Sebuah Surat Terbuka untuk Mba yang Nangis Pengin Resign Kerja karena Stres
Hai, Mba. Apa kabar? Semoga Mba dalam kondisi sehat, sudah enggak nangis lagi ya Mba? Gimana? Sudah dapat pekerjaan lagi setelah kemarin resign kerja?
Sungguh hati kami di sini ikut sedih, apalagi Mba sampai menangis di depan kamera karena begitu besar stres yang dirasakan. Kami ikut prihatin. Untuk itulah, kami selalu menyemangati teman-teman untuk selalu memperhatikan kesehatan mental selama bekerja, dan mendukung perusahaan untuk memiliki program employee wellness.
Anyway, kalau memang sudah berkeputusan resign kerja, maka segeralah menata pikiran. Karena setelah resign itu, banyak sekali yang harus dipikirkan.
Table of Contents
Hal-Hal yang Harus Segera Dilakukan untuk Segera Resign Kerja
1. Mengidentifikasi Dampak Keuangan dari Resign
Memutuskan untuk resign kerja karena stres bisa membawa konsekuensi finansial yang signifikan. Salah satunya adalah pengurangan pendapatan.
Tanpa gaji tetap, kemampuan kamu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mengejar tujuan finansial jangka panjang bisa terhambat. Apalagi kalau kamu adalah gen sandwich, yang harus juga menanggung biaya hidup orang tua.
Situasi ini membutuhkan penyesuaian anggaran yang cermat. Kamu perlu memprioritaskan pengeluaran esensial dan mengurangi biaya tidak penting untuk menjaga keseimbangan keuangan.
Selain itu, resign kerja juga berarti kamu akan kehilangan manfaat yang terkait dengan pekerjaan, seperti asuransi kesehatan. Seriusan, ini bisa bikin cash flow jadi kacau kalau kamu enggak segera mencari solusi. So, sebisa mungkin lanjutkan iuran BPJS Kesehatannya secara mandiri.
2. Merencanakan Anggaran Selama Masa Transisi
Selama masa transisi karier, terutama setelah mengambil keputusan berat untuk resign kerja, merencanakan anggaran dengan bijak menjadi kunci utama.
So, segera sesuaikan anggaran kamu, terutama karena pendapatan yang berkurang. Langkah pertama adalah meninjau kembali pengeluaran bulanan, dan mengidentifikasi area di mana kamu dapat menghemat.
Misalnya, kurangi biaya makan di luar, unsubscribe langganan-langganan yang enggak penting, potong pengeluaran hiburan, dan sebagainya. Prioritaskan pengeluaran untuk kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan, juga untuk menanggung biaya orang tua.
Buat rencana belanja mingguan atau bulanan yang lebih terstruktur, cari alternatif biaya rendah untuk kebutuhan rutin, sampai hitung ulang kebutuhan utilitas atau internet.
Semoga dengan begini, kamu dapat mengurangi stres finansial, dan ada ruang bernapas yang lebih banyak untuk fokus pada langkah selanjutnya.
3. Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah krusial, terutama saat kamu berada dalam fase transisi karier setelah resign kerja. Dana darurat ini berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang memberi kamu keamanan dan ketenangan pikiran.
Untuk memulainya, tentukan jumlah yang ideal untuk dana darurat. Umumnya disarankan untuk memiliki tabungan yang cukup untuk menutupi biaya hidup minimal 3 – 6 bulan.
Lalu, susun strategi tabungan yang konsisten. Tetapkan jumlah yang realistis, sesuai dengan kemampuan keuangan kamu saat ini. Metode yang efektif adalah menyisihkan di depan, bukan di belakang. Simpan dana darurat dalam akun yang aman tetapi mudah diakses, seperti rekening tabungan yang terpisah, untuk mencegah penggunaan uang tersebut untuk keperluan lain dan memastikan likuiditas saat dibutuhkan.
4. Mencari Sumber Pendapatan Alternatif
Selanjutnya, kamu perlu mencari sumber pendapatan alternatif untuk memastikan kestabilan finansial.
Dengan pendapatan utama yang terhenti, menjelajahi peluang untuk mendapatkan penghasilan sampingan atau pekerjaan paruh waktu bisa sangat membantu. Misalnya, coba ambil pekerjaan paruh waktu di area yang memerlukan sedikit komitmen waktu atau stres. Ada berbagai pekerjaan online yang sekarang bisa ditemukan. Sebagai data entry, virtual assistant, atau yang lainnya. Pilihlah yang memberikan waktu fleksibel, agar kamu bisa fokus pada perencanaan karier selanjutnya.
Kamu juga bisa mencoba bisnis online, dengan memanfaatkan berbagai platform yang ada sekarang. Kunci utamanya adalah menemukan keseimbangan antara mendapatkan penghasilan tambahan dan memiliki cukup waktu untuk merenungkan dan merencanakan langkah karier selanjutnya.
Pendapatan alternatif ini enggak hanya akan mendukung kebutuhan finansial saat ini, tetapi juga memberikan rasa keamanan dan kontrol atas arah yang sedang kamu jajaki.
5. Kesehatan Mental dan Dukungan Emosional
Selama periode transisi karier, terutama setelah keputusan berat seperti resign kerja karena stres, menjaga kesehatan mental dan mendapatkan dukungan emosional menjadi sangat penting.
Perubahan ini enggak hanya membawa tantangan finansial loh, tetapi juga dapat menimbulkan stres dan tekanan emosional yang signifikan. So, sangat penting untuk mau mengakui bahwa kita ada masalah dalam kesehatan mental, dan kemudian mencari cara untuk mengatasinya.
Salah satu cara untuk melakukan ini adalah dengan mengatur rutinitas sehari-hari yang mencakup aktivitas yang meningkatkan kesejahteraan mental, seperti olahraga, meditasi, atau hobi yang menenangkan.
Selain itu, kalau perlu, juga jangan ragu untuk mencari dukungan profesional. Temukan orang-orang yang bisa diajak ngobrol. Dengan mengekspresikan perasaan, kamu bisa mendapatkan perspektif serta strategi untuk mengelola tekanan yang dialami.
