Menggali Hubungan antara Retensi Karyawan dan Kesejahteraan Finansial
Jika mencari tantangan yang paling signifikan dalam dunia industri dan bisnis saat ini, maka salah satu jawabannya adalah retensi karyawan. Kapasitas untuk mempertahankan karyawan telah menjadi faktor keberhasilan perusahaan yang tidak dapat disepelekan.
Tidak dimungkiri, kepergian karyawan dapat menurunkan etos kerja dan memicu lebih banyak lagi karyawan yang meninggalkan perusahaan. Selain itu, pergantian karyawan yang terlalu sering bisa juga membuat pelanggan bertanya-tanya, kenapa mereka harus berurusan dengan orang yang berbeda-beda saat menggunakan produk atau jasa dari perusahaan.
Hal ini perlu diperhatikan jika perusahaan tetap ingin kompetitif dan menghasilkan keuntungan yang lebih besar. Perlu diingat bahwa mempertahankan karyawan bukan hanya bermanfaat untuk perusahaan, melainkan juga bagi karyawan itu sendiri.
Apa yang Dimaksud dengan Retensi Karyawan?
Sebelum mengenal konsep retensi karyawan lebih dalam, penting sekali menggali pengertian dari istilah tersebut.
Retensi adalah usaha untuk mempertahankan pekerja yang berbakat dan produktif untuk meminimalkan pergantian karyawan dengan cara menumbuhkan situasi kerja yang positif.
Hal ini memungkinkan karyawan untuk lebih aktif terlibat dan mencurahkan kompetensinya dengan maksimal. Bukan cuma itu, retensi karyawan juga diwujudkan melalui apresiasi, pemberian gaji yang kompetitif, dan mendorong work life balance di kalangan karyawan.
Dampak Retensi Karyawan pada Keuangan Perusahaan
Retensi karyawan memberikan pengaruh yang cukup besar pada eksistensi perusahaan. Beberapa dampak yang ditimbulkan jika perusahaan menerapkan strategi ini di antaranya sebagai berikut.
1. Menghemat Waktu dan Uang
Salah satu benefit yang paling realistis dari retensi pekerja adalah penghematan waktu dan uang.
Merekrut dan melatih pekerja baru nyatanya menjadi proses yang mahal dan memakan banyak waktu. Bayangkan jika perusahaan berkali-kali harus merekrut, mewawancara, dan melatih pekerja baru di posisi yang sama. Kasus ini patut dihindari dengan berfokus mempertahankan karyawan yang sudah lama.
2. Meningkatkan Produktivitas
Pergantian pekerja juga dapat berpengaruh terhadap produktivitas perusahaan. Masalah ini secara tidak langsung bisa menghambat alur kerja, sehingga kinerja karyawan lainnya bisa saja ikut menurun.
Dengan mempertahankan karyawan, maka stabilitas dan produktivitas di perusahaan bisa lebih tercapai.
3. Meningkatkan Wawasan dan Keterampilan Karyawan
Semakin lama karyawan bekerja di perusahaan, maka pengalaman dan wawasannya seputar bidang yang digelutinya akan semakin bertambah. Hal ini membuat karyawan tersebut lebih berharga dan patut dipertahankan.
Oleh karena itu, mempertahankan karyawan yang berpengalaman akan membantu menjaga kinerja dan memastikan perusahaan tetap kompetitif.
4. Meningkatkan Kepuasan Pelanggan
Dampak yang cukup bermanfaat dari adanya retensi karyawan adalah membuat pelanggan lebih loyal terhadap brand perusahaan. Pelanggan yang menerima pelayanan dari karyawan berpengalaman akan merasa lebih puas dan bukan tidak mungkin akan merekomendasikan orang-orang terdekatnya untuk memakai produk atau jasa yang sama.
Faktor-faktor yang Memengaruhi Retensi
Ada beberapa faktor yang memengaruhi retensi, sehingga perlu dipertimbangkan secara matang oleh perusahaan. Beberapa faktor tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Humanisasi
Karyawan adalah makhluk sosial yang mendambakan ruang kerja nyaman dan mampu membuat mereka merasa diterima dan dihargai. Hal ini akan mendorong karyawan untuk mengerahkan seluruh potensinya saat bekerja.
