Apa Pentingnya Paham Standar Gaji Karyawan dan Bagaimana Cara Mencari Informasinya?
Memahami standar gaji karyawan adalah langkah penting dalam merencanakan karier dan keuangan. Dengan mengetahui standar ini, kamu dapat menilai apakah penghasilan yang diterima sesuai dengan industri dan lokasi tempat kamu bekerja.
Hal ini juga membantu dalam negosiasi gaji, sehingga bisa mengoptimalkan potensi penghasilan sesuai dengan keahlian dan pengalaman.
Table of Contents
Apa yang Dimaksud dengan Standar Gaji Karyawan?
Standar gaji karyawan merujuk pada tingkat upah atau penghasilan yang ditetapkan oleh sebuah perusahaan atau industri untuk berbagai posisi atau jabatan yang ada di dalamnya. Standar ini bisa berbeda-beda tergantung pada faktor-faktor seperti lokasi, jenis industri, tingkat pengalaman, dan kualifikasi yang dibutuhkan untuk pekerjaan tersebut.
Standar gaji ini penting dan harus ada. Kenapa? Berikut beberapa alasannya:
- Memastikan bahwa semua karyawan yang melakukan pekerjaan dengan tingkat tanggung jawab yang serupa menerima kompensasi yang adil dan setara.
- Membantu karyawan memahami bagaimana gaji mereka ditentukan dan apa yang dapat mereka harapkan dalam hal pertumbuhan gaji.
- Menarik kandidat yang berkualitas dengan menawarkan paket kompensasi yang kompetitif.
- Mempertahankan karyawan yang berkompeten dengan memberikan gaji yang kompetitif yang mencerminkan kontribusi mereka terhadap perusahaan.
Standar gaji sering kali juga mempertimbangkan regulasi pemerintah seperti upah minimum, yang bertujuan untuk melindungi hak-hak karyawan.
Baca juga: 3 Tujuan Keuangan Terbesar yang Harus Segera Dimiliki oleh First Jobbers
Mengapa First Jobber Penting untuk Tahu Standar Gaji Karyawan?
Nah, sebagai first jobber, sebelum kamu mulai benar-benar terjun ke dunia kerja, ada baiknya kamu melakukan riset dulu mengenai standar gaji ini. Memahami standar gaji karyawan penting bagi first jobber karena beberapa alasan berikut.
1. Negosiasi Gaji
Mengetahui standar gaji untuk posisi atau industri tertentu memberikan dasar yang kuat untuk negosiasi gaji. Hal ini memungkinkan kamu, dan karyawan atau calon karyawan lain, untuk meminta kompensasi yang adil dan kompetitif berdasarkan data yang objektif.
2. Kepuasan Kerja
Memahami standar gaji akan membantumu merasa bahwa kamu sudah mendapatkan bayaran yang adil sebanding dengan kontribusi yang kamu berikan. Hal ini juga akan membawa manfaat baik untuk perusahaan, yakni meningkatkan kepuasan kerja dan bisa menurunkan tingkat turnover karyawan.
3. Perencanaan Keuangan
Dengan mengetahui kisaran gaji yang dapat diharapkan, kamu pun bisa lebih baik dalam mengelola keuangan pribadi, merencanakan masa depan, dan menetapkan tujuan finansial yang realistis.
4. Transparansi dan Keadilan
Perusahaan yang mengikuti standar gaji menunjukkan komitmen terhadap keadilan dan transparansi dalam perekrutan dan retensi. Hal ini meningkatkan citra perusahaan dan dapat menarik karyawan yang berkualitas.
5. Menghindari Diskriminasi
Standar gaji yang jelas dan terbuka membantu mengurangi risiko diskriminasi dalam pembayaran, memastikan semua karyawan dibayar berdasarkan kualifikasi dan pengalaman mereka. Bukan karena faktor non-prestasi seperti jenis kelamin, ras, atau usia.
Oleh karena itu, memahami standar gaji sangat penting baik bagi karyawan maupun pengusaha dalam menciptakan lingkungan kerja yang produktif, adil, dan memuaskan.
5 Tempat untuk Mencari Informasi Standar Gaji Karyawan
Untuk mencari informasi tentang standar gaji, berbagai sumber bisa diakses untuk mendapatkan data yang akurat dan terkini. Termasuk di dalamnya adalah situs web khusus pekerjaan, survei industri, dan laporan dari konsultan sumber daya manusia.
Informasi tersebut bukan hanya berguna bagi yang sedang mencari pekerjaan baru, tetapi juga bagi yang ingin memastikan bahwa kompensasi mereka masih relevan dengan dinamika pasar saat ini.
Untuk mencari informasi tentang standar gaji karyawan, kamu bisa memanfaatkan sumber-sumber seperti berikut ini.
1. Survei Gaji
Lihat survei gaji yang disediakan oleh lembaga riset gaji atau konsultan SDM. Survei ini biasanya mencakup data terperinci mengenai gaji rata-rata untuk berbagai posisi dan industri di lokasi tertentu.
Kadang informasi diposting di media sosial. Cuma memang kita kudu tahu akun-akunnya terlebih dulu. Tak jarang, juga dimuat di media-media online. Kamu memang kudu secara berkala memonitor jika membutuhkan informasinya.
2. Situs Pekerjaan Online
Platform seperti Glassdoor, Payscale, LinkedIn, Indeed, atau Glints juga menyediakan informasi tentang gaji yang diumumkan oleh karyawan aktual dan pengguna lain. Situs-situs ini sering memiliki alat pencarian gaji yang memungkinkan kamu memasukkan judul pekerjaan dan lokasi untuk melihat rentang gaji rata-rata.
3. Biro Statistik Tenaga Kerja atau Lembaga Pemerintah yang Setara
Lembaga pemerintah seperti Badan Pusat Statistik juga menyediakan data tentang gaji dan kompensasi berdasarkan industri dan wilayah geografis. Data ini dapat memberikan gambaran umum tentang gaji dan tren di pasar kerja.
4. Jaringan Profesional dan Koneksi Industri
Berbicara dengan kolega dan profesional lain dalam jaringanmu juga bisa memberikan wawasan tentang standar gaji karyawan. Mereka mungkin bersedia berbagi informasi tentang apa yang merupakan kompensasi yang wajar untuk posisi serupa.
5. Perusahaan Perekrutan dan Headhunter
Profesional HR atau perusahaan perekrutan khusus dapat memberikan informasi tentang standar gaji untuk berbagai peran, terutama untuk posisi khusus atau tingkat eksekutif.
Selama proses perekrutan, kamu bisa mendapatkan informasi gaji dari tawaran pekerjaan yang kamu terima. Selain itu, melalui negosiasi, kamu dapat memperoleh wawasan lebih lanjut mengenai berapa range gaji yang umum untuk posisi tersebut.
Baca juga: Kesalahan yang Harus Dihindari Saat Negosiasi Gaji
Nah, dengan menggunakan kombinasi sumber-sumber ini, kamu bisa mendapatkan gambaran yang akurat dan terkini tentang standar gaji karyawan untuk posisi yang kamu minati atau industri yang kamu ikuti.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Ada Berapa Jenis Potongan Gaji Karyawan? Sudah Tahu Semua Belum?
Ribut-ribut adanya Tapera, membuat karyawan speak up mengenai banyaknya potongan gaji yang diberlakukan. Hal ini wajar saja terjadi, karena mau sedikit atau banyak, potongan gaji pastinya tetap akan mengurangi take home pay untuk karyawan.
Jika dirunut, setiap potongan gaji tersebut sebenarnya enggak pernah dilakukan tanpa alasan, atau latar belakang hukum. Ada beberapa komponen yang menjadi dasar pemotongan, dan semua komponen ini telah diatur sesuai peraturan yang berlaku di Indonesia.
Namun, nyatanya, masih banyak karyawan yang bingung dengan potongan yang tertera pada slip gaji masing-masing. Padahal, pemahaman ini penting untuk menghindari kebingungan dan ketidakpuasan. Dari pihak perusahaan, yang diwakili oleh HR, memang harus menyosialisasikannya, sebelum benar-benar diterapkan. Tetapi pada praktiknya, hal ini juga banyak kendalanya.
