Mengapa Belajar Arus Kas Penting untuk Keuangan Pribadi, dan Mulai dari Mana?
Memahami dan mengelola keuangan pribadi adalah kunci untuk menjalani hidup dengan baik. Belajar arus kas adalah salah satu bagian dari pengelolaan anggaran yang lebih efektif, memungkinkan pemantauan pemasukan dan pengeluaran dengan lebih teliti.
Kesadaran tentang penggunaan uang—ke mana saja uang pergi—dalam kehidupan sehari-hari dapat menghindarkanmu dari risiko keuangan yang enggak diinginkan.
Banyak orang sering kali terjebak dalam situasi finansial yang sulit karena enggak paham prinsip arus kas, atau cash flow ini. Padahal, pengetahuan ini tuh basic banget dalam keuangan.
Dengan belajar arus kas, kamu enggak hanya bisa mengurangi kemungkinan terlilit utang, tetapi kamu pun bisa membuat rencana keuangan yang komprehensif, yang nantinya akan berdampak baik dalam jangka panjang.
Pertanyaan besarnya adalah, dari mana sebaiknya memulai proses pembelajaran ini? Nah, coba yuk, kita bahas. Semoga bisa memberikan wawasan serta sumber daya tambahan yang dapat diakses untuk memulai perjalanan keuangan yang lebih terkontrol.
Table of Contents
Mengapa Belajar Arus Kas Itu Penting?
Belajar arus kas sangat penting untuk keuangan pribadi karena beberapa alasan utama. Coba kita lihat satu per satu.
1. Pengelolaan Keuangan
Belajar arus kas dan kemudian memahaminya dapat membantumu dalam mengelola pendapatan dan pengeluaran sehari-hari. Dengan mengetahui berapa banyak uang yang masuk dan keluar, kamu akan dapat membuat anggaran yang lebih efektif. Dengan tahu apa saja penggunaannya, kamu pun bisa menghindari kehabisan uang sebelum akhir bulan.
Baca juga: 5 Alasan Mengapa Kita Perlu Cek Cash Flow Berkala
2. Perencanaan Keuangan
Arus kas yang baik akan mempermudah pembuatan rencana keuangan jangka panjang, seperti untuk pendidikan, pembelian rumah, atau pensiun. Karena dengan tahu arus kas keuangan kita sendiri, kita bisa mengatur prioritas pengeluaran dan menabung atau berinvestasi dengan lebih teratur.
3. Menghindari Utang
Dengan memonitor arus kas, kamu bisa menghindari mengambil utang yang enggak perlu. Jika pengeluaran melebihi pendapatan, arus kas yang tercatat dengan baik akan memberikan peringatan secara dini. Dengan begitu, kamu pun dapat segera mengambil tindakan pengendalian, misalnya dengan mengurangi pengeluaran atau mencari sumber pendapatan tambahan.
4. Kesiapan Darurat
Dengan pemahaman yang baik tentang arus kas, kamu pun bisa lebih siap menghadapi situasi darurat finansial. Mengetahui seberapa banyak cadangan keuangan yang tersedia dan seberapa cepat bisa diakses itu penting banget loh, dalam menghadapi keadaan tak terduga.
5. Investasi yang Lebih Baik
Kalau kamu tahu kecukupan dana yang beredar melalui arus kas, kamu juga akan lebih mudah dalam mengambil keputusan investasi. Dengan pemahaman arus kas yang baik, kamu bisa menentukan kapan waktu yang tepat untuk berinvestasi atau menarik investasi tanpa mengganggu kestabilan keuangan.
So, secara keseluruhan, memahami arus kas memberikan kontrol yang lebih besar atas keuangan pribadi, mengurangi stres finansial, dan membantu mencapai tujuan keuangan yang lebih besar.
Mau Belajar Arus Kas, Mulai dari Mana?
Nah, sudah tahu pentingnya belajar arus kas, terus untuk memulai belajar arus kas dalam keuangan pribadi dari mana? Kamu bisa mencoba beberapa sumber dan metode berikut.
1. Buku Keuangan Pribadi
Cari buku yang fokus pada dasar-dasar manajemen keuangan pribadi. Buku-buku seperti “Rich Dad Poor Dad” oleh Robert Kiyosaki atau “The Total Money Makeover” oleh Dave Ramsey memberikan penjelasan yang baik tentang pentingnya arus kas.
2. Kursus Online
Platform seperti Udemy juga menawarkan kursus tentang dasar-dasar keuangan pribadi yang mencakup topik tentang arus kas. Sudah tahu belum, kalau QM Financial juga punya beberapa paket kursus di Udemy? Sudah dong ya.
3. Aplikasi Keuangan Pribadi
Gunakan aplikasi keuangan seperti Mint, YNAB (You Need A Budget), atau Quicken yang dapat membantumu melacak pemasukan dan pengeluaran serta memahami arus kasmu dalam praktik nyata. Dengan langsung praktik, kamu akan mendapat pelajaran langsung, bahkan dari kesalahan-kesalahanmu sendiri.
4. Blog dan Website Keuangan
Situs web seperti punya QM Financial ini, juga NerdWallet, Investopedia, dan The Simple Dollar menyediakan artikel dan panduan yang berguna tentang belajar arus kas dan keuangan pribadi secara umum. Kamu bisa mencari artikel yang sesuai dengan topik yang kamu pengin pelajari.
5. Workshop dan Seminar
Ikuti workshop atau seminar keuangan yang sering diselenggarakan oleh bank atau institusi keuangan. Ini bisa memberikan wawasan langsung dan nasihat dari para ahli.
QM Financial juga punya beragam kelas online yang akan membantumu menjadi perencana keuangan untuk diri dan keluarga sendiri loh. Ada beragam topik yang bisa kamu pilih, mulai dari yang basic sampai yang advanced. Belajar arus kas juga termasuk di dalamnya, ada kelas How to Manage Your Cash Flow. Kamu bisa cek jadwal dan segera daftar jika kelas tersedia.
Baca juga: Mengoptimalkan Manfaat dari Kelas Keuangan Online
Memulai perjalanan untuk belajar arus kas bisa jadi cukup menantang, tetapi manfaat jangka panjangnya tak terbantahkan.
Dengan alat dan sumber yang tepat, pengelolaan keuangan pribadi menjadi lebih terstruktur dan bisa lebih mudah dibuat rencana. Langkah-langkah kecil dalam memahami bagaimana uang bergerak dalam kehidupan sehari-hari akan membentuk fondasi yang kuat untuk keputusan finansial di masa depan. Dengan demikian, keuangan pun jadi lebih aman dan masa depan lebih cerah.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan di Usia 20-an untuk Masa Depan yang Aman
Memasuki usia 20-an sering kali disertai dengan tantangan dan peluang baru, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi. Langkah-langkah perencanaan keuangan yang baik di usia ini adalah kunci untuk menjamin masa depan yang aman dan mandiri secara finansial.
Kenapa harus bikin rencana keuangan di usia 20? Karena dengan begitu, bukan hanya kamu bisa memperkuat kestabilan finansial, tetapi kamu juga lebih leluasa dalam mengambil keputusan hidup yang lebih besar.
Table of Contents
Langkah-Langkah Perencanaan Keuangan untuk Usia 20-an
Di tengah kesibukan dan berbagai godaan pengeluaran yang sering muncul di masa muda, penting untuk menyadari bahwa setiap pilihan finansial yang diambil dapat berdampak jangka panjang.
So, memulai dengan langkah-langkah perencanaan keuangan yang tepat akan membantu dan mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan yang akan datang. Ya masa sih, enggak mau punya mimpi, enggak mau punya cita-cita? Pengin liburan terus ke luar negeri, pengin lanjutkan pendidikan, pengin punya rumah, semua kan butuh modal.
Masa enggak mau bisa melakukan itu semua tanpa pusing mikirin duit?
Dengan membangun dasar yang kuat sejak dini, jalan menuju kebebasan finansial menjadi lebih terbuka dan terjangkau.
So, berikut adalah langkah-langkah perencanaan keuangan untuk kamu, si Usia 20-an yang kini sedang memulai hidup yang sebenarnya.
1. Membuat Anggaran
Bagi kamu yang berusia 20-an—dan mungkin belum berkeluarga—pembuatan anggaran bisa disesuaikan dengan prioritas dan gaya hidup yang kamu jalani. Misalnya saja, kamu bisa membagi pos sebagai berikut:
- Kebutuhan dasar: kos, makanan dan minuman, transportasi, dan utilitas
- Asuransi dan kesehatan
- Tabungan dan investasi, termasuk di dalamnya dana darurat
- Cicilan utang
- Gaya hidup, termasuk di dalamnya dana liburan, hobi, juga subscription kalau ada
- Pendidikan dan pengembangan diri, misalnya ikut kursus-kursus atau beli buku
Kalau sudah dibikin anggarannya, selanjutnya ya kudu disiplin dipatuhi ya. Karena ini tuh kunci langkah-langkah perencanaan keuangan secara efektif di usia muda. Kamu bisa pakai aplikasi keuangan supaya kebantu dalam melacak pengeluaran dan menjaga agar pengeluaran enggak melebihi pendapatan.
