6 Situasi Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
Uang merupakan salah satu elemen penting dalam kehidupan modern yang memiliki peran kompleks dan sering kali ambigu dalam kehidupan kita sehari-hari. Fenomena ini menciptakan apa yang sering disebut sebagai love-hate relationship atau hubungan cinta-benci dengan uang. Fenomena ini bisa kita rasakan ketika kita mendapatkan emosi positif dan negatif yang intens terhadap uang secara bersamaan.
Di satu sisi, uang bisa menjadi sumber kebahagiaan, keamanan, dan kebebasan, memungkinkan kita untuk memenuhi kebutuhan, mewujudkan impian, dan menikmati kehidupan. Di sisi lain, uang juga bisa menjadi sumber stres, kecemasan, dan konflik, baik internal maupun dalam hubungan dengan orang lain.
Table of Contents
Pengaruh Love-Hate Relationship dengan Uang
Love-hate relationship ini bukan sekadar fenomena psikologis yang semata. Bahkan, hal ini bisa memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap kesehatan finansial kita.
Cara kita merasakan dan berinteraksi dengan uang dapat memengaruhi keputusan finansial yang kita buat, dari pengelolaan pengeluaran sehari-hari hingga strategi investasi jangka panjang. Misalnya, ada di antara kamu yang merasa bahagia banget ketika belanja, di saat yang sama mungkin kamu juga sulit menabung untuk tujuan finansial jangka panjang. Sementara itu, ada orang yang terlalu fokus berhemat, hingga enggak punya kesempatan untuk menikmati hidup.
Memahami dinamika hubungan kita dengan uang adalah langkah pertama untuk mengelolanya dengan lebih bijak. Dengan menyadari emosi dan pola pikir yang mendasari perilaku finansial kita, kita bisa mengambil langkah-langkah untuk menyeimbangkan antara mengejar kebahagiaan jangka pendek dan keamanan jangka panjang.
Pada akhirnya nanti, dengan kebijakan pengelolaan keuangan yan baik, kita pun mampu membuat keputusan finansial yang lebih sehat, mengurangi stres yang berkaitan dengan uang, dan meningkatkan kualitas hidup kita secara keseluruhan.
6 Love-Hate Relationship dengan Uang yang Sering Terjadi
So, setidaknya ada enam situasi love-hate relationship dengan uang yang umum terjadi. Menariknya, kita sering kali enggak menyadarinya. Seperti apa saja?
1. Happy saat Belanja, Menyesal Setelahnya
Bagi banyak orang, berbelanja merupakan aktivitas yang lebih dari sekadar memenuhi kebutuhan. Banyak yang bilang, belanja itu bikin bahagia, bahkan terapi.
Konon, saat kita membeli sesuatu yang sangat diinginkan, ada ledakan endorfin—hormon kebahagiaan—yang membuat kita feel better. Mood menjadi lebih baik, sehingga pembelian impulsif semakin menjadi.
Namun, enggak jarang kesenangan belanja ini segera digantikan oleh perasaan bersalah atau menyesal setelah belanja. Apalagi ketika kita mengevaluasi pembelian dan dampaknya terhadap keuangan, kita jadi sadar bahwa pengeluaran tersebut sebenarnya enggak perlu atau berlebihan. Situasi ini menjadi semakin rumit ketika melibatkan aktivitas utang untuk belanja. Love-hate relationship-nya semakin menjadi deh.
2. Merasa Aman saat Menabung, sekaligus Merasa Tak Bebas Menikmati Hidup
Menabung itu adalah salah satu aktivitas keuangan yang penting, karena terkait dengan keamanan dan kesehatan keuangan kita sendiri. Punya tabungan yang cukup artinya kita siap menghadapi berbagai situasi, baik saat ini, masa mendatang, bahkan ketika ada ketidakpastian.
Biasanya, ketika melihat saldo rekening bertambah, kita juga merasa semakin aman. Perasaan ini diperkuat oleh prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik yang sering diajarkan kepada kita: pentingnya memiliki dana darurat, pentingnya persiapan untuk masa pensiun, dan kebutuhan untuk menjadi bebas finansial.
Namun, untuk bisa menabung, kadang kita memang perlu “mengorbankan” beberapa hal. Misalnya, mengurangi nongkrong dengan teman-teman, mengurangi belanja, mengurangi self-reward, dan sebagainya.
Karena banyak membatasi diri, akhirnya kita pun merasa terkekang oleh “aturan” yang kita buat sendiri. Banyak hal yang enggak bisa kita lakukan. Of course, hal ini akan berdampak pada kesehatan mental kita.
3. Senang Punya Penghasilan Besar, tetapi Tekanan Meningkat
Siapa sih yang enggak pengin punya gaji besar? Rasanya pasti puas, dan yang pasti merasa energi yang dikeluarkan jadi tak sia-sia. Betul?
Gaji besar sering dianggap sebagai pengakuan atas kerja keras dan pencapaian. Namun enggak cuma berhenti di situ. Gaji besar juga (akhirnya) membuka peluang untuk dapat meningkatkan gaya hidup, investasi, dan pengalaman yang mungkin sebelumnya enggak terjangkau.
Penghasilan yang lebih tinggi juga memberikan rasa aman yang lebih besar. Kita bisa jadi menabung lebih banyak, menekan peluang berutang, dan bisa memenuhi beragam kebutuhan dengan lebih baik.
Tapi gaji besar juga umumnya datang dengan pressure pekerjaan yang lebih tinggi. Tanggung jawabnya lebih besar, bahkan kadang menuntut lebih banyak energi dan waktu. Kadang, semakin tinggi jabatan, semakin besar gaji, waktu untuk kebersamaan dengan orang-orang tercinta juga semakin berkurang.
4. Senang Bisa Berinvestasi, tetapi sekaligus Takut Rugi
Semakin banyak kita belajar keuangan, semakin kenal dengan beragam produk yang bisa dimanfaatkan, mendorong kita untuk bisa berinvestasi lebih banyak lagi.
Bagi banyak orang, berinvestasi melambangkan peralihan dari sekadar menyimpan uang menjadi aktif mengembangkannya. Sebuah proses yang “berisiko”, bukan?
Apalagi semua orang juga tahu, bahwa kondisi pasar bisa sangat berfluktuasi dan tidak dapat diprediksi. Bahkan investasi yang paling direncanakan sekalipun bisa berakhir dengan kerugian, karena berbagai sebab. Ditambah lagi, enggak semua penyebab itu bisa kita kontrol atau kelola risikonya.
5. Antusias saat Mengajukan Pinjaman Uang, tetapi Bingung ketika Harus Mengembalikan
Hingga muncullah fenomena yang berutang justru lebih galak daripada yang menagih utang.
Mengambil utang memang enggak dilarang. Untuk kondisi-kondisi tertentu, berutang bisa menjadi sarana untuk mencapai tujuan yang mungkin enggak dapat kita capai dengan dana yang tersedia saat ini. Misalnya seperti membeli rumah, atau bahkan memulai bisnis.
Pada saat pengajuan pinjaman disetujui, kita pun merasa lega dan antusias. Rasanya, kita telah diberi kesempatan untuk bergerak maju dengan rencana atau keinginan kita, dan masa depan tampak lebih cerah karena kemungkinan-kemungkinan baru yang terbuka.
Namun, kegembiraan ini cepat berubah menjadi tekanan ketika tiba saatnya untuk memenuhi kewajiban pembayaran. Ketegangan dan kecemasan muncul saat kita dihadapkan dengan realitas cicilan bulanan yang harus dibayar setiap bulannya.
