Bagaimana Cara Training Keuangan Online Meningkatkan Literasi Finansial Karyawan?
Di era digital saat ini, training keuangan online menjadi andalan banyak perusahaan untuk meningkatkan kemampuan keuangan karyawannya. Platform ini menawarkan cara belajar yang fleksibel dan dapat diakses dari mana saja, membantu memperkuat pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang efektif.
Peningkatan literasi finansial bukan hanya menguntungkan dalam konteks profesional tetapi juga membawa manfaat besar bagi kehidupan pribadi. Dengan dasar pengetahuan yang kuat, pengambilan keputusan tentang keuangan menjadi lebih bijaksana dan terupdate, mengurangi risiko dan meningkatkan keamanan ekonomi.
Table of Contents
Training Keuangan Online Bisa Meningkatkan Literasi Finansial? Apa Iya?
Adanya training keuangan online enggak hanya mengajarkan dasar-dasar pengelolaan uang, tetapi juga membuka wawasan baru tentang bagaimana cara efektif dalam membuat keputusan keuangan yang cerdas.
Berikut adalah cara-cara training keuangan online bisa membantu meningkatkan literasi finansial karyawan, terutama jika mengundang QM Financial.
1. Pemahaman Konsep Keuangan Dasar
Dalam training keuangan online, karyawan bisa mendapatkan ilmu-ilmu dasar yang akan membantu banget untuk memahami cara kerja uang. Ada pelajaran tentang cara mengelola keuangan harian, bagaimana cara buat anggaran yang enggak cuma asal jadi tetapi juga efektif, sampai ke dasar-dasar investasi.
Dengan ilmu ini, karyawan akan jadi bisa paham lebih jauh soal keuangan, dan tahu apa yang bisa dilakukan agar uang bisa tumbuh dan tetap aman.
Karyawan juga jadi lebih paham bagaimana caranya mengatur keuangan pribadi dengan lebih bijak. Jadi, enggak cuma tahu gimana caranya cari uang, tetapi juga paham bagaimana cara membuat uang itu bekerja, bukan cuma kita saja yang kerja terus-menerus untuk mendapatkan uang.
Baca juga: Pentingnya Financial Training di 3 Jenjang Karier Karyawan Perusahaan
2. Akses Mudah dan Fleksibel
Dengan training keuangan online, karyawan enggak perlu repot-repot datang ke lokasi tertentu; cukup dari mana aja asal ada koneksi internet. Meskipun jadwal kelasnya tetap, sesi tersebut juga bisa direkam sehingga karyawan yang mungkin enggak bisa ikut secara langsung bisa menonton ulang sesi tersebut di waktu lain.
Jadi, ada elemen fleksibilitas yang membantu karyawan untuk tetap bisa mengikuti pelatihan meskipun mereka mungkin punya jadwal yang berbeda-beda atau adanya kendala waktu.
3. Peningkatan Pengambilan Keputusan Keuangan
Setelah ikut training keuangan online, karyawan akan jadi lebih jago dalam hal mengambil keputusan keuangan. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang cara kerja uang, investasi, dan pengelolaan utang, mereka bisa makin pintar memilah-milah opsi yang ada.
Misalnya, dalam konteks kerja, pengetahuan ini bisa membantu mereka dalam menentukan bujet untuk proyek, atau memilih strategi investasi perusahaan yang lebih menguntungkan.
Di sisi pribadi, pengetahuan ini juga bermanfaat banget. Karyawan jadi bisa lebih bijak dalam mengatur keuangan rumah tangga, seperti bisa menghitung kebutuhan untuk mencapai tujuan keuangan. Misalnya, mereka tahu untuk bisa KPR, DP berapa yang mereka mampu bayar, dan berapa besar cicilannya. Mereka juga tahu kapan waktu yang tepat untuk investasi, atau bagaimana cara mengatur dana pendidikan anak.
Dengan begitu, karyawan enggak hanya bisa mengelola uang dengan lebih baik, tetapi juga mengurangi risiko keuangan yang bisa muncul di masa depan. Jadi, dengan ilmu yang didapat, karyawan bisa lebih tenang dan percaya diri dalam mengambil keputusan keuangan yang penting.
4. Mengurangi Stres Finansial
Dengan ilmu keuangan yang mumpuni, karyawan bisa lebih jago finansial, tahu cara mengatur keuangan dengan lebih baik. Mereka bisa bayar utang, mengatur pinjaman, sampai tahu bagaimana caranya berinvestasi dengan benar.
Dengan begitu, karyawan jadi lebih fokus untuk bekerja, bisa mencapai work-life balance dengan lebih baik, dan bisa tidur lebih nyenyak tanpa memikirkan masalah duit terus.
5. Materi yang Dapat Disesuaikan
Nah, yang asyik dari training keuangan online itu, materinya bisa disesuaikan loh dengan kebutuhan karyawan atau kebutuhan perusahaan.
Jadi, misalnya di kantor lagi fokus ke cara pengelolaan utang atau pengembangan investasi, materi pelatihannya bisa diarahkan ke hal tersebut. Dengan begitu, karyawan jadi belajar apa yang benar-benar mereka butuhkan, bukan cuma teori umum yang kadang enggak terlalu mengena.
So, setiap sesi itu berasa lebih relate sama kehidupan kerja sehari-hari atau tantangan yang lagi dihadapi. Ini bikin proses belajarnya jadi lebih efektif dan menarik.
Baca juga: 8 Dampak Positif Training terhadap Cara Pengaturan Keuangan Karyawan
6. Lebih Seru dan Enggak Membosankan
Training keuangan online itu bisa banget dibuat supaya enggak membosankan. Misalnya, bisa pakai platform kayak kuis, game, atau simulasi. Jadi, karyawan yang ikutan enggak cuma mendengarkan atau baca materi doang, tetapi juga bisa ikutan main-main sambil belajar.
Dengan begitu, karyawan akan terbantu banget supaya enggak cepat lupa dengan yang sudah dipelajari. Plus, dengan cara belajar kayak gini, karyawan jadi lebih semangat untuk mengiktui setiap sesi pelatihannya.
7. Dukungan Berkelanjutan
Jika memang diperlukan, karyawan juga bisa mendapatkan dukungan berkelanjutan. Jadi, enggak cuma pas lagi sesi belajar aja, tetapi juga setelahnya ada agenda-agenda yang bisa terus mendorong karyawan untuk belajar keuangan lebih banyak.
