Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Perencanaan keuangan menjadi fondasi penting bagi keluarga baru yang berusaha membangun kehidupan yang stabil dengan gaji kecil. Menghadapi tantangan ekonomi saat ini, kemampuan untuk mengelola anggaran secara efisien tidak hanya membantu dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari tetapi juga dalam menyiapkan masa depan yang lebih cerah.
Dengan pendekatan yang tepat dan strategi yang bijaksana, mengatur dan membuat perencanaan keuangan keluarga bukanlah tugas yang mustahil kok. Bahkan dengan keterbatasan dana.
Jadi, apa yang harus dilakukan?
Table of Contents
Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru dengan Gaji Kecil
Yang pertama harus diingat, bahwa nominal gaji sebenarnya bukan masalah. Prinsipnya, adalah pada pembagian dengan persentase. Dengan begitu, mau berapa pun nominalnya, kamu bisa melakukan perencanaan keuangan berdasarkan prioritas dan kondisimu.
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Memahami kondisi keuangan keluarga adalah langkah pertama dan paling krusial dalam perencanaan keuangan, khususnya untuk keluarga baru yang mungkin berhadapan dengan tantangan mengatur anggaran dengan gaji kecil.
Berikut adalah beberapa langkah untuk membantu dalam proses ini:
- Catat Semua Sumber Penghasilan. Mulailah dengan mencatat semua sumber penghasilan bulanan secara total, termasuk gaji, bonus, pendapatan sampingan, atau pendapatan pasif lainnya.
- Lacak Pengeluaran. Gunakan buku catatan, spreadsheet, atau aplikasi pengelolaan keuangan untuk mencatat setiap pengeluaran. Ini termasuk tagihan tetap (seperti sewa, utilitas, asuransi) dan pengeluaran variabel (seperti makanan, transportasi, hiburan). Catat pengeluaran selama satu bulan penuh untuk mendapatkan gambaran yang akurat.
- Evaluasi Arus Kas. Bandingkan total pengeluaran dengan total penghasilan. Ini akan menunjukkan apakah kamu hidup di bawah, tepat pada, atau di atas kemampuan.
Buat Daftar Prioritas
Bisa membedakan antara kebutuhan (seperti makanan, tempat tinggal, pakaian dasar) dan keinginan (seperti liburan, gadget terbaru) adalah penting. Untuk mulai membuat perencanaan keuangan keluarga dengan gaji kecil, kemampuan ini akan sangat berguna.
Fokuslah pada kebutuhan terlebih dahulu. Lalu, prioritaskan lagi berdasarkan urgensi dan kepentingannya. Urutkan pengeluaran berdasarkan yang paling penting dan mendesak. Misalnya, pembayaran KPR atau sewa rumah harus menjadi prioritas utama.
Selain pembayaran tagihan yang harus diprioritaskan, tabungan juga mesti dianggap sebagai kebutuhan bulanan, bukan hanya sesuatu yang kamu lakukan dengan uang sisa.
Identifikasi Pengeluaran yang Tak Perlu
Periksa catatan pengeluaran kamu dan identifikasi item yang mungkin tidak perlu atau berlebihan. Cari pola pengeluarannya, amati apakah ada kebiasaan pengeluaran yang sering terjadi, seperti makan di luar atau berbelanja impulsif.
Untuk lebih berhemat, kamu bisa mempertimbangkan berbagai opsi pengganti yang memungkinkanmu mengeluarkan uang lebih sedikit. Misalnya, ganti makan di luar dengan memasak di rumah, atau cari pilihan hiburan gratis atau lebih murah, ganti bahan makanan premium menjadi standar.
Membuat Anggaran yang Realistis
Membuat anggaran yang realistis adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan, terutama untuk keluarga baru dengan gaji kecil.
Kamu bisa menggunakan rumus 4-3-2-1 untuk membuat anggaran. 40% dari penghasilan dialokasikan untuk kebutuhan rutin, 30% untuk membayar utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk investasi atau menabung. Namun, angka ini tidak mutlak. Kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisi kamu.
Yang penting, pilah dan susun berdasarkan prioritasnya.
Contoh Anggaran untuk Keluarga dengan Gaji Kecil
Nah, yuk, sekarang kita pakai contoh saja biar lebih jelas.
Misalkan penghasilan bulanan bersih keluarga adalah Rp5.000.000. Dengan formula 4-3-2-1, maka anggaran bisa dibuat seperti berikut.
Rutin (40%) = Rp2.000.000
- Makanan dan kebutuhan rumah tangga = Rp1.300.000
- Transportasi = Rp400.000
- Tagihan utilitas (listrik, air, internet) = Rp300.000
Utang (30%) = Rp1.500.000 (KPR 20 tahun)
Lifestyle (20%) = Rp1.000.000
- Hobi ayah = Rp200.000
- Hobi ibu = Rp200.000
- Hiburan sekali seminggu = Rp600.000
Investasi (10%) = Rp500.000
- Reksa dana pasar uang = Rp200.000
- Reksa dana pendapatan tetap = Rp300.000
Ingat, anggaran ini adalah contoh dan harus disesuaikan berdasarkan situasi keuangan spesifik kamu. Kunci dari anggaran yang sukses adalah fleksibilitas dan kemampuan untuk menyesuaikan saat kondisi keuanganmu berubah.
Merencanakan Masa Depan
Salah satu aspek penting dalam perencanaan keuangan adalah merencanakan masa depan. Apalagi bagi keluarga baru.
Jangan tunggu sampai banyak uang atau kaya dulu untuk punya rencana masa depan, karena ya bakalan telat. Justru rencana masa depan dimulai begitu keluarga baru terbentuk.
Apa saja yang perlu direncanakan?
1. Asuransi
Memahami pentingnya asuransi untuk perlindungan keluarga adalah elemen penting dalam perencanaan keuangan yang bertanggung jawab. Asuransi membantu mengurangi dampak finansial yang mungkin muncul akibat kejadian-kejadian tersebut, yang seringkali terjadi tanpa peringatan.
Ada beberapa jenis asuransi yang perlu dipertimbangkan oleh setiap keluarga. Asuransi kesehatan adalah salah satu yang utama, menutupi biaya perawatan medis yang bisa sangat mahal. Asuransi jiwa menjadi penting terutama jika keluarga bergantung pada penghasilan dari satu anggota, menyediakan dukungan finansial jika terjadi hal yang tidak diinginkan.
Dalam memilih polis asuransi, sangat penting untuk menyesuaikannya dengan kebutuhan spesifik dan situasi finansial keluarga. Hal ini untuk memastikan bahwa perlindungan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan keluarga dan memberikan ketenangan pikiran dalam menghadapi ketidakpastian.
2. Biaya Pendidikan Anak
Merencanakan pendidikan anak merupakan bagian esensial dalam perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengestimasi biaya pendidikan di masa depan, dengan mempertimbangkan faktor inflasi.
Pasalnya, inflasi ini dapat meningkatkan biaya pendidikan secara signifikan, sehingga penting untuk memahami proyeksi biaya tersebut dalam jangka panjang.
Mulailah menabung sejak dini, meskipun dengan nominal kecil untuk keperluan ini. Tabungan akan bertumbuh seiring waktu. Penting untuk memulai secepat mungkin, karena semakin cepat kamu mulai, semakin besar akumulasi dana yang terkumpul.
3. Menyiapkan Dana Pensiun
Mulai dengan melakukan kalkulasi kebutuhan pensiun. Perkirakan jumlah uang yang akan dibutuhkan untuk memenuhi gaya hidup yang diinginkan saat pensiun. Faktor-faktor seperti biaya hidup, rencana kesehatan, dan aktivitas rekreasi harus dipertimbangkan dalam perhitungan ini.
Sisihkan sebagian dari penghasilan secara rutin sesuai perhitungan yang sudah dilakukan. Pilih instrumen investasi yang tepat untuk memastikan pertumbuhan dana tersebut. Manfaatkan program pensiun yang tersedia, baik yang disediakan oleh pemerintah maupun oleh kantor. Banyak dari program ini yang menawarkan manfaat tambahan yang bisa meningkatkan nilai dana pensiun kamu.