Mengelola stres dan tekanan enggak cuma tentang menangani masalah yang ada di depan mata, tetapi juga tentang membangun kekuatan mental untuk masa depan. Coba deh lakukan beberapa teknik relaksasi, seperti mindfulness atau yoga, yang dapat membantumu menjaga ketenangan pikiran dan kejernihan pikiran.
Ingatlah bahwa menjaga kesehatan mental enggak hanya penting untuk kesejahteraan pribadi kamu saat ini, tetapi juga merupakan investasi untuk menghadapi tantangan dan meraih kesuksesan di masa depan.
Dengan memprioritaskan kesehatan mental dan dukungan emosional selama masa transisi setelah resign kerja ini, ibaratnya kamu telah meletakkan fondasi yang kuat untuk, enggak cuma bertahan, tetapi juga berkembang dalam fase baru kehidupan kamu selanjutnya. Semangat ya, Mba!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Resign Karyawan sebagai Strategi Keuangan: Kapan Mengundurkan Diri Dapat Menguntungkan
Resign karyawan bisa menjadi keputusan yang cukup rumit untuk ditentukan bagi sebagian orang. Meskipun dilema ini umum terjadi di kalangan para pekerja, namun memutuskan resign tetap menjadi proses yang menantang.
Oleh karena itu, kamu perlu meluangkan waktu untuk mempertimbangkan segala pilihan sebelum mengambil keputusan. Akan lebih baik jika alasan-alasan meninggalkan pekerjaan kembali ditinjau untuk menemukan jawaban yang tepat tentang kegalauan masa depan ini. Terutama yang berkaitan dengan keuangan sih.
Beberapa alasan populer mengapa karyawan meninggalkan pekerjaan mereka yaitu untuk:
- Memperoleh lebih banyak uang.
- Memperoleh keseimbangan hidup.
- Lingkungan kerja yang lebih baik.
- Pekerjaan yang lebih sesuai dengan minat.
- Peluang mendapatkan promosi atau pertumbuhan karier.
- Tunjangan yang lebih baik.
Apa pun alasannya, agar resign karyawan tidak berujung petaka, penting sekali untuk memahami kapan waktu yang tepat dan menguntungkan untuk mengundurkan diri. Coba yuk, kita bahas, kapankah resign karyawan merupakan alternatif yang lebih baik untukmu.
Resign Karyawan dan Keuntungan yang Harus Dipertimbangkan
Resign karyawan bisa banget memberi keuntungan jika dan hanya jika ada kondisi berikut ini.
Peluang Meningkatkan Gaji dan Kompensasi Lainnya
Semua orang tentu ingin memperoleh nafkah yang layak. Cara yang bisa dilakukan untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan memanfaatkan pengetahuan, keahlian, dan pengalaman kamu untuk bekerja di perusahaan yang memberikan gaji lebih besar.
Posisi atau jabatan yang lebih tinggi umumnya juga disertai dengan gaji yang lebih besar dan berbagai kompensasi tambahan. Hal ini tentu dapat meningkatkan kesejahteraan dan menciptakan stabilitas keuangan.
Peluang Jenjang Karier yang Lebih Tinggi
Resign karyawan perlu dilakukan ketika peluang jenjang karier yang lebih tinggi datang menghampiri. Mengingat, kesempatan emas belum tentu datang dua kali, sehingga perlu dimanfaatkan dengan sebijak mungkin. Jenjang karier yang tinggi tidak hanya akan memberikan gaji yang besar, tetapi juga berbagai benefit lainnya.
Kamu berkesempatan untuk meningkatkan tanggung jawab dalam perusahaan yang memungkinkan adanya pengembangan keterampilan dan kepemimpinan kerja. Pekerjaan yang baru juga dapat memberikan lingkungan yang suportif untuk tumbuh menjadi sumber daya yang profesional.
Keseimbangan Hidup
Resign karyawan dapat dilakukan jika ingin mendapatkan keseimbangan hidup. Hal ini bisa dijadikan pertimbangan yang penting dalam mendukung kesepadanan antara kehidupan personal dan pekerjaan.
Dengan begitu, kamu akan lebih mudah terhindar dari berbagai gangguan kesehatan, baik secara fisik maupun mental.
Keseimbangan hidup juga memungkinkan kamu untuk mengejar passion, mengasah keterampilan, atau melanjutkan pendidikan. Hal ini tentu sangat bermanfaat untuk pertumbuhan dan kebahagiaan diri sendiri.
Mengikuti Tren Pergerakan Industri dan Pasar Kerja
Ingin resign untuk mengikuti tren pergerakan industri pasar kerja? Hal tersebut merupakan alasan pengunduran diri yang cukup cerdas karena kamu peduli dengan keberlangsungan kariermu ke depannya.
Perubahan tren industri mampu menciptakan peluang karier yang baru karena adanya pergeseran permintaan pasar ke bidang tertentu. Dampaknya, hal tersebut dapat membuka lapangan pekerjaan bagi individu yang mempunyai pengetahuan dan keahlian di bidang tersebut.
Beberapa bidang industri menawarkan gaji dan tunjangan yang lebih tinggi untuk merespons permintaan tenaga kerja yang meningkat. Dengan mengikuti tren industri tersebut, maka akan membantu kamu dalam menghasilkan imbalan finansial yang lebih tinggi.
Tidak hanya itu, mengikuti tren industri tertentu juga termasuk upaya yang tepat untuk menghadapi perubahan ekonomi yang semakin berkembang. Industri yang peka terhadap perubahan pasar mampu memberikan proteksi karier yang lebih baik bagi karyawan saat situasi ekonomi sedang tidak stabil.
Langkah-langkah Sebelum Resign
Sebelum resign, penting sekali untuk menimbang pro dan kontra yang akan dihadapi, terutama dari perspektif keuangan.
Dampak positif resign karyawan adalah memungkinkan kamu untuk bertemu dengan peluang karier yang lebih tinggi, gaji yang lebih besar, atau kompensasi dan manfaat lainnya yang mampu memperkuat stabilitas finansial. Di samping itu, resign artinya kehilangan penghasilan utama dan berbagai benefit lain, seperti asuransi hingga dana pensiun dari perusahaan.
Adapun langkah-langkah lain yang perlu dilakukan untuk mempertimbangkan pengunduran diri di antaranya sebagai berikut.
