3 Strategi Sehat Finansial
Selama ini, citra yang terbentuk jika bekerja di bank adalah berpendapatan besar. Anggapan tersebut menimbulkan asumsi bahwa dengan besarnya pendapatan maka pengelolaan keuangan pribadi akan menjadi lebih mudah sehingga sehat finansial terwujud. Tetapi pada kenyataannya, profesional muda mengalami kesulitan mengelola keuangan pribadi yang disebabkan oleh gaya hidup konsumtif.
Business Traction
Selanjutnya, setelah bisnismu memiliki produk atau jasa yang bagus dan sumber daya manusia terbaik, bisnismu perlu daya tarik untuk bertumbuh, inilah yang dinamakan traction.
Walau produk atau jasa bagus dan didukung karyawan yang mumpuni, kalau tidak ada yang membeli, buat apa membuat usaha? Pastinya kamu juga mau agar produk atau jasa yang dijual dapat dibeli oleh yang membutuhkannya.
Coba cek siapa pembelimu, bisa menyebutkan 3 nama dan mendeskripsikannya?
Traction tidak melulu bicara besaran penjualan yang dapat dilakukan tetapi di zaman serba digital sekarang ini, traction juga bisa dilihat dari banyaknya jumlah pengguna. Maka penting bagi bisnismu untuk membuat traction dari konten yang akan disampaikan.
Revenue Model In Business
Setelah kamu belajar tentang 4 POIN penting di dalam bisnis, seberapa jauh kamu tahu pasti kondisi kesehatan keuangan usahamu? Untuk mengetahui sehat atau tidaknya kondisi keuangan bisnis, kamu perlu melihat laporan keuangan. Pertanyaannya, “Apakah bisnismu sudah memiliki laporan keuangan?” karena menurut Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, “Tanpa laporan keuangan, sebetulnya kita bukan sedang berbisnis, kita sedang berdagang!”
Untuk bisa membuat laporan keuangan yang baik, kamu sebagai pemilik bisnis harus memisahkan antara keuangan pribadi dengan keuangan usaha. QM Financial banyak menemui pemilik usaha yang tidak memiliki laporan keuangan bisnis. Bahkan seringkali keuangan pribadi tercampur aduk dengan keuangan bisnis. Apabila pemilik usaha tidak melakukan pemisahan pengelolaan keuangan pribadi vs bisnis, hal ini akan menimbulkan krisis dalam bisnis. Padahal, bisnis merupakan salah satu elemen perencanaan keuangan yang sifatnya generatif yaitu aset aktif yang menghasilkan passive income! Maka segera pisahkan keuangan pribadi dari keuangan bisnis!
Hidup Nyaman Saat Pensiun? Yuk Rencanakan!
Program Masa Persiapan Pensiun atau yang sering disebut dengan MPP diperlukan oleh setiap tenaga kerja baik itu aparatur sipil negara (ASN), pegawai BUMN maupun karyawan swasta. Karena ada beberapa hal yang kerap terjadi kepada para tenaga kerja menjelang masa pensiun seperti masalah mental, ekonomi maupun sosial. Permasalahan tersebut muncul karena kebanyakan dari mereka yang belum memiliki rencana apa yang akan dilakukan pada saat pensiun. Namun tidak semua tenaga kerja memilki permasalahan menjelang masa pensiunnya.
baca juga: Apa Yang Sebaiknya Dilakukan Setelah Pensiun?
Dalam faktanya, tingkat kesadaran tenaga kerja di Indonesia untuk mempersiapkan masa pensiunnya masih terbilang rendah. Sebagian besar dari mereka masih mengandalkan jaminan dana pensiun yang diberikan oleh perusahaan atau instansi tempat mereka bekerja sebagai sumber pendapatan di masa pensiunnya kelak.
baca juga: Cukupkah dengan Jaminan Pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan?
Padahal harus kita akui bahwa besaran dana pensiun tersebut mungkin tidak akan cukup untuk menjamin kehidupannya di masa pensiun kelak. Kondisi inilah yang mendorong PT. TASPEN (persero) untuk mengadakan Program Wirausaha ASN dan Pensiunan yang diselenggarakan pada tanggal 16 Januari lalu yang berlokasi di Sentul International Convention Center dan dibuka oleh Presiden RI Bapak H Ir. Joko Widodo.
