1 Trik Agar Kamu Siap Investasi: Kalau Ada Uangnya – Gimana Cara Memastikannya?
Kesadaran untuk berinvestasi semakin meluas. Menurut data KSEI, pertumbuhan investor pasar modal saja mencapai angka 44.24% dibandingkan akhir Desember 2020. Itu artinya bisa saja lebih banyak lagi, lantaran sekarang instrumen investasi itu ada banyak banget, nggak hanya di pasar modal. Nah, masalahnya, kamu benar-benar sudah siap investasi atau belum?
Investasi memang penting, banyak hal bisa kita capai dengan bantuan investasi. Tapi, enggak bisa sembarangan juga. Pasalnya, tanpa rencana dan strategi, investasi justru bisa jadi bumerang dan menimbulkan masalah keuangan baru nantinya.
Jadi, apa yang harus dilakukan? Langkah pertama adalah memastikan bahwa kita memang benar-benar siap investasi.
Apa sih yang bakal bikin kita siap investasi? Ya kalau ada uangnya, iya kan?
Pertanyaannya sekarang adalah, berapa ya setoran investasi yang harus kita siapkan? Ada dua cara untuk tahu berapa setoran investasimu, untuk memastikan bahwa kamu siap investasi. Yuk, kita bahas.
Siap Investasi: Cara Tahu Berapa Kamu Harus Menyetor untuk Investasimu
Trik pertama: Investasi sesuai nilai yang kamu mampu
Coba hitung berapa yang kamu mampu. Saran umum agar bisa menabung dan investasi adalah dengan menyisihkan minimal 10% dari penghasilan. Jadi coba cek angkanya. Berapa rupiah angka yang kamu temukan jika kamu ambil 10% aja dari gaji kamu? Kira-kira kamu sanggup enggak rutin setor dengan besaran angka tersebut?
Kelebihan dari trik yang pertama ini adalah kepraktisannya. Enggak peduli berapa gaji kamu, setoran akan mengikuti lewat persentase yang sudah kamu tentukan. Angka persentase ini bisa mulai dari 10%, tapi kamu bebas menyesuaikan sesuai kondisimu. Siapa tahu malah bisa 20%, 30%, hingga 50%! Semakin tinggi persentasenya, tentu akan membantumu mencapai tujuan finansial secara lebih cepat.
Kekurangannya adalah kita enggak tahu berapa target yang akan tercapai. Kita juga enggak tahu apa efek dari produk yang kita gunakan terhadap pencapaian investasinya.
Lalu gimana dong? Kamu bisa coba trik yang kedua untuk mengatasinya.
Trik kedua: Hitung dulu jumlah setorannya lewat THE FORMULA.
Nah, cara kedua ini mengajak kamu untuk HITUNG dulu!
Kelebihan dari trik yang kedua ini adalah perhitungan yang bakal bikin kamu tahu berapa target nilai yang akan kamu capai, juga asumsi imbal hasil produk yang akan kamu gunakan.
Kelemahan dari trik ini, kamu harus mau ribet sedikit dan berkenalan dengan rumus finansial, seperti present value, future value, dan pmt.
Tenang. Jangan sedih, di QM Financial kamu bisa menggunakan THE FORMULA–sebuah template dalam format Excel praktis, yang tinggal kamu isi, enggak perlu ribet dengan rumusnya karena semua sudah ter-set up dengan baik, dan langsung ketemu hasil perhitungannya.
Di mana kamu bisa mendapatkan THE FORMULA ini?
Tentu saja dengan bergabung di kelas-kelas finansial online QM Financial!
Untuk kamu yang sudah belajar di kelas level BASIC, sekarang waktunya naik ke kelas INTERMEDIATE. Kami pilihkan 3 kelas seru untuk melanjutkan ilmu tentang investasi; lebih khusus lagi untuk membantumu siap investasi.
Ada kelas HITUNG, kelas PILIH, dan kelas DANA PENSIUN. Silakan cek jadwalnya, dan segera daftarkan dirimu – khusus bulan September ada harga khusus Rp88.000 aja dengan kode promo: QM18TH.
Mari bersama mewujudkan SEHAT. Sehat fisik, sehat mental, dan sehat finansial.
Sampai jumpa di kelas finansial online, Financial Clinic Online Series dari QM Financial!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bisakah Kita Membuat Rencana Keuangan Sendiri?
Setiap orang sebaiknya membuat rencana keuangan untuk mencapai tujuan finansial mereka sendiri di masa yang akan datang. Misalnya saja seperti sebagai biaya pernikahan, dana menyekolahkan anak, bahkan sampai hal-hal kecil seperti membeli barang tertentu ataupun liburan.
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang tepat maka tujuan keuangan kamu lebih mudah tercapai.
Apa Fungsi Rencana Keuangan
Yah, mungkin masih ada yang bertanya-tanya, memangnya penting ya, rencana keuangan itu? Jika iya, apa fungsinya?
Ya, barangkali ada yang berpikir bahwa rencana keuangan itu tidak sepenting itu. Nggak mau ribet, kalau ingin membeli barang ya beli saja, karena toh hidup ini perlu dinikmati.
Well, nggak salah kok. Hidup memang harus dinikmati kan? Tapi, ada beberapa hal yang pastinya menjadi cita-cita besar kamu, dan butuh biaya yang superbesar untuk mencapainya. Kalau sudah begini—punya cita-cita besar, tapi juga pengin menikmati hidup yang sekarang dijalani—maka kamu perlu membuat rencana keuangan. Kalau enggak, either cita-cita yang harus terus ditunda karena nggak pernah ada uang untuk mewujudkannya, atau kamu hidup dengan bekerja terus-terusan tanpa dinikmati karena kamu terlalu fokus pada cita-cita besar saja.
Bukankah akan lebih baik kalau kita bisa menikmati hidup yang sekarang dijalani, sekaligus secara perlahan mewujudkan cita-cita?
Alasan Penting Punya Rencana Keuangan
Menggambarkan kondisi kesehatan keuangan
Ketika sedang membuat rencana keuangan, kamu akan menyadari bagaimana sesungguhnya situasi dan kondisi kesehatan keuanganmu. Dengan begitu, kamu bisa memilah antara keinginan dan kebutuhan, juga memilih gaya hidup yang sesuai dengan kondisi keuangan kamu.
Kamu dapat mengetahui seberapa banyak pengeluaran kamu dan dan berapa banyak alokasi dana, sehingga kamu tak perlu hidup melebihi kemampuan finansial kamu.
Dengan rencana finansial yang baik, kamu dapat dengan jelas bagaimana uang kamu gunakan.
Misalnya kamu menggunakan uang kamu untuk memenuhi kebutuhan yang sudah sesuai dengan anggaran? Jika belum, kamu pun jadi bisa menyesuaikan lagi dengan kondisi yang ada.
Memotivasi
Jika kamu memiliki rencana keuangan yang jelas, maka kamu pun akan termotivasi, either untuk lebih giat mengumpulkan uang atau lebih bijak dalam menggunakannya.
Selain itu, dengan adanya rencana yang detail, kamu dapat melihat horizon waktu untuk mencapai tujuan finansialmu.
Ternyata banyak ya, keuntungan memiliki rencana keuangan.
Tapi, bagaimana cara membuatnya? Rumit enggak ya? Bisa nggak ya, membuat rencana keuangan sendiri?
Jawabannya bisa. Kamu membuat rencana keuanganmu sendiri, bahkan ini lebih bagus, karena kamu sendirilah yang paling tahu kondisi dan keinginanmu.
