Belakangan semakin banyak millenial yang bercita-cita untuk kerja di startup. Startup apa aja kek, yang penting startup. Meski tetap ada generasi millenial yang berkeinginan melamar kerja di perusahaan konvensional, terutama yang sudah punya nama besar.
Meroketnya nama beberapa startup pioneer, seperti Gojek, Traveloka, Bukalapak dan Tokopedia, sepertinya juga memengaruhi fenomena perubahaan mindset ini. Selain tentunya cara berpikir para millenial yang memang berbeda dengan angkatan kerja sebelumnya.
Salah satu hal yang semakin membuat para millenial mupeng ingin bekerja di startup adalah konon gajinya yang berlipat-lipat kali dari UMR. Wah, benarkah gaji para karyawan startup sampai sedemikian tinggi?
Kelly Services, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa rekrutmen, pernah merilis daftar gaji yang diperoleh oleh karyawan perusahaan ecommerce Indonesia. Berikut bocoran gaji 13 posisinya:
- Sales executive 7 juta
- Merchandising Manager 20 juta
- Content Manager 20 juta
- Sales Manager 20 juta
- Head of Digital Marketing 20 juta
- Platform Manager 25 juta
- Product Manager 25 juta
- IT Operation Manager 25 juta
- UI/UX Manager 30 juta
- Head of Communication & Partnership 40 juta
- Head of Marketing 45 juta
- Head of Operation 50 juta
- Head of Merchandising 50 juta
Wah, kalau melihat daftar di atas, maka tak heran para millenial kepincut untuk bekerja di perusahaan startup ya? Namun, ada yang harus dicermati tuh. Gaji-gaji tersebut adalah milik para petinggi startup, yang berarti untuk naik ke jenjang yang setara, kita pun harus bekerja keras untuk meningkatkan kinerja kita. Betul?
Ada artikel lain lagi yang dilansir oleh Mojok.co, mengenai fenomena kerja di startup ini. Disebutkan bahwa gaji besar ini hanya mungkin ada di perusahaan startup unicorn, yang berarti perusahaan tersebut valuasinya mencapai lebih dari US$1 miliar, atau setara dengan Rp 13 triliun.
Pertanyaannya, apakah semua perusahaan startup valuasinya mencapai angka yang sangat fantastis itu? Jawabannya, tidak. Banyak perusahaan startup yang masih merintis pasar dan bisnisnya, sehingga belum bisa mencapai omzet penjualan yang kemudian dapat diberikan dalam bentuk gaji berdigit banyak pada karyawannya.
Banyak perusahaan startup yang boro-boro punya kantor di lokasi yang tetap, kadang mereka masih “menumpang” di coworking space satu dan pindah ke coworking space yang lain. Ada juga perusahaan startup yang masih menempati kantor di garasi rumah foundernya.
Namun, ada hal lain selain gaji yang mungkin membuat karyawannya tetap betah bekerja di perusahaan startup, ketimbang perusahaan konvensional. Ada beberapa hal yang tetap membuat para millenial tertarik untuk bekerja di perusahaan startup.
Beberapa Fakta Mengenai Kerja di Startup
1. Banyak kenyamanan yang diberikan
Dalam artikel mengenai sektor yang memberikan fasilitas kesehatan terbaik yang lalu, kita bisa melihat ada beberapa perusahaan startup yang memang memberikan kenyamanan yang baik bagi karyawannya.
Belum lagi soal jam kerja, yang konon lebih fleksibel ketimbang perusahaan konvensional yang memberlakukan batasan jam kerja. Bahkan sebagian besar juga mengizinkan karyawan bekerja secara remote, tidak harus berada di satu lokasi untuk bisa bekerja bersama.
Tentu saja, hal ini menjadi nilai plus untuk kerja di perusahaan startup ketimbang bekerja di perusahaan konvensional.
2. Gaji ekuivalen dengan beban kerja
Gaji besar pasti diberikan dengan tuntutan kinerja yang optimal pula. Hal ini juga berlaku di perusahaan startup, tak hanya di perusahaan konvensional.
Dalam perusahan startup, terutama yang masih rintisan, kadangkala karyawan juga harus merangkap-rangkap berbagai jabatan dan tugas. Hal ini terjadi lantaran rata-rata jumlah karyawan perusahaan startup rintisan juga hanya terdiri atas beberapa orang saja demi efisiensi kerja.
3. Siap bersaing dan harus bertumbuh dengan cepat
Tuntutan untuk memberikan kinerja yang optimal bagi para karyawan perusahaan startup ini juga bukan karena tanpa sebab. Seperti yang sudah dilansir oleh Tech In Asia, di Indonesia setiap bulannya ada startup baru. Dan tidak hanya satu, tapi sampai puluhan. Jadi, bisa dibayangkan berapa banyak perusahaan startup baru dalam satu tahun.
Ini berarti persaingan bisnis akan semakin ketat. Butuh pribadi-pribadi kreatif untuk bisa bertahan, apalagi untuk bisa berkembang dan melejit di antara yang lainnya.
Jadi, apakah kerja di startup itu berarti gaji besar? Mungkin, namun sepadan pula dengan target dan beban kerja yang juga besar.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
QM Financial
Related Posts
4 Comments
Leave a Reply Cancel reply
This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.
[…] hanya senang karena ini berarti kesempatan untuk santai-santai tapi digaji besar saja. Sebagai pekerja remote, kita akan banyak sekali menghadapi tantangan ke depannya. Beberapa […]
[…] Startup menggaji karyawan dalam jumlah yang bikin mata melek, bahkan tanpa kopi. Well, iya sih, untuk startup unicorn. Pernah juga dibahas di sini. Sudah baca belum nih? […]
[…] Kebanyakan angkatan kerja zaman now–para millenials dan gen Z–cenderung lebih tertarik untuk bekerja di perusahaan startup. Mengapa? Karena lebih fleksibel dari segi waktu dan tempat, di samping gajinya yang besar. […]
[…] Siapa sih yang enggak mau? Apalagi kalau sudah gaji tinggi, kita juga hepi melakukannya. Misalnya, kerja di startup unicorn. Duh, dream job banget kan […]