Cara Manifesting Keuangan untuk Menarik Kekayaan dengan Prinsip Law of Attraction
Manifesting keuangan bukan sekadar mengkhayal. Namun, lebih dari itu, strategi ini bisa dilakukan untuk menarik kekayaan.
Kamu percaya enggak dengan kekuatan berpikir positif? Saat kita berpikir positif, maka kita pun akan dikelilingi oleh hal positif.
Nah, kalau kamu percaya dengan pikiran positif, manifesting keuangan ini kurang lebih sama prinsipnya. Namun, fokusnya ke aspek keuangan.
Dalam manifesting ini, kita berusaha memahami bagaimana energi dan niat bisa mengubah arus finansial, hingga bisa menjadi awal dari transformasi besar dalam hidup.
Dengan teknik yang tepat, setiap orang dapat memperbaiki kondisi keuangannya. Ibaratnya, “magnet baik” akan menarik hal-hal baik mendekat. Mindset dan afirmasi yang baik soal keuangan akan menarik hal yang baik tentang keuangan juga. Inilah prinsip Law of Attraction.
Law of Attraction adalah prinsip yang menyatakan bahwa energi dan pikiran yang dikeluarkan seseorang dapat menarik kejadian, situasi, dan hasil yang serupa dalam hidup mereka. Inti dari konsep ini adalah bahwa dengan memfokuskan pikiran pada hal-hal positif atau negatif, seseorang dapat membawa pengalaman yang sesuai ke dalam realitasnya. Dengan kata lain, apa yang dipikirkan dan dirasakan cenderung memengaruhi apa yang terjadi dalam kehidupan.
Ih, emang iya? Coba yuk, kita lihat cara efektif untuk mengatur pikiran dan tindakan sehingga selaras dengan tujuan keuangan yang kita mau dengan prinsip Law of Attraction ini. Langkah-langkah ini tidak hanya meningkatkan kekayaan tetapi juga membawa keamanan finansial jangka panjang.
Table of Contents
3 Langkah Manifesting Keuangan dengan Prinsip Law of Attraction
1. Mengidentifikasi Keyakinan yang Membatasi tentang Uang
Untuk memanfaatkan Law of Attraction dalam manifesting keuangan, kamu harus mengenali dan mengubah keyakinan yang membatasi tentang uang.
Sejak kecil, berbagai keyakinan tentang uang telah terbentuk dan tertanam dalam diri setiap orang. Beberapa keyakinan itu adalah uang enggak tumbuh di pohon sehingga sulit didapat, uang enggak bisa membeli kebahagiaan, atau mungkin kamu percaya, bahwa uang hanya tertarik pada orang dengan privilege.
Nah, kalau kamu punya berbagai mindset sejenis seperti di atas, sekarang waktunya untuk mengenalinya sebagai “energi negatif” yang seharusnya kamu lepaskan.
Mengubah mindset, dan melihat uang sebagai sumber daya yang dapat diakses, mudah dijangkau, dan tidak terbatas akan memudahkanmu untuk membentuk kebiasaan dan pola pikir yang diperlukan untuk bisa mulai manifesting keuangan.
Salah satu cara efektif untuk menangani keyakinan terbatas tentang uang seperti di atas adalah melalui afirmasi positif. Seperti apa misalnya?
Contohnya sebagai berikut:
- Saya magnet uang. Semua yang saya sentuh bisa menjadi emas.
- Saya melepaskan segala pikiran dan emosi negatif tentang uang, dan saya bahagia sekarang.
- Saya bebas menggambarkan pengin apa pun dengan uang dan mimpi saya.
- Saya menciptakan semua uang yang saya inginkan dan butuhkan untuk melakukan segala yang ingin saya lakukan dalam hidup
- Saya membuat pilihan positif tentang apa yang akan dilakukan dengan uang saya dan menikmati energinya yang melimpah.
Dengan menggunakan afirmasi positif untuk melawan keyakinanmu yang membatasi sebelumnya, mindset tentang uang uang dapat dikembangkan. Dengan begitu, maanifesting dengan prinsip Law of Attraction mulai bekerja.
Apa yang dikatakan kepada diri sendiri menjadi sebuah keyakinan baru, dan keyakinan ini akan menjadi kenyataan.
Baca juga: Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
2. Visualisasikan Kekayaan Seolah Sudah Terwujud
Manifesting keuangan dengan prinsip Law of Attraction mengajarkan bahwa apa yang dipercayai dalam pikiran, dan kemudian diproyeksikan ke luar akan menarik hal yang sama.
