6 Sumber Pinjaman Dana Lunak yang Bisa Dipertimbangkan agar Jauh dari Pinjol
Kadang kita memang butuh sih pinjaman dana. Entah untuk keperluan pribadi–apa pun itu–sampai keperluan bisnis, kayak modal usaha. Namun, dengan perkembangan sekarang ini, kita juga wajib waspada. Seenggaknya kita harus memastikan, bahwa sumber pinjaman kita itu aman. Jauh-jauh deh dari pinjol, yang risikonya tinggi.
In fact, ada beberapa pilihan pinjaman dana yang cukup lunak loh, yang mungkin kamu belum tahu. Pilihan ini bisa jadi alternatif agar kamu tak terlibat dengan pinjol. Proses dan syaratnya juga relatif sama mudahnya. Terutama, bunganya lebih manusiawi. Cara kerjanya juga lebih transparan, bahkan ada loh yang dikelola sesuai syariah agama.
Memahami alternatif sumber pinjaman dana ini bisa membantumu untuk menemukan solusi terbaik, tanpa harus terbebani oleh bunga mencekik dan tenor yang enggak jelas dari pinjol.
Table of Contents
Alternatif Sumber Pinjaman Dana selain Pinjol
Berikut adalah beberapa alternatif sumber pinjaman dana selain pinjol yang bisa dipertimbangkan jika membutuhkan.
1. Kredit Usaha Rakyat (KUR)
Dikutip dari situs resmi KUR, Kredit Usaha Rakyat ini adalah program dari pemerintah Indonesia. Program ini memang ditujukan untuk membantu pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah. Keuntungannya adalah bunganya rendah, karena disubsidi oleh pemerintah.
Penyalur KUR ini ada banyak, meliputi berbagai lembaga keuangan dan bank milik pemerintah dan swasta. Misalnya saja BRI, Bank Mandiri, Bank BNI, dan masih banyak lagi. Ada beberapa jenis KUR yang bisa dipilih sesuai besaran nominal yang dipinjam. Misalnya saja ada jenis KUR Super Mikro, yang akan meminjamkan dana maksimal sampai Rp10 juta. Juga ada KUR Khusus yang memberikan bantuan pinjaman dana untuk industri kreatif.
Untuk bisa mendapatkan kredit ini, tentu saja ada persyaratan yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah debitur harus punya usaha yang produktif dan layak dibiayai. Di samping itu, juga ada beragam persyaratan dokumen. Ya, ini syarat-syarat yang wajar sih. Kalau tertarik, bisa menghubungi lembaga-lembaga yang ditunjuk untuk menyalurkan KUR ini.
Baca juga: Pinjaman Online: Solusi Saat Butuh Dana Cepat?
2. Koperasi Simpan Pinjam
Koperasi Simpan Pinjam ini merupakan salah satu bentuk lembaga keuangan kerakyatan. Umumnya layanannya terdiri atas simpanan dan pinjaman dengan syarat-syarat tertentu. Bunganya lebih ringan dibandingkan lembaga keuangan lainnya. Untuk bisa memanfaatkan layanan KSP, kita harus menjadi anggota dulu. Selain bisa dimanfaatkan untuk modal usaha, pinjamannya juga bisa dimanfaatkan oleh individu.
Proses pinjaman dana di KSP umumnya juga cepat, sepanjang sudah jadi anggota. Ya, pastinya kan kita sudah tahu ya, bahwa cara kerja koperasi itu asasnya kekeluargaan dan kepercayaan antaranggota. Meski begitu, ya tetap wajib disiplin membayar cicilan.
Selain layanan pinjaman dana, juga ada pembagian sisa hasil usaha di koperasi. Pada akhir periode pembukuan, setiap anggota bisa mendapatkan keuntungan koperasi sesuai partisipasi masing-masing. Kadang, hasilnya ya lumayan loh.
Namun, belakangan kita juga kerap mendengar adanya penipuan berkedok KSP ini. Karena itu, perlu banget ada kehati-hatian dan kewaspadaan. Terutama, cek legalitas koperasi. Kalau perlu, cek Nomor Induk Koperasi (NIK) melalui website resmi Kemenkop UKM atau aplikasi khusus seperti SIDAKOP agar kita yakin bahwa koperasinya memang legit.
3. Badan Perkreditan Rakyat
Badan Perkreditan Rakyat ini berbeda dengan bank komersial biasanya. BPR lebih fokus untuk pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah, dan masyarakat di pelosok-pelosok yang tak terjangkau bank komersial.
