Cara Bahas Dana Pensiun bareng Pasangan
Kita dan pasangan kita pastinya pengin menua bersama. Masalahnya, mau menua bersama seperti apa? Pasti maunya sih menua dengan nyaman, aman, sehat, dan sejahtera. Ya kan? Karena itu, obrolan soal dana pensiun kudu dilakukan.
Mempersiapkan dana pensiun adalah langkah penting untuk menjamin masa depan yang nyaman. Perencanaan ini menjadi lebih efektif jika dilakukan bersama pasangan, karena melibatkan tanggung jawab bersama dalam mengatur keuangan rumah tangga.
Namun, membahas topik ini memang cukup sensitif. Enggak semenyenangkan bahas liburan juga. Perbedaan pandangan sedikit saja, atau perbedaan prioritas finansial satu saja, bisa menjadi pemicu konflik.
So, butuh pendekatan yang tepat, agar jalannya diskusi bisa lancar dan mengakomodasi semua keinginan serta pension dreams yang diinginkan.
Table of Contents
Bahas Dana Pensiun dengan Pasangan
Ya, mau tak mau memang tak bisa dihindari sih. Membahas keuangan sama pasangan itu ibaratnya memang jadi bagian dari kehidupan berumah tangga, sejak pertama kali ijab qobul diucapkan. Kompromi selalu diperlukan, baik membahas masalah yang sekarang ada ataupun ketika membahas masa depan.
Biar sama-sama enak, ada sedikit trik yang bisa diterapkan untuk bisa bahas dana pensiun bareng pasangan. Apa saja?
1. Waktu yang Tepat
Timing yang tepat akan dapat menjadi titik awal obrolan yang lancar. Jadi, pilih waktu dengan saksama, saat suasana hati tenang dan tidak terganggu oleh pekerjaan atau aktivitas lain. Contohnya kayak setelah makan malam atau di akhir pekan. Pastikan tempatnya juga nyaman, bebas gangguan, dan mendukung suasana diskusi yang rileks. Hindari membahas topik ini saat sedang lelah, stres, atau terburu-buru.
Baca juga: 10 Masalah Keuangan untuk Kamu Bahas Bersama Pasangan!
2. Mulai dengan Santai
Mulailah dengan obrolan santai tentang impian masa depan, terutama ketika menjalani masa pensiun nanti. Misalnya, bahas mau tinggal di mana, aktivitas apa yang ingin dilakukan, atau gaya hidup seperti apa yang dibayangkan, dan sebagainya.
Gunakan pendekatan positif agar pembicaraan terasa nyaman dan enggak menimbulkan tekanan. Hindari langsung masuk ke topik angka atau keuangan.
3. Diskusikan berdasarkan Data
Biar semakin realistis, diskusinya pakai data. Jadi, siapkan data-data relevan yang bisa jadi bahan diskusi. Misalnya seperti estimasi biaya hidup di masa pensiun, inflasi, dan perkiraan kebutuhan dana berdasarkan gaya hidup yang diinginkan.
Gunakan alat seperti kalkulator pensiun atau referensi dari sumber tepercaya untuk membantu menghitung jumlah yang dibutuhkan, sehingga pembicaraan lebih terarah dan berbasis fakta.
Kalau kamu ikutan kelas Dana Pensiun QM Financial sih, ada tuh toolsnya di Excel yang akan diberikan gratis. Mau? Cek jadwalnya kalau gitu ya.
4. Tentukan Tujuan Bersama
Bahas secara spesifik target yang ingin dicapai, seperti berapa besar tabungan pensiun yang dibutuhkan atau kapan waktu ideal untuk pensiun. Tentukan target dana pensiun yang realistis berdasarkan kebutuhan dan situasi keuangan saat ini.
Diskusikan prioritas utama, goals-nya mau apa saat pensiun nanti? Misalnya, pengin memastikan keamanan finansial atau mendukung kebutuhan keluarga di masa depan. Dengan adanya goals ini, rencana yang dibuat akan lebih terfokus dan selaras.
5. Bikin Rencananya
Identifikasi bersama semua sumber dana yang tersedia, seperti tabungan, investasi, atau program pensiun yang diikuti, entah itu BPJS Ketenagakerjaan atau mungkin DPPK atau DPLK.
Evaluasi apakah sumber-sumber tersebut sudah memadai atau perlu ditingkatkan untuk mendukung kebutuhan di masa pensiun. Bahas pula peluang menambah pendapatan, seperti melalui bisnis atau investasi tambahan, agar rencana lebih kokoh.
Bikin rencana konkret, seperti alokasi anggaran, jenis investasi, atau menambah kontribusi ke dana pensiun.
6. Hindari Nada Menghakimi
Nah, ini yang paling penting sepertinya. Jaga komunikasi tetap positif dengan menghargai setiap pandangan atau kebiasaan finansial yang berbeda.
Alihkan fokus dari mencari kesalahan menuju mencari solusi bersama yang dapat diterima kedua pihak. Gunakan bahasa yang membangun dan hindari nada menyalahkan untuk menjaga suasana tetap kondusif.
Contoh nada yang sebaiknya dihindari, misalnya:
- “Kamu kan dulu boros, makanya kita jadi begini.”
- “Kok tabungan pensiunmu segitu aja sih? Harusnya lebih!”
- “Aku udah bilang dari dulu, kamu nggak pernah dengar.”
Nada seperti ini cenderung menyalahkan, menimbulkan rasa bersalah, atau memperburuk suasana diskusi.
Sebaiknya gunakan nada misalnya:
- “Bagaimana kalau kita evaluasi pengeluaran supaya tabungan pensiun lebih cepat bertambah?”
- “Kalau menurutmu, apa cara terbaik untuk mengoptimalkan investasi pensiun kita?”
- “Kita sama-sama punya tujuan yang sama. Mungkin kita bisa cari cara untuk mencapainya lebih efektif.”
Nah, nada-nada tersebut lebih enak didengar, menyiratkan bahwa si penanya lebih terbuka untuk kerja sama dan kompromi, sehingga mendorong solusi bersama tanpa menyinggung perasaan pasangan.
7. Evaluasi
Tetapkan waktu secara rutin, misalnya setiap enam bulan atau setahun sekali, untuk mengevaluasi perkembangan rencana dana pensiun. Tinjau apakah target sudah mendekati, strategi berjalan efektif, atau perlu penyesuaian berdasarkan perubahan kondisi keuangan atau prioritas. Pembahasan berkala membantu menjaga komitmen dan memastikan tujuan tetap relevan.
Baca juga: Dana Pensiun: Pengertian, Fungsi, Persiapan, dan Cara Mengumpulkan Secara Efektif
Membahas dana pensiun dengan pasangan membutuhkan komunikasi yang terbuka dan kerja sama yang baik. Dengan pendekatan yang tepat, diskusi ini bisa menjadi langkah awal menuju masa depan yang lebih terencana dan tenang.
Nah, sekarang PR pertama adalah membuat waktu yang tepat untuk mulai diskusi. Paling enak, kapan nih?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Perencanaan Keuangan untuk Ibu Rumah Tangga
Mengatur keuangan rumah tangga bukanlah tugas yang sederhana. Ada banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, mulai dari belanja harian, biaya pendidikan, hingga tabungan untuk masa depan. Tanpa perencanaan keuangan yang jelas, uang bisa cepat habis tanpa disadari.
Ibu rumah tangga sering kali berada di garis depan dalam mengelola anggaran keluarga. Dalam menghadapi berbagai pengeluaran dan kebutuhan yang tak terduga, perencanaan keuangan menjadi sangat penting. Dengan perencanaan yang baik, stabilitas keuangan keluarga bisa terjaga dan masa depan menjadi lebih aman.
Table of Contents
Manfaat Perencanaan Keuangan yang Komprehensif untuk Keluarga
Mengelola keuangan rumah tangga memerlukan perencanaan yang cermat dan komprehensif. Dengan begitu banyak aspek keuangan yang harus diperhatikan, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga persiapan untuk masa depan, memiliki rencana yang jelas sangat penting.
Berikut ini beberapa pentingnya perencanaan keuangan yang komprehensif bagi keluarga, yang dilakukan oleh ibu rumah tangga.
1. Pengelolaan Anggaran yang Lebih Baik
Ibu rumah tangga sering kali bertanggung jawab mengelola anggaran rumah tangga. Dengan perencanaan keuangan yang baik dan komprehensif, anggaran dapat diatur dengan lebih baik sehingga semua kebutuhan penting. Sebut saja seperti alokasi untuk makanan dan kebutuhan gizi keluarga, pendidikan anak, kesehatan, dan kebutuhan rumah tangga lainnya.
Padahal sumber daya keluarga bisa saja terbatas, karena ya memang seperti itulah hidup. Namun, dengan adanya perencanaan keuangan keluarga, semua kebutuhan tersebut bisa saja terpenuhi dengan baik.
Baca juga: Mengapa Ibu Rumah Tangga Wajib Belajar Manajemen Keuangan Pribadi?
2. Menghindari Utang yang Tidak Perlu
Perencanaan keuangan membantu ibu rumah tangga menghindari utang yang enggak perlu, yang bisa membahayakan kesehatan keuangan.
Dengan mengetahui pengeluaran dan bisa menentukan prioritas yang harus dipenuhi, keuangan dapat diatur dengan bijak dan menghindari pinjaman atau kredit yang bisa membebani keluarga.