Program ini diselenggarakan selama 1 (satu) hari dan dihadiri oleh 4.000 orang ASN yang akan memasuki usia pensiun. Dalam program ini, ada beberapa pembicara yang hadir untuk memberikan edukasi seputar masa persiapan pensiun, salah satunya adalah lead trainer dari QM Financial Ligwina Hananto.
Ligwina Hananto menyampaikan bahwa untuk bisa hidup nyaman di masa pensiun nanti, maka kita harus mempersiapkannya sedini mungkin. Berikut poin-poin penting dari program persiapan pensiun untuk Anda yang berusia di bawah 30 tahun, antara lain:
- Wujudkan good money habit agar kondisi keuanganmu tetap sehat.
- Atur cashflow dan kebiasaan pengeluaran lifestyle.
- Punya rumah pertama.
- Punya tujuan finansial penting seperti dana darurat, dana pendidikan dan dana pensiun.
- Pelajari jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
baca juga: 5 Alasan Kamu Perlu Menyiapkan Dana Pensiun Sejak Dini
Namun tidak perlu khawatir juga, jika Anda belum menyiapkan rencana keuangan padahal sudah memasuki usia pensiun. Berikut Poin-poin penting dari program pensiun khusus usia 50 tahun ke atas ini, antara lain:
- Pastikan utang Anda LUNAS saat masuk periode pensiun.
- Sesuaikan cashflow biaya hidup saat masuk periode pensiun.
- Periksa fasilitas kesehatan yang dapat digunakan di masa pensiun.
- Periksa daftar aset mana yang dapat dioptimalkan sebagai sumber penghasilan di masa pensiun
- Pelajari kembali jenis-jenis aset aktif: bisnis, properti dan surat berharga.
Baca juga: Kapan perusahaan harus membuat program persiapan pensiun?
Tidak hanya berhenti di situ, para peserta juga mendapat arahan khusus untuk bisa mengelola keuangan pribadinya agar bisa berkembang menjadi sumber penghasilan di masa pensiunnya, tentunya dengan mengembangkan usaha/bisnis.
baca juga: Blueprint of Your Money
Dengan diselenggrakannya Program Wirausaha ASN dan Pensiunan ini, maka harapan kedepannya adalah para calon pensiunan ASN ini dapat hidup lebih baik dari segi mental, sosial dan perekonomian.
-Nita Kurniawati
Female Daily Network X QM Financial Training Series 1
Pelatihan financial literacy yang dilakukan secara online melalui aplikasi zoom dinamakan Financial Clinic Online Series (FCOS). FCOS dapat dilakukan di mana pun dan kapan pun. Sehingga masalah yang dihadapi untuk belajar mengenai pengaturan keuangan seperti biaya mahal, tempat tinggal jauh dan keterbatasan waktu dapat teratasi. Biaya FCOS ini harganya relatif terjangkau, Yang lebih seru lagi, FCOS hadir setiap hari dengan topik yang berbeda sehingga kamu dapat memilih materi sesuai dengan kebutuhanmu. Untuk jadwal kelas dapat dilihat di event.qmfinancial.comTidak hanya FCOS saja yang mempunyai topik materi financial literacy yang lengkap, QM juga memberikan paket pelatihan lengkap, yang dinamakan QM Training Series. Apabila merasa lebih nyaman dengan edukasi finansial offline/bertemu tatap muka langsung, trainer dari QM Financial dapat dipanggil oleh perusahaan atau komunitas. Awal tahun 2019 Female Daily Network mengundang QM Financial untuk mengadakan QM Training Series selama 6 tahapan. Selain dilengkapi dengan topik materi yang lengkap, QMTraining Series juga melakukan pre test dan post test saat training. Inilah yang menjadi kelebihan QMTraining Series yang bertujuan untuk mengukur pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan pelatihan. Peserta juga diberikan reflection page, agar mengetahui apa saja yang telah dipelajari hari ini dan action apa yang akan dilakukan selanjutnya. Seru bukan?!
Pekerja Migran Indonesia Bisa Menabung Dengan Tujuan
Siapa di antara kalian yang sejak kecil sudah diajarkan untuk menabung oleh orangtua? Tentunya sebagian besar kita akrab dengan peribahasa “Hemat Pangkal Kaya” dan sudah mengenal proses menabung sejak kecil.
