Badai PHK Karyawan di Startup: Ini 3 Jurus Bertahan di Saat Terjadi Bubble Burst
Apakah hari-hari cerah perusahaan startup sudah berakhir? Media memberitakan bahwa sekian banyak startup telah melakukan PHK karyawan akhir-akhir ini.
Hal ini ternyata tak hanya terjadi di Indonesia, tetapi bahkan secara global. Aggregator layoff.fyi mencatat karyawan yang terkena badai pemutusan hubungan kerja, alias PHK, tak kurang dari 15 ribu orang hanya di bulan Mei saja.
Mari kita lihat perusahaan rintisan mana saja yang sudah melakukan PHK karyawan sejauh ini, dirangkum dari laporan Tech Crunch.
Perusahaan Startup yang Lakukan PHK Karyawan
PayPal
Sejumlah 83 orang dari total 30 ribu karyawan telah diberhentikan di perusahaan penyedia jasa online payment system ini, seiring penutupan salah satu kantornya di San Fransisco. Dari perusahaan menjelaskan alasan PHK ini adalah demi evaluasi cara bekerja, agar dapat memastikan kebutuhan pelanggan terpenuhi dengan baik.
Gorillas
Gorillas, sebuah startup on-demand groceries delivery, dikabarkan juga melakukan PHK massal. Tak kurang dari separuh jumlah karyawan diberhentikan dari kantor pusat Berlin. Sementara, startup ini juga menarik diri dari pasar Italia, Spanyol, Denmark, dan Belgia, mengakibatkan 300 karyawan kehilangan pekerjaan. Kabarnya, valuasi startup ini menurun sebesar USD300 juta, meski tidak ada klarifikasi dari perusahaan secara resmi.
LinkAja
Dari Indonesia, startup pelat merah ini ternyata sudah melakukan PHK ratusan karyawannya. Konon, model bisnis yang berubah memaksa manajemen untuk melakukan perampingan, sehingga ke depannya perusahaan bisa tumbuh sehat, optimal, dan positif.
TaniHub
Menyusul penutupan dua gerainya di Bandung dan Bli, startup yang menghubungkan petani langsung dengan pelanggan ini juga melakukan PHK karyawan setelah melakukan penyesuaian model bisnis. Yang tadinya juga melayani Business to Customer (B2C), kini hanya berfokus pada pertumbuhan strategi Business to Business (B2B).
Uang Teman
Fintech P2P Lending ini juga akhirnya terpaksa melakukan PHK karyawan di akhir 2020 lalu. Bahkan, izin operasional juga sudah dicabut oleh Otoritas Jasa Keuangan.
JD.ID
Startup e-commerce alias belanja online ini juga mem-PHK karyawan bulan Mei kemarin. Pihak perusahaan menjelaskan, bahwa langkah ini terpaksa dilakukan demi mempertahankan eksistensi, dan menyesuaikan diri dengan perubahan pasar di Indonesia
Fabellio
Sementara, startup khusus furnitur Fabellio malahan lebih dulu melakukan PHK karyawan, meskipun tidak secara langsung. Pihak manajemen mempersilakan karyawan untuk resign demi mendapatkan gaji penuh.
Penyebab Maraknya PHK Karyawan di Dunia Startup
Oh well, ternyata dunia startup akhirnya tak bisa menghindari fenomena PHK karyawan ini. Konon, salah satu penyebabnya adalah ketika startup yang bersangkutan terlalu menggantungkan diri pada pendanaan investor, yang digunakan untuk operasional dan upaya marketing yang masih merugi.
Selain itu, mengutip dari moneycontrol.com, PHK karyawan yang marak di dunia startup juga disebabkan oleh pelemahan ekonomi akibat pandemi COVID-19, serta terjadi perubahan struktur pasar yang tidak bisa dikendalikan. Termasuk yang diakibatkan oleh terjadinya perang Rusia dan Ukraina, baik secara langsung maupun tidak.