2. Sisihkan untuk Dana Darurat
Menyisihkan dana darurat adalah salah satu hal penting dalam langkah-langkah perencanaan keuangan, terutama untuk kamu yang masih berada di usia 20-an. Dana darurat berfungsi sebagai jaring pengaman finansial yang dapat membantu kamu menghadapi situasi tak terduga tanpa harus mengganggu tabungan atau investasi jangka panjang.
Idealnya, dana darurat harus mencakup biaya hidup 3-6 bulan. Bukan angka yang saklek, kamu bisa menyesuaikannya dengan kestabilan pekerjaan dan tanggungan yang kamu miliki. Tapi, kalau kamu bekerja di sektor yang fluktuatif atau sebagai freelancer, akan lebih bijak menyisihkan dana lebih besar.
Simpan dana darurat di tempat yang aman tetapi mudah diakses. Misalnya di rekening tabungan atau reksa dana pasar uang. Hindari menginvestasikan dana ini di instrumen dengan risiko tinggi atau akses yang sulit.
Mulai dengan menyisihkan sejumlah kecil dari setiap pendapatanmu sampai dana darurat mencapai jumlah yang ditargetkan. Anggap saja ini sebagai kebutuhan utama, bukan pilihan, sehingga kamu bisa konsisten nabungnya.
3. Mengelola Utang
Mengelola utang secara efektif adalah aspek kunci dalam langkah-langkah perencanaan keuangan. Pada tahap ini, mengelola utang dengan bijak dapat membantu menghindari akumulasi beban keuangan di kemudian hari.
Kalau memang perlu berutang, maka pembayaran cicilannya harus masuk ke dalam perencanaan keuangan sehari-hari. Membayar cicilan bukan dengan uang “sisa” kebutuhan, tetapi harus dialokasikan secara khusus. Maksimal sebesar 30% dari penghasilan total dalam sebulan.
Secara berkala evaluasi kemajuan kamu dalam mengelola utang dan sesuaikan strategi jika diperlukan. Termasuk di dalamnya, menyesuaikan jumlah yang dialokasikan untuk pembayaran utang jika pendapatan kamu berubah.
4. Punya Tujuan Jangka Panjang
Memiliki rencana jangka panjang seperti membeli rumah atau menyiapkan dana pensiun sangat penting, terutama bagi kamu yang masih berada di usia 20-an. Di usia ini, sering kali perencanaan jangka panjang terabaikan karena fokus pada kebutuhan dan keinginan sehari-hari.
Namun, kamu kan enggak hidup hari ini saja. Kamu juga pengin hidup nyaman sampai tua nanti kan? Karena itu, menetapkan tujuan jangka panjang dapat memberikan arah yang jelas dan motivasi untuk mengelola keuangan dengan lebih bijak.
Jadi, miliki beberapa tujuan jangka panjang. Pisahkan rencana keuangan untuk tiap tujuan jangka panjangmu itu. Misalnya, buat rekening tabungan atau investasi terpisah untuk dana pensiun dan pembelian rumah. Dengan begitu, kamu bisa memonitor kemajuannya. Kalau ada apa-apa, kamu juga bisa langsung aware.
Kamu mau soft saving? Soft saving atau menabung tanpa struktur yang ketat boleh saja, tetapi pastikan kamu tetap punya tujuan dan target jangka panjang. Sesuaikan jumlah tabungan setiap bulan berdasarkan kemampuan dan kebutuhan sehari-hari tanpa mengorbankan alokasi untuk masa depan.
Baca juga: Soft Saving ala Gen Z: Plus dan Minusnya
5. Investasi
Jika kamu sudah menetapkan tujuan jangka panjang, langkah-langkah perencanaan keuangan selanjutnya yang sangat penting adalah membuat rencana investasi.
Alasan utama mengapa investasi sangat direkomendasikan, terutama bagi kamu yang memiliki tujuan jangka panjang, adalah adanya keuntungan dari compound interest atau bunga berbunga. Hal ini yang enggak bisa kamu dapatkan dari tabungan biasa.
Compound interest adalah bunga yang dihitung dari jumlah pokok ditambah bunga yang telah diakumulasi sebelumnya. Dalam kata lain, ini adalah “bunga atas bunga” yang kamu peroleh dari investasi. Bunga ini adalah pengembalian yang kamu dapatkan, yang tumbuh secara eksponensial seiring waktu.
Pilihlah instrumen investasi yang sesuai dengan tujuan jangka panjang dan profil risiko kamu. Misalnya, saham atau reksa dana saham bisa cocok untuk tujuan jangka panjang seperti pensiun, yang masih jauh, karena potensi pertumbuhan yang tinggi tetapi dengan risiko yang lebih besar. Obligasi atau reksa dana pendapatan tetap bisa lebih cocok untuk tujuan yang lebih dekat dan memerlukan stabilitas.
Baca juga: Gen Z Merapat! Ini Cara Belajar Keuangan Kekinian yang Paling Cocok buat Kamu!
Memulai langkah-langkah perencanaan keuangan di usia 20-an dengan tepat adalah investasi yang penting untuk masa depan. Dengan disiplin, kesabaran, dan konsistensi dalam menerapkan prinsip-prinsip keuangan yang telah dijelaskan, jalan menuju keamanan dan kemandirian finansial akan semakin terbuka lebar.
Melalui perencanaan yang matang, masa depan finansial yang stabil bukan hanya mimpi, tetapi bisa menjadi kenyataan. Gen Z bisa berdaya, enggak hanya jadi beban hidup orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Contoh Financial Planning Pribadi yang Cocok untuk Semua Orang
Uang itu bagian dari kehidupan sehari-hari kita. Setuju nggak nih? Makanya, kudu direncanakan penggunaannya, karena sumber dayanya terbatas—sementara manfaatnya tak terbatas. So, enggak heran banyak yang bingung, dan akhirnya mencari contoh financial planning pribadi yang paling efektif.
Dengan rencana keuangan yang terstruktur, siapa pun kamu pasti dapat menyiapkan dana yang cukup untuk berbagai tujuan hidup. Termasuk juga di dalamnya adalah dana untuk pensiun, biaya pernikahan, atau pendidikan anak. Perencanaan ini membantu dalam menetapkan prioritas dan mengidentifikasi langkah yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Table of Contents
Memahami Contoh Financial Planning Pribadi
Financial planning pribadi adalah proses mengatur dan merencanakan keuangan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan finansial kita di masa depan. Proses ini melibatkan evaluasi sumber pendapatan, aset, pengeluaran, dan tabungan yang dimiliki.
Tujuan financial planning pribadi adalah untuk menciptakan strategi yang efektif dalam pengelolaan uang, sehingga dapat memastikan keamanan finansial di kemudian hari.
Memahami kondisi keuangan pribadi adalah langkah awal dalam financial planning pribadi, atau perencanaan keuangan ini. Proses ini melibatkan evaluasi pengeluaran rutin dan prioritas untuk masa depan. Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua keinginan dan kebutuhan dapat terpenuhi.
Sebagai contoh, jika berencana membeli sepeda motor, perencanaan keuangan yang baik akan menunjukkan berapa banyak uang yang dapat dialokasikan setiap bulan untuk tujuan tersebut. Selain itu, evaluasi ini akan menentukan apakah lebih baik membeli motor secara kredit atau tunai.
Pertanyaan umum yang sering muncul adalah bagaimana cara membuat rencana keuangan yang baik, dan seperti apa contoh financial planning pribadi yang bagus itu. Nah, coba kita lihat yuk step by stepnya.
Baca juga: Contoh Perencanaan Keuangan Jangka Pendek: Liburan Sekolah
Langkah Financial Planning Pribadi yang Sesuai Kondisi Diri
1. Tujuan Lo Apa?
Menetapkan tujuan keuangan adalah langkah awal yang harus dilakukan ketika kita hendak membuat financial planning pribadi. Proses ini mengharuskan tujuan yang ditetapkan harus jelas dan realistis, mengikuti prinsip SMART: specific, measurable, achievable, relevant, dan time bound. Artinya, tujuan tersebut harus spesifik, dapat diukur, dapat dicapai, relevan, dan memiliki batas waktu yang jelas.
Salah satu contoh financial planning pribadi dan tujuan finansial yang SMART misalnya pengin beli motor Honda Beat dalam waktu tiga tahun dengan gaji Rp3.000.000 per bulan. Mengapa bisa disebut SMART? Karena sesuai dengan kemampuan finansial yang ada dan waktu yang ditetapkan realistis untuk mencapai tujuan tersebut.