Lalu, Jenis potongan gaji apa saja yang berlaku di Indonesia? Coba yuk, kita lihat satu per satu.
Table of Contents
Jenis Potongan Gaji yang Umum Diterima Pekerja Indonesia
1. Pajak Penghasilan
Pajak Penghasilan PPh21 ini dikenakan kepada subjek pajak seperti orang pribadi, badan usaha, bentuk usaha tetap, dan warisan yang belum terbagi atas penghasilan yang diterima atau diperoleh.
PPh merupakan pajak atas penghasilan yang sudah diperoleh, termasuk bagi karyawan swasta. Namun, tidak semua pekerja wajib membayar pajak penghasilan ini.
Menurut UU Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP) dan diperjelas dalam PP Nomor 55 Tahun 2022, hanya pekerja dengan penghasilan di atas batas Penghasilan Kena Pajak (PKP), yaitu Rp 60.000.000 per tahun atau Rp5.000.000 per bulan, yang wajib membayar PPh.
2. BPJS Kesehatan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 64 Tahun 2020, yang merupakan perubahan atas Perpres Nomor 82 Tahun 2018 tentang Jaminan Kesehatan, iuran BPJS Kesehatan telah ditentukan berdasarkan jenis kepesertaan dalam program JKN.
Untuk peserta pekerja penerima upah (PPU) di BUMN, BUMD, dan sektor swasta, besaran iuran BPJS Kesehatan adalah 5% dari gaji atau upah per bulan. Pembayaran iuran ini diatur dengan ketentuan bahwa 4% ditanggung oleh pemberi kerja dan 1% oleh peserta.
3. BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Hari Tua
Jenis potongan berikutnya adalah BPJS Ketenagakerjaan untuk Jaminan Hari Tua (JHT). Setiap karyawan yang terdaftar dalam program JHT harus menyisihkan sebagian gajinya untuk membayar iuran ini.
Besaran iuran yang ditetapkan adalah 5,7% dari upah bulanan. Dari jumlah ini, 3,7% dibayarkan oleh perusahaan, sementara 2% sisanya ditanggung oleh pekerja.
4. BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Pensiun
Selain Jaminan Hari Tua, karyawan juga dikenakan potongan untuk BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Pensiun. Iuran untuk program ini ditetapkan sebesar 3% dari gaji bulanan. Dari total iuran ini, 1% dibayar oleh karyawan, sedangkan 2% sisanya ditanggung oleh pemberi kerja.
5. BPJS Ketenagakerjaan JKK dan Jaminan Kematian
Potongan gaji berikutnya adalah untuk iuran BPJS Ketenagakerjaan Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian. Besaran iuran JKK bervariasi berdasarkan tingkat risiko pekerjaan dan diambil dari upah bulanan. Berikut adalah rinciannya:
- Risiko sangat rendah: 0,24%
- Risiko rendah: 0,54%
- Risiko sedang: 0,89%
- Risiko tinggi: 1,27%
- Risiko sangat tinggi: 1,74%
Untuk Jaminan Kematian, besaran iurannya adalah 0,3% dari upah bulanan.
6. Tapera
Pemerintah baru-baru ini mengumumkan bahwa karyawan akan dikenakan iuran untuk Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Tapera adalah simpanan yang dilakukan oleh peserta secara periodik dalam jangka waktu tertentu.
Iuran Tapera hanya bisa digunakan untuk pembiayaan perumahan atau dikembalikan beserta hasil pemupukannya setelah masa kepesertaan berakhir. Mengacu pada Pasal 15 Ayat 1 PP Nomor 21 Tahun 2024, besaran iuran Tapera ditetapkan sebesar 3% dari gaji atau upah bagi pekerja, dan penghasilan bagi peserta pekerja mandiri.
Pasal 15 Ayat 2 menjelaskan bahwa untuk peserta pekerja, iuran ini ditanggung bersama oleh pemberi kerja sebesar 0,5% dan pekerja sebesar 2,5%.
Baca juga: Cara Disiplin Mengatur Keuangan biar Gaji Nggak Asal Lewat
Potongan Gaji Lain yang Bersifat Pribadi
Sudah, itu saja? Ternyata belum selesai. Buat karyawan tertentu, masih ada tambahan potongan gaji lagi. Apa saja?
1. Utang Karyawan atau Kasbon
Perusahaan yang menyediakan benefit berupa pinjaman kepada karyawan biasanya menggunakan skema potongan gaji untuk pembayaran cicilan utang. Cicilan utang ini sering kali menjadi salah satu alasan potongan atau pengurangan gaji karyawan.
Skema cicilan atau metode pembayaran kembali bergantung pada regulasi yang berlaku di masing-masing perusahaan.
2. Potongan Asuransi
Sejumlah karyawan swasta juga harus membayar iuran asuransi selain pajak dan BPJS, untuk jenis proteksi apa pun. Biasanya, iuran ini dikenakan karena perusahaan memiliki kontrak kerja sama dengan perusahaan asuransi swasta.
Jenis asuransi yang ditawarkan bisa bervariasi, seperti asuransi kesehatan, jaminan pensiun, jaminan kematian, jaminan hari tua, dan asuransi kecelakaan kerja. Besaran iuran ini tergantung pada kebijakan perusahaan atau perusahaan asuransi yang bekerja sama.
3. Ganti Rugi Kesalahan Karyawan
Dalam perusahaan, bisa jadi ada aturan bahwa jika karyawan melakukan kesalahan, maka ada punishment berupa pemotongan atau pengurangan gaji. Setiap karyawan harus mematuhi peraturan ini, yang biasanya dijelaskan dalam perjanjian kerja yang ditandatangani oleh karyawan.
Perusahaan perlu menetapkan aturan yang jelas mengenai potongan gaji ini, termasuk alasan penerapannya dan besarnya potongan yang akan dikenakan. Yang pasti, hal ini juga ada dasar hukumnya, yakni Pasal 58 PP 78/2015 yang menyatakan bahwa potongan gaji tidak boleh melebihi 50 persen dari total gaji karyawan.
4. Potongan Gaji Unpaid Leave
Dalam lingkungan perusahaan, istilah unpaid leave digunakan untuk merujuk pada cuti yang diambil di luar jatah cuti yang diberikan. Ketika karyawan mengambil unpaid leave, akan terjadi pemotongan gaji.
Karyawan memiliki nominal upah harian, yang dihitung dengan membagi total gaji bulanan dengan jumlah hari kerja. Jadi, saat karyawan mengambil unpaid leave, potongan gaji akan dihitung berdasarkan jumlah hari cuti yang diambil tanpa bayaran.
Baca juga: Training Finansial: 1 dari 2 Karyawan Selalu Merasa Gaji Tak Cukup, Apa Sebabnya?
Potongan gaji merupakan hal yang penting untuk dipahami oleh setiap karyawan, karena berbagai jenis potongan ini dapat mempengaruhi jumlah gaji yang diterima setiap bulannya. Memahami potongan seperti pajak penghasilan, asuransi, BPJS, dan lainnya akan membantu karyawan merencanakan keuangan dengan lebih bijak.
Dengan demikian, memiliki keterampilan mengelola keuangan yang baik menjadi sangat penting untuk menghadapi berbagai potongan ini dan tetap mencapai kestabilan finansial.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Bisa Nggak ya, Punya Gaji 1 Miliar?
Ribut-ribut di media sosial tentang para karyawan yang punya gaji 1 miliar, apakah kamu juga mengikuti hype ini? Kalau ketinggalan, boleh saja kok kalau mau menelusur.
Tapi, apa pentingnya tahu gaji orang lain berapa? Terus kenapa kalau gaji orang lain 1 miliar? Apakah kemudian kamu tertarik untuk bekerja di ladang yang sama?
Ya memang, di setiap fenomena itu kan akan selalu ada sesuatu di baliknya, ya kan? Misalnya kamu kepo terhadap sesuatu, terus apakah sesuatu yang dikepoin itu kemudian bermanfaat untukmu?
Jadi Pengin Punya Gaji 1 Miliar Juga?
