Kelola Uang Belanja Pas-Pasan Keluarga Muda, Ini 5 Kiat Sederhananya
Salah satu hal paling tricky dalam rumah tangga adalah ketika kita harus mengatur uang belanja bulanan.
Ya, gimana ya? Namanya kebutuhan keluarga, itu sudah pasti banyak banget, tapi sayangnya, dana enggak sebanyak itu. Jadi, mau enggak mau, harus dicukupkan. Apalagi kalau masih keluarga muda. Karena itu, penting bagi setiap pasangan suami istri untuk pintar mengelola keuangan keluarga.

Tantangan Para Ibu dalam Keluarga Muda
Kondisi yang paling umum terjadi adalah belum lama menikah, mungkin sudah punya anak tapi masih bayi. Pencari nafkah bisa jadi dari dua pintu, yaitu nafkah dari suami dan nafkah istri. Tapi, bisa juga kondisinya memiliki penghasilan hanya dari satu pintu lantaran si ibu resign demi mengurus bayi di rumah.
Soal karier, bisa jadi masih dirintis. Belum benar-benar berada di posisi yang mapan, meski sudah berpenghasilan tetap. Cukup, tapi ya harus benar-benar dicukupkan. Dan, kebutuhan bayi itu memang luar biasa. Bahkan ketika anak sudah mulai besar, kebutuhan itu tetap tak berkurang—hanya berganti jenisnya. Uang belanja tetap akan harus diatur dengan baik, kalau enggak mau boncos terus-terusan.
Kondisi seperti ini dialami sebagian besar keluarga muda, dengan ibu yang bekerja maupun ibu rumah tangga. Ini belum ngomongin soal kebutuhan lain. Kredit motor, KPR, keamanan kompleks, sampai kirim uang ke orang tua di kampung. Bisa nabung Rp100 ribu – Rp200 ribu setiap bulan saja sudah bagus banget.
Clueless, betul?
Tapi tenang. Ibarat beli panci, pasti sama tutupnya. Jadi, akan selalu ada solusi untuk setiap masalah yang ada. Asal tahu prinsip mengelola uang belanja, maka kesulitan pasti bisa dicari solusinya.

Mengelola Uang Belanja yang Pas-Pasan
1. Berkomunikasi
Kadang yang terjadi adalah uang belanja pas-pasan, tapi segan ngobrol sama suami. Takutnya, dianggap nggak becus mengelola keuangan keluarga dan menghemat uang belanja. Tapi, hal ini bisa bikin kamu jadi stres loh.
Rumah tangga terdiri atas 2 orang; suami dan istri. Ibu-ibu enggak sendirian loh. Memang betul, ibu adalah menteri keuangan di rumah. Tapi, suami ibarat presiden. Dan yakinlah, bahwa Ibu Sri Mulyani sering meeting dan rapat koordinasi dengan presiden kalau mesti bahas keuangan negara. Begitu juga dengan para ibu rumah tangga. Perlu banget ada rapat khusus keuangan dengan suami.
Buka catatan keuangan keluarga, saling mencermati agar bisa menemukan akar masalah dan kemudian mencari solusi bersama. Tanpa komunikasi yang lancar, rasanya mustahil ya, keuangan keluarga juga bisa tertata dengan baik.
2. Budgeting
Kebutuhan banyak, tapi uang belanja pas-pasan. Karena itu, budgeting penting, agar bisa menentukan prioritas dan akhirnya semua kebutuhan terpenuhi.
Ada banyak cara budgeting uang jajan dan uang belanja yang bisa dilakukan. Misalnya dengan aplikasi pengelolaan keuangan yang sekarang banyak ditemukan di PlayStore maupun AppStore. Selain itu, bisa juga dengan cara old school ala orang tua kita: pakai amplop-amplop.
Buatlah budgeting bersama suami. Tapi, semisal tidak memungkinkan, seenggaknya harus dikomunikasikan dengan pasangan, agar mereka juga tahu bagaimana peta keuangan kita.
Perhatikan masing-masing proporsinya. Misalnya mau pakai rumus 4-3-2-1 ala QM Financial, yang berarti 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk investasi, dan 10% untuk jajan atau lifestyle. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi dan kemampuanmu.