Misalnya, diberi newsletter secara teratur, hingga penyediaan kelas Private 1 on 1, yang memungkinkan karyawan bisa curhat sama trainers pengalaman.
Hal-hal seperti ini pasti akan membantu banget buat klarifikasi hal-hal yang mungkin masih bingung atau buat mendapatkan tip-tip baru yang berguna untuk situasi keuangan karyawan selanjutnya. Jadi, enggak perlu bingung sendirian, karena selalu ada dukungan yang bisa diandalkan.
Dengan semua manfaat yang disajikan, training keuangan online memang dapat memberikan solusi praktis dan efektif untuk memperkaya pengetahuan keuangan karyawan. Setiap sesi yang dirancang khusus untuk menyampaikan materi relevan dan aplikatif menunjukkan betapa pentingnya literasi finansial dalam dunia kerja modern.
So, pelatihan ini bukan hanya investasi dalam peningkatan keterampilan pengelolaan keuangan pribadi saja, tetapi juga langkah strategis dalam membangun dasar keuangan yang kuat untuk masa depan perusahaan secara keseluruhan.
Ingin meningkatkan kesejahteraan finansial dan produktivitas karyawan di kantor? Yuk, undang QM Financial untuk mengadakan kelas keuangan yang komprehensif dan praktis di kantor. Hubungi QM Financial sekarang ya!
Training untuk Supervisor: Pentingkah bagi Supervisor dalam Perusahaan untuk Mendapatkan Pelatihan Keuangan?
Sebagai bagian dari peningkatan kompetensi karyawan, training untuk supervisor juga diperlukan lo!
Supervisor sendiri merupakan salah satu bagian penting dalam struktur organisasi sebuah perusahaan. So, tak salah jika HR mengupayakan agar para supervisor meningkat kompetensinya, dan juga sejahtera. Salah satunya dengan memberikan training untuk supervisor sesuai dengan yang dibutuhkan.
Apa Sih Supervisor Itu?
Supervisor adalah posisi kerja yang bertanggung jawab untuk mengawasi dan mengarahkan kegiatan dari sekelompok karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya. Supervisor memiliki tanggung jawab untuk mengkoordinasikan, mengevaluasi, dan mengawasi kinerja karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya, serta menjamin bahwa tugas-tugas dan proyek dikerjakan sesuai dengan standar yang ditentukan.
Supervisor juga bertanggung jawab untuk memastikan bahwa karyawan yang ditempatkan di bawah pengawasannya memiliki sumber daya yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan mereka dengan efektif dan efisien. Selain itu, mereka juga bertanggung jawab untuk memberikan dukungan kepada karyawan dan membantu mereka dalam mengatasi masalah yang dihadapi dalam pekerjaan.
Supervisor juga berperan sebagai “penyambung” komunikasi antara karyawan dan manajemen atasan. Dalam kasus tertentu, supervisor juga diperlukan perannya dalam perekrutan, pemeliharaan, dan pengembangan karyawan.
Secara keseluruhan, peran supervisor sangat penting dalam perkembangan bisnis karena dia bertanggung jawab untuk mengarahkan kinerja karyawan dan memastikan bahwa bisnis berjalan dengan baik dan mencapai tujuan yang diharapkan.
Training untuk Supervisor
Karena itu, adalah penting untuk memberikan training untuk supervisor yang sesuai, agar kompetensinya bisa terus meningkat sesuai perkembangan yang cepat terjadi.
Beberapa jenis pelatihan yang diperlukan untuk supervisor antara lain:
- Manajemen: mempelajari cara mengelola tim, menetapkan tujuan, dan menyelesaikan masalah.
- Komunikasi: belajar cara berkomunikasi efektif dengan bawahan, rekan kerja, dan atasan.
- Leadership: mempelajari cara menjadi pemimpin yang efektif dan mengembangkan kemampuan kepemimpinan.
- Mentoring: mempelajari cara mengembangkan dan melatih bawahan.
- Product knowledge: mempelajari keterampilan yang dibutuhkan untuk memahami produk atau industri tertentu.
- Kompetensi teknis: mempelajari keterampilan teknis yang diperlukan untuk posisi tersebut.
Selain 6 jenis training untuk supervisor di atas, training keuangan juga diperlukan lo!
Pentingnya Training untuk Supervisor soal Keuangan
Sebagai seorang supervisor, training keuangan juga akan sangat bermanfaat karena dapat memberikan kemampuan untuk mengelola anggaran, mengevaluasi laporan keuangan, dan mengambil keputusan keuangan yang tepat. Selain itu, training keuangan juga dapat membantu supervisor dalam mengelola risiko keuangan dan mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan efisiensi dan meningkatkan pendapatan.
Bisa dibilang, jika mengacu pada pentingnya financial training untuk 3 jenjang karier, training untuk supervisor dalam hal keuangan ini termasuk pada training keuangan untuk fase retain, yaitu fase ketika seorang karyawan sudah berada di level manajemen menengah dan mapan.
Namun, tergantung pada bidang industri yang dijalani, tidak semua supervisor harus mendapatkan training keuangan yang sama, tapi tentunya pelatihan tentang manajemen keuangan dasar sebagai dasar pemahaman sangat diperlukan. Terutama untuk mengelola keuangan pribadi.
Untuk lingkup kerja, keterampilan dan pengetahuan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor meliputi:
- Pengelolaan anggaran: Kemampuan untuk mengelola anggaran perusahaan dengan baik dan mengidentifikasi peluang untuk menghemat biaya.
- Analisis keuangan: Kemampuan untuk menganalisis laporan keuangan dan mengambil keputusan keuangan yang tepat berdasarkan data yang tersedia.
- Pengelolaan risiko: Kemampuan untuk mengidentifikasi dan mengelola risiko keuangan yang mungkin dihadapi oleh perusahaan.
- Pemahaman tentang perpajakan: Kemampuan untuk memahami peraturan perpajakan dan cara mengelola pajak perusahaan.
- Pemahaman tentang akuntansi: Kemampuan untuk memahami prinsip-prinsip akuntansi dan cara mengelola laporan keuangan.
- Kepemimpinan keuangan: Kemampuan untuk menjadi pemimpin yang efektif dalam mengelola aspek keuangan dalam perusahaan
Itu dia beberapa keterampilan keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh seorang supervisor, namun tingkat kebutuhan akan keterampilan ini akan berbeda tergantung pada bidang industri yang dijalani.