Evaluasi Keuangan Pribadi
Kamu bisa mengamati ritme keuangan pribadi sebelum resign, baik dari segi pengeluaran bulanan, tabungan, utang, investasi, dan lain-lain. Pastikan untuk menyimpan dana darurat dengan jumlah yang memadai ketika memutuskan untuk berhenti dari pekerjaan.
Buat Anggaran dengan Rinci
Langkah berikutnya yang perlu dilakukan adalah menyusun anggaran secara detail untuk mengatur pengeluaran dan memprioritaskan kebutuhan yang paling esensial. Kamu juga perlu mengetahui area penghematan efektif yang dapat membantu memperkuat dana darurat.
Pertimbangkan Utang
Jika masih memiliki utang, maka jangan ragu untuk mempertimbangkan strategi pengelolaan utang yang relevan. Misalnya, seperti negosiasi bunga, restrukturisasi, atau bahkan konsolidasi utang agar beban keuangan kamu bisa lebih diminimalkan.
Pertimbangkan Mengambil Pekerjaan Alternatif
Selama menjalani masa transisi dari karyawan menjadi pengangguran, tidak ada salahnya untuk mencari sumber penghasilan alternatif, seperti pekerja lepas atau bisnis kecil-kecilan agar tetap memperoleh penghasilan tambahan.
Sebelum memutuskan resign karyawan, penting sekali untuk mempertimbangkan segala kemungkinan dengan hati-hati. Kamu juga perlu mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dengan merencanakan langkah-langkah resign yang tepat. Dengan begitu, maka potensi kesuksesan di pekerjaan yang baru dapat tercapai.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pengunduran Diri Karyawan: Panduan Keuangan untuk Mengundurkan Diri tanpa Pekerjaan Baru
Di tengah gelombang perubahan dunia kerja, pengunduran diri karyawan menjadi topik yang kerap diperbincangkan. Tak jarang, keputusan untuk meninggalkan pekerjaan diambil meskipun belum ada jaminan pekerjaan baru di depan mata. Hal ini tentu menimbulkan berbagai pertimbangan, terutama dari sisi keuangan.
Kamu juga mungkin bertanya-tanya, bagaimana cara menghadapi situasi seperti ini tanpa menjerumuskan diri ke dalam ketidakpastian finansial?
Well, kamu enggak sendirian. Banyak kok yang berada dalam posisi serupa, merasa terjepit antara keinginan untuk mencari lingkungan kerja yang lebih baik dan kebutuhan untuk memastikan stabilitas finansial.
So, penting bagi kamu untuk mempersiapkan diri dengan panduan keuangan yang matang sebelum mengambil keputusan berisiko seperti pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru ini. Dalam artikel ini, akan ada beberapa langkah yang dapat kamu pertimbangkan agar proses pengunduran diri berjalan lancar dan tidak menghantam keuanganmu.
Berbagai Alasan Pengunduran Diri Karyawan padahal Belum Punya Pekerjaan Baru
Fenomena pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan pengganti sudah terjadi sejak lama. Namun, terkadang fenomena ini menjadi tren yang bergantung pada situasi ekonomi, sosial, dan budaya. Ada berbagai alasan di balik keputusan ini.
Ada mereka yang merasa telah mencapai puncak di tempat kerja mereka dan ingin mencari kesempatan lain. Keyakinan mereka terhadap kemampuan diri sendiri membuat mereka yakin dapat mendapatkan pekerjaan baru walaupun belum memiliki tawaran pasti. Sebagian lain merasa tekanan pekerjaan merusak kesejahteraan mental mereka. Alih-alih terus tertekan, mereka pun memilih untuk berhenti.
Sementara itu, ketika ekonomi sedang mengalami masa-masa baik, rasa optimisme mendorong beberapa orang untuk mengambil risiko, berharap mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Ada pula yang menginginkan keseimbangan hidup dan pekerjaan yang lebih baik, memilih untuk beristirahat sejenak atau fokus pada hobi sebelum kembali bekerja. Alasan pribadi, seperti kesehatan atau kebutuhan merawat keluarga, juga menjadi pertimbangan bagi sebagian orang.
Di sisi lain, zaman digital telah menyediakan peluang pekerjaan freelance dan online. Banyak yang melihatnya sebagai kesempatan untuk mendapatkan penghasilan sambil menunggu pekerjaan tetap. Selain itu, ada juga yang merasa perlu mempertimbangkan kembali jalur karier mereka dan memutuskan apa yang sebenarnya mereka inginkan. Dari sinilah pengunduran diri karyawan terjadi.
Berbagai alasan memang bisa mendasari keputusan untuk resign padahal belum mendapatkan pekerjaan tetap. Kalau kamu, apa alasanmu?
Tantangan Terbesar Resign
Pengunduran diri karyawan tanpa memiliki pekerjaan baru bisa menimbulkan tantangan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa tantangan utama yang biasanya dihadapi saat pengunduran diri karyawan terjadi tanpa rencana yang matang.
Ketidakstabilan Keuangan
Jelaslah ya. Aliran pendapatan tetap akan terganggu. Pastinya, hal ini akan menimbulkan tekanan keuangan, terutama jika kamu punya tanggungan, atau memiliki kewajiban bulanan seperti sewa, cicilan rumah, atau tagihan lainnya.
Ketidakpastian Masa Depan
Ketidakpastian tentang kapan kamu akan mendapatkan pekerjaan baru bisa menjadi sumber stres. Hal ini bisa menambah tekanan, terutama jika proses pencarian kerja memakan waktu lebih lama dari yang diperkirakan.
Berhentinya Benefit
Of course, ketika terjadi pengunduran diri karyawan, maka benefit pun akan berhenti. Mulai dari asuransi kesehatan yang tadinya difasilitasi oleh perusahaan, bisa jadi akan berhenti. Begitu juga kalau kamu menjadi peserta program pensiun BPJS Ketenagakerjaan.
Hal ini pastinya akan kerasa banget misalnya kalau saat masih belum bekerja lagi, kamu atau keluarga kamu sakit.
Dampak Psikologis
Terlepas dari alasan mengundurkan diri, bisa jadi ada perasaan gagal, takut, atau cemas tentang masa depan. Hal ini dapat memengaruhi kesejahteraan karyawan dan kepercayaan diri dalam mencari pekerjaan baru.