So, kalau kamu pengin menarik kekayaan, maka visualisasikan seolah-olah kekayaan itu sudah bisa kamu miliki.
Ini bukan delulu atau halu ya. Memvisualisasikan kehidupan dengan kekayaan yang diinginkan enggak cuma menciptakan pola pikir yang lebih terbuka terhadap keuntungan finansial lo! Justru, hal ini akan membuatmu bisa membayangkan seperti apa hidup setelah mencapai tujuan tersebut. Ini adalah proyeksi, bukan halusinasi.
Hal ini bisa menjadi motivasi kuat yang mendorongmu untuk terus bergerak maju saat menghadapi kesulitan.
Memvisualisasikan uang seolah sudah dimiliki juga menciptakan abundance mindset—pola pikir kelimpahan, bukan kekurangan.
Banyak orang kaya enggak menemui kesulitan untuk menjadi lebih kaya karena mereka melihat uang yang belum dimiliki sebagai sesuatu yang berlimpah dan dapat diperoleh. Sementara itu, uang yang sudah dimiliki dilihat sebagai alat untuk menghasilkan lebih banyak lagi uang. Uang bukan sesuatu yang harus dilindungi atau disimpan.
Pola pikir kelimpahan ini dapat muncul secara alami saat memiliki banyak uang. Namun, juga bisa dikembangkan dengan cara manifesting keuangan; dengan memvisualisasikan uang sebagai sesuatu yang sudah dimiliki secara berlimpah.
Nah, kalau butuh “bantuan” untuk mulai memvisualisasikan, coba bawa uang seratus ribuan di dompet. Langkah sederhana ini bisa membuatmu merasa lebih kaya dan menghindarkan dari berkata bahwa kamu enggak pernah punya uang. Pada gilirannya, hal ini juga akan menghindarkanmu dari keterbatasan mindset tentang uang.
3. Semesta Akan Memberikan Lebih Banyak
Semesta-kung! Semesta mendukung!
Selalu ingat, bahwa semesta akan memberikan lebih banyak dari apa yang disyukuri. Jangan pernah meremehkan kekuatan rasa syukur.
Hal-hal yang disyukuri cenderung akan dikejar dengan penuh semangat. Bersyukur secara tulus juga cenderung mengeliminasi keyakinan yang membatasi—seperti yang sudah dijelaskan di atas—dan membuatmu lebih mudah manifesting keuangan.
So, saat mengadopsi pola pikir yang lebih positif mengenai uang untuk memanfaatkan Law of Attraction, jangan lupakan pentingnya bersyukur. Bersyukurlah atas uang yang dimiliki. Bersyukurlah atas setiap kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak uang, dan bersyukurlah ketika kesempatan itu membuahkan hasil.
Tak peduli berapa banyak atau sedikit uang yang dihasilkan saat ini, sikap bersyukur sangat penting untuk bisa mendapatkan lebih banyak.
Dengan mempraktikkan manifesting keuangan, jalan menuju kekayaan menjadi lebih terbuka.
Baca juga: Keuangan Adalah Maut kalau Kamu Melakukan 7 Hal Ini!
Jangan lupa untuk belajar pengelolaan keuangan yang efektif, setelah berhasil manifesting keuangan. Ini penting untuk memaksimalkan hasil dari setiap usaha manifestasi. Semakin baik pengelolaan keuangan, semakin besar rasa syukur yang dirasakan.
Mari mulai perjalanan menuju masa depan finansial yang lebih cerah dan terjamin dengan langkah kecil hari ini.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Stop Mental Miskin: Ini Cara Kamu Berdaya dan Berhenti Merendahkan Diri Sendiri
Kamu tahu, mental miskin? Mental ini umumnya termanifestasi misalnya dalam bentuk minder, skeptis, iri, negative thinking, suka membandingkan diri dengan orang lain, mencari pembenaran, dan sebagainya.
Misalnya, ketika ada teman posting acara jalan-jalannya, kamu akan berpikir, “Wah, dia mah enak. Gajinya dua digit. Gue mah boro-boro. Gaji masuk tanggal 1, tanggal 4 udah koma. Dahlah.”
Atau, ketika ada orang yang sukses berbisnis, kamu langsung juga berpikir, “Lah, dia punya privilege, keluarganya kaya. Gue modal apaan?”