3. Menabung untuk Masa Depan
Dengan perencanaan keuangan yang baik, ibu rumah tangga dapat merencanakan dan menabung untuk masa depan, seperti biaya pendidikan anak, dana pensiun, atau kebutuhan mendesak lainnya. Tabungan ini memberikan keamanan finansial dan ketenangan pikiran.
Bahkan, dengan ada rencana keuangan, investasi pun mungkin dilakukan oleh ibu rumah tangga dengan cerdas.
4. Menyediakan Dana Darurat
Perencanaan keuangan juga penting untuk menyediakan dana darurat. Dana ini sangat penting untuk mengatasi keadaan tak terduga seperti biaya pengobatan, perbaikan rumah, atau kebutuhan mendesak lainnya. Dana darurat memberikan jaminan bahwa keluarga dapat menghadapi situasi tak terduga tanpa perlu mengganggu keuangan sehari-hari.
5. Mengelola Investasi
Dengan perencanaan keuangan, ibu rumah tangga dapat belajar mengelola investasi keluarga. Investasi yang tepat dapat membantu meningkatkan keuangan keluarga dalam jangka panjang. Memilih instrumen investasi yang sesuai dengan profil risiko dan tujuan keuangan sangat penting untuk mencapai hasil yang optimal.
Tak mudah tertarik investasi bodong atau menjanjikan yang muluk-muluk, ibu rumah tangga bisa fokus terhadap pertumbuhan investasi yang mendukung kebutuhan keluarga.
6. Mendidik Anak tentang Keuangan
Perencanaan keuangan yang baik juga bisa menjadi contoh bagi anak-anak. Ibu rumah tangga dapat mengajarkan anak-anak tentang pentingnya mengelola uang, menabung, dan membuat anggaran. Pendidikan keuangan sejak dini membantu anak-anak memahami nilai uang dan bagaimana mengelolanya dengan bijak.
7. Menyusun Rencana Pengeluaran
Dengan perencanaan keuangan, pengeluaran bulanan dapat disusun dengan rinci. Dengan begitu, pengeluaran impulsif pun dapat dihindari, dan memastikan bahwa semua kebutuhan prioritas terpenuhi.
Rencana pengeluaran yang jelas membantu dalam pengelolaan keuangan yang lebih teratur dan efisien.
Dengan perencanaan keuangan yang tepat, ibu rumah tangga tidak hanya memastikan kebutuhan keluarga terpenuhi tetapi juga memberikan keamanan dan stabilitas finansial dalam jangka panjang. Jadi, perencanaan keuangan memang sangat penting bagi ibu rumah tangga.
Perencanaan keuangan adalah kunci untuk mengelola keuangan rumah tangga dengan bijak dan memastikan masa depan keluarga yang lebih aman. Dengan perencanaan yang baik, ibu rumah tangga dapat memastikan bahwa kebutuhan sehari-hari terpenuhi, menabung untuk masa depan, dan menghindari utang yang tidak perlu.
Baca juga: 3 Hal yang Harus Diketahui Ibu Rumah Tangga
Untuk mendalami keterampilan ini, bergabunglah dengan FINANCE MASTERY BOOT CAMP pada 26-27 Oktober 2024 di LOOP HAUS, Jakarta. Daftar sekarang di bit.ly/QMFASTRACK.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Strategi Work Life Balance untuk Para Ibu
Mencapai keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi atau work life balance menjadi tantangan tersendiri bagi para ibu. Banyak menghabiskan waktu untuk keluarga dan juga pekerjaan sering kali menimbulkan stres dan kelelahan. Namun, dengan strategi yang tepat, hal itu bukan lagi halangan.
Di era modern, fleksibilitas dalam bekerja dan teknologi yang mendukung, memberikan peluang lebih besar untuk menyeimbangkan antara karier dan kehidupan keluarga. Melalui pendekatan yang cerdas dalam mengatur waktu dan prioritas, tercipta kesempatan untuk menikmati kedua aspek tersebut tanpa harus mengorbankan satu untuk yang lain.
Table of Contents
Work Life Balance untuk Para Ibu
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan oleh para ibu, agar bisa menjaga work life balance, sehingga lebih waras.
1. Tentukan Prioritas
Jadi ibu itu banyak tugasnya. Apalagi yang kerja dobel: di rumah dan di kantor. Jadi, kudu wajib banget paham prioritas kalau mau work life balance tercapai.
Tuliskan semua tugas yang perlu dikerjakan, baik di rumah maupun di tempat kerja. Daftarnya mencakup segala sesuatu dari tugas sehari-hari seperti memasak atau menjemput anak, hingga tugas-tugas besar seperti proyek kerja atau perawatan kesehatan keluarga.
Lalu kategorikan berdasarkan urgensinya. Gunakan metode matriks Eisenhower untuk mengategorikan tugas-tugas ini. Bagi menjadi empat kuadran:
- Penting dan mendesak
- Penting tetapi tidak mendesak
- Tidak penting tetapi mendesak
- Tidak penting dan tidak mendesak
Dengan begitu, tugas mana yang perlu segera ditangani dan mana yang dapat ditunda bisa jelas terlihat.
Baca juga: Beauty on a Budget: Perawatan Kulit Efektif dan Hemat untuk Ibu Modern
2. Rencana Harian dan Mingguan
Kunci untuk bisa melakukan semua tugas secara efektif dan efisien adalah perencanaan. Jadi, karena tugasnya banyak, manajemen waktu dan energi akan memegang peranan penting.
Luangkan waktu setiap minggu, misalnya pada Minggu sore, untuk merencanakan kegiatan minggu yang akan datang. Gunakan waktu ini untuk meninjau tugas-tugas yang belum selesai dan merencanakan tugas baru.
Tentukan blok waktu untuk tugas rutin seperti memasak, berbelanja, atau membersihkan rumah. Sisihkan waktu untuk tugas penting dan berdeadline, seperti proyek kerja atau janji temu dokter.
Sesuaikan tugas yang membutuhkan konsentrasi tinggi atau pekerjaan kreatif dengan waktu di mana kamu paling produktif. Misalnya, jika kamu lebih segar di pagi hari, jadwalkan tugas-tugas yang membutuhkan pemikiran intensif pada waktu tersebut.
Untuk membuat plan ini, kamu bisa memanfaatkan beragam media. Seperti Google Calendar, atau berbagai aplikasi HP, atau bisa juga kamu membuat bullet journaling. Gunakan kode warna atau label untuk membedakan jenis tugas, seperti pekerjaan, kegiatan keluarga, kebutuhan pribadi, atau kegiatan sosial. Dengan begitu, kamu dengan cepat bisa melihat jenis aktivitas yang akan datang dan memudahkan pengelolaan waktu.
Sambil mempertahankan struktur, biarkan beberapa blok waktu kosong untuk kejutan atau tugas yang enggak terduga. Dengan begitu, ada ruang bernapas dalam jadwal sehingga kamu tidak merasa terlalu tertekan jika ada perubahan rencana.
3. Tetapkan Jam Kerja
Buat ibu yang bekerja dari rumah, tentukan jam kerja yang tetap dan informasikan kepada rekan kerja serta anggota keluarga. Pastikan semua pihak menghormati jadwal ini agar enggak mengganggu saat waktu istirahat atau keluarga.
Beri tahu rekan kerja tentang jam-jam di mana kamu mungkin akan slow response. Misalnya saat harus jemput anak sekolah, atau saat makan siang, atau pas harus masak untuk keluarga.
Siapkan area khusus di rumah yang digunakan hanya untuk bekerja. Ini membantu memisahkan kehidupan pribadi dari pekerjaan dan meningkatkan fokus.
4. Delegasikan
Anggota keluarga juga wajib memiliki tanggung jawab terhadap rumah yang menjadi tempat berteduh. Jadi, libatkan mereka dalam tugas-tugas rumah tangga.
Bagi tugas yang bisa dilakukan oleh anggota keluarga lain atau oleh asisten rumah tangga, seperti membersihkan, mencuci, atau memasak. Pastikan setiap orang tahu tanggung jawab mereka dan setuju untuk membantu.
Jika anggaran memungkinkan, pertimbangkan untuk memanfaatkan jasa pekerja rumah tangga yang dapat mengambil alih sebagian tugas rumah, memberikan lebih banyak waktu untuk kamu dan keluarga.
5. Luangkan Waktu untuk Diri Sendiri
Work life balance itu memang soal bisa meluangkan waktu untuk diri sendiri sih, kalau buat ibu.
Jadi, tentukan waktu khusus setiap hari atau minggu untuk aktivitas yang menenangkan atau menyenangkan, seperti membaca, yoga, atau hobi lain.
Pastikan diet seimbang dan cukup istirahat setiap malam. Rutin berolahraga untuk menjaga kondisi fisik dan mental yang optimal. Kurangi waktu di depan layar, terutama sebelum tidur, untuk meningkatkan kualitas tidurmu.
6. Menjaga Kesehatan Finansial
Siapa yang setuju nih, bahwa stres atau enggaknya ibu besar peluangnya dipengaruhi oleh kondisi keuangan? Ya, bukan matre sih, tetapi ini realistis.
So, mengelola keuangan dengan bijak juga menjadi kunci untuk mendukung work life balance. Membuat anggaran bulanan yang efektif membantu memonitor pengeluaran dan pendapatan, memastikan kamu dan keluarga enggak menghabiskan lebih dari yang kamu hasilkan, serta menyisihkan uang untuk tabungan dan kebutuhan mendesak.
Usahakan untuk terus menabung, meskipun hanya sedikit. Juga, kurangi utang agar dapat mengurangi beban keuangan dan stres. Investasi dalam pengembangan diri, seperti kursus atau buku, dapat membuka peluang karier dan meningkatkan pendapatanmu.
