7 Mitos investasi yang Masih Banyak Orang Percaya
Masih banyak orang percaya pada mitos investasi yang salah kaprah. Enggak heran makanya, masih banyak juga orang yang maju mundur cantik untuk berinvestasi. Atau, ada sih yang bernyali untuk mulai investasi, tapi pola pikirnya enggak tepat. Alhasil, hasilnya pun tidak seperti yang diharapkan.
Yes, kesalahpahaman inilah yang menyesatkan. Yang belum mulai jadi takut, yang berani mulai salah langkah dan akibatnya malah buntung, padahal maunya untung.
Memang ya, menyelami dunia investasi tanpa dipandu oleh informasi yang akurat bisa menyebabkan keputusan yang kurang bijak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memisahkan fakta dari fiksi dan mengatasi mitos investasi yang paling umum.
Melakukan hal ini enggak hanya membuka jalan bagi pengambilan keputusan yang lebih tepat tapi juga membantu dalam merencanakan strategi investasi yang sukses.
Table of Contents
7 Mitos Investasi yang Masih Banyak Dipercaya
Banyak dari mitos investasi berkembang dari kesalahpahaman atau informasi yang kedaluwarsa, yang pada akhirnya dapat menghambat peluang untuk mengembangkan aset.
Apa saja misalnya? Barangkali ada hal-hal di bawah ini yang kamu juga masih percaya.
1. Investasi Hanya untuk Orang Kaya
Salah satu mitos investasi yang paling umum dan menyesatkan adalah ide bahwa hanya orang kaya saja yang dapat berinvestasi.
Nah, padahal kebenarannya jauh loh. Faktanya, investasi itu terrbuka untuk semua orang, terlepas dari besarnya penghasilan atau kekayaan masing-masing. Dengan strategi yang tepat dan pemahaman tentang opsi yang tersedia, siapa pun dapat memulai perjalanan investasi, bahkan dengan modal yang relatif kecil.
Reksa dana, misalnya, adalah pilihan yang baik untuk investor pemula dengan modal kecil. Reksa dana pasar uang adalah salah satu contoh investasi dalam instrumen pasar uang yang risiko rendah berlikuiditas tinggi, seperti deposito berjangka dan surat berharga pemerintah. Bahkan bisa mulai dari Rp10.000 loh.
2. Investasi Selalu Berisiko Tinggi
Masih banyak orang yang takut berinvestasi karena risikonya yang tinggi. Ya, mitos investasi ini sebenarnya enggak sepenuhnya salah sih. Karena, faktanya, investasi itu memang selalu berisiko. Namun, tidak semuanya berisiko tinggi.
Ada juga beberapa instrumen investasi yang risikonya cukup rendah. Ya tentu saja, tingkat pengembaliannya juga sepadan juga.
Pemahaman yang akurat tentang risiko dan return, serta strategi efektif untuk mengelola risiko, dapat membantu investor meminimalkan potensi kerugian sambil memaksimalkan potensi keuntungan.
Nah, untuk mengelola risiko investasi, diversifikasi instrumen bisa menjadi adalah salah satu cara paling efektif. Dengan menyebarkan investasi di berbagai aset, kamu dapat mengurangi dampak negatif jika salah satu investasi mengalami kerugian.
3. Investasi Itu Hasilnya Lama
Mitos investasi yang menyebutkan bahwa selalu butuh waktu yang sangat lama untuk melihat hasil dari investasi juga membuat banyak orang enggan untuk memulai berinvestasi. Padahal, faktanya, kupon obligasi pemerintah itu sudah bisa didapatkan dalam satu bulan setelah installment loh. Reksa dana juga contoh instrumen yang bisa memberikan keuntungan dalam waktu relatif singkat.
So, yang perlu dipelajari adalah karakter instrumen investasi, mana yang cocok untuk jangka panjang dan mana yang cocok untuk jangka pendek. Selanjutnya, menyesuaikannya dengan tujuan keuangan.
4. Investasi Saham = Judi
Mitos investasi bahwa berinvestasi di pasar saham sama dengan judi adalah salah satu persepsi yang paling keliru tentang dunia investasi. Persepsi ini dapat menghambat banyak orang dari mengambil keuntungan dari peluang untuk membangun aset, terutama melalui pasar saham.
Padahal ada perbedaan yang sangat besar di antara keduanya.
Judi dilakukan dengan harapan mendapatkan keuntungan cepat dari suatu kejadian yang hasilnya sangat tidak pasti. Hasil yang diperoleh tergantung pada keberuntungan. Judi memiliki risiko yang sanagt tinggi dan tanpa kemungkinan pengelolaan risiko.
Sementara itu, berinvestasi di pasar saham bertujuan untuk membangun aset secara bertahap melalui pertumbuhan nilai perusahaan dan reinvestasi dividen. Keputusan untuk berinvestasi dibuat berdasarkan analisis yang dalam tentang kinerja perusahaan, kondisi industri, dan ekonomi secara keseluruhan. Meskipun sama-sama berisiko, investasi saham menawarkan kesempatan untuk mengelola risiko tersebut melalui diversifikasi portofolio, analisis fundamental dan teknis, serta strategi jangka panjang.
5. Investasi Emas Selalu Aman
Memilih emas sebagai instrumen investasi itu sama sekali enggak salah. Bagus malahan. Namun, jika menganggap emas itu enggak pernah rugi, paling aman, selalu untung, nah … itu yang mesti diluruskan.