Begini langkah-langkah membuat rencana keuangan
#TujuanLoApa
Selalu mulailah dari sini. Apa tujuan keuanganmu? Apa cita-cita terbesarmu? Apa keinginanmu yang paling pengin dicapai dengan segera?
Tetapkanlah secara spesifik. Misalnya, alih-alih ingin kaya, kamu bisa merincikan aset apa saja yang ingin kamu miliki. Misalnya, punya rumah di dalam kota Jakarta, biar dekat dengan kantor. Atau, pengin menyekolahkan anak di sekolah taraf internasional, dan kemudian lanjut sekolah ke Singapura.
Mengapa harus begitu? Karena “kaya” itu tak terdefinisikan. Sedangkan, kamu butuh target yang jelas, agar dapat membuat rencana yang realistis dan komprehensif.
Tanpa tujuan yang jelas, nantinya hanya seperti niat diet kamu. Mulainya besok melulu. Eh, kok nuduh ya?
Mengetahui nilai dan biaya saat ini
Rencana keuangan yang baik adalah rencana yang detail. Karenanya, kamu harus mengetahui seberapa besar nilai dan biaya yang kamu miliki saat ini, dan kemudian punya proyeksi nilainya di masa depan.
Kumpulkanlah informasi sebanyak-banyaknya, karena kamu butuh gambaran nilai aset pada saat sekarang.
Lakukan financial check up, untuk mengetahui kondisi finansialmu secara menyeluruh. Baru kemudian dari situ, kamu bisa membuat rencana yang detail.
Jangan lupa untuk juga mencatat utang yang kamu miliki, misalnya cicilan mobil, kartu kredit, dan sebagainya. Semua penghasilan dan utang harus kamu catat secara detail, dan jangan lupa untuk mencatat pengeluaran kamu.
Membuat Bujet/Anggaran
Selanjutnya, ya kamu harus merealisasikan rencana yang sudah kamu buat.
Salah satu kunci sukses dalam merealisasikan rencana keuangan adalah berhemat. Berusahalah untuk selalu berpedoman pada anggaran, setiap kali kamu hendak mengeluarkan uang.
Ingat, kebutuhan vs keinginan. Mana yang jadi kebutuhan pokok, mana yang hanya keinginan jangka pendek semata. Apalagi FOMO, kamu harus mengenalinya dengan baik.
Merencanakan investasi
Salah satu langkah yang harus kamu lakukan dalam membuat rencana keuangan adalah merencanakan investasi. Investasi memiliki beberapa keunggulan jika dibandingkan dengan hanya menabung. Mengapa? Inflasi.
Akan tetapi sebelum melakukannya, tentu kamu harus belajar dulu. Ingatlah bahwa investasi memiliki risiko dan hasil yang didapat akan sepadan dengan risiko tersebut. Kelola dengan baik, agar memberikan manfaat yang optimal.
Lengkapi dengan asuransi
Asuransi akan memberikan perlindungan terhadap risiko keuangan yang bisa terjadi, sehingga dapat membantumu merealisasikan rencana secara optimal.
Milikilah setidaknya asuransi kesehatan dan asuransi jiwa, dan pastikan iuran preminya juga masuk ke dalam anggaran rencana keuanganmu.
Review dan evaluasi
Setelah membuat rencana keuangan dan kemudian merealisasikannya, maka secara berkala juga, lakukanlah review dan evaluasi.
Itulah cara-cara untuk membuat rencana keuangan sendiri.
Rumit? Enggak dong.
Kalau pengin belajar, QM Financial menawarkan cara belajar yang barangkali bisa membantumu membuat rencana keuangan sendiri, yaitu dengan ikut kelas di Udemy. Ada modul basic Berkenalan dengan Financial Planning di mana kamu bisa mulai dulu.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
7 Kesalahan Memilih Reksa Dana yang Berujung Tujuan Finansial Tak Tercapai
Sudahkah kamu menyisihkan penghasilanmu bulan ini di pos investasi? Instrumen investasi apa sih yang kamu pilih? Apakah kamu memilih reksa dana, saham, atau yang lain?
Kalau kamu belum investasi pasti ada rasa ingin investasi juga ya, mungkin karena melihat ajakan teman-teman kamu. Lihat mereka pada share grafik-grafik IHSG, sambil nulis, “Wahhh, ijo!” Atau, “Yahhh, merah :(“
Memang, seru banget kayaknya. Tapi mau mencoba juga, kok masih ragu ya?
Kenapa ragu? Entahlah, mungkin masih belum kebayang risikonya seperti apa untuk bisa investasi? Atau, enggak tahu cara memilih instrumen yang pas dengan kebutuhanmu.
Hal-hal seperti ini memang bikin maju mundur buat investasi, terutama bagi para pemula. Yes, kamu enggak sendirian kok.
Seharusnya sih kamu nggak perlu ragu untuk investasi karena investasi akan memberikan kamu banyak manfaat ke depannya. Salah satu investasi yang cocok bagi kamu yang masih pemula adalah reksa dana. Ada banyak produk reksa dana dan kamu bisa pilih berdasarkan karakter kamu, tujuan investasi kamu, dan tentunya, kondisi keuangan kamu.
Tapi, memilih reksa dana itu susah-susah gampang, terutama bagi pemula. Selain produknya banyak, dan bisa jadi kita nggak punya waktu untuk melihatnya satu per satu, tetapi juga karena jenis dan produk reksa dana yang kamu pilih akan berdampak pada tujuan keuangan kamu di masa mendatang.
Kalau kamu salah dalam memilih reksa dana, sudah dipastikan tujuan kamu berinvestasi tidak akan tercapai. Oleh sebab itu jangan sampai melakukan beberapa kesalahan dalam memilih reksa dana.
Eits tapi kamu nggak perlu khawatir, kamu bisa simak kesalahan-kesalahan memilih reksa dana berikut ini supaya kamu dapat menghindarinya.
Kesalahan Memilih Reksa Dana yang Berujung pada Gagalnya Tujuan Finansial
1. Tidak Punya Tujuan
Kamu harus memiliki tujuan jika ingin melakukan investasi. Investasi tanpa tujuan dapat diibaratkan kamu naik bus tapi nggak tahu harus berhenti di mana. Tahap awal investasi reksa dana adalah menentukan tujuan.
Cobalah berpikir apa yang kamu inginkan dari investasi kamu di reksa dana ini? Tentunya, untuk mencapai mimpi-mimpi yang menjadi tujuan finansialmu, bukan? Apa tujuan finansialmu? Jawaban kamu terhadap pertanyaan di atas, bisa menjadi titik awalmu untuk menentukan tujuan investasi kamu.
Reksa dana memiliki beberapa jenis dan karakter masing-masing. Jadi untuk dalam memilih reksa dana harus disesuaikan dengan tujuan investasi.
2. Ikut-ikutan
Kesalahan kedua dalam memilih reksa dana adalah hanya karena ikut-ikutan. Banyak teman yang bikin status mengenai reksa dana atau saham, lalu karena nggak mau ketinggalan tren, kita pun jadi pengin juga. Ketinggalan tren jadi nggak terlihat keren.
Sayangnya, kalau alasan utama kamu investasi hanya untuk ikut-ikutan, tujuan investasimu pun jadi bias. Nggak jelas.
Hal yang perlu kamu tanamkan ke diri kamu sendiri kalau ingin berinvestasi yaitu dana yang kamu gunakan untuk investasi adalah uang kamu sendiri, bukan uang teman kamu. Bukan juga uang influencer.
Bisa jadi, itu uang adalah uang penghasilan yang kamu dapatkan dengan susah payah. Iya?
Jadi kalau investasi kamu nggak berhasil maka kamu juga yang harus menanggung risikonya. Bukan teman kamu, bukan juga influencer.