Proses pinjaman dana di BPR simpel banget, suku bunganya juga kompetitif. Kalau dilihat dari layanannya, sebenarnya enggak kurang dari bank komersial. BPR juga melayani simpanan giro, transaksi valas, sampai asuransi. Lumayan kan?
4. Pinjaman Syariah
Pinjaman syariah juga bisa dipertimbangkan untuk menjadi solusi pembiayaan. Prinsip-prinsipnya yang sesuai dengan syariah Islam menjamin proses pinjaman dana yang berlangsung tidak mengandung riba. Sistemnya juga menerapkan sistem bagi hasil atau akad lain yang halal.
Terdapat beberapa lembaga keuangan fintech di Indonesia yang menyediakan layanan pembiayaan syariah ini. Prosesnya juga cepat dan mudah. Selain itu, banyak juga yang sudah terdaftar dan diawasi oleh OJK.
5. Crowdfunding
Crowdfunding merupakan aktivitas penggalangan dana secara massal di internet. Di beberapa kasus, metode ini terbukti cukup efektif untuk bisa mendapatkan dana tanpa perlu pusing mikirin bunga, karena sifatnya donasi. Bahkan di Indonesia, sudah banyak proyek sosial sukses dengan pendanaan crowdfunding ini.
Karena sifatnya yang sukarela, maka penting untuk menggunakan dana yang terkumpul melalui crowdfunding secara bertanggung jawab. Orang berdonasi biasanya berpartisipasi karena mereka yakin apa yang kita lakukan tujuannya baik. Menyalahgunakannya akan merusak kepercayaan mereka dan reputasi kita.
Ada aturan OJK juga mengenai metode ini, yakni di POJK Nomor 37/POJK.04/2018, yang diperbarui di POJK Nomor 16/POJK.04/2021.
Salah satu contoh platform crowdfunding yang cukup populer di Indonesia adalah Kitabisa. Ada juga Kolase, sebuah platform yang memungkinkan penggemar memberikan support terhadap musisi idola masing-masing.
6. Keluarga
Meminjam uang ke keluarga atau saudara juga bisa menjadi alternatif cukup aman untuk mendapatkan dana, agar jauh dari pinjol. Tapi, meski ke keluarga atau saudara, kamu wajib untuk disiplin dan transparan.
Diskusikan secara terbuka terkait perjanjian utang ini, mulai dari besaran bunga jika ada, besaran cicilan, termin pembayaran, dan kapan batas pelunasan. Kalau perlu, tulis semuanya dalam surat perjanjian yang sah di mata hukum. Jika memungkinkan, hadirkan saksi pihak ketiga agar semakin valid.
Jika nantinya ada kendala pembayaran, segera komunikasikan dengan jujur dan cari win win solution-nya. Mulai dari memperpanjang tenor atau memperingan bunga. Anggaplah pinjaman dana dari keluarga ini selayaknya utang formal, seriusnya sama dengan utang ke bank atau lembaga lainnya.
Baca juga: Berbagai Alasan Orang Mengajukan Pinjaman Uang, dan Kondisi Tidak Idealnya
Nah, beragam pilihan pendanaan di atas bisa dipertimbangkan jika memang butuh dana untuk beragam keperluan. Dengan pinjaman dana yang lunak, kebutuhan bisa dipenuhi tanpa menambah beban keuangan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Memulai Investasi dengan Modal Utang, Yay or Nay?
Memulai investasi sekarang itu enggak memerlukan modal yang besar. Untuk memulai, dana awal yang dibutuhkan bisa berasal dari berbagai sumber seperti gaji bulanan, bonus, atau sisa pengeluaran. Tapi, kok ya ada yang kepikiran pengin investasi dengan modal utang.
Padahal, berutang untuk investasi bukanlah langkah yang disarankan karena dapat menambah beban keuangan.
Sebenarnya, di sisi lain, berutang itu enggak selalu memiliki dampak negatif jika digunakan dengan bijak. Sebagai contoh, utang produktif dapat menjadi sumber pendapatan tambahan. Utang seperti ini biasanya digunakan untuk membeli aset yang nilai jualnya dapat meningkat seiring waktu, sehingga potensi keuntungan dapat mengatasi biaya utang tersebut.
Utang produktif sering kali dianggap sebagai strategi investasi yang cerdas karena dapat meningkatkan aset dan pendapatan di masa depan.