Diversifikasi sumber pensiun juga sangat penting. Jangan hanya mengandalkan satu sumber, seperti dana pensiun dari tempat kerja. Diversifikasi melalui berbagai jenis investasi akan mengurangi risiko dan meningkatkan potensi pertumbuhan dana pensiunmu.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jangan Cuma Jadi Wacana: Ini Cara Segera Realisasikan Resolusi Tahun Baru
Di awal tahun, banyak yang bersemangat menetapkan resolusi tahun baru dengan harapan besar. Namun, tak jarang, resolusi ini berakhir dengan berhenti menjadi sekadar wacana.
Hayo, apakah hal ini juga berlaku untukmu?
Ya, penyebabnya bisa macam-macam sih. Salah satunya adalah kurangnya perencanaan yang matang. Tanpa rencana yang terstruktur, resolusi memang akhirnya hanya menjadi sekumpulan harapan tanpa dasar yang jelas.
Selain itu, motivasi yang naik turun juga menjadi penghalang. Semangat yang menggebu di awal tahun bisa meredup seiring berjalannya waktu, membuat resolusi terabaikan. Lama-lama ya jadi lupa.
Penyebab lainnya adalah target yang muluk-muluk alias enggak realistis. Iya sih, namanya cita-cita alias mimpi. Konon katanya, kalau mimpi itu belum menakutkanmu sendiri, maka mimpi tersebut tidak cukup besar.
Tapi, kan kita juga harus menyadari bahwa kita juga punya keterbatasan. Menetapkan tujuan yang terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan saat ini cenderung menimbulkan kekecewaan dan akhirnya menyerah.
Faktanya, berdasarkan data yang terkumpul, enggak sedikit kok yang gagal memenuhi resolusi tahun baru. Angka ini menggambarkan betapa banyaknya tantangan yang dihadapi dalam menjaga komitmen terhadap perubahan yang ingin dicapai di tahun baru.
Table of Contents
Cara agar Resolusi Tahun Baru Tak Sekadar Wacana
Terus gimana dong? Enggak usah bikin resolusi gitu?
Ya, pada dasarnya, enggak ada yang mewajibkan untuk bikin resolusi tahun baru. Tapi, sewajarnya jadi manusia, kita itu selalu ingin menjadi lebih baik dari versi terdahulu. Karena dengan menjadi lebih baik, itu artinya kita bertumbuh. Betul?
Nah, salah satunya adalah dengan membuat resolusi tahun baru. Supaya enggak berakhir jadi wacana doang, ya perlu ada usaha dan upaya dong.
Menetapkan Resolusi yang Realistis dan Terukur
Kunci sukses dari setiap resolusi tahun baru terletak pada kemampuannya untuk dirumuskan secara SMART – Specific, Measureable, Attainable, Relevant, dan Time Bound. Alias spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan terikat waktu.
Nah, garis bawahi pada “dapat dicapai” alias attainable.
Resolusi itu harus realistis dan dapat dicapai, agar tidak menimbulkan rasa frustrasi karena kita mengalami kesulitan untuk mewujudkannya. Lihat kemampuan diri, dan capailah dengan kemampuanmu itu.
Sebagai contoh, misalnya resolusi adalah untuk keuangan menjadi lebih sehat. Menerapkan prinsip SMART, resolusi ini bisa dirumuskan menjadi: “Dalam enam bulan ke depan, saya akan mulai menabung 10% dari gaji saya yang Rp5 juta per bulan. Ini berarti setidaknya menyisihkan Rp500.000 setiap awal bulan, dan langsung autodebet ke salah satu produk reksa dana.”
Dengan resolusi yang jelas, terukur, realistis, relevan, dan terikat waktu ini, kamu akan memiliki panduan yang lebih jelas dan terstruktur untuk mencapai tujuan keuanganmu.
Membuat Rencana yang Detail
Setelah paham, bahwa resolusi itu harus SMART, maka selanjutnya kamu wajib juga untuk mendefinisikan tujuan secara spesifik. Semakin detail rencanamu, maka akan semakin mudah untukmu mewujudkan resolusi tersebut.
Misalnya, tujuannya adalah menabung Rp10 juta dalam satu tahun. Dari sini, dapat dibuat rencana langkah demi langkah. Kalau perlu, kamu tentukan hendak menabung berapa setiap bulannya atau setiap minggunya.
Kamu bisa mengikuti challenge menabung ini nih. Untuk setiap nominal yang kamu tabung, kamu bisa mencoretnya. Di akhir 2024 nanti, pasti Rp10 juta bisa terkumpul.
Nah, setelahnya, kamu juga bisa menetapkan milestones atau tonggak pencapaian untuk memonitor kemajuan. Dalam contoh menabung Rp10 juta, milestones bisa ditetapkan setiap tiga bulan untuk mengevaluasi apakah tabungan telah mencapai sekitar Rp2.5 juta atau belum. Jika belum, ini adalah kesempatan untuk menyesuaikan strategi, mungkin dengan menemukan cara lain untuk mengurangi pengeluaran atau mencari sumber pendapatan tambahan.
Pentingnya menetapkan batas waktu dalam rencana keuangan adalah untuk menciptakan rasa urgensi dan menjaga fokus. Dengan batas waktu, kamu akan lebih cenderung menghindari penundaan. Juga, batas waktu membantu dalam melakukan evaluasi berkala dan membuat perubahan yang diperlukan untuk tetap berada di jalur yang benar menuju pencapaian tujuan keuangan.
Menjaga Motivasi
Nah, ini nih ya, bisa jadi bagian yang tersulit. Gimana caranya agar termotivasi terus?
Kan dalam perjalanannya nanti, pasti bakalan ada aja hambatannya. Pasti enggak akan mulus-mulus saja kan? Kalau kita enggak bisa memotivasi diri sendiri, peluang resolusi untuk jadi sekadar wacana saja pasti akan membesar.
Untuk mengatasinya, langkah pertama adalah mengidentifikasi potensi rintangan atau hambatan tersebut. Misalnya, rintangan bisa berupa kebiasaan pengeluaran yang berlebihan, penghasilan yang tidak stabil, atau keadaan darurat yang tidak terduga.
Nah, kalau kamu sudah tahu apa yang bakalan menjadi hambatan, kamu bisa lebih mudah untuk merumuskan strategi untuk mengatasinya. Misalnya, jika masalahnya adalah pengeluaran berlebihan, solusinya bisa jadi membuat anggaran yang lebih ketat dan menetapkan batasan pengeluaran.
Untuk menjaga motivasi, penting untuk memiliki pandangan jangka panjang terhadap tujuan keuangan. Mengingatkan diri sendiri tentang manfaat jangka panjang dari mencapai tujuan ini dapat menjadi dorongan yang kuat. Misalnya, jika tujuan adalah untuk membayar utang, ingatlah bagaimana kebebasan finansial akan meningkatkan kualitas hidup. Atau, kalau kamu ingin mengumpulkan Rp10 juta untuk dana darurat, bayangkan ketika nanti kamu bisa tidur lebih tenang karena punya dana cadangan sebesar Rp10 juta.
Catat Perkembangan, Review, dan Sesuaikan jika Perlu
Dalam perjalanan untuk mewujudkan resolusi itu, kamu perlu memantau kemajuannya. Dengan begitu, enggak hanya hanya memberikan gambaran jelas di mana posisi kamu di perjalanan tersebut, tetapi juga memberikan kepuasan dan motivasi ketika melihat kemajuan yang telah dicapai.
Salah satu cara untuk merekam perkembangan adalah dengan menggunakan aplikasi keuangan atau lembar kerja Excel. Update secara rutin, misalnya setiap minggu atau bulan, untuk memastikan bahwa semua informasi tetap akurat dan up-to-date.
Penting juga untuk menyesuaikan rencana keuangan sesuai kebutuhan. Dunia keuangan—dan kehidupan kita sendiri—selalu berubah kan? Dinamis.
Misalnya, jika terjadi penurunan pendapatan, mungkin perlu untuk mengurangi jumlah tabungan bulanan. Atau, jika terjadi keadaan darurat yang memerlukan dana tambahan, rencana pembayaran utang mungkin perlu disesuaikan. Penyesuaian ini harus dilakukan dengan mempertimbangkan situasi saat ini dan proyeksi masa depan.
Waktu yang tepat untuk meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan adalah ketika terjadi perubahan signifikan dalam keuangan atau kehidupan pribadi. Contohnya, kalau ada perubahan pekerjaan, perubahan dalam tanggungan keluarga, atau peristiwa tak terduga lainnya yang berdampak pada keuangan.