Jangan salahkan orang lain karena hal tersebut ya.
3. Asal Memilih Manajer Investasi
Meskipun reksa dana ada instrumen saham, tetapi investasi saham dan reksa dana adalah dua hal yang berbeda.
Ketika kamu berinvestasi saham maka kamu sendirilah yang mengelola aset kamu melalui perusahaan sekuritas. Kalau kamu berinvestasi reksa dana, kamu akan terhubung dengan manager investasi atau pihak ketiga yang mengelola aset kamu.
Performa manajer investasi perlu kamu ketahui terlebih dahulu sebelum memilihnya untuk mengelola aset kamu. Pastikan track record-nya baik, dan juga tentu saja, berizin sesuai dengan peraturan OJK.
4. Tidak Paham Profil Risiko Kamu
Sebagai investor pemula kamu harus paham apa itu profil risiko dan mengapa penting untuk mengetahuinya. Jangan sampai kejadian, ketika grafik hijau langsung saja hajar tapi waktu grafik merah langsung panik.
Memahami profil risiko merupakan bagian dari kegiatan yang melibatkan sisi pisikis. Meski saat kamu memilih reksa dana sebagai instrumen investasi yang sesuai untukmu dan menyerahkan dana untuk dikelola manajer investasi, tapi mengenali profil risiko sendiri juga penting.
Biasanya investor pemula akan memilih jalur aman yaitu dengan memilih instrumen investasi yang memiliki low risk. Seiring berjalannya waktu kamu juga bisa menjadi investor yang andal dan semakin mengenali profil risiko kamu.
5. Malas Melakukan Review
Ketika sudah melakukan investasi reksa dana terkadang kamu akan merasa bahwa reksa dana yang kamu pilih sudah tepat lalu tidak pernah atau jarang mereview kinerjanya. Ini juga menjadi kesalahan yang sering terjadi lo.
Akibatnya apa, kalau sampai melakukan kesalahan ini? Jika terjadi hal-hal yang memengaruhi nilai reksa dana, kamu enggak aware. Akibatnya, bisa jadi dalam praktiknya, tujuan finansialmu jadi meleset.
Ada banyak cara untuk mereview kinerja reksa dana yaitu:
- Melihat perbandingan return terhadap risiko yang kamu ambil
- Bagaimana grafiknya setelah sekian lama berada dalam portofoliomu? Semakin naik, ataukah semakin mendatar?
6. Menganggap Investasi di Reksa Dana adalah Investasi paling Aman
Reksa dana memang cocok bagi pemula, namun bukan berarti investasi di reksa dana tidak ada risiko. Berikut ini risiko berinvestasi pada reksa dana
- Keuntungan yang didapat tidak pasti karena tetap tergantung pada kondisi pasar modal dan fluktuasinya
- Pemerintah tidak memberikan jaminan atas dana yang telah diinvestasikan
- Ada kemungkinan wanprestasi dari manajer investasi
7. Langsung Meminta Untung dengan Cepat
Salah satu risiko reksa dana adalah keuntungan yang tidak pasti, jadi jangan sampai kamu ngarep buat dapat untung dengan cepat. Hindari harapan instan, karena seperti kata pepatah, masak mi instan saja juga perlu proses.
Kesalahan memilih reksa dana yang satu ini sering dilakukan banyak orang. Karena itu, harus dipahami, bahwa investasi butuh proses. Bertahap dan berjenjang. Sabar adalah koentji.
Nah, itulah 7 kesalahan memilih reksa dana yang bisa berujung tak tercapainya tujuan finansial.
Untuk membantumu memilih reksa dana secara tepat, yuk bergabung dengan kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Cek jadwalnya, dan segera amankan kursimu ya.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Perencanaan Dana Pensiun: Ini Dia 5 Faktor yang Bisa Memengaruhinya
Dana pensiun barangkali merupakan tujuan finansial yang meminta komitmen paling tinggi, lantaran bisa jadi horizon waktunya sangat panjang dan nominalnya yang sangat besar.
Masa pensiun itu juga merupakan kepastian; pasti datang dan tak bisa diundur.
Akan ada masalah keuangan yang cukup serius, jika kita tidak memiliki rencana dana pensiun yang kuat.
Memang untuk para karyawan, ada fasilitas Jaminan Pensiun dan Jaminan Hari Tua dari BPJS Ketenagakerjaan yang bisa jadi opsi dana pensiun. Namun, ada baiknya dicek lagi dengan kebutuhanmu. Jika hanya dengan program pensiun dari BPJS Ketenagakerjaan ini, apakah nantinya kebutuhanmu akan ter-cover dengan baik?
Ataukah, harus menyiapkan alternatif dana pensiun lainnya juga?
Ada beberapa hal yang dapat memengaruhi perencanaan dana pensiun. Yuk, kita lihat!
5 Faktor yang Dapat Memengaruhi Perencanaan Dana Pensiun
1. Utang
Begitu kamu mulai merencanakan untuk membangun dana pensiun, maka kamu juga harus sudah punya skema pelunasan utang yang realistis, dan dapat dibereskan sesegera mungkin.
Mengapa?
Karena, beban utang seharusnya sudah tak lagi harus kamu tanggung begitu kamu menjelang memasuki masa pensiun. Ya masa sudah pensiun masih memikirkan bagaimana melunasi utang KPR, misalnya? Ingat ya, bahwa kamu sudah tak lagi punya penghasilan aktif untuk menjadi sumber pendanaan cicilan utang.
Jadi, mau pensiun kapan? Pastikan utangmu sudah selesai sebelumnya.
2. Gaya hidup
Gaya hidupmu sekarang akan menentukan kebutuhan dana pensiun di masa depan.
Mengapa?
Satu, harga kebutuhan pokok, saat kamu mulai masuk ke masa pensiun, sudah pasti berbeda dengan harga kebutuhan pokok di zaman sekarang. Jadi, pastikan kamu sudah menggunakan future value untuk menghitung kebutuhanmu di masa pensiun lagi, misalnya, 15 – 25 tahun mendatang.
Dua, tentang kebiasaan belanja. Mungkin kamu harus menyesuaikan kebiasaan belanja kamu dengan yang baru pasca masa pensiun. Dan, mengubah kebiasaan belanja ini nggak mudah loh. Jika kamu memang sudah punya gaya hidup sederhana, maka biasanya sih kamu tak akan mengalami banyak kesulitan ketika sudah benar-benar memasuki masa pensiun.
Proyeksikan apa saja kebutuhanmu di masa pensiun nanti. Termasuk di dalamnya adalah keperluan makanan, utilitas rumah, transportasi, dan sebagainya.
3. Kesehatan
Sebagai pensiunan nanti, barangkali kesehatan kita juga akan mengalami penurunan, seiring meningkatnya usia. Hal itu wajar. Namun, ini berarti bahwa kamu perlu mempersiapkan dananya juga. Dana pensiun, khusus untuk dana kesehatan.
Apakah dengan BPJS Kesehatan saja cukup? Atau, kamu perlu menambah dengan asuransi kesehatan swasta yang lain? Mungkin kamu juga perlu tambahan untuk cover biaya penyakit kritis, jika memang ada?
Ingat juga, bahwa mungkin ada peluang bahwa kamu tidak bisa memanfaatkan manfaat BPJS Kesehatan. Misalnya, untuk membeli obat-obatan yang bebas di pasaran, yang karena satu dan lain sebab, kamu harus beli sendiri.
