Bebas Finansial Artinya Tinggal Ongkang-Ongkang? Ini yang Kamu Harus Tahu!
Banyak orang mengira, bebas finansial artinya adalah sebuah kondisi ketika seseorang bisa hidup tanpa bekerja keras lagi, menghabiskan hari-hari dengan santai, ongkang-ongkang sambil menikmati hasil jerih payah masa lalu. Namun, seberapa tepatkah pengertian ini?
Di balik anggapan populer, pada dasarnya, bebas finansial artinya jauh lebih mendalam dan kompleks. Konsep ini bukan hanya tentang memiliki uang yang cukup untuk tidak perlu bekerja, melainkan tentang memperoleh kebebasan untuk membuat keputusan hidup tanpa dibatasi oleh kekhawatiran finansial.
Hal ini mencakup kemampuan untuk memilih bagaimana seseorang ingin menghabiskan waktu, dengan siapa, dan untuk apa, menjadikan kebebasan finansial sebuah tujuan yang didambakan tetapi sering disalahpahami.
Table of Contents
Apa Itu Bebas Finansial?
Ketika kita mendengar istilah ini, sering kali yang terlintas dalam pikiran adalah bebas finansial artinya gambaran hidup tanpa kekhawatiran akan uang, ketika kita bisa melakukan apa saja sesuka hati.
Namun, sebenarnya, apa sih arti sebenarnya dari bebas finansial itu?
Secara umum, bebas finansial artinya adalah keadaan ketika seseorang memiliki cukup kekayaan atau sumber daya keuangan untuk hidup tanpa perlu bekerja secara aktif untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Artinya ya bukan berhenti bekerja sama sekali, melainkan memiliki kebebasan untuk memilih apakah ingin bekerja atau tidak, serta kapan dan bagaimana ingin melakukannya.
Namun, interpretasi dari bebas finansial ini bisa sangat beragam dan sering kali disalahpahami. Bagi sebagian orang, bebas finansial berarti memiliki kemampuan untuk membeli apa saja yang diinginkan, kapan saja. Sementara bagi yang lain, bebas finansial berarti memiliki waktu luang yang lebih banyak untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau untuk hobi.
Di sisi lain, ada juga kesalahpahaman bahwa begitu mencapai kebebasan finansial, seseorang dapat hidup tanpa melakukan apa pun, alias ‘ongkang-ongkang’ tanpa kegiatan produktif. Padahal, kebebasan finansial sesungguhnya lebih kepada pencapaian kemandirian ekonomi yang memungkinkan seseorang untuk membuat pilihan hidup yang lebih luas, bukan sekadar kemewahan atau kemalasan.
Jadi, meskipun konsepnya tampak sederhana, realitas bebas finansial itu jauh lebih kompleks dan memerlukan pemahaman yang mendalam tentang apa arti kebebasan tersebut bagi kehidupan kita masing-masing.
Langkah Menuju Bebas Finansial
So, untuk bisa bebas finansial artinya seseorang harus berupaya. Effortnya jangan dikira gampang—kadang bahkan butuh waktu bertahun-tahun untuk persiapannya.
1. Merencanakan Keuangan dengan Bijak
Bebas finansial artinya punya rencana keuangan yang komprehensif. So, salah satu langkah fundamental dalam perjalanan menuju kebebasan finansial adalah merencanakan keuangan dengan bijak. Enggak cuma soal menghemat uang atau memotong pengeluaran, melainkan membangun strategi keuangan yang komprehensif hingga jangka panjang.
Perencanaan keuangan yang bijak dimulai dengan memahami cash flow; dari mana uang datang, ke mana perginya, dan bagaimana dapat mengoptimalkan kedua aspek tersebut. Termasuk di dalamnya adalah membuat anggaran yang realistis dan disiplin dalam mengikutinya, sambil tetap memperhitungkan kebutuhan dan keinginan pribadi.
Selain itu, penting juga untuk membangun dana darurat, yang akan memberikan bantalan finansial di masa-masa tak terduga.
2. Investasi dan Membangun Sumber Pendapatan Pasif
Langkah penting lainnya menuju kebebasan finansial adalah melalui investasi dan pembangunan sumber pendapatan pasif.
Investasi adalah tentang menempatkan uang kita untuk bekerja, sehingga menghasilkan lebih banyak lagi. Instrumennya bisa beragam, seperti pasar saham, obligasi, properti, kekayaan intelektual, atau bahkan dalam bisnis pribadi. Kunci dari investasi yang sukses adalah diversifikasi dan pemahaman mendalam tentang risiko dan potensi keuntungan dari setiap pilihan investasi.
Adalah penting bagi kita untuk menyesuaikan pilihan instrumen sehingga tak sekadar investasi, tetapi menjadi aset aktif yang akhirnya memberikan penghasilan pasif. Penghasilan pasif ini bisa berasal dari sewa properti, dividen saham, pendapatan dari bisnis yang tidak memerlukan kehadiran konstan, atau bahkan dari hak cipta dan royalti.
Dengan adanya pendapatan pasif, kita dapat secara bertahap mengurangi ketergantungan pada pendapatan dari pekerjaan reguler dan mendekati realisasi kebebasan finansial. Namun, perlu diingat bahwa membangun sumber pendapatan pasif sering membutuhkan investasi awal, baik dalam bentuk waktu, uang, atau keduanya. Oleh karena itu, pendekatan yang bijak dan terinformasi sangat penting dalam langkah ini menuju kebebasan finansial.
3. Disiplin dan Mengelola Risiko
Pada inti dari perjalanan menuju kebebasan finansial, terletak dua prinsip penting: disiplin dan pengelolaan risiko.
Disiplin finansial bukan hanya tentang mengikuti anggaran atau rencana investasi yang telah ditetapkan, tetapi juga tentang menjaga konsistensi dalam jangka panjang. Ini berarti menahan diri dari pengeluaran impulsif, mengevaluasi ulang prioritas keuangan secara berkala, dan menyesuaikan strategi investasi sesuai dengan perubahan kondisi pasar dan keadaan pribadi.
Disiplin juga berarti memiliki kesabaran untuk menunggu hasil investasi dan tidak tergoda oleh solusi ‘cepat kaya’ yang sering kali berisiko tinggi.
Sementara itu, pengelolaan risiko adalah tentang mengenali, memahami, dan mengurangi potensi kerugian keuangan. Di dalamnya melibatkan diversifikasi portofolio investasi untuk menyebarkan risiko, serta memastikan bahwa setiap investasi sesuai dengan toleransi risiko dan tujuan keuangan individual.
Pengelolaan risiko juga berarti mempersiapkan diri untuk skenario terburuk, misalnya dengan memiliki dana darurat atau asuransi yang memadai, untuk melindungi diri dari kejadian tak terduga yang bisa memengaruhi kestabilan keuangan. Dengan menggabungkan disiplin yang konsisten dan pengelolaan risiko yang efektif, seseorang dapat secara bertahap membangun keamanan finansial dan bergerak lebih dekat menuju pencapaian kebebasan finansial.
Jadi, Bebas Finansial Artinya Apa?
Dalam esensinya, bebas finansial artinya lebih dari sekadar memiliki kekayaan untuk bersantai tanpa batas. Ini adalah tentang menciptakan keseimbangan antara kekayaan dan kualitas hidup, memungkinkan kita untuk membuat pilihan berdasarkan keinginan, bukan kebutuhan.
Bebas finansial artinya bukan cuma ongkang-ongkang kaki doang, tetapi kita akan dituntut untuk selalu memantau, meng-update, dan menyesuaikan sumber pendapatan kita sepanjang waktu. Ada kalanya, aset ada yang dijual, atau nilainya turun. Maka perlu effort lagi untuk bisa menyeimbangkannya.
So, PR-nya enggak cuma sampai mengumpulkan aset aktif, dan selesai. Di belakangnya, ada berbagai upaya lagi untuk bisa membuat kita aman secara finansial hingga akhirnya tak membutuhkannya lagi. Sebuah pekerjaan sepanjang hidup kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
8 Manfaat Perencanaan Keuangan untuk Mengurangi Stres Finansial
Manfaat perencanaan keuangan sering kali terabaikan di antara kehebohan kehidupan sehari-hari. Namun kenyataannya, punya rencana keuangan itu adalah koentji untuk mengurangi stres finansial yang dapat menimpa siapa saja.
Di tengah ketidakpastian ekonomi dan tantangan keuangan yang terus berkembang, memiliki rencana keuangan yang solid bukan hanya tentang mengelola anggaran atau investasi, melainkan tentang menciptakan rasa tenang dan aman dalam menghadapi masa depan.
Dengan pendekatan yang terstruktur dan berpikir jauh ke depan, perencanaan keuangan membuka pintu menuju ketenangan pikiran dan stabilitas jangka panjang, memungkinkan setiap dari kita untuk mengambil kendali penuh atas keuangan kita dan, pada akhirnya, kehidupan kita sendiri secara keseluruhan.
Apa Itu Stres Finansial?
Stres finansial adalah kondisi tekanan psikologis yang terjadi akibat masalah atau kekhawatiran terkait dengan keuangan. Penyebabnya bisa beragam, di antaranya sebagai berikut.
Kekurangan Dana atau Penghasilan
Ketika penghasilan enggak cukup untuk memenuhi kebutuhan dasar atau pembayaran cicilan, hal ini dapat menimbulkan stres finansial yang cukup parah.