Pergeseran Status Sosial
Dalam banyak budaya, pekerjaan yang kita miliki itu sering kali dikaitkan dengan status sosial. Betul? So, enggak punya pekerjaan bisa menimbulkan pertanyaan atau komentar dari keluarga, teman, atau kenalan, yang mungkin tidak selalu mendukung.
Keterampilan yang Usang
Jika periode tanpa pekerjaan berlangsung lama, keterampilan tertentu mungkin menjadi usang atau tidak relevan, terutama di industri yang berkembang pesat.
Selain itu, semakin lama tanpa pekerjaan, semakin besar juga jeda yang muncul dalam riwayat kerja. Nah, ini nantinya akan perlu dijelaskan kepada pemberi kerja potensial di masa depan, kalau misalnya ada peluang melamar. Faktanya, beberapa pemberi kerja mungkin melihatnya sebagai titik lemah.
Mengingat tantangan-tantangan ini, sangat penting bagi seseorang untuk merencanakan dan mempersiapkan diri sebaik mungkin sebelum mengambil keputusan untuk mengundurkan diri tanpa pekerjaan baru di tangan.
Pengunduran Diri Karyawan tanpa Pekerjaan Baru – Sebuah Panduan Finansial
Pengunduran diri karyawantanpa memiliki pekerjaan baru dapat menjadi keputusan yang berisiko, terutama dari sisi keuangan. Namun, jika memang sudah memutuskan untuk melakukan hal tersebut atau sedang mempertimbangkannya, berikut adalah beberapa panduan keuangan yang sebaiknya diperhatikan—siapa tahu dapat membantu.
Buat Anggaran
Tentukan pengeluaran bulananmu, dan buatlah anggaran yang ketat. Ketahui berapa banyak uang yang kamu butuhkan untuk biaya hidup, tagihan, dan kewajiban lainnya setiap bulannya.
Kumpulkan Dana Darurat
Idealnya, simpan setidaknya tiga hingga enam bulan biaya hidup dalam rekening tabungan sebagai dana darurat. Jumlah ini akan memberimu waktu untuk mencari pekerjaan baru tanpa harus khawatir tentang kebutuhan dasar.
Potong Pengeluaran Tidak Penting
Batasi pengeluaran untuk barang-barang yang bukan kebutuhan pokok, seperti makan di luar, hiburan, dan belanja impulsif. Fokuskan pada kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, dan kesehatan.
Kerja Sampingan atau Freelance
Mencari pekerjaan sampingan atau freelance dapat menjadi cara yang baik untuk menghasilkan pendapatan sementara kamu mencari pekerjaan tetap.
Hati-hati dengan Utang
Cobalah untuk tidak mengambil utang baru sementara penghasilanmu belum stabil. Fokuskan pada pelunasan utang yang sudah ada, jika memang ada. Kalau punya kartu kredit, hindari menumpuk saldo dan bayar lebih dari jumlah minimum setiap bulannya.
Begitu juga kalau kamu merencanakan pembelian besar, seperti mobil atau rumah, ada baiknya ditunda dulu sampai kamu memiliki sumber pendapatan yang stabil lagi.
Buat Rencana Pencarian Kerja
Tentukan industri atau peran yang ingin kamu targetkan, update CV, dan lakukan pencarian kerja secara aktif. Gunakan network yang sudah kamu miliki. Misalnya kamu punya rekanan atau teman lama, kamu bisa mencari informasi apakah ada lowongan pekerjaan yang sesuai.
Upgrade!
Jika kamu merasa sulit mendapatkan pekerjaan karena kurangnya keterampilan atau pengalaman, pertimbangkan untuk mengambil kursus atau pelatihan yang dapat meningkatkan peluangmu ke depannya. Coba dulu cari yang gratis. Banyak juga penyedia yang menawarkan kelas-kelas yang terjangkau. Kamu bisa mengalokasikan dana khusus untuk kebutuhan ini. Anggaplah sebagai investasi.
Pengunduran diri karyawan tanpa pekerjaan baru adalah keputusan besar. Kalau hal ini sekarang sedang dijalani, maka pastikan telah mempertimbangkan semua konsekuensinya, terutama dari sisi keuangan. Selalu bijaksana dalam mengelola keuangan dan terus mencari peluang pekerjaan sampai menemukan yang cocok.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Karyawan Terbaik Anda Ingin Resign? Ini Dia 5 Cara Terbaik untuk Mempertahankannya
Sempat baca tweet berbalut curhat seseorang, “Lapangan kerja banyak. Yang nganggur banyak. Tapi kenapa susah banget dapetin karyawan yang bener-bener bisa kerja. Susah dapat karyawan terbaik tuh.”
Terus, tiba-tiba saja nggak lama kemudian, ada sahabat yang curcol pengin resign dari tempatnya bekerja selama 13 tahun. Padahal tahu banget, bahwa dia adalah staf berdedikasi, smart, dan jadi tangan kanan bos banget deh. Kirain bakalan awet kerja di perusahaan yang sekarang, ternyata dia sudah menyimpan begah selama setahun terakhir.
Ditanya alasannya apa kok pengin resign, padahal sudah 13 tahun kerja di situ? Jawabannya, ada masalah dengan bos barunya, terutama soal penghargaan atas ide dan gagasan. Lantas dia mengaku, ide-ide yang ia lontarkan di private meeting sama si bos baru, dibawa ke bos besar. Ya, ini enggak akan jadi masalah kalau bos kecil nggak mengakui ide itu sebagai idenya sendiri.
Wah, pantas saja dia nggak betah lagi. Apalagi ini enggak cuma sekali dua kali terjadi.
Kadang memang karyawan terbaik enggak hanya akan bertahan di satu perusahaan karena gaji, tapi ada beberapa hal yang memang mereka dapatkan yang melebihi gaji.
So, jika sebuah perusahaan berniat mempertahankan karyawan terbaik yang mereka punya, berikut ada beberapa hal yang bisa dilakukan–menurut seorang teman yang menjabat sebagai staf HR di suatu perusahaan.