Salah satu bentuk reaksi yang mungkin muncul dari dalam dirimu ketika mengikuti kehebohan ini adalah ungkapan, “Duh, pengin juga euy, punya gaji 1 miliar!”
Bisa nggak ya, kita punya gaji 1 miliar juga?
Bisa saja, tapi … seberapa besarkah kemungkinannya?
Dari data yang dirilis oleh BPS yang terdapat di situs Katadata.co.id, berdasarkan hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) bulan Februari 2022 lalu, ternyata rata-rata gaji orang Indonesia adalah Rp2.89 juta per bulan. Angka ini naik tipis dari tahun 2021, yang sebesar Rp2.86 juta per bulan.
Fakta lain lagi terungkap, bahwa ada perbedaan besaran gaji rata-rata dari karyawan laki-laki dan perempuan. Karyawan laki-laki digaji rata-rata Rp3.14 juta, sementara perempuan digaji rata-rata Rp2.43 juta per bulan. Nah, siapa nih yang jiwa feminisnya lantas menggeliat?
So, apa yang bisa disimpulkan?
Mereka yang punya gaji 1 miliar itu bisa jadi hanya segelintir, mengingat rata-rata gaji orang Indonesia ada di kisaran Rp2.89 juta. Bisa jadi hanya 3 orang dari total penduduk usia produktif Indonesia sesuai data dari BPS ini.
3 orang dari total 208 juta orang usia produktif. Itu sama dengan nol koma nol nol nol nol yang banyak.
Jadi, bagaimana peluangnya? Silakan hitung sendiri ya.
Berarti Peluang Tipis Banget ya?
Tipis, tetapi bukan berarti tak mungkin. Ada yang memang memiliki gaji 1 miliar per bulan, tetapi ada juga yang berpenghasilan kurang dari Rp1 juta per bulannya.
Kalau dibuat chart, yang bergaji di sekitaran Rp2.89 juta pasti banyak sekali. Sementara yang memiliki gaji 1 miliar pastinya hanya segelintir di luar sirkel Rp2.89 juta itu.
Yang di luar sirkel adalah kasus ekstrem. Sudah pasti, peluang terjadi akan tipis. Kebanyakan dari kita akan berada di sekitar rata-rata.
Ini adalah hitungan yang logis dan realistis.
Tapi, hal ini bukan tak mungkin.
Menurut penelusuran dari beberapa sumber berupa situs lowongan kerja, kamu dimungkinkan banget memiliki gaji 1 miliar kalau dibayar dalam dolar. Berikut beberapa profesi yang memungkinkanmu mendapatkan gaji 1 miliar.
Ahli Teknologi Nuklir
Seorang ahli teknologi nuklir memiliki gaji pada kisaran Rp800-an juta hingga Rp 1 M, sesuai tingkat kesulitannya. Job desc mereka rata-rata adalah meneliti fisi nuklir dan energi-energi di dalamnya, yang kemudian bisa dikembangkan manfaatnya untuk kebutuhan manusia.
Peretas
Jangan selalu menganggap negatif pada para peretas. Ada sekelompok peretas yang dikenal dengan white hat, yang pekerjaannya membangun keamanan jaringan. Mereka akan meretas sistem untuk mencari celah kesalahan untuk kemudian bisa diperbaiki.
Konon, dengan tingkat peretasan yang meninggi akhir-akhir ini, sejumlah pihak mau menggelontorkan biaya besar untuk memperkuat sistem keamanan jaringan masing-masing. Ada yang menembus Rp1.3 miliar per bulannya.
Computer programmer
Computer programmer adalah salah satu dari sedikit profesi yang bisa memiliki gaji 1 miliar, bahkan lebih. Hal ini pastinya sepadan dengan tugasnya yang berat, yakni analisis dan pemrograman berbagai sistem untuk berbagai keperluan.
Apalagi perkembangan teknologi begitu luar biasa. Seorang computer programmer harus bisa mengejar kebutuhan masyarakat yang juga dengan cepat berubah.
Untuk seorang computer programmer dengan jam terbang yang sudah sangat tinggi, gajinya bisa mencapai Rp1.5 miliar.
CEO
CEO adalah seseorang yang menduduki jabatan tertinggi dalam sebuah perusahaan. Peran yang sangat penting, tanggung jawab yang sangat besar, yang sepadan juga dengan gaji yang tinggi. Ya, rata-ratanya sih begitu.
Sampai dengan artikel ini ditulis, CEO dengan bayaran tertinggi jatuh pada Elon Musk.
Jadi Tetap Berpeluang dong ya, untuk Bisa Punya Gaji 1 Miliar?
Jelas berpeluang!
Tapi ingat posisi berikut ini: mereka yang bergaji Rp1 miliar dengan yang rata-rata.
Kami yang ada di QM Financial sih percaya, bahwa kalau kamu memiliki penghasilan tinggi pasti tak lepas dari kerja keras, konsistensi, dedikasi, dan kegigihan kamu juga. Orang-orang bisa saja berdecak kagum ketika mengetahui gaji yang tinggi, tanpa mau melihat seperti apa yang ada di “backstage”. Backstage itu hanya kamu sendiri yang tahu.
Punya gaji 1 miliar, mengapa tidak? Dan mengapa tidak boleh memimpikan untuk bisa mendapatkan gaji setinggi itu? Bukankah setiap orang berhak mimpi? Kamu “hanya” perlu mencari jenis-jenis pekerjaan yang berpeluang untuk memberikan gaji yang besar itu. Nyatanya, kan memang ada profesi-profesi yang berpenghasilan tinggi. Beberapa contohnya juga sudah sedikit dijabarkan di atas. Tinggal harus siap bekerja keras, apa pun kondisinya.
Namun, perlu juga untuk bisa berlapang dada, ketika kita (hanya) mampu berada di tengah sirkel. Enggak melipir ke luar, baik yang ke atas maupun (semoga) tidak harus juga melipir ke bawah.
Karena kita juga seharusnya percaya, bahwa gaji kecil ataupun besar tidak akan banyak membawa perubahan baik apa pun dalam hidup, kalau kita tak dapat mengelolanya dengan baik. Gaji besar, lifestyle besar, utang juga besar, ya gimana dong? Gaji kecil, merasa tidak punya uang untuk diatur ya makin nggak jelas juga pengeluarannya. Bisa sama-sama nggak punya tabungan, nggak punya dana untuk masa depan, padahal dua-duanya dari “kutub” yang berseberangan.
Yang bergaji besar, enggak perlu flexing. Yang bergaji kecil, enggak perlu merasa paling sengsara. Ayo, sama-sama belajar, supaya keuangannya lebih baik, sehingga ke depan, hidupmu juga akan lebih baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Ini 3 Masalah Keuangan yang Dihadapi oleh HR dari Karyawannya
Banyak yang mengira, bahwa masalah keuangan muncul sebagai akibat dari penghasilan sebagai karyawan yang terlalu kecil. Lalu, solusinya, karyawan pun menuntut pada perusahaan melalui divisi HR, atau Human Resources, untuk menaikkan gaji.
Nah, pertanyaan yang kemudian muncul adalah apakah dengan begitu, masalah keuangan lantas bisa hilang atau terselesaikan? Ternyata, enggak juga. Faktanya, gaji naik eh … ternyata lifestyle juga naik. Gaji besar pun juga dirasa enggak cukup, karena seiring waktu, kebutuhan juga lebih banyak. Bahkan bisa jadi, gaji besar, utang juga besar. Ouch!
Mau tahu, masalah keuangan apa yang biasanya dihadapi oleh HR dari karyawan? Ternyata 3 hal ini loh yang paling sering.
3 Masalah Keuangan yang Paling Sering Dihadapi oleh Karyawan
1. Kelola gaji
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Virginia Tech Study di Amerika Serikat menyebutkan, bahwa 1 dari 5 karyawan terlilit masalah keuangan, yang lantas menghambat kinerja karyawan itu sendiri selama di kantor; tingkat ketidakhadiran tinggi dan produktivitas menurun. Sementara, QM Financial sendiri pernah melakukan survei, yang hasilnya menyebutkan bahwa 51% karyawan merasa gajinya tidak cukup.