Itu semua tergantung pada kesehatanmu sendiri juga ya. Kalau sekarang kesehatanmu prima, mungkin juga kamu tak perlu menambah dana khusus. Tetapi, jika sekarang kamu sudah memiliki riwayat kesehatan yang rentan terhadap penyakit, maka hal ini juga akan memengaruhi dana pensiunmu kelak.
4. Kegiatan pengisi waktu
Biasanya sih, baru setelah memasuki masa pensiun, kita baru benar-benar mulai menyadari sepenuhnya tentang arti pentingnya pekerjaan untuk hidup kita. Terutama sih ini berlaku buat mereka yang memang career-oriented, ataupun para entrepreneur. Mengapa? Karena biasanya ada passion yang kuat ikut berperan di situ.
Bekerja barangkali tak sekadar untuk mencari nafkah. Tetapi, bisa jadi pekerjaan itu menjadi cara kita untuk eksis dan berperan nyata di tengah masyarakat. Pekerjaan memberi kita tujuan hidup.
So, di saat memasuki masa pensiun, kamu harus siap dengan rasa “kekosongan” yang mungkin mendadak muncul, yang kemudian harus diakomodasi dengan tepat. Kalau enggak? Wah, akibatnya bisa bermacam-macam, salah satunya adalah munculnya post power syndrome.
Karenanya, rencanakanlah kegiatan yang dapat kamu lakukan pasca pensiun. Dan, pastinya harus dicek juga, apakah kegiatan ini membutuhkan dana khusus tambahan di samping biaya hidup.
5. Tempat tinggal
Rencana akan tinggal di mana juga memengaruhi dalam perencanaan dana pensiun. Ini pastinya masuk akal, kalau mau tetap tinggal di Jakarta ya harus siap dengan biaya hidup di Jakarta. Sedangkan, kalau mau melipir ke daerah—ke Yogyakarta, misalnya—tentu biaya hidup juga akan berbeda.
So, hal ini juga harus menjadi pertimbangan. Misalnya, sekarang bekerja di Jakarta dan sudah ada rumah, kalau nanti mau menghabiskan masa pensiun di Yogyakarta, maka kamu tentu harus menyiapkan rumahnya dulu.
Masa pensiun memang seharusnya adalah masa ketika kita merasakan kebebasan finansial sejati. Sudah tak ada tanggungan—utang sudah lunas, tanggungan anak juga sudah berkurang, penghasilan juga seharusnya sudah bersumber dari aset aktif.
Jadi, gimana? Pengin mempersiapkan masa pensiun yang bebas finansial? Download saja modulnya di Udemy!
Di Udemy, QM Financial menyediakan berbagai modul yang bisa kamu pilih sesuai kebutuhanmu. Dengan sekali pembayaran, kamu bisa memperoleh akses ke materi seumur hidup, dengan berbagai fasilitasnya.
Salah satu modul andalan QM Financial di Udemy adalah Journey to Financial Freedom, buat kamu yang pengin merencanakan dana pensiun yang memungkinkanmu untuk meraih kebebasan finansial.
Enaknya belajar di Udemy, kamu enggak terikat oleh waktu. Kamu bisa mempelajari semua materi kapan pun, karena aksesnya lifetime untuk sekali pembayaran saja.
Asyik kan?
Yuk, belajar bareng di Udemy. Tim QM Financial tunggu di sana ya!
Tip Investasi Terbaik untuk Tahun 2021
Apa rekomendasi investasi paling menguntungkan di tahun 2021? Apa saja tip investasi terbaik di tahun 2021, agar bisa mendapatkan untung maksimal?
Kalau begini pertanyaannya, jawabannya mudah saja kok. Nggak pakai berpikir terlalu panjang.
Tip investasi terbaik untuk diterapkan tahun 2021 sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya. Yaitu, kembali ke tujuan masing-masing, alias #TujuanLoApa.
Investasi di tahun 2021 masih tetap akan menghadirkan beberapa instrumen investasi yang sudah kita kenal sekarang ini. Mulai dari deposito, reksa dana, obligasi, saham, hingga properti. Mana yang paling menguntungkan? Semuanya dapat memberikan keuntungan yang maksimal asalkan kamu tahu cara pengelolaannya.
Jadi, apa tip investasi yang bisa kita terapkan di tahun 2021 ini?
Meskipun masih sama saja dengan tahun-tahun sebelumnya, tapi mari kita lihat lagi sekadar untuk merefresh ingatan.
Tip Investasi untuk Tahun 2021
Tujuan Lo Apa?
Mari merefresh kembali berbagai tujuan keuangan yang sudah pernah kita rumuskan, dan cek. Pasalnya, apalah arti investasi jika kamu tak tahu tujuannya untuk apa.
Untuk memudahkan, coba jawab beberapa pertanyaan berikut:
- Apa saja tujuan keuangan yang sudah dapat dicapai di tahun lalu?
- Apa saja tujuan keuangan yang masih jadi PR?
- Apa saja tujuan keuangan yang kira-kira bisa diselesaikan tahun ini?
- Dengan apa tujuan keuangan itu bisa dicapai?
- Seberapa jauh kamu dari tujuan keuangan itu? Kalau dalam konteks nominal, mesti mengumpulkan uang berapa banyak lagi?
Nah, kamu bisa menambahkan pertanyaan yang sesuai dengan kondisimu sendiri.
Jika semua sudah terjawab, maka dari situ kamu bisa membuat rencana investasi yang paling cocok untuk dilakukan di tahun 2021. Perlu ada rebalancing? Perlu menambah instrumen? Atau malah mengurangi?
Kamu sendiri yang menentukan.
Berinvestasilah secara cerdas
Beberapa waktu yang lalu, sempat viral di media sosial, tentang orang-orang yang berinvestasi saham dengan menggunakan uang arisan, uang gadai BPKB mobil, uang titipan, sampai rela berutang di pinjol untuk beli saham yang sedang naik daun.
Well, ini bisa dijadikan sebagai pelajaran. Dengan berinvestasi, kita mengharapkan keuntungan yang dapat menolong kita untuk mencapai tujuan finansial kita—apa pun itu.
Karenanya, perlu analisis yang mendalam untuk bisa menentukan instrumen investasi yang paling cocok—dapat memberikan imbal yang optimal, risiko ditekan, sekaligus jangka waktunya juga pas.
Jadi, untuk tahun 2021 nanti—meski beberapa pihak sudah memprediksikan bahwa dunia investasi akan segera bangkit lagi seiring vaksin COVID-19 yang sudah mulai diedarkan, plus beberapa kabar baik yang kita terima di awal tahun ini—namun tidak ada yang bisa memastikan kondisi akan seperti apa. So, sikap penuh perhitungan tetap diperlukan.
Berinvestasilah dengan dana yang memang sudah dialokasikan untuk investasi. Jaga rasionya, agar tetap seimbang, terutama dengan pos lainnya. Misalnya, belanja kebutuhan sehari-hari, bayar cicilan utang, bayar tagihan utilitas rumah, dan sebagainya. Hal-hal ini jangan sampai diganggu oleh pos investasi.
Konsisten
Konsistensi dan disiplin tetap menjadi senjata utama di setiap tip investasi di awal tahun. Ya, karena memang dua hal tersebutlah koentji dari kesuksesan investasi untuk tujuan keuangan apa pun.
Salah satu strategi investasi yang bisa kamu terapkan demi konsistensi dan disiplin ini adalah praktik Dollar Cost Averaging, atau DCA. Tekniknya adalah dengan strategi cicilan rutin setiap bulan, dalam jumlah yang sama, diinvestasikan ke sejumlah instrumen hingga mencapai nominal target.