So, mengubah resolusi tahun baru dari sekadar wacana menjadi kenyataan membutuhkan komitmen, perencanaan, dan adaptasi yang terus-menerus.
Namun, dengan langkah-langkah di atas, tujuan kamu akan menjadi lebih terukur dan realistis. Ingatlah, keberhasilan tidak selalu terletak pada pencapaian akhir, tetapi juga pada perjalanan yang dilalui dan pembelajaran yang didapatkan di sepanjang jalan.
Yuk, jadikan tahun ini sebagai tahun di mana resolusi tidak hanya tinggal wacana, tetapi menjadi bagian dari kisah sukses kita.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Meninjau Ulang Keuangan Pribadi di Tahun Baru: Panduan untuk Karyawan di 2024
Meninjau ulang keuangan pribadi menjadi langkah krusial yang tidak boleh diabaikan, apalagi kita mau masuk ke tahun baru, tahun 2024. Termasuk untuk kita yang berstatus karyawan.
Mengapa ini penting?
Table of Contents
Pentingnya Review Keuangan di Tahun Baru
Tanpa pemahaman yang jelas tentang posisi keuangan kita saat ini, kita bisa saja mengambil keputusan keuangan yang tidak optimal atau bahkan merugikan.
Yah, namanya juga karyawan yang mengandalkan gaji kan? Gaji yang didapat dari hasil kerja keras, ya sebisa mungkin bisa memberikan manfaat yang banyak. Apalagi kita banyak mau.
So, menyesuaikan anggaran dan rencana keuangan dengan kondisi terkini bukan hanya tentang bertahan dalam jangka pendek, tetapi juga tentang membangun fondasi yang kuat untuk stabilitas keuangan jangka panjang.
Bagaimana cara menyesuaikannya? Ya, mengevaluasi pengeluaran rutin, mengidentifikasi area di mana kita bisa menghemat, dan mungkin yang paling penting, menetapkan atau menyesuaikan tujuan keuangan kita sesuai dengan kondisi yang ada sekarang.
Kita semua punya tujuan keuangan, mulai dari menabung untuk dana darurat, investasi, hingga merencanakan untuk masa depan. Apa saja yang kita lakukan sekarang akan berdampak signifikan pada kesejahteraan keuangan kita di masa mendatang.
Jadi, saat kita memasuki tahun baru, mari kita ambil kesempatan ini untuk duduk, merenung, dan menyesuaikan rencana keuangan kita. Dengan demikian, kita enggak hanya mempersiapkan diri untuk menghadapi ketidakpastian yang mungkin datang, tetapi juga membuka jalan untuk mencapai tujuan keuangan yang kita impikan.
Langkah-Langkah Meninjau Keuangan Pribadi Karyawan di Tahun Baru
Meninjau keuangan pribadi adalah proses yang harus dilakukan secara teratur, terutama di awal tahun baru. Tujuannya untuk memastikan bahwa keuangan kita sejalan dengan tujuan dan kebutuhan kita. Apa saja langkah yang perlu dilakukan?
1. Cek Penghasilan dan Pengeluaran
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam review keuangan di tahun baru adalah menyusun dan memeriksa daftar penghasilan dan pengeluaran.
Semoga sih, kamu sudah secara detail mencatat semua sumber pendapatanmu, baik itu gaji, pendapatan sampingan, atau investasi. Jika memang sudah, di tahun 2024 nanti, kamu tinggal melanjutkan usaha baikmu ini. Kalau belum, ini bisa jadi momen yang tepat untuk mulai.
Sama pentingnya adalah menelusuri setiap pengeluaran, mulai dari biaya tetap seperti sewa atau cicilan hingga pengeluaran variabel seperti makan di luar atau hiburan.
2. Review Tujuan Keuangan
Setelah kita memiliki gambaran yang jelas tentang situasi keuangan kita saat ini, langkah selanjutnya adalah mereview tujuan keuangan jangka pendek dan jangka panjang.
Contohnya, kalau kamu punya tujuan keuangan DP rumah—misalnya. Coba dicek, bagaimana posisinya di awal tahun baru nanti. Apakah sudah sesuai harapan perkembangannya? Misalnya, kamu tadinya bertarget tahun 2024 bisa Rp50 juta. Saat ini posisinya Rp35 juta. Apakah kamu sanggup mengejar Rp15 juta lagi di tahun 2024?
Jika bisa, dengan apa pun kondisi kamu, maka lanjutkan usaha baikmu. Kalau tidak, maka kamu akan perlu strategi baru.
Lakukan hal yang sama untuk tujuan keuangan lainnya, yang sebelumnya kamu sudah targetkan. Ingat, bahwa tujuan keuangan itu ada judul, nominal, dan jangka waktu.
3. Kelola Utang secara Efektif
Selanjutnya, strategi mengelola utang secara efektif.
So, memang ini juga adalah waktu terbaik untuk mengevaluasi kembali semua utang yang ada. Kartu kredit, pinjaman pribadi, hingga KPR, semua harus direview. Tinjau kembali juga rencana pelunasannya, dan car cara supaya bisa mengurangi beban utang tersebut secara efisien.
Mengurangi utang tidak hanya mengurangi beban finansial, tapi juga meningkatkan kesehatan keuangan secara keseluruhan.
4. Review Investasi
Review investasi juga menjadi bagian penting dari peninjauan keuangan karyawan.
Review investasi ini termasuk mengevaluasi portofolio investasi kita, seperti saham dan reksa dana, atau mungkin instrumen lain yang kita punya. Review ini dilakukan untuk memastikan bahwa kinerja investasi tersebut masih sejalan dengan tujuan keuangan dan toleransi risiko kita.
Dalam beberapa kasus, mungkin perlu melakukan penyesuaian untuk menyeimbangkan kembali portofolio atau untuk memanfaatkan peluang investasi baru.
5. Cek Dana Darurat
Cek dana darurat juga sangat penting untuk dilakukan di tahun baru.
Dana darurat adalah uang yang disimpan untuk keadaan darurat, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran lain yang tak terduga. Pastikan bahwa kita memiliki dana darurat yang cukup, idealnya mencukupi untuk biaya hidup selama tiga hingga enam bulan.
6. Cek Rencana Pensiun
Nah, gimana dan kapan harus memulai nih?
Enggak pernah terlalu dini untuk memulai perencanaan pensiun. Evaluasi opsi pensiun yang ada, seperti Jaminan Pensiun, DPLK, atau skema pensiun lainnya. Pastikan kita secara aktif berkontribusi ke dalamnya sesuai ketentuan.
Memikirkan masa depan adalah bagian tak terpisahkan dari manajemen keuangan yang sehat.
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kita sebagai karyawan dapat memastikan bahwa keuangan pribadi kita sehat dan siap untuk menghadapi tantangan dan peluang yang mungkin muncul di tahun baru, bahkan juga di tahun-tahun berikutnya.
Tinggal berharap saja, semoga tahun depan ada kenaikan gaji. Amin?
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga yang Applicable di Tahun 2024
Gimana? Sudah siap menyambut tahun 2024? Mau memulai tahun 2024 dengan membuat rencana keuangan? Butuh contoh perencanaan keuangan keluarga yang applicable?
No worries, kamu sudah berada di artikel yang tepat. Ke bawah nanti akan ada contohnya, tetapi pastikan bahwa kamu mulai dari garis start yang benar dulu sebelumnya.
Table of Contents
Memahami Kondisi Keuangan Keluarga
Sebelum melihat contoh perencanaan keuangan keluarga yang applicable dan kemudian membuatnya, kamu mesti memahami kondisi keuangan keluarga dulu saat ini. Apa yang mesti dipahami?
1. Posisi Cash Flow
Jadi, mulailah dengan melakukan analisis yang teliti terhadap pendapatan dan pengeluaran keluarga. Pendekatan ini enggak hanya melibatkan pencatatan gaji bulanan, tetapi juga sumber pendapatan tambahan, seperti bonus atau pendapatan pasif. Di sisi lain, pencatatan pengeluaran harus mencakup segala sesuatu, mulai dari biaya bulanan rutin hingga pengeluaran tak terduga.
Nah, keduanya ini harus dengan pasti kamu ketahui. Dengan memiliki gambaran yang jelas tentang arus kas kita, kita dapat mengidentifikasi area di mana kita bisa menghemat dan di mana kita perlu menginvestasikan lebih banyak.