Kedua hasil survei di atas mengungkapkan satu fakta besar: tingkat pengelolaan gaji karyawan masih kurang.
Sebagian besar perusahaan sudah memberikan gaji yang sesuai dengan aturan, yakni sama dengan atau di atas UMR. Tentu saja, banyak faktor lain yang juga memengaruhi besaran gaji karyawan. Tetapi, pada dasarnya, UMR ditentukan sudah melalui prosedur yang panjang, dengan beracuan pada besaran kebutuhan hidup minimal seorang lajang di domisili yang sama dengan kantornya. Jadi, seharusnya besaran gaji akan cukup jika digunakan dengan bijak.
So, besar kemungkinan akar masalahnya memang pada skill untuk mengelola gaji dengan baik. Tanpa pengelolaan keuangan yang benar, gaji seberapa besarnya pun pasti akan enggak cukup. Karyawan tidak dapat mengatur prioritas, sehingga tak pernah ada rencana keuangan. Kalau sudah begini, berbagai kebutuhan hidup bisa terhambat untuk dipenuhi.
2. Utang
Utang juga merupakan salah satu masalah keuangan yang kerap dihadapi oleh HR dari karyawan.
Salah satu contohnya adalah karyawan terlilit utang pinjaman online, alias pinjol. Faktanya, karyawan memang sasaran empuk penipu-penipu utang pinjol. Tak sedikit kasus lilitan pinjaman online, dari yang hanya Rp1 juta menjadi puluhan juta yang muncul dengan korban para karyawan. Dan, salah satu yang sering dibuat repot oleh karyawan karena utang pinjol adalah bagian HR kantor. Terutama jika pinjol yang bersangkutan adalah pinjol ilegal. Teman-teman sekantor ikut menjadi korban teror. Belum lagi banyaknya penawaran jenis utang lainnya, seperti paylater, kartu kredit, KTA, dan berbagai jenis utang lainnya.
Posisi sebagai karyawan sebenarnya menguntungkan, jika dilihat dari sudut pandang yang lain. Penghasilan yang teratur membuat skema pengembalian utang dengan cicilan seharusnya bisa dilakukan dengan baik. Memang utang sekali waktu bisa menjadi solusi, terutama untuk tujuan produktif. Namun, bahkan masih banyak yang belum paham beda utang yang perlu dan tidak perlu. Tanpa pertimbangan matang dan skema pengembalian yang sesuai, utang bisa jadi masalah keuangan yang cukup besar di kemudian hari.
3. Pensiun
Masalah keuangan lain yang juga sering harus dihadapi oleh HR dari karyawan adalah soal pensiun.
Masalah pensiun ini memang seharusnya menjadi tanggung jawab pribadi masing-masing karyawan. Tetapi, perusahaan yang baik juga akan ikut mempersiapkan pensiun bagi karyawannya. Hal ini sesuai dengan UU No. 13 Taun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa perusahaan punya kewajiban untuk membayarkan imbalan pascakerja, yang termasuk di dalamnya adalah dana pensiun. Memang sudah ada Jaminan Hari Tua dan Jaminan Pensiun, dengan alokasi dana yang dibagi antara karyawan dan perusahaan, tetapi apakah memang cukup? Mengingat angka harapan hidup masyarakat Indonesia juga naik di tahun 2022 ini, dari 73.4 menjadi 73.5.
Tanpa menyiapkan dana pensiun yang memadai, bisa jadi nantinya cash flow perusahaan terganggu karena mendadak harus membayar dana pesangon pensiun untuk karyawannya. Apalagi jika ternyata, si karyawan juga tak siap dana pensiun secara mandiri.
Dikutip dari Detik Finance, dalam survei yang dilakukan oleh HSBC global bertajuk Future of Retirement, yang dilakukan terhadap 17.405 orang di 16 negara dengan 1.050 di antaranya responden dari Indonesia, menunjukkan fakta yang menarik. Tiga dari 4 responden dalam survei ini mengaku bahwa mereka mengharapkan bantuan dari orang lain—dalam hal ini, anak-anak mereka—untuk dapat memenuhi kebutuhan di masa pensiun. Sementara, sebanyak 2 dari 3 responden usia kerja bertekad akan terus bekerja setelah masa pensiun tiba, dengan 54% di antaranya ingin berwirausaha dan 25%-nya ingin kembali mencari pekerjaan.
Padahal seharusnya, masa pensiun adalah masa-masa karyawan menikmati hasil kerja kerasnya selama puluhan tahun bekerja. Betul?
Kesimpulan
Kalau dilihat per masalahnya, kunci permasalahan yang umum terjadi adalah pada mindset karyawan yang masih keliru dalam pemahaman pengelolaan dan perencanaan keuangannya.
Bahwa bukan masalah besar kecilnya gaji yang jadi akar masalah keuangan yang dihadapi oleh karyawan, melainkan bahwa gaji yang tidak dikelola dengan baik maka tetap saja kebutuhan akan sulit dipenuhi. Alih-alih memanfaatkannya untuk hal-hal esensial, gaji malah dihabiskan untuk hal-hal yang kurang penting. Bahkan sering kali, karyawan malah enggak tahu ke mana saja gajinya pergi.
Tanpa pengelolaan dan perencanaan keuangan yang baik, tujuan keuangan—baik jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang—akan sulit untuk dicapai.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
6 Tip Konsisten Bayar Utang Jangka Panjang dengan Gaji Karyawan Pas-pasan
Mau cepat bebas finansial, tapi masih bingung gimana melunasi utang jangka panjang? Tenang, jangan panik karena banyak cara untuk bisa menutupi cicilan utang di masa mendatang.
Impian untuk terbebas dari utang memang jadi hal yang cukup menantang buat orang zaman now, apalagi dengan gaji karyawan yang pas-pasan. Sebetulnya, berapa pun nominal utang kamu saat ini, semua dapat terlunasi jika kamu bisa membayar cicilannya tepat waktu secara konsisten. Yang terpenting adalah bagaimana caranya kamu terhindar dari gagal bayar, yang nantinya hanya akan mempersulit pelunasan. Nah, untuk itu perencanaan keuangan tentunya jadi strategi dasar yang wajib kamu gunakan.
Dengan rencana keuangan, kamu dapat membagi pendapatan ke dalam beberapa alokasi kebutuhan, termasuk kewajiban cicilan utang. Ingat prinsipnya, jagalah agar rasio cicilan utang tidak melebihi 30%. Di dalamnya termasuk cicilan Kredit Pemilikan Rumah (KPR) atau Apartemen (KPA), atau kredit kendaraan bermotor (KKB), cicilan HP, panci, elektronik, paylater, dan sebagainya.
Cara Jitu Lunasi Utang Jangka Panjang dengan Gaji Pas-pasan
Jika kamu mencoba untuk segera keluar dari utang jangka panjang dengan penghasilan rendah, berikut adalah beberapa tip untuk mengubah impian tentang kehidupan bebas utang menjadi kenyataan.
1. Berhenti membuat utang baru
Jika kamu meminjam uang dari satu sumber untuk membayar utang di tempat lain, alias gali lubang tutup lubang, maka ingatlah bahwa kamu tak pernah benar-benar melunasinya.
Ketika kamu sedang berusaha untuk melunasi utang, sebaiknya berhentilah mengambil utang baru sampai semuanya benar-benar lunas. Jangan membuka kartu kredit baru atau mengajukan pinjaman lagi, kecuali ada alasan strategis untuk melakukannya. Dan, hentikan semua pengeluaran yang tidak perlu.
2. Buat rincian total utang saat ini
Jika kamu dibebani oleh utang, kamu akan tergoda untuk mengabaikan tagihan yang terus berdatangan. Menghadapi utang bisa jadi menakutkan, tetapi jika kamu ingin melunasinya, kamu perlu mengetahui jumlah dan angka pasti dari utang yang harus dibayar.
Buatlah daftar dari setiap tagihan kartu kredit, tagihan medis, dan tagihan lainnya kemudian jumlahkan utang kamu. Di sebelah saldo pokok, tuliskan tingkat bunga, biaya keterlambatan, dan denda yang mungkin harus dibayar.