3. Catat setiap pengeluaran
Tuliskan setiap pengeluaran, sebisa mungkin hingga detail, agar kamu tahu ke mana saja uangmu pergi. Jangan sampai kehilangan jejak, tahu-tahu dompet menipis tanpa tahu dipakai buat apa saja.
Catatan pengeluaran juga akan penting ketika kamu hendak membuat budgeting. Pasalnya, dari catatan keuangan, kamu tahu uang belanja sebelah mana yang bisa dipangkas lagi, atau lebih dihemat.

4. Buat tujuan jangka panjang
Uang belanja pas-pasan harus cukup untuk memenuhi kebutuhan saat ini, juga kebutuhan di masa depan nanti. Karena itu, penting untuk membuat pemetaan tujuan keuangan, terutama jangka panjang.
Jangan sampai terlena hanya memikirkan kebutuhan hari ini, apalagi yang kurang penting, dan melupakan rencana masa depan. Bisa-bisa masa depanmu akan berpeluang banyak kesulitan keuangan. Seperti nggak siap pensiun, nggak siap dana pendidikan anak, dan sebagainya.
5. Tambah penghasilan
Uang belanja pas-pasan? Tapi bukan berarti kita tak bisa menambah penghasilan kan? Yuk, mulai dipikirkan sejak sekarang.
Jika mau berusaha, pasti ada caranya. Mungkin saja memang sibuk, tapi cobalah untuk berusaha agar uang belanja bisa ditambah.
Nah, itu dia beberapa langkah untuk mengatur uang belanja yang pas-pasan di keluarga muda.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Happy International Mother’s Day!
Ibu merupakan perempuan terpenting di dalam kehidupan kita. Karena sosok ibu merupakan segalanya bagi kita, kamu pasti mengalami kesulitan untuk menemukan hadiah yang berkesan bagi ibu di International Mother’s Day yang jatuh setiap tanggal 8 Mei. Ada beberapa siasat finansial untuk memberikan hadiah bagi ibu di hari khusus ini,
#FinClic Managing Finance for Single Moms
Senin, 25 Maret 2019 #FinClic di Instagram Live QM Financial sedikit berbeda karena melibatkan komunitas pemberdayaan untuk ibu tunggal Indonesia yang dinamakan Single Moms Indonesia (SMI) dan diprakarsai oleh Maureen Hitipeuw sejak 8 September 2014.
Stigma masyarakat terhadap status ibu tunggal di masyarakat Indonesia yang mengandung banyak pandangan negatif dan sering dijadikan bahan lelucon menjadi salah satu alasan Maureen mendirikan komunitas SMI. Maureen ingin agar ada wadah khusus bagi ibu tunggal untuk saling mendukung dan menguatkan secara mental saat tekanan sosial datang. Tidak berhenti di situ, Maureen mengharapkan komunitas SMI juga bisa memberikan penguatan sekaligus memfasilitasi khususnya secara fiannsial, mulai dari pemberdayaan ekonomi hingga cara mengatur keuangan.
Financial Clinic Workshop Modul 1&2: Serunya Bikin PLAN ala Financial Planner
Halo!
Akhir bulan Agustus lalu, QM Financial kembali mengadakan Financial Clinic Workshop Modul 1&2. Workshop ini merupakan batch kedua setelah sebelumnya batch pertama sukses dijalankan di awal Maret 2018.
Liputan batch 1 bisa dilihat di sini: http://qmfinancial.com/2018/04/mau-bikin-plan-sendiri-bisa/
Selama dua hari, peserta akan belajar bagaimana membuat PLAN sendiri ala Financial Planner. Makin seru dengan pembahasan studi kasus bersama QM Trainer.
Modul 1: Cashflow
Untuk memulai membuat PLAN, kita harus memastikan keuangan kita sehat. Karena itulah kita perlu melakukan financial check up. Kita akan membutuhkan data neraca dan arus kas pribadi. Sudah siap untuk mengetahui kesehatan keuanganmu?
Langkah kedua adalah menentukan tujuan finansial. Tujuan finansial terdiri atas judul, nilai dan jangka waktu. Ibarat mau naik angkot, kita harus tahu tujuan akan ke mana agar bisa memilih armada yang tepat. Jadi, TujuanLoApa?
Langkah ketiga, peserta akan belajar menghitung kebutuhan dana untuk mencapai tujuan finansialnya dengan The Formula – rumus keuangan praktis dari QM Financial. Dari sini kamu bisa tahu harus mengalokasikan berapa, ke produk apa untuk mencapai masing-masing tujuan finansial.