Anehnya, ketika dewasa, seharusnya proses menabung bisa semakin mudah dan advanced pada kenyataannya tidak pernah sukses. Apa yang salah ya? Jawabannya adalah karena kita diajarkan menabung tapi tanpa tujuan sehingga proses menabung menjadi hal yang seringkali disabotase oleh diri sendiri.
Kalau minggu lalu kita membahas tentang Tips Cara Mengatur Gaji Bagi Pekerja Migran Indonesia, kali ini QM Financial akan memberikan tips bagi setiap pembaca khususnya pekerja migran Indonesia untuk bisa menabung dengan tujuan.
2 Cara Mengatur Gaji Bagi Pekerja Migran Indonesia
Beberapa hari lalu kalau kamu mengikuti #FinClic di Instagram @QM_Financial ataupun membaca ringkasan artikelnya yang tayang di website QM, topiknya seru karena bicara soal gaji ideal dan bagaimana cara mengatur gaji yang diterima.
Kalau pekerja kantoran lebih memiliki kemungkinan untuk mengalami kenaikan gaji setiap tahunnya, tapi belum tentu bagi kamu yang bekerja sebagai pekerja migran Indonesia. Ditambah lagi banyak pekerja migran Indonesia yang saat kembali ke kampung halaman setelah tidak dapat bekerja lagi malahan tidak memiliki aset apa pun, padahal sudah bekerja bertahun-tahun. Semua dikarenakan tidak bisa mengelola gaji dengan baik dan benar.
Agar pekerja migran Indonesia bisa sejahtera saat kembali ke kampung halaman dan tidak bekerja lagi, yuk mulai mengatur gaji dengan langkah berikut.
Cara Mengatur Uang bagi Para Pekerja Migran Indonesia
Jangan Tunggu Sisa
Sering kali kita mencoba menabung dengan mengandalkan apa yang tersisa dari penghasilan setelah kita mengeluarkan uang untuk kebutuhan setiap bulannya. Dengan cara tersebut maka kebanyakan tidak ada sisa yang dapat ditabung.
Mari kita lakukan menabung di depan, artinya setiap menerima gaji setiap bulannya langsung disisihkan di rekening terpisah atau bahkan celengan agar tidak terpakai.
Cara seperti ini bisa dilakukan apabila kamu sudah pernah melakukan pencatatan keuangan selama satu bulan penuh untuk melihat pola penghasilan serta pengeluaranmu seperti apa.
Baca juga: Kiat Menabung Bagi Pahlawan Devisa
Belanja? Boleh atau Tidak?
Tentu saja boleh dong kalau mau belanja karena kamu berhak untuk menikmati hasil jerih payahmu! Tapi biayai pembelanjaanmu dengan hasil dari usaha lain, misalnya berdagang atau bekerja part time menjadi babysitter untuk tetangga majikan sampai menggantikan teman yang sedang berhalangan.
Banyak cara untuk menghasilkan uang tambahan bagi keperluan senang-senang.
Baca juga: Tahukah Kamu Betapa Pentingnya (Belajar) Menghasilkan Uang
Kamu bisa melihat contoh arus distribusi gajimu dari gambar berikut:
Ternyata cukup mudah bukan, cara mengatur gaji bagi para pekerja migran ini? Yuk, dimulai dari sekarang agar keuanganmu kuat saat kembali ke tanah air pada saatnya nanti untuk menikmati hari tua.
Tertarik untuk mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan di perusahaan kamu? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA)
-Honey Josep-
3 Tip Agar Resolusi Keuangan untuk Generasi Milenial Tercapai
Halo generasi milenial! Tahun 2018 sudah berakhir nih dan sekarang sudah masuk minggu ke-2 di tahun 2019. Pastinya tahun baru selalu berkaitan dengan resolusi, bisa mulai dari resolusi kehidupan sampai resolusi keuangan.
Resolusi keuangan apa saja sih yang kamu punya di tahun lalu? Apakah kira-kira resolusimu akan tercapai saat akhir tahun nanti atau malah gagal di tengah jalan?