Utang yang Besar
Memiliki utang, seperti utang kartu kredit, paylater, KTA, dan sejenisnya, bisa saja tampak terkendali di atas kertas. Tapi, enggak jarang juga menyebabkan stres finansial. Apalagi utang pinjol, yang maunya diselesaikan joki pinjol, tapi malah ketipu. Waduh.
Ketidakpastian Keuangan Masa Depan
Kekhawatiran tentang pensiun, kehilangan pekerjaan, atau ketidakmampuan untuk mengumpulkan tabungan dapat menimbulkan stres.
Pengelolaan Keuangan yang Buruk
Kurangnya pengetahuan atau keterampilan dalam mengelola keuangan pribadi juga dapat menyebabkan stres, terutama jika ini mengakibatkan keputusan keuangan yang buruk.
Krisis atau Darurat Keuangan yang Tidak Terduga
Situasi seperti biaya medis mendadak, kehilangan pekerjaan, atau perbaikan rumah yang tidak terduga juga dapat menyebabkan stres finansial yang signifikan.
Stres finansial ini tidak hanya memengaruhi kesehatan mental seseorang, tetapi juga dapat berdampak pada kesehatan fisik, hubungan interpersonal, dan kinerja di tempat kerja. Penting untuk mengatasi stres finansial dengan cara-cara seperti membuat anggaran yang realistis, mengurangi utang, membangun dana darurat, dan mencari saran keuangan profesional jika diperlukan.
Manfaat Perencanaan Keuangan dalam Mengurangi Stres Finansial
Perencanaan keuangan memiliki beberapa manfaat signifikan dalam mengurangi stres finansial. Berikut adalah beberapa manfaat utamanya.
1. Kontrol Keuangan yang Lebih Baik
Perencanaan keuangan membantumu untuk bisa memahami dengan lebih baik bagaimana kamu menghabiskan uangmu. Dengan begitu, kamu pun dapat membuat keputusan yang lebih bijaksana tentang pengeluaran dan tabungan.
2. Peningkatan Kesiapan untuk Situasi Darurat
Dengan menyisihkan dana untuk keadaan darurat, kamu dapat mengurangi kekhawatiran tentang bagaimana menangani keadaan tak terduga seperti pengeluaran medis darurat atau kehilangan pekerjaan.
3. Mengurangi Beban Utang
Strategi perencanaan keuangan yang baik mencakup pembayaran utang. Mengurangi utangmu dapat mengurangi beban keuangan dan stres yang terkait juga.
4. Mencapai Tujuan Keuangan Jangka Panjang
Perencanaan keuangan membantumu untuk menetapkan dan mencapai tujuan jangka panjang, seperti membeli rumah, pendidikan anak, atau pensiun, yang dapat memberikan rasa keamanan dan pencapaian.
5. Peningkatan Tabungan dan Investasi
Dengan rencana keuangan yang efektif, kamu dapat meningkatkan tabungan dan investasi, yang enggak hanya mengamankan masa depan finansial, tetapi juga mengurangi kekhawatiran tentang keuangan.
6. Keamanan Finansial
Memiliki rencana keuangan yang solid memberikan rasa keamanan, karena kamu jadi tahu bahwa kamu telah mempersiapkan masa depan dengan baik, dan dapat menangani ketidakpastian keuangan.
7. Pengurangan Stres dalam Pengambilan Keputusan
Kalau ada rencana keuangan, kamu jadi punya panduan yang jelas tentang bagaimana mengambil keputusan keuangan, mengurangi stres, dan kebingungan dalam proses pengambilan keputusan.
8. Menjaga Kesehatan Mental dan Fisik
Mengurangi stres finansial juga dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik kamu, karena stres yang berkepanjangan telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan.
Nah, dengan semua manfaat perencanaan keuangan tersebut, jadi tahu kan, bahwa perencanaan keuangan tidak hanya bermanfaat untuk kesejahteraan finansial saja, tetapi juga untuk kesehatan dan kesejahteraan kamu secara keseluruhan.
Lalu, apa saja yang dilakukan untuk bisa mendapatkan semua manfaat perencanaan keuangan di atas?
Langkah-Langkah untuk Mendapatkan Manfaat Perencanaan Keuangan
Menetapkan Tujuan Keuangan yang Jelas
Tentu saja semua selalu berawal dari, “Tujuan lo apa?”
Pisahkan tujuan keuangan menjadi tiga kategori utama: jangka pendek, menengah, dan panjang. Tujuan jangka pendek bisa saja berupa pengelolaan pengeluaran bulanan atau pembuatan dana darurat. Jangka menengah bisa fokus pada pembayaran utang atau menyisihkan untuk biaya pendidikan. Untuk tujuan jangka panjang, pensiun sering menjadi fokus utama.
Nah, setiap tujuan ini harus realistis dan terukur, sehingga memudahkan kita untuk mengevaluasi kemajuan dengan jelas dan melakukan penyesuaian jika diperlukan.
Membuat Anggaran dan Mengikuti Anggaran
Mencatat secara detail semua sumber pendapatan dan pengeluaran akan membuatmu tahu gambaran cash flow. Hal ini akan dapat membantu mengidentifikasi di area mana penghematan bisa dilakukan.
Susun anggaran yang realistis, yang seimbang antara pendapatan dan pengeluaran, serta mempertimbangkan kebutuhan dan keinginan. Anggaran ini harus mencerminkan prioritas keuangan dan gaya hidup, sekaligus memberikan fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan perubahan situasi.
Mengelola Utang
Identifikasi secara menyeluruh semua utang yang ada, dari kartu kredit, paylater, KTA, lalu pahami persyaratan pembayaran masing-masing, termasuk bunga dan jatuh tempo.
Setelah memiliki gambaran yang jelas, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana pembayaran yang efektif. Di sini, strategi seperti metode bola salju atau metode avalanche bisa dipilih sesuai kemampuan dan kondisi. Keduanya menawarkan pendekatan terstruktur dalam mengurangi utang, memungkinkan kamu untuk merasakan kemajuan yang konstan dan memberikan dorongan moral yang signifikan sehingga bebas stres finansial.
Membangun Dana Darurat
Membangun dana darurat merupakan langkah penting agar kamu bisa mendapatkan manfaat perencanaan keuangan dalam jangka panjang.
Idealnya, dana ini sebaiknya mencakup biaya hidup untuk 3-6 bulan, memberikan cukup ruang bernapas dalam situasi tak terduga, seperti kehilangan pekerjaan atau pengeluaran medis mendadak. Penting untuk menyimpan dana darurat ini di tempat yang mudah diakses, seperti rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Pastikan saja agar tetap terpisah dari rekening sehari-hari.
Meninjau dan Menyesuaikan Rencana Secara Berkala
Yah, namanya juga hidup. Kadang berubah secara tak terduga, bikin rencana jadi banyak berubah, prioritas pun bergeser.
Dengan meninjau dan menyesuaikan rencana keuangan secara berkala, bisa dipastikan bahwa setiap langkah tetap selaras dengan tujuan hidup yang berubah-ubah dan kondisi keuangan saat ini. So, sesuaikan anggaran, ubah strategi, atau menetapkan tujuan keuangan baru, itu hal yang sah-sah saja. Yang penting harus bisa beradaptasi terus dengan perubahan.
Karena, ingat, kesesuaian antara rencana keuangan dan kehidupan yang dijalani menjadi penanda bahwa keuangan bukan lagi sumber stres, melainkan alat yang mendukung pencapaian impian dan aspirasi.
Belajar Keuangan
Manfaatkan berbagai sumber daya supaya lebih banyak manfaat perencanaan keuangan bisa kamu dapatkan. Mulai dari mengikuti seminar keuangan, membaca buku yang ditulis oleh para ahli keuangan, hingga mengambil kelas keuangan online, misalnya seperti FCOS QM Financial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial dan Cara Menghindarinya
Belajar finansial merupakan tahap penting dalam meraih financial independence jangka panjang. Memiliki pengetahuan dan edukasi tentang keuangan sangat penting karena dapat mengendalikan pengeluaran dan mendukung pertumbuhan kekayaan.
Sayangnya, masih banyak orang yang melakukan kesalahan umum yang menghambat perkembangan finansial mereka. Padahal, sejatinya belajar finansial harus dilakukan oleh semua orang dari berbagai kalangan. Ketrampilan mengelola uang yang baik dan bijak harus dimiliki agar pendapatan yang diperoleh setiap bulan tidak habis begitu saja tanpa adanya perencanaan.
Oleh karena itu, mari mengulik lebih lanjut tentang beberapa kesalahan umum dalam belajar finansial yang sering terjadi dan cara menghindarinya.
Kesalahan Umum dalam Belajar Finansial
Kesalahan umum dalam belajar finansial penting untuk digali agar dapat diperbaiki untuk ke depannya. Adapun macam-macam kesalahan tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Tidak Menyusun Rencana Keuangan
Salah satu kesalahan paling umum dalam mempelajari finansial adalah tidak membuat rencana keuangan. Tanpa perencanaan yang jelas, sulit bagi seseorang untuk mengatur pengeluaran, tabungan, atau berinvestasi dengan efektif.
Cara menghindarinya yaitu dengan menyusun anggaran bulanan yang meliputi tabungan, pengeluaran rutin, dan investasi. Perencanaan tersebut harus realistis dan bisa disesuaikan dengan perubahan kondisi keuangan.
2. Tidak Mengasah Wawasan Finansial
Banyak orang yang mudah berpuas diri dengan wawasan finansial yang dimilikinya saat ini. Padahal, mengasah pengetahuan secara terus menerus sangat penting untuk memperoleh perspektif yang segar tentang keuangan.