Tanpa gambaran yang jelas tentang situasi keuangan secara keseluruhan, akan sulit untuk menemukan cara untuk melunasi utang dengan pendapatan rendah.
3. Buat anggaran
Anggaran dapat membuat kamu melihat dengan tepat jumlah penghasilan dan pengeluaran. Mulailah dengan membuat daftar semua sumber pendapatan dan semua pengeluaran tetap yang berulang.
Pengeluaran tetap adalah hal-hal yang perlu kamu bayar secara rutin, seperti kontrak rumah, bayar listrik, PDAM, dan sebagainya, yang tidak berubah dari bulan ke bulan.
Kemudian, kurangi selisih antara total pendapatan dan pengeluaran tetap tersebut. Sisanya adalah uang yang kamu miliki untuk digunakan untuk pengeluaran kebutuhan pokok, seperti bahan makanan dan pakaian, termasuk utang lainnya.
Tentukan berapa banyak uang tunai yang harus disisihkan setiap bulan untuk pengeluaran pokok yang tidak dapat dipotong, seperti belanjaan, dan kemudian sisihkan sisa uang tunai untuk melunasi utang. Masukkan item baris dalam anggaran tersebut untuk pembayaran utang, patuhi dan tingkatkan kapan pun Anda bisa.
4. Lunasi utang terkecil terlebih dahulu
Setelah menjumlahkan semua utang, jumlah totalnya mungkin terlihat menakutkan. Keluar dari utang dengan penghasilan rendah tidak mudah, tetapi merayakan pencapaian kecil di sepanjang jalan dapat membuat kamu terus maju dan mengurangi kecemasan.
Metode pelunasan ini disebut juga dengan metode debt snowball. Kamu membayar tagihan dari jumlah cicilan utang terkecil. Melihat saldo kecil itu menjadi nol akan memberi kamu kebanggaan dan keyakinan bahwa pada akhirnya kamu dapat hidup bebas utang.
5. Mulailah mengatasi utang yang lebih besar
Setelah melunasi tagihan yang lebih kecil, ada beberapa pendekatan yang dapat kamu gunakan untuk mengatasi utang yang besar. Salah satu pendekatannya adalah metode debt avalanche.
Metode ini memungkinkanmu melakukan pembayaran minimum pada setiap tagihan, kemudian menggunakan sisanya untuk melunasi utang dengan tingkat bunga tertinggi. Biaya bunga utang tersebut menambah utang setiap bulan, jadi metode ini akan menghentikan potensi buruk tagihan menumpuk yang membuat bunga bergulung-gulung.
Dengan metode ini, kamu dapat menyimpan lebih banyak uang yang kamu hasilkan setiap bulan, yang pada gilirannya meningkatkan kemampuan untuk melakukan pembayaran utang yang lebih besar.
6. Cari cara untuk mendapatkan uang tambahan
Jika kamu masih butuh cara lain lagi melunasi utang jangka panjang tanpa menggunakan gaji pokok, maka carilah peluang untuk menghasilkan lebih banyak uang.
Kamu bisa mulai mencari kerja sampingan, misalnya menjadi kurir makanan setelah pulang kerja, membuka jasa desain grafis dan tulisan, atau menjual barang yang sudah tak terpakai namun masih layak digunakan.
Jika kamu dapat menemukan cara kreatif untuk memaksimalkan waktu luang, gunakan uang ekstra itu untuk melunasi utang jangka panjangmu.
Utang memang membebani, tetapi untuk satu dua kebutuhan penting yang krusial, kadang utang juga membantu. Utang jangka panjang biasanya cicilannya akan lebih ringan, tetapi jika dihitung, sudah pasti jumlah total bisa membengkak besar sekali. Karena itu, butuh keterampilan pengelolaan yang baik.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Lunasi Utang dengan Gaji Karyawan Pas-pasan dengan Metode Debt Snowball
Ingin segera terbebas dari beban utang? Berlama-lama dengan tumpukan utang memang nggak baik untuk kesehatan finansial kamu. Nah, jangan khawatir kali ini kita akan membahas salah satu cara lunasi utang yang cukup populer di kalangan debitur, yaitu metode debt snowball.
Metode ini cocok untuk sebagai cara lunasi utang dengan gaji karyawan yang pas-pasan. Kelihatannya memang sulit menyelesaikan beban utang yang jauh lebih besar ketimbang gaji yang kamu dapatkan saat ini, bukan? Tapi, itu mungkin terjadi kalau kamu menerapkan debt snowball ini.
Apa itu Metode Debt Snowball?
Dari beberapa cara lunasi utang lainnya, snowball yang dalam bahasa Indonesia artinya bola salju ini bisa jadi cara jitu untuk melunasi tumpukan utang tanpa kesulitan.
Debt snowball adalah strategi atau cara lunasi utang mulai dari yang terkecil dan terus berlanjut hingga yang terbesar. Penyelesaian sedikit demi sedikit utang dari yang lebih kecil memberimu motivasi untuk terus segera terbebas dari utang.
Metode ini dianalogikan dengan bola salju yang ketika menggelinding ke tempat rendah. Semakin ke bawah, semakin besar nominal yang ditanggung. Fungsinya agar kamu fokus pada nominal terendah hingga tertinggi.
Untuk mengawali penerapan strategi ini, kamu perlu membuat urutan utang beserta nominal mulai dari yang terkecil. Nantinya setiap bulan kamu harus memprioritaskan utang terkecil untuk dilunasi.
Manfaat Lunasi Utang dengan Debt Snowball
Metode debt snowball adalah pilihan cara lunasi utang yang baik untuk kamu agar termotivasi menyelesaikan utang. Melunasi utang kecil pertama itu bisa terasa sangat bermanfaat, memberimu motivasi yang lebih untuk terus berjalan sampai semua utang lunas.
Namun, penting untuk dipahami bahwa metode pembayaran utang ini bekerja paling baik jika kamu memperoleh penghasilan tetap dan memiliki sedikit pengeluaran dalam anggaran bulanan. So, pastikan kamu mampu membayar sedikit lebih banyak untuk utang daripada hal lain.
Nah, metode debt snowball ini bisa membantu kamu dengan gaji karyawan pas-pasan untuk bisa bebas dari jeratan utang. Apa saja sih keunggulan dari pelunasan metode debt snowball? Berikut di antaranya.
Utang lunas lebih cepat
Snowball mendorong debitur untuk melunasi nominal utang dari yang paling rendah hingga paling besar. Dengan begitu, waktu pelunasan bisa dikatakan akan lebih cepat.
Umumnya, orang akan membayar utang paling besar di awal karena dianggap lebih berat bebannya. Namun melunasi utang yang nominalnya besar di awal justru dapat memakan tenaga dan pikiran. Nah, jika utang diselesaikan dari yang paling sedikit, satu per satu utang akan selesai dan kamu bisa fokus untuk melunasi utang yang nominalnya lebih besar.
Penyelesaian tunggakan selesai dengan efektif
Penerapan cara lunasi utang ini dapat membuat utang kamu cepat terselesaikan karena akan ada dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan yang lebih besar. Motivasi itu datang dari perasaan lega karena utang-utang sebelumnya telah selesai.
Pembayaran utang lebih teratur dan konsisten
Perencanaan uang terutama dalam cara lunasi utang dapat lebih terencana dan dapat dilakukan dengan konsisten. Kebanyakan orang sulit menentukan prioritas kewajiban mana yang harus diselesaikan, namun metode ini membuatnya lebih sederhana terutama dengan gaji karyawan yang seadanya.
Cara Lunasi Utang dengan Metode Debt Snowball
Berikut ini adalah langkah atau cara lunasi utang dengan metode debt snowball yang dapat membantumu terbebas dari utang.
1. Buat daftar utang
Buat spreadsheet atau keluarkan notepad dan buat daftar setiap utang yang kamu miliki. Ini dapat mencakup kartu kredit, KTA, kartu kredit, utang panci, tagihan medis, dan jenis utang apa pun yang kamu miliki.