5 Cara yang bisa dilakukan oleh perusahaan untuk mempertahankan karyawan terbaik
1. Beri apresiasi untuk setiap ide dan gagasannya
Seperti kasus di atas, si karyawan merasa tidak diapresiasi ide dan gagasannya oleh atasan sehingga ia merasa tidak perlu lagi bertahan di kantor tempat ia bekerja sekarang. Apalagi kemudian ide dan gagasannya itu malah diaku sebagai milik orang lain. Wah, tambah kecewa deh pastinya.
Terkadang sebagai karyawan, kita enggak selalu mengharapkan imbalan berupa materi, tetapi juga sebuah apresiasi ataupun penghargaan. Sekadar ucapan terima kasih, atau pengakuan atas ide-ide yang dilontarkan, itu sudah cukup.
Karyawan terbaik biasanya sering mampu memberikan ide-ide yang solutif yang baik untuk kepentingan bersama. Kalau ide-ide mereka tidak diapresiasi dengan selayaknya, sudah pasti akan mematikan kreativitasnya, bukan?
2. Beri ruang untuk gagal
Karyawan tentu diharapkan untuk kreatif dan inovatif menemukan solusi dan ide demi kelancaran bisnis perusahaan.
Menurut artikel yang dilansir oleh Forbes ini, salah satu cara untuk menjaga kreativitas karyawan adalah dengan memberi ruang pada mereka untuk gagal.
Ya, kalau dipikir-pikir sih ya, bener juga ya? Kalau takut gagal, berarti kita akan takut mencoba. Takut mencoba berarti enggak ada perkembangan.
Masih menurut artikel yang sama, kegagalan atau kesalahan akan membuat para karyawan terbaik ini untuk mengevaluasi langkah-langkah yang sudah dilakukan, dan berusaha menemukan letak kesalahan atau masalah untuk kemudian dicari langkah perbaikannya.
3. Pastikan haknya terpenuhi
Hak di sini enggak melulu soal gaji dan tunjangan, serta benefit materi lainnya. Hak karyawan juga mencakup beberapa kompensasi non finansial yang diberikan oleh perusahaan–baik sebagai apresiasi ataupun sebagai stimulasi terhadap perkembangan keterampilan karyawan.
Misalnya seperti hak karyawan untuk bisa bekerja di lingkungan kantor yang sehat, hak karyawan untuk beristirahat, juga adanya jaminan jenjang karier yang jelas.
Pastikan karyawan terbaik di perusahaan Anda mendapatkan hak-hak mereka, agar mereka nyaman dan betah bekerja.
4. Beri ruang privasi
Karyawan terbaik bukan berarti mereka harus mau standby 24 jam untuk pekerjaan. Bagaimanapun, mereka butuh sisi hidup yang lain–sisi kehidupan pribadi yang akan membawa manfaat baik untuk kesehatan mentalnya.
Bayangkan, jika mereka tengah bersantai bersama keluarga, dan kemudian tiba-tiba mendapatkan telepon atau pesan singkat tentang kerjaan yang sudah ditunggu di hari Minggu siang.
Oh yes. Yang pasti, setiap karyawan butuh punya kehidupan pribadi, jadi berikanlah ruang privasi juga pada mereka agar bisa menyeimbangkan pekerjaan dan kehidupan pribadinya.
5. Fasilitasi keinginannya untuk berkembang
Pada dasarnya, setiap manusia itu selalu ingin berkembang, selalu ingin menjadi yang lebih baik. Begitupun para karyawan terbaik yang bekerja di perusahaan Anda.
So, coba jadwalkan untuk memfasilitasi keinginan mereka untuk berkembang ini dengan mengadakan training-training yang bisa meningkatkan skill mereka.
Salah satunya dengan memberikan training pengelolaan keuangan pribadi untuk mereka. QM Financial punya program #QMTraining yang interaktif dengan silabus yang komprehensif. Bisa disesuaikan dengan kebutuhan karyawan. Untuk kelas finansial online, siapa pun bisa ikutan, di mana pun mereka berada. Tinggal pilih saja sesuai kebutuhan.
Perusahaan dan karyawan, keduanya saling berkorelasi secara erat. Masing-masing saling membutuhkan, so, ada baiknya untuk saling menghormati dan menghargai.
Semoga perusahaan Anda selalu bisa mempertahankan para karyawan terbaik ini ya!
Karyawan Net TV Diminta Mengundurkan Diri untuk Efisiensi – 5 Pertimbangan Jika Hadapi Masalah yang Sama
Rumor sudah beredar sejak lama, bahwa Net TV hendak memutuskan hubungan kerja–atau mem-PHK–karyawannya, lantaran salah satu saluran televisi tersebut sekarang sedang mengalami kendala keuangan yang parah. Namun, rumor ini dibantah oleh pihak manajemen Net TV. Katanya sih, yang lebih tepat adalah Net TV menawarkan pengunduran diri pada karyawan, demi efisiensi.
So, netizen pun sontak bereaksi–ya seperti biasanyalah ya. Satu pihak ada yang mendoakan Net TV untuk bertahan, lain pihak ada yang memberi dukungan pada karyawan Net TV untuk tetap bertahan dan nggak mengundurkan diri. Yang terakhir ini baik demi keberlangsungan siaran-siaran Net TV maupun agar Net TV jangan melalaikan kewajiban mereka sebagai pemberi kerja yang seharusnya memberikan pesangon bagi karyawan yang diberhentikan.
Sementara, pihak Net TV sendiri menjelaskan, sudah banyak karyawan yang menerima penawaran untuk mengundurkan diri dengan benefit ini. Bahkan sudah banyak pula yang membuat surat pengunduran diri dan diterima oleh HRD.
Memang tak ada yang menginginkan hal ini terjadi ya? Karyawan enggak, apalagi perusahaan. Mereka juga enggak mau nutup bisnisnya begitu saja, pastinya. Ingat akan kasus Giant menutup beberapa gerai supermarketnya 2 bulan lalu kan? Pastinya keputusan ini nggak mudah. Hendak langsung memutuskan hubungan kerja juga ada aturannya, salah satunya harus memberikan pesangon pada karyawan yang jumlahnya berkali-kali lipat dari gaji bulanan mereka. Tentunya, ini bisa dibilang mimpi buruk buat perusahaan yang sedang kesulitan keuangan, bukan?
Bagaimana denganmu, jika kamu harus menghadapi situasi yang sama dengan karyawan Net TV–ditawari pengunduran diri dengan benefit karena perusahaan sedang kesulitan keuangan dan harus melakukan efisiensi? Apakah kamu akan menolaknya, ataukah menerimanya?