Cara bagi Supervisor untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pengetahuan Keuangan
Ada beberapa cara yang dapat dilakukan oleh seorang supervisor untuk mendapatkan keterampilan keuangan yang diperlukan, di antaranya:
Membaca atau menonton video
Banyak sumber bacaan yang kini bisa didapatkan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan keuangan, termasuk untuk supervisor. Mulai dari buku-buku keuangan, atau membaca-baca artikel online. Media sosial pun kini menyediakan banyak bahan belajar keuangan yang begitu beragam, mulai dari Instagram, YouTube, sampai TikTok.
Training keuangan
Perusahaan dapat memberikan sebuah training keuangan untuk supervisor, dengan topik atau tema tertentu sesuai dengan kebutuhan. Bisa mulai dari cara mengelola cash flow, membuat tujuan keuangan, mengenali berbagai produk keuangan yang bisa dimanfaatkan, cara berinvestasi, dan sebagainya.
Dalam training keuangan, supervisor bisa mendapatkan mentoring langsung dari trainer yang berpengalaman untuk memberikan dukungan dan memberikan pemahaman yang lebih baik.
Praktik
Yah, apa artinya belajar tanpa praktik, bukan? Justru, pelajaran terbaik memang kadang didapatkan dari pengalaman. Karena itu, perusahaan juga ada baiknya mendorong supervisor untuk mempraktikkan ilmu-ilmu keuangan yang sudah didapatkan dalam kehidupan sehari-harinya.
Apalagi jika ilmu keuangan tersebut ada kaitannya dengan pekerjaan, ada baiknya juga langsung diimplementasikan agar kemudian bisa memberikan dampak yang baik untuk bisnis perusahaan.
Itu dia beberapa hal mengenai training untuk supervisor yang diperlukan, baik untuk meningkatkan kompetensinya maupun membantunya untuk lebih sejahtera secara keuangan. Semua itu dapat dilakukan secara berkesinambungan untuk memperoleh hasil yang optimal.
Jangan khawatir, untuk keperluan training untuk supervisor dalam hal keuangan, QM Financial dapat membantu kok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tren Cara Belajar Finansial untuk Karyawan Perusahaan
Karyawan perusahaan merupakan aset. Tak hanya bagaimana performa kerjanya selama berada di kantor yang harus menjadi perhatian, tetapi juga hal-hal yang terjadi pada kehidupan pribadi juga dapat memengaruhi kinerjanya. Termasuk dalam hal keuangan. Karena itu, adalah penting bagi perusahaan atau pihak korporasi untuk mulai mengakomodasi hal ini dengan memberikan training belajar finansial untuk karyawannya.
Hal ini seiring dengan survei yang pernah diadakan oleh QM Financial pada Januari 2021, yang menunjukkan fakta bahwa ada 3 masalah keuangan yang umumnya dihadapi oleh karyawan—yang kemudian berakibat menurunkan kinerja dan produktivitasnya, yaitu selalu merasa penghasilannya kurang, tak siap pensiun, dan terlilit pinjaman yang besar.
Tentunya, jika hal ini dibiarkan, apalagi jika sampai berlangsung dalam jangka waktu yang lama, bukan tak mungkin akan memengaruhi produktivitas perusahaan secara keseluruhan. Pastinya, perusahaan mana pun tak ingin hal ini terjadi, ya kan?
Karena itu, penting banget buat karyawan untuk bisa belajar finansial. Mau belajar mandiri? Bisa banget, sekarang banyak sumber belajar yang bisa dimanfaatkan, mulai dari baca buku, baca-baca artikel, mendengarkan podcast, menonton video, ikut kelas online, dan lain sebagainya. Selain itu, juga bisa belajar kolektif melalui traning keuangan yang diselenggarakan oleh perusahaan bekerja sama dengan QM Financial.
Cara belajarnya fun dan asyik! Belajar keuangan bareng QM Financial enggak ngebosenin, dan bisa dipilih sesuai kebutuhan karyawan. Berikut beberapa cara belajar finansial yang paling banyak dipilih oleh klien perusahaan QM Financial.
Model Belajar Finansial yang Seru untuk Karyawan
1. Offline Workshop
Offline workshop memungkinkan tim QM Financial untuk datang ke kantormu, dan mengadakan training untuk belajar finansial bareng secara offline atau luring.
Untuk kebutuhanmu secara spesifik, tim QM Financial punya kurikulum terstruktur yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan, didukung oleh sederet trainer yang berpengalaman. Workshop-nya dikemas secara fun dan praktis, sehingga akan lebih mudah dipahami dan dicerna oleh peserta.
2. Online Webinar
Buat karyawan dari perusahaan dengan kantor-kantor cabang yang tersebar di beberapa kota, bisa mengajak karyawan belajar finansial bareng dengan konsep online webinar. Bisa menjangkau lebih banyak peserta, dan tidak terbatas oleh lokasi geografis.
QM Financial menyediakan berbagai modul dengan banyak topik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan, dengan kurikulum terstruktur. Meski online, workshop tetap akan dibawakan secara seru, fun, dan praktis bersama host dan trainer yang berpengalaman.
3. Video Learning & Multimedia Projects
Selain dengan cara workshop offline dan online webinar, ada juga lo cara belajar finansial dengan video learning dan multimedia projects. Dengan metode ini, tim QM Financial akan memproduksi berbagai materi pembelajaran, baik dalam bentuk video maupun multimedia lainnya, yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Cara membawakan materinya luwes, sehingga mudah dipahami oleh pemula sekalipun.
Selalu Ada Cara Belajar Finansial yang Seru dan Praktis
Nah, jadi, pihak manajemen perusahaan—dan juga para HR pastinya—enggak perlu bingung lagi kan, bagaimana caranya mengajak karyawan untuk mau belajar finansial. Belajar bareng bakalan lebih seru, tinggal pilih saja pengin model pembelajaran yang mana. Sesuaikan dengan kondisi dan budaya kantor masing-masing.
Jangan khawatir. QM Financial punya pengalaman yang cukup panjang bersama banyak perusahaan memberikan training keuangan untuk karyawan. Jadi, materi training sudah teruji, dan dibuat secara praktis oleh yang sudah sangat berpengalaman.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa Kabar Tujuan Dana Rumah Pertama, Sementara Sering Pindah Tugas?
Dalam salah satu sesi training karyawan untuk sebuah BUMN, tim QM Financial pernah mendapatkan pertanyaan yang sangat menarik. Bagaimana perencanaan dana rumah pertama, jika seorang karyawan sering dipindahtugaskan?