Oleh karena itu, penting sekali menginvestasikan waktu untuk menggali fondasi keuangan pribadi, investasi, hingga manajemen risiko yang tepat. Kamu juga bisa mempelajari tentang rencana pensiun, pajak, dan berbagai aspek finansial lainnya.
Tentunya, tidak sulit untuk menemukan sumber pengetahuan finansial karena kamu bisa menemukannya di buku, kursus, postingan media sosial, podcast, atau video YouTube. Di QM Financial saja ada banyak!
3. Berpikir Jangka Pendek
Tidak sedikit orang memiliki kebiasaan berpikir pendek karena lebih mengutamakan kesenangan instan dibanding menyusun rencana untuk masa depan. Contohnya, seperti pengeluaran impulsif, tidak menabung, dan lain-lain.
Cara menghindari masalah umum ini yaitu dengan mengembangkan pemikiran jangka panjang dan fokus pada tujuan keuangan. Misalnya, seperti membeli rumah, menabung untuk pendidikan anak-anak, menyiapkan pensiun nyaman, dan lain-lain. Pertimbangkan pula konsekuensi jangka panjang dari keputusan finansial yang diambil saat ini.
4. Tidak Mengelola Utang dengan Bijak
Kesalahan umum lain yang sering dilakukan dalam belajar finansial adalah tidak mengelola utang dengan bijak. Alhasil, hal ini dapat menjadi beban keuangan yang sangat berat. Tidak sedikit orang yang mengajukan pinjaman tanpa mempertimbangkan keputusannya dengan matang.
Agar bisa menghindari kesalahan ini, diperlukan analisis yang cermat sebelum mengajukan utang. Kamu juga perlu memahami suku bunga, syarat-syarat pembayaran, dan rencana pelunasan utang yang efisien.
5. Tidak Menyimpan Dana Darurat
Tidak menyisihkan dana darurat termasuk kesalahan yang cukup serius dalam pengelolaan keuangan. Tanpa memiliki dana darurat, kamu akan kesulitan ketika menghadapi berbagai kendala finansial, seperti perawatan kesehatan yang mendesak, kehilangan pekerjaan, dan lain-lain.
Solusi yang bisa diterapkan adalah membuat dana darurat yang sekiranya mampu menutupi biaya hidup dalam beberapa bulan. Dana darurat perlu disimpan di rekening terpisah agar tetap terjaga jumlahnya.
6. Tidak Melakukan Diversifikasi Investasi
Kesalahan besar dalam mempelajari keuangan yang berikutnya adalah berinvestasi tanpa diversifikasi dengan baik. Menginvestasikan uang yang dimiliki pada satu instrumen saja akan meningkatkan risiko menurunnya nilai investasi.
Diversifikasi atau menyebarkan investasi ke beberapa instrumen cukup membantu dalam meminimalisir risiko portofolio. Oleh karena itu, penting sekali memahami profil risiko dan merencanakan portofolio investasi yang efektif.
7 Disimpan Sendiri
Well, masalah keuangan memang hal yang sensitif sih. Makanya enggak heran jika ada yang merasa tabu untuk membahasnya dengan orang lain. Namun, kalau merasa tabu untuk mengobrolkannya dengan pasangan sendiri, ini bisa jadi salah satu kesalahan yang akan berefek cukup fatal di kemudian hari.
Padahal, dengan terbuka dengan pasangan soal keuangan, maka kamu dan pasanganmu pun akan lebih mudah menentukan tujuan bersama dan mengatasi masalah-masalah yang mungkin timbul nantinya.
Cara menghindari masalah ini yaitu mulai membuka pikiran dan hati untuk menyadari, bahwa dalam keluarga, peran serta kedua belah pihak—baik suami maupun istri—ini sama pentingnya. Keduanya adalah partner untuk membawa keluarga mencapai tujuan bersama.
So, ayo, mulai ajak obrol pasangan soal keuangan, bahkan kalau perlu belajar finansial bareng; ikut kursus bareng, kelas bareng, seminar, dan sebagainya bareng. Biar wawasannya sama-sama terbuka. Dengan demikian, kamu dan pasanganmu bisa sama-sama membuat keputusan finansial dengan lebih cerdas.
Berbagai kesalahan umum belajar finansial yang disebutkan di atas sangat rentan dialami oleh setiap orang. Tidak mudah berpuas diri dengan kondisi keuangan yang dimiliki saat ini dan senantiasa melakukan evaluasi adalah kunci untuk belajar finansial dengan lebih bijak.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Bebas Finansial atau Mau Jadi Orang Kaya? Mending yang Mana?
Kalau ditanya, menjadi kaya itu memang lebih populer ketimbang menjadi bebas finansial. Bahkan kenal dengan seorang anak kecil yang kalau ditanya cita-citanya saat sudah besar nanti mau jadi apa, jawabannya, “Mau jadi horang kayah!”
Memang, jadi kaya itu impian semua orang, kalau boleh digeneralisasi. Memangnya ada yang enggak mau kaya?
Mungkin saja hal ini karena adanya anggapan, bahwa dengan jadi kaya, kita bebas melakukan sesuatu. Mau apa pun bisa, mau melakukan apa saja juga bisa. Kalau jadi orang kaya, bisa jadi punya banyak privilege, berbagai peluang pun terbuka dengan lebar.
Bahkan sudah jadi idiom: lu punya uang, lu punya kuasa.
Kaum mendang mending, mana nih suaranya? Kamu memilih jadi orang kaya, atau pengin bebas finansial? Apa sih yang terlintas di benakmu kalau mendengar istilah ‘bebas finansial’? Sebebas apa, memangnya?
Apa Sih Sebenarnya Definisi Kaya?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “kaya” diartikan sebagai kepemilikan harta berlimpah, termasuk uang serta barang-barang mewah atau berharga. Namun, penting untuk memahami bahwa kekayaan bersifat relatif dan dapat bervariasi tergantung pada situasi, konteks, dan lokasi seseorang.
Sebagai contoh, seseorang mungkin dianggap kaya jika memiliki serangkaian mobil mewah, properti di berbagai kota, atau bahkan jet pribadi. Ini menunjukkan bahwa penilaian kekayaan sering kali berdasarkan pada aset yang terlihat secara fisik. Namun, realitas yang tersembunyi di balik barisan mobil mewah, properti yang beragam, atau jet pribadi, itu adalah misteri dan enggak sepenuhnya diketahui.
Bagaimana dengan Bebas Finansial?
“Bebas” berarti tidak ada yang mengikat kita, dan “finansial” berhubungan dengan uang. Jadi, “bebas finansial” sederhananya berarti kita enggak terikat oleh uang.
Robert Kiyosaki, penulis Rich Dad, Poor Dad bilang, kalau kita bebas finansial, kita enggak punya masalah keuangan, dan bisa lakukan hal yang kita mau. Kita enggak takut kehabisan uang saat melakukan kegiatan karena kita sudah punya cukup uang untuk hidup sehari-hari.
Kalau kita sudah bebas finansial, kita bisa memilih untuk tidak kerja kapan saja. Mau berhenti kerja hari itu juga, silakan! Kita melakukan hal-hal bukan untuk dapat bayaran. Jadi, tidak masalah kalau kita tidak kerja satu hari, satu bulan, atau bahkan lebih lama. Uang untuk kebutuhan sehari-hari sudah ada.
Dan kalau kita ingin beli sesuatu, kita tidak perlu cemas, karena uangnya sudah ada.
Kaya versus Bebas Finansial
Jadi, gimana nih kesimpulannya?
“Kaya” dan “bebas finansial” bisa terdengar sama, tapi sebenarnya berbeda.
Ketika kita bilang seseorang itu “kaya”, biasanya kita maksudkan mereka punya banyak uang atau barang berharga. Mereka mungkin punya rumah besar, mobil mewah, dan bisa beli apa saja yang mereka inginkan. Tapi, kadang-kadang orang kaya masih merasa mereka harus terus bekerja keras untuk menjaga kekayaan mereka. Jadi, meskipun mereka punya banyak harta, mereka belum tentu merasa “bebas”.
Sementara itu, “bebas finansial” lebih ke arah bisa hidup nyaman tanpa khawatir tentang uang. Orang yang bebas finansial mungkin tidak selalu kaya, sesuai dengan standar orang banyak, tetapi mereka punya cukup uang untuk memenuhi kebutuhan mereka dan tidak stres memikirkan uang. Mereka bisa memilih tidak bekerja setiap hari, tetapi masih bisa menikmati hidup. Mungkin dengan pergi liburan atau menghabiskan waktu dengan keluarga, karena mereka sudah merencanakan keuangan dengan baik.
Jadi, intinya, “kaya” itu lebih banyak tentang berapa banyak harta yang kita punya, sedangkan “bebas finansial” itu tentang bagaimana perasaan kita terhadap uang dan hidup kita.
Seseorang bisa kaya tetapi belum tentu bebas finansial, dan sebaliknya, bisa jadi bebas finansial tanpa harus sangat kaya. Yang terpenting dalam bebas finansial adalah kita bisa hidup dengan nyaman dan melakukan hal-hal yang kita suka tanpa khawatir tentang uang.
Apakah lantas salah, kalau memilih kaya? Enggak juga. Kan, masing-masing boleh memilih sesuai kondisi dan kemampuan.
Jadi, Mau yang Mana?