Faktanya, seperti semua bentuk investasi, emas juga memiliki risiko dan ketidakpastian. Harga emas sering kali juga berfluktuasi, yang merupakan reaksi terhadap perubahan kondisi ekonomi global, seperti inflasi, nilai tukar mata uang, dan suku bunga. Misalnya, emas cenderung naik saat inflasi meningkat karena dianggap sebagai lindung nilai terhadap penurunan daya beli.
Dalam masa ketidakpastian politik atau ekonomi, orang akan ke aset yang dianggap aman seperti emas, yang kemudian akan meningkatkan harganya. Namun, ketika kondisi stabil, minat terhadap emas bisa berkurang, menyebabkan penurunan harga.
Belum lagi, emas itu punya selisih harga jual terhadap harga beli ketika kita hendak menjualnya kembali dalam waktu dekat.
6. Mengikuti Saran Investasi dari Para Ahli Pasti Akan Menguntungkan
Memang sebagai pemula, ada baiknya kita belajar dari orang yang lebih berpengalaman atau yang lebih ahli. Namun, kamu perlu ingat, bahwa kondisi dan kemampuan setiap orang itu berbeda.
Tidak pernah ada jaminan bahwa saran orang lain itu—meskipun mereka dinilai lebih ahli atau lebih berpengalaman—akan selalu menguntungkan. Adalah sangat penting bagi setiap investor untuk melakukan riset sendiri terhadap instrumen investasi potensialnya, bahkan ketika mempertimbangkan saran dari para ahli.
Setiap investor memiliki situasi keuangan, toleransi risiko, dan tujuan investasi yang unik. Saran yang mungkin cocok untuk satu investor bisa tidak sesuai untuk yang lain. Melakukan penelitian sendiri membantu menyesuaikan saran dengan kebutuhan dan tujuan keuangan pribadi kamu.
7. Jangan Berinvestasi saat Sedang Turun
Ada yang percaya mitos investasi, bahwa ketika pasar sedang turun, itu adalah waktu terburuk untuk berinvestasi. Padahal, kondisi pasar yang menurun justru berpeluang berinvestasi dengan potensi keuntungan jangka panjang.
Konsep “membeli di saat murah” adalah strategi ketika investor mencari untuk memanfaatkan penurunan harga untuk membeli aset berkualitas dengan harga diskon.
Salah satu contoh paling terkenal dari seorang investor yang berhasil mengambil keuntungan dari kondisi pasar yang tidak stabil adalah Warren Buffett, CEO dari Berkshire Hathaway. Selama krisis keuangan global 2008, ketika kepanikan melanda pasar dan banyak investor menarik dana, Buffett melihat peluang. Dia berinvestasi miliaran dolar ke perusahaan seperti Goldman Sachs dan General Electric.
Strategi ini terbukti menghasilkan return yang signifikan untuk Berkshire Hathaway saat pasar pulih. Ya enggak heran sih, Buffett dikenal dengan filosofinya bahwa takut ketika orang lain serakah, dan serakah ketika orang lain takut.
Sampai di sini, kita tahu ya, bahwa mitos investasi sering membentuk hambatan psikologis yang enggak perlu. Memecahkannya bukan hanya membuka jalan menuju keputusan yang lebih informasi, tetapi juga ke arah pertumbuhan finansial yang berkelanjutan.
Mitos investasi mana yang masih mengganggumu sampai sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Fenomena Flexing Crazy Rich, dan Bagaimana Seharusnya ‘Bersikap Kaya’
Istilah “flexing” dan “crazy rich” belakangan populer, terutama di media sosial mengikuti beberapa kehebohan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebenarnya, apa sih arti flexing ini?
Kata “flex” sendiri sebenarnya termasuk dalam bahasa Inggris slang, yang artinya ‘show off’, atau pamer.
Mengutip dari dictionary.com:
Flex is a slang term meaning “to show off,” whether it be your physique, your belongings, or some other thing you consider superior to those of others.
Kenapa ya, ini bisa terjadi?
Fenomena Flexing
Menurut Rhenald Kasali, seorang tokoh ekonom Indonesia dalam sebuah wawancaranya, konsep flexing dewasa ini cenderung terjadi untuk memamerkan sesuatu yang dimiliki.
Definisi ‘kaya’ sendiri, menurut Rhenald Kasali, ada beberapa kategori. Yang pertama adalah mereka yang benar-benar kaya dan ingin menikmati hasilnya. Yang kedua adalah kaya tetapi pelit. Yang ketiga, kaya tapi tetap tampil sederhana dan tidak pelit. Tetapi, ada juga yang sebenarnya belum mampu tetapi memperlihatkan kondisi yang berbeda kepada orang lain, dengan tujuan tertentu.
Perkembangan media sosial sepertinya ikut andil dalam mengembangkan definisi flexing dan munculnya crazy rich ini. Bagaimanapun, media sosial dan kamera akhir-akhir ini memang menjadi alat manipulasi, terlepas dari efek baik dan buruknya.
Fake It Till You Make It
Sebenarnya konsep flexing crazy rich yang belakangan ramai ini bukanlah fenomena baru. Di Amerika Serikat pun ada istilah ‘Fake it till you make it”.
Ingat apa yang terjadi seperti yang diceritakan oleh film The Tinder Swindler? Simon Leviev menyewa mobil mewah, memakai baju branded, bepergian naik business class atau sewa jet pribadi, demi bisa masuk ke sirkel orang kaya dan borjuis. Dengan penampilan yang meyakinkan, dia berharap agar calon (korban) ‘pelanggan’ percaya padanya. Terlepas dari sumber daya dan tujuan jahatnya ya.