Nah, ini memang sering terjadi ya, terutama buat kamu yang bekerja di perusahaan yang sudah berskala besar dan nasional. Penempatan karyawannya bisa di berbagai kota di Indonesia, dari Sabang sampai Merauke. Sudah begitu, kadang menetap di satu kota hanya beberapa tahun—bahkan ada yang beberapa bulan saja.
Padahal, memiliki rumah sendiri merupakan salah satu tujuan finansial yang sangat penting. Barangkali buat kamu malah jadi salah satu yang diprioritaskan? Lalu, kalau sering pindah tugas, gimana cara membuat rencana dana rumah pertama? Di mana sebaiknya beli rumah?
Lalu, gimana ya enaknya? Yuk, ikuti penjelasannya berikut ini!
Perencanaan Dana Rumah Pertama untuk Karyawan yang Sering Pindah Tugas
1. Sewa atau beli?
Untuk yang pertama, pertimbangkan apakah akan lebih baik langsung membeli rumah, atau sementara menyewa saja dulu?
Jika sekarang kamu memang masih berada di tahap awal masa karier, masih akan sering dipindahtugaskan, nantinya ada potensi yang akan lebih berkembang, ada baiknya memang kamu menyewa dulu untuk bisa ditempati sementara bertugas di kota yang bersangkutan. Tak harus menyewa rumah, alias mengontrak, jika kamu masih single dan memungkinkan, menyewa kamar kos saja mungkin sudah cukup.
Seiring waktu, kamu bisa membuat rencana untuk mengumpulkan dana rumah dari penghasilanmu, sesuai dengan kriteria rumah idaman yang kamu inginkan.
2. Putuskan, mau tinggal di mana?
Ligwina Hananto, lead trainer QM Financial, menyebutkan bahwa kemungkinan ada 2 skenario dalam hal ini.
Skenario satu
Karyawan ditempatkan di suatu kota yang dirasa cukup nyaman untuk ditinggali dalam jangka waktu yang lama. Dia merasa bahwa kota tersebut cocok sebagai “tempatnya pulang”. Dengan demikian, dia dapat memutuskan untuk merencanakan untuk punya rumah di kota tersebut.
Skenario dua
Karyawan sering ditempatkan di berbagai kota, tetapi tidak merasa nyaman. Intinya, nggak pengin tinggal selamanya di kota tersebut, karena berbagai alasan. Dia memilih untuk nantinya “pulang” ke kota tempatnya dilahirkan atau dibesarkan. So, dia merencanakan untuk menabung dana rumah sesuai dengan kondisi kota kampung halamannya tersebut.
Nah, di luar dua skenario di atas, bisa jadi ada skenario yang lain. So, kamu sendiri yang bisa memutuskan kepingin tinggal dan menetap di mana. Jangan buru-buru memutuskan untuk beli rumah di domisili bekerja sekarang.
Ini erat kaitannya dengan kenyamanan, kebahagiaan, dan kepuasan diri sendiri. Jadi, setiap orang bisa jadi berbeda.
Selain itu, kita memang harus memilih rumah yang berada di daerah yang kita paham betul kondisinya, bukan? Kita harus memastikan banyak hal, mulai dari segi keamanan dari tindak kejahatan, keamanan dari sisi risiko bencana alam (rawan banjir, misalnya), dan berbagai aspek lain yang hanya kita sendiri yang tahu.
So, take your time untuk mempertimbangkannya dan buat rencana dana rumah pertamamu dengan saksama, jangan buru-buru memutuskan.
3. Pikirkan perawatannya
Ingat ya, membeli rumah itu bukan berarti kasih uang ke penjual rumah, dan kemudian selesai. Nggak seperti itu loh!
Setelah membeli rumah, akan ada banyak hal yang harus kamu pikirkan. Mulai dari mengurus surat-suratnya, membayar pajaknya, mengisinya dengan perabotan—apalagi jika berencana hendak ditempati dengan segera—dan juga perawatannya.
Apakah kamu sudah siap dengan semua itu, sementara kamu masih terus dipindahtugaskan dan jalan kariermu masih panjang?
Jika memang sudah siap, ya kenapa tidak segera membeli rumah? Mungkin kamu juga sudah dipepet kebutuhan. Karena sudah berkeluarga, misalnya.
Namun, jika tidak siap, kamu boleh kok menunda untuk segera punya rumah pertama. Ligwina Hananto sendiri menyebutkan, menunda beli rumah sih enggak apa, mengumpulkan uangnya yang harus segera dimulai.
Nah, kalau begitu, coba kita ke poin berikutnya.
4. Rencanakan dengan matang tanpa tergesa-gesa
Beli rumah pertama itu boleh saja ditunda, sampai situasi dan kondisi memungkinkan. Tapi, perencanaan dan pengumpulan dana rumah pertama harus segera dimulai.
Pasalnya, untuk beli rumah, kamu akan butuh dana yang cukup besar. Jika kamu akhirnya memutuskan untuk membeli dan membayar dengan cara kredit, itu juga butuh komitmen yang luar biasa dalam jangka waktu yang panjang.
Bukannya menakut-nakuti, tetapi ini justru jadi kesempatan kamu untuk membuat rencana yang matang, dan kemudian eksekusi pelan-pelan.
Nah, gimana? Siap untuk membuat rencana dana rumah pertama sekarang? Sebagai karyawan yang berada dalam usia produktif, ini memang waktunya kamu membuat berbagai tujuan keuangan yang nantinya akan meningkatkan kualitas hidupmu. Ingin memiliki rumah sendiri itu merupakan tanda bahwa kamu siap mandiri dan pengin hidup mapan. Sekarang, tinggal lanjutkan dengan komitmen dan realisasikan rencanamu.
Apakah kantor atau komunitasmu mengalami masalah keuangan yang sama? Ataukah, punya kebutuhan training finansial yang lain? Sila kontak WA 0811 1500 688 untuk mendiskusikan kebutuhan training finansialmu. Semua modul dibuat SIMPEL, PRAKTIS, dan tentu saja FUN!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Pengin Sekreatif Disney-Pixar, Begini 5 Cara Menjaga Kreativitas Tim dalam Perusahaan
Disney-Pixar dikenal sebagai perusahaan yang mempunyai tim yang solid, kompak, dan sangat kreatif.