Teknik ini bisa kamu lakukan mulai dari nominal Rp100 ribu. Pastinya bukan nominal yang terlalu besar dong ya, buat kamu?
Nah, itu dia 3 tip investasi untuk menghadapi 2021 yang masih belum pasti ini.
Pantau terus portofoliomu ya, jangan sampai kendor. Memang kondisi belum pasti, tetapi kondisi keuanganmu bisa kok dipastikan. Yaitu dengan mengelolanya sebaik mungkin. Tip investasi di tahun 2021 tak begitu berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Pasalnya, memang sesederhana itulah prinsip investasi sesungguhnya. Mau tahun 2021, 2022, 2030, prinsipnya mungkin akan tetap sama.
Yang pasti, berinvestasilah dengan cerdas, dan bertolaklah dari kebutuhan, kemampuan, dan tujuan finansialmu. Perhitungkan dengan saksama, agar terhindar dari kesalahan sehingga menyebabkan tujuanmu jadi tak tercapai.
Semoga tahun 2021 ini menjadi tahun yang lebih baik untuk berinvestasi.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Kebebasan Finansial? Harus! Yuk, Rencanakan Sekarang!
Banyak orang lebih memilih untuk merasakan kebebasan finansial ketimbang sekadar “kaya”. Loh, memangnya beda ya?
Well, jika diartikan secara harfiah, keduanya sama-sama menunjukkan status keuangan seseorang. Namun, kebebasan finansial lebih merujuk ke perasaan aman secara keuangan seumur hidup. Sedangkan, “kaya” kadang belum tentu aman secara finansial.
Bagaimana menurutmu? Kalau kamu ditanya, mending bebas finansial atau kaya?
Kondisi bebas finansial sering diartikan sebagai kondisi saat kita sudah memiliki bekal keuangan yang memadai, termasuk di dalamnya ada aset, bebas dari utang, punya gaya hidup yang bisa kita jalani dengan tenang–tanpa khawatir kehabisan uang. Bahkan, meski di saat krisis pun, kita juga aman menjalaninya.
Cara Mencapai Kebebasan Finansial
1. Tentukan tujuan
Tak punya tujuan membuat kita tak akan sampai ke mana-mana. Ya, nggak jelas aja gitu.
Begitu juga dengan hidup dan keuanganmu. Saat kamu punya tujuan dalam hidup, maka kamu akan termotivasi mencapainya dengan segala cara.
Kamu pengin bebas finansial? Bagus! Tapi, itu tujuan keuangan yang sangat besar. Supaya enggak overwhelmed, bagilah dalam beberapa objektif yang nantinya akan menggambarkan seperti apa bebas finansial itu buatmu.
Misalnya, punya dana pensiun yang cukup untuk hidup sejahtera, bebas utang, bisa menyekolahkan anak sampai strata 3 di luar negeri, dan seterusnya.
Buatlah “kriteria” kebebasan finansial versimu sendiri, lalu breakdown menjadi beberapa tujuan yang lebih spesifik, dan kemudian susun rencana realistis sesuai tujuan spesifik tersebut.
2. Kelola utang
Utang yang terlalu banyak melebihi batas rasio yang sehat–apalagi utang konsumtif–akan membuatmu terhambat untuk mencapai kebebasan finansial lebih cepat.
Jadi, gimana dong? Ya, lunasi utang secepatnya kamu bisa.
Hidup tanpa utang itu melegakan banget, dan di situlah art bebas yang sesungguhnya.
So, coba deh, sekarang dicek. Apakah rasio utangmu masih di bawah 30%? Punya utang apa saja? Bagaimana posisinya sekarang? Bisa dilunasi lebih cepat atau enggak?
Yuk, simak video berikut untuk tip-tip bebas utang!
Jika rasio utangmu di atas 30%, berarti akan lebih baik jika kamu menargetkan untuk menguranginya lebih dulu. Kenali mana utang yang dengan bunga paling besar, dan sebisa mungkin lunasilah dulu. Atau, kamu juga bisa mulai melunasi dari cicilan yang jatuh temponya paling dekat.
Intinya, kurangi dulu bebanmu.
3. Miliki proteksi
Punya rencana keuangan yang detail bisa kacau semua ketika kamu tidak melengkapinya dengan proteksi yang memadai.
Salah satu risiko terbesar dalam usaha kita untuk mencapai tujuan keuangan–termasuk mencapai kebebasan finansial–adalah ketika kita harus sakit atau tiba-tiba jatuh ke dalam kondisi di mana kita tak bisa berpenghasilan lagi.
Tak hanya pendapatan terhambat, bahkan kita harus mengeluarkan uang ekstra untuk berobat, misalnya. Tanpa proteksi, rencana keuangan akan buyar karena dananya kita pakai dulu untuk membayar perawatan rumah sakit.
Karenanya, proteksi ini penting. Kenali kebutuhan proteksimu, dan segera lengkapi ya.
4. Investasi untuk lawan inflasi
Salah satu hal lain yang juga menjadi “musuh” saat kita sedang berusaha mewujudkan tujuan keuangan adalah inflasi.
Target 100 juta sekarang tidak akan sama nilainya dengan 100 juta di 20 tahun mendatang. Kalau hanya dengan menabung, niscaya, tujuan keuangan akan lebih besar peluangnya untuk enggak tercapai.Karenanya, untuk mewujudkan tujuan keuangan dan mencapai kebebasan finansial, rencana keuanganmu harus dilengkapi juga dengan investasi. Temukan produk atau instrumen yang sesuai dengan kebutuhan dan profil risikomu ya.
5. Gaya hidup sesuai kemampuan
Kadang biaya hidup itu tak seberapa, tetapi gaya hidup yang membuat keuangan kita jadi kacau. Ini terjadi kalau kita menjalani gaya hidup yang sebenarnya tak sesuai dengan kemampuan finansial kita.
Alhasil, jangankan investasi, memiliki proteksi, dan membayar utang, untuk membeli kebutuhan hidup saja hanya bisa living paycheck to paycheck.
Kapan dong bisa merasakan kebebasan finansial kalau gini caranya?
Buat kamu yang pengin belajar cara yang paling efisien untuk mencapai kebebasan finansial, stay tune akan kursus online-nya di Udemy ya. Saat ini, materinya sedang disiapkan, dan segera akan diluncurkan.
Mengapa Udemy? Karena kalau belajar di Udemy, kamu enggak terikat akan waktu dan ruang. Ketika kamu sudah mendaftar kursusnya, semua materi bisa kamu download dengan leluasa serta semua video bisa kamu tonton sepuasnya tanpa batasan waktu. Berlaku lifetime!
Asyik kan?
5 Kesalahan Investasi yang Sering Terjadi Hingga Tujuan Keuangan Pun Sulit Tercapai
Kita sudah tahu, bahwa investasi merupakan kendaraan yang akan mengantar kita untuk mencapai tujuan finansial. Ya, kurang lebih seperti mobil yang kita miliki, atau si babang ojek online yang kalau dipanggil selalu bertanya balik, sudah sesuai aplikasi ya? Namun, ibarat salah memilih kendaraan–mau pergi Jakarta-Bali, malah manggilnya babang ojek alih-alih pesan tiket pesawat–maka kesalahan investasi membuat kita sulit untuk bisa mencapai tujuan keuangan.
Memang, investasi akan sulit dilakukan jika tanpa bekal pengetahuan dan wawasan yang cukup. Karena itu, tak bosan-bosannya QM Financial mengajak kamu untuk belajar dulu sebelum mulai benar-benar berinvestasi. Kamu bisa belajar dari artikel-artikel yang ada di situs ini, atau bisa juga dari YouTube.
Salah satunya dengan menonton video berikut ini nih.