Hal yang sama kerap dilakukan oleh banyak orang. Pakai mobil mewah (ternyata sewaan), nongkrong di kelab-kelab mahal (dan bayar dengan gesek kartu kredit dengan cicilan minimum payment), networking dengan orang-orang sukses dan kaya. Harapannya, berhasil mendapatkan proyek atau pekerjaan yang diinginkan.
Apakah itu salah? Yah, silakan dijawab masing-masing.
Hal yang sama juga terjadi belakangan. Pamer harta dan kekayaan, yang kemudian diharapkan bisa menarik minat orang lain untuk mengikuti jejaknya; menjadi magnet untuk (calon) pelanggan atau customer, dan kemudian terjadilah deal.
Pamernya adalah strategi marketing. Terlepas dari produk apa pun yang dipasarkannya, dan juga apa intensinya.
Sikap Seorang yang Kaya ‘Beneran’
Jadi, sebenernya, seperti apa sih sikap seorang yang kaya ‘beneran’? Dari laman Sikapiuangmu Otoritas Jasa Keuangan, berikut beberapa perbedaan nyata dari “pura-pura kaya” dan beneran seorang crazy rich.
1. Malas bahas kekayaannya
Kecenderungannya adalah para crazy rich ini justru menghindari topik-topik yang “mengharuskan” mereka untuk bercerita mengenai kekayaannya. Dalam penampilan sehari-hari, mereka cenderung santai dan tampil apa adanya.
2. Menabung itu kewajiban
Warren Buffett pernah bilang, bahwa sepertiga dari penghasilan kita seharusnya dialokasikan ke tabungan. Nggak peduli sudah seberapa banyak asetnya, menabung adalah kewajiban.
Menabung adalah hal yang enggak boleh dilupakan, atau ditaruh di prioritas terakhir.
3. Fokus pada investasi
Dan menomorduakan konsumsi. Para crazy rich beneran akan lebih baik mengalokasikan dana ke instrumen investasi yang dinilainya berpotensi mengembalikan keuntungan. Bisa saham, obligasi, atau juga mengembangkan bisnisnya sendiri.
4. Berhemat di setiap pengeluaran
Crazy rich beneran akan memiliki strategi untuk arus kasnya. Nggak semata-mata punya uang banyak lalu bebas membeli atau memakai berbagai barang mewah dan mahal.
Warren Buffett, salah satu orang terkaya di dunia, bahkan harus “dipaksa” oleh anak buahnya untuk membeli mobil baru, untuk menggantikan mobil tuanya yang sudah bobrok. Konon, ia juga lebih memilih untuk mengalih rupa laci meja rias menjadi tempat tidur bayi, ketimbang membeli yang baru untuk anak pertamanya.
Begitu juga dengan Mark Zuckerberg, yang punya koleksi kaus berwarna abu-abu misty satu lemari penuh untuk dipakai sehari-hari, alih-alih memakai baju branded.
Hemat berbeda dengan pelit lho. Berhemat artinya dengan nominal yang sama, kamu bisa mendapatkan manfaat dan kualitas yang sama dengan kalau harus mengeluarkan uang lebih besar.
5. Memiliki passive income dari aset
Ini jugalah yang membedakan para crazy rich beneran dengan yang hanya flexing belaka. Aset biasanya dibeli untuk kemudian bisa “dikaryakan” untuk menghasilkan pendapatan pasif yang baru, alih-alih hanya dimanfaatkan untuk sekadar dipamerkan.
So, buat kamu yang pengin jadi crazy rich juga, enggak masalah kok bercita-cita jadi kaya. Pastikan saja kamu mencapai tujuanmu itu dengan halal dan tidak merugikan orang lain.
Yang pasti sih, kamu harus mempunyai berbagai kebiasaan baik terkait keuangan. Apa saja?
Kebiasaan Baik yang Harus Dimiliki oleh (Calon) Crazy Rich
1. Miliki tujuan keuangan
“Jadi kaya” sebenarnya bukan tujuan keuangan yang ideal. Mengapa? Karena tidak terukur. Kaya yang bagaimana? Kaya yang punya tabungan miliaran rupiah? Punya aset triliunan? Punya seabrek perusahaan? Karena tidak terukur, maka juga akan sulit untuk terealisasi. Pun, sulit untuk diketahui tingkat kesehatannya. Iya, punya banyak tabungan. Tapi, jangan-jangan utangnya juga segunung?
So, milikilah tujuan keuangan yang jelas. Misalnya, punya dana pensiun Rp7 miliar di usia 60 tahun nanti, sehingga bisa jadi jaminan hidup pensiun yang sejahtera. Pastikan ada “judul”, nominal, dan jangka waktu dalam tujuan keuangan tersebut. Sesuaikan juga dengan kondisi dan kemampuan masing-masing, agar nantinya bisa ditentukan strateginya, dan terukur.
2. Disiplin
Dengan kekayaan yang melimpah, akan mudah bagi crazy rich untuk tergoda menghamburkannya untuk hal-hal yang kurang penting. Karena itu, disiplin akan menjadi kunci.
Selalu kembali pada kebutuhan dan tujuan keuangan yang sudah kamu tentukan. Dengan demikian, biasanya kita kemudian akan dapat memilah, mana yang memang butuh, mana yang keinginan belaka.
3. Pendapatan aktif untuk penghasilan pasif
Orang boleh saja qerja bagai quda. Tetapi, kalau kamu berniat untuk menjadi seorang crazy rich, maka sebaiknya kamu fokus untuk membangun aset dengan penghasilan aktif kamu. Dengan demikian, nantinya, kamu bisa mengharapkan untuk mendapatkan penghasilan pasif dari aset-aset yang sudah ada.