5 Pertimbangan menerima atau menolak penawaran pengunduran diri massal seperti halnya Net TV
1. Sudah siapkah?
Mari kita lihat kondisi kita sendiri dulu. Siapkah kita untuk kehilangan pekerjaan? Well, jawaban semua orang sih pasti akan seragam dan bisa diduga sih, enggak akan siap. Apalagi kalau sebelumnya kita sudah merasa nyaman bekerja di perusahaan tersebut. Pasti bikin patah hati banget sih.
Tapi itu soal hati sih. Mari kita lihat secara real–pertanyaannya masih sama: apakah kita sudah siap kehilangan pekerjaan? Punya dana darurat berapa? Bagaimana kita nanti akan hidup selama beberapa lama tanpa gaji yang teratur? Apakah ada peluang untuk berbisnis? Apa punya hobi yang bisa dikaryakan? Adakah orang yang bisa menampung? Dan seterusnya.
Jawaban-jawaban kita untuk beberapa pertanyaan di atas akan sangat menentukan keputusan akhir kita, apakah kita akan menerima ataukah menolak penawaran pengunduran diri massal jika sampai harus mengalami kasus seperti Net TV di atas.
2. Jangan emosi dan terbawa suasana
Orang boleh menyarankan kita untuk bertahan atau segera resign–dengan alasan yang menurut mereka paling benar. Tapi ingat, kita lo yang menjalani hidup, kita yang nanti akan harus mencari solusi dan berusaha melewati masalah ini. Yes, kita sendiri. Bukan orang lain–apalagi yang cuma asal komen tanpa pernah ngerasain hal yang sama.
Jadi, untuk karyawan Net TV, jangan terbawa trending topic “We Love Net TV” ya, itu hidup kalian lo! Cobalah untuk tetap tenang, jangan terbawa emosi sesaat apalagi cuma karena baper. Berpikirlah realistis, karena ini soal hidup. Mesti dipikir dengan kepala.
Jika terasa hati mulai baper dan emosi, kembalilah pada pertanyaan-pertanyaan di atas tadi. Dan berusaha untuk mencari jawaban yang paling masuk akal dan paling bisa diterima oleh diri kita sendiri. Nggak usah dengerin orang lain.
3. Pertimbangkan benefit
Apa sih benefit yang diberikan oleh pihak perusahaan? Kalau di Net TV, benefitnya adalah dana yang jumlahnya–konon–lebih besar daripada gaji bulan-bulan sebelumnya. Pertimbangkan antara benefit dan kelayakannya untuk kita terima.
Seharusnya benefit yang ditawarkan memang disesuaikan dengan masa kerja dan kinerja kita selama masih bekerja di perusahaan tersebut. Jika memang dirasa kurang seimbang, kita tetap bisa mengajukan negosiasi–meski perusahaan sedang dalam kesulitan. Kita tetap berhak mendapatkan solusi yang baik kok, setidaknya yang win-win solution.
4. Review karier sejauh ini
Apakah kita sekarang masih dalam masa fresh graduate? Ataukah, kita sudah termasuk karyawan senior? Hal ini juga akan memengaruhi keputusan akhir kita.
Saat kita masih fresh graduate, seenggaknya hingga 2 tahun masa kerja setelah kuliah, ke depannya jalan karier kita masih panjang. Masih terbuka banyak kesempatan untuk mengejar dream job kita. Jika tidak di perusahaan yang sekarang, pasti di perusahaan lain. Mau pindah kerja, enggak jadi masalah. Banyak perusahaan yang akan mau menerima kita dari sisi usia. Tinggal skill, attitude, dan luck saja yang menentukan kemudian.
Kondisi ini akan berbeda kalau kita sudah termasuk senior. Batasan usia biasanya sudah jadi kendala. Skill kita yang sudah menengah atas, kadang juga membuat kita jadi over-qualified. Tak banyak perusahaan yang membuka kesempatan bergabung.
5. Mana yang lebih sehat?
Saya pernah bekerja di perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan hingga menuju bangkrut. Satu hal yang khas banget selalu terjadi: gaji terlambat dibayarkan.
Ada satu masa ketika saya mencoba bertahan. Pikir saya, “Enak banget kalau saya mengundurkan diri. Utangnya masih banyak.” Posisi saat itu gaji saya belum dibayar 3 bulan, plus masih ada piutang fee untuk beberapa proyek menulis yang seharusnya sudah sejak awal kerja saya terima.
Tapi, pikir punya pikir, hal itu enggak sehat juga. Kalau saya bertahan, belum tentu juga kondisi perusahaan membaik. Ditambah lagi keengganan move on ini akan membuat saya stuck, malah jadi enggak bisa fokus untuk mencari sumber penghasilan lain. Memangnya berapa lama lagi saya bisa bertahan? Kan sudah enggak digaji 3 bulan.
Nah, sampai di sini, kita memang perlu tahu, mana pilihan yang paling sehat untuk hidup kita. Bertahan di perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan seperti halnya Net TV, ataukah lebih baik move on dan segera mencari alternatif penghasilan yang lain, sebelum dana darurat terkuras untuk membiayai hidup yang stuck di tempat.
Karena itu, persiapan atas segala hal yang buruk itu adalah koentji. Keuangan, terutama.
So, mari kita lihat, kondisi kita hari ini. Kita sudah bekerja Senin sampai Jumat (ditambah lembur Sabtu dan Minggu), jam kerja yang panjang, dengan tingkat stres yang lumayan … apakah sudah punya persiapan jika ada hal buruk yang terjadi?
Yuk. gabung di kelas-kelas finansial online QM Financial, terutama untuk membantumu melewati saat-saat tersulit dalam hidup. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk berbagai info dan tip keuangan yang praktis.
Mutasi Karyawan: 5 Pertimbangan untuk Memutuskannya
Memetakan keahlian dan keterampilan karyawan dengan kebutuhan setiap bagian dari organisasi dalam perusahaan adalah tugas dari Human Resources. Karena itu, mutasi karyawan adalah hal yang biasa terjadi dalam sebuah organisasi perusahaan, dan dilakukan oleh HR demi bisa mencapai komposisi karyawan terbaik.