Ya, gimana enggak harus kreatif? Mereka kan dituntut untuk bisa menghasilkan film-film bermutu. Enggak terhitung sudah film-film box office berhasil diedarkan dan ditonton oleh jutaan orang sedunia. Dari mulai Up, Coco, Finding Nemo, Inside Out, Ratatouille, hingga Toy Story 4, semuanya selalu menambang pujian, penghargaan, dan laris banget di bioskop.
Penasaran enggak sih, bagaimana proses berkreatif tim sehebat Disney-Pixar hingga mereka hampir selalu berhasil mengantarkan film-film produksinya menjadi box office?
Pas banget kemarin sempat menemukan artikel saat Ed Catmull–founder Pixar yang kemudian menjadi presiden Walt Disney Animation Studios setelah keduanya merger–menjawab beberapa pertanyaan seputar bagaimana ia menjaga kekompakan dan kesolidan sebuah tim yang dituntut untuk selalu kreatif setiap hari. Memang artikel yang tayang di tahun 2018 akhir sih, tapi sepertinya masih relevan banget untuk kondisi sekarang.
Well, yes, dalam sebuah perusahaan, tentunya ada beberapa tim yang diharapkan bisa bekerja secara komprehensif dan integratif, demi mencapai tujuan bersama. Kerja sama dan kinerja tim akan menentukan bagaimana target masing-masing bisa tercapai, untuk kemudian bersama dimanfaatkan untuk target besar bersama.
Well, membentuk tim dalam perusahaan itu susah-susah gampang. Apalagi untuk bisa meningkatkan kinerja tim, karena bagaimanapun ada beberapa orang dengan karakter berbeda di dalam sebuah kelompok. Apalagi ini kelompok kerja. Kalau ada satu saja rekan kerja yang toxic, bisa bubar jalan semuanya. Kalau ada satu saja yang kurang kompeten, kinerja tim bisa terhambat secara keseluruhan.
Karena itu, menjaga agar kinerja dan komunikasi selalu kompak adalah tantangannya. Apalagi kalau bekerja di industri yang menuntut kreativitas individu yang tinggi. Ya, seperti Disney-Pixar itu tadi.
Cara menjaga kinerja tim di perusahaan agar selalu kompak dan sekreatif tim Disney-Pixar
1. Brainstorming teratur
Jika pengin punya tim sekreatif Disney-Pixar, maka brainstorming ide menjadi salah satu agenda wajib yang harus dilakukan secara teratur.
Misalnya, di luar meeting-meeting rutin dan situasional lainnya, jadwalkan pula meeting khusus hanya untuk brainstorming ide. Ide apa saja, tergantung pada target tim dan perusahaan saat itu, dan tergantung juga pada proyek yang sedang dikerjakan.
Dalam meeting brainstorming itu, semua anggota tim diharapkan hadir dan masing-masing harus memberi feedback dan ide.
Enggak hanya perlu meeting saat membutuhkan ide-ide segar, jadwalkan juga pertemuan untuk mengevaluasi kinerja yang sudah-sudah. Di sini ada analisis, apa yang menjadi kelemahan dan kekurangan tim agar bisa diperbaiki, juga apa kekuatannya sehingga harus dipertahankan.
2. Ingatkan untuk bisa saling mendengarkan
Ed Catmull sendiri mengakui, bahwa meeting di Disney-Pixar jauh dari kata membosankan. Yah, sepertinya bisa dibayangkan sih.
Meeting yang dilaksanakan untuk berkoordinasi–kalau tidak dilakukan dengan benar–justru akan zonk. Inspirasi enggak ada, ide nggak datang, malah jadinya debat nggak penting, atau malah jadi ngobrol dan ghibah yang tak berfaedah.
Dalam tim, sudah pasti ada banyak kepala yang berpikir. Karakter pun berbeda satu sama lain, bukan tak mungkin pula bertolak belakang.
Meeting seharusnya difungsikan sebagai sarana untuk saling mengingatkan untuk fokus pada masalah yangs sedang dibahas dan saling mendengarkan pendapat orang lain, alih-alih mempertahankan pendapat sendiri.
Ini penting, karena meeting seperti apa pun untuk tujuan apa pun akan percuma, kalau orang-orang yang terlibat di dalamnya tidak bisa menghargai pendapat atau pemikiran orang lain.
3. Penuhi kebutuhan karyawan untuk berproses kreatif
Disney-Pixar juga merupakan salah satu perusahaan yang sangat memperhatikan kondisi karyawannya, dan selalu berusaha melengkapi segala fasilitas yang dibutuhkan oleh karyawan. Terbukti, mereka punya Renderman–sebuah teknologi rendering animasi yang telah dikembangkan selama 25 tahun, agar bisa seiring sejalan dengan tuntutan hasil yang sempurna.
Adalah tugas perusahaan–melalui divisi HR–untuk bisa menyediakan fasilitas yang perlu, agar kerja masing-masing tim dalam perusahaan tersebut bisa terselesaikan dengan baik. Karena bekerja tanpa fasilitas yang mencukupi juga akan bisa menghambat kualitas hasilnya.
Karena itu, perusahaan sebaiknya juga mendengarkan dan menampung aspirasi karyawan agar mereka bisa bekerja dengan baik. Enggak hanya mendengarkan dan menampung, tetapi juga berusaha untuk memenuhinya.
4. Upgrade skill karyawan secara teratur
Tuntutan akan semakin besar. Ini sudah pasti. Target akan semakin banyak, seiring perkembangan bisnis perusahaan. Ini pertanda bagus.
Maka, sudah pasti harus diiringi juga dengan pengembangan sumber daya manusianya. Kapan terakhir kali mengadakantraining karyawan? Berbulan-bulan yang lalu? Bertahun-tahun yang lalu? Hmmm, kalau sudah terlalu lama, ada baiknya segera dijadwalkan untuk mengadakan training karyawan lagi.
Upgrade skill karyawan secara teratur dalam hal apa saja, berkaitan dengan kompetensinya dalam bekerja. Mulai dari training manajerial, training personalia, hingga training keuangan. Sesuaikan dengan kebutuhan karyawan.
Ingat, karyawan yang berkompeten akan lebih produktif dan lebih mudah diajak kerja sama. Karyawan yang bebas masalah, akan lebih terbuka menerima masukan, pendapat, dan informasi apa pun. Karyawan yang enjoy dengan pekerjaannya akan berpeluang lebih sedikit untuk burnout, apalagi stres.