Disiplin untuk mengalokasikan penghasilan aktif ke investasi, minimal 10%.
4. Review keuangan secara berkala
Para crazy rich tahu, bahwa setiap tahun akan ada alokasi keuangan yang berubah; penghasilan berubah, pengeluaran bisa juga berbeda. Karena itu, review keuangan secara berkala sangatlah penting.
Hasil dari review keuangan bisa menjadi evaluasi untuk memperbaiki kondisi finansial, sehingga ke depannya bisa lebih baik lagi.
Itu dia beberapa kebiasaan yang seharusnya dimiliki oleh kamu yang bercita-cita menjadi crazy rich beneran. Gimana? Kamu sudah melakukan semuanya?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Investasi Saham yang Menguntungkan ala Lo Kheng Hong di Tahun 2022
Investasi saham yang begitu menggiurkan. Konon, keuntungan yang didapatkan bisa ratusan bahkan ribuan persen. Banyak orang tajir mendadak, asetnya bertumbuh pesat dari investasi saham. Nggak heran, banyak yang tergoda untuk ikut nyemplung ke pasar modal.
Sayangnya, tak sedikit pula yang sekadar ikut-ikutan, tanpa punya bekal pemahaman yang cukup. Bahkan mereka tak bisa (atau tak mau?) melihat, bahwa di balik kesuksesan seorang investor, bisa jadi ia juga harus jatuh bangun terlebih dulu—mengalami kerugian yang tak terhitung sebelum akhirnya investasinya berkembang sesuai harapan.
So, ada baiknya belajar investasi saham dulu yuk. Zaman sekarang belajar saham itu mudah kok, kamu bisa belajar dari siapa saja, dari mana saja.
Salah satunya, kamu bisa belajar dari Lo Kheng Hong, yang sering disebut-sebut sebagai Warren Buffett-nya Indonesia.
Kebetulan banget kan kita sudah akan masuk ke tahun 2022, yang pastinya kamu mau dong menjadi lebih baik daripada tahun 2021 ini. Dari segi apa pun, termasuk soal keuangan dan investasi.
Jadi, mari kita belajar dari beberapa tip investasi saham ala Lo Kheng Hong, agar di tahun 2022 nanti, investasi saham kamu bisa berkembang dengan lebih baik. Juga bisa jadi bekal kamu nih, yang baru mau mulai investasi.
Investasi Saham ala Lo Kheng Hong
1. Invest at bad time, sell at good time
Tip investasi saham yang pertama ini mirip dengan prinsip investasi Warren Buffett nih, yaitu “fearful when others are greedy, and greedy when others are fearful.” Yaitu kita mesti memanfaatkan momentum ketika pasar justru sedang mengalami kelesuan.
Contohnya, seperti ketika di awal pandemi, saat IHSG anjlok hingga menembus Rp3.900-an. Jika banyak orang mengeluhkan portofolionya ‘kebakaran’, justru saat itulah kita berkesempatan untuk bisa mendapatkan saham diskon.
Yang kemarin sempat serok-serok lucu di awal 2020, pasti sekarang sudah bertumbuh berkali lipat. Betul nggak? Nah, tinggal berharap agar tahun 2022 nanti, kondisi menjadi lebih baik lagi, sehingga investasi pun semakin bertumbuh dengan lebih baik juga.
2. Pantau sektor terbaik
Lo Kheng Hong punya sektor favorit miliknya sendiri, yaitu perbankan konvensional dan komoditas, dan berharap bisa jadi preferensi khusus investasi saham di tahun 2022 nanti. Menurutnya, sektor perbankan itu bisnis yang enggak ada matinya, sehingga dalam beberapa tahun ke depan akan terus tumbuh.
Begitu juga dengan komoditas, Lo Kheng Hong percaya pertumbuhan bisnis batu bara dan perkebunan kelapa sawit di tahun 2022 akan semakin baik.
Apakah ini artinya kamu juga harus membeli saham sektor perbankan, komoditas kelapa sawit dan batubara juga seperti Lo Kheng Hong? Tunggu dulu, mari kita lihat dari poin of view lain.
Lo Kheng Hong berinvestasi di sektor perbankan karena ia percaya pertumbuhannya. Kamu sebaiknya juga melakukan hal yang sama: berinvestasilah pada sektor yang kamu sangat percayai pertumbuhannya. Enggak selalu perbankan, bisa jadi kamu percaya pertumbuhan sektor yang lain.
Intinya: lakukan risetmu sendiri, pantau sektor terbaik di tahun 2022 menurut hasil risetmu, dan berinvestasilah.
3. Berinvestasilah untuk jangka panjang
Jumlah investor pasar modal belakangan memang meningkat dengan pesat. Lebih takjub lagi, bahwa jumlah investor barunya didominasi oleh milenial.
Meski demikian, menurut Lo Kheng Hong, meski banyak, tetapi nominal yang diinvestasikan oleh milenial masih relatif terlalu kecil. Salah satu hal yang menyebabkannya adalah banyaknya milenial yang masih belum berpenghasilan, atau sudah berpenghasilan tetapi memang belum bisa berinvestasi dalam nominal banyak. Selain itu, kemudahan membuka rekening sekuritas juga memengaruhi, lantaran dengan hanya Rp100.000 saja, milenial sudah bisa melakukan investasi saham.
Ditambahkan oleh Lo Kheng Hong, bahwa potensi keuntungan untuk saham yang dibeli oleh para milenial di tahun ini, baru akan nampak hasilnya di 10 hingga 20 tahun mendatang. Karena nominal kecil dan memang pertumbuhan investasi saham itu sendiri juga baru tampak setidaknya 10 tahun ke depan, maka disarankan bagi milenial untuk segera mulai investasi saham sekarang untuk jangka waktu yang panjang.