Dengan menciptakan lingkungan kerja yang suportif, maka dapat meminimalkan waktu untuk memikirkan tentang pergantian karyawan.
2. Pengakuan Kerja
Karyawan cenderung peka terhadap perlakuan baik atau buruk dari atasan maupun rekan-rekan kerjanya.
Hal ini menggambarkan bahwa menghargai keberadaan karyawan sangat penting untuk membuat mereka lebih merasa diakui dan didengarkan. Oleh karena itu, perlakuan kerja kepada karyawan perlu diperhatikan untuk membuat karyawan tetap merasa betah bekerja di perusahaan.
3. Pelatihan yang Berkelanjutan
Telah banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa “peluang untuk berkembang” merupakan faktor penting untuk membuat karyawan tetap bertumbuh di perusahaan.
Pelatihan dapat berbentuk workshop, seminar, atau pendampingan merupakan upaya berinvestasi kepada karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan peduli dengan peningkatan skill karyawan agar lebih profesional.
Contoh Program Kesejahteraan Perusahaan yang Mendukung Retensi
Ada beberapa contoh program kesejahteraan perusahaan yang mendukung retensi karyawan. Beberapa program tersebut di antaranya sebagai berikut.
1. Kompensasi dan Benefit yang Kompetitif
Kompensasi dan benefit yang kompetitif merupakan kunci utama mempertahankan karyawan. Ini bukan hanya tentang gaji, melainkan juga asuransi kesehatan, tunjangan pensiun, dan masih banyak lagi.
Memberikan gaji dan tunjangan yang kompetitif secara tidak langsung menunjukkan bahwa perusahaan berkomitmen terhadap kesejahteraan dan profesionalitas karyawan.
2. Pengakuan dan Penghargaan
Bayangkan jika karyawan sudah bekerja dengan begitu keras untuk mencapai target perusahaan. Namun, atasan justru bersikap tidak peduli dan tidak mau tahu. Hal ini tentu membuat karyawan merasa tidak dihargai, apalagi diapresiasi.
Jika masalah itu terjadi, maka karyawan cenderung akan kehilangan motivasi dalam menjalankan tugasnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat menyusun program penghargaan untuk mengapresiasi kinerja para karyawan yang kompeten. Contoh upaya yang bisa dilakukan adalah merayakan pencapaian individu dan tim, memberikan bonus, menawarkan voucher liburan, atau waktu libur tambahan.
3. Jenjang Karier yang Jelas
Salah satu pertimbangan karyawan dalam mempertahankan pekerjaannya adalah jenjang karier di perusahaan. Pasalnya, banyak di antara karyawan yang bekerja tidak hanya karena faktor gaji, melainkan juga karena perkembangan karier.
Oleh karena itu, pastikan agar perusahaan memberikan jenjang karier yang jelas untuk mendukung perkembangan potensi karyawan. Hal ini akan membuat karyawan lebih termotivasi untuk mencapai tingkatan atau jabatan tertentu dalam perusahaan.
4. Pemberian Pelatihan
Untuk mendorong perkembangan karyawan, penting juga untuk memberikan berbagai pelatihan yang relevan dengan kompetensi karyawan, termasuk juga kelas keuangan atau financial training.
Saat seorang karyawan terampil mengelola keuangan pribadinya, maka ia tak perlu mengkhawatirkan kondisi keuangan dan dapat fokus pada pekerjaan dengan lebih baik. Dengan begitu, produktivitas meningkat, dan akhirnya juga berpengaruh pada retensi karyawan perusahaan itu sendiri.
Retensi karyawan merupakan usaha perusahaan yang visioner untuk mempertahankan pekerja yang kompeten dan profesional. Hal ini mampu memberikan dampak yang positif untuk pertumbuhan bisnis dalam jangka panjang.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Kompensasi dari Perusahaan yang Ditentukan oleh Performance Karyawan: Apa Manfaatnya?