Beban ini menjadi lebih berat jika kondisi finansial kita mengalami perubahan yang enggak terduga, seperti kehilangan pekerjaan, pengurangan pendapatan, atau keadaan darurat finansial lainnya. Apa yang awalnya tampak sebagai langkah maju dalam mencapai tujuan bisa menjadi beban yang menekan. Enggak hanya pada keuangan kita tetapi juga pada kesejahteraan emosional dan mental.
6. Rasa Aman Punya Asuransi, Frustrasi dengan Premi dan Klaim
Asuransi merupakan instrumen keuangan yang dirancang untuk memberikan perlindungan. Baik itu asuransi kesehatan, kendaraan, properti, atau jenis asuransi lainnya.
Tujuan semua asuransi itu sama, yakni untuk mengurangi beban finansial yang dapat timbul akibat kejadian tak terduga. Kepemilikan atas polis asuransi menawarkan ketenangan pikiran, mengetahui bahwa dalam situasi darurat, kita enggak akan dibiarkan menghadapi kesulitan finansial sendirian.
Kepastian ini sangat penting, memberikan rasa aman yang memungkinkan kita untuk lebih bebas menikmati kehidupan sehari-hari tanpa khawatir akan risiko finansial dari kemungkinan bencana.
Namun, pengalaman memiliki asuransi juga enggak selalu bebas dari frustrasi. Salah satunya adalah besarnya premi yang harus dibayarkan secara berkala.
Premi asuransi, terutama untuk polis dengan cakupan luas atau jumlah pertanggungan tinggi, bisa menjadi beban finansial yang cukup signifikan. Bagi sebagian orang, rasanya kayak “buang-buang uang” saja, apalagi kalau ternyata enggak ada klaim.
Frustrasi ini juga sering muncul saat proses klaim, yang bisa terasa rumit dan melelahkan. Ada banyak persyaratan dokumen yang harus disiapkan, prosedur klaimnya sendiri juga membingungkan, sudah begitu, klaimnya ditolak.
Begitulah, dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menemui love-hate relationship dengan uang yang cukup rumit.
Dari situasi ketika kita merasa bahagia karena bisa membeli sesuatu yang diinginkan hingga perasaan stres karena tekanan finansial, love-hate relationship dengan uang adalah bagian alami dari kehidupan modern.
So, penting bagi kita untuk memahami dinamika ini agar dapat mengelola keuangan dengan lebih baik dan mencapai keseimbangan yang lebih sehat dalam hubungan kita dengan uang.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Begini Cara Kerja Asuransi yang Perlu Dipahami
Asuransi adalah salah satu produk keuangan yang sebaiknya dimiliki oleh tiap individu. Karena dengan asuransi, secara langsung kita sudah melakukan mitigasi risiko untuk kemungkinan terburuk yang akan terjadi dalam hidup. Tentunya sebelum membeli, kamu perlu memahami cara kerja asuransi tersebut.
Citra produk keuangan yang satu ini selama beberapa tahun terakhir agak buruk di mata publik sebagai imbas atas kasus penyelewengan dana. Contoh kasus asuransi terbesar yang pernah terjadi dan masih akan terus diingat, ada tuh yang dengan total kerugian negara Rp27 triliun, lalu ada juga yang menelan kerugian hingga Rp15 triliun. Jangan ditanya betapa pilu para nasabahnya yang harus merelakan uang mereka—yang ditabung bertahun-tahun—hilang karena tindak korupsi.
Terlepas dari berbagai kasus asuransi yang terjadi, kita tidak boleh menutup mata bahwa produk keuangan ini penting untuk dimiliki. Apalagi kamu sudah rutin berinvestasi, maka sebaiknya asuransi pun disediakan.
Bagi yang masih maju-mundur untuk membeli produk asuransi, barangkali manfaat asuransi di bawah ini bisa dijadikan pertimbangan.
Yes, ini adalah bagian kedua dari seri artikel asuransi, setelah kemarin kita ngobrolin soal cara klaim asuransi.
Mengapa Perlu Membeli Produk Asuransi?
Kata kunci yang bisa menggambarkan produk asuransi adalah perlindungan. Yup, memiliki asuransi kamu bisa melindungi diri kamu dan keluarga dari risiko. Ibaratnya sedia payung sebelum hujan.
Sebagai contoh, salah satu anggota keluarga sakit dan membutuhkan biaya yang cukup besar untuk melakukan tindakan medis. Uang di tabungan tidak cukup menutupi total biaya, tapi ketika kamu memiliki asuransi maka ada beberapa item biaya yang dicover oleh perusahaan asuransi.
Contoh yang lebih konkrit adalah BPJS Kesehatan. Setiap bulan kamu membayar iuran yang disesuaikan dengan kelas dan kamu bisa menikmati layanan kesehatan di berbagai rumah sakit gratis. Kalaupun ada tambahan biaya, biasanya tidak terlalu besar.
Seperti itulah cara kerja asuransi memberikan perlindungan bagi kita. Tapi, yang jadi masalah banyak yang menganggap asuransi itu mahal dan tidak butuh. Padahal ada berbagai manfaat asuransi yang bisa menjaga kamu dari segi finansial, jiwa, kesehatan, pendidikan bahkan properti.
Dalam ilmu perencanaan keuangan, mengelola risiko itu wajib hukumnya. Dan asuransi adalah bagian dari manajemen risiko.
Coba kamu bayangkan jika tidak memiliki asuransi dan mengalami kondisi seperti di atas, maka kamu harus menanggung risiko keuangan. Di sini kestabilan keuangan kamu pun bisa terganggu bahkan kamu terancam mengalami kerugian.
Oleh karena itu, ada baiknya kamu pikirkan terlebih dulu produk asuransi apa yang kamu butuhkan saat ini, jangan sampai terlalu membeli banyak asuransi yang tidak perlu. Dan tak kalah penting pahami cara kerja asuransi agar terhindar dari penipuan yang dengan motif investasi.
Pahami Cara Kerja Asuransi Sebelum Membeli
Literasi keuangan di masyarakat kita masih rendah. Jadi, tidak mengherankan penipuan berkedok produk keuangan ini masih terus terjadi dari tahun ke tahun, bahkan bertumbuh subur.
Tak terkecuali dengan produk asuransi. Masih ingat dengan polemik asuransi unit link? Kasus ini bahkan dikawal sampai ke DPR. Dari kasus tersebut kita sama-sama belajar bahwa nasabah yang mengalami kerugian ternyata belum paham dengan cara kerja asuransi tersebut. Di sisi lain, agen asuransi pun penjelasannya kurang memadai sehingga terjadi miss-selling atau kesalahan menjual.
Agar kamu terhindar dari hal-hal yang merugikan, berikut cara kerja asuransi yang harus diketahui.
1. Pilih asuransi yang sesuai dengan kebutuhan
Untuk membeli produk asuransi, kamu bisa mendapatkannya melalui agen asuransi atau broker. Umumnya agen atau broker akan memberikan beberapa data seperti :
- Jenis asuransi (jiwa, motor, mobil, properti, kesehatan, perjalanan)
- Manfaaat yang akan diperoleh
- Biaya premi asuransi
- Cara proses pengajuan klaim
- Berapa besar dana yang akan didapat saat klaim
- Risiko kerugian yang mesti ditanggung
Nah, di cara kerja asuransi yang pertama ini sebaiknya pertimbangkan dengan matang, coba dituliskebutuhan kamu atau keluarga yang urgent apa? Setelah itu, cek ketersediaan dana yang kamu miliki, sanggup tidak membayar premi setiap bulan?