Memutuskan antara ingin kaya atau bebas finansial itu penting, dan pilihannya bisa berbeda untuk setiap orang. Berikut beberapa tip sederhana untuk membantu kamu membuat keputusan.
Pahami Apa yang Kamu Inginkan
Kalau kamu ingin “kaya”, mungkin kamu berpikir tentang memiliki banyak uang, rumah mewah, mobil keren, dan liburan mahal. Ini tentang memiliki banyak barang dan status.
Kalau kamu ingin “bebas finansial”, kamu mungkin lebih suka hidup tanpa stres tentang uang. Kamu ingin cukup uang untuk hidup nyaman, bisa melakukan hal-hal yang kamu sukai, dan tidak khawatir tentang tagihan atau utang.
Tentukan yang mana yang kamu inginkan, lalu jadikanlah sebagai tujuan.
Tentukan Prioritasmu
Pikirkan apa yang paling penting buat kamu. Apakah kamu lebih senang memiliki banyak barang atau lebih senang punya waktu luang dan ketenangan pikiran?
Rencanakan dengan Baik
Baik ingin kaya atau bebas finansial, kamu harus punya rencana. Ini bisa berarti menabung, berinvestasi, dan belajar cara mengelola uangmu dengan bijak.
Ingat Keseimbangan Hidup
Kaya atau bebas finansial, ingatlah bahwa uang bukan segalanya—meskipun memang, untuk bisa segalanya, kamu akan butuh uang. Namun, ada yang perlu diingat selain uang. Hubungan, kesehatan, dan kebahagiaan juga sangat penting.
Buat Keputusan yang Sesuai dengan Nilai Hidupmu
Tidak ada yang salah dengan memilih pengin kaya ataupun bebas finansial. Pikirkan nilai-nilai apa yang paling penting bagimu dalam hidup. Apakah itu keluarga, kebebasan, kesuksesan, atau sesuatu yang lain? Biarkan nilai-nilai ini membimbing keputusanmu.
Setiap orang beda, jadi penting untuk memilih apa yang membuatmu paling bahagia dan nyaman. Tidak ada jawaban yang salah antara mau kaya atau bebas finansial, yang penting adalah kamu menemukan apa yang pas buat kamu dan kehidupanmu.
Dan yang harus selalu diingat: bahwa semua butuh proses. Mau kaya atau bebas finansial, kamu perlu untuk membuat rencana dan berproses. Karena, tidak pernah ada yang instan di dunia ini. Mi instan saja perlu diseduh, ya kan?
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cara Pengaturan Keuangan: Mengubah Kebiasaan Sehari-hari Menjadi Kebiasaan Penghematan
Cara pengaturan keuangan adalah salah satu elemen penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa memiliki pengetahuan ini, kita akan kelabakan dalam membayar tagihan, melunasi utang, atau membeli rumah impian.
Pengelolaan uang sehari-hari mencakup pembuatan anggaran, tabungan, asuransi, investasi, perencanaan pensiun, dan lain-lain. Selain itu, masih banyak printilan lain yang perlu diperhatikan agar bisa menjalani hidup hemat.
Perlu diingat bahwa hidup hemat bukan upaya untuk menyiksa diri, melainkan mempersiapkan kondisi finansial agar lebih matang di masa depan. Hal ini sangat bermanfaat ketika kamu memiliki impian yang ingin dicapai, entah membeli rumah, mobil, membangun usaha sendiri, dan lain sebagainya.
Semuanya bisa dicapai dengan membangun habit alias kebiasaan sehari-hari. Oleh karena itu, kamu perlu memahami pentingnya paham cara pengaturan keuangan yang lebih selektif agar dapat mencapai tujuan keuanganmu di masa depan.
Pentingnya Paham Cara Pengaturan Keuangan yang Baik
Cara pengaturan keuangan adalah hal yang paling krusial bagi setiap orang. Hal ini karena uang mampu memberikan keamanan dan menunjang kenyamanan dalam hidup, baik untuk kebutuhan primer, sekunder, hingga tersier.
Cara pengaturan keuangan yang baik akan membantu kamu untuk memastikan bahwa kebutuhan keuangan bisa terpenuhi dengan efektif. Jika memiliki wawasan tentang perencanaan keuangan pribadi, maka kamu akan mendapatkan benefit dalam menghadapi tantangan finansial di zaman sekarang.
Segala peluang yang hadir pun bisa ditangkap sembari kamu menunaikan seluruh kewajiban finansial dengan penuh tanggung jawab.
Hal-hal yang Membuat Kita Mengeluarkan Uang Ekstra di Luar Anggaran
Meskipun sudah melakukan cara pengaturan keuangan sedemikian rupa, tidak jarang kita justru melanggar batasan finansial yang sudah dibuat tersebut. Memang terkesan sepele dan bukan jenis pengeluaran yang besar. Namun, jika dibiarkan terus menerus, bukan tidak mungkin kamu tidak akan bisa mencapai tujuan keuangan kamu nantinya.
Hal ini bukan sekadar menakut-nakuti sih. Ibaratnya, kapal yang memiliki secuil kebocoran pada akhirnya akan mampu membuat penumpangnya tenggelam karena air masuk terus menerus melalui celah tersebut. Sama halnya dengan mengelola keuangan.
Jika kita membiarkan uang boncos sedikit demi sedikit untuk keperluan yang tidak terlalu penting, maka kebutuhan yang lebih penting akan terlupakan dan menyebabkan keterpurukan finansial di kemudian hari. Beberapa hal yang sering luput dari perhatian kita hingga menyebabkan uang boncos yakni sebagai berikut.
Berlangganan Layanan
Coba dipikir-pikir lagi, apakah kamu benar-benar butuh berlanggangan gym yang hanya sempat digunakan di akhir pekan tersebut? Atau perlukah kamu berlangganan Netflix jika hanya bisa menonton film dua kali sebulan?
Jajan di Luar
Banyak orang yang tidak bisa menahan keinginannya untuk membeli jajanan, entah itu di pedagang kaki lima, cafe, atau swalayan. Meskipun tidak mahal, pengeluaran yang satu ini akan membuat kamu terhambat dalam memperbanyak uang tabungan.
Belanja di Tanggal Kembar
Siapa yang suka belanja saat tanggal kembar di marketplace? Meskipun banyak diskon besar-besaran, jangan sampai kesenangan sesaat tersebut membuat kamu menyesal karena harus merogoh uang yang sudah dianggarkan untuk belanja yang sifatnya impulsif.
Memenuhi Kebutuhan Hiburan
Setiap orang memang membutuhkan hiburan, entah dengan menonton konser, menonton film di bioskop, pergi ke taman hiburan, dan lain sebagainya.
Hanya karena takut menolak ajakan teman, jangan sampai kamu mengorban anggaran. Sesekali bersenang-senang boleh saja, tetapi harus disesuaikan dengan pemasukan dan anggaran yang sudah disusun.
Cara Pengaturan Keuangan dengan Menghemat Uang Sehari-hari
Tentu enggak salah kalau kamu mengeluarkan uang untuk berbagai keperluan seperti di atas. Toh, sebagai manusia kamu juga butuh hiburan, jajan, self reward, dan berbagai alasan lain. Yang penting hanya satu: terkendali. Jangan sampai kamu terlalu impulsif, sehingga mengorbankan hal lain yang tak kalah pentingnya.
Ada beberapa cara pengaturan keuangan yang perlu dipraktikkan agar bisa hemat hingga memungkinkanmu untuk mencapai tujuan finansial. Beberapa langkah yang bisa dilakukan di antaranya sebagai berikut.
1. Mulai Mengelola Penghasilan
Jika tidak mengelola penghasilan yang masuk, kamu akan menghabiskan lebih banyak uang untuk berbelanja barang-barang yang tidak terlalu penting alih-alih menabung atau berinvestasi.
Sebaliknya, memiliki rencana keuangan yang baik akan mendorong kamu mengelola pendapatan secara efektif. Ketika ingin membeli sesuatu, kamu akan lebih mempertimbangkan aspek kegunaannya dan lebih memprioritaskan kebutuhan yang lebih penting atau mendesak.
2. Mematuhi Anggaran yang Sudah Dibuat
Jika sudah membuat anggaran, penting sekali untuk tidak melanggarnya dengan alasan apa pun. Dalam proses tersebut, kamu harus membagi macam-macam pengeluaran, mulai dari utang, tagihan, biaya pendidikan, transportasi, logistik, tabungan, investasi, dan lain sebagainya.
Cara pengaturan keuangan seperti ini cukup efektif untuk mendorong hidup hemat dan sejahtera di masa depan.
3. Buat Rekening Khusus
Cara berhemat yang berikutnya yakni dengan membuat rekening khusus untuk belanja atau kebutuhan lifestyle apa pun. Hal ini cukup efektif untuk menekan keinginan berbelanja secara impulsif hingga mengurangi jatah tabungan. Jika rekening khusus tersebut sudah semakin menipis, hal tersebut menandakan bahwa kamu harus mulai mengurangi pengeluaran harian.
4. Terapkan Gaya Hidup Minimalis
Menjalani hidup minimalis enggak buruk-buruk amat loh! Jika kamu sudah terbiasa menyusun skala prioritas dan tahu cara pengaturan keuangan yang efektif, maka menjalani gaya hidup ini tidak akan sulit dilakukan.