2. Posisi Aset dan Utang
Selanjutnya, kita perlu menilai aset dan utang keluarga. Aset bisa berupa tabungan, investasi, properti, atau barang berharga lainnya. Sementara itu, utang mungkin termasuk KPR, pinjaman kendaraan, atau kartu kredit.
Memahami perbandingan antara aset dan utang memberi kita gambaran yang lebih jelas tentang kekayaan bersih kita dan membantu kita dalam membuat keputusan keuangan yang bijak.
3. Cek Prioritas untuk Tahun 2024
Terakhir, penting untuk menentukan prioritas keuangan keluarga. Setiap keluarga memiliki kebutuhan dan tujuan yang unik, yang bisa berkisar dari pendidikan anak hingga persiapan pensiun.
Mengidentifikasi dan menetapkan prioritas ini memungkinkan kita untuk mengalokasikan sumber daya dengan lebih efektif, memastikan bahwa kebutuhan terpenting tidak hanya terpenuhi, tetapi juga secara aktif diperjuangkan.
Dengan memahami kondisi keuangan keluarga secara mendalam, kita menempatkan diri kita pada posisi yang lebih baik untuk membuat keputusan keuangan yang berinformasi dan strategis, membawa keluarga kita lebih dekat ke tujuan keuangan yang kita impikan.
Tahap Perencanaan Keuangan Keluarga Tahun 2024
Nah, untuk bisa memahami contoh perencanaan keuangan keluarga dengan mudah, kamu juga perlu memahami tahapan membuat rencananya dulu.
Penyusunan Anggaran
Membuat anggaran yang realistis adalah fondasi penting dalam contoh perencanaan keuangan keluarga. Langkah pertama adalah menentukan penghasilan dan pengeluaran bulanan. Dengan menggunakan aplikasi pengelolaan keuangan atau alat bantu sederhana seperti spreadsheet, kita dapat dengan mudah melacak dan mengelola aliran kas.
Contoh pembagian anggaran yang efektif meliputi alokasi untuk kebutuhan sehari-hari, tabungan, investasi, dan juga hiburan. Tentu saja kamu bisa membuatnya sesuai kebutuhan dan kondisi keluargamu, tidak harus persis dengan contoh perencanaan keuangan keluarga ini.
Intinya, anggaran bukan hanya alat untuk mengendalikan pengeluaran, tetapi juga untuk memastikan bahwa semua aspek kehidupan keluarga tercakup.
Strategi Menabung dan Investasi
Tentukan tujuan tabungan, baik jangka pendek maupun panjang, membantu dalam merancang strategi yang sesuai. Untuk tahun 2024, pilihan investasi bisa meliputi saham, reksa dana, atau properti, dengan masing-masing memiliki risiko dan peluangnya.
Penting untuk memahami karakteristik setiap investasi dan bagaimana instrumen tersebut bisa sejalan dengan tujuan keuangan keluarga.
Dana Darurat
Tujuan dana darurat adalah sebagai bantalan keuangan untuk biaya tak terduga tanpa mengganggu rencana keuangan lainnya. Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup minimal selama 3-6 bulan.
Menyisihkan sebagian kecil dari pendapatan bulanan secara rutin adalah cara terbaik untuk membangun dana ini.
Perencanaan Pendidikan dan Kesehatan
Biaya pendidikan dan kesehatan adalah dua aspek penting yang sering memerlukan perencanaan jangka panjang.
Mengantisipasi biaya pendidikan anak dari dini dapat meringankan beban keuangan di masa depan. Demikian pula, memiliki asuransi kesehatan keluarga adalah langkah penting untuk melindungi keluarga dari beban keuangan yang tidak terduga akibat masalah kesehatan.
Persiapan Pensiun
Merencanakan pensiun sejak dini adalah kunci untuk masa tua yang tenang dan aman secara finansial. Menyisihkan dana ke dalam program pensiun atau bentuk investasi jangka panjang lainnya dapat memastikan sumber pendapatan yang stabil di masa pensiun.
Perlindungan Aset dan Asuransi
Memilih jenis asuransi yang tepat adalah penting untuk melindungi aset dan keuangan keluarga. Asuransi kesehatan dan asuransi jiwa adalah asuransi wajib.
Jangan lupa, untuk mempelajari polis dan manfaat asuransi agar dapat memilih cakupan yang sesuai dengan kebutuhan keluarga.
Mengelola Utang dan Kredit
Strategi melunasi utang termasuk menetapkan prioritas pembayaran utang berdasarkan suku bunga dan jumlah utangnya. Membuat rencana pembayaran yang konsisten dan menghindari pengambilan utang baru yang tidak perlu membantu dalam menjaga keseimbangan keuangan keluarga.
Rencana keuangan yang baik adalah rencana yang fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan kondisi keuangan atau kehidupan keluarga. Dengan perencanaan yang matang dan eksekusi yang disiplin, keluarga dapat meraih tujuan keuangannya sambil menjaga keseimbangan kehidupan yang sehat dan bahagia.
Contoh Perencanaan Keuangan Keluarga 2024
Nah, sekarang kita lihat contoh perencanaan keuangan keluarga yang bisa diaplikasikan di tahun 2024.
Taruh saja, di tahun 2024, kita pengin fokus pada pembangunan dana darurat, mengumpulkan uang muka (DP) untuk rumah, dan memulai dana pensiun. Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut.
- Gaji: Rp10.000.000
- Pemasukan dari side hustling: Rp2.000.000 (rata-rata)
- Pengeluaran Bulanan: Rp7.000.000 (termasuk biaya hidup, tagihan, dan pengeluaran rutin lainnya)
- Sisa Pendapatan Bulanan: Rp5.000.000 (rata-rata)
Dari data penghasilan di atas, kita buat contoh perencanaan keuangan keluarga untuk mencapai tujuan dana darurat, DP rumah, dan dana pensiun sebagai berikut.
1. Membangun Dana Darurat
Tujuan: Menyisihkan 6 kali pengeluaran bulanan sebagai dana darurat.
Target: Rp42.000.000 (Rp7.000.000 x 6 bulan).
Strategi: Menyisihkan Rp1.000.000 setiap bulan ke rekening tabungan khusus.
Durasi: 42 bulan (hingga tercapai, dimulai dari Januari 2024)
2. Mengumpulkan Uang Muka (DP) Rumah
Tujuan: Mengumpulkan DP rumah sebesar Rp100.000.000.
Target: Menabung Rp2.000.000 per bulan.
Strategi: Investasi dalam reksa dana atau produk keuangan lain dengan tingkat pengembalian rata-rata 8% per tahun.
Durasi: Sekitar 4 tahun.
3. Memulai Dana Pensiun
Tujuan: Membangun dana pensiun yang cukup untuk masa tua.
Strategi: Berinvestasi dalam skema pensiun atau produk keuangan jangka panjang.
Alokasi Dana: Minimal Rp500.000 per bulan.
Investasi Tambahan: Menambah investasi setiap kali ada kenaikan pendapatan atau bonus.
Catatan dan Strategi Umum
- Penyesuaian Anggaran: Melakukan evaluasi dan penyesuaian anggaran secara berkala untuk memastikan rencana tetap sesuai dengan situasi keuangan.
- Dana Darurat: Memastikan dana darurat mudah diakses tetapi tidak tercampur dengan tabungan atau investasi lain.
- Pengurangan Pengeluaran: Mencari cara untuk mengurangi pengeluaran, seperti mengurangi biaya yang tidak perlu, untuk meningkatkan jumlah tabungan.
- Peningkatan Pendapatan: Mencari sumber pendapatan tambahan jika memungkinkan, seperti pekerjaan sampingan atau bisnis kecil.
- Review dan Evaluasi: Melakukan review tahunan untuk mengevaluasi kemajuan dan melakukan penyesuaian jika perlu.
Rencana ini harus fleksibel dan mampu beradaptasi dengan perubahan situasi keuangan atau tujuan keluarga.
Nah, gimana? Cukup applicable kan? Kamu masih bisa membaginya lagi menjadi beberapa target kecil, sehingga kamu enggak merasa berat saat mengeksekusinya. Misalnya saja, target DP rumah, bisa kamu bagi ke dalam proyeksi tahunan. Dengan begitu, akan lebih mudah juga untuk melakukan review nantinya.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Mengoptimalkan Manfaat dari Kelas Keuangan Online
Kamu sudah pernah ikut kelas keuangan QM Financial yang mana?