5. Asah kepedulian dan kepekaan satu sama lain
Dan yang terakhir, semua hal di atas akan percuma saja sih, kalau masing-masing anggota tim enggak punya kepedulian, kepekaan, empati, dan kepercayaan satu sama lain.
Tanpa kepedulian, kepekaan, dan empati, akan mustahil masing-masing anggota tim untuk punya keinginan untuk saling membantu teman dalam satu tim yang sedang dalam kesulitan. Padahal, ini penting ya, untuk bisa saling melengkapi dan mengisi.
Nah, begitulah cara membangun kreativitas tim bak tim kreatif Disney-Pixar. Sepertinya sih sederhana ya. Tapi memang butuh komitmen dari berbagai pihak untuk ikut berpartisipasi.
Khusus untuk upgrade skill karyawan dengan training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
Saat Rekan Kerja Tak Berkompeten, Lakukan 5 Hal Ini Agar Kita Sendiri Enggak Stres di Tempat Kerja
Dalam sebuah organisasi perusahaan, para karyawan secara individu akan dituntut untuk mampu bekerja dalam tim, untuk mencapai target bersama. Tentunya, ini bukan usaha yang sederhana sih, karena bagaimanapun karakter karyawan pastilah punya keunikan masing-masing. Namun, perbedaan itu kadang bikin asyik. Bener nggak? Eh tapi, bagaimana kalau rekan kerja kita ternyata tidak sekompeten itu untuk diajak kerja sama?
Aduh! Pastinya ini jadi hal ter-nightmare dalam kerja tim. Bisa-bisa kejadian deh, pembagian beban kerja enggak merata. Kita doang yang akhirnya harus kerja keras sendiri, sementara ada yang nganggur. Parah lagi, kalau yang nganggur ini keenakan, dan merasa dapat privilege untuk enggak kerja tapi ikutan dapat bonus. Hahay. Macam bener aja.
Gimana perasaanya? Dongkol, pasti. Hati-hati lo, dongkol menahun ntar jadi stres dan depresi. Akhirnya, kerjaan kita juga jadi enggak bener. Produktivitas menurun, karena jadi males-malesan menyelesaikan tugas. Akibatnya, kalau semakin parah, kita juga jadi kebagian dapat surat peringatan akhirnya. Siapa yang rugi? Padahal masalah sebenarnya enggak di kita kan?
Terus gimana dong?
Tenang. Inhale, exhale. Dinginkan kepala, dinginkan emosi.
Lalu, coba lakukan beberapa hal berikut agar tugas kita tetap terlaksana dengan baik, meski rekan kerja tak berkompeten
1. Pahami kondisinya
Meski sudah sangat lelah dan emosi, tapi sebaiknya tetap sabar. Bagaimanapun, kepentingan organisasi/perusahaan harus didahulukan. Jadi, mari bersikap profesional.
Kita juga harus menyadari, bahwa kondisi orang berbeda-beda; baik kondisi karakternya, kondisi fisik, kondisi mental, kondisi jiwa, hingga kondisi lingkungan–semua itu akan berpengaruh pada produktivitas dan keseharian seseorang.
Rekan kerja yang kita anggap tak berkompeten mungkin saja punya alasan kuat dan khusus sehingga ia terus menunjukkan kinerja yang kurang begitu baik. So, agar tugas-tugas kita lancar, maka ada baiknya kita melakukan kompromi. Tetapi sebelum berkompromi, cobalah untuk memahami kondisi si rekan kerja tersebut. Sikap empati akan membuat jalan kompromi akan lebih mudah, percaya deh.
2. Kompromi, di bawah koordinasi atasan
Setelah bisa memahami kondisi si rekan kerja, maka selanjutnya berkompromilah. Akan lebih baik jika kita melibatkan atasan dalam kompromi ini, pastinya. Karena bagaimanapun kinerja kita berada di bawah koordinasi atasan, bukan? Kalau perlu, ajak meeting full team.
Cobalah untuk bertukar tugas, menambah, mengurangi, diulik, dan seterusnya, sesuai dengan kompetensi masing-masing. Bicarakan dan diskusikan hingga dicapai kesepakatan semua pihak, dan disetujui oleh atasan dan semua yang hadir di forum.
Berikan contoh dengan berjanji untuk berkomitmen terhadap tugas yang sudah diterima, dan minta anggota tim yang lain juga berjanji untuk melakukan hal yang sama, demi tujuan baik bersama.
3. Ingatkan
In order to menjaga kewarasan kita sendiri, jangan bosan untuk mengingatkan si rekan kerja mengenai tugasnya sendiri. Jaga supaya kita jangan sampai mengerjakan tugas yang seharusnya menjadi tanggung jawab si rekan kerja yang dinilai kurang berkompeten ini.
Justru, support dia agar dia sukses menyelesaikan tugasnya dengan baik. Kan, sudah didiskusikan dan dibagi berdasarkan kompetensi masing-masing?
Akan menjadi keuntungan kita sih, jika meskipun si rekan kerja ini kurang berkompeten tetapi dia cukup terbuka untuk masukan. Maka, kita jangan lelah mengarahkan.
Keep in mind: tujuan bersama harus didahulukan.
4. Fokus pada apa yang harus dan bisa kita kerjakan
Ketimbang menghabiskan waktu untuk fokus pada orang lain, mending lebih fokus pada diri sendiri.
Bagaimana dengan pekerjaan kita sendiri? Apakah sudah beres? Pekerjaan orang lain barangkali tergantung pada output yang kita hasilkan. Kalau kita tidak bisa menghasilkan apa pun, atau produktivitas menurun, pastinya hal ini akan berpengaruh pada orang lain.
Ingatkan juga pada rekan kerja yang dinilai kurang berkompeten akan hal yang sama. Bahwa banyak orang yang tergantung pada hasil kerjanya, so beri kesan bahwa ia dibutuhkan oleh tim. Biasanya sih, dengan begini, si rekan kerja tersebut akan lebih semangat menyelesaikan pekerjaan dengan lebih baik.
5. Usulkan training
Jangan sungkan untuk mengusulkan training kepada perusahaan, sesuai dengan kebutuhan kita sebagai karyawan. Jika kita lihat rekan kerja ada yang kurang berkompeten di bidang tertentu, atau kita sendiri membutuhkan pelatihan dan tambahan wawasan, segeralah berdiskusi dengan HR mengenai kemungkinan diadakan training.