Berbeda kalau kamu pengin beli mobil Fortuner yang pengin lunas dalam lima tahun dengan pendapatan yang sama. Nah, tujuan finansial ini enggak realistis, mengingat harga mobil tersebut cukup tinggi, seementara pendapatan bulanan yang relatif rendah.
2. Cek Cash Flow
Memahami cash flow bulanan adalah langkah penting dalam membuat perencanaan keuangan yang efektif. Untuk bisa memeriksanya dengan baik, catat semu detail sumber pendapatan dan pengeluaran setiap bulan.
Penting untuk mencatat setiap detail, mulai dari pendapatan tetap seperti gaji hingga pendapatan tambahan dari pekerjaan sampingan. Pengeluaran juga harus dicatat secara lengkap, termasuk pembayaran rutin seperti cicilan utang atau kredit.
Dengan cara ini, jumlah uang yang dapat dialokasikan untuk mencapai tujuan keuangan dapat ditentukan dengan lebih akurat.
3. Terapkan Prinsip 40/30/20/10
Penerapan prinsip alokasi keuangan 40/30/20/10 bisa membantu dalam pengelolaan pendapatan bulanan. Menurut prinsip ini, 40% dari pendapatan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, memastikan pengeluaran rutin tercukupi. Kemudian, 30% dialokasikan untuk pembayaran utang, membantu menjaga kesehatan keuangan dengan mengurangi beban hutang secara bertahap.
Selanjutnya, 20% digunakan untuk kegiatan yang meningkatkan kualitas hidup, seperti rekreasi dan hobi. Terakhir, 10% disisihkan untuk investasi, yang sangat penting untuk pertumbuhan kekayaan jangka panjang dan keamanan finansial di masa depan.
Mengadopsi pembagian anggaran seperti ini bukan hanya mengatur keuangan dengan lebih efisien, tetapi juga memastikan bahwa tidak ada aspek kehidupan yang terlalu mendominasi keuangan hingga mengganggu pos lainnya. Misalnya, dengan membatasi pengeluaran untuk gaya hidup, dana untuk kebutuhan esensial dan utang tetap aman, begitu pula sebaliknya. Ini mengarah pada keseimbangan yang membantu mencapai stabilitas finansial.
Baca juga: Perencanaan Keuangan untuk Keluarga Baru: Bagaimana Mengatur Anggaran dengan Gaji Kecil
Contoh Financial Planning Pribadi
Nah, selanjutnya, supaya lebih jelas, berikut adalah contoh financial planning pribadi untuk satu bulan yang bisa disontek oleh semua orang. Contoh financial planning pribadi berikut ini sangat sederhana ya, sehingga seharusnya sih mudah untuk dipahami.
Detail kebutuhan yang dipakai tidaklah mutlak, kamu bisa menyesuaikannya dengan kondisimu. Juga dengan angka-angkanya. Angka-angka yang pasti adalah yang dalam persen, tetapi itu pun juga masih bisa diulik sesuai kebutuhan dan kondisi.
Bagaimana, cukup jelas kan?
Setelah ada contoh financial planning pribadi di atas, berikutnya adalah wajib melakukan pemantauan, review, dan evaluasi secara teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar perencanaan keuangan tetap relevan dengan kondisi yang berubah-ubah.
Fluktuasi pendapatan dan pengeluaran bulanan memerlukan penyesuaian dalam anggaran yang telah ditetapkan. Contohnya, kalau bulan ini proyek freelance kamu ramai, maka bisa saja angka penghasilan lebih besar. Namun, jika bulan depan, freelance paceklik, penghasilan bisa saja zonk.
Selain itu, perbedaan antara rencana dan realitas keuangan, seperti munculnya pengeluaran yang tidak direncanakan atau lebih sering, juga harus diperhatikan. Misalnya, ternyata bulan ini atap bocor, jadi kamu harus cut anggaran lifestyle. Kurangi nongkrong, biar bisa benerin atap. Untuk itu, kamu juga sebaiknya melakukan penyesuaian pada contoh financial planning pribadi ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Kalau kamu ikut kelas How to Manage Your Cash Flow dari QM Financial, kamu bisa mendapatkan Worksheet Formulir Data Keuangan untuk mengecek kesehatan keuanganmu lo!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
61% Orang Tua Masih Support Finansial pada Anak Dewasa, Apa Kabar Kemandirian Finansial?
Kalau kamu sudah dapat mencapai kemandirian finansial saat ini, itu bisa dianggap kamu punya privilege lo!
Enggak percaya? Nih, ada artikel dari Marketwatch yang menyebutkan, bahwa tersebut dalam sebuah survei, mayoritas orang tua membantu anak mereka yang sudah dewasa secara finansial, terutama dalam biaya perumahan.
Ya, meskipun surveinya dilakukan di Amerika, tidak menutup kemungkinan fenomena yang sama terjadi di Indonesia, ya kan?
Disebutkan, bahwa tren ini menjadi bukti bahwa biaya hidup saat ini memang sangat tinggi, dan terjadi ketimpangan kekayaan antargenerasi.
Dalam survei tersebut, didapatkan data bahwa ada sebanyak 61% orang tua membantu anak-anak mereka yang sudah dewasa secara finansial. Menurut data dari Bankrate, di antara responden berusia 23 tahun ke atas yang menerima atau masih menerima support finansial dari orang tua, 37% di antaramya mendapat bantuan untuk pembayaran sewa rumah atau tinggal dengan sewa yang dikurangi atau gratis. Selain itu, 17% menerima bantuan untuk membeli rumah pertama mereka.
Enggak cuma itu. 48% responden menyatakan menerima support finansial secara berkelanjutan untuk biaya sehari-hari seperti belanja bahan makanan dan membayar utilitas. Ada juga 21% yang mendapat bantuan dalam melunasi atau membayar utang.
Kemandirian Finansial = Privilege
So, sampai di sini setuju kan, kalau kita bilang, bahwa bisa mandiri finansial itu privilege? Selamat buat kamu yang sekarang sudah mencapai kemandirian finansial; sudah bisa memenuhi kebutuhan sendiri tanpa uluran tangan orang lain.
Menjadi mandiri secara finansial berarti memiliki cukup sumber daya untuk memenuhi kebutuhan tanpa bergantung pada orang lain, seperti keluarga atau bantuan pemerintah.
Kapan seseorang seharusnya sudah bisa mandiri secara finansial bisa bervariasi, tetapi beberapa panduan umum adalah sebagai berikut.
1. Setelah Pendidikan
Idealnya, seseorang mulai berusaha membangun kemandirian finansial setelah menyelesaikan pendidikan formal mereka, baik itu sekolah menengah atau pendidikan tinggi. Ini biasanya berkorelasi dengan memasuki pasar tenaga kerja.
2. Awal Karier
Masa-masa awal karier merupakan waktu yang baik untuk mulai membangun kemandirian finansial. Di fase ini, seseorang seharusnya sudah belajar membuat anggaran, menabung, dan berinvestasi, bahkan dengan pendapatan yang masih relatif rendah.
3. Usia 20-an hingga 30-an
Pada dekade ini, banyak orang bekerja untuk mencapai stabilitas finansial. Mencapai kemandirian di tahap ini dapat memberi seseorang keuntungan jangka panjang dalam hal akumulasi kekayaan dan keamanan finansial.
Baca juga: 5 Tanda Mandiri secara Finansial
Upaya Mencapai Kemandirian Finansial
Penting untuk mengakui bahwa setiap orang memiliki kecepatan dan kondisi keuangan yang berbeda, dan kemandirian finansial dapat tercapai pada waktu yang berbeda-beda untuk setiap orang. Faktor-faktor seperti kondisi ekonomi, tanggung jawab keluarga, dan keberuntungan juga memainkan peran penting.
Tapi, ya pada akhirnya, setiap orang seharusnya sampai ke titik harus mandiri finansial, apa pun kondisinya. Ya masa sih, sudah usia produktif, energinya banyak, badan kuat, masih di-support finansial sama orang tua?
Untuk mencapai kemandirian finansial dan enggak lagi bergantung pada orang tua, ada beberapa langkah strategis yang bisa diikuti.
1. Buat Anggaran
Mulai dengan membuat anggaran yang detail untuk melacak pendapatan dan pengeluaran. Ini membantu dalam mengidentifikasi ke mana saja uangmu pergi dan di mana saja kamu bisa menghemat.
2. Pendapatan Mandiri
Carilah sumber pendapatan yang stabil. Jika pekerjaan penuh waktu belum tersedia, pertimbangkan pekerjaan paruh waktu, freelance, atau gig economy untuk memulai menghasilkan pendapatan.
3. Hidup Hemat
Kurangi pengeluaran yang tidak perlu. Prioritaskan kebutuhan atas keinginan, dan cari cara untuk menghemat biaya sehari-hari, seperti memasak di rumah daripada makan di luar.
4. Bayar Utang
Jika kamu memiliki utang, buatlah rencana pembayaran yang efektif. Utang dengan bunga tinggi harus menjadi prioritas untuk dibayar terlebih dahulu.