Dalam dunia korporat modern, bagaimana kompensasi dari perusahaan yang ditentukan oleh performance karyawan telah menjadi isu sentral dalam strategi manajemen sumber daya manusia.
Konsep ini kini tidak hanya dilihat sebagai imbalan standar atas jasa, tetapi semakin berkembang menjadi instrumen untuk mendorong kinerja, memotivasi, dan memastikan keselarasan antara tujuan karyawan dengan tujuan bisnis perusahaan.
Pada era ketika talenta adalah kunci keberhasilan bisnis, kompensasi dari perusahaan yang diberikan dengan berdasarkan performa karyawan muncul sebagai pendekatan yang kritis, menggantikan model-model kompensasi tradisional yang sebelumnya mendominasi industri.
Namun, apa sebenarnya manfaat dari pendekatan ini bagi perusahaan dan karyawannya?
Manfaat Kompensasi dari Perusahaan bagi Karyawan
Dalam dunia kerja kontemporer, pendekatan kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan seperti ini semakin diminati oleh banyak perusahaan. Meskipun alasan utama perusahaan mengadopsi model ini adalah untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, tak dapat dimungkiri bahwa kompensasi dari perusahaan berbasis performa juga membawa manfaat signifikan bagi karyawan. Apa saja?
1. Pemberian Penghargaan atas Prestasi
Salah satu keinginan dasar manusia dalam pekerjaannya adalah dihargai. Kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan ini, pada intinya, merupakan bentuk pengakuan langsung atas hasil kerja seseorang.
Karyawan yang bekerja dengan keras, berinovasi, dan memberikan kontribusi besar bagi perusahaan akan merasa dihargai melalui insentif finansial yang diterima. Ini mendorong rasa pencapaian dan kepuasan kerja, yang keduanya krusial bagi kesejahteraan emosional karyawan.
2. Motivasi Intrinsik dan Ekstrinsik
Ketika upaya karyawan dihargai dengan imbalan finansial, hal ini pun mendorong motivasi ekstrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari adanya hadiah.
Namun tak hanya itu, kompensasi berbasis performa juga bisa menumbuhkan motivasi intrinsik, yaitu motivasi yang berasal dari keinginan untuk melakukan tugas dengan baik karena merasa puas dengan tugas tersebut. Melalui pengakuan dan hadiah, karyawan dapat merasa pekerjaan mereka memiliki makna dan nilai.
3. Kesempatan untuk Meningkatkan Pendapatan
Salah satu keuntungan paling jelas dari pemberian kompensasi dari perusahaan berbasis performa adalah potensi untuk meningkatkan pendapatan. Sebagai gantinya dari sistem gaji tetap yang terbatas oleh posisi atau senioritas, karyawan memiliki kesempatan untuk meningkatkan penghasilan mereka berdasarkan kontribusi nyata yang diberikan.
Hal ini menawarkan kesempatan bagi mereka yang ambisius untuk mencapai kesejahteraan finansial yang lebih baik.
4. Transparansi dan Keterbukaan
Kompensasi dari perusahaan berbasis performance karyawan yang dirancang dengan baik harus transparan. Karyawan harus mengetahui kriteria apa yang digunakan untuk menilai performa mereka dan bagaimana hal itu dihubungkan dengan kompensasi dari perusahaan.
Transparansi ini memberikan kejelasan bagi karyawan tentang apa yang diharapkan dari mereka dan bagaimana mereka dapat mencapai target tersebut.
5. Pengembangan Profesional
Dengan insentif yang jelas untuk meningkatkan kinerja, karyawan akan lebih termotivasi untuk mengembangkan kemampuan dan keterampilan mereka. Hal ini bisa dicapai melalui pelatihan formal, belajar mandiri, atau inisiatif pengembangan lainnya.
Hasilnya, karyawan tidak hanya mendapat kompensasi dari perusahaan yang lebih baik tetapi juga pertumbuhan profesional yang berkesinambungan.
