lama menikah, mungkin sudah punya anak tapi masih bayi. Pencari nafkah bisa jadi dari dua pintu, yaitu nafkah dari suami dan nafkah istri. Tapi, bisa juga kondisinya memiliki penghasilan hanya dari satu pintu lantaran si ibu resign demi mengurus bayi di rumah.
Soal karier, bisa jadi masih dirintis. Belum benar-benar berada di posisi yang mapan, meski sudah berpenghasilan tetap. Cukup, tapi ya harus benar-benar dicukupkan. Dan, kebutuhan bayi itu memang luar biasa. Bahkan ketika anak sudah mulai besar, kebutuhan itu tetap tak berkurang—hanya berganti jenisnya. Uang belanja tetap akan harus diatur dengan baik, kalau enggak mau boncos terus-terusan.
Kondisi seperti ini dialami sebagian besar keluarga muda, dengan ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Ini belum ngomongin soal kebutuhan lain. Kredit motor, KPR, keamanan kompleks, sampai kirim uang ke orang tua di kampung. Bisa nabung Rp100 ribu – Rp200 ribu setiap bulan saja sudah bagus banget.
Clueless, betul?
Tapi tenang. Ibarat beli panci, pasti sama tutupnya. Jadi, akan selalu ada solusi untuk setiap masalah yang ada. Asal tahu prinsip mengelola uang belanja, maka kesulitan pasti bisa dicari solusinya.
Mengelola Uang Belanja yang Pas-Pasan
1. Berkomunikasi
Kadang yang terjadi adalah uang belanja pas-pasan, tapi segan ngobrol sama suami. Takutnya, dianggap nggak becus mengelola keuangan keluarga dan menghemat uang belanja. Tapi, hal ini bisa bikin kamu jadi stres loh.
Rumah tangga terdiri atas 2 orang; suami dan istri. Ibu-ibu enggak sendirian loh. Memang betul, ibu adalah menteri keuangan di rumah. Tapi, suami ibarat presiden. Dan yakinlah, bahwa Ibu Sri Mulyani sering meeting dan rapat koordinasi dengan presiden kalau mesti bahas keuangan negara. Begitu juga dengan para ibu rumah tangga. Perlu banget ada rapat khusus keuangan dengan suami.
Buka catatan keuangan keluarga, saling mencermati agar bisa menemukan akar masalah dan kemudian mencari solusi bersama. Tanpa komunikasi yang lancar, rasanya mustahil ya, keuangan keluarga juga bisa tertata dengan baik.
2. Budgeting
Kebutuhan banyak, tapi uang belanja pas-pasan. Karena itu, budgeting penting, agar bisa menentukan prioritas dan akhirnya semua kebutuhan terpenuhi.
Ada banyak cara budgeting uang jajan dan uang belanja yang bisa dilakukan. Misalnya dengan aplikasi pengelolaan keuangan yang sekarang banyak ditemukan di PlayStore maupun AppStore. Selain itu, bisa juga dengan cara old school ala orang tua kita: pakai amplop-amplop.
Buatlah budgeting bersama suami. Tapi, semisal tidak memungkinkan, seenggaknya harus dikomunikasikan dengan pasangan, agar mereka juga tahu bagaimana peta keuangan kita.
Perhatikan masing-masing proporsinya. Misalnya mau pakai rumus 4-3-2-1 ala QM Financial, yang berarti 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi, dan 10% untuk jajan atau lifestyle. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi dan kemampuanmu.
3. Catat setiap pengeluaran
Tuliskan setiap pengeluaran, sebisa mungkin hingga detail, agar kamu tahu ke mana saja uangmu pergi. Jangan sampai kehilangan jejak, tahu-tahu dompet menipis tanpa tahu dipakai buat apa saja.
Catatan pengeluaran juga akan penting ketika kamu hendak membuat budgeting. Pasalnya, dari catatan keuangan, kamu tahu uang belanja sebelah mana yang bisa dipangkas lagi, atau lebih dihemat.
4. Buat tujuan jangka panjang
Uang belanja pas-pasan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini, juga kebutuhan di masa depan nanti. Karena itu, penting untuk membuat pemetaan tujuan keuangan, terutama jangka panjang.
Jangan sampai terlena hanya memikirkan kebutuhan hari ini, apalagi yang kurang penting, dan melupakan rencana masa depan. Bisa-bisa masa depanmu akan berpeluang banyak kesulitan keuangan. Seperti nggak siap pensiun, nggak siap dana pendidikan anak, dan sebagainya.
5. Tambah penghasilan
Uang belanja pas-pasan? Tapi bukan berarti kita tak bisa menambah penghasilan kan? Yuk, mulai dipikirkan sejak sekarang.
Jika mau berusaha, pasti ada caranya. Mungkin saja memang sibuk, tapi cobalah untuk berusaha agar uang belanja bisa ditambah.
Nah, itu dia beberapa langkah untuk mengatur uang belanja yang pas-pasan di keluarga muda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
QM Financial
Related Posts
1 Comment
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] anggaran untuk hobi ini kamu masukkan ke dalam alokasi lifestyle, yang 20% dari penghasilan, sesuai formula 4-3-2-1. Di dalam alokasi lifestyle itu sendiri, buat alokasi lagi, seberapa banyak untuk KPop, dan […]