2. Pembuatan dan dilanjutkan tanda tangan polis asuransi
Apabila kamu tertarik dengan salah satu produk asuransi, maka cara kerja asuransi berikutnya adalah proses pembuatan dan tanda tangan polis.
Di bagian ini, bacalah polis dengan cermat. Tanyakan jika ada poin-poin yang tidak kamu mengerti terkait hak dan kewajiban. Pasalnya, miskomunikasi antara agen dan pembeli sering terjadi di bagian ini.
Nantinya pihak asuransi akan meminta data diri dan menjelaskan kembali apa saja manfaat, pengecualian hingga tata cara pengajuan klaim.
3. Bayar biaya premi asuransi setiap bulan
Polis telah selesai ditandatangani maka cara kerja asuransi selanjutnya adalah kamu harus membayar kewajiban premi setiap bulan. Adapun besaran biaya premi ditentukan oleh beberapa faktor seperti :
- Usia
- Manfaat asuransi yang akan diperoleh
- Lingkungan kerja
- Gaya hidup
- Besaran dana yang akan diberikan ketika mengajukan klaim
4. Pengajuan klaim dan proses pengembalian
Jika kamu rutin membayar premi per bulan dan membaca hak serta kewajiban di polis dengan teliti, semestinya proses pengajuan klaim bisa berjalan dengan lancar.
Umumnya cara kerja asuransi untuk proses klaim, pihak asuransi akan melakukan pengecekan atas kejadian yang dialami oleh nasabah. Proses pemeriksaan ini akan dilakukan setelah seluruh syarat administrasi dilengkapi. Lalu, pihak asuransi akan melakukan verifikasi ke kerabat, rumah sakit dan instansi terkait. Jika kejadian yang dialami nasabah itu valid dan tidak ada unsur penipuan, maka dana klaim akan segera dicairkan.
Sekali lagi, produk asuransi tujuannya untuk melindungi namun perlu diperhatikan apa saja kebutuhan kamu dan kemampuan. Dan pahami secara cermat poin-poin cara kerja asuransi di atas agar terhindar dari kerugian di kemudian hari.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
5 Kebutuhan Jangka Panjang yang Bisa Dipenuhi dengan Tunjangan Hari Raya (THR)
Siapa nih yang nungguin Tunjangan Hari Raya cair? Wah, sudah enggak sabar ya? Ya, wajar sih. Pasalnya, THR ini memang paling ditunggu-tunggu, karena menjadi salah satu sumber pemasukan tahunan yang bisa jadi cukup besar. Betul?
Tapi, kamu tahu enggak, bagaimana sejarahnya sampai ada “tradisi” THR ini?
Pengertian dan Sejarah THR
Faktanya, Indonesia adalah satu-satunya negara yang punya kebijakan memberikan Tunjangan Hari Raya menjelang Idulfitri loh. Ada sih kebijakan mirip di beberapa negara di Eropa berbentuk Holiday Allowance, tetapi hanya sekian persen dan diberikan secara cicilan bersama gaji bulanan oleh perusahaan. Pasalnya, banyak perusahaan menganggap Holiday Allowance ini memberatkan. Sekarang, bayangkan, bahwa di Indonesia, gaji ke-13 ini justru diwajibkan.
THR pada mulanya merupakan ide perdana menteri Indonesia ke-6, Soekiman Wirjosandjojo, sebagai program kesejahteraan PNS, demi mendapatkan dukungan secara politik. Namun, bukan diberikan dalam bentuk gaji ke-13, tetapi berupa pinjaman atau persekot, yang nantinya harus dikembalikan dengan pemotongan gaji. Tak hanya memberikan pinjaman untuk hari raya, pemerintah waktu itu juga mulai memberikan paket sembako bagi PNS di seluruh Indonesia. Satu tradisi yang juga diteruskan hingga saat ini.
Mengetahui PNS mendapatkan persekot, pekerja buruh dan swasta pun menuntut hak yang sama. Setelah beberapa lama, tuntutan ini kemudian diluluskan oleh perdana menteri ke-8 Indonesia, Ali Sastroamidjojo, dengan besaran yang ditentukan sebanyak seperdua belas dari gaji per tahun. Namun, hal ini belum menjadi kewajiban, melainkan imbauan. Pada praktiknya, banyak perusahaan tidak memberikan persekot sesuai imbauan, karena dianggap sebagai pemberian sukarela semata.
Tahun 1994, Tunjangan Hari Raya baru diatur secara resmi dengan adanya Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 04 Tahun 1994. Dalam undang-undang yang resmi ini, muncul istilah “diwajibkan” untuk diberikan oleh perusahaan kepada karyawan yang telah bekerja selama minimal 3 bulan berturut-turut.
Alokasi Tunjangan Hari Raya
Seperti namanya, Tunjangan Hari Raya diharapkan dapat digunakan oleh para karyawan—baik yang bekerja di institusi pemerintah maupun swasta—untuk memenuhi kebutuhan di hari raya. Dalam undang-undang, disebutkan “hari raya keagamaan” tanpa spesifik, tetapi pada praktiknya, THR diberikan biasanya menjelang Idulfitri.
Maka tak heran, saat THR sudah diterima, dunia menjadi lebih ceria. Pasalnya, nominal yang diterima kadang bisa beberapa kali lipat gaji pokok. Tentu saja, ini tergantung kesepakatan dan kebijakan perusahaan tempat bekerja masing-masing. Ada yang dipakai buat belanja, ada pula yang langsung dikirim ke kampung halaman, dan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Nah, tahukah kamu, bahwa Tunjangan Hari Raya ini juga bisa dialokasikan untuk berbagai kebutuhan jangka panjang—tak hanya untuk kebutuhan hari raya saja. Kebutuhan apa saja nih yang bisa dipenuhi dengan uang THR?
1. Cicilan utang
Cicilan utang menjadi salah satu kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan uang Tunjangan Hari Raya. Apalagi utang-utang jangka pendek yang bersifat konsumtif. Segera deh, lunasi, mumpung ada rezeki melalui THR.
Salah satu contohnya adalah utang kartu kredit. Utang kartu kredit juga bisa dimasukkan dalam kategori kebutuhan jangka panjang. Pasalnya, kalau kamu terhambat dalam membayarnya kembali, efeknya bisa panjang juga. Betul? So, yuk, yang biasanya hanya bisa membayar minimum payment, sekarang saatnya dilunasi. Pakai sebagian THR untuk membayar cicilan sampai lunas.
Jika kamu masih punya utang yang lain, yang sekiranya bisa dipenuhi dengan uang THR, pertimbangkan juga untuk segera dipenuhi cicilan atau pengembaliannya. Dijamin, setelah ini, kamu bisa berhari raya dengan lebih lega!
2. Premi asuransi
Asuransi, terutama asuransi jiwa, adalah kebutuhan jangka panjang, itu jelas. Premi asuransi juga merupakan salah satu kebutuhan yang bisa dipenuhi dengan uang Tunjangan Hari Raya. Biasanya sih, premi asuransi jiwa nominalnya cukup besar, dan harus disetorkan secara per tahun sehingga menjadi salah satu pos pengeluaran tahunan. Jadi, ini pas banget, karena THR juga bisa dibilang sebagai pemasukan tahunan.
Jadi, kalau memang sudah dekat jatuh tempo pembayaran preminya, bisa dipertimbangkan untuk dibayar dengan THR.
3. Dana darurat
Pos lain yang juga bisa dipenuhi dengan Tunjangan Hari Raya yang kamu terima adalah dana darurat.