Yes, berinvestasi memang enggak bisa dipisahkan dari analisis terlebih dahulu. Salah mengambil keputusan bisa memicu terjadinya kesalahan investasi sehingga hasilnya kurang optimal. Akibatnya, tujuan keuangan tidak tercapai. Lebih nyesek lagi, kalau dananya juga entah ke mana, nggak ketahuan rimbanya. Duh!
Berikut ini beberapa kesalahan investasi yang sering dilakukan sehingga mengakibatkan tidak tercapainya tujuan keuangan kita.
1. Hanya ikut-ikutan
Akhir-akhir ini, saat artikel ini ditulis (apalagi sesaat sebelum pandemi corona terjadi beberapa bulan yang lalu), memang semakin banyak orang yang sharing mengenai betapa investasi dapat “menyelamatkan” hidup mereka. Akhirnya banyak yang tergiur untuk ikut menceburkan diri ke kolam investasi, tetapi sayangnya mereka tidak berbekal pelampung dan ilmu berenang yang cukup.
Si itu bisa pensiun dini dengan sejahtera dengan hasil investasinya, maka banyak orang mengikuti cara si itu berinvestasi. Sayangnya, mereka abai, bahwa sebenarnya personal finance is very personal. Apa yang dilakukan orang lain bisa saja tidak sesuai ketika kita terapkan pada kondisi kita sendiri.
Akibatnya, kita melakukan kesalahan investasi yang cukup fatal. Kita kelelep di kolam investasi, karena sudah memilih instrumen yang kurang tepat hanya karena orang lain punya instrumen yang sama.
2. Lupa atau meleset ketika memperhitungkan jangka waktu
Waktu adalah teman terbaik ketika kita mau berinvestasi demi tujuan finansial tertentu. Kealpaan kita memperhitungkan jangka waktu investasi akan menjadi kesalahan investasi yang cukup fatal.
Kesalahan memperhitungkan jangka waktu ini bisa dalam bentuk salah proyeksi, atau malah menyepelekan sehingga menunda-nunda investasi. Keduanya akan membuat tujuan finansial sulit untuk dicapai.
Selalulah mulai sejak dini, meskipun juga tak pernah ada kata terlambat. Ini lebih baik daripada tidak berinvestasi untuk tujuan keuangan ke depannya.
3. Tidak didiversifikasikan
Ketika kamu sebagai investor menempatkan seluruh dana investasi pada satu instrumen saja, itu menjadi kesalahan investasi yang juga akan berakibat fatal. Beberapa akibat yang bisa terjadi: risiko yang terlalu besar ataupun target dana tidak tercapai.
Misalnya saja, untuk dana pensiun yang butuh sekian miliar, kamu hanya berinvestasi di Reksa Dana Pasar Uang, dengan risiko relatif rendah tetapi imbal yang juga terbatas. Memang mungkin dari segi risiko kerugian nominal bisa ditekan, karena risiko seperti gagal bayar atau fluktuasi harga tidak terlalu signifikan di instrumen reksa dana ini. Tetapi rendah risiko juga berarti memberikan imbal yang terbatas. Bisa jadi, ketika waktunya tiba bagi kamu untuk memperoleh hasil investasi yang sudah sekian lama, jumlahnya tidak mencukup untuk menutup biaya hidup di masa pensiun.
Lain halnya, jika kamu mendiversifikasikan portofolio, baik ke instrumen risiko minim dan juga instrumen agresif, peluang untuk sukses mencapai tujuan keuangan akan lebih besar.
Diversifikasi, selain perlu dilakukan untuk manajemen risiko, juga penting untuk memperbesar peluang untuk mendapatkan keuntungan yang lebih tinggi, dengan horizon yang sesuai target.
4. Malas melakukan review berkala
Kesalahan investasi selanjutnya yang sering terjadi adalah alpa untuk melakukan review secara berkala. Merasa sudah aman, dan bisa konsisten, lantas kita lupa melakukan review rencana keuangan yang sudah dibuat.
Padahal, misalnya saja seperti saat ini, ketika pasar modal sedang naik turun, instrumen investasi–terutama yang agresif–pasti juga mengikuti naik turunnya harga pasar. Tak hanya itu. Instrumen yang dianggap minim risiko seperti deposito pun bisa berubah, jika pemerintah, dalam hal ini melalui Bank Indonesia, memutuskan untuk menyesuaikan suku bunganya.
Review rencana keuangan–terkhusus yang terkait dengan investasi–sangat penting untuk dilakukan, agar kita bisa memastikan, bahwa investasi sudah on track. Jika ada sesuatu yang harus disesuaikan, kita juga jadi lebih awal aware sehingga dapat mengambil kebijakan penyesuaian juga.
5. Tidak berinvestasi
Nah, ini kesalahan investasi terbesar sih, yang seharusnya ada di poin pertama malahan ya. Merasa menabung saja cukup, enggak perlu investasi.
Well, ingat ya, bahwa inflasi itu bukan kaleng-kaleng. Inflasi itu nyata. Setiap tahun akan ada inflasi, yang peningkatannya lebih tinggi ketimbang bunga tabungan biasa. Lama-lama jumlah uang di tabungan sudah pasti tergerus, kalau tidak kamu “lindungi” dengan memanfaatkan instrumen investasi yang imbalnya lebih tinggi daripada inflasi.
Bukan berarti kamu enggak boleh punya tabungan sih. Tetapi untuk mencapai tujuan keuangan, tabungan kurang bisa optimal melayani.
Nah, masihkah kamu melakukan beberapa kesalahan investasi di atas? Ataukah, ada hal lain yang membuat tujuan keuanganmu menjadi tidak tercapai? Cerita sama QM Financial yuk, boleh ditulis di kolom komen ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Memilih Produk Investasi yang Bisa Melayani Tujuan Finansial
Produk investasi apa ya yang bagus?
Mungkin pertanyaan itulah yang ada di pikiran kamu, manakala kamu hendak memulai investasimu.
Ya, berinvestasi merupakan salah satu cara untuk mewujudkan tujuan keuangan yang bisa dibilang paling strategis, di samping menghasilkan uang dengan bekerja. Ditambah lagi, perkembangan zaman juga akhirnya melahirkan berbagai bentuk dan produk investasi untuk menjadi opsi.
Bikin bingung, ya kan? Apalagi jika kamu memang baru menjadi investor pemula.
Pertanyaan tersebut juga kerap mampir kepada para trainer QM Financial, setiap kali berkesempatan untuk berbagi ilmu di berbagai acara. Bahkan Mbak Ligwina Hananto sendiri juga selalu mendapatkan pertanyaan yang sama setiap waktu. Tapi, sungguh, kami tidak pernah bosan juga menjawabnya.
Memang ada banyak hal yang perlu diperhatikan ketika kita hendak memilik jenis dan produk ataupun instrumen investasi. Mayoritasnya sih selalu mencari “produk investasi yang aman tetapi imbalnya tinggi.”
Nah, yang perlu dipahami, sekali lagi, bahwa tidak pernah ada produk investasi yang 100% aman, apalagi 100% aman dan imbal tinggi. High risk, high return; imbal tinggi akan membawa serta risiko tinggi. Itulah yang berlaku di dunia investasi.
Kebingungan ini wajar dialami, karena setiap orang punya kebutuhan yang berbeda, belum lagi karakter masing-masing yang juga akan menentukan produk seperti apa yang sesuai.
Yuk, ikuti beberapa langkah berikut agar kamu bisa memilih produk investasi yang bisa melayani tujuan finansialmu.