Ada penelitian yang membuktikan bahwa 1 dari 3 karyawan sungkan atau tak berani mengusulkan training yang mereka butuhkan pada perusahaan. Semoga kita bukanlah dari 1 orang itu ya, karena meningkatkan skill ini penting banget lo! Apalagi jika kemudian terbukti training yang dilakukan bisa meningkatkan produktivitas dan kinerja kita di kantor, sehingga target bersama pun bisa dicapai dengan lebih baik.
Everyone is happy, right!
Training keuangan adalah salah satu training wajib yang harus diberikan pada karyawan agar bisa meningkatkan keterampilan mereka dalam mengelola keuangan pribadi. Ingat, karyawan yang terampil mengelola keuangan pribadi adalah karyawan yang produktif dengan performa kerja yang baik lo!
Jadi, ayo usulkan pada perusahaan tempat kita bekerja untuk mengadakan training keuangan untuk karyawan. Sila WA ke 0811 1500 688. Follow Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial terbaru.
5 Cara Perusahaan Mengatasi Karyawan Toxic Agar Tak Menghambat Kinerja Tim
Adanya karyawan toxic dalam sebuah perusahaan bisa sangat merugikan bagi tim. Aura negatif yang disebarkan bisa memengaruhi kinerja anggota tim yang lain, sehingga performa yang seharusnya baik-baik saja bisa memburuk.
Pastinya hal ini tidak diinginkan oleh perusahaan, pun oleh karyawan lain yang tergabung dalam tim. Apalagi jika proses kerja anggota yang lain tergantung oleh output yang dihasilkan oleh si karyawan toxic ini.
Misalnya, si karyawan toxic adalah tipe karyawan yang suka menunda pekerjaan hingga last minute (atau bahkan hingga melewati tenggat). Sedangkan ada bagian lain yang baru bisa bekerja setelah dia menyerahkan hasil kerja pada tim. Pastinya hal ini akan sangat menghambat bukan?
Jika terjadi ketimpangan seperti ini dalam tim dan organisasi, maka perusahaan memang harus cepat tanggap. Karena idealnya, semua proses yang terjadi dalam organisasi seharusnya berjalan seiring sejalan, sesuai SOP yang sudah dilakukan. Kalau karyawan toxic tidak segera di-treatment, bisa jadi perusahaan akan rugi semakin banyak, mulai dari rugi energi, rugi waktu, kinerja tak efisien, hingga rugi secara finansial.
Lalu, apa yang bisa perusahaan lakukan untuk men-treatment si karyawan toxic ini agar tak lebih jauh “mengganggu” jalannya proses kinerja organisasi secara keseluruhan?
1. Cari tahu penyebab utamanya
Selalu ada penyebab dari segala masalah yang muncul. Apa pun deh. Dan, treatment terbaik adalah memberikan solusi sedari akar masalahnya.
Selain karena karakter, karyawan toxic bisa saja mempunyai alasan, mengapa mereka melakukan beberapa hal yang bisa merugikan organisasi dan perusahaan. Pihak perusahaan–melalui divisi HR–akan lebih baik melakukan penggalian informasi sedalam mungkin terkait hal ini.
Salah satu alasan mengapa seorang karyawan menjadi toxic adalah akumulasi kekecewaan karyawan yang bersangkutan akan satu hal, mungkin terhadap atasannya, terhadap rekan kerja, bahkan terhadap perusahaan secara keseluruhan. Karena ketidakpuasannya tersebut, maka ia pun melampiaskannya ke cara-cara negatif–mulai dari menghindar dari pekerjaan bahkan hingga menyabotase.
Kalau perusahaan bisa menemukan akar permasalahan yang akhirnya menimbulkan “racun”, maka kemudian bisa disusun langkah treatment yang lebih efektif dan efisien sesuai dengan jenis masalahnya.
2. Terapkan micro managing
Untuk beberapa tipe karyawan toxic, perusahaan dapat menerapkan micro managing. Misalnya, bagi karyawan yang kurang produktif memanfaatkan jam kerjanya, lakukan monitor ketat secara harian terhadap to do listnya.
Contoh saja. Di awal hari, minta si karyawan untuk menyetorkan to do list dalam sehari pada atasan untuk briefing, kalau perlu lengkap dengan jamnya. Lalu di akhir hari, mungkin sebelum pulang, atasan bisa melakukan evaluasi secara langsung mengenai hasil kerjanya hari itu juga.
Sesuaikan micro managing seperti apa yang paling pas dengan perilaku si karyawan toxic. Tujuannya sudah pasti, agar ia bisa memberikan hasil kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Secara periodik pula, evaluasi terus hasil kerjanya, misalnya mingguan, bulanan, atau dua bulanan.
3. Mutasi atau pindahkan ruangannya
Bisa jadi, karyawan toxic karena ia merasa tak cocok dengan job desc atau jenis pekerjaan yang dilakukannya selama ini. Ia enggak enjoy dalam bekerja, sehingga membuatnya malas dan susah berkembang.
Lakukan assesment terhadap karyawan ini, untuk mencari tahu minat dan passion-nya. Jika memang dalam perusahaan ada divisi atau bagian yang lebih sesuai untuk karakter, minat, dan passion-nya, perusahaan bisa memutasinya ke bagian tersebut agar ia dapat bekerja dengan lebih baik.
Atau, jika si karyawan adalah jenis karyawan tukang gosip, maka mungkin dengan memindahkan area kerja ke suatu bagian lain yang dapat “mengisolasinya” bisa sedikit membantu mengurangi kebiasaan buruknya ini. Pastikan pula agar ia bisa selalu sibuk dengan tugasnya, agar “tak sempat” bergosip.
4. Terapkan lagi pendisiplinan
Sosialisasikan lagi mengenai peraturan perusahaan kepada seluruh karyawan. Tekankan penjelasan pada topik kewajiban dan hak masing-masing perusahaan dan karyawan. Garis bawahi pula bahwa ada reward dan punishment, jika memang ada.
Lebih jauh lagi, pihak perusahaan–melalui divisi HR–bisa mengajak diskusi si karyawan toxic secara private, untuk membicarakan alternatif-alternatif yang bisa dipilih untuk menghindari masalah berkembang lebih besar lagi.
5. Training
Coaching dan konseling harus berjalan seiring sejalan. Tak hanya diberikan secara individual, berikan training karyawan secara menyeluruh untuk perbaikan organisasi.
Ada beberapa jenis training karyawan yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan dan masalah yang ada. Pihak perusahaan memang harus jeli memetakan kebutuhan karyawan untuk pengembangan diri ini.