Agar tidak mudah tergoda dengan berbagai macam promo atau aktivitas hedonis lainnya, kamu bisa mulai mengubah kebiasaan hidup. Caranya dimulai dengan memprioritaskan kebutuhan daripada keinginan untuk menjalani hidup yang lebih sederhana. Hal ini akan membuat kehidupan lebih tenang dan bahagia karena tidak memiliki banyak keinginan yang bersifat material.
Cara pengaturan keuangan yang tepat akan membantu meningkatkan standar hidup kamu, baik di masa kini maupun di masa depan nanti. Semakin baik manajemen keuangan yang dilakukan, maka jumlah utang bisa segera habis dan tabungan yang dimiliki akan semakin besar.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Langkah Belajar Mengelola Keuangan untuk Menjadi Perencana Keuangan Keluarga
Siapa yang mau jadi perencana keuangan? Hmmm … mungkin pikir-pikir dulu deh. Apalagi kalau merasa diri ini belum kompeten. Tapi … kalau belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga, gimana?
Bagi yang sudah berkeluarga ya, belajar mengelola keuangan ini jadi kewajiban sih. Karena ya, siapa lagi yang bisa merencanakan keuangan keluarga kalau bukan orang yang menjadi bagian dari keluarga itu sendiri, ya kan? Orang lain enggak akan bisa pas kalau diminta mengelola keuangan keluarga kita, karena yang tahu kondisi dan situasinya ya kita sendiri.
So, ayo, belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga kita sendiri. Caranya gimana?
Tahapan dalam Belajar Mengelola Keuangan untuk Menjadi Perencana Keuangan Keluarga
1. Pemahaman Dasar
Seperti halnya anak yang bersekolah, dia akan mulai dari playgroup dulu, lalu naik ke TK, ke SD, SMP, dan seterusnya. Belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga itu memang sebaiknya dilakukan secara berjenjang. Mulai belajar keuangan dari mulai yang paling basic, naik kelas ke level lanjutan, dan kemudian advanced.
Mengapa harus begitu? Tanpa pemahaman dasar, akan sulit bagi kamu—apalagi yang tadinya tidak mengenal pengelolaan keuangan sama sekali—untuk bisa memahami cara kerja uang. Padahal ini penting untuk dikuasai dulu, sebelum kamu mulai berkenalan dengan investasi dan hal keuangan yang lainnya.
So, kamu bisa berkenalan dulu dengan berbagai pemahaman dasar, seperti mengenali cash flow, membuat anggaran, cara menentukan tujuan keuangan, dan seterusnya. Banyak sumber daya yang bisa kamu manfaatkan, mulai dari membaca buku atau artikel, mendengarkan podcast atau menonton video, ikut kelas keuangan, dan sebagainya.
2. Praktik dari yang Termudah
Apalah arti belajar kalau tidak disertai dengan praktik. So, setelah memahami konsep dasar, mulailah menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Mulailah dengan tugas-tugas yang mudah, seperti membuat anggaran bulanan atau menetapkan dana darurat.
Dengan memulai dari yang termudah, kamu bisa mendapatkan kepercayaan diri dan membangun keterampilan dasar yang akan membantu di tahapan selanjutnya. Seiring waktu, kamu akan terbiasa melakukan pengelolaan keuangan yang lebih kompleks.
Jadi, segera buat saja anggaran bulanan sederhana, mulailah menabung sejumlah kecil, atau buatlah rencana untuk melunasi utang kecil yang kamu miliki. Misalnya nih, mau bikin rencana keuangan untuk membayar utang, maka bikinlah serealistis mungkin, meliputi berapa utang total, berapa bunganya, cicilannya tanggal berapa saja, dan kapan akan bisa dilunasi.
3. Melakukan Kesalahan
Seperti dalam pembelajaran apa pun, dalam pengelolaan keuangan pun kamu juga bisa membuat kesalahan. Misalnya kayak berinvestasi dalam instrumen yang salah atau mengeluarkan terlalu banyak uang bulan ini.
Saat melakukan kesalahan ini, ingat, akan ada “cost”-nya. Inilah biaya pembelajaranmu. Tak perlu khawatir, kamu akan selalu bisa memperbaiki kesalahan ini ke depannya. Dengan melakukan kesalahan, kamu akan mendapatkan pelajaran berharga. Kesalahan akan memberimu kesempatan untuk belajar lebih banyak dan bertumbuh.
So, tak perlu takut. Apalagi terhadap risiko. Toh, risiko juga akan selalu ada saat nanti kamu sudah terampil mengelola keuangan sekalipun. Hidup itu selalu dipenuhi risiko, kalau enggak ada risiko, enggak hidup. Setuju nggak sih?
All you have to do is mencari penyebab terjadinya kesalahan, dan mencoba memahaminya. Selanjutnya kamu bisa mengupayakan agar tak terjadi kesalahan yang sama di masa depan.
4. Memperbaiki dan Menyesuaikan
Setelah mengidentifikasi kesalahan, tahap selanjutnya adalah membuat perubahan untuk memperbaiki dan menyesuaikan strategi kamu.
Hal ini juga merupakan bagian dari belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga yang tak kalah penting lo. Dunia keuangan selalu berubah, dan kebutuhan serta tujuan kamu juga bisa berubah. Kamu akan menempuh beberapa fase kehidupan, dan perubahannya pasti akan memengaruhi kondisi keuangan kamu.
Faktanya, kemampuan untuk menyesuaikan diri adalah kunci untuk kesuksesan jangka panjang. Terutama dalam hal keuangan.
So, lakukan evaluasi strategi keuangan kamu secara berkala, pelajari dari kesalahanmu, dan lakukan penyesuaian yang diperlukan.
5. Disiplin dan Berkomitmen
Konsisten dalam menerapkan apa yang telah kamu pelajari, bahkan ketika menghadapi godaan atau hambatan memang butuh usaha ekstra. Butuh niat yang besar! Namun, hal ini penting untuk kamu miliki.
Pasalnya, tanpa disiplin dan komitmen, sulit untuk mencapai tujuan keuangan jangka panjang kamu, apalagi kalau kamu menjadi perencana keuangan keluarga.
So, tetapkan rutinitas bulanan untuk mengevaluasi keuangan kamu, buatlah tujuan jelas, dan ingatkan diri kamu tentang mengapa tujuan tersebut penting bagi kamu dan keluargamu.
Dengan melalui setiap tahap ini dengan teliti, kamu akan dapat membangun fondasi yang kuat untuk menjadi perencana keuangan keluarga yang sukses.
Jadi, gimana? Mau mulai belajar mengelola keuangan untuk menjadi perencana keuangan keluarga kapan nih?
Kamu juga bisa belajar keuangan dengan cara-cara lain, sesuai kebutuhan dan kenyamananmu lo! Ada kelas-kelas finansial online–yang bisa kamu ikuti dari mana saja, bisa juga belajar finansial secara online course di Udemy! Cek ke sini ya. Jangan lupa juga untuk follow Instagram QM Financial supaya enggak ketinggalan update!
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Tiba
Kondisi finansial perlu direncanakan saat usia pensiun karyawan swasta akan dicapai. Agar bisa mendapatkan masa pensiun yang aman, nyaman, dan menyenangkan, penting sekali untuk membangun fondasi finansial yang matang.
Seperti halnya tujuan hidup, kita semua memiliki tujuan finansial masing-masing. #TujuanLoApa, gitu kan ya? Hal ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing, mulai dari buat liburan, buat beli gadget baru, sampai yang jangka panjang seperti beli rumah, pendidikan anak, dan sebagainya. Salah satu tujuan yang paling utama adalah menabung untuk masa pensiun.
Jika dana pensiun pegawai pemerintah umumnya sudah terjamin sebagai pendapatan pascapensiun, lain halnya dengan karyawan swasta. Memang sih, perusahaan pada umumnya sudah mengikutsertakan karyawannya dalam BPJS Ketenagakerjaan, tetapi masih banyak juga yang belum memadai.
Lalu, bagaimana cara merencanakan keuangan yang bijak, persiapan mental untuk transisi ke masa pensiun, dan merencanakan masa pensiun yang sukses secara emosional, saat usia pensiun karyawan swasta sudah tercapai? Temukan jawabannya di artikel ini.
Persiapan Keuangan dan Mental saat Usia Pensiun Karyawan Swasta Dicapai
Berikut adalah langkah-langkah merencanakan keuangan dengan bijak saat usia pensiun karyawan swasta sudah di depan mata.
1. Menentukan Aset Aktif
Langkah pertama yang dilakukan oleh karyawan swasta dalam perencanaan pensiun adalah menghitung aset aktif kamu. Aset aktif itu sendiri merupakan instrumen investasi yang perlu dimiliki pada usia pensiun untuk menghasilkan pendapatan tetap.
Penghasilan dari aset aktif ini akan digunakan untuk menutupi biaya rumah tangga, pengobatan, perjalanan, gaya hidup, dan lain-lain. Biaya-biaya tersebut perlu disesuaikan dengan inflasi, pajak, dan harus mampu memenuhi harapan hidup kamu dan pasangan.
2. Pengeluaran Tak Terduga
Perencanaan pengeluaran tak terduga adalah hal yang tidak bisa diabaikan. Misalnya, seperti kondisi darurat medis yang mungkin akan lebih sering dialami saat memasuki usia pensiun.
Pengeluaran tak terduga lainnya yang patut dipersiapkan mencakup biaya untuk kondangan, melayat, hingga menjenguk orang melahirkan. Yah, katakanlah, biaya untuk bersosialisasi. Tampaknya memang sepele, tetapi pengeluaran kecil seperti ini juga akan menjadi besar ketika diakumulasikan. Jika tanpa adanya rencana, bisa jadi bocor halus deh.