Ikut belajar keuangan di kelas online seperti di QM Financial memang bisa menjadi salah satu jalan untuk meningkatkan keterampilan mengelola finansial. Nah, pertanyaannya, apa yang kemudian kamu lakukan setelah kelas selesai? Apakah sudah berhenti sampai di situ saja?
Ofkors tidak. Betul kan? Ya, seharusnya sih memang enggak berhenti hanya sampai kelas selesai. Bahkan faktanya, pembelajaran keuangan kita itu berlangsung seumur hidup loh! Jadi, jangan hanya berhenti di kelas. Lakukan beberapa hal berikut, agar manfaat kelas keuangannya lebih optimal.
Table of Contents
Mengoptimalkan Ilmu yang Didapatkan dari Kelas Keuangan
Review Materi
Setelah menyelesaikan kelas keuangan, langkah penting pertama adalah meluangkan waktu untuk secara menyeluruh untuk mereview kembali apa yang sudah didapatkan.
Enggak cuma sekadar membaca ulang catatan atau handout yang diberikan gratis, tetapi lebih kepada membenamkan diri dalam konsep dan prinsip yang telah dibahas.
So, cobalah duduk tenang, lalu buka semua materinya. Mulailah mengingat kembali topik-topik utama yang dibahas. Catatlah poin-poin penting dan konsep-konsep kunci, terutama yang paling relate dengan situasi yang sekarang kamu alami, atau yang memerlukan pemahaman lebih dalam.
Proses ini juga jadi kesempatan untuk mengidentifikasi area yang kamu mungkin belum sepenuhnya paham. Coba ditandai, agar kemudian kamu bisa mencari tahu lebih banyak dan menjawab pertanyaanmu sendiri.
Kamu juga bisa membuat ringkasan materi. Selain agar lebih mudah diingat, juga akan memudahkanmu untuk memahaminya. P
Praktik!
Apalah artinya belajar teori tanpa praktik? Bahkan, dalam hal keuangan, praktik itulah justru yang terbaik.
Setelah mempelajari berbagai konsep dan strategi di kelas keuangan, mulailah dengan mengidentifikasi aspek-aspek kehidupan finansial kamu yang paling membutuhkan perbaikan atau penyesuaian. Banyak ya?
Ya memang, tapi jangan overwhelmed dulu. Secara bertahap, aplikasikan satu konsep atau strategi pada satu waktu, sehingga kamu dapat memonitor dampaknya dengan jelas dan membuat penyesuaian bila perlu.
Sebagai contoh, jika kamu telah mempelajari tentang pentingnya anggaran, coba implementasikan dengan membuat anggaran bulanan yang detail. Buat rencana keuangan paling sederhana yang kamu bisa untuk memantau pengeluaran dan mengevaluasi efektivitasnya di akhir bulan.
Kalau mau segera fokus pada investasi, mulailah dengan investasi kecil di instrumen yang kamu pahami. Kamu bisa lanjut belajar dengan langsung praktik.
Memanfaatkan Sumber Daya Tambahan
Setelah mendapatkan ilmu di kelas keuangan, kamu juga bisa menambah lagi pengetahuanmu dari berbagai sumber daya tambahan lainnya.
Misalnya, habis ikutan kelas investasi, coba cari video QM Financial di YouTube yang menjelaskan tentang investasi. Dengan demikian, kamu akan mendapatkan pengetahuan dan wawasan lebih dalam lagi. Kamu bisa mencari juga podcast-nya di Spotify, atau baca-baca artikel di website ini.
Selain itu, kamu juga bisa bergabung dengan komunitas online, seperti forum keuangan atau grup media sosial. Dengan begitu, kamu bisa berinteraksi dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, berbagi pengalaman, dan mendapatkan saran praktis.
Evaluasi dan Penyesuaian Strategi Keuangan
Setelah kamu mencoba mengimplementasikan ilmu yang kamu dapatkan, maka lakukan evaluasi agar kamu tahu seberapa efektif strategi tersebut untuk kamu gunakan mencapai tujuan keuangan.
Misalnya, kamu cek catatan keuanganmu. Apakah sekarang sudah mulai tampak seimbang antara pengeluaran dan pemasukan? Ataukah masih besar pasak daripada tiang? Jika iya, kamu perlu melihat lagi bagian mana yang salah, dan coba lakukan perubahan lagi.
Demikian juga kalau investasimu belum memberikan hasil seperti yang diharapkan, pertimbangkan untuk diversifikasi portofolio atau mengubah alokasi aset. Penting juga untuk mempertimbangkan perubahan dalam kondisi keuangan terkini, seperti perubahan pendapatan, keadaan keluarga, atau kondisi pasar.
Berbagi dengan yang Lain
Setelah memperkaya diri dengan pengetahuan dari kelas keuangan, membuka pintu pengetahuan itu kepada orang lain—baik itu keluarga, teman, atau rekan kerja—bisa menjadi pengalaman yang sama berharganya.
Enggak hanya akan membantu orang lain, berbagai ilmu juga akan membuatmu semakin pintar dan terampil dalam mengelola keuangan pribadimu. Proses berbagi ini akan “memaksa” kamu untuk melihat materi dari perspektif yang berbeda, sehingga bisa saja kemudian muncul pertanyaan atau insight yang tadinya enggak kepikiran.
Selain itu, diskusi yang muncul dari berbagi pengetahuan ini dapat menginspirasi ide-ide baru dan pendekatan yang berbeda terhadap masalah keuangan yang kamu hadapi. Jadi, enggak hanya bermanfaat untuk orang lain, kamu pun bisa belajar dari pengalaman dan wawasan orang lain.
Singkatnya, dengan berbagi pengetahuan, kamu enggak hanya memberi manfaat kepada orang lain tetapi juga terus mengasah dan memperluas pemahamanmu sendiri dalam dunia keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pernikahan Mewah Peluang Cerai Tinggi: Apa yang Dapat Dipelajari Pasangan?
Ada penelitian yang mengungkapkan, bahwa pasangan yang melakukan pernikahan mewah cenderung akan berakhir pada perceraian. Ouch! Gimana nih, gaes, menurut kamu?
Adalah The Economic Times yang melaporkan mengenai temuan ini pada 7 Agustus 2023 yang lalu. Di sisi lain, masih menurut penelitian ini, pasangan yang memilih untuk merayakan pernikahannya secara sederhana justru berpeluang lebih besar untuk mempertahankan hubungan lebih lama, dengan rasio perceraian yang lebih rendah.
Penelitian yang dilakukan oleh ahli ekonomi Andrew Francis-Tan dan Hugo M Mialon ini menganalisis pengalaman pernikahan dari lebih dari 3.000 orang di Amerika Serikat.
Berdasarkan laporan CNN, para peneliti menemukan bahwa bagi pria, mengeluarkan biaya antara Rp30,8 juta hingga Rp61,7 juta untuk cincin pertunangan dikaitkan dengan risiko perceraian yang 1,3 kali lebih tinggi daripada pengeluaran antara Rp7,7 juta hingga Rp30,8 juta.
Selanjutnya, penelitian ini juga menemukan bahwa pernikahan dengan biaya di bawah Rp15,4 juta memiliki tingkat perceraian yang lebih rendah dibandingkan dengan pernikahan yang menghabiskan lebih dari Rp308 juta, yang meningkatkan risiko perceraian bagi perempuan hingga 1,6 kali lipat.
Table of Contents
Apa yang Bisa Dipelajari oleh Pasangan dari Penelitian tentang Pernikahan Mewah Ini?
Wow, apakah kamu merasa terkezoet akan berita ini? Apakah menurut kamu, memang ada hubungannya antara biaya pernikahan dengan kecenderungan perceraian, seperti yang diungkapkan oleh para peneliti?
Mungkin ada di antara kamu yang akan bilang, “Ah, gue kemarin bikin pesta pernikahan mewah. Sekarang juga masih awet-awet aja.” Atau, barangkali juga ada yang bilang, “Untung gue kemarin pesta sederhana aja.”
Apa pun boleh kamu katakan, terkait penelitian ini. Relate atau enggak dengan kondisi kamu. Namun yang pasti, ada beberapa hal yang bisa dipelajari dari hasil penelitian tentang pernikahan mewah ini.