Manfaat Kompensasi dari Perusahaan bagi Perusahaan Itu Sendiri
Kompensasi dari perusahaan yang diberikan berdasarkan performance karyawan ini juga bukan hanya sekadar tren semata. Namun, merupakan refleksi dari pemahaman yang mendalam tentang bagaimana mengoptimalkan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan bisnis.
Perusahaan yang berhasil mengimplementasikan strategi ini bukan hanya menghargai kinerja karyawan, tetapi juga menikmati sejumlah manfaat korporat yang berkelanjutan. Apa saja?
1. Peningkatan Produktivitas
Inti dari kompensasi dari perusahaan adalah memberikan insentif bagi karyawan untuk bekerja dengan efisiensi dan efektivitas maksimal. Dengan imbalan yang langsung terkait dengan performa, karyawan lebih cenderung untuk meningkatkan produktivitas mereka. Hasilnya adalah output yang lebih tinggi dengan sumber daya yang sama atau bahkan lebih sedikit.
2. Alokasi Sumber Daya yang Efisien
Dengan menghubungkan kompensasi dari perusahaan dengan performa, perusahaan dapat mengalokasikan sumber daya mereka dengan cara yang lebih efisien. Gaji dan insentif dialokasikan kepada mereka yang paling berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan, memastikan bahwa investasi dalam tenaga kerja memberikan imbal hasil maksimal.
3. Mendorong Budaya Berorientasi Hasil
Ketika kompensasi dari perusahaan diberikan dan dikaitkan dengan kinerja, seluruh organisasi bisnis akan cenderung bergerak ke arah budaya yang berorientasi pada hasil. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang memungkinkan pencapaian karyawan dirayakan dan dihargai.
4. Retensi Talent
Karyawan berkinerja tinggi ingin dihargai sesuai dengan kontribusi mereka. Kompensasi dari perusahaan yang diberikan berdasarkan performa menawarkan pengakuan finansial atas kontribusi tersebut, meningkatkan peluang perusahaan untuk mempertahankan talenta-talenta terbaiknya.
Hal ini menghemat biaya yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, dan orientasi karyawan baru.
5. Kemampuan Adaptasi dalam Lingkungan yang Berubah
Dalam lingkungan bisnis yang cepat berubah, perusahaan harus fleksibel dan adaptif. Dengan adanya kompensasi dari perusahaan seperti ini, perusahaan dapat dengan cepat menyesuaikan insentif berdasarkan prioritas bisnis yang berubah, memastikan bahwa karyawan tetap fokus pada tujuan utama saat ini.
6. Meningkatkan Kolaborasi dan Inovasi
Dengan sistem reward yang tepat, perusahaan dapat mendorong karyawan untuk berkolaborasi dan berinovasi. Insentif berbasis tim, misalnya, bisa mendorong kolaborasi lintas departemen, sedangkan bonus untuk inovasi dapat mendorong pemikiran kreatif.
Dengan adanya kompensasi dari perusahaan berdasarkan performance karyawan ini, secara langsung dan tidak langsung, perusahaan mengakui bahwa karyawan adalah aset berharga. Insentif akan menjadi modal bagi mereka untuk lebih berkembang dan memberikan yang terbaik.
Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah dan kompetitif, perusahaan memerlukan strategi yang tidak hanya menarik talenta terbaik tetapi juga mempertahankan dan memotivasi mereka untuk berkinerja optimal. Dengan menerapkan sistem kompensasi dari perusahaan yang berorientasi pada hasil, perusahaan dapat membangun hubungan win-win dengan karyawan, yang memungkinkan keduanya saling mendukung dalam mencapai keberhasilan bersama. Ini bukan hanya tentang pembayaran; ini adalah investasi dalam masa depan organisasi bisnis perusahaan terkait.
Jika kantor kamu pengin mengundang tim QM Financial untuk belajar finansial bareng, kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Motivasi Kerja Karyawan Ternyata Dipengaruhi 7 Faktor Ini, Apa Saja?