5. Dana Darurat
Mulailah membangun dana darurat. Idealnya, dana ini harus cukup untuk menutupi biaya hidup 3-6 bulan jika terjadi situasi tak terduga seperti kehilangan pekerjaan atau masalah kesehatan.
6. Investasi
Setelah memiliki tabungan yang cukup, mulailah berinvestasi. Investasi bisa membantu mengembangkan asetmu dan menyediakan sumber pendapatan pasif di masa depan.
7. Edukasi Keuangan
Tingkatkan pengetahuan tentang keuangan. Pelajari tentang pengelolaan uang, investasi, dan perencanaan keuangan melalui buku, kursus, atau sumber daya online. Seperti ikut kelas-kelas keuangan QM Financial, contohnya.
8. Buat Rencana Keuangan
Tentukan tujuan finansialmu, baik jangka pendek, menengah, hingga jangka panjang. Setiap tujuan finansial adalah motivasi agar kamu bisa semakin mandiri secara finansial.
9. Bertanggung Jawab Finansial
Bertanggung jawab atas keuangan kamu sendiri. Ini termasuk membayar tagihan tepat waktu, menghindari utang konsumtif, dan membuat keputusan yang cerdas secara finansial.
Baca juga: Jalan Menuju Mandiri Finansial di Usia 20-an: Jangan Insecure!
Dengan mengikuti langkah-langkah ini, kamu akan semakin dekat untuk mencapai kemandirian finansial dan enggak lagi mengandalkan dukungan keuangan dari orang tua.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Orang Indonesia Masih Suka Makan Tabungan: Apa Maksudnya dan Bagaimana Cara Mengatasinya
Di Indonesia, kebiasaan makan tabungan untuk membiayai kehidupan sehari-hari terus berlanjut hingga akhir 2023. Data dari Survei Konsumen Bank Indonesia yang dikutip oleh CNBC menyebutkan, bahwa sampai November 2023 menunjukkan bahwa rasio tabungan terhadap pendapatan menurun dari 15,7% di bulan Oktober menjadi 15,4% di bulan November.
Sementara itu, proporsi pendapatan yang digunakan untuk membayar cicilan atau utang mengalami peningkatan dari 8,8% menjadi 9,3% dalam periode yang sama.
Wah, jadi topik yang menarik untuk dibahas nih. Apalagi kalau kamu ternyata juga termasuk mereka yang makan tabungan buat hidup.
Table of Contents
Makan Tabungan buat Hidup – Yay or Nay
Dalam kondisi ekonomi yang fluktuatif, praktik makan tabungan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari jadi “gaya hidup”. Ini sih ngeri-ngeri sedap. Tapi, ya kenyataannya begitu.
Survei tersebut juga menyoroti bahwa kelompok masyarakat berpenghasilan rendah adalah yang paling banyak terdampak, rasio kemampuan menabung mereka menurun. Contohnya, bagi kelompok yang mengeluarkan Rp 1-2 juta per bulan, kemampuan menabung mereka turun dari 16,1% menjadi 15,8%.
Tidak hanya golongan berpenghasilan rendah, kelompok dengan pengeluaran di atas Rp 5 juta per bulan juga mengalami penurunan kemampuan menabung, dari 18% menjadi 16,3%.
Pada sisi lain, kelompok dengan pengeluaran bulanan antara Rp 2,1 juta hingga Rp 5 juta justru menunjukkan peningkatan dalam kemampuan menabung. Meskipun terjadi penurunan dalam rasio pendapatan yang digunakan untuk konsumsi dari 75,6% pada Oktober menjadi 75,3% pada November, kelompok dengan pengeluaran lebih dari Rp 5 juta per bulan malah mengalami kenaikan konsumsi dari 68,4% menjadi 72,6%.
Kecenderungan ini menunjukkan bahwa konsumsi menurun pada semua tingkat pengeluaran, kecuali bagi mereka yang berpengeluaran lebih tinggi.
Baca juga: Cara Menabung untuk Dapatkan 10 Juta Pertamamu
Supaya Enggak Harus Makan Tabungan, Apa yang Kudu Dilakukan?
Untuk menghindari makan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan kestabilan keuangan, berikut beberapa tip praktis yang bisa dilakukan.
1. Budgeting
Budgeting atau membuat anggaran bulanan merupakan langkah penting untuk mengelola keuangan dengan lebih efektif. Proses ini bisa kamu mulai dengan mencatat penghasilan dan pengeluaran yang terjadi dalam sebulan. Dengan catatan ini, kamu bisa melihat bagaimana kesehatan keuanganmu.
Kalau memang belum sehat, maka kamu perlu untuk fokus dulu membuatnya jadi sehat dan positif. Buat anggaran setiap bulan berdasarkan penghasilan yang kamu buat. Masukkan tabungan sebagai salah satu pos pengeluaran wajib. Pastinya dengan memperhitungkan kebutuhan lainnya.
Kamu bisa coba formula 4-3-2-1; 40% untuk kebutuhan rutin, 30% untuk cicilan utang, 20% untuk lifestyle, dan 10% untuk tabungan. Angka ini juga bukan angka mati. Kamu bisa kok menyesuaikannya dengan kebutuhan. Yang pasti, harus ada alokasi tabungan ya.
2. Mulai Biasakan Menabung dan Jangan Disabotase
Memulai kebiasaan menabung dengan jumlah kecil merupakan strategi efektif untuk membiasakan diri dengan pengelolaan keuangan yang baik, terutama bagi mereka yang merasa sulit untuk menabung dalam jumlah besar sekaligus. Langkah ini penting karena konsistensi dalam menabung sering kali lebih berdampak daripada jumlah yang ditabung pada satu waktu.
Nah, kalau sudah berhasil menabung, ya jangan disabotase ya. Ingat, bahwa kamu sudah punya anggaran untuk berbagai keperluan. Disiplinlah dengan anggaran tersebut, dan uang yang sudah “dikeluarkan” untuk ditabung tidak bisa balik lagi, seperti kalau kamu mengeluarkan uang untuk membeli sesuatu.
Kamu juga bisa mencoba strategi menabung yang pernah dishare di web ini lo. Lumayan kan, kalau dalam satu tahun kamu bisa menabung 10 juta?
3. Kurangi Utang
Mengurangi utang dapat menekan peluang untuk menggunakan tabungan untuk kebutuhan sehari-hari. Ketika kamu memiliki banyak utang, terutama dengan bunga tinggi, pembayaran bulanan yang besar dapat menguras pendapatan bulanan kamu. Akibatnya, hanya tersisa sedikit ruang untuk pengeluaran lainnya, termasuk menabung.
Dalam situasi seperti ini, tabungan yang seharusnya digunakan untuk tujuan jangka panjang atau darurat bisa terpakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau bahkan untuk membayar utang. Jadi, sementara kamu menyehatkan keuangan agar enggak makan tabungan, hindari dulu berutang dalam bentuk apa pun.
4. Cari Penghasilan Tambahan
Mencari sumber penghasilan tambahan adalah langkah strategis untuk memperkuat keuangan pribadi dan mengurangi peluang makan tabungan untuk biaya sehari-hari. Dengan menambahkan aliran pendapatan, kamu bisa meningkatkan total pendapatan bulanan. Hal ini secara langsung akan dapat membantu dalam mengurangi tekanan keuangan.
Pekerjaan sampingan atau memulai usaha kecil bisa sangat membantu dalam mengumpulkan uang ekstra yang tidak hanya menutup kebutuhan rutin tetapi juga memberikan ruang lebih untuk menabung. Pendapatan tambahan ini memungkinkan kamu untuk memenuhi kebutuhan tanpa harus mengganggu tabungan yang sudah ada, yang idealnya disimpan untuk tujuan jangka panjang atau situasi darurat.
5. Bikin Tujuan Keuangan yang Serius
Menetapkan tujuan keuangan yang jelas adalah langkah penting dalam membangun disiplin finansial yang kuat. Tujuan ini berfungsi sebagai motivasi untuk terus menabung dan menghindari penggunaan uang tabungan secara sembarangan.
Dengan tujuan yang spesifik, kamu lebih mungkin untuk tetap pada rencana keuangan dan membuat keputusan yang bijaksana mengenai cara mengelola uang kamu.
So, buat tabungan kamu supaya punya “judul”. Mau dipakai buat apa nanti tabungannya? Buat liburan? Buat bayar DP rumah? Judul apa pun boleh, lalu tentukan nominal targetnya. Dengan begitu, kamu akan termotivasi agar tidak mengganggu tabungan.
Baca juga: Tujuan Keuangan Jangka Pendek yang Realistis: Bagaimana Menentukan Target yang Terjangkau
Nah, makan tabungan untuk keperluan sehari-hari dapat ditekan dengan beberapa hal yang kamu lakukan di atas. Jangan lupa, setelah satu bulan menggunakan anggaran yang telah dibuat, penting untuk mengulas kembali pengeluaran kamu dan melakukan penyesuaian yang diperlukan.