1. Pentingnya Ngobrol dengan Pasangan
Mau pesta pernikahan mewah atau sederhana, yang mana pun sama saja asalkan sudah diobrolkan bersama antara pasangan. Mau dibiayai oleh orang tua, atau mau biaya sendiri, semua juga oke, lagi-lagi asalkan sudah ada kesepakatan antara kedua belah pihak.
Yang jadi masalah adalah ketika yang satu pengin pesta pernikahan mewah, sementara yang lain tidak menginginkannya. Atau bisa juga pengin pesta besar, tetapi ternyata untuk biaya harus berutang dengan bunga yang besar dan melilit.
Nah, ini yang harus dipikirkan. Jangan sampai, fokus hanya pada satu hari besar, sementara di belakang ada masalah yang mengintai. Jadi, ngobrol ya. Terutama penting untuk mengetahui value masing-masing, dan kemudian dikompromikan. Saat nanti sudah beberapa waktu menikah, komunikasi ini juga adalah kunci penting untuk menyelesaikan semua masalah yang timbul.
2. Jangan Terlambat Membuat Rencana Keuangan Bersama
Rencana keuangan keluarga sebaiknya memang sudah harus dimiliki begitu pasangan sudah menikah. Mau pesta pernikahan mewah atau pesta sederhana, pasangan sudah harus tahu, habis ini mau ngapain, mau ke mana.
Jadi, jangan sampai, habis pesta justru bingung, tinggal di mana nih? Mau di pondok mertua indah? Mau kos atau kontrak? Semua keputusan adalah baik ketika dibicarakan bersama.
Setelah Pernikahan (Mewah), 3 Hal Ini Harus Segera Dipikirkan
Pernikahan mewah atau sederhana, dua-duanya akan berujung masalah jika pasangan enggak kompak. So, untuk kompak ya harus ngobrol. Bikin pernikahan mewah ya oke saja, asal semua sudah ada di dalam rencana. Setelah membuat rencana pernikahan, segera bikin plan juga untuk beberapa hal berikut.
1. Tinggal di Mana?
Nah, ini yang sudah disinggung di atas. Ada banyak pasangan yang masih belum bersepakat untuk tinggal di mana ketika mereka melangsungkan pernikahan. Alhasil, alih-alih bisa langsung duduk dan merencanakan masa depan, mereka pun malah berkutat dengan masalah ini yang kadang jadi membesar.
So, ada beberapa opsi yang bisa dipilih; mau tinggal di rumah orang tua atau mertua sembari menyiapkan diri untuk membeli rumah pertama, atau mau sewa alias kontrak? Beberapa pasangan mungkin beruntung karena sudah menyiapkan rumah untuk tempat tinggal setelah menikah, tetapi ada banyak sekali yang belum siap.
Jadi, buka obrolan untuk hal ini begitu kamu dan pasangan sudah berencana untuk melangkah ke jenjang yang lebih serius.
2. Apa Tujuan Keuangan Terdekat?
Setelah menetapkan mau tinggal di mana dan bersepakat, selanjutnya ada yang harus disepakati lagi, yaitu apa tujuan keuangan bersama yang terdekat?
Tujuan ini tergantung kondisi masing-masing. Namun, ada satu yang wajib banget hukumnya untuk dicapai lebih dulu, yaitu dana darurat. Setelah itu, pasangan bebas menentukan, mau ngumpulin untuk dana DP rumah, atau dana liburan, atau mulai promil. Semua tergantung kebutuhan, dan ingat, harus bersepakat.
Buat rencana keuangan berdasarkan tujuan-tujuan yang disepakati, meliputi judul, nominal, dan target waktu. Ini penting agar ke depan, kamu dan pasangan lebih mudah dalam mengelola keuangan, dan terutama, mengatur prioritas.
3. Siapa Bekerja, Siapa Bayar Apa?
Hal ketiga yang harus segera disepakati adalah tentang peran dalam rumah tangga. Siapa yang akan bekerja dan menjadi tulang punggung keluarga? Siapa membayar apa, atau apakah akan membuat tabungan bersama, dan lain sebagainya.
Kalau kata lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, mau papa bos atau mama bos? Enggak mungkin dua-duanya bos. Untuk memutuskannya, ya balik lagi: ngobrol.
So, pernikahan mewah memiliki kecenderungan bercerai lebih tinggi? Itu kata peneliti. Kalau kata QM Financial, semua ada di kesepakatan. Mau pesta pernikahan mewah? Oke, buat rencana. Mau bikin yang sederhana saja? Itu juga pilihan yang bijak, dan tetap buat rencana.
Ngobrol berdua tentang keuangan sejak dini enggak hanya akan mengurangi beban finansial, tetapi juga membantu pasangan untuk memulai pernikahan mereka dengan dasar yang lebih kokoh dan berorientasi pada hubungan mereka, bukan pada soal mewah atau tidaknya pesta.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Manfaat perencanaan keuangan sering kali terabaikan di antara kehebohan kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, punya rencana keuangan itu adalah koentji untuk mengurangi stres finansial yang dapat menimpa siapa saja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan keuangan yang terus berkembang, memiliki rencana keuangan yang solid bukan hanya tentang mengelola anggaran atau investasi, melainkan tentang menciptakan rasa tenang dan aman dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan berpikir jauh ke depan, perencanaan keuangan membuka pintu menuju ketenangan pikiran dan stabilitas jangka panjang, memungkinkan setiap dari kita untuk mengambil kendali penuh atas keuangan kita dan, pada akhirnya, kehidupan kita sendiri secara keseluruhan.
Apa Itu Stres Finansial?
Stres finansial adalah kondisi tekanan psikologis yang terjadi akibat masalah atau kekhawatiran terkait dengan keuangan. Penyebabnya bisa beragam, di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Dana atau Penghasilan
Ketika penghasilan enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pembayaran cicilan, hal ini dapat menimbulkan stres finansial yang cukup parah.
Utang yang Besar
Memiliki utang, seperti utang kartu kredit, paylater, KTA, dan sejenisnya, bisa saja tampak terkendali di atas kertas. Tapi, enggak jarang juga menyebabkan stres finansial. Apalagi utang pinjol, yang maunya diselesaikan joki pinjol, tapi malah ketipu. Waduh.
Ketidakpastian Keuangan Masa Depan
Kekhawatiran tentang pensiun, kehilangan pekerjaan, atau ketidakmampuan untuk mengumpulkan tabungan dapat menimbulkan stres.
Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi juga dapat menyebabkan stres, terutama jika ini mengakibatkan keputusan keuangan yang buruk.
Krisis atau Darurat Keuangan yang Tidak Terduga
Situasi seperti biaya medis mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan rumah yang tidak terduga juga dapat menyebabkan stres finansial yang signifikan.
Stres finansial ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, hubungan interpersonal, dan kinerja di tempat kerja. Penting untuk mengatasi stres finansial dengan cara-cara seperti membuat anggaran yang realistis, mengurangi utang, membangun dana darurat, dan mencari saran keuangan profesional jika diperlukan.
Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Mengurangi Stres Finansial
Perencanaan keuangan memiliki beberapa manfaat signifikan dalam mengurangi stres finansial. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.
1. Kontrol Keuangan yang Lebih Baik
Perencanaan keuangan membantumu untuk bisa memahami dengan lebih baik bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Dengan begitu, kamu pun dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan tabungan.
2. Peningkatan Kesiapan untuk Situasi Darurat
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, kamu dapat mengurangi kekhawatiran tentang bagaimana menangani keadaan tak terduga seperti pengeluaran medis darurat atau kehilangan pekerjaan.
3. Mengurangi Beban Utang
Strategi perencanaan keuangan yang baik mencakup pembayaran utang. Mengurangi utangmu dapat mengurangi beban keuangan dan stres yang terkait juga.
4. Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan membantumu untuk menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, yang dapat memberikan rasa keamanan dan pencapaian.
5. Peningkatan Tabungan dan Investasi
Dengan rencana keuangan yang efektif, kamu dapat meningkatkan tabungan dan investasi, yang enggak hanya mengamankan masa depan finansial, tetapi juga mengurangi kekhawatiran tentang keuangan.
6. Keamanan Finansial
Memiliki rencana keuangan yang solid memberikan rasa keamanan, karena kamu jadi tahu bahwa kamu telah mempersiapkan masa depan dengan baik, dan dapat menangani ketidakpastian keuangan.