Sertakan informasi seperti jumlah utang, pembayaran bulanan minimum, suku bunga dan tanggal jatuh tempo bulanan.
2. Lakukan pembayaran tepat waktu
Melakukan pembayaran bulanan minimum untuk semua utang berdasarkan riwayat pembayaran mencapai 35% dari total nilai kredit. Jadi, semakin banyak pembayaran tepat waktu yang dilakukan, semakin sedikit biaya yang akan dikenakan dan semakin besar dampak positifnya terhadap nilai kredit kamu. Pun kamu terhindar dari denda.
3. Fokus melunasi utang terkecil
Saat kamu melakukan pembayaran minimum untuk sisa utang, gunakan dana ekstra yang tersedia untuk utang terkecil.
Jika mencari cara lunasi utang dengan mendapatkan penghasilan tambahan demi mempercepat proses pelunasan ini, kamu bisa pertimbangkan untuk menjual barang-barang yang tidak terpakai di sekitar rumah. Bisa juga, kamu mencari pekerjaan sampingan. Dari mana pun penghasilan tambahan berasal, kamu dapat memasukkannya ke dalam utang terkecil itu.
4. Ulangi sampai selesai
Lanjutkan menempatkan semua uang ekstra ke utang terkecil sampai lunas. Kemudian kamu dapat menerapkan uang yang kamu bayarkan untuk utang itu ke utang terkecil berikutnya. Lakukan ini sampai semua utang terbayar lunas.
Untuk mengatasi tunggakan utang, diperlukan rasa tanggung jawab dan komitmen untuk mengatasi utang satu per. Metode snowball bisa jadi salah satu cara lunasi utang yang kamu butuhkan saat ini untuk segera meraih kebebasan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Dari Ligwina Hananto: Tip 3 T – Cara Serba Praktis untuk Menabung dan Investasi
Selamat Tahun Baru 2022! Mari kita mulai giatkan kembali menabung!
Kalau ingat ke tahun lalu, banyak sekali permintaan tip dan tema kelas finansial online tentang investasi. Investasinya pun makin beragam, mulai dari investasi emas, reksa dana, saham, sampai cryptocurrency.
Teman-teman alumni QM, dan juga kamu semua pembaca artikel-artikel di situs QM Financial ini, memang semangat banget kalau bahas investasi. Seru banget ya!
Tapi kali ini saya ingin membahas yang dasar banget yaitu: menabung.
Kegiatan menyisihkan uang ini jadi kurang dapat perhatian karena nggak menarik, nggak greget, bahkan dianggap cenderung membosankan. Padahal kalau kita punya kebiasaan menabung yang baik, kebiasaan ini yang akan membawa kita ke arah kebiasaan investasi rutin dan juga kemampuan mencicil rumah di kemudian hari.
Maka, mari kita kembali ke basic! Tip finansial kali ini membahas 3 T Menabung!
Apa Saja 3T Menabung?
Tujuan Lo Apa?
Kalau punya tujuan finansial yang jelas, uang yang disimpan itu jadi jelas arahnya mau ke mana. Banyak orang yang malas menabung, bahkan merasa terkekang menabung, karena nggak menikmati hasil kerja kerasnya.
Mari kita ubah cara pikir seperti ini. Menabung itu artinya tetap bisa menggunakan uang yang kita miliki, tapi nanti! Di masa depan. Ini penting karena kita semua tahu, kita punya keterbatasan dan banyak keinginan.
Jadi, ayo menabung, dengan niat uang ini bermanfaat untuk hidup kita di masa sekarang dan masa depan.
Tentukan Persentasenya
Ada aja orangnya keburu stres membayangkan setiap bulan harus menabung berjuta-juta rupiah.
Jangan dibikin stres dong. Ayo, dibikin semangat aja! Tentukan sendiri berapa porsi yang ingin kita selamatkan. Angka ini bisa 10% untuk pemula, 30% untuk yang lebih jagoan. Bahkan untuk kalian yang masih single, belum punya tanggungan, masih tinggal dengan orang tua, ada tantangan menabung 50% dari gaji loh!
Dengan menggunakan persentase gaji setiap bulan, maka kita akan bisa mengunci jumlah yang kita selamatkan setiap bulan. Saat gaji meningkat, jumlah nominal yang kita tabung pun ikut meningkat.
Terpisah
Uang itu seperti air. Kalau dibiarkan mengalir, nanti uangnya ‘ke laut aje’ alias lenyap!
Karena itu, saat sudah terima gaji karyawan di rekening, segera pisahkan! Memisahkan uang gaji ini ada yang memang ditabung untuk bujet foya-foya, ada yang diinvestasikan (misalnya di reksa dana pasar uang) untuk dana darurat, ada juga yang sekadar masuk deposito, stand by suatu hari jadi DP rumah.
Dengan begitu, uang yang ‘tersisa’ di rekening gajian bebas kita habiksan tanpa rasa bersalah sampai terima gaji lagi di bulan berikut.
Gimana? Gampang dan praktis kan? Ayo langsung dipraktikkan!
Selalu ada cara yang asyik dan seru untuk belajaar segala yang finansial, tentu saja hanya di QM Financial. Kamu bisa mengikuti banyak tip menarik di akun Instagram QM Financial, juga mengikuti .
Semoga bermanfaat dan sampai jumpa di kelas-kelas finansial bulan ini ya.
Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran atau Tambah Penghasilan?
Setiap orang sepertinya punya keinginan untuk bekerja dengan gaji tinggi. Realistis saja kan? Hanya saja, tak semua orang memang bisa langsung mendapatkannya. Bahkan, sebagian besar—yakin banget—harus menapaki jenjang karier terbawah dulu dengan gaji kecil baru kemudian sedikit demi sedikit melangkah lebih jauh.
Pada faktanya, gaji kecil memang hanya sebuah permulaan. Kecuali kita punya privilege tertentu, setiap orang pasti harus melewatinya lebih dulu.
Lalu, gimana kalau gaji kecil tapi nggak sebanding dengan kebutuhan yang banyak? Gimana bisa hidup?
Well, faktanya (lagi), hal seperti ini juga jadi masalah kita semua kok, nggak hanya pada kamu yang punya gaji kecil. Bahkan, masalah gaji yang dirasa kurang ini sudah jadi masalah umum pada para karyawan. Ketika gaji bertambah, perasaan ini juga sering muncul.
Terus, gimana caranya survive dong? Apakah ini artinya kita kurang bersyukur? Bisa jadi. Bersyukur memang sangat penting, tapi akan lebih baik lagi jika kita juga berusaha mengelola pendapatan kita yang dirasa kecil itu agar bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari. Gimana caranya biar cukup sekarang, sembari kita berusaha agar gaji bisa naik seiring waktu.
Ada 2 alternatif utama yang bisa kamu pilih untuk survive dengan gaji kecil, yaitu hemat pengeluaran atau tambah penghasilan. Mari kita bahas satu per satu.
Survive dengan Gaji Kecil: Hemat Pengeluaran
1. Buat anggaran
Anggaran adalah koentji. Kamu pengin mengelola gaji kecil dengan baik, agar cukup dipakai untuk memenuhi kebutuhan dengan berhemat, maka anggaran bisa menjadi titik berangkatmu untuk rencana keuangan yang lebih baik.
Pertama yang harus dilakukan tentu saja mengecek rasio pemasukan dan pengeluaran. Prinsip terbesarnya adalah jaga supaya cash flow tetap positif. Ini artinya, jaga supaya pengeluaran kamu tidak lebih besar daripada pemasukan.
Terapkan skala prioritas, kurangi pos-pos kurang penting atau bisa ditunda. Mau belanja untuk kebutuhan sehari-hari, jaga supaya nggak lapar mata. Buat daftar belanja, and stick to it.
2. Kendalikan utang
Utang juga biasanya merupakan masalah sejuta karyawan. Bukannya dilarang atau diharamkan sih, karena pada faktanya, utang juga merupakan leveraging untuk keuangan kita.
Namun, jika kita masih memiliki gaji kecil—atau dirasa kecil—utang bisa jadi beban tambahan. Apalagi jika utang konsumtif.