Asyik kan? Belajar sekali, rumus praktisnya bisa kamu manfaatkan seumur hidup!
Modul 2: Reksa dana dan Asuransi
Di hari kedua, peserta akan belajar dua produk yang paling sering digunakan dalam PLAN: Reksa dana dan asuransi. Reksa dana merupakan salah satu produk investasi yang memberikan kemudahan alokasi dana ke berbagai instrumen keuangan dengan tingkat risiko dan imbal hasil bervariasi. Sedangkan asuransi adalah produk proteksi yang memberikan perlindungan selama kita dalam upaya pencapaian berbagai tujuan finansial.
Di QM Financial kami menganut prinsip bahwa produk harus melayani tujuan. Di hari kedua ini dibahas bagaimana memilih reksa dana dan asuransi sesuai dengan kebutuhan. Peserta juga bisa membawa polis asuransi yang sudah dimiliki untuk mengecek apakah asuransi yang sudah dibeli sesuai dengan kebutuhan.
Lebih lanjut tentang asuransi: http://qmfinancial.com/2018/04/seperti-rumah-yang-butuh-atap-plan-juga-butuh-proteksi/
Ini kata mereka yang sudah mengikuti Financial Clinic Workshop Modul 1&2.
“Dari dulu saya belajar menghasilkan uang, namun tidak pernah belajar bagaimana mengelolanya. Kini saya bisa membuat PLAN sendiri. Workshop ini worth it banget! Simpel dan langsung bisa diaplikasikan.
-Fajar, karyawan swasta
“Setelah mengikuti workshop, saya jadi lebih tahu goals mana yang harus lebih diprioritaskan dan produk apa yang bisa membantu saya mencapai tujuan. Tiga kata untuk workshop ini: fun, seru, nagih.”
-Gusti Tanake, karyawan BUMN
“Sebagai ibu rumah tangga, saya kaget dengan tingginya biaya pendidikan. Apalagi saya dan suami hobi jalan-jalan. Promo tiket murah sungguh jadi godaan. Sekarang saya jadi tahu kebutuhan finansial apa saja yang harus disiapkan hingga 25 tahun ke depan. Workshopnya bermanfaat dan actionable banget deh!
-Dwi, Ibu rumah tangga
Gimana? Workshopnya seru dan bermanfaat banget kan. Jangan sampai ketinggalan jadwal Financial Clinic Workshop Modul 3&4 yang akan diadakan tanggal 27&28 Oktober 2018. Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendaftar.
Mia Damayanti
Merdeka Dan Setara: Kemandirian Finansial Dalam Perspektif Gender
Sepanjang bulan Agustus, QM Financial banyak mengangkat isu merdeka. Mulai dari Merdeka Dalam Berkarya, Merdeka Untuk Pensiun, Merdeka Dari Utang dan terakhir Merdeka Dan Setara. Senin lalu, dalam siaran PowerTalk PowerYourMoney, Ligwina Hananto mengundang Hannah Al Rashid sebagai narasumber. Hannah adalah aktris sekaligus aktivis kesetaraan gender.
Menurut Hannah, kesetaraan adalah salah satu bentuk kemerdekaan. Kesetaraan akan mendorong kita untuk berdiri di kaki sendiri, menentukan arah hidup kita sendiri – tentunya dengan pilihan yang baik. Kebebasan untuk memilih ini sangat penting.
Tahun lalu, Hannah membuat campaign YouTube “16 Days of Activism”. Dalam salah satu video, Ligwina Hananto mengemukakan pendapatnya tentang hubungan antara finansial dengan kekerasan. Ketika bertemu dengan perempuan yang mengalami kekerasan dalam rumah tangga, yang pertama kali kita pikirkan adalah: “Kenapa enggak ditinggalin aja”. Jawabannya: “Nanti saya makan apa, tinggal di mana? Anak-anak sekolahnya gimana?”
Ternyata mereka enggak punya keberanian untuk meninggalkan karena punya ketergantungan finansial! Jadi urusan keuangan jadi lebih penting dibahas untuk para perempuan. Kalau mereka bisa menghasilkan uang sendiri, mereka akan punya keberanian dan kekuatan untuk meninggalkan lingkaran yang tidak sehat tadi untuk bisa berdiri di kaki sendiri.