Yes, ini kesempatan buat memulihkan dana darurat yang mungkin sempat kamu pakai untuk mengatasi krisis yang sudah dilalui kemarin akibat pandemi.
No debat kan, kalau dana darurat adalah termasuk hal yang penting, yang efeknya sangat panjang untukmu? Lagi pula, kita juga masih bakalan harus menghadapi masa-masa yang belum pasti ke depannya. Alangkah baiknya, kalau dana darurat dipenuhi hingga mencapai nominal yang ideal.
4. Investasi uang
Dana pendidikan anak, dana naik haji, dana beli rumah, sampai dana pensiun, jelas adalah tujuan keuangan jangka panjang. Untuk mencapainya, rasanya wajib banget untuk investasi, kalau nggak mau kalah melawan inflasi.
Nah, sebagian dana THR bisa juga kamu alokasikan untuk topup investasi—apa pun instrumen investasinya—agar tujuan keuangan jangka panjang kamu ini bisa lebih cepat tercapai. Lakukan analisis secara saksama, agar kamu bisa menentukan instrumen apa yang paling cocok untuk tujuan keuanganmu ya. Ingat, #TujuanLoApa.
5. Investasi leher ke atas
Apa sih maksudnya investasi leher ke atas? Yes, selain investasi uang, ada juga loh, investasi leher ke atas, yaitu investasi ilmu, pengetahuan, dan pemahaman, yang bertujuan untuk mengembangkan diri sehingga kamu bisa meningkatkan kualitas diri dan hidup kamu dalam beberapa waktu ke depan.
Nah, ini bisa saja sih gratis. Tetapi ada banyak opsi juga untuk berbayar. Biasanya, yang berbayar pasti kualitasnya juga jauh lebih oke. Salah satunya ilmu keuangan. Kamu bisa saja mendapatkan banyak ilmu gratis dengan membaca-baca artikel QM Financial. Tetapi, pengalamanmu akan berbeda kalau kamu ikutan kelas FCOS, karena di sana ada trainers yang siap membantumu belajar keuangan secara lebih mendalam. Nggak hanya itu, di kelas online FCOS, juga tak jarang dibagikan berbagai worksheet secara gratis yang bisa kamu gunakan untuk mengelola keuanganmu sehari-harinya. Rumus sudah ada, tinggal masukkan data-data yang sesuai. Dan … voila! Kamu bisa membuat berbagai rencana keuangan, bahkan yang jangka panjang sekalipun.
Nah, ini juga bisa banget kamu penuhi dengan memanfaatkan dana Tunjangan Hari Raya. Bahkan tak perlu nominal yang besar kok, karena kelas-kelas seperti FCOS biayanya terjangkau banget!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Punya Asuransi Jiwa dan Hubungannya dengan Family Survival
Bulan lalu, saya dan suami akhirnya sampai juga pada diskusi yang sangat berat. Tentang family survival, yang akhirnya berujung pada pentingnya memiliki asuransi jiwa.
Diskusi berat ini muncul saat kami sedang banyak sekali mendapatkan berita duka. Ada rasa khawatir berlebih tentang apa yang perlu kami persiapkan jika sampai salah satu dari kami sakit berat, bahkan meninggal dunia. Ini sungguh bukan topik yang ringan, bahkan untuk pasangan yang sudah cukup lama menikah dan sering berdiskusi soal finansial. Rasanya gak enak banget. Tapi ternyata setelah membahas ini, kami jadi punya level pengertian yang lebih dalam soal family survival.
Asuransi jiwa ini adalah produk asuransi yang akan memberikan manfaat–biasanya dana tunai—jika seseorang meninggal dunia. Mari kita bahas bersama dengan lebih rinci beberapa istilah di dalamnya yang kita perlu kenali.
Istilah dalam Asuransi Jiwa yang Perlu Dikenali
1. Tertanggung
Hati-hati beli asuransi dengan niat “buat anak”. Ada saja agen dan nasabah yang kurang paham dan kemudian menyiapkan asuransi jiwa atas nama anak. Padahal konteks di sini adalah melindungi si anak dari kejadian meninggalnya orang tua si anak.
Tolong periksa dan pastikan ya.
Suami atau bapaknya anak-anak, sering kali menjadi pemberi nafkah utama dalam sebuah keluarga. Dengan demikian, coba periksa apakah polis asuransimu memuat nama bapaknya anak-anak sebagai tertanggung. Jika kamu adalah seorang ibu rumah tangga, coba diskusikan soal posisi asuransi jiwa ini bersama suami–demi family survival.
Istri atau ibu, apakah juga perlu punya asuransi jiwa? Ya tentu saja – terutama jika punya kontribusi finansial yang dominan dalam keuangan keluarga. Ada banyak keluarga yang posisi pemberi nafkahnya justru ada pada pihak perempuan.
Bagaimana dengan anak? Saat kamu adalah anak yang menyokong hidup banyak orang, bagian dari sandwich generation, harus membiayai sekolah adik, dan lain-lain–artinya kamu adalah pemberi nafkah utama keluarga. Anak di sini maksudnya bukan anak di bawah umur, tapi posisi anak dewasa dalam keluarga.
Ayo punya asuransi jiwa. Lalu cek siapa nama yang tertera sebagai tertanggung pada polisnya.
2. Uang Pertanggungan
Uang pertanggungan adalah dana tunai yang cair saat terjadi meninggal dunia pada tertanggung. Besaran uang pertanggungan ini perlu kita hitung. Ada beberapa rumus cara hitung finansial. Di QM Financial ada template Excel THE FORMULA – untuk menghitung besaran Uang Pertanggungan ini.
Salah satu cara cepat menghitung besaran Uang Pertanggungan adalah sebagai berikut.
Uang Pertanggungan = besaran Rupiah biaya hidup x 12 bulan x tahun membutuhkan dana.
Misalnya.
Uang Pertanggungan = Rp10 juta x 12 bulan x 10 tahun.
Kecukupan nilai Uang Pertanggungan ini tentu saja akan sangat bergantung pada asumsi biaya hidup dan berapa lama kita butuh bertahan. Angka ini terserah kita lho. Jadi bisa lebih besar atau lebih kecil. Silakan cek dengan angkamu sendiri.
3. Premi
“Lagi pandemi, banyak orang susah kayak gini, apa tetap perlu beli asuransi jiwa?”
“Duitnya lagi seret. Mending dana darurat aja gak sih?”
Mari cek dulu preminya dengan uang pertanggungan yang tadi kita sudah hitung. Apakah kita mampu membayarkan premi ideal?
Membandingkan dana darurat dengan asuransi jiwa ini sebetulnya tidak apple to apple. Premi asuransi jiwa cenderung rendah dengan manfaat yang besar. Sedangkan dana darurat adalah dana kas yang terus perlu diupayakan dalam jangka waktu tertentu. Untuk kamu yang masih berpenghasilan tetap dan dalam kondisi keuangan yang sehat, asuransi dan dana darurat perlu mendapat prioritas yang sama tinggi.
Setelah tahu 3 hal penting ini, kamu bisa mulai melakukan review pada pilihan produk asuransinya. Ada jenis asuransi jiwa Term Life atau Whole Life. Ini adalah asuransi murni yang tersedia luas dan dijual oleh banyak agen asuransi jiwa. Biasanya jenis asuransi jiwa ini juga bisa kamu dapatkan dalam produk paket seperti unitlink.
Apa pun pilihan produknya–pastikan kamu mengerti betul struktur produk yang dimaksud, sesuaikan dengan kebutuhan rencana keuanganmu. Tentu saja yang juga penting adalah memastikan kemampuan membayarkan premi agar tidak terjadi lapse di kemudian hari.