Sekali lagi, bukannya dilarang, tetapi ada baiknya dikelola dengan sangat bijak.
3. Disiplin
Yes, stick to your plan menjadi kunci disiplin. Kamu sudah buat anggaran, sudah juga menyesuaikan apa yang penting dan kurang penting. Setelah itu, harus disiplin.
Biasanya memang yang bikin boncos adalah ketika kita nggak bisa menahan godaan. Lapar mata, FOMO, tidak bisa memilah mana keinginan dan kebutuhan merupakan beberapa penyebab kita jadi tak disiplin terhadap rencana keuangan yang sudah kita buat sendiri.
Yuk, bisa yuk! Berhemat dengan disiplin, sambil membuat tujuan jangka panjang yang harus diperjuangkan kemudian dengan menjalani pekerjaan utamamu.
Survive dengan Gaji Kecil: Tambah Penghasilan
1. Dagang
Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk tambah penghasilan gaji kecil adalah dengan berdagang.
Dagang apa?
Dagang apa saja; dagang barang-barang yang dibutuhkan oleh orang-orang di sekitarmu. Mengapa harus menyesuaikan dengan kebutuhan orang-orang di sekitar kita? Karena hukum supply vs demand; dengan menyediakan (supply) kebutuhan (demand) orang, maka kegiatan dagang kita akan berjalan dengan sendirinya nanti.
Mengapa harus orang-orang di sekitar kita? Karena mereka pasar terdekat dan lebih mudah dijangkau. Siapa saja orang-orang di sekitar kita? Keluarga, teman-teman, hingga rekan kerja di kantor. Baru setelah itu, kamu bisa mempertimbangkan untuk mulai juga merambah ke bisnis online.
2. Kerja lepas
Tak hanya berdagang barang, kamu juga bisa menjual jasa dan keterampilanmu.
Menjadi freelancer untuk berbagai pekerjaan, misalnya jadi admin medsos, admin marketplace, virtual assistant, dan sebagainya, yang bisa bekerja di luar jam kerja utama.
Carilah informasi sebanyak-banyaknya mengenai berbagai lowongan kerja lepas ini. Atau, kamu bisa bergabung ke berbagai situs marketplace freelancer untuk dapat menemukan pekerjaan yang cocok untukmu.
3. Investasi
Hal kedua yang bisa kamu lakukan untuk mengelola gaji kecil kamu adalah dengan mendapatkan penghasilan tambahan dari investasi.
Ada beberapa instrumen yang bisa bermodal kecil yang bisa kamu pilih, mulai dari reksa dana atau saham. Tapi ingat, penghasilan investasi bukanlah jenis penghasilan yang bisa kamu terima dengan cepat seperti halnya berdagang, kecuali jika kamu memutuskan untuk trading—yang konsepnya berbeda dengan investasi. Meski demikian, investasi akan dapat membantumu untuk mewujudkan berbagai tujuan jangka panjang.
So, kamu harus membuat perencanaan keuangan yang baik, agar investasimu bisa optimal.
Last but not least.
Apalah artinya mendapatkan tambahan penghasilan atas gaji kecil yang kamu terima, jika nggak dikelola dengan baik juga. Betul? Jadi, kelolalah penghasilan tambahan ini dengan baik. Buat anggaran pemakaiannya, dan balik lagi ke poin-poin hemat pengeluaran di atas deh.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Naik Gaji = Utang Naik Juga? Oh, No!
Biasanya dalam kesempatan satu kali dalam setahun, gaji karyawan akan direview ulang. Jika memang layak, perusahaan akan memberikan kebijakan naik gaji.
Wah, tentu saja, hal ini akan disambut baik, kan ya?
Tetapi ada fakta menarik nih. Dalam survei yang dilakukan oleh QM Financial pada akhir 2020 terhadap sejumlah klien korporasi, ditemukan fakta bahwa sebesar 24.2% karyawan memiliki pinjaman besar di kantor, dan 24.2% lainnya juga meminta rekomendasi HR untuk mengajukan kredit bank.
Menariknya lagi, ternyata selain gaya hidup juga naik mengiringi kenaikan gaji, utang juga bertambah.
So, masalah utang ini memang bisa dibilang menjadi problema keuangan sejuta umat karyawan kantor ya?
Naik Gaji, Nambah Kebutuhan?
Ya, siapa sih yang enggak pengin dan enggak seneng kalau naik gaji? Ini adalah hal yang paling ditunggu-tunggu oleh mereka yang bekerja sebagai karyawan perusahaan di seluruh dunia.
Kenaikan gaji bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya saja seperti masa “pengabdian” yang sudah cukup lama, prestasi mencapai target tertentu, keuangan perusahaan yang membaik, ataupun kenaikan jabatan.
Naik gaji pastinya akan memengaruhi pemasukan kita. Artinya, uang yang kita terima setiap bulannya akan lebih besar ketimbang bulan-bulan sebelumnya. Nah, biasanya sih, hal ini juga akan diiringi berbagai kebutuhan yang (rasanya) ikut meningkat. Tiba-tiba butuh lebih banyak barang untuk sehari-hari, tiba-tiba butuh lebih banyak self-reward, dan seterusnya.
Parahnya lagi, untuk semua “kebutuhan tambahan” itu dibayarnya pakai kartu kredit.
Nah, kalau sudah begini, mari kita lanjut ke poin berikutnya.
Naik Gaji, Abai Pentingnya Berhati-hati dalam Berutang
Tanpa kita sadari, seiring naik gaji, naik pula “kebutuhan” kita akan belanja. Pemasukan naik, pengeluaran jadi ikut naik. Imbasnya lagi, utang pun ikut naik—salah satu indikatornya, nambah belanja pakai kartu kredit—karena menganggap diri sendiri semakin mampu secara finansial. Keyakinan dapat mencicil utang juga bertambah besar.
Nah loh!
Kartu kredit sendiri sebenarnya banyak manfaatnya, kalau kita bisa menggunakannya dengan bijak. Jadi, bukan berarti lantas diharamkan untuk memakai kartu kredit loh ya.
Selain itu, memang ada benarnya sih. Bahwa setiap kali kita mau mengambil pinjaman atau utang, ada baiknya kita mempertimbangkan kemampuan finansial kita; apakah kita mampu membayar cicilannya hingga lunas?
Tetapi, kan bukan berarti, setiap naik gaji, utang pun ditambah karena keyakinan kita akan kemampuan diri sendiri juga meningkat? Memang bagus sih, bahwa naik gaji akhirnya ikut mendongkrak kepercayaan diri untuk mampu secara finansial. Tapi, nggak lantas setiap kali “ditandai” dengan naiknya utang, kan?
Jadi, Apa yang Harus Dilakukan Kalau Naik Gaji?
Ya, lagi-lagi nih, ayo, kita atur lagi keuangan kita. Ingat, naik gaji memang betul membuat kita semakin baik dalam kemampuan finansial, tetapi tidak lantas selalu dialokasikan ke hal-hal yang kurang berfaedah. Apalagi kalau kita mengingat bahwa masa depan kita masih panjang.
Cita-cita masih ada kan? Tujuan keuangan masih jauh kan?
Jadi, coba deh lakukan beberapa hal berikut, whenever kamu naik gaji. Duh, whenever. Kayak bakalan dapat setiap bulan gitu, ya? Yah, positive vibe aja dulu, reality bisa menunggu.
1. Bersyukur
Iya dong, yang pertama kali dilakukan adalah bersyukur. Kapan lagi sih kita naik gaji? Barangkali, ada di antara kamu yang sudah cukup lama bekerja, baru kali ini mengalami kenaikan gaji.
Apa pun kondisinya, tetap saja, ini adalah hal yang patut disyukuri, terutama di saat-saat seperti ini. Pasalnya, tak semua orang bisa mendapatkan rezeki seperti kita. Betul?
2. Cek anggaran
Salah satu yang lain yang harus segera dicek adalah anggaran rutin kita. Ini adalah langkah yang penting, karena sebelum kita merasa ingin menambah kebutuhan lain, kita harus memastikan dulu bahwa kebutuhan itu memang perlu, dengan cara melihat lagi daftar kebutuhan kita biasanya.