Table of Contents
Prinsip Utang Produktif
Utang produktif ini sering dianggap sebagai “utang baik”. Ada banyak manfaat yang bisa didapatkan dari jenis utang ini, terutama untuk pengelolaan keuangan jangka panjang.
Utang ini memungkinkan peningkatan nilai aset di masa depan, sehingga keuntungan yang diperoleh bisa melampaui biaya utang. Salah satu bentuk utang produktif adalah pinjaman untuk Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Dengan pinjaman sebesar Rp500 juta, misalnya, rumah yang dibeli bisa disewakan untuk membantu pembayaran cicilan bulanan ke bank. Strategi ini disebut sebagai pemanfaatan aset untuk menghasilkan pendapatan pasif.
Seiring berjalannya waktu, nilai properti biasanya mengalami kenaikan, terutama jika terdapat pengembangan infrastruktur di area sekitarnya. Misalnya saja, ada pembangunan seperti jalan tol, rumah sakit, atau sekolah di dekat lokasi properti. Nah, yang begini nih dapat meningkatkan nilai jual rumah.
Misalnya, rumah yang dibeli dengan harga Rp500 juta bisa meningkat harganya menjadi Rp1 miliar dalam kurun waktu 10 tahun, berkat adanya pembangunan strategis tersebut.
Contoh lain dari utang produktif adalah pinjaman modal usaha. Pinjaman ini bisa digunakan untuk memulai atau mengembangkan sebuah bisnis. Dengan mengajukan pinjaman ke bank, dana yang didapat bisa diinvestasikan ke dalam usaha yang potensial.
Penggunaan modal ini enggak hanya untuk menjalankan usaha tetapi juga sebagai langkah strategis untuk memperluas jangkauan pasar dan meningkatkan keuntungan usaha di masa depan.
Baca juga: 5 Kesalahan dalam Membayar Utang
Lalu, kalau Investasi Modal Utang, Kenapa Enggak Disarankan?
Nah, dengan bertolak dari prinsip di atas, lantas kenapa investasi enggak disarankan dilakukan dengan modal utang? Padahal ya, konteksnya sama, misalnya dengan KPR. Modal utang, nantinya mendapatkan return yang signifikan.
Kalau dinalar, sepertinya masuk akal sih, ada orang yang beranggapan bahwa investasi juga bisa dong dilakukan dengan modal utang. Kan, nantinya ada nilai return-nya?
Investasi sering kali dilakukan dengan memanfaatkan utang yang bertujuan produktif. Di Indonesia, contoh umum dari utang produktif meliputi kredit modal kerja, pembiayaan pembelian rumah, atau pembelian kendaraan yang semuanya memiliki potensi untuk menghasilkan pendapatan. Dengan strategi yang tepat, utang ini bisa diolah sehingga menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang.
Meskipun begitu, modal utang untuk berinvestasi bukan tanpa risiko. Investasi seperti saham, peer to peer lending, atau mata uang kripto yang sangat fluktuatif bisa memberikan hasil yang sangat variatif—laba besar pada suatu hari dan kerugian di hari lain. Pergerakannya terlalu luas, dan sangat tergantung pada kondisi eksternal.
Sementara itu, beban bunga dari pinjaman yang diambil tetap harus dibayar secara rutin setiap bulan tanpa memandang hasil investasi.
So, meskipun enggak ada larangan mutlak terhadap modal utang untuk berinvestasi, pendekatan ini enggak selalu direkomendasikan. Adalah sangat penting untuk mempertimbangkan dengan hati-hati, membandingkan potensi imbal hasil investasi dengan biaya bunga yang harus dibayar.
Agar risiko lebih terkelola dengan baik, ada baiknya untuk memulai investasi dengan dana yang sudah ada. Istilahnya, dana dingin, terutama setelah semua kebutuhan dasar terpenuhi, untuk mengurangi potensi risiko yang mungkin timbul.
Memahami bahwa investasi bukan hanya tentang potensi keuntungan, tetapi juga tentang kemungkinan kerugian, adalah kunci dalam pengambilan keputusan keuangan.
Berinvestasi dengan Modal Minim: Panduan Lengkap
Memulai investasi dengan modal yang kecil adalah strategi yang cocok bagi pemula. Mulai dengan jumlah yang kecil merupakan langkah awal yang baik untuk mengenal dunia investasi tanpa risiko besar.