Semoga artikel tentang Asuransi Jiwa dan Family Survival ini bisa bantu kamu semua lebih tentang melalui pandemi yang belum berakhir juga.
Silakan mendaftarkan diri untuk kelas-kelas Asuransi Jiwa, yang terdiri atas Kelas Asuransi Jiwa dan Kelas Bedah Polis. Yuk, cek jadwalnya dan segera daftarkan dirimu!
Tidak ketinggalan, cek juga konten terbaru dari QM Financial. Podcast series bertajuk Financial Clinic Podcast: Yakin Enggak Butuh Asuransi Jiwa?
Mari terus belajar bareng – supaya kita bisa meningkatkan family survival dan melalui pandemi ini bersama-sama.
Akhir kata, tentu saja saya mengharapkan kamu semua dalam keadaan sehat.
Sehat fisik, sehat mental, sehat finansial.
Salam hangat,
Ligwina Hananto
Lead Financial Trainer
CEO QM Financial
Ada Berbagai Jenis Asuransi, Mana yang Harus Didahulukan jika Bujet Premi Terbatas?
Memang ada berbagai jenis asuransi, dan sepertinya semua penting, ya kan? Ada asuransi jiwa, asuransi kesehatan, critical illness insurance, sampai asuransi kecelakaan. Yah, namanya juga hidup, selalu dipenuhi risiko. Betul?
Kalau mau aman dan terlindungi, kayaknya mau deh punya semua jenis asuransi. Kayaknya, bakalan nyaman aja gitu menjalani hidup. Tapi … preminya kan lumayan juga ya? Belum lagi, soal kebutuhan. Bisa jadi kan, kita sebenarnya nggak perlu semua perlindungan itu sekaligus.
Terus, kalau memang bujet kita terbatas, yang mana dulu nih yang mesti dimiliki? Beli polis asuransi jiwa, asuransi kesehatan, asuransi penyakit kritis, atau asuransi kecelakaan dulu?
Memilih Jenis Asuransi
Memang, memilih jenis asuransi ini gampang-gampang susah. Gampangnya, ya sesuaikan saja dengan kebutuhan. Ini adalah prinsip paling basic. Tapi susahnya, kadang kita merasa butuh semua-muanya.
Kalau begitu—dan masih bingung—coba jawab beberapa pertanyaan berikut untuk membantu memilih jenis asuransi yang paling sesuai dengan kebutuhan.
- Berapa usiamu?
- Apakah pekerjaan yang sekarang sedang kamu geluti memiliki risiko rendah ataukah tinggi?
- Bagaimana kondisi kesehatan kamu sekarang? Sehat, ataukah memiliki risiko atau riwayat penyakit tertentu?
- Kalau memiliki risiko atau riwayat penyakit, apakah sekarang sedang dialami ataukah dalam kondisi terkendali? Apakah tergolong ringan, sedang, ataukah berat? Apakah kamu harus rutin mengunjungi dokter?
- Bagaimana kondisi keuanganmu? Sampai seberapa mampu kami menyisihkan dana untuk premi yang teratur secara tahunan atau bulanan?
Yang perlu kamu sadari dan pahami juga, bahwa sebuah produk asuransi tak hanya soal harga premi yang murah dan mahal, tetapi harus kamu pertimbangkan juga dengan manfaat yang diberikan. Selain itu, juga soal syarat dan ketentuannya.
Untuk lebih jelas mengenai hal ini, mari kita lihat beberapa skenario.
Skenario 1.
Sebut saja Mawar. Tentu saja bukan nama sebenarnya.
Ia perempuan, 25 tahun dan dalam kondisi fit. Setiap hari berolahraga ringan, di hari minggu suka jogging di gelora. Bekerja sebagai staf promosi di sebuah perusahaan di Jakarta. Jam kerja normal saja, masuk pukul 09.00 dan pulang pukul 06.00. Sesekali lembur, apalagi kalau akhir bulan untuk susun laporan. Tapi masih wajar, karena benefit kantor buat yang lembur juga lumayan.
Dengan kondisi Mawar, maka yang ia perlukan adalah memiliki asuransi kesehatan lebih dulu. Mengapa? Satu, usia Mawar masih muda, dan kondisi tubuhnya sehat. Premi pasti tidak mahal, mungkin cukup dengan BPJS Kesehatan yang difasilitasi oleh kantor. Mawar tidak butuh asuransi kecelakaan, karena ia melakukan tugasnya sebagian besar di dalam kantor. Asuransi penyakit kritis juga mungkin belum diperlukan, karena saat ini kondisi tubuhnya prima.
Asuransi jiwa bisa jadi prioritas selanjutnya, jika Mawar adalah tulang punggung keluarga—misalnya ia adalah seorang sandwich generation, yang harus membiayai hidup orang tua dan masih menyekolahkan adiknya.
Skenario 2.
Sebut saja Bapak Budi. Tentu ia adalah ayah dari Budi. Usia 40 tahun, bekerja sebagai pilot pesawat komersial.
Risiko pekerjaan Pak Budi sangat tinggi, meskipun kesehatan tubuhnya dalam kondisi yang sangat baik. Olahraga teratur (kalau sempat mendarat), menjauhi makanan berlemak dan alkohol. Hidupnya sangat sehat, singkatnya.
Untuk Bapak Budi, asuransi kesehatan sudah disediakan oleh perusahaan. Ada BPJS Kesehatan dan juga tunjangan kesehatan tersendiri. Karena ia juga dalam kondisi prima, maka tak perlu menambah asuransi kesehatan swasta. Yang lebih baik untuk ditambahkan barangkali adalah asuransi jiwa. Apalagi jika Pak Budi—sebagai kepala keluarga—menanggung biaya hidup istri dan anak-anaknya.
Asuransi kecelakaan kerja barangkali juga penting untuk Pak Budi, tetapi biasanya kalau perusahaannya sudah bereputasi, asuransi kecelakaan kerja sudah tercover dalam kesepakatan kerja. Jadi, bisa dicek dulu, apakah memang sudah tercover atau belum. Kalau belum, dan juga secara finansial mampu, sangat tidak salah untuk membelinya sendiri.
Keputusan Memilih Jenis Asuransi yang Tepat
Jadi, bisa disimpulkan, bahwa memilih jenis asuransi mana yang hendak dibeli akan sangat bergantung pada kebutuhan dan kondisi kita sehari-hari. Dan, kebutuhan masing-masing orang bisa saja berbeda. Begitu juga dengan kondisinya.
Mana yang lebih penting untuk dibeli lebih dulu kalau bujet premi terbatas, apakah asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan kerja, asuransi jiwa, atau critical illness insurance—ini akan sangat tergantung pada kondisi masing-masing.
Pengin gambaran lebih jelas mengenai bagaimana memilih jenis asuransi yang tepat, sekaligus memperhitungkannya?
Join di kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu. Ada juga kelas khusus untuk membahas asuransi. Segera cek jadwal, and save your seat!
Jangan lupa juga follow Instagram QM Financial untuk berbagai update kelas finansial online dan tip praktis lainnya.
Trik Memilih Asuransi Kesehatan Terbaik
Kamu sudah punya askes dari BPJS Kesehatan dari kantor tempat kamu bekerja? Bagus! Itu sebenarnya sudah cukup sebagai proteksi terhadap risiko keuangan akibat kesehatan yang menurun. Tetapi, kalau ternyata setelah dipertimbangkan dan dianalisis, kamu butuh asuransi kesehatan tambahan, lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik, yang pas dengan kebutuhanmu ini?