Cek di bagian kewajiban dulu—seperti cicilan utang yang masih berjalan. Jika memungkinkan, tambahkan dulu selisih kenaikan gaji untuk melunasi utang. Lalu cek di bagian kebutuhan rutin. Adakah yang memang perlu ditambahkan? Pertimbangkan ulang, dengan memilah antara keinginan dan kebutuhan ya.
Dan kemudian cek di bagian investasi. Tentu akan lebih bermanfaat kalau kita menambah porsi investasi demi tercapainya tujuan keuangan lebih cepat, ya kan?
3. Bukan berarti tak boleh self reward, tapi …
Harus bijak.
Pikirkanlah segala hal yang prioritasnya lebih penting; yang menyangkut kehidupan kita di masa mendatang, kehidupan kita di masa sulit, dan demi orang-orang yang kita cintai.
Boleh kok self reward, karena itu juga penting demi kesehatan mental. Tetapi, alokasikan secukupnya, dan sebaiknya tak berlebihan.
Nah, dengan memanfaatkan kenaikan gaji dengan lebih bijak, pastinya kita akan lebih semangat lagi kan, dalam bekerja? Iya dong.
So, naik gaji tak harus selalu berarti utang naik. Tapi bisa jadi, kualitas hidup memang naik sekaligus kita bisa menjamin hidup kita sendiri di masa depan nanti.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Pemotongan Gaji Karyawan: Bagaimana Harus Disikapi?
Sejak awal tahun 2021, wacana pemotongan gaji ASN dan TNI/Polri untuk zakat mulai bergulir. Dikabarkan, bahwa Bapak Presiden sendiri juga mendukung penuh hal ini. Rencananya, gaji PNS dulu yang akan dipotong, selanjutnya gaji para karyawan BUMN dan swasta.
Pemotongan gaji untuk zakat ini perhitungannya adalah setara dengan 85 gram emas, kurang lebih Rp85 juta per tahun, atau Rp7 juta per bulannya. Inilah yang menjadi dasar perhitungan pemotongan gaji untuk zakat sebesar 2.5%. Ini artinya, bagi yang memiliki gaji di bawah Rp7 juta, pemotongan gaji untuk zakat ini belum berlaku. Tidak wajib.
Lalu, apakah ini juga berlaku untuk karyawan nonmuslim? Tidak, tetapi mereka yang nasrani juga punya kewajiban sepersepuluhan, menurut agama yang dianut.
Pemotongan Gaji Tak Bisa Dihindari
Pemotongan gaji juga sempat menjadi kontroversi saat PP 25 tahun 2020 diteken. Dalam undang-undang tersebut, gaji para pekerja akan dipotong untuk tabungan Tapera, sebesar 3%. Meskipun pemotongan gaji ini tak hanya merupakan kewajiban karyawan sepenuhnya, lantaran dibagi dua dengan pemberi kerja, tetapi tetap saja terdengar protes dan nada-nada ketidaksetujuan di sana-sini.
Apalagi bagi para pekerja swasta mandiri, besaran iuran 3% akan langsung dipotong dan dibayarkan penuh oleh si pekerja tersebut sendiri. Perhitungannya kurang lebih mirip dengan perhitungan pajak, yakni mengambil total penghasilan selama setahun, dan kemudian diambil rata-rata per bulan.
Kedua jenis pemotongan gaji di atas tak sekaligus diterapkan, melainkan bertahap. Biasanya akan diberlakukan bagi ASN dulu, baru kemudian para pekerja sektor swasta menyusul.
So, pemotongan gaji ini—baik untuk zakat maupun untuk Tapera—cepat atau lambat akan diterapkan di semua sektor, sehingga tak mungkin dihindari lagi. Dan, bukan tak mungkin, akan ada pemotongan-pemotongan gaji lagi berikutnya.
Kena Pemotongan Gaji, Kita Harus Bagaimana?
Pemotongan gaji ini sudah pasti harus disikapi dengan bijak. Memang, ada dari kita yang merasa keberatan dengan berbagai alasan.
Misalnya pemotongan gaji untuk Tapera, karena mungkin yang bersangkutan tidak membutuhkan tabungan untuk beli rumah lagi, karena toh sekarang sudah punya rumah warisan yang bisa ditempati. Pemotongan sebesar 2.5% tentu nominalnya ya lumayan juga, bisa dipakai untuk kebutuhan lain yang lebih prioritas.
Tetapi, yah, kalau sudah diatur dan diketok palu oleh pemerintah, mau tak mau kita harus mendukungnya, bukan? Lihat sisi baiknya, jika nanti bisa beli rumah lagi, bisa saja rumah tersebut disewakan hingga bisa mendatangkan passive income buat kita. Lumayan juga, buat bekal masa pensiun.
So, mesti gimana dong, sekarang? Coba lihat beberapa poin berikut ya.
1. Lakukan financial check up
Pemotongan gaji sudah pasti akan memengaruhi cash flow kamu secara keseluruhan. Nggak perlu panik, lantaran gaji terasa semakin kecil sedangkan kebutuhan sama, bahkan mungkin bertambah seiring waktu. Yuk, diatur lagi.
Lakukan financial check up secara menyeluruh lagi. Cek rasio penghasilan dan pengeluaran, juga cek rasio yang menjadi sinyal kesehatan keuangan lainnya. Seperti rasio menabung dan investasi, rasio likuiditas, dan rasio utang. Jika semuanya masih dalam rasio yang wajar, sepertinya kamu tak perlu khawatir dengan adanya pemotongan gaji ini. Kamu bahkan bisa memasukkannya juga ke pos menabung dan investasi, dan ini berarti menambah rasio menabungmu kan?
Cek secara keseluruhan lagi ya, sehingga kamu bisa mendapatkan pola keuangan yang baru.
2. Lakukan penyesuaian penganggaran
Buat penyesuaian dengan penganggarananmu. Misalnya saja, kamu seorang freelancer, dan pengahsilan rata-ratamu setiap bulannya—katakanlah—Rp10 juta. Jika dipotong 3% untuk Tapera, maka itu berarti ada potongan sebesar Rp300.000, yang harus kamu tanggung sendiri. Jika perlu, adakah pos lain yang bisa kamu sesuaikan?
Setelah financial check up yang menggambarkan kesehatan keuanganmu setelah adanya pemotongan gaji di sana-sini ini, implementasikan dalam penganggaran. Sesuaikan prioritasnya.
3. Pastikan cicilan utang, dana darurat, dan proteksi tetap aman
Pos-pos yang wajib untuk tetap diamankan adalah cicilan utang, dana darurat, dan proteksi berupa asuransi.
Pastikan ketiganya tetap aman ya. Ini penting, karena kalau sampai terganggu, masalah yang lebih besar bisa jadi harus kamu hadapi ke depannya.
4. Jajaki kemungkinan penghasilan tambahan
Memang, besar ataupun kecil pemotongan gaji, tetap saja akan memengaruhi cash flow kamu. Namun, bukan berarti enggak bisa disesuaikan. Bagaimanapun, kita harus bertahan hidup kan?
Buat kamu para karyawan—baik ASN maupun swasta—jika sekarang belum pernah menjajaki peluang tambahan penghasilan, ini bisa jadi alasan untuk mulai nih. Kamu bisa mulai dengan mencari informasi, ada demand apa di sekitarmu.
Buat kamu para pekerja mandiri—meski sekarang belum diterapkan—juga mesti bersiap tuh. Terus semangat untuk cari proyekan ya. Atau, mungkin kamu bisa menyesuaikan juga tarif jasamu?
Kesimpulan
Yes, pemotongan gaji kadang memang tak bisa dihindari. Tapi, daripada mengeluh saja, akan lebih baik jika kamu mulai menyesuaikan lagi dengan pola anggaran dan pengeluaran. Ini akan jauh lebih efektif untuk mengatasi masalahmu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah pada pengelolaan penghasilan atauupun masalah keuangan yang lain? Butuh training finansial, untuk meningkatkan kemampuan mengelola keuangan karyawan? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.