Apa saja yang bisa dilakukan perempuan untuk bisa merdeka dan setara?
- Belajar menghasilkan uang. Penting bagi setiap orang untuk belajar menghasilkan uang – termasuk ibu rumah tangga. Ibu rumah tangga bisa mulai dengan memperlakukan uang bulanan dari pasangan sebagai penghasilan. Lalu naik kelas dengan belajar menghasilkan uang sendiri, misalnya berdagang. Enggak harus meninggalkan rumah kok. Banyak pintu penghasilan yang bisa dikerjakan di rumah. Jadi, tanggung jawab sebagai ibu dan istri tetap terlaksana.
- Belajar mengelola pengeluaran. Setelah menghasilkan uang, kita perlu belajar mengelola pengeluaran. Ada 5 kategori pengeluaran bulanan yang biasa digunakan QM Financial. Coba cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: min 2.5%
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
3. Menyiapkan proteksi kesehatan. Setiap orang tanpa terkecuali perlu proteksi kesehatan, baik melalui BPJS Kesehatan, fasilitas kesehatan dari kantor maupun asuransi kesehatan swasta yang dibeli sendiri. Pastikan seluruh keluarga terlindungi dengan plafon yang cukup ya.
4. Mengelola aset. Mari belajar mengelola aset, terutama aset aktif yang bisa berupa:
- Bisnis. Bisnis yang yang dimaksud adalah bisnis yang bisa tetap berjalan tanpa si pemilik harus mengurusi. Sudah ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti. Properti menjadi aset aktif saat sudah mampu memberikan penghasilan pasif berupa uang sewa, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga. Surat berharga dengan basis instrumen pendapatan tetap seperti obligasi akan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Kamu juga bisa mendapatkan dividen dari saham. Yuk berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
5. Menyiapkan pensiun. Semua orang perlu pensiun. Ada banyak alternatif untuk menyiapkan dana pensiun, diantaranya mengikuti program dana pensiun dari kantor, BPJS Ketenagakerjaan atau menyiapkan Dana Pensiun mandiri hasil investasi rutin di produk keuangan seperti reksadana.
Enggak ada alasan lagi perempuan tidak merdeka dan setara karena ketergantungan finansial ya. Yuk, terus perbaiki cara kita berhubungan dengan uang. Your money, your responsibility.
QM Admin
Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan
Setelah seorang perempuan menikah dan mempunyai anak, biasanya akan timbul kegalauan. Apakah dia akan terus bekerja atau menjadi ibu rumah tangga dan mendedikasikan dirinya bagi keluarga. Kedua hal ini mestinya menjadi alternatif pilihan untuk perempuan, bukan paksaan. Namun, apa pun pilihannya setiap perempuan harus punya kemampuan mengelola keuangan.
Alasan Pentingnya Perempuan Belajar Mengelola Keuangan

Perempuan yang dapat mengelola keuangan bisa menjadi perempuan yang mandiri, tidak tergantung pada orang lain. Bahkan mampu memberdayakan orang lain. Tentunya kalau punya penghasilan sendiri, perempuan memang bisa ikut berkontribusi ke keuangan keluarga. Tapi sebagai ibu rumah tangga pun, seorang perempuan harus dibekali dengan kemampuan mengelola keuangan. Seharusnya tidak ada halangan bagi perempuan untuk mengelola keuangan walaupun penghasilannya dari pasangan. Faktanya, dari pelatihan finansial yang dilakukan QM Financial, tidak sedikit perempuan yang tidak memiliki akses keuangan dan tidak bisa menghasilkan uang sendiri.
Mengapa penting bagi perempuan untuk belajar mengelola keuangan?
Salah satunya agar bisa tetap survive kalau terjadi hal yang tidak diinginkan kepada suami sebagai pencari nafkah utama. Sebagai pencari nafkah utama keluarga, suami wajib memiliki proteksi berupa asuransi jiwa. Jika pencari nafkah utama meninggal, sang istri akan menerima sejumlah uang pertanggungan yang bisa digunakan untuk melanjutkan hidup dan merencanakan dana pendidikan untuk anaknya. Kebayang gak kalau perempuan tidak mampu mengelola uang? Tanpa pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, sejumlah besar uang yang diterima bisa langsung habis dalam sekejap.
Apa yang Harus Dilakukan Perempuan?