Apa Manfaat Asuransi Kesehatan?
Kamu pasti sudah tahu betul, apa pentingnya asuransi kesehatan.
Asuransi kesehatan merupakan asuransi yang akan memberikan penggantian biaya perawatan kesehatan kalau kita—sebagai pemegang polis—mengalalami sakit atau kecelakaan dan harus menjalani perawatan. Besarnya penggantian tentu harus sesuai dengan kebijakan yang biasanya sudah disepakati dan ada dalam polis asuransi.
Nah, faktanya, kadang ada begitu informasi yang kita terima seputar asuransi kesehatan ini, yang justru membuat kita bingung. Masing-masing pasti mengklaim diri sendiri sebagai asuransi kesehatan terbaik. Lalu bagaimana cara memilih asuransi kesehatan terbaik itu?
Nggak perlu bingung, kita bahas cara memilih asuransi kesehatan terbaik dalam artikel ini ya. Yuk, ikuti sampai selesai.
Beberapa Kriteria yang Bisa Mendefinisikan Asuransi Kesehatan Terbaik
Fokus rawat inap
Ada beberapa fasilitas dan jenis yang ditawarkan, yang akhirnya membuat kita bingung memilih asuransi kesehatan terbaik.
Akan lebih baik, jika kita memilih yang memiliki fasilitas klaim rawat inap, karena kalau kita sakit, biaya rumah sakitlah yang porsinya paling besar.
Nah, kalau ternyata kamu punya dana lebih, bolehlah menambah dengan asuransi untuk rawat jalan.
Berjaringan luas
Ada beberapa sistem klaim asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui, di antaranya cashless dan reimbursement. Dua-duanya sama saja sebenarnya, sama-sama sangat membantu. Tetapi, sistem klaim secara cashless itu lebih mudah.
Kalau kita sakit dan harus opname, maka kita nggak perlu nalangin atau membayar dulu. Pihak asuransi yang akan langsung membayarkannya.
Namun, untuk bisa cashless ini, kamu harus memastikan dulu bahwa asuransi kamu bekerja sama dengan rumah sakit yang bersangkutan. Kalau tidak ada kerja sama, meski asuransi menyediakan sistem cashless, ya tetap saja kamu harus membayar dulu, reimburse kemudian.
Karena itu, pastikan kamu memilih asuransi kesehatan yang memiliki jaringan kerja sama dengan rumah sakit yang luas.
Pilih yang murni
Ada beberapa layanan asuransi yang menyatukan produknya dengan produk investasi. Biasanya, asuransi kesehatan akan menjadi rider. Nah, produk jenis seperti ini kurang disarankan.
Mengapa? Karena biasanya porsi untuk asuransi kesehatan menjadi lebih kecil, karena premi akan dibagi ke dalam 3 alokasi. Yang terbesar adalah untuk asuransi jiwa—sebagai produk utama—lalu kedua ke investasi, dan baru ke asuransi kesehatan.
Memang tampaknya praktis, karena dalam satu produk ada 3 layanan yang bisa kita dapatkan. Tetapi, tak semua yang all in one itu manfaatnya bisa dirasakan secara optimal. Ada kalanya, kalau kita dapatkan sendiri-sendiri secara terpisah, manfaatnya bisa maksimal.
Perhatikan limit
Pihak asuransi akan memberlakukan plafon untuk klaim kesehatan. Ada 2 jenis plafon atau limit, yaitu limit gabungan semua perawatan dan limit per perawatan.
Pilihlah sesuai kebutuhanmu. Tetapi, kalau misalnya kamu tak memiliki penyakit dengan perawatan tertentu, lebih baik kamu memilih asuransi kesehatan dengan limit gabungan semua perawatan. Manfaatnya, kamu tidak akan dibatasi biaya per perawatannya, sehingga kamu bisa berobat terus selama limit belum habis.
Terdapat limit atau plafond yang membatasi jumlah maksimum klaim biaya kesehatan. Umumnya, asuransi menerapkan dua jenis limit, pertama adalah limit gabungan semua perawatan dan kedua adalah limit per perawatan.
Premi yang sesuai kemampuan
Besar premi akan ditentukan oleh limit. Jika kamu menginginkan plafon atau limit yang tinggi, sudah pasti premi akan menyesuaikan.
So, akan lebih baik jika kamu menyesuaikannya juga dengan kemampuan. Jangan sampai premi asuransi malah membuat keuangan kita tekor.
Nah, bagaimana? Apakah sedikit ulasan mengenai tip memilih asuransi kesehatan terbaik di atas sudah cukup jelas?
Kalau belum, mungkin akan baik adanya jika kamu bergabung dengan kelas finansial online QM Financial dan memilih topik yang sesuai dengan kebutuhan, dalam hal ini kelas asuransi kesehatan. Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial di sini, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
7 Fakta Asuransi Kesehatan yang Perlu Diketahui
Ada banyak jenis asuransi yang bisa dipilih sesuai kebutuhan, salah satunya asuransi kesehatan. Sayangnya, asuransi kesehatan sampai sekarang masih sering dianggap remeh, lantaran mereka belum mengerti urgensi kebutuhannya untuk apa.
Apalagi ketika pengguna asuransi sadar, bahwa ketika tidak ada klaim maka uang premi yang telah dia berikan tidak bisa kembali. Hal ini membuat mereka merasa bahwa memiliki asuransi kesehatan hanya buang-buang uang saja. Beberapa orang lainnya memiliki pengalaman buruk menjadi nasabah asuransi kesehatan sehingga kapok untuk membeli asuransi kesehatan.
Lengkap sudah. Jadi malas nerusin premi deh.
Padahal, asuransi ini merupakan hal yang penting karena dapat memberikan perlindungan kepada kamu dan orang yang kamu tanggung atas risiko kesehatan yang dapat terjadi dalam hidup. Meskipun begitu masih banyak yang enggan memiliki asuransi kesehatan karena sudah termakan mitos-mitos yang beredar.
Coba yuk, kita cek fakta mengenai asuransi kesehatan yang sebenarnya.
7 Fakta Asuransi Kesehatan
1. Asuransi adalah antisipasi
Kita nggak akan pernah tahu, kapan kita akan sakit atau tertimpa musibah. Nggak ada orang yang bisa memprediksikan, bukan?
Di sinilah kehadiran asuransi akan terasa penting. Asuransi ini mampu mengantisipasi risiko yang dapat terjadi dalam hidup, terutama soal urusan finansial ketika kita harus sakit.
Jika diibaratkan, asuransi itu seperti payung. Kamu bisa melihat langit mendung namun kamu tidak bisa memastikan kapan hujan turun. Tentunya kamu tidak ingin kehujanan bukan? Payung akan melindungi kamu dari hujan.
Dalam menjalani kehidupan pasti seseorang memiliki rencana hidup. Salah satu rencana hidup adalah rencana keuangan. Setiap orang pastinya juga nggak ingin rencana keuangannya terganggu. Betul? Misalnya gimana?
Misalnya ada orang yang ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah terbaik, tetapi tiba-tiba sakit, uang yang harusnya digunakan untuk membiayai sekolah jadi berkurang untuk membiayai berobat. Jika kamu memiliki asuransi kesehatan maka saat kamu sakit kondisi finansial kamu tidak akan terganggu. Rencana keuangan kamu tetap berjalan dan kamu bisa lebih fokus untuk kesembuhan.