Penting juga untuk secara rutin menyesuaikan anggaran agar tetap relevan dengan situasi keuanganmu yang berubah. Dengan pendekatan yang terstruktur dan proaktif, kamu dapat mengurangi kekhawatiran finansial dan meningkatkan keseimbangan dalam kehidupanmu.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
Menjaga work life balance terbukti memengaruhi kebahagiaan dan produktivitas. Mempraktikkan strategi yang efektif dapat membantu para ibu tidak hanya mencapai target karier, tetapi juga memberi ruang lebih untuk berkualitas bersama keluarga.
Dengan langkah yang tepat, keseimbangan ini bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan yang meningkatkan kualitas hidup setiap hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
Cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta memang bukan hal mudah. Namun, dengan perencanaan dan strategi yang tepat, hal ini bisa dicapai.
Buktinya, banyak kok keluarga berpendapatan terbatas berhasil mengelola keuangannya dengan baik. Mereka enggak hanya bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari tapi bahkan juga bisa menabung.
Rahasia mereka terletak pada penerapan langkah-langkah pengelolaan keuangan yang cerdas dan disiplin.
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian ini, memiliki kemampuan mengatur keuangan adalah keterampilan yang sangat berharga. Terlebih lagi, untuk keluarga dengan penghasilan 3 juta per bulan, setiap rupiah yang masuk dan keluar harus dihitung dengan cermat.
Kunci dari kesuksesan pengelolaan keuangan terletak pada pemahaman akan prioritas dan penggunaan sumber daya yang ada dengan efektif. Langkah-langkah yang akan diuraikan dalam artikel ini bertujuan untuk memberikan panduan dalam mencapai stabilitas finansial dengan gaji yang ada.
Table of Contents
Cara Mengatur Keuangan Rumah Tangga dengan Gaji 3 Juta
1. Kenali Pengeluaran
Memahami ke mana uang beredar setiap bulan adalah langkah awal yang penting dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Kategorikan pengeluaran menjadi setidaknya 4 kategori besar: kebutuhan rutin, cicilan utang, investasi, dan lifestyle.
Kebutuhan rutin meliputi pengeluaran-pengeluaran untuk kebutuhan pokok, misalnya seperti makan, token listrik, pulsa, ongkos transportasi, perawatan diri, dan sebagainya. Cicilan utang termasuk KPR, cicilan kartu kredit, paylater, cicilan panci, dan sejenisnya. Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk dana darurat, dana pensiun, dana pendidikan anak, dan sebagainya. Sementara lifestyle adalah pengeluaran self reward, makan-makan di luar, hobi, dan sejenisnya.
Catatlah setiap pengeluaran yang dilakukan, sesuai dengan kategorinya. Dengan cara ini, kamu dapat mengendalikan cash flow dengan lebih baik. Dengan mencatat setiap pengeluaran, jelas terlihat apa saja yang menjadi lubang kebocoran uang. Dari situ, bisa dianalisis, mana pengeluaran yang bisa dipangkas atau diatur ulang.
Salah satu aspek terpenting dalam mengatur keuangan adalah membedakan antara kebutuhan dan keinginan. Banyak orang terjebak dalam membeli barang atau jasa yang sebenarnya tidak mereka butuhkan. Memahami perbedaan ini bisa menghemat jumlah uang yang cukup signifikan setiap bulannya. Dengan demikian, uang tersebut bisa dialokasikan untuk pos pengeluaran lain yang lebih penting atau untuk tabungan.
2. Pakai Formula 4-3-2-1
Memiliki anggaran yang jelas adalah fondasi kuat dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Salah satu cara efektif untuk mengatur anggaran adalah dengan menerapkan formula 4-3-2-1.
Dalam pendekatan ini, 40% dari total penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin seperti makanan, tempat tinggal, dan transportasi. Selanjutnya, 30% ditujukan untuk membayar cicilan utang, apabila ada. Sementara itu, 20% bisa digunakan untuk kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup, seperti hobi atau jalan-jalan. Terakhir, 10% dari penghasilan sebaiknya dialokasikan untuk investasi, yang akan berperan sebagai fondasi keuangan di masa depan.
Dengan gaji 3 juta, langkah pertama adalah menentukan jumlah uang untuk masing-masing kategori sesuai formula tersebut. Kurang lebih hitungannya seperti ini:
- Rp1.200.000 untuk kebutuhan rutin
- Rp900.000 (maksimal) untuk cicilan utang
- Rp600.000 untuk kegiatan lifestyle
- Rp300.000 untuk investasi.
Dari sini, lebih mudah mengalokasikan dana spesifik untuk makanan, tempat tinggal, transportasi, dan pendidikan dalam kategori kebutuhan rutin.
3. Tentukan Prioritas dan Fleksibel
Adalah penting bagi kita untuk mengenali prioritas dan fleksibel sebagai cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Artinya, kita harus bisa mengubah prioritas—meski sudah kita tentukan anggarannya—secepat kondisi yang berubah.
Misalnya saja, jika cicilan utang sudah lunas, bagian anggaran tersebut bisa dialihkan untuk menambah dana investasi atau tabungan. Demikian pula, jika terdapat kenaikan gaji, perlu mempertimbangkan untuk menyesuaikan alokasi anggaran agar sesuai dengan kebutuhan atau tujuan keuangan baru. Atau misalnya lagi butuh dana banyak karena ada pengeluaran ekstra yang penting, anggaran untuk lifestyle bisa dialihkan dulu.
Perlu bijak untuk memutuskan dan menentukan prioritas, juga fleksibel dengan kondisi. Namun, sekaligus disiplin juga terhadap anggaran yang sudah ditentukan.
4. Punyai Strategi Hemat di Semua Pos
Karena cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta itu cukup terbatas, kamu perlu punya banyak strategi jitu untuk penghematan. Hal-hal berikut ini bisa kamu lakukan untuk bisa menghemat di semua pos:
- Belanja di pasar lokal atau tradisional
- Manfaatkan beragam promo supermarket
- Hemat listrik dan air, matikan lampu dan keran saat enggak dipakai.
- Pilih moda transportasi yang lebih ekonomis, misalnya dengan transportasi umum.
- Pilih berjalan kaki atau bersepeda untuk jarak dekat.
- Liburan dengan piknik di taman lokal atau menonton film di rumah
- Daur ulang atau perbaiki barang daripada membeli baru
Dengan strategi yang tepat, mengurangi pengeluaran di semua pos bukan hanya mungkin, tapi juga dapat meningkatkan kualitas hidup.
5. Tambah Penghasilan
Mencari pendapatan tambahan merupakan langkah cerdas dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta. Banyak peluang yang bisa dimanfaatkan, sesuai dengan kemampuan dan waktu yang tersedia.
Mulai dari pekerjaan sampingan seperti menulis lepas, desain grafis, atau menjual produk handmade online. Setiap kemampuan unik bisa menjadi sumber penghasilan tambahan.
Diversifikasi sumber pendapatan bukan hanya tentang menambah jumlah uang yang masuk. Lebih dari itu, ini tentang membangun kestabilan keuangan.
Dengan memiliki beberapa sumber pendapatan, risiko kehilangan pendapatan utama menjadi tidak terlalu menakutkan. Ini ibaratnya seperti membangun jaring pengaman finansial, sehingga ketika satu sumber pendapatan terganggu, masih ada sumber lain yang bisa diandalkan.
Mempraktikkan langkah-langkah dalam cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta di atas memang membutuhkan komitmen dan disiplin.
Namun, dengan pengetahuan dan strategi yang tepat, setiap keluarga dapat mencapai kestabilan finansial, dengan cara mengatur keuangan rumah tangga dengan gaji 3 juta ini. Untuk mendalami lebih jauh tentang cara mengatur keuangan dengan lebih efektif, yuk, bergabung dengan kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Belajar Mengatur Keuangan Rumah Tangga di Era Digital: 3 Tantangan dan 4 Peluang
Belajar mengatur keuangan rumah tangga itu lebih susah atau lebih mudah sih di era digital, menurut kamu?
Ya, seharusnya sih lebih mudah ya. Karena teknologi ada itu kan untuk membantu hidup kita biar lebih praktis. Seharusnya, bukan malah jadi lebih rumit dong. Bener nggak?
Dengan berkembangnya teknologi, dari aplikasi pengelolaan keuangan hingga edukasi keuangan online, terbuka banyak kemungkinan untuk mengelola keuangan dengan lebih efisien. Namun, di tengah kemudahan ini, kita juga dihadapkan pada tantangan seperti keamanan siber dan godaan belanja online loh!
Table of Contents
Peluang yang Ditawarkan Era Digital untuk Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga
Seiring dengan akses yang lebih luas dan mudah terhadap informasi keuangan, banyak keluarga kini dapat mengambil keputusan keuangan dengan lebih terinformasi dan efisien. Ada banyak hal dipermudah dengan adanya teknologi ini.
1. Aplikasi Online
Belajar mengatur keuangan rumah tangga lebih mudah dilakukan dengan aplikasi buat sebagian orang.
Aplikasi keuangan ini menawarkan solusi yang efisien dan mudah diakses untuk mengatur anggaran, memantau pengeluaran, dan merencanakan tabungan serta investasi. Dengan interface user friendly dan fitur otomatisasi, aplikasi-aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan gambaran real-time tentang keadaan keuangan mereka, membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih cerdas dan berbasis data.