Salah satunya adalah training keuangan bagi karyawan yang bermasalah dengan pengelolaan keuangan pribadi. Jangan salah, masalah keuangan pribadi bisa banget menjadi penyebab seseorang menjadi toxic di tempat kerja lo. Misalnya saja, si tukang ngutang dan juga mereka yang dengan sengaja melakukan fraud.
Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688. Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.
5 Tip Mengadakan Pelatihan dan Pengembangan SDM Agar Tepat Sasaran
Dalam artikel yang lalu disebutkan, bahwa 1 dari 3 pekerja sungkan untuk mengusulkan pengadaan pelatihan dan pengembangan SDM demi meningkatkan kompetensi diri mereka.
Hal ini sungguh ironis, mengingat 1 dari 2 pekerja mengaku pernah mendapatkan punishment terkait inkompetensi masing-masing, dan kurangnya kesadaran pentingnya pelatihan dan pengembangan SDM ini dari pihak perusahaan sendiri.
Alasannya bisa bermacam-macam. Mungkin dari pihak perusahaan sendiri khawatir, jika pelatihan yang diadakan akan mengganggu workload maupun jam kerja karyawan, atau mungkin belum menemukan cara bagaimana mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM secara efektif dan efisien.
Karena itu, berikut ada sedikit tip untuk mengadakan pelatihan dan pengembangan SDM agar lebih tepat sasaran. Simak sampai selesai ya.
5 Tip untuk Memberikan Pelatihan dan Pengembangan SDM di Perusahaan agar Lebih Tepat Sasaran
1. Ketahui kebutuhan karyawan
Karena sasaran pelatihan dan pengembangan SDM ini adalah karyawan, maka kita harus mengetahui dulu dengan pasti, apa yang menjadi kebutuhan karyawan dalam meningkatkan kompetensi mereka. Kemampuan dan skill seorang karyawan tentulah berbeda satu dengan yang lainnya, pun yang menjadi kebutuhan masing-masing bagian atau divisi juga berbeda.
Maka dari itu, dari pihak HR sendiri harus memetakan dulu kekuatan maupun kelemahan karyawan dalam divisi masing-masing ini. Saat kekuatan dan kelemahan sudah bisa diketahui dengan pasti, saat itulah akan bisa diketahui pula pelatihan dan pengembangan SDM seperti apa yang dibutuhkan.
2. Kenali jenis-jenis pelatihan
Ada beberapa jenis pelatihan yang umum diberikan untuk meningkatkan kompetensi karyawan, di antaranya training orientasi, training product knowledge, training manajerial, training teknis, training keuangan, dan lain-lain.
Pihak HR dapat memilih dan menentukan jenis pelatihan ini yang sesuai dengan kebutuhan karyawan seperti yang sudah dipetakan di poin pertama di atas. Mungkin saja akan butuh untuk diselenggarakan beberapa pelatihan, namun tidak harus sekaligus dalam satu waktu. Tentukan prioritas sesuai dengan kebutuhan.
3. Pilih waktu dan tempat yang tepat
Proses pelatihan dan pengembangan SDM yang diselenggarakan demi meningkatkan kompetensi karyawan ini tentu membutuhkan waktu. Tak hanya satu atau dua jam dalam sehari, mungkin saja akan makan waktu sampai beberapa jam.
Bahkan banyak perusahaan melakukan pelatihan dan pengembangan SDM beberapa hari, hingga mereka harus menyewa tempat khusus agar lebih fokus. Kadang, yah, sambil refreshing juga di luar kantor. Banyak yang mengadakan pelatihan ini di lokasi-lokasi wisata yang adem dan nyaman.
Ada beberapa jenis pelatihan yang memang bisa dilakukan di dalam ruangan, namun ada pula pelatihan yang paling baik jika dilakukan di luar ruangan atau outdoor. Biasanya jenis pelatihan interpersonal skill ini paling bagus jika dilakukan sambil outbond atau camping.
Di mana pun perusahaan memutuskan untuk mengadakannya, tentu ini menjadi pertimbangan masing-masing. Yang penting adalah hasil akhir yang harus sesuai dengan yang diharapkan. Untuk waktunya, bisa disesuaikan dengan workload masing-masing karyawan ataupun divisi. Pastinya kan nggak akan sibuk sepanjang tahun kan?
4. Ukur kompetensi sebelum pelatihan diadakan
Sebelum pelatihan dan pengembangan SDM benar-benar dilaksanakan, lakukan dulu semacam pretest terhadap kompetensi karyawan untuk mendapatkan data-data terkait kondisi sebelum ada training. Hal ini penting untuk mengukur tingkat efisiensi dan efektivitas training nantinya.
Akan lebih baik jika perusahaan bekerja sama dengan lembaga-lembaga penyedia jasa pelatihan dan pengembangan SDM ini, karena metode dan hasilnya biasanya akan lebih objektif. Pastikan materinya benar-benar sesuai dengan yang dibutuhkan oleh karyawan.
5. Lakukan observasi menyeluruh setelah pelatihan diadakan
Setelah proses pelatihan dan pengembangan SDM dilaksanakan, maka tiba waktunya untuk melakukan observasi, apakah menampakkan hasil seperti yang diharapkan. Perhatikan apakah ada perubahan yang lebih baik, berapa lama efek dari pelatihan yang sudah diadakan akan bertahan, kemudian lakukan evaluasi bersama atasan masing-masing divisi.
Perusahaan dapat melakukan review terhadap hasil pelatihan ini secara periodik. Buka diskusi dengan para atasan pun dengan karyawan yang mengikuti pelatihan, apakah hasil pelatihan sudah bisa mereka rasakan manfaatnya ataukah perlu dilakukan pelatihan lanjutan lagi.
Yang paling penting dari diadakannya pelatihan dan pengembangan SDM ini bahwa manfaat yang diperoleh setelahnya tidak hanya untuk kepentingan perusahaan semata, namun kembali pada pribadi karyawan masing-masing. Saat mereka rajin meng-upgrade diri sendiri, maka saat itulah kualitas mereka sebagai individu–tak hanya sekadar menjadi karyawan–juga akan meningkat.
Khusus untuk training keuangan, Anda bisa menghubungi tim QM Financial untuk mengadakan #QMTraining, sebuah program pelatihan interaktif untuk karyawan yang disusun bersama konsultan dan pembicara dari QM Financial, sesuai dengan kebutuhan literasi finansial perusahaan.
Hubungi kami melalui WhatsApp ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas finansial online terbaru.