Enggak perlu terburu-buru ingin mendapatkan hasil besar, kunci dalam berinvestasi adalah konsisten. Apalagi jika jangka waktunya masih panjang.
Supaya melengkapi artikel ini, berikut ada beberapa instrumen investasi yang bisa dimulai dengan modal kecil, tanpa modal utang.
1. Reksa Dana
Reksa Dana menjadi pilihan menarik lainnya, khususnya bagi yang baru terjun ke investasi. Dengan modal awal Rp100.000, investor bisa menikmati keuntungan yang kompetitif setiap tahunnya. Dana yang diinvestasikan akan dikelola oleh manajer investasi yang berpengalaman dan dialokasikan ke berbagai instrumen seperti pasar uang, saham, obligasi, atau campuran.
2. Investasi Emas
Investasi emas juga merupakan alternatif yang menarik, terutama karena emas dikenal sebagai aset yang aman dari inflasi. Zaman sekarang, kita bisa memilih, mau beli emas riil atau digital, dengan berat yang bervariasi. Kalau memang mampunya kecil, ya enggak masalah. Bahkan, kamu bisa menabung emas digital dari sisa hasil belanja online, karena banyak marketplace juga menyediakan layanannya.
3. Deposito
Deposito merupakan pilihan investasi lain dengan modal minim yang ditawarkan oleh bank. Ada bank yang menawarkan deposito dengan modal awal Rp1 juta saja.
Keuntungan utama dari deposito adalah bunga yang lebih tinggi dibandingkan tabungan biasa dan stabilitas yang lebih terjamin. Investor bisa memilih jangka waktu mulai dari sebulan hingga sepuluh tahun, dengan imbal hasil yang lebih tinggi untuk periode yang lebih lama.
Baca juga: Mulai Investasi, Berikut 5 Hal yang Harus Selalu Menjadi Pertimbangan Sebelumnya
Nah, dengan berbagai pilihan yang ada, memulai investasi dengan modal kecil enggak lagi menjadi halangan. Enggak perlu modal utang kan?
Dengan konsistensi dan pengelolaan yang baik, investasi kecil ini bisa berkembang dan menghasilkan keuntungan besar di masa depan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!
Pentingnya Menilai Kebutuhan sebelum Mengajukan Pinjaman Bank untuk Karyawan
Pinjaman bank untuk karyawan sering dipilih sebagai solusi keuangan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Sayangnya, pentingnya menilai kebutuhan sebelum mengajukan pinjaman sering kali terabaikan, sehingga memunculkan berbagai risiko finansial di kemudian hari.
Enggak heran makanya, banyak karyawan yang bermasalah dengan pinjaman. Bahkan masalah ini banyak diungkapkan oleh HR, tak terkecuali kepada QM Financial.
Alasan Karyawan Mengajukan Pinjaman
Alasan karyawan mengajukan pinjaman bisa bervariasi tergantung pada kebutuhan personal dan situasi pribadi mereka. Berikut adalah beberapa alasan umum mengapa banyak pengajuan pinjaman bank untuk karyawan.
Kebutuhan Darurat
Yah, namanya hidup. Sudah biasa kita akan menemui banyak situasi darurat tak terduga di luar rencana. Seharusnya, hal ini bisa diatasi dengan adanya dana darurat. Namun, ya kondisi orang bisa saja berbeda, sehingga tak semua orang memiliki dana darurat. Atau, bisa juga punya dana darurat, tetapi ternyata tidak cukup.
So, solusi pinjaman bank untuk karyawan pun menjadi opsi.
Pembelian Rumah
Alias KPR. Memang pinjaman bank untuk karyawan demi kebutuhan satu ini diperlukan. Pasalnya, enggak semua orang punya privilege berupa rezeki yang berlimpah sehingga bisa membeli rumah dengan cash keras. So, opsi untuk KPR ini merupakan salah satu cara untuk bisa punya aset properti yang terbaik.
Kredit Kendaraan
Banyak juga yang memanfaatkan pinjaman bank untuk karyawan agar dapat membeli kendaraan dengan cara mengangsur atau cicilan. Karyawan yang memiliki kendaraan pribadi akan memiliki keleluasaan dalam mobilitas sehari-hari.
Kendaraan pribadi bisa mempermudah perjalanan dari dan ke tempat kerja, dan menghemat waktu yang seharusnya dihabiskan untuk menunggu transportasi umum atau mencari alternatif transportasi lain. Karena itu, memiliki kendaraan yang bisa diandalkan kemudian menjadi kebutuhan.