Pastinya hal ini akan sangat mempermudah dalam proses belajar mengatur keuangan rumah tangga, mengurangi beban administrasi, dan meningkatkan akurasi dalam pencatatan keuangan. Betul?
Bagi banyak keluarga, aplikasi seperti ini enggak hanya menghemat waktu tetapi juga membantu dalam membangun kebiasaan keuangan yang lebih baik, menjadikan pengelolaan keuangan sesuatu yang lebih terjangkau, terkontrol, dan transparan.
2. Edukasi Online
Kini, akses ke pengetahuan dan sumber informasi keuangan juga lebih mudah dan luas daripada sebelumnya. Dari kursus online, webinar, blog keuangan, hingga forum diskusi, internet menyediakan sumber daya edukasi yang dapat diakses oleh siapa saja, di mana saja.
Hal ini pastinya menguntungkan dalam proses belajar mengatur keuangan rumah tangga, karena dapat meningkatkan pemahaman tentang prinsip-prinsip keuangan dasar, strategi investasi, dan pengelolaan anggaran.
Kelas-kelas FCOS QM Financial juga berbasis digital kan? Begitu juga kanal-kanal yang lain, mulai dari website ini, media sosial, hingga podcast. Semua dengan mudah diakses, kamu bisa belajar dari mana saja, kapan saja—bahkan sambil nungguin macet di jalan.
Melalui edukasi keuangan online, era digital telah memberikan kesempatan bagi setiap keluarga untuk mengembangkan keterampilan pengelolaan keuangan yang lebih baik dan membangun masa depan keuangan yang lebih kuat.
3. Memantau dan Mengontrol dengan Mudah
Dengan adanya aplikasi pengelolaan keuangan yang terintegrasi dengan rekening bank dan kartu kredit, sekarang setiap transaksi dapat dilacak secara real-time.
Hal ini membuat proses belajar mengatur keuangan rumah tangga lebih mudah, karena dapat melihat dengan jelas pola cash flow, sehingga membantu mengidentifikasi pola pengeluaran yang tidak perlu dan memungkinkan penyesuaian anggaran secara cepat dan efektif.
Fungsi peringatan dan notifikasi pada aplikasi tersebut juga berperan penting dalam menjaga anggaran tetap terkendali, bisa langsung “memperingatkan” kalau ada pengeluaran yang enggak terencana atau melebihi batas yang ditetapkan.
Kejelasan dan kontrol ini sangat berguna dalam merencanakan keuangan jangka panjang dan membantu rencana keuangan tetap berada pada jalurnya.
4. Integrasi dengan Bank dan/atau Akun Investasi
Kemajuan teknologi sekarang juga memungkinkan transaksi perbankan dan kegiatan investasi dilakukan dengan mudah dan cepat, langsung dari perangkat digital pengguna.
Dengan adanya aplikasi perbankan online dan platform investasi digital, belajar mengatur keuangan rumah tangga akan lebih mudah.. Siapa pun dapat melakukan berbagai transaksi keuangan, seperti transfer dana, pembayaran tagihan, hingga pembelian saham dan reksa dana, hanya dengan beberapa sentuhan di layar smartphone masing-masing.
Selain itu, integrasi ini juga mempermudah proses pemantauan portofolio investasi secara real-time. So, kalau ada apa-apa, kamu jadi bisa dengan cepat merespons. Jadi, enggak cuma menghemat waktu, tetapi juga memberikan akses ke sumber daya dan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan keuangan yang lebih strategis, meningkatkan potensi pertumbuhan keuangan rumah tangga di era digital.
Tantangan dalam Mengatur Keuangan Rumah Tangga di Era Digital
Meski banyak hal yang dimudahkan, era digital juga membawa tantangannya sendiri dalam proses belajar mengatur keuangan rumah tangga. Apa saja?
1. Overload Informasi
Belajar mengatur keuangan rumah tangga di era digital ini membawa tantangan unik, khususnya overload informasi.
Di dunia yang terhubung secara digital, kita dihadapkan dengan arus informasi yang enggak ada henti-hentinya. Dari blog keuangan, podcast, hingga video tutorial, internet dipenuhi dengan saran dan strategi mengelola keuangan.
Namun, melimpahnya informasi ini sering kali justru menimbulkan kebingungan daripada memberikan kejelasan.
Banyak keluarga kesulitan untuk menyaring informasi yang relevan dan kredibel. Enggak mudah memilih sumber yang tepat untuk belajar. Salah-salah, kita malah jadi salah arah. Bukannya mencapai tujuan keuangan, malah melenceng jauh dan muter-muter enggak keruan.
2. Risiko Keamanan Online
Juga ada risiko keamanan online dan penipuan yang semakin meningkat dalam proses belajar mengatur keuangan rumah tangga ini. Ibaratnya, sekarang itu pintu terbuka lebar bagi penipu untuk mengeksploitasi kelemahan keamanan dari kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi.
Mulai dari phishing, penipuan identitas, dan berbagai skema penipuan lainnya dapat dengan mudah menargetkan mereka yang kurang waspada. So, butuh kesadaran akan keamanan yang lebih tinggi dari pengguna.
Dengan demikian, mengelola keuangan rumah tangga sekarang itu harus terus-menerus mengupdate pengetahuan tentang praktik keamanan terbaik dan memastikan bahwa semua transaksi dilakukan melalui saluran yang aman. Pusing juga, apalagi kalau kita sendiri gaptek.
3. Godaan Belanja Online
Salah satu tantangan signifikan dalam belajar mengatur keuangan rumah tangga di era digital adalah menghadapi godaan belanja online. Siapa nih yang selalu mantengin tanggal kembar?
Dengan kemudahan akses, promosi tanpa henti, dan beragam pilihan yang tersedia hanya dengan sekali klik, belanja online itu menggoda sekali, bukan? Bahkan bagi yang paling disiplin sekalipun.
Fenomena ini dapat berdampak signifikan pada anggaran rumah tangga, lantaran pembelian impulsif dan tidak terencana seperti ini akan mengganggu alokasi anggaran yang sudah ditetapkan.
Meningkatnya kemudahan dalam bertransaksi digital ini menuntut tingkat disiplin dan pengendalian diri yang lebih tinggi. Mengelola keuangan rumah tangga di era digital bukan hanya tentang memantau pengeluaran dan pendapatan, tetapi juga tentang memperkuat ketahanan terhadap godaan belanja online yang dapat menggerus anggaran dengan cepat dan tidak terduga.
Yuk, Belajar Mengatur Keuangan Rumah Tangga yang Lebih Baik Lagi!
Belajar mengatur keuangan rumah tangga di era digital memang sebuah perjalanan yang berkelanjutan. Enggak menutup kemungkinan, ke depannya masih akan penuh dengan tantangan unik serta peluang yang beragam.
Semuanya kembali ke pengguna. Apakah dapat memanfaatkannya dengan bijak, atau terseret arus hingga malah merugikan.
Untuk membantu dalam perjalanan ini, mengikuti kelas online yang ditawarkan oleh QM Financial dapat menjadi langkah berikutnya yang bijak. Kelas-kelas ini dirancang untuk memberikan panduan, strategi, dan wawasan praktis dalam menghadapi tantangan keuangan era digital dan memanfaatkan peluang yang ada. Dengan bergabung dalam kelas keuangan tersebut, dapat diperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk mengelola keuangan rumah tangga di era modern ini dengan lebih bijak dan efisien.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Menjadi Bapak Rumah Tangga seperti Irfan Bachdim: Tukar Peran Itu Tak Masalah!
Lagi ramai nih di jagat media sosial, tentang pengakuan Jennifer Bachdim kalau sekarang menjadi tulang punggung keluarga. Pasalnya, suaminya, pesepakbola Irfan Bachdim, sudah habis kontrak dengan Persis Solo, dan belum menemukan klub bola baru yang pas dengan kebutuhannya. Alhasil, Irfan Bachdim pun menjadi bapak rumah tangga—stay at home dad, mengurus 4 anak mereka.
Cerita ini dituturkan sendiri oleh Jennifer Bachdim dalam sebuah podcast, yang langsung viral tak lama kemudian. Tak ditemukan rasa yang gimana-gimana sih pada Jennifer Bachdim saat menceritakan hal ini. Justru dengan bangga, Jennifer menggambarkan betapa Irfan sekarang sedang menikmati masa-masa rehatnya, lantaran sudah bertahun-tahun bekerja keras jauh dari keluarga.
Sekarang, ada kesempatan bagi mereka untuk bertukar peran sejenak; Jennifer menjadi tulang punggung mencari nafkah, dan Irfan menjadi bapak rumah tangga, mengurus anak-anak.
Tukar Peran Rumah Tangga dalam Perspektif Masyarakat
Mengapa kisah ini viral? Sepertinya sih, tak jauh-jauh dari perspektif masyarakat di Indonesia ya. Pasalnya, yang dianggap umum selama ini adalah ketika istri di rumah saja dan mengurus keluarga, dan suami yang pergi bekerja mencari nafkah.
Dikutip dari CNBC, dalam pasal 31 ayat tiga UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan di Indonesia, dinyatakan bahwa suami berperan sebagai kepala keluarga, sedangkan istri sebagai ibu rumah tangga. Begitulah posisi formal seorang suami istri dalam sebuah keluarga.
Selanjutnya, diatur pula dalam Pasal 80 ayat 4 Kompilasi Hukum Islam mengenai kewajiban nafkah yang harus dipenuhi suami, yang mencakup kebutuhan dasar istri, biaya hidup sehari-hari, dan biaya pendidikan anak. Apabila suami tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, istri memiliki hak untuk mengajukan gugatan nafkah berdasarkan Pasal 34 ayat 3 UU Perkawinan.