Di dunia kerja yang dinamis dan kompetitif, motivasi kerja karyawan adalah elemen kunci yang menentukan keberhasilan sebuah perusahaan. Motivasi tidak hanya memengaruhi produktivitas saja. Namun, juga memainkan peran penting dalam retensi karyawan, kepuasan kerja, dan kinerja keseluruhan tim.
Namun, motivasi kerja karyawan enggak datang begitu saja. Belum lagi apa yang memotivasi satu karyawan mungkin tidak berlaku untuk yang lain. Ada berbagai faktor, baik internal maupun eksternal, yang dapat memengaruhi tingkat motivasi karyawan. Apa saja? Yuk, coba kita lihat satu per satu.
7 Faktor yang Memengaruhi Motivasi Kerja Karyawan
1. Gaji
Gaji adalah salah satu faktor penting yang memotivasi karyawan untuk bekerja dengan baik. Pasalnya, pada umumnya karyawan memang bekerja untuk mendapatkan gaji. Gaji memungkinkan karyawan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, tempat tinggal, pakaian, dan kebutuhan sehari-hari lainnya.
Tanpa pendapatan yang cukup, kualitas hidup seseorang bisa menurun, sehingga karyawan cenderung termotivasi untuk bekerja lebih keras demi mendapatkan penghasilan yang memadai. Dengan penghasilan yang cukup, karyawan dapat merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik dan mencapai stabilitas finansial. Hal ini dapat mencakup tabungan, investasi, dan persiapan untuk masa depan, seperti pendidikan anak dan pensiun.
2. Atasan
Atasan atau pemimpin dalam suatu organisasi juga memainkan peran penting sebagai motivasi kerja karyawan.
Atasan yang mengakui dan menghargai kontribusi karyawan dapat memperkuat rasa pencapaian dan kepuasan kerja, sehingga motivasi kerja karyawan akan terbentuk dengan baik. Atasan yang memberikan dukungan dan bimbingan yang diperlukan dapat membantu karyawan mengatasi hambatan dan tantangan dalam pekerjaan. Hal ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih positif dan memungkinkan karyawan untuk tumbuh dan berkembang.
So, adalah penting bagi perusahaan untuk memastikan bahwa dalam perusahaan tersebut ada pemimpin yang efektif, yang peduli tentang kesejahteraan dan pengembangan karyawan.
3. Apresiasi
Apresiasi atau pengakuan adalah salah satu faktor motivasi kerja karyawan yang jugasangat penting. Apresiasi atas pekerjaan yang baik dapat membantu meningkatkan rasa percaya diri karyawan. Ketika karyawan merasa dihargai, mereka akan lebih percaya diri dalam melakukan tugas dan tanggung jawab mereka.
Pengakuan atas usaha dan kontribusi karyawan dapat meningkatkan kepuasan kerja. Karyawan yang merasa dihargai cenderung merasa lebih bahagia dan puas dengan pekerjaan mereka. Dengan demikian, tumbuhlah loyalitas karyawan terhadap perusahaan.
Apresiasi atas kerja keras dan pencapaian karyawan dapat berfungsi sebagai motivator yang kuat. Hal ini mendorong karyawan untuk terus melakukan yang terbaik dan berusaha mencapai tujuan yang lebih tinggi.
4. Rekan Kerja
Rekan kerja juga memainkan peran penting dalam lingkungan kerja dan dapat menjadi salah satu sumber motivasi kerja karyawan.
Salah satunya sebagai jaringan dukungan sosial di tempat kerja. Mereka bisa menjadi seseorang untuk berbicara, berbagi pengalaman, dan kadang-kadang memberikan bantuan dalam tugas. Dukungan sosial ini bisa sangat penting dalam mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan emosional.
Rekan kerja yang dapat bekerja sama dengan baik memungkinkan penyelesaian tugas yang lebih mudah sekaligus lebih menyenangkan. Kerja sama ini bisa menjadi motivasi untuk karyawan karena mereka merasa menjadi bagian dari tim yang berhasil.
5. Budaya Kerja
Budaya kerja ini merujuk pada nilai-nilai yang membentuk cara kerja dalam perusahaan dan bagaimana anggotanya berinteraksi satu sama lain dan dengan pihak luar. Budaya yang positif dan kuat dapat menjadi salah satu faktor motivasi kerja karyawan.