Modal Usaha
Ada sebagian karyawan yang selain bekerja di kantor, mereka juga merintis usaha secara mandiri. Sementara, membangun bisnis dari awal memerlukan pembiayaan yang enggak sedikit. Pinjaman bank dapat membantu menyediakan dana yang diperlukan untuk memulai usaha, seperti menyewa tempat, membeli peralatan, dan biaya operasional.
Renovasi Rumah
Renovasi rumah juga menjadi salah satu motivasi pengajuan pinjaman bank untuk karyawan.
Salah satu hal yang bisa menjadi latar belakang kebutuhan ini muncul adalah ketika karyawan ingin memiliki rumah dengan fitur-fitur yang lebih bagus. Mungkin saat membelinya, mereka membeli rumah bekas dan bukan rumah yang baru dibangun. Seiring waktu, ada kebutuhan yang meningkat atau sekadar keinginan agar rumah menjadi lebih bagus. Maka, pengajuan pinjaman untuk renovasi rumah pun dipilih menjadi opsi.
Selain beberapa hal di atas, keinginan dan kebutuhan lainnya juga bisa menjadi alasan pengajuan pinjaman bank untuk karyawan. Misalnya seperti pengin liburan, pengin membeli barang-barang konsumtif, dan sebagainya.
Yah, memang. Berutang itu tidak dilarang. Namun, sebelum mengajukan pinjaman, ada baiknya kita menilai dengan cermat lebih dulu alasan dan kebutuhan, serta kemampuan untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Risiko Mengajukan Pinjaman Tanpa Menilai Kebutuhan dengan Benar
Mengajukan pinjaman bank untuk karyawan tanpa menilai kebutuhan dengan benar dapat menimbulkan berbagai risiko bagi peminjam. Berikut adalah beberapa risiko yang bisa dihadapi.
Over-leverage
Meminjam lebih dari yang kita butuhkan dapat menyebabkan “over-leverage”. Hal ini kemudian mengakibatkan kita memiliki lebih banyak utang daripada yang mampu untuk dibayar kembali. Akibatnya bisa diduga kan? Yes, cash flow akan kacau.
Bunga dan Biaya Tambahan
Semakin besar jumlah pinjaman, semakin besar pula bunga yang harus dibayar. Jika kita meminjam lebih dari yang dibutuhkan, sementara ada bunga, kita pun akan diwajibkan untuk juga membayar bunga atas uang yang sebenarnya enggak kita perlukan. Pastinya, hal ini akan menambah beban keuangan, tetapi jadinya mubazir.
Tambahan Denda
Jika kita tidak menilai kebutuhan dengan cermat dan tepat, peluangnya kita akan mengalami kesulitan membayar cicilan bulanan, yang dapat menyebabkan keterlambatan pembayaran. Nah, hal ini akan semakin berat jika ada denda terhadap keterlambatan.
Dampak pada Skor Kredit
Keterlambatan pembayaran dan default (gagal bayar) dapat berdampak buruk pada skor kredit kita. Nah, hal ini pernah dibahas lo, terkait permasalahan skor kredit yang memengaruhi karier. Kalau di artikel sebelumnya dijelaskan bahwa skor kredit bisa memengaruhi lamaran kerja, bukan tak mungkin hal ini juga bisa terjadi pada karyawan yang sudah bekerja di perusahaan beberapa lama.
Hal ini akan semakin runyam kalau kemudian utang tersebut memengaruhi suasana dan kondisi di kantor, dan mengganggu kenyamanan rekan kerja yang lain.
So, intinya, mengajukan pinjaman bank untuk karyawan adalah keputusan finansial besar. Adalah sangat penting untuk menilai kebutuhan dengan benar, memahami syarat dan ketentuan pinjaman, dan memastikan bahwa kita memiliki rencana yang solid untuk membayar kembali pinjaman tersebut.
Langkah-langkah untuk Menilai Kebutuhan Pinjaman Bank untuk Karyawan dengan Benar
Menilai kebutuhan pinjaman dengan benar sangat penting agar kita tidak terjebak dalam masalah keuangan di kemudian hari. Berikut adalah langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk menilai kebutuhan pinjaman dengan benar.
Tentukan Tujuan Pinjaman
Enggak cuma saat mau berinvestasi pertanyaan “Tujuan lo apa?” muncul. Pertanyaan ini sebaiknya juga ditanyakan pada diri sendiri, ketika hendak mengajukan pinjaman bank untuk karyawan.