Jika seorang perempuan memilih untuk menjadi ibu rumah tangga, dia bisa mulai mengelola penghasilan pasangan. Hal pertama yang perlu dilakukan adalah menyisihkan minimal 10% untuk ditabung atau diinvestasikan. Akan lebih keren lagi kalau sudah punya tujuan keuangan misalnya Dana Darurat, Dana pendidikan Anak, Dana DP Rumah.
Sisihkan sesuai pos
Jadi, hal pertama yang dilakukan saat terima “jatah” dari pasangan adalah menyisihkannya ya, bukan menunggu sisa. Biasanya kalau kita menunggu pemenuhan kebutuhan dulu baru sisanya ditabung, gak akan ada sisa ☺.
Setelah menyisihkan 10% di depan untuk ditabung, jaga juga cicilan utang maksimal 30% dari penghasilan. Ini termasuk cicilan KPR, cicilan mobil, sampai cicilan Kredit Tanpa Agunan. Kalau masih punya cicilan kartu kredit segera lunasi! Kartu kredit itu banyak gunanya dengan satu syarat bayar lunas setiap bulan. Kalau berani gesek kartu kredit, pastikan uangnya memang ada di rekening, jangan halu! Bukan berarti tidak boleh bersenang-senang. Boleh-boleh aja kok punya anggaran maksimal 20% untuk pengeluaran lifestyle dari jumlah penghasilan yang diberikan pasangan.
Setelah 10% penghasilan ditabung/diinvestasikan, 30% cicilan, 20% untuk pengeluaran gaya hidup, sisanya sekitar kurang lebih 40% digunakan untuk pengeluaran rumah tangga.
Lengkapi dengan proteksi

Jangan lupa perencanaan keuangan tak lengkap tanpa proteksi. Proteksi umumnya berupa asuransi. Ibaratkan kita punya rumah, asuransi ini atapnya. Kalau kita berhadapan dengan musim hujan, asuransi itu payungnya. Proteksi berupa asuransi kesehatan wajib dimiliki semua orang tanpa terkecuali mulai dari bayi sampai orang dewasa. Semua perlu perlindungan kesehatan karena kalau sakit, bisa menimbulkan biaya yang besarnya tidak terduga dan menggerus uang kita. Kalau punya asuransi, kita jadi bisa punya perlindungan. Kalau sampai harus diopname, ada yang bayarin. Kalau kecelakaan, ada yang bayarin. Sedangkan untuk penghasil nafkah utama keluarga harus dilindungi dengan asuransi jiwa.
Yuk, pastikan kamu jadi perempuan yang bisa mengatur keuangan!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
– QM Admin –
5 Hal Keuangan Yang Perlu Perempuan Ketahui
Apa pun profesimu.
Mahasiswi, rumah tangga, wanita karir, bekerja sendiri, profesional, wirausaha, pensiunan.
Sebagai perempuan, ada 5 hal yang kamu perlu ketahui tentang keuangan. Silakan baca, catat poin yang penting tapi yang lebih penting, tolong sebarkan ke sebanyak-banyaknya teman perempuanmu, ya. Rada panjang nih artikelnya, but bear with me. Yuk kita mulai!
1. Penghasilan
Yup! Tidak ada potong kompas untuk yang satu ini. Nasihat nenek saya, “Kamu harus selalu punya uang sendiri!”
Ini berlaku untuk semua profesi, lho. Bagaimana pun juga, proses belajar menghasilkan uang ini tidak pernah bisa instan. Apa pun yang kamu kerjakan, kamu perlu belajar menghasilkan uang.
Termasuk ibu rumah tangga!
Jangan lupa. Saat menjadi ibu rumah tangga –tidak bekerja menghasillkan uang (bukan pedagang, wirausaha atau bekerja sendiri), seorang ibu rumah tangga mendapatkan nafkah dari suaminya. Maka, perlakukanlah uang tersebut sebagai penghasilanmu. Dengan demikian, proses mengapresiasi uang tetap terjadi. Pisahkan bagian untuk keluarga dan bagian yang memang kamu simpan sendiri.
Tautan penting: http://qmfinancial.com/3-hal-yang-harus-diketahui-ibu-rumah-tangga/
2. Pengeluaran
Eh, tunggu dulu. Ternyata saat sudah punya penghasilan –besaran penghasilan itu gak penting. Yang lebih penting adalah bagaimana cara kita menghabiskan uang tersebut!