Atau bisa juga, “Ngatur duit? Apaan yang diatur? Duitnya aja gak ada.”
Atau ada yang lain, “Kayaknya gue gak akan ke mana-mana sih. Gini aja terooos.”
Table of Contents
Apa Maksud Mental Miskin?
Nah, apa kamu termasuk dari mereka yang suka berpikir kayak di atas? Kalau iya, bisa jadi kamu adalah salah satu yang punya mental miskin.
Istilah mental miskin dalam konteks ini mengacu pada pola pikir atau mindset yang membatasi seseorang dalam mencapai potensi penuhnya, terutama dalam hal keuangan dan pengembangan diri.
Enggak cuma tentang kurangnya uang sih, tetapi lebih kepada cara seseorang memandang dirinya sendiri dan peluang di sekitarnya. Beberapa ciri khas dari mental miskin misalnya:
- Sering kali merasa takut berlebihan untuk mencoba hal-hal baru atau mengambil risiko karena takut gagal.
- Sering merasa enggak layak atau tidak mampu untuk mencapai kesuksesan, baik dalam karier maupun kehidupan pribadi.
- Cenderung memfokuskan pikiran pada apa yang enggak dimiliki, daripada mencari cara untuk memanfaatkan sumber daya yang ada.
- Sering kali melihat hambatan dan batasan daripada peluang untuk pertumbuhan dan kemajuan.
- Sering membandingkan diri dengan orang lain dalam cara yang merugikan diri sendiri, merasa orang lain lebih layak atau beruntung.
Kok kayaknya negatif semua? Ya, iya, makanya pola pikir ini bisa sangat merugikan karena dapat menghambat motivasi, pertumbuhan pribadi, termasuk juga menghambat kesuksesan keuangan.
Bisa jadi beneran miskin, karena punya mental miskin.
Mengubah pola pikir dari mental miskin ke mental yang lebih berdaya adalah tentang mengubah cara kamu memandang diri sendiri dan dunia, mengembangkan rasa percaya diri, dan mengambil tindakan untuk mencapai tujuan yang lebih besar.
Baca juga: 7 Cara Cepat Kaya ala Buku “Rich Dad, Poor Dad”
Cara Mengubah Pola Pikir Mental Miskin
Stop mental miskin!
Kamu enggak akan berkembang, kalau saat ini masih memilikinya. Gimana mau bisa mencapai tujuan finansialmu yang banyak itu, kalau sebenarnya kamu masih meragukan diri sendiri? Masih sibuk iri dengan pencapaian orang lain?
So, berikut ini adalah beberapa tip yang dapat membantu kamu untuk menghentikan pola pikir “mental miskin” dan mulai memberdayakan diri sendiri.
1. Ubah Cara Pandangmu tentang Uang
Mulailah melihat uang sebagai alat untuk mencapai kebebasan dan kemungkinan, bukan sebagai sumber kecemasan atau ketakutan. Edukasi dirimu sendiri tentang pengelolaan keuangan dasar, investasi, dan cara-cara untuk menghasilkan pendapatan pasif.
2. Setiap Kesuksesan Dimulai dari Pikiran
Perkuat pikiran positif dan keyakinan bahwa kamu mampu mencapai lebih dari yang sekarang kamu miliki. Hindari pemikiran yang merendahkan kemampuan sendiri atau merasa enggak cukup baik.
Ingat, you get what you think.
3. Buat Tujuan yang Realistis dan Strategis
Tentukan apa yang ingin kamu capai secara finansial dalam jangka pendek dan jangka panjang. Buat rencana yang jelas dan mulai mengambil langkah konkret untuk mencapai tujuan finansial tersebut.
4. Jangan Bandingkan Diri dengan Orang Lain
Fokus pada kemajuan pribadi kamu, bukan pada apa yang telah dicapai oleh orang lain. Membandingkan diri dengan orang lain bisa mengurangi kepercayaan diri dan memperburuk mental miskin.
5. Kembangkan Keterampilan dan Pengetahuan
Investasikan waktu dan energi untuk belajar keterampilan baru dan memperluas pengetahuanmu. Semakin kompeten kamu, semakin besar kepercayaan dirimu dalam menghadapi tantangan.
6. Jaga Kesehatan Mental
Luangkan waktu untuk melakukan self care. Jika perlu, cari dukungan profesional untuk mengatasi masalah kecemasan, depresi, atau masalah kesehatan mental lainnya yang mungkin memengaruhi pandanganmu tentang diri sendiri dan dunia.