Tujuan kamu apa, kok memerlukan pinjaman? Apakah untuk pembelian rumah? Untuk membayar keperluan darurat? Untuk kredit kendaraan? Atau, ada kebutuhan lain?
Tak hanya berhenti di sini, kamu juga harus memastikan, bahwa tidak ada sumber lain lagi yang bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan tersebut selain mengajukan pinjaman.
Buat Daftar Detail Kebutuhan
Catat rincian semua biaya yang akan kamu hadapi. Misalnya, jika kamu meminjam untuk renovasi rumah, buat daftar kebutuhan keseluruhan, mulai dari kebutuhan bahan bangunan, upah tukang, dan biaya tambahan lainnya jika ada.
Dengan anggaran yang detail, nantinya kamu akan lebih mudah menentukan berapa kebutuhan pinjaman yang kamu perlukan, dan kamu pun enggak over leveraging.
Buat Rencana Keuangan
Sebaiknya diingat, bahwa kita mengajukan pinjaman bukan karena alasan tidak punya uang. Justru, kita mengajukan pinjaman ketika kita yakin kita punya uang, untuk mengembalikan pinjaman tersebut nantinya. Ingat ya, berani utang berarti berani bayar.
So, tentukan berapa banyak pendapatan kamu setiap bulan, dan alokasikan maksimal 30% dari penghasilan tersebut untuk cicilan.
Pertimbangkan Jangka Waktu Pinjaman
Pertimbangkan berapa lama kamu bisa menanggung beban pinjaman ini.
Pinjaman jangka pendek umumnya aan memiliki cicilan yang lebih tinggi tetapi bisa selesai lebih cepat. Sedangkan, pinjaman jangka panjang mungkin memiliki cicilan yang lebih rendah tetapi kamu juga akan berada dalam kewajiban yang lebih lama.
Berhubung kondisi yang berbeda, kamu pasti punya pertimbangan yang berbeda juga, yang harus disesuaikan dengan kemampuanmu.
Pertimbangkan Suku Bunga
Suku bunga akan memengaruhi jumlah total yang harus dibayar kembali. So, cari tahu apakah suku bunga itu tetap atau variabel. Cek juga, apakah bunga yang tetap atau variabel ini akan memengaruhi pembayaran cicilanmu ke depannya. Kamu boleh meminta ilustrasi dari bank sehingga mendapatkan gambaran yang lebih baik.
Bandingkan Penawaran dari Beberapa Bank atau Lembaga Keuangan
Tak perlu terburu-buru menerima tawaran pertama yang kamu terima. Bandingkan suku bunga, biaya, dan syarat lainnya dari beberapa penyedia pinjaman untuk mendapatkan kesepakatan terbaik.
Pada dasarnya, mengajukan pinjaman bank untuk karyawan ini sama prinsipnya dengan saat kita membeli barang. Kita boleh membandingkan, mana yang lebih menguntungkan dari semua penawaran itu.
Jangan lupa, sebelum menandatangani perjanjian pinjaman, pastikan kamu telah membaca dan memahami semua syarat dan ketentuan, termasuk biaya atau sanksi jika kamu membayar lebih awal atau terlambat.
So, adalah penting untuk benar-benar memahami dan menilai kebutuhan finansial sebelum mengajukan pinjaman bank untuk karyawan ini. Baik itu untuk membeli kendaraan, modal usaha, atau renovasi rumah, langkah ini tidak hanya akan membantu dalam merencanakan dan mengelola pinjaman dengan lebih efisien, tetapi juga dalam membangun fondasi finansial yang sehat.
Selain itu, dengan evaluasi kebutuhan yang tepat, karyawan dapat menghindari risiko over-leverage dan kesulitan finansial yang mungkin timbul di kemudian hari. Oleh karena itu, sebelum mengambil langkah besar ini, luangkan waktu untuk merenungkan, merencanakan, dan mempersiapkan diri dengan baik, sehingga pinjaman yang diambil benar-benar bisa menjadi beban yang menguntungkan, bukan beban yang memberatkan.
Yuk, belajar mengelola keuangan dengan lebih baik lagi! Ikuti kelas-kelas finansial online QM Financial, pilih sesuai kebutuhanmu.
Follow juga Instagram QM Financial, untuk berbagai tip, informasi, dan jadwal kelas terbaru setiap bulannya, supaya nggak ketinggalan update!