Hal ini tentunya bergantung pada berbagai faktor situasional yang perlu disesuaikan dengan pendapatan tahunan dan usia saat berencana untuk pensiun.
3. Pahami Ritme Waktu Berinvestasi
Usia kamu saat ini dan usia pensiun yang ditargetkan adalah landasan yang perlu dipahami untuk menetapkan strategi pensiun yang efektif. Semakin lama waktu dari hari ini sampai masa pensiun, maka semakin tinggi tingkat risiko yang bisa ditahan oleh portofolio kamu.
Jika masih muda atau berusia lebih dari 30 tahun, tidak ada salahnya untuk berinvestasi pada aset yang lebih agresif, misalnya seperti saham. Tentu saja akan ada volatilitas, tetapi secara historis, saham cukup unggul dibandingkan sekuritas lain.
Persiapan Transisi ke Masa Pensiun untuk Mental yang Bahagia dan Finansial Sejahtera
Usia pensiun karyawan swasta adalah transisi kehidupan yang tidak hanya menuntut kesiapan finansial, tetapi juga kesiapan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting sekali untuk berhati-hati dalam menentukan tingkat return yang diharapkan atas investasi yang selama ini dilakukan.
Beberapa aspek penting lainnya yang perlu dipersiapkan saat mengalami transisi ke masa pensiun di antaranya sebagai berikut.
1. Mengalkulasi Dampak Inflasi
Pastikan untuk mengalkulasi dampak inflasi terhadap pengeluaran selama masa pensiun. Hal ini penting, karena harga barang dan jasa akan naik seiring berjalannya waktu, sehingga berpotensi memengaruhi daya beli kamu di masa depan.
2. Mempertimbangkan Harapan Hidup
Mempertimbangkan harapan hidup selama masa pensiun juga penting, karena masa hidup yang lebih panjang membutuhkan dana investasi di masa pensiun yang lebih besar untuk menopang kebutuhan finansial. Hal ini berlaku untuk merancang anggaran pascapensiun yang lebih akurat, seperti perawatan kesehatan, menekuni hobi, dan aktivitas rekreasi.
3. Melakukan Perjalanan
Banyak orang memimpikan untuk melakukan perjalanan ketika pensiun karena dianggap menjadi petualangan seru dan mengasyikkan. Namun, yang perlu diingat adalah perjalanan panjang akan menguras tabungan pensiun dengan lebih cepat. Lagi pula ingat, kondisi tubuh saat pensiun bisa jadi berbeda loh! Kira-kira bakalan kuat enggak nih, kalau melakukan perjalanan yang terlalu jauh dan panjang?
Di satu sisi, opsi untuk pindah ke tempat yang memiliki biaya hidup lebih rendah juga menarik. Hal ini akan memungkinkan kamu untuk menghemat tabungan sembari menikmati standar hidup yang tinggi. Kamu bisa mempertimbangan opsi ini dengan matang.
4. Komunikasi dengan Partner Hidup
Komunikasi yang lancar adalah kunci kebahagiaan dalam berumah tangga. Ketika sudah pensiun, maka akan ada lebih banyak waktu untuk dihabiskan bersama partner hidup alias pasangan.
Oleh karena itu, libatkan ia dalam setiap diskusi untuk membahas rencana keuangan. Hal ini mencakup cara mencapai kondisi finansial yang mapan, cara menghabiskan waktu baru, tabungan pendidikan anak, dan lain sebagainya.
5. Menjelajahi Minat
Adakah mimpi-mimpi yang belum kamu wujudkan semasa hidup? Tidak ada salahnya mengidentifikasi sesuatu yang membuat kamu lebih bahagia dalam menjalani hari-hari. Hal ini memungkinkan kamu untuk mengetahui cara menginvestasikan waktu selama masa pensiun.
Perlu diingat bahwa usia pensiun karyawan swasta bukan sekadar waktu luang, tetapi transisi yang menuntut adanya kesiapan finansial, kesadaran menjaga kesehatan, dan pengembangan tujuan baru. Selain itu, kemampuan beradaptasi juga penting karena ada kalanya kehidupan dapat menyimpang dari rencana, sehingga membutuhkan penyesuaian dengan pikiran terbuka.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Gaya Pengelolaan Keuangan Nerd Data vs Party Planner
Namanya personal finance, sudah pasti ya personal. Maksudnya, keuangan setiap orang itu bisa berbeda. Berbeda kondisinya, berbeda kebutuhannya, berbeda kemampuannya, hingga berbeda gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan.
Masalah? Sudah pasti enggak. Faktanya memang keuangan itu harus disesuaikan, dan siapa pun tidak berhak untuk menilai bahwa gaya pengelolaan keuangan yang dilakukan oleh orang lain salah ataupun benar.
Tapi, ada yang menarik nih. Dari semua gaya pengelolaan keuangan yang ada, ada 2 gaya yang bertolak belakang tetapi sama-sama fun untuk dicermati. Kita sebut saja sebagai gaya nerd data dan party planner.
Nah, apa itu gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner? Ikuti artikel ini sampai selesai ya.
Apa Itu Gaya Pengelolaan Nerd Data dan Party Planner?
Gaya pengelolaan keuangan, tak bisa dimungkiri, sering kali mencerminkan lebih dari sekadar bagaimana kita mengelola uang kita. Gaya kita adalah cerminan dari nilai, kepercayaan, dan prioritas kita dalam hidup.
Gaya Pengelolaan Keuangan “Nerd Data”
Orang yang punya gaya pengelolaan keuangan nerd data ini biasanya mempunyai beberapa ciri khas yang mencolok dalam mengatur finansialnya.
Salah satunya adalah mereka memiliki perencanaan keuangan yang terperinci. Setiap pos pengeluaran dan pemasukan dipetakan dengan saksama. So, kalau mereka hendak melakukan pengambilan keputusan, mereka akan selalu mempertimbangkan semua data yang sudah mereka miliki.
Di samping itu, orang-orang dengan gaya pengelolaan keuangan ini juga fokus pada penghematan dan investasi jangka panjang, sehingga memprioritaskan keberlangsungan finansial di masa depan ketimbang kepuasan sesaat.
So, para nerd data ini bisa mendapatkan kontrol keuangan yang lebih baik. Mereka bisa mengelola risiko overbudget dengan baik, dan kekurangan dana pun bisa diminimalkan. Hal ini mungkin terjadi lantaran setiap detail finansial terencana dengan baik, sehingga membuka peluang lebih besar untuk membangun kekayaan dalam jangka panjang.
Orang-orang nerd data umumnya bisa menghindari jebakan utang dan menginvestasikan dana mereka dalam instrumen yang dapat menghasilkan keuntungan substansial di masa mendatang.
Namun, bukan tanpa kelemahan. Kurangnya fleksibilitas menjadi salah satu tantangan terbesar bagi para nerd data. Mereka jadi kurang bebas terhadap rencana keuangan mereka sendiri, sehingga kalau ada kondisi yang berubah, mereka juga jadi sulit beradaptasi dengan cepat.
Gaya Pengelolaan Keuangan “Party Planner”
Orang-orang party planner umumnya mengedepankan kenyamanan dan kebebasan dalam mengelola keuangan. Gaya pengelolaan keuangan yang mereka lakukan cenderung lebih santai, dengan memberikan ruang yang lebih besar untuk fleksibilitas dalam setiap keputusan finansial yang diambil.
So, dengan tidak terikat, mereka pun bisa menjalani hidup tanpa beban, apalagi sama angka-angka dan formula-formula yang rumit. Sisi lainnya, mereka pun enggak segan mengambil risiko tinggi, asalkan mereka menilainya sebagai sesuatu yang worth it.
Gaya pengelolaan yang lebih santai ini memungkinkan daya adaptasi yang lebih mudah—apalagi jika dibandingkan dengan si nerd data di atas. Jika ada perubahan, si party planner akan dengan cepat dan mudah mengubah rencana, bahkan mereka pun kadang bisa memanfaatkan peluang spontan yang muncul.
Enggak cuma soal kebebasan dalam mengeluarkan uang, fleksibilitas si party planner juga mencakup memanfaatkan peluang baru yang tiba-tiba muncul dan dinilainya potensial. So, mereka sangat terbuka terhadap berbagai hal baru di dunia keuangan, dan pasti menjadi mereka yang mau mencoba duluan.
Namun, ya, gaya pengelolaan keuangan ini juga ada sisi negatifnya—seperti halnya nerd data di atas. Kebebasan yang lebih besar bisa memungkinkan pengeluaran menjadi tidak terkontrol, dan akhirnya bisa melebihi penghasilan atau pemasukan. Hal ini mengakibatkan peluang risiko kehilangan uang pun meningkat, cash flow berantakan, terutama ketika keputusan finansial diambil tanpa dianalisis dengan baik.
Kurangnya struktur dan strategi jangka panjang bisa menjebak si party planner dalam siklus pengeluaran impulsif yang mengikis kekayaan dengan cepat dan menghalangi pencapaian tujuan keuangan jangka panjang.
Mengintegrasikan Dua Gaya Pengelolaan Keuangan
So, mana yang lebih baik? Ya, enggak ada yang lebih baik atau lebih buruk sih, kayaknya ya? Namun, kita bisa saja mengombinasikan beberapa hal baik yang ada pada keduanya, sehingga muncullah gaya pengelolaan baru yang—bisa jadi—lebih sesuai.