4. Belajar cara membaca laporan keuangan
Dalam memilih sektor andalan, Lo Kheng Hong memperhitungkan saham-saham dengan valuasi murah tetapi beraset besar, dengan keuntungan bisnis yang masuk akal. Semua itu hanya bisa didapatkan jika kita bisa membaca laporan keuangan perusahaan dengan benar.
Karena itu, saran terbaik untuk bisa sukses investasi saham di tahun 2022 adalah jangan abaikan laporan keuangan. Pasalnya, dari situ kita bisa lihat, perusahaan mana yang tidak bertumbuh, dan mana yang prospektif.
Jangan sekadar dengar tukang pompom atau dengar influencer, demikian tegas Lo Kheng Hong dalam satu kesempatan. Kalau beli kucing dalam karung, bisa habis dana kita.
So, buat yang di tahun 2020 dan 2021 terlalu banyak tergiur apa kata orang lain (padahal jelas-jelas kurang berkompeten), yuk, diubah di tahun 2022. Mulai belajar membaca laporan keuangan dengan benar, dan belajar analisis sendiri.
5. Belajar teknik analisis yang tepat
Nah, ini adalah lanjutan dari belajar membaca laporan keuangan dengan benar, karena Lo Kheng Hong percaya, bahwa analisis fundamental menjadi preferensinya saat mempertimbangkan kelayakan suatu saham untuk dibeli.
Hal ini juga sejalan dengan Warren Buffett, yang dalam mengambil keputusan investasi saham tak pernah menggunakan analisis teknikal. Ia hanya melihat annual report, alias laporan keuangan tahunan perusahaan yang bersangkutan.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sekarang sudah siap untuk menyambut tahun 2022 dengan strategi investasi saham yang baru, setelah membaca berbagai tip investasi dari Lo Kheng Hong di atas?
Yang paling penting, mau investasi apa saja, harus ada dananya. Apalah arti investasi saham, kalau ternyata kamu enggak punya uang untuk dikembangkan? Karena itu, yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
7 Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett, sang Peramal dari Omaha
Siapa investor paling sukses di dunia? Mungkin yang terpikirkan adalah satu nama ini: Warren Buffett, meskipun ada banyak sekali sederet nama investor lain yang sama suksesnya. Tapi, kita memang harus mengakui, bahwa pemilik Berkshire Hathaway inilah ‘empu’ dunia investasi.
Jika kamu menelusuri sosoknya, kamu akan dapat menemukan banyak profilnya di internet. Sepak terjangnya di dunia saham sudah puluhan tahun. Jam terbang dan keterampilan yang sudah master membuatnya dijuluki The Oracle of Omaha, sang peramal dari Omaha, saking setiap kata-katanya terbukti nyata terjadi di dunia pasar modal.
Kamu mau berguru darinya? Bisa kok, Warren Buffett terkenal enggak pernah pelit bagi-bagi ilmu. Berikut adalah rangkumannya, yang dikumpulkan dari berbagai sumber. Kamu bisa mulai belajar dulu dari sini, kemudian lanjut mencari sumber yang lainnya nanti.
Cara Investasi Sukses ala Warren Buffett
1. Temukan guru yang tepat
Orang yang mau belajar, pasti harus dimulai dengan mencari guru yang tepat. Tak ketinggalan Warren Buffett. Di tahun 1949, ia membaca buku The Intelligent Investor yang ditulis oleh Benjamin Graham. Dari situlah, ia mengaku mendapat banyak pelajaran tentang investasi. Hal ini juga akhirnya membawa Buffett untuk kuliah di Columbia Business School, sekolah yang salah satu dosennya adalah Benjamin Graham.
Warren Buffett mengatakan, bahwa dalam perjalanannya, seorang investor bisa saja mengembangkan metode dan strateginya sendiri, tetapi pada titik awal, mau tak mau, ia harus berguru dulu pada orang lain. Ketepatan dalam memilih guru adalah kunci terbesar, karena akan menentukan akan jadi investor seperti apa kita ke depannya nanti.
2. Investasi pada diri sendiri
Setelah menemukan guru yang tepat, maka sekarang waktunya untuk belajar banyak darinya. Inilah yang disebut Buffett dengan investasi pada diri sendiri.
Buffett percaya bahwa aset terbesar yang bisa kita miliki dalam hidup adalah diri sendiri. Dengan berinvestasi pada diri sendiri, itu artinya kita telah memulai proses membangun kekayaan untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Investasi sekarang, tuai hasilnya di masa depan. Ikutan kursus, mentoring, dan berbagai kelas; membaca buku-buku, artikel, atau gabung di berbagai webinar dari segala bidang ilmu sesuai minat.
3. Investasikan pada produk yang kamu pahami betul
Strategi investasi Warren Buffett yang terbesar adalah ia hanya mau berinvestasi pada produk yang benar-benar ia kenali dan akan berjalan jangka panjang. Jadi, kamu mungkin tak akan pernah melihat Buffett berinvestasi pada produk-produk yang baru banget atau yang sifatnya hanya musiman. Kripto, misalnya.
Bukan karena kripto adalah instrumenn yang enggak bagus, tetapi memang Buffett tidak punya ketertarikan dengan jenis instrumen ini, dan ia tak peduli meskipun lagi hype setinggi langit.