1. Tentukan tujuan keuangan
Mana mungkin kita bisa memilih produk investasi yang dapat melayani tujuan finansial dengan pas ketika tujuan finansialnya belum ada?
Instrumen investasi bisa diibaratkan sebagai kendaraan. Kita bisa naik kendaraan tersebut dan pergi, jika kita sudah menentukan ke mana kita akan pergi alias ke mana tujuannya. Kalau tanpa tujuan, ya akhirnya cuma kota-kota, enggak ke mana-mana, dan akhirnya hanya ngehabisin bensin saja.
Untuk menentukan tujuan keuangan yang hendak dicapai dengan “kendaraan” produk investasi, kamu bisa mulai dari menentukan:
- Judul. Misalnya untuk mengumpulkan dana pendidikan anak, atau buat dana liburan ke Eropa
- Nilai. Misalnya: dana pendidikan anak Rp2 M, atau dana liburan Rp50 juta
- Jangka waktu. Misalnya: dana pendidikan anak untuk 15 tahun, juga dana liburan yang akan dipakai 3 tahun lagi.
Nah, dengan demikian, kamu punya tujuan yang realistis sehingga akan lebih mudah untukmu membuat rencana yang juga komprehensif.
2. Pastikan kondisi keuangan sudah sehat
Sebelum memilih produk investasi yang pas dengan kebutuhan, terlebih dahulu kamu harus memastikan bahwa kondisi keuangan kamu sudah sehat.
Cek:
- Apakah cash flow sudah positif?
- Apakah sudah punya dana darurat yang aman? Apalagi jika kemudian kamu memilih instrumen investasi dengan risiko tinggi. Dana darurat harus aman pakai banget.
- Apakah proteksi juga sudah lengkap? Ingat akan prinsip Blueprint of Your Money ya. Rumah yang dibangun tidak akan aman, jika tidak punya atap.
Jika untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja, cash flow masih minus, maka tentunya memaksakan diri untuk berinvestasi menjadi keputusan yang kurang rasional. Ingat, selalu ada risiko di setiap investasi. Jangan sampai kejadian, kamu butuh uang untuk beli beras, sedangkan uang belanja sehari-hari masih nyangkut di obligasi. Enggak lucu kan?
Jadi, sebelum investasi, pastikan kebutuhan sehari-hari sudah aman ya.
3. Kenali diri sendiri
Ada 3 karakter investor yang bisa ditemukan, yaitu mereka yang konservatif, mereka yang moderat (ini nantinya juga akan terbagi, akan cenderung ke konservatif atau ke agresif), dan mereka yang agresif.
Kamu perlu mengenali dirimu sendiri. Ini ada kaitannya dengan kemampuan, dan juga seberapa besar toleransimu menghadapi risiko investasi yang bisa terjadi.
Ada baiknya, kamu tidak memaksakan diri.
4. Kenali produk
Memang ada banyak sekali produk investasi yang bisa dipilih. Baik yang memang sudah familier dan populer, ataupun yang jarang terdengar. Saran terbaik: hanya manfaatkan produk investasi yang memang benar-benar kamu pahami cara kerjanya.
Dengan demikian, kamu paham, risiko apa yang harus diminimalkan, bagaimana cara mengelolanya, dan tahu bagaimana memanfaatkannya secara optimal.
Kalau memang kamu baru paham tentang deposito sebagai produk investasi yang paling minim risiko, ya enggak masalah. Sembari belajar lagi, kamu bisa berkenalan dengan instrumen yang lain. Bisa jadi, di tengah jalan nanti, kamu juga bisa menambah seiring waktu.
Kalau kamu mau belajar lebih banyak, QM Financial menyediakan kelas-kelas untuk menentukan tujuan keuangan sekaligus bagaimana memilih produk investasi yang paling pas dengan kebutuhanmu loh! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial yang ada ya, dan segera daftarkan dirimu!
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Jenis Obligasi yang Perlu Diketahui Sebelum Kamu Investasi di ORI018
Obligasi atau surat utang merupakan salah satu instrumen investasi yang bisa banget menjadi opsi untukmu mencapai tujuan finansial. Mumpung ORI018 akan meluncur sebentar lagi, bagaimana kalau kita belajar tentang beberapa jenis obligasi yang memang perlu untuk dikenali.
Kenapa? Ya, klise sih, karena tak kenal maka tak sayang.
Obligasi, dengan perencanaan yang baik dan disesuaikan dengan kebutuhan serta tujuan, akan memberikan manfaat yang lebih banyak, dibandingkan deposito. Obligasi negara atau obligasi pemerintah, seperti ORI018 ini, adalah salah satu jenisnya.
Ada jenis obligasi yang lain, kalau begitu? Iya, ada. Makanya, kita bahas sekarang yuk.
Beberapa Jenis Obligasi yang Perlu Kamu Ketahui
1.Berdasarkan Penerbit
- Obligasi Korporasi, adalah surat utang yang diterbitkan oleh suatu perusahaan kepada pihak lain yang bersepakat untuk menjalin kerja sama pendanaan. Perusahaan di sini bisa BUMN ataupun swasta, dengan jatuh tempo obligasi yang bervariasi tergantung kesepakatan dan kebutuhan. Biasanya jatuh temponya minimal 1 tahun. Perlu kamu pahami–jika kamu berminat untuk investasi di instrumen ini, risiko jenis obligasi ini cukup tinggi. So, akan lebih baik jika kamu melakukan riset dan analisis sebanyak yang diperlukan sebelum akhirnya memutuskan.
- Obligasi Municipal, adalah obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah daerah. Obligasi ini sudah beberapa kali pernah terbit di Indonesia, namun memang tidak banyak. Karena bukan dikeluarkan oleh pemerintah pusat, maka risikonya juga akan lebih tinggi. Dalam sejarah, pernah ada beberapa kali kasus gagal bayar terjadi oleh pemerintah daerah tapi di luar negeri.
- Obligasi Negara/Pemerintah, yaitu surat utang atau obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah pusat atas nama negara. Biasanya obligasi pemerintah diluncurkan dengan tujuan untuk menutup defisit APBN, serta untuk menghimpun dana dari investir individu dalam negeri agar dapat ikut berpartisipasi dalam proses pembangunan negara. Di Indonesia, ada beberapa jenis obligasi pemerintah yang sering ditawarkan, yaitu ORI–termasuk ORI018, SBR, Sukuk Ritel, dan Sukuk Tabungan, yang masing-masing memiliki karakter dan keuntungannya sendiri-sendiri.
2.Berdasarkan Nominal
- Obligasi Konvensional, yaitu surat utang yang nominalnya besar, kurang lebih Rp1 miliar per lot.
- Obligasi ritel, yaitu surat utang dengan nominal kecil, mulai dari Rp1 juta. Contohnya seperti seri-seri ORI yang pernah ditawarkan oleh pemerintah Indonesia.
3.Berdasarkan pembayaran bunga
- Zero Coupon Bond, yaitu surat utang yang tanpa bunga atau kupon berkala. Investor akan mendapatkan keuntungan dari selisih harga jual saat surat ini diperjualbelikan.
- Obligasi Kupon, yang memberikan bunga atau kupon secara berkala pada investor sesuai kesepakatan. Ada dua jenis lagi, yaitu kupon tetap dan kupon mengambang, yang besarannya mengikuti indeks harga pasar.
4.Berdasarkan Penukaran
- Convertible Bond, yaitu obligasi yang dapat diubah atau dikonversi menjadi saham perusahaan dengan rasio penukaran sesuai kesepakatan.
- Exchangeable bond, yaitu yang dapat diubah menjadi saham tapi yang berafiliasi dengan penerbit, misalnya anak atau induk perusahaannya.