Nah, lho. Berapa banyak dari kita yang sering dituduh sebagai perempuan tukang ngabisin duit? Enak aja! Kita adalah perempuan yang jago mengurus uang. Jadi, perhatikanlah ke mana saja uangmu pergi.
Catat pengeluaranmu untuk periode pendek saja: weekdays vs weekend. Dengan cara ini, kamu bisa tahu bagaimana pola hidupmu yang sebenarnya. Ada 5 kategori pengeluaran, cek apakah pengeluaranmu sudah sesuai dengan batasan yang tertera di bawah ini.
- Menabung/Investasi: 10 – 30%
- Cicilan Utang: maks. 30%
- Pengeluaran Sosial: bebas
- Pengeluaran Rutin: 20 – 40%
- Pengeluaran Lifestyle: maks. 20%
Jadikan pola pengeluaran yang sehat sebagai kebiasaan. Dengan begitu kamu terhindari dari bocor-bocor halus. Kamu pun bisa rutin berinvestasi dan yang lebih penting, bebas belanja ataupun liburan !
Tautan penting: http://qmfinancial.com/13-tips-hemat-melalui-masa-bokek-paska-lebaran/
3. Kesehatan & Pensiun
Setelah jago mengatur penghasilan pengeluaran, kamu juga perlu melindungi masa depanmu. Perhatikan fasilitas kesehatan seperti apa yang kamu miliki. Cek ya, apakah sama atau berbeda dengan daftar berikut ini.
- Mahasiswa: tanyakan pada orang tua apakah kamu masih dalam tanggungan kantor mereka atau ada asuransi tersendiri.
- Ibu rumah tangga: periksa fasilitas kesehatan apa yang tersedia dari suami.
- Wanita karir: periksa fasilitas kesehatan yang tersedia dari kantor. Jangan sampai sudah sakit dan diopname, kamu baru cari tahu berhak dapat fasilitas kesehatan seperti apa.
- Bekerja sendiri/Profesional/Wirausaha/Pensiunan: siapkan fasilitas kesehatan sendiri dalam bentuk BPJS Kesehatan dan/atau asuransi kesehatan swasta. Untuk wirausaha, sebaiknya ini diatur dari bisnismu saja, sehingga dapat membeli fasilitas perlindungan kesehatan grup dengan biaya lebih efisien. Sementara, untuk para pensiunan, hal ini bisa juga dilakukan dengan menyediakan dana kas dalam jumlah besar (seperti dana darurat) yang disebut dana kesehatan pensiun.
Sementara itu untuk pensiun, ada beberapa cara yang harus dipikirkan. Silakan pilih setidaknya salah satu cara untuk memulai. Tapi saya lebih memilih untuk melakukan semuanya, hehe.. Mending berlebih daripada kurang, kan.
- Dana pensiun sendiri: investasi rutin di produk yang menghasilkan imbal hasil kumulatif (contohnya reksadana)
- Dana pensiun dari kantor: BPJS Ketenagakerjaan dan DPLK
- Menyiapkan aset aktif: Bisnis, properti, surat berharga.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/membuat-dana-pensiun-sendiri/
http://qmfinancial.com/life-expectancy-perempuan-indonesia-72-tahun-dana-pensiun-sudah-siap/
4. Pengelolaan Aset
Aset. Ini jarang banget dikaitkan dengan perempuan. Biasanya aset identik dengan kepemilikan laki-laki. Padahal kamu juga bisa lho, belajar mengelola aset, terutama aset aktif. Modal menyiapkan aset ini bisa dimulai dengan persiapan dana pensiun di poin no 3.
Aset aktif yang saya maksud ada 3 jenis:
- Bisnis: Untuk kamu yang berwirausaha, jangan senang dulu. Yang saya maksudkan sebagai aset aktif adalah bisnis yang sudah bisa ditinggal, ada profesional yang mengelola dan kamu tinggal terima bagi hasil secara reguler.
- Properti: rumah yang kamu tempati tidak termasuk properti sebagai aset aktif, ya. Properti di sini pun bukan rumah yang bisa dijual kembali. Properti sebagai aset aktif adalah properti yang disewakan, sehingga kamu bisa menerima penghasilan rutin.