7. Pengurangan Stres dalam Pengambilan Keputusan
Kalau ada rencana keuangan, kamu jadi punya panduan yang jelas tentang bagaimana mengambil keputusan keuangan, mengurangi stres, dan kebingungan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Mengurangi stres finansial juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kamu, karena stres yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Nah, dengan semua manfaat perencanaan keuangan tersebut, jadi tahu kan, bahwa perencanaan keuangan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan finansial saja, tetapi juga untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Lalu, apa saja yang dilakukan untuk bisa mendapatkan semua manfaat perencanaan keuangan di atas?
Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Manfaat Perencanaan Keuangan
Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tentu saja semua selalu berawal dari, “Tujuan lo apa?”
Pisahkan tujuan keuangan menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja berupa pengelolaan pengeluaran bulanan atau pembuatan dana darurat. Jangka menengah bisa fokus pada pembayaran utang atau menyisihkan untuk biaya pendidikan. Untuk tujuan jangka panjang, pensiun sering menjadi fokus utama.
Nah, setiap tujuan ini harus realistis dan terukur, sehingga memudahkan kita untuk mengevaluasi kemajuan dengan jelas dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Membuat Anggaran dan Mengikuti Anggaran
Mencatat secara detail semua sumber pendapatan dan pengeluaran akan membuatmu tahu gambaran cash flow. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi di area mana penghematan bisa dilakukan.
Susun anggaran yang realistis, yang seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, serta mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan. Anggaran ini harus mencerminkan prioritas keuangan dan gaya hidup, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
Mengelola Utang
Identifikasi secara menyeluruh semua utang yang ada, dari kartu kredit, paylater, KTA, lalu pahami persyaratan pembayaran masing-masing, termasuk bunga dan jatuh tempo.
Setelah memiliki gambaran yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembayaran yang efektif. Di sini, strategi seperti metode bola salju atau metode avalanche bisa dipilih sesuai kemampuan dan kondisi. Keduanya menawarkan pendekatan terstruktur dalam mengurangi utang, memungkinkan kamu untuk merasakan kemajuan yang konstan dan memberikan dorongan moral yang signifikan sehingga bebas stres finansial.
Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah penting agar kamu bisa mendapatkan manfaat perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Idealnya, dana ini sebaiknya mencakup biaya hidup untuk 3-6 bulan, memberikan cukup ruang bernapas dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak. Penting untuk menyimpan dana darurat ini di tempat yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Pastikan saja agar tetap terpisah dari rekening sehari-hari.
Meninjau dan Menyesuaikan Rencana Secara Berkala
Yah, namanya juga hidup. Kadang berubah secara tak terduga, bikin rencana jadi banyak berubah, prioritas pun bergeser.
Dengan meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan secara berkala, bisa dipastikan bahwa setiap langkah tetap selaras dengan tujuan hidup yang berubah-ubah dan kondisi keuangan saat ini. So, sesuaikan anggaran, ubah strategi, atau menetapkan tujuan keuangan baru, itu hal yang sah-sah saja. Yang penting harus bisa beradaptasi terus dengan perubahan.
Karena, ingat, kesesuaian antara rencana keuangan dan kehidupan yang dijalani menjadi penanda bahwa keuangan bukan lagi sumber stres, melainkan alat yang mendukung pencapaian impian dan aspirasi.
Belajar Keuangan
Manfaatkan berbagai sumber daya supaya lebih banyak manfaat perencanaan keuangan bisa kamu dapatkan. Mulai dari mengikuti seminar keuangan, membaca buku yang ditulis oleh para ahli keuangan, hingga mengambil kelas keuangan online, misalnya seperti FCOS QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial dan Cara Menghindarinya
Belajar finansial merupakan tahap penting dalam meraih financial independence jangka panjang. Memiliki pengetahuan dan edukasi tentang keuangan sangat penting karena dapat mengendalikan pengeluaran dan mendukung pertumbuhan kekayaan.
Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan umum yang menghambat perkembangan finansial mereka. Padahal, sejatinya belajar finansial harus dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Ketrampilan mengelola uang yang baik dan bijak harus dimiliki agar pendapatan yang diperoleh setiap bulan tidak habis begitu saja tanpa adanya perencanaan.
Oleh karena itu, mari mengulik lebih lanjut tentang beberapa kesalahan umum dalam belajar finansial yang sering terjadi dan cara menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial
Kesalahan umum dalam belajar finansial penting untuk digali agar dapat diperbaiki untuk ke depannya. Adapun macam-macam kesalahan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak Menyusun Rencana Keuangan
Salah satu kesalahan paling umum dalam mempelajari finansial adalah tidak membuat rencana keuangan. Tanpa perencanaan yang jelas, sulit bagi seseorang untuk mengatur pengeluaran, tabungan, atau berinvestasi dengan efektif.
Cara menghindarinya yaitu dengan menyusun anggaran bulanan yang meliputi tabungan, pengeluaran rutin, dan investasi. Perencanaan tersebut harus realistis dan bisa disesuaikan dengan perubahan kondisi keuangan.
2. Tidak Mengasah Wawasan Finansial
Banyak orang yang mudah berpuas diri dengan wawasan finansial yang dimilikinya saat ini. Padahal, mengasah pengetahuan secara terus menerus sangat penting untuk memperoleh perspektif yang segar tentang keuangan.
Oleh karena itu, penting sekali menginvestasikan waktu untuk menggali fondasi keuangan pribadi, investasi, hingga manajemen risiko yang tepat. Kamu juga bisa mempelajari tentang rencana pensiun, pajak, dan berbagai aspek finansial lainnya.
Tentunya, tidak sulit untuk menemukan sumber pengetahuan finansial karena kamu bisa menemukannya di buku, kursus, postingan media sosial, podcast, atau video YouTube. Di QM Financial saja ada banyak!
3. Berpikir Jangka Pendek
Tidak sedikit orang memiliki kebiasaan berpikir pendek karena lebih mengutamakan kesenangan instan dibanding menyusun rencana untuk masa depan. Contohnya, seperti pengeluaran impulsif, tidak menabung, dan lain-lain.
Cara menghindari masalah umum ini yaitu dengan mengembangkan pemikiran jangka panjang dan fokus pada tujuan keuangan. Misalnya, seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak-anak, menyiapkan pensiun nyaman, dan lain-lain. Pertimbangkan pula konsekuensi jangka panjang dari keputusan finansial yang diambil saat ini.
4. Tidak Mengelola Utang dengan Bijak
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan dalam belajar finansial adalah tidak mengelola utang dengan bijak. Alhasil, hal ini dapat menjadi beban keuangan yang sangat berat. Tidak sedikit orang yang mengajukan pinjaman tanpa mempertimbangkan keputusannya dengan matang.
Agar bisa menghindari kesalahan ini, diperlukan analisis yang cermat sebelum mengajukan utang. Kamu juga perlu memahami suku bunga, syarat-syarat pembayaran, dan rencana pelunasan utang yang efisien.
5. Tidak Menyimpan Dana Darurat
Tidak menyisihkan dana darurat termasuk kesalahan yang cukup serius dalam pengelolaan keuangan. Tanpa memiliki dana darurat, kamu akan kesulitan ketika menghadapi berbagai kendala finansial, seperti perawatan kesehatan yang mendesak, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Solusi yang bisa diterapkan adalah membuat dana darurat yang sekiranya mampu menutupi biaya hidup dalam beberapa bulan. Dana darurat perlu disimpan di rekening terpisah agar tetap terjaga jumlahnya.
6. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Kesalahan besar dalam mempelajari keuangan yang berikutnya adalah berinvestasi tanpa diversifikasi dengan baik. Menginvestasikan uang yang dimiliki pada satu instrumen saja akan meningkatkan risiko menurunnya nilai investasi.
Diversifikasi atau menyebarkan investasi ke beberapa instrumen cukup membantu dalam meminimalisir risiko portofolio. Oleh karena itu, penting sekali memahami profil risiko dan merencanakan portofolio investasi yang efektif.
7 Disimpan Sendiri
Well, masalah keuangan memang hal yang sensitif sih. Makanya enggak heran jika ada yang merasa tabu untuk membahasnya dengan orang lain. Namun, kalau merasa tabu untuk mengobrolkannya dengan pasangan sendiri, ini bisa jadi salah satu kesalahan yang akan berefek cukup fatal di kemudian hari.