Baca juga: Hedonic Treadmill: Mengapa Masih Selalu Merasa Kurang Padahal Sudah Banyak Uang?
7. Bersyukur dan Menikmati Proses
Fokus pada apa yang telah kamu capai dan bersyukur atas kemajuan yang telah dibuat, enggak usah peduli seberapa kecil. Dengan begitu bisa mengurangi perasaan enggak puas yang sering datang dengan mental miskin.
8. Kelilingi Diri dengan Orang yang Mendukung
Bergaullah dengan orang-orang yang menginspirasi, mendukung, dan memotivasi kamu. Lingkungan yang positif dapat meningkatkan motivasi dan membantu kamu merasa lebih baik tentang diri sendiri dan tujuanmu.
So, untuk mengatasi mental miskin, langkah pertama adalah mengenali dan mengubah cara berpikir yang membatasi.
Perubahan ini pastinya enggak akan terjadi dalam semalam. Namun dengan kesadaran dan usaha yang konsisten, pola pikir pasti bisa berkembang.
Mulailah dengan menetapkan tujuan yang realistis, mengelola keuangan secara bijak, dan terus belajar dari setiap pengalaman. Dengan mempraktikkan rasa syukur dan mengelilingi diri dengan dukungan positif, transformasi menuju pemikiran yang lebih berdaya dan optimis bukan hanya mungkin, tetapi dapat menjadi kenyataan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Apa sih Kecerdasan Finansial Itu? Bagaimana Cara Meningkatkannya?
Sudah pernah dengar financial intelligence, kan? Atau, kecerdasan finansial. Kalau sudah beberapa waktu suka mantengin QM Financial, pasti enggak asing deh dengan istilah ini.
Kecerdasan finansial adalah keterampilan seseorang untuk bisa memahami pentingnya pengelolaan dan perencanaan keuangan, sehingga ia mampu memenuhi kebutuhan dengan baik dan mewujudkan impiannya.
Tolok ukur dari baiknya kecerdasan finansial ini bisa beragam, mulai dari kemampuan menabung yang tinggi, memiliki aset yang bertumbuh, hingga kemampuannya untuk mendapatkan penghasilan, terutama penghasilan pasif. Kalau mau dilihat dari hasil akhirnya, maka seseorang yang memiliki kecerdasan finansial yang baik, maka ia pun akan mandiri finansial, dan semakin dapat memenuhi kebutuhan hidup sekaligus gaya hidup tanpa kesulitan. Bahkan, ia bisa melakukannya tanpa harus menukarkan energi dan waktunya dengan bekerja secara fisik. Dengan kata lain, semakin tinggi kecerdasan finansialnya, semakin dekat pula ia ke level financial freedom.
Kecerdasan Finansial = Bakat?
Enggak, kecerdasan finansial bukan termasuk bakat. Kecerdasan finansial dapat dipelajari, dilatih, disempurnakan, dan diupdate secara terus menerus. Siapa pun bisa berkesempatan untuk meningkatkan kemampuan dan kecerdasan finansialnya.
Dan, jangan salah. Sebenarnya kecerdasan finansial ini bukan berfokus pada uang, kekayaan, aset, harta, dan sebagainya. Justru kecerdasarn finansial adalah mindset; pola pikir yang dimiliki oleh manusia. Pasalnya, bukan uang yang membuat kita jadi orang sukses, tetapi pada mindset yang benar. Bukan sekadar banyak uang, tetapi apakah kita berhasil mencapai tujuan akhir yang sesuai dengan harapan; atau, apakah kita berhasil mewujudkan mimpi-mimpi kita.
Cara Meningkatkan Kecerdasan Finansial
Sayangnya, finansial memang tak pernah masuk ke dalam kurikulum sekolah. Padahal kita tahu, bahwa literasi finansial merupakan salah satu dari 6 literasi dasar yang wajib dikuasai oleh kita yang ingin punya hidup yang semakin berkualitas ke depannya.
Memang ada sih sekolah keuangan. Tapi di sekolah tersebut, kita akan belajar akuntansi, dan targetnya agar bisa bekerja di perusahaan. Bukan pengelolaan keuangan pribadi untuk meningkatkan kecerdasan finansial. Karena itulah, QM Financial berkomitmen untuk mengelola ceruk yang belum tersentuh ini.