2. Bisa dipilih sesuai kemampuan finansial
Bagi sebagian orang, ketika mendengar premi asuransi kesehatan pasti yang langsung muncul di benak mereka adalah mahal.
Padahal enggak juga. Kan ada asuransi dari BPJS Kesehatan. Premi asuransi BPJS Kesehatan tergolong murah, coverage-nya lumayan, dan dapat disesuaikan dengan kondisi finansial kamu.
Kalau kamu bekerja di perusahaan, kamu biasanya otomatis terdaftar menjadi peserta BPJS Kesehatan karena itu merupakan kewajiban. Jika kamu merasa bahwa BPJS Kesehatan kurang, kamu bisa tambah dengan menjadi peserta asuransi kesehatan swasta.
3. Asuransi kesehatan untuk semua golongan
Karena banyak yang menganggapnya mahal, maka sudah pasti, hal lain yang juga menempel di benak adalah asuransi kesehatan hanya untuk golongan tertentu, yaitu orang kaya.
Padahal ya, sudah dijelaskan di atas. Ada BPJS Kesehatan. Faktanya, premi asuransi dapat disesuaikan dengan kondisi finansial kita kok. Lagi pula, dengan manfaat yang diberikan plus keterampilan mengelola cash flow, harga premi ini jadi enggak terasa lagi mahalnya.
Jika kamu bekerja di perusahaan tidak perlu khawatir karena premi BPJS Kesehatan sebagian akan dibayar perusahaan dan sebagian dibayar kamu dengan cara langsung memotong gaji.
4. Polis asuransi tidak boleh dibatalkan
Hal ini sebenarnya juga nggak sepenuhnya benar, tapi juga ada sisi lain yang keliru.
Faktanya, ketika kita membeli asuransi kesehatan, kita sebenarnya diberi waktu dua minggu untuk mempertimbangkan produk yang akan dibeli itu. Jadi, ada waktu dua minggu untuk mempelajari dan memahami polis asuransi.
Jika kamu berubah pikiran atau tidak setuju mengenai hal-hal yang ada pada polis asuransi kesehatan, kamu bisa membatalkannya dan tentunya uang premi kamu akan kembali.
5. Harus medical check up
Medical check up digunakan perusahaan untuk mengukur seberapa besar risiko kesehatan yang kamu miliki dan menjadi pertimbangan mereka untuk menerima pengajuan kamu.
Namun ada juga yang nggak perlu medical check up kok, yaitu kamu yang masih muda dan terlihat sehat. Karena itu, kalau kamu sudah punya asuransi kesehatan sejak masih muda dan sehat, maka premi juga akan semakin murah. Jangan tunggu sampai sakit, untuk daftar asuransi kesehatan ya.
6. Mengapa pada beberapa kasus bayar premi asuransi lebih mahal
Pada point kelima sudah dijelaskan bahwa ada kemungkinan perusahaan asuransi menolak calon nasabah karena penyakit tertentu. Selain itu ada juga perusahaan yang membebankan premi lebih besar karena tingkat kesehatan calon nasabah berisiko lebih tinggi. Hal tersebutlah yang membedakan premi mahal dan murah antar nasabah.
7. Fasilitas setiap produk asuransi kesehatan berbeda
Ini memang fakta. Harus dipahami, bahwa premi yang harus dibayar nasabah berbeda-beda karena fasilitas yang didapatkan pun berbeda-beda.
Ada yang hanya memberikan perlindungan rawat inap namun ada juga yang sekaligus memberikan perlindungan rawat jalan, penggantian kacamata, dan sebagainya. Selain itu, jenis penyakit yang dilindungi juga berbeda-beda. Oleh sebab itu, bacalah polis secara teliti.
Itulah beberapa fakta mengenai asuransi kesehatan yang harus kamu ketahui. Jika kamu membeli asuransi untuk diri sendiri maupun keluarga kamu akan melindungi diri sendiri dan keluarga dari hal-hal buruk mengenai kesehatan yang tidak diinginkan.
Pengin tahu lebih banyak tentang asuransi kesehatan? Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
Istilah dalam Polis Asuransi yang Sebaiknya Kamu Pahami
QM Financial tahu, bahwa rasanya agak sulit bagi orang awam untuk bisa memahami bahasa yang dipakai dalam polis asuransi.
Polis asuransi, seperti juga surat perjanjian kontrak lainnya, menggunakan bahasa hukum yang memang sedikit rumit dipahami. Iya, kami paham. Karena itu, dalam artikel ini, QM Financial akan sedikit membuka tabir *tsah* rahasia definisi istilah-istilah yang sering digunakan dalam polis asuransi.
Tidak semua sih, karena memang banyak sekali. Sebagian dulu, yang bakalan sering ditemukan dan banyak disebutkan dalam kelas finansial online yang mungkin kamu ikuti di QM Financial.
Ini dia beberapa istilah dalam polis asuransi yang harus kamu pahami artinya lebih dulu sebelum melangkah lebih jauh.
Premi
Yaitu nominal dana yang dibayarkan sesuai kesepakatan antara pemegang polis dengan perusahaan asuransi.
Klaim
Bentuk tuntutan dari pihak pemegang polis asuransi atau tertanggung untuk mendapatkan hak perlindungan terhadap kerugian finansial sesuai kesepakatan dalam polis dan prosedur yang sudah ditentukan.
Klaim Tertunda
Klaim yang tertunda untuk dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pemegang polis karena berbagai sebab.
Masa Tenggang
Batas jatuh tempo pembayaran pemegang polis untuk membayar premi sesuai kesepakatan dengan pihak perusahaan asuransi.
Uang Pertanggungan
Sejumlah dana yang dibayarkan oleh pihak perusahaan asuransi berdasarkan klaim yang diajukan oleh pihak tertanggung karena telah mengalami risiko keuangan sesuai kesepakatan perlindungan.
Payor
Pemegang polis yang berkewajiban membayar premi asuransi.
Ilustrasi
Perhitungan proyeksi manfaat asuransi yang ditawarkan oleh perusahaan asuransi melalui agennya kepada (calon) pemegang polis.
Secondary Benefits
Manfaat lain yang bisa didapatkan oleh pemegang polis di luar manfaat pokok asuransi yang ditawarkan
Rider
Manfaat tambahan yang bisa kamu beli untuk melengkapi manfaat utama dari asuransi yang ditawarkan. Rider tidak dapat dibeli secara tersendiri.
Klausul
Pasal-pasal yang ada dalam polis yang mengikat pemegang polis dan pihak perusahaan asuransi.
Biaya Akuisisi
Biaya yang muncul saat penerbitan polis asuransi.
Biaya Top-Up
Biaya yang muncul saat pemegang polis melakukan pembayaran premi berkala dan premi tunggal.
Batas Potong
Biaya yang harus ditanggung oleh pihak pemegang polis, yang muncul akibat kekurangan biaya yang telah dibayarkan oleh perusahaan asuransi kepada pihak rumah sakit.
Cuti Premi
Kondisi ketika nasabah ingin berhenti membayar premi untuk sementara karena berbagai sebab.
Contestable Period
Waktu yang dimiliki oleh pihak penanggung untuk membatalkan polis.
Free-Look Period
Periode 14 hari yang dapat dimanfaatkan oleh (calon) pemegang polis untuk membatalkan kerja sama karena tidak setuju dengan ketentuan yang ada dalam polis asuransi yang ditawarkan.
Grace Period
Masa tenggang yang diberlakukan pada pemegang polis setelah jatuh tempo pembayaran tiba. Jika tidak ada pembayaran lebih lanjut dan sudah melewati batas waktu ini, maka polis asuransi pun hangus.