1. Membuat Anggaran yang Fleksibel
Menggabungkan kedua pendekatan gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner untuk membuat anggaran akan memungkinkan kita dapat merencanakan dengan bijak sambil tetap terbuka terhadap peluang dan pengalaman baru.
Dengan begini, keseimbangan antara disiplin finansial—yang dimiliki oleh si nerd data—dan kebebasan untuk menjalani hidup sepenuhnya—khas si party planner—akan memastikan bahwa pengelolaan keuangan tidak menjadi penghalang untuk menikmati momen spontan yang membawa kebahagiaan dan kepuasan.
2. Manajemen Risiko yang Berimbang
Mengombinasikan keahlian si nerd data untuk menganalisis dan keberanian spekulatif si party planner akan menciptakan strategi investasi yang, enggak hanya dapat digunakan untuk mempertahankan kekayaan, tetapi juga berpotensi untuk pertumbuhan yang signifikan.
Tujuannya jelas; untuk menciptakan portofolio yang dinamis, dengan keseimbangan yang ideal antara risiko dan return. Hal ini lantas memungkinkan tercapainya tujuan finansial sekaligus dapat mempertahankan kesejahteraan finansial jangka panjang.
3. Tujuan Finansial yang Jelas
Agar bisa membuat rencana keuangan yang bagus, tujuan finansial ya harus jelas. Tujuan lo apa? Gitu kan ya?
So, pendekatan gaya pengelolaan keuangan nerd data dan party planner dapat membantu dalam menciptakan rencana yang seimbang dan adaptif terhadap berbagai situasi yang mungkin terjadi di masa depan.
Dengan memadukan ciri khas nerd data yang bijak dalam menetapkan tujuan yang jelas dengan fleksibilitas si party planner dalam menyesuaikan tujuan, kita pun dapat mengembangkan strategi keuangan yang robust dan sekaligus adaptif. Dengan demikian, ada landasan yang kuat untuk bisa fokus pada tujuan, sekaligus memungkinkan ruang untuk inovasi dan penyesuaian terhadap kondisi yang bisa berubah sewaktu-waktu.
So, gimana? Kamu termasuk si nerd data ataukah si party planner? Baik nerd data ataupun party planner memiliki plus minus masing-masing. So, kalau kamu si nerd data, ada baiknya kamu mencoba menyeimbangkannya dengan mengambil sisi keunggulan si party planner. Begitu juga sebaliknya, jika kamu adalah si party planner.
Dengan demikian, kamu bisa lebih seimbang dalam membuat rencana keuangan dan mengelola keuangan dalam jangka yang lebih panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Harus Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi perlu dikelola saat menghadapi situasi terburuk, salah satunya kehilangan pekerjaan. Kejadian tersebut bersifat tak terduga dan bisa terjadi pada setiap orang. So, perlu diantisipasi sedini mungkin.
Memang sedih sih, kalau kejadian kehilangan pekerjaan ini menimpa kita. Namun, saat benar-benar mengalami kehilangan pekerjaan, bukan saatnya untuk berlarut-larut dalam keterpurukan. Justru, kamu harus bergegas melakukan evaluasi dan menyusun strategi yang sedemikian rupa untuk bertahan hidup.
Kan, enggak nyaman rasanya kalau terlalu lama merasakan banyak tekanan finansial? Itulah pentingnya menemukan solusi yang tepat untuk situasi yang tengah dihadapi tersebut.
Contohnya, seperti menyusun anggaran secara ketat, membatasi pengeluaran, atau bahkan menjual barang yang tidak benar-benar dibutuhkan. Oleh karena itu, artikel ini akan mengulas lebih lanjut tentang cakupan perencanaan keuangan pribadi saat kehilangan pekerjaan. Ini adalah topik yang sedih dan berat untuk dibahas sih, tetapi justru harus segera dilakukan agar situasi segera membaik.
Cakupan Perencanaan Keuangan Pribadi saat Kehilangan Pekerjaan
Cakupan perencanaan keuangan pribadi adalah proses mencapai tujuan hidup melalui pengelolaan finansial yang terencana dan terintegrasi. Perencanaan ini juga diartikan sebagai proses evaluasi untuk menyesuaikan dan memprioritaskan keuangan ketika terjadi perubahan kondisi ekonomi.
So, kalau kamu harus kehilangan pekerjaan, itu artinya ada sebuah perubahan kondisi yang sedang terjadi dalam hidupmu. Perubahan kondisi ini wajar saja jika kemudian diikuti dengan perubahan rencana keuangan. Ada beberapa cakupan perencanaan keuangan pribadi yang harus diperhatikan, saat kamu mengubah rencana ini. Berikut beberapa di antaranya.
1. Sumber Penghasilan Lain
Saat tiba-tiba kehilangan pekerjaan, tidak ada salahnya mempertimbangkan pekerjaan part time atau pekerjaan sampingan yang memang menjadi keahlianmu. Pekerjaan ini sangat luas, mulai dari freelance, ojek online, jualan online, dan lain sebagainya. Temukan peluang yang memang cocok dengan minat dan keahlianmu dan pastikan agar peluang tersebut tidak mengganggu kamu dalam proses mencari pekerjaan tetap.
Mungkin saja kamu akan bertemu suatu perusahaan yang bersedia menawarkan pekerjaan sementara atau pekerjaan pengganti. Hal ini memungkinkan untuk bertemu orang-orang baru, mempelajari keahlian baru, hingga menemukan peluang yang lebih besar lagi.
2. Kelola Pengeluaran
Saat kehilangan pekerjaan, sudah pasti cakupan perencanaan keuangan pribadi pertama yang perlu dicek adalah pengeluaran. Tekan pengeluaran seminim mungkin. Bila perlu, cek kembali pengeluaran bulananmu untuk menentukan hal-hal yang penting dan tidak penting untuk dibeli.
Jika biasanya hidupmu penuh dengan hedonisme, inilah saatnya untuk menerapkan gaya hidup frugal. Misalnya, seperti membatalkan langganan majalah, layanan streaming, atau keanggotaan gym karena tidak termasuk kebutuhan primer. Apalagi kalau kemarin-kemarin, ternyata kamu tetap saja jarang ngegym. Jadi mubazir kan?
Mulailah untuk membatasi makan di luar hingga pemakaian bahan bakar berlebihan untuk menekan laju pengeluaran. Setelah memahami kondisi keuangan dengan lebih baik, saatnya menetapkan anggaran yang realistis untuk membantu kamu survive di situasi pencarian kerja ini.
3. Dana Darurat
Dana darurat merupakan cadangan uang yang disisihkan secara khusus untuk keadaan darurat atau pengeluaran tak terduga. Nah, masalahnya, apakah kamu ketika masih punya pekerjaan kemarin sudah sempat mengumpulkan dana darurat? Kalau sudah, kamu bisa bernapas lebih lega, karena ini bisa menjadi dana cadangan selama kamu belum punya pekerjaan tetap lagi.
Namun, jangan lupa untuk mengembalikannya lagi ya, nanti kalau sudah memiliki penghasilan tetap. Agar bisa menyisihkan dana darurat yang tepat, cobalah hitung pengeluaran kamu setiap bulannya. Untuk jumlah dana darurat yang ideal, setidaknya minimal ada 3 kali pengeluaran setiap bulannya. Mengingat, kamu pasti butuh waktu untuk mencari pekerjaan baru usai kehilangan pekerjaan. Setidaknya, dana darurat harus mampu mengakomodir pengeluaran selama tiga sampai enam bulan ke depan.
4. Utang dan Kewajiban
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang berikutnya adalah utang dan kewajiban. Susunlah seluruh daftar tagihan yang mencakup uang sewa, utilitas, kredit kendaraan, utang, dan kewajiban lainnya.
Alternatif yang paling ideal saat menghadapi kehilangan pekerjaan adalah dengan tetap melakukan pembayaran full setiap bulan. Sayangnya, beberapa dari kamu yang tidak memiliki cukup tabungan mungkin akan sulit melakukan perencanaan ini. Namun, masih ada opsi untuk membayar minimum. Dengan rutin melakukan pembayaran minimum, setidaknya upaya ini dapat menjaga reputasimu di mata pemberi pinjaman atau lembaga penyedianya.
Namun, jika memang tidak bisa melakukan pembayaran minimum, cobalah untuk bernegosiasi. Misalnya, mengupayakan agar tanggal jatuh tempo mundur, meminimalkan pembayaran bulanan, menghapus atau menurunkan bunga, menunda pembayaran, dan lain-lain.
5. Asuransi
Badai PHK massal memang bisa terjadi kapan saja dan dapat menimpa perusahaan apa saja. Sebelum musibah ini menimpamu, ada baiknya jika menggunakan produk asuransi yang memberikan manfaat yang pas dengan kebutuhan.
Seperti asuransi kesehatan. Umumnya perusahaan akan mengikutsertakan karyawan dalam program BPJS Kesehatan. Nah, ketika kehilangan pekerjaan, jangan sampai lupa untuk tetap membayar iuran, agar manfaatnya tetap bisa kamu dapatkan. Ingat, biaya obat saat sakit itu lumayan menguras dompet. Kalau tanpa asuransi, bisa-bisa hal ini menambah beban keuangan kamu yang belum berpemasukan lagi.
Dengan memperhatikan cakupan perencanaan keuangan pribadi ini, maka kamu tetap bisa menjalani hidup dengan layak dan tidak perlu mengambil pinjaman untuk memenuhi kebutuhan hidup.