Ligwina Hananto, selaku lead trainer QM Financial ketika memberikan pelatihan bagi pekerja di The Body Shop Indonesia yang sebagian besarnya merupakan generasi milenial, mengatakan, “Layaknya tahun baru, tidak ada salahnya nih kita membuat lagi resolusi keuangan yang baru di tahun 2019 ini agar keuanganmu makin baik lagi. Enggak usah banyak-banyak yang penting tercapai kan? Dan coba deh bikin resolusimu lebih fokus dan spesifik agar lebih mengena di hati 😊, misalnya #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun”.
Berikut deretan tips yang bisa kamu perhatikan sebagai generasi milenial agar resolusi #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun tercapai
Catat Pengeluaran.
Mencatat pengeluaran ini penting sebagai acuan kamu dalam menyusun resolusi keuangan yang baru. Jangan bosen ya, karena sekarang sudah banyak aplikasi digital untuk mencatat keuangan yang bisa kamu gunakan langsung di ponsel pintarmu.
Perhatikan pengeluaran agar dialokasikan sesuai pos-posnya seperti membayar cicilan, menabung, pengeluaran rutin, pengeluaran sosial dan pengeluaran pribadi atau lifestyle.
Kalau tahun ini kamu naik gaji, maka uangnya bisa dialokasikan untuk melunasi cicilan utang, menabung dan berinvestasi untuk tujuan keuangan yang sudah kamu buat.
Menabung.
Kamu sudah punya tabungan berapa nih di rekening? Enggak habis untuk tahun baru aja kan?!
Kalau sampai saat ini kamu masih belum punya saldo di tabungan, jadikan menabung sebagai resolusi keuangan kamu sebagai generasi milenial di tahun 2019 ini!
Dan ingat, sisihkan di awal agar uangnya tidak habis untuk yang kebutuhan lain. Selain menyisihkan di awal, tahan juga keinginanmu untuk berbelanja dengan menggunakan kartu kredit, karena sesungguhnya kamu tidak memiliki uang yang cukup untuk membayar belanjaanmu di tanggal jatuh tempo pembayaran tagihan!
Baca juga: Kartu Kredit = Tanggung Jawab
Investasi.
Bagi kamu generasi milenials, jangan ragu untuk mulai berinvestasi dari sekarang demi masa depan yang lebih baik. Kamu juga tidak usah khawatir karena harus merogoh kocek dalam-dalam. Bahkan kamu bisa mempersiapkan Dana Pensiun yang jumlahnya besar hanya dengan berinvestasi sebesar 1/2 harga sepatumu!
Saat ini ada sejumlah produk investasi yang tidak memerlukan dana besar, seperti reksa dana. Kamu bisa menyisihkan penghasilanmu mulai dari Rp100ribu untuk diinvestasikan pada produk tersebut, setelah kamu membuat tujuan keuangan dan mengerti tentang reksa dana beserta dengan profil risikomu.
Namun kamu harus punya komitmen rutin dalam berinvestasi agar kamu bisa menikmati hasilnya di kemudian hari.
Itulah deretan tips yang bisa kamu jadikan sebagai acuan agar resolusi #2019LunasiUtang dan #2019InvestasiUntukPensiun generasi milenial dapat tercapai.
Meskipun kamu masih muda, tidak ada salahnya untuk menerapkan gaya hidup hemat di kehidupanmu agar bermanfaat dalam menjaga kestabilan finansial pada masa yang akan datang. Buktikan bahwa kamu adalah generasi milenial yang bisa kuat secara finansial.
Kamu punya kebutuhan pelatihan finansial seperti apa? Sila hubungi tim QM Project di 0811 1500 688 untuk mendiskusikan program sesuai kebutuhanmu.
Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info QM Training terbaru.
– Nita Kurniawati-
Laporan Keuangan Bisnis, Pentingkah?
Bisnis yang mulai berkembang tentunya membutuhkan modal usaha yang tidak sedikit untuk perluasannya. Misalnya, saat akan membuka cabang baru atau akan mengembangkan usaha dengan menambah produk baru.
Biasanya, untuk pengembangan usaha, pemilik bisnis mulai mempertimbangkan mencari dana dengan meminjam, baik melalui bank, koperasi atau lembaga keuangan lainnya yang menawarkan jasa pinjaman untuk pemilik bisnis. Namun sebelum meminjam modal perlu dipertimbangkan dengan secara seksama mengenai keuntungan dan kerugiannya, apakah sudah tepat bisnis yang digeluti membutuhkan pinjaman.