Nah, itu dia menurut hukum. Namun, seiring berubahnya waktu, fenomena pertukaran peran dalam mencari nafkah menjadi semakin umum dan dianggap wajar. Situasi dan kondisi yang berbeda dalam setiap rumah tangga sering kali menjadi alasan di balik keputusan ini.
Penyebab Istri Menjadi Tulang Punggung seperti Jennifer Bachdim
Dalam hidup berumah tangga sendiri, ada hal-hal yang bisa terjadi dan akhirnya “memaksa” suami dan istri harus bertukar peran: si suami tinggal di rumah–jadi bapak rumah tangga, dan istri yang bekerja sebagai pencari nafkah utama.
Apa saja yang bisa memicu hal ini terjadi?
1. Kehilangan Pekerjaan
Seperti kondisi yang dialami oleh Irfan Bachdim, pertukaran peran dalam rumah tangga bisa terjadi karena suami kehilangan pekerjaan. Sepertinya sih, ini adalah penyebab yang paling banyak terjadi, ketika kemudian istri maju dan menggantikan suami sebagai tulang punggung keluarga.
2. Masalah Kesehatan
Masalah kesehatan bisa menjadi kondisi lain yang menyebabkan suami memutuskan untuk menjadi bapak rumah tangga. Bisa jadi ada penyakit yang mengharuskannya untuk bed rest, atau lebih banyak beristirahat di rumah. Enggak hanya mengidap penyakit, bisa juga suami mengalami kecelakaan, atau cedera. Juga enggak selalu fisik, bisa juga secara mental.
3. Karier Istri Lebih Menjanjikan
Sementara, ada juga pasangan yang memang bersepakat istri sebagai pencari nafkah utama karena karier istri lebih menjanjikan. Hal tersebut juga sangat wajar terjadi belakangan, ketika kesetaraan gender sudah diakui di mana-mana.
4. Suami Fokus ke Pendidikan
Beberapa kondisi lain yang juga bisa menjadi penyebab istri beralih peran menjadi pencari nafkah utama adalah suami ingin fokus untuk melanjutkan pendidikannya. Ada banyak perusahaan yang memberikan benefit untuk melanjutkan pendidikan bagi karyawannya. Meski pendidikannya difasilitasi, tetapi bisa jadi juga ada efek pada penghasilan yang rutin didapatkan. Karena dirasa tidak cukup lega untuk kebutuhan, maka istri bisa saja memutuskan untuk mencari nafkah ekstra.
Atur Keuangan sebagai Bapak Rumah Tangga
Ya, sebenarnya sih, kondisi ini tidak menjadi masalah. Menilik kasus Irfan dan Jennifer Bachdim, terlihat bahwa memilih untuk menjadi seorang bapak rumah tangga dapat memiliki keuntungan tersendiri, asalkan diambil berdasarkan kesepakatan bersama antara suami dan istri.
Untuk pasangan yang ingin menerapkan model ini dalam kehidupan rumah tangga mereka, ada beberapa hal yang kemudian perlu dilakukan. Mengapa perlu? Karena ada perubahan fase hidup di sini. So, bisa jadi akan mengubah rencana keuangan keluarga juga nantinya.
Buat Anggaran yang Realistis
Kalau biasanya istri menjadi manajer keuangan, maka mungkin sekaranglah waktunya bagi bapak rumah tangga untuk menguasai keterampilan yang sama.
Yang pertama harus dilakukan adalah mengidentifikasi semua pengeluaran bulanan tetap, seperti tagihan utilitas, cicilan rumah, atau biaya sekolah anak, juga kebutuhan rutin lainnya. Jika istri sudah punya catatan keuangan, tugas ini pastinya sih lebih ringan. Tinggal duduk berdua, dan tektokan.
Jangan lupa untuk menetapkan dana khusus untuk pengeluaran tidak terduga untuk menghindari stres finansial. Dengan kata lain, cek dan pantau dana daruratnya.
Tabungan dan Investasi
Dengan tetap berdiskusi dengan istri, tetap sisihkan sebagian pendapatan keluarga di awal sebisa mungkin untuk tabungan jangka panjang. Kalaupun harus disesuaikan, tentu enggak masalah. Kan, menyesuaikan dengan penghasilan juga.
Cek posisi dan rencana investasi dan tabungan yang sudah ada, dan lakukan review untuk berbagai tujuan finansial yang sudah ditentukan sebelumnya. Kalau perlu mengubah rencana, jangan ragu ya.
Belanja secara Efisien
Bapak-bapak juga harus belajar belanja dengan cermat dan bijak, kalau sebelumnya hal ini dilakukan oleh istri saja. Kenali apa saja kebutuhan keluarga dan belajar membedakannya dari keinginan, lalu sesuaikan ya. Belajar dari istri bagaimana melakukan perbandingan harga untuk mendapatkan penawaran terbaik: harganya bersahabat di dompet, sementara daya gunanya tetap terbaik.
Pengendalian Utang
Ada utang keluarga? Jika iya, cek apakah sudah ada rencana pembayaran yang realistis dan cermat untuk mengurangi beban finansial. Jika memang penghasilan berkurang, akan lebih baik untuk menghindari penambahan utang baru, terutama yang bersifat konsumtif.
Belajar Keuangan
Sebagai bapak rumah tangga, yuk, belajar keuangan dan meningkatkan pengetahuan tentang manajemen keuangan. Bisa dari berbagai buku, baca-baca artikel atau postingan media sosial, sampai ikut FCOS, kelas keuangan online dari QM Financial.
So, memutuskan untuk berperan sebagai bapak rumah tangga itu juga tak mudah. Karena itu, harus tetap dihargai sebagai suatu pilihan yang layak. Bagaimanapun, kita harus menghormati keputusan setiap keluarga dengan kondisi yang berbeda.
Kesepakatan dengan pasangan, perspektif dan visi yang sama memang menjadi hal penting demi menjalankan rumah tangga yang sehat. Enggak hanya soal beban pekerjaan, tetapi juga empati, pengertian, dan cinta.
Dalam menjalankan peran sebagai bapak rumah tangga, tetaplah memprioritaskan komunikasi terbuka dan saling menghargai. Bukan hanya soal membagi tanggung jawab, tetapi juga tentang membangun sebuah tim yang solid. Faktanya, setiap anggota keluarga berhak tumbuh dan berkembang dalam lingkungan yang aman, stabil, dan penuh kasih sayang.
Semoga dengan tip dan pedoman ini, para bapak rumah tangga di seluruh dunia dapat merangkul peran mereka dengan penuh keyakinan, kemandirian, dan kebanggaan, membawa kesejahteraan dan kebahagiaan yang berkelanjutan bagi keluarga mereka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tinggal di Rumah Sendiri vs Orang Tua vs Kontrak: Pilih Mana?
Tinggal di rumah sendiri, tetap tinggal bareng orang tua, atau kontrak saja ya? Barangkali itu pertanyaan yang mampir di hampir semua pasangan yang baru saja menikah.
Namun, keputusan tersebut sering kali tidak semudah yang dibayangkan. Dilema ini bisa menimbulkan kebingungan dan ketegangan, terutama bagi pasangan baru yang berusaha menemukan solusi terbaik untuk membangun kehidupan bersama yang harmonis dan sejahtera.
Yang pasti sih, masing-masing pilihan, baik tinggal di rumah sendiri atau yang lainnya, memiliki kelebihan dan kekurangannya, terutama dari sisi finansial. So, kita akan bahas lebih dalam ke dalam ketiga pilihan ini, membahas keunggulan dan kelemahan masing-masing dari perspektif finansial, serta memberikan wawasan untuk membantumu dan pasangan membuat keputusan yang tepat.
Dengan mempertimbangkan berbagai faktor seperti kebutuhan, tujuan, dan kemampuan finansial, kamu akan lebih siap untuk menghadapi dilema memilih untuk tinggal di rumah sendiri atau yang lainnya. Semua demi kesejahteraan hidup di masa depan.
Tinggal di Rumah Sendiri dari Sisi Finansial
Keunggulan
Ada beberapa keuntungan atau keunggulan yang bisa didapatkan jika kamu tinggal di rumah sendiri, di antaranya adalah sebagai berikut.
- Aset. Ketika kamu memiliki dan tinggal di rumah sendiri, kamu akan membangun aset di properti tersebut seiring waktu. Aset ini bisa menjadi sumber kekayaan yang penting dan bisa digunakan sebagai agunan untuk meminjam uang, jika diperlukan di masa depan.
- Stabilitas. Tinggal di rumah sendiri memberimu stabilitas finansial jangka panjang karena pembayaran bulanan cicilannya cenderung tetap atau enggak berubah selama masa pinjaman. Hal ini cukup membantu dalam merencanakan anggaran dan mengurangi risiko kenaikan harga sewa yang tidak terduga.
- Potensi apresiasi nilai. Jika nilai properti yang kamu miliki meningkat seiring waktu, kamu akan mendapatkan keuntungan dari apresiasi nilai tersebut jika nantinya ingin menjual rumah. Ini bisa menjadi sumber keuntungan finansial yang signifikan.
- Kemapanan. Bagaimanapun kita tinggal di Indonesia yang menjadikan kepemilikan rumah sebagai simbol kemapanan. Rasanya, belum mapan kalau sudah berkeluarga tetapi belum tinggal di rumah sendiri.