Berinvestasi pada hal-hal yang musiman atau lagi ngehype seperti ini memang bisa jadi akan bisa menghasilkan keuntungan dalam waktu yang singkat, tetapi biasanya juga harus segera direview apakah lanjut atau segera berhenti, sebelum hype-nya menghilang. Kalau sampai terlambat berhenti, bisa jadi kita malah menanggung kerugian.
So, paling penting adalah mengenali instrumen tersebut akan bisa diandalkan dalam waktu yang lama atau tidak, dan kemudian menyusun strategi yang sesuai.
4. Jadikan kebiasaan dan rutinitas
Investasi seharunya memang menjadi kebiasaan dan rutinitas yang kamu lakukan dalam hidup. Ya, kurang lebih sama saja seperti kamu harus membayar tagihan listrik, air, beli pulsa, beli gas, beli beras, dan lainnya.
Dengan menjadi kebiasaan dan rutinitas, lambat laun pasti kamu akan mendapatkan hasil, sesuai yang diharapkan.
Warren Buffett memulai perjalanan investasinya sejak usia 11 tahun. Sejak itu, ia—dengan sangat passionately—terus belajar berinvestasi. Hasilnya kamu lihat sendiri kan?
5. Dukung dengan gaya hidup yang sesuai
Apalah artinya investasi, kalau ternyata di kehidupan sehari-hari kamu sulit banget untuk hidup hemat?
Warren Buffett—meskipun merupakan salah satu orang terkaya di dunia—tak pernah bermewah-mewah. Ia tetap tinggal di rumah yang sama, yang dibelinya tahun 1958 hingga sekarang. Ia masih sarapan dengan menu hemat McDonald’s. Ia juga tetap mengendarai mobil tuanya, meskipun banyak karyawannya yang mendorongnya untuk beli mobil baru.
Gaya hidup hemat yang dijalani oleh Warren Buffett justru membuatnya jadi punya lebih banyak uang untuk diinvestasikan. Semakin banyak dan bertumbuh dana investasinya, semakin besar pula nilai kekayaan bersihnya.
6. Kelola utang dengan baik
Mungkin kita sepintas lalu juga sempat bertanya-tanya, orang sekaya Warren Buffett ngerasain ditagih kartu kredit berbulan-bulan enggak ya?
Faktanya, Warren Buffett memang tak punya utang kartu kredit. Ia juga membeli mobil secara cash. Ya, buat apa berutang, karena ia punya banyak uang? Tetapi, bukan di situ poinnya. Poinnya adalah Warren Buffett paham, bahwa sekali kita terlanjut memiliki utang, maka uang kita akan tergerogoti oleh biaya administrasi dan bunga.
Jadi, supaya dana investasi bisa lebih besar lagi, kurangi deh utang. Atau, seminimal mungkin, kelola utang dengan baik—jika memang butuh—agar terhindar dari denda, biaya admin, dan bunga tambahan yang bisa membuat keuangan kacau balau.
Segera lunasi utang, dan dengan begitu, alokasi investasi bisa lebih banyak lagi.
7. Sabar dan tidak emosional
Warren Buffett, sejak dulu, dikenal sebagai investor yang sangat fokus. Ternyata hal ini dipelajarinya dari Todd Combs, salah satu manajer investasi di Berkshire, yang memintanya untuk membaca dokumen-dokumen investasi dan laporan keuangan sebelum akhirnya membeli saham suatu perusahaan.
Dan memang begitulah seharusnya seorang investor yang sukses: sabar, tidak emosional, sehingga bisa mengendalikan diri saat krisis maupun ketika lagi ada yang hype. Tidak mudah panik, pun merasakan euforia berlebihan.
Hal ini akan banyak menyelamatkan kita dari bias dalam mengambil keputusan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Yuk, Simak Tip Investasi 5 Investor Sukses Dunia!
Namanya juga investor pemula, ada baiknya kita belajar tip investasi dari mereka yang sudah lama berkecimpung di dunia investasi, supaya kita bisa mengikuti jalan kesuksesan mereka.
Banyak sudah orang yang sukses menjadi investor, dan sekarang menjadi miliarder atau miliuner. Sudah pasti, usaha mereka juga mengalami pasang surut. Kita dapat belajar dari mereka. Harapannya ya, supaya tujuan keuangan yang hendak kita capai dengan cara investasi bisa terwujud.
So, hari ini, mau belajar investasi dari siapa saja, kita? Yuk, kita lihat beberapa tip investasi berikut ini!
Tip Investasi dari 5 Investor Sukses Dunia
1. Dennis Gartman
“Be patient with winning trades; be enormously impatient with losing trades. Remember it is quite possible to make large sums trading/investing if we are ‘right’ only 30% of the time, as long as our losses are small and our profits are large.”
Dennis Gartman
Dennis Gartman mulai menerbitkan The Gartman Letter, sebuah harian yang khusus membahas kondisi pasar modal di tahun 1987, yang menjadi bacaan wajib orang-orang yang bekerja sebagai fund manager, pialang saham, manajer investasi, dan trade companies di seluruh dunia.
Tip investasi dari Gartman yang paling populer adalah jangan menjual ketika keuntungan pertama baru saja datang. Bersabarlah, biarkan perdagangan berjalan beberapa lama lebih dulu, sehingga bisa mencapai titik maksimal. Tetapi jangan sabar ketika pasar menunjukkan tanda-tanda loss. Dengan demikian kerugian bisa diminimalkan, dan tidak bertambah parah.
2. Warren Buffett
It’s far better to buy a wonderful company at a fair price than a fair company at a wonderful price.”