Lapse
Premi yang sudah melampaui masa tenggang dan tidak ada pembayaran lebih lanjut hingga masa efektifnya pun berhenti.
Nah, itu dia beberapa istilah yang akan sering muncul dalam diskusi, polis, maupun kelas asuransi, baik asuransi jiwa maupun asuransi kesehatan. Setelah ini, semoga kamu enggak bingung lagi dan nyambung ya.
Mau tahu lebih banyak tentang asuransi? Yuk, ikuti kelasnya di QM Financial! Cek jadwal kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned juga di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan Keluarga
Selain pengeluaran bulanan rutin, keluarga juga biasanya membutuhkan banyak hal yang harus dipenuhi secara tahunan. Karena itu, adalah penting bagi kita untuk juga membuat anggaran untuk pengeluaran tahunan ini.
Kadang, lupa aja soalnya. Dipikir sudah rapi anggaran keuangan bulanannya, tapi eh, pas jatuh tempo salah satu pos pengeluaran tahunan ternyata jumlahnya lumayan juga. Kaget sendiri.
Kayak pengalaman salah seorang teman. Anaknya sudah mulai masuk kuliah tahun kemarin, sekitar September. Tentunya, sudah mengeluarkan biaya besar untuk membayar tetek-bengek, termasuk SPP semester satu. Karena terbiasa membayar SPP bulanan di SD, SMP, dan SMA, beliau lupa kalau kuliah dibayar per semester. Saat semester ganjil berganti semester genap, kelabakan deh. Kaget dengan jumlahnya. Lupa, kalau harus membayar SPP semesteran.
Nah, jadi, apa saja pengeluaran tahunan yang biasanya menjadi kebutuhan keluarga? Yuk, lihat satu per satu. Kamu boleh menambahi juga, kalau ada yang lain di kolom komen nanti ya.
9 Jenis Pengeluaran Tahunan yang Harus Dipersiapkan
1. Bayar kontrakan
Buat kamu yang masih mengontrak rumah, ada yang harus bayar kontrakan secara tahunan. Ada juga yang per dua tahunan, bulanan juga ada.
Jadi,kalau kamu termasuk mereka yang harus bayar setahun sekali, jangan lupa nih dianggarkan sebagai pengeluaran tahunan ya. Lumayan juga nih, kalau sampai lupa nganggarin pos pengeluaran yang satu ini.
2. Kurban
Berkurban menjadi sunah bagi umat muslim saat Iduladha. Enggak wajib, tapi kalau kamu mampu, mengapa enggak kurban?
Nah, ayo, niatkan untuk bisa berkurban setiap tahun. Caranya ya dianggarkan dalam pengeluaran tahunan. Mulailah untuk menabung dalam satu tahun, sehingga berkurban tak lagi menjadi berat. So, selepas Iduladha tahun ini, kamu sebaiknya segera buat rencana dan menabung untuk bisa berkurban di Iduladha yang akan datang.
Coba simak beberapa tip merencanakan kurban dari QM Financial ini ya. Sudah cukup lengkap ditulis.
3. THR untuk para pekerja di rumah
Selain kita sendiri yang menerima tunjangan hari raya, alias THR, kalau di rumah ada pekerja rumah tangga–mulai dari ART, babysitter, tukang kebun, sopir, dan sebagainya–jangan lupa juga untuk membayarkan THR pada mereka.
Besarnya tentu saja tergantung kesepakatan kita dengan mereka. Biasanya sih ya minimal satu kali gaji pokok. Ingat lo, pemberi kerja yang tidak memberikan hak THR pada pekerjanya bisa diancam hukuman penjara dan denda lo!
Lagi pula, senang kan, berbagi kebahagiaan dengan orang-orang yang sudah membantu kita sehari-hari itu? Jadi, siapkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
4. Kebutuhan hari raya
Selain THR, ada juga kebutuhan hari raya yang bakalan bikin pengeluaran tahunan jadi lebih banyak.
Buat yang muslim, biasanya sudah dimulai di bulan puasa, dan kemudian lanjut ke Lebaran. Untuk yang nasrani, biasanya anggaran akan lebih banyak di akhir tahun. Natalan.
Meski sudah berusaha mengendalikan pengeluaran, tapi ya tetep saja harus siap dengan dana ekstra. Karena, ya, memang kebutuhannya jadi lebih banyak. Apalagi kalau merencanakan untuk mudik.
5. Pajak-pajak
Kemarin baru saja menerima tagihan Pajak Bumi dan Bangunan, dan ternyata tahun ini ada kenaikan. Konon, NJOP disesuaikan, semakin mendekati harga riil tanah bangunan yang kita tempati.
Untungnya, sudah sempat mendengar rumor sejak akhir tahun lalu, jadi bisa siap-siap deh. Masih September sih jatuh temponya, jadi masih bisa menabung dulu beberapa bulan.
Kalau enggak siap ya shock juga. Apalagi buat yang rumahnya di pinggir jalan. Katanya kenaikannya bisa sampai 4 kali lipat.
Juga pajak kendaraan. Jangan lupa dibayar setahun sekali ya. Harus jadi wajib pajak yang taat sebagai warga negara yang baik.
Jadi, pajak-pajak ini harus diperhitungkan dalam pengeluaran tahunan juga. Jangan sampai lupa.
6. Premi asuransi
Premi asuransi jiwa biasanya juga ditagihkan setahun sekali. Jadi, jangan lupa juga untuk memasukkannya ke dalam anggaran pengeluaran tahunan.
Asuransi ini penting lo, jadi jangan sampai alpa untuk bayar.
7. Keperluan tahun ajaran baru
Nanti di bulan Juni-Juli juga jangan lupa untuk menyiapkan anggaran untuk kebutuhan sekolah. Jangan sampai kaget sendiri melihat berbagai keperluan yang harus diurus.
Tahun kemarin, saya sendiri juga cukup kaget. Baru sadar kalau butuh seragam sekolah baru. Geli juga sih, karena seragam lama itu saya beli saat anak baru masuk kelas 1. Dan, sekarang anaknya sudah kelas 5 SD. Kasihan banget lihat roknya sudah cukup mini. Yaiyalah, lupa kalau anak itu tambah gede. Akhirnya langsung beli 4 setelan seragam. Habisnya ya lumayan juga ya.
Juga iuran tahunan sekolah, jika ada, jangan sampai lupa dimasukkan dalam anggaran pengeluaran tahunan ya.
8. Membership
Membership gym atau apa pun yang ditagihkan setiap tahun, juga harus masuk ke dalam list pengeluaran tahunan.
Sebelumnya, coba dicek lagi. Apakah kita masih bisa aktif menjadi anggota? Jangan sampai anggaran membership ini malah jadi pengeluaran yang mubazir ya.
9. Liburan
Liburan itu harus dianggarkan. Saya sendiri punya agenda liburan setahun sekali bareng keluarga. Memang sengaja, hanya setahun sekali. Biar bisa sampai puas, dan nabungnya juga cukup.
Makanya, agenda ini juga masuk ke dalam anggaran pengeluaran tahunan. Jadi, enggak ada liburan pakai utang. Malahan kadang, pulang masih nyisa. Lumayan, buat agenda liburan berikutnya.
Nah, bagaimana dengan kamu? Punya daftar pengeluaran tahunan yang belum disebutkan di atas? Boleh lo, kalau mau share di kolom komen. Ditunggu ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Stay tuned di akun Instagram QM Financial untuk berbagai update dan info seputar keuangan, agar kita lebih bijak dalam mengambil keputusan penting untuk hidup kita ke depan.