Risiko
Nah, selain keunggulannya, ada pula beberapa risiko yang harus diperhatikan jika kamu tinggal di rumah sendiri. Di antaranya:
- Adanya biaya awal. Pembelian rumah biasanya memerlukan uang muka yang cukup besar, serta biaya tambahan seperti bea balik nama, biaya notaris, dan biaya asuransi. Ini bisa menjadi hambatan finansial bagi banyak orang yang tidak memiliki tabungan yang cukup.
- Biaya perawatan dan perbaikan. Tinggal di rumah sendiri, kamu akan bertanggung jawab atas biaya perawatan dan perbaikan yang diperlukan, baik yang rutin maupun yang tidak terduga. Ini bisa menjadi beban finansial yang signifikan dan sulit diprediksi.
- Keterikatan finansial. Membeli rumah merupakan komitmen finansial jangka panjang, dan menjual rumah bisa memakan waktu dan usaha. Jika kamu perlu pindah karena pekerjaan atau alasan lain, kamu mungkin akan mengalami kesulitan menjual rumah dalam waktu yang singkat atau dengan harga yang diinginkan.
- Risiko pasar. Nilai properti bisa naik atau turun seiring waktu, tergantung pada kondisi pasar dan faktor eksternal lainnya. Jadi, ada risiko bahwa nilai rumah mungkin turun, menyebabkan kerugian finansial jika kamu perlu menjualnya.
Tinggal di Rumah Orang Tua dari Sisi Finansial
Keunggulan
Nah, sekarang mari kita lihat sisi finansial dari tinggal di rumah orang tua. Beberapa hal yang mungkin menjadi keunggulannya adalah sebagai berikut.
- Penghematan biaya. Tinggal di rumah orang tua biasanya mengurangi atau menghilangkan biaya sewa atau cicilan bulanan. Tentu saja ini artinya penghematan, sehingga kamu bisa mengalokasikan dana tersebut untuk tujuan finansial lain, seperti bikin rencana dana pendidikan anak atau dana pensiun.
- Berbagi biaya rumah tangga. Ketika kamu tinggal dengan orang tua, biaya rumah tangga seperti utilitas, internet, dan makanan dapat dibagi antara anggota keluarga, sehingga mengurangi beban finansial pada masing-masing individu.
- Dukungan finansial. Dalam beberapa kasus, orang tua mungkin bersedia membantu anak-anak mereka secara finansial.
Risiko
Sementara, ada juga beberapa risiko atau kerugian secara finansial kalau kamu tinggal di rumah orang tua. Di antaranya:
- Ketergantungan finansial. Tinggal di rumah orang tua bisa membuatmu terbiasa dengan dukungan finansial mereka sehingga bisa jadi menghambat kemandirian finansial. Hal ini bisa menjadi masalah jika kamu perlu pindah atau hidup mandiri di kemudian hari.
- Kurangnya privasi dan otonomi. Tinggal dengan orang tua sering kali berarti harus mengikuti aturan dan rutinitas mereka, serta berbagi ruang dengan anggota keluarga lain. Ini bisa memengaruhi kualitas hidup keluarga kamu sendiri, sehingga membuatmu dan pasanganmu merasa kurang otonom dalam mengatur kehidupan sehari-hari.
- Potensi konflik. Tinggal bersama orang tua dapat menyebabkan konflik dalam hubungan, terutama jika kamu dan pasanganmu memiliki gaya hidup atau pandangan yang berbeda. Ini dapat menyebabkan stres dan ketegangan yang berdampak negatif pada kehidupan finansial dan emosional juga nantinya.
- Tidak membangun aset. Dengan tinggal di rumah orang tua, kamu enggak punya kesempatan untuk membangun aset dalam properti. Ini berarti kamu mungkin melewatkan potensi keuntungan finansial jangka panjang yang terkait dengan kepemilikan rumah.
Tinggal di Rumah Kontrakan dari Sisi Finansial
Keunggulan
Selain tinggal di rumah sendiri atau di rumah orang tua, kamu juga punya pilihan untuk tinggal di rumah kontrakan. Ada beberapa keunggulan secara finansial di sini. Apa saja?
- Fleksibilitas. Tinggal di rumah kontrakan memberikan fleksibilitas dalam hal durasi kontrak dan lokasi tempat tinggal. Jika kamu perlu pindah karena pekerjaan atau alasan pribadi, kamu dapat mencari kontrakan baru dengan lebih mudah daripada menjual rumah milik sendiri.
- Biaya awal lebih rendah. Berbeda dengan membeli rumah, tinggal di rumah kontrakan biasanya memerlukan biaya awal yang lebih rendah, seperti uang muka sewa dan deposit. Ini bisa lebih terjangkau bagi kamu yang memang belum memiliki tabungan yang cukup untuk membeli rumah.
- Tidak ada biaya perawatan dan perbaikan besar. Sebagai penyewa, kamu umumnya enggak bertanggung jawab atas biaya perawatan dan perbaikan besar pada properti yang disewa. Biaya tersebut biasanya ditanggung oleh pemilik rumah, sehingga mengurangi beban finansialmu.
Risiko
Dan, seperti opsi yang lain juga, ada beberapa risiko atau kerugian yang harus dihadapi dari tinggal di rumah kontrakan. Di antaranya:
- Enggak ada pembangunan aset. Ketika kamu menyewa, maka enggak ada proses membangun aset di properti. Sebagai hasilnya, kamu tidak akan mendapatkan keuntungan nilai aset yang bertumbuh dari waktu ke waktu.
- Kenaikan harga sewa. Harga sewa dapat meningkat dari waktu ke waktu, tergantung pada kondisi pasar dan kebijakan pemilik rumah. Hal ini dapat menyebabkan ketidakstabilan finansial, terutama jika kenaikan harga sewa tidak sebanding dengan pendapatanmu.
- Kurangnya kontrol atas properti. Sebagai penyewa, kamu mungkin memiliki keterbatasan dalam mengubah atau memperbaiki properti sesuai keinginan. Selain itu, pemilik rumah dapat memutuskan untuk menjual properti atau tidak memperpanjang kontrak sewa kamu secara sepihak.
- Biaya sewa tidak kembali. Uang yang kamu bayarkan untuk sewa tidak akan kembali, berbeda dengan pembayaran cicilan yang kamu gunakan untuk membangun aset. Dalam jangka panjang, menyewa bisa menjadi lebih mahal daripada memiliki rumah sendiri.
Nah, itu dia berbagai pertimbangan untuk membantumu memutuskan hendak tinggal di mana: tinggal di rumah sendiri, di rumah orang tua, atau kontrak.
Adalah penting untuk mempertimbangkan keuntungan dan kerugian finansial yang terkait dengan tinggal di rumah kontrakan. Keputusan terbaik akan bergantung pada situasi pribadi, preferensi, dan tujuan finansial kamu, pastinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Di Balik Keuangan Rumah Tangga yang Sehat: Peran Istri Sebaiknya sebagai Kasir atau Menteri Keuangan?
Berdasarkan data dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, terdapat sekitar 60% rumah tangga di Indonesia yang memiliki perempuan sebagai pengelola keuangannya. Hal ini menunjukkan bahwa peran istri dalam mengelola keuangan rumah tangga di Indonesia sangatlah penting dan signifikan.
Sementara keuangan rumah tangga sendiri merupakan salah satu aspek penting yang perlu dikelola dengan baik untuk mencapai stabilitas dan keberlangsungan hidup keluarga. Namun, ternyata, data juga membuktikan, bahwa meskipun perempuan sering kali menjadi pengelola keuangan di rumah tangga, terdapat pula fakta bahwa banyak perempuan di Indonesia masih mengalami kesulitan dalam mengelola keuangan.
Sebagai contoh, berdasarkan data dari Bank Indonesia pada tahun 2019, hanya sekitar 30% perempuan di Indonesia yang memiliki akses terhadap produk keuangan formal, seperti tabungan dan kredit.
Kalau dipikir-pikir, kan ada data 60% rumah tangga yang dipegang dan dikelola oleh istri, apakah itu artinya hanya sebagian istri saja yang bisa mengakses produk keuangan formal? Berarti, ke mana sisanya? Enggak bisa mengakses produk keuangan formal, apakah itu artinya istri menjadi semacam kasir? Hanya mengeluarkan dan memasukkan uang doang, tanpa punya wewenang untuk ikut mengambil keputusan keuangan?
Lebih jauh lagi, ke mana 40% istri yang lain? Nah, seru nih. Karena QM Financial selalu percaya bahwa perempuan—di mana pun berada, apa pun status sosialnya, berapa pun penghasilan keluarganya—haruslah berdaya secara finansial, maka yuk, hal ini kita bahas. Tanpa bertendensi provokatif, tentu saja.
Istri: Sebagai Kasir atau Menteri Keuangan?
Jadi, istri itu sebagai kasir atau menteri keuangan keluarga sih?
Peran istri sebagai kasir dan menteri keuangan dalam keuangan rumah tangga sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan.
Sebagai kasir, istri bertanggung jawab untuk mengatur dan mencatat semua transaksi keuangan yang terjadi di dalam rumah tangga, seperti pemasukan dan pengeluaran uang. Ia akan membuat catatan keuangan, menyimpan struk belanja, dan memastikan bahwa semua transaksi tercatat dengan akurat.
Sedangkan, sebagai menteri keuangan, istri memiliki peran yang lebih strategis dalam mengatur keuangan keluarga. Ia akan membuat rencana anggaran, memprioritaskan pengeluaran, mengatur investasi, serta memantau kinerja keuangan keluarga secara keseluruhan.