Salah satunya adalah budaya kerja yang mempromosikan partisipasi karyawan dalam pengambilan keputusan dapat meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan. Karyawan yang merasa bahwa mereka memiliki suara dalam organisasi cenderung lebih termotivasi.
Karena itu, sangat penting bagi perusahaan untuk berinvestasi dalam membangun dan memelihara budaya kerja yang positif, karena ini secara langsung dapat memengaruhi tingkat kepuasan kerja, retensi, dan motivasi kerja karyawan.
6. Peluang
Banyak karyawan memiliki aspirasi karier dan tujuan jangka panjang. Jika mereka melihat peluang untuk maju dalam karier mereka, maka karyawan pun akan lebih termotivasi untuk bekerja keras dan memberikan kontribusi yang berarti.
Peluang untuk peningkatan gaji atau bonus lainnya juga merupakan motivasi kerja karyawan yang kuat. Karyawan yang melihat adanya peluang untuk peningkatan finansial cenderung lebih termotivasi untuk mencapai target dan bekerja dengan efisien.
Sementara itu, juga bagi banyak karyawan, peluang untuk tumbuh tidak hanya berarti kemajuan finansial atau karier saja, tetapi juga kepuasan pribadi. Mengembangkan keterampilan baru, mengambil tanggung jawab baru, atau berkontribusi pada proyek yang penting dapat memberikan kepuasan pribadi yang mendalam.
7. Kondisi Keuangan Pribadi
Kondisi keuangan pribadi umumnya juga menjadi faktor penting dalam motivasi kerja karyawan.
Sebut saja seperti adanya kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, makanan, pakaian, dan perawatan kesehatan, yang untuk mendapatkannya seseorang akan perlu uang. Karyawan yang memiliki kebutuhan finansial mendasar akan termotivasi untuk bekerja agar dapat memenuhi kebutuhan tersebut.
Selain kebutuhan dasar, banyak orang juga termotivasi oleh keinginan untuk mencapai tingkat kenyamanan dan gaya hidup tertentu. Nah, yang ada di sini termasuk memiliki rumah yang lebih baik, mobil, liburan, atau hobi yang memerlukan pengeluaran lebih banyak.
Karyawan juga termotivasi oleh keinginan untuk mencapai keamanan finansial. Hal ini bisa berarti memiliki tabungan yang cukup, investasi, atau asuransi yang memastikan bahwa mereka dan keluarga mereka akan baik-baik saja dalam situasi darurat atau setelah pensiun.
Memiliki keuangan yang sehat dapat memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat pilihan yang lebih luas dalam hidup, seperti memilih pekerjaan yang mereka sukai, memulai bisnis sendiri, atau bahkan memilih untuk bekerja paruh waktu.
Kondisi keuangan pribadi sepertinya memang menjadi salah satu motivasi terkuat bagi karyawan untuk bisa bekerja dengan baik. Dengan memahami hal ini, maka penting bagi perusahaan untuk mempertimbangkan menyediakan pelatihan finansial sebagai bagian dari inisiatif pengembangan karyawan.
Financial training tidak hanya akan memberdayakan karyawan dengan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengelola keuangan pribadi mereka dengan lebih efektif lo. Namun, juga dapat meningkatkan rasa kepercayaan dan apresiasi terhadap perusahaan.
Selanjutnya, karyawan yang memiliki pemahaman yang baik tentang manajemen keuangan cenderung lebih fokus, produktif, dan kurang stres, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pencapaian tujuan organisasi. Dengan demikian, investasi dalam pelatihan finansial untuk karyawan adalah langkah strategis yang menguntungkan, yang menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan karyawan dan, pada gilirannya, meningkatkan motivasi dan retensi karyawan.
Kesemua hal tersebut bisa dipelajari bersama QM Financial dalam sebuah training karyawan yang dikemas interaktif dengan silabus yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan. Kamu bisa langsung menghubungi ini ya!
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!