- Surat berharga: orang jaman dulu bisa pensiun dengan gajian dari bunga deposito. Sekarang sudah ada obligasi ritel yang bisa dibeli dalam pecahan lebih kecil, dan memberikan imbal hasil reguler berupa kupon obligasi. Untuk itu, sebagai investor kita perlu lho, berkenalan dengan produk pasar modal seperti saham dan obligasi.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/summary-tweet-finclic-4-maret-2013-tentang-aset-aktif/
5. Lain-lain yang gak kalah penting: pajak, legal, waris, zakat, proteksi dll.
Yang terakhir ini yang paling gak diperhatiin. Apalagi saat efeknya gak langsung.
- Pajak: It’s 2016! Cepat atau lambat sistem perpajakan kita akan menggali data secara terbuka dan kamu ke mana ajaaa, kok gak pernah beresin SPT?
- Legal: tahukah kamu bahwa menurut undang-undang perkawinan tahun 1974 harta dan utang yang dihasilkan saat menikah adalah milik bersama suami dan istri? Apakah kamu sudah tahu apa konsekuensinya? Pernah terpikir membuat perjanjian pra nikah? Bukan hanya dengan pasangan, lho. Soal hal legal kita sering gak perhatian. Misalnya ada utang atas nama kamu, padahal yang pakai uangnya adik. Atau ibumu punya rumah, tapi atas nama kakaknya. Ini harus dibenahi.
- Waris: Urusan waris harus kamu pelajari dan perhatikan selagi masih sehat, baik fisik maupun mental. Ada 3 jenis hukum waris di Indonesia: hukum barat, hukum Islam dan hukum adat. Apakah ahli warismu akan terkena dampak dari ketiga hukum waris tersebut?
- Zakat: untuk yang satu ini, perempuan punya peran penting lho. Ada zakat penghasilan yang harus diurus. Ada juga zakat maal (zakat hart). Kalau tidak berkomunikasi dengan baik soal daftar harta dan utang dengan pasangan, terus bagaimana kamu bisa tahu berapa besar zakat yang harus diurus?
- Proteksi: selain proteksi kesehatan di poin no 3, ada juga proteksi jiwa yang perlu kita perhatikan. Untuk ibu rumah tangga, tolong cek asuransi jiwa suamimu. Untuk perempuan bekerja, perhatikan perhatikan asuransi jiwa dirimu sendiri. Untuk pensiunan, mungkin tidak perlu lagi asuransi jiwa sebagai perlindungan penghasilan, tetapi asuransi jiwa ini masih bisa berguna untuk ahli waris untuk mengurusi pajak, biaya pemakaman, pelunasan utang, dan sebagainya.
Tautan penting:
http://qmfinancial.com/pre-nuptial-agreement-perlu-gak-sih/
http://qmfinancial.com/5-tips-ngobrolin-uang-dengan-pasangan/
http://qmfinancial.com/zakat-dan-sedekah-serupa-tapi-tak-sama/
http://qmfinancial.com/anda-ibu-rumah-tangga-pastikan-suami-punya-asuransi-jiwa/
OK, itu tadi 5 hal keuangan yang kamu perempuan harus betul-betul kuasai. Mau gak, kamu bantuin perempuan lain dengan share artikel ini sebanyak-banyaknya? Kita gak bisa kuat sendirian. Kita perlu menggerakkan perempuan sebanyak mungkin semampu kita.
Kalau kata teman-teman di Facebook Headquarter dalam program #shemeansbusiness,
“When women succeed, everyone wins.”
Silakan Sista!
Ligwina Hananto / @mrshananto / Founder / CEO
Cek 3 Hal Penting Ini Sebelum Memutuskan Resign!
Liputan Mommies Daily Lunch #MDLunch Februari 2016.
Mungkin banyak di antara para ibu yang gamang dan ingin resign setelah memiliki anak. Atau karena menghadapi kendala klasik ibu masa kini, yaitu kesulitan memperoleh asisten rumah tangga yang andal? Kesibukan bekerja yang menyita waktu atau pun tekanan pekerjaan? (more…)
Anda Ibu Rumah Tangga? Pastikan Suami Punya Asuransi Jiwa!
Bukan satu kali. Bukan dua kali. Berkali-kali saya bertemu dengan klien dengan profesi sebagai ibu rumah tangga.
3 Hal yang Harus Diketahui Ibu Rumah Tangga
Daripada berantem mulu – jadi ibu rumah tangga atau ibu bekerja, mendingan urus keuangan masing-masing. Yuk?