Nah, jadi kalau kita lihat dari definisi perannya, peran istri sebagai kasir itu lebih berfokus pada pengaturan transaksi harian. Sedangkan peran istri sebagai menteri keuangan lebih berfokus pada perencanaan dan pengambilan keputusan yang lebih strategis dalam mengelola keuangan keluarga.
Sebenarnya kedua peran ini sama-sama penting untuk menjaga keuangan keluarga tetap sehat dan berkelanjutan.
Namun, sebagai seorang istri, uang tidak hanya dialokasikan doang ke pos-pos keuangan yang sudah ditentukan. Namun, uang itu perlu untuk dikembangkan juga sedemikian rupa agar bisa menjamin tercapainya tujuan keuangan keluarga yang sudah disepakati bersama.
Kalau hanya membatasi diri diri sebagai kasir doang, peran istri jadi enggak penting lagi. Apalagi sekarang sudah ada aplikasi yang lebih canggih buat mencatat cash flow. Kasihan dong, potensi istri yang cerdas kalau begini caranya. Mereka jadi tidak kritis dan kreatif.
Sebaliknya, sebagai menteri keuangan atau bendahara keluarga, istri tidak hanya harus mendistribusikan uang, tetapi juga mengembangkan uang yang dipercayakan kepadanya, karena keputusan seperti itu umumnya berada lebih banyak di tangan istri.
Faktanya, kalau mau kita lihat lebih jauh lagi, banyak peran dalam keuangan keluarga yang dapat dipercayakan pada istri loh!
Bermacam Peran Istri dalam Keuangan Rumah Tangga
Ada beberapa peran yang dapat dimainkan oleh istri dalam pengelolaan keuangan rumah tangga. Beberapa di antaranya adalah:
Pengelola Kas
Istri dapat berperan sebagai pengelola kas dalam rumah tangga, yaitu bertanggung jawab untuk mencatat semua transaksi keuangan dan mengelola uang tunai yang ada di rumah tangga. Sebagai kasir, memang bisa dikatakan begitu. Tapi, tak hanya berhenti di situ saja.
Menteri Keuangan
Istri dapat berperan sebagai menteri keuangan yang bertanggung jawab untuk membuat rencana keuangan, memantau kinerja keuangan, dan mengambil keputusan strategis dalam pengelolaan keuangan rumah tangga.
Investor
Istri dapat berperan sebagai investor dengan mengatur investasi untuk menghasilkan keuntungan jangka panjang bagi keluarga, seperti investasi pada aset properti, saham, atau instrumen keuangan lainnya.
Trainer Keuangan
Istri dapat berperan sebagai trainer keuangan untuk anggota keluarga lainnya, seperti mengajari anak-anak atau suami cara mengatur keuangan pribadi dan merencanakan anggaran keluarga.
Konsultan Keuangan
Istri juga dapat berperan sebagai konsultan keuangan yang memberikan saran dan masukan kepada keluarga tentang pengelolaan keuangan, termasuk cara mengurangi hutang, mengatur anggaran, atau memilih produk keuangan yang tepat.
See, banyak kan yang bisa dilakukan oleh istri?
Namun, sayangnya, memang belum semua istri memiliki kemampuan atau pengetahuan dalam mengelola keuangan rumah tangga. Oleh karena itu, perlu adanya dukungan dan kerja sama antara pasangan suami istri dalam mengelola keuangan keluarga agar dapat mencapai tujuan keuangan bersama.
Tip untuk Para Istri untuk Meningkatkan Keterampilan Pengelolaan Keuangan Rumah Tangga
Berikut beberapa tip yang dapat membantu istri meningkatkan keterampilan keuangan dan mengelola keuangan rumah tangga dengan lebih baik sebagai menteri keuangan.
Mengikuti pelatihan atau kursus keuangan
Istri dapat mengikuti pelatihan atau kursus keuangan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pengelolaan keuangan. QM Financial punya banyak topik kelas online FCOS yang bisa dipilih sesuai kebutuhan keluarga lo! Sudah cek jadwalnya belum untuk bulan ini?
Membaca buku atau artikel tentang keuangan
Istri dapat membaca buku atau artikel tentang keuangan untuk memperluas pengetahuan tentang pengelolaan keuangan, termasuk tentang investasi, asuransi, dan rencana keuangan jangka panjang.
Mengatur anggaran keluarga
Istri dapat membuat dan mengatur anggaran keluarga dengan hati-hati, termasuk menentukan prioritas pengeluaran dan memantau pengeluaran harian keluarga.
Menggunakan aplikasi keuangan
Istri dapat menggunakan aplikasi keuangan yang dapat membantu memantau pengeluaran dan pemasukan keuangan keluarga dengan mudah dan akurat.
Berdiskusi dengan suami
Istri dapat berdiskusi dengan suami tentang pengelolaan keuangan keluarga dan bekerja sama dalam membuat rencana keuangan jangka panjang yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan keluarga.
Dalam pengelolaan keuangan rumah tangga, peran istri sangat penting dalam menjaga keuangan keluarga tetap sehat dan berkelanjutan. Dengen demikian, penting bagi istri untuk memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola keuangan rumah tangga, apalagi istri bisa berperan banyak dalam hal keuangan ini. Penting pula bagi istri untuk bisa bekerja sama dengan suami dalam membuat keputusan keuangan yang tepat dan mencapai tujuan keuangan bersama.
Dengan pengelolaan keuangan yang baik, keluarga dapat menghindari risiko keuangan dan memastikan kesejahteraan keuangan di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jokowi: Rakyat Harus Lebih Banyak Belanja – Begini Cara Belanja Hemat tanpa Kalang Kabut
Beberapa waktu yang lalu, Presiden Jokowi mendesak agar masyarakat mau belanja lebih banyak demi mendorong pertumbuhan ekonomi. Tak berarti Presiden mengajak kamu untuk boros sih. Pernyataan beliau didasari oleh data bahwa ada sebanyak Rp690 triliun tabungan bank mengendap di tahun 2022. Ini artinya masyarakat kita terlalu banyak menabung, dan lupa belanja.
Loh, bukannya bagus ya kalau kita rajin menabung, dan mengurangi belanja? Bukannya itu kan yang terus disarankan oleh perencana-perencana keuangan?
Well, enggak gitu juga sih, tapi. Faktanya, negara ini tuh butuh peredaran uang yang lancar agar ekonomi terus bergerak. Menabung memang bagus, tetapi uang tidak akan bergerak kalau hanya ‘ngendon’ di tabungan. Berbeda dengan misalnya kamu investasikan. Nah, investasi ini adalah uang yang bergerak. Menabung artinya kamu hanya menaruh uang di rekening, uangnya dianggurin saja.
Masih belum paham?
Yuk, kita lihat penjelasannya.
Belanja Membuat Pertumbuhan Ekonomi Menjadi Lebih Baik
Masih diungkapkan oleh Presiden Jokowi, pada 2022, konsumsi masyarakat atau rumah tangga adalah sebesar 4,93 persen. Pemerintah berharap, agar konsumsi masyarakat tahun ini bisa meningkat sebesar 5,4 persen hingga 2024.
Jika hal ini terjadi, otomatis pertumbuhan ekonomi juga akan terakselerasi. Karena itu, yang berkaitan dengan konsumsi masyarakat sebaiknya ya didorong.
Saat tabungan banyak di bank, maka itu artinya kita sedang banyak menahan diri; nggak belanja; nggak kulineran; nggak healing-healing. Nah, hal ini jika berlarut-larut bisa membuat perekonomian terhenti lo!
Belanja menciptakan permintaan di pasar
Belanja masyarakat memiliki pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional karena dapat menciptakan permintaan di pasar.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa, ini akan mendorong produsen untuk meningkatkan produksi mereka untuk memenuhi permintaan yang ada. Dengan meningkatkan produksi, maka akan terjadi peningkatan aktivitas ekonomi dalam masyarakat.
Belanja meningkatkan pendapatan banyak pihak
Dalam skala yang lebih besar, belanja masyarakat juga dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi nasional melalui mekanisme multiplier effect.
Ketika masyarakat membelanjakan uang mereka, maka uang tersebut akan beredar di dalam perekonomian dan meningkatkan pendapatan perusahaan, pekerja, dan pemerintah. Pendapatan yang meningkat ini akan mendorong konsumsi lebih lanjut dan menghasilkan lebih banyak pendapatan di dalam perekonomian. Ini akan menciptakan efek domino yang pada akhirnya akan meningkatkan aktivitas ekonomi nasional.
Belanja memperbaiki neraca perdagangan
Selain itu, belanja masyarakat juga dapat memperbaiki neraca perdagangan suatu negara. Jika masyarakat membelanjakan uang mereka untuk membeli barang dan jasa buatan dalam negeri, maka ini akan meningkatkan permintaan untuk barang dan jasa lokal, dan pada akhirnya mendorong pertumbuhan industri dalam negeri.
Hal ini akan mengurangi ketergantungan pada impor dan meningkatkan ekspor dalam negeri, yang dapat membantu meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.
So, sampai di sini paham ya, bahwa untuk memaksimalkan potensi spending money masyarakat sebagai faktor penentu pertumbuhan ekonomi nasional, penting bagi pemerintah dan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang menguntungkan dan stabilitas dalam perekonomian, dan memberikan insentif bagi masyarakat untuk spending lebih banyak.