Lembaga keuangan yang meminjamkan juga tidak serta merta akan meminjamkan modal usaha dengan mudahnya. Ada beberapa persyaratan yang dibutuhkan untuk dianalisa sebelum menyalurkan dana kepada pemilik bisnis, dimulai dari kejelasan identitas pribadi, identitas perusahaan apakah sudah terdaftar di pemerintah, profit dari suatu bisnis dan laporan keuangan yang dimiliki pebisnis.
Ligwina Hananto, CEO dan Lead Trainer QM Financial diundang oleh Bekraf pada 28 November 2018 dalam acara Indonesia Syariah Fair (INSYAF) di Balai Kartini. Dalam kesempatan ini beliau mengisi talkshow yang membahas mengenai ‘Cerdas dalam Mengelola Keuangan Usaha’. Di dalam pemaparannya, beliau menambahkan Laporan Keuangan Bisnis diperlukan bukan hanya untuk keperluan meminjam untuk modal usaha saja namun sebagai pencatatan untuk memisahkan antara pengeluaran pribadi VS pengeluaran bisnis.
Laporan keuangan bisa dibuat dengan sederhana, seperti berupa laporan masuk keluarnya uang. Atau sudah dikelola secara profesional, seperti mempunyai karyawan khusus untuk membuat laporan keuangan.
Ligwina Hananto menegaskan sesungguhnya tanpa laporan keuangan, pemilik usaha bukan berbisnis tapi berdagang. Mungkin kelihatannya antara berbisnis dengan berdagang seperti sama tapi ternyata berbeda!
baca juga: Berbisnis atau Berdagang?
Pada kenyataannya banyak pemilik usaha kecil tidak memiliki laporan keuangan bahkan seringkali keuangan bisnis tercampur aduk dengan keuangan pribadi. Sebaiknya, keuangan pribadi dipisahkan dari keuangan usaha agar tidak terjadi krisis dalam bisnis.
Perbedaan antara Perencanaan Keuangan Pribadi dengan Perencanaan Keuangan Bisnis:
- Dalam perencanaan keuangan pribadi rasio pengeluaran setiap bulannya dipisahkan antara: Cicilan Utang, Pengeluaran Rutin, Sosial serta Menabung/Investasi.
- Dalam Perencanaan Keuangan Bisnis : Perlu ada perhitungan antara Omzet dan perhitungan Laba Rugi. Dalam hal ini para pemilik bisnis perlu memperhatikan tentang Variable Cost VS Fixed Cost.Article : http://qmfinancial.com/2017/11/bisnis-sukses-karena-omzet-profit-atau-gaji-pemilik/).
Pemilik usaha perlu memiliki kemampuan di bawah ini ketika membuat perencanaan keuangan bisnis, yaitu:
- Disiplin. Lakukanlah pencatatan semua transaksi keuangan dengan benar dan tepat agar terukur.
- Komitmen. Memisahkan keuangan usaha dari keuangan pribadi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai pertumbuhan bisnis yang sedang dijalani.
- Tepat Waktu. Laporan keuangan bisnis harus dibuat tepat waktu agar memberikan informasi akurat bagi pengembangan bisnis.
Apakah Anda pemilik usaha yang ingin belajar mengenai perencanaan keuangan bisnis? Mari bergabung di Financial Clinic Online Series (FCOS) untuk bisnis setiap Rabu malam dengan menggunakan aplikasi Zoom yang dapat diunduh di playstore.
Pendaftaran FCOS melalui event.qmfinancial.com
-Mia Damayanti-
Kiat Menabung Bagi Pahlawan Devisa
Apakah ada di antara kamu yang menonton sinema elektronik di salah satu televisi nasional yang berjudul “Dunia Terbalik”? Sinetron ini menggambarkan kehidupan sebuah desa yang sebagian besar penduduknya memilih untuk menjadi Pekerja Migran Indonesia.
Indonesia merupakan penyumbang pekerja migran terbesar kedua setelah Filipina dan pada tahun 2015, mereka menyumbang devisa sekitar Rp125,2Triliun.