- Obligasi opsi beli, yang memungkinkan penerbit obligasi membeli kembali surat utangnya sesuai dengan harga yang disepakati bersama.
- Putable Bond, yang mengharuskan penerbit surat utang untuk membeli kembali surat utang yang sudah diberikan pada investor.
5.Berdasarkan Imbal Hasil
- Obligasi konvensional, yaitu surat utang yang diterbitkan untuk pendanaan dengan berbagai tujuan, dengan memberikan kupon atau bunga dengan jangka waktu tertentu untuk investor. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya ORI018 dan SBR seri-seri sebelumnya.
- Obligasi syariah, atau sukuk, yang cara kerjanya berlandaskan prinsip atau syariah Islam, yang tak beriba. Yang termasuk dalam jenis obligasi ini misalnya Sukuk Ritel dan Sukuk Tabungan.
Wah, ternyata banyak ya, jenis obligasi yang “beredar” di dunia keuangan Indonesia itu?
Tapi tenang, kamu nggak perlu benar-benar memahami semuanya kok. Kalau kamu tertarik untuk berinvestasi di instrumen ini, kamu bisa mulai dari instrumen yang relatif aman dulu.
Yes, ORI018 bisa jadi pilihan yang oke untuk para investor pemula, pun buat mereka yang sudah lama menjelajah dunia investasi. Dengan tingkat kupon sebesar 5,7%, tentunya lebih tinggi ketimbang deposito. Dengan membeli ORI018, berarti kita juga mendukung upaya pemerintah untuk membangun negara kita.
So, yuk. Jangan lupa ikut berinvestasi untuk negara mulai 1 Oktober. Pantengin akun Kemenkeu biar nggak ketinggalan. Dan, selalu ingat pada #TujuanLoApa ya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Banyak instrumen investasi yang bisa kita pilih yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan tujuan finansial kita. Termasuk reksa dana dan saham. Tapi, pertanyaannya selalu sama, reksa dana vs saham, mana yang lebih untung?
Ya, itu pertanyaan sejuta umat memang.
Nah, kali ini kita bahas ya, reksa dana vs saham ini. Tetapi, sebelumnya, kamu harus paham dulu (atau diingat kembali), bahwa tidak pernah ada instrumen investasi yang 100% aman dan bisa memberikan untung besar dalam waktu cepat. Prinsip ini memang harus selalu diingat, agar kemudian kamu bisa bijak memanfaatkannya sesuai kebutuhan.
Plus Minus Reksa Dana
Membandingkan reksa dana vs saham, mari kita kupas mengenai reksa dananya lebih dulu.
Berinvestasi di reksa dana, berarti danamu akan dikelola oleh manajer investasi. Dengan pengalaman mereka, manajer investasi sudah memiliki langkah-langkah antisipatif dalam mengelola dana investasi para investor. Dengan reputasi perusahaan yang sudah dibangun, mereka tentu akan berusaha mempertahankannya juga.
Karenanya, pemilihan manajer investasi menjadi salah satu faktor penting. Pastikan memercayakan dana investasi kita pada mereka yang memang sudah memiliki reputasi baik, pengalaman dengan dana kelola yang sudah besar, dan minim komplain.
Namun, di sisi lain, investor juga harus siap dengan berbagai biaya administrasi yang akan dikenakan. Lagi-lagi hal ini akan ditentukan saat kita memilih manajer investasi. Pilihlah manajer investasi yang mengenakan biaya paling minim untuk transaksi dan operasional. Ada kok yang memberlakukan Rp0 untuk biaya administrasi pembelian.
Plus Minus Saham
Dengan berinvestasi di saham, maka kamu pun harus siap mengelola dana investasimu sendiri. Kamu harus tahu, kapan saham harus dilepas, dibeli, atau di-hold. Kamu sendiri juga yang harus menganalisis laporan keuangan perusahaan yang sahamnya kamu incar.
Kita memang membeli saham melalui perusahaan sekuritas. Tetapi peran mereka ya sekadar perantara transaksi, sekadar broker atau makelar. Mereka tidak punya wewenang untuk mengelola dana investasimu; memutuskan sahammu untuk dijual atau di-hold, atau perlukah menambah pembelian, dan sebagainya.
Karena semua pengelolaan ada di tanganmu sendiri, maka kalau mendapatkan cuan ya semua menjadi milikmu sendiri. Tetapi, begitu juga kalau kamu mengalami kerugian. Karenanya, sangat disarankan untuk belajar lebih banyak dulu sebelum kamu mulai berinvestasi di saham.
Reksa Dana vs Saham: Mana yang Lebih Untung?
Reksa dana vs saham, mana yang lebih mendatangkan cuan? Jawabannya kembali pada tujuan, jangka waktu, dan kemampuanmu.
Tujuan dan Jangka Waktu
Tujuan berinvestasi di reksa dana vs saham adalah hal yang paling menentukan di sini. Reksa dana–tergantung jenisnya–dapat melayani tujuan finansial jangka pendek hingga jangka panjang.
Untuk jangka pendek dan sebagai media penyimpan dana darurat, Reksa Dana Pasar Uang akan jadi instrumen yang paling sesuai. Untuk jangka pendek hingga menengah, Reksa Dana Pendapatan Tetap akan menguntungkan. Untuk jangka menengah hingga panjang, Reksa Dana Campuran dan Reksa Dana Saham-lah yang paling tepat untuk dimanfaatkan.
Dan, ingat, risiko akan selalu ada di setiap instrumen investasi, sehingga kamu juga harus aware akan hal ini sejak awal.
Saham merupakan instrumen investasi yang paling sesuai untuk tujuan finansial jangka panjang. Dengan kondisi pasar yang fluktuatif, jika kamu berinvestasi untuk jangka waktu yang pendek, maka bisa jadi imbal yang kamu dapatkan belum maksimal. Tujuan finansial jangka panjang ini misalnya untuk dana pensiun, yang akan kamu butuhkan 30 tahun lagi.
Jangka waktu yang panjang akan mengantisipasi fluktuasi harga saham yang bisa terjadi, asalkan kamu memang memilih saham perusahaan dengan fundamental yang paling baik. Harga saham akan meningkat seiring waktu, sama halnya dengan harga komoditi pada umumnya.
Kemampuan
Membandingkan reksa dana vs saham, kemampuan finansial juga harus menjadi bahan pertimbangan.
Untuk berinvestasi di reksa dana, kamu hanya butuh dana minimal Rp100.000 untuk memulainya. Bahkan ada loh, yang bisa dimulai dari RP10.000. Selanjutnya kamu bisa konsisten menyisihkan penghasilan setelah kamu menerima gaji, sesuai proporsi yang kamu tentukan sendiri.
Sedangkan, jika kamu berinvestasi di instrumen saham, kamu perlu menyediakan dana yang sesuai dengan harga saham yang tersedia. Setiap kali kita hendak membeli saham, jumlah minimal yang bisa kita beli adalah 1 lot (100 lembar) saham. Dengan demikian, misalnya harga saham yang kamu incar adalah Rp1.000, maka kamu harus menyediakan dana sebesar Rp100.000 untuk pembeliannya. Jika harga sahamnya Rp30.000, maka dana yang dibutuhkan adalah Rp3.000.000.
Saham blue chip biasanya memang cukup mahal, rata-rata di atas Rp1.000 per lembarnya. Tetapi, dengan fundamental perusahaan yang baik, ke depannya kamu bisa mengharapkan imbal yang juga lebih baik.
Nah, sekiranya sudah cukup jelas deh, perbandingan reksa dana vs saham sampai di sini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.