Padahal, dengan terbuka dengan pasangan soal keuangan, maka kamu dan pasanganmu pun akan lebih mudah menentukan tujuan bersama dan mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul nantinya.
Cara menghindari masalah ini yaitu mulai membuka pikiran dan hati untuk menyadari, bahwa dalam keluarga, peran serta kedua belah pihak—baik suami maupun istri—ini sama pentingnya. Keduanya adalah partner untuk membawa keluarga mencapai tujuan bersama.
So, ayo, mulai ajak obrol pasangan soal keuangan, bahkan kalau perlu belajar finansial bareng; ikut kursus bareng, kelas bareng, seminar, dan sebagainya bareng. Biar wawasannya sama-sama terbuka. Dengan demikian, kamu dan pasanganmu bisa sama-sama membuat keputusan finansial dengan lebih cerdas.
Berbagai kesalahan umum belajar finansial yang disebutkan di atas sangat rentan dialami oleh setiap orang. Tidak mudah berpuas diri dengan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan senantiasa melakukan evaluasi adalah kunci untuk belajar finansial dengan lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial atau Mau Jadi Orang Kaya? Mending yang Mana?
Kalau ditanya, menjadi kaya itu memang lebih populer ketimbang menjadi bebas finansial. Bahkan kenal dengan seorang anak kecil yang kalau ditanya cita-citanya saat sudah besar nanti mau jadi apa, jawabannya, “Mau jadi horang kayah!”
Memang, jadi kaya itu impian semua orang, kalau boleh digeneralisasi. Memangnya ada yang enggak mau kaya?
Mungkin saja hal ini karena adanya anggapan, bahwa dengan jadi kaya, kita bebas melakukan sesuatu. Mau apa pun bisa, mau melakukan apa saja juga bisa. Kalau jadi orang kaya, bisa jadi punya banyak privilege, berbagai peluang pun terbuka dengan lebar.
Bahkan sudah jadi idiom: lu punya uang, lu punya kuasa.
Kaum mendang mending, mana nih suaranya? Kamu memilih jadi orang kaya, atau pengin bebas finansial? Apa sih yang terlintas di benakmu kalau mendengar istilah ‘bebas finansial’? Sebebas apa, memangnya?
Apa Sih Sebenarnya Definisi Kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kaya” diartikan sebagai kepemilikan harta berlimpah, termasuk uang serta barang-barang mewah atau berharga. Namun, penting untuk memahami bahwa kekayaan bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung pada situasi, konteks, dan lokasi seseorang.
Sebagai contoh, seseorang mungkin dianggap kaya jika memiliki serangkaian mobil mewah, properti di berbagai kota, atau bahkan jet pribadi. Ini menunjukkan bahwa penilaian kekayaan sering kali berdasarkan pada aset yang terlihat secara fisik. Namun, realitas yang tersembunyi di balik barisan mobil mewah, properti yang beragam, atau jet pribadi, itu adalah misteri dan enggak sepenuhnya diketahui.
Bagaimana dengan Bebas Finansial?
“Bebas” berarti tidak ada yang mengikat kita, dan “finansial” berhubungan dengan uang. Jadi, “bebas finansial” sederhananya berarti kita enggak terikat oleh uang.
Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad, Poor Dad bilang, kalau kita bebas finansial, kita enggak punya masalah keuangan, dan bisa lakukan hal yang kita mau. Kita enggak takut kehabisan uang saat melakukan kegiatan karena kita sudah punya cukup uang untuk hidup sehari-hari.
Kalau kita sudah bebas finansial, kita bisa memilih untuk tidak kerja kapan saja. Mau berhenti kerja hari itu juga, silakan! Kita melakukan hal-hal bukan untuk dapat bayaran. Jadi, tidak masalah kalau kita tidak kerja satu hari, satu bulan, atau bahkan lebih lama. Uang untuk kebutuhan sehari-hari sudah ada.
Dan kalau kita ingin beli sesuatu, kita tidak perlu cemas, karena uangnya sudah ada.
Kaya versus Bebas Finansial
Jadi, gimana nih kesimpulannya?
“Kaya” dan “bebas finansial” bisa terdengar sama, tapi sebenarnya berbeda.
Ketika kita bilang seseorang itu “kaya”, biasanya kita maksudkan mereka punya banyak uang atau barang berharga. Mereka mungkin punya rumah besar, mobil mewah, dan bisa beli apa saja yang mereka inginkan. Tapi, kadang-kadang orang kaya masih merasa mereka harus terus bekerja keras untuk menjaga kekayaan mereka. Jadi, meskipun mereka punya banyak harta, mereka belum tentu merasa “bebas”.
Sementara itu, “bebas finansial” lebih ke arah bisa hidup nyaman tanpa khawatir tentang uang. Orang yang bebas finansial mungkin tidak selalu kaya, sesuai dengan standar orang banyak, tetapi mereka punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak stres memikirkan uang. Mereka bisa memilih tidak bekerja setiap hari, tetapi masih bisa menikmati hidup. Mungkin dengan pergi liburan atau menghabiskan waktu dengan keluarga, karena mereka sudah merencanakan keuangan dengan baik.
Jadi, intinya, “kaya” itu lebih banyak tentang berapa banyak harta yang kita punya, sedangkan “bebas finansial” itu tentang bagaimana perasaan kita terhadap uang dan hidup kita.
Seseorang bisa kaya tetapi belum tentu bebas finansial, dan sebaliknya, bisa jadi bebas finansial tanpa harus sangat kaya. Yang terpenting dalam bebas finansial adalah kita bisa hidup dengan nyaman dan melakukan hal-hal yang kita suka tanpa khawatir tentang uang.
Apakah lantas salah, kalau memilih kaya? Enggak juga. Kan, masing-masing boleh memilih sesuai kondisi dan kemampuan.
Jadi, Mau yang Mana?
Memutuskan antara ingin kaya atau bebas finansial itu penting, dan pilihannya bisa berbeda untuk setiap orang. Berikut beberapa tip sederhana untuk membantu kamu membuat keputusan.
Pahami Apa yang Kamu Inginkan
Kalau kamu ingin “kaya”, mungkin kamu berpikir tentang memiliki banyak uang, rumah mewah, mobil keren, dan liburan mahal. Ini tentang memiliki banyak barang dan status.
Kalau kamu ingin “bebas finansial”, kamu mungkin lebih suka hidup tanpa stres tentang uang. Kamu ingin cukup uang untuk hidup nyaman, bisa melakukan hal-hal yang kamu sukai, dan tidak khawatir tentang tagihan atau utang.
Tentukan yang mana yang kamu inginkan, lalu jadikanlah sebagai tujuan.
Tentukan Prioritasmu
Pikirkan apa yang paling penting buat kamu. Apakah kamu lebih senang memiliki banyak barang atau lebih senang punya waktu luang dan ketenangan pikiran?
Rencanakan dengan Baik
Baik ingin kaya atau bebas finansial, kamu harus punya rencana. Ini bisa berarti menabung, berinvestasi, dan belajar cara mengelola uangmu dengan bijak.
Ingat Keseimbangan Hidup
Kaya atau bebas finansial, ingatlah bahwa uang bukan segalanya—meskipun memang, untuk bisa segalanya, kamu akan butuh uang. Namun, ada yang perlu diingat selain uang. Hubungan, kesehatan, dan kebahagiaan juga sangat penting.
Buat Keputusan yang Sesuai dengan Nilai Hidupmu
Tidak ada yang salah dengan memilih pengin kaya ataupun bebas finansial. Pikirkan nilai-nilai apa yang paling penting bagimu dalam hidup. Apakah itu keluarga, kebebasan, kesuksesan, atau sesuatu yang lain? Biarkan nilai-nilai ini membimbing keputusanmu.
Setiap orang beda, jadi penting untuk memilih apa yang membuatmu paling bahagia dan nyaman. Tidak ada jawaban yang salah antara mau kaya atau bebas finansial, yang penting adalah kamu menemukan apa yang pas buat kamu dan kehidupanmu.
Dan yang harus selalu diingat: bahwa semua butuh proses. Mau kaya atau bebas finansial, kamu perlu untuk membuat rencana dan berproses. Karena, tidak pernah ada yang instan di dunia ini. Mi instan saja perlu diseduh, ya kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!