Apa Arti Mutasi Karyawan?
Mutasi pada dasarnya merujuk pada arti pemindahan, dalam hal ini adalah pemindahan tenaga kerja dari satu bagian ke bagian yang lain. Tapi, sebenarnya mutasi karyawan tidak hanya sekadar memindah tempat bekerja saja, tetapi juga ada pengalihan tugas, transfer dan job rotation karyawan.
Untuk apa? Ya, seperti yang sudah disebutkan di bagian pembuka artikel ini; untuk mencapai komposisi sumber daya manusia yang seimbang dalam sebuah struktur organisasi perusahaan.
Pastinya sudah pada tahu dong, kalau individu itu punya keunggulan dan kelemahan masing-masing ya? Begitu juga dalam struktur organisasi perusahaan, yang terdiri atas banyak kepala yang mengurus bagian dan tugasnya masing-masing. Saat kompetensi individu dan tugas tidak sinkron, maka bisa dipastikan akan ada ketimpangan pemenuhan tugas dan targetnya. Bukan hanya diri sendiri yang akan merasakan efek ketimpangan ini, tapi bisa seluruh bagian dari perusahaan kena.
Salah satu seorang staf HR yang pernah diinterview mengaku, ini memang merupakan salah satu tugas dan wewenang divisi HR yang terberat; lama prosesnya, penuh trial and error, dan berisiko besar.
Ya, memang benar sih, karena namanya manusia. Enggak bisa dipastikan.
Lalu, biasanya, apa saja yang menjadi pertimbangan divisi HR dalam melakukan mutasi karyawan? Mari kita lihat.
5 Pertimbangan untuk Mutasi Karyawan
1. Melengkapi formasi
Adakalanya karyawan di sebuah perusahaan mundur dari pekerjaan, mungkin resign, pensiun, karyawan lamanya dipromosikan, atau bahkan di-PHK. Hal ini bisa menyebabkan adanya satu kekosongan dalam satu bagian di struktur organisasi.
Dengan banyak pertimbangan, maka kemudian diputuskan untuk memindahtugaskan salah satu karyawan ke bagian yang kosong tersebut, untuk melengkapi formasi yang ditinggalkan.
Sepertinya, mutasi karyawan yang seperti ini yang paling lazim terjadi ya?
2. Penyesuaian terhadap keahlian karyawan
Kadangkala pula saat seorang karyawan baru saja diterima kerja dan masuk kantor untuk pertama kalinya, ia masih ditempatkan bagian yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan, padahal keahlian si karyawan baru tersebut sebenarnya bisa dimanfaatkan oleh divisi lain sehingga bisa berkontribusi lebih optimal.
Kalau kondisinya begini, bisa saja si karyawan baru tersebut setelah beberapa lama bekerja lantas mengalami mutasi karyawan, dan dipindahtugaskan ke divisi lain di mana ia bisa memanfaatkan keahlian dan keterampilannya dengan lebih baik.
Lalu, bagaimana dengan posisi yang ditinggalkannya? Bisa saja digantikan oleh karyawan yang dimutasi juga, atau mungkin melakukan rekruitmen karyawan baru.
3. Penyegaran organisasi
Biasanya pertimbangan penyegaran organisasi ini dilakukan oleh perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang di berbagai kota. Adalah lazim terjadi, misalnya, kepala kantor cabang A dipindahtugaskan ke kantor cabang B, kepala kantor cabang B dimutasi ke kantor cabang C, dan seterusnya.
Dengan adanya rotasi seperti ini, diharapkan akan ada penyegaran dalam kinerja di kantor cabang tersebut, sehingga bisa meningkatkan target perusahaan dengan lebih baik.
4. Promosi
Promosi jabatan merupakan salah satu hal yang dinanti-nantikan oleh mayoritas karyawan yang bekerja di perusahaan apa pun, sepertinya ya? Promosi jabatan bisa berarti sebuah reward terhadap kerja keras dan loyalitas karyawan yang bisa diberikan oleh perusahaan.
Namun, adakalanya promosi jabatan juga disertai dengan mutasi. Misalnya, perusahaan membuka kantor cabang baru di lain kota. Salah satu karyawan yang sebelumnya berstatus staf biasa lantas dipromosikan untuk mengisi posisi manajer di kantor cabang baru tersebut, maka ia akan dipindahtugaskan di kota lain.
Mutasi karyawan ini juga kerap terjadi ya? Meski kadang membawa konsekuensi harus pindah kota, tapi kebanyakan dengan senang hati dimutasikan dengan alasan promosi jabatan ini. Biasanya juga diikuti dengan kenaikan gaji. Hasek!
5. Bentuk punishment
Selain karena dipromosikan, mutasi karyawan juga bisa terjadi sebagai bentuk sanksi atau punishment terhadap karyawan. Biasanya penyebabnya adalah karyawan melakukan tindakan indisipliner, atau tidak bisa mencapai target kerja tertentu, ataupun penyebab lain yang dianggap bisa merugikan perusahaan.
Mutasi karyawan jenis ini biasa disebut dengan istilah demosi. Sang karyawan “diturunkan” statusnya atau jabatannya. Misalnya, sebelumnya adalah manajer pemasaran, lantas menjadi admin. Ouch. Cukup jauh juga ya? :)
Tentu saja, perusahaan sudah mempertimbangkan banyak hal untuk menjalankan mutasi karyawan ini ya, sehingga mau tidak mau, karyawan harus mematuhinya.
Nah, itu dia beberapa pertimbangan perusahaan untuk melakukan mutasi karyawan. Apa pun pertimbangannya, yang pasti tujuannya satu: agar bisa mencapai tujuan baik bersama-sama.
Akan lebih efektif lagi, jika setelah melakukan mutasi karyawan, perusahaan juga menyelenggarakan training-training yang sesuai untuk karyawannya, demi bisa meningkatkan kompetensi dan wawasan mereka supaya lebih baik lagi. Salah satunya dengan mengadakan training keuangan dan HR.
Yuk, undang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda. Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Ini 5 Alasan Resign Karyawan yang Tak Dapat Ditawar Lagi
Hari gini, mencari kerja itu bisa dibilang sulit bukan main. Maka ketika pekerjaan sudah di tangan, sebisa mungkin harus kita pertahankan. Jangan biarkan masalah-masalah sepele menghambat jenjang karier yang sudah direncanakan, dan menetap di suatu tempat. Setiap kali muncul keinginan yang bisa menjadi alasan resign, maka kita perlu mempertimbangkannya masak-masak agar tak menyesal kemudian.