Warren Buffett
Siapa yang tak kenal dengan Opa Warren Buffett ini? Dia dicatat sebagai investor paling sukses yang pernah ada dalam sejarah. Nggak hanya sebagai orang terkaya di dunia saja, tetapi ia juga orang yang paling berpengaruh. Ibaratnya, ketika Opa Buffett sudah bersabda, maka pasar dunia akan bergerak sesuai titahnya.
Tak hanya itu, ia juga seorang motivator dan guru saham yang paling mumpuni yang pernah ada. Tulisan-tulisannya sering dijadikan sebagai materi di kelas keuangan perguruan tinggi besar dan bergengsi di Amerika Serikat.
Opa Buffett terkenal dengan teknik investasi fundamentalnya. Karenanya, tip investasi dari beliau selalu berputar di sekitar proses riset kita terhadap kualitas perusahaan yang sahamnya ingin kita beli.
Opa Buffett memberikan dua nasihat kunci ketika kita hendak mengevaluasi sebuah perusahaan untuk dibeli sahamnya. Pertama, lihat kualitas perusahaannya, kedua baru lihat harga saham dan valuasinya. Kamu bisa mengunduh laporan keuangan perusahaan bersangkutan, dan kemudian mencermatinya.
Jangan tergiur akan harga saham yang murah, tetapi perusahaannya tidak bereputasi. Belilah hanya saham perusahaan yang kamu mengerti dan kenal, terutama kalau produknya kamu pakai sehari-hari.
3. Bill Gross
“Do you really like a particular stock? Put 10% or so of your portfolio on it. Make the idea count. Good [investment] ideas should not be diversified away into meaningless oblivion.”
Bill Gross
Bill Gross merupakan salah satu co-founder PIMCO, atau Pacific Investment Management Co, sebuah perusahaan manajemen investasi yang dana kelolanya mencapai 270 miliar dolar. Ia mengelola PIMCO Total Return Fund, salah satu pengelola dana obligasi terbesar di dunia.
Aturan diversifikasi adalah salah satu tip investasi terbaik yang pernah dilontarkan oleh Bill Gross. Jangan menaruh dana dalam satu instrumen yang sama terlalu besar. Bill Gross hanya menyarankan 10% saja taruh di instrumen favorit, yang lain disebar di berbagai pilihan instrumen yang ada.
Bill Gross juga mengingatkan, agar kita tetap harus punya dana segar di dalam rekening, tidak semuanya harus dihabiskan saat itu juga untuk investasi. Dana ini akan menjadi amunisi, jika sewaktu-waktu kesempatan langka datang dalam berinvestasi.
4. Prince Alwaleed Bin Talal
“I’m a long-termer. I’m not a seller.”
Prince Alwaleed Bin Talal
Mungkin namanya belum seterkenal Opa Buffett, tetapi pangeran dari Arab ini adalah pendiri Kingdom Holding Company, dan merupakan pemegang saham terbesar dari Citicorp.
Dia sempat melakukan investasi untuk saham Twitter dan Snap, dan kesabarannya sungguh diuji ketika pasar modal bergolak pada masa Great Recession di akhir 2000-an. Sahamnya di Citicorp merosot tajam nilainya.
Ketika orang lain segera menjual saham Citi, Prince Alwaleed justru menahan sahamnya dengan sabar, dan memetik hasilnya ketika pasar sudah pulih kembali.
Inilah tip investasi yang bisa kita pelajari dari Pangeran Alwaleed: bersabar, terutama jika tujuan keuangan kita masih lama.
5. Carl Icahn
“You learn in this business… If you want a friend, get a dog.”
Carl Icahn
Tip investasi dari Carl mungkin sekilas terdengar tajam, dan enggak ada hubungannya ya, dengan investasi itu sendiri.
Tetapi, sebenarnya bukan itu maksud Carl Icahn. Dia menggarisbawahi, bahwa seharusnya para investor percaya pada diri sendiri untuk melakukan analisis terhadap saham atau instrumen yang akan dimanfaatkannya, dan bukan sekadar percaya “kata teman”.
Carl Icahn adalah salah satu investor besar dunia. Beberapa kepemilikannya termasuk saham Time Warner, Yahoo, Clorox, hingga Blockbuster Video.
Nah, itu dia 5 tip investasi dari investor sukses dunia. Apakah kamu sudah melakukan semua tip tersebut saat ini, demi tujuan keuangan yang tercapai lebih cepat?
Tapi, kan ini lagi masa sulit? Gimana bisa investasi? Tenang, meski sedang krisis, kita juga bisa kok tetap investasi. Coba simak video berikut ini.
Mau belajar investasi lebih lanjut? Yuk, gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, yang bisa dipilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
5 Jenis Investasi pada Diri Sendiri yang Bisa Dilakukan Selama Masa Pandemi
Sudah lebih dari satu bulan, kita melakukan karantina diri—mengurung diri sendiri di dalam rumah dan enggak keluar jika tidak ada keperluan mendesak. Alih-alih mengeluh terus lantaran bosan di rumah, QM Financial pengin bertanya, apakah kamu sudah memanfaatkan kesempatan ini untuk investasi pada diri sendiri?
Well, mungkin kamu tak pernah sempat melakukannya sebelumnya kan? Sibuk kerja, sibuk urus sekolah anak, dan segudang kesibukan lain membuatmu lupa bahwa kita juga perlu investasi pada diri sendiri. Yups, karena investasi itu enggak melulu berbentuk saham, reksa dana, properti, logam mulia, dan lain sebagainya. Ada beberapa jenis investasi yang harus kita lakukan demi kemajuan diri sendiri juga.
Kalau mengutip Kakek Warren Buffett sih begini:
The best investment you can make, is an investment in yourself. The more you learn, the more you’ll earn.