Proses evaluasi ini enggak hanya membantu kamu memahami kebiasaan belanja lebih baik tetapi juga memungkinkan kamu untuk membuat perubahan strategis yang meningkatkan efisiensi pengeluaran.
Dengan demikian, kamu dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya finansial dan menghindari kebiasaan mengambil uang dari tabungan, yang pada akhirnya akan mendukung kestabilan finansialmu dalam jangka panjang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Jadi Orang Introver Bisa Bikin Kaya! Emang Iya?
Katanya, dengan menjadi ekstover, seseorang punya peluang untuk sukses lebih besar. Anggapan ini mungkin berkaitan dengan kepribadian seorang ekstrover yang lebih terbuka sehingga punya banyak teman, bisa menjalin hubungan dengan baik, pun punya kemampuan berkomunikasi yang lebih baik. Lalu, kalau begitu bagaimana dengan orang introver, yang lebih tertutup, lebih tenang, dan reflektif? Apakah mereka tidak berpeluang bisa sukses? Bahkan enggak bisa jadi orang kaya?
Nah, ini nih. Banyak orang yang mungkin belum menyadari kekuatan seorang introver. Memang para introver itu lebih pemilih dalam pergaulan. Mereka enggak punya terlalu banyak teman, sirkelnya kecil. Namun, hal ini tidak menjadikan peluang untuk bisa kaya dan sukses mengecil.
Justru ada beberapa hal yang hanya dimiliki oleh para introver yang membuat mereka justru punya kesempatan lebih baik untuk sukses, termasuk dalam hal finansial. Enggak percaya?
Table of Contents
Karakteristik Orang Introver yang Bisa Membuatnya Kaya
Sebenarnya ini bukan versus mana yang lebih baik antara introver ataupun ekstrover. Keduanya tidak bisa dibandingkan, satu sama lain punya keunikan, kelebihan, dan kekurangan. Yah, namanya manusia ya kan?
Namun, ini lebih pada stereotip, yang sering kali menempatkan orang introver dalam posisi yang dianggap kurang menguntungkan dalam hal interaksi sosial. Padahal kemampuan interaksi sosial ini—oleh beberapa orang—dipandang sebagai kunci utama untuk sukses finansial.
Stereotip ini menggambarkan bahwa karena sifatnya yang lebih tertutup, introver mungkin menghadapi hambatan dalam mengembangkan jaringan atau memanfaatkan peluang yang sama seperti rekan ekstrovernya.
Namun, persepsi ini sangatlah salah kaprah.
Menjadi introver atau ekstrover memiliki pengaruhnya masing-masing terhadap berbagai aspek kehidupan, termasuk keuangan. Berikut beberapa keuntungan menjadi orang introvert dibandingkan orang ekstrovert dalam hal finansial.
1. Pengeluaran yang Lebih Terkendali
Orang introver cenderung menghabiskan waktu lebih banyak di rumah atau di lingkungan yang tenang. Artinya, mereka lebih bisa mengurangi pengeluaran untuk aktivitas sosial seperti makan di luar, pergi ke klub, atau kegiatan sosial lain yang sering kali menghabiskan uang lebih banyak. Jatah untuk tabungan, investasi, atau dana darurat lebih longgar deh.
2. Lebih Banyak Mikir
Orang introver cenderung lebih banyak mikir sebelum bikin keputusan. Nah, karakter ini akan sangat menguntungkan kalau terkait soal finansial. Misalnya, jadi jauh dari peluang buat belanja impulsif. Mereka jadi bisa lebih fokus pada kebutuhan daripada keinginan, karena tiap kali mau beli sesuatu, mikir dulu.
3. Lebih Mudah Bikin Rencana Jangka Panjang
Orang introver juga akan lebih mudah membuat rencana keuangan jangka panjang. Karakternya yang reflektif akan sangat bermanfaat dalam merencanakan keuangan jangka panjang.
4. Hobinya Relatif Lebih “Murah”
Hobi orang introver cenderung lebih berorientasi pada kegiatan di dalam rumah atau yang bisa dilakukannya sendiri, seperti membaca, menulis, melukis, atau nonton film di streaming. Biayanya—harus diakui—lebih murah daripada pergi ke konser, nongkrong, atau hal-hal yang disukai orang ekstrover.
Ya, paling banter liburan sih, karena introver juga banyak yang suka traveling seperti halnya ekstrover.
5. Bisa Dapat Pendapatan Sampingan
Kecenderungan untuk menghabiskan waktu sendiri bisa mendorong introver untuk mencari sumber pendapatan sampingan yang enggak memerlukan interaksi sosial yang banyak. Contohnya seperti freelance writing, desain grafis, atau jadi investor. Hal ini bisa meningkatkan kapasitas finansial mereka tanpa meninggalkan zona nyaman masing-masing. Asyik banget!
6. Networking yang Lebih Fokus
Meskipun networking sering kali dianggap sebagai kegiatan yang lebih cocok untuk kaum ekstrover, tapi para introver ini juga bisa kok berjejaring. Justru, mereka bisa jadi lebih efektif dalam membangun koneksi yang lebih dalam dengan sejumlah kecil orang, yang bisa menguntungkan dalam hal karier dan peluang bisnis yang sedang mereka perjuangkan.
Nah, gimana? Relate enggak nih?
Tapi ingat ya, penting untuk dicatat bahwa uraian ini adalah generalisasi dan seseorang bisa saja memiliki karakteristik yang berbeda terlepas dari identifikasi mereka sebagai orang introver atau ekstrover.
Kedua tipe kepribadian memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing dalam konteks keuangan, dan banyak faktor lain yang berkontribusi pada keberhasilan finansial seseorang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Tip Atur Uang buat Freelancer Pemula
Baru merintis karier sebagai freelance pemula itu memang banyak sekali tantangannya. Mulai dari bagaimana cara mendapatkan klien, bagaimana mengelola klien, hingga bagaimana manajemen waktu, semua jadi satu dalam otak seorang freelancer. Apalagi soal manajemen keuangan, yang tak bisa dianggap ringan.
Satu sisi, seorang freelancer memang memiliki fleksibilitas tinggi terkait kinerjanya. Sisi lain, secara keuangan, seorang freelancer juga “sangat fleksibel”, artinya penghasilannya bisa sangat tidak tetap.
Jika salah dalam pengelolaan, bisa jadi menambah beban tekanan dan akhirnya bisa memengaruhi produktivitas si freelancer itu sendiri.
Table of Contents
Mengatur Keuangan untuk Freelancer Pemula
Jadi, jika kamu adalah seorang freelancer pemula saat ini, perlu dipahami bahwa mengelola keuangan sebagai freelancer itu memerlukan pemahaman tentang pendapatan yang sering berubah-ubah.
Enggak kayak pekerjaan tetap, penghasilan dari freelance bisa sangat beragam setiap bulannya. Faktor yang memengaruhi ada banyak, misalnya jenis proyek, jumlah pekerjaan yang didapat, dan tarif yang diberlakukan. Bisa saja dalam beberapa bulan full dan hectic, lalu bulan berikutnya paceklik.
Jadi, buat freelancer pemula, mengatur keuangan ini memang cukup menantang.
Untuk mengelola penghasilan bulanan dan membuat rencana keuangan dengan lebih baik, berikut beberapa hal yang bisa mulai dilakukan.
1. Pisahkan Keuangan dari Keuangan Pribadi
Pekerjaan freelancing juga bisa dianggap sebagai salah satu bentuk bisnis, seperti halnya bisnis kecil yang lain. So, seperti yang selalu diajarkan oleh financial lead trainer QM Financial, Mba Ligwina Hananto, pisahkan keuangan bisnis dari keuangan pribadi, hal ini juga berlaku untuk freelance.
Tujuannya apa? Supaya lebih mudah untuk mengelola keuangan dari bisnis freelance ini, dan tidak tercampur dengan keuangan pribadi.
2. Buat Catatan yang Rapi
Buat catatan keuangan yang rapi, meliputi pemasukan dan pengeluaran dari pekerjaan freelance.
Setiap kali ada invoice atau fee cair, catat dalam pemasukan bisnis. Begitu juga jika ada pengeluaran untuk keperluan pekerjaan freelance, catat dalam pengeluaran.
Misalnya, kamu butuh berlangganan foto di Shutterstock untuk keperluan konten, atau butuh tools untuk memantau pergerakan media sosial untuk mendukung pekerjaanmu sebagai freelance social media strategist. Kebutuhan-kebutuhan ini adalah kebutuhan profesional, sehingga pengeluarannya juga harus dicatat dan nanti juga diperhitungkan.
Catatan keuangan yang detail akan membantumi sebagai freelancer pemula untuk melihat gambaran pola pemasukan dan pengeluaran.