Mari Bertahan di Tengah Badai PHK Karyawan Perusahaan Startup
Sebelumnya, kita memang bereuforia tentang betapa besarnya perusahaan startup menggaji karyawannya. Namun, sering juga kita lupa, bahwa besarnya gaji itu seharusnya juga seimbang dengan tanggung jawab. Selain itu, kita juga sering mengabaikan, bahwa keamanan pekerjaan 100% itu tidak pernah ada. Mau bekerja di mana pun, dengan cara apa pun, dengan siapa pun, akan selalu ada peluang untuk terhambat, hingga bisa saja kehilangan penghasilan.
Karena itu, ada baiknya kita memang bersiap untuk yang terburuk, meskipun tetap berharap selalu yang terbaik. Jika memang kamu adalah salah satu “korban” dari fenomena PHK karyawan massal di dunia startup, yuk, bertahan! Lakukan beberapa hal berikut agar hidupmu ke depan bisa terkendali.
1. Financial checkup
Yuk, mulai dari memastikan dulu kondisi keuangan kita serealistis mungkin. Dengan melakukan financial checkup, kita akan memeriksa kesehatan keuangan kita sendiri untuk tahu kurangnya sekarang ada di mana. Dengan demikian, kita pun bisa mengambil tindakan solutif yang paling tepat.
Lakukan cek pada:
- Penghasilan, dengan adanya PHK karyawan ini, apakah penghasilanmu benar-benar terhenti, ataukah masih ada sedikit penghasilan dari hal lain? Misalnya dari investasi atau side hustle? Apakah kamu menerima pesangon? Jika ya, bisa dipakai untuk menyambung hidup sampai berapa lama?
- Pengeluaran bulanan, pos mana yang paling bengkak? Pos mana lagi yang bisa diatur kembali, menyesuaikan dengan kondisi sekarang? Pos mana yang bisa dihilangkan atau ditunda sampai batas waktu yang belum ditentukan dulu? Buat catatan yang detail ya.
- Cicilan utang, punya utang apa saja, ke mana atau kepada siapa saja? Bagaimana posisinya sekarang? Sudah terlunasi berapa persen, dan kurang berapa persen lagi? Sampai kapan kamu masih bisa sanggup membayarnya dengan kondisi terkena dampak PHK karyawan begini?
- Aset; apakah kamu punya tabungan? Investasi? Dana darurat, seberapa ideal? Punya simpanan emas atau logam mulia? Ada piutang yang bisa dicairkan?
Lakukan financial checkup secara menyeluruh, sehingga kamu tahu dengan pasti kemampuan keuanganmu saat ini.
2. Amankan kewajiban
Kewajiban harus tetap jadi prioritas. Yang termasuk dalam kewajiban di sini adalah sesuatu yang kalau kamu lalai atau abai melakukannya, maka konsekuensinya akan besar dan bisa berpotensi menyulitkan di masa depan.
Contohnya, utang. Kalau utang enggak dibayar, kamu bisa jadi akan terkena bunga berlipat dan masih ditambah dengan denda. Dengan kondisi yang ter-PHK seperti ini, beban tambahan adalah hal terakhir yang kamu butuhkan. Contoh lain adalah pajak, yang kalau terlambat, kamu juga akan kena denda.
3. Ubah gaya hidup
Sekarang, saatnya ubah gaya hidup! Lakukan penghematan di sana-sini yang memungkinkan. Cari barang substitusi yang lebih murah, dengan kualitas yang tak berbeda jauh. Tunda dulu berbagai keinginan kurang penting, apalagi yang cuma untuk flexing.
Jika memang perlu, kamu bisa memanfaatkan dana darurat yang sudah kamu kumpulkan untuk menyambung napas, setelah terkena PHK karyawan. Sementara, carilah ide untuk bisa memperlancar penghasilan kembali.
Nah, semoga badai pemutusan hubungan kerja di dunia startup ini segera berlalu ya. Dan, kamu yang menjadi korban, bisa segera bangkit dan moveon lagi. Ingat, dunia tak berhenti di saat ini saja, tapi akan terus berputar. Kemampuan kita bertahan akan senantiasa terus diuji, sekarang adalah salah satunya. Pada akhirnya, yang mampu beradaptasi dan siap menghadapi kondisi darurat pasti akan survive.