Belanja Tanpa Kalang Kabut
Tapi ya gimana ya, Pak? Mau belanja itu sekarang juga waswas, karena kondisi perekonomian ke depan itu kok ya masih gelap. Bahkan kemarin juga ada prediksi resesi kan?
Mungkin kamu adalah salah satu yang berpikir demikian.
Ya, pemikiranmu itu betul. Meski sangat dianjurkan agar pertumbuhan ekonomi negara kita membaik, tetapi ya tetap harus dilakukan dengan bijak. Seneng-seneng aja sih, tapi kalau cash flow terus kacau dan duitnya terus habis, gimana?
Ada beberapa strategi yang dapat membantu kita belanja banyak tanpa menguras dompet dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Gimana caranya?
Buatlah daftar belanjaan dan anggaran yang realistis
Sebelum membeli barang atau jasa, buatlah daftar belanjaan dan tetapkan anggaran yang realistis sesuai dengan perencanaan keuangan yang sudah kita buat, penghasilan dan kebutuhan kita. Dengan cara ini, kita dapat menghindari pemborosan dan memastikan bahwa apa yang kita beli sesuai dengan anggaran.
Pilih barang yang berkualitas
Memilih barang atau jasa berkualitas memang memerlukan biaya lebih tinggi, tetapi hal ini justru bisa membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Barang berkualitas cenderung lebih tahan lama dan memerlukan biaya perbaikan atau penggantian yang lebih sedikit, sehingga dapat membantu kita menghemat uang dalam jangka panjang.
Manfaatkan promo dan diskon
Cari tahu tentang promo dan diskon dari toko atau penyedia jasa yang kita pilih.
Dengan memanfaatkan promo dan diskon yang tersedia, kita dapat menghemat uang dan pada saat yang sama masih bisa membeli barang atau jasa yang kita butuhkan.
Gunakan kartu kredit dengan bijak
Jika kita menggunakan kartu kredit untuk belanja, pastikan untuk membayar tagihan secara penuh setiap bulan untuk menghindari biaya bunga yang tinggi.
Selain itu, cari tahu tentang program cashback atau rewards dari kartu kredit kita yang dapat membantu kita menghemat uang atau mendapatkan keuntungan tambahan.
Prioritaskan produk lokal
Ketika membeli barang atau jasa, prioritaskan produk dalam negeri untuk membantu meningkatkan ekonomi lokal dan memperkuat pasar dalam negeri. Ini dapat membantu membangun industri dalam negeri yang lebih kuat dan pada saat yang sama membantu kita memenuhi kebutuhan kita.
Dengan menerapkan strategi-strategi ini, kita dapat belanja banyak tanpa membuat dompet kita jebol dan pada saat yang sama mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Gimana? Sudah siap mau belanja sekarang?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Sepertiga Pengeluaran Rumah Tangga Habis untuk Makan di Luar: Trik Hemat Kulineran Ini Wajib Dilakukan
Dari Household Spending Survey yang dilakukan oleh NielsenIQ memberikan fakta cukup mengejutkan, bahwa pada Q2 2022, ada peningkatan pengeluaran rumah tangga pada pos leisure activity khususnya soal makan di luar. Peningkatannya lumayan lo, dari 27% di tahun Q2 2021 menjadi 30% di Q2 2022.
Memang ya, makan di luar apalagi yang dilakukan bareng keluarga, teman, atau siapa pun itu jadi aktivitas healing tersendiri. Enggak selalu perlu ke restoran mahal atau mevvah, kadang bisa menemukan warung emperan atau kaki lima, atau sekadar penjual keliling yang ditemui saat jogging bareng saja, tetap seru kok.
Dan, ternyata, hal ini enggak cuma sedikit yang melakukan. Bahkan konon, sepertiga pengeluaran rumah tangga rata-rata penduduk Indonesia banyak digunakan untuk makan di luar.
Bagaimana dengan kamu? Apakah kamu juga salah satu yang hobi makan di luar, apalagi ramai-ramai bareng keluarga atau teman? Pernah menghitung enggak, sebulan habis berapa?
Ya memang, kalau sudah ada pos atau alokasinya, kita akan lebih mudah menghitung berapa banyak habisnya sebulan buat makan di luar. Pun lebih mudah juga untuk mengendalikan atau mengontrolnya. Pasalnya, makan di luar ini termasuk pos pengeluaran bukan kebutuhan esensial, betul? Makannya sih kebutuhan esensial, tapi ‘di luar’-nya bukan esensial, karena sebenarnya kan kita bisa masak dan makan di rumah saja supaya lebih hemat.
Tapi ya, gitu. Kadang kita butuh healing, sesuatu yang berbeda, yang mengasyikkan, supaya hidup enggak flat doang. Kayak keripik.
Jadi, gimana dong ya, cara mengatur keuangan supaya acara makan di luar tetap jalan, sementara keuangan juga enggak boncos, cash flow juga tetap sehat?
Trik Hemat Makan di Luar
1. Kumpulkan referensi
Sebelum makan di luar, tentukan dulu mau makan apa atau makan di mana. Lalu kumpulkan informasi sebanyak-banyaknya. Kadang, yang terasa mahal sih bukan harganya saja. Tapi misalnya, kita sudah memilih resto atau warung, harganya terjangkau sih, tapi suasananya enggak nyaman, makanannya enggak enak … nah, terasa mahal deh jadinya. Betul?
So, enggak sekadar viral, tapi carilah yang memang sreg di hati. Cari ratingnya di Google Map, atau reviewnya di akun-akun media sosial foodies, dan sebagainya. Zaman sekarang mah gampang kan, mencari referensi?
2. Cek harganya
Di Google Map, pada umumnya resto atau warung akan menampilkan menu, atau setidaknya diposting oleh orang-orang yang sudah pernah datang berkunjung sebelumnya. Nah, kamu bisa cek dulu harganya.
Pastikan, kamu hanya makan di tempat yang memang sesuai dengan kemampuanmu. Memang sih, ada kemungkinan harga menu berubah. Mungkin karena orang-orang sudah mempostingnya setahun atau beberapa tahun yang lalu. Tetapi, biasanya juga tidak akan terlalu banyak selisihnya.
So, informasi harga yang kamu dapatkan ini bisa dipakai untuk membuat anggaran atau bujet makan di luar bareng-bareng nanti.
3. Siapkan anggaran
Yes, dalam hal apa pun—terutama yang berkaitan dengan keuangan—anggaran adalah koentji. Termasuk ketika kita pengin makan di luar bareng keluarga atau teman-teman. Jadi, ayo, dibuat dulu bujetnya sebelum berangkat. Tentukan mau makan di mana, dengan bujet berapa.
Bujet ini bisa kamu ambilkan dari alokasi penghasilan sebesar 10% yang disisihkan untuk lifestyle, agar pos kebutuhan rutinmu enggak terganggu, dan kalau acara makan di luar ini menjadi acara healing rutin. Namun, jika memang tidak mengganggu atau kamu bisa mengendalikan dengan baik, anggaran makan di luar ini kamu ambil dari pos kebutuhan sehari-hari juga enggak masalah.
So, semua tergantung pada kondisi masing-masing.
4. Manfaatkan promo atau program diskon
Zaman sekarang, banyak bisnis kuliner yang royal memberikan program promo dan diskon. Mereka juga butuh untuk mendongkrak penjualan, bukan? Salah satunya ya dengan mengadakan program promo.
Cari informasi mengenai berbagai program promo dan diskon kuliner yang sedang berlangsung. Biasanya cukup banyak programnya nih kalau kamu adalah pengguna kartu kredit. Jika memang kamu hendak memanfaatkan berbagai reward kartu kredit demi bisa ajak keluarga makan di luar, kamu harus berhati-hati ya. Jangan sampai justru membuatmu jatuh ke dalam kesulitan keuangan karena berutang tanpa berpikir dengan bijak. Ingat akan syarat utang sehat ya.
Selain kartu kredit, berbagai layanan dompet digital juga sering menawarkan diskon dan promo. Terutama jika kamu kemudian menggunakan layanan mereka sebagai alat pembayarnya. Banyak juga bank atau layanan yang menawarkan cashback jika menggunakan kartu debit atau QRIS. Nah,, ini juga bisa kamu manfaatkan lo.
Informasi promo dan diskon lain juga bisa kamu dapatkan dari media sosial. Biasanya sih ada syarat tertentu yang diminta. Jadi, cermati dulu ya, supaya programnya bisa kamu manfaatkan semaksimal mungkin.
5. Pilih porsi besar atau paket
Ada kalanya restoran menawarkan menu paket atau porsi besar yang memungkinkan untuk dimakan bareng-bareng. Yang kayak gini, biasanya jatuhnya lebih hemat lo, kalau kamu makan di luar bareng keluarga dalam jumlah yang cukup banyak, ketimbang memesan sendiri-sendiri per porsi perseorangan.
So, coba cermati menunya. Kalau memang banyak yang punya kesamaan selera, lebih baik pesan paket saja. Biasanya sudah termasuk menu pembuka, menu utama, nasi, dan minuman.
Nah, bagaimana? Apakah kamu sudah melakukan semua trik di atas agar lebih hemat saat makan di luar bareng keluarga atau teman-teman?
Makan di luar memang bisa menjadi sarana mendekatkan antarindividu, baik itu dalam keluarga atau dalam pertemanan. Rasa bonding satu sama lain akan lebih kuat, dan pastinya tercipta kebahagiaan dengan makan bareng ini. Boleh saja kok sering-sering makan di luar, malahan ini bagus untuk perekonomian kan? Namun tentu saja, harus dikendalikan dan disesuaikan dengan kemampuan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!