3. Gaji Diri Sendiri
Jika kamu sudah bisa melihat pola pemasukan dan pengeluaran, maka kamu bisa menetapkan berapa banyak uang yang bisa kamu ambil sebagai gaji untuk diri sendiri sebagai freelancer pemula.
Pemasukan sebagai freelancer memang bisa saja tidak tetap, tetapi kamu bisa menerapkan sistem gaji ini sehingga nantinya penghasilan menjadi lebih tetap.
Cara lain adalah dengan menetapkan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan pribadi setiap bulannya. Dengan besarnya kebutuhan ini, kamu pun bisa menetapkan target penghasilan bulan-bulan berikutnya.
4. Diversifikasi Pekerjaan/Klien
Hindari untuk hanya bergantung pada satu jenis pekerjaan atau satu klien. Sebagai freelancer, tentunya kamu punya fleksibilitas tinggi untuk menentukan dengan siapa saja kamu bekerja. Maka, manfaatkan privilege ini dengan sebaik-baiknya. Tentu saja juga dengan tanggung jawab yang penuh dan harus profesional.
Mencari berbagai sumber pendapatan menambah stabilitas finansial dan mengurangi risiko kehilangan semua penghasilan jika salah satu sumber tiba-tiba berhenti.
5. Bangun Dana Darurat
Membangun dana darurat adalah langkah yang sangat penting bagi freelancer pemula. Dana ini akan menjadi penyelamat di masa-masa sulit, terutama selama periode pendapatan yang lebih rendah.
Pisahkan dana darurat ke dalam rekening terpisah, dan tidak boleh diutak-atik jika tidak benar-benar dalam kondisi darurat.
Sebagai freelancer dengan penghasilan yang tidak tetap, ada kemungkinan kamu akan membutuhkan dana darurat yang lebih besar dibandingkan mereka yang memiliki penghasilan tetap. Namun, tak perlu khawatir, sebagai freelancer pemula, yang penting mulai bangun dulu. Mulai dari satu bulan pengeluaran, dan kemudian ditingkatkan seiring waktu. Yang penting disiplin ya.
6. Bijak Pilih Proyek
Perencanaan proyek dan negosiasi kontrak yang baik dapat menjamin aliran pekerjaan yang lebih stabil. Sebagai freelancer, akan ada baiknya—jika memungkinkan—memilih proyek yang enggak hanya menguntungkan tetapi juga berkelanjutan. Dengan begitu, kamu bisa mengamankan penghasilan agar lebih konsisten.
Efisiensi dalam mengatur waktu dan menyesuaikan tarif berdasarkan keahlian serta permintaan pasar juga penting untuk memaksimalkan pendapatan.
Dengan pendekatan yang terorganisir dan adaptif, mengelola penghasilan sebagai freelancer bukan lagi sesuatu yang menakutkan. Memahami dan menerapkan strategi ini membantu dalam menciptakan kestabilan finansial, memungkinkan untuk berkonsentrasi pada pekerjaan tanpa terbebani oleh kekhawatiran keuangan.
Mempersiapkan Masa Pensiun
Duh, baru juga mulai merintis karier sebagai freelancer pemula. Kok sudah ditanya mau pensiun.
Jangan salah! Justru karena kamu masih baru mulai merintis, makanya kamu sudah harus mulai memikirkan pensiun. Pasalnya, semakin cepat kamu mulai membuat rencana pensiun, semakin ringan beban di setiap bulannya.
Perencanaan pensiun merupakan aspek kritis yang sering terabaikan oleh banyak freelancer. Padahal, sebagai freelancer, kamu pasti paham bahwa kamu tidak akan mendapatkan benefit ini dari pemberi kerja.
Tanpa skema pensiun yang disediakan oleh pemberi kerja, freelancer harus proaktif dalam mengamankan masa depan finansialnya sendiri. Memulai perencanaan pensiun sejak dini tidak hanya membantu dalam mengumpulkan dana yang cukup untuk hari tua, tetapi juga memberikan ketenangan pikiran untuk masa depan.
Ada beberapa opsi yang bisa dipilih oleh freelancer untuk mempersiapkan pensiun. Kamu bisa memanfaatkan opsi program pensiun BPJS Ketenagakerjaan dengan mendaftarkan diri secara mandiri. Lalu, ada juga opsi Dana Pensiun Lembaga Keuangan, biasanya diselenggarakan oleh bank atau perusahaan asuransi. Selain itu, kamu juga bisa membangun rencana pensiun secara mandiri dengan memanfaatkan beragam instrumen investasi, mulai dari investasi saham, obligasi, reksa dana hingga properti.
Kenal karakteristik masing-masing, dan manfaatkan dengan bijak.
Setelah itu, tentukan berapa banyak kamu akan berinvestasi untuk dana pensiun. Idealnya, kamu menyisihkan 10 – 20% dari penghasilan untuk berinvestasi. Dalam 10-20 % tersebut, alokasikan sebagian untuk dana pensiun, yang juga sama pentingnya dengan tujuan keuangan lainnya.
Memulai perencanaan pensiun sejak dini memberikan waktu yang lebih banyak untuk pertumbuhan investasi, mengurangi tekanan finansial di kemudian hari. Dengan pendekatan yang disiplin dan strategis terhadap perencanaan pensiun, freelancer pemula nantinya dapat menikmati masa tua dengan keamanan dan kenyamanan finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Renovasi Rumah Hemat untuk Keluarga Muda: Dari Perencanaan hingga Eksekusi
Bisa melakukan renovasi rumah sering kali menjadi mimpi bagi banyak keluarga muda. Namun, tantangan biaya sering membuat langkah ini terasa berat.
Dengan pendapatan yang terbatas, mengubah rumah menjadi tempat yang lebih nyaman dan fungsional membutuhkan perencanaan yang matang. Oleh karena itu, menemukan cara untuk merenovasi rumah secara hemat tidak hanya menghemat uang tetapi juga menghindarkan dari stress finansial.
Nah, kali ini kita bahas yuk, mulai dari perencanaan hingga eksekusi renovasi rumah, yang diatur agar cocok dengan anggaran yang ketat. Dengan strategi yang tepat, memperbaharui ruang hidup menjadi lebih mudah dan terjangkau.
Table of Contents
Langkah-Langkah Menyusun Rencana Renovasi Rumah
1. Membuat Perencanaan
Memulai renovasi rumah dengan anggaran terbatas memerlukan pemikiran yang cermat tentang apa yang benar-benar penting. Jadi, yang pertama harus dilakukan adalah membedakan antara apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan.
Dengan bujet terbatas, akan lebih baik untuk fokus pada perubahan yang meningkatkan kenyamanan dan kegunaan rumah, bukan sekadar penambahan estetika.
Selanjutnya, tetapkan anggaran yang realistis. Jadi, hitung biayanya secara detail dan sisihkan dana untuk beberapa hal yang tak direncanakan dan bisa muncul selama proses renovasi.
Desain yang efisien tidak harus mahal. Dengan kreativitas, ruang dapat diubah menjadi lebih fungsional tanpa menguras kantong. Misalnya, mengatur ulang tata letak furnitur atau memilih warna cat yang cerah dapat membuat perbedaan besar dengan biaya minimal. Pemilihan material juga memainkan peran penting. Cari tahu bahan yang tahan lama tetapi terjangkau, dan jangan ragu untuk membandingkan harga antara berbagai penyedia.
Terakhir, temukan kontraktor atau tukang yang tepat. Lakukan riset dan mintalah rekomendasi dari teman atau keluarga. Pastikan untuk berdiskusi terlebih dahulu tentang anggaran dan ekspektasi proyek. Dengan perencanaan yang teliti dan keputusan yang bijaksana, renovasi rumah bisa dilakukan tanpa harus mengorbankan kualitas atau merusak keuangan.
2. Hematlah yang Bisa Dihemat
Merencanakan renovasi rumah tidak selalu membutuhkan pengeluaran besar jika tahu caranya. Salah satu cara cerdas adalah dengan mengerjakan beberapa hal sendiri.
Banyak tutorial online yang bisa membantu dalam melaksanakan tugas-tugas sederhana seperti pengecatan atau pemasangan wallpaper. Selain itu, memanfaatkan kembali material atau perabot yang masih layak pakai bisa mengurangi biaya. Kreativitas dalam mendaur ulang bisa memberikan hasil yang unik dan personal.
Berburu diskon untuk material bisa menjadi strategi jitu lainnya. Mengikuti promo di toko bangunan atau online dapat membuat anggaran renovasi lebih ringan. Dengan begitu, kita bisa membeli material berkualitas dengan harga yang lebih terjangkau.
Selain itu, memprioritaskan perbaikan yang memiliki dampak besar terhadap keamanan dan kenyamanan rumah adalah langkah bijak. Investasi pada aspek-aspek penting seperti atap bocor atau AC dapat meningkatkan nilai rumah dan menghindari pengeluaran yang lebih besar di masa depan.