6. Rencana Keuangan Baru
Cakupan perencanaan keuangan pribadi yang perlu dilakukan selanjutnya adalah mengatur rencana keuangan baru. Kamu juga perlu memastikan, apakah rencana-rencana lama masih relevan dengan kondisi saat ini dan di masa depan?
Jangan ragu untuk mencari sumber penghasilan tambahan secara produktif. Jika mempunyai keahlian khusus, lakukan pekerjaan freelance, konsultasi paruh waktu, atau memonetisasi keahlianmu dengan sumber daya online. Apalagi, saat ini, ada banyak pekerjaan digital yang bisa dikerjakan secara fleksibel di mana saja dan kapan saja.
Berapa pun sumber penghasilan tambahan tersebut, hal ini tetap akan membantu untuk menutup sejumlah pengeluaran.
Jadi, dapat diketahui bahwa cakupan perencanaan keuangan pribadi sangat penting ketika menghadapi situasi kehilangan pekerjaan. Dengan memilih perencanaan yang tepat, maka kondisi finansial bisa tetap bertahan hingga benar-benar menemukan pekerjaan baru yang menjanjikan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memahami Psikologi di Balik Proses Perencanaan Keuangan
Proses perencanaan keuangan adalah salah satu langkah kunci dalam mencapai stabilitas keuangan dan keberlanjutan keuangan jangka panjang. Namun, sering kali terlupakan, bahwa di balik perhitungan angka dan strategi investasi, terdapat faktor yang tak kalah penting dalam menentukan kesuksesan perencanaan keuangan: psikologi.
Yeps, psikologi memainkan peran yang sangat signifikan dalam pengambilan keputusan keuangan seseorang. Hal ini mencakup pemahaman tentang bagaimana emosi, persepsi, dan bias psikologis dapat memengaruhi cara kita mengelola uang, mengambil risiko, dan merencanakan masa depan finansial kita.
So, kali ini kita akan membahas berbagai aspek psikologi di balik proses perencanaan keuangan, memberikan wawasan tentang bagaimana pemahaman yang lebih baik tentang psikologi dapat membantu kita membuat keputusan keuangan yang lebih bijaksana dan sukses.
Faktor-Faktor Psikologis yang Memengaruhi Proses Perencanaan Keuangan
1. Bias keuangan
Bias keuangan adalah kesalahan atau penyimpangan yang bisa terjadi dalam proses perencanaan keuangan, yang dipengaruhi oleh faktor-faktor psikologis dan emosional. Hal ini kemudian bisa mengarah pada pengambilan keputusan yang kurang tepat dalam hal keuangan.
Bias keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam memahami psikologi di balik proses perencanaan keuangan. Misalnya saja bias konfirmasi, yang membuat orang cenderung mencari dan mengingat informasi yang mengonfirmasi keyakinan atau pandangan mereka, sementara mengabaikan atau mengesampingkan informasi yang tidak sejalan dengan pandangan tersebut. Hal ini dapat mengakibatkan ketidakseimbangan dalam penilaian risiko dan manfaat investasi.
Masih ada beberapa jenis bias keuangan lain yang bisa terjadi. Seperti bias karena efek overconfidence, loss aversion, bias karena efek Dunning-Kruger—yang membuat orang merasa lebih kompeten daripada yang sebenarnya, dan lain sebagainya.
Pada dasarnya, bias keuangan ini merupakan fenomena alami. Namun, jika tidak disadari dan dikelola, akhirnya ya akan memengaruhi keputusan yang harus dibuat. Nah, ini kalau ternyata sampai salah, akibatnya bisa saja fatal.
2. Toleransi risiko
Toleransi risiko adalah tingkat kenyamanan seseorang terhadap risiko finansial yang mereka ambil dalam investasi atau perencanaan keuangan. Toleransi risiko adalah faktor psikologis yang memengaruhi proses perencanaan keuangan karena dapat memengaruhi jenis investasi yang mereka pilih, alokasi aset, dan sejauh mana mereka bersedia mengambil risiko dalam upaya mencapai tujuan keuangan mereka.
3. Pengambilan keputusan emosional
Pengambilan keputusan emosional adalah proses pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh emosi, perasaan, atau reaksi impulsif, daripada berdasarkan pertimbangan rasional atau analisis yang objektif.
Contohnya adalah Ketika seseorang merasa senang atau tergoda oleh penawaran atau iklan tertentu, mereka bisa saja impulsif sehingga memutuskan membeli tanpa pertimbangan matang. Ini bisa termasuk membeli barang-barang yang sebenarnya enggak diperlukan, bahkan lebih jauh bisa berutang yang tidak perlu.
Atau juga FOMO, yaitu ketika seseorang melihat orang lain menghasilkan uang dengan cepat dari investasi tertentu, mereka kemudian merasa cemas bahwa mereka sudah melewatkan peluang dan akhirnya membuat keputusan keuangan yang ceroboh.
4. Pengaruh lingkungan sosial
Pengaruh lingkungan sosial adalah faktor psikologis yang kuat yang dapat memengaruhi perilaku keuangan seseorang. Lingkungan sosial mencakup hubungan, keluarga, teman-teman, komunitas, dan budaya di sekitar kita. Pengaruh ini dapat memiliki dampak signifikan pada keputusan keuangan juga.
Strategi untuk Mengatasi Hambatan Psikologis dalam Proses Perencanaan Keuangan
Mengatasi faktor psikologis yang dapat menghambat proses perencanaan keuangan adalah kunci untuk membuat keputusan keuangan yang lebih baik.
Berikut beberapa strategi yang dapat membantu seseorang mengatasi hambatan psikologis dalam proses perencanaan keuangan tersebut.
Ikut Kelas Keuangan
Yang pertama, kamu perlu untuk meningkatkan pemahaman tentang keuangan yang lebih dalam. Semakin kamu memahami konsep-konsep keuangan dan investasi, semakin mungkin kamu membuat keputusan yang rasional.
Ikut berbagai kelas keuangan yang ada di QM Financial deh. Ada banyak kelas dengan topik beragam dan disusun secara berjenjang, mulai dari yang paling basic sampai yang advanced. Kamu bisa memilih yang sesuai dengan kebutuhanmu. Di kelas-kelas tersebut, kamu bisa mendapatkan banyak insight langsung dari para trainer QM yang sudah berpengalaman. Pada akhirnya, kamu bisa membuat berbagai keputusan keuangan berdasarkan pada apa yang menjadi kebutuhan, tak lagi dipengaruhi oleh berbagai faktor psikologis.
Identifikasi Bias Pribadi
Kenali bias keuangan yang mungkin memengaruhi keputusanmu dalam proses perencanaan keuangan. Apakah kamu memiliki bias ke arah konfirmasi? Apakah kamu cenderung overconfident? Dengan mengenali bias-bias ini, kamu dapat lebih waspada terhadap hal-hal yang memunculkan bias tersebut.
Buat Rencana Keuangan
Membuat rencana keuangan yang jelas dan terstruktur adalah cara yang baik untuk mengatasi pengambilan keputusan emosional. Rencana ini harus mencakup tujuan keuangan, alokasi aset, dan strategi investasi yang sesuai dengan profil risikomu.
Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah salah satu cara terbaik untuk mengurangi risiko investasi dan risiko keuangan yang lain. Dengan menyebar investasimu di berbagai aset dan kelas aset, kamu dapat mengurangi dampak potensial dari keputusan buruk di satu aset tertentu.
Buat dan Patuhi Rencana Investasi Jangka Panjang
Jangan terpengaruh oleh fluktuasi pasar harian atau berita keuangan yang berlebihan. Buat rencana investasi jangka panjang yang mempertimbangkan tujuan keuanganmu, dan patuhi rencana tersebut meskipun terjadi volatilitas pasar.
Pertimbangkan Emosi
Sebelum mengambil keputusan keuangan penting, pertimbangkan emosimu. Apakah kamu merasa takut, serakah, atau terlalu percaya diri? Kesadaran akan emosi ini dapat membantumu mengambil keputusan yang lebih baik.
Review Rencana Secara Teratur
Rencana keuangan enggak harus statis. Bahkan rencana keuangan itu wajar banget kalau berubah seiring waktu. Yah, namanya hidup kan? Kita semua pasti melalui banyak fase, yang bisa mengubah banyak hal dalam hidup.
Selama perjalanan hidup ini, tujuan dan situasi finansial kita dapat berubah. So, enggak ada salahnya sama sekali kalau kita juga melakukan berbagai proses perencanaan keuangan, sehingga memunculkan rencana baru yang lebih sesuai dengan kondisi. Jadi, enggak perlu takut untuk mengubah rencana. Ofkors, dengan melakukan review dan berbagai pertimbangan lebih dulu.
Dalam dunia yang penuh ketidakpastian finansial, memahami psikologi di balik proses perencanaan keuangan adalah kunci untuk mencapai keberhasilan dalam mencapai tujuan keuangan kita.
Melalui kesadaran akan bias keuangan, pengambilan keputusan emosional, dan pengaruh lingkungan sosial, kita dapat belajar untuk mengatasi hambatan psikologis yang dapat menghambat perencanaan keuangan ini. Dengan demikian, kita dapat lebih baik mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan finansial, dan kemudian bisa mengambil langkah-langkah yang lebih bijaksana.
Terlebih lagi, penggunaan strategi ini akan membantu kita dalam mengelola keuangan kita dengan lebih seimbang, menghindari jebakan-jebakan psikologis, dan meraih masa depan finansial yang lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!