Pahlawan devisa ini tentu saja berangkat dari harapan mendapatkan gaji yang lebih besar daripada bekerja di tanah air agar dapat membantu perekonomian keluarga. Pekerja Migran Indonesia perlu menyadari kalau perjuangan mereka seharusnya tidak sia-sia. Inilah yang menjadi alasan bagi Bank Mandiri dengan program Mandiri Sahabatku memberikan pelatihan kepada Pekerja Migran Indonesia yang berada di Hong Kong dengan lead trainer QM Financial, Ligwina Hananto sebagai narasumbernya.
Pelatihan diawali dengan pertanyaan yang cukup dijawab sendiri oleh masing-masing beserta berupa:
“Sudah berapa lama dan sampai berapa lama mau menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya uang tabungan berapa yang terkumpul selama menjadi Pekerja Migran?”
“Sudah punya apa aja di kampung halaman Indonesia?”
Pertanyaan di atas sempat mengusik pikiran peserta karena sebagian besar dari mereka memiliki beberapa persoalan keuangan seperti tidak memiliki tabungan padahal sudah lama bekerja di luar negeri, habis untuk melunasi utang sebelum berangkat bekerja dan yang paling bahaya adalah semua uang sudah ditransfer ke keluarga di tanah air tapi tidak menghasilkan apa-apa!
Pekerja migran mengaku bahwa kebanyakan dari mereka tidak bisa menabung. Maka agar mereka dapat menabung, ada hal-hal yang harus dilakukan:
Menabung dengan tujuan. Uang bukanlah tujuan kita menabung tapi uang merupakan kendaraan untuk mencapai tujuan yang ingin kita wujudkan. Bila menabung dengan tujuan maka kita memiliki goal atas uang yang disisihkan. Dengan begitu juga kita meminimalisasi sabotase atas tabungan yang dibuat dengan tujuan tertentu. Ingat loh kalau tabungan ini diambil, artinya tidak bisa menyekolahkan anak misalnya. Mulailahmenabung dengan persentase minimal yaitu sebesar 10% dari penghasilan bulanan.
baca juga: Perempuan dan Tujuan Finansial
Mencatat uang masuk dan keluar. Mari kita belajar mencatat setiap penghasilan serta pengeluaran yang terjadi selama satu bulan secara harian. Dengan pencatatan tersebut kita dapat melihat di bagian mana sebuah pengeluaran bisa dihemat dan tentunya sisa uang yang dapat ditabung.
baca juga: Gunakan aplikasi untuk mencatat pengeluaran
Hitung utang. Dari pencatatan pengeluaran harian yang dilakukan sebulan, kita bisa melihat berapa besar utang yang harus dilunasi. Dengan begitu, kita bisa menetapkan maksimal utang yang bisa dibayarkan setiap bulannya sebesar 30% dari penghasilan. Sebaiknya selesaikan utang yang masih ada sampai lunas apabila ingin mengambil utang baru. Hal ini dimaksudkan agar uang penghasilan setiap bulan tidak hanya habis untuk mencicil atau melunasi utang.
baca juga: 3 Syarat Utang
Transfer sebagian. Kalau selama ini kita sudah memberikan semua uang penghasilan ke keluarga di kampung dan tidak jadi apa-apa, mungkin kini saatnya untuk membatasi transferan. Transfer hanya sebagian penghasilan, jangan transfer semuanya. Pastikan kita juga memiliki pegangan yang cukup untuk jaga-jaga apabila ada keadaan darurat.
Sisakan gaji. Coba deh lakukan dulu pencatatan penghasilan dan pengeluaran harian selama satu bulan, dari sana kita bisa melihat berapa sisa gaji yang bisa ditabung. Atau, bisa juga kita mengusahakan menabung gaji di depan saat menerimanya sebelum mengeluarkan untuk pengeluaran bulanan. Ingatlah bahwa gaji harus bersisa agar bisa ditabung untuk mencapai mimpi atau tujuan keuangan seperti menyekolahkan anak, memiliki modal usaha atau memiliki rumah.
baca juga: Pentingnya Perempuan Mengelola Keuangan
Semoga Pekerja Migran Indonesia bisa sejahtera!
-QM Admin-