Kecuali, jika kita menemukan 5 masalah berikut ini, yang bisa menjadi alasan resign yang tak dapat ditawar lagi. Karena resign menjadi pilihan yang paling masuk akal.
5 Alasan resign dari tempat kerja yang tak dapat ditawar lagi
1. Dilecehkan
Apa pun bentuknya, pelecehan adalah tindakan yang tidak bisa ditoleransi sama sekali. Tindakan pelecehan membuat orang yang dilecehkan merasa tidak berarti.
Kalau kita harus menghadapi pelecehan, hal pertama yang harus kita lakukan adalah melawan. Namun, jika kita tidak mampu untuk melawannya, menjauh adalah jalan yang terbaik. Ini adalah alasan resign yang tidak akan bisa ditawar sampai kapan pun.
Karier bisa dibangun di mana saja. Tapi membiarkan diri kita dilecehkan, sama saja dengan membiarkan orang lain melakukan pembunuhan karakter.
2. Jenjang karier mentok
Lingkungan kerja menyenangkan, atasan juga bisa diajak bekerja sama dengan baik. Rekan kerja? They’re a bunch of fun!
Tapi, setelah bertahun-tahun bekerja di perusahaan tersebut, jabatan tak juga naik. Gaji naik sih, tapi karena perhitungan inflasi. Juga sepertinya tak ada kesempatan lain untuk bisa unjuk gigi.
Bukan karena kita yang kurang kompeten, tetapi hierarki perusahaan yang sempit jadi menyulitkan para karyawan untuk naik jabatan atau mendapatkan promosi, termasuk kita.
Well, kalau ambisi kita cukup untuk menaiki jenjang karier yang panjang, juga untuk sukses dan berkembang, maka hal ini bisa menjadi alasan resign yang cukup kuat. Mulailah pikirkan untuk mencari peluang lain, sebelum usia tidak lagi produktif untuk berganti pekerjaan.
3. Stres berlebih
Dalam jangka panjang, pekerjaan menyebabkan stres berat hingga memengaruhi kesehatan fisik dan mental. Hubungan kita dengan keluarga dan teman juga jadi berantakan.
Kalau sudah begini, kita memang harus segera melakukan sesuatu agar stres tak semakin parah. Salah satu cara untuk mengurangi stres adalah dengan menjauhkan diri dari sumber stres. Kalau sudah berbagai cara sudah ditempuh untuk mengurangi stres dan kita tidak mampu lagi untuk menghadapi tekanan pekerjaan, maka ini bisa menjadi alasan resign yang tak bisa ditawar lagi.
Berhenti bekerja adalah cara untuk menyelamatkan diri yang paling masuk akal.
4. Tidak menyukai pekerjaan
Tidak peduli seberapa banyak kita digaji, atau seberapa tingginya jabatan di kantor, pertanyaan terbesar yang harus dijawab adalah apakah kita merasa bahagia saat mengerjakan semua tugas dan job description yang harus dikerjakan setiap hari itu?
Pekerjaan akan menguras seluruh waktu. Dalam sehari, kita barangkali bisa bekerja 8 – 12 jam, bahkan lebih. Itu berarti lebih dari separuh waktu kita dihabiskan untuk mengurusi pekerjaan di kantor. Bayangkan dalam waktu sebegitu lama harus menghadapi pekerjaan yang tidak kita sukai.
Rasanya hidup jadi terasa sia-sia, buang waktu percuma, karena kita tidak pernah menikmati waktu bekerja. Solusinya? Well, mungkin kita masih bisa membicarakan hal ini dengan pihak HR perusahaan. Bila mungkin, kita masih bisa meminta untuk dimutasi ke bagian lain, yang lebih cocok. Pihak HR sendiri biasanya juga mengerti, bahwa kecocokan antara tugas dan karakter karyawan itu memang penting, sehingga besar kemungkinan mereka akan mempertimbangkan permintaan kita untuk pindah divisi atau pindah bagian, jika memang sesuai.
Namun, jika memang sudah benar-benar tak bisa dihindari lagi, hal ini bisa menjadi alasan resign yang tak dapat ditawar lagi. Lebih baik, cari peluang lain di luar sana yang pasti masih terbuka lebar.
5. Kurang tertantang
Ini adalah salah satu alasan resign yang bagus; kita kurang tertantang dengan pekerjaan yang ada saat ini.
Dengan terus berada di sana, kita bisa merasa bahwa hidup kita berhenti tumbuh. Kita hanya menjalani pekerjaan sebagai rutinitas tanpa gereget yang berarti. Adrenalin tidak terpacu, semangat pun datar-datar saja setiap harinya.
Barangkali kita menginginkan tanggung jawab yang lebih besar dan mencari kesempatan yang tidak akan didapatkan dalam perusahaan sekarang. If so, ini bisa menjadi alasan resign yang tak dapat ditawar lagi.
Nah, bagaimana? Adakah yang sedang merasakan kegalauan lantaran punya beberapa alasan resign tapi masih ragu? Well, lebih baik memang pertimbangkan lagi masak-masak, jangan biarkan emosi sesaat yang menjadi pengambil keputusan.
Namun, jika ada salah satu dari alasan resign di atas, maka sepertinya ini sudah waktunya mencari peluang baru, yang lebih baik.
Tertarik mengundang QM Financial untuk memberikan program edukasi keuangan dan HR di perusahaan Anda? Sila WA ke 0811 1500 688 (NITA/MIA). Jangan lupa follow juga Instagram QM Financial untuk info-info kelas terbaru.
Setelah Resign, Ke Manakah Alokasi Dana Pensiun?
Akhir bulan Januari lalu saya resign dari perusahaan tempat saya bekerja. Perusahaan saya mengelola dana pensiunnya sendiri. Setiap bulan gaji saya dipotong untuk iuran dana pensiun. Dana pensiun yang saya ikuti memberikan manfaat pasti. Besaran dana pensiun yang saya terima didasarkan pada perhitungan gaji terakhir dan masa kerja.