3. Mulai Renovasi
Memulai proses renovasi membutuhkan perencanaan jadwal yang matang. Membuat timeline yang realistis membantu dalam mengurangi hambatan yang mungkin muncul. Dengan begitu, kamu bisa memastikan pekerjaan berjalan lancar tanpa mengganggu kehidupan sehari-hari.
Selanjutnya, memantau kemajuan pekerjaan adalah kunci untuk memastikan semuanya sesuai rencana, terutama rencana keuangan. Teknologi saat ini memungkinkan pemilik rumah untuk tetap terinformasi tentang perkembangan proyek, bahkan tanpa harus berada di tempat secara fisik.
Menjaga agar pengeluaran tak melebihi anggaran yang ditentukan adalah tantangan yang sering dihadapi. Mencatat setiap biaya dan membandingkannya dengan anggaran awal secara teratur dapat membantu dalam mengendalikan pengeluaran.
Selain itu, penting untuk tetap fleksibel dan siap menghadapi perubahan. Ingat, bahwa enggak semua rencana akan berjalan sesuai harapan. Kadang, perubahan tidak terduga terjadi, dan kamu harus siap.
Siap menyesuaikan rencana kapan saja ketika diperlukan tanpa mengorbankan kualitas atau keamanan adalah bagian penting dari proses renovasi.
Renovasi rumah memang perjalanan yang penuh dengan keputusan penting. Namun dengan perencanaan dan eksekusi yang cermat, bisa menjadi investasi yang sama besarnya dan pentingnya dengan membeli rumah baru.
Mengatur keuangan dengan bijak selama proses ini enggak hanya dapat menghindarkanmu dari beban utang, tetapi juga menambah nilai pada rumah.
Dengan pendekatan yang terencana, setiap langkah dari merencanakan hingga menyelesaikan renovasi bisa meningkatkan kenyamanan tanpa merusak dompet. Ini menunjukkan bahwa dengan strategi yang tepat, merenovasi rumah bisa menjadi proyek yang memuaskan dan menguntungkan.
Gimana? Ingin segera merencanakan renovasi rumah? Yuk, hitung-hitung dulu kebutuhannya! Ikutan kelas keuangan QM Financial, supaya kamu bisa merumuskan tujuan keuangan ini dengan cermat.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Program Hamil dengan Bijak: Tip Menyimpan Uang untuk Calon Ibu
Memulai program hamil adalah langkah besar bagi setiap pasangan yang sudah siap. Proses ini bisa dibilang penuh dengan harapan dan seharusnya penuh juga dengan perencanaan.
Bukan hanya tentang kesehatan fisik dan mental, tetapi juga persiapan finansial yang matang. Karena itu, memahami dan mengelola biaya yang terkait enggak cuma akan membantu mengurangi stres, tetapi juga memastikan proses program hamil bisa berjalan dengan lancar. Dan, menyenangkan tentu saja.
So, menyisihkan uang demi masa depan, terutama untuk anak, adalah keputusan yang bijak. Dengan strategi yang tepat, pasangan suami istri yang siap promil akan dapat menghadapi tantangan—terutama dari sisi finansial, dengan lebih baik.
Untuk itu, tahu apa saja komponen biaya program hamil akan sangat penting.
Table of Contents
Komponen dalam Biaya Program Hamil
Komponen biaya dalam program hamil cukup beragam dan bisa meliputi berbagai aspek. Sebut saja mulai dari persiapan sebelum kehamilan, biaya selama kehamilan, hingga persalinan dan setelahnya.
Iya, memang sepanjang itu.
Ya, kalau mau dirincikan, kurang lebih seperti ini.
1. Persiapan Pra-Kehamilan
Terdiri atas:
- Biaya konsultasi dengan dokter kandungan atau spesialis fertilitas untuk memastikan kesehatan optimal sebelum hamil.
- Tes Kesehatan, termasuk tes darah, tes penyakit menular seksual, dan pemeriksaan kesehatan lain yang diperlukan sebelum hamil.
- Vitamin dan suplemen, misalnya seperti asam folat, yang penting untuk mencegah cacat lahir.
2. Biaya Selama Kehamilan
Terdiri atas:
- Biaya kunjungan dokter rutin untuk pemeriksaan kehamilan, termasuk biaya ultrasound jika dirujuk.
- Tes Medis, termasuk skrining genetik, tes toleransi glukosa, dan pemeriksaan lain sesuai rekomendasi dokter.
- Kelas persiapan kelahiran jika diperlukan, misalnya kelas lamaze atau prenatal yoga.
- Biaya tambahan untuk memastikan nutrisi yang cukup selama kehamilan, termasuk makanan sehat dan suplemen tambahan.
3. Biaya Persalinan
Terdiri atas:
- Biaya rumah sakit atau klinik, di dalamnya ada biaya kamar, tindakan medis, obat-obatan, dan layanan lain saat persalinan.
- Biaya dokter dan bidan, termasuk jasa dokter kandungan, dokter anak, dan bidan. Kalau misalnya ternyata harus SC, ada juga dokter anestesi, dan tenaga medis lainnya.
4. Pasca Persalinan
Terdiri atas:
- Perawatan pasca persalinan, misalnya harus kontrol dokter, atau konsultasi laktasi jika diperlukan.
- Perawatan bayi, seperti adanya biaya untuk vaksinasi awal, pemeriksaan kesehatan bayi, dan perlengkapan bayi awal.
5. Pengeluaran Tak Terduga
Biaya ini memang tak selalu dikeluarkan, tetapi akan baik sekali jika kamu siapkan, misalnya jika ada komplikasi selama kehamilan atau persalinan. Juga jika bayi ada kondisi khusus, maka akan ada perawatan neonatal intensif.
Menyiapkan Anggaran Program Hamil
Nah, ternyata banyak. Iya, lalu apakah sekarang jadi memikirkan untuk alternatif childfree? Ya, semua kembali ke masing-masing pasangan sih.
Yang pasti, punya anak adalah anugerah. Jika memang diniatkan untuk program hamil dan memiliki keturunan, ya ayo maju terus, dan siapkan finansialnya.
1. Evaluasi Keuangan Saat Ini
Mulailah dengan mengevaluasi situasi keuanganmu saat ini. So, coba cek pendapatan bulanan, pengeluaran, utang, dan tabungan, baik milikmu dan pasangan. Memahami posisi keuangan kamu saat ini akan memberikan dasar yang baik untuk perencanaan ke depan.
2. Estimasi Biaya Kehamilan dan Persalinan
Lakukan riset atau konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan estimasi biaya kehamilan dan persalinan. Termasuk di dalamnya biaya dokter, ultrasound, tes medis, dan persalinan itu sendiri.
Jangan lupa untuk mempertimbangkan juga biaya pasca persalinan, seperti perawatan bayi dan kebutuhan lainnya.
3. Buat Anggaran Terpisah untuk Kehamilan
Buat anggaran khusus untuk semua biaya yang terkait dengan kehamilan. Pisahkan dari anggaran rutin kamu selama ini, untuk memudahkan pengelolaan dan pemantauan pengeluaran. Kalau perlu, buat rekening terpisah agar lebih mudah memonitornya.
4. Atur Pengeluaran
Tentukan apa yang benar-benar penting dan apa yang bisa ditunda atau dihilangkan. Fokus pada kebutuhan dasar terkait kehamilan dan kesehatan ibu, serta bayi yang akan lahir.
Cari cara untuk menghemat, seperti memilih paket kehamilan dari rumah sakit yang terjangkau, membeli perlengkapan bayi bekas yang masih berkualitas, atau mengikuti kelas persiapan kelahiran online yang mungkin saja lebih murah.
5. Siapkan Dana Darurat
Pastikan kamu memiliki dana darurat yang cukup untuk menghadapi situasi tak terduga, seperti komplikasi kehamilan atau kebutuhan medis tak terduga. Dana darurat ini harus terpisah dari tabungan kehamilan.
6. Manfaatkan Asuransi Kesehatan
Nah, kalau memang sudah punya asuransi kesehatan yang mencakup biaya kehamilan dan persalinan, ya tak perlu ragu untuk memanfaatkannya. Cek polis asuransi kesehatan kamu, dan pastikan biaya ini tercover.
Kalau kamu punya BPJS Kesehatan—dan kondisi kesehatanmu baik—enggak ada salahnya kok dipakai. Kalau bisa di-cover, bisa menghemat banyak biaya lo!
7. Mulai Menabung Sejak Dini
Semakin cepat kamu mulai menabung untuk program hamil, semakin baik. Dengan begitu, kamu akan memiliki lebih banyak waktu untuk mempersiapkan keuangan dan mengurangi beban finansial.
Ingat, bahwa biaya tidak berhenti setelah bayi lahir. Pertimbangkan juga biaya jangka panjang seperti perawatan anak, pendidikan, dan asuransi kesehatan untuk anggota keluarga baru.
Nah, gimana? Setelah melakukan cek finansial, pastinya sudah siap sekarang untuk melanjutkan program hamil.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kredit Tanpa Agunan: Solusi atau Jebakan Keuangan?