Nah, tuh. Si empu perinvestasian saja bilang, bahwa kita jangan sampai lupa investasi pada diri sendiri, karena toh manfaatnya enggak akan berhenti di saat ini saja, tapi sampai jauh ke depan. Bahkan bisa mengubah hidup kita, dan membuat kita mencapai mimpi lebih cepat. Nggak jauh dengan membuat rencana dan tujuan keuangan kan?
Apalagi sekarang, mungkin kamu punya waktu lebih banyak ketimbang sebelumnya? Ketimbang mengeluh gabut atau bosan di rumah saja, mendingan manfaatkan untuk investasi pada diri sendiri.
So, apa saja bentuk investasi pada diri sendiri yang dapat kita lakukan di masa karantina pandemi virus korona seperti sekarang? Banyak. Simak artikel ini sampai selesai ya.
5 Jenis Investasi pada Diri Sendiri yang Bisa Dilakukan Selama Masa Pandemi
1. Baca buku
Buku adalah sumber ilmu. Katanya sih begitu, dan rasanya pepatah ini benar adanya. So, kalau kamu pengin investasi pada diri sendiri, kamu bisa memulainya dari sini.
Kamu bisa memilih antara memperdalam pengetahuan dan keahlian yang selama ini sudah kamu geluti, ataupun bisa menambah lagi keahlian yang lain–yang kemarin-kemarin kamu sudah pengin tapi enggak ada waktu untuk ngulik lantaran kesibukanmu.
Enggak harus beli buku baru. Kamu bisa pinjam juga di perpustakaan digital, seperti iPusnas. Banyak koleksi buku dalam bentuk buku digital yang bisa dipinjam secara gratis di sana. Kalau sudah selesai, kamu bisa kembalikan dan pinjam buku lain lagi.
2. Olahraga dan perbaiki pola hidup
Rasanya sih, investasi pada diri sendiri yang satu ini adalah yang paling ‘mahal’ sekarang ini ya–di masa pandemi ini.
So, ayo, mumpung ada kesempatan dan juga alasan yang sangat kuat–buat yang kemarin-kemarin menunda olahraga–sekarang mulai deh bikin niat, jadwal, dan komitmen untuk rutin. Sebelum mulai work from home, ada dong waktu sebentar buat sekadar jalan pagi keliling kompleks (jangan lupa tetap pakai masker, dan physical distancing ya), atau kalau mau olahraga di rumah juga bisa banget kan? Bisa sontek deh video-video di Youtube. Mau yoga, zumba, aerobik, whatever … ada semua kok!
Sekalian, jaga pola makan. Yang dulu-dulu pokoknya asal kenyang dan makan terburu-buru, coba deh mulai kebiasaan mindful eating dan perbanyak buah serta sayurnya.
Rebahan boleh, tapi atur waktu supaya tetap aktif.
3. Gabung di komunitas online yang berfaedah
Memang sih, banyak grup WhatsApp yang justru menjadi “sumber” hoaks. Yang kayak gini, mending dikurangi sajalah. Akan lebih baik, jika kamu mencari circle baru, komunitas baru dengan orang-orang yang juga punya positive vibes, untuk berbagi semangat, dan mungkin ilmu.
Cari saja komunitas hobi yang sesuai dengan minatmu. Biasanya akan banyak ilmu praktis nih dari komunitas atau grup seperti ini.
Jauh lebih baik ketimbang grup-grup unfaedah itu kan? Selain menjadi investasi pada diri sendiri, ini juga akan lebih baik bagi kesehatan mentalmu lo!
4. Cari peluang penghasilan baru
Mungkin penghasilanmu agak berkurang saat ini ya? Well, kamu enggak sendirian. Banyak banget yang lain yang juga terdampak kok. Yang lebih parah lebih banyak lagi.
Makanya, coba yuk, coba cari peluang untuk bisa menambah penghasilanmu. Kan lumayan, bisa menambah panjang napas sampai benar-benar berlalu semuanya.
Coba amati peluang yang ada. Sekarang yang lagi banyak dicari adalah apa-apa yang bisa dibeli online dan diantar ke rumah pembeli langsung. Mulai dari sembako, sayur-sayuran, buah-buah, obat, bahkan kemarin juga lihat ada jasa servis hape online juga. Kalau butuh servis, si tukang servisnya ke rumah.
Kamu hobi masak? Hobi baking? Bisa banget tuh dicari peluang untuk menjualnya secara online. Bahkan tetangga kanan kiri di rumah pun pasti banyak yang mau membeli dari kamu.
Bisnis online seperti ini, walaupun nanti pandemi berakhir, juga bisa kamu lanjutkan lo!
5. Ikut kelas-kelas online
Berbagai kelas atau kursus sekarang juga dialihkan menjadi kelas online. Begitu juga dengan kelas finansial di QM Financial. Sekarang semakin banyak kelas ditawarkan lo! Beberapa di antaranya malah khusus diadakan untuk membantu kalian mengatur keuangan di masa pandemi. Seperti mengatur cash flow kembali agar sesuai dengan pola hidup yang sekarang, atau bagaimana caranya tetap berinvestasi meski dalam masa sulit.
Kamu bisa mengecek jadwal kelas finansial online di web QM Financial ini, dan pilih sesuai kebutuhanmu ya!
Nah, banyak kan yang bisa kamu lakukan demi investasi pada diri sendiri?
Memang ada banyak hal yang terhambat di saat-saat seperti ini, tetapi banyak hal lain pula yang bisa dilakukan. Salah satunya upgrade diri sendiri. Tetap semangat #dirumahaja ya! Demi kebaikan bersama.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.