Berikut beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk bisa meningkatkan tingkat kecerdasan finansial kita, meskipun tidak pernah ada sekolah formal untuk itu.
Belajar dari pengalaman
Ya, pengalaman adalah guru yang sangat berharga. Siapa pun pasti setuju dengan ungkapan ini, bukan?
Memang banyak yang membuktikan, mereka bisa meningkatkan kecerdasan finansial masing-masing dengan memiliki pengalaman ini dan itu. Misalnya, mereka pernah merasakan kehilangan pekerjaan, sehingga kemudian mereka sadar pentingnya untuk punya tabungan yang bisa digunakan di masa darurat. Mereka merasakan terlilit utang, sehingga kemudian mereka berusaha untuk bijak dalam berutang. Ada yang coba-coba untuk berinvestasi, dan kemudian senang sekali ketika hasilnya bisa digunakan untuk berbagai keperluan. Ada yang belajar dari pengalaman pribadi, ada pula yang belajar dari pengalaman orang lain.
Pengalaman tidak selamanya manis, tetapi pasti banyak pelajaran yang bisa didapatkan. Jangan dianggap tak butuh biaya, karena justru dari pengalaman, learning cost-nya bisa sangat mahal. Ibaratnya, orang harus rugi ratusan juta dulu, sebelum menyadari bahwa cara yang dilakukannya salah. Untuk memperbaikinya, tak jarang mereka harus kembali ke titik nol, dan melakukannya dari awal lagi.
Belajar dari orang lain
Ada orang lain yang lebih ahli daripada kita, dalam bidang apa saja. Termasuk keuangan atau finansial. Mereka adalah orang-orang yang sudah memiliki pengalaman yang lebih banyak. Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial dari mereka.
Dengan belajar dari mereka yang sudah berpengalaman, membuat peluang untuk kita melakukan banyak kesalahan seperti halnya ketika learning by doing akan dapat ditekan. Kita enggak perlu trial and error terlalu banyak, karena ada yang memberi panduan ataupun petunjuk bagaimana melakukannya dengan benar.
Seperti kalau kamu ikut kelas-kelas finansial online yang diadakan oleh QM Financial, atau ikut #QMTraining. Bersama trainers QM Financial yang berpengalaman, kamu bisa tahu banyak ilmu mengelola keuangan yang benar. Selanjutnya, kamu tinggal praktikkan saja di kehidupan sehari-hari.
Meski memang bisa menekan kesalahan yang berpotensi terjadi, belajar keuangan dari orang lain juga harus dilakukan tidak dengan sembarangan. Pasalnya, yang namanya personal finance sudah pasti akan personal sifatnya. Apa yang bisa dilakukan dengan baik oleh orang lain, belum tentu cocok untuk kamu lakukan dan memberikan efek yang sama. Semua ini bisa terjadi karena kondisi dan kemampuan keuangan individu yang berbeda.
Karena itu, meski kita bisa belajar dari orang lain, kita juga perlu kecerdasan dari diri sendiri dulu; harus bisa memilah, mana yang cocok dan mana yang tidak. Mana yang baik efeknya untuk kita, dan mana yang tidak.
Belajar dari buku, video, ataupun sumber yang bisa didapatkan dari mana saja
Kita juga bisa meningkatkan kecerdasan finansial kita dengan belajar mandiri dari artikel, buku, video, dan berbagai sumber lain yang sekarang bisa didapatkan dengan mudah. Thank to technology!
Kamu bisa menambah ilmu keuangan dari membaca-baca artikel website ataupun konten-konten media sosial. Kamu juga bisa menonton berbagai video yang sekarang banyak ditemukan, pun mendengarkan audio dalam bentuk podcast secara gratis bak siaran radio. Topiknya beragam, kamu bisa pilih sesuai kebutuhan.
However, belajar meningkatkan kecerdasan finansial melalui buku, video, dan sumber-sumber sejenis ini akan butuh disiplin dan konsistensi yang besar. Tanpa komitmen, belajar mandiri akan hanya sekadar lewat saja ilmunya. Belum lagi kalau tulisan atau kontennya terlalu rumit. Jadi malas kan ya, buat membaca, mendengar, atau menontonnya?
Nah, semua memang kembali ke diri sendiri, pada akhirnya kan? Seberapa kita berniat untuk belajar keuangan lebih banyak, dan seberapa besar kita mampu berkomitmen untuk meningkatkan kecerdasan finansial kita sendiri.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!