Utang tidak dilarang. Dalam beberapa kasus, utang justru bisa membantu kita membangun aset kekayaan yang akan bermanfaat jangka panjang. Namun, kita juga perlu bijak dalam pengelolaannya. Setidaknya kita harus tahu, suatu produk pinjaman itu seperti apa cara kerjanya. Salah satunya adalah Kredit Tanpa Agunan.
Produk ini banyak sekali dipromosikan. Yang sering kita lihat ada kasusnya—pinjaman online, juga merupakan salah satu jenis produk pinjaman ini, hanya saja tidak dikeluarkan oleh lembaga keuangan konvensional.
Banyak orang memanfaatkan kredit tanpa agunan ini, mereka mengaku terbantu. Namun di sisi lain, tak sedikit pula yang akhirnya terjebak—terlilit utang yang bergulung-gulung.
Table of Contents
Apa Itu Kredit Tanpa Agunan?
Kredit Tanpa Agunan, atau KTA, adalah jenis pinjaman yang diberikan oleh lembaga keuangan kepada individu tanpa memerlukan jaminan atau agunan berupa aset fisik seperti properti, kendaraan, atau barang berharga lainnya.
KTA ini berbeda dari kredit dengan agunan, yang mewajibkan peminjam harus memiliki jaminan sebagai bagian dari syarat pinjaman. Seperti KPR, contohnya.
Fitur utama dari KTA adalah:
- Kredit Tanpa Agunan sering dipromosikan sebagai kredit dengan proses pengajuan yang lebih sederhana dan cepat dibandingkan jenis kredit lainnya, karena tidak memerlukan proses penilaian agunan.
- Karena tidak adanya jaminan fisik yang mengurangi risiko bagi pemberi pinjaman, KTA biasanya memiliki suku bunga yang lebih tinggi dibandingkan dengan pinjaman yang dijamin.
- Peminjam dapat menggunakan dana dari KTA untuk berbagai keperluan, seperti pendidikan, renovasi rumah, perjalanan, atau untuk kebutuhan mendesak lainnya, tanpa perlu menjelaskan penggunaan dana tersebut kepada pemberi pinjaman.
- Batas maksimum pinjaman untuk KTA bervariasi tergantung pada kebijakan lembaga keuangan dan kemampuan kredit peminjam.
- Meskipun tidak memerlukan agunan, peminjam masih harus memenuhi persyaratan tertentu, seperti memiliki penghasilan tetap, riwayat kredit yang baik, dan dokumen identitas serta dokumen pendukung lainnya.
Kredit Tanpa Agunan menawarkan solusi keuangan yang fleksibel bagi yang membutuhkan dana cepat tanpa agunan. Itulah yang membuat produk ini cukup laku diminati.
Meski populer dan syaratnya tampak ringan, adalah sangat penting bagi peminjam untuk mempertimbangkan suku bunga dan kemampuan untuk membayar kembali pinjaman agar tidak terjebak dalam masalah keuangan.
Pemanfaatan Kredit Tanpa Agunan dengan Bijak
Pemanfaatan Kredit Tanpa Agunan (KTA) dengan bijak adalah kunci untuk memastikan bahwa pinjaman ini membawa manfaat daripada menjadi beban keuangan. Berikut beberapa strategi untuk memanfaatkan KTA secara bijak.
1. Evaluasi Kebutuhan
Sebelum mengajukan KTA, penting untuk mempertimbangkan apakah pinjaman ini benar-benar diperlukan. Gunakan KTA untuk kebutuhan yang mendesak atau sebagai alat ungkit demi mendapatkan aset yang menghasilkan nilai tambah di masa depan.
Prioritaskan penggunaan KTA untuk tujuan yang produktif dan dapat memberikan pengembalian investasi, bukan untuk konsumsi yang tidak perlu atau gaya hidup mewah.
2. Bandingkan Penawaran dari Berbagai Lembaga Keuangan
Cari informasi dan bandingkan penawaran KTA dari berbagai lembaga keuangan untuk mendapatkan suku bunga dan kondisi terbaik. Perhatikan detail seperti suku bunga efektif, biaya administrasi, denda keterlambatan, dan syarat lainnya.
3. Buat Rencana Keuangan, Sesuaikan Jumlah Pinjaman dengan Kemampuan Bayar
Hindari mengambil pinjaman melebihi kemampuan pembayaran bulananmu. Gunakan kalkulator pinjaman untuk mengestimasi cicilan bulanan. Pastikan cicilannya tidak melebihi 30% dari penghasilan bulanan kamu.
Buat anggaran keuangan yang memasukkan cicilan KTA sebagai bagian dari pengeluaran bulanan. Buat rencana pembayaran yang jelas, termasuk target tanggal lunas yang realistis.
Jika memungkinkan, pertimbangkan untuk melakukan pembayaran cicilan lebih awal atau melunasi pinjaman sebelum jatuh tempo untuk mengurangi total bunga yang harus dibayar.
4. Pertahankan Catatan Keuangan yang Baik
Mengajukan KTA memerlukan riwayat kredit yang baik. Pertahankan catatan keuangan yang baik dengan membayar semua tagihan dan cicilan tepat waktu, termasuk KTA.
5. Hindari Pinjaman Beruntun
Hindari mengambil KTA baru untuk membayar pinjaman lain. Perilaku seperti ini dapat menciptakan siklus utang yang sulit untuk dipecahkan; gali lubang tutup lubang. Hal seperti inilah yang bisa membuatmu terjebak kredit selamanya.
6. Baca dan Pahami Ketentuan Pinjaman
Sebelum menandatangani perjanjian pinjaman, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua ketentuan, termasuk suku bunga, biaya, dan ketentuan lainnya.
Mengatur Keuangan agar Tak Terjebak Kredit Selamanya
So, jika memang sudah dipertimbangkan dan diperhitungkan dengan sangat cermat, dan ternyata mengajukan pinjaman melalui Kredit Tanpa Agunan ini menjadi satu-satunya solusi keuanganmu, maka tidak ada yang akan melarangnya.
Namun, harus ingat, bahwa mengatur keuangan dengan bijak adalah kunci untuk menghindari terjebak dalam siklus kredit yang enggak kunjung selesai. Berikut adalah beberapa langkah praktis untuk mengelola keuanganmu agar terhindar dari perangkap utang tak berkesudahan.
1. Buat Anggaran yang Realistis
Catat semua sumber pendapatanmu, dan list semua pengeluaran bulanan. Termasuk di dalamnya adalah pos kebutuhan hidup, tagihan, cicilan kredit—termasuk KTA ini, dan pengeluaran tidak terduga lainnya.
Tentukan prioritasnya; cermati pengeluaran mana yang esensial dan mana yang bisa dikurangi atau dieliminasi.
2. Tetapkan Dana Darurat
Sebelum mengajukan pinjaman, pastikan kamu punya dana darurat yang cukup untuk menutupi 3-6 bulan pengeluaran hidup. Dana ini bisa sangat membantu dalam situasi darurat tanpa harus mengambil kredit baru.
3. Gunakan Utang secara Bijak
Selalu ingat untuk menghindari utang konsumtif. Utang sebaiknya digunakan untuk investasi yang menghasilkan nilai lebih di masa depan, bukan untuk konsumsi yang enggak mendatangkan pengembalian. Ingat akan tiga syarat utang sehat ini ya.
Jika harus berutang, pastikan itu untuk tujuan produktif, seperti misalnya untuk usaha, atau pembelian aset yang nilainya meningkat.
4. Bayar Utang dengan Strategi Snowball atau Avalanche
Tentukan metode pembayaran utangmu, bisa pakai metode snowball atau avalance.
- Metode Snowball: Mulai dengan membayar utang terkecil terlebih dahulu sambil membayar minimum pada utang lain, kemudian bergerak ke utang berikutnya yang lebih besar
- Metode Avalanche: Bayar utang dengan bunga tertinggi terlebih dahulu, kemudian lanjutkan ke utang dengan bunga berikutnya yang lebih rendah.
Keduanya bisa menjadi solusi terbaik untuk cara melunasi pinjaman, asalkan kamu punya disiplin diri yang baik juga.
5. Pertahankan Gaya Hidup Sederhana
Selama dalam cicilan, hiduplah sesuai kemampuan. Hindari gaya hidup yang berlebihan dan fokus pada pengeluaran untuk kebutuhan, bukan keinginan. Cari kepuasan dalam hal-hal yang tidak selalu memerlukan pengeluaran uang, seperti waktu bersama keluarga atau hobi yang murah.
Mengikuti langkah-langkah ini tidak hanya akan membantu kamu menghindari terjebak dalam utang seperti halnya Kredit Tanpa Agunan loh. Namun, juga membantumu membangun fondasi keuangan yang kuat untuk masa depan. Kunci utamanya adalah disiplin, perencanaan, dan kesadaran finansial.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!